20091025 musyarakah proposal
DESCRIPTION
pengajuan judulTRANSCRIPT
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................1
1. LATAR BELAKANG.............................................................................................2
1. PERUMUSAN MASALAH................................................................................6
2. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN......................................................6
2.1. Tujuan Penelitian......................................................................................62.2. Manfaat Penelitian....................................................................................7
3. REFERENSI TEORI..........................................................................................8
4. METODE PENELITIAN....................................................................................9
5. METODE PENGUMPULAN DATA.................................................................9
1. DATA PRIMER....................................................................................................92. DATA SEKUNDER.............................................................................................10
6. METODE PENELITIAN DATA.....................................................................10
1) METODE ANALISIS KANTITATIF......................................................................102) Metode Analisis Kualitatif...............................................................................11
1. Latar Belakang
Hampir semua perjanjian di bidang ekonomi dikaitkan dengan bunga.
Banyak negara yang telah dapat mencapai kemakmurannya dengan sistem bunga ini
di atas kemiskinan negara lain sehingga terus-menerus terjadi kesenjangan.
Pengalaman di bawah dominasi perekonomian dengan sistem bunga selama ratusan
tahun membuktikan ketidak mampuannya untuk menjembatani kesenjangan ini. Di
dunia, di antara negara maju dan negara berkembang kesenjangan itu semakin lebar,
sedang di dalam negara berkembang kesenjangan itupun semakin dalam.
Meskipun tidak diakui secara terus terang tetapi disadari sepenuhnya bahwa
sistem ekonomi yang berbasis kapitalis dan interest base serta menempatkan uang
sebagai komoditi yang diperdagangkan bahkan secara besar-besaran ternyata
memberikan implikasi yang serius terhadap kerusakan hubungan ekonomi yang adil
dan produktif. Atorf (1999) mengemukakan bahwa krisis nilai tukar yang terjadi pada
pertengahan 1997 telah membuat perbankan nasional mengalami kondisi yang sangat
memprihatinkan. Hal tersebut ditandai dengan besarnya hutang dalam valuta asing
yang melonjak, tingginya non performing loans, dan menurunnya permodalan bank.
Kondisi tersebut diperburuk lagi dengan suku bunga yang meningkat tajam sejalan
dengan kebijakan moneter untuk meredam gejolak nilai tukar, sehingga banyak bank
yang mengalami negative spread. Kondisi perbankan yang sangat parah tesebut
terutama sebagai akibat dari pengelolaan bank yang tidak berhati-hati. Di pihak lain
terdapat pandangan dari para ahli bahwa penerapan sistem bunga telah memperparah
terpuruknya sistem perbankan nasional.
Banyaknya fakta yang menggambarkan kesenjangan yang terjadi akibat
diterapkannya sistem bunga, menjadikan kita dapat berfikir bahwa sistem bunga
yang masih berlaku saat ini harus diganti dengan sistem lain yang dapat memberikan
manfaat yang lebih baik serta mempunyai kontribusi positif guna membangun
perekonomian yang sejahtera. Salah satu sistem alternatif tersebut adalah sistem
perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil yang beroperasi berdasarkan pada prinsip-
prinsip Islam.
Dasar pemikiran pengembangan bank berdasarkan prinsip bagi hasil adalah
untuk memberikan pelayanan jasa kepada sebagian masyarakat Indonesia yang tidak
dapat dilayani oleh perbankan yang sudah ada, karena bank-bank tersebut
menggunakan sistem bunga. Dalam menjalankan operasinya, bank syariah tidak
mengenal konsep bunga uang dan tidak mengenal peminjaman uang tetapi yang ada
adalah kemitraan/kerjasama (mudharabah dan musyarakah) dengan prinsip bagi
hasil, sementara peminjaman uang hanya dimungkinkan untuk tujuan sosial tanpa
adanya imbalan apapun. Sehingga dalam operasinya dikenal beberapa produk bank
syariah antara lain produk dengan prinsip mudharabah dan musyarakah. Prinsip
mudharabah dilakukan dengan menyepakati nisbah bagi hasil atas keuntungan yang
akan diperoleh sedangkan kerugian yang timbul menjadi resiko pemilik dana
sepanjang tidak ada bukti bahwa pihak pengelola tidak melakukan kecurangan.
Prinsip musyarakah adalah perjanjian antar pihak untuk menyertakan modal dalam
suatu kegiatan ekonomi dengan pembagian keuntungan atau kerugian sesuai nisbah
yang disepakati (Antonio, 2004).
Perkembangan lembaga keuangan yang beroperasi dengan prinsip bagi hasil
tidak terlepas dari adanya legalitas hukum dalam bentuk undang-undang perbankan
no.7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 tahun 1998. Undang-
undang ini mengizinkan lembaga perbankan menggunakan prinsip bagi hasil, bahkan
memungkinkan bank untuk beroperasi dengan dual system, yaitu beroperasi dengan
sistem bunga dan bagi hasil, sebagaimana dipraktekkan oleh beberapa bank di
Indonesia. Selain adanya beberapa peraturan yang telah ditetapkan untuk
operasionalisasi bank syariah, saat ini juga telah dibentuk seperangkat aturan yang
mengatur tentang perlakuan akuntansi bagi transaksi-transaksi khusus yang berkaitan
dengan aktivitas bank syariah, yaitu dengan diberlakukannya Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 103 tentang akuntansi musyarak.
Sebagaimana diketahui bahwa bank syariah mulai diperkenalkan di
Indonesia pada tahun 1992 sejalan dengan diberlakukannya undang-undang No. 7
tahun 1992 tentang perbankan. Bank syariah di Indonesia sebetulnya bisa dikatakan
relatif masih baru dan sedang dalam proses pemantapan diri terutama dalam aspek
manajemen intern dan pembentukan image kepada masyarakat. Karena
keberadaannya yang masih baru ini, masyarakat secara umum belum mengenal bank
syariah dengan baik dan lengkap.
Suryo (2003) mengemukakan bahwa maraknya perbankan Islam di
duniapun bukan tanpa kecaman. Justru kecaman itu datang dari para ilmuan Islam
sendiri. Mereka berpendapat bahwa bank-bank Islam dalam menyelenggarakan
transaksi-transaksi perbankan syariah justru telah melaksanakannya bertentangan
dengan kata-kata dan semangat dari ketentuan syariah. Penyelenggaraan kegiatan-
kegiatan usaha bank-bank Islam tersebut telah menimbulkan masalah moralitas.
Sehingga yang perlu dipertanyakan apakah penyelenggaraan kegiatan-kegiatan usaha
bank-bank Islam tersebut yang notabene bermaksud untuk menghindarkan
pemungutan bunga dan bermaksud agar para pihak memikul masalah bersama,
memang telah diselenggarakan sesuai dengan tujuan tersebut ataukah dalam
pelaksanaannya ternyata hanya sekedar penggantian istilah belaka.
Karena tidak diperbolehkannya sistim bunga, bank syariah harus hati-hati
dalam penentuan pengakuan pemdapatan bagi hasil. Pendapatan bagi hasil ini
diperoleh dari pembiayaan-pembiayaan yang diberikan bank kepada nasabnya
termasuk dalam hal ini yaitu pembiayaan musyarakah. Pembiayaan musyarakah
adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu diman
masing-masing pihak memberikan kontribusi dan (atau amal/expertise) dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko aakn ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan keuntungan uang merupakan bagian bank diakui sebagai pendapatan
bagi hasil.
Oleh kerna itu penulis tertarik untuk membahas masalah diatas dalam
skripsi ini dengan judul “PERLAKUAN AKUNTANSI PENGAKUAN
PENDAPATAN ATAS PEMBIAYAAN MUSYARAKAN SETA DAMPAKNYA
TERHADAP RUGI/LABA DI PT BANK SYARIAH MANDIRI”.
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah perlakuan akuntansi Pembiayaan pada PT Bank Syariah
Mandiri?
2. Bagaimanakah pengakuan pendapatan atas pembiayaan musyarakah pada PT
Bank Syariah Mandiri?
3. Bagaimanakah dampak pengakuan pendapatan atas pembiayaan musyarakah
terhadapa laporan rugi-laba PT Bank Syariah Mandiri?
2. Tujuan dan Manfaat Penelitian
2.1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi kesesuaian pendapatan bagi hasil yang dilaksanakan oleh PT
Bank Muamalat Indonesia dengan konsep-konsep yang diatur dalam syariah
Islam.
2. Mengetahui perlakuan akuntansi pendapatan bagi hasil pada bank syariah.
3. Menilai kesesuaian antara perlakuan akuntansi pendapatan bagi hasil pada
bank syariah dengan ketentuan menurut PSAK No. 103 tentang akuntansi
syariah musyarakah.
2.2. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan tambahan bagi peneliti dibidang akuntansi perbankan
syariah khususnya pembiayaan musyarakah, dan untuk memenuhi sebagaian dari
syarat guna mencapai gelar sarjana ekonomi, serta untuk mensyiarkan nilai-nilai
ajaran Islam pada masyarakat.
2. Manfaat Bagi Perusahaan
penelitian ini berguna agar Bank Syariah Mandiri lebih dapat menerapkan standar
akuntansi yang konsisten dan lazim mengingat PSAK 103 yang berlaku efektif 1
Januari 2008.
3. Manfaat Bagi Masyarakat
Penelitian ini berguna agar dapat menambah pengetahuan mengenai perbankan
syariah sehingga dapat menggunakan jasa dan produk-produk bank syariah
sehingga mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas bank syariah.
4. Manfaat Bagi Almamater
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi civitas
Universitas Mercu Buana khususnya mahasiswa fakultas ekonomi dan referensi
untuk dijadikan dasar penelitian berikutnya yang lebih baik.
3. Referensi Teori
Antonio,Syafi’i. Bank Syariah dari teori ke praktik, Jakarta : Gema Insani dan Tazkia
Institute, 2001
Departemen Agama. Al-Qur’an dan terjemahannya,, Jakarta : CV. Gema Risalah
Press Bandung, 2003
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan,, Jakarta : Penerbit Salemba
Empat, 2009
Kartono, Aries. Tata Cara Bagi Hasil Bank Syariah-Kalangan Internal Bank,
Jakarta : Bank Muamalat, 2002
Lapoliwa dan Kuswandi, Aries. Akuntansi dan Perbankan, Jilid I, Edisi Kelima,
Jakarta : IBI, 2002
Undang-Undang No.10 tahun 1998, Tentang Perbankan, Jakarta : Bank Indonesia
2002
Triyuwono dan As’udi. Akuntansi Syariah, Jakarta : Salemba Empat, 2002
Weaygant, Kieso and Kell. Accounting Principles, Fourth edition, John Wiley and
Sons Inc, 2002
Buku pedoman pelaksanaan kredit, Jilid IV, Jakarta: Bank Syariah Mandiri,2000
4. Metode Penelitian
Dalam penulisan ini metode yang akandigunakan adalah metode desktiptif,
yaitu metode yang memberikan gambaran secara umum dan sistematis, faktual dan
akurat tentang pembiayaan musyarakah yang diterapkan di Bank Syariah Mandiri
mulai dari perlakuan akuntansi, cara pengakuan pedapatan atas pembiayaan
musyarakah dan pengaruhnya atas rugi/laba disetai dengan intepretasi yang tepat.
5. Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan skripsi ini, teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan yang
dijadikan objek penelitian yang dapat dilakukan dengan cara:
Wawancara yaitu dengan mengadakan Tanya jawab secara langsung dengan
personil yang mengetahi tentang objek yang diteliti yaitu wawancara dengan
kepala bagian pembiayaan dan karyawan bagian accounting dari bank syariah
mandiri.
Observasi yaitu teknik pengumpulan dan penganalisis data langsung dari
lapangan
Pengumpulan data langsung dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen
perusahaan dan surat keterangan yang mendukung penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data perpustakaan yaitu untuk memperoleh data atau
informasi yang bersifat ilmiah dan teoritis yang berkaitan dengan objek penelitian
temasuk data-data akuntansi yang diperoleh dari Bank Syariah Mandiri.
6. Metode Penelitian Data
Penelitian yang dilakukan adalah dengan cara pengumpulan data-data yang
berhubungan dengan permasalah yang ada. Penulis selanjutnya akan
menganalisisdata tersebut dengan permasalahan yang ada. Penulis selanjutnya akan
menganalisis data tersebut dengan menggunakan metode:
1) Metode Analisis Kantitatif
Dalam analisa kuantitatif ini, penulis melakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menganalisa data-data pendapatan di laporan rugi-laba Bank Syariah Mandiri
2. Dilakukan perhitungan-perhitungan pengakuan pendapatan yang dilakukan di
Bank Syariah Mandiri, seperti penentuan nisbah bagi hasil bagi bank maupun
nasabah para deposan dan lain-lain.
3. Menganalisa pengarih pengakuan pendapatan atas rugi-laba Bank Syarian
Mandiri.
2) Metode Analisis Kualitatif
Metode yang menganalisis data dengan mencari makna yang lebih luas dan
implikasinyaterhadap hasil analisis denan cara melihat kebijakan akuntansi
pembiayaan kemudian membandingkannya dengan PSAK no. 103 tahun 2007.