document2

1
2.apa makna klinis dari keluhan tia yang sering dirasakan sejak kecil? Jawab : asma merupakan interaksi antara factor pejamu ( host factor ) dan factor lingkungan. Factor pejamu disini termasuk predisposisi genetic yang mempengaruhi untuk berkembangnya asma. Pada kasus tia ibu tia juga memiliki keluhan yang sama dengan tia. Hal ini berarti ibu tia menurunkan secara genetic kepada tia sehingga tia memiliki keluhan yang sama. Tia sudah memliki asma yang di turunkan secara genetic oleh ibunya hal ini menyebabkan apabila tia terpapar oleh factor lingkungan yang dapat berfungsi sebagai pencetus asma maka asma atau keluhan yang di rasakan tia akan terjadi berulang dan terus menerus sesuai dengan keadaan lingkungan misalnya setiap tia terkena asap atau debu maka tia akan merasakan keluhan yang sama dan hal ini akan terus berulang setiap waktu apabila tia terpajan oleh zat allergen seperti asap dan debu. Sumber: pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, perhimpunan dokter paru Indonesia Jakarta ,2004 Penyakit asma tidak dapat disembuhkan dan obat-obatan yang ada saat ini hanya berfungsi menghilangkan gejala.maka dari itu asma sering terjadi berulang. Namun, dengan mengontrol penyakit asma, penderita penyakit asma bisa bebas dari gejala penyakit asma yang mengganggu sehingga dapat menjalani aktivitas hidup sehari-hari. Mengingat banyaknya faktor risiko yang berperan, maka prioritas pengobatan penyakit asma sejauh ini ditujukan untuk mengontrol gejala. Kontrol yang baik ini diharapkan dapat mencegah terjadinya eksaserbasi (kumatnya gejala penyakit asma), menormalkan fungsi paru, memperoleh aktivitas sosial yang baik dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Sumber : medical.com, Prof. Dr. dr. Heru Sundaru, Sp.PD, KAI

Upload: rahayu-oktaliani

Post on 10-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Document2

2.apa makna klinis dari keluhan tia yang sering dirasakan sejak kecil?

Jawab :

asma merupakan interaksi antara factor pejamu ( host factor ) dan factor lingkungan. Factor pejamu disini termasuk predisposisi genetic yang mempengaruhi untuk berkembangnya asma. Pada kasus tia ibu tia juga memiliki keluhan yang sama dengan tia. Hal ini berarti ibu tia menurunkan secara genetic kepada tia sehingga tia memiliki keluhan yang sama. Tia sudah memliki asma yang di turunkan secara genetic oleh ibunya hal ini menyebabkan apabila tia terpapar oleh factor lingkungan yang dapat berfungsi sebagai pencetus asma maka asma atau keluhan yang di rasakan tia akan terjadi berulang dan terus menerus sesuai dengan keadaan lingkungan misalnya setiap tia terkena asap atau debu maka tia akan merasakan keluhan yang sama dan hal ini akan terus berulang setiap waktu apabila tia terpajan oleh zat allergen seperti asap dan debu.

Sumber: pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, perhimpunan dokter paru Indonesia Jakarta ,2004

Penyakit asma tidak dapat disembuhkan dan obat-obatan yang ada saat ini hanya berfungsi menghilangkan gejala.maka dari itu asma sering terjadi berulang. Namun, dengan mengontrol penyakit asma, penderita penyakit asma bisa bebas dari gejala penyakit asma yang mengganggu sehingga dapat menjalani aktivitas hidup sehari-hari.

Mengingat banyaknya faktor risiko yang berperan, maka prioritas pengobatan penyakit asma sejauh ini ditujukan untuk mengontrol gejala. Kontrol yang baik ini diharapkan dapat mencegah terjadinya eksaserbasi (kumatnya gejala penyakit asma), menormalkan fungsi paru, memperoleh aktivitas sosial yang baik dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Sumber : medical.com, Prof. Dr. dr. Heru Sundaru, Sp.PD, KAI