3. bab i

3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegawatdaruratan pada traktus biliaris yang utama diantaranya adalah kolesistitis akut, kolangitis ascenden, dan pankreatitis akut. Kolesistitis adalah inflamasi kandung empedu yang terjadi paling sering karena obstruksi duktus sistikus oleh batu empedu. Kurang lebih 90% kasus kolesistitis melibatkan batu pada duktus sistikus (kolesistitis kalkulus) dan sebanyak 10% termasuk kolesistitis akalkulus. 1 Kira-kira 10-20% penduduk Amerika memiliki batu empedu, dan sepertiganya berkembang menjadi kolesistitis akut. Kolesistektomi untuk kolik bilier rekuren atau kolesistitis akut adalah prosedur penatalaksanaan bedah utama yang dilakukan oleh ahli bedah umum, dan kurang lebih 500.000 operasi dilakukan per tahunnya. 2 Insidensi terjadinya kolesistitis meningkat seiring pertambahan usia. Penjelasan secara fisiologis untuk peningkatan insidensi tersebut belum ada. Peningkatan insidensi pada laki-laki usia lanjut dikaitkan dengan perubahan rasio androgen-estrogen. 2,3 Perempuan penderita kolelitiasis 2-3 kali lebih banyak daripada laki-laki, sehingga lebih banyak perempuan yang menderita kolesistitis. Peningkatan 1

Upload: septian-tri-anggara

Post on 17-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

BAB I

TRANSCRIPT

2

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKegawatdaruratan pada traktus biliaris yang utama diantaranya adalah kolesistitis akut, kolangitis ascenden, dan pankreatitis akut. Kolesistitis adalah inflamasi kandung empedu yang terjadi paling sering karena obstruksi duktus sistikus oleh batu empedu. Kurang lebih 90% kasus kolesistitis melibatkan batu pada duktus sistikus (kolesistitis kalkulus) dan sebanyak 10% termasuk kolesistitis akalkulus.1Kira-kira 10-20% penduduk Amerika memiliki batu empedu, dan sepertiganya berkembang menjadi kolesistitis akut. Kolesistektomi untuk kolik bilier rekuren atau kolesistitis akut adalah prosedur penatalaksanaan bedah utama yang dilakukan oleh ahli bedah umum, dan kurang lebih 500.000 operasi dilakukan per tahunnya.2Insidensi terjadinya kolesistitis meningkat seiring pertambahan usia. Penjelasan secara fisiologis untuk peningkatan insidensi tersebut belum ada. Peningkatan insidensi pada laki-laki usia lanjut dikaitkan dengan perubahan rasio androgen-estrogen.2,3Perempuan penderita kolelitiasis 2-3 kali lebih banyak daripada laki-laki, sehingga lebih banyak perempuan yang menderita kolesistitis. Peningkatan kadar progesteron selama kehamilan dapat menyebabkan stasis cairan empedu, sehingga penyakit kandung empedu meningkat kejadiannya pada wanita hamil. Sedangkan, kolesistitis akalkulus lebih sering terjadi pada laki-laki usia lanjut.2,3 Faktor resiko utama kolesistitis yakni kolelitiasis meningkat prevalensinya pada orang Skandinavia, Indian Pima, dan Hispanik, namun menurun dan jarang pada individu yang berasal dari sub-sahara Afrika dan Asia. Di Amerika Serikat, penduduk kulit putih lebih sering terkena kolesistitis daripada penduduk kulit hitam.2,3Meskipun telah ditemukan berbagai modalitas terapeutik untuk kolesistitis namun penyakit ini masih memiliki tingkat morbiditas dan tingkat mortalitas yang cukup tinggi terutama pada orang lanjut usia.1.2 Tujuan Laporan kasus ini disusun untuk membantu penulis mengatahui dan memahami tentang:1. Penegakan diagnosis kolesistitis2. Penatalaksanaan kolesistitis1.3 ManfaatLaporan kasus ini dapat dimanfaat penulis dan pembaca sebagai:1. Ringkasan dari kasus dan beberapa tinjauan pustaka tentang kolesistitis2. Mempermudah pemahaman penulis dan pembaca tentang kolesistitis

1