33-124-1-pb

7
Pelaksanaan Praktek Power Train Dan Chasis Program Keahlian Teknik Otomotif Kendaraan Ringan Eko Hadi Utoyo (08320019) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Siswa dalam praktek Power Train Dan Chasis program keahlian teknik mekanik otomotif di SMK Palapa Semarang tidak konsentrasi dalam praktek, hal ini karena jumlah sarana pratek tidak sebanding dengan jumlah siswa. Dalam satu kelompok yang terdiri dari enam siswa mendapat satu sarana praktek, sehingga dalam praktek siswa bergantian. Dalam praktek jika salah satu siswa melakukan praktek, siswa yang lain menunggu giliran praktek, dalam menunggu giliran praktek, siswa ada yang memperhatikan temannya yang praktek ada juga yang bersenda gurau. Ideal satu sarana praktek untuk 2 sampai 3 siswa, sehingga guru praktek mengeluhkan tentang jumlah sarana praktek Power Train dan Chasis yang kurang memadai. Sebelum praktek Power Train Dan Chasis program keahlian teknik mekanik otomotif di SMK Palapa, siswa mendapat teori terlebih dahulu di dalam kelas. Teori dan praktek diampu oleh satu tim yang terdiri dari 2 orang guru, dalam teori guru menggunakan buku pegangan dan modul. Setelah siswa mendapatkan teori di dalam kelas, kemudian siswa melaksanakan praktek. Dalam satu kelas di bagi dalam enam kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari enam siswa. Dalam satu kelompok mendapat satu sarana praktek dan satu toolbox peralatan, sehingga dalam praktek siswa bergantian Setelah guru praktek membagi kelompok praktek dan juga praktek yang akan dilaksanakan oleh masing-masing kelompok, guru praktek membagikan job sheet untuk untuk panduan praktek. Sebelum praktek masing-masing kelompok meminjam peralatan dan sarana praktek yang diwakili oleh satu siswa dari masing-masing kelompok. Proses peminjaman peralatan dan sarana praktek berjalan dengan baik, namun dalam proses peminjaman peralatan dan sarana siswa pasif, karena dalam proses peminjaman peralatan dan sarana praktek siswa tidak langsung mengambil peralatan dan sarana praktek, tetapi yang mengambilkan dan yang mencatat adalah toolmannya,sehingga tidak ada pembelajaran secara langsung untuk siswa untuk mengetahui peralatan dan sarana praktek secara langsung karena masih dibimbing oleh toolman. Kata Kunci : Power train, chasis PENDAHULUAN Pendidikan merupakan wahana yang tepat membentuk anak sebagaimana yang dimaksud di atas. Dalam rangka mencapai tujuan itu banyak dipengaruhi oleh komponen-komponen dalam kegiatan belajar mengajar seperti : guru, lingkungan dan materi. Faktor lain yang menentukan tercapainya tujuan pembelajaran adalah murid dan media pembelajaran. Dari tahun ke tahun SMK Palapa Semarang berkembang dengan pesat, baik fisik maupun secara mutu pendidikan dibuktikan dengan penambahan lokal baru pada tahun 1998 sejumlah 8 ruang kelas di gedung 2 lantai. Selanjutnya dibangun ruang Guru, ruang tata usaha dan ruang kepala sekolah. Pada tahun 1999 seiring dengan dibangunnya 3 ruang praktik yang terdiri dari 1 bengkel elektronika dan 2 bengkel mesin otomotif maka praktik di BLPT ditarik kembali di sekolah, dengan kata lain melaksanakan praktik mandiri. Untuk mengimbangi nilai nilai keagamaan maka dibangun juga

Upload: hendri-risfandi

Post on 28-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 33-124-1-PB

Pelaksanaan Praktek Power Train Dan Chasis

Program Keahlian Teknik Otomotif Kendaraan Ringan

Eko Hadi Utoyo (08320019)

Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang

Abstrak

Siswa dalam praktek Power Train Dan Chasis program keahlian teknik mekanik otomotif di SMK

Palapa Semarang tidak konsentrasi dalam praktek, hal ini karena jumlah sarana pratek tidak

sebanding dengan jumlah siswa. Dalam satu kelompok yang terdiri dari enam siswa mendapat satu

sarana praktek, sehingga dalam praktek siswa bergantian. Dalam praktek jika salah satu siswa

melakukan praktek, siswa yang lain menunggu giliran praktek, dalam menunggu giliran praktek,

siswa ada yang memperhatikan temannya yang praktek ada juga yang bersenda gurau. Ideal satu

sarana praktek untuk 2 sampai 3 siswa, sehingga guru praktek mengeluhkan tentang jumlah sarana

praktek Power Train dan Chasis yang kurang memadai. Sebelum praktek Power Train Dan Chasis

program keahlian teknik mekanik otomotif di SMK Palapa, siswa mendapat teori terlebih dahulu di

dalam kelas. Teori dan praktek diampu oleh satu tim yang terdiri dari 2 orang guru, dalam teori guru

menggunakan buku pegangan dan modul. Setelah siswa mendapatkan teori di dalam kelas, kemudian

siswa melaksanakan praktek. Dalam satu kelas di bagi dalam enam kelompok, dalam satu kelompok

terdiri dari enam siswa. Dalam satu kelompok mendapat satu sarana praktek dan satu toolbox

peralatan, sehingga dalam praktek siswa bergantian Setelah guru praktek membagi kelompok praktek

dan juga praktek yang akan dilaksanakan oleh masing-masing kelompok, guru praktek membagikan

job sheet untuk untuk panduan praktek. Sebelum praktek masing-masing kelompok meminjam

peralatan dan sarana praktek yang diwakili oleh satu siswa dari masing-masing kelompok. Proses

peminjaman peralatan dan sarana praktek berjalan dengan baik, namun dalam proses peminjaman

peralatan dan sarana siswa pasif, karena dalam proses peminjaman peralatan dan sarana praktek

siswa tidak langsung mengambil peralatan dan sarana praktek, tetapi yang mengambilkan dan yang

mencatat adalah toolmannya,sehingga tidak ada pembelajaran secara langsung untuk siswa untuk

mengetahui peralatan dan sarana praktek secara langsung karena masih dibimbing oleh toolman.

Kata Kunci : Power train, chasis

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan wahana yang tepat membentuk anak sebagaimana yang dimaksud di atas.

Dalam rangka mencapai tujuan itu banyak dipengaruhi oleh komponen-komponen dalam kegiatan

belajar mengajar seperti : guru, lingkungan dan materi. Faktor lain yang menentukan tercapainya

tujuan pembelajaran adalah murid dan media pembelajaran.

Dari tahun ke tahun SMK Palapa Semarang berkembang dengan pesat, baik fisik maupun secara mutu

pendidikan dibuktikan dengan penambahan lokal baru pada tahun 1998 sejumlah 8 ruang kelas di

gedung 2 lantai. Selanjutnya dibangun ruang Guru, ruang tata usaha dan ruang kepala sekolah.

Pada tahun 1999 seiring dengan dibangunnya 3 ruang praktik yang terdiri dari 1 bengkel elektronika

dan 2 bengkel mesin otomotif maka praktik di BLPT ditarik kembali di sekolah, dengan kata lain

melaksanakan praktik mandiri. Untuk mengimbangi nilai – nilai keagamaan maka dibangun juga

Page 2: 33-124-1-PB

masjid Baitulmutaallimin pada tahun 2003 dengan kapasitas +150 jemaah. Selanjutnya mulai disusul

dengan pembangunan sarana pendukung yang lain seperti Ruang Komputer, ruang yayasan dan sumur

artetis atas bantuan dari Bapak Walikota Semarang yang menjabat pada waktu itu yaitu Bapak H.

Sukawi Sutarip, SH.SE dan diresmikan penggunaannya pada tanggal 5 Juni 2003 hingga sekarang

Pada tahun pelajaran 2011/2012 SMK Palapa Semarang mengalami kemajuan yang sangat pesat, telah

memiliki 16 ruang teori, dengan beberapa bengkel praktik yang telah memenuhi ketentuan, 26

Rombongan belajar yang berjumlah 901 siswa terbagi dalam 4 program keahlian yaitu TOKR, TAV,

RPL, TKJ.

Sekolah Menengah Kejuruan Palapa Semarang mempunyai empat jurusan, dan setiap jurusan

mempunyai sarana praktek sendiri bagi siswa. Siswa tidak keluar sekolah dalam praktek tetapi di

dalam sekolah, sehingga proses pembelajaran praktek dilaksanakan di dalam sekolah .Dari empat

jurusan tersebut Jurusan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan merupakan Jurusan pertama kali yang

didirikan di Sekolah Menengah Kejuruan Palapa Semarang. Dari empat jurusan yang ada di Sekolah

Mengah Kejuruan Palapa Semarang, peniliti membatasi hanya Di Jurusan Teknik Otomotif

Kendaraan Ringan. Jurusan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan ada lima sarana praktek bagi para

siswa, diantaranya sarana praktek mesin, sarana praktek kelistrikan, sarana praktek power train dan

chasis, sarana praktek bodi dan pengecatan, dan sarana praktek sepeda motor. Dari kelima sarana

praktek di jurusan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, peneliti membatasi penelitian hanya di Sarana

Praktek Power Train dan Chasis, hal ini karena peneliti melihat secara langsung sarana praktek Power

Train Dan Chasis.

Dalam praktek di sekolah murid-murid praktek dengan baik, tapi sarana praktek satu untuk satu

kelompok yang terdiri dari 6 orang. Kondisi sarana praktek yang digunakan untuk praktek kurang

memadai misalnya tranmisi, banyak komponen tranmisi yang hilang, mur dan baut hilang. Setiap kali

praktek ada saja mur dan baut yang hilang karena murid-murid dalam praktek kalau tidak diawasi

prakteknya sesukanya sendiri. Dalam praktek ada dua guru pengampu, dua guru pengampu mengajar

enam kelompok. Dalam satu kelompok ada enam anak, dalam praktek tiap individu dalam satu

kelompok beda-beda karakternya. Dalam satu kelompok, ada yang praktek yang serius dan ada juga

yang main-main mengganggu temannya praktek. Sarana praktek yang lengkap hanya di pergunakan

untuk praktek Power Train dan Chasis, murid-murid tidak praktek maksimal.

TINJAUAN PUSTAKA

Pemilihan Alat-Alat yang Benar

Pemilihan alat-alat yang benar untuk melepaskan dan memasang kembali bagian-bagian/komponen-

komponen sangatlah penting untuk dua alasan utama.

1. Kerusakan bagian-bagian yang sedang dilepas dapat terjadi bila jenis dan ukuran alat yang

digunakan tidak tepat. Ini dapat mengakibatkan penggantian alat menjadi mahal dan mengurangi

keuntungan.

Page 3: 33-124-1-PB

2. Keselamatan – Kecelakaan dapat disebabkan oleh alat yang tidak tepat yang terlepas dari kepala

baut.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja atau safety adalah : Suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang

aman, bebas dari kecelakaan. Kecelakaan adalah : suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan

atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian baik harta (material) maupun

jiwa/manusia.

Kecelakaan kerja adalah : Kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan

pekerjaan disuatu tempat kerja (perusahaan). Setiap kecelakaan pasti merugikan baik terhadap

perusahaan amupun tenaga kerja yang secara tidak langsung juga merupakan kerugian bagi

masyarakat maupun negara, karena menyangkut masalah produksi, karena itu setiap usaha

keselamatan kerja adalah menyangkut usaha-usaha perlindungan terhadap sarana-sarana atau unsur-

unsur pokok produksi antara lain :

a. Manusia

b. Alat-alat kerja (mesin) dan material (bahan-bahan)

c. Waktu

d. Nilai kepercayaan terhadap perusahaan

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat yang digunakan mengadakan penelitian adalah Sekolah Menengah Kejuruan Palapa

Semarang, Jalan Untung Suropati Kedungpane Semarang.

Waktu penelitian dilaksanakan pada 31 Desember 2009 s/d 31 Maret 2010.

Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian ini berdasarrkan purposive sampling, dimana sampel atau

responden dipilih berdasarkan tujuan penelitian dan snowball, artinya responden terus dipilih sampai

data dianggap cukup, sumber data dalam penelitian ini adalah 6 orang yang merupakan key Informans

yang dianggap paling mengetahui sarana praktek Power Train Dan Chasis program keahlian Teknik

otomotif kendaraan ringan di Sekolah Menengah Kejuruan Palapa Semarang.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam sebagai metode

utama untuk mengumpulkan data, wawancara ini dilakukan kepada key informan yang mengetahui

sarana praktek Power Train Dan Chasis program keahlian teknik otomotif kendaraan ringan di

Sekolah Menengah Kejuruan Palapa Semarang. Sebagai metode pendukung peneliti melakukan

observasi terhadap pelaksanaan Praktek Power Train Dan Chasis program keahlian teknik otomotif

kendaraan ringan di Sekolah Menengah Kejuruan Palapa Semarang, dan metode dokumentasi (seperti

Page 4: 33-124-1-PB

foto, dan lain-lainya). Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi

saling dibandingkan untuk memperoleh data yang akurat.

Analisa Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu (1) analisis domain, untuk memperoleh

gambaran atau pengertian yang bersifat umum dan menyeluruh tentang pelaksanaan praktek Power

Train Dan Chasis Program keahlian teknik otomotif kendaraan ringan Sekolah Menengah Kejuruaan

Palapa Semarang.

HASIL PENELITIAN

Struktur Organisasi

Struktur organisasi SMK Palapa Semarang dapat dilihat pada bagan struktur organisasi sebagai

berikut:

STRUKTUR ORGANISASI

SMK PALAPA SEMARANG

Ka TU

Arum Wibowo

Industri Orang

Tua

KPSK TOKR

Saiful B, S.Pd

Wali Kelas XI

Waka Sarpras

Drs. Supardi

Wali Kelas X

Wali Kelas XII

Guru Kelas

Waka Humas

Wahyu Tri, S.Pd

Waka Kesiswaan

Soedjatmoko, S.Pd

Waka Kurikulum

Agus Budi, S.Pd

KPSK TAV

Joko Mur, S.Pd

KPSK RPL

Yoyok, S.Pd

KPSK TKJ

Iphan M, S.Pd

Kepala Sekolah

M Arifin, S.Pd

Page 5: 33-124-1-PB

Adapun pengelolaan di SMK Palapa Semarang masing-masing diberikan wewenang dan tanggung

jawab kepada coordinator-koordinator setiap bidang sebagai berikut:

a. Kepala Sekolah bertanggung jawab dan bertugas sebagai pemimpin, administrasi dan supervisor.

b. Wakil kepala Sekolah bertugas mengepalai beberapa bidang yang menjadi wewenang dan

tanggung jawabnya.Seperti bidang kurikulum, kesiswaan, humas, sarpras, dan administrasi

c. Kepala jurusan bertugas mengepalai masing-masing jurusan yang menjadi wewenang dan

tanggung jawabnya dan mengawasi pelaksanaan proses belajar mengajar di masing-masing

jurusan.

d. Wali kelas bertugas member pengarahan, bimbingan, administrasi dan bertanggung jawab ditiap

kelas.

e. Tenaga edukatif bertugas member pengajaran dan pendidikan kepada siswa.

Pelaksanaan Praktek Power Train dan Chasis

Pembelajaran Power Train Chasis

Model pembelajaran Power Train dan Chasis di Sekolah Menengah Kejuruan Palapa Semarang

menggunakan 2 bahasa yaitu bahasa inggris dan bahasa Indonesia. Guru dalam mengajar

menggunakan Laptop dan LCD. Guru menggunakan modul pembelajaran dan buku pegangan

praktek power train dan chasis, sehingga murid-murid dalam menerima materi mudah karena ada

modul-modul dan materi-materi di tampilkan melalui Laptop dan LCD.

Setelah guru menerangkan materi, selanjutnya guru menyuruh murid-murid praktek sesuai dengan

materi yang di ajarkan hari itu, jadi antara teori dan praktek seimbang. Dalam praktek siswa

menggunakan jobsheet sebagai panduan praktek. Jika guru menerangkan banyak teori membuat

murid-murid bosan sebaliknya jika banyak praktek tidak diimbangi dengan teori maka dalam

praktek murid-murid hanya bisa membongkar dan memasang tidak tahu nama-nama komponen

dan cara mengukur yang benar. Dalam pembagian kelompok praktek, dalam satu kelas di bagi

menjadi enam kelompok praktek. Dalam satu kelompok terdiri dari enam murid. Baik teori atau

praktek pelajaran produktif di ampu oleh dua orang guru, yang mana dua orang guru mengajar 6

kelompok baik teori dan praktek. Sarana praktek Power Train Dan Chasis di Sekolah Menengah

Kejuruan Palapa memadai,tetapi untuk sarana praktek otomotif untuk teknologi yang baru seperti

antilock brake system dan juga teknologi otomotif yang canggih pada saat ini belum ada. Jadi guru

pengampu hanya memberikan teori saja untuk teknologi otomotif yang terbaru. Dalam penilaian

guru memperhatikan 3 aspek yaitu berdasarkan ulangan teori, berdasarkan tes praktek dan yang

lebih utama dari nilai kepribadian yaitu sikap dari masing-masing siswa. Dalam penilaian yang

lebih utama yaitu nilai kepribadian, nilai kepribadian tersebut adalah nilai sikap, tingkah laku

siswa dalam sehari-hari, baik berhubungan dengan guru,siswa dan juga orang tua.

Proses Peminjaman Sarana dan Peralatan Praktek Power Train dan Chasis

Setelah guru memberikan teori dan pengarahan tentang Power Train Dan Chasis, murid-murid

meminjam sarana dan peralatan di Toolman. Pertama-tama siswa ijin dengan toolman, kemudian

Page 6: 33-124-1-PB

toolman memberi pertanyaan yang berhubungan dengan sarana praktek dan fungsinya, jika siswa

tidak tahu tentang sarana praktek yang ditanyakan, toolman memberikan pengarahan tentang

sarana praktek baik cara penggunaan dan pengoperasiannya dengan tujuan agar sarana praktek itu

tetap utuh dan tidak rusak. Kedua Toolman mengarahkan siswa tentang peralatan untuk praktek,

siswa disuruh mengecek isi toolbox yang dipinjam.Toolman mencatat nama siswa yang pinjam

peralatan, setelah dicatat siswa tersebut keluar dari ruangan,dalam proses peminjaman alat ini

siswa tidak belajar langsung mengenai sarana dan peralatan yang akan dipinjam, karena yang aktif

toolman bukan siswanya.

Pelajaran produktif menggunakan sistem blok yaitu 3 hari untuk pelajaran produktif ( senin, selasa,

sabtu, dan rabu, kamis, jumat ). Dalam tiga hari biasanya ada tiga kelas yang praktek belum

ditambah kelas empat yang sudah pulang dari magang. Toolman merasakan kuwalahan terutama

pada saat proses peminjaman dan pengembalian peralatan, jika tiga kelas meminjam dan

mengembalikan peralatan secara bersama-sama. Pernah kejadian dalam satu hari ada empat kelas

yang praktek, ada kelompok praktek yang tidak dapat peralatan praktek dan harus bergantian

dengan kelompok lain dalam praktek.Toolman dalam menangani peralatan yang masuk dan

keluar, bahan masuk dan keluar membuat invetaris sehingga apa-apa yang keluar dan masuk dapat

diketahui dengan baik. Jika ada sarana dan peralatan praktek yang rusak toolman memperbaiki

sarana dan peralatan praktek yang rusak di luar jam kerja.

Harapan Siswa

Lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama banyak yang ingin melanjutkan sekolah Sekolah

Menengah Kejuruan Palapa Semarang dengan harapan setelah lulus dapat mendapatkan pekerjaan,

berwiraswasta dan ada pula yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Kebanyakan lulusan Sekolah

Menengah Kejuruan Palapa Semarang berkerja terlebih dulu, kemudian kalau tabungan sudah

cukup baru kerja sambil kuliah. Sebelum mendaftar di Sekolah Menengah Kejuruan Palapa

Semarang, lulusan dari Sekolah Lanjutan tingkat pertama belum mengetahui Sekolah Menengah

Kejuruan Palapa Semarang.

KESIMPULAN

1. Sarana praktek Power Train Dan Chasis di Sekolah Menegah Kejuruan Palapa kurang memadai,

karena jumlah sarana praktek tidak sebanding dengan jumlah siswa.

2. Proses pembelajaran Power Train dan Chasis di Sekolah Menegah Kejuruan Palapa antara teori

dan praktek diampu oleh 1 tim,sehingga antara teori dan praktek menyatu. Dalam pembelajaran

Power Train dan Chasis di Sekolah Menegah Kejuruan Palapa teori guru menggunakan modul

dan buku pegangan,sedangkan dalam praktek,siswa praktek sesuai jobsheet yang diberikan oleh

guru

3. Proses peminjaman sarana dan peralatan praktek berjalan dengan baik, toolman membuat invetaris

untuk sarana dan peralatan praktek yang keluar dan masuk, tetapi dalam proses peminjaman alat

Page 7: 33-124-1-PB

ini siswa tidak belajar langsung mengenai sarana dan peralatan yang akan dipinjam, karena yang

aktif toolman bukan siswanya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2003. Manajemen penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Bambang Suharmantri, 1998. Belajar Dan Pembelajaran. Semarang : Dosen PTM/FPTK IKIP

Veteran

Kristanto, 2007. Modul Teknik Perawatan.Jakarta

Kamus Umum Bahasa Indonesia. 1995. Jakarta : Balai Pustaka

Lexy J. Moleong, . 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung : PT.Remaja Rosdakarya

Porter dan Herrarki. 2001. Quantum Learning. Bandung : Jemonars

Purwanto, M.N. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

PT. Toyota Astra Motor. 2000. Keselamatan Kerja. Jakarta