2. kelainan telinga&oma
TRANSCRIPT
Telinga bagian luar 1. Daun telinga / Aurikula
a. Kelainan bawaan : Mikroti ( Telinga Kecil ) Makroti ( Telinga Besar ) Aplasia (daun telinga tidak terbentuk)
b. Radang * Pada kulit dermatitis * Pada tulang Rawan Kondritis * Bila tulang rawan rusak kemudian sembuh
berbentuk seperti bunga kobis ( Cauli Flower) c. Tumor / benjolan
Bila terjadi jaringan ikat yang berlebihan yang berlekuk pada daun telinga bagian bawah (bagian lobulus) Keloid
Liang telinga a. Bawaan : Atresia lobang telingab. Serumen : dihasilkan oleh kelenjar serumen
(pada daerah tulang rawan), normalnya akan keluar sendiri / dibersihkan, bila jum;ahnya berlebihan keras dan menyumbat (serumen Obsturan) Impaksi Serumen Faktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras di liang telinga :
Dermatitis kronis Liang telinga sempit Produksi serumen banyak dan kental Benda asing di liang telinga Eksostosis liang telinga Serumen terdorong
Penatalaksanaan : Serumen lembek aplikator Serumen yang keras alat pengait Serumen yang lembek dan dalam
irigasi liang telinga riwayat perforasi (-), tdk ada ggn keseimbngan.
Serumen yang keras membatu dilembekkan dg cairan karbogliserin 10% selama 3 hari dikait dengan aplikator atau diirigasi
c. Radang - Otitis Eksterna Sirkumskripa (OES) /
Furunkel disebabkan oleh kuman streptokoken yang masuk karena adanya luka korekan / garukan.
- Otitis Eksterna Difusa / merata (OED) disebabkan karena alergi atau bermula dari dermatitis seboroika, sering terjadi pada penderita DM berat.
D. Benda asing (Korpus Alineum) Barang yang masuk keliang telinga : biji-
bijian, mainan, kapas, serangga, dll Keluhan : rasa tersumbat, pendengaran terganggu, nyeri.
Penatalaksanaan dijepit, dikait, diisap, disemprot. Perhatikan : jgn sampai terdorong ke dalam edema mempersulit. Bila binatang dimatikan dulu dengan ditetesi rivanol 10 menit.
E. Trauma
Biasanya terjadi karena KLL atau pukulan.
Manifestasinya : hematoma, luka pada kulit, rusaknya tulang pendengaran,
rusak membran timpani.
F. Penulangan / Otoskerosis / otospongiosis : pertumbuhan jaringan tulang yang berlebihan. Biasanya pada membran timpani dan sekitarnya.
Telinga bagian tengah a. Otitis Media Sekretoria / Otitis Media
dengan Efusi (OME) keadaan telinga berisi cairan (tanpa peradangan) karena disfungsi tuba Eusthacius biasanya karena alergi atau infeksi ringan.
b. Otitis Media Akuta (OMA) peradangan oleh bakteri.
c. Otitis Media Perforata Kronik (OMP-kronik / OMK) akibat dari OMA yang kadaluarsa / dibiarkan, atau pengobatan OMA yang tidak sempurna.
Telinga bagian dalam a. Mastoiditis : peradangan tulang / rongga
mastoidues oleh karena timbunan nanah ( eksudat) tidak bisa keluar, maka tertimbun dan menekan dan merusak tulang /rongga mastoid. Mastoidektomi.
b. Labirintitis : Radang alat keseimbangan. * Labirintitis Sirkum Skripta yang
terkena Kanalis semi serkuler.* Labirintitis difusa menyeluruh
c. Sindroma Menieres. : Penyakit yang diperkirakan oleh karena spasme yang hilang timbul ( inter miten) pada arteri yang mensuplai telingan dalam.
I. Konsep Medis. A.Pengertian
Otitis Media Akut adalah Infeksi akut Telinga tengah.
B. Etiologi Kuman penyebab utama adalah bakteri piogenik.
Seperti : Streptokokus hemolitikus, stapilokokus aerous, pneumokokus, hemofilus influenza, escheria colli, steptococus anhemolitikus, proteos vulgaris pseudomonas aurugenosa.
Hemofillus Inlfuenza sering ditemukan pada anak usia dibawah lima tahun.
Patofisiologis Telinga tengah biasanya steril, meskipun terdapat mikroba
di nasofaring dan faring. Secara fisiologik terdapat mekanisme pencegahan masuknya mikroba kedalam telinga tengah oleh sillia mukosa tuba Eustachius, Enzim dan Antibodi.
Otitis Media akut terjadi karena faktor pertahanan tubuh ini
terganggu, Sumbatan tuba Eustachius merupakan faktor penyebab utama dari Otitis media. Karena fungsi tuba eusthacius terganggu , pencegahan invasi kuman ke telingan tengah juga terganggu, sehingga kuman masuk kedalam telinga tengah dan terjadi peradangan.
Pencetus lain OMA adalah infeksi saluran pernafasan atas. Pada anak semakin sering anak terserang ISPA, makin besar kemungkinan terserang OMA. Pada bayi akan lebih mudah karena terserang OMA oleh karena Tuba Eusthaciusnya lebih pendek, lebar dan agak horisontal letaknya
Stadium OMA 1. Stadium Oklusi tuba eusthacius Tampak Retraksi pada membran timpani Membran timpani berwarna keruh/pucat Efusi mungkin sudah terjadi, tapi sulit
dideteksi
2. Stadium heperemisis (Stadium Presupurasi) Tampak pembuluh darah yang melebar Hiperemisis Edema Sekret bersifat eksudat sukar terlihat
3 3. Stadium Supurasi Edema yang hebat Eksudat yang purulen Membran timpani
menonjol ( Bulging) ke arah MAE.
Pasien tampak sakit Mengeluh nyeri hebat Nadi dan suhu
meningkat Gelisah Bila tidak dilakukan
miringotomi membran timpani ruptur nanah keluar perforasi sulit untuk menutup kembali
4. Stadium Perforasi Terjadi ruptur
nanah keluar ke liang telinga luar dan berbau.
Pasien menjadi tenang tidur nyenyak
Suhu tubuh turun 5. Stadium Resolusi Bila membran
timpani utuh akan kembali normal
OMA OMSK bila perforasi dan sekret keluar terus menerus.
OMA timbul squele berupa OMS bila sekret menetap di kavum timpani tanpa terjadi perforasi.
Gejala KlinikTergantung stadium dan umur pasien.
Nyeri dalam telinga Suhu tubuh tinggi (pada stadium supurasi) Ada riwayat batuk pilek sebelumnya Pendengaran berkurang Rasa penuh ditelinga. Gelisah dan sukar tidur (anak) Kadang diare Kadang kejang Tampak memegang telinga yang sakit
(anak) Keluar sekret dari liang telinga (stadium
perforasi)
TerapiTergantung pada stadium penyakitnya :
Stadium Oklusi : - Tetes hidung HCL efedrin 0,5 % (anak), 1% (dewasa) untuk membuka tuba Eusthacius, Antibiotik untuk sumber infeksi.
Stadium presupurasi : Antibiotik, tetes hidung dan analgetik, bila membran timpani hiperemisis difus dianjurkan miringotomi
Stadium Supurasi : Antibiotik dan idealnya miringotomi (bila membran timpani masih utuh)
Stadium Perforasi : cuci telinga dengan H2O2 3% selama 3- 5 hari. Biasanya sekret akan hialng dan perforasi akan menutupkembali dalam 7-10 hari.
Stadium Resolusi : bila masih edema dan sekret masih keluar, antibiotik diberikan s/d 3 mgg, bila 3 mgg
masik keluar sekret kemungkinan mastoiditis, Bila perforasi menetap, dan sekret masih keluar terus
dalam satu setengah s/d dua bln OMK
MIRINGOTOMI adalah tindakan insisi pada pars tensa
membran timpani, agar terjadi draenase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar. Daerah insisi kuadran posterior inferior.
Alat yang digunakan : - Lampu kepala yang terang - Corong telinga sesuai ukurang liang
telinga. - Pisau Parasintesis ukuran kecil dan steril. - Nierbeken -Tissu
Istilah Miringotomi dan Parasintesis.
Komplikasi yang mungkin terjadi pada Miringotomi adalah perdarahan, dislokasi tulang pendengaran, trauma nervus fasialis. Untuk itu dianjurkan dengan narkosis umum dan mikroskop biaya mahal.
Konsep Keperawatan A.Pengkajian Data dasar 1. Riwayat / faktor penyebab : - Kehilangan pendengaran - Nyeri telinga - Umur penderita - Riwayat batuk pilek lebih dari 2
mgg.- Vertigo
Pemeriksaan fisik - kelainan
pada membran timpani
- demam tinggi- sekret yang
keluar dari liang telinga
Pemeriks penunjang- Laborat darah rutin- Tes pendengaran- Tes keseimbangan