3 metode penelitian - repository.ipb.ac.id · lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu ......

16
3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sulawesi Selatan mulai bulan Februari 2011 hingga Oktober 2011. Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Pangkep, Kabupaten Takalar dan Kabupaten Bulukumba. Adapun letak geografis dari lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 10. No Kabupaten Letak geografis LU BT 1. Pangkep 4° 33' - 5° 02' 119° 38' - 119° 57' 2, Takalar 5 0 30’ - 5 0 38119 0 02- 119 0 393, Bulukumba 5°20” - 5° 40119° 50120 °28Gambar 10. Peta lokasi penelitian

Upload: phamnguyet

Post on 02-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3 METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu ... Takalar mewakili Laut Flores dan Bulukumba mewalili Teluk Bone. ... (penentuan jarak)

3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sulawesi Selatan mulai bulan Februari 2011

hingga Oktober 2011. Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu

Kabupaten Pangkep, Kabupaten Takalar dan Kabupaten Bulukumba. Adapun

letak geografis dari lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 10.

No Kabupaten Letak geografis

LU BT

1. Pangkep 4° 33' - 5° 02' 119° 38' - 119° 57' 2, Takalar 5

0 30’ - 5

0 38’ 119

0 02’ - 119

0 39’

3, Bulukumba 5°20” - 5° 40’ 119° 50’ – 120 °28’

Gambar 10. Peta lokasi penelitian

Page 2: 3 METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu ... Takalar mewakili Laut Flores dan Bulukumba mewalili Teluk Bone. ... (penentuan jarak)

30

Alasan pemilihan lokasi adalah berdasarkan tingkat kejadian illegal fishing, suku

dan keterwakilan perairan, dimana Pangkep mewakili perairan Selat Makassar,

Takalar mewakili Laut Flores dan Bulukumba mewalili Teluk Bone

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian yang

disusun sesuai dengan tahapan tujuan penelitian. Rancangan penelitian ini

dilaksanakan melalui 5 (lima) tahapan yaitu :

1. Analisis pemanfaatan perikanan tangkap.

Analisis pemanfaatan perikanan tangkap merupakan tahapan awal dalam

pelaksanaan penelitian, untuk menilai kondisi atau status pemanfaatan

perikanan tangkap di Sulawesi Selatan.

2. Analisis keberlanjutan perikanan tangkap.

Analisis keberlanjutan dilakukan untuk menilai status keberlanjutan

pengelolaan perikanan tangkap di Sulawesi Selatan berdasarkan pencapaian

5 dimensi keberlanjutan (ekologi, ekonomi, sosial, teknologi dan

kelembagaan)

3. Analisis faktor kunci pengelolaan perikanan tangkap.

Analisis yang digunakan untuk mendapatan atribut penting atau faktor kunci

pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan di Sulawesi Selatan

berdasarkan 5 dimensi keberlanjutan yang digunakan.

4. Memformulasikan model pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan

Model pengelolaan perikanan tangkap didapatkan dengan menganalisis

tingkat ketergantungan dan pengaruhsejumlah faktor kunci pengelolaan

perikanan tangkap berkelanjutan di Sulawesi Selatan.

5. Analisis kebijakan pengelolaan perikanan tangkap.

Analisis kebijakan pengelolaan perikanan tangkap merupakan upaya yang

perlu dilakukan dalam pelaksanaan perikanan tangkap berkelanjutan di

Sulawesi Selatan.

.

Adapun rancangan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar

11.

Page 3: 3 METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu ... Takalar mewakili Laut Flores dan Bulukumba mewalili Teluk Bone. ... (penentuan jarak)

31

Gambar 11. Rancangan penelitian

3.2.1 Analisis Pemanfaatan Perikanan Tangkap di Sulawesi Selatan

a. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dibutuhkan berupa data primer dan data sekunder. Data

primer terdiri dari karakteristik nelayan, buruh kapal nelayan, dan kegiatan

ekonomi selain nelayan tangkap. Data sekunder berupa produksi perikanan,

produksi perikanan tangkap, keterlibatan masyarakat nelayan, keterlibatan

masyarakat baik laungsung maupun tidak langsung dengan produksi perikanan

tangkap, serta hasil perikanan laut. Sumber data primer yaitu nelayan,

masyarkat pelaku usaha perikanan, tokoh masyarakat, tokoh pemerintahan,

pakar perikanan dari perguruan tinggi UNHAS dan IPB, pakar perikanan dari

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan serta dari BAPPEDA

Provinsi Sulawesi Selatan.

b. Metode Pengumpulan Data

Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner, diskusi mendalam,

triangulasi lapangan, kuesioner pembobotan dimensi keberlanjutan, serta

pengambilan gambar foto-foto. Data sekunder diperoleh melalui pengumpulan

data terkait dengan pemanfaatan perikanan tangkap di Sulawesi Selatan berupa

data laporan tahunan instansi terkait dan data terkait lainnya.

Page 4: 3 METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu ... Takalar mewakili Laut Flores dan Bulukumba mewalili Teluk Bone. ... (penentuan jarak)

32

c. Metode Analisis Data

Metode analisis dilakukan dengan analisis deskriptif kuantitatif dengan

pembuatan alat bantu berupa tabulasi maupun grafik. Analisis kualitatif

dilakukan untuk menjelaskan hubungan antar parameter di dalam pemanfaatan

perikanan tangkap serta menyajikan tingkat kecenderungan data kedepan.

3.2.2 Analisis Keberlanjutan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Sulawesi Selatan

a. Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan untuk melakukan analisis keberlanjutan pengelolaan

perikanan tangkap di Sulawesi Selatan meliputi data primer dan data sekunder.

Data tersebut mencakup atribut-atribut yang terkait dengan penilaian

keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap diantaranya dimensi ekologi,

ekonomi, ekologi, sosial, kelembagaan dan etika, serta dimensi teknologi dan

infrastruktur.

Dimensi penilaian keberlanjutan perikanan tangkap yang digunakan

berupa : 1) dimensi ekologi; 2) dimensi ekonomi; 3) dimensi sosial; 4) dimensi

kelembagaan dan etika; serta 5) dimensi teknologi dan infrastruktur. Atribut yang

berhasil disusun dan dilakukan identifikasi sebanyak 47 atribut meliputi :

o Dimensi ekologi meliputi enam atribut yaitu :

1. Penutupan karang.

2. Pencemaran air laut.

3. Kedewasaan ikan yang tertangkap.

4. Keragaman species ikan yang tertangkap.

5. Penangkapan jenis ikan yang dilindungi.

6. Tingkat pemanfaatan perikanan tangkap.

o Dimensi ekonomi meliputi sembilan atribut yaitu :

1. Tingkat keuntungan usaha perikanan tangkap.

2. Peranan sumber pendapatan dari kegiatan perikanan bagi rumah tangga

nelayan.

3. Orientasi pasar produk perikanan dari Sulawesi Selatan (market).

4. Tingkat penghasilan nelayan dari perikanan tangkap.

5. Jumlah penyerapan tenaga kerja perikanan tangkap.

6. Akses nelayan terhadap sumberdaya permodalan.

7. Alternatif pendapatan non-perikanan nelayan.

8. Kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Selatan.

Page 5: 3 METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu ... Takalar mewakili Laut Flores dan Bulukumba mewalili Teluk Bone. ... (penentuan jarak)

33

9. Kepemilikan peralatan tangkap.

o Dimensi sosial meliputi sepuluh atribut yaitu :

1. Tingkat pendidikan formal nelayan tangkap.

2. Tingkat pengetahuan nelayan tentang perikanan tangkap berkelanjutan.

3. Tingkat pengetahuan nelayan tentang alat tangkap ramah lingkungan.

4. Ketergantungan RT nelayan pada perikanan tangkap

5. Usia kepala keluarga nelayan.

6. Konflik pemanfaatan perikanan tangkap.

7. Jumlahrumah tangga pemanfaat SD perikanan

8. Program pemberdayaan nelayan

9. Waktu nelayan untuk menangkap ikan.

10. Jumlah anggota keluarga nelayan.

o Dimensi kelembagaan dan hukum meliputi sebelas atribut yaitu :

1. Kebijakan pengaturan perikanan tangkap.

2. Kebijakan pemberdayaan ekonomi masyarakat nelayan.

3. Kapasitas instansi pemerintah urusan perikanan dan kelautan.

4. Koordinasi instansi pemerintah

5. Kelompok nelayan perikanan tangkap.

6. Ketersediaan pasar input dan output perikanan.

7. LSM konservasi perikanan kelautan.

8. Sikap masyarakat terhadap praktek penangkapan destruktif.

9. Mitigasi terhadap kerusakan ekosistem perikanan tangkap.

10. Tingkat pelanggaran hukum dlm perikanan tangkap.

11. Penyuluhan hukum dan teknik perikanan berkelanjutan.

o Dimensi teknologi dan infrastruktur meliputi sebelas atribut yaitu :

1. Jenis alat tangkap.

2. Selektivitas alat tangkap.

3. Tipe kapal.

4. Teknologi penanganan pascapanen.

5. Ketersediaan prasarana pendaratan ikan.

6. Jumlah ikan terbuang.

7. Penanganan hasil ikan tangkapan di atas perahu/ kapal.

8. Penanganan pasca penangkapan sebelum dipasarkan.

9. Mobilitas alat tangkap.

10. Ketersediaan sarpras penegakan hukum instansi pemerintah.

Page 6: 3 METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu ... Takalar mewakili Laut Flores dan Bulukumba mewalili Teluk Bone. ... (penentuan jarak)

34

11. Penggunaan teknologi atau alat yang destruktif.

b. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk menganalisis status keberlanjutan pengelolaan

perikanan tangkap di Sulawesi Selatan dilakukan melalui pengumpulan data hasil

kajian dan penelitian, pengamatan lapangan, wawancara, diskusi, dan kuesioner.

Responden lapangan diantaranya tokoh masyarakat, petugas perikanan dan

petugas penyuluh lapangan dari instansi pemerintah, tokoh masyarakat dan

lembaga swadaya masyarakat, diskusi mendalam dengan para pakar dan

stakeholders lainnya yang terkait dengan topik penelitian ini. Pengumpulan data

primer dilakukan melalui wawancara, diskusi, dan survey lapangan dengan

responden di wilayah penelitian yang terdiri atas berbagai pakar dan para pihak

lainya yang terkait dengan pengelolaan perikanan tangkap.

Data sekunder dikumpulkan melalui berbagai sumber kepustakaan dan

data dari berbagai instansi terkait. Data dikumpulkan dari para pihak yang

berhubungan dengan permasalahan pengelolaan perikanan tangkap di Sulsel,

tata ruang wilayah pengelolaan perikanan (WPP).

c. Metode Analisis Data

Analisis keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap di Sulawesi Selatan

dilakukan dengan metode pendekatan multi dimensional scaling (MDS)

menggunakan alat analisis Rapfish. Atribut yang dipilih mencerminkan tingkat

keberlanjutan di setiap dimensi yang dikaji, dan disesuaikan dengan

ketersediaan informasi yang dapat diperoleh dari karakter sumberdaya yang

dikaji (Pitcher dan Preikshot 2000). Rapfish digunakan untuk menentukan indeks

tingkat keberlanjutan pada kegiatan perikanan tangkap dari berbagai dimensi.

Teknik Rapfish telah dikembangkan untuk melakukan evaluasi tingkat

keberlanjutan pembangunan suatu obyek penelitian dengan melakukan

modifikasi dimensi dan atibutnya sesuai dengan aspek yang dievaluasi (Mersyah

2005).

Lebh lanjut dalam Rapfish, obyek yang diamati dipetakan ke dalam ruang

dua atau tiga dimensi, sehingga obyek atau titik tersebut diupayakan ada sedekat

mungkin dengan titik asal. Teknik ordinasi (penentuan jarak) di dalam MDS

didasarkan pada Euclidian Distance yang dalam ruang berdimensi n dapat ditulis

sebagai berikut :

)...////(/ 2121

2

21 zzyyxxd .......................................... (1)

Page 7: 3 METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu ... Takalar mewakili Laut Flores dan Bulukumba mewalili Teluk Bone. ... (penentuan jarak)

35

Konfigurasi atau ordinasi dari suatu obyek atau titik di dalam MDS

kemudian diaproksimasi dengan meregresikan jarak Euclidian (d ij) dari titik i ke

titik j dengan titik asal (δij) dengan persamaan :

dij = α + βδij + ε ................................................................................(2)

Teknik yang digunakan untuk meregresikan persamaan di atas adalah

dengan Metode least square yang didasarkan pada akar dari Euclidian distance

(squared distance) atau disebut dengan ALSCAL. Metode ALSCAL ini

mengoptimasi jarak kuadrat (squared distance) terhadap data kuadrat (titik asal =

oijk), yang dalam tiga dimensi (i, j, k), formula nilai S-Stress dihitung sebagai

berikut :

S=

m

k

i j

ijk

i j

ijkijk

o

od

m 14

222 )(1

........................................................ (3)

dimana jarak kuadrat merupakan jarak Euclidian yang diberi pembobotan atau

ditulis dengan :

d2

1

2 )( jaia

ka

r

a

ijk xxw

....................................................................... (4)

Pengukuran tingkat kesesuaian atau kondisi fit (goodness of fit), jarak titik

pendugaan dengan titik asal menjadi sangat penting. Goodness of fit dalam

MDS merupakan ukuran ketepatan (how well) dari suatu titik yang dapat

mencerminkan data aslinya. Goodness of fit dalam MDS ditentukan oleh nilai S-

Stress yang dihasilkan dari perhitungan nilai S tersebut. Nilai stress rendah

menunjukkan good of fit, sementara nilai S tinggi menunjukkan sebaliknya.

Dalam Rapfish, model yang baik ditunjukkan dengan nilai stress yang lebih kecil

dari 0,25 (S<0,25).

Analisis Rapfish ini dapat memungkinkan untuk menganalsis leverage

(senstivitas dari pengurangan atribut terhadap skor keberlanjutan). Leverage

dihitung berdasarkan stdanard error perbedaan antara skor dengan atribut dan

skor yang diperoleh tanpa atribut.

Analisis Rapfish ini juga memperhitungkan aspek ketidakpastian dan

dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Monte Carlo. Ketidakpastian ini

disebabkan oleh (Fauzi et al. 2005) :

1. Dampak kesalahan dalam skoring akibat minimnya informasi.

2. Dampak dari keragaman dalam skoring akibat perbedaan penilaian.

Page 8: 3 METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu ... Takalar mewakili Laut Flores dan Bulukumba mewalili Teluk Bone. ... (penentuan jarak)

36

3. Kesalahan dalam entry data.

4. Tingginya nilai stress yang diperoleh dari algoritma ALSCAL.

Analisis Monte Carlo merupakan Metode simulasi untuk mengevaluasi

dampak kesalahan acak / galat (rdanom error) dalam analisis statistik (Kavanagh

dan Pitcher 2004) yang dilakukan terhadap seluruh dimensi. Dalam hal ini

analisis Monte Carlo dilakukan dengan Metode scatter plot yang menunjukkan

ordinasi dari setiap dimensi.

Tahapan analisis Rapfish sebagaimana mengacu pada pedoman

operasional Rapfisheries disajikan pada Gambar 12. Tahapan analisis meliputi

langkah-langkah :

a. Mengevaluasi dan menetapkan atribut dari kelima dimensi (review atribut).

Atribut merupakan parameter dari dimensi yang mewakili kondisi

sumberdaya perikanan dan kelautan di Provinsi Sulawesi Selatan. Atribut yang

telah disusun kemudian dilakukan evaluasi untuk dilihat hubungan antar atribut,

apakah memiliki hubungan linier atau tidak. Jika terdapat hubungan linier maka

disatukan menjadi satu atribut. Evaluasi dan penetapan atribut dilakukan dengan

pendekatan scientific judgement berdasarkan pendekatan keilmuan yang sesuai

baik berdasarkan hasil kajian maupun penelitian maupun sumber pustaka

lainnya. Penetapan atribut juga dilakukan dengan mempertimbangkan

ketersediaan data dari atribut tersebut.

b. Memberikan penilaian terhadap setiap atribut yang telah disusun dari masing-masing dimensi dalam skala ordinal 0 - 2 atau 0 - 3.

Atribut dari setiap dimensi dilakukan penilaian berdasarkan scientific

judgment oleh para pakar sesuai dengan kondisi atribut terkini dibandingkan

dengan standar yang berlaku maupun pada kondisi normal. Pemberian skor

ordinal pada rentang 0-2, atau 0-3 atau sesuai dengan karakter atribut yang

menggambarkan strata penilaian dari terendah (0) sampai yang tertinggi (3).

Skor 0 adalah buruk (bad) dan skor 3 adalah baik (good). Penilaian atribut

dilakukan dengan membandingkan kondisi atribut dengan memberikan penilaian

buruk (0), sedang (1), baik (2) atau sangat baik (3).

Page 9: 3 METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu ... Takalar mewakili Laut Flores dan Bulukumba mewalili Teluk Bone. ... (penentuan jarak)

37

Gambar 12. Tahapan analisis Rapfish

c. Menghitung nilai indeks dan menilai status keberlanjutan.

Penilaian terhadap keseluruhan atribut dari masing-masing dimensi

keberlanjutan dalam pengelolaan perikanan tangkap Sulawesi Selatan

dikategorikan ke dalam baik, cukup baik, kurang baik, dan buruk. Asumsi bahwa

kinerja pengelolaan terletak antara 0 sampai 100% atau buruk sampai ke baik

sekali. Diantara nilai buruk sampai baik maka ada interval nilai kinerja yaitu

cukup dan kurang, sehingga diperoleh empat tingkatan kinerja yaitu buruk,

kurang, sedang dan baik. Tingkatan kinerja dibagi menjadi 4 tingkat sehingga

diperoleh interval 0, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Hasil penilaian kinerja atribut

dari masing-masing dimensi dipetakan kedalam dua titik acuan yang merupakan

titik buruk (bad) dan titik baik (good). Kategori hasil penilaian atribut disajikan

pada Tabel 2.

Tabel 2 Kategori penilaian status keberlanjutan No. Nilai indeks dimensi Kategori Keterangan

1 0,00 - 24,99 Buruk tidak berkelanjutan 2 25,00 - 49,99 kurang kurang berkelanjutan 3 50,00 - 74,99 Cukup cukup berkelanjutan 4 75,00 -100,00 Baik berkelanjutan

Page 10: 3 METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu ... Takalar mewakili Laut Flores dan Bulukumba mewalili Teluk Bone. ... (penentuan jarak)

38

Posisi titik keberlanjutan dapat digambarkan dalam bentuk garis sumbu

vertikal ataupun sumbu horisontal. Nilai indeks keberlanjutan berada pada nilai

0% (buruk) sampai 100% (baik). Jika dimensi yang dinilai dengan nilai indeksnya

berada di bawah 50% maka mempunyai nilai yang kurang atau kurang

berkeberlanjutan (unsustainable), dan jika dimensi yang dinilai berada di atas nilai

50% maka dimensi dari sistem yang dinilai dapat dikatakan berkelanjutan

(sustainable). Penilaian ini dapat diilustrasikan pada Gambar 13.

Gambar 13. Posisi titik keberlanjutan

Hasil penilaian atas masing-masing dimensi keberlanjutan (lima dimensi)

disajikan dengan diagram layang-layang (kite diagram) pada Gambar 14.

Gambar 14. Diagram layang-layang indeks keberlanjutan multidimensi

d. Menentukan faktor pengungkit (leverage factor)

Faktor pengungkit adalah atribut yang keberadaannya berpengaruh sensitif

terhadap peningkatan atau penurunan status keberlanjutan. Semakin besar nilai

RMS maka semakin besar peranan atribut tersebut terhadap sensitivitas status

keberlanjutan (Kavanagh dan Pitcher 2004). Analisis Rapfish memungkinkan

untuk menganalisis leverage (senstivitas atribut terhadap nilai indeks

keberlanjutan). Leverage dihitung berdasarkan stdanard error perbedaan antara

skor dengan atribut dan skor yang diperoleh tanpa atribut. Faktor pengungkit

dapat dilihat dari hasil olahan Rapfish dengan nilai root means square (RMS)

Page 11: 3 METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu ... Takalar mewakili Laut Flores dan Bulukumba mewalili Teluk Bone. ... (penentuan jarak)

39

tertinggi (maksimum) sampai dengan nilai setengahnya dari tiap-tiap dimensi

keberlanjutan.

e. Analisis Monte Carlo

Analisis Monte Carlo dilakukan pada selang kepercayaan 95%. Hasil

analisis Monte Carlo kemudian dibandingan dengan hasil analisis MDS. Hasil

perbandingan ini jika perbedaannya kecil maka menunjukkan bahwa dampak dari

kesalahan pemberian skor relatif kecil, dampak dari variasi beberapa pemberian

skor terhadap atribut relatif kecil, penilaian dengan MDS yang berulang-ulang

menjadi stabil, kesalahan data atau kehilangan data menjadi reltif kecil.

Membandingkan hasil analisis Monte Carlo (MC) dan analisis MDS pada taraf

kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan 5% sehingga diperoleh bahwa selisih

nilai kedua analisis tersebut lebih besar (MC-MDS>5%) atau lebih kecil (MC-

MDS<5%). Jika nilai selisih kedua analisis ini >5% maka hasil analisis MDS

tidak memadai sebagai penduga nilai indeks keberlanjutan, dan jika nilai selisih

kedua analisis tersebut <5% maka hasil analisis MDS memadai untuk menduga

nilai indeks keberlanjutan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Provinsi Sulawesi

Selatan.

f. Penilaian ketepatan (goodness of fit)

Ketepatan analisis MDS (goodness of fit) ditentukan oleh nilai S-Stress

yang dihasilkan dari perhitungan nilai S tersebut. Nilai stress rendah

menunjukkan ketepatan yang tinggi (good of fit), sementara nilai S tinggi

menunjukkan sebaliknya. Selanjutnya dalam Rapfish, model yang baik

ditunjukkan dengan nilai stress yang lebih kecil dari 0,25 dan sebaliknya jika nilai

stress lebih tinggi dari 0,25 maka hasil MDS memiliki ketepatan yang rendah.

3.2.3 Memformulasikan Model Pengelolaan Perikanan Tangkap Berkelanjutan di Sulawesi Selatan

Formulasi model pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan dilakukan

dengan analisis prospektif. Analisis prospektif merupakan salah satu analisis

yang banyak digunakan untuk merumuskan alternatif kebijakan berupa skenario

strategis yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya alam, industri ataupun

sumberdaya lainnya untuk mencapai kondisi yang efektif dan efisien di masa

yang akan datang. Analisis prospektif dapat digunakan sebagai alat untuk

mengekplorasi dan mengantisipasi melalui skenario. Selanjutnya analisis

prospektif dapat juga sebagai alat normatif yang merupakan pendekatan

Page 12: 3 METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu ... Takalar mewakili Laut Flores dan Bulukumba mewalili Teluk Bone. ... (penentuan jarak)

40

berorientasi tindakan yang dimulai dari visi terpilih mengenai masa depan dan

menentukan jalur untuk mencapainya. Dengan demikian, analisis prospektif tidak

berfokus pada optimasi solusi, tetapi pada penyediaan berbagai macam pilihan

dan tujuan bagi para pembuat keputusan dan turut merancang serangkaian

alternatif ketimbang memilih alternatif terbaik (Bourgeois 2007).

Analisis prospektif akan digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor

dominan (faktor kunci) yang berpengaruh terhadap pengelolaan perikanan

tangkap berkelanjutan di Provinsi Sulawesi Selatan. Faktor-faktor yang dianalisis

adalah faktor pengungkit (leverage factor) yang diperoleh dari hasil analisis

keberlanjutan dari setiap dimensi. Analisis prospektif dilakukan dengan dua

tahapan, yaitu

1. Analisis pengaruh langsung antar faktor di dalam model pengelolaan

perikanan tangkap dengan menggunakan matriks pengaruh langsung antar

faktor (Tabel 3).

2. Hasil analisis pengaruh dan ketergantungan antar faktor di dalam model

pengelolaan perikanan tangkap di Sulawesi Selatan. Peubah yang berada

pada kuadran satu dan dua dari analisis prospektif adalah faktor dominan

(kunci) dengan karakter mempunyai pengaruh terhadap sistem yang tinggi

dan dengan ketergantungan rendah sampai tinggi.

Tabel 3 Pengaruh langsung antar faktor dalam pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan di Provinsi Sulawesi Selatan

Dari/Terhadap Faktor

A B C D E F G

A B C D E F G

Sumber: Goet, 1999. Keterangan: A – G = Faktor penting dalam sistem

Skoring 0 = Tidak ada pengaruh 1 = Berpengaruh kecil s/d sangat kecil

2 = Berpengaruh sedang 3 = Berpengaruh kuat s/d sangat kuat

Mekanisme pengisian tabel tersebut adalah dengan memberi skor 3 jika

pengaruh langsung antar faktor sangat kuat; skor 2 jika pengaruh langsung antar

faktor sedang; skor 1 jika pengaruh langsung antar faktor kecil, dan skor 0 jika

tidak ada pengaruh langsung antar faktor.

Page 13: 3 METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu ... Takalar mewakili Laut Flores dan Bulukumba mewalili Teluk Bone. ... (penentuan jarak)

41

Faktor-faktor kunci yang diperoleh pada penelitian selanjutnya dilakukan

analisis dengan matrik pengaruh dan ketergantungan dengan software analisis

prospektif. Analisis ini untuk melihat posisi setiap faktor dalam model

pengelolaan perikanan berkelanjutan di Provinsi Sulawesi Selatan, disajikan

pada Gambar 15.

Gambar 15. Tingkat pengaruh dan ketergantungan antar faktor dalam

formulasi model pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan di Provinsi Sulawesi Selatan

Faktor-faktor yang berada di masing-masing kuadran mempunyai

karakteristik faktor yang berbeda dan bisa di adjust (diintervensi) untuk

memperoleh skenario strategis (Bourgeois and Jesus, 2004), yaitu :

1. Kuadran pertama faktor penentu (driving variables) : memuat faktor-faktor

yang mempunyai pengaruh kuat dan ketergantungan antar faktor rendah.

Faktor-faktor pada kuadran ini termasuk kategori faktor paling kuat dalam

sistem yang dikaji;

2. Kuadran dua faktor penghubung (leverage variables): memuat faktor-faktor

dengan pengaruh kuat dan ketergantungan yang kuat antar faktor. Faktor-

faktor di dalam kuadran ini dinilai sebagai faktor penghubung yang kuat;

3. Kuadran tiga faktor terikat (output variables) : mewakili faktor output dengan

pengaruh kecil tetapi mempunyai ketergantungan yang tinggi;

4. Kuadran empat faktor bebas (marginal variables) : merupakan faktor marjinal

dengan pengaruh kecil dan tingkat ketergantungan rendah. Faktor ini bersifat

bebas antar faktor di dalam sistem yang dikaji.

Lebih lanjut Bourgeois (2007) menyatakan bahwa terdapat dua tipe

sebaran variabel dalam grafik pengaruh dan ketergantungan, yaitu :

Page 14: 3 METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu ... Takalar mewakili Laut Flores dan Bulukumba mewalili Teluk Bone. ... (penentuan jarak)

42

1. Tipe sebaran cenderung mengumpul pada diagonal kuadran IV ke kuadran

II. Tipe ini menunjukkan bahwa sistem yang dibangun tidak stabil karena

sebagian besar variabel yang dihasilkan termasuk variabel marginal atau

leverage variable. Tipe sebaran menyulitkan dalam membangun skenario

strategis untuk masa mendatang.

2. Tipe sebaran yang mengumpul di kuadran I ke kuadran III, sebagai indikasi

bahwa sistem yang dibangun stabil karena memperlihatkan hubungan yang

kuat dimana variabel penggerak mengatur variabel output dengan kuat.

Selain itu dengan tipe ini maka skenario strategis bisa dibangun lebih mudah

dan efisien.

Tahapan berikutnya setelah analisis prospektif adalah analisis morfologis.

Analisis morfologis dilakukan untuk memperoleh kemungkinan perubahan faktor-

faktor di masa depan. Ketepatan dalam memprediksi ini penting karena sangat

menentukan alternatif skenario strategis yang diperoleh agar lebih konsisten,

relevan dan kredibel. Tahapan ini dilakukan dengan mendefinisikan beberapa

keadaan yang mungkin terjadi di masa mendatang dari semua viabel kunci yang

terpilih. Sebagai contoh variabel luas dengan tingkat penutupan hutan, kebun

campuran atau permukiman. Variabel ini akan memiliki tiga kemungkinan

keadaan di masa datang yaitu luasan penutupan hutan menurun, luasan kebun

campuran menurun, luasan permukiman akan bertambah. Keadaan perubahan

yang terjadi di masa yang akan datang disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Variabel kunci dan kecenderungan perubahan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.

Variabel Keadaan yang mungkin terjadi di masa mendatang

1 2 3

Variabel 1 Variabel 2 Variabel 3 Variabel 4 Variabel 5 Variabel...

Tahapan akhir dari analisis prospektif adalah membangun skenario

strategis model pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan di Provinsi

Sulawesi Selatan. Skenario ini merupakan kombinasi dari beberapa keadaan

variabel-variabel kunci yang mungkin terjadi di masa mendatang. Dalam

penelitian ini skenario dikelompokkan ke dalam 3 cluster skenario yaitu cluster

skenario pesimis, cluster skenario moderat, dan cluster skenario optimis.

Page 15: 3 METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu ... Takalar mewakili Laut Flores dan Bulukumba mewalili Teluk Bone. ... (penentuan jarak)

43

3.2.4 Analisis Kebijakan Pengelolaan Perikanan Tangkap

a. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dibutuhkan berupa data sekunder. Data sekunder undang-

undang, peraturan pemerintah, dan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan, usaha

perikanan tangkap, pengaturan alat tangkap, serta jalur penangkapan ikan dan

penempatan alat penangkapan ikan. Sumber data berasal dari perpustakaan

perguruan tinggi UNHAS dan IPB, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Sulawesi Selatan, BPS Provinsi Sulawesi Selatan, Kementerian Kelautan dan

Perikanan serta buku yang terkait dengan kebijakan pengelolaan kelautan dan

perikanan serta pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

b. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data berupa : data sekunder (penelusuran pustaka dan

dokumen terkait pengelolaan perikanan dan kelautan); dan data primer

(wawancara).

c. Metode Analisis Data

Metode analisis dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif. Analisis

deskriptif kualitatif dilakukan untuk menjelaskan hubungan antar parameter di

dalam pemanfaatan perikanan tangkap serta menyajikan tingkat kecenderungan

data kedepan, latar belakang pengaturan serta tujuan pengaturan pengelolaan

perikanan.

Secara ringkas jenis, sumber, cara pengumpulan data, Metode analisis

dan output dari setiap proses dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Tujuan, jenis dan sumber data, cara pengumpulan, metode analisis dan output

No Tujuan Jenis data

(primer/sekunder) Sumber data

Cara pengumpulan

Metode analisis

Output

1 Menganalisis pemanfaatan perikanan tangkap di Provinsi Sulawesi Selatan

Primer : Karakteristik nelayan, tipe dan bobot kapal penangkap ikan. Sekunder : Data penduduk Prov. Sulsel, perkembangan sosial nelayan, volume produksi nelayan perikanan tangkap, hasil perikanan tangkap, orientasi pasar hasil tangkapan

Nelayan, pemilik kapal, buruh kapal, nelayan menengah, nelayan kecil. BAPPEDA Propinsi. Sulsel, BPS Prov Sulsel, Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi. Sulsel,.

Kuesioner Sulsel dalam Angka, Laporan tahunan kelautan dan perikanan Sulsel.

Deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Tingkat pemanfaatan perikanan tangkap di Provinsi Sulsel.

Page 16: 3 METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu ... Takalar mewakili Laut Flores dan Bulukumba mewalili Teluk Bone. ... (penentuan jarak)

44

No Tujuan Jenis data

(primer/sekunder) Sumber data

Cara pengumpulan

Metode analisis

Output

2 Menganalisis tingkat keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap di Provinsi Sulawesi Selatan

Primer : Bobot antar dimensi keberlanjutan, persepsi pelaku kebijakan, koordinasi antar instansi / pelaku kebijakan. Sekunder : Data biofisik kelautan, penduduk, ekonomi masyarakat, penyerapan tenaga kerja sektor perikanan, pencemaran laut, program pemberdayaan masyarakat, kualitas air laut, , koordinasi antar instansi, sinergi kebijakan, kinerja LSM kelautan dan perikanan.

BAPPEDA Prov. Sulsel, BPS Prov Sulsel, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sulsel, Kementerian Kelautan dan Perikanan., Pakar Perguruan Tinggi (Unhas), penyuluh pemerintah, penyuluh swadaya, tokoh lokal.

Desk study, konsultasi, konfirmasi, penelusuran dokumen kebijakan, wawancara mendalam, triangulasi, fotocopy, softcopy

MDS (Multi-dimensional scaling)

Rapfish.

Indeks dan status keberlanjutan; faktor-faktor pengungkit perdimensi keberlan-jutan pengelolaan perikanan tangkap di Sulsel.

3 Memformula-sikan skenario model pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan di Provinsi Sulawesi Selatan.

Faktor pengungit (leverage factors)

per-dimensi keberlanjutan, faktor kunci keberlanjutan perikanan tangkap di Provinsi Sulawesi Selatan.

Analisis tingkat keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap di Sulawesi Selatan; kecenderungan perubahan faktor-faktor ke depan.

Diskusi mendalam, Analisis konteks hubungan antar faktor.

Analisis Prospektif Analisis Morfologis. Analisis Deskriptif Kualitatif.

Skenario model pengelolaan perikanan tangkap berkelanjut-an di Provinsi Sulawesi Selatan.

4 Menganalisis kebijakan pengelolaan perikanan tangkap

Undang-Undang yang mengatur tentang pengelolaan perikanan, perikanan tangkap, Peraturan Pemerintah, peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan.

Internet, perpustakaan, journal, Dinas Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Fotocopy, download, kumpulan buku perundangan kelautan dan perikanan.

Analisis deskriptif kualitatif / Analisis Isi.

Rekomendasi