2026-50 wewenang gereja
DESCRIPTION
Watchman NeeTRANSCRIPT
WEWENANG GEREJA
“Lalu Yesus menjawab mereka, ‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Anak tidak dapat
mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab
apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.’”
Yohanes 5:19
“Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah,
yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.”
Roma 13:1
Yayasan Perpustakaan Injil Indonesia
Kotak Pos 1114
Surabaya 60011
WEWENANG GEREJA
I. ALLAH MENDIRIKAN WEWENANG
SEBAGAI PRINSIP PENGENDALIAN ALAM SEMESTA
Ketika Allah menciptakan alam semesta, Ia telah mendirikan wewenang sebagai
prinsip pengendalian-Nya atas alam semesta. Allah sendiri adalah wewenang yang
tertinggi, juga sebagai sumber segala wewenang. Di bawah-Nya terdapat beberapa
penghulu malaikat yang juga membawahi banyak malaikat. Menurut catatan kitab
Yeremia dan Yesaya, pada masa itu masih ada lagi satu jenis makhluk hidup lain di bumi.
Inilah pengaturan Allah atas alam semesta pada mulanya. Allah tidak saja dengan
wewenang-Nya menopang manusia yang hidup, juga menopang semua planet dalam
jagat raya, bumi dan segala isinya. Dengan perintah wewenang-Nya, Allah mendirikan
hukum-hukum bagi semuanya itu, agar setiap kehidupan alamiah dan setiap benda
alamiah memiliki hukum-hukum tertentu untuk ditaati. Karena itu, wewenang merupakan
perkara yang sangat penting dalam alam semesta. Jika ada satu jenis benda atau satu
makhluk hidup tidak menaati hukum yang ditetapkan Allah, maka alam semesta bisa
menjadi kacau.
II. SEJARAH PEMBERONTAKAN DALAM ALAM SEMESTA
A. Pemberontakan Penghulu Malaikat
Namun, apakah yang terjadi kemudian? Kita tahu bahwa dunia yang terdahulu
telah jatuh. Kejatuhan itu dikarenakan Satan (Iblis), penghulu malaikat yang dilantik
Allah, ingin meninggikan dirinya sendiri. Ia berkata dalam hatinya, “Aku hendak naik ke
langit, aku hendak mendirikan takhtaku . . . hendak menyamai Yang Mahatinggi!” (Yes.
14:13-14). Iblis tidak memberontak terhadap yang lain, melainkan terhadap wewenang.
Ia hendak menyamai kedudukan Allah, mengangkat dirinya sebagai Allah; ia merasa
tidak puas menjadi tuan atas segala sesuatu di bawah Allah; ia memberontak terhadap
wewenang Allah dan ingin merebut segala wewenang Allah. Akibatnya, bintang fajar itu
menjadi “Satan”, malaikat yang terang itu menjadi “Iblis”. Peristiwa ini terjadi sebelum
manusia diciptakan.
B. Pemberontakan Umat Manusia yang Pertama Kali
1. Pengaturan Allah Atas Manusia
Setelah manusia diciptakan, Allah menempatkan mereka dalam taman Eden. Di
dalam dunia ini, Allah mempunyai pengaturan-Nya dengan wewenang yang ditetapkan-
Nya. Allah terlebih dulu menciptakan lakilaki, kemudian menciptakan perempuan;
terlebih dulu menciptakan suami, kemudian istri. Allah menetapkan Hawa harus tunduk
kepada Adam, dan menetapkan manusia harus taat kepada Allah. Dan Allah menetapkan,
anak-anak harus menaati orang tua, hamba menaati majikan, rakyat harus menaati
pembesar dan raja. Allah mempunyai pengaturan tertentu, dan Allah telah mendirikan
wewenang.
2. Tipu Daya dan Perusakan Iblis
Namun, Iblis datang ke taman Eden dan menipu manusia. Iblis tidak saja menipu
manusia agar berbuat dosa, bahkan menipu manusia untuk menggulingkan wewenang
yang ditetapkan Allah. Allah telah menetapkan perempuan harus menaati laki-laki, tetapi
di taman Eden, laki-lakilah yang menuruti perempuan. Allah menetapkan Adam menjadi
kepala, tetapi di taman Eden, Hawalah yang menjadi kepala; Hawa yang mengajar,
menentukan, dan mengeluarkan pendapat. Satu-satunya pengaturan yang ada ialah
perempuan harus taat kepada laki-laki, istri harus taat kepada suami. Tetapi pengaturan
yang satu-satunya ini telah dirusak oleh Iblis.
3. Kejatuhan dan Pendurhakaan Manusia
Walau dalam perusakan ini yang mendurhaka adalah dua orang, tetapi itu telah
mencakup pendurhakaan seluruh dunia. Tidak saja wewenang di antara sesama manusia
telah digulingkan, wewenang di antara manusia dengan Allah juga digulingkan. Iblis
berkata kepada Hawa bahwa pada waktu kamu memakannya, matamu akan terbuka, dan
kamu akan menjadi seperti Allah; Allah tidak menghendaki kamu mirip Allah, maka
Allah melarang kamu memakannya. Di sini terdapat dua pendurhakaan: pertama,
manusia mendurhaka kepada wewenang yang Allah tetapkan di antara manusia; kedua,
manusia mendurhaka kepada wewenang Allah sendiri. Dengan perkataan lain, baik
wewenang Allah yang langsung maupun wewenang perwakilan Allah, kedua-duanya
telah didurhakai. Manusia tidak taat kepada Allah, manusia mengira dengan berbuat
demikian ia akan dapat menjadi Allah, demikianlah wewenang Allah digulingkan.
Manusia ingin menjadi Allah, manusia ingin menggulingkan wewenang Allah.
Sebenarnya, Hawa harus taat kepada Adam; dalam banyak perkara, Hawa harus
selalu bertanya kepada Adam. Namun, Hawa tidak berbuat demikian, dia malah lebih
dulu berpikir dan menentukan, akibatnya dialah yang lebih dulu berdosa. Ketahuilah,
pikiran yang merdeka adalah perintis perbuatan dosa. Jika manusia tidak belajar mencari
petunjuk atau belajar bertanya di hadapan wewenang perwakilan yang didirikan Allah,
jika manusia tidak belajar melihat suatu perkara di hadapan Allah, sebaliknya malah
mengandalkan pikirannya yang merdeka, mengira buah itu sedap dipandang, enak
dimakan dan dijamah, mengira setelah memakannya akan beroleh hikmat, maka
akibatnya tidak saja memberontak terhadap Allah, juga mengingkari wewenang yang
Allah dirikan di bumi ini. Karena itu, perbuatan dosa yang terjadi di taman Eden
sekaligus telah menggulingkan dua wewenang: wewenang perwakilan dan wewenang
langsung.
4. Manusia Meniru Iblis, Hidup dalam Pendurhakaan
Kisah taman Eden justru meniru perbuatan Iblis. Iblis hendak meninggikan
dirinya dan menyamai Allah, ia juga memperdaya manusia, agar manusia berbuat hal
yang sama. Dalam taman ria yang pertama, kerub yang terang itu bermaksud mendurhaka
kepada Allah; dalam taman ria yang kedua, manusialah yang mendurhaka kepada Allah.
Sejak hari itu, manusia terus-menerus menempuh jalan pendurhakaan. Itulah sebabnya,
dalam Roma 5:18-19 tidak saja dikatakan, “Melalui satu pelanggaran banyak orang
beroleh penghukuman,” juga dikatakan, “Melalui ketidaktaatan satu orang banyak
orang telah menjadi orang berdosa.” Ingatlah, dalam pandangan Allah, yang terjadi di
taman Eden bukan saja satu kali perbuatan dosa, tetapi juga satu kali pendurhakaan.
Jangan sekalikali mengira bahwa di taman Eden hanya ada perbuatan dosa, di situ pun
ada pendurhakaan. Karena ketidaktaatan satu orang, maka dosa telah masuk ke dalam
dunia. Sejak hari itu, manusia hidup dalam prinsip pendurhakaan.
C. Pemberontakan Umat Manusia Setelah Air Bah
1. Setelah Air Bah Allah Mengatur Pemerintahan
Setelah air bah, Allah menetapkan manusia menjadi pengatur, sejak itu mulailah
ada pemerintahan. Dari Adam sampai ke air bah, tidak ada pemerintahan, hanya ada
keluarga. Pemerintahan baru dimulai kurang lebih 1.656 tahun setelah penciptaan dunia.
Setelah ada pemerintahan, wewenang pengaturan tidak saja ada dalam keluarga, juga
dalam pemerintahan. “Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan
tertumpah oleh manusia” (Kej. 9:6). Inilah titik awal pemerintahan.
2. Pemberontakan Bangsa-bangsa
Sesudah air bah, kita melihat betapa Ham mendurhaka kepada wewenang
ayahnya (Kej. 9:22-27), dan setelah itu, Allah mulai mengadakan bangsa-bangsa. Tetapi
bangsa-bangsa itu kemudian bersama-sama membangun menara Babel. Walaupun hal itu
di antara mereka sendiri bukan suatu pemberontakan, namun mereka telah bersatu untuk
memberontak kepada Allah. Kalau pemberontakan di taman Eden bersifat perseorangan,
perkeluarga, maka pemberontakan di menara Babel bersifat kenegaraan. Manusia ingin
membangun menara yang puncaknya sampai ke langit. Dengan kata lain, manusia ingin
mencapai dan memperoleh kedudukan Allah. Allah memberikan batu kepada manusia,
namun manusia membuat bata untuk meniru batu buatan Allah. Dengan bata-bata yang
dibuat itu, mereka ingin membangun sebuah menara yang puncaknya mencapai langit
untuk menyamai Allah. Jadi, setelah air bah, bangsa-bangsa bersatu untuk memberontak
kepada Allah.
D. Pemberontakan Bani Israel
1. Allah Memilih Abraham Menjadi Orang yang Taat
Sebab itu, Allah lalu memilih Abraham, bukan hanya sebagai nenek moyang
orang beriman, juga sebagai wakil orang yang taat. Ketika bangsa-bangsa memberontak
dan terjadi kekacauan di menara Babel, Allah memilih Abraham. Abraham dipilih tidak
hanya untuk percaya, juga untuk taat. Allah mencari, mengharapkan, dan mendambakan
memperoleh manusia yang taat. Pada hari-hari pemberontakan, Allah mendambakan
adanya manusia yang berdiri pada posisi ketaatan.
Tidak saja Abraham sendiri adalah orang yang taat, istrinya pun adalah orang
yang taat. Tidak saja Abraham dan Sarah taat kepada Allah, Sarah pun taat kepada
Abraham. Sarah tidak saja taat di hadapan Allah, yakni menerima wewenang yang
langsung, ia pun menerima wewenang perwakilan — Abraham. Kedua orang, suami istri
ini, taat di hadapan Allah, taat pula di antara mereka sebagai suami istri, yakni di antara
sesama manusia. Mereka telah memelihara prinsip wewenang Allah di bumi, dan di sini
terlahirlah umat Allah. Umat Allah adalah kaum terpilih berdasarkan wewenang Allah.
2. Allah Mendirikan Wewenang di antara Bani Israel
Allah memberi tahu Abraham bahwa keturunannya akan diperhamba di Mesir,
tetapi sampai keturunan yang keempat, Ia akan membawa mereka keluar dari Mesir.
Kemudian kita nampak kisah keluarnya bani Israel dari Mesir yang dipimpin oleh Musa.
Allah terlebih dulu memperoleh Musa seorang, terlebih dulu menyuruh Musa menjadi
orang yang taat, mengenal wewenang Allah, kemudian baru menyuruhnya memimpin
keluar bani Israel, serta menegakkan wewenang Allah yang langsung di antara mereka.
Sewaktu mereka keluar dari Mesir, mereka beroleh penyertaan Allah sendiri, ada tiang
awan dan tiang api. Allah juga memperlihatkan wewenang-Nya sendiri, yakni hukum-
hukum dan perintah-perintah-Nya kepada mereka. Bersamaan dengan itu, Allah pun
melantik Musa dan Harun menjadi wewenang-Nya; Musa dan Harun adalah wewenang
yang dilantik oleh Allah, yaitu wewenang perwakilan yang diletakkan di tengah-tengah
bani Israel.
3. Allah Tidak Mengizinkan Manusia Berdosa kepada Wewenang-Nya
Allah tidak saja tidak mengizinkan manusia berdosa kepada diri-Nya sendiri,
Allah pun tidak mengizinkan manusia berdosa kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para
imam dan nabi-nabi-Nya. Allah telah menegakkan wewenang-Nya di antara bani Israel.
Berkalikali mereka dihukum, tidak lain karena mereka telah melanggar wewenang-Nya.
Pada waktu itu, banyak orang yang berdosa kepada wewenang, akibatnya mereka tidak
dapat masuk ke tanah Kanaan.
4. Pemberontakan Turun-temurun Bani Israel
Setelah mereka masuk ke tanah Kanaan, mereka kembali tidak taat kepada Allah,
bahkan sangat gawat. Mereka mengharapkan ada seorang di antara manusia yang menjadi
raja mereka. Mereka merasa kurang puas terhadap penguasaan langsung Allah atas
mereka, mereka ingin menempuh jalan orang dunia, yaitu ingin memiliki seorang raja
yang mengatur mereka. Karena itu, Allah berkata kepada Samuel, “Mereka bukan
menolak kamu, melainkan menolak Aku.” Setelah itu, kita melihat Saul terpilih,
kemudian Daud. Allah melantik Daud sebagai wewenang, dan melalui tangan Daud
tersedialah bahan-bahan pembangunan Bait Suci untuk menyatakan Allah tinggal
bersama umat-Nya. Bait itu selesai dibangun pada zaman Salomo.
Tetapi, begitu Salomo wafat, bani Israel segera menyembah berhala. Sejak hari
itu, kerajaan Israel dan kerajaan Yehuda ditolak Allah. Walaupun setelah itu Allah masih
memelihara mereka beberapa tahun, dan membiarkan mereka memiliki beberapa raja
lagi, namun itu dikarenakan Allah telah berjanji kepada Daud, bukan berarti Ia senang
mempertahankan kerajaan Israel. Di sini Anda nampak, tidak ada satu dosa yang dapat
disamakan dengan penyembahan berhala, sebab berhala berdiri pada kedudukan yang
merebut penyembahan kepada Allah. Setelah itu dan seterusnya, seluruh sejarah bani
Israel hanya merupakan sejarah pemberontakan semata.
III. TUHAN YESUS MENDIRIKAN TELADAN KETAATAN
A. Tuhan Yesus adalah Manusia yang Sepenuhnya Taat
Sampai saat Yesus, orang Nazaret itu, dilahirkan di bumi, barulah ada seorang
manusia pilihan Allah. Tuhan Yesus berkata, “Bagaimana Aku mendengar, begitu pula
Aku katakan; Aku tak dapat berbuat apa-apa menurut diri-Ku sendiri, melainkan melihat
perbuatan Bapa-Ku, barulah Aku berbuat; Aku tidak mencari kemauan-Ku sendiri,
melainkan kemauan Dia yang mengutus Aku.” Di sini Anda nampak ada satu orang yang
tidak berani berbicara dan berbuat sesuatu menurut diri-Nya sendiri, Ia sepenuhnya taat
di bawah wewenang Allah.
Tuhan Yesus adalah Allah, setara dengan Allah, tetapi Dia sepenuhnya taat di
bawah wewenang Allah (Flp. 2:5-11). Setelah Dia mati di atas salib, Allah
membangkitkan Dia dari kematian, dan mengangkat Dia menjadi Yang tertinggi, menjadi
Tuhan dan Kristus, serta mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya
karena nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit, yang ada di bumi dan yang
ada di bawah bumi; dan segala lidah mengaku, “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi
kemuliaan Allah.
Setelah kenaikan-Nya ke surga, Tuhan mendirikan gereja-Nya. Hal ini tidak
seperti yang disangka manusia, yaitu mendirikan sebuah organisasi atau sebuah instansi.
Tuhan yang bangkit dari kematian dan naik ke surga adalah kepala gereja, dan segenap
gereja adalah Tubuh-Nya. Dengan perkataan lain, bagaimana Dia dulu di bumi
menempuh kehidupan yang taat, hari ini Dia pun ingin diekspresikan di dalam gereja-
Nya.
B. Injil adalah Perintah untuk Ditaati Manusia
Dalam Alkitab, Injil adalah sebuah perintah. Ketika kita mendengar Injil, Alkitab
menunjukkan kepada kita bahwa kita wajib percaya. Tetapi, ketika kita percaya kepada
Injil, Alkitab pun menunjukkan kepada kita bahwa kita adalah penurut-penurut Injil. Roh
Kudus dikaruniakan kepada orang-orang yang menurut (taat). Kita adalah orang-orang
yang dari dalam hati taat kepada firman yang diberitakan kepada kita. Ingatlah, menerima
Tuhan Yesus, percaya, dan diselamatkan juga merupakan suatu ketaatan. Ini adalah
perintah Allah, yang menghendaki setiap orang mempercayainya; karena itu, percaya
adalah taat. Begitu seseorang berada di dalam gereja, ia harus belajar taat kepada Tuhan,
taat kepada wewenang Allah.
C. Prinsip Dasar Gereja adalah Taat
Berabad-abad sepanjang sejarah, seluruh dunia telah memberontak. Prinsip utama
dunia ialah jika tidak bisa menggulingkan wewenang Allah yang langsung, maka
berusaha menggulingkan wewenang perwakilan yang Allah dirikan. Hari ini, telah tiba
saatnya Tubuh Kristus, yakni gereja, didirikan di bumi, dan prinsip dasar gereja adalah
prinsip ketaatan. Karena itu, perkara yang semula Allah tetapkan dalam dunia, hari ini
Allah tuntut dengan tegas di dalam gereja-Nya. Hari ini Allah menuntut dengan tegas, di
dalam gereja, setiap perempuan harus tunduk kepada laki-laki. Ini adalah satu perkara
yang sangat sulit bagi orang-orang dunia! Andaikata Anda bertanya kepada seorang
perempuan di dunia ini, maukah ia tunduk kepada laki-laki? Ia pasti mengatakan, itu
bukan keharusan dan tidak perlu. Tetapi, hari ini di dalam gereja, Allah menuntut setiap
perempuan harus tunduk kepada laki-laki, istri harus tunduk kepada suami.
Dalam surat-surat rasuli yang setinggi surat Efesus dan Kolose pun terdapat
perintah-perintah tersebut: istri harus taat kepada suami, anak-anak harus taat kepada
orang tua, hamba harus taat kepada majikan. Ini bukan bahasa dalam dunia, melainkan
bahasa dalam gereja.
Dalam surat Efesus maupun Kolose yang merupakan surat rasuli yang tertinggi,
kita nampak bahwa dulu kita semua adalah anak-anak durhaka, prinsip hidup kita mutlak
mirip dengan orang dunia, yaitu memberontak; itulah sebabnya kita disebut anak-anak
durhaka. Hari ini, Allah memberi kita satu perintah: istri harus taat kepada suami, anak-
anak harus taat kepada orang tua, hamba harus taat kepada majikan; ini berbeda dengan
seluruh dunia. Ini pun menunjukkan kepada kita bahwa taat adalah prinsip dasar gereja
pada hari ini.
D. Taat kepada Wewenang-wewenang dalam Dunia
Kita dapat nampak lebih jelas lagi perkataan dalam Roma 13:1 yang mengatakan,
“..sebab tidak ada pemerintah (wewenang), yang tidak berasal dari Allah; dan
pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.” Semua wewenang ditetapkan
oleh Allah. Lagi pula, di sini khusus dikatakan bahwa kita tidak saja harus takluk atau
tunduk kepada pemerintah, juga kepada pejabatpejabat. “Bayarlah kepada semua orang
apa yang wajib kamu bayar: Pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai
kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak
menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.” Tidak
ada satu jilid kitab yang sejelas surat Roma dalam menerangkan keselamatan. Tetapi,
dalam Roma 12, dari masalah persembahan (konsikrasi) hingga pasal 14, dikatakan
bahwa kita tidak saja di dalam gereja harus taat, bahkan di dalam dunia pun harus
demikian. Setiap orang harus tunduk kepada pemerintah (wewenang) yang ada di
atasnya.
IV. TAAT KEPADA WEWENANG ADALAH CIRI-CIRI GEREJA
Gereja adalah suatu lembaga, dan lembaga ini memiliki satu ciri khusus, yaitu
hidup di dalam dunia dengan sifat-sifat yang taat. Hidup kita di dunia adalah
berprinsipkan ketaatan.
A. Gereja adalah Lembaga yang Memelihara Wewenang Allah
Hari ini gereja harus berbuat sedemikian rupa sehingga dapat mengumumkan
bahwa Allah di dalam gereja hari ini telah memperoleh apa yang dulu tidak diperoleh-
Nya pada masa Adam. Apa yang tidak diperoleh Allah di antara orang dunia, bisa
diperoleh-Nya di dalam gereja hari ini. Apa yang tidak diperoleh Allah di antara kerajaan
Israel, bisa diperoleh di dalam gereja hari ini. Apa yang tidak diperoleh Allah di antara
bangsa-bangsa, negara-negara, dan berbagai pihak, bisa diperoleh-Nya di dalam gereja.
Dengan perkataan lain, hari ini, di muka bumi ini, setidak-tidaknya harus ada lembaga
yang dapat memelihara wewenang Allah, itulah gereja. Gereja harus menengadah dan
berkata, “Tuhan, apa yang tidak Engkau peroleh dari diri Iblis, bisa Kau peroleh dari diri
kami; apa yang tidak Engkau peroleh pada diri Iblis dan malaikat-malaikat yang
memberontak, bisa Kau peroleh di dalam gereja!”
Karena itu, hari ini gereja harus mengekspresikan wewenang Allah di hadapan
pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa. Hari ini gereja di bumi tidak hanya
untuk memberitakan Injil dan membina dirinya sendiri, tetapi juga untuk
mengekspresikan wewenang Allah. Di semua tempat di bumi ini, wewenang Allah telah
ditolak, tetapi justru di dalam gereja wewenang Allah terpelihara. Di dunia ini, tidak ada
satu tempat pun yang mencari kehendak Allah, hanya di dalam gerejalah ada orang yang
mencari kehendak-Nya. Dengan kata lain, gereja adalah satu lembaga yang taat. Jadi, jika
Anda belum beroleh selamat dan belum masuk gereja, itu tidak usah dikatakan, tetapi jika
Anda sudah masuk gereja, maka hari ini Anda mempunyai satu keperluan yang
mendasar, satu prinsip dasar yang harus Anda pelihara di hadapan Allah, yaitu agar
wewenang Allah dapat terlaksana di dalam gereja. Kehendak Allah tidak terlaksana di
dunia ini, tetapi bagaimanapun kehendak-Nya harus terlaksana di dalam gereja. Anda
wajib memelihara wewenang Allah di dalam gereja.
B. Di dalam Gereja Harus Belajar Menjadi Orang yang Taat
Sebab itu, semua saudara saudari dalam gereja harus belajar menjadi orang-orang
yang taat. Ingatlah, tidak ada satu dosa yang lebih hebat daripada ketidaktaatan. Sebab
hal ini mutlak berlawanan dengan eksistensi gereja. Ketika Tuhan Yesus berada di bumi,
masalahnya bukan terletak pada baik tidaknya kehidupan yang Dia tempuh, melainkan
pada taat tidaknya Dia kepada Allah. Sebenarnya, jika Dia berbuat apa saja menurut diri-
Nya sendiri, semua yang diperbuat-Nya pasti baik; tetapi Dia berkata, “Anak tidak dapat
berbuat apa-apa menurut diri-Nya sendiri; Aku tidak berbuat menurut diri-Ku sendiri,
melainkan menurut Bapa yang mengutus Aku.” Ingatlah, dalam alam semesta ini ada satu
wewenang yang harus dipelihara. Tuhan telah memeliharanya, hari ini gereja pun harus
memeliharanya.
Apa yang tidak diperoleh Allah pada zaman-zaman yang silam, hari ini akan
diperoleh-Nya di dalam gereja. Apa yang tidak diperoleh Allah di segala tempat, hari ini
akan diperoleh-Nya di dalam gereja. Sebab itu, gereja adalah satu-satunya tempat Anda
belajar taat. Di dalam gereja, kita tidak saja membicarakan apa yang baik dan buruk, apa
yang ya dan tidak, bahkan harus membicarakan ketaatan. Gereja adalah tempat untuk kita
belajar taat. Jadi, kita harus nampak, hari ini tidak ada satu kesaksian yang lebih penting
daripada kesaksian ketaatan. Hari ini alam semesta telah memberontak, alam semesta
telah jatuh, dan alam semesta berdiri di atas kedudukan yang lain. Hari ini dalam alam
semsta Allah tidak menemukan satu tempat pun yang menerima wewenang-Nya. Karena
itu, semua anak Allah dalam gereja harus belajar taat.
C. Taat adalah Hayat dan Sifat Gereja
Taat adalah hayat dan sifat gereja. Prinsip dasar dalam gereja adalah ketaatan.
Keberadaan gereja justru adalah untuk memelihara ketaatan. Gereja mutlak berlawanan
dengan kondisi pemberontakan yang ada pada bangsa-bangsa. Kalau bangsa-bangsa hari
ini berkata, “Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka, dan membuang tali-
tali mereka!” (Mzm. 3:3). Kita ingin bebas, kita ingin terlepas dari kuasa Anak Allah.
Maka gereja hari ini harus berkata, “Kami dengan sukarela meletakkan diri kami di
bawah belenggu-belenggu-Nya, dan dengan senang hati meletakkan diri kami di bawah
tali-tali Anak Allah, untuk belajar taat.” Karena itu, ada satu perkara yang istimewa
terjadi dalam gereja, yaitu gereja menjadi sebuah lembaga istimewa yang menaati
wewenang. Gereja di bumi tidak saja memelihara wewenang Allah yang langsung, tetapi
juga memelihara wewenang Allah yang tidak langsung, yaitu wewenang perwakilan.
V. WEWENANG DALAM GEREJA
Dalam Alkitab terdapat banyak nasihat tentang ketaatan. Sekarang akan kita lihat
perkara ini dalam empat bagian.
A. Taat Kepada Hukum Tubuh
1. Dalam Tubuh Ada Satu Hukum
Gereja adalah Tubuh Kristus yang di dalamnya terdapat satu hukum tertentu.
Setiap organ mempunyai fungsinya, dan setiap anggota tubuh mempunyai hukum yang
mengatur mereka. Walau hari ini pengetahuan manusia bertambah maju secara pesat,
namun kita belum benar-benar memahami mengapa tubuh manusia bisa demikian;
mengapa dalam tubuh ada suatu hukum yang mengaturnya, dan setiap anggota tubuh
harus tunduk kepada hukum itu. Jika ada salah satu anggota tubuh bergerak menurut
kemauannya sendiri, segera ia menjadi penyakit. Ciri khusus tubuh ialah kesatuan. Bila
kesatuan ini rusak, tubuh akan menderita sakit.
Sebab itu, tidak ada seorang anak Allah pun yang dapat melanggar hukum Tubuh
Kristus dengan melakukan aktivitas sendirian. Semua aktivitas yang dilakukan sendirian
adalah pernyataan pemberontakan. Bergerak sendirian adalah sebutan lain dari
pemberontakan; bergerak sendirian adalah ketidaktaatan atas wewenang; bergerak
sendirian berarti tidak taat kepada wewenang kepala, tidak taat kepada prinsip kesatuan
yang Allah tetapkan dalam Tubuh, dan tidak taat kepada hukum kesatuan yang Allah
tetapkan di dalam Alkitab. Bergerak sendirian tidak saja berarti tidak tunduk kepada
Tubuh, bahkan tidak taat kepada Tuhan.
2. Fungsi dan Pengaruh Timbal-Balik di antara Anggota Tubuh
Melalui Roh Kudus, Tuhan telah membaptis semua anak-Nya menjadi satu
Tubuh. Kesatuan yang terkandung di dalamnya sangatlah intim. Jika satu anggota
bersukacita, seluruh Tubuh bersukacita; jika satu anggota susah, seluruh Tubuh ikut
susah. Berapa besarnya hubungan semacam ini, kita tidak tahu. Adakalanya ada seorang
saudara bertanya kepada saya, “Mengapa hari ini begitu bangun pagi hatiku merasa sedih
tanpa alasan?” atau “Mengapa dua hari ini aku merasa luar biasa gembira?” Saya tidak
dapat menjelaskan apa sebabnya. Namun, sering kali penyebabnya tidak dapat Anda
temukan dalam diri Anda sendiri, karena pada diri Anda tidak ada sesuatu yang bisa
membuat Anda luar biasa gembira, atau luar biasa sedih. Dalam Tubuh ada banyak fungsi
yang tidak dapat kita jelaskan. Kelak, di hadapan Tuhan, barulah kita tahu dengan jelas,
mengapa ada beberapa hari aku memiliki kekuatan yang luar biasa, dan mengapa ada
beberapa hari aku merasa luar biasa lemahnya. Ingatlah, anggota-anggota Tubuh lain bisa
mempengaruhi kita, kita pun bisa mempengaruhi anggota-anggota lain. Walaupun kita
tidak tahu bagaimana pengaruh itu mempengaruhi kita, tetapi kita tahu bahwa kesatuan
ini adalah satu fakta. Pada hari ini, kita tidak tahu bagaimana kita dapat bersatu dan dapat
saling berfungsi, tetapi faktanya kita adalah satu kesatuan, seperti anggota Tubuh
mempengaruhi seluruh Tubuh.
3. Bergerak Sendirian Berati Mendurhaka
Di antara kita ada satu hukum yang harus kita taati, yaitu apa yang dilihat oleh
segenap Tubuh di hadapan Allah, aku pun melihatnya; apa yang ditolak oleh segenap
Tubuh di hadapan Allah, aku pun menolaknya, dan apa yang diterima oleh segenap
Tubuh di hadapan Allah, aku pun menerimanya. Aku adalah salah satu anggota Tubuh,
aku tidak dapat berfungsi sendirian. Tubuh mempunyai hukumnya, kesatuan adalah
wewenang. Aku tidak dapat menuruti pendapat diri sendiri. Bila aku menuruti pendapat
sendiri, itu adalah satu pendurhakaan, pemberontakan, tidak taat kepada wewenang. Hari
ini kita wajib nampak wewenang Tubuh; Tubuh adalah wakil wewenang Kristus. Bila
aku meninggalkan Tubuh dan melakukan suatu aktivitas sendiri, itu berarti aku adalah
pendurhaka.
4. Perumpamaan Kanker
Saya pernah memakai kanker sebagai perumpamaan. Kanker adalah suatu
penyakit yang terganas di antara segala penyakit. Bila penyakit kanker timbul pada
bagian tubuh yang mana saja, maka sel-sel pada bagian itu akan bertumbuh secara tidak
terkendali. Walau setiap sel mempunyai daya tumbuh, tetapi pertumbuhannya terkendali
oleh suatu hukum yang mengatur mereka sedemikian rupa sehingga tidak melampaui
batas-batas tertentu.
Misalnya, sel-sel dalam tangan saya sekarang sudah berhenti bertumbuh.
Andaikata tangan saya tergores dan terluka, maka sel-sel di bagian yang luka itu akan
bertumbuh, dari dua bertumbuh menjadi empat, delapan, dan seterusnya, hingga luka itu
sembuh kembali. Mengapa bisa demikian? Sebab di sini terdapat suatu hukum yang
menyuruhnya bertumbuh. Setelah bagian yang luka sembuh kembali, sel-sel itu tidak
bertumbuh lagi. Siapakah yang memberitahu kepada sel-sel itu agar tidak bertumbuh
lagi? Bagaimanakah ia bertumbuh dan bagaimanakah ia tidak bertumbuh lagi? Kita tidak
tahu. Tetapi kita melihat: ia bertumbuh, itulah hal yang wajar, sebab saya luka; dan ia
berhenti bertumbuh, itu pun hal yang wajar, sebab luka saya sudah sembuh. Di sini ada
satu hukum, sampai sebutir sel pun mengetahuinya; ia tahu bahwa tubuh mempunyai satu
hukum yang mengharuskan ia bertumbuh terus, ia pun tahu bahwa tubuh mempunyai satu
hukum yang menghendaki ia berhenti bertumbuh. Sel-sel itu tahu apa artinya ketaatan.
Ingatlah, segenap hukum tubuh adalah wewenang Allah. Setiap sel harus taat
kepada wewenang ini. Bila tangan saya luka, sel-sel di kedua sisinya akan bertumbuh
terus hingga luka-luka itu rapat. Saya bersyukur kepada Allah, sel-sel itu berhenti dari
pertumbuhannya bila luka-luka itu sudah sembuh. Kalau sel-sel itu bertumbuh terus,
itulah yang disebut penyakit kanker. Kanker berarti dalam tubuh tidak ada keperluan itu,
tetapi ada sel-sel yang mengabaikan peraturan yang harus ditaati oleh sel-sel di seluruh
tubuh, dan yang bertumbuh terus. Pertumbuhan yang demikianlah yang akan menjadi
penyakit kanker.
Setiap sel harus menerima pembatasan. Tetapi di sini ada sebuah sel yang tidak
mempedulikan kapan harus bertumbuh dan kapan harus berhenti bertumbuh, ia hanya
bertumbuh terus menurut kemauannya sendiri. Dalam seluruh tubuh, aku tidak
menghiraukan bagaimana sel-sel lainnya, aku hanya tahu bertumbuh terus menurut
kemauanku sendiri. Itulah yang disebut sel-sel ganas yang mengerikan. Pertumbuhannya
yang sedemikian akan mempengaruhi seluruh tubuh, dan seluruh sel dalam tubuh akan
diseretnya untuk membantu pertumbuhannya. Ia hanya membesarkan dirinya sendiri,
tidak menguntungkan tubuh. Sebenarnya seluruh sel dalam tubuh harus membuat tubuh
menjadi baik, tetapi sekarang semuanya malah terpengaruh olehnya. Ketika seseorang
menderita penyakit kanker, sel-sel dalam seluruh tubuhnya akan terseret olehnya untuk
membuatnya lebih besar. Ia (sel ganas) adalah benda lain, yang telah meninggalkan
hukum tubuh.
Sebab itu, bila seseorang tidak taat kepada wewenang, tidak taat kepada hukum
tubuh, dan tidak berbuat menurut prinsip kesatuan, tetapi menurut kemauan diri sendiri,
ia adalah suatu penyakit kanker. Semua makanan yang melaluinya akan dimakan habis
olehnya demi pertumbuhan dirinya sendiri, bukan demi pertumbuhan tubuh. dia hanya
memperluas dirinya sendiri, tidak memperluas tubuh. Karena itu, sulitlah bagi seorang
dokter untuk menyembuhkan penyakit kanker, sebab di sini ada satu prinsip yang lain,
yang bertumbuh menurut kemauannya sendiri.
5. Harus Menerima Pembatasan Hukum Tubuh
Tubuh Kristus adalah sesuatu yang hidup. Mungkin boleh kita katakan demikian,
bahwa tidak ada sesuatu yang lebih hidup, lebih bersatu, dan lebih penuh hayat daripada
tubuh kita. Kalau ada seorang saudara atau saudari, sebelum ia percaya Tuhan sudah
terbiasa sendirian dalam melakukan apa saja, maka setelah ia percaya Tuhan, ia menjadi
sebuah sel di dalam Tubuh, dan ia adalah salah satu anggota Tubuh. Setiap sel dalam
Tubuh memiliki satu hukum yang membatasi pertumbuhannya. Dalam Tubuh terdapat
hukum pembatasan, dan ia harus berbuat menurut hukum Tubuh, tidak dapat berbuat
menurut kemauannya sendiri. Begitu Anda berbuat menurut kemauan sendiri, Anda
segera menjadi penyakit kanker di dalam Tubuh. Kanker tidak dapat membantu Tubuh,
sebaliknya, kanker akan mencelakakan Tubuh.
Kita takut akan orang-orang yang bertindak sendirian, kita takut akan orang-orang
yang tidak menaati pembatasan Tubuh, kita takut akan orang yang berbuat menurut
kemauan dirinya sendiri, dan kita takut akan orang yang walau berada di dalam Tubuh,
tetapi tidak belajar taat kepada wewenang Tubuh. Setelah kita percaya Tuhan, hendaklah
kita ingat bahwa prinsip rohani yang pertama ialah Tubuh adalah wewenang yang Allah
dirikan di bumi; Tubuh adalah suatu wewenang. Di dalam Tubuh terdapat hukum Allah,
aku tidak dapat melanggar hukum tersebut, aku tidak dapat berbuat sembarangan menurut
kemauan sendiri. Bila aku berbuat menurut kemauan sendiri, aku segera menjadi seperti
sel-sel ganas yang tidak menerima pembatasan dalam tubuh, yang bertumbuh sekehendak
diri sendiri, dan yang sama sekali merusak kesatuan. Jika demikian, aku segera menjadi
sebuah kanker yang tidak bisa bersatu dengan orang lain, yang sama sekali bertindak
sendirian, tidak membantu Tubuh, bahkan mencelakakan Tubuh. Karena itu, kita harus
belajar menerima keputusan dan pembatasan Tubuh, serta taat kepada gerakan hayat
dalam seluruh Tubuh.
6. Belajar Tidak Merusak Fakta Kesatuan
Semakin lama kita menjadi orang Kristen di hadapan Tuhan, kita akan semakin
nampak bahwa kesatuan Tubuh adalah satu fakta. Fakta kesatuan ini adalah fakta yang
dahsyat. Sebab itu, kita harus belajar tidak merusak fakta ini. Jika kita merusak fakta ini,
berarti kita tidak sah, tidak taat dan mendurhaka. Bila kita merusak fakta ini, wewenang
Allah tidak akan ada pada diri kita. Wewenang itu harus ada di dalam setiap sel. Selsel
dalam tubuh harus saling berfungsi, bukan berfungsi sendirian. Hal ini sungguh ajaib.
Semakin Anda mengerti masalah tubuh, Anda akan semakin nampak alangkah tepatnya
gereja diilustrasikan sebagai tubuh.
B. Prinsip Dua atau Tiga Orang
Ada satu prinsip lagi dalam Alkitab yang tak dapat tidak kita taati, yaitu prinsip
“dua atau tiga orang”. Bacalah kitab Injil Matius 18:15-21. Tuhan Yesus berkata, “Sebab
di mana dua atau tiga orang dengan sehati (ibarat keserasian suara musik) berkumpul
dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka. Dan apa pun yang kamu
minta, akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga.” Ini adalah satu janji yang sangat
besar yang Tuhan berikan kepada kita. Jika ada dua atau tiga orang yang dapat sehati
dengan mutlak, tanpa raguragu sedikit pun, maka Tuhan berjanji, “Aku akan ada di
tengah-tengah kamu, dan mengabulkan doamu.”
1. Seorang saja Sudah dapat Mewakili Tubuh
Tuhan juga mengatakan, jika hari ini aku berdosa kepada seorang saudara, dan
jika ia berkata kepadaku, “Kamu telah melakukan satu dosa kepadaku, kamu bersalah
besar”, tetapi aku menyangkal, dan berkata kepadanya, “Aku kira, aku tidak bersalah,
kamulah yang bersalah. Aku tidak merasa bersalah, aku merasa benar.” Namun jika
saudara itu tetap mengatakan “Kamu bersalah!” Bagaimana seharusnya? Aku harus
belajar mendengar perkataan saudara. Kalau aku di hadapan Tuhan mau belajar
menerima nasihat, maka ketika saudara itu sendiri menegur aku, aku harus segera
menyadari kesalahanku. Ini merupakan satu prinsip Tubuh: satu orang saja sudah dapat
menjadi wakil. Meskipun aku benar dan merasa tidak bersalah, tetapi saudara tersebut
telah banyak pengalamannya di hadapan Tuhan, dan ia telah menerima pelajaran yang
dalam, ia nampak kesalahan saya, maka ia datang menasihati saya. Kalau saya di hadapan
Allah adalah seorang yang lunak, saya harus segera mengaku kepadanya, “Saudara, ya,
aku memang bersalah, maafkanlah aku.”
Tidak usah banyak orang, satu orang saja sudah bisa terhitung sebagai wewenang.
Seorang saudara yang berada di samping Anda itulah wewenang, dan orang itu sudah
dapat mewakili Tubuh, yakni seluruh gereja. Karena itu, aku harus nampak, jika
perbuatanku memang salah, cukuplah dibuktikan oleh seorang saudara itu. Aku tidak
mengatakan kalau ada bukti baru kita terima; melainkan kita harus bereaksi dengan cepat
di hadapan Allah, sehingga tidak perlu sampai ditegur oleh dua atau tiga orang, atau oleh
seluruh gereja. Dalam realitas rohani, asalkan ada seorang saudara yang menegur aku,
aku sudah seharusnya terjamah dan sadar. Seorang saudara itu sudah terhitung sebagai
Tubuh, ia sudah dapat mewakili Tubuh.
2. Dua atau Tiga Orang itulah Wewenang
Adakalanya memang perlu kesaksian dari dua atau tiga orang. Mungkin ketika
seorang saudara menegur aku, aku masih tidak sadar, maka ia minta bantuan satu atau
dua orang saudara lainnya untuk meyakinkan aku. Saudara-saudara itu tentunya cukup
jelas dan mengasihi Tuhan, lagi pula berbobot dan matang dalam melayani Tuhan.
Setelah mereka, dua atau tiga orang itu, datang menegur aku, “Menurut hemat kami,
kamu memang bersalah”, maka pada saat demikian aku harus ingat perkataan Tuhan,
“Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di
tengahtengah mereka.”
Jika mereka dengan sehati menanggulangi satu masalah, doa mereka akan
dikabulkan oleh Tuhan, dan Tuhan akan bertindak bagi mereka. Jika mereka dengan
serasi menanggulangi suatu perkara, niscaya Tuhan akan menuruti penanggulangan
mereka yang serasi itu. Jadi, kalau dalam hal ini Tuhan menuruti penanggulangan
mereka, dapatkah aku mengabaikan penanggulangan mereka? Kalau Tuhan menerima
keputusan mereka, dapatkah aku menolak keputusan mereka? Kalau Tuhan
membenarkan perkara-perkara yang mereka lakukan dengan sehati, dapatkah aku
menyalahi mereka? Tidak, aku harus segera menuruti-Nya. Kalau Tuhan dapat
mendengar teguran mereka yang dilakukan dengan sehati terhadap kesalahanku,
bagaimanapun patutlah aku menerimanya. Sebab apa yang mereka ikat, diikat pula di
surga; apa yang mereka lepaskan, dilepaskan pula di surga. Kalau demikian, mungkinkah
aku melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang di surga?
Jelaslah, bahwa dua atau tiga orang itu adalah wewenang. Sudah tentu mereka
tidak berbicara dengan sembarangan, mereka adalah orang-orang yang berwewenang,
takwa, dan taat di hadapan Tuhan. Bila mereka dengan sehati berkata kepada Anda,
“Kamu bersalah”, sekalipun Anda tidak merasa bersalah, Anda tetap harus tunduk dan
berkata, “Ya, aku bersalah.” Anda tidak usah menunggu seluruh gereja bangkit menegur
Anda. Bagi orang yang reaksinya cukup cepat, begitu bertemu dengan seorang saja, ia
sudah tahu. Bagi orang yang reaksinya agak lamban, setelah ia bertemu dengan dua
orang, barulah ia tahu. Seringkali walaupun Anda tidak merasa bersalah, tetapi jika ada
dua atau tiga orang saleh bersama-sama menyalahkan Anda, haruslah Anda bersikap taat
di hadapan Allah, jangan angkuh dan tetap mengatakan bahwa Anda tidak bersalah.
C. Belajar Menaati Wewenang Gereja
Matius 18 juga memperlihatkan kepada kita, jika dua atau tiga saudara itu telah
menasihati Anda, tetapi Anda tetap tidak merasa bersalah, maka mereka akan
menyampaikan masalahnya kepada gereja, agar seluruh gereja memberikan pertimbangan
di hadapan Allah. Kalau seluruh gereja di hadapan Allah telah memberi keputusan dan
menghakimi kesalahan Anda, bagaimanakah sikap Anda? Apakah Anda akan berkata,
“Walaupun Tubuh memutuskan aku bersalah, Kepala tidak memutuskan aku bersalah;
walaupun orang tua menolak aku, Allah menerima aku; walaupun saudarasaudara
menolak aku, Tuhan tidak menolak aku, aku mau memikul salib.” Jika Anda bersikap
demikian, itu jelas menunjukkan bahwa Anda berada di luar gereja. Anda masih mengira
bahwa Anda teraniaya, berkorban bagi Tuhan, menderita dan diperlakukan buruk oleh
saudara-saudara. Tetapi ketahuilah, Anda harus belajar taat, dan berkata, “Benarlah apa
yang diputuskan oleh gereja”. Di sini tidak ada keputusan lain. Jika segenap saudara
saudari menyalahkan aku, walaupun aku merasa benar, aku tetap salah. Kita wajib belajar
menaati wewenang gereja.
Di dalam gereja di bumi ini, terkandung wewenang Allah. Jangan sekali-kali
Anda bersikeras sedemikian rupa sampai mengatakan, “Walau seluruh saudara
mengatakan aku bersalah, tetapi aku mengatakan, aku tidak bersalah.” Ketahuilah, orang
yang sombong tidak ada kedudukan di sini; orang yang sombong tidak bisa taat di sini;
orang yang sombong tidak mengetahui apa itu gereja. Jika seluruh gereja mengatakan,
“Aku salah, aku harus belajar mengakuinya dengan lemah lembut, rendah hati dan taat.
Anda tidak dapat mengatakan bahwa gereja tidak ada wewenang. Gereja memiliki
wewenang. Keputusan gereja di hadapan Allah akan diakui oleh Allah, dan apa yang
gereja tolak di hadapan Allah, ditolak pula oleh Allah. Jangan berkeras kepala
sedemikian rupa sehingga tidak menghiraukan keputusan segenap saudara saudari, dan
tetap membenarkan diri Anda sendiri. Jika Tuhan mengizinkan mereka dengan sehati
mengatakan Anda salah, Anda harus yakin bahwa Anda sungguh-sungguh salah.
Setiap anak Allah di dalam gereja, harus belajar taat. Adakalanya, seorang
saudara dapat mewakili gereja, dua atau tiga orang saudara juga dapat mewakili gereja.
Anda harus menjadi orang yang lunak di hadapan Allah, tidak keras kepala, dan harus
menempuh pelajaran taat. Anak-anak Allah harus berdiri di atas prinsip taat. Di dalam
gereja, kita semua wajib belajar taat.
D. Taat kepada Wewenang Perwakilan dalam Gereja
Dalam gereja, tidak saja ada seorang, dua, atau tiga orang saudara yang mewakili
wewenang Allah, seringkali segenap gereja mewakili wewenang Allah.
1. Saudara-saudara Pewajib yang Menjadi Penatua
Namun, di samping itu, Alkitab juga menampakkan kepada kita adanya saudara-
saudara pewajib, yakni saudara-saudara yang menjadi penilik atau penatua, yang khusus
mewakili wewenang Allah. Saudarasaudara lainnya harus berdiri di atas kedudukan taat
di hadapan Allah. Dalam gereja ada wewenang yang Allah dirikan, dan tugas mereka
adalah menilik. Sebab itu, saudara-saudara harus belajar menerima keputusan mereka,
dan taat kepada mereka.
Anak-anak Allah hidup di dunia ini harus berusaha mencari perintah untuk ditaati,
bukan hanya mencari pekerjaan. Saya sering merasa, banyak orang muda yang tidak
begitu berguna. Mengapa? Boleh jadi mereka memiliki pekerjaan, tetapi mereka tidak
dapat taat. Di antara mereka banyak yang tidak dapat taat. Jika Anda bertanya kepadanya,
“Sudah berapa tahun Anda bekerja?” Mungkin ia menjawab bahwa ia sudah bekerja
sepuluh tahun, dan sudah melakukan banyak pekerjaan. Tetapi, jika Anda bertanya lagi,
“Siapakah yang pernah Anda taati selama hidup Anda ini?” Boleh jadi, seorang pun tidak
ada yang ia taati. Padahal ketaatan adalah prinsip dasar dalam kehidupan gereja.
Karena itu, setiap orang di antara kita wajib belajar taat. Jika seseorang dalam
seumur hidupnya tidak pernah taat kepada siapa pun, itu adalah perkara yang sangat
kasihan. Kita harus belajar taat di hadapan Allah, tidak saja taat kepada Allah, juga taat
kepada wewenang yang Allah dirikan di bumi, yaitu gereja. Kita pun harus taat kepada
wewenang yang Allah lantik di dalam gereja, yakni saudara-saudara pewajib gereja.
Anda boleh mengatakan bahwa Anda telah bekerja beberapa tahun, tetapi Anda tidak
dapat mengatakan bahwa Anda tidak memberontak kepada Tuhan. Jika Anda tidak
pernah taat kepada siapa pun, itu adalah kesulitan pokok Anda. Jika Anda nampak di
hadapan Allah, Anda akan menyadari bahwa Anda tak dapat tidak harus taat.
2. Saudara-saudara Tua yang di Depan
Sekarang saya ingin bersama Anda membaca beberapa ayat yang khusus
berkenaan dengan penatua.
Satu Korintus 16:15-16 mengatakan, “Kamu tahu bahwa Stefanas dan
keluarganya adalah orang-orang yang pertama-tama bertobat (buah sulung) di Akhaya,
dan bahwa mereka telah mengabdikan diri kepada pelayanan bagi orang-orang kudus.
Karena itu, taatilah orang-orang yang demikian dan setiap orang yang turut bekerja dan
berjerih payah.” Mereka tidak berambisi lain di dalam gereja di Korintus selain melayani
kaum saleh. Paulus menasihati seluruh kaum saleh, agar taat kepada mereka. Anda harus
taat kepada wewenang yang Allah lantik di dalam gereja. Tidak saja taat kepada Stefanas
sekeluarga, juga kepada orang-orang yang turut bekerja dan berjerih payah dengan
Stefanas. Di depan Anda banyak saudara yang tua dan dewasa, yang lebih dulu berada di
dalam Kristus daripada Anda, juga yang mengabdikan diri demi saudara saudari. Mereka
inilah yang harus Anda hormati. Jangan sekali-kali mengira mereka itu boleh
diremehkan, tidak, Anda harus menaati mereka.
3. Orang-orang yang Tua
Satu Petrus 5:5 mengatakan, “Hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-
orang yang tua.” Kalimat di atasnya membicarakan masalah penatua. Penatua adalah
segolongan orang yang lebih tua usianya di hadapan Tuhan. Petrus menasihati orang-
orang muda agar taat kepada orang-orang yang tua. Sebab mereka di hadapan Tuhan
menjadi teladan mereka (ayat 3). Jika ada orang yang menggembalakan Anda menurut
kehendak Allah, hendaklah Anda belajar menaati orang itu di hadapan Tuhan. Mereka di
hadapan Allah menjadi contoh Anda, maka Anda harus belajar tunduk kepada mereka.
Dalam gereja, saudara-saudara tua yang mewakili Tuhan adalah orang-orang yang
terutama harus Anda taati di hadapan Tuhan.
4. Penatua-penatua yang Baik Pimpinannya
dan Mereka yang dengan Jerih Payah Berkhotbah dan Mengajar
Satu Timotius 5:17 mengatakan, “Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut
dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan
mengajar.” Anda harus melipatgandakan penghormatan Anda kepada penatua-penatua
yang cakap memimpin atau mengatur gereja, jangan sekali-kali meremehkan atau
mengkritik mereka. Anda harus menghormati para penatua, lebih-lebih mereka yang
dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar, yakni yang berkarunia dalam pelayanan
firman. Ada penatua yang dapat menjadi pelayan firman, ada juga yang tidak dapat. Anda
tidak saja harus menaruh hormat kepada yang dapat menjadi pelayan firman, kepada
yang tidak dapat menjadi pelayan firman pun harus demikian.
Di sini saya ingin mengingatkan: Banyak saudara saudari yang mempunyai satu
kesalahan pokok dalam hal ketaatan, yaitu mereka memilih orang-orang yang ingin
mereka taati. Mereka mengira bahwa yang harus mereka taati adalah orang-orang yang
sempurna. Ingatlah, Tuhan tidak pernah menetapkan demikian. Ketaatan bukan ditujukan
kepada orang-orang yang sempurna, melainkan kepada wewenang Tuhan yang ada pada
mereka. Kalau Anda memilih orang untuk Anda taati, di dunia ini Anda tidak mungkin
menemukan seorang pun yang patut Anda taati, sebab siapa saja dapat Anda temukan
kekurangannya. Sekalipun rasul Petrus yang datang, Anda tetap dapat menemukan
kekurangannya. Karena itu, Anda cukup melihat satu hal, yaitu jika saudara itu berada di
depan Anda, dialah orang yang harus Anda taati.
Kalau Anda ingin berdalih, Anda bisa mengajukan ribuan dalih. Misalkan di sini
ada seorang penatua, ia hanya bisa mengatur gereja, tidak memiliki ministri firman.
Mungkin Anda mengira, Anda tidak perlu menghormatinya, karena Anda lebih pandai
berkhotbah daripadanya. Tetapi firman Allah mengatakan, “Penatua yang baik
pimpinannya patut dihormati, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan
mengajar”. Di sini tidak ada masalah pilih-memilih. Banyak orang yang ingin dengan
pilihannya sendiri menutupi ketidaktaatan dan pendurhakaan mereka, itu adalah
perbuatan yang bodoh. Asalkan orang itu lebih senior dan berada di depan Anda, Anda
harus menaatinya, jangan mengkritiknya.
5. Orang yang Memimpin Kita
Ibrani 13:17 mengatakan, “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah
kepada mereka.” Firman Allah sangat tegas. Kita harus taat kepada semua pemimpin kita
dan wajib tunduk kepada mereka. Anda tidak boleh memilih orang-orang yang Anda
senangi untuk Anda taati. Jika Anda hanya taat kepada perkataan seorang saudara, tidak
taat kepada perkataan saudara lainnya, itu bukanlah ketaatan yang sejati. Ketahuilah,
Anda bisa menaati perkataan seorang saudara, itu tidak mengherankan. Jika Anda ingin
belajar taat, taatilah semua orang yang berada di depan Anda, jangan hanya orang yang
berada di atas kepala Anda. Belajarlah taat kepada pimimpin-pemimpin kalian, tidak
hanya kepada orang-orang tertentu yang berkarunia istimewa atau yang luar biasa dipakai
Tuhan. Karena itu, Anda harus sering mencari siapa yang berada di depan Anda.
Mungkin suatu waktu nanti Anda meninggalkan tempat Anda dan pergi ke tempat
lain. Ketika Anda bertiga atau berlima berhimpun bersama di tempat yang baru, pertama-
tama yang harus Anda ketahui ialah siapakah yang harus Anda taati. Kita harus tunduk
kepada orang yang berada di depan kita. Bila ada tiga atau lima orang saudara berhimpun
selama dua atau tiga jam, dengan sendirinya akan muncul seorang yang ditunjuk Allah
sebagai pemimpin, dan kepadanya yang lainnya harus tunduk. Ciri-ciri orang Kristen
ialah taat, bukan pekerjaan. Ciri-ciri orang Kristen ialah mengenal semua pemimpin.
Saya yakin, jika di suatu tempat ada lima atau enam orang saudara berhimpun bersama
dan setiap orang berada pada posisinya masing-masing, ini sungguh sangat indah.
Kalaupun ada sepuluh atau dua puluh orang saudara berkumpul bersama, dengan
sendirinya Anda akan mengetahui, siapakah yang berada di depan Anda. Setelah Anda
tahu, Anda harus tunduk kepadanya.
“Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka.” Mengapa?
“Sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung
jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukan dengan gembira, bukan dengan
keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.” Siapa saja yang
berada di depan Anda adalah orang-orang yang berjaga-jaga atas jiwa Anda dan
melakukan tanggung jawab atasnya; maka mereka adalah orang-orang yang harus Anda
taati di hadapan Allah.
6. Mereka yang Bekerja Keras dan Memimpin di dalam Tuhan
Satu Tesalonika 5:12-13 mengatakan, “Kami minta kepadamu, Saudara-saudara,
supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin
kamu di dalam Tuhan dan menegur kamu; dan supaya kamu sungguh-sungguh
menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka.” Ada orang-orang yang di
dalam Tuhan mengatur Anda, memimpin Anda, terhadap orang-orang inilah Anda harus
menaruh hormat dan harus taat. Sebab itu, jika orang Kristen sampai tidak menemukan
seorang pun di dunia ini yang dapat ia taati, ia benarbenar orang yang aneh. Orang
Kristen harus nampak bahwa di mana-mana banyak orang yang berada di depannya, yang
berbobot dalam hal kerohanian, dan yang bisa memimpinnya, mereka semua adalah
orang-orang yang patut ia taati.
Demikianlah Anda akan nampak bahwa di dalam gereja terpelihara satu prinsip
yang tidak dapat Allah temukan di dalam Iblis, di dalam dunia, dan di dalam alam
semesta. Prinsip ini ialah ketaatan. Dalam gereja ada satu pelajaran dasar yang harus kita
pelajari. Apa yang telah ditolak di dalam dunia ini, harus kita peroleh di dalam gereja.
Dalam gereja ada satu prinsip dasar, yaitu harus taat.
7. Harus Taat kepada Semua Wewenang
Kita telah nampak bahwa kesatuan Tubuh itulah wewenang. Kita juga telah
nampak bahwa satu orang dapat mewakili Tubuh Kristus, dua atau tiga orang juga dapat
mewakili Tubuh Kristus, satu gereja lokal pun dapat mewakili Tubuh Kristus. Terakhir,
kita pun nampak bahwa para penatua yang memimpin kita di dalam Tuhan, juga
mewakili Tubuh Kristus. Semuanya itu adalah wewenang Allah yang Allah dirikan di
antara kita, yang patut kita taati, hormati dan turuti. Jika demikian, niscayalah nama
Tuhan akan ada di tengahtengah kita, firman Tuhan pun ada di tengah-tengah kita.
Dengan demikian, barulah kita layak menjadi gereja di Filadelfia.
W.N.