201712 vol 21-1 05 ignatia esti sumarah - core

20
Vol. 21 No. 1 Mei 2017 Jurnal Vol. 21 No. 1 Halaman Yogyakarta ISSN Penelitian 1-107 Mei 2017 1410-5071 ISSN 1410-5071 Persepsi Mahasiswa tentang Kompetensi Persepsi Mahasiswa tentang Kompetensi Persepsi Mahasiswa tentang Kompetensi Persepsi Mahasiswa tentang Kompetensi Persepsi Mahasiswa tentang Kompetensi Employability Employability Employability Employability Employability dan dan dan dan dan Competency Attributes Needs of Employees Competency Attributes Needs of Employees Competency Attributes Needs of Employees Competency Attributes Needs of Employees Competency Attributes Needs of Employees Hg. Suseno T.W. & A. Triwanggono F F F ruticose ruticose ruticose ruticose ruticose dan dan dan dan dan F F F oliose Lichen oliose Lichen oliose Lichen oliose Lichen oliose Lichen di Bukit Bibi, T di Bukit Bibi, T di Bukit Bibi, T di Bukit Bibi, T di Bukit Bibi, Taman Nasional Gunung Merapi aman Nasional Gunung Merapi aman Nasional Gunung Merapi aman Nasional Gunung Merapi aman Nasional Gunung Merapi Puspita Ratna Susilawati Modul Bersih Kanan Modul Bersih Kanan Modul Bersih Kanan Modul Bersih Kanan Modul Bersih Kanan Right Clean Modules Right Clean Modules Right Clean Modules Right Clean Modules Right Clean Modules Cyrenia Novella Krisnamurti Peran Jender dalam Enam Drama Besar Peran Jender dalam Enam Drama Besar Peran Jender dalam Enam Drama Besar Peran Jender dalam Enam Drama Besar Peran Jender dalam Enam Drama Besar Hirmawan Wijanarka Pengembangan Modul Pelatihan Model Pembelajaran van Hiele Pengembangan Modul Pelatihan Model Pembelajaran van Hiele Pengembangan Modul Pelatihan Model Pembelajaran van Hiele Pengembangan Modul Pelatihan Model Pembelajaran van Hiele Pengembangan Modul Pelatihan Model Pembelajaran van Hiele dalam Konteks Pendidikan Karakter untuk Guru dalam Konteks Pendidikan Karakter untuk Guru dalam Konteks Pendidikan Karakter untuk Guru dalam Konteks Pendidikan Karakter untuk Guru dalam Konteks Pendidikan Karakter untuk Guru SD SD SD SD SD Ig. Esti Sumarah, Ch. Aprinastuti, & B.E. Tri Anggadewi Implementasi Kepemimpinan T Implementasi Kepemimpinan T Implementasi Kepemimpinan T Implementasi Kepemimpinan T Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sek ransformasional Kepala Sek ransformasional Kepala Sek ransformasional Kepala Sek ransformasional Kepala Sekolah olah olah olah olah dalam Membentuk Budaya Sekolah Pendidikan di Indonesia dalam Membentuk Budaya Sekolah Pendidikan di Indonesia dalam Membentuk Budaya Sekolah Pendidikan di Indonesia dalam Membentuk Budaya Sekolah Pendidikan di Indonesia dalam Membentuk Budaya Sekolah Pendidikan di Indonesia Eduardus Sepryanto Nadur Pengembangan Soal Esai Berbasis HOTS Pengembangan Soal Esai Berbasis HOTS Pengembangan Soal Esai Berbasis HOTS Pengembangan Soal Esai Berbasis HOTS Pengembangan Soal Esai Berbasis HOTS untuk Menyelidiki Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa SMA untuk Menyelidiki Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa SMA untuk Menyelidiki Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa SMA untuk Menyelidiki Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa SMA untuk Menyelidiki Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa SMA Johnsen Harta Pengaruh Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Pengaruh Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Pengaruh Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Pengaruh Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Pengaruh Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Learning Cycle 5E Learning Cycle 5E Learning Cycle 5E Learning Cycle 5E Learning Cycle 5E pada Materi Laju Reaksi pada Materi Laju Reaksi pada Materi Laju Reaksi pada Materi Laju Reaksi pada Materi Laju Reaksi Natalia Diyah Hapsari Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inovatif pada Matapelajaran Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inovatif pada Matapelajaran Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inovatif pada Matapelajaran Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inovatif pada Matapelajaran Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inovatif pada Matapelajaran PPKN terhadap Sik PPKN terhadap Sik PPKN terhadap Sik PPKN terhadap Sik PPKN terhadap Sikap Siswa SD ak ap Siswa SD ak ap Siswa SD ak ap Siswa SD ak ap Siswa SD akan Nilai-Nilai T an Nilai-Nilai T an Nilai-Nilai T an Nilai-Nilai T an Nilai-Nilai Terk erk erk erk erkait ait ait ait ait Paulus Wahana & Elisabeth Desiana Mayasari Aplik Aplik Aplik Aplik Aplikasi Sensor T asi Sensor T asi Sensor T asi Sensor T asi Sensor Tek ek ek ek ekanan MPXM2053GS anan MPXM2053GS anan MPXM2053GS anan MPXM2053GS anan MPXM2053GS pada Alat Uji T pada Alat Uji T pada Alat Uji T pada Alat Uji T pada Alat Uji Tek ek ek ek ekanan anan anan anan anan Sphygmomanometer Sphygmomanometer Sphygmomanometer Sphygmomanometer Sphygmomanometer Berbasis Mikrok Berbasis Mikrok Berbasis Mikrok Berbasis Mikrok Berbasis Mikrokontroler A ontroler A ontroler A ontroler A ontroler ATMEGA328A TMEGA328A TMEGA328A TMEGA328A TMEGA328A Antonius Hendro Noviyanto Reaksi P Reaksi P Reaksi P Reaksi P Reaksi Pasar Modal T asar Modal T asar Modal T asar Modal T asar Modal Terhadap P erhadap P erhadap P erhadap P erhadap Pengumuman Keputusan Investasi engumuman Keputusan Investasi engumuman Keputusan Investasi engumuman Keputusan Investasi engumuman Keputusan Investasi Raja Salman di Indonesia Raja Salman di Indonesia Raja Salman di Indonesia Raja Salman di Indonesia Raja Salman di Indonesia Ima Kristina Yulita brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk provided by Repository Universitas Sanata Dharma

Upload: others

Post on 18-Apr-2022

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

Vol. 21 No. 1 Mei 2017

Jurnal Vol. 21 No. 1 Halaman Yogyakarta ISSNPenelitian 1-107 Mei 2017 1410-5071

ISSN 1410-5071

Persepsi Mahasiswa tentang KompetensiPersepsi Mahasiswa tentang KompetensiPersepsi Mahasiswa tentang KompetensiPersepsi Mahasiswa tentang KompetensiPersepsi Mahasiswa tentang KompetensiEmployability Employability Employability Employability Employability dan dan dan dan dan Competency Attributes Needs of EmployeesCompetency Attributes Needs of EmployeesCompetency Attributes Needs of EmployeesCompetency Attributes Needs of EmployeesCompetency Attributes Needs of Employees

Hg. Suseno T.W. & A. Triwanggono

FFFFFruticoseruticoseruticoseruticoseruticose dan dan dan dan dan FFFFFoliose Lichenoliose Lichenoliose Lichenoliose Lichenoliose Lichen di Bukit Bibi, T di Bukit Bibi, T di Bukit Bibi, T di Bukit Bibi, T di Bukit Bibi, Taman Nasional Gunung Merapiaman Nasional Gunung Merapiaman Nasional Gunung Merapiaman Nasional Gunung Merapiaman Nasional Gunung MerapiPuspita Ratna Susilawati

Modul Bersih Kanan Modul Bersih Kanan Modul Bersih Kanan Modul Bersih Kanan Modul Bersih Kanan Right Clean ModulesRight Clean ModulesRight Clean ModulesRight Clean ModulesRight Clean ModulesCyrenia Novella Krisnamurti

Peran Jender dalam Enam Drama BesarPeran Jender dalam Enam Drama BesarPeran Jender dalam Enam Drama BesarPeran Jender dalam Enam Drama BesarPeran Jender dalam Enam Drama BesarHirmawan Wijanarka

Pengembangan Modul Pelatihan Model Pembelajaran van HielePengembangan Modul Pelatihan Model Pembelajaran van HielePengembangan Modul Pelatihan Model Pembelajaran van HielePengembangan Modul Pelatihan Model Pembelajaran van HielePengembangan Modul Pelatihan Model Pembelajaran van Hieledalam Konteks Pendidikan Karakter untuk Gurudalam Konteks Pendidikan Karakter untuk Gurudalam Konteks Pendidikan Karakter untuk Gurudalam Konteks Pendidikan Karakter untuk Gurudalam Konteks Pendidikan Karakter untuk Guru SD SD SD SD SD

Ig. Esti Sumarah, Ch. Aprinastuti, & B.E. Tri Anggadewi

Implementasi Kepemimpinan TImplementasi Kepemimpinan TImplementasi Kepemimpinan TImplementasi Kepemimpinan TImplementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekransformasional Kepala Sekransformasional Kepala Sekransformasional Kepala Sekransformasional Kepala Sekolaholaholaholaholahdalam Membentuk Budaya Sekolah Pendidikan di Indonesiadalam Membentuk Budaya Sekolah Pendidikan di Indonesiadalam Membentuk Budaya Sekolah Pendidikan di Indonesiadalam Membentuk Budaya Sekolah Pendidikan di Indonesiadalam Membentuk Budaya Sekolah Pendidikan di Indonesia

Eduardus Sepryanto Nadur

Pengembangan Soal Esai Berbasis HOTSPengembangan Soal Esai Berbasis HOTSPengembangan Soal Esai Berbasis HOTSPengembangan Soal Esai Berbasis HOTSPengembangan Soal Esai Berbasis HOTSuntuk Menyelidiki Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa SMAuntuk Menyelidiki Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa SMAuntuk Menyelidiki Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa SMAuntuk Menyelidiki Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa SMAuntuk Menyelidiki Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa SMA

Johnsen Harta

Pengaruh Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Pengaruh Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Pengaruh Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Pengaruh Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Pengaruh Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Learning Cycle 5ELearning Cycle 5ELearning Cycle 5ELearning Cycle 5ELearning Cycle 5Epada Materi Laju Reaksipada Materi Laju Reaksipada Materi Laju Reaksipada Materi Laju Reaksipada Materi Laju Reaksi

Natalia Diyah Hapsari

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inovatif pada MatapelajaranPengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inovatif pada MatapelajaranPengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inovatif pada MatapelajaranPengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inovatif pada MatapelajaranPengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inovatif pada MatapelajaranPPKN terhadap SikPPKN terhadap SikPPKN terhadap SikPPKN terhadap SikPPKN terhadap Sikap Siswa SD akap Siswa SD akap Siswa SD akap Siswa SD akap Siswa SD akan Nilai-Nilai Tan Nilai-Nilai Tan Nilai-Nilai Tan Nilai-Nilai Tan Nilai-Nilai Terkerkerkerkerkaitaitaitaitait

Paulus Wahana & Elisabeth Desiana Mayasari

AplikAplikAplikAplikAplikasi Sensor Tasi Sensor Tasi Sensor Tasi Sensor Tasi Sensor Tekekekekekanan MPXM2053GSanan MPXM2053GSanan MPXM2053GSanan MPXM2053GSanan MPXM2053GSpada Alat Uji Tpada Alat Uji Tpada Alat Uji Tpada Alat Uji Tpada Alat Uji Tekekekekekanan anan anan anan anan SphygmomanometerSphygmomanometerSphygmomanometerSphygmomanometerSphygmomanometer Berbasis Mikrok Berbasis Mikrok Berbasis Mikrok Berbasis Mikrok Berbasis Mikrokontroler Aontroler Aontroler Aontroler Aontroler ATMEGA328ATMEGA328ATMEGA328ATMEGA328ATMEGA328A

Antonius Hendro Noviyanto

Reaksi PReaksi PReaksi PReaksi PReaksi Pasar Modal Tasar Modal Tasar Modal Tasar Modal Tasar Modal Terhadap Perhadap Perhadap Perhadap Perhadap Pengumuman Keputusan Investasiengumuman Keputusan Investasiengumuman Keputusan Investasiengumuman Keputusan Investasiengumuman Keputusan InvestasiRaja Salman di IndonesiaRaja Salman di IndonesiaRaja Salman di IndonesiaRaja Salman di IndonesiaRaja Salman di Indonesia

Ima Kristina Yulita

brought to you by COREView metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

provided by Repository Universitas Sanata Dharma

Page 2: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

JURNAL PENELITIANISSN 1410-5071

Volume 21, Nomor 1, Mei 2017, hlm. 1-107

Jurnal Penelitian yang memuat ringkasan laporan hasil penelitian ini diterbitkan oleh LembagaPenelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Sanata Dharma, dua kali setahun: Mei dan November.

D E W A N R E D A K S I

Pemimpin RedaksiDr. Anton Haryono, M.Hum.

Ketua LPPM Universitas Sanata Dharma

Sekretaris RedaksiDr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum.

Kepala Pusat Penerbitan dan Bookshop Universitas Sanata Dharma

Tim Redaksi Nomor Ini:Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum.

Prof. Dr. Praptomo Baryadi Isodarus, M.Hum.,Dra. Novita Dewi, M.S., M.A. (Hons.), Ph.D.

Administrasi & Sirkulasi: Administrasi Keuangan:Maria Dwi Budi Jumpowati, S.Si. Maria Imaculata Rini Hendriningsih, SE.

Gutomo Windu, S.Pd.Caecilia Venbi Astuti, S.Si.

Administrasi Distribusi: Tata LetakVeronika Margiyanti Thomas A. Hermawan Martanto, Amd.

Alamat Redaksi dan Administras Gedung LPPM Universitas Sanata Dharma, Mrican, Tromol Pos 29,Yogyakarta 55002, Telepon: (0274) 513301, 515352, ext. 1527, Fax: (0274) 562383. Homepage: http://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/. E-mail: [email protected]

Redaksi menerima naskah ringkasan laporan hasil penelitian baik yang berbahasa Indonesia maupun yangberbahasa Inggris. Naskah harus ditulis sesuai dengan format di Jurnal Penelitian seperti tercantum padahalaman belakang bagian “Ketentuan Penulisan Artikel Jurnal Penelitian” dan harus diterima oleh Redaksipaling lambat dua bulan sebelum terbit.

Page 3: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

JURNAL PENELITIANISSN 1410-5071

Volume 21, Nomor 1, Mei 2017, hlm. 1-107

DAFTAR ISI

Daftar Isi iii

Kata Pengantar v

Persepsi Mahasiswa tentang Kompetensi Employability dan CompetencyAttributes Needs of Employees 1 ~ 11Hg. Suseno T.W. & A. Triwanggono

Fruticose dan Foliose Lichen di Bukit Bibi, Taman NasionalGunung Merapi 12 ~ 21Puspita Ratna Susilawati

Modul Bersih Kanan Right Clean Modules 22 ~ 25Cyrenia Novella Krisnamurti

Peran Jender dalam Enam Drama Besar 26 ~ 37Hirmawan Wijanarka

Pengembangan Modul Pelatihan Model Pembelajaran van Hieledalam Konteks Pendidikan Karakter untuk Guru SD 38 ~ 47Ig. Esti Sumarah, Ch. Aprinastuti, & B.E. Tri Anggadewi

Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolahdalam Membentuk Budaya Sekolah Pendidikan di Indonesia 48 ~ 61Eduardus Sepryanto Nadur

Pengembangan Soal Esai Berbasis HOTS untuk MenyelidikiKeterampilan Pemecahan Masalah Siswa SMA 62 ~ 69Johnsen Harta

Pengaruh Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Learning Cycle 5Epada Materi Laju Reaksi 70 ~ 75Natalia Diyah Hapsari

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inovatif pada MatapelajaranPPKN terhadap Sikap Siswa SD akan Nilai-Nilai Terkait 76 ~ 86Paulus Wahana & Elisabeth Desiana Mayasari

Aplikasi Sensor Tekanan MPXM2053GS pada Alat Uji TekananSphygmomanometer Berbasis Mikrokontroler ATMEGA328A 87 ~ 94Antonius Hendro Noviyanto

Reaksi Pasar Modal Terhadap Pengumuman Keputusan InvestasiRaja Salman di Indonesia 95 ~ 106Ima Kristina Yulita

Biografi Penulis 107-1

iii

Page 4: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

iv

Page 5: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

KATA PENGANTAR

Pembelajaran di sekolah, baik sekolah dasarmaupun menengah, menjadi sorotan utama dalamJurnal Penelitian Universitas Sanata Dharma Vol. 21No. 1 2017 kali ini. Pengembangan soal, penggunaanmodul, penerapan media serta model pembelajaran,dan pilihan model kepemimpinan kepala sekolahmenjadi faktor kunci di dalam dunia pendidikan.Seperti banyak dipahami publik, Universitas SanataDharma memiliki perhatian bahkan komitmen yangsangat kuat dalam pengembangan dunia pendidikan.Bagi Driyarkara, pendiri Sanata Dharma, pendidikanmerupakan sarana efektif memanusiakan manusiamuda (hominisasi dan humanisasi) untuk mencapaikemanusiaannya yang sejati. Karena itulah, SanataDharma selalu memikirkan secara serius berbagaitindakan pemanusiaan manusia muda untuk meredamkecenderungan industrialisasi pendidikan.

Tulisan Ig. Esti Sumarah, Ch. Aprinastuti, danB.E. Tri Anggadewi berjudul “Pengembangan ModulPelatihan Model Pembelajaran Van Hiele dalamKonteks Pendidikan Karakter untuk Guru SD”memperkenalkan model pembelajaran van Hiele untukmembantu peserta didik memahami materi Geometri.Metode ini sangat cocok diterapkan dalam pendidikankarakter untuk guru SD karena penekanannya padaide-ide keruangan yang perlu memperhatikan tingkatberpikir peserta didik dalam belajar Geometri. Melaluilima fase pembelajaran, yaitu fase pencarian atauinformasi (inquiry/informa-tion), fase orientasilangsung (directed orientation), fase penjelasan(explication), fase orientasi bebas (free orientation),dan fase integrasi (integration) guru dapat memandupeserta didik untuk memiliki pemahaman tentang sifat-sifat yang khas dari setiap bangun, sehingga merekadapat mengintegrasikan pemahaman tersebut danmengkaitkan konsep bangun ruang dalam kehidupansehari-hari.

Masih berkaitan dengan pembelajaran diSekolah Dasar, artikel berjudul “Pengaruh PenerapanModel Pembelajaran Inovatif pada MatapelajaranPPKN terhadap Sikap Siswa SD akan Nilai-NilaiTerkait” karangan Paulus Wahana & Elisabeth DesianaMayasari memperkenalkan model yang disesuaikandengan materi pembelajaran. Studi merekamenyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif

v

bagus diterapkan pada pembahasan materi gotong-royong dalam rangka meningkatkan sikap apresiatifsiswa terhadap nilai kerukunan, nilai kerjasama, dannilai saling membantu. Model pembelajaran PPRditerapkan pada pembahasan peraturan dan tata-tertibdalam rangka meningkatkan sikap siswa terhadap nilaikedisiplinan. Selain itu model pembelajaran berbasismasalah diterapkan untuk membahas tentang cintatanah air dalam rangka untuk meningkatkan sikapsiswa akan nilai nasionalisme. Sedangkan kelas kontrolmenggunakan model pembelajaran tradisional, yaitumodel pembelajaran ekspositori, yang pada pokoknyamenggunakan metode ceramah dan tanya jawab.Penggunaan model pembelajaran yang variatif sepertiini disebut sebagai Model Pembelajaran Inovatif.

Johnsen Har ta dalam ar tikel berjudul“Pengembangan Soal Esai Berbasis HOTS untukMenyelidiki Keterampilan Pemecahan Masalah SiswaSMA” memaparkan temuannya tentang evaluasipembelajaran larutan asam basa. Evaluasi mengenaipersoalan khusus ini membutuhkan analisis dandapat disajikan dalam bentuk soal esai berbasis HighOrder Thinking Skill (HOTS) untuk mengukurpenguasaan materi kimia siswa. Hohnsen Hartaberhasil mengembangkan instrumen tes berupa soalesai yang berorientasi pada HOTS. Soal esai berbasisHOTS ini efektif dan praktis untuk menyelidikiketerampilan pemecahan masalah siswa padapembelajaran larutan asam basa.

“Pengaruh Lembar Kegiatan Siswa BerbasisLearning Cycle 5E pada Materi Laju Reaksi” dipelajarioleh Natalia Diyah Hapsari. Kajiannya sampai pada tigakesimpulan penting. (1) Terdapat pengaruh LembarKegiatan Siswa berbasis Learning Cycle 5E danLembar Kegiatan Siswa konvensional terhadapprestasi belajar siswa pada aspek pengetahuan padamateri Laju Reaksi. Siswa yang menggunakan LembarKegiatan Siswa berbasis Learning Cycle 5E memilikiprestasi yang lebih tinggi pada aspek pengetahuandibandingkan dengan siswa yang menggunakanLembar Kegiatan Siswa konvensional. (2) Tidak adapengaruh Lembar Kegiatan Siswa berbasis LearningCycle 5E dan Lembar Kegiatan Siswa konvensionalterhadap prestasi belajar siswa pada aspek sikap padamateri Laju Reaksi. (3) Tidak ada pengaruh Lembar

Page 6: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

Jurnal Penelitian. Volume 21, No. 1, Mei 2017

vi

Kegiatan Siswa berbasis Learning Cycle 5E danLembar Kegiatan Siswa konvensional terhadapprestasi belajar siswa pada aspek keterampilan padamateri Laju Reaksi.

Makalah Eduardus Sepryanto Nadur, mahasiswaMagister Manajemen Konsentrasi Pendidikan,mengupas persoalan kepemimpinan kepala sekolah.Dengan judul “Implementasi KepemimpinanTransformasional Kepala Sekolah dalam MembentukBudaya Sekolah Pendidikan di Indonesia”, Eduardusmempelajari dampak kepemimpinan transformasionaldi dalam pembentukan budaya sekolah yang baiksehingga sekolah menjadi lebih maju dalam berprestasi.Melalui pemodelan (modeling), pengajaran (teaching),dan penguatan (reinforcing), ditambah dengansemangat kolegialitas semua komponen sekolah, akanterwujud budaya sekolah yang berkualitas.

Selain tulisan-tulisan yang berkaitan dengandunia pendidikan dasar dan menengah tersebut, jurnalLPPM USD kali ini juga menyajikan enam artikelpenting yang berkaitan dengan bidang ilmu akuntansi,sastra, teknologi, dan ekonomi. “Persepsi Mahasiswatentang Kompetensi Employability dan Competency

Attributes Needs of Employees” karya Hg. Suseno T.W.& A. Triwanggono; “Fruticose dan Foliose Lichen diBukit Bibi, Taman Nasional Gunung Merapi” karyaPuspita Ratna Susilawati; “Modul Bersih Kanan RightClean Modules” karya Cyrenia Novella Krisnamurti,“Peran Jender dalam Enam Drama Besar” karyaHirmawan Wijanarka; “Aplikasi Sensor TekananMPXM2053GS pada Alat Uji Tekanan SphygmomanometerBerbasis Mikrokontroler ATMEGA328A” karyaAntonius Hendro Noviyanto, dan “Reaksi Pasar ModalTerhadap Pengumuman Keputusan Investasi RajaSalman di Indonesia” karya Ima Kristina Yulita. Redaksimemberikan apresiasi setinggi-tingginya ataspartisipasi para penulis Jurnal LPPM edisi kali ini.

Artikel-artikel di atas diseleksi, dinilai, dandisajikan khusus untuk terbitan kali ini. Karya-karyaitu tentu saja merupakan temuan ilmiah yang perludicermati karena memberikan perspektif akademisdan teoretis dalam menghadapi persoalan-persoalanempiris masyarakat kita. Solusi akademis selalumemiliki kontribusi yang penting bagi bangsa kita.

Selamat membaca!

Page 7: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

PENGEMBANGAN MODUL PELATIHANMODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE

DALAM KONTEKS PENDIDIKAN KARAKTERUNTUK GURU SD

Ig. Esti Sumarah, Ch. Aprinastuti, dan B.E. Tri AnggadewiDosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Sanata Dharma

Alamat korespondensi: Kampus I, Mrican, Jl.Affandi, Tromol Pos 29 YogyakartaEmail: [email protected]; [email protected]; [email protected]

ABSTRACT

This research was motivated by the results of identifying the potentials and challenges. The potentialsidentified was related with Geometric learning that should be taught by Elementary School teachers.Elementary school students are required to learn Geometry so that the have the appropriate Three-D shapes concepts. The challenges founded was related with the number of the elementary studentswho got challenges in understanding those concepts. This condition encouraged the researchers toconduct research and develepment about “Developing a Modul Prototype for Trainers of GeometricLearning based on Van Hiele Theory in the Context of Character Education (for Elementary SchoolTeachers).” The development of this modul used the six steps of research and development, covering:(1) identifying potentials and challenges; (2) collecting data; (3) designing the product; (4) validatingthe design; (5) revising the design; and (6) trying-out the design. The modul was validated by amath lecturer and an elementary school teacher. The first validation obtained score 3 and the second3.68 out of 4. The average of 3.34 indicated that the modul was good and could be tried-out andpublished after the revision. The try-out was conducted by the researchers by giving training to theelementary school teachers at Sanjaya, Tritis, Pakem on January 27, 2017. The training was attendedby 9 elementary school teachers. The results of the training indicated that the modul helped theteachers understand that Van Hiele learning model (1) covered five steps, covering informing, directorienting, explaining, free informing, and integrating; (2) realize the importance of involving thestudents to observe different types of Three-D shapes in daily life; (3) train the students to developtheir curiosity, thoroughnes, and open-mindedness, which becomes the asset to gain scientific attitudes.Keywords: learning materials development, Van Hiele, character education.

1. PENDAHULUAN

Prototipe “Modul pelatihan model pembelajaranvan Hiele dalam konteks pendidikan karakter untukguru SD” merupakan hasil penelitian pengembangantiga dosen PGSD dengan lima mahasiswi sebagaianggota peneliti. Tujuannya untuk menanggapi risetunggulan USD yang ke-4 tentang “Integrasi Bangsa,Harmoni Sosial, Bahasa, Sastra, dan Budaya”. Adapuntopik yang peneliti pilih adalah no.4.2 yaitu“Pengembangan model pembelajaran untukpengembangan karakter peserta didik”.

Berkarakter artinya mempunyai watak atauberkepribadian. Karakter adalah watak, tabiat,akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentukdari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues)yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk

cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dannorma, seper ti kejujuran, keberanian untukbertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepadaorang lain; yang harus dilatihkan/dibiasakan sedarianak-anak.

Semua guru—termasuk guru Matematika—mempunyai tanggung jawab untuk membentukkarakter peserta didik. Menurut Beth & Piaget, gurumatematika perlu melatih peser ta didik agarmemiliki pengetahuan berkaitan dengan berbagaistruktur abstrak serta dapat memaparkan hubunganantar struktur tersebut sehingga terorganisasidengan baik. Hal tersebut dapat terjadi apabilapembelajaran matematikan dikemas secara menarik,sehingga peserta didik memiliki motivasi untukmempelajari Matematika dengan tekun dan

38

Page 8: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

menerapkan berbagai konsep Matematika dalamkehidupan sehari-hari.

Salah satu materi Matematika yang harusdiajarkan gur u SD adalah tentang Geometri.Geometri merupakan cabang matematika yangmempelajari bidang keruangan. Peserta didik perlubelajar Geometri agar mereka dapat memilikikonsep yang benar berkaitan dengan tataruangsupaya dapat memanfaatkannya secara lebih luasdalam kehidupannya.

Dari hasil wawancara lima anggota penelitikepada beberapa guru SD di Yogyakarta, diperolehketerangan bahwa masih ada peserta didik yangmengalami kesulitan dalam memahami bangunruang karena hal itu dianggap sebagai sesuatu yangabstrak; padahal materi dalam Geometri bertujuanmembantu peserta didik untuk dapat membangunkonsep keruangan secara konstruktif.

Salah satu teori yang dapat digunakan guruuntuk membantu peserta didik memahami materiGeometri adalah model pembelajaran van Hiele.Model tersebut digagas oleh pasangan suami–istridari Belanda bernama Dina van Hiele-Geldof danPiere van Hiele. Menurut mereka, ide-ide keruanganyang hendak diajarkan kepada peserta didik perlumemperhatikan tingkat berpikir peserta didik dalambelajar Geometri.

Berdasarkan gagasan di atas, penelititermotivasi mengembangkan prototipe “Modulpelatihan model pembelajaran van Hiele dalamkonteks pendidikan karakter untuk guru SD.”Tujuannya adalah memperkenalkan modelpembelajaran van Hiele kepada guru SD agarmereka dapat membantu peserta didik memahamisalah satu konsep Geometri yaitu bangun ruangsederhana, sekaligus mengasah karakter/sikappeser ta didik. Oleh karena itu masalah dalampenelitian ini adalah bagaimana langkah-langkahpengembangan prototipe modul pelatihan tersebut?

2. LANDASAN TEORI

2.1 Teori van HieleTeori van Hiele merupakan model pemikiran

dalam mempelajari Geometri yang dicetuskan olehpasangan suami-istri dari Belanda bernama Dina vanHiele-Geldof dan Piere van Hiele. Teori tersebutbertujuan melihat tingkat berpikir peserta didik dalammempelajari Geometri, untuk mengetahui pemahaman

keruangan mereka dalam mengkaitkannya dengankonsep-konsep Geometri (van de Wale, 2008).

Pemahaman ruang, atau sering disebutsebagai logika keruangan, dapat diartikan sebagainaluri untuk memahami bentuk–bentuk bangun dankaitan di antaranya (van de Wale, 2008). Dalampenelitiannya, Clemment dan Battista (dalam Gavin,1998) menyebutkan bahwa pemahaman ruangmerupakan kemampuan visual-spasial (spatial-visualization ability) untuk mendeskripsikan bentukbangun ruang tertentu. Gardner (2003) secara jelasmendeskripsikan pemahaman r uang sebagaikemampuan spasial (spatial ability) atau kecerdasanruang (spatial intelligence). Maksudnya, kemampuanmemvisualisasikan gambar dalam bentuk dua atautiga dimensi dalam benak seseorang (NCTM, 1988).Bagi Gardner (2003), kecerdasan ruang visualadalah kemampuan untuk menangkap dunia ruangvisual secara tepat.

2.2 Tingkat BerpikirVan Hiele menjelaskan adanya tingkat-tingkat

pemahaman terhadap ide-ide keruangan. Setiaptingkat menjelaskan tentang proses bagaimanaseseorang berpikir dan jenis ide-ide Geometri apayang dipikirkannya, bukan seberapa banyakpengetahuian yang dimilikinya (van de Wale, 2008).Tingkat-tingkat tersebut meliputi:

Tingkat 0: Visualisasi. Pada tingkatan ini,peser ta didik memandang keruangan sebagaisesuatu yang berada di sekitar mereka. Peserta didikmengenal bangun-bangun Geometri dari bentukluarnya, mereka belum menyadari sifat-sifat yangterkandung di dalamnya, sehingga peranan “wujud/tampilan” dari bentuk-bentuk bangun Geometrimenjadi sangat dominan pada tingkat ini. Bahkan,wujud/tampilan dari bangun-bangun tersebut dapatmenentukan sifat-sifat dari sebuah bangun. Sebagaicontoh, misalnya, sebuah persegi yang diputar 450

dari sumbu vertikal menurut pandangan pesertadidik pada tingkat ini, dapat dikatakan sebagai belahketupat karena berubah bentuk. Peserta didik dapatmeninjau apakah bentuk-bentuk tersebut serupaatau berbeda, sehingga dapat membuat dan mulaimemahami pengelompokan bentuk-bentuk bangun.Sifat-sifat bentuk seperti sisi yang sejajar, simetri,sudut siku-siku, dan sebagainya diketahui secarainformal dan berdasarkan pengamatan, bentuk nyatasuatu bangun tersebut. Peserta didik SD kelasbawah biasanya berada pada tingkat ini.

39

Ig. Esti Sumarah, Ch. Aprinastuti, & B.E. Tri Anggadewi, Pengembangan Modul Pelatihan Model ....

Page 9: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

Jurnal Penelitian. Volume 21, No. 1, Mei 2017 hlm. 38-47

40

Tingkat 1: Analisis. Pada tingkat 1, pesertadidik sudah mulai dapat menganalisis konsep,misalnya dengan melakukan pengamatan, makapeserta didik dapat menentukan karakteristik darisuatu gambar. Peser ta didik pada tingkat inimemahami bahwa gambar selalu mempunyai bagiandan gambar tersebut dikenal dari bagiannya.Meskipun peserta didik telah mengenal sifat-sifatdari suatu bangun, tetapi pada tingkat 1 ini merekabelum dapat menentukan keterkaitan antara sifatbangun yang satu dengan yang lain, serta belumdapat memahami keterkaitan antardefinisi bangun-bangun tersebut. Peser ta didik SD kelas atasbiasanya berada pada tingkat ini. Contoh: pesertadidik dapat menyebutkan ciri-ciri kubus dan balok,tetapi belum dapat menyebutkan keterkaitan antarasifat kubus dan balok.

Tingkat 2: Deduksi Informal. Pada tingkatini peserta didik dapat membangun hubunganketerkaitan antarbangun atau gambar yang disajikan.Misalnya persegi panjang memiliki sepasang sisisejajar dan keempat sudutnya siku-siku; sedangkanpersegi juga memiliki sisi yang sama panjang sisiyang berhadapan sejajar dengan keempat sudutnyasiku-siku. Jadi dapat dikatakan bahwa persegi jugamerupakan persegi panjang. Pada tingkat ini pesertadidik sudah dapat memahami definisi-definisi yangdiberikan namun belum dapat memahami deduksiyang signifikan mengenai alur aksioma. Buktisecara formal sudah dapat dipahami, tetapipenalaran logika masih sulit tergambar bahkan tidakterlihat bagaimana sebuah bukti dapat dibangundari pernyataan yang berbeda. Contoh: pesertadidik dapat membuat kesimpulan keterkaitan kubusdan balok dengan sifat-sifat kubus yang serupadengan balok.

Tingkat 3: Deduksi. Pada tingkat ini,peserta didik sudah dapat memahami teori Geometrisecara aksiomatik. Hubungan keterkaitan daribagian-bagian, aksioma, postulat, definisi, teorema,dan pembuktian sudah dapat dilihat. Peserta didikyang berada dalam tingkatan ini tidak hanyamengingat, melainkan sudah dapat membangun,membuktikan, dan bahkan memungkinkan untukmengembangkan bukti lebih dari satu cara. Selainitu, peserta didik juga mampu membangun interaksidari yang objek dibutuhkan dan memahami kondisiyang diperlukan, serta mampu membuat perbedaanantara pernyataan dan ungkapan. Tingkat ini biasanyadicapai oleh peserta didik tingkat menengah ke atas.

Contoh: peser ta didik dapat membuktikanketerkaitan kubus dan balok melalui teorema-teorema dalam Geometri.

Tingkat 4: Ketepatan. Pada tingkat yangterakhir ini, peserta didik sudah dapat menganalisissistem aksioma yang lebih kompleks termasukGeometri non Euclid (abstrak). Peserta didik sudahdapat membandingkan perbedaan dalam sistemaksioma. Hasil pemikirannya berupa perbandingandan perbedaan di antara berbagai sistem-sistemGeometri dasar melalui aksioma. Tingkat inibiasanya dicapai oleh mahasiswa yang mempelajaribidang Geometri secara lebih mendalam.

2.3 Model Pembelajaran van HieleMenurut van Hiele, pembelajaran Geometri

hanya akan efektif apabila disajikan sesuai dengantingkat berpikir peserta didik. Untuk memperolehhasil belajar yang diharapkan, van Hiele menawarkanmodel pembelajaran yang terdiri dari lima fase(Crowley, 1987). Berikut ini akan diuraikankekhasan dari kelima fase tersebut.

Pertama, fase pencarian atau informasi(inquir y/information). Pada fase ini guru danpeserta didik melakukan aktivitas tanya jawab ringanmengenai objek yang akan dipelajari. Selanjutnya,peser ta didik diajak melakukan obser vasi,mengajukan pertanyaan, dan perbendaharaan kataberkaitan dengan konsep keruangan mulaidiperkenalkan kepada peserta didik, misalnya: Apaitu persegi? Apa itu persegi panjang? Apa persamaandan perbedaan dari keduanya?

Kedua, fase orientasi langsung (directedorientation). Pada fase ini peserta didik melakukaneksplorasi berkaitan dengan materi yang dipelajari.Aktivitas pada fase ini dilakukan untuk mengetahuistruktur karakteristik tingkat berpikir peserta didik.Salah satu aktivitas yang dapat dilakukan misalnyamengajak peserta didik mempelajari suatu bangununtuk menggali informasi tentang pemahamanmereka mengenai sifat-sifat yang melekat padabangun tersebut.

Ketiga, fase penjelasan(explication). Padafase ini guru membagikan pengalaman mengenaiberbagai bentuk bangun yang ada di lingkungansekitar untuk diamati. Tujuannya agar merekadapat berdiskusi untuk mendeskripsikan bentukbangun-bangun tersebut. Guru dapat memberikangambar atau media untuk mendukung kelancaranproses diskusi.

Page 10: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

41

Ig. Esti Sumarah, Ch. Aprinastuti, & B.E. Tri Anggadewi, Pengembangan Modul Pelatihan Model ....

Keempat, fase orientasi bebas (freeorientation). Pada fase ini peserta didik diberi masalahberkaitan dengan bentuk-bentuk bangun agar merekadapat memecahkannya. Mereka dilatih untuk memilikipengalaman dalam menyelesaikan permasalahandengan menggunakan strateginya sendiri.

Kelima, fase integrasi (integration). Padafase ini peser ta didik membuat tinjauan danringkasan tentang seluruh materi yang telah merekapelajari. Guru mengarahkan peserta didik untukmembuat kesimpulan secara umum dari materi yangtelah dipelajari. Tujuannya adalah mengintegrasikanpengetahuan yang telah diamati dan didiskusikan,serta meminta mereka untuk membuat refleksi.

Dari kelima fase tersebut, guru diharapkandapat memahami kekhasan model pembelajaranvan Hiele. Selain itu, guru dapat memandu pesertadidik untuk memiliki pemahaman tentang sifai-sifatyang khas dari setiap bangun, sehingga merekadapat mengintegrasikan pemahaman tersebut.Pengintegrasian pemahaman peserta didik dalamkonteks bangun ruang nampak dalam kemampuannyauntuk mengkaitkan konsep bangun ruang dalamkehidupan sehari-hari.

2.4 Pendidikan Karakter dalam ModelPembelajaran van HielePendidikan karakter di sekolah diarahkan

untuk membantu peserta didik memiliki kemampuanintelektual dan kemampuan moral. Gagasan tersebutsesuai dengan pendapat Lickona yang menegaskanbahwa pendidikan karakter memiliki tiga unsur yangmeliputi pengetahuan, perasaan, dan tindakan moral.Pengetahuan moral berkaitan dengan pengetahuanpeser ta didik tentang nilai-nilai yang har usdilakukannya. Perasaan moral berhubungan denganperan hati nurani yang membantu peserta didikdapat membedakan antara yang baik dan buruk,mencintai hal yang baik dan membenci hal yangburuk. Tindakan moral merupakan hasil daripengetahuan dan perasaan moral yang mendorongpeserta didik dapat menentukan pilihan untukmelakukan perbuatan/sikap yang baik. Peserta didikperlu dilatih ter us-menerus agar memilikikesempatan mengembangkan karakter/sikapdengan banyak latihan atau praktik untuk menjadipribadi yang baik (Lickona, 2013).

Pendidikan karakter menjadi bagian pentingyang harus diterapkan dalam Lembaga Pendidikan.Secara eksplisit pendidikan karakter (watak) termuat

di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 3 dariUndang-Undang tersebut menegaskan bahwa

Pendidikan nasional berfungsimengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradabanbangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi manusiaberiman, bertakwa kepada Tuhan yangMaha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, danmenjadi warga negara yang demokratisserta bertanggungjawab.

Pendidikan karakter perlu diupayakankomunitas sekolah untuk menciptakan lingkunganbelajar yang dapat membantu peserta didik memilikikemampuan intelektual dan kemampuan moral(Suparno, 2015). Sekolah perlu melatih para gurumengembangkan disain pembelajaran agar merekadapat membantu peserta didik memiliki kemampuantersebut (Tilman 2004).

Ada lima fase dalam model pembelajaran vanHiele, yang memuat pendidikan karakter/sikap.Model pembelajaran tersebut bertujuan melatihpeserta didik untuk mengembangkan karakter/sikapmereka: rasa ingin tahu, kemandirian, kecermatan,sikap toleran, dan keterbukaan. Pada fase pertama(informasi) ada dua karakter yang hendakdilatihkan, yaitu rasa ingin tahu dan kemandirian.Rasa ingin tahu peserta didik dibangun saatmereka diajak mengamati media yang telahdipersiapkan oleh guru dan dipancing untukmengemukakan pertanyaan. Kemandirian dicapaimelalui usaha peserta didik untuk mencari jawaban/informasi atas pertanyaan tersebut tanpa menunggudiberitahu oleh guru.

Pada fase kedua (orientasi langsung)peserta didik diajak melakukan eksplorasi melaluialat-alat atau media yang telah disiapkan guru, ataumeneliti objek-objek yang terdapat di sekitar merekayang ada kaitannya dengan materi pembelajaran.Fase ini membantu peser ta didik berekplorasimenemukan konsep-konsep dalam kaitannya denganbangun ruang. Aktivitas tersebut melatih pesertadidik untuk mengembangkan sikap cermat/telitisaat melakukan pengamatan.

Page 11: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

Jurnal Penelitian. Volume 21, No. 1, Mei 2017 hlm. 38-47

42

Pada fase ketiga (penjelasan) peserta didikdiajak untuk mengkomunikasikan mengenai strukturbangun yang diobservasi (berdasarkan pengalamansebelumnya). Guru bertugas meluruskan pendapatpeserta didik. Pada fase ini peserta didik dilatihuntuk mengkomunikasikan gagasannya dengansantun dan bersikap toleran dengan bersediamendengarkan pendapat orang lain.

Pada fase keempat (orientasi bebas)peserta didik memperoleh tugas memecahkanmasalah berkaitan dengan bentuk-bentuk bangun.Tugas dapat dikerjakan dalam kelompok, sehinggapeserta didik dilatih untuk bersikap terbuka gunamendengarkan pendapat orang lain.

Pada fase kelima (integrasi) gur umembantu peserta didik membuat kesimpulandengan meringkas apa yang telah dipelajari. Pesertadidik didampingi untuk membuat kesimpulan ataspembelajaran yang telah mereka pelajari dan amati,sekaligus merefleksikan pengetahuan yang merekadapatkan dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Fase ini memfasilitasi peserta didik agar cermatdalam mengkaitkan pemahamannya tentang konsepbangun ruang dengan kehidupan sehari-hari.

Singkatnya, lima fase dalam model pembelajaranvan Hiele ternyata bertujuan melatih peserta didikuntuk mengembangkan rasa ingin tahu, kemandirian,kecermatan, sikap toleran, ser ta keterbukaanterhadap pendapat orang lain. Oleh karena ituguru perlu menyusun indikator-indikator penilaianatas karakter/sikap tersebut. Indikator-indikatortersebut dapat dijadikan acuan untuk mengamatiperkembangan sikap peserta didik, selain menilaiperkembangan intelektualnya.

3. METODE

3.1 Jenis PenelitianJenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian dan pengembanganatau yang biasa dikenal dengan penelitian R&D(Research and Development). Sugiyono (2014: 297),mengungkapkan bahwa Research and Developmentadalah metode penelitian yang digunakan untukmenghasilkan produk ter tentu dan mengujikeefektifan produk tersebut.

3.2 Prosedur PengembanganProsedur pengembangan pada penelitian ini

berdasarkan pada tahapan penelitian danpengembangan menurut Sugiyono (2014: 409) yangmengadopsi langkah-langkah R&D milik Borg danGall yang terdiri dari 10 langkah berikut: (1) Potensidan masalah (2) Pengumpulan data (3) Desainproduk (4) Validasi desain (5) Revisi desain

(6) Uji coba produk (7) Revisi produk (8)Uji coba pemakaian (9) Revisi produk (10)Produksi masal. Pada penelitian ini, peneliti hanyamenggunakan langkah 1 sampai 6 saja.

3.3 Tehnik Analisis DataData kuantitatif dalam pra penelitian ini

diperoleh dari wawancara kepada guru. Pedomanpenilaian yang digunakan peneliti adalah menggunakanpedoman penyekoran skala empat. Pembagiankategori skor berdasarkan ukuran kuartil.

Tabel 1: Data Kuantitatif dalam pra Penelitian

Rerata Skor Klasifikasi

3 < skor < 4 Sangat Baik2 < skor < 3 Baik1 < skor < 2 Cukup0 < skor < 1 Kurang

4. HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil PenelitianHasil penelitian ini akan membahas tentang

proses pengembangan dan kualitas modul yangdikembangkan peneliti. Hasil penelitian pengembanganini dilakukan oleh peneliti sesuai dengan enamlangkah prosedural pengembangan Sugiyono.

4.1.1 Potensi dan MasalahPotensi yang dilihat oleh lima anggota

peneliti adalah peserta didik SD perlu memahamigeometri berkaitan dengan konsep bangun ruangsederhana. Masalah yang ditemukan oleh limaanggota peneliti: dari hasil angket yang disebarkananggota peneliti kepada 11 guru kelas (di lima SDyang berbeda) yang terdiri dari: seorang guru kelasI, dua orang guru kelas II, dua orang guru kelas III,

Page 12: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

43

Ig. Esti Sumarah, Ch. Aprinastuti, & B.E. Tri Anggadewi, Pengembangan Modul Pelatihan Model ....

dua orang guru kelas IV, dan empat orang guru kelasV; anggota peneliti mendapatkan data bahwa masihada peser ta didik yang mengalami kesulitanmemahami bangun ruang.

Data-data tersebut dijadikan acuan anggotapeneliti untuk mengembangkan prototipe berikut:(1) Agnes Rina Widyawati (NIM: 121134118)mengembangkan “Prototipe perangkat pembelajarangeometri materi bangun r uang sederhanaberdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas IVSekolah Dasar. (2) Muhamad Arifin (NIM:121134202) mengembangkan “Prototipe PerangkatPembelajaran Geometri Materi Bangun DatarSederhanaBerdasarkan Teori van Hiele untuk SiswaKelas I Sekolah Dasar”. (3) Dian Listyawati (NIM:121134162) mengembangkan “Prototipe PerangkatPembelajaran Geometri Materi Bangun DatarBerdasarkan Teori Van Hiele untuk Siswa Kelas VSekolah Dasar”. (4) Nur Etikawati (NIM: 121134155)mengembangkan “Prototipe Perangkat PembelajaranGeometri Bangun Datar Sederhana berdasarkanTeori van Hiele untuk Kelas 3 Sekolah Dasar”.(5) Sisilia Bety Ratnasari (NIM: 121134101)mengembangkan “Prototipe Perangkat PembelajaranGeometri Bangun Datar Sederhana berdasarkanTeori van Hiele untuk Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar”.

Berdasarkan prototipe model pembelajaranvan Hiele yang dikembangkan oleh lima anggotapeneliti, peneliti memperoleh data bahwa guru-guruSD memerlukan pelatihan tentang model pembelajaranvan Hiele. Oleh karena itu peneliti terdorongmengembangkan “Prototipe modul pelatihan modelpembelajaran van Hiele dalam konteks pendidikankarakter”.

4.1.2 Pengumpulan DataPengumpulan data peneliti dapatkan dari hasil

validasi gur u-gur u terhadap prototipe yangdikembangkan oleh lima anggota peneliti. Rata-rataprototipe yang dikembangkan anggota penelitimendapatkan skor 3.6 dan saran jika modelpembelajaran van Hiele layak untuk dilatihkankepada guru-guru. Berdasarkan data tersebut makapeneliti termotivasi mengembangkan “PrototipeModul Pelatihan Model Pembelajaran van Hieledalam Konteks Pendidikan Karakter (untuk GuruSD)”. Modul tersebut berisi langkah-langkah untukmemperkenalkan kepada guru tentang (1) kekhasandari model pembelajaran van Hiele, (2) model

pembelajaran van Hiele dapat mengembangkankarakter/sikap: rasa ingin tahu, kemandirian,kecermatan, sikap toleran, serta keterbukaan.

4.1.3 Desain Pengembangan“Prototipe Modul Pelatihan Model Pembelajaran

van Hiele dalam Konteks Pendidikan Karakter(untuk Guru SD)”. berisi lima modul, yaitu: (1) Modelpembelajaran van Hiele membantu peserta didikmemahami materi geometri. (2) Model pembelajaranvan Hiele dalam konteks pendidikan karakter/sikap. (3) Model pembelajaran van Hiele mengasahsikap/karakter ilmiah peserta didik. (4) Modelpembelajaran van Hiele mengasah kecerdasan ruangvisual peserta didik. (5) Contoh RPP pembelajaranvan Hiele tentang “Bangun ruang kubus” untukkelas IVSD.

4.1.4 Validasi PrototipeValidasi dilakukan oleh seorang dosen

matematika serta oleh oleh dua orang guru kelasIV dari SD Santa Asisi-Tebet Jakarta. Skor rata-ratahasil validasi dosen matematika adalah 3 yangberarti baik. Skor rata-rata hasil validasi dua guruSD adalah 3.68. Jadi skor rata-rata 3.34 (dari totalskor 4) menandakan bahwa modul tersebut baik,sehingga layak untuk diujicobakan dandipublikasikan setelah direvisi.

4.1.5 Revisi PrototipePeneliti melakukan revisi desain sesuai

dengan komentar para validator, lalu memintabantuan editor untuk mengedit modul. Moduldicetak oleh PT Kanisius, dengan ISBN: 978-602-6369-59- 8, penerbit Sanata Dharma University Press.(Sampul buku tampak pada Gambar 1).

4.1.6 Uji Coba PrototipeUji coba dilakukan peneliti dengan

memberikan pelatihan prototipe modul di SDSanjaya Tritis Pakem pada tanggal 27 Januari 2017.Uji coba dihadiri kepala sekolah dan delapan guru.Uji coba modul dilakukan dengan menyajikan isimateri dari modul 1 tentang “Model pembelajaranvan Hiele membantu peserta didik memahamimateri geometri”, serta modul 2 tentang “ModelPembelajaran van Hiele dalam Konteks PendidikanKarakter”. Para guru diminta untuk dapat berperanseperti peserta didik kelas IV.

Page 13: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

Jurnal Penelitian. Volume 21, No. 1, Mei 2017 hlm. 38-47

44

Pertemuan diawali dengan penjelasan penelititentang kekhasan model pembelajaran van Hiele.Kemudian peneliti menerangkan lima fase modelpembelajaran van Hiele yang meliputi fase:informasi, orientasi langsung, penjelasan, orientasibebas dan integrasi. Peneliti melakukan role playingmengajarkan materi “Bangun ruang sederhana:kubus dan balok”.

Untuk menjelaskan fase per tama(informasi), —untuk membangkitkan rasa ingintahu— peneliti mengajak para guru melakukanpengamatan terhadap media yang berbentukmacam-macam bangun (Gambar 2).

Gambar 1. Sampul buku Prototipe

Selanjutnya, untuk mengetahui kecermatanpara guru dalam mengamati benda-benda tersebut,peneliti meminta mereka untuk mengajukanpertanyaan. Seorang guru bertanya, “Mengapabentuk kotak- kotak dari benda-benda itu berbeda-beda?”

Pada fase kedua (orientasi langsung),peneliti mengajak para guru melakukan ekplorasidengan memberi kesempatan kepada mereka untuk

maju mendekati meja, kemudian memintanyamengelompokkan bentuk benda-benda tersebutsesuai persepsinya (Gambar 3).

Ada guru yang menggolongkan benda-bendatersebut berdasarkan ukurannya (tipis dengan tebal,panjang dan pendek), serta bentuknya (kubus danbalok). Peneliti kemudian meminta guru untuk fokuspada penggolongan berdasarkan bentuk karenaberkaitan dengan materi pelajaran tentang “Bangunruang sederhana: kubus dan balok” yang akandipelajari.

Pada fase ketiga (penjelasan), para gurudibagi dalam dalam kelompok-kelompok kecil.Setiap kelompok kecil diberi 2 benda berbentukkubus dan balok. Tugas kelompok kecil menjawabpertanyaan: apakah ciri dari benda yang berbentukkubus dan balok? Tujuannya untuk mengetahuisejauh mana pemahaman mereka berkaitan dengankonsep bangun ruang kubus yang memiliki titiksudut (=pojok), bidang (=tembok), serta rusuk(=pinggiran).

Gambar 2. Macam-macam Bangun

Gambar 3. Guru Melakukan Ekplorasi

Page 14: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

45

Ig. Esti Sumarah, Ch. Aprinastuti, & B.E. Tri Anggadewi, Pengembangan Modul Pelatihan Model ....

Pada fase keempat (orientasi bebas),para guru diberi tugas dengan diberi kartu katayang berisi ciri-ciri balok dan kubus secara acak(Gambar 4).

Gambar 4. Guru diberi Kartu Kata

Tugas mereka adalah menggolong-golongkanuntuk menemukan ciri-ciri kubus dan balok denganbenar. Para guru akhirnya dapat menemukanjawaban tentang ciri kubus (Gambar 5).

Gambar 5. Ciri-ciri Kubus

Ciri-ciri kubus: mempunyai 12 rusuk, keduabelas rusuknya sama panjang, mempunyai 6 bidangsisi, keenam bidang sisinya berbentuk persegi, 3pasang bidang sisinya yang berhadapan sejajar,mempunyai 8 titik sudut. Ciri-ciri balok: mempunyai6 bidang, mempunyai 12 rusuk, 4 buah rusuk sejajardan sama panjang, keenam bidang sisinya samabesar, keenam bidang sisinya berbentuk persegi.

Pada fase kelima (integrasi), para gurudiajak untuk membuat kesimpulan dan refleksiberkaitan dengan materi yang dipelajarinya dalamkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.Jawabannya: (1) Dadu untuk bermain ular tanggaberbentuk kubus, (2) Tahu bentuknya balok. (3)Lemari baju berbentuk balok, dll.

Setelah melakukan uji coba, para guru dimintamengisi angket (seperti tampak pada Tabel 2).

Hasil rekap angket, para guru menuliskanbahwa prototipe modul tersebut membantu merekamemahami bahwa model pembelajaran van Hiele (1)mencakup lima fase yang meliputi fase informasi,orientasi langsung, penjelasan, informasi bebas,integrasi; (2) menyadarkan guru tentang pentingnyamelibatkan peserta didik untuk aktif mengamatiberbagai macam bentuk benda dalam kehidupansehari-hari untuk dapat dikaitkan dengan teorikonsep bangun ruang. (3). melatih peserta didikuntuk mengembangkan sikap rasa ingin tahu,kecermatan dan keterbukaan; yang merupakanmodal sangat penting untuk memiliki sikap/karakter ilmiah.

4.2 PEMBAHASAN

Nilai rata-rata dari para validator adalah 3.34(dari total nilai 4) menandakan bahwa modultersebut baik, sehingga layak untuk diujicobakan dan

Tabel 2: Angket

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah yang Bapak/Ibu pahami dari model pembelajaranvan Hiele

2. Menurut pendapat Bapak/Ibu, model pembelajaranvan Hiele dapat melatih peserta didik mengembangkansikap ingin tahu, kecermatan, keterbukaanuntuk mendengarkan pendapat orang lain? Beri penjelasan

3. Apakah manfaat pertemuan ini bagi Bapak/Ibu?

Page 15: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

Jurnal Penelitian. Volume 21, No. 1, Mei 2017 hlm. 38-47

46

dipublikasikan setelah direvisi. Hasil ujicoba modulkepada 9 guru SD juga menegaskan jika modultersebut membantu mereka memahami modelpembelajaran van Hiele. Singkatnya modul pelatihantersebut dinilai baik, karena:a. Prototipe memuat informasi kekhasan model

pembelajaran van HieleIndikasi bahwa ada peserta didik yang masihkurang dapat memahami konsep bangunruang disebabkan karena guru selama inimengajarkan bangun ruang secara abstrak.Lima fase dalam model pembelajaran vanHiele menyadarkan para gur u tentangpentingnya mengawali proses pembelajarandengan mengajak peserta didik mengamatibenda berbentuk bangun yang ada di sekitarmereka. Jadi peserta didik dilatih untuk dapatmengamati benda tersebut dan terpancingmengajukan per tanyaan, “Mengapa adabentuk benda-benda yang seperti itu?, Apakahnamanya?, Bisakah dikelompokan?”, dll.Per tanyaan-per tanyaan tersebut dapatdijadikan acuan bagi guru SD untuk mengajakpeserta didik memahami bangun ruang sesuaitingkat berpikirnya (tingkat visualisasi untukpeserta didik di kelas rendah; tingkat analisisuntuk peserta didik kelas atas).

b. Prototipe memuat informasi keterkaitanmodel pembelajaran van Hiele mengasahsikap/karakter ilmiah peserta didik.Model pembelajaran van Hiele melatih pesertadidik untuk selalu memiliki rasa ingin tahu,tertarik mengamati benda-benda berbentukbangun ruang, sehingga mendorongnyauntuk selalu bertanya-tanya: Mengapa danbagaimana. Penemuan jawaban diupayakandengan memfasilitasi peserta didik untukkreatif mencari informasi dengan maumembaca buku-buku sumber lain (bukanhanya diberi tahu oleh guru saja). Jadi modelpembelajaran van Hiele selain membantu

peserta didik mengembangkan sikap ilmiah/saintifik, juga membantu mereka mengasahkemampuan mereka untuk memahami bentuk-bentuk geometris/ruang dan bangunan secaraakurat. Kemampuan tersebut dinamakandengan kecerdasan ruang visual ataukemampuan untuk melihat dan menciptakanbentuk, bangun dan pola.

5. KESIMPULAN, KETERBATASANDAN SARAN

5.1 KesimpulanUlasan diatas membawa kita pada dua

kesimpulan sebagai berikut.1) Prose pengembangan modul da lam

penelitian ini menggunakan 6 langkahpengembangan, meliputi: (1) Potensi danmasalah. (2) Pengumpulan data. (3) Desainproduk. (4) Uji validasi desain. (5) Revisidesain. (6) Uji cobaproduk.

2) Kualitas modul yang dihasilkan mendapatkannilai rata-rata dari para validator sebesar 3.34(dari total nilai 4) yang berarti baik, sehinggalayak untukdipublikasikan.

5.2 KeterbatasanBeberapa keterbatasan dalam penelitian ini

antara lain:1) Modul hanya memuat satu contoh RPP model

pembelajaran van Hiele untuk kelas IV, materi“Bangun ruang sederhana: kubus”.

2) Modul dicetak secara terbatas (100 buku),sehingga hanya dapat diujicobakan kepadabeberapa guru saja.

5.3 SaranPeneliti lain dapat mengembangkan prototipe

modul pelatihan untuk bangun datar.

Page 16: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

47

Ig. Esti Sumarah, Ch. Aprinastuti, & B.E. Tri Anggadewi, Pengembangan Modul Pelatihan Model ....

DAFTAR PUSTAKA

Barantes, Manuel and Blarco, Lorenzo J. 2006. “Astudy of prospective Primar y TeachersConseptions of Teachingand LearningSchool Geometry”. Journal of MathematicsTeacher Education 9: 411-436.

Barbel & Piaget, Jean. 2010 . Psikologi Anak.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Crowley, M.L. 1987. “The van Hiele model of thedevelopment of Geometric thought”.Dalam: M.M. Lindquist & A.P. Shulte(Eds.), Learning and teaching Geometry K-12, hlm.1-16. Reston, VA: National Councilof Theachers of Mathematics.

Gardner, Howard. 2003. Multiple Intellengences.Alih bahasa Alexander Sindoro. Bandung:Interaksa.

Gavin, Helen. 1998. The Essence of CognitivePsychology. London: Prentice Hall Europe.

Ismadji, Djoko. 1993. Geometri Ruang. Jakar ta:Depdikbud.

National Council of Teacher of Mathematics(NCTM). 1988. “The Van Hiele Model ofThinking in Geometry Among Adolescents.”Journal for Research in MathematicsEducation 3: 17-28.

Usiskin, Zalman. 1982. van Hiele Levels andAchievement in Secondary School Geometry.Chicago: The University of Chicago.

van de Wale, John. 2008. Elementary and MiddleSchool Mathematics.Alih bahasa: Suyono.Jakarta: Erlangga.

Lickona, T. 2013. Educating for Character: How OurSchools Can Teach Respect andResponsibility. Penerjemah: Juma AbduWamaungo. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Listyarti, Retno. 2012. Pendidikan Karakter dalamMetode, Aktif, Inovatif dan Kreatif. Jakarta:Erlangga Group.

Megawati Soekarnoputri. 2003. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional. http://sindikker.dikti.go.id/dok/UU/UU20-2003-Sisdiknas.pdf.Diunduh pada 15 Februari2017.

Sedyawati, Edi. 1999. Penanaman Budi Peker tiLuhur. Jakarta: Balai Pustaka.

Supar no, Paul. 2015. Pendidikan Karakter diSekolah: Sebuah Pengantar Umum.Yogyakarta: PT Kanisius.

Suparno, Paul. 2004. Teori Inteligensi Ganda danAplikasinya di Sekolah. Yogyakar ta:Kanisius.

Tillman. 2004. Living Values: An EducationalProgram. Pendidikan Nilai untuk AnakUsia 8-14 tahun. Jakarta: Grasindo.

Page 17: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

BIOGRAFI PENULIS

107-1

Hg. Suseno TW, menyelesaikan Program IlmuEkonomi di IKIP Sanata Dharma Yogyakarta danProgram S2 di Pasca Sarjana IESP UGM Yogyakarta(1992).

A. Triwanggono, menyelesaikan Program IlmuEkonomi di IKIP Sanata Dharma dan ProgramManajemen di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Puspita Ratna Susilawati, menyelesaikan ProgramS1 Biologi di Fakultas Biologi, Universitas GadjahMada Yogyakarta (2010) dan Program S2 Biologi diFakultas Biologi, Universitas Gadjah MadaYogyakarta (2013).

Cyrenia Novella Krisnamurti, menyelesaikanProgram S1 Matematika di Fakultas MIPA,Depatemen Matematika Universitas Sanata DharmaYogyakarta (2002) dan Program S2 Matematika diFakultas MIPA, Departemen Matematika UniversitasGadjah Mada Yogyakarta (2014) dengan bidangminat Aljabar.

Hirmawan Wijanarka, menyelesaikan Program S1Sastra Inggris di Fakultas Sastra, Universitas GadjahMada Yogyakarta (1989) dan Program S2 PengkajianAmerika di Program Pasca Sarjana Universitas GadjahMada Yogyakarta (2002) dengan bidang minat SastraAmerika.

Ignatia Esti Sumarah, menyelesaikan Program S1Filsafat dan Kateketik di Universitas Sanata DharmaYogyakarta (1990) dan Program S2 Fakultas Teologidi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (1997).

Christiyanti Aprinastuti, menyelesaikan ProgramS1 Sains Jurusan Matematika di Universitas NegeriSemarang (2009) dan Program S2 MagisterPendidikan Jurusan Pendidikan Matematika diUniversitas Sebelas Maret Surakarta (2012).

Brigitta Erlita Tri Anggadewi, menyelesaikanProgram S1 Psikologi di Universitas SanataDharma Yogyakarta (2007) dan Program S2 MagisterPsikologi di Universitas Katolik SoegijapranataSemarang (2010).

Eduardus Sepr yanto Nadur, menyelesaikanProgram S1 Filsafat di SekolahTinggi Filsafat Teologi‘Fajar Timur’ Jayapura-Papua (2014) dengan bidangminat filsafat sosial dan Program S2 Manajemen diFakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma (2017)dengan bidang minat manajemen kependidikan.

Johnsen Har ta, menyelesaikan Program S1Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Jambi (2012) danProgram S2 Pendidikan Kimia, Program PascasarjanaUniversitas Negeri Yogyakarta (2016).

Natalia Diyah Hapsari, menyelesaikan Program S1Pendidikan Kimia di Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan, Jurusan Pendidikan Matematika dan IlmuPengetahuan Alam, Universitas Sebelas MaretSurakarta (2012) dan Program S2 Pendidikan Sainsdengan konsentrasi Kimia di Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan, Universitas Sebelas MaretSurakarta (2015).

Paulus Wahana, menyelesaikan Program SarjanaMuda Filsafat-Teologi dari FKSS di IKIP SanataDharma Yogyakarta (1978), Program Sarjana Mudadari Fakultas Filsafat di Universitas Gadjah MadaYogyakarta, S1 Fakultas Filsafat Universitas GadjahMada Yogyakarta (1982), dan Program MagisterHumaniora Bidang Ilmu Filsafat di Sekolah TinggiFilsafat Driyarkara Jakarta (1999).

Elisabeth Desiana Mayasari, menyelesaikanProgram S1 Psikologi Universitas Sanata DharmaYogyakar ta (2009) dan Program S2 PsikologiUniversitas Gadjah Mada Yogyakarta (2012).

Page 18: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

Jurnal Penelitian. Volume 19, No. 2, Mei 2016

107-2

Antonius Hendro Noviyanto, menyelesaikanProgram D3 Mekatronika Fakultas TeknikUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta (2008),Program S1 Teknik Elektro Fakultas Sains danTeknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta(2010), dan Program S2 Teknik Bimedika SekolahTeknik Elektro dan Informatika – Institut TeknologiBandung (2014).

Ima Kristina Yulita, menyelesaikan Program S1Manajemen di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta(2007) dan S2 Manajemen di Universitas GadjahMada Yogyakarta (2010)

Page 19: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

KETENTUAN PENULISAN ARTIKELJURNAL PENELITIAN

Ketentuan Umum1. Artikel merupakan karya asli dari hasil penelitian dan belum pernah dipulikasikan di media lain.2. Isi artikel sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.3. Artikel menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.4. Panjang artikel 15-20 halaman (tidak termasuk Daftar Pustaka) dengan spasi ganda, ukuran kertas A4.5. Artikel dikirim dalam bentuk print out dan softcopy/file (jenis dokumen .rtf – Rich Texs Format) dengan

menggunakan CD atau dikirim melalui email [email protected]. Penulis wajib mengirimkan biodata yang meliputi riwayat pendidikan dengan contoh sbb:

Antonius Gilang Fajar, menyelesaikan Program S1 Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Sanata Dharma(1999-2002) dan Program S2 Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas GadjahMada (2009-2011). Saat ini sedang studi lanjut S3 pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

7. Penulis wajib menyertakan status pekerjaan dan alamat korespondensi seperti contoh berikut:Dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma. Alamat korespondensi:Kampus I Mrican, Jl. Affandi, Yogyakarta. Email: [email protected] dan [email protected]

Format Artikel1. Judul, maksimal 12 kata dalam bahasa Indonesia atau 10 kata dalam bahasa Inggris,2. Nama penulis tanpa gelar diikuti dengan identitas penulis meliputi institusi, alamat korespondensi, dan

alamat email, dengan contoh sbb:Antonius Gilang Fajar, Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP, Universitas Sanata Dharma. Alamatkorespondensi: Kampus I Mrican, Jl. Affandi, Yogyakarta. Email: [email protected]

3. Abstrak sekitar 150-200 kata dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Abstrak berisi seputar permasalahan,metode, temuan-temuan penting, dan kontribusi karangan,

4. Kata kunci terdiri 3-5 kata, yang menggambarkan daerah pemasalahan yang diteliti atau istilah-istilah yangmerupakan dasar gagasan dalam artikel,

5. Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penulisan,6. Metode penelitian,7. Pembahasan yang dapat terdiri dari beberapa bab,8. Penutup,9. Daftar Pustaka, memuat referensi yang diurutkan secara alfabetis. Nama belakang penulis ditulis terlebih

dahulu diikuti nama depan.

Ketentuan Khusus1. Tabel dilengkapi dengan judul tabel di bagian atas tabel tersebut. Gambar/Bagan dilengkapi dengan judul

gambar/bagan di bagian bawah gambar/bagan tersebut.2. Catatan referensi dituliskan di dalam teks sebagai body-notes, ditulis dengan empat kemungkinan:

(1) nama, tahun, dan halaman semuanya di dalam kurung, (2) hanya tahun dan halamannya di dalam kurung,(3) nama di luar kurung, dan tahun di dalam kurung, (4) nama dan tahun di dalam kurung. Referensi yangberupa kutipan langsung atau ringkasannya dituliskan halamannya. Contoh catatan referensi: (Mantra, 2007:51) , Mantra (2007: 51), Mantra (2007), (Mantra, 2007)

3. Catatan yang berupa tambahan informasi diberi nomor urut Latin, ditulis sebagai catatan kaki.4. Ketentuan penulisan Daftar Pustaka:

a. Dari sumber buku: nama penulis, tahun terbit, judul (dicetak miring), edisi (jika ada), nama kota danpenerbit. Contoh:Blocher, Richard.2004. Dasar Elektronika. Yogyakarta: Andi Offset.

b. Dari sumber jurnal: nama penulis, tahun terbit, judul artikel (dalam dua tanda kutip), nama jurnal (dicetakmiring), volume, nomor, halaman.

c. Dari sumber selain buku dan jurnal: nama penulis, tahun terbit, judul, jenis sumber, nama kota dan penerbit.d. Dari sumber internet: nama penulis, tahun diunggah, judul artikel (dalam dua tanda kutip), nama buku/

ebook/jurnal (jika ada), alamat akses homepage, tanggal akses. Contoh:Svensson, Jakob. 2000. “When is External Aid Policy Credible? Aid Dependence and Conditionality”. Journalof Development Economics. Vol 61. No. 2. Diakses dari: www.jstor.org, tanggal 4 Juni 2010.

Page 20: 201712 Vol 21-1 05 Ignatia Esti Sumarah - CORE

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada MasyarakatUniversitas Sanata Dharma