239284870 kasus balan epilepsi psikotik cimahi 2
DESCRIPTION
hubungan epilepsi dan obat antipsikotikTRANSCRIPT
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jl. Terusan Arjuna No 6, Kebon Jeruk. Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT
STATUS PSIKIATRI
Nama : Spoobalan A/L Subramaniam Tanda Tangan
Nim : 112013061
Dr Pembimbing : dr. Susi Wijayanti, SpKJ
Nomor rekam medis : 045086
Nama pasien : Ny. CU
Nama dokter yang merawat : dr Leni Irawati Sp.KJ
Nama dokter muda : Spoobalan A/L Subramaniam
Masuk RS pada tanggal : 14 Agustus 2014
Rujukan / datang sendiri / keluarga : Diantar oleh keluarga pasien
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. CU
Tempat/Tanggal Lahir : Lampung Tengah,11-06-1977
Umur : 37 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan1
Bangsa/Suku : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Pernikahan : Belum menikah
Alamat : JL. Cihanjuang, gg Santri No 198, Rt 005/020 Desa Cibabat, Kec.
Cimahi Utara
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis
Autoanamnesis : 22 Agustus 2014 jam 14.00 WIB
Alloanamnesis : 24 Agustus 2014 jam 19.00 WIB (kakak kandung)
A. Keluhan Utama
Pasien mengamuk,teriak-teriak
B. Riwayat Gangguan Sekarang
1 minggu SMRS, pasien mulai menunjukkan gejala. Pasien terlihat mengamuk serta
memukul. Pasien menyangkal bahwa ia mendengar bisikan. Pasien suka tidur dan berteriak-
teriak.Pasien terlihat sering berbicara dan tertawa sendiri(autistik). Apa yang dibicarakan tidak
jelas,menurutnya. Selain gejala tersebut, pasien mengalami kejang, menurut keluarga pasien
menderita penyakit epilepsi sejak umur 15 tahun. Kejang yang dialami oleh pasien berlangsung
sekitar 5 menit. Setiap kali kejang, pasien terasa kesemutan dari ujung jari kedua tangan sampai
ujung kepala. Selain itu,pasien terasa mulutnya dikunci sewaktu kejang. Setelah kejang, pasien
merusak alat rumah tangga dan melamun(psikotik post iktal).
6 hari SMRS, pada pukul 10 pagi, pasien kembali kejang. Setelah kejang pasien tertidur
lama. Tidak lama setelah kesadarannya pulih, pasien kembali pingsan. Keluarga menganggap hal
2
itu biasa karena pasien sudah lama mengalami kejang. Keluarga pasien mengatakan, pasien akan
kejang jika pasien kurang tidur.
6 hari SMRS, pasien tidak berbicara sama sekali dengan keluarga. Ketika diajak berbicara,
pasien hanya senyum saja (autistik). Pasien juga tidak mau mandi dan makan. Pada hari itu pasien
sama sekali tidak ingin tidur. Pasien dibawa oleh kakak kandungnya ke RSJ Propinsi Jawa Barat
dalam keadaan kejang. Keluarga pasien meminta untuk dirawat.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
2 tahun yang lalu, pasien sering melamun, terlihat sering berbicara sendiri (autistic).
Keluarga mengatakan bahwa pasien lebih sering marah-marah dan teriak-
teriak.Pasien jarang bercerita kepada kakaknya. Pasien tidur dan makannya kurang. Ia
juga sulit mandi. Pasien tidak memiliki banyak teman. Hal ini dikarenakan pasien
minder dan merasa bahwa teman-temannya tidak menyukainya. Pasien lebih banyak
menghabiskan waktu sendiri. Pasien hanya bersekolah sampai SD. Perubahan-
perubahan perilaku yang dialami oleh pasien tidak disadari oleh keluarga karena
keluarga kurang memperhatikannya.
2 tahun yang lalu, ibunya meninggal karena kecelakaan motor. Semenjak kepergian
ibunya,pasien sering melihat bayangan ibunya di rumah( halusinasi lihat). Pasien
pernah mencuba untuk mengantung dirinya.
2 tahun SMRS, pasien kembali mengalami kejang. Kejang yang dialami oleh pasien
berlangsung selama 5 menit dan setiap kali kejang, pasien terasa kesemutan di kedua
tangannya. Pasien mengalami kejang setidak-tidaknya 3 kali /minggu.
Riwayat Gangguan Medik
Terdapat riwayat epilepsi sejak umur 15 tahun. Pasien juga mempunyai riwayat putus
obat 2 tahun yang lalu.
2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif (NAPZA)
Riwayat penggunaan alkohol, obat-obatan terlarang, merokok disangkal.
3
3. Skema Perjalanan Gangguan Psikiatrik
2012 2014
Keterangan:
Pada tahun 2012,pasien mulai menunjukkan gejala seperti sering melamun, marah-
marah,teriak-teriak dan berbicara sendiri (autistic). Semenjak kepergian ibunya pada tahun 2012,
pasien sering terlihat bayangan ibunya di rumahnya.
Tahun 2014, gejala yang dialami pasien timbul kembali. Pasien kontrol teratur ke
Puskesmas Cimahi Utara secara teratur. Obatnya habis sejak kemaren. Menurut pasien, keluarga
tidak mengawasi lagi karena merasa pasien sudah bisa mandiri.Tahun 2014 juga,pasien kembali
mengalami kejang. Kejang yang dialami pasien hanya berupa kesemutan dari ujung jari kedua
tangan sampai ujung kepala. Selain itu,pasien terasa mulutnya dikunci sewaktu kejang. Setelah
kejang, pasien merusak alat rumah tangga dan melamun(psikotik post iktal).
Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Perkembangan Fisik
Pasien dilahirkan secara normal dan sehat, tidak terdapat cacat maupun trauma lahir. Pasien
merupakan anak kandung kedua dari lima bersaudara. Pasien tidak memiliki kesulitan dalam
berbicara, berhitung, dan bergerak sejak dahulu.
2. Riwayat Perkembangan Kepribadian
a. Masa kanak-kanak
4
Pasien lebih suka menyendiri dan tidak banyak teman pada waktu kecil.Pertumbuhan
psikomotor, kognitif dan moral pasien sesuai dengan usianya. Pasien tidak pernah
sakit serius, tidak ada riwayat kejang, trauma maupun operasi.
b. Masa remaja
Pada saat usia remaja, pasien kurang mau bergaul dengan teman-teman sebayanya.
Pada saat pasien berumur 15 tahun, pasien mendapatkan serangan kejang yang
pertama kali. Pada umur 17 tahun,pasien pernah trauma pada kepala.
c. Masa dewasa
Pasien sering merasa minder dengan teman-teman sebayanya. Pasien merasa
minder karena ia percaya bahwa ada gangguan jiwa dalam dirinya.Oleh karena
merasa minder dengan teman-temannya, pasien jarang berkomunikasi dengan
teman-temannya. Hal ini menyebabkan pasien lebih senang untuk menyendiri dan
hanya memiliki beberapa teman.
3. Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien ialah SD3. Pasien tidak mempunyai biaya dan keinginan untuk
melanjutkan kuliahnya.
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak pernah bekerja dan hanya membantu kakaknya untuk menjaga keponakannya.
5. Kehidupan Beragama
Pasien jarang memakai jilbab. Pasien lebih taat dalam ibadah sholat, mengaji dan lebih
senang membaca buku-buku religi. Hal ini dipandang baik oleh keluarga.
6. Kehidupan sosial dan Perkawinan
Semenjak ibunya meninggal, pasien hidup bersama kakak kandungya. Bapak pasien sudah
menikah lagi dan jarang berkomunikasi pasien. Pasien lebih senang untuk tinggal dengan
kakaknya yang perempuan. Pasien sudah rindu sama keponakannya.
5
Pasien belum pernah menikah namun pasien memiliki keinginan kuat untuk menikah yang
selalu diutarakannya kepada keluarga. Namun keluarga belum mengizinkannya untuk
menikah karena menurut keluarga pasien sendiri belum mampu untuk mengurus dirinya
sendiri.
7. Riwayat Keluarga
Keterangan :
Pperempuan Pasien
Laki-laki
X meninggal
D. Situasi Kehidupan Sosial Sekarang
2 tahun SMRS, pasien hidup dengan kakak kandungnya(NY. S). Selama hidup dengan
kakaknya, pasien merasa lebih nyaman . Lebih sering untuk menyendiri, tetapi sayang terhadap
keponakannya.
III.STATUS MENTAL
Didapatkan dari autoanamnesis pada tanggal 22 April 2014 pukul 14.00 di ruang Merpati,
RSJ Provinsi Jawa Barat.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
6
Seorang wanita berusia 37 tahun dengan penampilan fisik sesuai usianya. Pasien tidak
memakai jilbab, berkulit sawo matang, berpakaian rapi. Pada saat wawancara pasien memakai
seragam pasien RSJ Provinsi Jawa Barat bewarna orange. Sebelum wawancara pasien terlihat
sedang melaksanakan ibadah sholat dan ingin tidur.
Kesadaran
Kesadaran neurologis : Compos mentis
Kesadaran Psikiatrik : Tampak terganggu(Distraktibilitas)
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Sebelum wawancara : pasien terlihat sedang melaksankan ibadah sholat. Setelah selesai
sholat, pasien mendatangi pemeriksa dan mengajak berbicara pemeriksa karena ingin mengenali
saya yang berketurunan India.
Selama wawancara : Pasien duduk tenang, kontak mata baik, pasien menjawab
pertanyaan yang diberikan dengan baik, saat bercerita sesekali pasien bernada rendah.
Sesudah wawancara : Pasien duduk di tempat tidur temannya dan mengajak teman
sebelahnya untuk bercerita.
3. Sikap terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif dalam menjawab setiap pertanyaan , penuh perhatian, penuh
minat, pasien terbuka dan terlihat ingin bercerita banyak kepada pemeriksa.
4. Pembicaraan
a. Cara Berbicara : Pasien berbicara dengan lancar, kosa kata baik, spontan.
b. Gangguan Berbicara : tidak terdapat gangguan bicara.
B. Alam Perasaan
1. Mood : Depresif
2. Afek Ekspresi Afektif
Arus : cepat
7
Stabilitas : Stabil
Kedalaman : Dangkal
Skala Diferensiasi : Menyempit
Keserasian : Tidak serasi
Pengendalian Impuls : Baik
Ekspresi : Tumpul
Dramatisasi : Tidak ada
Empati : Sulit untuk dinilai
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : halusinasi optikus ( sering terlihat bayangan ibunya di
rumahnya). Halusinasi auditorik dan olfaktorius disangkal.
2. Ilusi : disangkal
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
D. Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)
1. Taraf Pendidikan : SD
2. Pengetahuan Umum : Kurang
3. Kecerdasan : Rata-rata (sesuai dengan tingkat pendidikan)
4. Konsentrasi : Baik
5. Perhatian : Baik
6. Daya Orientasi Waktu: Baik (mengetahui tanggal dan bulan pada hari wawancara)
8
Daya Orientasi Tempat : Baik (mengetahui keberadaan di rumah sakit jiwa)
Daya Orientasi Personal : Baik (mengetahui anggota keluarga, mengetahui
perawat dan teman-teman sekamarnya).
7. Daya Ingat Jangka Panjang : Baik (bisa mengingat masa lalu dengan jelas)
Daya Ingat Jangka Pendek : Baik (ingat kegiatan sehari-hari)
Daya Ingat Sesaat : Baik (dapat menyebutkan kembali urutan angka
segera setelah dibacakan pemeriksa dalam urutan dari belakang ke depan)
8. Pikiran Abstrak : Baik (mengetahui arti dari peribahasa air susu dibalas
dengan air tuba, ada gula ada semut)
9. Visuospasial : Baik (pasien dapat menggambarkan jam dengan
benar)
10. Bakat kreatif : Baik (dapat menggambar komik)
11. Kemampuan Menolong Diri : Baik (pasien mampu mengurus dirinya sendiri
seperti mandi, makan, berpakaian sendiri).
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktivitas : pasien berpikir secara tenang dan berbicara secara
spontan.
b. Kontinuitas Pikiran : pasien menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diberikan,
jawaban terarah, relevan.
c. Hendaya Berbahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir
a. Preokupasi : Tidak ada
9
b. Waham : Tidak ada
Obsesi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
c. Gagasan Rujukan : Ada (merasa teman sekamarnya bisa mendengarkan apa yang
pasien bicarakan dengan pemeriksa, mengatakan teman sekamarnya tersebut
tidak menyukainya)
d. Gagasan Pengaruh : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Baik, selama wawancara pasien dapat berlaku dengan tenang dan tidak menunjukkan gejala
yang agresif.
G. Daya Nilai
1. Daya Nilai Sosial : Baik (menyatakan bahwa bunuh diri itu tidak boleh
dilakukan karena bunuh diri merupakan sebuah dosa)
2. Uji Daya Nilai : Baik
3. Daya Nilai Realita : Terganggu
H. Tilikan
Derajat 1 ( pasien mengatakan dirawat di RSJ hanya karena penyakit epilepsinya saja).
I. Realibilitas
Baik. Hal-hal yang diceritakan pasien mengenai gejalanya dapat dilihat dari isi
pembicaraan pasien. Bukan merupakan gejala buatan pasien saja.
IV. STATUS FISIK
A. Status Internus
a. Keadaan Umum : Baik10
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
d. Nadi : 80 x/menit
e. Suhu : 36˚C
f. Pernafasan : 18 x/menit
g. Bentuk tubuh : Piknikus
h. Sistem kardiovaskular : S1, S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
i. Sistem respiratorius : Suara nafas vesikuler,wheezing(-),ronkhi(-)
j. Sistem gastro-intestinal : Bising usus (+) normal
k. Sistem muskulo-skeletal : Deformitas (-), simetris, eutropi
l. Sistem urogenital : Tidak dilakukan pemeriksaan
B. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII) : tidak dilakukan
2. Gejala rangsang meningeal : tidak dilakukan
3. Mata : konjungtiva anemis (-) sclera icterus (-)
4. Pupil : isokor, nistagmus (-)
5. Ofthalmoscopy : tidak dilakukan
6. Motorik : +5
7. Sensibilitas : +
8. Sistem saraf vegetative : tidak dilakukan
9. Fungsi luhur : baik
10. Gangguan khusus : tidak ada
11
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG ( 7 Agustus 2014)
Hb : 14.4 g/dL
Leukosit : 10.500/mm3
Trombosit : 391.000/mm3
Hematokrit : 44.2%
GDP : 101 mg/dL
Cholesterol : 217 mg/dL
Trigliserida : 122 mg/dL
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien adalah seorang wanita berusia 37 tahun dengan penampilan fisik sesuai
usianya. Pasien tidak memakai jilbab, berkulit sawo matang, berpakaian rapi. Pada saat
wawancara pasien memakai seragam pasien RSJ Provinsi Jawa Barat bewarna orange.
Sebelum wawancara pasien terlihat sedang melaksanakan ibadah sholat.
1 minggu SMRS pasien menunjukkan gejala-gejala berupa kurang tidur, berbicara
dan mengamuk disertai teriak-teriak(autistic).
Pada tahun 2012,pasien mulai menunjukkan gejala seperti sering melamun, marah-
marah,teriak-teriak dan berbicara sendiri (autistic). Semenjak kepergian ibunya pada tahun
2012, pasien sering terlihat bayangan ibunya di rumahnya. Pasien pernah mencoba
membunuh diri dengan menggantung dirinya pada tahun tersebut.
Tahun 2014, gejala yang dialami pasien timbul kembali. Obatnya habis sejak
kemaren. Tahun 2014 juga,pasien kembali mengalami kejang. Kejang yang dialami pasien
hanya berupa kesemutan dari ujung jari kedua tangan sampai ujung kepala. Selain itu,pasien
terasa mulutnya dikunci sewaktu kejang. Setelah kejang, pasien merusak alat rumah tangga
dan melamun(psikotik post iktal).
Sejak kecil pasien tidak mengalami gangguan perkembangan fisik maupun
kepribadian. Namun sejak ibunya meninggal 2 tahun lalu, pasien kurang mendapat perhatian
12
dari keluarganya karena mereka berpikir pasien sudah bisa mandiri.Pasien hanya bersekolah
sehingga kelas SD.
Kesadaran neurologis pasien compos mentis, kesadaran psikiatrik tampak terganggu.
Perilaku dan aktivitas psikomotor tenang, sikap terhadap pewawancara kooperatif. Cara
berbicara pasien cepat, spontan. Tidak terdapat adanya gangguan berbicara. Suasana
perasaan pasien depresif. Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi optikus dan gagasan
rujukan saat ini. Sensorium dan kognisi pasien baik. Pengendalian impuls baik. Daya nilai
sosial dan uji daya nilai baik. Daya nilai realitas diragukan. Tilikan pasien derajat 1.
Pasien memiliki riwayat epilepsy yang muncul ketika pasien berumur 15 tahun.Pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I: Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, kasus ini dapat dinyatakan
mengalami :
1. Gangguan jiwa, karena adanya :
- pasien sulit tidur, berbicara sendiri dan melamun (autistik)
- kejang berupa berupa kesemutan dari ujung jari kedua tangan sampai ujung
kepala.Selain itu,pasien terasa mulutnya dikunci sewaktu kejang. Setelah kejang,
pasien merusak alat rumah tangga dan melamun(psikotik post iktal).
- terdapat halusinasi auditorik (mendengar bisikan yang mengajak pasien menuntut
ilmu dan menjadi kafir), halusinasi olfaktorik (mencium wangi parfum ketika di
ruangan)
2. Gangguan jiwa ini sebagai GMO karena :
- Terdapat gangguan kesadaran.
- Pasien memiliki riwayat penyakit epilepsi semenjak ia 15 tahun
- Gejala gangguan jiwa pasien timbul, beberapa tahun setelah pasien mengidapi
epilepsy.
13
3. Menurut PPDGJ III, GMO ini termasuk gangguan mental lain akibat kerusakan dan
disfungsi otak dan penyakit fisik, termasuk Psikosis epileptic YTT.
Aksis II: Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Ciri kepribadian Scizoid.
Aksis III: Kondisi Medik Umum
Riwayat epilepsi sejak pasien 15 tahun.
Aksis IV: Masalah Psikososial dan Lingkungan
Stressor berupa family support group.
Aksis V: Global Assessment of Functioning (GAF)
Global Assessment Functional 70–61:
Beberapa gejala ringan & menetap,disabilitas ringan dalam fungsi,secara umum masih
baik
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
1. Aksis I:
Psikosis epileptik YTT (F06.8)
Diagnosis banding: GMO + skizofrenia hebefrenik, GMO + Scizofrenia paranoid.
2. Aksis II:
Ciri kepribadian scizoid.
3. Aksis III :
G00-G99 Penyakit Susunan Saraf
4. Aksis IV :
Stressor berupa family support group.
5. Aksis V:
GAF scale 70–61.
14
IX. PROGNOSIS
1. Kesimpulan prognosis:
Ad vitam : ad Bonam
Ad functionam :Dubia ad bonam
Ad Sanationam :Dubia ad malam
DAFTAR PROBLEM
1. Organobiologi:
Terdapat gangguan pada fungsi otak (adanya letupan epileptikus).
2. Psikiatri / psikologi:
Sering melamun, berbicara sendiri (autistic),mengamuk dan teriak-teriak, melihat
bayangan ibunya di rumahnya (halusinasi optikus), merasa bahwa teman sekamar
dapat mendengar apa yang ia bicarakan (gagasan rujukan).
3. Sosial / keluarga:
Masalah family support group (kurangnya perhatian keluarga terhadap pasien).
X. TERAPI
1. Farmakoterapi
Karbamazepin tablet 100 mg, 2 x 1 perhari
Haloperidol tablet 5 mg, 2 x ½ perhari
THD tablet 2 mg, 2 x 1 perhari
Fenitoin tablet 100mg, 2 x 1 perhari
2. Psikoterapi
a. Terapi individual
Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai penyakitnya
serta hal-hal yang dapat mencetuskan atau memperberat dan meringankan
15
penyakit pasien sehingga dapat memperpanjang remisi dan mencegah
kekambuhan.
Memberikan psikoterapi yang bersifat suportif pada pasien mengenai kondisi
penyakitnya, meningkatkan kepercayaan diri pasien,mengenali dan
memotivasi potensi dan kemampuan yang ada pada diri pasien, dan
kemampuan mengatasi masalah.
b. Terapi kelompok
Terhadap keluarga
Memberi penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif dan edukatif tentang keadaan
penyakit pasien sehingga bisa menerima dan memahami keadaan pasien, serta mendukung
proses penyembuhannya dan mencegah kekambuhan
LAMPIRAN
Cuplikan Wawancara
Selama wawancara berlangsung, pasien menjawab seluruh pertanyaan pemeriksa dengan
lancar, suara perlahan dan nada rendah
D (pemeriksa)
P (pasien)
D: Siang ibu. Saya dokter Balan. Bisa tau nama ibu siapa?
P: Siang,pak dokter. Nama saya Ciuda. Dokter dari India ye?
D: Ya,ibu. Salam kenal.
P: Oh gitu,keren ye!
D:Makasih,ibu. Ibu umurnya berapa?
P: Umur saya 38 tahun.
D: Ibu udah di RS ini sejak kapan ye?
P: Udah 3 minggu,dok. Pertama kali dirawat di ruang Nuri. Saya diikat dan dipukul oleh zuster di
sana. Parah mereka.
16
D: Emang kenapa dipukul ibu?
P: Mereka orangnya galak. Saya diikat mereka.
D: Oh gitu ye,ibu. Ibu udah bernikah belum?
P: Belum.
D:Apakah ibu pengen menikah?
P: Ya,dok. Pengen berkeluarga tapi saya ada gangguan kejang dok.
D: Kejangnya sejak kapan bu? Sini dengan keluhan apa sebenarnya?
P: Saya diantar ke sini karena kejang-kejang,terasa kesemutan dari ujung jari kedua tangan sampai
ke ujung kepala. Mulutnya terasa dikunci,ga bisa bersuara.
D: Apakah keluar busa dari mulut ibu sewaktu kejang?
P: Ga pernah dok.
D: Apakah ibu pernah ada kejang sebelumnya?
P: Pernah dok,pas saya umur 15 tahun. Kejang itu hilang sendiri waktu itu.
D:Oh gitu ye,ibu. Apakah ibu pernah berobat?
P: Pernah dirawat di sini tahun 2012 dok. Cuman dikasi obat hilangin kejang.
D: Apakah ada perbaikan ibu?
P:Udah kambuh lagi dok. Masih ada kejang-kejang 2 minggu lalu.
D: Apakah ibu pernah cuba membunuh diri?
P: Ya pernah dok, membunuh diri itu dosa,saya tau.
D:Ibu cuba membunuh diri itu kenapa dan kapan?
P: Waktu itu ibu saya meninggal. Saya coba menggantung diri tapi diselamatin sama keluarga.
D: Ibunya meninggal karena apa ye,ibu?
17
P: Ibu kecelakaan motor. Cuman diganti 3 juta oleh si pembawa motor itu. Sama pemerintah
dapatnya 20 juta.
D: Bapaknya masih ada?
P: Bapak masih ada,tapi sudah menikah lagi. Jarang ketemu dia.
D: Ibu sekarang tinggalnya sama siapa?
P: Saya sama kakak saya yang perempuan. Saya kangen banget sama keponakan saya. Pengen
pulang rumah.
D: Oh gitu,bu. Kenapa ibu sering sama keponakan? Ibu ga ada teman seumur atau gi mana?
P: Ya saya jarang berteman. Saya jarang ngobrol sama lain
D: Ibu,apakah ibu pernah halusinasi ada yang panggil-panggil ibu?
P: Ga ada dok.
D: Pernah terlihat bayangan-bayangan aneh?
P: Ya pernah dok. Bayangan ibu saya yg udah meninggal di rumah saya.
D: Bayangannya bersuara atau menyuruh ibu melakukan sesuatu?
P: Tidak dok,cuman lewatin aje.
D: Apakah ibu tercium bau aneh?
P: Ga pernah dok,biasa saje.
D: Ibu,di sini cukup tidur ga? Mandi makan segala macam gi mana?
P: Cukup,kadang-kadang ga. Makannya baik-baik saja.
D: Baik,ibu. Apakah yang dirasakan oleh ibu sekarang?
P: Cuman pengen pulang dok. Kangen sama keponakan saya.
D: Baik,ibu. Makasih mau mengobrol sama saya ye. Met istirahat ye,ibu.
P: Sama-sama dok.18