33121129 pengaruh ratio kombinasi maltodekstrin, karagenan dan whey terhadap karakteristik...
DESCRIPTION
jurnalTRANSCRIPT
7/18/2019 33121129 Pengaruh Ratio Kombinasi Maltodekstrin, Karagenan Dan Whey Terhadap Karakteristik Mikroenkapsula…
http://slidepdf.com/reader/full/33121129-pengaruh-ratio-kombinasi-maltodekstrin-karagenan-dan-whey-terhadap 1/9
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 3 (3) 2014© Indonesian Food Technologists
121
Artikel Penelitian
Pengaruh Ratio Kombinasi Maltodekstrin, Karagenan dan Whey Terhadap
Karakteristik Mikroenkapsulan Pewarna Alami Daun Jati (Tectona g randis
L. f.)Wahyu Purnomo, Lia Umi Khasanah, R. Baskara Katri AnanditoProgram Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta†Korespondensi dengan penulis ([email protected])Artikel ini dikirim pada tanggal 6 Mei 2014 dan dinyatakan diterima tanggal 30 Oktober 2014.Artikel ini juga dipublikasi secara online melalui www.journal.ift.or.idHak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang diperbanyak untuk tujuan komersial.Diproduksi oleh Indonesian Food Technologists® ©2014 (www.ift.or.id)
Abstrak
Antosianin merupakan zat warna yang bersifat polar bertanggung jawab untuk kebanyakan warna merah,biru, dan ungu. Dengan mikroenkapsulasi antosianin dapat terlindungi dari pengaruh lingkungan yang merugikan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ratio kombinasi bahan penyalut terbaik dalam spray drying . Ekstrak daun
jati dimikroenkapsulasi dengan penyalut maltodekstrin, karagenan, dan whey dengan proporsi total padatanekstrak terhadap penyalut dengan rasio 3:10. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan AcakLengkap dengan satu faktor (ratio kombinasi penyalut maltodekstrin, kappa-karagenan dan whey ) dengan 3 taraf
yaitu (2:1:0, 2:0:1, dan 1:1:1). Variable respon yang diukur adalah randemen, kadar total antosianin, penangkapanradikal bebas, dan kualitas warna (L*a*b,
oHue), kadar air, kelarutan dalam air, sisa pelarut (etanol) dan
mikrostruktur. Hasil penelitian menunjukkan ratio kombinasi penyalut terbaik ditinjau dari nilai kadar antioksidan,kualitas warna L dan b, kadar air, serta mikrostruktur adalah mikroenkapsulan dengan ratio kombinasi penyalutmaltodekstrin, karagenan, dan whey (MKW). ditinjau dari kadar antosianin, dan kelarutan dalam air adalahmikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrin dan whey (MW). Dan ditinjau dari randemen dan
oHue adalah
mikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrin dengan karagenan (MK). Mikroenkapsulan yang dihasilkandiharapkan dapat diaplikasikan dalam bahan pangan sebagai pewarna makanan alami dalam bentuk sediaanbubuk.
Kata kunci: mikroenkapsulan, maltodekstrin, karagenan, whey, pewarna daun jati
PendahuluanAntosianin merupakan zat warna yang bersifatpolar dan larut dengan baik pada pelarut-pelarut polar.Senyawa ini termasuk dalam golongan flavonoid.Seperti halnya pigmen warna alami yang lainnya,pigmen antosianin memiliki stabilitas warna yangrendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitasantosianin diantaranya adalah pengaruh dari pH,cahaya, dan suhu.
Mikroenkapsulasi bertujuan untuk melindungikomponen bahan yang sensitif dan mengurangidegradasi senyawa aktif dalam bahan. Spray drying cocok digunakan untuk bahan yang tidak tahan panas
oleh karena terbentuknya lapisan film yang mengelilingi droplet dan pemanasan droplet hanya terjadi dalambeberapa detik saja sehingga suhu pemanasan di luardroplet tidak merusak material inti.
Bahan penyalut adalah bahan-bahan yangberfungsi sebagai penyalut bahan inti (bahan aktif)dalam proses mikroenkapsulasi (Masters, 1979).Menurut Young et al ., (1993), bahan penyalut yangdigunakan dalam spray drying harus memilikikemampuan kelarutan yang tinggi dan kemampuanmengemulsi, serta harus dapat membentuk lapisan film,dan menghasilkan larutan berkonsentrasi tinggi
dengan viskositas rendah. Penyalut yang seringdigunakan dalam mikroenkapsulasi adalahmaltodekstrin dan gum arab (Reineccius, 1988).
Hasil penelitian terdahulu ( Krishnan et al., 2005)menunjukkan bahwa kombinasi bahan penyalut gum
arab dan maltodekstrin lebih efektif melindungi bahanaktif dibandingkan dengan bahan penyalut lainnya.Akan tetapi penggunaan gum arab dinilai mahal
dan persediaan terbatas. Oleh karena itu diperlukanadanya bahan penyalut pengganti gum arab ataubahan pendamping gum arab yang dapat digunakansebagai campuran bahan penyalut yang lebih efektifdengan kemampuan emulsifikasi yang lebih baikdaripada penggunaan gum arab murni. Kappa-karagenan dikenal merupakan pilihan yang baiksebagai bahan penyalut karena sifatnya yangpseudoplastik sehingga memungkinkan untuk bertindaksebagai plasticizer , pembentukan bulat dan halus pada
mikroenkapsulan dan meningkatkan gaya adhesiantara dinding dan bahan inti. Selain itu, kappa-karagenan memiliki sifat yang diinginkan sebagaiemulsifier , aman untuk dimakan dan biodegradasi.
Selain itu penggunaan bahan whey juga dapatdimanfaatkan sebagai bahan pengemulsi dari kelasprotein. Salah satu penelitian yang mengunakan bahanpenyalut whey adalah penelitian dari Helene et
al .,(2009), menyebutkan bahwa maltodekstrin yangdikombinasikan dengan WPC / whey protein konsentrat memiliki stabilitas emulsi yang lebih tinggi dibandingkandengan maltodekstrin yang dikombinasikan dengan pati
Hi-Cap/modified .Berdasarkan uraian tersebut maka perlu
dilakukan penelitian tentang pengaruh ratio kombinasimaltodekstrin, karagenan, dan whey terhadapkarakteristik mikroenkapsulan pewarna alami daun jati
7/18/2019 33121129 Pengaruh Ratio Kombinasi Maltodekstrin, Karagenan Dan Whey Terhadap Karakteristik Mikroenkapsula…
http://slidepdf.com/reader/full/33121129-pengaruh-ratio-kombinasi-maltodekstrin-karagenan-dan-whey-terhadap 2/9
122 Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 3 (3) 2014© Indonesian Food Technologists
(Tectona Grandis Linn f .) ditinjau dari randemen, kadartotal antosianin, aktivitas penangkapan radikal bebas,kualitas warna (L*a*b,
0Hue), kadar air, kelarutan dalam
air, kadar sisa pelarut (etanol) dan mikrostruktur.
Materi dan Metode
Materi
Alat yang digunakan untuk mengekstrak pigmenantosianin daun jati antara lain moisturetest, blender,ayakan, timbangan, beker glass , erlenmeyer, corong,labu takar, gelas ukur dan kertas saring. Pengukurantotal padatan terlarutnya dengan hand refractometer .Alat yang digunakan dalam proses mikroenkapsulasiantara lain homogenezer dengan menggunakan stirer ‘’Ultra-Turax
®T50 Basic Ika
® Weke’’dan satu set alat
spray dryer dengan merk Lap Plant tipe SD-Basic.Sedangkan alat yang digunakan untuk analisis antaralain sebagai berikut:a. Randemen : timbangan analitik
b. Kadar total antosianin : spektrofotometer UV-Vis1240, tabung reaksi, labu takar, vortex, pipet ukur,propipet, kuvet, pH meter dan sentrifuse.
c. Penangkapan radikal bebas : spektrofotometer UV-Vis 1204, tabung reaksi, sentrifuge, vortex, pipetukur, propipet dan labu takar.
d. Kualitas warna : colorimeter Konica Minolta.e. Kadar air : botol timbang, oven, desikator, dan
neraca analitik.f. Kelarutan dalam air : oven, kertas saring,
erlenmeyer, magneticstirer , desikator dantimbangan analitik.
g. Mikrostruktur : satu set lengkap instrumen SEM(Scanning Electron Microscope ) dengan merk JEOLJSM T300 dan Fine Coat Ion Sputter model “JFC1100’’.
h. Kadar sisa pelarut (etanol): satu set instrumen GCmerk Hitachi G.3000.
Bahan utama yang digunakan dalam penelitianini adalah daun jati muda (Tectona grandis Linn. f ) 1-2tingkat dibawah pucuk, berwarna hijau kemerahan yangdiperoleh dari desa Turen, kecamatan Mojolaban,kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Pada prosesekstraksi digunakan pelarut etanol 70% yangdiasamkan dengan HCl 1%. Bahan yang digunakan
untuk analisis kadar total antosianin adalah KCl, HCl,CH3CO2Na.3H2O (Na-Asetat Trihidrat ) dan aquades.
Pada analisis penangkapan radikal bebas digunakanbahan larutan DPPH (Diphenyl picrylhydrazyl ) danmetanol. Dan pada Spray dryer penyalut yangdigunakan yaitu maltodekstrin dengan DE 11,7diperoleh dari toko kimia Agung Jaya Surakarta JawaTengah, kappa-karagenan diperoleh dari toko bahankimia Setia Guna Bogor, dan whey diperoleh dariPerusahaan pengolahan Susu di Salatiga JawaTengah.
MetodePenelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa
Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian;Laboratorium Pangan dan Gizi Jurusan Teknologi HasilPertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas
Maret Surakarta; Laboratorium Teknik Pertanian,Fakultas Teknologi Pertanian, Laboratorium TeknologiFarmasi Bagian Sediaan Padat Universitas GadjahMada Yogyakarta, Laboratorium Terpadu UniversitasIslam Indonesia, dan Balai Konservasi PeninggalanPurba Borobudur. Penelitian ini dilaksanakan padabulan Oktober 2013 sampai April 2014.
Pembuatan Ekstrak Pewarna Alami Daun JatiPada proses awal daun jati dikering anginkan
hingga kadar air 10-13% kemudian dilakukanpengecilan ukuran dengan menghancurkan daun keringmenggunakan blender dan diayak hingga lolos ayakan50 mesh (Sasty, 2013). Bahan yang telah siapkemudian dimaserasi dengan pelarut etanol 70% yangdiasamkan dengan HCl 1% dengan perbandingan85:15 (Yuliastri, 2001). Proses maserasi menggunakanperbandingan bahan : pelarut 1:10, berlangsungselama 3 jam (Umar, 2008). Dan maserasi
menggunakan suhu ruang dengan tanpa pengadukan(Sasty, 2013). Hasil ekstrak kemudian disaring dengankertas saring untuk memisahkan filtrat dengan ampas.
Mikroenkapsulasi Pewarna Alami Daun JatiSetelah didapatkan ekstrak pewarna alami daun
jati muda hasil dari ekstraksi kemudian lanjut ke prosespembuatan mikroenkapsulan pigmen warna alami daun
jati muda dengan spray drying, yang sebelumnyadilakukan pengukuran total padatan terlarut padaekstrak daun jati muda menggunakan handrefractometer untuk memnentukan proporsi bahan
penyalut yang akan digunakan. Bahan penyalut dengankombinasi maltodekstrin DE 11,7, kappa-karagenan,dan whey dengan ratio 2:1:0; 2:0:1; 1:1:1. Banyaknyapenyalut yang digunakan didasarkan pada proporsipadatan ekstrak pewarna alami daun jati terhadappenyalut adalah dengan rasio 3:10 (Ernawati, 2010).Proses selanjutnya adalah bahan penyalut dan ekstrakpewarna alami daun jati dicampur dan dihomogenkandengan alat homogenizer berupa stirer selama 10 menitdengan kecepatan putaran 1000 rpm.
Setelah dihomogenisasi hasil campurandilanjutkan ke proses berikutnya menggunakan spraydrying untuk membentuk struktur yang melindungi
bahan inti yang disebut dinding. Selama proses spraysuspensi campuran selalu diaduk dengan magneticstirer yang bertujuan agar suspensi tidak mengendapatau menggumpal saat proses spray. Suhu yangdigunakan dalam spray drying menggunakan suhu inlet150˚C (Nayak dan Restogi, 2010). Mikroenkapsulanpewarna alami daun jati hasil dari spray dryingkemudian disimpan dalam plastik gelap/kedap cahayadisimpan di tempat yang kering dan diberi silica gelsampai digunakan untuk analisis. Hasilmikroenkapsulasi dari masing-masing perlakuankemudian diuji randemen, kadar total antosianin,
penangkapan radikal bebas, dan kualitas warna(L*a*b,oHue), kadar air, kelarutan dalam air, sisapelarut (etanol) dan mikro struktur.
Penelitian ini menggunakan Rancangan AcakLengkap (RAL) faktorial dengan satu faktor (ratio
7/18/2019 33121129 Pengaruh Ratio Kombinasi Maltodekstrin, Karagenan Dan Whey Terhadap Karakteristik Mikroenkapsula…
http://slidepdf.com/reader/full/33121129-pengaruh-ratio-kombinasi-maltodekstrin-karagenan-dan-whey-terhadap 3/9
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 3 (3) 2014© Indonesian Food Technologists
123
kombinasi penyalut maltodekstrin, kappa-karagenandan whey ) dengan 3 taraf yaitu (2:1:0, 2:0:1, dan 1:1:1).Dan dilakukan dua kali ulangan sampel dan tiap-tiapsampel dilakukan dua kali ulangan analisis. Paramaterpengamatan terdiri atas randemen, kadar totalantosianin, penangkapan radikal bebas, dan kualitaswarna (L*a*b,
oHue), kadar air, kelarutan dalam air, sisa
pelarut (etanol) dan mikrostruktur. Data hasil analisispada penelitian ini diuji secara statistik menggunakansidik ragam ANOVA dengan SPSS. Jika terdapatperbedaan maka dilanjutkan dengan Duncan MulitipleRange Test (DMRT) pada !=0,05.
Hasil dan Pembahasan
RandemenAnalisis randemen berdasarkan berat ekstrak
ditambah penyalut sebelum spray drying menunjukkanbahwa bubuk pewarna alami daun jati muda tanpabahan penyalut berbeda nyata dengan ketiga bubuk
mikroenkapsulan dengan ratio kombinasi bahanpenyalut yaitu maltodekstrin dengan whey (MW),maltodekstrin, karagenan serta whey (MKW), danmaltodekstrin dengan karagenan (MK), dikarenakanadanya penambahan bahan penyalut dalam prosesmikroenkapsulasi menyebabkan kenaikkan totalpadatan ekstrak pewarna alami daun jati muda sebelumdimikroenkapsulasi. Pada tahapan proses pengukurantotal padatan terlarut dalam ekstrak daun jati mudamenggunakan hand refractometer didapatkan totalpadatan terlarut 8% dan meningkat seiring denganpenambahan bahan penyalut dengan berbagai ratio
kombinasi. Apabila total padatan pada bahan yangdikeringkan semakin tinggi maka rendemen yangdihasilkan akan semakin tinggi. Hal ini didukungdengan pernyataan menurut Master (1979), kandungantotal padatan berpengaruh terhadap lama prosespengeringan dan rendemen yang dihasilkan. Semakin
sedikit total padatan suatu campuran, rendemen produkakan semakin sedikit.
Sedangkan mikroenkapsulan dengan penyalutmaltodekstrin dengan whey tidak berbeda nyatadengan mikroenkapsulan dengan penyalutmaltodekstrin, karagenan, dan whey (MKW). Akantetapi berbeda nyata dengan mikroenkapsulan dengan
penyalut maltodekstrin dengan karagenan (MK).Maltodekstrin memiliki sifat ketahanan oksidasi yangtinggi dan dapat menurunkan viskositas emulsi(Krishnan et a l., 2005) dikombinasikan dengankaragenan dan whey dimana karagenan memiliki sifatmembentuk gel dalam air dan whey yang memiliki sifatpengemulsi yang baik dapat meningkatkan viskositaslarutan. Viskositas yang terlalu tinggi pada larutandapat menyebabkan kerusakan pada nozzel danmenyulitkan proses atomizer sehingga dapat terjadiketidakstabilan pada aliran di dalam spray dryeringyang berakibat bubuk mikroenkapsulan banyak yang
menempel pada tabung chamber spray dryer.Sedangkan mikroenkapsulan dengan bahan penyalutmaltodekstrin yang dikombinasikan dengan kappakaragenan dapat meningkatkan randemen bubukmikroenkapsulan dikarenakan berat molekul darikaragenan yang tinggi yaitu di atas 100 kDa atauberkisar antara 100-800 ribu kDa (DeMan, 1989) dansifat dari kappa karagenan yang merupakan fraksi yangmampu membentuk gel dalam air dan meningkatkanviskositas larutan sehingga total padatan terlarutmenjadi meningkat yang mengakibatkan hasilrandemen menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan
ratio kombinasi penyalut yang lain. Berdasarkan nilairandemen tersebut mengindikasikan bahwa kombinasiantara maltodekstrin dan kappa karagenan dalamproses mikroenkapsulasi pewarna alami daun jati akanmeningkatkan randemen mikroenkapsulan pewarnaalami daun jati (Gambar 1).
Tabel 1 Matriks Hasil Analisis Mikroenkapsulan Pewarna Alami Daun Jati dengan Ratio KombinasiMaltodekstrin, Karagenan dan Whey
Parameter
Sampel
Ekstrak DaunJati
Bubuk TanpaPenyalut
MikroenkapsulanMW
MikroenkapsulanMKW
MikroenkapsulanMK
Randemen -0,850
a ± 0,127
6,740
b
± 0,8504,880 ± 0,789 12,385
c±1,240
Kadar TotalAntosianin
4,258c+0,118 1,060
ab+0,130 4,216
c+1,207 1,795
b+0,726 0,251
a+0,096
enangkapanRadikal Bebas
39,581e+0,881 11,495
a+2,002 29,700
c+1,758 34,881
d+2,028 23,811
b+0,765
Kualitas WarnaL 2,329
a ± 0,283 20,380 ± 0,212 28,185
c ± 3,821 20,000 ± 0,694 36,015 ± 5,269
a 6,058a ± 0,145 37,910
e ± 0,014 19,803
c ± 0,183 22,640
d ± 1,161 18,275
b ± 0,286
b -7,000a ± 0,139 17,730
c ± 0,141
17,405
c ± 0,937
14,610
b ± 0,625 17,655
c ± 1,213
oHue -49,123
a ± 1,249
25,056
b ± 0,167
41,287
d ± 1,785
32,855
c ± 0,984 43,965
d ± 2,417
Kadar Air - 9,673c +0,278 5,742
b ± 0,814 4,661
a ± 0,263 6,580
b ± 0,280
Kelarutan - 82,803b ± 0,320 91,371
c ± 0,389 67,195
a ± 6,944 79,883
b ± 3,437
Sisa Pelarut(etanol)
- 1,832 1,552 <LOD <LOD
Mikro struktur - MenggumpalPecah tidakberaturan
Bulat Bulat retak
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada setip baris menunjukkan beda nyata pada taraf ! 0,05
7/18/2019 33121129 Pengaruh Ratio Kombinasi Maltodekstrin, Karagenan Dan Whey Terhadap Karakteristik Mikroenkapsula…
http://slidepdf.com/reader/full/33121129-pengaruh-ratio-kombinasi-maltodekstrin-karagenan-dan-whey-terhadap 4/9
124 Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 3 (3) 2014© Indonesian Food Technologists
Hasil analisis randemen pada Tabel 1 secarakuantitatif bulum dapat digunakan sebagai acuan dalampenentuan tentang pengaruh kombinasi bahan penyalutmaltodekstrin, k-karagenan, dan whey terhadaprandemen mikroenkapsulan, dikarenakan proses spraydrying dalam penelitian belum mencapai steady state.Dapat dimungkinkan dalam spray drying skala besar
atau sudah mencapai steady state hasil secarakuantitatif dapat berubah atau meningkat. Akan tetapisecara kualitatif data hasil randemen pada Tabel 1dapat digunakan acuan bahwa randemen tertinggiadalah mikroenkapsulan dengan ratio kombinasipenyalut maltodekstrin dan k-karagenan dan yangterendah adalah bubuk pewarna daun jati tanpapenyalut.
Kadar Total AntosianinPada Tabel 1 dapat dilihat dengan perlakuan
sampel yang berbeda menunjukkan kadar total
antosianin yang berbeda nyata, yaitu sampel ekstrakdaun jati berbeda nyata dengan sampel bubuk tanpapenyalut, mikroenkapsulan dengan ratio penyalutmaltodekstrin, karagenan dan whey (MKW), sertaberbeda nyata dengan mikroenkapsulan denganpenyalut maltodekstrin dan karagenan (MK). Akantetapi sampel ekstrak daun jati kadar totalantosianinnya tidak berbeda nyata dengan sampelmikroenkapsulan dengan ratio penyalut maltodekstrindengan whey (MW), dikarenakan penggunaan bahanberbasis protein yaitu whey sebagai bahan penyalutpada teknik spray drying memiliki sifat mengemulsi
yang baik serta mampu melindungi senyawa fungsionaldari panas (thermoprotectan ) (Krasaekoopt et al.,
2003). Terjadi penurunan antosianin yang signifikan
setelah proses spray drying pada sampel bubuk tanpapenyalut, mikroenkapsulan dengan ratio penyalutmaltodekstrin, karagenan dan whey (MKW) sertamikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrin dankaragenan (MK) dibandingkan dengan sampel ekstrakdaun jati muda, penurunan tersebut dikarenakanpenggunaan temperatur tinggi yaitu pada suhu inlet150
oC dalam proses pengeringan akan mendorong
terlepasnya bagian glikosil pada antosianin dengan
menghidrolisis ikatan glikosidik sehingga terbentukaglikon tidak stabil dan selanjutnya antosianinkehilangan warna (Yudiyono, 2011).
Dan bubuk pewarna alami daun jati tanpapenyalut secara kuantitatif mempunyai kandunganantosianin lebih rendah bila dibandingkan denganmikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrin,karagenan dan whey (MKW) maupun mikroenkapsulandengan penyalut maltodekstrin dan whey (MW).Dengan penggunaan teknologi mikroenkapsulasi sifat-sifat antosianin yang tidak stabil dan mudahterdegradasi dapat terlindungi dengan adanya
penambahan penyalut pada proses spray drying sehingga meminimalisir kerusakan padamikroenkapsulan pewarna alami daun jati.
Akan tetapi secara kualitatif pada sampel bubuktanpa penyalut menunjukkan nilai yang tidak berbeda
nyata dengan sampel mikroenkapsulan denganpenyalut maltodekstrin, karagenan dan whey (MKW)dan mikroenkapsulan denga penyalut maltodekstrin dankarangenan (MK). Hal tersebut diduga karenapenggunaan karagenan meningkatkan viskositaslarutan dalam proses spray drying . Viskositas ataukekentalan yang terlalu tinggi menyebabkan semakin
lama proses atomisasi pada spray drying sehinggakontak dengan panas lebih lama yang berakibat padadegradasi senyawa antosianin yang lebih banyak.
Aktivitas Penangkapan Radikal BebasAktivitas penangkapan radikal bebas pada
sampel mikroenkapsulan pewarna alami daun jatiberbeda nyata pada masing-masing perlakuan.Terdapat penurunan % DPPH yang signifikan setelahproses spray drying disebabkan pengunaan suhu tinggisaat proses pengeringan dengan Spray dryer dapatmenurunkan aktivitas antioksidan pada sampel. Sesuai
dengan penelitian tentang uji stabilitas antioksidanbunga kana merah, menyatakan bahwa semakin tinggisuhu maka dapat menurunkan aktivitas antioksidan(Sukemi, 2007).
Aktivitas antioksidan pada bubuk pewarna daun jati tanpa menggunakan penyalut lebih rendah biladibandingkan dengan aktivitas antioksidanmikroenkapsulan dengan menggunakan ratiokombinasi penyalut. Hal ini disebabkan karenapenambahan penyalut sangat mempengaruhi stabilitasaktivitas antioksidan. Penyalut dapat melindungisenyawa-senyawa antioksidan pada sampel, sehingga
selama proses spray drying dapat meminimalisirkerusakan antioksidan.Aktivitas penangkapan radikal bebas
mikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrin danwhey (MW) meningkat dibandingkan dengan bubuktanpa penyalut dan mengalami peningkatan lagi padamikroenkapsulan dengan ratio kombinasi penyalutmaltodekstrin, karagenan dan whey (MKW), akan tetapimengalami penurunan lagi secara signifikan padamikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrinkaragenan (MK). Terdapat peningkatan padamikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrin,karagenan, dan whey (MKW) dikarenakan pengunaan
penyalut maltodekstrin yang memiliki sifat ketahananoksidasi yang tinggi dan dapat menurunkan viskositasemulsi dikombinasikan karagenan serta whey yangmemiliki sifat pengemulsi yang baik menyebababkansenyawa antioksidan dalam mikroenkapsulan dapatterselimuti dan terlindungi dengan baik. Kappa-karagenan dinilai memiliki sifat pseudoplastik yang baikserta memungkinkan untuk bertindak sebagaiplasticizer yang mengakibatkan pembentukan bulat danhalus pada mikroenkapsulan dan meningkatkan gayaadhesi antara dinding dan bahan inti sehingga dapatmelindungi senyawa antioksidan saat proses spray
drying .Akan tetapi aktivitas antioksidan mikroenkapsulan
dengan kombinasi penyalut maltodekstrin dankaragenan (MK) menurun dibandingkan dengan 2perlakuan kombinasi penyalut yang lainnya hal ini
7/18/2019 33121129 Pengaruh Ratio Kombinasi Maltodekstrin, Karagenan Dan Whey Terhadap Karakteristik Mikroenkapsula…
http://slidepdf.com/reader/full/33121129-pengaruh-ratio-kombinasi-maltodekstrin-karagenan-dan-whey-terhadap 5/9
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 3 (3) 2014© Indonesian Food Technologists
125
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Infante et
al ., (2012), tantang Sifat fisikokimia dan kapasitasantioksidan infus daun oak (Quercusresinosa ) yaitukapasitas antioksidan tertinggi adalah pada penyalautmaltodekstrin saja kemudian terjadi penurunan padamikroenkapsulan dengan kombinasi maltodekstrin dankaragenan dan kapasitas antioksidan terendah pada
penggunaan penyalut karagenan saja. Hal inidisebabkan karena sifat karagenan yang lebih sensitifterhadap panas sehingga lebih memungkinkandegradasi komponen antioksidan lebih tinggi.
Menurut Aradhana et al ., (2010), kandunganantioksidan dalam mikroenkapsulan pewarna alamidaun jati tidak berbanding lurus dengan kadar totalantosianin. Hal ini disebabkan karena antioksidan yangterkandung di dalam ekstrak antosianin daun jati tidakhanya berasal dari pigmen antosianin. Di dalam daun
jati terdapat berbagai senyawa yang berpotensi sebagaiantioksidan, antara lain flavonoid, alkaloid, tannin,
steroid, saponin, dan kuinon.
Gambar 1. Mikroenkapsulan dan bubuk pewarna alamidaun jati. Bubuk pewarna daun jati tanpa penyalut (a).Mikroenkapsulan dengan penyalut Maltodekstrin danWhey (2:1) (b). Mikroenkapsulan dengan penyalutMaltodekstrin, Karagenan dan Whey (1:1:1) (c).Mikroenkapsulan dengan penyalut Maltodekstrin danKaragenan (2:1) (d)
Kualitas WarnaParameter kualitas warna mikroenkapsulan
pewarna alami daun jati menghasilkan tiga nilaipengukuran, yaitu L (Lightness ), a (redness ), dan b(yellowness ). Setelah dihasilkan nilai a dan bKemudian dihitung
oHue dengan persamaan
oHue = arc
tan (b/a) sehingga diketahui daerah kisaran warnakromatis dengan menggunakan tabel deskripsi warna.
Nilai L melambangkan tingkat kecerahan dari nilai0 (nol) untuk warna hitam dan 100 (seratus) untukwarna putih. Pada Tabel 1 dapat diketahui nilai L dari
ekstrak daun jati berbeda nyata dengan bubuk pewarnadaun jati dan mikroenkapsulan dengan berbagai variasisampel. Terdapat peningkatan yang signifikan daribubuk tanpa penyalut, mikroenkapsulan denganpenyalut maltodekstrin dan whey (MW),
mikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrin,karagenan, dan whey (MKW), dan mikroenkapsulandengan penyalut maltodekstrin dan karagenan (MK)dibandingkan dengan ekstrak daun jati. Danpeningkatan secara signifikan terlihat padamikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrin dankaragenan (MK) dibandingkan dengan bubuk tanpa
penyalut dan kedua mikroenkapsulan dengankombinasi bahan penyalut, ini disebabkan penambahanmaltodextrin dan karagenen mempunyai total padatanyang lebih banyak dibanding yang lainnya hal inimenyebabkan intensitas warna merah menurun danmemucat menjadi keputihan.
Akan tetapi pada sampel bubuk tanpa penyalutmenunjukkan tidak berbeda nyata dibandingkandengan mikroenkapsulan dengan penyalutmaltodekstrin, karagenan, dan whey (MKW). Sehinggadari nilai L mengindikasikan ekstrak daun jati lebihgelap dibandingkan bubuk pewarna alami daun jati
tanpa penyalut dan mikroenkapsulan dengan kombinasipenyalut. Selain itu apabila dibandingkan antara sampelyang telah di spray dryer mengindikasikanmikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrin,karagenan dan whey (MKW) lebih gelap dibandingkandengan bubuk tanpa penyalut, mikroenkapsulandengan penyalut maltodekstrin dan whey (MW) danmikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrin dankaragenan (MK).
Nilai a menunjukkan warna merah jika bernilaipositif dan warna hijau jika bernilai negatif. Nilai bmenunjukkan warna kuning jika bernilai positif dan biru
jika bernilai negatif. Pada Tabel 1 dapat diketahui nilai adari keempat perlakuan sampel berbeda nyata, akantetapi masuk kisaran dalam warna merah karenabernilai positif. Semakin besar nilai a menunjukkanwarna semakin merah. Pada sampel bubuk tanpapenyalut terdapat peningkatan yang signifikan,selanjutnya berturut turut terdapat penurunan yaitusampel mikroenkapsulan dengan penyalutmaltodekstrin, karagenan, dan whey (MKW),mikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrin danwhey (MW) dan mikroenkapsulan dengan penyalutmaltodekstrin dan karagenan (MK). Sehinggapenambahan penyalut dalam proses mikroenkapsulasi
menyebabkan intensitas warna merah menurun. Danekstrak daun jati memiliki nilai a terendah dibandingkandengan sampel yang telah melalui proses spray drying .
Pada Tabel 1 menunjukkan ekstrak daun jatiberbeda nyata dengan bubuk tanpa penyalut danmikroenkapsulan dengan kombinasi penyalut.Mikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrin,karagenan, dan whey (MKW) berbeda nyata denganbubuk tanpa penyalut, mikroenkapsulan denganpenyalut maltodekstrin dan whey (MW) danmikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrin dankaragenan (MK). Sedangkan bubuk tanpa penyalut
menunjukkan nilai b yang tidak berbeda nyata denganmikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrin danwhey (MW) dan mikroenkapsulan dengan penyalutmaltodekstrin dan karagenan (MK). Ekstrak daun jaticenderung berwarna kebiruan karena bernilai negatif
7/18/2019 33121129 Pengaruh Ratio Kombinasi Maltodekstrin, Karagenan Dan Whey Terhadap Karakteristik Mikroenkapsula…
http://slidepdf.com/reader/full/33121129-pengaruh-ratio-kombinasi-maltodekstrin-karagenan-dan-whey-terhadap 6/9
126 Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 3 (3) 2014© Indonesian Food Technologists
sedangkan pada bubuk tanpa penyalut danmikroenkapsulan dengan kombinasi penyalutcenderung berwarna kekuningan karena bernilai positif.Nilai
oHue di pengaruhi oleh nilai a dan b, dari Tabel 1
menunjukkan sampel mikroenkapsulan dan bubuktanpa penyalut berkisar antara (18-54), sehingga warnamikroenkapsulan pewarna alami daun jati termasuk
dalam daerah kisaran warna kromatis merah.
Kadar AirKadar air menjadi salah satu parameter utama
yang menentukan kualitas produk kering seperti padamikroenkapsulan yang berbentuk kering. Kadar air yangrendah dapat mencegah tumbuhnya bakteri atau jamuryang dapat menyebabkan kerusakan produk. PadaTabel 1 dapat diketahui bubuk pewarna daun jati tanpapenyalut berbeda nyata dengan mikroenkapsulandengan penyalut maltodekstrin dan whey (MW),berbeda nyata juga dengan mikroenkapsulan dengan
penyalut maltodekstrin, karagenan, dan whey (MKW)serta berbeda nyata dengan mikroenkapsulan denganpenyalut maltodekstrin dan karagenan (MK). Akantetapi mikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrindan whey (MW) tidak berbeda nyata denganmikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrin dankaragenan (MK).
Kadar air pada sampel bubuk pewarna tanpapenyalut secara kuantitatif menunjukkan nilai tertinggibila dibandingkan mikroenkapsulan dengan ratiokombinasi penyalut. Penambahan bahan penyalutdapat meningkatkan total padatan bahan dan semakin
tinggi total padatan yang dikeringkan sampai batastertentu maka kecepatan penguapan akan semakintinggi sehingga kadar air bahan menjadi rendah(Master, 1979).
Selain itu pada Tabel 1 juga menunjukanprosentase kadar air mikroenkapsulan dipengaruhi olehratio kombinasi penyalut yang digunakan. Prosentasekadar air pada mikroenkapsulan dengan penyalutmaltodekstrin dan karangenan (MK) lebih tinggidibandingkan dengan mikroenkapsulan denganpenyalut maltodekstrin dan whey (MW) sertamikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrin,karagenan, dan whey (MKW). Terdapat penurunan
kadar air mikroenkapsulan dengan penyalutmaltodekstrin dan whey (MW) dan mikroenkapsulandengan penyalut maltodekstrin, karagenan dan whey
(MKW) dikarenakan tingkat kekentalan koloid padaperlakuan penyalut maltodekstrin, whey (MW) danmaltodekstrin, karagenan dan whey (MKW) sebelumproses pengeringan lebih tinggi dibandingkan denganperlakuan yang lainnya, apabila semakin besarkonsentrasi hidrokoloid yang ditambahkanmengakibatkan viskositas estrak daun jati sebelumproses pengeringan semakin tinggi atau semakinkental. Ekstrak daun jati yang kental tersebut
menunjukkan bahwa larutan tersebut memiliki kadar airyang lebih kecil karena jumlah padatan terlarutnya lebihbesar. Sehingga semakin besar konsentrasi hidrokoloidyang ditambahkan, dinilai semakin kecil kadar airmikroenkapsulan pewarna alami daun jati.
Menurut Buckle (1987), serbuk yang memilikikadar air yang tinggi akan mudah rusak karena dapatmenyebabkan pertumbuhan jamur dan jamur dalambubuk. Untuk produk bubuk, kadar air harus kurang dari8%. Kadar air pada mikroenkapsulan pewarna alamidaun jati dengan berbagai ratio kombinasimaltodekstrin, karagenan dan whey memiliki kadar air
berkisar antara 4% - 6%. Sedangkan pada bubukpewarna daun jati tanpa penyalut mempunyai kadar airsebesar 9,673+0,278%. Sehingga dapat dikatakanbahwa proses mikroenkapsulasi dengan kombinasipenyalut dapat memperpanjang umur simpan produkdari pada masih pada bentuk ekstrak daun jati ataupunbentuk bubuk tanpa penyalut.
KelarutanSampel bubuk pewarna daun jati tanpa penyalut
berbeda nyata dengan mikroenkapsulan denganpenyalut maltodekstrin dan whey (MW) dan
mikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrin,karagenan dan whey (MKW). Terdapat peningkatankelarutan pada sampel mikroenkapsulan denganpenyalut maltodekstrin dan whey (MW) dibandingkandengan bubuk pewarna daun jati tanpa penyalut. Danterdapat penurunan kelarutan pada mikroenkapsulandengan penyalut maltodekstrin, karagenan dan whey
(MKW) serta mikroenkapsulan dengan penyalutmaltodekstrin dan karagenan (MK) dibandingkandengan bubuk pewarna daun jati tanpa penyalut. Akantetapi penurunan kelarutan sampel bubuk pewarnadaun jati tidak berbeda nyata bila dibandingkan dengan
mikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrin dankaragenan (MK). Hal ini disebabkan oleh sifat Kappa-karagenan yang merupakan fraksi yang mampumembentuk gel dalam air. Karagenan memilikikemampuan membentuk gel pada saat larutan panasmenjadi dingin. Proses pembentukan gel bersifatthermoreversible , artinya gel dapat mencair pada saatpemanasan dan membentuk gel kembali pada saatpendinginan (Glicksman, 1983; Imeson, 2000).Sehingga mikroenkapsulan dengan penyalutmaltodekstrin dan karagenan (MK) akan lebih sulit larutdalam air.
Selain itu juga dipengarui oleh kadar air bahan
mikroenkapsulan. Dengan penyalut maltodekstrin danwhey (MW) mempunyai kadar air yang lebih rendahdibandingkan dengan kadar air pada mikroenkapsulandengan penyalut maltodekstrin, karagenan (MK). Kadarair yang rendah mengakibatkan bubuk menjadi lebihhigroskopis dan mudah menyerap air sehinggakelarutan bubuk dalam air juga semakin besar. Hasil inisejalan dengan pendapat Hardjanti (2008), yangmenyatakan bahwa kadar air yang rendah akanmenyebabkan bubuk menjadi lebih higroskopissehingga ada perbedaan tekanan tekanan uap air yangbesar antara solid dan cairan. Selain itu, bubuk
mikroenkapsulan pewarna alami daun jati dengan kadarair yang rendah memiliki kemungkinan lebih porous dibanding bubuk yang kadar airnya lebih tinggi.Akibatnya kemampuan menyerap air lebih besar dankelarutannya pun akan menjadi lebih besar. Selain itu
7/18/2019 33121129 Pengaruh Ratio Kombinasi Maltodekstrin, Karagenan Dan Whey Terhadap Karakteristik Mikroenkapsula…
http://slidepdf.com/reader/full/33121129-pengaruh-ratio-kombinasi-maltodekstrin-karagenan-dan-whey-terhadap 7/9
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 3 (3) 2014© Indonesian Food Technologists
127
penggunaan bahan penyalut baku maltodextrin dapatmeningkatkan kelarutan mikroenkapsulan hal inidisebabkan karena maltodekstrin memiliki sifatkelarutan dalam air yang baik terutama digunakandalam proses pengeringan semprot yaitu memiliki 97%kelarutan (Cano - Chauca et al ., 2005; Grabowski et al .,2006).
Mikrostruktur SEM
Kondisi pengeringan sangat bergantung padabahan penyalut yang digunakan dan bahan intinya.Ketidaksesuaian antara bahan penyalut dan kondisipengeringan dapat mengakibatkan kebocoran atauterjadinya efek “balooning ” dan pembengkakan “puffing ”serta dapat menurunkan retensi (Rennecius et
al .,1988). Pada penelitian ini digunakan teknikScanning Electron Microscopy (SEM) untuk mengetahuistruktur bubuk pewarna alami tanpa penyalut danmikroenkapsulan dari ketiga ratio kombinasi bahan
penyalut (MW, MKW, MK ).
Gambar 2. Mikrostruktur dengan perbesaran 500x (a)pewarna alami tanpa penyalut, (b) mikroenkapsulandengan penyalut maltodekstrin, whey (MW), (c)mikroenkapsulan dengan ratio penyalut maltodekstrin,karagenan dan whey (MKW), (d) mikroenkapsulan
dengan ratio penyalut maltodekstrin, karagenan (MK).
Hasil pengeringan menggunakan spray dryer dengan suhu inlet 150
OC dari berbagai perlakuan
sampel memberikan hasil yang relatif sama yaitu bulatretak dan tidak beraturan. Tampak bahwa padamikroenkapsulan dengan ratio penyalut maltodekstrindengan whey (MW), maltodekstrin dengan karagenandan whey (MKW), serta ratio maltodekstrin dengankaragenan (MK) terdapat keretakan pada strukturmikroenkapsulan (Gambar 2). Keretakan ini dapatterjadi karena suhu pengeringan yang tinggi. MenurutDesmawarni (2007), keretakan mikrokapsul dapatmemacu tingkat pelepasan bahan aktif sehingga nilaisurface oil meningkat dan dapat mempengaruhistabilitas retensi.
Dari ketiga ratio kambinasi penyalut (MW, MKW,
MK) dapat diamati mikrostruktur yang baik adalah padasampel dengan ratio kombinasi penyalut maltodekstrin,karagenan, dan whey (MKW) dikarenakan dari ketigaperlakuan sampel tersebut mikrostruktur dari sampeldengan penyalut maltodekstrin, karagenan, dan whey
(MKW) yang paling mendekati bulat sempurna.
Penentuan Sisa Pelarut (etanol)Analisis sisa pelarut ditujukan untuk mengetahui
kadar pelarut (etanol) yang masih tersisa pada produkbubuk pewarna alami daun jati tanpa penyalut danmikroenkapsulan pewarna alami daun jati setelahproses spray drying . Dengan pengunaan suhu inlet150
0C diharapkan dapat mengurangi atau menguapkan
sepenuhnya pelarut (etanol) dalam produkmikroenkapsulan pewarna alami daun jati.
Dan pada Tabel 1 dapat dilihat dari hasil analisisabubuk pewarna alami daun jati tanpa penyalutmenunjukkan kadar sisa pelarut sebesar 1.832 %
(18320 ppm). Dan pada mikroenkapsulan pewarnaalami daun jati dengan ratio penyalut maltodekstrin danwhey (MW) menunjukkan kadar sisa pelarut sebesar1,552% (15520 ppm). Selain itu mikroenkapsulandengan ratio kombinasi penyalut maltodekstrin, k-karagenan, dan whey (MKW) serta mikroenkapsulandengan penyalut maltodekstrin dan k-karagenan (MK)menunjukkan nilai <LOD (limit of detection) atau tidakterdeteksi oleh Gas Kromatografi. Sehinggamengindikasikan bahwa pengunaan bahan penyalutdapat menurunkan kadar etanol dalammikroenkapsulan.
Selain itu mikroenkapsulan dengan ratiokombinasi penyalut maltodekstrin, k-karagenan, danwhey (MKW) serta mikroenkapsulan dengan penyalutmaltodekstrin dan k-karagenan (MK) menunjukkan nilai<LOD (limit of detection) atau tidak terdeteksi oleh gaskromatografi karena prosentase etanol dalammikroenkapsulan terlalu kecil sehingga alat tidakmampu mendeteksi, yang dapat diartikan juga bahwakadar sisa pelarut etanolnya lebih rendah darimikroenkapsulan dengan penyalut maltodekstrin dan
whey (MW), serta bubuk pewarna alami daun jati tanpapenyalut. Hal tersebut dikarenakan adanyapenambahan bahan penyalut dapat meningkatkan total
padatan bahan terutama peggunaan penyalut k-karagenan yang sifatnya membentuk gel dalam airdapat meningkatkan viskositas yang berdampakmeningkatnya total padatan pada larutan. Dan semakintinggi total padatan yang dikeringkan sampai batastertentu maka kecepatan penguapan akan semakintinggi sehingga kadar etanol dalam mikroenkapsulanmenjadi rendah (Masters, 1979).
Menurut penelitian yang dikemukakan olehHarimurti et al., (2011) mengenai pengaruh konsentrasioleoresin dengan bahan penyalut terhadap karakteristikmikroenkapsulan oleoresin jahe dengan teknik spray
drying menjelaskan bahwa kadar sisa etanol padamikroenkapsulan oleoresin jahe tidak terdeteksi olehgas krometografi. Sedangkan kadar sisa (etanol)oleoresin jahe sebesar 2,99% atau 29900 ppm haltersebut mengindikasikan bahwa kadar sisa etanol
7/18/2019 33121129 Pengaruh Ratio Kombinasi Maltodekstrin, Karagenan Dan Whey Terhadap Karakteristik Mikroenkapsula…
http://slidepdf.com/reader/full/33121129-pengaruh-ratio-kombinasi-maltodekstrin-karagenan-dan-whey-terhadap 8/9
128 Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 3 (3) 2014© Indonesian Food Technologists
oleoresin jahe pada mikroenkapsulan lebih rendahdibandingkan dengan oleoresin jahe, dikarenakanadanya penambahan penyalut pada mikroenkapsulasidapat meningkatkan total padatan sehinggamempercepat penguapan etanol dan kadar sisa etanolmenjadi lebih rendah. Selain itu pada mikroenkapsulasioleoresin jahe terjadi penguapan pada rotary
evaporator vacuum dan spray drying sedangkan padamikroenkapsulasi daun jati muda penguapan hanyaterjadi pada proses spray drying sehinggamemungkinkan kadar etanol pada mikroenkapsulanoleoresin jahe lebih rendah daripada mikroenkapsulandaun jati muda.
FDA (2012) batasan sisa pelarut yangdiperbolehkan dalam produk makanan adalah sebesar0,5% atau sebesar 5000ppm. Selain itu MUI jugamenyatakan bahwa etanol dalam suatu bahan pangandinyatakan halal dan tidak najis jika secara alamiterdapat pada bahan, namun apabila selama proses
pengolahan bahan pangan ditambahkan etanol seperticontohnya sebagai pelarut flavor, adanya kandunganetanol dinyatakan diperbolehkan namun tetap adabatasannya (Kusnandar, 2010).
Menurut MUI Batasan etanol yang tertinggal padabahan pangan yang diperbolehkan adalah dibawah 1%atau 10000 ppm pada produk akhir yang dihasilkan (Aji,2011). Bersadarkan hasil penelitian kadar sisa pelarutpada sampel bubuk pewarna alami daun jati tanpapenyalut dan mikroenkapsulan dengan penyalutmaltodekstrin dan whey ratio melebihi dari ambangbatas yang distandartkan oleh MUI dan FDA.
Kesimpulan dan Saran
KesimpulanBerdasarkan penellitian yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa ratio kombinasipenyalut terbaik ditinjau dari nilai kadar antioksidan,kualitas warna L dan b, kadar air, sisa pelarut (etanol)serta mikrostruktur adalah mikroenkapsulan denganratio kombinasi penyalut maltodekstrin, karagenan, danwhey (MKW). Sedangkan ditinjau dari kadar antosianin,oHue, dan kelarutan dalam air adalah mikroenkapsulandengan ratio kombinasi penyalut maltodekstrin danwhey (MW). Dan ratio kombinasi penyalut terbaik
ditinjau dari randemen, sisa pelarut (etanol) dan oHueadalah mikroenkapsulan dengan ratio kombinasipenyalut maltodekstrin dengan k-karagenan (MK).
SaranPerlu adanya penelitian lebih lanjut tentang
senyawa antioksidan yang dominan dalammikroenkapsulan daun jati dengan GCMS, tentangpengaruh kenampakan mikrostruktur mikroenkapsulanterhadap umur simpan mikroenkapsulan. Dan Perluadanya penelitian lanjutan untuk mengkajipengaplikasian mikroenkapsulan pewarna alami daun
jati (Tectona grandis L. f .) dalam pangan.
Daftar Pustaka
AOAC.1970. Official Methods of Analysis of theAssociation of Official Analytical Chemist.
Association of Official Analytical Chemist.Washington. D.C
Aradhana, R., Rao, K. N. V., Banji, D., and Chaithanya,R. K. 2010. A Review on Tectona grandis. linn:Chemistry and Medical Uses. Journal of HerbalTechnology Industry, 6-9.
Buckle,K.A.,1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia
Press.Jakarta.Cano-Chauca, M., Stringheta, P.C., Ramos, A.M. and
Cal-Vidal, J. 2005. Effect Of The Carriers On TheMicrostructure Of Mango Powder Obtained BySpray Drying And Its Functional Characterization.Innovative Food Science and EmergingTechnologies 6: 420-428.
DeMan, M.J. 1989. Kimia Makanan, ITB, Bandung, pp.190-195
Desmawarni. 2007. Pengaruh Komposisi BahanPenyalut Dan Kondisi Spray Drying TerhadapKarakteristik Mikrokapsul Oleoresin Jahe .
Departemen Teknologi Industri PertanianFakultas Teknologi Pertanian Institut PertanianBogor. Bogor.
Ernawati, Santy, 2010. Stabilitas Sediaan BubukPewarna Alami Dari Rosela (Hibiscus SabdariffaL) Yang Diproduksi Dengan Metode Spray DryingDan Tray Drying. Fakultas Teknologi Pertanian.Institut Pertanian Bogor, IPB, Bogor.
Fatwa MUI. 2013. Kutipan Keputusan Fatwa Mui No4/2003 Tentang Pedoman Fatwa Produk Halal.Diakses pada Senin 27 Januari 2014 Pukul 19:00WIB.
Food and Drug Administration. 2012. Guidance ForIndustri, Impurities : Residual Solvents In NewVeterinary Medicinal Product, ActiveSubstanceand Excipients (Rivision 2) .U.S.Department of healt and human services.
Glicksman M. 1983. Food Hydrocolloids Vol.II. Florida :CRC Press.
Hardjanti, Sri. 2008. Potensi Daun Katuk SebagaiSumber Zat Pewarna Alami dan StabilitasnyaSelama Pengeringan Bubuk denganMenggunakan Binder Maltodekstrin. JurnalPenelitian Saintek, Vol. 13, No. 1, April 2008 : 1-18
Helena C.F. Carneiro, Renata V. Tonon, Carlos R. F.Grosso, dan Miriam D. Hubinger. 2009. Effect OfDifferent Combination Of Wall Materials on TheEncapsulation Efficiency Of Flaxseed OilMicroencapsulated by Spray Drying. Journal offood engineering. University of Compains,Compains, SP. Brazil.
Hutching, JB.1999. Food Colour and Appearance.Gaitersburg, Maryland:Aspen Publ. Inc
Imeson AP. 2000. Carrageenan. Di dalam Phillips GO,Williams PA (Eds). Handbook of Hydrocolloids.Boca Raton: CRC Press.
Imeson A. 2010. Food Stabilisers,Thickeners andGelling Agents. Inggris: Blackwell Publishing.
InfanteJose´ Alberto Gallegos, Guzma Nuria ElizabethRocha, LaredoRube´n Francisco Gonza´ lez,Torres Luis Medina, Aldapa Carlos Alberto
7/18/2019 33121129 Pengaruh Ratio Kombinasi Maltodekstrin, Karagenan Dan Whey Terhadap Karakteristik Mikroenkapsula…
http://slidepdf.com/reader/full/33121129-pengaruh-ratio-kombinasi-maltodekstrin-karagenan-dan-whey-terhadap 9/9
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 3 (3) 2014© Indonesian Food Technologists
129
Gomez, Martı´nez Luz Araceli Ochoa, Sa´ nchezCecilia Eugenia Martı´nez, ndez-Santos BetsabeHerna´, Ramı´rez Juan Rodrı´guez. 2012.Physicochemical Properties AndantioxidantCapacity Of Oak (Quercusresinosa) Leaf InfusionSencapsulated By Spray-Drying. Journal FoodBioscience :1-2.
Krasaekoopt,W, B., H. Bhandari and H. Deeth. 2003.Evaluation of encapsulation techniques ofprobiotics for yoghurt. Int. Dairy J. 13:3-13
Khrisnan, S., A.C. Kshirsagar, dan R. S. Singhal. 2005.The use of gum arabic dan modified starch in themicroencapsulation of food flavoring agent.Carbohydrate Polymer. 62:309-315.
Kusnandar, Feri. 2010. FAQ Tentang Pangan Halal.Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB.Bogor.
Masters, K. 1979. Spray Dryer Handbook. JohnWilegard Sons, New York.
Molyneux, Philip.2003. The Use Of the stable FreeRdical Diphenylpicryl-Hrdrazyl (DPPH) ForEstimating Antioxidant Activity. United Kingdom.London
Nayak, C.A. and N.K. Rastogi, Effect of SelectedAdditives on Microencapsulation of Anthocyaninby Spray Drying. Drying Technology, 2010.28(12): p. 1396-1404.
Reineccius,G.A. 1988. Spray drying of food flavours. Didalam G. A. Reineccius dan S. J. Risch (Eds).Flavour Encapsulation, 55-66. AmericanChmeical Society. Washington, D.C.
Sukemi R, P .2007. Uji Stabilitas Antioksidan PigmenBunga Kana Merah Dan Bunga Kuning (CannaCoccinea Mill) (Kajian Jenis Pelarut Dan
Pemanasan) [Skripsi]. Jurusan Teknologi HasilPertanian Fakultas Pertanian UniversitasMuhammadiyah Malang.
Umar, F. 2008. Optimasi Ekstraksi flavonoid Total DaunJati Belanda [Skripsi]. Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor.
Young, S.L., X. Sarda, and M. Rosenberg. 1993.Microencapsulating properties of whey proteins.1. microencapsulation of anhydrous milkfat. J.Dairy Sci. 76: 2868-277.
Yudiono K 2011 Ekstraksi Antosianin Dari UbijalarUngu (Ipomoea Batatas Cv. Ayamurasaki)
Dengan Teknik Ekstraksi Subcritical Water.Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1JurusanTeknologi Hasil Pertanian Universitas KatolikWidya Karya Malang.
Yuliastri, Sri Walanike.2001. Studi Ekstraksi Pigmendari Daun Jati. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.