2 urgensi kritik tafsir
TRANSCRIPT
![Page 1: 2 URGENSI KRITIK TAFSIR](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082401/55721421497959fc0b93d470/html5/thumbnails/1.jpg)
METODOLOGI PENELITIAN TAFSIR DAN FILOLOGI
Disusun oleh
Parluhutan Siregar
2
![Page 2: 2 URGENSI KRITIK TAFSIR](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082401/55721421497959fc0b93d470/html5/thumbnails/2.jpg)
Asumsi Dasar Penelitian Karya Tafsir
Kebenaran Penafsiran Al-Qur`an tidak mutlak atau absolut.
Setiap penafsiran terhadap ayat Al-Qur`an mempunyai potensi untuk keliru.
Setiap kitab Tafsir Alquran memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan atau kekurangan.Kitab Tafsir adalah manusiawi, karena tidak ada maanusia yang sempurna.
![Page 3: 2 URGENSI KRITIK TAFSIR](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082401/55721421497959fc0b93d470/html5/thumbnails/3.jpg)
Studi Kritik Tafsir
Perlu dikembangkan Studi Kritik Tafsir atau ‘Ilm a-Dakhȋl wa al-Ashȋl.
Ad-Dakhil fi at-Tafsir Al-Qur’an terjadi setelah Nabi Muhammad SAW wafat.
Ad-Dakhil fi at-Tafsir ada yang menyimpang dan ada yang masih ditolerir.
![Page 4: 2 URGENSI KRITIK TAFSIR](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082401/55721421497959fc0b93d470/html5/thumbnails/4.jpg)
FAKTOR TIMBULNYA AD-DAKHIL
Faktor Eksternal yaitu faktor yang ditimbulkan oleh Yahudi, Nashrani, Komunis, Filosof Eksistensialisme dan faham-faham lain.
Faktor Internal, yaitu dari orang-orang yang Islam sendiri yang dipengaruhi oleh latar pendidikan, mazhab, sosial-budaya, politik, geografi, pengalaman hidup, dan lain-lain.
![Page 5: 2 URGENSI KRITIK TAFSIR](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082401/55721421497959fc0b93d470/html5/thumbnails/5.jpg)
Langkah Pengembangan Studi Kritis
Pertama, melakukan kajian ulang terhadap Karya Tafsir yang berpotensi adanya al-dakhil yang tidak dapat diterima.
Kedua, melakukan seleksi ketat terhadap al-dakhil yang dijumpai di dalam kitab-kitab tafsir.
Ketiga, menyusun kaidah baru menyangkut kriteria al-dakhil wa al-ashil dalam penafsiran.
Keempat, membentuk assosiasi mufassir yang dapat melakukan kajian berkala tentang Metode Kritik Tafsir.
![Page 6: 2 URGENSI KRITIK TAFSIR](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082401/55721421497959fc0b93d470/html5/thumbnails/6.jpg)
BENTUK-BENTUK KEKELIRUAN
Kekeliruan dalam tafsir bi al-ma’tsur:
penggunaan riwayat yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kesahihannya, seperti hadits dha'if, mawdhu', kisah isrâîliyyât yang bertentangan dengan kandungan Al-Qur’an. Demikian pula riwayat dari qaul Shahâby atau tâbi'iy, meskipun sahih, tetapi bertentangan dengan akal sehat.
![Page 7: 2 URGENSI KRITIK TAFSIR](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082401/55721421497959fc0b93d470/html5/thumbnails/7.jpg)
BENTUK-BENTUK KEKELIRUAN
Kekeliruan pada tafsir bi al-ra'yi; “
Memaksakan kehendak” terhadap Alquran tanpa memperhatikan konteks ayat dan kaidah-kaidah kebahasaan.
Tidak memahami kaidah-kaidah penafsiran;
Tidak menguasai persyaratan keilmuan sebagai seorang mufassir.