3. metode penelitian 3.1. jenis penelitian · 23 universitas kristen petra 2003, p.119). beberapa...

15
21 Universitas Kristen Petra 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kuantitatif, karena wilayah penelitiannya berupa perilaku sosial, yang memiliki gejala yang tampak, dapat diamati, dapat dikonsepkan dan dapat diukur sebagai variabel-variabel yang muncul di masyarakat (Bungin, 2009, p.34). Jenis penelitian kuantitatif menghasilkan data yang berbentuk angka-angka yang kemudian akan dioleh kedalam komputer dengan bantuan program SPSS for Windows versi 16. Menurut ragam penelitian kuantitatif berdasarkan tujuannya, penelitian ini disebut sebagai penelitian deskriptif. Penelitian format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, sebagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi (Bungin, 2009, p.42). 3.2. Gambaran Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya sehingga objek-objek ini bisa menjadi seumber data penelitian (Bungin, 2009, p.99). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Surabaya yang minimal berusia 17 tahun. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dipendukcapil) kota Surabaya mencatat bahwa jumlah penduduk Surabaya saat ini adalah sebesar 3.106.829 orang (hingga 4 Oktober 2012). Dari data tersebut, terdapat 1.876.000 penduduk yang sudah berusia 17 tahun dan memiliki Kartu Tanda Penduduk atau KTP Surabaya (Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia, September, 2012). 3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel Sampel adalah penguji sebagian dari target populasi dan sebagian tersebut harus hati-hati dipilih untuk mewakili populasi (Cooper & Schindler, 2008). Dalam istilah penelitian kuantitatif, menurut Bungin (2009, p.101) objek

Upload: others

Post on 19-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian · 23 Universitas Kristen Petra 2003, p.119). Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain

21

Universitas Kristen Petra

3. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kuantitatif, karena

wilayah penelitiannya berupa perilaku sosial, yang memiliki gejala yang tampak,

dapat diamati, dapat dikonsepkan dan dapat diukur sebagai variabel-variabel yang

muncul di masyarakat (Bungin, 2009, p.34). Jenis penelitian kuantitatif

menghasilkan data yang berbentuk angka-angka yang kemudian akan dioleh

kedalam komputer dengan bantuan program SPSS for Windows versi 16.

Menurut ragam penelitian kuantitatif berdasarkan tujuannya, penelitian ini

disebut sebagai penelitian deskriptif. Penelitian format deskriptif bertujuan untuk

menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, sebagai situasi, atau berbagai

variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan

apa yang terjadi (Bungin, 2009, p.42).

3.2. Gambaran Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang

dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa,

sikap hidup, dan sebagainya sehingga objek-objek ini bisa menjadi seumber data

penelitian (Bungin, 2009, p.99).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Surabaya yang

minimal berusia 17 tahun. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dipendukcapil)

kota Surabaya mencatat bahwa jumlah penduduk Surabaya saat ini adalah sebesar

3.106.829 orang (hingga 4 Oktober 2012). Dari data tersebut, terdapat 1.876.000

penduduk yang sudah berusia 17 tahun dan memiliki Kartu Tanda Penduduk atau

KTP Surabaya (Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia, September, 2012).

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel adalah penguji sebagian dari target populasi dan sebagian tersebut

harus hati-hati dipilih untuk mewakili populasi (Cooper & Schindler, 2008).

Dalam istilah penelitian kuantitatif, menurut Bungin (2009, p.101) objek

Page 2: 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian · 23 Universitas Kristen Petra 2003, p.119). Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain

22

Universitas Kristen Petra

penelitian yang kecil ini disebut sampel total, yaitu keseruhan populasi merangkap

sebagai sampel penelitian.

Besar sampel yang ditentukan dalam penelitian ini adalah sebesar 300

responden. Menurut Bungin (2003, p.105) penentuan jumlah sampel dapat

dilakukan dengan berdasarkan rumus berikut ini:

n = N

N (d)2 +1

Dimana:

n : Jumlah sampel yang dicari

N : Jumlah populasi

d : Nilai presisi (ditentukan dalam hal ini sebesar 94% atau 0.06)

Dalam penelitian ini, perhitungannya adalah sebagai berikut:

n = 1.876.000

1.876.000 (0.06)2 + 1

= 1.876.000

6.754,6

= 277,74

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, sampel dalam penelitian ini di dapat

sebesar 277,74 responden, yang dibulatkan keatas menjadi 300 responden. Nilai

presisi yang ditetapkan sebanyak 6% artinya ketelitian dalam pengukuran estimasi

adalah 94% dan kesalahan yang ditoleransi sebesar 6%.

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling

(sampel nonprobabilitas). Pada rancangan sampel non probabilitas, penarikan

sampel tidak penuh dilakukan dengan menggunakan hukum probabilitas, artinya

bahwa tidak semua unit populasi memiliki kesempatan untuk dijadikan sampel

penelitian. Hal ini dikarenakan sifat populasi itu sendiri yang heterogen (Bungin,

2009, p.109).

Ada beberapa kriteria yang ditentukan untuk pengambilan sampel dalam

penelitian ini. Kriteria-kriteria tersebut dimaksudkan untuk membantu peneliti

dalam memilih sampel yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan maksud

penelitian, atau yang lebih dikenal dengan istilah judgement sampling (Kuncoro,

(3.1)

Page 3: 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian · 23 Universitas Kristen Petra 2003, p.119). Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain

23

Universitas Kristen Petra

2003, p.119). Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk pengambilan sampel dalam

penelitian ini antara lain :

1. Responden adalah penduduk asli kota Surabaya yang memiliki Kartu Tanda

Penduduk (KTP) Surabaya.

2. Responden adalah penduduk kota Surabaya yang selama 3 bulan terakhir

menetap di Surabaya, yakni terhitung dari 3 bulan sebelum kuesioner

dibagikan (periode Agustus – November 2012).

3. Responden mengkonsumsi produk pastry dan bakery minimal satu kali dalam

satu minggu.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data adalah bahan keterangan tentang suatu objek penelitian yang

diperoleh di lokasi penelitian. Data dikonsepkan sebagai segala sesuatu yang

hanya berhubungan dengan keterangan tentang suatu fakta dan fakta tersebut

ditemui oleh peneliti di lokasi penilitian (Bungin, 2009, p.119).

Sumber data penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data

sekunder, yang dapat dijelaskan debagai berikut:

1. Sumber data Primer :

Sumber data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat Surabaya yang

ditemui oleh penulis, melalui jawaban kuesioner yang dibagikan oleh penulis.

Bungin (2009) mendefinisikan data primer sebagai data yang langsung

diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian

(p.122).

2. Sumber data Sekunder :

Sumber data yang diperoleh dari sumber lain yang berguna dan mendukung

penelitian ini, seperti media cetak (buku pelajaran, majalah, koran, artikel),

media elektronik (website, artikel, jurnal ilmiah) dan sumber – sumber lain

seperti hasil survei atau penelitian yang dilakukan oleh badan atau lembaga

resmi yang diakui pemerintah. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari

sumber kedua atau dari sumber sekunder dari data yang dibutuhkan (Bungin,

2009, p.122).

Page 4: 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian · 23 Universitas Kristen Petra 2003, p.119). Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain

24

Universitas Kristen Petra

3.4. Metode dan Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipilih adalah metode angket atau yang

disebut pula sebagai metode kuesioner. Metode angket merupakan serangkaian

atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk di

isi oleh responden dan kemudian setelah di isi dikembalikan kepada peneliti

secara langsung (Bungin, 2009, p.123).

Adapun prosedur pengumpul data dengan menggunakan media kuesioner

dijelaskan sebagai berikut:

1. Membagikan 300 kuesioner kepada masyarakat Surabaya. Pembagian

kuesioner ini dilakukan mulai pada 08 – 15 November 2012.

2. Dari 300 kuesioner yang dibagikan, 90 kuesioner (30%) dari jumlah total

kuesioner dibagikan secara online melalui internet dengan media Google

Docs. Link dari kuesioner tersebut disebarkan melalui berbagai macam media

sosial (Facebook, Twitter, maupun via Blackberry Messenger) dan juga

melalui e-mail. Penyebaran ini dilakukan secara personal, tidak menggunakan

sistem broadcast secara masal.

3. Kuesioner yang dibagikan dengan cara tatap muka secara langsung kepada

responden adalah sebanyak 210 kuesioner (70%). Kuesioner tersebut

disebarkan di beberapa tempat di Surabaya, antara lain: di lingkungan

Universitas Kristen Petra, Food Court Galaxy Mall, Food Court City of

Tommorow, Food Court Grand City Mall, beberapa instansi perbankan

(Bank Mandiri, Bank CIMB Niaga, Bank Permata), pusat kebugaran, salon

kecantikan, Taman Kanak–Kanak Godwins School, dan di beberapa rumah

makan.

4. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden terpilih tanpa

mempengaruhi agar tidak terjadi salah pemahaman materi.

5. Responden yang telah melakukan pengisian kuesioner diminta mengum-

pulkan kembali secara langsung kepada penulis, maupun men-submit

jawabannya ke Google Docs.

6. Jawaban kuesioner yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan proses

penyortiran untuk melihat kelayakan jawaban (validitas jawaban) dengan

kriteria tidak ada jawaban ganda dan pertanyaan terjawab semua.

Page 5: 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian · 23 Universitas Kristen Petra 2003, p.119). Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain

25

Universitas Kristen Petra

Jawaban responden yang dinyatakan layak, dilakukan tabulasi, yaitu

menyusun angka-angka jawaban responden ke dalam tabel untuk diolah lebih

lanjut.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Berikut ini adalah definisi operasional dari variabel yang sudah

diidentifikasikan sebelumnya supaya variabel tersebut dapat diukur dan digunakan

dalam penelitian ini:

1. Perilaku konsumsi

Perilaku konsumsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku

konsumsi Masyarakat Surabaya, yaitu kegiatan-kegiatan masyarakat

Surabaya dalam mendapatkan dan mengkonsumsi produk-produk pastry dan

bakery, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan

dan penentuan tersebut. Produk-produk pastry dan bakery yang dikonsumsi

merupakan produk yang didapat langsung dari toko pastry dan bakery,

supermarket atau swalayan, dan kantin, namun tidak termasuk produk-produk

yang bersifat camilan atau snack seperti biskuit (cookies), es krim, dan

permen. Perilaku konsumen dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu:

Tahap pra-pembelian

Tahap pra-pembelian merupakan tahapan awal seorang konsumen dalam

mencari informasi akan produk-produk pastry dan bakery, serta

menyiapkan sejumlah dana tertentu untuk medapatkan produk tersebut.

Indikator yang akan digunakan untuk tahapan ini adalah:

- Mencari informasi dari media cetak (koran, majalah, tabloid, dan lain

lain).

- Mencari informasi dari media elektronik (TV, radio, website, situs

jejaring sosial, dan lain lain).

- Mencari informasi dari teman atau kerabat dekat.

Tahap pembelian

Tahap pembelian merupakan suatu tahapan dimana konsumen mulai

mencari lokasi dan mencari produk yang diinginkannya. Setelah

menemukan produk yang diinginkan, konsumen akan melakukan transaksi

Page 6: 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian · 23 Universitas Kristen Petra 2003, p.119). Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain

26

Universitas Kristen Petra

atau pembelian produk. Indikator yang akan digunakan untuk tahapan ini

adalah:

- Membeli produk-produk pastry dan bakery yang dijual di dalam mall.

- Memilih waktu-waktu tertentu untuk membeli produk-produk pastry

dan bakery.

- Menyukai atau terpaku pada merek atau brand produk-produk pastry

dan bakery teretentu.

Tahap paska pembelian

Tahap paska pembelian adalah tahapan akhir setelah konsumen

mendapatkan suatu produk dimana konsumen pada akhirnya akan

mengkonsumsi barang tersebut. Apabila hasil dari konsumsi tersebut

kurang memuaskan maka konsumen akan mengganti produk tersebut

dengan produk lainnya, tetapi apabila hasilnya memuaskan maka

konsumen akan mengkomunikasikan hasil yang memuaskan tersebut

kepada konsumen lainnya. Indikator yang akan digunakan untuk tahapan

ini adalah:

- Mengkonsumsi kembali produk-produk pastry dan bakery yang sama

karena kepuasan yang didapat.

- Memberi saran atau masukan kepada penjual produk-produk pastry

dan bakery setelah mengkonsumsinya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi

Menurut Kotler dan Amstrong (2004), ada dua faktor dasar yang

mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Indikator-indikator yang akan digunakan untuk tahapan ini adalah:

- Keluarga: Ayah, Ibu, dan saudara kandung.

- Sanak saudara atau kerabat, seperti Kakek, Nenek, Paman, Bibi.

- Teman atau rekan kerja.

- Pengganti nasi sebagai sumber karbohidrat utama.

- Variasi produk-produk pastry dan bakery yang beragam.

- Produk pastry dan bakery mudah disimpan.

- Produk pastry dan bakery mudah dibawa.

Page 7: 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian · 23 Universitas Kristen Petra 2003, p.119). Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain

27

Universitas Kristen Petra

- Kecenderungan untuk menyukai produk pastry dan bakery dari suatu

merek tertentu.

- Sebagai pengganti Sarapan / Makan Pagi.

- Sebagai pengganti makan siang.

- Sebagai pengganti makan malam.

- Sebagai camilan untuk mengisi waktu luang.

- Dapat dikonsumsi tanpa menggunakan peralatan makan.

- Dapat dikonsumsi sambil melakukan pekerjaan yang lain.

- Produk pastry dan bakery diyakini lebih sehat karena kandungan

karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin yang terkandung di

dalamnya

3. Pastry

Pastry merupakan suatu proses pembuatan berbagai jenis kue, ice cream, dan

beberapa jenis hidangan penutup lainnya yang bersifat manis. Dalam

penelitian ini, yang dimaksud dengan produk-produk pastry adalah:

Kue Kontinental (seperti puding, cake atau kue tar, waffle, dan crepes)

Kue Oriental (seperti jajanan pasar, kue-kue tradisional Indonesia, dan

aneka bubur manis)

4. Bakery

Bekery merupakan berbagai jenis olahan roti yang pada umumnya diolah

dengan menggunakan ragi (yeast goods) dan disajikan setelah dipanggang

dalam oven. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan produk-produk

bakery adalah:

Aneka roti (seperti roti tawar, donat, roti isi manis, dan roti isi asin)

Produk laminasi atau lamination product (seperti croissant, puff pastry,

dan Danish)

Untuk melihat ada tidaknya perbedaan perilaku masyarakat Surabaya

dalam mengkonsumsi produk-produk pastry dan bakery dari sisi demografi, maka

digunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang menggunakan pengukuran

ordinal yang berbentuk rangking, mulai dari rangking yang paling buruk hingga

rangking yang paling baik, dalam mengukur sikap masyarakat (Ikatan

Page 8: 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian · 23 Universitas Kristen Petra 2003, p.119). Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain

28

Universitas Kristen Petra

Perstatistikaan Indonesia, September, 2010). Dalam menyatakan tingkat

persetujuan terhadap suatu pertanyaan, responden akan memilih salah satu dari

pilihan yang tersedia. Umumnya disediakan 5 pilihan skala dengan format seperti:

1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

3. Netral

4. Setuju

5. Sangat setuju

3.6. Uji Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2012), dalam penelitian kuantitaif kriteria utama

terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliabel, dan obyektif (p.455).

Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang sesungguhnya terjadi pada

obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan

demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang

dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek

pebelitian (Sugiyono, 2012, p.455).

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan

pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Teknik

untuk mengukur validitas kuesioner adalah sebagai berikut dengan menghitung

korelasi antar data pada masing-masing pernyataan dengan skor total, memakai

rumus korelasi Product Moment, sebagai berikut :

Melalui persamaan diatas, item instrumen dianggap valid jika lebih besar

dari 0,3 atau bisa juga dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung >

r tabel maka valid.

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam

hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden

yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas

instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Banyak rumus yang dapat digunakan

(3.2)

Page 9: 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian · 23 Universitas Kristen Petra 2003, p.119). Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain

29

Universitas Kristen Petra

untuk mengukur reliabilitas diantaranya adalah rumus Spearman Brown, yaitu

sebagai berikut:

Dimana:

R11 = Nilai reliabilitas

Rb = Nilai koefisien korelasi

Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,7 (cukup baik) atau di

atas 0,8 (baik). Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika

instrumen yang digunakan sudah tidak valid dan reliabel maka dipastikan hasil

penelitiannya pun tidak akan valid dan reliabel.

3.7. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini akan digunakan 2 teknik analisa data, yaitu statistik

deskriptif, dan statistik inferensial.

3.7.1. Analisa Statistik Deksriptif

Menurut Sugiyono (2012), statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganilsa data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (p.206).

Statistik inferensial adalah teknik sttistik yang digunakan untuk menganalisis data

sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

Teknik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan profil responden, agar

dihasilkan penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, ataupun diagram serta

perhitungan pengukuran tendensi sentral (mean) dan penyebaran data (standar

deviasi).

1. Rata-rata (mean)

Menurut Kuncoro (2003) rata-rata hitung (arithmetic mean), atau sering

hanya disebut rata-rata, suatu himpunan data kuantitatif adalah menjumlahkan

(3.3)

Page 10: 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian · 23 Universitas Kristen Petra 2003, p.119). Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain

30

Universitas Kristen Petra

seluruh data dibagi dengan banyaknya data yang ada (p.173). Secara

matematik, rata-rata adalah:

Persamaan 3.1 artinya rata-rata dihitung dari penjumlahan tiap data, dari x1

hingga xN, dibagi dengan banyaknya data (N) yang ada.

2. Standar Deviasi (standart deviation)

Deviasi standar atau standart deviation merupakan ukuran penyimpangan

yang diperoleh dari akar kuadrat dari rata-rata jumlah kuadrat deviasi antara

masing-masing nilai dengan rata-ratanya (Kuncoro, 2003). Secara matematis

standar deviasi dinyatakan sebagai berikut:

3.7.2. Analisa Top Two Boxes dan Bottom two Boxes

Top two boxes atau bottom two boxes membagi skala Likert 1-5 menjadi 2

(dua) kategori yang berbeda. Jawaban pertanyaan responden yang masuk dalam

tingkatan setuju dan sangat setuju (jawaban 4 dan 5) masuk ke dalam kategori Top

Two Boxes, sedangkan jawaban responden yang masuk kedalam tingkatan tidak

setuju dan sangat tidak setuju (jawaban 2 dan 1) masuk ke dalam kategori Bottom

Two Boxes.

3.7.3. Analisa Faktor

Analisa faktor adalah nama umum yang menunjukan kelas prosedur yang

terutama digunakan untuk mereduksi dan meringkas data (Malhotra, 2004, p. 560).

Menurut Malhotra (2004), faktor analisis digunakan dalam keadaan berikut:

1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendasari atau menjelaskan

korelasi antara set variabel.

2. Untuk mengidentifikasi set baru yang lebih kecil dari variabel tidak

berkorelasi untuk menggantikan set asli variabel korelasi dalam analisis

multivariate selanjutnya.

(3.4)

(3.5)

Page 11: 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian · 23 Universitas Kristen Petra 2003, p.119). Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain

31

Universitas Kristen Petra

3. Untuk mengidentifikasi set yang lebih kecil dari variabel yang menonjol dari

himpunan yang lebih besar untuk digunakan dalam analisis multivariate

selanjutnya.

Secara garis besar, analisa faktor dapat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:

1. Merumuskan Masalah

Untuk melakukan perumusan masalah, langkah pertama yang harus dilakukan

adalah mengidentifikasi tujuan dari analisa faktor. Langkah kedua, variabel-

variabel dianalisa faktor harus ditentukan berdasarkan penelitian terdahulu,

teori, dan penilaian penulis. Selain itu, ukuran sampel harus tepat dan setidak-

tidaknya dilakukan empat atau lima kali jumlah variabel (Malhotra, 2004,

p.562)

2. Membuat Matriks Korelasi

Untuk menguji ketepatan dalam model faktor, uji statistik yang digunakan

adalah Barletts Test Sphercity dan Kaiser-Mayer-Oklin (KMO) untuk

mengetahui kecukupan sampelnya. Uji ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Ukuran Ketepatan Kaiser-Mayer-Oklin

UKURAN KMO REKOMENDASI

0,9 Baik Sekali

0,8 Baik

0,7 Sedang

0,6 Cukup

0,5 Kurang

< 0,5 Ditolak

Sumber: Subhas Sharma, 1994 (dalam Suliyanto, 2005, p.123)

3. Penentuan Jumlah Faktor

Penentuan jumlah faktor yang diperlukan untuk mewakili variabel-variabel

yang akan dianalisis didasarkan pada besarnya eigenvalue serta presentase

total variannya. Hanya faktor yang memiliki eigenvalue lebih besar dari satu

yang dipertahankan dalam model analisa faktor, sedangkan lainnya

dikeluarkan dari model.

Page 12: 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian · 23 Universitas Kristen Petra 2003, p.119). Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain

32

Universitas Kristen Petra

4. Rotasi Faktor

Menurut Malhotra (2004, p.568), metode rotasi faktor dalam analisis faktor

dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

a. Orthogonal Rotation

Merupakan metode rotasi dengan cara memutar sumbu ke kanan. Metode

ini menghasilkan faktor-faktor yang tidak berkorelasi. Metode orthogonal

rotation yang paling sering digunakan adalah varimax procedure. Metode

ini merupakan metode yang meminimalkan jumlah variabel dengan beban

yang tinggi pada faktor, sehingga meningkatkan intepretasi faktor-faktor.

b. Oblique Rotation

Merupakan metode rotasi dengan cara memutar sumbu tetapi tidak harus

kea rah kanan. Metode ini menggunakan asumsi bahwa ada korelasi antar

faktor.

5. Interpretasi Faktor

Interpretasi difasilitasi dengan mengidentifikasi beberapa variabel yang

memiliki beban besar pada faktor yang sama (Malhotra, 2004, p.569).

Dilakukan dengan mengklasifikasikan variabel yang mempunyai faktor

loading minimum 0,4 dengan faktor loading 0,4 dikeluarkan dari model.

a. Penentuan Skor Faktor

Skor faktor adalah gabungan skor diperkirakan untuk masing-masing

responden yang berasal dari faktor-faktor. Jika tujuan dari analisis faktor

adalah untuk mengurangi set variabel original ke set gabungan variabel

lebih kecil (faktor-faktor) dan digunakan di analisis multivariate, ini

berguna untuk menghitung skor untuk masing-masing responden.

Page 13: 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian · 23 Universitas Kristen Petra 2003, p.119). Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain

33

Universitas Kristen Petra

b. Penyeleksian Surrogate Variabel

Penyeleksian Surrogate Variabel dilakukan dengan memeriksa faktor

matriks, penulis bisa memilih untuk setiap variabel faktor dengan loading

tertinggi pada faktor tersebut (Malhotra, 2004, p.570).

6. Model Fit (Ketetapan Model)

Sebuah asumsi yang mendasar dan berpokok pada analisis faktor adalah

korelasi yang telah diamati antara variabel dapat disebabkan oleh faktor

umum. Oleh karena itu, korelasi antara variabel dapat dikurangi dari korelasi

antara variabel dan faktor yang telah diperkirakan (Malhotra, 2004, p.570).

Suliyanto (2005, pp.118–pp.119) mengatakan bahwa analisis faktor dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Pricipal Component Analysis

Merupakan model analisis faktor yang bertujuan untuk melakukan prediksi

terhadap sejumlah faktor yang akan dihasilkan.

Fm = lm1X1 + lm2X2 + ….. lmpXp

Syarat, m ≤ p

Jika ditulis dalam bentuk matriks adalah:

F = lX, dimana: F = faktor principal components (unobservable)

X = variabel yang diteliti (observable)

l = bobot dari kombinasi linier (loading)

Dengan demikian, secara mudahnya dalam model principal components

analysis, dapat dinyatakan sebagai faktor m terbentuk oleh variabel X1 dengan

bobot kontribusi sebesar lm1 dan variabel X2 dengan bobot kontribusi sebesar

lm2, dan seterusnya.

2. Common Factors Analysis

Merupakan model analisis faktor yang bertujuan untuk mengetahui struktur

dari variabel yang diteliti (karakteristik dari observasi).

Xp = lp1F1 + lp2F2 + ….. lpmFm + Ɛm

Syarat, m ≤ p

Jika ditulis dalam bentuk matriks adalah:

(3.6)

(3.7)

Page 14: 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian · 23 Universitas Kristen Petra 2003, p.119). Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain

34

Universitas Kristen Petra

F = lF + Ɛ, dimana: F = common factors (unobservable)

X = variabel yang diteliti (observable)

l = bobot dari kombinasi linier (loading)

Ɛ = specific factros

Dengan demikian, model common factors dapat dinyatakan sebagai variabel

Xp memberikan kontribusi pada faktor F1 dengan bobot kontribusi sebesar lp1

dan kepada faktor F2 dengan bobot kontribusi sebesar lp2, dan juga kepada

faktor lain yang tidak diteliti.

3.7.4. Analisa Statistik Inferensial

Teknik inferensial digunakan untuk mengetahui perbedaan perilaku

sampel yang diuji ditinjau dari sisi demografi (jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan). Oleh karena jenis data yang digunakan

untuk meninjau sisi demografi berbentuk data nominal dan ordinal, maka statistik

inferensial yang digunakan adalah jenis statistik nonparametris (Sugiyono, 2012,

p. 209). Metode-metode yang akan digunakan dalam statistik inferensial

nonparametris adalah:

1. Mann-Whitney U-Test

Teknik ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua

sampel independen bila datanya berbentuk ordinal (Sugiyono, 2012, p. 322).

Terdapat dua rumus yang digunakan dalam pengujian ini, kedua rumus

tersebut digunakan dalam perhitungan karena akan digunakan untuk

mengetahui harga U mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil. Harga

U yang lebih kecil tersebut yang akan digunakan untuk pengujian dan

membandingkan dengan U tabel. Rumus yang akan digunakan adalah sebagai

berikut:

U1 = n1 n2 + n1 (n1-1) − R1

2

dan

U2 = n1 n2 + n2 (n2-1) − R2

2

(3.8)

Page 15: 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian · 23 Universitas Kristen Petra 2003, p.119). Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain

35

Universitas Kristen Petra

Dimana:

n1 = Jumlah sampel 1

n2 = Jumlah sampel 2

U1 = Jumlah peringkat 1

U2 = Jumlah peringkat 2

R1 = Jumlah rangking pada sampel n1

R2 = Jumlah rangking pada sampel n2

2. Analisis Varian Satu Jalan One Way ANOVA

Analisis of variance atau ANOVA merupakan salah satu teknik analisis

multivariate yang berfungsi untuk membedakan rerata lebih dari dua

kelompok data dengan cara membandingkan variansinya (Ghozali,

2009). Analisis varian banyak dipergunakan pada penelitian-penelitian yang

banyak melibatkan pengujian komparatif yaitu menguji variabel terikat

dengan cara membandingkannya pada kelompok2 sampel independen yang

diamati. One-way anova dilakukan untuk menguji perbedaan tiga kelompok

atau lebih berdasarkan satu variabel independen. Rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut:

Dimana:

k = Jumlah faktor yang mepengaruhi

n = Total jumlah data dalam keseluruhan faktor

(3.9)