3.docx

41
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang di bungkus oleh tiga lapisan dari luar ke dalam.isi bola mata terdiri atas lensa , badan bening dan cairan dalam mata.indera penglihatan juga dinamakan fotoreseptor karena mampu menerima rangsang fisik yang berupa cahaya. Sebagai indera penglihatan makhluk hidup, bagian mata kita melakukan fungsi penglihatan dengan melakukan koordinasi fungsi mata di setiap bagiannya. Mata kita seperti yang terlihat dari luar hanya seperti bulatan bola mata namun, pada bagian dalamnya terdapat jaringan pada anatomi mata yang cukup rumit untuk memproses penglihatan kita. Saat kita melihat sesuatu objek, tentunya kita bisa menyebutkan objek apa yang sedang kita lihat. Hal ini merupakan koordinasi fungsi pada anatomi mata, sehingga jika salah satu bagian mata ini mengalami gangguan yang mempengaruhi penglihatan. Mata kita terdiri dari bermacam-macam struktur sekaligus dengan fungsinya. struktur dari mata itu sendiri 1

Upload: wenty-arbeii

Post on 01-Feb-2016

229 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

Page 1: 3.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang di bungkus oleh tiga

lapisan dari luar ke dalam.isi bola mata terdiri atas lensa , badan bening dan

cairan dalam mata.indera penglihatan juga dinamakan fotoreseptor karena

mampu menerima rangsang fisik yang berupa cahaya. 

Sebagai indera penglihatan makhluk hidup, bagian mata kita melakukan

fungsi penglihatan dengan melakukan koordinasi fungsi mata di setiap

bagiannya. Mata kita seperti yang terlihat dari luar hanya seperti bulatan bola

mata namun, pada bagian dalamnya terdapat jaringan pada anatomi mata yang

cukup rumit untuk memproses penglihatan kita.

Saat kita melihat sesuatu objek, tentunya kita bisa menyebutkan objek apa yang

sedang kita lihat. Hal ini merupakan koordinasi fungsi pada anatomi mata,

sehingga jika salah satu bagian mata ini mengalami gangguan yang

mempengaruhi penglihatan.

Mata kita terdiri dari bermacam-macam struktur sekaligus dengan

fungsinya. struktur dari mata itu sendiri atau bisa di sebut dengan anatomi mata

meliputi Sklera, Konjungtiva, Kornea, pupil, iris, lensa, retina, saraf optikus,

Humor aqueus, serta Humor vitreus yang masing-masingnya memiliki fungsi

atau kerjanya sendiri. aku bahas satu-satu aja kali yah mengenai struktur dan

fungsi mata, dimana masing-masing dari struktur mata mempunyai Fisiologi

mata itu sendiri.

1

Page 2: 3.docx

1.2 TUJUAN PEMBAHASAN

Tujuan penyusunan makalah ini ialah mahasiswa mampu mengetahui,

memahami, dan menjelaskan mengenai MATA mencakup anatomi, embriologi ,

fungsi dari tiap bagian mata serta tes yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan

Mata

1.3 METODE DAN TEKNIK

Dalam penyusunan makalah ini kami mengembangkan suatu metode

yang sering digunakan dalam pembahasan-pembahasan makalah sederhana,

dimana kami menggunakan metode dan teknik secara deskriptif dimana tim

penyusun mencari sumber data dan sumber informasi yang akurat lainnya

setelah itu dianalisis sehinggga diperoleh informasi tentang masalah yang akan

dibahas setelah itu berbagai referensi yang didapatkan dari berbagai sumber

tersebut disimpulan sesuai dengan pembahasan yang akan dilakukan dan

sesuai dengan judul makalah dan dengan tujuan pembuatan makalah ini.

2

Page 3: 3.docx

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 SKENARIO

MODUL XVI (PENGLIHATAN)

SKENARIO 1

TES PENGLIHATAN

Si A mahasiswa semester V melakukan tes penglihatan di labskill

dengan hasil pemeriksaan diperoleh :

NO KEGIATAN HASIL

1 Menyetuh kornea dengan kapas Kelopak menutup

2 Menyinari bola mata Pupil mengecil

2.2 LEARNING OBJECTIVE

1. Anatomi Mata

2. Embriologi mata

3. Histologi Mata

4. Fisiologi Penglihatan

5. Fungsi tiap bagian mata

6. Tes pada Mata

7. Mekanisme pergerakan Bola mata

8. Syaraf pada mata

3

Page 4: 3.docx

BAB III

PEMBAHASAN3.1 ANATOMI MATA

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan

mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan

sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan

untuk memberikan pengertian visual.

1. Alis mata: terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata,

fungsinya untuk melindungi mata dari cahaya dan keringat juga untuk

kecantikan.

2. Kelopak mata: ada 2, yaitu atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih

banyak bergerak dari kelopak yang bawah dan mengandung musculus

levator pepebrae untuk menarik kelopak mata ke atas (membuka mata).

Untuk menutup mata dilakukan oleh otot otot yang lain yang melingkari

kelopak mata atas dan bawah yaitu musculus orbicularis oculi. Ruang

antara ke-2 kelopak disebut celah mata (fissura pelpebrae), celah ini

menentukan “melotot” atau “sipit” nya seseorang. Pada sudut dalam

mata terdapat tonjolan disebut caruncula lakrimalis yang mengandung

kelenjar sebacea (minyak) dan sudorifera (keringat).

3. Bulu mata: ialah barisan bulu-bulu terletak di sebelah anterior dari

kelenjar Meibow. Kelenjar sroacea yang terletak pada akar bulu-bulu

mata disebut kelenjar Zeis. Infeksi kelenjar ini disebut Lordholum (bintit).

4. Apparatus lacrimalis: terdiri dari kelenjar lacrimal, ductus lacrimalis,

canalis lacrimalis, dan ductus nassolacrimalis.

4

Page 5: 3.docx

Tulang-tulang pembatas rongga orbita :

os frontalis

os zygomatic

os maksilaris

os etmoidalis

os sphenoidalis

os lakrimalis

os palatina

letak sinus paranasal terhadap organ penglihatan :

5

Page 6: 3.docx

a. Superior : sinus frontalis

b. Inferior : sinus maksilaris

c. Medial : sinus ethmoid dan sinus sphenoid

Anatomi bagian Mata

1. Kornea

Merupakan bagian terluar dari bola mata yang menerima cahaya dari

sumber cahaya. Jaringan bening, avaskular, membentuk 1/6 bagian depan bola

mata, diameter 11 mme. Kornea Merupakan kelanjutan sklera. Pertemuan

kornea sclera : limbus

Susunan: 5 lapisan epitel, membrane Bowman, stroma, membrana

Descemet, & endotelium.

a. Epitel:

Kerusakan pada epitel bisa sembuh dengan waktu yang

relatif

Peka terhadap sentuhan

Berfungsi sebagai proteksi.

b. Membrana Bowman:

Terletak di bawah epitel

Bila terjadi kerusakan akan sembuh dengan terbentuknya

jaringan parut (sikatrik)

c. Stroma:

6

Page 7: 3.docx

Bagian kornea yang paling tebal. Meliputi 90 % tebal

kornea.

Merupakan jaringan fibrosa yang berwarna bening.

d. Membrana descemet:

Terletak di bawah stroma

Merupakan lapisan tipis, kuat, tetapi sangat lentur

e. Endotelium

2. Sklera

3. Konjungtiva

Adalah membrana mukosa (selaput lendir) yang melapisi kelopak &

melipat ke bola mata untuk melapisi bagian depan bola mata sampai

limbus. Konjungtiva ada 2, yaitu konjungtiva palpebra (melapisi kelopak)

& konjungtiva bulbi (menutupi bagian depan bola mata). Fungsi

konjungtiva: proteksi pd sklera memberi pelumasan pd bola mata.

Konjungtiva Mengandung banyak pembuluh darah

4. Pupil dan iris

Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan

kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil

mata akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan

menyempit jika kondisi ruangan terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris

7

Page 8: 3.docx

di sekelilingnya.Iris berfungsi sebagai diafragma. Iris inilah terlihat

sebagai bagian yang berwarna pada mata.

Iris: membrana sirkuler yg berwarna, terletak di belakang kornea, tepat di depan

lensa. Pd bagian pusatnya terdapat lubang yg disebut pupil.Iris membagi

ruangan yg berisi humor akuos antara kornea & lensa mjd 2, yaitu kamera

anterior & kamera posterior.Iris terdiri dr jaringan halus yg mengandung sel-sel

pigmen, otot polos, pembuluh darah & saraf.Warna iris tergantung pd susunan

pigmen iris. Otot pd iris adalah otot polos yg tersusun sirkuler & radier. Otot

sirkuler bila kontraksi akan mengecilkan pupil, dirangsang oleh cahaya shg

melindungi retina thd cahaya yg sangat kuat. Otot radier dari tepi pupil, bila

kontraksi menyebabkan dilatasi pupil. Bila cahaya lemah, otot radier akan

kontraksi, shg pupil dilatasi utk memasukkan cahaya lebih banyak

5. Badan Siliar

Badan Siliar menghubungkan koroid dengan iris.Tersusun dlm lipatan-lipatan yg

berjalan radier ke dalam, meyusun prosesus siliaris yg mengelilingi tepi lensa.

Prosesus ini banyak mengandung pembuluh darah & saraf. Menghasilkan

akuos humour.

8

Page 9: 3.docx

6. Koroid

Koroid adalah membran berwarna coklat, yg melapisi permukaan dalam

sklera. Mengandung banyak pembuluh darah & sel-sel pigmen yg

memberi warna gelap.

7. Badan Kaca dan Akuous Humour

Tekanan mata dipengaruhi tekanan badan kaca pd posterior mata &

humor akuos yg mengisi kamera anterior (bilik depan).

Normal: volume badan kaca tetap.

Humor akuos bertanggung jawab mengatur tekanan intraokuler.

Perubahan kecepatan masuknya humor akuos ke dalam mata dari

prosesus siliaris atau kecepatan keluarnya humor akuos dr sudut filtrasi

mempengaruhi tekanan intraokuler.

a. Badan Kaca :

Mirip jaringan albuminosa setengah cair yg bening, yg

mengisi ruang antara lensa & retina.

Mengisi 4/5 bagian belakang bola mata & mempertahankan

bentuk bola mata & mempertahankan retina utk

mengadakan aposisi dg koroid

Badan kaca tdk mengandung pembuluh darah mendapat

nutrisi dr jaringan sekitarnya.

9

Page 10: 3.docx

Kekeruhan badan kaca dpt disebabkan oleh krn sisa-sisa

pembuluh darah yg ada dalam bola mata selama

perkembangan janin.

b. Akuous Humour :

Adalah cairan yg diproduksi scr terus - menerus oleh

kapiler venosa dlm prosesus siliar.

Humor akuos berjalan dr kamera posterior melewati pupil

ke kamera anterior, meninggalkan mata mll trabekula

menujukanalis Schlemm (suatu sinus yg berjalan

melingkar, di perbatasan kornea & sklera) melewati

sekeliling mata, kmd melewati vasa-vasa kecil menuju vena

di permukaan mata.

8. Lensa mata

Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada

retina.

a. Pembiasan Cahaya :

Lensa berperan penting pd pembiasan cahaya (refraksi).

lensa membelokkan cahaya agar cahaya dpt difokuskan di

retina. dari retina cahaya diubah mjd impuls yg dihantarkan

mll n.optikus ke pusat penglihatan di lobus occipitalis otak.

Saat cahaya datang di bangunan bening mata (media

refrakta), mk cahaya akan dibelokkan. Media refrakta:

kornea,lensa, & badan kaca.

Untuk melihat objek dekat dg jelas kecembungan lensa

berubah spy jarak fokus berubah. Proses ini disebut

akomodasi.

Bila m.siliaris kontraksi ligamentum suspensorium

relaksasi menambah kelengkungan lensa

konvergensi mata & konstriksi pupil cahaya melewati

bagian sentral lensa.

Mata normal dapat melihat objek dekat pada jarak 25 cm.

10

Page 11: 3.docx

9. Retina atau Selaput Jala

Retina adalah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya,

khususnya bagian retina yang disebut bintik kuning. Setelah retina,

cahaya diteruskan ke saraf optik.

10.Saraf optik

Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju

ke otak. Saraf optikus menghubungkan retina dengan cara membelah

jalurnya. Sebagian serat saraf menyilang ke sisi yang berlawanan pada

kiasma optikus (suatu daerah yang berada tepat di bawah otak bagian

depan). Kemudian sebelum sampai ke otak bagian belakang, berkas

saraf tersebut akan bergabung kembali.

Vaskularisasi Mata :

Ada 2 sistem vaskularisasi bola mata:

A. Sistem arteri siliar, terdiri dari: A siliaris anterior (9), A siliarisposterior

brevis (7), A siliaris posterior longus (4)

B. Sistem arteri sentralis retina (12)

11

Page 12: 3.docx

3.2 EMBRIOLOGI MATA

Mata berkembang dari tiga lapis embrional primitive : surface

ectoderm (ectoderm permukaan), termasuk derivatnya yaitu crista

neuralis; neural ectoderm (ectoderm neuralis); dan mesoderm.Endoderm tidak

ikut pembentukan mata. Mesenkim adalah istilah untuk jaringan ikat embrional.

Jaringan ikat ocular dan adneksa dulu diduga berasal dari mesoderm

namun kini ternyata bahwa kebanyakan mesenkim di kepala berasal dari Krista

neuralis kranialis.

Mata berkembang dari 3 lapis embrional primitif :

1. Ectoderm permukaan, membentuk : lensa mata, glandula lacrimalis,

epitel kornea, konjungtiva, adneksa dan epidermis palpebra.

Krista Neuralis : keratosit kornea, endotel kornea, jalinan trabekulum,

stroma iris dan koroid, otot siliaris, fibroblas dari sklera, vitreus dan

selaput meningen dari n. optikus.

2. Ectoderm neural, menghasilkan vesikel optik dan mangkok optik

Mangkok optik : retina, epitel pigmen retina, muskulus dilatator pupil,

spingter pupil pada iris dan serat n. optikus.

3. Mesoderm, membentuk otot extraokuler, endotel pembuluh darah orbita

dan bola mata.

12

Page 13: 3.docx

 

SURFACE ECTODERM / EKTODERM PERMUKAAN

Membentuk :

1. Lensa

2. Glandula lakrimalis

3. Epitel korne

4. Konjungtiva

5. Glandula adneksa

6. Epidermis palpebra

CRISTA NEURALIS

Berasal dari surface ectoderm,daerah yang tepat bersebelahan plika neuralis

dari ectoderm neural.

Membentuk:

1. Keratosit kornea

2. Endotel kornea dan jaringan trabekel

3. Stroma iris dan koroid

4. Muskulus siliaris

5. Fibroblas dari sklera

6. Vitreus

7. Meninges nervus Optikus

8. Tulang

13

Page 14: 3.docx

9. Tulang rawan orbita

10. Jaringan ikat dan saraf orbita

11. Muskulus ekstra ocular

12. Lapis-lapis subepidermal palpebra

MESODERM

Tunika fibrosa (luar)

Belakang    : sclera (+ capsula tenon)

Depan        : stroma kornea (kecuali epitel)

Tunika Vaskulosa (dalam)

Belakang    : uvea posterior ( koroid )

Depan        : uvea anterior (sebagian dibentuk oleh neural ectoderm)

14

Page 16: 3.docx

3.3 HISTOLOGI MATA

1. Tunica Fibrosa

Tunica fibrosa terdiri atas bagian posterior yang opaque atau sklera

dan bagian anterior yang transparan atau kornea. Sklera merupakan

jaringan ikat padat fibrosa dan tampak putih. Daerah ini relatif lemah dan

dapat menonjol ke dalam bola mata oleh perbesaran cavum

subarachnoidea yang mengelilingi nervus opticus. Jika tekanan

intraokular meningkat, lamina fibrosa akan menonjol ke luar yang

menyebabkan discus menjadi cekung bila dilihat melalui oftalmoskop.

Sklera merupakan lapisan dari bola mata yang bersifat kenyal

yang terdiri dari jaringan ikat pekat tidak teratur yang melindungi mata

dan mempertahankan bentuk mata. Tebal sklera bervariasi di beberapa

bagian mata dan tergantung pada spesies.berkas serabut kolagen yang

mengandung sedikit serabut elastik dan fibroblas yang tersusun

memanjang, sepertihalnya dengan melanosit di beberapa daerah

tersusun paralel terhadap bola mata.

Pertautan otot mata ekstrinsik kuat pada sklera berlangsung

melalui jalinan tendon dan serabut sklera. Nervus optikus meninggalkan

mata melalui banyak lubang halus yang disebut area cribosa sclerae

Sklera juga ditembus oleh n. ciliaris dan pembuluh balik yang

terkait yaitu vv.vorticosae. Sklera langsung tersambung dengan kornea di

16

Page 17: 3.docx

depannya pada batas limbus. Kornea yang transparan, mempunyai

fungsi utama merefraksikan cahaya yang masuk ke mata. Tersusun atas

lapisan-lapisan berikut ini dari luar ke dalam sama dengan:

1. Epitel kornea (epithelium anterius) yang bersambung dengan

epitel konjungtiva.

2. Substansia propria, terdiri atas jaringan ikat transparan.

3. Lamina limitans posterior dan

4. Endothel (epithelium posterius) yang berhubungan dengan

aqueous humour.

2. Lamina vasculosa

Dari belakang ke depan disusun oleh sama dengan :

1. choroidea (terdiri atas lapis luar berpigmen dan lapis dalam

yang sangat vaskular)

Lokasi antara sclera dan retina (mulai dari Ora serrata

sampai N.II)

Merupakan lapisan gelap kecoklatan

Mengandung banyak pigmen dan pembuluh darah (berada

pada bagian vaskulosa)

Penampang dari luar ke dalam:

1. Supra arachnoid space (berjalan a. dan n. Ciliaris

longus)

2. Lapisan pembuluh darah besar

3. Lapisan pembuluh darah sedang

4. Lapisan pembuluh darah kecil (choriocapiler)

5. Lamina vitrea (membrane bruch)

Memberi nutrisi kepada retina (1/3 bagian luar), korpus

vitreum, dan lensa.

17

Page 18: 3.docx

2. corpus ciliare (ke belakang bersambung dengan choroidea dan

ke anterior terletak di belakang tepi perifer iris) terdiri atas

corona ciliaris, procesus ciliaris dan musculus ciliaris

3. iris (adalah diafragma berpigmen yang tipis dan kontraktil

dengan lubang di pusatnya yaitu pupil) iris membagi ruang

diantara lensa dan kornea menjadi camera anterior dan

posterior, serat-serat otot iris bersifat involunter dan terdiri atas

serat-serat sirkuler dan radier.

3. Tunica sensoria (retina)

Retina terdiri atas pars pigmentosa luar dan pars nervosa di

dalamnya. Permukaan luarnya melekat pada choroidea dan permukaan

dalamnya berkontak dengan corpus vitreum. Tiga perempat posterior

retina merupakan organ reseptornya. Ujung anterior membentuk cincin

berombak, yaitu ora serrata, di tempat inilah jaringan syaraf berakhir.

Bagian anterior retina bersifat non-reseptif dan hanya terdiri atas sel-sel

pigmen dengan lapisan epitel silindris di bawahnya. Bagian anterior

retina ini menutupi procesus ciliaris dan bagian belakang iris.

Di pusat bagian posterior retina terdapat daerah lonjong

kekuningan, macula lutea, merupakan daerah retina untuk penglihatan

paling jelas. Bagian tengahnya berlekuk disebut fovea sentralis.

Nervus opticus meninggalkan retina lebih kurang 3 mm medial dari

macula lutea melalui discus nervus optici. Discus nervus optici agak

berlekuk di pusatnya yaitu tempat dimana ditembus oleh a. centralis

retinae. Pada discus ini sama sekali tidak ditemui coni dan bacili,

sehingga tidak peka terhadap cahaya dan disebut sebagai bintik buta.

Pada pengamatan dengan oftalmoskop, bintik buta ini tampak berwarna

merah muda pucat, jauh lebih pucat dari retina di sekitarnya.

18

Page 19: 3.docx

Lensa

Seluruh lensa dibalut oleh kapsula lensa yang terdiri dari beberapa lapis

kolagen. Kapsula ini merupakan membran basal epitel lensa dan tampak lebih

tebal di permukaan anterior dari pada bagian posterior

Dibawah kapsula lensa anterior adalah epitel lensa. Basisnya

menghadap kapsula lensa dan bagian apeks menghadap serabut lensa. Sel-

selnya saling terjalin kuat terutama di daerah ekuator dimana sel-sel lensa

membentuk memanjang dan berdeferensiasi menjadi serabut lensa dalam

membentuk bongkah lensa.serabut lensa memanjang menjulur ke arah

posterior dan anterior,membentuk sel yang mirip huruf U, lensa tumbuh

sepanjang hidupnya melalui deferensiasi serta penambahan serabut secara

berkesinambungan. Selama proses memanjang inti tetap pada kondisi di

tengah di dalam sel dan selanjutnya bergerak menjahui permukaan lensa.

Serabut lensa telah berkembang penuh akan kehilangan intinya.

19

Page 20: 3.docx

3.4 FISIOLOGI MATA

3.4.1 FUNGSI TIAP BAGIAN MATA

Pada anatomi mata terdapat bagian luar mata, yang tidak bersinggungan

terhadap proses penglihatan namun lebih kepada perlindungan terhadap fungsi

mata bagian dalam, juga fungsi estetika mata . Bagian bagian mata tersebut

yaitu :

1. Alis mata

Fungsi : Mencegah masuknya keringat ke mata

2. Kelopak Mata

Fungsi : Menutup bola mata

Kelopak mata akan menutup bila :

a. Cahaya terlalu terang

b. Ada benda atau kotoran yang masuk ke mata

Gerakan kelopak mata termasuk gerak reflex

Fungsi kelopak mata ketika berkedip

a. Membasahi mata

b. Menggiring kotoran keluar dari mata

c. Mengistirahatkan retina dari cahaya yang masuk terus menerus

3. Kelenjar air mata

Terdapat pada bagian atas kelopak mata

Selalu menghasilkan air mata

Fungsi air mata :

a. Membasahi kornea

b. Melindungi mata dari kuman

c. Menjaga mata dan bagian dalam kelopak mata agar tetap sehat

dan lembut

4. Bulu mata

Seperti tirai dari mata

20

Page 21: 3.docx

Fungsi bulu mata :

a. Mengurangi cahaya yang masuk ke mata

b. Mencegah debu dan kotoran agar tidak masuk ke mata

Bagian Bola Mata

1. Kornea - Lapisan bagian paling luar mata ini, bersifat kuat dan tembus

terhadap cahaya. Bagian kornea mata menerima fungsi untuk menerima,

dan kemudian meneruskan cahaya yang masuk ke mata, dan juga

melindungi anatomi mata yang bersifat lebih sensitif di dalamnya.

2. Aqueous humor – Bagian yang merupakan cairan kornea dan lensa

mata, memiliki fungsi untuk melakukan pembiasan terhadap cahaya yang

masuk kedalam mata.

3. Lensa kristalin - Lensa mata melakukan peran penting dalam mengatur

letak bayangan objek, agar tepat jatuh pada bintik kuning. Lensa mata

berfungsi dalam memfokuskan obyek sehingga jika terdapat gangguan

mata silinder misalnya, hal ini terjadi karena terdapat kelainan yang

terjadi pada lensa mata.

4. Iris – Anatomi mata yang berbentuk mata yang membentuk celah

lingkaran mata di tengah-tengahnya. Warna pada mata ini dipengaruhi

oleh iris yang mengatur jumlah cahaya yang masuk pada mata

dan terletak pada tengah-tengah bola mata.

5. Pupil – Yakni sebuah celah yang terbentuk karena cahaya yang masuk

melalui iris, sehingga pupil ini melakukan pengaturan terhadap banyak

dan sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam mata. Pupil berada di

tengah iris dan mengecil atau membesar untuk menyesuaikan cahaya.

6. Vitreus humor -berbentuk cairan bening yang terisi pada rongga mata,

yakni memiliki fungsi untuk meneruskan cahaya dari lensa ke retina.

Kelainan pada bagian ini dapat menyebabkan penyakit glaukoma yang

sering sebabkan kebutaan.

7. Retina - Retina merupakan bagian dinding belakang bola mata, yang

merupakan tempat bayangan dibentuk. Retina atau selaput jala adalah

21

Page 22: 3.docx

bagian mata yang peka terhadap cahaya. Kemudian retina inilah yang

berfungsi menangkap dan meneruskan cahaya dari lensa hingga ke

saraf mata. Pada ujung ujung syaraf inilah yang menerima cahaya.

8. Bintik kuning – Berbentuk seperti melengkung pada badan retina dan

merupakan bagian paling peka pada retina.

9. Syaraf optik – Befungsi untuk meneruskan rangsangan cahaya yang

diterima retina ke bagian otak. Saraf optik atau syaraf mata ini akan

menerima semua informasi yang akan nantinya diproses di otak, dengan

demikian kita bisa melihat suatu objek.

3.4.2 PERGERAKAN MATA

 

 

22

Page 23: 3.docx

ARAH GERAKAN MATA

Adduksi ke arah Nasal

Abduksi ke arah Temporal

Supraadduksi (elevasi) ke atas

Infraadduksi (depresi) ke bawah

Intorsi (insikloduksi) terputar ke nasal

Ekstorsi (ensikloduksi) terputar ke temporal

FUNGSI OTOT EKSTRA OKULAR

OTOT PRIMER SEKUNDER

Rektus Lateral (N. VI) Abduksi -

Rektus Medial (N. III) Adduksi -

Rektus Superior (N. III) Elevasi Adduksi, Intorsi

Rektus Inferior Depresi Adduksi, Ekstorsi

Oblik Superior (N. IV) Depresi, Abduksi Intorsi

Oblik Inferior (N. III) Elevasi, Abduksi Ekstorsi

 Dalam pergerakan bola mata, salah satu otot mata berpasangan dengan otot mata lain

pada bola mata yang lain.

CARDINAL DIRECTION OF GAZE YOKE’S MUSCLES

Lihat atas kanan Rectus Sup. kanan – Oblik Inf. Kiri

Lihat kanan Rectus Lat. kanan – Rectus Med. Kiri

Lihat bawah kanan Rectus Inf. kanan – Oblik Sup. Kiri

Lhat bawah kiri Oblik Sup. kanan – Rectus Inf. Kiri

Lihat kiri Rectus Med. kanan – Rectus Lat. Kiri

Lihat atas kiri Oblik Inf. kanan – Rectus Sup. Kiri

23

Page 24: 3.docx

Sherringtons Law’s (Otot-otot sinergistik dan antagonistik)

Apabila 1 otot distimulus maka secara simultan otot lain akan dihambat

(antagonistik).

Otot-otot Sinergistik adalah otot-otot yang memiliki bidang kerja yang sama.

Dengan demikian, untuk tatapan vertikal, otot rektus superior dan oblikus

inferior bersinergi mengerakkan mata ke atas.

Otot-otot yang sinergistik untuk suatu fungsi mungkin antagonistik untuk fungsi

lain.

Misalnya, otot rektus superior dan oblikus inferior adalah antagonis untuk torsi,

karena rektus superior menyebabkan intorsi dan oblikus inferior ekstorsi.

Otot-otot ekstra okular, seperti otot rangka, memperlihatkan persarafan timbal

balik otot-otot antagonistik (hukum Sherrington).

Dengan demikian, pada dekstroversi (menatap ke kanan), otot rektus lateralis

medialis kanan dan lateralis kiri mengalami inhibisi sementara otot rektus

lateralis kanan dan medialis kiri terstimulasi

3.5 TES PENGLIHATAN

Pemeriksaan visus atau tajam penglihatan diukur menggunakan optotip

snellen. Seseorang yang masih memiliki visus yang normal bisa melihat pada

jarak 6 meter tanpa alat bantuan. Berarti kondisi visus pasien tersebut

adalah 6/6 (orang normal bisa melihat optotip snellen pada jarak 6 meter,

pasien juga bisa melihat optotip snellen pada jarak 6 meter) atau emetrop

(istilah medis). 

      Seseorang yang mengalami penurunan tajam penglihatan bisa dicurigai

karena kelainan refraksi seperti miopi (rabun jauh), hipermetropi (rabun dekat)

atau kelainan pada organ mata (kelainan media refraksi) seperti katarak dsb. 

      Untuk mengetahui apakah penderita mengalami kelainan pada refraksinya

atau media refraksinya bisa dilakukan tes pinhole.

24

Page 25: 3.docx

Cara memeriksa visus seseorang adalah sebagi berikut :

1. Tempelkan kartu optotip snellen di dinding. Dudukan penderita dalam

jarak 6 meter dari optotip snellen.

2. Periksa mata kanan penderita, penderita menutup mata kiri dengan

telapak tangan (palmar) tanpa tekanan dilanjutkan dengan mata kiri.

Lakukan pemeriksaan dari baris atas sampai baris akhir. Catat urutan

baris akhir yang bisa di baca penderita.

3. Jika huruf paling atas tidak bisa dibaca penderita maka lakukan tes jari

tangan (finger tes).

Cara melakukan finger tes :

Acungkan satu atau lebih jari tangan kanan/kiri kamu didepan penderita

dari jarak 3 meter, 2 meter atau 1 meter. Setelah itu penderita disuruh menebak

berapa jumlah jari yang diacungkan. Apabila pada jarak 3 meter penderita bisa

menebak/melihat jari yang diacungkan maka visusnya 3/60 (orang normal bisa

melihat acungan jari pada jarak 60 meter, sedangkan pasien hanya bisa melihat

pada jarak 3 meter). Apabila pasien tidak bisa menebak/melihat acungan jari

pada jarak 1 meter lakukan tes goyangan tangan (waving hand tes).

Cara melakukan waving hand tes :

Goyangkan kedua tangan kamu didepan penderita dari jarak 3 meter, 2

meter atau 1 meter. Setelah itu penderita ditanya apakah dapat melihat

goyangan tangan didepannya atau terlihat buram . Apabila pada jarak 3 meter

penderita bisa menebak/melihat goyangan tangan didepannya maka visusnya

3/300 (orang normal bisa melihat goyangan tangan pada jarak 300 meter,

sedangkan pasien hanya bisa melihat pada jarak 3 meter). Apabila pasien tidak

bisa menebak/melihat goyangan tangan pada jarak 1 meter lakukan tes

penyinaran dengan lampu senter (dark-light tes).

25

Page 26: 3.docx

Cara melakukan dark-light tes :

Sorotkan cahaya lampu senter  didepan penderita dari jarak 1 meter. Setelah itu

penderita ditanya apakah dapat melihat cahaya lampu senter didepannya .

Apabila  penderita bisa melihat cahaya lampu senter didepannya maka

visusnya 1/~ (tidak terbatas), jika tidak maka visusnya 0. Lakukan pemeriksaan

tersebut pada kedua mata (kanan-kiri). Setelah visus mata kanan-kiri penderita

diketahui tidak mencapai 6/6 maka pemeriksaan selanjutnya melakukan tes

pinhole.

Cara melakukan pinhole tes :

gambar (pinhole tes)

Pasang lempeng pinhole pada mata pasien, lakukan pada mata kanan

dulu habis itu kiri. Amati apakah visus membaik atau tidak. Kalau membaik

dicurigai (suspect) kelainan refraksi, sebaliknya kalau tidak membaik berarti

dicurigai (suspect) kelainan media refraksi.  

26

Page 27: 3.docx

Cara menyimpulkan hasil pemeriksaan visus.

Visus normal orang adalah 20/20 (dalam feet) atau 6/6 (dalam meter).

Jika penderita hanya bisa melihat 3 huruf dari 6 huruf (50%) maka

dianggap pada baris tersebut belum lolos  atau visus nya 6/12 meter

(sebagai contoh tidak lulus dari baris 6 maka dianggap visusnya bisa

melihat pada baris 5). Semisal lebih dari 3 huruf (lebih dari 50%) maka

visusnya dianggap lolos atau visusnya 6/9 meter (sebagai contoh lulus

dari baris 6 maka dianggap visusnya bisa melihat pada baris 6). 

Bisa dikatakan juga, semisal penderita hanya bisa melihat 3 huruf dari 6

huruf  atau 50% (baris 6) maka visus ditulis 6/12 meter plus 3 atau visus

6/9 meter false 3. 

27

Page 28: 3.docx

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Salah satu alat indera pada manusia adalah mata atau indera

penglihatan , yang disebut juga dengan fotoreseptor karena mampu

menerima rangsangan fisik yang berupa cahaya. Ada 3 lapisan jaringan

atu selaput yang membungkus bola mata dari luar kedalam yaitu sklera ,

koroid , dan retina.

Pada mata juga terdapat alat-alat tambahan yaitu otot-oto mata ,

pelupuk-pelupuk mata dan kelenjar air mata , kotak mata ( rongga tempat

mata ) & bulu mata.

Bagian- Bagian mata terdiri dari kornea, pupil, iris, lensa, Vitreus

Humor, otot – otot mata, fovea, serabut optic, dan arteri vena yang

memperdarahinya. Pada mata juga terdapat saraf saraf yanb gerkerja

untuk mempersarafi mata dan juga saraf optikal untuk menyampaikan

penglihatan ke otak.

Pemeriksaan mata dapat di lakukan untuk mengetahui ketajaman

penglihatan yaitu tes visus, dengan menggunakan snelen chart dan

impretasi nya dapat memperlihatnkan seberapa tajam penglihatan

seseorang

4.2 SARAN

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang

menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak

28

Page 29: 3.docx

kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan

kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul

makalah ini. Penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik

dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah

ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.

Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para

pembacanya

29

Page 30: 3.docx

DAFTAR PUSTAKA

Asbury, Vaughan. 2007. Oftalmologi Umum. Edisi 17. EGC.

Jakarta

Guyton, AC. 2007. Fisiologi kedokteran. Edisi ke 11. EGC;

Jakarta

Pearce Evelyn, Anatomi Fisiologi untuk paramedis, PT

Gramedia, Jakarta

Prof Dr Raven P, H.Blumenthal Louise. 2007.atlas

anatomi.Djambatan : Jakarta

R.Puzt dan R. Pabst.2007 Sobotta, Atlas anatomy manusia.

EGC.Jakata

Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke

Sistem. EGC, Jakarta

30

Page 31: 3.docx

BIODATA PENULIS

SGD 4

Aji Sunanda 7112080378

Anita Merry Cisca 7112080226

Annike Indah Kencana 7112080087

Fadhlurahman 7112080140

Fadillah Rosyidah 7112080093

Khoirunnisa Siregar 7112080203

M. Reza Maulana 7112080341

Nurul Aulia Tanjung 7112080049

Rahayu 7112080139

Retno Ariandani 7112080106

Rizki Darmawansyah 7112080332

Tri Agus Syahputra 7112080076

Yuliana 7112080057

31