3.bab i pendahuluan/analisis... · 1 bab i pendahuluan a. latar belakang masalah era globalisasi...

46
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di Indonesia. Semenjak adanya perubahan yang mengarah pada globalisasi, pemerintah mengharapkan adanya peningkatan pada berbagai sektor bidang untuk mewujudkan kondisi yang nyaman dan sejahtera sehingga dapat menyetarakan posisi dengan negara lain. Bidang pendidikan merupakan salah satu sektor yang ikut menjadi pertimbangan pemerintah untuk mencapai globalisasi. Pendidikan merupakan sesuatu yang penting bagi setiap negara, karena dengan pendidikan suatu negara dapat menghasilkan sumber daya manusia yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas suatu bangsa. Oleh karenanya kemajuan suatu bangsa dapat ditandai dan diukur dari kemajuan pendidikannya. Dengan adanya globalisasi, tidak menutup kemungkinan terjadi kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam hal komunikasi dan informasi sehingga setiap orang akan mendapatkan kemudahan dalam memperoleh berbagai informasi dan berita. Seseorang maupun lembaga (institusi) dapat secara mudah menjalin komunikasi ataupun bekerjasama dengan pihak lain, karena itu setiap orang memiliki kebebasan untuk belajar dan melanjutkan pendidikan di negara lain. Globalisasi telah membuat perubahan dalam paradigma pendidikan. Pertama, proses pendidikan yang semula berorientasi pada guru bergeser ke proses pendidikan yang berorientasi pada peserta didik. Kedua, adanya sumber belajar alternatif, misalnya internet, membuat peran guru bergeser dari satu- satunya sumber belajar menjadi fasilitator bagi siswa. Ketiga, model pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan klasikal dan formal bergeser ke model pembelajaran yang lebih fleksibel. Keempat, mutu pendidikan suatu negara tidak hanya diukur dalam konteks standar nasional, tetapi dibandingkan dengan standar internasional.

Upload: buihuong

Post on 06-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi

keseimbangan sistem pemerintahan di Indonesia. Semenjak adanya perubahan

yang mengarah pada globalisasi, pemerintah mengharapkan adanya peningkatan

pada berbagai sektor bidang untuk mewujudkan kondisi yang nyaman dan

sejahtera sehingga dapat menyetarakan posisi dengan negara lain.

Bidang pendidikan merupakan salah satu sektor yang ikut menjadi

pertimbangan pemerintah untuk mencapai globalisasi. Pendidikan merupakan

sesuatu yang penting bagi setiap negara, karena dengan pendidikan suatu negara

dapat menghasilkan sumber daya manusia yang diharapkan mampu meningkatkan

kualitas suatu bangsa. Oleh karenanya kemajuan suatu bangsa dapat ditandai dan

diukur dari kemajuan pendidikannya. Dengan adanya globalisasi, tidak menutup

kemungkinan terjadi kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,

khususnya dalam hal komunikasi dan informasi sehingga setiap orang akan

mendapatkan kemudahan dalam memperoleh berbagai informasi dan berita.

Seseorang maupun lembaga (institusi) dapat secara mudah menjalin komunikasi

ataupun bekerjasama dengan pihak lain, karena itu setiap orang memiliki

kebebasan untuk belajar dan melanjutkan pendidikan di negara lain.

Globalisasi telah membuat perubahan dalam paradigma pendidikan.

Pertama, proses pendidikan yang semula berorientasi pada guru bergeser ke

proses pendidikan yang berorientasi pada peserta didik. Kedua, adanya sumber

belajar alternatif, misalnya internet, membuat peran guru bergeser dari satu-

satunya sumber belajar menjadi fasilitator bagi siswa. Ketiga, model pembelajaran

yang berorientasi pada pendekatan klasikal dan formal bergeser ke model

pembelajaran yang lebih fleksibel. Keempat, mutu pendidikan suatu negara tidak

hanya diukur dalam konteks standar nasional, tetapi dibandingkan dengan standar

internasional.

Page 2: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

2

Pemerintah berupaya meningkatkan mutu pendidikan dengan

mengadakan perubahan kurikulum. Atas dasar pemikiran inilah, maka dalam

sistem pendidikan nasional telah mengalami beberapa perubahan kurikulum,

mulai dari kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang

merupakan pengembangan dari kurikulum 1994 dan mulai tahun ajaran

2006/2007 diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai

kurikulum pendidikan dasar dan menengah di Indonesia yang diharapkan mampu

menghadapi tantangan di era globalisasi.

KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum yang dikembangkan

oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP)

yang diharapkan dapat mewujudkan sekolah yang lebih efektif, produktif dan

berprestasi. Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan

dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian otonomi kepada

lembaga pendidikan dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar. Selain

itu, KTSP ditujukan untuk menciptakan sumber daya manusia atau lulusan yang

kompeten dan cerdas dalam mengemban identitas budaya dan bangsanya,

sehingga mampu mencapai standar nasional.

Untuk menghadapi era globalisasi diperlukan sumber daya manusia atau

output pendidikan yang tidak hanya memenuhi standar nasional saja tetapi juga

standar internasional sehingga mampu bersaing dengan negara lain. Untuk itu

pemerintah berusaha mendongkrak mutu pendidikan di Indonesia agar mampu

bersaing secara internasional dengan menyelenggarakan satuan pendidikan yang

bartaraf internasional.

Lebih khusus upaya peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan

pemerintah dituangkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 50 ayat 3 yang

menyatakan bahwa ”Pemerintah dan/ atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan

sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk

dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional”.

Implementasi dari undang-undang tersebut Departemen Pendidikan Nasional

(Depdiknas) melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas akan

mengembangkan SMA yang berpotensi untuk melaksanakan proses layanan

Page 3: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

3

pendidikan yang berkualitas dan menghasilkan lulusan yang diakui secara

nasional maupun internasional setara dengan tamatan sekolah pada negara-negara

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) atau negara

maju lainnya.

Layanan pendidikan yang berkualitas diawali dengan program Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Lahirnya program RSBI tak lepas dari

kondisi mutu pendidikan yang hingga kini masih memprihatinkan. Berdasarkan

survei Trends in International Mathematics and Science Survey (TIMSS) tahun

2007 yang diikuti oleh 48 negara, meneliti kemampuan anak-anak usia 13 tahun

dalam bidang matematika dan sains, menegaskan kenyataan bahwa siswa-siswa

Indonesia menempati urutan 36 untuk matematika, dan urutan 35 untuk sains.

Hasil ini dihitung berdasarkan United State average score (http://nces.ed.gov).

Disamping survei TIMSS, hasil serupa juga terlihat pada studi yang

dilakukan oleh PISA (Programme for International Student Assessment), yang

obyek surveinya pelajar berusia 15 tahun. Tiga aspek yang diteliti PISA adalah

kemampuan membaca, matematika, dan sains. Tahun 2006, ada 57 negara yang

ikut berpartisipasi dalam PISA. Untuk sains, siswa Indonesia yang mencapai

tingkatan 5 atau 6 dapat diabaikan secara statistik, sedangkan 61,6% siswa berada

pada tingkatan 1 ke bawah, termasuk sekitar 20% yang bahkan tidak mencapai

tingkatan 1, dimana tingkatan 1 merupakan tingkatan terendah. Pada matematika,

siswa Indonesia yang mencapai tingkatan 6 kembali dapat diabaikan secara

statistik, sementara 65,7% berada pada tingkatan 1 ke bawah. Laporan tersebut

dimuat dalam pena Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah

Dasar pada hari Senin, 8 Juni 2009 oleh Ahmad Muchlis (http://beta.pikiran-

rakyat.com). Fakta-fakta memprihatinkan tersebut mendorong pemerintah

menggulirkan program RSBI sebagai salah satu upaya untuk menggenjot mutu

pendidikan Indonesia agar setara dengan negara-negara lain, sehingga mutu

lulusannya memiliki daya saing yang tinggi di kancah internasional.

Dalam mewujudkan amanat UU No. 20/ 2003, maka Direktur Pembinaan

SMP, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen

Mandikdasmen) pada tahun 2007 telah merintis 100 SMP Negeri di Indonesia

Page 4: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

4

menjadi SBI Angkatan ke-1. Dan mulai tahun pelajaran 2009/2010 telah dirintis

pula untuk 25 SMP swasta se Indonesia Angkatan ke-3 sebagai RSBI Mandiri,

yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Nomor: 1880/C3/DS/2008, tanggal 19

November 2008. Disamping itu, menurut Dirjen Mandikdasmen sebagaimana

dikutip oleh Erna Martiyanti pada hari Senin, 21 April 2008

(http://mandikdasmen.aptisi3.org) mengemukakan sebanyak 200 SMA dirintis

menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI) dan ditargetkan sebanyak lebih dari

500 SBI akan tersebar di seluruh Indonesia.

Program RSBI ditujukan pada sekolah yang sudah memenuhi seluruh

SNP dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara

anggota OECD atau negara maju lainnya. Dengan program RSBI diharapkan

mampu mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas dalam kemampuan akademik

tetapi juga mampu menerapkan akhlak, budi pekerti, dan etika moral dalam

implementasi e-learning agar membentuk jiwa kepatriotan serta pembentukan

budi pekerti yang kompetitif dalam diri siswa. Hal itu dikatakan oleh Menteri

Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo pada pengarahan kepada

200 SMA di Depdiknas, Jakarta tanggal 21 April 2008.

Penyelenggaraan RSBI antara daerah yang satu dengan yang lain terdapat

perbedaan, baik dalam hal kurikulum yang digunakan (minimal KTSP), proses

penjaringan input siswa, tenaga pendidik dan kependidikan, penyediaan sarana

dan prasarana, pembiayaan, model pembelajaran, kegiatan pembelajaran, kondisi

lingkungan fisik maupun psikis, manajemen sekolah dan aspek-aspek yang

lainnya sesuai dengan kondisi masing-masing daerah. Namun demikian,

pembicaraan antara penyelenggara SBI, pemerintah daerah, pemerintah pusat dan

stakeholder perlu ditingkatkan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas

penyelenggaraan SBI.

Salah satu program yang diberlakukan dalam RSBI adalah model

pembelajaran dengan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sebagai

bahasa pengantar dalam pembelajaran (bilingual). Pada tahap awal, hal tersebut

diterapkan pada mata pelajaran yang berkategori hard science, yaitu Matematika,

Fisika, Kimia, dan Biologi. Dan tidak menutup kemungkinan memberi peluang

Page 5: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

5

pada soft science (seperti sejarah, ekonomi, geografi, dan seni) untuk melakukan

hal serupa yang disesuaikan dengan kemampuan serta kesiapan sekolah. Selain

proses pembelajaran yang menggunakan bilingual, kegiatan pembelajaran

menggunakan media pembelajaran yang inovatif dan/ atau berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) antara lain menggunakan laptop, LCD, VCD,

ataupun penggunaan internet.

Pelaksanaan pembelajaran matematika pada jenjang sekolah menengah

khususnya SMA secara garis besar bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang

memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, sistematis, logis dan kreatif. Kondisi

pembelajaran matematika yang masih konvensional dengan guru sebagai satu-

satunya sumber belajar akan menghambat pencapaian tujuan pembelajaran

matematika di atas. Dengan adanya program RSBI, dimana yang semula

pembelajaran matematika dilakukan secara konvensional bergeser pada

pembelajaran yang inovatif dengan menggunakan bahasa Inggris dan berbasis

TIK dalam proses pembelajarannya, diharapkan dapat membuat pembelajaran

matematika semakin menarik dan menantang bagi siswa dan pendidik. Namun

demikian, keberhasilan pembelajaran matematika pun tidak terlepas dari

dukungan institusi sekolah sebagai lembaga yang menaungi proses pembelajaran

tersebut. Kesiapan perangkat pembelajaran dari segi administrasi, fisik, sosial dan

lainnya akan memberikan andil dalam pencapaian tujuan pembelajaran

matematika pada program RSBI. Berdasarkan dari uraian di atas, maka peneliti

mencoba mengkaji lebih dalam pelaksanaan program RSBI pada pembelajaran

matematika khususnya di SMA Negeri 1 Cilacap.

Page 6: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

6

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

peneliti memberikan perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

(RSBI) pada pembelajaran matematika di SMA Negeri 1 Cilacap?

2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi SMA Negeri 1 Cilacap dalam

pelaksanaan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

pada pembelajaran matematika?

3. Usaha apakah yang dilakukan oleh SMA Negeri 1 Cilacap untuk

mengatasi kendala dalam pelaksanaan program Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) pada pembelajaran matematika?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Mengetahui dan mengkaji lebih dalam pelaksanaan program Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) pada pembelajaran matematika di

SMA Negeri 1 Cilacap.

2. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi SMA Negeri 1 Cilacap

dalam pelaksanaan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

(RSBI) pada pembelajaran matematika.

3. Mengetahui usaha-usaha yang dilakukan SMA Negeri 1 Cilacap untuk

mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) pada pembelajaran

matematika.

Page 7: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

7

D. Manfaat Penulisan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam menjawab

permasalahan penelitian baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memperluas pengetahuan

tentang proses pembelajaran pada program Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) di Sekolah Menengah Atas, khususnya SMA Negeri 1

Cilacap serta menambah referensi dan masukan bagi peneliti berikutnya.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Sebagai masukan yang bermanfaat bagi sekolah, khususnya guru

matematika dan siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran matematika.

b. Memberikan informasi kepada sekolah tentang kendala-kendala yang

dihadapi dalam pelaksanaan program Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) pada pembelajaran matematika.

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Teori

3. Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional (R-SMA-BI)

a. Landasan Hukum Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional

Pengembangan program Rintisan SMA Bertaraf Internasional (RSBI) di

Indonesia menggunakan landasan hukum sebagai berikut :

1) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pasal 50 ayat 3 yang menyebutkan bahwa Pemerintah dan/ atau Pemerintah

Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada

semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan

bertaraf internasional.

2) Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Page 8: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

8

3) Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

4) Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan

Nasional.

5) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP) menyatakan “Pemerintah bersama-sama pemerintah daerah

menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan

dasar dan sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan

menengah untuk dikembangkan menjadi sekolah bertaraf internasional”.

6) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 tahun

2006 tentang Standar Isi.

7) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang

Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

8) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 tahun 2007 sebagai

penyempurnaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun

2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23 tahun 2006.

9) Kebijakan Pokok Pembangunan Pendidikan Nasional dalam Rencana

Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009.

a) Pemerataan dan Perluasan Akses.

b) Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing. Salah satunya

pembangunan sekolah bertaraf internasional untuk meningkatkan daya

saing bangsa. Dalam hal ini, pemerintah perlu mengembangkan SBI pada

tingkat kabupaten/ kota melalui kerjasama yang konsisten antara

Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan

untuk mengembangkan SD, SMP, SMA dan SMK yang bertaraf

internasional sebanyak 112 unit di seluruh Indonesia.

c) Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik.

10) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 tahun 2007 tentang Model

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Dari beberapa landasan hukum yang digunakan dalam pengembangan

program RSBI ini, UU No. 20 tahun 2003 pasal 50 ayat 3 merupakan landasan

Page 9: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

9

yang kuat untuk menyelenggarakan satuan pendidikan bertaraf internasional.

Setiap kabupaten atau kota harus memiliki minimal satu SD/ MI, SMP/ MTs dan

SMA/ MA serta SMK yang bertaraf internasional. Hal ini disesuaikan dengan

pemerintahan daerah masing-masing yang telah diberi otonomi daerah untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

sesuai perundang-undangan.

Dalam pelaksanaan program RSBI, kurikulum yang dirujuk adalah KTSP

dimana KTSP adalah kurikulum operasional yang dikembangkan berdasarkan

SKL dan standar isi, serta dalam pengembangan program RSBI satuan pendidikan

dasar dan menengah dapat mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih

tinggi dari yang telah ditetapkan dengan memperhatikan panduan penyusunan

KTSP yang disusun Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain itu, dana

untuk pelaksanaan RSBI berasal dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah

sesuai dengan perimbangan keuangan antara pemerintah dan pemerintah daerah

dengan pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan dan

efisien dilihat dari kondisi dan kebutuhan daerah.

b. Tujuan Pengembangan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional

Terdapat beberapa tujuan mengapa pemerintah mengadakan program

rintisan SMA bertaraf internasional. Menurut Dirjen Mandikdasmen (2008 : 5),

tujuan pengembangan program rintisan SBI ini adalah sebagai berikut :

1) Tujuan Umum

Pengembangan program rintisan SMA bertaraf internasional bertujuan

untuk meningkatkan mutu kinerja sekolah dalam mewujudkan situasi belajar

dan proses pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional

secara optimal dalam mengembangkan manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab serta memiliki daya saing pada taraf internasional.

2) Tujuan Khusus

Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dalam menyiapkan lulusan

SMA yang memiliki kompetensi seperti yang tercantum di dalam Standar

Page 10: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

10

Kompetensi Lulusan yang memenuhi standar kompetensi lulusan berdaya

saing pada taraf internasional yang mempunyai kriteria sebagai berikut :

a) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta berakhlak mulia.

b) Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.

c) Meningkatkan mutu lulusan dengan standar yang lebih tinggi daripada

standar kompetensi lulusan nasional.

d) Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

e) Siswa termotivasi untuk belajar mandir, berpikir kritis dan kreatif, serta

inovatif.

f) Mampu memecahkan masalah secara efektif.

g) Meningkatkan kecintaan pada persatuan dan kesatuan bangsa.

h) Menguasai penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

i) Membangun kejujuran, objektivitas dan tanggung jawab.

j) Mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan atau bahasa asing

lainnya secara efektif.

k) Siswa memiliki daya saing melanjutkan pendidikan bertaraf internasional

l) Mengikuti sertifikasi internasional.

m) Meraih medali internasional.

n) Dapat bekerja pada lembaga internasional.

Untuk mempersiapkan lulusan sesuai kriteria di atas, sekolah melakukan

proses seleksi terhadap calon siswa program rintisan SMA bertaraf internasional.

Penjelasan tentang mekanisme seleksi calon siswa program rintisan SMA bertaraf

internasional pada pembahasan selanjutnya.

c. Kriteria Rintisan SMA Bertaraf Internasional

Sekolah Menengah Atas yang dapat mengikuti program rintisan SMA

bertaraf internasional menurut Dirjen Mandikdasmen (2008 : 7) harus memiliki

kriteria minimal sebagai berikut :

1) Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri atau swasta yang telah memenuhi

Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan terakreditasi A.

Page 11: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

11

2) Kepala Sekolah memenuhi Standar Nasional Pendidikan, berkompeten dalam

pengelolaan manajemen mutu pendidikan, mampu mengoperasikan komputer

dan dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

3) Telah melaksanakan kurikulum KTSP sebagai kurikulum minimal sesuai

Permendiknas N0. 22, 23 dan 24 tahun 2006 dan kurikulum tambahannya

diadopsi dari kurikulum Cambridge.

4) Memiliki tenaga pengajar fisika, biologi, kimia, matematika dan mata

pelajaran lainnya yang berkompeten dalam menggunakan ICT (Information

and Communication Technology) dan pengantar bahasa Inggris.

5) Tersedia sarana dan prasarana yang memenuhi standar untuk menunjang

proses pembelajaran bertaraf internasional antara lain :

a) Memiliki tiga laboratorium IPA (Kimia, Fisika, Biologi).

b) Memiliki perpustakaan yang memadai.

c) Memiliki laboratorium komputer.

d) Tersedia akses internet.

e) Memiliki web sekolah. f) Memiliki kultur sekolah yang kondusif (bersih, bebas asap rokok, bebas

kekerasan, indah dan rindang). 6) Memiliki dana yang cukup untuk membiayai pengembangan program rintisan

SMA bertaraf internasional.

7) Jumlah rombongan belajar pada satu satuan pendidikan minimal 9 (sembilan)

atau setara dengan 288 siswa.

8) Memiliki lahan minimal 10.000 m2.

9) Memiliki akses jalan masuk yang mudah dilalui oleh kendaraan roda empat.

4. Konsep Dasar Penyelenggaraan Program Rintisan SMA BI

a. Pengertian SMA Bertaraf Internasional

Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional merupakan sekolah/

madrasah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan

diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan/ atau

negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang

Page 12: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

12

pendidikan, sehingga memiliki daya saing di forum internasional. SMA bertaraf

internasional perlu menjalin kerjasama dengan sekolah lain, baik di dalam

maupun luar negeri, yang telah memiliki reputasi internasional sebagai bentuk

kegiatan perujukan (benchmarking). Bentuk kerjasama lain dapat berupa

kolaborasi dengan lembaga pendidikan tinggi sebagai pengguna lulusan.

Konsep SMA bertaraf internasional dapat dirumuskan sebagai berikut :

SMA Bertaraf Internasional = SNP + X

SNP adalah standar minimal yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan yang

terdiri atas delapan komponen utama yang meliputi standar isi, standar proses,

standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar

sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar

penilaian, disamping memiliki program unggulan tambahan.

Menurut Mardiyana (2007 : 1) dalam makalahnya, program SBI harus

melakukan hal-hal sebagai berikut :

1) Merencanakan pengembangan sekolah berdasarkan delapan SNP seperti yang

tertulis di dalam PP No. 19 tahun 2005 dan Permendiknas yang terkait.

2) Melaksanakan SNP secara patuh sekaligus dinamis, adaptif dan proaktif

terhadap perkembangan mutakhir pendidikan nasional maupun internasional.

3) Melakukan evaluasi dan refleksi terhadap program-program SBI yang telah

dilaksanakan.

4) Melakukan revisi terhadap program-program SBI yang telah dilaksanakan

sesuai dengan hasil kajian dan tuntutan pengembangan pendidikan nasional

dan internasional.

Terkait dengan 4 hal di atas, maka program unggulan tambahan dalam

hal ini sebagai faktor “X” yang dipilih dapat berupa penguatan, pengayaan,

perluasaan, penambahan dan pengembangan terhadap SNP melalui adaptasi atau

adopsi standar internasional baik dari dalam maupun dari luar negeri. Adaptasi,

yaitu penyesuaian unsur-unsur tertentu yang sudah ada dalam SNP dengan

mengacu standar pendidikan salah satu anggota OECD dan/ atau negara maju

lainnya yang mutunya telah diakui secara internasional, serta lulusannya memiliki

kemampuan daya saing internasional. Sedangkan adopsi yaitu penambahan atau

Page 13: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

13

pengayaan/ pendalaman/ penguatan/ perluasan dari unsur-unsur tertentu yang

belum ada diantara delapan unsur SNP dengan tetap mengacu pada standar

pendidikan salah satu anggota OECD/ negara maju lainnya.

b. Karakteristik SMA Bertaraf Internasional

1) Karakteristik visi

Dalam sebuah lembaga atau organisasi, menentukan visi sangat penting

sebagai arahan dan tujuan yang akan dicapai. Tony Bush dan Merianne Coleman

menjelaskan visi untuk menggambarkan masa depan organisasi yang diinginkan.

Hal itu berkaitan erat dengan tujuan sekolah atau perguruan tinggi, yang

diekspresikan dalam tema-tema nilai dan menjelaskan arah organisasi yang

diinginkan. Tony Bush dan Merianne Coleman mengutip pendapat Block (2006 :

36-37), bahwa visi adalah masa depan yang dipilih, sebuah keadaan yang

diinginkan.

Kir Haryana (2007 : 43) mengemukakan bahwa “Visi Sekolah Bertaraf

Internasional (SBI) adalah terwujudnya insan Indonesia yang cerdas dan

kompetitif secara internasional”. Visi ini mengisyaratkan secara tidak langsung

gambaran tujuan pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah model SBI, yaitu

mewujudkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif/ memiliki daya saing

secara internasional.

2) Karakteristik Esensial

Kir Haryana (2007 : 45) menjelaskan bahwa karakteristik esensial dalam

indikator kunci minimal sesuai dengan SNP dan indikator kunci tambahan (X)

sebagai jaminan mutu pendidikan bertaraf internasional dapat dilihat pada Tabel

2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Karakteristik Esensial

No Obyek Penjaminan

Mutu

Indikator Kinerja

Kunci Minimal

(dalam SNP)

Indikator Kinerja Kunci

Tambahan sebagai X

1.

Akreditasi

Terakreditasi A dari

Terakreditasi tambahan dari

Page 14: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

14

Badan Akreditasi

Nasional (BAN)

Sekolah dan

Madrasah

badan akreditasi pada salah

satu lembaga akreditasi pada

salah satu negara anggota

OECD dan/ atau negara maju

lainnya yang mempunyai

keunggulan tertentu dalam

bidang pendidikan.

Menerapkan KTSP

Sekolah telah menerapkan

KTSP, sistem administrasi

akademik berbasis teknologi

Informasi dan Komunikasi

(TIK) dimana setiap peserta

didik dapat mengakses

transkipnya masing-masing.

Memenuhi Standar

Isi

Muatan isi pelajaran dalam

kurikulum telah setara atau

lebih tinggi dari muatan

pelajaran yang sama pada

sekolah unggul dari salah satu

negara diantara 30 negara

anggota OECD dan/ atau dari

negara maju lainnya.

2.

Kurikulum (Standar

Isi) dan Standar

Kompetensi lulusan

Memenuhi Standar

Kompetensi Lulusan

Menerapkan standar kelulusan

yang setara atau lebih tinggi

dari SNP.

Page 15: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

15

Meraih medali pada tingkat

internasional dalam berbagai

kompetensi bidang sains,

matematika, teknologi, seni,

dan olahraga.

3.

Proses Pembelajaran

Memenuhi Standar

Proses

a. Proses pembelajaran pada

semua mata pelajaran telah

menjadi teladan atau

rujukan bagi sekolah yang

lainnya dengan tujuan

pengembangan, budi pekerti

luhur, kepribadian unggul,

jiwa kepemimpinan, akhlak

mulia, jiwa kewirausahaan,

jiwa patriot dan jiwa

inovator.

b. Proses pembelajaran telah

diperkaya dengan model-

model proses pembelajaran

sekolah unggul dari salah

satu negara diantara 30

negara anggota OECD dan/

atau negara maju lainnya.

c. Menerapkan pembelajaran

berbasis TIK pada semua

mata pelajaran.

d. Pembelajaran pada mata

pelajaran IPA, Matematika,

dan lainnya dengan bahasa

Page 16: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

16

Inggris, kecuali mata

pelajaran bahasa Indonesia.

4.

Penilaian

Memenuhi Standar

Penilaian

Sistem/ model penilaian telah

diperkaya dengan sistem/

model penilaian dari sekolah

unggul di salah satu negara

diantara 30 negara anggota

OECD dan/ atau negara maju

lainnnya.

5.

Pendidik

Memenuhi Standar

Pendidik

a. Guru mata pelajaran sains,

matematika dan teknologi

mampu mengajar dengan

bahasa Inggris.

b. Semua guru mata pelajaran

mampu memfasilitasi

pembelajaran berbasis TIK.

c. Minimal 20% guru

berpendidikan S2/ S3 dari

perguruan tinggi yang

program studinya

terakreditasi A.

Page 17: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

17

6.

Kepala Sekolah

Memenuhi Standar

Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah minimal

berpendidikan S2 dari

perguruan tinggi yang

program studinya telah

terakreditasi A.

b. Kepala sekolah telah

menempuh pelatihan kepala

sekolah yang telah diakui

oleh pemerintah.

c. Kepala sekolah mampu

berbahasa Inggris secara

aktif.

d. Kepala sekolah memiliki

visi internasional, mampu

membangun jaringan

internasional, memiliki

kompetensi manajerial, serta

memiliki jiwa

kepemimpinan dan

enterprenual yang kuat.

Page 18: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

18

7. Sarana Prasarana Memenuhi Standar

Sarana Prasarana

a. Setiap ruang kelas

dilengkapi sarana

pembelajaran berbasis TIK.

b. Sarana perpustakaan telah

dilengkapi dengan sarana

digital yang memberikan

akses ke sumber

pembelajaran berbasis TIK

di seluruh dunia.

c. Dilengkapi dengan ruang

multi media, ruang seni

budaya, fasilitas olahraga,

klinik dan lainnya.

8. Pengelolaan Memenuhi Standar

Pengelolaan

a. Sekolah meraih sertifikat

ISO 9001 versi 2000 atau

sesudahnya (2001, dst) dan

ISO 14000.

b. Sekolah telah menjalin

hubungan “sister school”

dengan sekolah bertaraf/

berstandar internasional di

luar negeri.

c. Sekolah terbebas dari rokok,

narkoba, kekerasan,

kriminal, pelecehan seksual

dan lain-lain.

d. Sekolah menerapkan prinsip

kesetaraan gender dalam

semua aspek pengelolaan

sekolah.

Page 19: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

19

9.

Pembiayaan

Memenuhi Standar

Pembiayaan

Menerapkan model

pembiayaan yang efisien

untuk mencapai target

indikator kunci tambahan.

c. Pelaksanaan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional

Berdasarkan Dirjen Mendikdasmen (2008 : 13) pelaksanaan program

rintisan SMA bertaraf internasional meliputi sepuluh komponen, yaitu :

1) Akreditasi

Mutu setiap sekolah bertaraf internasional dijamin dengan keberhasilan

memperoleh akreditasi yang sangat baik. Akreditasi menentukan kelayakan

program pendidikan dengan sertifikat predikat A dari BAN S/ M. Disamping

itu ditandai dengan pencapaian hasil akreditasi yang baik dari salah satu

sekolah unggul negara OECD atau negara maju lainnya yang memiliki

keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.

2) Pengembangan Kurikulum (KTSP)

Perangkat KTSP disusun berdasarkan standar isi dan standar kompetensi

lulusan yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. KTSP

menerapkan standar kelulusan dari sekolah yang lebih tinggi dari standar

kompetensi lulusan. Perangkat KTSP minimal terdiri atas silabus, bahan ajar,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen penilaian siswa.

Mengembangkan muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan

pelajaran sekolah unggul dari salah satu negara OECD atau negara maju

lainnya dalam bentuk sumber belajar, buku teks siswa, buku pegangan guru,

LKS (student worksheet) dan bahan ajar elektronik dalam bentuk e–learning,

video cassette, compact disc, audio cassette dan digital video disc.

Menerapkan sistem administrasi akademik berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) serta mengembangkan kesiapan sekolah dalam

menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS).

Page 20: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

20

3) Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran harus interaktif, inspiratif, menyenangkan dan

menantang sehingga dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif.

Proses pembelajaran memberikan ruang yang cukup untuk peserta didik agar

memiliki akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul,

kepemimpinan, jiwa entrepreneurship, jiwa patriot, jiwa inovator, prakarsa,

kreativitas, kemandirian berdasarkan bakat, minat dan perkembangan fisik

maupun psikologisnya secara optimal.

Proses pembelajaran diperkaya dengan model pembelajaran sekolah

unggul dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya (seperti

penerapan standar belajar, standar mengajar : persiapan pembelajaran,

pemilihan bahan ajar, strategi pembelajaran, pengelolaan kelas, pemilihan alat

peraga pembelajaran dan pemilihan sumber belajar). Proses pembelajaran

diperkaya pula dengan menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua

mata pelajaran, menggunakan bahasa Inggris untuk kelompok sains dan

matematika. Pengembangan berikutnya untuk mata pelajaran ekonomi pada

jurusan IPS. Pembelajaran mata pelajaran lainnya kecuali bahasa asing

menggunakan bahasa Indonesia.

Dalam pembelajaran yang kreatif, guru dan siswa merupakan dua

pihak yang dituntut untuk menunjukkan kreatifitasnya. Guru kreatif dalam

merancang seluruh kegiatan pembelajaran mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, hingga evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran. Sedangkan

siswa memiliki kreatifitas dalam menemukan fakta, konsep, referensi lain dan

mampu memecahkan masalah matematika dalam bahasa Inggris.

Proses pembelajaran pada program rintisan SMA bertaraf

internasional yang ideal dapat dicapai dengan melalui rincian tahapan sebagai

berikut :

a) Pendampingan Tahun I

Pada tahun pertama sekolah telah mampu menyelenggarakan

proses pembelajaran sesuai standar minimal pembelajaran di SMA

bertaraf internasional, antara lain :

Page 21: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

21

(1) 20% pelaksanaan pembelajaran telah mengacu pada standar proses

SMA bertaraf internasional.

(2) 20% pembelajaran mata pelajaran dilakukan secara bilingual.

(3) 20% pelaksanaan pembelajaran bilingual telah menggunakan media

pembelajaran yang inovatif dan/ atau berbasis TIK.

(4) 20% pelaksanaan pembelajaran bilingual dirancang dengan berpusat

pada siswa.

(5) Intensitas pendampingan oleh tenaga ahli (dosen) dengan proporsi

minimal 2 kali seminggu.

b) Pendampingan Tahun II

Pada tahun kedua sekolah telah mampu menyelenggarakan proses

pembelajaran sesuai standar minimal pembelajaran di SMA bertaraf

internasional, antara lain :

(1) 50% pelaksanaan pembelajaran telah mengacu pada standar proses

SMA bertaraf internasional.

(2) 50% pembelajaran mata pelajaran dilakukan secara bilingual.

(3) 50% pelaksanaan pembelajaran bilingual telah menggunakan media

pembelajaran yang inovatif dan/ atau berbasis TIK.

(4) 50% pelaksanaan pembelajaran bilingual dirancang dengan berpusat

pada siswa.

(5) Intensitas pendampingan oleh tenaga ahli (dosen) dengan proporsi

minimal sekali dalam seminggu.

c) Pendampingan Tahun III

Pada tahun ketiga sekolah telah mampu menyelenggarakan proses

pembelajaran sesuai standar minimal pembelajaran di SMA bertaraf

internasional, antara lain :

(1) 100% pelaksanaan pembelajaran telah mengacu pada standar proses

SMA bertaraf internasional.

(2) 100% pembelajaran mata pelajaran dilakukan secara bilingual.

(3) 100% pelaksanaan pembelajaran bilingual telah menggunakan media

pembelajaran yang inovatif dan/ atau berbasis TIK.

Page 22: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

22

(4) 100% pelaksanaan pembelajaran bilingual dirancang dengan

berpusat pada siswa.

(5) Intensitas pendampingan oleh tenaga ahli (dosen) dengan proporsi

minimal sekali dalam sebulan.

4) Peningkatan Mutu Penilaian

Sekolah perlu mengembangkan instrumen penilaian autentik yaitu

penilaian yang diperoleh dari proses pembelajaran yang mengukur tiga ranah

penilaian, yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif, termasuk penilaian

portofolio. Hasil belajar siswa dapat diukur melalui ujian sekolah, ujian

nasional dan ujian internasional yang diperkaya dengan model penilaian

sekolah unggul dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya yang

mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. Ujian sekolah dan

ujian nasional bersifat wajib. Sementara ujian internasional bersifat pilihan,

karena memerlukan dukungan dana dari orang tua atau stakeholders, namun

sekolah harus memfasilitasi siswa yang ingin mengikuti ujian internasional

untuk mendapatkan ijasah/ sertifikat internasional.

5) Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) sekolah

harus mengembangkan program peningkatan kompetensi guru melalui

peningkatan kualifikasi pendidikan guru, minimal 30% guru berpendidikan

S2/ S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A. Selain itu

kompetensi guru dalam pengelolaan sistem pembelajaran ditingkatkan untuk

menuju pada proses pembelajaran yang setara dengan proses pembelajaran

pada sekolah unggul bertaraf internasional. Untuk itu, sekolah perlu

mengembangkan pula kompetensi bahasa Inggris guru dan kompetensi pada

bidang TIK terutama untuk guru kelompok sains dan matematika.

Peningkatan mutu SDM juga melalui kegiatan pelatihan dalam bentuk

pemagangan, studi banding, workshop (on the job training atau off the job

training) dan seminar yang dilakukan oleh masing-masing sekolah atau

bekerjasama dengan lembaga pendidikan di luar sekolah yang memiliki

kewenangan dan kompetensi yang relevan. Tidak hanya para guru dan

Page 23: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

23

karyawan, kepala sekolah juga harus mempunyai visi internasional, memiliki

kompetensi manajerial serta jiwa kepemimpinan dan entrepreneurship yang

kuat untuk mengembangkan sekolah dengan keunggulan kompetitif dan

komparatif bertaraf internasional. Untuk mendukung kelancaran tugas

tersebut kepala sekolah harus berpendidikan minimal S2 dan mampu

berbahasa Inggris secara aktif.

6) Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sekolah secara bertahap harus memenuhi standar sarana dan prasarana

yang mendukung efektivitas proses pembelajaran yang setara dengan proses

pembelajaran sekolah unggul di salah satu anggota negara OECD atau negara

maju lainnya, antara lain :

a) Pengembangan Sumber Belajar dan Perpustakaan

Perpustakaan memegang peranan penting dalam sekolah, oleh karena itu

perlu dilengkapi dengan buku-buku pelajaran berbahasa Inggris, buku

referensi, jurnal nasional dan internasional, koran, majalah, serta

perangkat audio visual. Perpustakaan diharapkan dapat membantu siswa

mengasah otak, memperluas dan memperdalam pengetahuan, melahirkan

kreativitas serta membantu kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Selain

itu, perpustakaan dilengkapi dengan fasilitas komputer dan internet yang

memungkinkan warga sekolah mendapatkan berbagai informasi yang

disediakan di dunia maya, serta harus menerapkan sistem komputerisasi/

digital dalam mencari katalog buku. Ruang perpustakaan harus nyaman

dan sebaiknya dilengkapi AC.

b) Pengembangan Laboratorium Fisika, Kimia, dan Biologi

Setiap sekolah harus memiliki minimal satu laboratorium Fisika, satu

laboratorium Kimia dan satu laboratorium Biologi yang dilengkapi

dengan peralatan dan bahan praktikum yang memadai untuk menunjang

proses pembelajaran. Laboratorium tersebut perlu didayagunakan secara

maksimal dengan dukungan TIK serta memenuhi standar.

Page 24: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

24

c) Pengembangan Laboratorium Bahasa

Dalam pembelajaran bahasa terdapat empat ketrampilan dasar yaitu

mendengar atau menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Pembelajaran bahasa asing dilakukan oleh native speaker yang direkam

di dalam audio cassette, CD, VCD atau media rekam lain, yang dapat

disimak dengan fasilitas laboratorium bahasa.

d) Pengembangan Laboratorium Multimedia

Laboratorium multimedia adalah fungsional laboratorium (tempat

praktikum) yang mampu memfasilitasi beberapa aktivitas praktikum

sekolah dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.

Laboratorium multimedia berisi seperangkat komputer berikut perangkat

audio visualnya yang saling terintegrasi, dilengkapi dengan program

aplikasi yang sesuai untuk memberikan layanan tambahan terhadap

laboratorium konvensional, dimana laboratorium multimedia dapat

melayani seluruh rumpun mata pelajaran. Fungsi pokok laboratorium

multimedia adalah untuk melayani kegiatan interaksi guru dan siswa,

penayangan video pembelajaran, latihan mata pelajaran interaktif dan

menyediakan ensiklopedi digital.

e) Pengembangan Laboratorium Komputer

Laboratorium komputer digunakan untuk pembelajaran Teknologi

Information dan Komunikasi (TIK) atau Information and Communication

Technology (ICT).

f) Pengembangan Laboratorium IPS

Pengembangan laboratorium IPS juga perlu dilakukan terutama

laboratorium geografi, workshop untuk keperluan praktek ekonomi.

g) Pengembangan TRRC (Teacher Resource and Reference Centre)

TRCC merupakan pusat kegiatan untuk pengembangan diri guru secara

individual dan kelompok melalui diskusi atau latihan dan workshop

dalam bentuk forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Oleh

karena itu TRCC juga perlu dilengkapi dengan fasilitas seperti buku

Page 25: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

25

referensi guru, ICT, Learning Resource Centre (LRC) dan perangkat

pengembangan produk inovasi pembelajaran.

h) Pengembangan Sarana Lainnya

Sarana lainnya seperti ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru,

ruang TU, ruang BK, ruang OSIS, ruang UKS, ruang serbaguna yang

dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis TIK, ruang ibadah, WC,

koperasi, kantin, ruangan kesenian, gudang, lapangan upacara, lapangan

olahraga dalam jumlah memadai, berfungsi dan terawat dengan baik.

7) Pengelolaan

Pengelolaan RSBI menerapkan manajemen berbasis sekolah yang

ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan

akuntabilitas. Kultur sekolah yang mendapat perhatian adalah penegakkan

disiplin, budaya baca, semangat kompetitif, kejujuran, sopan santun, budaya

malu, kekeluargaan, bebas asap rokok, bebas narkoba, dan anti kekerasan.

Untuk mendukung itu sekolah perlu menciptakan lingkungan sekolah yang

sehat dan kondusif dengan lebih meningkatkan kebersihan, kerapihan,

keamanan, keindahan dan kerindangan. Administrasi sekolah meliputi proses

pembelajaran, kurikulum, ketenagaan, kesiswaan, sarana prasarana dan

keuangan harus dilakukan secara tertib, rapi, efisien dan efektif.

8) Pembiayaan

Sumber pembiayaan program RSBI berasal dari orang tua siswa (Komite

Sekolah), Pemerintah Kabupaten/ Kota, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Pusat. Dana dari komite sekolah, Pemerintah Kabupaten/ Kota dan

Pemerintah Propinsi lebih difokuskan untuk kegiatan pengembangan sarana

dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu pembelajaran. Sedangkan

dana dari Pemerintah Pusat lebih difokuskan untuk pemenuhan penjaminan

mutu pendidikan.

9) Kesiswaan

a) Penerimaan Siswa Baru

Proses penerimaan siswa baru harus transparan dan dilakukan seleksi

secara ketat dengan menerapkan tahapan sebagai berikut :

Page 26: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

26

(1) Seleksi Administrasi, meliputi :

(a) Nilai rapor SMP atau MTs kelas VII – kelas IX untuk mata

pelajaran Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Bahasa

Inggis minimal 7,5.

(b) Penghargaan prestasi akademik.

(c) Sertifikat dari lembaga kursus bahasa Inggris.

(2) Achievement test, meliputi Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan

IPS dengan skor minimal 7 dalam rentang 0 – 10.

(3) Tes kemampuan bahasa Inggris, meliputi reading, listening, writing,

dan speaking dengan skor minimal 7 dalam rentang 0 – 10.

(4) Lulus tes psikologi, meliputi minat, bakat dan kepribadian.

(5) Wawancara dengan siswa dan orang tua siswa. Wawancara dengan

siswa dimaksudkan untuk mengetahui tingkat minat siswa untuk

masuk program rintisan SMA bertaraf internasional. Wawancara

dengan orang tua dimaksudkan untuk mengetahui minat dan

dukungan orang tua. Dalam penerimaan siswa baru harus

memberikan kesempatan kepada masyarakat golongan ekonomi

lemah atau tidak mampu tetapi berprestasi minimal 10% dari jumlah

siswa.

b) Pembinaan Siswa

Pembinaan siswa dimaksudkan untuk mengembangkan seluruh potensi

siswa secara maksimal, baik potensi akademik maupun non akademik.

Pola pembinaannya dilakukan melalui kegiatan tatap muka, penugasan

terstruktur, tugas mandiri tidak terstruktur dan pengembangan diri

melalui layanan konseling dan ekstrakurikuler.

10) Sosialisasi Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional

Kegiatan sosialisasi program R-SMA-BI dilakukan agar program yang

direncanakan mendapat dukungan dari pemangku kepentingan (stakeholders).

Sosialisasi ini mengikutsertakan kepala sekolah, guru, tenaga administrasi

sekolah, komite sekolah, pengawas sekolah, pejabat Dinas Pendidikan,

Pemerintah Daerah, Komisi Bertaraf Internasional dan Dewan Pendidikan.

Page 27: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

27

Materi sosialisasi meliputi rasional, tujuan, manfaat, arah pengembangan

program RSBI dan peran lembaga terkait terhadap keberhasilan dan

keberlanjutan program rintisan SMA bertaraf internasional.

d. Proses Pembelajaran Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional

Proses pembelajaran pada program rintisan SMA bertaraf internasional

harus mampu menghasilkan lulusan yang berkepribadian Indonesia tetapi

memiliki kemampuan bertaraf internasional. Rintisan SMA bertaraf internasional

tidak boleh kehilangan jati diri sebagai sekolah nasional, sebaliknya rintisan SMA

bertaraf internasional harus mampu duduk setara dengan sekolah di negara-negara

maju.

Permendiknas No. 23 tahun 2006 menuntut lulusan SMA mampu

menunjukkan kesadaran hidup yang tinggi, bersikap dan berperilaku hidup yang

positif, mampu berpikir logis, kritis, analitis dan kreatif, serta mampu

memecahkan masalah secara inovatif. Untuk menghasilkan lulusan sesuai

harapan, maka pengembangan proses pembelajaran pada program rintisan SMA

bertaraf internasional dapat berpedoman pada lima prinsip pembelajaran yang

tertuang dalam PP No. 19 tahun 2005, yang menyebutkan bahwa proses

pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan

ruang yang cukup tinggi bagi prakarsa dan kreativitas, sesuai dengan bakat, minat,

dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kelima prinsip tersebut

dapat dikembangkan untuk menghasilkan proses pembelajaran yang bercirikan

internasional.

Menurut Kir Haryana (2007 : 42), ciri-ciri proses pembelajaran, penilaian

dan penyelenggaraan SBI sebagai berikut:

1) Pro-perubahan, yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan

mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar, dan eksperimentasi untuk

menemukan kemungkinan-kemungkinan baru, a joy of discovery.

2) Menerapkan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan;

student centered; reflective learning, active learning; enjoyable dan joyful

Page 28: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

28

learning, cooperative learning; quantum learning; learning revolution; dan

contextual learning, yang kesemuanya itu telah memiliki standar

internasional.

3) Menerapkan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran.

4) Proses pembelajaran menggunakan bahasa Inggris, khususnya mata pelajaran

sains, matematika, dan teknologi.

5) Proses penilaian dengan menggunakan model penilaian sekolah unggul dari

negara anggota OECD dan/ atau negara maju lainnya.

Sementara menurut Dirjen Mendikdasmen (2008 : 29), proses

pembelajaran pada program rintisan SMA bertaraf internasional harus mampu

membekali siswa dengan ketrampilan-ketrampilan sebagai berikut :

a) Mengorganisasi belajar, artinya peserta didik mampu mengelola waktunya

dengan baik, menggunakan buku agenda, dan lain-lain.

b) Berkolaborasi dan bertanggung jawab dalam kerja kelompok.

c) Ketrampilan berkomunikasi dalam melakukan presentasi, menyajikan data.

d) Ketrampilan meneliti sehingga mampu menerapkan metode ilmiah.

e) Belajar untuk berpikir dengan sudut pandang lain.

f) Melakukan evaluasi diri maupun kelompok terhadap kegiatan proyek atau

tugas yang dilakukan.

Disamping itu, proses pembelajaran pada program rintisan SMA bertaraf

internasional juga harus mampu membekali peserta didik tentang kesadaran

terhadap peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota masyarakat, serta

tanggap terhadap masalah pribadi, sosial dan global. Namun demikian, proses

pembelajaran pada program rintisan SMA bertaraf internasional yang ideal dapat

dicapai dengan melalui program pendampingan sebelum akhirnya menjadi SMA

bertaraf internasional.

e. Kendala yang Dihadapi dalam Penyelenggaraan Program RSBI

Kelemahan RSBI tidak sekadar berkutat pada sarana dan prasarana yang

membutuhkan dana yang cukup besar, namun lebih banyak pada kurangnya

penyediaan SDM yang handal di masing-masing sekolah rintisan. Selain lokasi

Page 29: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

29

sekolah yang luas dan memadai, kebutuhan sarana prasarana sekolah baik untuk

perpustakaan, laboratorium, SDM memang harus benar-benar bermutu tinggi. Hal

yang yang tidak boleh diabaikan menyangkut soal manajemen yang transparan,

sehat dan obyektif. Menyadari pentingnya kualitas SDM merupakan kunci pokok

keberhasilan SBI, maka sangat diperlukan penjaringan SDM secara ketat dan

obyektif. Pengangkatan guru dan kepala sekolah harus benar-benar berdasar

prestasi kerja, kemampuan dan tingkat profesionalitasnya sehingga dalam

pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan standar RSBI.

5. Tinjauan mengenai Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Matematika

Menurut Depdiknas (2003) matematika berasal dari bahasa latin

manthanaein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Dalam

bahasa Belanda matematika disebut sebagai wiskunde atau ilmu pasti, yang

semuanya berkaitan dengan penalaran. Adapun ciri utama matematika adalah

penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh

sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya, sehingga kaitan antara konsep

atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 723) disebutkan bahwa

matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan

prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai

bilangan. Sedangkan menurut Purwoto (2003 : 12-13), “Matematika adalah

pengetahuan tentang pola keteraturan pengetahuan tentang struktur yang

terorganisasi mulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan ke unsur-unsur yang

didefinisikan ke aksioma dan postulat dan akhirnya ke dalil”.

R. Soedjadi (2000 : 11) mengemukakan bahwa ada beberapa definisi dari

matematika, yaitu sebagai berikut:

1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik.

2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. 3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logika dan

berhubungan dengan bilangan.

Page 30: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

30

4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.

5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logika. 6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika

adalah cabang ilmu pengetahuan eksak tentang bilangan, kalkulasi, penalaran,

logika, fakta-fakta kuantitatif, masalah ruang dan bentuk, aturan-aturan yang ketat

dan pola keteraturan serta tentang struktur yang terorganisir.

b. Karakteristik Mata Pelajaran Matematika

Menurut R. Soedjadi (2000 : 13), karakteristik matematika adalah :

1) Memiliki objek kajian abstrak. 2) Bertumpu pada kesepakatan. 3) Berpola pikir deduktif. 4) Memiliki symbol yang kosong dari arti. 5) Mempertahankan semesta pembicaraan. 6) Konsisten dalam sistemnya.

Depdiknas (2002) dalam buku pedoman khusus pengembangan silabus

berbasis kemampuan dasar SMA, menyatakan bahwa karakteristik mata pelajaran

matematika adalah sebagai berikut :

1. Menekankan penguasaan konsep dan algoritma disamping ketrampilan memecahkan masalah.

2. Bersifat hierarkis, yaitu suatu materi merupakan prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya, sehingga di dalam mempelajari matematika hendaknya berprinsip pada : a) Materi matematika disusun menurut urutan tertentu atau setiap topik

matematika berdasarkan subtopik tertentu. b) Seorang siswa dapat memahami suatu topik matematika jika ia telah

memahami subtopik pendukungnya/ prasyaratnya. c) Perbedaan kemampuan antar siswa dalam mempelajari atau

memahami suatu topik dan dalam menyelesaikan masalahnya ditentukan oleh penguasaan subtopik prasyaratnya.

d) Penguasaan topik baru tergantung dari penguasaan topik sebelumnya.

3. Matematika SMA meliputi logika, aljabar, kalkulus, geometri, trigonometri dan statistika.

Page 31: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

31

c. Matematika Sekolah

Matematika sekolah adalah unsur-unsur dari matematika yang dipilih

berdasarkan atau berorientasi kepada kepentingan kependidikan dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut menunjukkan bahwa

matematika sekolah tidaklah sepenuhnya sama dengan matematika sebagai ilmu.

R. Soedjadi (2000 : 37) menyatakan perbedaan-perbedaan tersebut antara lain

dalam hal (1) penyajian, (2) pola pikir, (3) keterbatasan semesta, dan (4) tingkat

keabstrakan.

d. Tujuan Matematika Sekolah

Menurut As’ari (2004 : 1) tujuan diajarkannya matematika sekolah

adalah sebagai berikut :

1. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan persamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisten.

2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran yang divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. 4. Mengembangkan kemampuan dalam hal menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, diagram dan dalam menjelaskan gagasan.

e. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Berdasarkan KTSP

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.

Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan

penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik

mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama.

Page 32: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

32

Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan

memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada

keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.

Menurut Depdiknas (2002), “Standar kompetensi mata pelajaran

matematika merupakan seperangkat kemampuan yang mencakup pengetahuan,

ketrampilan dan sikap yang dapat ditampilkan atau didemonstrasikan oleh siswa

sebagai hasil belajar mata pelajaran matematika”. Sedangkan Mardiyana (2007: 2)

dalam makalahnya mengemukakan bahwa :

“Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh siswa pada hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika. Standar ini dirinci dalam komponen kompetensi dasar, indikator dan materi pokok untuk setiap aspeknya. Kemampuan matematika yang dipilih dalam standar kompetensi ini dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa agar dapat berkembang secara optimal, serta memperhatikan pula perkembangan pendidikan matematika di dunia sekarang ini.” Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan sesuai

dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah

koordinasi dan supervisi dinas pendidikan untuk pendidikan dasar dan provinsi

untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada Standar Isi (SI)

dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta berpedoman pada panduan

penyusunan kurikulum yang disusun Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

dan mempertimbangkan pertimbangan komite sekolah.

Di dalam mencermati KTSP, dalam makalah yang ditulis oleh Mardiyana

(2007 : 2), perlu diperhatikan rambu-rambu sebagai berikut :

1. Standar kompetensi yang disajikan merupakan acuan bagi guru di sekolah

untuk menyusun silabus atau perencanaan pembelajaran.

2. Kompetensi dasar yang dituangkan merupakan kompetensi minimal yang

dapat dikembangkan oleh sekolah.

3. Standar kompetensi dirancang untuk melayani semua kelompok.

4. Strategi pembelajaran, metode, teknik, penilaian, penyediaan sumber belajar,

organisasi kelas dan waktu yang digunakan tidak tercantum secara eksplisit

Page 33: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

33

dalam standar kompetensi agar guru dapat mengelola dan mengembangkan

kurikulum secara optimal, sesuai dengan sumber daya dan kebutuhan sekolah.

5. Guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan

efisiensi suatu pembelajaran.

6. Guru perlu menggunakan atau memilih media pembelajaran yang tepat dalam

rangka meningkatkan efisiensi pembelajaran.

f. Kurikulum Berdasarkan Cambridge International Examinations (CIE)

Berdasarkan makalah yang ditulis Mardiyana (2007 : 4) terdapat

beberapa level di dalam Cambridge International Examinations, antara lain level

IGCSE, level O, level AS, dan level A. Untuk siswa seumur lulusan SMA dan

yang ingin melanjutkan studi ke universitas, maka level yang sesuai adalah level

A. Kurikulum dari Cambridge International Examinations (CIE) untuk level A

(advanced level) mencakup 7 unit area yaitu :

1) Pure mathematics (units P1, P2, and P3)

2) Mechanics (units M1 and M2)

3) Probability and Statistics (units S1 and S2)

dengan unit-unit P2, M2, dan S2 masing-masing merupakan kelanjutan dari unit-

unit P1, M1, dan S1. Unit P3 juga merupakan kelanjutan dari P1. Setiap siswa

yang mengambil ujian level A diberi kebebasan untuk mengambil 4 unit dari 7

unit yang disediakan, dan dari 4 unit tersebut dapat diambil sekaligus atau dapat

diambil 2 unit di level AS (advanced subsidiary) dan 2 unit di level A.

Isi kurikulum matematika untuk masing-masing unit disajikan dalam

Tabel 2.2 sebagai berikut.

Page 34: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

34

Tabel 2.2 Isi Kurikulum Cambridge untuk Matematika

Unit P1 Unit P2 Unit P3 Unit M1 Unit M2 Unit S1 Unit S2

Quadratics Algebra Algebra Forces and

Equilibrium

Motion of a

projectile

Represen-

tation of

data

The Poisson

distribution

Functions

Logarith-

mic and

exponential

functions

Logarith-

mic and

exponential

functions

Kinematics

of Motion in

a straight

line

Equilibrium

for a rigid

body

Permuta-

tions and

combina-

tions

Linear

combinations

of random

variables

Coordinate

Geometry

Trigono-

metry

Trigono-

metry

Newton’s

laws of

motion

Uniform

motion in a

circle

Probabi-

lity

Continuous

random

variable

Circular

Measure

Differen-

tiation

Differen-

tiation

Energy,

work and

power

Hooke’s

law

Discrete

random

variables

Sampling and

estimation

Trigono-

metry Integration Integration

Linear

motion

under a

variable

force

The

normal

distribu-

tion

Hypothesis

test

Vectors

Numerical

solution of

equations

Numerical

solution of

equations

Series Vectors

Differen-

tiation

Differential

equations

Integration Complex

Numbers

Page 35: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

35

B. Kerangka Pemikiran

Perubahan-perubahan strategis yang terjadi di lingkungan pendidikan

yang disebabkan karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan

kurikulum dari kurikulum 1994 sampai menerapkan kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) berpengaruh pada Sekolah Menengah Atas (SMA).

Implikasinya berupa pelaksanaan KTSP yang kemudian dianjurkan untuk

menyelenggarakan program rintisan SMA bertaraf internasional (RSBI) pada

satuan pendidikan di Indonesia.

Uji coba dilaksanakannya program RSBI mulai tahun 2006 di beberapa

sekolah di kabupaten Cilacap dipandang sebagai suatu konsep yang menawarkan

otonomi di bidang pendidikan guna meningkatkan mutu dan efisiensi pendidikan.

Tujuan dilaksanakan program RSBI agar dapat menghasilkan lulusan-lulusan

yang berkualitas dan mampu bersaing baik di kancah nasional maupun

internasional. Program RSBI merupakan langkah awal menuju SBI dimana

sekolah yang menyelenggarakan program ini telah melaksanakan KTSP secara

maksimal. KTSP ini digunakan sebagai pedoman kurikulum yang akan digunakan

dalam program RSBI sehingga kegiatan pembelajaran mempunyai pedoman dan

tujuan yang diharapkan.

Keberhasilan dari kegiatan pembelajaran ditentukan oleh beberapa

faktor, yaitu guru sebagai pengajar, siswa sebagai subyek yang belajar, strategi

pembelajaran yang digunakan, sumber belajar, media dan fasilitas pendukung

kegiatan pembelajaran. Antara faktor yang satu dengan yang lain sangat

berkesinambungan dalam proses pembelajaran sehingga saling melengkapi satu

sama lain. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, pada program RSBI ini

kegiatan proses belajar mengajar dituntut untuk menggunakan bahasa Inggris

sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran. Oleh karena itu, antara siswa dan

guru harus mempersiapkan diri untuk melaksanakan program RSBI ini agar dapat

berjalan secara optimal.

Dalam pelaksanaan program RSBI terkait dengan faktor keberhasilan

dalam proses pembelajaran, pastinya banyak kendala yang dihadapi oleh pihak

guru, siswa maupun sekolah sehingga dapat menghambat kegiatan belajar

Page 36: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

36

mengajar. Kendala-kendala yang muncul dalam pelaksanaaan program RSBI

seharusnya dapat diatasi bersama sehingga dari pihak sekolah, guru dan siswa

mempunyai solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh masing-masing

pihak. Diharapkan dengan adanya solusi dari masing-masing pihak maka proses

pembelajaran dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan dalam program

RSBI.

Untuk keperluan penelitian perlu digambarkan skema atau kerangka

pemikiran sesuai dengan Gambar 2.1

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

SOLUSI

KENDALA

GURU dan STRATEGI

MENGAJAR SISWA

SUMBER BELAJAR

dan FASILITAS

PROSES PEMBELAJARAN

KTSP

PROGRAM RSBI

Page 37: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

37

Tempat penelitian digunakan sebagai tempat untuk memperoleh data

yang mendukung tercapainya tujuan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di

SMA Negeri 1 Cilacap semester II tahun pelajaran 2008/2009.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap. Adapun tahap-tahap

penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan

kegiatan–kegiatan seperti permohonan pembimbing, pengajuan proposal

penelitian, pembuatan permohonan ijin penelitian di SMA Negeri 1

Cilacap dan pembuatan instrumen. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan

selama bulan Maret - April 2009.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini penulis melakukan

kegiatan pengambilan data. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 25

April – 13 Mei 2009.

c. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan

Pada tahap ini penulis melakukan

kegiatan analisis data hasil penelitian, penarikan kesimpulan, penyusunan

laporan hasil penelitian, dan konsultasi dengan pembimbing. Kegiatan ini

dilakukan selama bulan Juni-Agustus 2009.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Dengan melihat permasalahan yang ada, dan berdasarkan telaah teori

yang telah disusun maka bentuk penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.

HB. Sutopo (2002 : 35) mengatakan bahwa “Pada penelitian kualitatif, peneliti

berusaha menganalisis data dengan semua kekayaan wataknya yang penuh nuansa

sedekat mungkin dengan bentuk aslinya seperti pada waktu dicatat”. Ini berarti

realitas yang muncul menjadi bahan kajian dalam penelitian kualitatif, dengan

Page 38: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

38

kata lain penelitian kualitatif lebih menekankan pada sifat naturalisme. Sejalan

dengan pendapat tersebut, Hadari Nawawi dan Mimi Martini (2005 : 174)

mengemukakan bahwa “Penelitian kualitatif atau penelitian naturalistik adalah

penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan

dalam keadaan sewajarnya atau sebagaimana adanya (natural setting), dengan

tidak dirubah dalam bentuk simbol–simbol atau bilangan”.

Menurut Ruseffendi (1994: 174), “Penelitian kualitatif adalah suatu

penelitian dimana kita akan mengejar lebih jauh dan dalam, tetapi kita belum bisa

memperkirakan apa yang sebenarnya terjadi (banyak kemungkinan)”. Sedangkan

menurut Bogdan dan Taylor (dalam Lexy J. Moleong, 2001: 3), “Penelitian

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata–kata tertulis atau lisan dari orang–orang dan perilaku yang dapat

diamati”.

Dalam penelitian ini penulis berusaha menggambarkan proses

pembelajaran pada program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI),

kendala pelaksanaan, dan usaha untuk mengatasi kendala tersebut oleh SMA

tempat penelitian, sehingga tidak ada hipotesis dan data yang dihasilkan adalah

data deskriptif yang berupa kata–kata tertulis atau lisan. Untuk itu peneliti

menggunakan bentuk penelitian kualitatif deskriptif.

2. Strategi Penelitian

Dalam mengkaji permasalahan penelitian secara lengkap, diperlukan

suatu pendekatan pemecahan permasalahan melalui pemilihan strategi penelitian

yang tepat. Strategi yang dipilih peneliti dipergunakan untuk mengamati,

mengumpulkan informasi dan menyajikan analisis hasil penelitian, juga untuk

menentukan pemilihan sampel serta instrumen penelitian yang dipergunakan

untuk mengolah informasi.

Strategi penelitian memuat metode dan teknik yang membawa

konsekuensi perbedaan pada penelitian serta dapat mempengaruhi hasil penelitian.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 160) “ Metode penelitian adalah cara yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, variasi metode

Page 39: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

39

yang dimaksud adalah angket, wawancara, pengamatan atau observasi, tes, dan

dokumentasi”. Untuk itu strategi penelitian yang digunakan pada penelitian ini

adalah metode deskriptif kualitatif. Menurut Ruseffendi (1994: 30), “Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang menggunakan observasi, wawancara, atau angket

mengenai keadaan objek yang sedang diteliti sekarang”.

Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh akan dideskripsikan atau

diuraikan kembali kemudian akan dianalisis.

C. Sumber Data

Menurut Lofland dalam Lexy J Moleong (2001: 157), ”Sumber data

utama dalam penelitian kualitatif adalah kata–kata dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen”. Adapun sumber data dalam penelitian ini

adalah :

a. Narasumber

Narasumber adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik

terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi

kepada peneliti. Menurut HB Sutopo (2006 : 57), ” Dalam penelitian

kualitatif posisi narasumber sangat penting, sebagai individu yang memiliki

informasi”. Narasumber merupakan tumpuan pengumpulan data bagi peneliti

dalam mengungkap permasalahan penelitian.

Adapun narasumber dalam penelitian ini adalah :

1. Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum SMA Negeri 1 Cilacap.

2. Guru Matematika kelas X SMA Negeri 1 Cilacap.

3. Siswa kelas X SMA Negeri 1 Cilacap.

b. Tempat dan Peristiwa

Tempat dan peristiwa menjadi informasi, karena dalam pengamatan

harus sesuai dengan konteksnya dan setiap situasi sosial melibatkan tempat,

perilaku, dan aktivitasnya. Peneliti mengambil tempat penelitian di SMA

Page 40: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

40

Negeri 1 Cilacap yang tersedia data yang bermanfaat untuk memecahkan

masalah dalam penelitian ini.

c. Arsip dan Dokumen

Arsip dan dokumen merupakan sumber data yang sangat penting dalam

penelitian kualitatif terutama apabila sasaran terarah pada latar belakang

peristiwa masa lampau dan yang berkaitan dengan peristiwa masa kini yang

harus dipelajari. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data penelitian

meliputi segala bentuk literatur/ pustaka/ arsip dan dokumen operasional yang

relevan dengan obyek penelitian.

D. Teknik Sampling

Pada penelitian ini dalam menentukan subjek penelitian tidak dipilih

secara acak, tetapi pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling). Tujuannya

bukanlah memusatkan diri pada adanya perbedaan–perbedaan yang nantinya

dikembangkan dalam generalisasi tetapi untuk memperoleh kedalaman studi

dalam konteksnya. Selain itu, juga untuk menggali informasi yang menjadi dasar

dari rancangan dan teori yang muncul. Oleh sebab itu, pada penelitian kualitatif

tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sampling) (Lexy. J.

Moleong, 2001: 165).

Menurut HB Sutopo (2002 : 36) ” Purposive sampling adalah sampling

dimana peneliti cenderung memilih narasumber yang dianggap tahu dan dapat

dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalahnya

secara mendalam”. Untuk itu peneliti melakukan sampling dengan memilih

narasumber yang dianggap mengetahui masalah penelitian. Sedangkan menurut

Noeng Muhadjir (2000: 167), ”Salah satu ciri purposive sampling adalah seleksi

sampel menuju kejenuhan informasi, artinya apabila dengan sampel yang telah

diambil masih ada informasi yang diperlukan maka diambil sampel lagi,

sebaliknya jika dengan menambah sampel diperoleh informasi yang sama berarti

sampel cukup karena informasinya cukup”.

Sampel yang dipilih tidak mewakili populasi tetapi lebih mewakili

informasi, untuk memperoleh kedalaman studi dan konteksnya, sehingga

Page 41: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

41

pemilihan sampel lebih ditekankan pada kualitas pemahaman terhadap

permasalahan yang diteliti. Untuk itu peneliti menyebut sampel sebagai subyek

penelitian. Siswa kelas X program RSBI, guru matematika kelas X program

RSBI, dan wakil kepala sekolah bagian kurikulum adalah subyek dalam penelitian

ini yang diharapkan dapat memberikan informasi tentang pelaksanaan program

RSBI pada pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 1 Cilacap semester

II tahun pelajaran 2008/2009.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, data yang obyektif sangat diperlukan guna

memecahkan masalah penelitian. Untuk mendapatkan data yang obyektif

diperlukan teknik pengumpulan data sebagai metode atau cara untuk

mengumpulkan data penelitian.

Data hasil penelitian disebut data kualitatif, yang berupa kata-kata,

tindakan atau tingkah laku, dokumen dan peristiwa. Menurut Ruseffendi (1994:

30), “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggunakan observasi,

wawancara, atau angket mengenai keadaan objek yang sedang diteliti”. Hal

tersebut sejalan dengan ciri penelitian kualitatif yang menggunakan orang sebagai

instrumen pengumpulan data yaitu melalui observasi, wawancara atau angket.

Berdasarkan pendapat tersebut maka penelitian in menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

a. Wawancara

“ Wawancara atau interview adalah percakapan antara peneliti (seseorang

yang ditugasi) dengan obyek penelitian atau responden atau sumber data”

(Budiyono, 2003 : 52). Sedangkan menurut Lexy J. Moleong (2003 : 135)

“Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu dan

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan

dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban pertanyaan”. Dari

pendapat tersebut dapat diperoleh pengertian bahwa wawancara adalah teknik

untuk memperoleh data dari yang diwawancarai atau narasumber.

Page 42: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

42

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan kepada narasumber yaitu guru matematika, siswa, dan wakil

kepala sekolah bagian kurikulum untuk mendapatkan data mengenai

permasalahan yang diteliti. Sebelum melaksanakan wawancara, peneliti

terlebih dahulu mempersiapkan pertanyaan yang akan diajukan secara secara

sistematis sehingga proses wawancara dapat mengarah ke pokok

permasalahan.

b. Observasi

“Observasi adalah kegiatan yang meliputi pemusatan perhatian terhadap

sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra” (Suharsimi Arikunto,

2006 : 156). Sedangkan Budiyono (2003 : 53) menyatakan bahwa “Observasi

adalah cara pengumpulan data dimana peneliti (orang yang ditugasi)

melakukan pengamatan terhadap subjek penelitian sedemikian hingga si

subjek tidak tahu bahwa dia sedang diamati”. Observasi dilakukan secara

sistematis yaitu melalui struktur dan kerangka yang jelas, yang berisi semua

faktor yang diperlukan dan sudah dikelompokkan dalam kategori tertentu

seperti yang tertuang dalam pedoman observasi, kemudian dilakukan

pengamatan dan pencatatan mengenai hasil yang diperoleh.

Dalam melakukan observasi, peneliti tidak ikut ambil bagian ke dalam

kegiatan yang dilakukan obyek yang diobservasi. Dalam penelitian ini,

observasi dilaksanakan terhadap proses belajar mengajar matematika yang

terjadi dalam kelas untuk melihat pelaksanaan program RSBI pada

pembelajaran matematika dan untuk melihat keaktifan, partisipasi dan

kemandirian siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Analisis dokumen

Merupakan teknik penelitian yang dilakukan dengan cara mencatat dan

mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen yang isinya

berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian. “Metode dokumen ini

untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-

catatan, transkip, buku-buku, surat kabar, notulen rapat dan sebagainya”

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 158).

Page 43: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

43

Dalam penelitian ini diselidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,

laporan-laporan, dokumen dan gejala dari obyek yang diteliti, antara lain

tentang profil sekolah tempat penelitian dan laporan pelaksanaan program

RSBI pada pembelajaran matematika di sekolah tempat penelitian.

F. Validasi Data

Dalam penelitian kualitatif validitas atau kesahihan data dapat

ditunjukkan melalui keabsahan data, sehingga keabsahan data merupakan sarana

untuk menjaga kesahihan atau validitas data yang dikumpulkan serta untuk

menghindari adanya bias penelitian. Untuk menetapkan keabsahan data

diperlukan teknik pemeriksaan data yang didasarkan atas sejumlah kriteria

tertentu. Sedangkan dalam penelitian ini teknik pemeriksaan data yang dilakukan

adalah dengan triangulasi. Menurut Patton dalam buku Lexy J. Moleong (2002 :

178) ditegaskan bahwa “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk mengecek atau

membandingkan terhadap data atau dengan data yang satu dikontrol oleh data

yang sama dari sumber yang berbeda”.

Lebih lanjut Patton dalam HB Sutopo (2002 : 78) mengatakan bahwa ada

empat macam teknik triangulasi, yaitu :

1. Triangulasi data (data triangulation) atau triangulasi sumber. Yaitu dengan membandingkan data yang sejenis yang diperoleh dari sumber data yang berbeda, misalnya dari narasumber yang berbeda.

2. Triangulasi peneliti (investigator triangulation). Yaitu triangulasi yang dilakukan dengan menguji keabsahan data hasil penelitian melalui beberapa peneliti.

3. Triangulasi metode (methodological triangulation). Yaitu membandingkan data hasil penelitian dengan menggunakan metode atau teknik pengumpulan data yang berbeda.

4. Triangulasi teori (theoritical triangulation). Yaitu triangulasi yang menggunakan perspektif dari beberapa teori. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan berupa data tentang

pelaksanaan program RSBI pada pembelajaran matematika, kendala pelaksanaan,

dan usaha untuk mengatasi kendala tersebut. Peneliti menggunakan triangulasi

metode untuk memeriksa keabsahan data tentang pelaksanaan program RSBI pada

Page 44: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

44

pembelajaran matematika. Triangulasi metode pada penelitian ini dilakukan

dengan membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan

analisis dokumen. Untuk memeriksa keabsahan data tentang kendala pelaksanaan

program RSBI pada pembelajaran matematika dan usaha untuk mengatasinya,

peneliti menggunakan triangulasi sumber atau triangulasi data, yaitu dengan

membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa

narasumber.

G. Analisis Data

Patton dalam Lexy J. Moleong (2002 : 103) mengatakan bahwa “Analisis

data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,

kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”. Langkah-langkah

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti teknik analisis

mengalir. Menurut Mattew B. Milles dan A. Michael Huberman (1992: 16),

“Analisis mengalir terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan,

yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi data”.

Dalam penelitian ini, data diambil dari hasil wawancara, observasi, dan

dokumentasi. Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini kemudian akan

dianalisis. Data hasil wawancara, data hasil observasi dan data dari dokumentasi

dibandingkan untuk mendapatkan data yang valid, kemudian dilakukan reduksi

data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data–data kasar dari catatan–catatan di lapangan

(Mattew B. Milles dan A. Michael Huberman, 1992: 16). Proses reduksi data

bertujuan untuk menghindari penumpukan data/ informasi dari narasumber,

kemudian data yang telah valid dapat disajikan.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan serangkaian langkah–langkah secara urut

dari awal hingga akhir yang dilakukan dalam penelitian. Di dalam penelitian ini

peneliti menggunakan prosedur atau tahap-tahap penelitian sebagai berikut :

Page 45: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

45

1. Tahap pra lapangan

Tahap pra lapangan ini dilakukan dengan kegiatan pembuatan proposal

penelitian sampai dengan pencarian berkas perijinan penelitian lapangan.

Adapun caranya dengan mengadakan survei awal, memilih dan

memanfaatkan informasi yang bersifat informal, menyiapkan perlengkapan

penelitian dan instrumen penelitian untuk pengembangan pedoman

pengumpulan data (daftar pertanyaan wawancara dan pedoman observasi).

2. Tahap pengumpulan data

Tahap ini dilakukan untuk mengambil data yang relevan dan akurat,

dengan cara turun langsung ke lokasi penelitian sesuai tujuan penelitian

dengan melakukan wawancara, observasi dan pencatatan dokumen.

Disamping kegiatan tersebut, pada tahap ini digunakan untuk melaksanakan

review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul dengan

melakukan refleksi, dan juga menentukan strategi pengumpulan data yang

dipandang paling tepat serta menentukan fokus, pendalaman data,

pemantapan data pada proses pengumpulan data berikutnya, kemudian

mengatur untuk kepentingan analisa awal.

3. Tahap analisis data

Tahap ini meliputi kegiatan pengolahan data atau analisis akhir dari data

yang telah dikumpulkan dari lokasi penelitian melalui kegiatan reduksi,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Bila data dirasa

belum cukup untuk memecahkan masalah penelitian, maka peneliti dapat

melakukan pengumpulan data kembali dan melakukan analisis awal.

4. Tahap penulisan laporan

Pada tahap ini peneliti mulai menyusun laporan awal, melaksanakan

review laporan dengan orang yang cukup memahami permasalahan penelitian

untuk mendiskusikan laporan yang telah disusun sementara. Dalam kegiatan

ini tidak menutup kemungkinan peneliti melaksanakan perbaikan laporan.

Selanjutnya kegiatan berikutnya menyusun laporan akhir penelitian dan

memperbanyak laporan tersebut sesuai kebutuhan.

Page 46: 3.BAB I Pendahuluan/Analisis... · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah membawa dampak yang sangat mempengaruhi keseimbangan sistem pemerintahan di

46

Untuk lebih memperjelas jalannya penelitian yang akan dilakukan, maka

dibuat skema prosedur penelitian mulai dari pembuatan proposal hingga

pembuatan laporan hasil penelitian, yaitu sebagai berikut :

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian

Tahap Pra Lapangan

Proposal

Pengumpulan Data dan

Analisis Awal

Analisis Akhir

Penyusunan Laporan Awal

Penulisan Hasil Laporan

Penggandaan Laporan