24261954 sistem teori antrian

Upload: hayatun-nufus

Post on 15-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

antrian

TRANSCRIPT

  • OBSERVASI SISTEM ANTRIAN DI BANK

    OBSERVASI SISTEM ANTRIAN DI BANK

    TUGAS KELOMPOK

    OBSERVASI SISTEM ANTRIAN DI BANK

    Dosen Pengampu : Bpk. Walid

    1. Fatkhur Rohman

    2. Khusnul Khotimah

    3. Dwi mulyono

    4. Yuni Ambarwati D.

    5. M. Umam Khamdani

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    TUGAS KELOMPOK

    OBSERVASI SISTEM ANTRIAN DI BANK

    JATENG UNNES

    Dosen Pengampu : Bpk. Walid

    Disusun oleh :

    1. Fatkhur Rohman

    2. Khusnul Khotimah

    3. Dwi mulyono

    4. Yuni Ambarwati D.

    5. M. Umam Khamdani

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

    PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    TUGAS KELOMPOK TEORI ANTRIAN

    OBSERVASI SISTEM ANTRIAN DI BANK

    JATENG UNNES

    Dosen Pengampu : Bpk. Walid

    Disusun oleh :

    (4151306535)

    2. Khusnul Khotimah (4151307004)

    (4151307013)

    4. Yuni Ambarwati D. (4151307019)

    5. M. Umam Khamdani (4151307033)

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

    PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2009

    TEORI ANTRIAN

    OBSERVASI SISTEM ANTRIAN DI BANK

    JATENG UNNES

    Dosen Pengampu : Bpk. Walid

    (4151306535)

    (4151307004)

    (4151307013)

    (4151307019)

    (4151307033)

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

    PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    TEORI ANTRIAN

    OBSERVASI SISTEM ANTRIAN DI BANK

    (4151306535)

    (4151307004)

    (4151307013)

    (4151307019)

    (4151307033)

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    OBSERVASI SISTEM ANTRIAN DI BANK

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dalam kehidupan sehari hari banyak sekali kita temui hal hal yang dekat dan

    sering berhubungan langsung dengan sisitem antrian. Tanpa disadari kadang kita

    mengalami secara langsung system antrian itu sendiri. Seperti misalnya kita mengantri

    untuk mendapatkan pelayanan kasir swalayan, mengunggu untuk mendapatkan pesanan

    makanan, menunggu untuk mendapatkan pelayanan registrasi mahasiswa, dan lain

    sebagainya.

    Garis garis tunggu tersebut sering disebut dengan antrian (queues), dan fasilitas

    pelayanannya disebut server. Sistem antrian tersebut sebenarnya dapat diefisienkan

    dengan menggunakan teori antrian. Dan penyelesaian untuk mengatasi masalah antrian

    tersebut salah satunya adalah menggunakan ilmu matematika. Ilmu matematika terdiri

    dari dua, yakni Matematika Murni (pure mathematics) dam Matematika Terapan

    (Applied Mathematics).

    Ilmu matematika terapan paling dekat hubungannya dengan teori antrian dalam

    aplikasinya. Sehingga banyak para ilmuwan menerapkan ilmu matematika terapan untuk

    membantu ilmu lain dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan dan pengembangannya.

    Karena aplikasinya sangat luas dalam kehidupan sehari hari maupun dalam ilmu ilmu

    lain sehingga dalam perkembangannya sanngat pesat. Termasuk dalam menyelesaikan

    permasalahan system antrian.

    Penyelesaian permasalahan sistem antrian berdasarkan teori antrian dengan

    menggunakan ilmu matematika terapan mengacu pada model keputusan antrian. Ada dua

    model keputusan antrian, yakni model biaya dan model tingkat aspirasi. Model biaya

    dalam antrian berusaha menyeimbangkan biaya menunggu dengan biaya kenaikan tingkat

    pelayanan yang bertentangan. Tingkat pelayanan meningkat sedangkan biaya waktu

    menunggu pelanggan menurun. Tingkat pelayanan optimum terjadi ketika jumlah kedua

    biaya ini minimum. Sedangkan model tingkat aspirasi memanfaatkan karakteristik yang

    terdapat dalam sistem untuk memutuskan nilai-nilai optimum dari parameter

  • perancangan. Optimasi dipandang dalam arti memenuhi tingkat aspirasi tertentu yang

    ditentukan oleh pengambilan keputusan. Untuk kasus dimana sulit untuk mengestimasi

    parameter biaya, digunakan model tingkat aspirasi. Dalam penelitian ini digunakan model

    tingkat aspirasi sehingga ukuran-ukuran kinerja yang digunakan adalah jumlah pelanggan

    rata-rata dalam sistem (L), jumlah pelanggan rata-rata dalam antrian (Lq), waktu

    menunggu rata-rata dalam sistem (W) , waktu menunggu rata-rata dalam antrian (Wq).

    Ukuran-ukuran tersebut pada akhirnya akan digunakan untuk menentukan jumlah pelayan

    yang ideal.

    Berdasarkan uraian diatas, dilakukan penelitian mengenai sistem dan model

    antrian serta pengambilan keputusan di Bank Jateng UNNES.

    Sistem antrian yang terjadi di Bank Jateng UNNES mengikuti pola antrian

    Multichannel single phase, dimana terdapat dua atau lebih fasilitas pelayanan dengan

    dialiri oleh satu antrian atau antrian tunggal. Situasi antrian yang terjadi di Bank Jateng

    UNNES dapat digambarkan sebagai berikut :

    Tujuan dasar model-model antrian adalah untuk meminimumkan total dua biaya,

    yaitu biaya langsung penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya tidak langsung yang timbul

    karena para individu harus menunggu untuk dilayani. Bila suatu sistem mempunyai

    fasilitas pelayanan lebih dari jumlah optimal, ini berarti membutuhkan investasi modal

    yang berlebihan, tetapi bila jumlahnya kurang dari optimal hasilnya adalah tertundanya

    pelayanan. Model antrian yang akan dibahas merupakan peralatan penting untuk sistem

    pengelolaan yang menguntungkan dengan menghilangkan antrian.

    Sistem antrian yang terjadi dapat sederhana atau sangat kompleks. Sistem yang

    sederhana akan dapat dirumuskan dengan menggunakan teknik-teknik. Dan untuk sistem

    yang lebih kompleks membutuhkan analisa yang menggunakan simulasi.

    Dalam sistem antrian saluran tunggal ini, ada dua tempat pelayanan, dimana terdapat

    n pelanggan di dalam sistem dalam satuan waktu tertentu. Keadaan seperti tersebut dapat

    diasumsikan akan terjadi hal sebagai berikut.

  • a. Tidak ada antrian sebab semua pelanggan yang datang sedang dilayani di tempat

    pelayanan atau pelanggan yang datang kurang dari kemampuan tempat pelyanan

    (n s)

    b. Terjadi antrian sebab pelayanan yang diminta oleh pelanggan yang datang jauh

    lebih besar dari kemampuan tempat pelayanan untuk melayani (n >s).

    Dalam hal (a) tidak ada persoalan, sedang dalam hal (b) muncul permasalahan

    yaitu sering kali terjadi ketidakseimbangan. Mungkin terjadi suatu antrian yang panjang

    (long queue) yang mengakibatkan pelanggan harus menunggu lama untuk memperoleh

    giliran dilayani atau mungkin tersedia fasilitas pelayanan yang berlebihan yang

    mengakibatkan fasilitas tersebut tidak dapat dimanfaatkan sepenuhnya.

    Dalam banyak hal tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi

    antrian atau mencegah timbulnya antrian. Akan tetapi, biaya karena memberikan

    tambahan pelayanan akan menimbulkan pengurangan keuntungan mungkin sampai

    tingkat yang dapat diterima. Sebaliknya, sering timbulnya antrian yang panjang akan

    sangat membosankan.

    B. Rumusan Masalah

    Dari penjelasan diatas, maka dapat diperoleh rumusan masalahb adalah sebagai

    berikut :

    1. Bagaimana laju kedatangan antrian di Bank Jateng UNNES ?

    2. Bagaimana laju pelayanan antrian di Bank Jateng UNNES ?

    3. Bagaimana model antrian di Bank Jateng UNNES ?

    4. Berapa rata rata waktu pelanggan menunggu dalam antrian dan sistem di Bank

    Jateng UNNES ?

    5. Berapa faktor kegunaan pada antrian di Bank Jateng UNNES ?

    C. Batasan Masalah

    Untuk membatasi ruang lingkup pada penelitian ini diberikan batasan masalah

    sebagai berikut.

    1. Tidak terjadi penolakan (balking) terhadap kedatangan para pelanggan.

  • 2. Pelangan dalam makalah ini adalah orang yang hendak melakukan transaksi

    perbankan di Bank Jateng UNNES.

    3. Server dalam makalah ini adalah pelayan yang melayani pelanggan di Bank Jateng

    UNNES.

    D. Tujuan Penulisan

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui laju kedatangan antrian di Bank Jateng UNNES.

    2. Untuk mengetahui laju pelayanan antrian di Bank Jateng UNNES.

    3. Untuk mengetahui model antrian di Bank Jateng UNNES.

    4. Untuk mengetahui rata rata waktu pelanggan menunggu dalam antrian dan sistem di

    Bank Jateng UNNES.

    5. Untuk mengetahui faktor kegunaan pada antrian di Bank Jateng UNNES.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Elemen - Elemen Dasar Teori Antrian

    1. Sumber Masukan (Input)

    Sumber masukan dari suatu sistem antrian dapat terdiri atas suatu populasi

    orang,barang, komponen atau kertas kerja yang datang pada sistem untuk dilayani.

    Bila populasi relative besar sering dianggap bahwa hal itu merupakan besaran yang

    tak terbatas. Anggapan ini adalah hamper umum karena perumusan sumber masukan

    yang tak terbatas lebih sederhana daripada sumber yang terbatas. Suatu populasi

    dinyatakan besar bila populasi tersebut besar disbanding dngan kapasitas sistem

    pelayanan. Sebagai contoh, suatu masyarakat kecil yang terdiri dari 10.000 orang

    mungkin akan menjadi suatu populasi yang tak terbatas bagi 100 shopping center

    yang ada. Bila dirumuskan sistem pemeliharaan sejumlah mesin sebagai populasi dan

    perawat mesin sebagai fasilitas pelayanan, tntu saja sejumlah mesin tersebut tidak

    akan dinyatakansebagai sumber yang tak terbatas.

    2. Pola kedatangan

    Cara dengan mana individu-individu dari populasi memasuki sistem disebut pola

    kedatangan (arrival pattern). Individu-individu mungkin datang dengan tingkat

    kedatangan (arrival rate) yang konstan ataupun acak/random (yaitu berapa banyak

    individu-individu per periode waktu). Tingkat kedatangan produk-produk yang

    bergerak sepanjang lini perakitan produksi massa mungkin konstan, sedang tingkat

    kedatangan telephone calls sangat sering mengikuti suatu distribusi probabilitas

    Poisson.

    Distribusi probabilitas Poisson adalah salah satu dari pola-pola kedatangan yang

    paling sering (umum) bila kedatangan-kedatangan didistribusikan secara random. Hal

    ini terjadi karena distribusi Poisson menggambarkan jumlah kedatangan per unit

    waktu bila sejumlah besar variabel-variabel random mempengaruhi tingkat

    kedatangan.

  • Bila pola kedatangan individu-individu mengikuti suatu distribusi Poisson, maka

    waktu antar kedatangan atau interarrival time (yaitu waktu antara kedatangan setiap

    individu) adalah random dan mengikuti suatu distribusi eksponensial (exponential

    distribution).

    Bila individu-individu (komponen, produk, kertas kerja , atau karyawan)

    memasuki suatu sistem, mereka mungkin memperagakan perilaku yang berbeda. Bila

    individu ter sebut adalah orang, antrian dan antrian relative panjang, dia mungkin

    meninggalkan sistem. Perilaku seperti ini disebut penolakan ( balking). Penolakan

    akan sering terjadi bila kepanjangan antrian kelewat panjang.

    Variasi yang mungkin lainnya dalam pola kedatangan adalah kedatangan dari

    kelompok-kelompok individu. Bila lebih dari satu individu memasuki suatu sistem

    seketika secara bersama, maka terjadi dengan apa yang disebut bulk arrivals.

    3. Disiplin Antrian

    Displin antrian menunjukkan pedoman keputusan yang digunakan untuk

    menyeleksi individu-individu yang memasuki antrian untuk dilayani terlebih dahulu

    (prioritas). Disiplin antrian yang paling umum adalah pedoman first come, first

    served (FCFS), yang pertama kali datang pertama kali dilayani. Tetapi bagaimanapun

    juga ada beberapa tipe disiplin antrian lainnya yang dapat termasuk dalam model-

    model matematis antrian. Model-model yang disajikan disini dibatasi untuk

    disiplinantrian FCFS.

    Beberapa disiplin antrian lainnya ialah pedoman-pedoman shortest-operating

    (service)-time (SOT), last come-first served (LCFS), longest-operating-time (LOT),

    dan service in random order (SIRO). Dalam rumah sakit-rumah sakit dan fasilitas-

    fasilitas kesehatan lainnya mungkin mempunyai pedoman-pedoman yang berbeda,

    seperti emergency first atau critical condition first.

    4. Kepanjangan Antrian

    Banyak sistem antrian dapat dapat menampung jumlah individu-individu yang

    relative besar, tetapi ada beberapa sistem yang mempunyai kapasitas yang yang

    terbatas. Bila kapasitas antrian menjadi faktor pembatas besarnya jumlah individu

    yang dapat dilayani dalam sistem secara nyata, berarti sistem mempunyai

    kepanjangan antrian antrian yang terbatas (finite); dan model antrian terbatas harus

    digunakan untuk menganalisa sistem tersebut. Sebagai contoh sistem yang mungkin

  • mempunyai antrian yang terbatas adalah jumlah tempat parker atau station pelayann,

    jumlah tempat minum di pelabuhan udara, atau jumlah tempat tidur di rumah sakit.

    Secara umum model antrian terbatas lebih kompleks daripada sistem antrian tak-

    terbatas (infinite).

    5. Tingkat Pelayanan

    Waktu yang digunakan untuk melayani individu-individu dalam suatu sistem

    disebut waktu pelayanan (service time). Waktu ini mungkin konstan, tetapi juga

    sering acak (random). Bila waktu pelyanan mengikuti distribusi eksponensial atau

    distribusinya acak, waktu pelayanan (yaitu unit/jam) akan mengikuti suatu distribusi

    Poisson.

    Pebedaan distribusi-distribusi waktu pelayanan dapat diliput oleh model-model

    antrian dengan lebih mudah disbanding perbedaan distribusi waktu kedatangannya.

    6. Keluar (Exit)

    Sesudah seseorang (individu) telah selesai dilayani, dia keluar (exit) dari sistem.

    Sesudah keluar, dia mungkin bergabung pada satu di antara kategori populasi. Dia

    mungkin bergabung dengan populasi asal dan mempunyai probabilitas yangf sama

    untuk memasuki sistem kembali, atau dia mungkin bergabung dengan populasi lain

    yang mempunyai probalitas lebih kecil dalam hal kebutuhan pelayanan tersebut

    kembali.

    B. Karakteristik Penting Sistem dan Struktur Antrian

    Berikut ini daftar karakteristik-karakteristik tersebut dengan asumsi-asumsi yang

    paling umum:

    Karakteristik-

    karakteristik Antrian Asumsi-asumsi Umum

    Sumber populasi Tak terbatas atau terbatas

    Pola kedatangan Tingkat kedatangan Poisson (waktu antar

    kedatangan eksponensial)

    Kepanjangan antrian Tak terbatas atau terbatas

    Disiplin antrian First come first served

    Pola pelayanan Tingkat pelayanan Poisson (waktu

    pelayanan eksponensial)

  • Keluar Langsung kembali ke populasi

    SISTEM DAN STRUKTUR ANTRIAN

    Banyak perbedaan sistem-sistem dan struktur-struktur antrian yang terdapat dalam

    masyarakat yang semakin kompleks. Perbedaan-perbedaan dalam jumlah antrian, fasilitas

    pelayanan, dan hubungan-hubungan yang terjadi dapat menghasilkan bentuk/susunan

    yang bervariasi tidak terbatas.

    Sistem-sistem Antrian

    Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi sistem yang

    berbeda-beda dimana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi

    menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut:

    1) Sistem pelayanan komersial

    2) Sistem pelayanan bisnis-industri

    3) Sistem pelayanan transportasi

    4) Sistem pelayanan sosial

    Sistem-sistem pelayanan sosial merupakan sistem-sistem pelayanan yang dikelola

    oleh kantor-kantor dan jawatan-jawatan local maupun nasional, seperi kantor tenaga

    kerja, kantor regritrasi SIM dan STNK dan sebagainya, serta kantor pos, rumah sakit,

    puskesmas, dan lain-lainya.

    Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dri model-

    model antrian, seperti restoran, cafeteria, took-toko, tempat potong rambut (salon),

    boutiques, supermarkets, dan sebagainya.

    Sistem pelayanan bisnis-industri mencakup lini produksi, sistem material-

    handing, sistem penggudangan, dan sistem-sistem informasi computer.

    Struktur-struktur Antrian

    Atas dasar sifat proses pelayanannya, dapat diklasifikasikan fasilitas-failitas

    pelyanan dalam susunan atau channel (single atau multiple) yang akan membentuk suatu

    struktur antrian yang berbeda-beda. Istilah saluran atau channel menunjukkan jumlah

    jalur (tempat) untuk memasuki sistem pelayanan, yang juga menunjukkan jumlah fasilitas

    pelayanan. Istilah phase berarti jumlah station-station pelayanan, dimana para langganan

    harus melaluinya sebelum pelayanan dinyatakan lengkap.

  • Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi didalam seluruh sistem antrian:

    1) Single Channel-Single Phase

    Sistem ini adalah yang paling sederhana. Single channel berarti bahwa hanya ada

    satu jalur untuk memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single

    phase menunjukkan bahwa hanya ada satu fasilitas pelayanan. Single phase

    menunjukkan bahwa hanya ada satu station pelayanan atau sekumpulan tunggal

    operasi yang dilaksanakan. Setelah menerima pelayanan, individu-individu keluar dari

    sistem.

    Contoh untuk model struktur ini adalah seorang tukang cukur, pembelian tiket kerteta

    api antarkota kecil yang dilayani oleh satu loket, seorang pelayan took, dan

    sebagainya.

    2) Single channel-Multiphase

    Istilah multiphase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan

    secara berurutan (dalam phase-phase). Sebagai contoh, lini produksi massa, pencucian

    mobil, tukang cat mobil, dan sebagainya.

    3) Multichannel-Single Phase

    Sistem multichannel-single phase terjadi (ada) kapan saja dua atau lebih fasilitas

    pelayanan dialiri oleh antrian tunggal. Sebagai contoh model ini adalah pembelian

    tiket yang dilayani oleh lebih dari satu loket pelayanan potong rambut oleh beberapa

    tukang potong, dan sebagainya.

    4) Multichannel-Multiphase

    Contoh model ini yaitu herregistrasi para mahasiswa di universitas, pelayanan

    kepada pasien di rumah sakit dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai

    pembayaran. Setiap sistem-sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada

    setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu. Pada

    umumnya, jaringan antrian ini terlalu kompleks untuk dianalisa dengan teori antrian,

    mungkin simulasi lebih sering digunakan untuk menganalisa sistem ini.

    Selain empat model struktur antrian diatas sering terjadi struktur antrian diatas sering

    terjadi struktur campuran(mixed arrangements) yang merupakan campuran dari dua atau

    lebih struktur antrian diatas. Misal, Toko-toko dengan beberapa pelayanan

    (multichannel), namun pembayarannya hanya pada seorang kasir (single channel).

    C. Model Model Antrian

    Dalam mengelompokkan model-model antrian yang berbeda-beda akan digunakan suatu

    notasi yang disebut Kendalls Notation. Notasi ini sering dipergunakan karena beberapa alasan.

    Pertama, karena notasi tersebut merupakan alat yang efisien untuk mengidentifikasi tidak hanya

  • model-model antrian, tetapi juga asumsi-asumsi yang harus dipenuhi. Kedua, hampir semua

    buku (literature) yang membahas teori antrian menggunakan notasi ini.

    Model khusus diatas : M/M/1/I/I.

    Singkatan Penjelasan

    M Tingkat kedatangan dan pelayanan Poisson

    D Tingkat kedatangan atau pelayanan deterministic

    (diketahui konstan)

    K Distribusi Erlang waktu antarkedatangan atau pelayanan

    S Jumlah fasilitas pelayanan

    I Sumber populasi atau kepanjangan antrian tak-terbatas

    (infinite)

    F Sumber populasi atau kepanjangan qantrian terbatas

    (finite)

    Tanda pertama notasi selalu menunjukkan distribusi tingkat kedatangan. Dalam hal ini,

    M menunjukkan tingkat kedatangan mengikuti suatu distribusi probabilitas Poisson. Tanda

    kedua menunjukkan distribusi probabilitas Poisson. Tanda kedua menunjukkan distribusi tingkat

    pelayanan. Lagi, M menunjukkan bahwa tingkat pelayanan mengikuti distribusi probalitas

    Poisson.

    Tanda ketiga menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan (channels) dalam sistem. Model diatas

    adalah model yang mempunyai fasilitas pelayanan tunggal.

    Tanda keempat dan kelima ditambahkan untuk menunjukkan apakah sumber populasi dan

    kepanjangan antrian adalah tak-terbatas(F). Model diatas, baik sumber populasi dan kepanjangan

    antrian adalah tak-terbatas.

    Dengan tanda-tanda tersebut ditunjukkan empat model yang berbeda yang akan dirumuskan dan

    dipecahkan dalam bagian ini:

    Model 1: M/M/1/I/I

    Model 2:M/M/S/I/I

    Model 3:M/M/1/I/F

    Model 4:M/M/S/F/I

    Walaupun tidak ditunjukkan dalam notasi ini, seluruh model menganggap bahwa displin

    antrian adalah first come first served.Sebelum memberikan rumusan-rumusan untuk setiap

    model, Tabel 13.1 menyediakan suatu daftar notasi-notasi yang digunakan dalam penyajian

    model-model antrian. Tabel 9.1 berisi symbol-simbol yang menunjukkan suatu konsep atau

    definisi khusus, misal p menunjukkan besarnya jumlah individu rata-rata dalam antrian.

  • Model-model dan aplikasinya

    Model 1 : M/M/1/I/I

    Gambar dibawah menunjukkan rumusan yang harus diikuti agar model ini dapat dipergunakan.

    Model ini merupakan teori antrian yang paling sederhana, tetapi mengandung banyak asumsi-

    asumsi (lihat gambar) yang harus ditepati. Sebagia contoh, rumusan model ini akan dipakai

    untuk memecahkan persoalan di bawah :

    ( )

    =2

    qn ( )

    =qt n

    np

    =

    1

    =tn =

    1tt

    =p

    Model 2 :M/M/S/I/I

    Model 2 ditunjukkan dalam gambar di bawah. Ini adalah system multichannel singke phase

    yang mempunyai antrian tunggal dengan melalui beberapa fasilitas pelayanan pelayanan. Model

    ini identik dengan model I dengan perbedaan bahwa dua atau lebih individu dapat dilayani pada

    waktu bersamaan oleh fasilitas-fasiltas pelayanan yang berlainan.

    Sumber tak

    terbatas

    Tingkat

    kedatangan

    poisson

    Keluar

    Tingkat

    pelayanan

    poisson

    Populasi 1 Antrian (M) Fasilitas

    pelayanan (M/1)

    Kepanjangan

    antrian tak

    terbatas

    FCFS

    Sumber tak

    terbatas

    Tingkat

    kedatangan

    poisson

    Keluar

    Tingkat

    pelayanan

    poisson

    Populasi 1 Antrian (M)

    Fasilitas

    pelayanan (M/1)

    Kepanjangan

    antrian tak

    terbatas

    FCFS

    Tingkat

    pelayanan

    poisson

  • ( ) ( ) 02!1P

    SSn

    S

    q

    = ( ) ( )[ ]

    2

    2

    0

    !

    =

    Sq

    SS

    Pt

    += qt nn 1

    += qt tt

    S

    P =

    ( ) ( )( )

    S

    SS

    n

    n

    Sn

    P

    +

    =

    = 1!!

    1

    1

    0

    0

    ( )[ ]

    S

    S

    S

    PP

    =

    1!

    00

    Model 3 : M/M/1/I/F

    Pada gambar dibawah menunjukkan model antrian 3. model 3 ini identik dengan model 1,

    dengan perbedaan bahwa kepanjangan antrian adalah terbatas.

    2 1 1 1 1 1

    1 1 11 1 1

    Sumber tak

    terbatas

    Tingkat

    kedatangan

    poisson

    Keluar

    Tingkat

    pelayanan

    poisson

    Populasi 1 Antrian (M) Fasilitas

    pelayanan (M/1)

    Kepanjangan

    antrian tak

    terbatas

    FCFS

  • 1 1 1

    Model 4 : M/M/S/F/I

    Model ini adalah ekuivalen dengan model 2 dengan perbedaan bahwa model ini mempunyai

    sumber populasi yang terbatas. Sabagai contoh, sejumlah mesin-mesin dalam suatu departemen

    produksi yang rusak atau memerlukan penyesuaian (adjustment), sejumlah pasien dalam suatu

    rumah sakit yang memerlukan tipe-tipe perawatan tertenu, dan sebagainya, merupakan system-

    sistem yang mempunyai jumlah individu-individu terbatas yang memerlukan pelayanan.

    Karena formula antrian dengan populasi terbatas sulit dipecahkan, table-tabel antrian terbatas

    (finite queuning tables) telah digeneralisasikan untuk beberapa model-model yang berbeda.

    Apendik table 1 menyajikan table antrian terbatas untuk populasi 5, 10, dan 20 individu.

    Beberapa variable yang haris diketahui dalam table tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

    U = waktu rata-rata antarkedatangan per unit

    T = Waktu rata-rata pelayanan per unit

    H = Jumlah rata-rata yang sedang dilayani

    J = jumlah rata-rata unit yang sedang beroperasi

    N = jumlah unit dalam populasi

    M = jumlah channel pelayanan

    X = Faktor pelayanan (proporsi waktu pelayanan yang diperlukan)

    D = Probabilitas bawha suatu kedatangan harus menunggu

    F = Faktor efisiensi menunggu dalam garis (antrian)

    Untuk dapat menggunakan tabel antrian terbatas, harus diketahui nilai-nilai N dan M, dan

    menghitung nilai X. Rumusan yang dipakai diberikan dalam gambar sebagai berikut :

    Sumber

    terbatas

    Tingkat

    kedatangan

    poisson

    Keluar

    Tingkat

    pelayanan

    poisson

    Populasi F Antrian (M)

    Fasilitas

    pelayanan (M/S)

    Kepanjangan

    antrian tak

    terbatas (I)

    FCFS

    Tingkat

    pelayanan

    poisson

  • 1

    J = NF (1-X)

    D. Gambaran Tempat Observasi

    Bank Jateng UNNES terletak diantara ATM BRI dan poliklinik jalan raya sekaran

    Gunung Pati. Satu lokasi dengan kantor pos di lingkungan sekitar unnes, dan terletak

    tepat didepan koperasi Handayani.

    Bank Jateng unnes ini terdiri dari dua sistem pelayanan dengan satu sistem

    antrian. Adapun yang kami amati adalah antrian pelanggan yang datang untuk melakukan

    transaksi.

    E. Model Distribusi Poisson dan Eksponensial

    1. Model Distribusi Poisson

    Suatu eksperimen yang menghasilkan jumlah sukses yang terjadi pada interval

    waktu ataupun pada daerah yang spesifik dikenal sebagai eksperimen Poisson.

    Menurut Tarliyah, dkk. (1992 : 309) mengemukakan sifat eksperimen Poisson adalah

    sebagai berikut :

    a. Jumlah sukses yang terjadi pada interval waktu atau daerah yang bersifat

    independent terhadap yang terjadi pada interval waktu atau daerah tertentu yang

    lain.

    b. Besar kemungkinan terjadinya sukses pada interval waktu atau daerah tertentu

    yang sempit, proporsional dengan panjang jangka waktu ataupun ukuran daerah

    terjadinya sukses tersebut.

  • c. Besar kemungkinan terjadinya lebih dari satu sukses pada interval waktu yang

    singkat ataupun daerah yang sempit, diabaikan.

    Model distribusi Poisson adalah model distribusi probabilitas yang digunakan

    untuk menggambarkan distribusi variabel random pada suatu eksperimen yang

    memenuhi kriteria sebagai eksperimen Poisson. Menurut Maman A Djauhari, (

    1990:163), eksperimen Poisson adalah eksperimen yang memiliki sifat-sifat sebagai

    berikut :

    a. Peluang terjadinya 1 kali sukses dalam setiap selang yang sempit, sebanding

    dengan lebar selang.

    b. Peluangnya sangat kecil (dapat diabaikan) untuk terjadi lebih dari 1 kali sukses

    dalam setiap selang yang sempit

    c. Jika A dan B dua selang dimana kejadian A dan kejadian B saling asing, maka

    banyaknya sukses dalam A independent dengan banyaknya sukses dalam B.

    Pada dasarnya sifat-sifat dari eksperimen Poisson yang dikemukakan oleh kedua

    ahli tersebut di atas adalah sama. Eksperimen Poisson adalah suatu eksperimen yang

    menghasilkan jumlah sukses yang terjadi pada interval waktu ataupun daerah yang

    spesifik, dimana jumlah sukses anatar interval waktu saling bebas atau independent.

    Definisi

    Variabel Random X dikatakan berdistribusi Poisson dengan parameter , ditulis

    X ~ POI ( ), jika X memiliki fungsi kepadatan peluang sebagai berikut :

    !x

    ex , x = 0,1,

    f(x) =

    0 , x yang lain

    (Djauhari, 1990 : 163-164)

    Pada definisi di atas, parameter adalah mean dan juga variansi dari X. Parameter

    juga menyatakan rata-rata banyaknya sukses dalam suatu selang.

  • 2. Model Distribusi Eksponensial

    Distribusi Eksponensial digunakan untuk menggambarkan distribusi waktu pada

    fasilitas jasa yang mengasumsikan bahwa waktu pelayanaan bersifat acak. Artinya,

    waktu untuk melayani pendatang (pelanggan) tidak tergantung dari banyaknya waktu

    yang telah dihabiskan untuk melayani pendatang atau pelanggan sebelumya, dan tidak

    tergantung jumlah pendatang yang sedang menunggu untuk dilayani. Contoh dari

    kejadian atau peristiwa Eksponensial antara lain adalah waktu yang dibutuhkan untuk

    melayani nasabah bank, waktu yang dibutuhkan kasir untuk melayani pembeli pada

    suatu supermarket, waktu yang dibutuhkan untuk memproses ijin penggunaan

    kendaraan bermotor, waktu yang digunakan dokter untuk memeriksa pasien, dan lain-

    lain.

    Definisi

    Variabel random kontinu X memiliki distribusi Eksponensial dengan parameter 1/

    , jika fungsi kepadatan peluang dari X adalah :

    xe , untuk x > 0, > 0

    f(x) =

    0 , untuk x yang lain

    (Djauhari, 1990 : 175-176)

    Disini X dapat menyatakan waktu yang dibutuhkan sampai terjadinya 1 kali

    sukses dengan = rata-rata banyaknya sukses dalam selang waktu satuan.

    F. Goodness of-fit Test

    Goodness of-fit Test adalah uji yang dilakukan untuk menentukan distribusi

    probabilitas dari dat yang diperoleh dengan membandingkan frekuensi teroritis atau

    frekuensi yang diharapkan

    1. Uji Chi Square Goodness of-fit terhadap peristiwa yang berdistribusi Poisson

  • Misalkan Variabel random X berdistribusi Poisson. Untuk menghitung frekuensi

    harapan digunakan fungsi kepadatan probabilitas dari distribusi Poisson.

    sehingga untuk sejumlah n frekuensi observasi ,maka

    Nilai dari chi square hitung ( ) dihitung dengan menggunakan rumus sebagi

    berikut:

    Dengan m adalah jumlah sel atau baris yang dipergunakan dalam

    mengembangkan fungsi kepadatan empiris.

    2. Uji Chi Square Goodness of-fit terhadap peristiwa yang berdistribusi Eksponensial

    Misalkan variable acak X berdistribusi eksponensial. Frekunsi teoritis ( ) yang

    berkaitan dengan interval dihitung sebagai

    Dengan m adalah banyaknya interval yang dipergunakan. Sedangkan f(t) adalah

    fungsi kepadatan peluang dari distribusi eksponensial dengan

    Dengan demikian diperoleh :

    mitdtff

    i

    i

    e ,...,2,1,)()(1

    == =

    0,0

    1

    >>=

    =

    tef tt

    )()()( 1 ii II

    e eenf =

    fe

    [ ]ii II ,1

    fe

    of

    2X

    mxx

    exp

    x

    ,......2,1,0,!

    )( ==

    )(xnpfe =

    =

    =

    m

    x e

    e

    f

    ffX

    0

    2

    02 )(

  • Nilai Chi Square hitung diperoleh denagn menggunakan rumus berikut :

    Dalam uji Chi square Goodness of-fit keputusan diambil berdasarkan hipotesis

    penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. diterima jika harga

    F < dengan dk = m k 1 dan dengan tingkat signifikan , dengan m

    adalah jumlah baris yang digunakan dan k adalah jumlah parameter yang diestimasi dari

    dat mentah untuk dipergunakan dalam mendefinisikan distribusi teoritis yang

    bersangkutan.(Taha,1997:11:12)

    =

    =

    m

    x e

    e

    f

    ffX

    0

    2

    02 )(

    0H

    hitungX 2 tabelX 2

  • BAB III

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN