2. teori dasar 2.1 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) · jaminan keselamatan dan kesehatan kerja...

16
5 Universitas Kristen Petra 2. TEORI DASAR 2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi atau organisasi. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang baik perlu dilakukan dalam upaya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan saat melakukan pekerjaan. Tantangan dan potensi bahaya yang dihadapi suatu organisasi memiliki jumlah yang terus bertambah dan beragam termasuk bahaya akibat buatan manusia sendiri (man-made hazard). (Ramli, 2010) Mangkunegara (2002, p.163) menjelaskan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan jasmani dan rohani tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya. Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya adalah memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis bagi tenaga kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena dipengaruhi beberapa faktor, seperti (Suardi, 2005): Faktor fisik yaitu penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat udara, dan lain-lain. Faktor kimia yaitu gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, dan benda padat. Faktor biologi yaitu golongan hewan dan tumbuh-tumbuhan. Faktor fisiologis yaitu konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja. Faktor mental-psikologis yaitu susunan kerja, hubungan dengan antar pekerja maupun pengusaha, dan sebagainya. Ramli (2010) berpendapat bahwa kecelakaan kerja disebabkan karena adanya kondisi dan perbuatan yang tidak aman. Adanya kecelakaan kerja akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Terdapat 2 jenis kerugian akibat kecelakaan kerja, yaitu: Kerugian langsung adalah kerugian akibat kecelakaan kerja yang dampaknya bisa langsung dirasakan. Contoh dari kerugian langsung

Upload: others

Post on 12-Nov-2020

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2. TEORI DASAR 2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) · jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis bagi tenaga kerja. Kecelakaan kerja dapat

5 Universitas Kristen Petra

2. TEORI DASAR

2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan

kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah

institusi atau organisasi. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang baik perlu

dilakukan dalam upaya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan

saat melakukan pekerjaan. Tantangan dan potensi bahaya yang dihadapi suatu

organisasi memiliki jumlah yang terus bertambah dan beragam termasuk bahaya

akibat buatan manusia sendiri (man-made hazard). (Ramli, 2010)

Mangkunegara (2002, p.163) menjelaskan bahwa keselamatan dan

kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan

jasmani dan rohani tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya.

Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya adalah memberikan

jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis

bagi tenaga kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena dipengaruhi beberapa

faktor, seperti (Suardi, 2005):

Faktor fisik yaitu penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat

udara, dan lain-lain.

Faktor kimia yaitu gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, dan benda

padat.

Faktor biologi yaitu golongan hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Faktor fisiologis yaitu konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja.

Faktor mental-psikologis yaitu susunan kerja, hubungan dengan antar

pekerja maupun pengusaha, dan sebagainya.

Ramli (2010) berpendapat bahwa kecelakaan kerja disebabkan karena

adanya kondisi dan perbuatan yang tidak aman. Adanya kecelakaan kerja akan

menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Terdapat 2 jenis kerugian akibat

kecelakaan kerja, yaitu:

Kerugian langsung adalah kerugian akibat kecelakaan kerja yang

dampaknya bisa langsung dirasakan. Contoh dari kerugian langsung

Page 2: 2. TEORI DASAR 2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) · jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis bagi tenaga kerja. Kecelakaan kerja dapat

6 Universitas Kristen Petra

adalah biaya pengobatan dan kompensasi, cedera ringan atau berat,

kecacatan, bahkan kematian. Perusahaan harus memberikan biaya

pengobatan atau kompensasi kepada korban apabila terjadi kecelakan

kerja sehingga perusahaan akan mengalami kerugian.

Kerugian tidak langsung adalah kerugian akibat kecelakaan kerja yang

dampaknya tidak langsung dirasakan. Contoh dari kerugian tidak

langsung adalah:

a. Kerugian jam kerja yang disebabkan karena adanya penghentian

proses produksi sementara untuk membantu korban yang cedera,

perbaikan kerusakan atau penyelidikan kejadian.

b. Kerugian produksi yang disebabkan karena adanya kerusakan

sehingga perusahaan tidak bisa berproduksi sementara waktu.

c. Kerugian sosial merupakan dampak sosial bagi keluarga korban

dan lingkungan sosial sekitarnya.

Penyebab kecelakaan dibagi menjadi 2, yaitu unsafe condition (faktor

lingkungan) dan unsafe action (faktor manusia). Contoh dari unsafe condition

adalah kondisi peralatan sudah tidak layak pakai, pengamanan gedung kurang

standar, pencahayaan, kurangnya ventilasi, dan sebagainya. Contoh dari unsafe

action adalah kurangnya pendidikan, tidak memakai APD, mengangkut beban

berlebih, dan sebagainya. Hasil penelitian menyatakan bahwa 80-85% kecelakaan

kerja disebabkan oleh unsafe action. (Anizar, 2009)

2.2 Bahaya

Ramli berpendapat bahwa bahaya merupakan suatu situasi atau tindakan

yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau cedera pada manusia, kerusakan

atau gangguan lainnya. Bahaya – bahaya yang ada harus dikendalikan bahkan

dihilangkan agar bahaya tidak memberikan kerugian. Bahaya memiliki beberapa

jenis, yaitu (Ramli, 2010):

Bahaya mekanis

Bahaya yang berasal dari peralatan mekanis atau benda bergerak, baik

peralatan yang digerakkan secara manual maupun dengan penggerak.

Page 3: 2. TEORI DASAR 2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) · jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis bagi tenaga kerja. Kecelakaan kerja dapat

7 Universitas Kristen Petra

Contoh dari penyebab bahaya mekanis, antara lain mesin gerinda, mesin

bubut, mesin potong, mesin press, dan lain-lain.

Bahaya listrik

Bahaya listrik merupakan bahaya yang disebabkan oleh energi listrik.

Bahaya – bahaya yang dapat ditimbulkan olehh energi listrik, antara lain

kebakaran, sengatan listrik, dan hubungan arus pendek (konslet).

Bahaya kimiawi

Bahaya kimiawi merupakan bahaya yang disebabkan oleh bahan kimia.

Beberapa bahan kimia, terutama yang berupa cairan atau liquid adalah

sumber dari terjadinya kecelakaan kerja.

Bahaya Fisik.

Bahaya fisik merupakan bahaya yang berasal dari faktor fisik. Faktor –

faktor fisik biasanya berupa getaran, tekanan, kebisingan, suhu panas

atau dingin, cahaya penerangan, dan sebagainya.

2.3 Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)

SMK3 merupakan bagian dari sistem manajemen organisasi yang

digunakan untuk mengembangkan, merealisasikan kebijakan K3, dan mengelola

risiko K3 dalam organisasi. OHSAS 18001:2007 dan ISO 14001:2004

menunjukkan bahwa penerapan SMK3 merupakan salah satu cara bagi perusahaan

untuk menganalisa sebuah risiko dari suatu pekerjaan. Data yang diperoleh dari

penerapan SMK3 dapat membantu perusahaan untuk membuat berbagai kebijakan

K3 guna untuk mengurangi risiko dari bahaya yang ada di lingkungan kerja.

Kebijakan K3 yang dibentuk perusahaan berisi tindakan atau pencegahan

terhadap kecelakaan kerja. Kebijakan K3 ini dapat dijadikan pedoman untuk

menyelesaikan masalah yang timbul dari kecelakaan kerja. Beberapa manfaat dan

tujuan dari penerapan SMK3 sebagai berikut (Suardi, 2005):

1. Melindungi karyawan dari berbagai ancaman dan risiko dari kecelakaan

kerja yang mungkin terjadi di lingkungan kerja mereka.

2. Memperlihatkan kepatuhan perusahaan pada peraturan dan undang-

undang pemerintah mengenai tanggung jawab perusahaan untuk

melindungi setiap karyawan yang bekerja.

Page 4: 2. TEORI DASAR 2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) · jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis bagi tenaga kerja. Kecelakaan kerja dapat

8 Universitas Kristen Petra

3. Mengurangi biaya yang timbul akibat kecelakaan kerja yang terjadi,

seperti biaya premi asuransi.

4. Membuat sistem manajemen yang efektif agar setiap pekerjaan yang ada

memiliki tujuan yang jelas dan terkoordinasi dengan terarah serta berada

dalam koridor yang teratur.

5. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan.

2.4 Occupational Health And Safety Assesment Series (OHSAS)

18001:2007

OHSAS 18001:2007 adalah dokumen atau sertifikasi yang dikeluarkan

oleh British Standards Institute (BSI) untuk mengatur SMK3 dalam sebuah

institusi atau organisasi. Persyaratan OHSAS 18001:2007 berlaku untuk semua

jenis organisasi tanpa memperhatikan ukuran dari perusahaan tersebut. Ramli

(2010) menjelaskan OHSAS 18001:2007 dapat diterapkan bagi setiap organisasi

yang ingin:

1. Mengembangkan SMK3 untuk menghilangkan atau mengurangi risiko

kecelakaan kerja.

2. Menerapkan, memelihara, dan meningkatkan SMK3.

3. Memastikan bahwa kebijakan K3 telah terpenuhi.

4. Menunjukkan kesesuaian organisasi dengan standar SMK3.

OHSAS 18001:2007 bertujuan mengatur SMK3 dari institusi atau

organisasi. OHSAS 18001:2007 memiliki beberapa klausal yang harus dipenuhi

oleh semua jenis institusi atau organisasi. Klausal dari OHSAS 18001:2007

dapat dilihat pada Tabel 2.1. (OHSAS 18001:2007)

Tabel 2.1 Klausal OHSAS 18001:2007 Klausal Keterangan

4.1 Persyaratan umum

Perusahaan harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan,

memelihara dan tinjauan ulang Sistem Manajemen K3 sesuai dengan

persyaratan standar OHSAS.

4.2 Kebijakan K3

Bentuk dari komitmen pimpinan yang memuat visi dan tujuan

organisasi, komitmen dan tekad untuk melaksanakan keselamatan dan

kesehatan kerja, kerangka dan program kerja.

Page 5: 2. TEORI DASAR 2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) · jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis bagi tenaga kerja. Kecelakaan kerja dapat

9 Universitas Kristen Petra

Tabel 2.1 Klausal OHSAS 18001:2007 (Lanjutan) 4.3 Perencanaan

Merupakan tindak lanjut dan rencana K3 yang efektif dengan sasaran

yang jelas dan terukur. Dimana perencanaan harus memuat tujuan,

sasaran, dan indikator kinerja yang diterapkan dengan

mempertimbangkan identifikasi sumber bahaya, penilaian dan

pengendalian risiko sesuai dengan persyaratan perundangan yang

berlaku.

4.3.1 Identifikasi bahaya, Penilaian risiko dan penetapan kendali

Organisasi harus membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur

untuk mengidentifikasi bahaya yang ada, penilaian risiko, dan penetapan

pengendalian yang diharuskan.

4.3.2 Legal dan Persyaratan lain

Organisai harus membuat, menerangkan, dan memelihara suatu prosedur

untuk mengidentifikasi dan mengakses peraturan perundang dan

persyaratan K3 lain yang diaplikasikan untuk K3.

4.4 Implementasi Operasional

4.4.1 Sumberdaya, Peran, Tanggung Jawab, dan Wewenang

4.4.2 Kompetensi, Pelatihan, dan Kesadaran

Organisasi harus membuat, menerangkan, dan memelihara suatu

prosedur untuk memastikan semua orang yang bekerja peduli akan

peran, tanggung jawab, dan wewenangnya.

4.4.3 Komunikasi, Partisipasi, dan Konsultasi

4.4.3.1 Komunikasi

Sesuai dengan bahaya - bahaya K3 dan SMK3, organisasi harus

membuat, menerangkan, dan memelihara prosedur untuk menjaga

komunikasi.

4.4.3.2 Partisipasi dan Konsultasi

Organisasi harus membuat, menerangkan, dan memelihara prosedur

tentang partisipasi dan konsultasi.

4.4.4 Dokumentasi

Organisasi harus merekam setiap dokumen yang telah dibuat sehingga

dokumen tersebut dapat diawasi.

4.4.5 Pengendalian Dokumen

Dokumen – dokumen yang disyaratkan untuk SMK3 dan Standar

OHSAS ini harus terkendali. Catatan merupakan jenis khusus dokumen

dan harus terkendali sesuai persyaratan yang dinyatakan di 4.5.4.

4.4.6 Pengendalian Operasional

Organisasi harus mengidentifikasi operasi dan kegiatan yang berkaitan

dengan bahaya yang teridentifikasi dimana control perlu dilakukan

untuk mengendalkan risiko – risiko K3. Hal ini harus termasuk

manajemen prubahan (4.3.3).

4.4.7 Persiapan dan Respon Tanggap Darurat

Organisasi harus membuat, menerangkan, dan memelihara prosedur

untuk mengidentifikasi keadaan darurat dan menanggapi keadaan

darurat.

4.5 Pengecekan

4.5.1 Pengukuran Performa dan Monitoring

Organisasi harus membuat, menerangkan, dan memelihara prosedur

untuk meninjau memantau dan mengukur kinerja K3 secara teratur.

Page 6: 2. TEORI DASAR 2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) · jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis bagi tenaga kerja. Kecelakaan kerja dapat

10 Universitas Kristen Petra

Tabel 2.1 Klausal OHSAS 18001:2007 (Lanjutan) Klausal Keterangan

4.5.2 Evaluasi Kesesuaian

Konsisten dengan komitmen perusahaan. Organisasi harus membuat, menerangkan, dan memelihara prosedur untuk secara periodik

mengevaluasi kepatuhannya kepada peraturan perundangan yang

relevan.

4.5.3 Investigasi Kecelakaan, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan, dan

Pencegahan

4.5.3.1 Investigasi Kecelakaan

Organisasi harus membuat, menerangkan, dan memelihara prosedur

untuk mencatat, menyelidiki, dan menganalisa kecelakaan yang terjadi.

4.5.3.2 Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan, dan Pencegahan

Organisasi harus membuat, menerangkan, dan memelihara prosedur

untuk menangani keidaksesuaian yang actual dan potensial dan untuk

melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.

4.5.4 Pengendalian Rekaman

Organisasi harus membuat dan memelihara catatat sesuai keperluan

untuk memperlihatkan kesesuaian dengan persyaratan SMMK3

organisasi dan standar OHSAS, serta hasil yang dicapai. Organisasi

harus membuat, menerangkan, dan memelihara prosedur untuk

mengidentidikasi, menyimpan, melindungi, mengambil, menahan, dan

membuang catatan – catatan.

4.5.5 Internal Audit

Organisasi harus membuat dan memelihara program dan prosedur untuk

pelaksanaan audit SMK3 secara berkala.

4.6 Rapat Tinjauan Manajemen

2.5 International Organization For Standardization (ISO) 14001:2004

ISO 14001:2004 merupakan suatu standar internasional yang dikeluarkan

International Organization for Standardization yang mengatur tentang sistem

manajemen lingkungan. Sistem manajemen lingkungan atau Environment

Management System (EMS) merupakan bagian dari keseluruhan sistem

manajemen yang meliputi beberapa hal dalam suatu organisasi. Hal itu adalah

struktur organisasi, rencana kegiatan, tanggung jawab, latihan atau praktek,

prosedur, proses dan sumber daya untuk pengembangan, penerapan, evaluasi dan

pemeliharaan kebijakan lingkungan. (ISO 14001, 2004)

Menurut Hilman.M.S dan Kristiningrum.E, terdapat beberapa alasan

yang membuat perusahaan menerapkan ISO 14001:2004. Alasan – alasan tersebut

adalah untuk meningkatkan image perusahaan, meningkatkan partisipasi

karyawan, mengurangi pencemaran lingkungan dan tuntutan konsumen. Tujuan

dari penerapan ISO 14001:2004 tentang sistem manajemen lingkungan yaitu

untuk mendukung perlindungan lingkungan dan pencegahan pencemaran yang

Page 7: 2. TEORI DASAR 2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) · jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis bagi tenaga kerja. Kecelakaan kerja dapat

11 Universitas Kristen Petra

seimbang dengan kebutuhan sosial ekonomi. ISO 14001:2004 juga memberikan

banyak manfaat bagi perusahaan, beberapa manfaat penting yaitu meningkatkan

kinerja lingkungan, mengurangi biaya dan meningkatkan akses pasar. Penjelasan

tenntang klausal pada ISO 14001:2004 dapat dilihat pada Tabel 2.2. (ISO

14001:2004)

Tabel 2.2 Klausal ISO 14001:2004 Klausal Keterangan

4.1 Persyaratan umum

Perusahaan harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, dan

secara berkelanjutan memperbaiki sistem manajemen lingkungannya

sesuai dengan persyaratan dari stndar internasional ini dan menetapkan

bagaimana sistem manajemen lingkungan

4.2 Kebijakan Lingkungan

Top managemen harus menetapkan kebijakan lingkungan organisasi

yang mencakup perbaikan secara berkelanjutan dan mematuhi

persyaratan – persyaratan yang ada. Kebijakan lingkungan juga harus

didokumentasikan, diterapkan , dan dipelihara.

4.3 Perencanaan

Perencanaan harus memuat tujuan, sasaran, dan indikator kinerja yang

diterapkan dengan mempertimbangkan identifikasi sumber bahaya,

penilaian dan pengendalian risiko sesuai dengan persyaratan

perundangan yang berlaku.

4.3.1 Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan

Organisasi harus membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur

untuk mengidentifikasi aspek – aspek penting lingkungannya dari

aktivitas, produk atau jasa di dalam ruang lingkup yang sudah ditetapkan

pada kebijakan lingkungannya agar dapat dikendalikan.

4.3.2 Peraturan Perundang - Undangan dan Persyaratan lain

Organisai harus membuat, menerangkan, dan memelihara suatu prosedur

untuk mengidentifikasi dan mengakses peraturan perundang dan

persyaratan yang terkait dengan aspek lingkungannya.

4.3.3 Tujuan, Sasaran dan Program Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara dokumen

tujuan dan sasaran lingkungan di tingkat dan fungsi yang relevan di

dalam organisasi. Tujuan dan sasaran yang ditentukan harus terukur.

4.4 Implementasi dan Operasi

4.4.1 Sumberdaya, Peran, Penanggungjawab, Pertanggungjawaban, dan

Wewenang

Manajemen harus memastikan ketersediaan sumber daya yang penting

untuk menetapkan, menerapkan, memelihara, dan memperbaiki sistem

manajemen lingkungan. Sumber daya yang dimaksud adalah SDM dan

ketrampilan khusus, infrastruktur organisasi, teknologi dan sumber daya

keuangan.

Page 8: 2. TEORI DASAR 2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) · jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis bagi tenaga kerja. Kecelakaan kerja dapat

12 Universitas Kristen Petra

Tabel 2.2 Klausal ISO 14001:2004 (Lanjutan) Klausal Keterangan

4.4.2 Kompetensi, Pelatihan, dan Kesadaran

Organisasi harus memastikan semua orang yang bekerja untuk organisasinya mempunyai potensi untuk memberikan dampak penting

lingkungan yang diidentifikasi oleh organisasi adalah kompeten

berdasarkan pendidikan, pelatihan atau pengalaman dan harus

menyimpan catatan – catatan terkait dengan kompetensi tersebut.

4.4.3 Komunikasi, Partisipasi, dan Konsultasi

4.4.3.1 Komunikasi

Organisasi harus membuat, menerangkan, dan memelihara prosedur

untuk menjaga komunikasi.

4.4.3.2 Partisipasi dan Konsultasi

Organisasi harus membuat, menerangkan, dan memelihara prosedur

tentang partisipasi dan konsultasi.

4.4.4 Dokumentasi

Organisasi harus merekam setiap dokumen yang telah dibuat sehingga

dokumen tersebut dapat diawasi.

4.4.5 Pengendalian Dokumen

Dokumen – dokumen yang diperlukan untuk sistem manajemen

lingkungan dan standar internasional perlu dikendalikan. Catatan

merupakan dokumen tipe khusus dan harus terkendali sesuai persyaratan

yang dinyatakan di 4.5.4.

4.4.6 Pengendalian Operasional

Organisasi harus mengidentifikasi dan merencanakan operasi - operasi

yang berkaitan dengan aspek – aspek penting yang sudah teridentifikasi,

konsisten dengan kebijakan lingkungannya, tujuan dan sasaran, yang

bertujuan untuk menjamin operasi – operasi tersebut sudah dikontrol.

4.4.7 Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

Organisasi harus membuat, menerangkan, dan memelihara prosedur

untuk mengidentifikasi keadaan darurat dan menanggapi keadaan

darurat.

4.5 Pemeriksaan

4.5.1 Pemantauan dan Pengukuran Kinerja

Organisasi harus membuat, menerangkan, dan memelihara prosedur

untuk meninjau memantau dan mengukur operasi yang berdampak pada

lingkungan.

4.5.2 Evaluasi Kepatuhan

Konsisten dengan komitmen perusahaan. Organisasi harus membuat,

menerangkan, dan memelihara prosedur untuk secara periodik

mengevaluasi kepatuhannya kepada peraturan perundangan yang

relevan.

4.5.3 Investigasi Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan, dan

Pencegahan

4.5.3.1 Investigasi Insiden

Organisasi harus membuat, menerangkan, dan memelihara prosedur

untuk mencatat, menyelidiki, dan menganalisa kecelakaan yang terjadi.

4.5.3.2 Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan, dan Pencegahan

Organisasi harus membuat, menerangkan, dan memelihara prosedur

untuk menangani keidaksesuaian yang aktual dan potensial dan untuk

melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.

Page 9: 2. TEORI DASAR 2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) · jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis bagi tenaga kerja. Kecelakaan kerja dapat

13 Universitas Kristen Petra

Tabel 2.2 Klausal ISO 14001:2004 (Lanjutan) Klausal Keterangan

4.5.4 Pengendalian Catatan

Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara catatan untuk mendemonstrasikan kesesuaian dengan persyaratan dari sistem

manajemen lingkungannya dan standar internasional ini, serta hasil

yang dicapai.

4.5.5 Audit Internal

Organisasi harus membuat dan memelihara program dan prosedur untuk pelaksanaan audit secara berkala.

4.6 Tinjauan Manajemen

Manajemen puncak harus meninjau sistem manajemen perusahaan pada

interval terencana, untuk memastikan kesesuaian yang

berkelanjutankecukupan dan keefektifannya

2.6 Manajemen Risiko

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian. Ketidakpastian ini terjadi

oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan

terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau

merugikan. Ketidakpastian yang menimbulkan keuntungan dikenal dengan istilah

peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang merugikan dikenal dengan

istilah risiko (Risk). Pada industri, potensi risiko yang paling sering terjadi adanya

terjadinya kecelakaan kerja dimana kecelakaan akan memberikan kerugian bagi

perusahaan. Risiko sebaiknya dikurangi, dipindahkan, bahkan dihilangkan agar

tidak mengganggu aktivitas produksi.

Suardi (2005, hal. 72-73) berpendapat bahwa manajemen risiko memiliki

hubungan yang erat dengan K3 dimana manajemen risiko dapat menyelesaikan

masalah K3 yang ada pada perusahaan. Manajemen risiko digunakan oleh

perusahaan untuk melakukan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian

risiko dari masalah yang ada. Gambar 2.1 menunjukkan siklus proses identifikasi,

pengukuran dan pengendalian risiko dalam organisasi.

Page 10: 2. TEORI DASAR 2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) · jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis bagi tenaga kerja. Kecelakaan kerja dapat

14 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.1 Siklus Identifikasi,Pengukuran Dan Pengendalian Risiko

(Suardi, 2005)

Gambar 2.1 menunjukkan tahapan – tahapan dalam menentukan dan

menerapkan manajemen risiko. Terdapat 5 tahapan dalam siklus ini dan tiap

tahapan ini saling berhubungan. Siklus ini diawali dengan mencari bahaya,

identifikasi bahaya, menetapkan pengendalian, menerapkan pengendalian, dan

pemantauan. Siklus ini dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan

mengenai K3.

2.7 Hazard Identification, Risk Assesment and Determining Control

(HIRADC)

Hazard Identification, Risk Assesment and Determining Control yang

biasa disingkat HIRADC memiliki kaitan yang erat dengan OHSAS 18001:2007

Page 11: 2. TEORI DASAR 2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) · jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis bagi tenaga kerja. Kecelakaan kerja dapat

15 Universitas Kristen Petra

dan ISO 14001:2004. Ramli (2010) berpendapat bahwa HIRADC merupakan

salah satu cara dalam pemenuhan persyaratan OHSAS 18001:2007 (klausal 4.3.1)

dan ISO 14001:2004. OHSAS 18001:2007 juga mengharuskan perusahaan untuk

melakukan review terhadap HIRADC minimal setahun sekali. HIRADC dapat

dibagi menjadi beberapa bagian, seperti identifikasi bahaya (Hazards

Identification), penilaian risiko (Risk Assessment) dan menentukan pengendalian

risiko (Risk Control). Hasil dari HIRADC akan digunakan sebagai dasar utama

dalam menyusun tujuan dan target K3 yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Penerapan HIRADC dapat membantu perusahaan dalam menemukan potensi –

potensi bahaya apa saja yang dihadapi pekerjanya saat berada di lingkungan kerja.

Langkah – langkah dalam penerapan HIRADC, antara lain:

1. Identifikasi Bahaya

Pada tahap ini perusahaan akan mencari dan menemukan semua risiko

atau bahaya yang terdapat di lingkungan kerja pekrja. Bahaya – bahaya ini

harus ditemukan sebelum bahaya tersebut memberikan dampak yang

merugikan perusahaan.

2. Menentukan Peluang

Langkah selanjutnya adalah perhitungan tingkat risiko berdasarkan

kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang dapat menimbulkan

kecelakaan dalam bekerja. Tahap ini mempertimbangan kemungkinan

terjadinya bahaya dengan seberapa sering pekerja berhadapan langsung

dengan bahaya tersebut dalam melakukan perhitungan. Tabel 2.3

merupakan tabel penilaian tingkat risiko berdasarkan kemungkinan.

(AS/NZS 4360:2004)

Page 12: 2. TEORI DASAR 2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) · jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis bagi tenaga kerja. Kecelakaan kerja dapat

16 Universitas Kristen Petra

Tabel 2.3 Skala ”Probability” Pada Standar AS/NZS 4360

Likelihood - how likely is it

that the hazard will cause

harm?

Exposure - how often are employees, the public or

the environment exposed to the hazard

Rare Weekly Daily Hourly Constant

One in a million chance

Less than once every 5

years

Rare Rare Unlikely Unlikely Unlikely

Could occur

At least once every 3 years Rare Unlikely Possible Possible Possible

Might occur

At least once per year Unlikely Possible Likely Likely Likely

Will probably occur

At least once per month Unlikely Possible Likely

Almost

certain

Almost

certain

Expected to occur

At least once per week Unlikely Possible Likely

Almost

certain

Almost

certain

3. Menentukan Konsekuensi

Konsekuensi merupakan suatu kerugian yang terjadi karena adanya suatu

kejadian yang sifatnya merugikan. Konsekuensi juga dapat diartikan

sebagai dampak negatif dari suatu kecelakaan kerja. Pada tahap ini

perusahaan akan menentukan ukuran dari dampak suatu kecelakaan kerja

yang terjadi. Tabel 2.4 merupakan tabel konsekuensi/severity yang terjadi,

sesuai dasar. (AS/NZS 4360:2004)

Tabel 2.4 Skala “Severity” Pada Standar AS/NZS 4360

Severity

Definition

Health &

Safety Environment

Property

Damage Extent

Media &

PR Legal

Insignificant No

Injuries

No environment damage

Environment benefit Nil

No Media

Coverage No breach

Minor First Aid

Treatment

Localized on site

environmental incident

Low potential damage

Contributes to indirect

off-site impact (e.g.

electricity & water use)

< 10

MIDR

Limited to

on-size

No Media

Coverage

Minor

Breach

Page 13: 2. TEORI DASAR 2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) · jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis bagi tenaga kerja. Kecelakaan kerja dapat

17 Universitas Kristen Petra

Tabel 2.4 Skala “Severity” Pada Standar AS/NZS 4360 (Lanjutan)

Severity

Definition

Health &

Safety Environment

Property

Damage Extent

Media &

PR Legal

Moderate

Medical

Treatment

Required

On or off site

environmental damage,

not of a great magnitude.

Environmental nuisance

of high impact (e.g. noise

or odor)

10-100

MIDR

On-site

several

plants

Low

Local

Media

Coverage

Warning

from

Regulator

Major

Extensive

Injuries

(Hospital

required)

On or off site environmental

damage of a high impact but

reversible

101-500

MIDR

Off site

impacts

High local

media

coverage,

brand

damage

Prosecution

Catastrophic

Fatality

(or

multiple

fatalities)

Significant and permanent long

term on or off site impact

Over

500

MIDR

Widespread

on-site & off

site impact

Extensive

local &

off site

coverage

Prosecution

and

temporary

closure of

site

4. Risk Matrix

Langkah selanjutnya adalah menentukan tingkat risiko dari masalah yang

ada. Perhitungan tingkat risiko menggunakan probability dan severity

sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Tabel 2.5

merupakan tabel skala risk matrix sesuai standar AS/NZS 4360.

Tabel 2.5 Skala ”Risk Matrix” Pada Standar AS/NZS 4360

Probability Severity

Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic

Rare Low Low Moderate Moderate High

Unlikely Low Low Moderate Moderate High

Possible Low Moderate High High High

Likely Moderate Moderate High High Extremely

High

Almost

certain Moderate High High

Extremely

High

Extremely

High

5. Ketentuan Tindak Lanjut

Langkah berikutnya adalah penentukan apakah masalah perlu diselidiki

lebih lajut atau tidak. perhitungan nilai berdasarkan tingkat risiko.

Page 14: 2. TEORI DASAR 2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) · jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis bagi tenaga kerja. Kecelakaan kerja dapat

18 Universitas Kristen Petra

Keputusan diambil berdasarkan data yang sudah diperoleh dari langkah

sebelumnya. Tabel 2.6 merupakan tabel tingkat risiko dan tindak lanjutnya

sesuai standar AS/NZS 4360.

Tabel 2.6 Tingkat Risiko dan Tindak Lanjutnya Pada Standar AS/NZS 4360

Risk level Control of the risk to be considered

Extremely

High

Immediate action required. Process/plant to cease unless the hazard

can be controlled immediately, by elimination, substitution or

engineering control measures. Administrative or PPE controls are

insufficient.

High

Act immediately to eliminate, substitute or implement engineering

control measures. If controls are not immediate, set a timeframe for

their implementation and establish interim risk reduction strategies.

Moderate

Until elimination, substitution or engineering controls can be

implemented, institute administrative or personal protective

equipment controls. These “lower level” controls must not be

considered permanent solutions.

Low Institute permanent controls in the long term. Permanent controls

may be administrative in nature.

6. Pengendalian Risiko

Ramli (2010) berpendapat bahwa OHSAS 1800:2007 mengharuskan

organisasi untuk melakukan pengendalian atau kontrol apabila sudah

memperoleh hasil dari identifikasi dan penilaian risiko. Pengendalian ini

dapat dilakukan oleh organisasi secara bertahap mulai dari peringkat risiko

paling tinggi hingga paling rendah. Pengendalian dapat dilakukan dengan

beberapa cara, misalnya mengurangi kemungkinan (reduce likelihood),

mengurangi keparahan (reduce consequence). Pengendalian juga dapat

dilakukan dengan pengalihan risiko sebagian atau seluruhnya (risk

transfer) dan menghindar dari risiko (risk avoid). Pengendalian dapat

dilakukan dengan mempertimbangkan hirarki kontrol sebagai berikut:

Page 15: 2. TEORI DASAR 2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) · jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis bagi tenaga kerja. Kecelakaan kerja dapat

19 Universitas Kristen Petra

a. Eliminasi

Pengendalian bahaya yang dilakukan dengan cara menghilangkan

sumber bahaya yang ditemukan di lapangan. Tujuan dari eliminasi

adalah untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan yang dilakukan

manusia dalam menjalankan suatu sistem karena adanya kekurangan

pada desain. Eliminasi merupakan metode yang paling efektif karena

bahaya yang ada dihapus secara menyeluruh.

b. Substitusi

Pengendalian bahaya dengan mengganti alat, bahan, sistem atau

prosedur yang berbahaya dengan yang lebih aman. Pengendalian ini

akan menurunkan bahaya dan risiko melalui sistem.

c. Rekayasa teknik (Engineering control)

Pengendalian bahaya dengan melakukan perbaikan pada desain,

penambahan peralatan, dan pemasangan peralatan pengaman pada

suatu mesin. Pengendalian ini dilakukan untuk mengurangi

kemungkinan terjadinya bahaya yang disebabkan oleh kesalahan

manusia.

d. Pengendalian administrative (Administrativee Control)

Pengendalian bahaya dengan cara administratif atau modifikasi pada

interaksi antara pekerja dengan lingkungan kerja. Contoh dari

pengendalian administratif adalah mengatur jadwal kerja, istirahat,

pengembangan SOP, rotasi (shift kerja) atau pemeriksaan kesehatan.

e. Penggunaan alat pelindung diri (APD)

Pengendalian bahaya dengan memakai alat pelindung diri untuk

mengurangi tingkat keparahan dari bahaya yang mungkin timbul saat

bekerja. Alat pelindung diri didesain untuk melindungi diri dari bahaya

yang berada di lingkungan kerja agar pekerja dapat bekerja dengan

aman dan nyaman. APD diklasifikasikan menjadi beberapa jenis

berdasarkan anggota tubuh yang dilindungi, yaitu sebagai berikut :

Perlindungan terhadap kepala

Perlindungan terhadap wajah dan mata

Perlindungan terhadap telinga

Page 16: 2. TEORI DASAR 2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) · jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis bagi tenaga kerja. Kecelakaan kerja dapat

20 Universitas Kristen Petra

Perlindungan terhadap tangan dan lengan

Perlindungan terhadap tungkai kaki dan badan

Perlindungan terhadap kaki bagian bawah

Perlindungan dari potensi jatuh

Perlindungan terhadap pernapasan

7. Hukum dan Persyaratan Lainnya

Pada tahap ini Schneider Electric Cikarang harus melakukan peninjauan

kembali pada SMK3 yang diterapkan. SMK3 yang sudah diterapkan harus

sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Schneider Electric

Cikarang juga harus melakukan perbaikan agar SMK3 yang ada sudah

sesuai dengan hukum dan persyaratan lainnya.