document3
DESCRIPTION
prTRANSCRIPT
FIGO Classification System (PALM-COEIN) for Causes of Abnormal Uterine Bleeding in Nongravid Women of Reproductive Age
Definisi dan Terminologi
• Perdarahan Uterus Abnormal meliputi semua kelainan haid baik dalam hal jumlah maupun lamanya.
• Manifestasi Klinis dapat berupa perdarahan banyak atau sedikit, siklus haid yang memanjang atau tidak beraturan.
Sistem Klasifikasi PUA
Kelompok “PALM” merupakan kelainan struktur yang dapat dinilai dengan berbagai teknik pencitraan dan atau pemeriksaan histopatologi.
Kelompok “COEIN” merupakan kelainan non-struktur yang tidak dapat dinilai dengan teknik pencitraan atau histopatologi.
Berdasarkan International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO), terdapat 9 kategori utama yang disusun
sesuai dengan akronim “PALM-COEIN”.
PALM-COEINA. Polip (PUA-P)
• Polip adalah pertumbuhan endometrium berlebih yang bersifat lokal mungkin tunggal atau ganda, berukuran mulai dari beberapa milimeter sampai sentimeter. Polip endometrium terdiri dari kelenjar, stroma, dan pembuluh darah endometrium. Biasanya bersifat asimptomatik. Lesi umumnya jinak, namun sebagian kecil atipik atau ganas.
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan USG dan atau histeroskopi, dengan atau tanpa hasil histopatologi.
B. Adenomiosis (PUA-A)• Adenomiosis adalah invasi endometrium ke dalam lapisan miometrium, menyebabkan uterus
membesar, difus, dan secara mikroskopik tampak sebagai endometrium ektopik, non neoplastik, kelenjar endometrium, dan stroma yang dikelilingi oleh jaringan miometrium yang mengalami hipertrofi dan hiperplasia.
• Kriteria adenomiosis ditentukan berdasarkan kedalaman jaringan endometrium pada hasil histopatologi. Adenomiosis dimasukkan dalam sistem klasifikasi berdasarkan pemeriksaan MRI dan USG.
• Hasil USG menunjukkan jaringan endometrium heterotopik pada miometrium dan sebagian berhubungan dengan adanya hipertrofi miometrium.
RSD. dr. Soebandi Jember
Medical Faculty of Jember University
C. Leiomioma (PUA-L)• Leiomioma adalah tumor jinak fibromuscular pada permukaan myometrium. Umumnya
tidak memberikan gejala dan biasanya bukan penyebab tunggal PUA. • Pertimbangan dalam membuat sistem klasifikasi mioma uteri yakni hubungan mioma
uteri dengan endometrium dan serosa, lokasi, ukuran, serta jumlah mioma uteri.
D. Malignancy and Hyperplasia (PUA-M)• Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan abnormal berlebihan dari kelenjar
endometrium. Meskipun jarang ditemukan, namun hiperplasia atipik dan keganasan merupakan penyebab penting PUA.
• Klasifikasi keganasan dan hiperplasia menggunakan sistem klasifikasi FIGO & WHO.
E. Coagulopathy (PUA-C)• Terminologi koagulopati digunakan untuk kelainan hemostasis sistemik yang terkait
dengan PUA.• 13% perempuan dengan perdarahan haid banyak memiliki kelainan hemostasis
sistemik, dan yang paling sering ditemukan adalah penyakit von Willebrand.
RSD. dr. Soebandi Jember
Medical Faculty of Jember University
F. Ovulatory dysfunction (PUA-O)• Kegagalan terjadinya ovulasi yang menyebabkan ketidakseimbangan hormonal yang dapat
menyebabkan terjadinya pendarahan uterus abnormal. Gangguan ovulasi merupakan salah satu penyebab PUA dengan manifestasi perdarahan yang sulit diramalkan dan jumlah darah yang bervariasi. Dahulu termasuk dalam kriteria perdarahan uterus disfungsional (PUD). Gejala bervariasi mulai dari amenorea, perdarahan ringan dan jarang, hingga perdarahan haid banyak.
• Gangguan ovulasi dapat disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik (SOPK), hiperprolaktinemia, hipotiroid, obesitas, penurunan berat badan, anoreksia atau olahraga berat yang berlebihan.
G. Endometrial (PUA-E)• Pendarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan dengan siklus haid teratur akibat
gangguan hemostasis lokal endometrium. Adanya penurunan produksi faktor yang terkait vasokonstriksi seperti endothelin-1 dan prostaglandin F2α serta peningkatan aktifitas fibrinolisis. Gejala lain kelompok ini adalah perdarahan tengah atau perdarahan yang berlanjut akibat gangguan hemostasis lokal endometrium.
• Diagnosis PUA-E ditegakkan setelah menyingkirkan gangguan lain pada siklus haid yang berovulasi.
RSD. dr. Soebandi Jember
Medical Faculty of Jember University
H. Iatrogenik (PUA-I)• Pendarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan penggunaan obat-obatan
hormonal (estrogen, progestin) ataupun non hormonal (obat-obat antikoagulan) atau AKDR.
• Perdarahan haid di luar jadwal yang terjadi akibat penggunaan estrogen atau progestin dimasukkan dalam istilah perdarahan sela atau breakthrough bleeding (BTB).
• Perdarahan sela terjadi karena rendahnya konsentrasi estrogen dalam sirkulasi yang dapat disebabkan oleh sebagai berikut :o Pasien lupa atau terlambat minum pil kontrasepsi;o Pemakaian obat tertentu seperti rifampisin;o Perdarahan haid banyak yang terjadi pada perempuan pengguna anti koagulan
(warfarin, heparin, dan low molecular weight heparin) dimasukkan ke PUA-C.
J. Not Yet Classified (PUA-N)• Kategori not yet classified dibuat untuk penyebab lain yang jarang atau sulit dimasukkan
dalam klasifikasi. • Kelainan yang termasuk dalam kelompok ini adalah endometritis kronik atau malformasi
arteri-vena. Kelainan tersebut masih belum jelas kaitannya dengan kejadian PUA.RSD. dr. Soebandi
JemberMedical Faculty of Jember
University
Penanganan PUA Polip (PUA-P)Penanganan polip endometrium dapat dilakukan dengan :1. Reseksi secara histeroskopi (Rekomendasi C);2. Dilatasi dan kuretase;3. Kuret hisap;4. Hasil dikonfirmasi dengan pemeriksaan histopatologi.
Penanganan PUA Berdasarkan
Penyebab
RSD. dr. Soebandi Jember
Medical Faculty of Jember University
1. Adenomiosis
2. Ingin Hamil ?
Ya
5. Reseksi endometrium atau Histrektomi
3. Analog GnRH + add-back th/atau
LNG-IUS (6 bulan)4. Adenomiomektomi
Tidak
RSD. dr. Soebandi Jember
Medical Faculty of Jember University
Penanganan PUA-Adenomiosis (PUA-A)
RSD. dr. Soebandi Jember
Medical Faculty of Jember University
1. Leiomioma Uteri
2. Ingin Hamil ?
TidakYa
3. Submukosum
Histeroskopi reseksi
4. Intramural/Subserosum
Penanganan medis (lihat ke PUA-E / O)
Jika gagal Operasi
5. Penanganan medis (koreksi anemia)
Operasi
Konservatif : embolisasi arteri
Tatalaksana ekspektatif
Miomektomi
Histerektomi
Penanganan PUA-Leiomioma Uteri (PUA-L)
RSD. dr. Soebandi Jember
Medical Faculty of Jember University
Penanganan PUA-Malignancy and
Hyperplasia (PUA-M)
Malignancy and Hyperplasia
1. Hiperplasia endometrium atipik
TidakYa
2. Ingin Hamil ?
4. Histerektomi3. LNG-IUS
atauAnalog GnRH
5. Biopsi (akhir bulan ke-6) Hiperplasia atipik menetap
RSD. dr. Soebandi Jember
Medical Faculty of Jember University
1. Coagulopathy
2. Terapi multidisiplin
3. Asam traneksamat dan PKK atau LNG-IUS
LNG-IUS atau Operasi
4. Jika ada K.I
5. Terapi spesifik : Desmopresin untuk penyakit von Willebrand
Penanganan PUA-Coagulopathy (PUA-C)
1. Ovulatory Dysfunction
5. Ingin Hamil ?Tatalaksana Infertilitas
4. Pertimbangkan kelainan sistemik
3. Umur > 35 th atau resiko tinggi Ca Endometrium
2. Periksa hormon tiroid. Bila terdapat amenore atau oligomenore lakukan pemeriksaan prolaktin. Lakukan pap smear terutama bila terdapat perdarahan pasca koitus.
Biopsi endometrium, USG TV
Penanganan PUA-Ovulatory Dysfunction (PUA-O)
RSD. dr. Soebandi Jember
Medical Faculty of Jember University
6. Kontra indikasi PKK
7. PKK selama 3 bulan
8. Progestin selama 14 hari, kemudian stop selama 14 hari. Diulang selama 3 bulan
10. Teruskan atau stop terapi hormonal sesuai keinginan pasien
11. Pertimbangkan pemberian PKK atau progestin dosis tinggi. Pertimbangkan USG untuk menyingkirkan polip endometrium atau mioma uteri. Biopsi endometrium untuk menyingkirkan keganasan endometrium. Bila pengobatan medikamentosa tidak berhasil pertimbangkan untuk melakukan ablasi endometrium, reseksi dengan histeroskopi atau histerektomi.
9. Perdarahan berkurang
RSD. dr. Soebandi Jember
Medical Faculty of Jember University
Penanganan PUA-Endometrial (PUA-E)
1. PUA-E
3. Memerlukan Kontrasepsi
11. Pertimbangkan reseksi dengan
histeroskopi
8. PKK 3 siklus
2. Periksa hormon tiroid, USG
4. As. Traneksamat 3x1 gr dan As. Mefenamat
3x500mg
5. Observasi selama 3 siklus
6. Respon tdk adekuat
7. Kontraindikasi PKK
9. Progestin selama 14 hari kemudian stop selama 14 hari. Ulang selama 3
siklus. Tawarkan LNG-IUS
10. Respon tdk adekuat
11. USG Transvaginal atau SIS
11. Polip atau mioma
submukosum
12. Hiperplasia endometrium (tebal
>10mm)
13. Adenomiosis
12. Pengambilan sampel endometrium
13. Pertimbangkan MRI, Progestin, LNG-IUS atau histerektomi
14. Normal atau abnormal dan tdk bisa
dilakukan terapi konservatif
15. Fungsi reproduksi komplit
15. Pertimbangkan ablasi endometrium atau
histerektomi
Catat siklus menstruasi Monitor Hb
Penanganan PUA Iatrogenik (PUA-I)
1. PUA-E
3. 3 bulan pertama penggunaan PKK
5. Cek klamidia dan gonorrhea (endometritis). Tanyakan
mengenai kepatuhan. Naikkan dosis esterogen. Jika berusia >
35 tahun, lakukan biopsi endometrium
3. Penggunaan PKK dilanjutkan, catat siklus
haid
4. Pasien tidak ingin melanjutkan PKK atau
perdarahan menetap >3 bulan
2. Perdarahan sela (breakthrough bleeding)
7. Setelah 3 bulan pertama penggunaan PKK
6. Perdarahan menetap, lakukan TVS, SIS atau histeroskopi untuk menyingkirkan kelainan saluran reproduksi
8. Amenore
9. Singkirkan kehamilan
10. Naikkan dosis esterogen atau lanjutkan pil yang sama
1. Amenore atau perdarahan bercak
2. Menasehati pasien bahwa hal tersebut merupakan hal yang
diharapkan
3. PUA-O
4. Usia>35th atau resiko tinggi untuk Ca endometrium
6. 4-6 bulan pertama pemakaian kontrasepsi
8. Perdarahan berlanjut setelah 6 bulan
7. Lanjutkan kontrasepsi, ganti dengan PKK, suntik
DMPA setiap 2 bulan (khusus akseptor DMPA)
5. Biopsi endometrium
9. Berikan esterogen jangka pendek (EEK 1,25 mg 4 x sehari selama 7 hari). Dapat diulang jika perdarahan abnormal terjadi kembali.
Pertimbangkan pemilihan metoda kontrasepsi lain
1. Nyeri pada uterus
3. Penggunaan 4-6 bulan pertama
5. Berikan PKK untuk 1 siklus 4. Perdarahan abnormal berlanjut setelah 6 bulan atau pasien ingin
diterapi
4. Lanjutkan penggunaan AKDR, jika perlu dapat ditambahkan AINS
2. Doksisiklin 2x100mg sehari selama 10 hari, pertimbangkan pengangkatan
AKDR
6. Jika perdarahan abnormal menetap, angkat AKDR. Pada pasien berusia >35
tahun
RSD. dr. Soebandi Jember
Medical Faculty of Jember University
A. Non-Hormonal1. Asam Traneksamat
Pemilihan Obat
RSD. dr. Soebandi Jember
Medical Faculty of Jember University
2. NSAID