2. identifikasi, tinjauan teoritis dan analisis data 2.1 ... · universitas kristen petra 9 bali...

73
8 Universitas Kristen Petra 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1. Identifikasi Data 2.1.1. Data Karya Karya yang dihasilkan adalah karya puisi visual, yang merupakan penggabungan antara puisi sebagai verbal dan visual. Berikut adalah rinciannya: Jenis Karya : Puisi Visual Obyek/dasar pembuatan : puisi karya Saut Situmorang Tema : ‘EmotionMedia utama : poster Jumlah karya : 13 buah Ukuran : 84 x 55 cm dan 115 x 40 cm Teknik : cetak offset Media pendukung : katalog, poster promo, kaos, pin dan postcard. Tempat Pemasangan : de Boliva Kitchen & Lounge Jl. Raya Gubeng 66, Surabaya. Jl. HR Muhamad 360, Surabaya. 2.1.2. Data Penyair Saut Situmorang 2.1.2.1. Biodata Saut Situmorang Saut Situmorang lahir 29 Juni 1966 di kota kecil Tebing Tinggi, Sumatera Utara, tetapi dibesarkan di Medan. Pendidikan terakhir S1 (Sastra Inggris, Film, dan Creative Writing) dan S2 (Sastra Indonesia namun tidak sampai selesai) dilakukannya di Selandia Baru, di mana dia pernah hidup merantau selama 11 tahun. Mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia selama beberapa tahun di almamaternya, Victoria University of Wellington dan University of Auckland di Selandia Baru. Menulis dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Inggris. Puisi, cerpen, esei (sastra dan seni rupa), dan terjemahannya sudah dipublikasikan di Indonesia, New Zealand, Australia, dan Itali, antara lain dalam Ginger Stardust, Anthology of New Zealand Haiku, Mutes & Earthquakes, Tongue in Your Ear,

Upload: others

Post on 21-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

8 Universitas Kristen Petra

2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS

DAN ANALISIS DATA

2.1. Identifikasi Data

2.1.1. Data Karya

Karya yang dihasilkan adalah karya puisi visual, yang merupakan

penggabungan antara puisi sebagai verbal dan visual. Berikut adalah rinciannya:

Jenis Karya : Puisi Visual

Obyek/dasar pembuatan : puisi karya Saut Situmorang

Tema : ‘Emotion’

Media utama : poster

Jumlah karya : 13 buah

Ukuran : 84 x 55 cm dan 115 x 40 cm

Teknik : cetak offset

Media pendukung : katalog, poster promo, kaos, pin dan

postcard.

Tempat Pemasangan : de Boliva Kitchen & Lounge

Jl. Raya Gubeng 66, Surabaya.

Jl. HR Muhamad 360, Surabaya.

2.1.2. Data Penyair Saut Situmorang

2.1.2.1. Biodata Saut Situmorang

Saut Situmorang lahir 29 Juni 1966 di kota kecil Tebing Tinggi, Sumatera

Utara, tetapi dibesarkan di Medan. Pendidikan terakhir S1 (Sastra Inggris, Film,

dan Creative Writing) dan S2 (Sastra Indonesia namun tidak sampai selesai)

dilakukannya di Selandia Baru, di mana dia pernah hidup merantau selama 11

tahun. Mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia selama beberapa tahun di

almamaternya, Victoria University of Wellington dan University of Auckland di

Selandia Baru. Menulis dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Inggris.

Puisi, cerpen, esei (sastra dan seni rupa), dan terjemahannya sudah dipublikasikan

di Indonesia, New Zealand, Australia, dan Itali, antara lain dalam Ginger Stardust,

Anthology of New Zealand Haiku, Mutes & Earthquakes, Tongue in Your Ear,

Page 2: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

9

Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi

Indonesia 1997, Slonding, Datang dari Masa Depan, Antologi Puisi “Art and

Peace”, Graffiti Gratitude, Gelak Esai dan Ombak Sajak, Cyber Graffiti, Graffiti

Imaji, Dian Sastro for President!, Malam Bulan, Kitab Suci Digantung di Pinggir

Jalan New York, Exploring Vacuum, Sastra Pembebasan, Les Cyberlettres, Maha

Duka ACEH, Musik Puisi, Ode Kampung; SPORT 4, HORISON, CAK, Pelangi,

Bali Echo, Coast Lines, ONIOFF, Kitsch, RETORIK, mejabudaya, media

kerjabudaya, GONG, dan di koran-koran Medan, Padang, Lampung, Jakarta,

Bandung, Semarang, Jogja, dan Bali. Selain itu juga di internet di mailing-list

seperti apakabar, SiaR, Kabar dari Pijar, bahasa, penyair, bumimanusia,

publikseni dan kunci-l, terutama di website sastra cyber Indonesia

www.cybersastra.net, di mana dia merupakan salah seorang redakturnya.

Pertengahan tahun 2002 ikut dalam CD Antologi Puisi Digital

“CYBERpuitika” yang dikeluarkan oleh Yayasan Multimedia Sastra (YMS)

Indonesia. Buku kumpulan puisinya yang sudah diterbitkan: Saut Kecil Bicara

Dengan Tuhan (2003) dan Catatan Subversif (2004). Mendapat ‘Poetry Award’

untuk puisi-puisi bahasa Inggrisnya dari Victoria University of Wellington (1992)

dan University of Auckland (1997) di Selandia Baru. Sebuah Haiku-nya dalam

bahasa Inggris, “such boredom”, pemenang pertama Lomba Haiku ‘International

Poetry Competition’ yang diselenggarakan oleh New Zealand Poetry Society di

tahun 1992, dikoleksi oleh Museum Haiku di Kyoto, Jepang.

Pada Februari 1994 diundang baca puisi dalam program “New Wellington

Poets” oleh New Zealand Poetry Society di Oriental Parade Arts Centre,

Wellington, Selandia Baru. Awal tahun 2000 sebuah film dokumentasi (10 menit)

tentangnya berjudul SAUT SITUMORANG dibuat oleh Peter Larsen di Auckland,

Selandia Baru. Diundang sebagai salah seorang pembicara pada Kongres Cerpen

Indonesia Ke-2, Februari 2002 di Bali; diundang baca puisi pada Maret 2003

dalam acara Sorak-sorai Identitas di Studio Budaya & Galeri Langgeng,

Magelang, Jawa Tengah; diundang untuk membacakan orasi budayanya bersama

Gus Dur di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, 29 Juni 2004; diundang baca

puisi di kota Hamburg dan Berlin, Jerman, pada Januari 2005. Setelah bosan

bekerja 6 hari satu minggu selama hampir dua tahun sebagai editor antara lain di

Page 3: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

10

majalah budaya berbahasa Inggris BALI ECHO dan majalah surfing 3 bahasa

SURF TIME di pulau Bali, sejak akhir 2001 menetap di kota Jogjakarta sebagai

penulis full time.

Pengalamannya sebagai freelance editor di Selandia Baru dan Indonesia

telah menghasilkan tiga buku sastra dan dua buku seni rupa: Tongue in Your Ear,

vol. IV (kumpulan puisi), Cyber Graffiti (kumpulan esei sastra), tujuh musim

setahun (novel), Jalan/Street (performance art Made Wianta) dan Exploring

Vacuum (kumpulan esei seni rupa).

2.1.2.2. Analisis Subyektif Tentang Saut Situmorang4

Bila melihat lebih dalam tentang Saut Situmorang, beliau adalah seorang

yang berpikiran obyektif, tidak keberatan menerima kritik, tidak keberatan juga

untuk disalahkan, tidak keberatan untuk dijelek-jelekkan atau bahkan dianggap

remeh oleh orang lain. Tapi beliau memiliki pemikiran sendiri dan pemikirannya

itu mendominasi setiap pandangannya terhadap diri sendiri, orang lain, dan semua

hal dalam hidup. Beliau seakan-akan hidup dalam dunianya sendiri, dunia yang

penuh kebebasan dan lepas dari segala aturan dunia, satu-satunya aturan yang

berlaku baginya adalah aturan yang dibuatnya sendiri. Kebebasan ini pula yang

mendasari setiap karyanya. Tidak ada aturan penulisan, tidak ada aturan pemilihan

kata, tidak ada aturan apapun dalam penciptaan karyanya. Bisa dilihat dalam

penulisan tiap baris dalam beberapa puisinya, tidak rata kanan; tidak rata kiri;

tidak pula rata tengah, tapi secara acak. Ada pula puisi yang tidak ada titik sama

sekali, jadi setiap kalimat maupun kata bersambung begitu saja, ada yang dibuat

tiap baris hanya terdiri dari satu kata, dan sebagainya.

Penulisan seperti ini ada yang beberapa memang memiliki maksud

dibaliknya, tapi banyak pula yang dilakukan Saut hanya sebagai ekspresi diri.

Puisi-puisi dalam buku pertamanya, kata aku dan kamu selalu menggunakan huruf

besar di awal, dan dengan judul buku saut kecil bicara dengan tuhan, tentu orang

menafsirkan Ku atau Mu disini adalah Tuhan, tapi ternyata tidak. Saut sendiri

mengatakan hal ini sengaja dilakukannya untuk mengecoh pembaca, dan tidak ada

maksud lain. Setiap puisi yang diciptakan adalah semua pemikiran, perasaan,

4 Wawancara dengan Saut Situmorang. Kedai Kebun, Jogjakarta, 15 Maret 2006.

Page 4: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

11

emosi dan imajinasi dari Saut Situmorang. Beliau sangat mengagungkan

perempuan dan juga cinta, karena itu dalam buku pertamanya, kedua tema ini

sangat mendominasi.

Saut Situmorang adalah orang yang welcome, ramah terhadap orang lain

dan orang yang senang sekali berdiskusi. Pengetahuannya luas begitu pula dengan

pengalaman hidupnya, dan beliau tidak pelit untuk membagi ilmu kepada orang

lain. Beliau sangat percaya diri dan santai dalam menjalani hidupnya, selain itu

juga senang bercanda. Beliau berkarya selama beliau menginginkannya dan

selama beliau merasa mampu untuk menciptakan karya yang pantas.

Setiap orang bebas mengapresiasikan puisinya, tidak ada makna yang

salah dan benar. Inilah yang dikatakan seorang Saut Situmorang ketika orang lain

bertanya tentang maksud puisinya menurut pemikirannya sendiri. Beliau tidak

mau mematok satu makna dalam puisinya, karena baginya setiap kata, setiap

kalimat dalam suatu puisi itu memiliki makna yang sangat luas. Mungkin benar

bila dikatakan ‘Puisi mengajarkan sebanyak mungkin, dengan kata-kata sesedikit

mungkin’.

2.1.2.3. Karya Saut Situmorang

Sampai saat ini, Saut Situmorang telah mengeluarkan dua buku kumpulan

puisi karyanya. Buku pertama berjudul saut kecil bicara dengan tuhan, dengan

total 53 karya puisi. Dengan judul sebagai berikut: tidurlah cicak; surat cinta;

mata mawar; gondang gaib memukul mukul di kelima indraKu; sajak collage;

persistence of memory; sajak musim salju; do you like basketball, berangere?;

disebabkan oleh Rendra 1; disebabkan oleh Rendra 2; disebabkan oleh Rendra 3;

caminado por la calle; sajak mabok; insomnia; ibu seorang penyair; hanya

airmata dan terik matahari yang mengerti; saut kecil bicara dengan tuhan; totem;

sajak pop culture; kinda blue/sembilan gelas bir, kau dan masa lalu; bocah

pemancing ikan; marilah kita mabok; definisi cinta, setelah sepatu Bata

menginjak bulan; spring sudah tiba; aku telah menjelajahi kemulusan tubuhmu;

padaMu jua; kinda blue; sajak cinta untuk semua perempuanku, yang lampau

yang kini yang akan datang; arak Bali; sajak hujan; kupu malam dan kau; karena

laut, sungai lupa jalan pulang; sadar dari mabok suatu pagi musim hujan;

Page 5: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

12

sentimentalia sebuah nama; androgyny; aku ingin; kata dalam telinga; buat

penyair V; hanya dari jauh aku bisa mengakrabimu; buat susan ploetz; graffiti

cemburu; selamat ulang tahun, penyair!; pada upacara menjemput daun

beringin; potret pagi; blues untuk katrin; aku pasti akan menghukumMu!; Aku

mencintaiMu dengan seluruh jembutKu; kanvas patah; ziarah incest; puisi SMS;

exquisite corpse. Dan buku keduanya berjudul catatan subversif yang lebih

banyak berbicara tentang politik.

Salah satu contoh puisi karya Saut Situmorang, yang diambil dari buku

pertamanya berjudul saut kecil bicara dengan tuhan, adalah sebagai berikut:

Persistence of Memory

satu tangan raksasa tiba tiba tumbuh panjang panjang memanjang dari jam yang tergantung di dinding

tangan raksasa itu terus memanjang menjulur membentuk mulut ular bertelinga srigala yang terbang ke

arahku menelan semua kenang kenangan yang telah begitu lama mempersatukan hidup kita

jam di dinding yang terus menerus berdetik perlahan lahan mengeluarkan darah

lalu kedua tangan jam itu saling memuntir tangan pasangannya terus memuntirnya hingga

darah makin banyak berdarah lalu kepala ular bertelinga srigala tadi meledak lalu suara detik detik jam tadi sirna lalu kedua tangan jam yang saling memuntir tadi putus putus

dan lenyap lalu darah yang terus berdarah tadi menguap lalu jam dinding itu sendiri berkerut jadi ulat

memakani dinding jadi kepompong jatuh ke tanah jadi mesin tik yang terbang ke bintang bintang jadi mata yang menangisi kepergianMU...

2.1.3. Data Perusahaan

2.1.3.1. Sejarah Perusahaan

Pada awal tahun 1990, de Boliva Ice Cream dikenal dengan nama

Cinxana, sebuah produksi rumahan yang mengkhususkan pada es krim yang

penyebarannya hanya sebatas teman dan keluarga. Dari situ, mulai berkembang

dari mulut ke mulut.

Page 6: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

13

Pada tahun 2000, seorang pengusaha muda mulai mengganti nama dengan

de Boliva Ice Cream. Dari awalnya, es krim ini telah diproduksi dengan

menggunakan bahan-bahan pilihan sehingga mendukung kesuksesan produk ini.

Awalnya de Boliva menyediakan es krim dengan rasa standard seperti vanilla,

mocha, chocolate, dan strawberry, lalu dengan pengalaman yang cukup dalam

mix and match, beberapa menu spesial dari de Boliva ini merupakan campuran es

krim dengan beberapa minuman beralkohol seperti Kahlua, Baileys, Margarita,

Tequila, dan lain sebagainya.

Outlet pertama de Boliva dibangun pada Desember 2001, bertempat di Jl.

HR Mohammad 360 dan kemudian pada Mei 2003, dibangun sebuah outlet baru

yang lebih luas di Jl. Raya Gubeng 66. Pada awalnya de Boliva Ice Cream khusus

memproduksi dan menjual es krim rendah kolestrol, namun sejak tahun 2002

nama de Boliva Ice Cream berganti menjadi de Boliva Kitchen & Lounge, dengan

menambahkan menu makanannya dan tidak sekedar makanan kecil saja. Hanya

saja dalam outlet-outlet de Boliva sendiri title ice cream tidak dihilangkan, karena

es krim tetap menjadi menu utama yang dijual.

2.1.3.2. Pengelola Perusahaan

Perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga yang dikelola oleh dua

orang kakak beradik, yaitu Andre Soenjoto dan Stephen Soenjoto. Keduanya

merupakan pemilik sekaligus manajer yang mengawasi dan memonitor pelayanan

yang dilakukan untuk pelanggan, serta mengatur dan membuat strategi baru.

Manajer ini membawahi supervisor yang bertanggung jawab terhadap kegiatan

operasional setiap hari, dan supervisor tersebut juga membawahi beberapa bagian.

2.1.3.3. Filosofi Perusahaan5

Sejak awal berdiri, de Boliva memiliki slogan “Great Taste With Low Fat”

yang mana pada waktu itu, memang belum ada es krim rendah kolestrol lain yang

beredar di publik. Menghidangkan menu yang enak, berkualitas dan juga sehat

itulah yang menjadi pegangan utama dalam mempromosikan produk de Boliva.

5 19 Maret 2006. <www.deboliva .com>

Page 7: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

14

2.1.3.4. Potensi de Boliva Kitchen & Lounge6

Semua orang menyukai hidangan penutup, dan tidak ada hidangan penutup

yang sepopuler es krim. Terutama di jaman sekarang ini, orang selalu mencari

hidangan yang enak tetapi juga sehat. Dulu banyak orang yang mempersepsikan

es krim sebagai hidangan yang membuat gendut karena bahan utamanya susu dan

gula tentunya. Dengan dasar inilah terciptalah ide untuk menciptakan es krim

yang rendah kolestrol sehingga aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat dengan

segala usia. Hal ini merupakan potensi yang pertama dari de Boliva.

Outlet es krim dengan nuansa café belum banyak ditemukan di Surabaya,

hal tersebut memberikan peluang besar kepada de Boliva untuk menjadi outlet es

krim dengan konsep café pertama di Surabaya. Memberikan hidangan yang

berkualitas dan suasana nyaman. Perpaduan warna dalam interior yang memberi

kenyamanan di mata konsumen, musik yang penuh kenikmatan yang memuaskan

telinga konsumen, dan keramahan dari setiap anggota staf. Hal-hal inilah yang

membangun suasana nyaman yang tercermin di outlet-outlet de Boliva. Faktor

‘menjual‘ kenyamanan ini juga merupakan salah satu potensi de Boliva untuk

dikenal dan digemari masyarakat.

Saat ini de Boliva telah menambah daftar menu makanannya dan bukan

sekedar makanan kecil tapi juga makanan utama. Dengan semakin luasnya produk

yang dijual, tentunya konsumen memiliki lebih banyak pilihan.

2.1.3.5. Posisi Perusahaan

De Boliva telah banyak dikenal masyrarakat di Surabaya sebagai tempat

untuk bersantai dan menikmati hidangan penutup dan hidangan lain yang terjamin

kualitas dan kandungan gizinya. Hidangan sehat yang disajikan de Boliva

menjadikannya sebagai salah satu pilihan untuk melewatkan waktu luang untuk

bersantai.

2.1.3.6. Lokasi Perusahaan

Outlet pertama de Boliva dibangun pada Desember 2001, bertempat di Jl.

HR Muhamad 360 Surabaya.

6 Wawancara dengan Stephen Soenjoto, Pemilik de Boliva Kitchen & Lounge. 28 Februari 2006.

Page 8: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

15

Gambar 2.1. de Boliva Kitchen & Lounge Jl. HR Muhamad7

Dan kemudian pada Mei 2003, dibangun outlet kedua yang lebih luas di Jl. Raya

Gubeng 66 Surabaya.

Gambar 2.2. de Boliva Kitchen & Lounge Jl. Raya Gubeng

2.2. Tinjauan Teoritis

2.2.1. Teori Sastra Indonesia

2.2.1.1. Definisi Sastra

Menurut Ensiklopedia Indonesia, kata su memiliki arti lebih, indah.

Sedangkan sastra berarti tulisan, bahasa. Jadi kesusastraan bisa dikatakan

merupakan segala gubahan bahasa yang indah.

Beberapa ciri yang selalu muncul dalam pengertian-pengertian sastra

adalah sebagai berikut:8

• Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi. Seniman menciptakan

sebuah dunia baru, meneruskan proses penciptaan di dalam semesta alam, bahkan

menyempurnakannya. Sastra merupakan suatu luapan emosi yang spontan. Unsur

kreativitas dan spontanitas menjadi unsur penting dalam pedoman sastra.

7 Foto ini diambil sebelum de Boliva di Jl. HR. Muhamad direnovasi, saat ini masih dalam tahap renovasi. 8 Mieke Bal. Pengantar Ilmu Sastra, PT Gramedia, Jakarta, 1996, h. 5-6.

Page 9: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

16

• Sastra bersifat otonom, tidak mengacu kepada sesuatu yang lain. Sastra tidak

bersifat komunikatif. Sang penyair hanya mencari keselarasan di dalam karyanya

sendiri.

• Karya sastra yang otonom itu bercirikan suatu koherensi. Pengertian koherensi

itu pertama-tama dapat ditafsirkan sebagai suatu keselarasan yang mendalam

antara bentuk dan isi. Setiap isi berkaitan dengan suatu atau ungkapan tertentu.

Dalam pandangan ini puisi dan bentuk-bentuk sastra lainnya ‘menggambarkan’

isi, bahasanya bersifat plastis. Tokoh Romantik berkebangsaan Inggris, Coleridge,

melihat koherensi itu sebagai suatu kaitan organik. Seperti bentuk dan isi yang

saling berkaitan, demikian juga bagian dan keseluruhan kait-mengait secara erat

sehingga saling menerangkan.

• Sastra menghidangkan sebuah sintesa antara hal-hal yang saling bertentangan.

Pertentangan-pertentangan tersebut aneka rupa bentuknya, ada pertentangan

antara yang disadari dan yang tidak disadari, antara pria dan wanita, antara roh

dan benda, dan seterusnya.

• Sastra mengungkapkan yang tak terungkapkan. Oleh puisi dan bentuk-bentuk

sastra lainnya ditimbulkan aneka macam asosiasi dan konotasi. Dalam sebuah teks

sastra kita menjumpai sederetan arti yang dalam bahasa sehari-hari tak dapat

diungkapkan. Pandangan itu sesuai dengan ucapan Roland Barthes, yang

menafsirkan sebuah teks sastra tidak boleh menunjukkan satu arti saja, melainkan

membeberkan aneka kemungkinan.

2.2.1.2. Sejarah Sastra Indonesia

Bahasa Indonesia tumbuh dari bahasa Melayu sejalan dengan

perkembangan rasa kebangsaan atau nasionalisme Indonesia, karena itu bahasa

Indonesia baru lahir pada awal abad ke-20. Dalam Sumpah Pemuda 1928 bahasa

Indonesia diakui sebagai bahasa persatuan. Dan setelah Indonesia

memproklamirkan kemerdekaan, bahasa Indonesia diresmikan sebagai bahasa

resmi.

Nasionalisme sesungguhnya adalah suatu paham kebangsaan yang berasal

dari kebudayaan Eropa modern. Lahirnya bahasa Indonesia dan sastra Indonesia

adalah hasil pertemuan bahasa dan sastra Melayu dengan paham-paham yang

Page 10: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

17

berasal dari kebudayaan Eropa modern itu. Paham-paham dan bentuk-bentuk

sastra Eropa seperti soneta, roman, esai, kritik dan cerita pendek kemudian banyak

diikuti dan menemui perkembangan yang subur. Berikut ini adalah pembabakan

waktu sejarah sastra Indonesia:9

I. Masa Kelahiran atau Masa Penjadian (tahun 1900-1945) yang dapat dibagi lagi

menjadi beberapa periode, yaitu:

1. Periode awal hingga 1933

2. Periode 1933-1942

3. Periode 1942-1945

II. Masa Perkembangan (tahun 1945 hingga sekarang) yang dapat pula dibagi

menjadi beberapa periode sebagai berikut:

1. Periode 1945-1953

2. Periode 1953-1961

3. Periode 1961 sampai sekarang

• Periode 1900-1933

Pada tahun 1843 pemerintah jajahan Belanda mendapat kekuasaan dari

Raja untuk mempergunakan uang setiap tahunnya untuk keperluan sekolah-

sekolah. Sekolah itu didirikan untuk anak orang-orang bumiputra, terutama para

priyayi yang akan dijadikan pegawai setempat. Dengan didirikannya sekolah-

sekolah itu meningkatlah pendidikan dan timbulah kegemaran akan membaca,

dan melalui bacaan-bacaan dalam bahasa Belanda, bangsa Indonesia mulai

mengerti akan kedudukan dirinya sebagai bangsa yang dijajah.

Beberapa orang berbakat yang menyadari hal ini lalu mulai menulis rupa-

rupa karangan, baik berbentuk uraian maupun berbentuk cerita, yang sifatnya

memberi penerangan kepada rakyat. Suratkabar tersebut tidak hanya di Melayu

atau Jakarta saja, melainkan tersebar di berbagai kota lain. Tetapi sepanjang yang

sudah diketahui, baru sesudah tahun 1900 ada suratkabar yang memuat karangan

yang bersifat sastra atau yang dapat digolongkan kepada karya sastra. Pada awal

abad ke-20 misalnya di Bandung ada suratkabar Medan Prijaji yang memuat

cerita bersambung berbentuk roman. Seperti sebuah roman yang berjudul Hikajat

9 Ajip Rosidi. Iktisar Sejarah Sastra Indonesia, Binacipta, Jakarta, 1999, h. 13.

Page 11: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

18

Siti Mariah yang ditulis oleh H. Moekti. Pada masa awal ini, banyak karangan

yang memiliki sifat dan isi yang menghasut rakyat untuk berontak, maka karya-

karya itu secara populer disebut ‘bacaan liar’.

Sementara itu kaum terpelajar Indonesia yang sudah mendapat pendidikan

barat, karena menguasai bahasa Belanda dapat pula membaca buku-buku

buahtangan para pengarang Belanda yang membela hak kemerdekaan bangsa

pribumi. Maka pada tahun 1908 didirikanlah Komisi Bacaan Rakyat yang pada

tahun 1917 berubah menjadi kantor Bacaan Rakyat atau yang lebih dikenal

sebagai Balai Pustaka.

Pekerjaan komisi ini mula-mula memeriksa dan mencetak segala naskah-

naskah cerita rakyat terutama yang ditulis dalam bahasa daerah. Tetapi kemudian

juga mencetak buku terjemahan dari cerita yang mengisahkan kepahlawanan

orang Belanda dan cerita-cerita klasik Eropa. Sejak itu banyak roman yang

diterbitkan oleh Balai Pustaka, dan lahirnya pengarang-pengarang berbakat

seperti Muhammad Yamin, Rustam Effendi, dan Sanusi Pane.

• Periode 1933-1942

Pada tahun 1933, Armijn Pane, Amir Hamzah dan Sutan Takdir

Alisjahbana berhasil mendirikan majalah Poedjangga Baroe (1933-1942 dan

1949-1953). Pada mulanya keterangan resmi tentang majalah itu berbunyi

“Majalah kesusastraan dan bahasa serta kebudayaan umum”, tetapi sejak tahun

1935 berubah menjadi “Pembawa semangat baru dalam kesusastraan, seni,

kebudayaan dan soal masyarakat umum” dan sejak 1956 bunyinya berubah pula

menjadi “Pembimbing semangat baru yang dinamis untuk membentuk

kebudayaan persatuan Indonesia”.

Segera majalah Poedjangga Baroe menjadi tempat berkumpul kaum

budayawan, seniman dan cendekiawan Indonesia pada masa itu. Berturut-turut

dalam lingkungan majalah itu kita saksikan munculnya nama-nama Armijn pane,

Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah, Mr. Sumanang, Mr. Amir Sjarifuddin,

Moh. Sjah, Ng. Purbatjaraka, W.J.S. Purwadaminta, H.B. Jassin dan lainnya

sebagai anggota redaksi.

Page 12: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

19

Kelahiran majalah Poedjangga Baroe yang banyak melontarkan gagasan-

gagasan baru dalam bidang kebudayaan itu bukan tidak menimbulkan reaksi.

Keberaniannya menandaskan bahwa bahasa Indonesia, bukanlah bahasa Melayu,

menimbulkan berbagai reaksi. S. Takdir dalam salah satu esainya dalam tahun

pertama (1933) menulis antara lain “Bahasa Indonesia ialah bahasa perhubungan

yang berabad-abad tumbuh perlahan-lahan dikalangan penduduk Asia Selatan dan

yang setelah bangkitnya pergerakan kebangunan rakyat Indonesia pada permulaan

abad 20 dengan insaf diangkat dan dijunjung sebagai bahasa persatuan”.10 Sikap

ini menimbulkan reaksi dari para tokoh bahasa yang kuat berpegang kepada

kemurnian bahasa Melayu Tinggi seperti H. Agus Salim, Sutan Muhammad Zain,

dan S.M. Latif. Maka terjadilah polemik tentang bahasa yang tidak hanya dimuat

dalam majalah Poedjangga Baroe saja, melainkan juga dalam suratkabar dan

majalah yang terbit pada masa itu.

Di periode ini, juga mulai lahir para pengarang wanita, seperti Selasih atau

Seleguri yang keduanya merupakan nama samaran dari Sariamin, yang menulis

roman dan sajak-sajak. Pengarang wanita lainnya adalah Hamidah yang

merupakan nama samaran Fatimah H. Delais, Adlin Affandi dan Sa’adah Alim

yang masing-masing menulis sandiwara, Maria Amin yang menulis sajak-sajak

dalam majalah Poedjangga Baroe.

Di tahun 20an sudah mulai dimuat cerita-cerita pendek yang sifatnya

hiburan. Pada tahun 1936 atas usaha Balai Pustaka, cerita-cerita lucu yang ditulis

oleh M. Kasim dibukukan dengan judul Teman Duduk. Sedangkan kesedihan

sebagai motif penulisan cerpen menjadi bahan yang produktif bagi Hadji Abdul

Malik Karim ‘Amrulah yang lebih terkenal sebagai Hamka. Sedangkan yang

cerpennya lebih berhasil ditinjau dari segi sastra adalah Armijn Pane. Dari

cerpen-cerpennya itu nampak usaha Armijn untuk membuat lukisan dari

kenyataan hidup sehari-hari pada jamannya.

Dalam bidang penulisan drama, drama pertama dalam bahasa Indonesia

ialah yang ditulis oleh Roestam Effendi berjudul Bebasari (1924). Beberapa

penulis drama lain yang eksis menulis lebih dari satu judul antara lain:

Muhammad Yamin, Sanusi Pane, dan Armijn Panelah.

10 Ibid. h. 37.

Page 13: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

20

• Periode 1942-1945

Periode ini bisa dikatakan sebagai jaman penjajahan Jepang. Oleh Jepang,

bahasa Belanda dilarang dan bahasa Indonesia dijadikan satu-satunya bahasa yang

harus dipergunakan di seluruh kepulauan dan dalam seluruh bidang kehidupan.

Tentu saja maksudnya kemudian akan mengganti dengan bahasa Jepang, tapi

karena waktu mereka di Indonesia hanya tiga setengah tahun, maka sebelum

diganti dengan bahasa Jepang, Jepang sudah kalah dan bahasa Indonesia sudah

tetap dan kuat kedudukannya.

Situasi perang dan penderitaan lahir batin dijajah Jepang telah

mematangkan jiwa bangsa kita, juga pada masa inilah kita menyaksikan bahasa

Indonesia mengalami pematangan, lewat semakin matangnya nama Chairil Anwar

dalam dunia sastra, yaitu seperti terlihat dalam sajak-sajak Chairil Anwar dan

prosa Idrus. Bahasa Indonesia bukan lagi hanya sekedar alat untuk bercerita atau

menyampaikan berita tetapi telah menjadi alat pengucapan sastra yang dewasa.

Chairil Anwar dengan usaha-usahanya tak jemu-jemu mengadakan percobaan

dengan kata-kata. Usahanya itu telah menyebabkan dimulainya suatu tradisi puisi

Indonesia yang mempunyai kemungkinan hampir tak terbatas. Bahasa sajak

Chairil Anwar bukan lagi bahasa buku yang terpisah dari kehidupan, tetapi bahasa

sehari-hari yang menulang-sumsum, membersit spontan.11

Kata-kata dipilihnya dengan cermat dan teliti sampai pada intinya. Kata-

kata pada sajak Chairil dicoba supaya tidak hanya memberikan gambaran atau

tanggapan tentang hidup, tetapi dapat menjelmakan hidup itu sendiri.

Kehidupan yang kacau dalam bidang ekonomi juga mengajar para

pengarang Indonesia supaya belajar hemat dengan kata-kata. Setiap kata, setiap

kalimat, setiap alinea ditimbang dengan matang, baru disodorkan kepada

pembaca. Juga segala perbandingan yang penuh dengan retorika yang menjadi ciri

dan kegemaran para pengarang Poedjangga Baroe, telah ditinggalkan. Seperti

dalam prosa karangan Idrus, cara penulisan yang serba sederhana. Bidang

perhatian dalam memilih materi untuk menulis sastra menjadi lebih sederhana,

yang menjadi perhatian para pengarang bukanlah lagi masalah yang pelik ataupun

11 Ibid.

Page 14: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

21

kehidupan yang rumit-rumit, melainkan kenyataan sehari-hari yang nampak

didepan mereka.

• Periode 1945-1953

Munculnya Chairil Anwar dalam panggung sejarah sastra Indonesia

memberikan sesuatu yang baru. Sajak-sajaknya tidak seperti sajak-sajak Amir

Hamzah yang betapapun masih mengingatkan kita pada sastra Melayu, meskipun

sajak-sajak Amir memang indah dan bernilai tinggi. Bahasa yang digunakannnya

adalah bahasa Indonesia yang hidup, yang berjiwa. Bukan lagi bahasa buku,

melainkan bahasa percakapan sehari-hari yang dibuatnya bernilai sastra. Karena

itulah ada orang yang berpendapat bahwa baru dengan sajak-sajak Chairil

Anwarlah sebenarnya sastra Indonesia lahir, sedangkan karya-karya Amir

Hamzah, Sanusi Pane, Takdir Alisjahbana dan lainnya dianggap sebagai hasil

sastra Melayu saja.

Segera Chairil Anwar mendapat pengikut, penafsir, pembela dan

penyokong. Dalam bidang penulisan puisi muncul para penyair, seperti Asrul

Sani, Rivai Apin, M. Akbar Djuhana, P. Sengodjo, Dodong Djiwapradja, S.

Rukiah, Walujati, Harjadi S. Hartowardoyo, Muhammad Ali, dan lain-lain.

Dengan munculnya kenyataan itu, banyak orang yang berpendapat bahwa

suatu angkatan kesusastraan baru telah lahir. Pada mulanya angkatan ini disebut

dengan berbagai nama, ada yang menyebutnya Angkatan Sesudah Perang, ada

yang menamakannya Angkatan Chairil Anwar, Angkatan Kemerdekaan, dan lain-

lain. Baru pada tahun 1948, Rosihan Anwar menyebut angkatan ini dengan nama

Angkatan 45. Nama ini segera menjadi populer dan dipergunakan oleh semua

pihak sebagai nama resmi.

• Periode 1953-1961

Setelah Chairil Anwar meninggal dunia, lingkungan kebudayaan seniman

seakan-akan kehilangan vitalitas. Pada tahun 1953, di Amsterdam

diselenggarakan sebuah simposion tentang kesusastraan Indonesia, yang berbicara

dalam simposion itu antara lain, Asrul Sani, S. Takdir Alisjahbana, Dr. Wertheim

dan lain-lain. Di sinilah untuk pertama kali dibicarakan tentang kemacetan dan

Page 15: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

22

krisis sastra Indonesia sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia, tetapi

persoalan tentang krisis, baru menjadi bahan pembicaraan yang ramai ketika terbit

majalah Konfrontasi pada pertengahan tahun 1954. Dalam nomer pertama majalah

itu dimuat sebuah esai Sudjatmoko berjudul ‘Mengapa Konfrontasi?’. Dalam

karangan itu secara tandas dikatakan oleh penulisnya bahwa sastra Indonesia

sedang mengalami krisis.

Dalam esainya itu Sudjatmoko melihat adanya krisis sastra sebagai akibat

dari krisis kepemimpinan politik. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sastra

indonesia sedang mengalami krisis karena yang ditulis hanya cerpen-cerpen kecil

yang berlingkar sekitar psikologisme perseorangan semata-mata, dan roman besar

tidak ditulis sama sekali. Penulis cerpen yang cukup berperan pada periode ini

adalah A.A. Navis dan Trisnojuwono. Sedangkan para penyairnya, antara lain:

Toto Sudarto Bachtiar dan W.S. Rendra. Di dunia penulisan drama ada Nasjah

Djamin dan H.M. Jusa Biran. Selain itu juga lahir seorang pengarang wanita yaitu

Nh. Dini.

• Periode 1961-sekarang

Pada masa ini, jumlah pengarang muda yang menulis esai lumayan

banyak, beberapa orang pengarang baru adalah Goenawan Mohamad, Arief

Budiman yang pada masa itu masih bernama Soe Hok Djin, D.A. Peransi dan

lain-lain. Di samping esai, penulisan kritik sastra juga menjadi ramai, seperti Boen

S. Oemarjati, M.S. Hutagulung, Virga Belan, dan Salim Said.

Di tengah-tengah sajak-sajak, cerpen-cerpen, esai-esai yang menyajikan

kemenangan perjuangan yang ditulis, timbullah perlawanan para pengarang yang

ingin membela martabat manusia, yang ingin membela kemerdekaan manusia

yang diinjak-injak oleh tirani mental dan fisik. Sajak-sajak, cerpen-cerpen,

terutama esai-esai yang ditulis pada masa itu banyak yang merupakan protes

sosial dan protes terhadap penginjakkan martabat manusia. Puncak daripada sastra

perlawanan ini adalah sajak-sajak Taufiq Ismail, Mansur Samin, Slamet Kirnanto,

Bur Rasuanto yang ditulis di tengah-tengah demonstrasi mahasiswa dan pelajar

pada awal tahun 1966, dan sejak itu angkatan ini menamakan dirinya Angkatan

66.

Page 16: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

23

Tugas Angkatan 66 ini ialah untuk membela Pancasila dan menjaga jangan

sampai timbul lagi tirani, demi untuk mengisi revolusi guna mencapai sosialisme

Indonesia. Revolusi bukanlah sesuatu yang berdiri di luar diri, tapi terutama

adalah proses pekaryaan, proses penciptaan, dan proses pengalaman.12

Jelas bahwa sajak-sajak perlawanan itu merupakan suatu klimaks dari

suatu periode. Para pengarang dan penyair Indonesia tidak hanya memperhatikan

kehidupan sastra saja, tetapi juga kehidupan bangsa dan martabat kemanusiaan

umumnya.

Selanjutnya tema-tema, amanat, dalam karya sastra dan visi

kepengarangan banyak mengalami perkembangan, namun perkembangan sastra

Indonesia tidak hanya terbatas pada itu saja tetapi juga terlihat pengaruhnya

terhadap struktur karya sastra tersebut. Terhadap setting, plot, penokohan,

maupun gaya bahasa di dalam roman, novel, dan cerpen, dan terhadap unsur

musikalitas ataupun gaya bahasa di dalam puisi-puisi.

2.2.1.3. Jenis-jenis Karya Sastra

• Roman dan Novel

Merupakan karya sastra yang paling banyak ditulis. Tokoh-tokohnya antara lain:

N.St. Iskandar, M. Dimyati, Hamka, A.Pt. Madjoindo, S. Hardjosoemarto, Taufiq

Ismail, Achdiat Kartamihardja, Aoh Kartahadimadja, Rosidi, Rusli, I Gusti

Nyoman Pandji Tisna, dan para pengarang wanita seperti Hamidah, Selasih,

Saadah Alim, Rukiah, Nh. Dini, Titie Said, dan lain-lain.

• Kumpulan Cerita Pendek

Tokoh-tokohnya antara lain: Motinggo Boesje dan Salsiah Tjahjaningsih.

• Kumpulan Sajak

Menduduki tempat ke-3 ialah kumpulan sajak. Tokoh-tokohnya antara lain:

Chairil Anwar, Amir Hamzah, Sanusi Pane, Takdir Alisjahbana, Asrul Sani, Rivai

Apin, W.S. Rendra, Toto Sudarto Bachtiar, M. Akbar Djuhana, P. Sengodjo,

Dodong Djiwapradja, S. Rukiah, Walujati, Harjadi S. Hartowardoyo, Muhammad

Ali, Hamidah, Taufiq Ismail, Mansur Samin, Slamet Kirnanto, Bur Rasuanto dan

lain-lain.

12 Ibid. h. 539.

Page 17: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

24

• Drama

Tokoh-tokohnya antara lain: Mohammad Yamin, Sanusi Pane, Armijn Pane,

Saadah Alim, dan Mh. Rustandi.

• Biografi

Biografi masih sedikit sekali ditulis orang, baik itu berupa otobiografi ataupun

biografi orang lain.

• Kisah Perjalanan

Jenis kisah perjalanan yang juga adalah semacam otobiografi, rupanya belum

begitu populer, atau lebih tepat, minat pembaca cukup besar, tapi pengarang-

pengarang Indonesia tidak cukup kuat keuangannya untuk melakukan perjalanan

ke mana-mana. Tokoh-tokohnya antara lain ialah: Adinegoro, Rosihan Anwar,

Hamka, Mochtar Lubis, A. Bastari Asnin dan Djamil Suherman.

• Studi Sastra, Kritik dan Esei

Karya sastra yang mencolok kemajuannya ialah pembahasan kesusastraan, berupa

kritik dan esei, serta pembicaraan teori. Dua tokoh yang terkenal yaitu H.B. Jassin

dan Sitor Situmorang.

2.2.2. Teori Puisi

2.2.2.1. Definisi Puisi

Menurut Ensiklopedia Indonesia, kata puisi berasal dari bahasa Yunani

poiesis yang berarti penciptaan. Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan

semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi hasil seni sastra, yang kata-

katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak,

dan terkadang dengan kata-kata kiasan.13

Sedangkan menurut beberapa tokoh adalah sebagai berikut: 14

• Vencil C. Coulter: “Dalam bahasa Inggris padanan kata puisi ini adalah poetry

yang erat berhubungan dengan kata poet dan poem. Kata poet berasal dari kata

Yunani yang berarti membuat/mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri kata poet

berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir

menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang

13 Henry Guntur Tarigan. Prinsip-prinsip Dasar Sastra, Angkasa, Bandung, 1996, h. 4. 14 Ibid. h. 4-8.

Page 18: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

25

berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan seorang filsuf,

negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi”.

• Ralph Waldo Emerson: “Puisi merupakan upaya abadi untuk mengekspresikan

jiwa sesuatu, untuk menggerakkan tubuh yang kasar dan mencari kehidupan dan

alasan yang menyebabkannya ada. Karena bukannya irama melainkan argumen

yang membuat iramalah (yaitu ide atau gagasan) yang menjelmakan suatu puisi.

Sang penyair mempunyai suatu pikiran baru, dia mempunyai keseluruhan

pengalaman baru untuk disingkapkan, dia ingin mengutarakan kepada kita betapa

caranya pengalaman itu bersatu dengan dia dan semua orang akan mempunyai

perbendaharaan yang lebih kaya dengan pengalaman tersebut”.

• Edgar Allan Poe: “Puisi kata sebagai kreasi keindahan yang berirama. Ukuran

satu-satunya untuk itu ialah rasa. Dengan intelek ataupun dengan kesadaran, puisi

itu hanyalah memiliki hubungan-hubungan sekunder saja. Kalau tidak bersifat

isidental, maka puisi itu tidak mempunyai hubungan apapun baik dengan

kewajiban maupun dengan kebenaran”.

• Isaac Newton: “Puisi adalah nada yang penuh keaslian dan keselarasan”.

• Samuel Johnson: “Puisi adalah peluapan spontan dari perasaan-perasaan yang

penuh daya, dia bercikal-bakal dari emosi yang berpadu kembali dalam

kedamaian”.

• Percy Byssche Shelley: “Puisi adalah rekaman dari saat-saat yang paling baik

dan paling menyenangkan dari pikiran-pikiran yang paling baik dan paling

menyenangkan”.

• Emily Dickinson: “Bila aku membaca sebuah buku dan dia dapat membuat

tubuhku begitu sejuk sehingga tiada api yang dapat memanaskan aku, maka aku

tahu itu adalah puisi. Kalau aku secara fisik merasa seolah-olah ubun-ubunku

berdenyut-denyut, maka aku tahu bahwa itu adalah puisi. Hanya dengan cara

inilah aku mengenal puisi.

• Watts Dunton: “Puisi adalah ekspresi yang konkrit dan bersifat artistik dari

pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama”.

• Lescelles Abercrombie: “Puisi adalah ekspresi dari pengalaman yang bersifat

imajinatif yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang

Page 19: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

26

bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa, yang memanfaatkan

setiap rencana dengan matang dan tepat guna”.

2.2.2.2. Sejarah Perkembangan Puisi Indonesia

Puisi Indonesia dibagi dua yaitu puisi lama dan puisi baru, atau lebih

tepatnya disebut puisi tradisional dan puisi modern. Puisi tradisional adalah puisi

yang tidak mendapat pengaruh kesusastraan Barat. Contohnya adalah pantun,

syair dan gurindam. Puisi tradisional tidak lagi mendapat tempat sekarang sebagai

bentuk kesusastraan yang benar-benar. Pemakaian pantun sekarang ini tidak lagi

dianggap sebagai sebuah bentuk sastra, dan mungkin berupa sastra rakyat begitu

saja. Perubahan dari puisi tradisional ke puisi modern dimulai di Indonesia pada

tahun-tahun dua puluhan.

Penyair yang mula-mula menggunakan puisi baru adalah orang-orang

yang melihat kesusastraan sebagai lambang kebebasan dari masa lampau dan

masa yang ada ketika itu. Mereka adalah orang-orang yang terdidik dengan

pendidikan barat dan merasa berbeda dari kebanyakan orang lain yang tidak

mendapat hal yang sama. Untuk menyatakan kebebasan dan kelainan mereka,

mereka merasa perlu untuk menciptakan sesuatu yang baru, sesuatu yang berbeda

dari yang ada sebelumnya. Dan sesuai dengan perkenalan mereka yang dekat

dengan kesusastraan barat, mereka mencoba menimba sesuatunya dari

perbendaharaan kesusastraan barat. Orang-orang itu antara lain adalah Muhamad

Yamin, Rustam Effendi, dan Sanusi Pane. Bagi mereka, terikat dengan yang lama

berarti tidak ada kebebasan.

Tetapi disamping itu, ada hal lain yang lebih utama, yaitu perbedaan

hakikat antara puisi tradisional dan puisi modern yang berasal dari barat.

Puisi tradisional Melayu yang dikenal mereka dan boleh dianggap sebagai

bagian dari tradisi mereka adalah puisi yang tertutup. Yang dimaksud dengan

puisi tertutup adalah puisi yang penggunaannya terbatas kepada hal-hal tertentu

dan bentuk yang ada telah terikat kepada ikatan tertentu. Untuk menjelaskan hal

ini perhatikan pantun dan syair sebagai dua bentuk puisi tradisional yang paling

umum dikenal dan digunakan.

Page 20: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

27

Pantun adalah sebuah bentuk puisi yang terutama digunakan sebagai alat

dalam bertanya jawab antara dua orang, misalnya antara seorang teruna dan

seorang dara, atau bagian dari ratapan yang dinyanyikan seperti pada nyanyian-

nyanyian. Karena sifatnya itu maka puisi ini tak mungkin digunakan untuk

kepentingan yang lain dari itu. Puisi itu tak mungkin digunakan sebagai

pernyataan perasaan dan pikiran, padahal pernyataan perasaan dan pikiran ini

dianggap sebagai unsur utama dari perkembangan puisi baru pada tahun 20an di

Indonesia. Mereka waktu itu mencoba menyatakan pandangan mereka tentang

keadaan yang mereka lihat, menyatakan ketidaksenangan mereka terhadap apa

yang ada. Hal ini sejalan kiranya dengan pernyataan mereka terhadap kebebasan

mereka dari keadaan yang ada dan kelainan mereka dari apa yang ada.

Di samping itu, pantun juga terikat kepada aturan persajakan yang tertentu

dan yang tak dapat dirombak begitu saja. Sebait pantun, diambil dalam arti yang

agak luas, harus terdiri dari jumlah baris yang genap, dua, empat, enam, atau

delapan. Pantun tidak mungkin terdiri dari jumlah baris yang ganjil, karena akan

ada satu baris yang tidak punya hubungan dengan baris lainnya. Dalam hal ini

hendaklah diingat bahwa sebait pantun mempunyai dua bagian utama, yaitu

bagian isi (maksud) dan unsur pelompatan peristiwa dengan sampiran yang

merupakan lukisan alam dan isi yang berhubungan dengan manusia (bukan alam).

Jumlah baris sampiran harus sama dengan jumlah baris isi. Tanpa sampiran, maka

serangkum puisi tak mungkin dikatakan sebagai pantun. Dan kedua hal yang

terpisah ini dihubungkan melalui persamaan bunyi.

Disamping itu, ada pembatasan lain dalam hubungan panjang pendek

sebuah baris dalam pantun. Baris dalam sebuah pantun biasanya mempunyai kira-

kira 4 hingga 6 kata, tergantung kepada panjang pendeknya sebuah kata. Atau

dengan kata lain sebuah baris pantun mempunyai jumlah suku kata sebanyak 8

sampai 12. Dan satu hal yang penting juga bagi sebuah bait pantun ialah adanya

rima pada akhir setiap baris yang berupa abab, yaitu baris pertama bersajak

dengan baris ketiga, dan baris kedua dengan baris keempat.

Syair juga mempunyai pembatasan yang tak kurang dari sebuah pantun.

Syair dalam tradisi kesusastraan biasanya digunakan untuk kepentingan

menceritakan sesuatu, sesuatu cara untuk berkisah. Karena itu, tidak biasa ada

Page 21: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

28

syair yang terdiri atas kumpulan beberapa bait syair saja. Kedua keadaan ini

berbeda dengan gejala perkembangan puisi modern. Puisi itu biasanya mereka

gunakan untuk menyatakan perasaan tentang sesuatu, dan bukan untuk men-

ceritakan tentang sesuatu. Di samping itu mereka tidak berusaha untuk

mengatakan hal itu dalam jumlah rangkap atau bait yang banyak sekali. Jumlah

bait dalam satu puisi mereka biasanya terbatas kepada beberapa bait saja,

biasanya tidak melebihi dari 10. Bahkan dalam puisi yang lebih kemudian banyak

pula puisi yang hanya punya satu bait saja.

Bait sebuah syair selalu terdiri dari empat baris. Jumlah perkataan atau

suku kata dalam sebuah baris juga terbatas sebagai yang ada dalam sebuah bait

pantun, yaitu antara 4 hingga 6 kata atau antara 8 hingga 12 suku kata. Beda yang

pertama kali dapat dilihat antara sebait pantun dengan sebait syair, yaitu tidak

adanya pembagian sampiran dan isi pada sebuah bait syair, dan rima bait syair

ialah aaaa bukan abab. Semua baris dalam sebait syair akan berakhir dengan

bunyi yang sama.

Begitulah, puisi tradisional yang dikenal ketika itu terlampau

mengungkung kebebasan mereka, malah penggunaan yang dianggap umum dari

puisi tradisional itu, tidak sesuai dengan apa yang ingin dinyatakan oleh penyair-

penyair baru itu. Gurindam yang dalam beberapa hal kelihatan lebih bebas dari

pantun dan syair, juga mempunyai pembatasan yang kadangkala tak dapat

dihilangkan. Meskipun jumlah baris dan pola persajakan gurindam tertentu, yaitu

dua baris dalam satu rangkap atau bait dan bersajak aa, namun jumlah kata

perbaris boleh bebas. Yang harus dijaga adanya keseimbangan jumlah kata antara

satu baris dengan baris lainnya. Di sinilah kebebasan yang ada dalam gurindam.

Dalam bagian lain ia lebih terasa dekat dengan syair. Sesuai dengan itu ia lebih

kelihatan sebagai puisi untuk berkisah daripada puisi untuk menyatakan perasaan.

Akibat dari keadaan yang ada pada sifat hakiki puisi tradisional dan

ditambah dengan keinginan mereka untuk melepaskan diri dari kebiasaan lama

yang biasanya begitu saja dianggap tidak baik, mereka mencoba mencari bentuk-

bentuk puisi baru yang mungkin mereka dapat dari perkembangan puisi Barat.

Ada dua hal utama yang dapat dilihat penyair-penyair yang memulai

pembaruan puisi Indonesia pada puisi Eropa ialah kebebasan yang lebih banyak

Page 22: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

29

dan kemungkinan puisi itu digunakan bagi keperluan pernyataan pandangan dan

perasaan mereka. Puisi Eropa sebagaimana yang mereka lihat tidak begitu terikat

kepada jumlah baris dalam satu bait. Jumlah barisnya boleh berapa saja. Mereka

tidak begitu terikat dengan akhir dari kata yang terakhir dalam satu.baris. Mereka.

boleh memberikan pola persajakan tersendiri untuk puisi yang ingin mereka

ciptakan itu. Yang diperlukan hanya pada satu bait itu terjadi pola persajakan

tertentu. Selain itu ada keuntungan lain dengan pemakaian bentuk puisi barat

yaitu dapat digunakan untuk menyatakan pikiran dan perasaan, bukan untuk

bercerita dan bertanya jawab seperti yang ada pada puisi tradisional.

Perubahan yang wajar tak mungkin berlaku dalam sekejap mata,

melainkan akan melalui suatu proses. Perubahan pertama biasanya meliputi satu

aspek saja, dan ada aspek-aspek yang tak terkena oleh perubahan. Contohnya

dapat kita lihat dari sajak Abdullah, yang telah mengadakan perubahan, tapi

perubahan yang dilakukannya adalah perubahan isi. Abdullah telah mengubah

dari isi yang berpusat di dalam kehidupan istana kepada kehidupan sehari-hari

yang dilihatnya sendiri. Tapi tidak ada perubahan bentuk sastra yang utama.

Begitu juga halnya dengan perubahan yang dilakukan Yamin terhadap puisi

Melayu. Puisinya tidak lagi berupa pantun, syair dan gurindam, namun begitu ia

masih belum dapat melepaskan diri dari unsur-unsur tradisional, terutama pantun

dan syair. Puisinya masih mengandung unsur pantun dan syair.

Sebelumnya perlu diketahui unsur utama puisi tradisional. Puisi

tradisional adalah puisi lisan, dan dengan demikian, bunyi memegang peranan

penting. Sesuai dengan ini, keadaan dalam pemakaian lisan puisi itu akan

berpengaruh. Baris-barisnya tak mungkin akan panjang sekali dan juga tidak

pendek sekali. Dalam pembacaan ada cara tertentu. Karena itu, dalam puisi lisan

ada suatu kesatuan pembacaan. Akibatnya, panjang baris akan menjadi terbatas

dan baris-baris itu diucapkan menurut kesatuan-kesatuan pembacaan yang lebih

keci1. Biasanya, sebuah baris terdiri dari dua kesatuan pembacaan, biasa

dikatakan caessura. Di samping. itu, permainan bunyi juga memegang peranan

penting, seperti rima pantun dan syair. Sesuai dengan ini, kalau puisi itu

dituliskan, maka itu adalah ‘pencatatan apa yang diucapkan’ dan bukan

Page 23: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

30

‘pencatatan apa yang dipikirkan’. Pendeknya, puisi itu adalah untuk dibacakan,

yang berbeda dengan puisi modern.

Meskipun begitu, Yamin juga telah melakukan beberapa perubahan, dapat

dilihat dalam salah satu puisinya, terjadi puisi dengan 7 baris dalam satu bait

dengan pola persajakan aaabccc. Dengan masuknya puisi dengan jumlah baris per

bait yang berbeda-beda ini, ada sistem baru dalam perpuisian Melayu, yang tidak

didasarkan kepada pantun, syair dan gurindam. Masing-masing bait mendapat

nama sesuai dengan jumlah baris yang dipunyainya. Namun begitu yang paling

sedikit adalah dua baris. Jumlah baris paling tinggi kira-kira sepuluh, meskipun

ada yang lebih, biasanya bergerak antara dua dan sembilan.

Di samping masuknya puisi dengan jumlah baris yang bermacam-macam

tadi, masuk pula soneta yang pertama kali berkembang pada zaman Renaissance

di Itali. Soneta masuk ke Indonesia melalui kesusastraan Belanda.

Soneta mungkin terdiri dari beberapa bait dan jumlah baris semuanya 14.

Sebuah soneta dianggap mempunyai dua bagian, bagian pertama dan kedua.

Bagian pertama dikatakan terdiri dari 8 baris, sedangkan bagian kedua 6 baris.

Biasanya 8 baris pertama ada dalam dua bait yang masing-masing terdiri dari 4

baris, sedangkan bagian kedua ada dalam dua bait pula yang masing-masing

terdiri dari 3 baris. Dan berdasarkan jumlah baris ini, masing-masing dinamakan

sebagai octave dan sextet. Rima soneta tak begitu tetap, tapi dalam sebuah

kuatrain (rangkap empat) ada dua-dua baris yang sama rima akhirnya sehingga

rima akhirnya kira-kira sebagai: aabb, abab, aaaa, dan abba. Kemungkinan yang

sama terjadi pula dengan sebuah terzina (rangkap tiga) dengan kemungkinan rima

sebagai cde, cdd, cdc, ccd.

Sebuah soneta mempunyai dua bagian, yaitu bagian yang terdiri dari 8

baris pertama, dan bagian 6 baris kedua. Bagian pertama lebih banyak merupakan

sampiran alam sebuah bait pantun, karena sifatnya yang berupa lukisan keadaan

alam. Pada baris kedua baru biasanya dinyatakan pokok pikiran sebenarnya yang

ingin dinyatakan. Dengan demikian, bagian kedua ini adalah isi dari sebuah

soneta.

Page 24: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

31

Sebegitu jauh perkembangan puisi yang ada dapat dikatakan meliputi hal-

hal sebagai berikut:15

• Perubahan bentuk dari bait yang ada. Kalau pada mulanya hanya dikenali

pantun dan syair dengan hukum-hukumnya sendiri, maka sekarang telah ada

bentuk puisi yang lain yang memiliki ciri seperti berikut:

(i) Bait yang jumlahnya boleh berapa saja.

(ii) Bait yang tidak terikat dengan pola persajakan tertentu. Ia tidak perlu

bersajak aaaa sebagai sebuah bait syair, atau abab sebagai bait pantun.

(iii) Bait yang tidak memakai sampiran.

(iv) Puisi yang boleh digunakan untuk menyatakan perasaan dan pikiran, dan

tidak terbatas kepada berkisah seperti pada syair, atau berjawab-jawaban seperti

pada pantun.

• Perubahan itu tidak bersifat radikal, hingga masih dapat dirasakan adanya

unsur pantun dan syair. Dalam puisi itu masih terasa unsur berkisah seperti dapat

terlihat dengan jelas pada puisi Sawah dari A. Hasjmi, yang diturunkan di sini

(diambil dua bait saja).

Sawah tersusun di lereng gunung, Berpagar dengan Bukit Barisan, Sayup-sayup ujung ke ujung, Padi mudanya hijau berdandan. Di danau perawan duduk menyulam, Matanya memandang padi huma, Sekali-kali ia bernalam, Dipetik dari hati mudanya.

• Perubahan yang agak lain ialah masuknya soneta, yang seperti dikatakan tadi

mempunyai unsur pantun. Tapi bagaimanapun juga, puisi tadi telah menunjukkan

kebebasan, yang memang tidak dipunyai oleh puisi tradisional. Bahkan soneta

juga mempunyai sebuah kebebasan, walaupun ia sebenarnya merupakan puisi

tertutup. Sebuah soneta dapat berubah menjadi sebuah puisi terbuka dalam

pengertian yang terbatas dengan adanya kemungkinan penambahan yang

dikatakan sebagai koda (cauda). Koda ialah bagian yang ditambahkan kepada

15 Umar Junus dan Sumardi. Puisi Indonesia dan Melayu Modern, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1991, h. 17-8.

Page 25: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

32

sebuah soneta kalau seandainya isi yang dikehendaki belum lagi dapat dinyatakan

dalam baris-baris yang ada.

Percobaan yang lebih berani dilakukan oleh beberapa penyair di waktu

sesudahnya, berikut akan dijelaskan secara singkat penyair dan perubahan yang

dilakukan dalam pembentukan dan perkembangan puisi modern.

• Rustam Effendi

Pertama kali memperkenalkan bait-bait dengan baris-baris yang kelihatan

tidak sama karena keteraturannya harus dilihat dalam perulangan bait yang tidak

sama itu dalam sebuah sajak. Bait-bait dalam sebuah sajak itu akan mempunyai

pola yang sama meskipun kelihatan tidak beraturan. Rustam juga mengenalkan

teknik baru dalam puisi Melayu, yaitu teknik enjambement, digunakan untuk

mengejar jumlah pada meter yang diperlukan sehingga dalam puisi setiap baris

bersambung begitu saja dari baris sebelumnya.

• Amir Hamzah

(i) Penghilangan konsep pola sajak, hingga sajak-sajaknya terasa sebagai sebuah

sajak bebas dalam arti yang agak terbatas.

(ii) Keadaan yang ada pada (i) berhubungan dengan pentingnya pernyataan

pikiran pada Amir dibandingkan dengan pentingnya pola sebagai yang ada pada

penyair-penyair yang terdahulu.

(iii) Namun begitu, Amir tidak melupakan keindahan sajak dalam segi unsur

bunyi. Dan ini dicarinya dengan jalan permainan unsur bunyi yang terasa tidak

dipaksa-paksakan. Amir mencari kesamaan bunyi dalam baris daripada antar

baris. Ada pun permainan bunyi yang dilakukan Amir itu berupa aliterasi,

asonansi, dan perulangan kata-kata dengan pola-pola yang sama.

• Charil Anwar

(i) Perubahan dari puisi kata ke puisi kalimat.

(ii) Kesadaran tentang tugas baris dan bait dalam sebuah sajak. Baris dan bait

menurut Chairil adalah suatu kesatuan yang fungsional, bukan untuk keperluan

adanya sajak saja. Dimana makna yang terkandung dalam setiap baris ataupun

bait tidak terbatas pada satu makna saja.

Page 26: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

33

(iii) Kesadaran yang lebih mendalam tentang penggunaan bahasa dalam sebuah

sajak, sehingga pemakaian bahasa itu betul-betul diperhitungkan, dan kalau perlu

dipermainkan demikian rupa hingga dapat mewujudkan suatu isi yang padat.

(iv) Penggunaan kata-kata lebih diutamakan kepada kemungkinan arti yang

dipunyainya daripada kemungkinan bunyi yang dikandungnya.

(v) Sesuai dengan (iv), perulangan untuk keperluan bunyi boleh dikatakan tak

ada pada sajak-sajak Chairil. Kalau ada perulangan, maka itu akan menambah

kedalaman arti yang ada.

(vi) Puisi menjadi puisi tulisan.

• W.S. Rendra

(i) Perkembangan suatu peristiwa yang berupa garis lurus tapi perkembangan ini

seakan-akan terputus-putus karena urutan itu diselingingi oleh peristiwa lain atau

oleh bait-bait yang merupakan ulangan belaka. Ini menyebabkan dalam sajak-

sajak Rendra seakan-akan adanya dua lukisan yang bertentangan, movement dan

static. Pada urutan peristiwa kita lihat adanya gerak tapi dengan adanya ulangan,

gerak itu seakan-akan dihentikan, menjadi statik. Ini pula yang memberikan

keindahan khusus pada sajak-sajak Rendra, meskipun keindahan pada beberapa

sajaknya tidak selalu terjadi karena adanya ulangan.

(ii) Jika tidak ada keadaan (i), sajak-sajak Rendra adalah suatu kumpulan

pernyataan yang seakan-akan terpisah-pisah tapi kemudian menjadi satu

kesimpulan. Sifat baris dan bait sajak-sajak Rendra disesuaikan dengan cara ia

menceritakan sesuatunya. Ketika ia menggunakan suatu urutan peristiwa, maka

baris-baris/bait-bait akan berhubungan secara langsung. Tapi ketika ia

mengemukakan suatu kumpulan pernyataan, baris-baris/bait-bait seakan-akan

terputus.

(iii) Bahasa dalam sajak-sajak Rendra digunakan dengan efektif sekali.

Perulangan yang kelihatan sebagai pemborosan, digunakan dengan efektif pula

untuk membentuk keindahan.

(iv) Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata biasa. Ia sama sekali tidak

memaksa menggunakan unsur kata-kata indah, tapi juga tidak menghindarinya.

Page 27: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

34

• Sutardji Calzoum Bachri

Puisi Sutardji tidak lagi merupakan alat untuk menyampaikan

pikiran/amanat, sehingga puisi harus tunduk pada pikiran itu. Puisinya memang

mengandung pikiran, tapi pikiran ini tidak dibiarkannya untuk mempengaruhi

kesanggupannya berpuisi. Puisi baginya adalah puisi, dan ia tunduk kepada

hukum-hukumnya sendiri.

Puisi bagi Sutardji adalah permainan bunyi dengan pengertian yang

berbeda dari yang pernah ada sebelumnya. Dulu permainan bunyi adalah

sambilan, yang penting adalah kata-kata yang mengandung arti tertentu dengan

bunyi tertentu. Namun dalam sajak Sutardji, yang penting adalah bunyi-bunyi itu

sendiri dengan asosiasi-asosiasi yang dimilikinya.

Unsur utama pada sajak-sajak Sutardji adalah permainan, permainan yang

didasarkan kepada asosiasi, dengan asosiasi bunyi yang utama. Tapi sebuah

sajaknya selalu ditutup dengan sebuah kesimpulan yang berupa satu perintah atau

suatu keadaan tertentu. Struktur permainan + kesimpulan merupakan sifat mantra,

yang dikatakan sendiri oleh Sutardji sebagai sifat sajaknya. Mantra memiliki tiga

sifat:

(i) Mantra bukanlah sesuatu yang untuk dipahami. Bagi manusia mantra hanyalah

permainan bunyi dan bahasa belaka. sehingga ia mesti dilihat dari sudut mantra

itu sendiri, dari sudut dunianya sendiri. Dan karena soal pemahaman tidak

penting, maka yang penting dari suatu mantra adalah akibatnya.

(ii) Mantra adalah penghubung manusia dengan dunia misteri dan memang kedua

dunia itu memang ada pada sajak-sajak Sutardji. Dunia manusia jelas ada di

dalamnya, dan dunia misteri terlihat melalui pengucapan yang tak dapat dipahami.

(iii) Pentingnya suatu efek atau akibat atau kemanjuran pada mantra. Pada sajak

Sutardji, kemanjuran ini terletak pada adanya rayuan dan perintah. Rayuan

terletak pada permainan bunyi, sedangkan perintah pada penutupnya.

Dengan memberi sifat mantra pada sajaknya, sutardji berhasil

menciptakan dunianya sendiri. Suatu sajak harus dinilai dari dunianya sendiri,

tidak didasarkan kepada pemahaman kita terhadapnya. Yang penting bukan lagi

soal pemahaman sajak melainkan akibatnya.

Page 28: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

35

2.2.2.3. Ragam Puisi16

Puisi tebagi menjadi dua, yaitu yang disebut sebagai puisi tradisional dan

yang kedua adalah puisi modern. Puisi tradisional terbagi menjadi beberapa jenis,

yaitu:

• Pantun

(i) Digunakan untuk keperluan bertanya jawab antara 2 orang.

(ii) Terdiri dari jumlah baris genap, dua, empat, enam, delapan.

(iii) Berima abab.

(iv) Terdiri dari dua bagian, yaitu sampiran dan isi.

(v) Dalam satu baris, terdiri dari 4 sampai 6 kata atau 8 sampai 12 suku kata.

• Karmina

Pantun yang terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan kedua

adalah isi.

• Talibun

Pantun yang terdiri dari enam baris atau lebih (selalu genap).

• Syair

(i) Digunakan untuk berkisah/menceritakan sesuatu.

(ii) Setiap rangkap bait syair terdiri dari empat baris.

(iii) Berima aaaa.

(iv) Semua baris dalam syair merupakan isi atau maksud yang ingin disampaikan,

tidak ada pembagian sampiran dan isi.

(v) Dalam satu baris, terdiri dari 4 sampai 6 kata atau 8 sampai 12 suku kata.

• Gurindam

(i) Temanya mengemukakan nasihat, pandangan, atau gambaran sesuatu

keadaan.

(ii) Setiap bait terdiri dari dua baris.

(iii) Berima aa.

(iv) Jumlah kata dalam tiap baris bebas.

• Seloka

(i) Menyerupai gurindam dari segi tema.

(ii) Lazimnya mengandung sindiran atau kiasan yang tajam.

16 Irwan Abubakar. Kepenyairan Esastera, 8 Februari 2006. <http://esastera.com>

Page 29: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

36

(iii) Bentuknya tidak terikat pada peraturan tertentu, namun ada juga seloka yang

dibuat berbentuk seperti syair.

• Jampi mantera

(i) Merupakan puisi tradisional yang mempunyai kegunaan khusus dalam

masyarakat Melayu tradisional.

(ii) Kata-kata penawar atau kata-kata pemujaan yang digunakan oleh pawang dan

dukun.

(iii) Berbentuk bebas.

(iv) Dikaitkan dengan unsur doa keagamaan.

(v) Ada cara tertentu untuk menyampaikannya secara lisan.

Sedangkan yang disebut sebagai puisi modern memiliki 2 ciri umum yaitu

bentuknya yang bebas dan suasana modern yang dibayangkan melalui kata-kata

yang digunakan. Beberapa yang termasuk ke dalam golongan puisi baru adalah:

• Distikhon

Bentuk puisi baru dalam sastra Indonesia yang tiap baitnya terdiri atas dua baris.

• Terzina

Bentuk puisi baru dalam sastra Indonesia yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris.

Dengan kemungkinan rima sebagai: cde, cdd, cdc, ccd.

• Kuatrain

Bentuk puisi baru dalam sastra Indonesia yang tiap baitnya terdiri atas empat

baris. Ada dua-dua baris yang sama rima akhirnya, sehingga rima akhir kira-kira

sebagai: aabb, abab, aaaa, abba.

• Kuin

Bentuk puisi baru dalam sastra Indonesia yang tiap baitnya terdiri atas lima baris.

• Sekstet

Bentuk puisi baru dalam sastra Indonesia yang tiap baitnya terdiri atas enam baris.

• Septima

Bentuk puisi baru dalam sastra Indonesia yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris.

• Stanza

Bentuk puisi baru dalam sastra Indonesia yang tiap baitnya terdiri atas delapan

baris.

Page 30: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

37

• Soneta

(i) Total jumlah baris adalah 14.

(ii) Bagian pertama terdiri dari 8 baris, yang terbagi dalam 2 bait, masing-masing

4 baris. Bagian ini bernama octave.

(iii) Bagian kedua terdiri dari 6 baris, yang terbagi dalam 2 bait, masing-masing 3

baris. Bagian ini bernama sextet.

(iv) Rima soneta tidak tetap.

(v) Memungkinan penambahan yang dikatakan sebagai koda (cauda). Koda ialah

bagian yang ditambahkan kepada sebuah soneta kalau seandainya isi yang

dikehendaki belum lagi dapat dinyatakan dalam baris-baris yang ada.

• Sajak bebas

Sajak bebas adalah bentuk puisi baru dalam sastra Indonesia yang sama sekali

tidak terikat oleh ketentuan banyak baris, kata, sukukata, demikian pula oleh rima.

Bentuknya tidak tentu tergantung pada kehendak penggubahnya. Sebagai contoh

adalah sajak bebas karangan Chairil Anwar dari buku Kerikil Tajam:

Aku

Kalau sampai waktuku ‘Ku mau tak seorang ’kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulan yang terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi

Page 31: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

38

2.2.3. Teori Puisi Visual

2.2.3.1. Definisi dan Sejarah Puisi Visual

Pemakaian gambar dan tulisan sekaligus dalam sebuah tanda (sign)

sebagai alat komunikasi antar manusia merupakan sebuah kenyataan sejarah yang

berumur panjang dan universal. Historisitasnya yang panjang bisa dilihat pada

produk-produk budaya yang dihasilkan oleh peradaban yang telah mengenal baik

gambar maupun tulisan, terutama yang terakhir ini, sebagai pencapaian intelektual

menakjubkan dari evolusi sejarah manusia. Kaligrafi, atau seni menulis indah,

merupakan produk budaya yang bisa dikategorikan sebagai pencapaian awal

manusia dalam usahanya untuk menggabungkan gambar dan tulisan sebagai tanda

dalam berkomunikasi antar manusia. Seni menulis indah ini sendiri sudah dikenal

oleh peradaban manusia ribuan tahun lamanya, yakni bisa ditelusuri sejarahnya

mulai dari lukisan-lukisan gua, seperti yang terdapat di Lascaux, Perancis

(35.000-20.000 Sebelum Masehi), sampai ke bentuk-bentuk abstraksi yang

kemudian menjadi huruf-huruf alfabet yang kita kenal sekarang. Secara populer,

seni kaligrafi dari Timur memang yang lebih dikenal sekarang ini, yaitu kaligrafi

dari Arab, Cina dan Jepang, walaupun seni menulis indah kaligrafi terdapat di

mana-mana, universal, baik di budaya Barat maupun Timur.

Penggabungan antara teks dan visual secara sengaja diciptakan, lebih

lanjut terlihat pada sebuah genre puisi yang disebut sebagai Concrete Poetry atau

Puisi Konkrit.17

Secara umum definisi puisi konkrit adalah sebagai eksperimen tekstual

dengan bentuk visual dalam menghadirkan sebuah teks puisi di atas kertas. Para

penyair Yunani kuno di awal abad ke-3 Sebelum Masehi merupakan “Penyair

Konkrit” pertama dalam sejarah. Mereka menuliskan karya mereka dalam bentuk

visual dari objek yang jadi isi puisi mereka. Di Eropa eksperimen mereka ini

kemudian diikuti secara luas di jaman Renaissance dan di abad ke-17 dimana

puisi dalam bentuk berpola tertentu ini ditulis dengan baris-baris kalimat yang

beragam panjangnya hingga membentuk pola dasar dari subjek puisi masing-

masing. Jenis puisi ini dikenal dengan nama Puisi Emblem (Emblem Poems).

17 Saut Situmorang dalam Made Wianta. Kitab Suci Digantung Dipinggir Jalan New York, Bentang Budaya, Jogjakarta, 2003, h. 287-95.

Page 32: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

39

Seorang penyair Inggris yang terkenal dengan puisi emblemnya adalah George

Herbert dengan karya-karya seperti Easter Wings dan The Altar.

Gambar 2.3. Easter Wings karya George Herbert

Dekat dengan jaman Posmodern saat ini, para penyair Modernis yang

sangat terkenal dengan puisi-puisi konkrit mereka adalah penyair Simbolis

Stéphane Mallarmé dan penyair Guillaume Apollinaire dari Prancis, serta Ezra

Pound dan E.E. Cummings dari Amerika Serikat.

Sebuah hal yang membuat Mallarmé jadi penting dalam dunia puisi

konkrit adalah eksperimen radikal yang dilakukannya dengan ruang pada bidang

kertas untuk menguatkan arti puisi yang ditulisnya. Puisinya yang diberi judul

Lempar Dadu/Tidak Lepas dari Keberuntungan, atau Un Coup de Dés/jamais

n’abolira le Hasard, misalnya, memakai begitu banyak halaman yang nyaris

kosong dari kata-kata hingga menimbulkan kesulitan besar pada pencetaknya

waktu itu. Pertama kali terbit ternyata layoutnya salah dan terdapat salah cetak

yang parah dimana-mana.

Gambar 2.4. Un Coup de Dés/jamais n’abolira le Hasard

karya Stéphane Mallarmé

Page 33: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

40

Sebuah puisi konkrit yang sangat terkenal dari penyair Apollinaire adalah

yang berasal dari kumpulan puisinya Calligrammes berjudul Turun Hujan (Il

pleut), dimana huruf-huruf dari puisi tersebut seolah-olah jatuh menetes dari

bagian atas halaman kertas menirukan rintik-rintik air hujan.

Gambar 2.5. IL PLEUT karya Guillaume Apollinaire

Penyair Amerika Ezra Pound melakukan eksperimen dengan menulis

puisinya dalam campur sari bahasa, terutama Inggris dan kaligrafi Cina.

Walaupun pengetahuan bahasa Cina Pound tidak baik, tapi eksperimen dan teori

menulis puisi berdasarkan estetika kaligrafi Cina (ditulisnya bersama ahli sastra

klasik Cina Ernest Fenollosa) tokoh utama aliran puisi imagis ini sangat

berpengaruh atas para penyair bahasa Inggris baik di Inggris, dimana dia cukup

lama bermukim, maupun di Amerika Serikat sendiri di tahun 1950an. Bersama

pelukis Inggris Wyndham Lewis, Pound juga memulai gerakan seni Vorticisme,

yang merupakan semacam sintesis gaya dari Cubisme dan Futurisme Itali, di

tahun 1914 dan sekaligus menerbitkan jurnal gerakan mereka yang diberi nama

BLAST. Dalam jurnal inilah karya-karya grafis Lewis serta puisi-puisi eksperimen

dan teori-teori seni Pound diumumkan secara luas dan pengaruhnya masih terus

kuat sampai lewat Perang Dunia II.

Page 34: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

41

Gambar 2.6. The Book of Poetry karya Ezra Pound

Penyair Amerika lain yang juga penting dalam silsilah sejarah puisi

konkrit dunia adalah E.E. Cummings. Hampir semua puisi Cummings ditulis

dengan tidak melupakan penampakan visual subjek puisinya di atas halaman

kertas. Contoh yang terkenal adalah puisi berjudul aneh r-p-o-p-h-e-s-s-a-g-r,

dimana secara tekstual mula-mula huruf-huruf bertaburan di ruang kertas lalu

perlahan-lahan mulai membentuk sebuah kata yang pada akhirnya kita kenali

sebagai kata “grasshopper” atau “belalang”, seolah-olah merupakan representasi

dari bagaimana pembaca secara samar-samar menyadari kehadiran dan kemudian

mengenali sebuah sosok serangga melompat yang ternyata adalah seekor belalang

atau “grasshopper”.

Gambar 2.7. r-p-o-p-h-e-s-s-a-g-r karya E.E. Cummings

Sementara itu di negeri Belanda seorang arsitek bernama Theo van

Doesburg memulai gerakan seni Dada Belanda dengan menerbitkan manifesto-

manifesto sastra dan puisi-puisi yang sangat berpengaruh. Dengan memakai nama

samaran I.K. Bonset, van Doesburg yang sangat dipengaruhi tulisan-tulisan

Page 35: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

42

seniman Futuris Itali F.T. Marinetti dan pelukis Ekspresionis Jerman asal Rusia

Vassily Kandinsky (juga dikenal sebagai pelukis pertama yang mengembangkan

gaya lukis Abstrak), dan akrab dengan para seniman Dada Berlin khususnya Kurt

Schwitters, menerbitkan dua majalah Dada Belanda yaitu Mecano dan Art

Concret yang berisi puisi-puisi rupanya. Puisi-puisi tersebut berisi simbol-simbol

matematik, angka-angka dan juga fonem-fonem dan huruf-huruf yang dicetak

dengan tipografi yang unik. Puisi-puisinya itu merupakan sebuah pengaruh

penting bagi para penyair visual di tahun 1950an. Bersama pelukis Piet Mondrian,

van Doesburg juga menerbitkan majalah De Stijl di tahun 1917 yang tidak hanya

berisi karya para seniman avantgarde Belanda tapi juga tulisan-tulisan dan puisi-

puisi para seniman Dada Eropa lainnya seperti Schwitters, Hugo Ball, Tristan

Tzara dan Hans Arp, serta seniman Futuris Itali Fino Severini dan komposer

Amerika George Antheil.

Istilah “Puisi Konkrit” sendiri pertama kali dipakai secara bersamaan di

awal tahun 1950an oleh penyair Eugen Gomringer di Swiss dan penyair Yvind

Fahlstr M di Swedia. Gomringer dekat dengan para pelukis konkrit di tahun

1940an, terutama Max Bill yang kemudian mempekerjakannya sebagai

sekretarisnya. Di tahun 1953 Gomringer menerbitkan sebuah buku kumpulan

puisi yang puisi-puisinya hanya berisi satu kata sementara makna masing-masing

puisi sangat tergantung pada letak kata di ruang halaman. Puisi-puisinya ini dia

namakan konstelasi (constellations) dan dengan penerbitannya itu maka

dimulailah apa yang kemudian dikenal sebagai gerakan puisi konkrit di seluruh

dunia.

Gambar 2.8. Karya Eugen Gomringer

Page 36: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

43

Puisi konkrit ditulis secara luas di seluruh dunia dan ciri umumnya adalah

bahasa yang sudah sangat direduksi sedemikian rupa dan dicetak dalam tipografi

yang memaksakan teks puisi masuk ke dalam perhatian pembaca sebagai sebuah

objek yang sekaligus tak bisa dipisahkan dari keseluruhan persepsi visualnya di

ruang halaman. Dan banyak memang puisi ini tidak bisa dibaca dengan cara

biasanya kita membaca puisi karena hanya berisi satu kata atau frase yang sudah

diubah secara sistematis susunan dan posisi huruf-hurufnya, atau terdiri dari

fragmen kata, ataupun silabel-silabel nonsens, bahkan huruf-huruf tunggal, angka-

angka dan tanda baca. Para penyair puisi konkrit juga sering memakai bermacam

jenis, ukuran dan warna font atau huruf, dengan kadang-kadang ditambahi dengan

drawing atau foto. Beberapa bentuk dari puisi konkrit disebut “kinetik” karena

bentuk-bentuk visual puisi tercipta kalau kita membalik-balik halaman per

halaman.

Namun ciri umum puisi konkrit di atas, terutama hal penulisan teks puisi

dalam bentuk visual dari objek yang dibicarakan puisinya, bagi beberapa pihak

dianggap mengekang kebebasan dalam mengekspresikan perkawinan antara teks

dan visual itu sendiri. Hal inilah yang menyebabkan lahirnya apa yang disebut

sebagai Puisi Rupa.18

Istilah “Puisi Rupa” berkonotasi terdapatnya kesetaraan nilai antara teks

puisi dan gambar visual pada medium dimana puisi tersebut dibaca atau dilihat.

Pada puisi konkrit umumnya teks puisi menempati posisi yang tidak setara dengan

unsur visual keseluruhan karya karena teks puisi memang dengan sengaja

dituliskan dalam bentuk objek yang sedang dibicarakannya. Representasi teks

puisi seperti ini telah memaksakan penampilan visual teks hanya dalam satu

bentuk saja, yaitu bentuk objek puisi tersebut. Dengan lebih mengutamakan faktor

representasi bentuk visual dari objek puisi, puisi konkrit telah mengorbankan

kebebasan teks puisi. Teks puisi telah kehilangan kebebasannya untuk menjadi

liar, untuk memilih bentuk representasi visual bagaimana yang diinginkan.

Berbeda dengan jenis puisi yang disebut sebagai puisi rupa. Dalam puisi

rupa terdapat kebebasan lebih dalam berekspresi, karena suatu teks puisi tidak

18 Ibid.

Page 37: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

44

harus membentuk pola visual dari objek yang dibicarakan puisinya. Dua nama

yang menekuni bidang ini adalah mendiang Gendut Riyanto dan Made Wianta.

Dalam puisi rupa Gendut Riyanto, terjadi penabrakan teks dan gambar

dengan cara menyatukannya ke dalam dunia perlambangan. Ia tidak hanya

menggubah teks melalui susunan huruf tetapi menggunakan teks itu sebagai

media untuk penyampaian maksud. Ia membuat deskripsi dan juga puisi dengan

teks yang ‘digambarnya’. Gendut menangkap secara instingtif berbagai

perlambangan yang beredar disekitarnya, lalu merekamnya, menafsirkannya dan

kemudian ‘memuntahkannya’ secara tercampur ke dalam sebuah ungkapan

melalui teks dan gambar.19

Gambar 2.9. Puisi rupa karya Gendut Riyanto20

Karya-karya puisi rupa Gendut Riyanto merupakan catatan perjalanan dari

bidang yang akrab dengannya, antara lain: skema gambar, perincian sudut dan

bidang kertas, sejumlah grafik hasil riset, kode, lambang dan setumpuk desain.

Beda Gendut Riyanto, berbeda pula dengan puisi rupa Made Wianta. Teks

puisi dan ilustrasi yang memang sudah terdapat pada medium tempat teks puisi

dituliskan, bisa sobekan halaman majalah, kartu pos, tiket, atau uang kertas,

19 Gendut Riyanto. Habis Gelap Terbitlah Gelap, Bentang Budaya, Jogjakarta, 1994, h. 15. 20 Diambil dari buku kumpulan Puisi Rupa Habis Gelap Terbitlah Gelap.

Page 38: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

45

dikawinkan dalam pesta kolase yang tidak mengutamakan peranan teks puisi atau

ilustrasi tapi keduanya sekaligus. Teks puisi tidak menerangkan ilustrasi dan

sebaliknya ilustrasi juga tidak menjelaskan teks puisi. Keduanya hadir berdiri

sendiri tapi sekaligus tidak bisa dipisahkan. Keduanya menjadi satu tanda (sign)

yang utuh. Wianta menuliskan puisi-puisinya pada objek-objek yang kebetulan

berada di atau dalam jangkauan tangannya (found objects/ready-mades), seperti

berbagai macam jenis kertas, bisa tissue, bungkus rokok, karton obat nyamuk,

tiket atau bahkan wajah manusia. Dia tidak dengan sengaja memilih medium

tempat dia akan menuliskan puisinya, dan puisi yang akan dituliskannya itu pun

tidak dituliskan dengan tujuan untuk merespon objek yang ditemukannya itu atau

ilustrasi visual yang kebetulan ada di objek tersebut. Masing-masing baris

sintaksis dari sebuah teks puisinya juga merupakan kolase dari bermacam ide

spontan yang otonom berdiri sendiri, tanpa ada relasi arti semantis yang saling

memperkuat/memperjelas makna tematis keseluruhan teks puisi.

Jadi sejarah bertemunya teks puisi dan ilustrasi visual pada puisi rupa

Wianta adalah sejarah yang yatim piatu, sejarah tanpa sejarah, sejarah ahistoris.

Seperti apa yang ditulis penyair Amerika Latin Lautréamont, nama samaran dari

Isidore Ducasse, dalam kumpulan puisinya berjudul Nyanyian Maldoror (Les

Chants de Maldoror) yaitu: “keindahan adalah ibarat pertemuan tak disengaja

antara sebuah payung dan sebuah mesin jahit di atas sebuah meja setrika”.

Bagi Wianta, benda-benda yang dijadikannya medium pada dasarnya

sudah artistik, mengandung keindahan. Dengan menggoreskan kata-katanya ia

tidak hanya ingin menambah keindahannya, tapi lebih-lebih mentransformasikan

benda-benda itu menjadi keindahan yang baru.

Gambar 2.10. Grafiti di atas Kardus-kardus Bekas21

21 Puisi rupa karya Made Wianta, yang dipamerkan di CCCL Surabaya tanggal 8-31 Maret 2006.

Page 39: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

46

Memang puisi Gendut Riyanto dan Made Wianta dalam konsep seninya

“Puisi Rupa” ini tidak bisa dinikmati sendiri, seperti puisi rupa Wianta bila lepas

dari mediumnya, di mana puisi itu dituliskannya, atau juga puisi rupa Gendut

Riyanto bila lepas dari keindahan visual yang dibentuknya melalui penyatuan teks

dan gambar ke dalam perlambangan. Mungkin juga kata-kata puisi itu juga tidak

terlalu indah bila dibaca sebagai kata-kata. Tapi pada puisi rupa Wianta, bila

disatukan dengan medium dimana Wianta menulis puisi itu, terasalah

keindahannya. Begitu juga dengan karya Gendut ketika melihat teks dan gambar

sebagai satu kesatuan yang saling mengikat. Audience tak akan mendapat apa-apa,

jika menikmati puisi mereka hanya sebagai puisi. Sedikit pula yang diperoleh, jika

hanya melihat benda-benda artistik yang dipilih Wianta untuk menuliskan

puisinya. Atau jika hanya melihat keindahan visual yang tercermin melalui

perlambangan dalam karya Gendut. Audience harus menikmati keduanya dalam

kesatuannya. Dan apa yang dinikmati bukan lagi puisi, bukan lagi seni rupa.

Entahlah apa namanya. Mungkin apa yang tidak dapat dinamai itulah keindahan

dari rupa Puisi Rupa.22

Saat ini muncul istilah baru yaitu Puisi Visual atau Visual Poetry. Puisi

visual merupakan perkembangan dari puisi konkrit dan puisi rupa. Definisi umum

dari puisi visual adalah kolaborasi antara teks puisi dengan gambar (seni

drawing).23 Dimana drawing tersebut bukanlah ilustrasi, melainkan interpretasi

baru oleh penggambar atas puisi. Jadi, makna drawing dan makna puisi

mengalami transformasi walaupun keduanya berangkat dari tema yang sama pada

puisi. Dengan kata lain, drawing disini bukan merupakan pesanan dari penyairnya

dan bukan pula dipaksa-paksakan oleh seniman drawing agar bersambung dengan

puisi.

Faktor collage teks tulisan dan gambar yang menjadi ciri khas dalam

ketiga jenis puisi ini merupakan benang merah yang menghubungkan antara puisi

visual, puisi rupa dan puisi konkrit.

22 Sindhunata dalam Made Wianta. op cit. h. 297-9. Sindhunata banyak menggunakan kata mungkin sebagai pandangan subyektifnya terhadap puisi rupa, karena sampai saat ini belum ada sumber ilmiah tentang puisi rupa itu sendiri. 23 Dan Schneider. Visual Poetry. 17 Februari 2006. <http://www.marquette.edu>

Page 40: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

47

2.2.3.2. Alternatif Bentuk Puisi Visual

Puisi visual memiliki berbagai alternatif bentuk, antara lain:

• Puisi dan Kaligrafi

Penggabungan gambar dan tulisan sebagai tanda komunikasi yang menyatu

dalam kaligrafi, dipadukan dengan puisi.

Gambar 2.11. Fir-Flower Tablets karya Ami Lowell

• Permainan Tipografi

Memakai bermacam-macam jenis, ukuran, dan warna font/huruf.

Gambar 2.12. Karya Richard Lorranger

Page 41: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

48

Gambar 2.13. Territorio Ocupado karya Carli Moore Portella24

Gambar 2.14. Love’s Suicide

• Teks Membentuk Obyek Puisi

Dengan merubah secara sistematis susunan dan posisi huruf-huruf tunggal,

kata, angka, atau tanda baca dalam puisi, membentuk pola dasar dari subyek.

Gambar 2.15. Madame X Went to The Zoo

24 Salah satu contoh Visual Poetry dari Brasil.

Page 42: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

49

Gambar 2.16. Hopes and Fears karya Nullermanden

• Ilustrasi sebagai Visual

Segala bentuk ilustrasi baik itu ilustrasi yang diciptakan dengan teknik

fotografi, teknik ilustrasi tangan, maupun mix media. Dan segala corak/bentuk

ilustrasi seperti ilustrasi realistis, dekoratif, kartunal, ekspresionistis,

surealistis, dan absurd, menjadi bentuk visual dalam puisi visual tersebut.

Gambar 2.17. Without II

Gambar 2.18. Karya Christian Margenistera

Page 43: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

50

Gambar 2.19. She is Addiction (2004) karya Ray Dillon

Gambar 2.20. A Lot Like Urban

Gambar 2.21. No Computer Today (1996) karya Ruud Jansseh

Page 44: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

51

Gambar 2.22. Blasphemy karya Takayuki Kawabata

Gambar 2.23. Ambruknya Komunisme karya Gendut Riyanto

Gambar 2.24. Air Kata-kata karya Sindhunata

Page 45: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

52

2.2.4. Teori Poster

2.2.4.1. Definisi Poster

Menurut Sastrosoediro25, poster merupakan halaman dari buku harian

kemanusiaan yang terjadi di dunia yang penuh beraneka ragam. Namun tidak itu

saja, poster dari waktu ke waktu selalu digunakan untuk berbagai media

komunikasi, sehingga meskipun teknologi telah banyak mengalami kemajuan

yang sangat pesat, media ini masih tetap digunakan. Dengan demikian, poster juga

menjadi salah satu tolak ukur peristiwa sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan,

serta cermin kegiatan-kegiatan intelektual yang praktis.

Poster memiliki beberapa pengertian. Menurut kamus Inggris-Indonesia26,

poster adalah berupa kata benda yakni plakat atau surat tempelan. Pada artikel

History of Poster27, poster didefinisikan sebagai berikut: Poster adalah sebuah

pengumuman atau iklan yang diproduksi masal, yang biasanya dicetak di lembar

kertas yang lebar untuk dipajang di khalayak ramai. Poster biasanya terdiri dari

gambar yang penuh warna atau ilustrasi dengan teks identifikasi yang pendek

atau trademark. Biasanya ditujukan dengan tujuan komersial yakni untuk

mengiklankan produk atau mengumumkan sebuah acara hiburan. Tetapi juga

muncul sesekali sebagai pengumuman untuk mendidik publik, media

propaganda, atau murni karya seni tanpa pesan apa pun.

Sedangkan menurut Graphic Art Encyclopedia28, poster berarti: Sebuah

tanda yang dipamerkan dalam ukuran besar, dengan isi berupa produk atau

adegan, dicetak di atas papan atau kertas yang bersih, tergantung pada

kepentingannya. Plakat besar ini digunakan untuk promosi penjualan dan untuk

membuat pengumuman dari sebuah kegiatan yang dianggap menarik perhatian

orang banyak. Poster adalah perangkat komunikasi yang cakap dengan

bermacam-macam kegunaan.

Dengan demikian, lengkaplah sudah bahwa sebuah poster adalah salah

satu media komunikasi, yang dicetak besar dan bertujuan untuk menarik

perhatian, dari yang memiliki pesan sampai yang tidak berpesan sama sekali.

25 Margono Sastrosoediro. Poster dan Sejarahnya. 1998. h. 7. 26 John M dalam Agung Haryono. Visualisasi Poster Film Peraih Oscar Kategori Best Picture dari Tahun 1927 sampai Tahun 1979. Skripsi. Surabaya, 2003, h. 5. 27 “Posters (History of Poster)”. Microsoft Encarta Encyclopedia 2003. CD-ROM. Microsoft. 28 “Graphic Art Encyclopedia” dalam Agung Haryono. op cit. h. 6.

Page 46: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

53

2.2.4.2. Sejarah Poster

• Era Awal Poster

Poster iklan dikatakan baru pertama kali eksis pada abad ke-15,

bersamaan dengan penemuan teknologi cetak. Pada jaman tersebut, poster tidak

memiliki ilustrasi, dan sering berupa proklamasi kerajaan, perintah politis,

pengumuman perayaan dan penjualan, dan terkadang juga iklan untuk sebuah

buku. Ilustrasi kayu yang kecil digunakan lebih sering di abad-abad berikutnya,

namun karena tingkat kesulitan untuk diproduksi sangat tinggi, maka ilustrasi

tersebut tidak sempat menjadi umum.

Gambar 2.25. Poster pada jaman awal

(karya Jean-Michel Papillon)

Pada tahun 1800an, ada dua kejadian yang melahirkan era modern dari

produksi poster. Salah satunya adalah revolusi industri, yang mengakibatkan

industrialisasi dalam skala besar, dan sudah tentu membutuhkan periklanan yang

lebih ekstensif. Satunya lagi adalah penemuan metode cetak baru di tahun 1798

oleh seorang Bavaria bernama Aloys Senefelder, yakni litografi29, yang membuat

para seniman dapat memasukkan ilustrasi berwarna dengan lebih mudah pada

poster meski pada akhirnya terasa terlalu lambat. Produksi poster mengalami

ledakan besar pada awal pertengahan abad ke-19, dan sebagian disebabkan oleh

perkembangan teknologi cetak dengan kecepatan tinggi, dan poster sudah dapat

mengiklankan segalanya mulai dari kereta api, korset, hingga swalayan. Jaman

ini pula, poster teater pertama kali lahir, sering diikuti dengan ilustrasi realistik

dari sandiwara atau opera yang diiklankan.

29 Metode cetak yang diciptakan tahun 1798 oleh seorang Jerman Aloys Senefelder dengan menggunakan tinta berlemak (greasy ink). Di mana dengan permukaan yang datar dan lembab memainkan daya lekat antara minyak dan air. Litografi berarti lithos (Yunani, Batu) dan graphein (Yunani, Tulis).

Page 47: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

54

Gambar 2.26. Poster untuk opera komponis Italia

Giacomo Puccini30

Pada awal tahun 1867, Jules Cheret membuat sebuah karya poster yang

menyebabkan seni poster menyadari potensialnya secara penuh. Cheret membuat

revolusi terhadap penampilan pada sebuah poster. Di mana poster pada jaman

awal, ilustrasi hanya mendapatkan tempat kedua dibandingkan dengan teks,

Cheret justru menggunakan ilustrasi dengan dominan dan membuat teks menjadi

minoritas dalam penyampaian pesan.

Metode Cheret ini menyebar dengan cepat di Eropa dan di Amerika.

Diaplikasikan pada poster komersil seperti halnya acara teater, dan metode ini

mengangkat pengertian bahwa poster yang secara visual mampu menarik

perhatian dan menyenangkan indra manusia secara langsung, lebih dimengerti

meskipun tanpa kata-kata. Selain itu, Cheret pulalah yang pertama kali mulai

memakai gadis cantik sebagai model dalam desain posternya.31

Gambar 2.27. Poster karya Cheret

30 Salah satu poster pertunjukan tertua, di akhir abad ke-19. 31 Margono Sastrosoediro. op cit. h. 11.

Page 48: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

55

• Tahun 1890

Jaman ini disebut juga Belle Epoque (Era Cantik) di Prancis.32 Henri de

Toulouse-Lautrec (1864-1901), yang memiliki pengaruh hebat terhadap dunia

poster modern, adalah seniman poster yang hebat pada abad ke-19, membuat

perubahan yang berarti pada isi dan gaya artistik poster. Dia menggunakan warna

polos dalam ukuran besar dalam poster-posternya. Dalam karyanya, teks pada

poster tersebut berkurang karena dia berkonsentrasi penuh pada gambarnya. Satu

dari karya terakhir Toulouse-Lautrec, Jane Avril (1899), benar-benar tidak

memakai teks sama sekali (selain nama dari penghibur itu sendiri); ini adalah

prototip dari poster-poster modern, poster yang murni piktorial.

Gambar 2.28. Jane Avril (1899) karya Toulouse-Lautrec

Selain poster tersebut, Moulin Rouge (1891), yang menjadi poster pertama

milik Toulouse-Lautrec, mengangkat status sebuah poster menjadi sebuah seni

murni33.

32 A Brief History of the Poster, 24 Maret 2006. <www.internationalposter.com/intro.cfm #BE-INPARIS> 33 International Poster Gallery. loc cit.

Page 49: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

56

Gambar 2.29. Moulin Rouge (1891) karya Toulouse-Lautrec

• Abad ke-20

Dengan bermulanya Perang Dunia I di tahun 1914, seni poster mengalami

perubahan yang mendadak. Poster menjadi sarana propaganda dan digunakan

untuk meningkatkan jumlah angkatan perang, dan juga untuk menjual ikatan-

ikatan perang. Secara artistik, poster-poster tersebut umumnya lebih kasar dan

terus terang dibandingkan dengan gaya-gaya sebelumnya. Yang paling terkenal

ialah poster yang dilukis oleh pelukis Amerika Montgomery Flagg, I Want You

(1917), yang menampilkan sosok Uncle Sam menodongkan jari telunjuknya

kepada pembaca poster tersebut.

Gambar 2.30. I Want You (1917) karya Montgomery Flagg

Selama tahun 1920an dan 1930an, di tangan seniman seperti Cassandre

(nama profesional dari Adolphe Mouron) dan Jean Carlu dari Prancis, dan E.

Page 50: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

57

McKnight Kauffer dari Amerika Serikat, poster menyerap banyak sekali

pengaruh, termasuk aliran kubisme, surrealisme, Dada dan art deco.

Selama tahun-tahun tersebut, ada dua jenis poster yang juga menjadi

populer, poster perjalanan dan poster film. Poster perjalanan pertama kali

diproduksi tahun 1908 oleh London Transport Company, namun selama tahun

1930an poster mulai digunakan oleh perusahaan-perusahaan transportasi utama.

Yang juga penting di tahun 1920an dan 1930an adalah poster non-

komersil yang diproduksi oleh seniman-seniman, terutama di Jerman dan Rusia.

Seniman Dada di Berlin dan Rusia, John Heartfield, George Grosz, dan EI

Lissitzky dari Rusia, lebih memilih untuk bereksperimen dengan poster fotografi

daripada poster lukisan, sering dengan menyusun foto-montase yang kompleks

dari lembaran sejumlah foto.34

Gambar 2.31. Autodafe karya John Heartfield

Gambar 2.32. I Want a Child (1930) karya Lissitzky

34 Teknik Penggunaan foto sebagai ilustrasi pertama kali dikembangkan oleh Uni Soviet pada awal abad ke-20. Sumber: www.wetcanvas.com

Page 51: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

58

Selama Perang Dunia II (1939-1945), poster propaganda yang

berpengaruh sekali lagi diproduksi, dan sering dihasilkan oleh seniman utama

seperti seorang Rusia-Amerika Ben Shahn. Poster dari periode postwar

mengadaptasi dan menyempurnakan trend-trend sebelumnya, dan menarik

perhatian dari pelukis serius seperti seorang Spanyol Pablo Picasso dan Salvador

Dali, dan Roy Lichtenstein seorang Amerika. Pokok inovasi artistik dari era

postwar adalah poster yang sepenuhnya piktorial, yang tidak memiliki tujuan

beriklan maupun komersil, namun membawa pesan yang artistik maupun estetik.

Gambar 2.33. AMAM karya Pablo Picasso

Gambar 2.34. The Persistence of Memory (1931) karya Salvador Dali

• Era Teknologi dan Pasca Perang (Postwar)

Menurut artikel “The Brief History of The Poster” yang dimuat oleh

International Poster Gallery35. Swiss mendominasi dalam dunia poster hingga

tahun 1950an dengan perkembangan dari gaya desain baru yang bersumber pada

Bauhaus. Dikarenakan kuatnya ketergantungan gaya desain tersebut pada elemen

tipografi dengan warna hitam dan putih, gaya ini akhirnya hadir dan dikenal

35 International Poster Gallery. loc cit.

Page 52: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

59

sebagai International Typographic Style. Dengan disempurnakan pada sekolah

desain di Zurich dan Basel, gaya ini menggunakan grid matematikal, aturan-

aturan grafis yang ketat dan fotografi hitam putih untuk menghasilkan struktur

yang jelas dan logis. Gaya ini menjadi gaya desain yang dominan di dunia pada

awal tahun 1970an.

Gambar 2.35. Gaya desain International Typographic Style

• Post-Modernism dan Era Komputer

Gaya desain International Typographic Style mulai kehilangan

pengaruhnya di akhir tahun 1970an dan di awal 1980an. Hal ini disebabkan oleh

banyaknya kritik bahwa gaya desain tersebut terlalu dingin dan formal. Seorang

guru muda di Basel bernama Wolfgang Weingart memimpin sebuah gaya desain

yang sekarang dipanuti dengan sebuah desain pascamodern (Postmodern Design).

Weingart mengeksperimen proses cetak offset untuk membuat poster yang

tampak kompleks dan chaotic36, penuh rasa bermain-main dan spontan. Liberasi

Weingart terhadap tipografi menjadi pondasi penting untuk terjadinya gaya-gaya

baru, mulai dari Memphis dan Retro, hingga gaya yang sekarang dibuat dengan

grafik komputer. Peran dan kehadiran dari poster selalu berubah terus menerus

semenjak beberapa abad yang lalu untuk memenuhi kebutuhan sosial. Meskipun

peran pentingnya tidak kurang dari 100 tahun yang lalu, poster akan berkembang

dengan pesat karena berkomunikasinya kita di abad ke-21 dengan komputer dan

internet. 36 Bahasa Inggris yang artinya tidak rapi, kacau balau, dan tidak tersusun dengan baik.

Page 53: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

60

Gambar 2.36. Schreibkunst (1981) karya Wolfgang Weingart

2.2.4.3. Fungsi dan Jenis Poster

Poster sebagai media informasi memiliki beberapa fungsi antara lain:

memberikan informasi, menggalakkan, menggiatkan, memobilisasi, menjelaskan,

bertanya, membangkitkan, memberikan dasar kehendak dan meyakinkan37.

Namun tidak hanya sebatas menyampaikan pesan saja, karena poster juga harus

mampu meningkatkan rasa estetik. Oleh sebab itu, sebuah poster harus mampu

menarik perhatian, ingatan, kepentingan, atau setidaknya rasa ingin tahu dari

seseorang. Maka dari itu, dalam mendesain sebuah poster, ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan. Antara lain:38

• Poster harus dapat dibaca dan pesannya dapat dimengerti.

• Poster harus menimbulkan sifat tertarik dan harus mengandung sesuatu yang

baru dalam bentuk maupun dalam pesan yang tertulis.

• Poster harus didesain dalam bentuk yang cukup besar bila dilihat dari jarak

jauh agar membawa hasil yang diinginkan.

• Dari jarak dekat, poster harus memberikan gairah dengan menggunakan

pengenalan yang mudah dan detail yang menyenangkan.

• Poster harus dapat menetap di dalam ingatan penonton, dengan mengadakan

kontak baru antara penonton, dan sebuah topik baru atau sebuah hasil yang baru.

Berdasarkan pada tujuan periklanannya, Gumilar membagi jenis poster

menjadi dua macam, yaitu: 39

37 Margono Sastrosoediro. op cit. h. 7. 38 Ibid. 39 Agung Haryono. op cit. h. 14.

Page 54: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

61

• Poster Komersial

Poster jenis ini merupakan poster yang bertujuan untuk

mengkampanyekan suatu merek produk dagang atau dengan kata lain, tujuan

pembuatan poster itu berdasarkan atas pertimbangan kepentingan dagang semata

dengan jalan untuk meningkatkan volume penjualan dan pemasaran produk itu

sendiri.

• Poster Non Komersial/Sosial

Poster jenis ini merupakan poster yang bertujuan untuk melayani

kepentingan umum yang bersifat sosial kemasyarakatan. Karena pada dasarnya

poster non komersial itu adalah sarana penyampaian pesan atau informasi yang

bersifat sosial.

2.2.4.4. Poster Dalam Interior

Dalam suatu penataan ruang, seringkali orang menggunakan lukisan

sebagai elemen penghias dinding, padahal ada aksesori lain yang sering kali

dilupakan orang yaitu poster. Desainnya yang bagus bisa menjadi nilai tambah

dalam sebuah ruangan, dimana gambar poster tertentu dapat menorehkan warna

baru yang menyegarkan ruangan.

Beberapa tips yang perlu diketahui dalam usaha mempercantik ruang

dengan poster, adalah sebagai berikut:40

• Menyesuaikan ruangan yang akan digunakan untuk menggantung poster,

misalnya untuk ruang menonton televisi bisa menggunakan gambar dari poster

film kesayangan. Penyesuaian tema ruangan dengan gambar poster akan membuat

ruangan tampak makin menarik. Tidak masalah jika warna dominan pada gambar

poster kontras dengan warna dinding, karena justru menambah daya tarik poster

tersebut dan bisa menjadi focal point ruangan. Namun meski warnanya berbeda,

usahakan kedua warna tersebut tetap cocok untuk disandingkan bersama.

• Dalam tampilan poster, dalam pemasangannya dapat mengunakan pigura.

Pigura dengan warna terang atau polos cocok diterapkan pada konsep ruang

apapun. Untuk pemilihan warna pigura, biasanya ada yang menyesuaikan dengan

warna gambar dan ada pula yang mengontraskan dengan warna gambar sehingga

40 “Ruang Cantik Dengan Poster”. Kompas/Klasika/Properti/Interior. 31 Maret 2006. h. 44.

Page 55: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

62

warnanya terlihat lebih menonjol. Pemilihan warna ini bisa disesuaikan dengan

selera dan kebutuhan seseorang.

• Menyesuaikan luas area dengan ukuran poster yang akan digantung. Bila

ukuran dindingnya sempit, sebaiknya menggunakan poster ukuran mungil agar

tidak berkesan sempit. Sedangkan bila langit-langit di ruangan tersebut rendah,

pilih poster dengan bentuk vertikal untuk memberi kesan langit-langit yang lebih

tinggi dan ruang terasa lebih terbuka.

• Membuat perencanaan yang matang. Gambar poster yang sejenis/berseri dapat

dikelompokkan pada satu dinding atau hanya ada satu poster di satu sisi dinding.

Bebaskan imajinasi namun tetap gunakan perhitungan yang tepat agar tidak

terjadi ketimpangan dalam sebuah ruangan, di mana satu sisi terasa lebih berat

daripada sisi lainnya.

• Memperhatikan posisi gantungan poster. Jangan menggantungnya terlalu

tinggi atau terlalu rendah. Sebaiknya posisi poster berada tepat di depan garis

mata demi memberi keseimbangan pada ruangan secara keseluruhan.

• Sebaiknya jangan meletakkan poster di tempat yang terkena terpaan sinar

matahari langsung karena dapat memudarkan warnanya.

2.2.5. Teori Grafis

2.2.5.1. Tata Letak

Dalam mendesain isi buku, dikenal istilah tata letak atau layout. Kata ini

didefinisikan sebagai menyatukan elemen-elemen menjadi satu dalam suatu area

untuk menciptakan sebuah interaksi satu sama lain sehingga mengkomunikasikan

pesan dalam suatu konteks. Pesan tcrsebut dapat disampaikan atau bahkan

dimanipulasi melalui permainan elemen-elemen tersebut dengan pertimbangan

yang matang. Elemen-elemen ini dapat berupa kata-kata, fotografi, ilustrasi, grafik,

digabungkan dengan kombinasi kuat hitam, putih, dan warna.41

Dalam mengerjakan sebuah tata letak yang baik, dikenal istilah visual

hirarki. Visual hirarki dapat diartikan sebagai urutan-urutan tingkat kepentingan

elemen-elemen visual dalam sebuah bidang kertas atau bidang layout. Seorang

desainer grafis dituntut memiliki kemampuan untuk mengatur atau menarik

41 Alan Swann. How to Understand and Use Design and Layout, 1990, p.11.

Page 56: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

63

pandangan arah mata manusia dari elemen yang terpenting menuju elemen yang

lainnya tanpa menimbulkan kebosanan. Dengan pemanfaatan visual hirarki yang

baik, seluruh informasi dapat disampaikan dengan baik dan efektif.

Benda yang memiliki ukuran lebih besar akan cenderung terlihat lebih

dahulu dibandingkan benda dengan ukuran yang lebih kecil. Begitu pula dengan

warna, penggunaan warna yang mencolok akan membuat benda terlihat lebih

dahulu. Benda atau elemen desain yang merupakan elemen terpenting umumnya

digunakan sebagai penarik perhatian atau penekanan yang dikenal dengan istilah

focal point, yaitu titik yang mampu menarik perhatian lebih awal dibandingkan

elemen-elemen lainnya.

Dalam menyusun sebuah layout ada beberapa elemen-elemen desain yang

berpengaruh besar pada keberhasilan penyusunan tata letak. Elemen-elemen

tersebut adalah garis, bidang, image baik berupa foto ataupun gambar ilustrasi,

pemilihan warna, tipografi, grid system, dan komposisi keseimbangan.

2.2.5.2. Bentukan dan Gambar

Bentukan adalah salah satu elemen desain yang paling sederhana. Bentukan

sendiri terdiri atas titik, garis, dan bidang. Titik adalah bagian yang paling

sederhana dan paling mendasar. Tanpa ada titik, tidak ada bentukan-bentukan yang

lebih kompleks. Titik sendiri dikenal memiliki dua jenis variasi, point adalah titik

yang ukurannya kecil, sedangkan dalam ukuran besar, titik dikenal sebagai spot.

Garis bermula dari titik yang kemudian digrafiskan dan meninggalkan

bekas pada jalurnya bergerak. Sehingga garis memiliki unsur panjang yang dapat

diukur. Meskipun demikian, garis tidak memiliki dimensi karena tidak memiliki

tinggi atau lebar. Garis memiliki tiga karakteristik dasar, yaitu garis lurus yang

tidak memiliki variasi pada sisi panjangnya. Garis lengkung, dimana bentuknya

tidak lurus tetapi memiliki distorsi lengkung pada dirinya, dikenal juga sebagai

kurva tidak tertutup. Dan garis zig-zag yaitu garis yang variasi bentuknya

menghasilkan sudut dan sudutnya dapat dihitung secara matematis. Dengan ketiga

karakter dasar ini, garis dapat menciptakan ribuan variasi.

Berbeda dengan garis, bidang memiliki panjang dan lebar yang dapat

dihitung. Bidang hanya memiliki dua dimensi, hanya memiliki dua sumbu yaitu x

Page 57: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

64

dan y. Karenanya, bidang tidak memiliki kedalaman atau ketebalan. Bidang-

bidang primer atau dasar adalah segitiga, segiempat, dan lingkaran atau elips. Dari

ketiga bentuk dasar ini dapat dihasilkan lebih banyak lagi bidang sekunder seperti

jajaran genjang, trapesium, dan lain sebagainya. Kemudian dengan penambahan

sumbu z, bidang menjadi benda dalam 3 dimensi. Tetap dengan menggunakan

kombinasi bidang-bidang dasar dan menghasilkan kubus, silinder, kerucut, dan

sebagainya.

Dalam konteks tata letak, bentukan-bentukan ini dapat berfungsi sebagai

elemen pendukung saja atau bahkan menjadi elemen utama, sebagai focal point.

Sebagai elemen pendukung, seringkali muncul sebagai dekorasi pada bidang

desain. Misalnya garis yang digunakan untuk menggarisbawahi headline suatu

artikel. Bentukan sebagai elemen utama umumnya digunakan dengan mencolok

dan menarik. Desain-desain tertentu lebih mengandalkan kekuatan grafis bidang

dibandingkan penggunaan foto.

Sedangkan gambar atau image merupakan pilihan elemen desain yang

lebih kompleks lagi. Gambar merupakan elemen yang paling berpotensi untuk

menghidupkan desain. Baik dalam fungsinya sebagai elemen utama atau hanya

elemen pelengkap, gambar memegang peran vital dan penting dalam

mengkomunikasikan pesan. Sebuah gambar akan lebih cepat dan mudah

menterjemahkan pesan atau berita yang hendak disampaikan dibandingkan

berbaris-baris kata. Sebagaimana diungkapan dalam pepatah bahwa ‘gambar

berbicara seribu kata’. Kata memiliki keterbatasan komunikasi dan membutuhkan

waktu untuk dipersepsikan.

Dalam tata letak, gambar atau image dapat berwujud banyak hal. Sebuah

gambar ilustratif, sebuah karya fotografi, sebuah gambar karya grafis, atau bahkan

berupa diagram atau chart. Semuanva dapat digunakan sebagai focal point atau

hanya sebagai elemen pelengkap saja.

2.2.5.3. Ilustrasi

Ilustrasi merupakan salah satu elemen visual yang penting karena

bagaimanapun juga hampir setiap audience lebih menyukai gambar, yang

dianggap lebih menarik dibanding yang berbentuk tulisan. Ilustrasi adalah sebuah

Page 58: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

65

gambar yang dikerjakan khusus untuk menyertai teks tercetak, seperti yang ada

pada buku dan iklan agar dapat memperkuat arti atau menambah efek dari suatu

kalimat. Corak atau bentuk ilustrasi terbagi atas 3 macam:42

• Corak ilustrasi realistis, yaitu corak ilustrasi yang menggambarkan secara

nyata wujud obyek yang ditangkap oleh indra penglihatan, serta menggambarkan

secara nyata cerita isi suatu naskah yang disertainya.

• Corak ilustrasi dekoratif, yaitu ilustrasi yang bentuk-bentuk visualnya terletak

pada permainan unsur-unsur garis, bidang, warna dan komposisi yang dalam hasil

keseluruhannya tetap bersifat datar (flat).

• Corak ilustrasi kartunal, adalah ilustrasi yang menggunakan bentuk-bentuk

jenaka atau bentuk-bentuk realis yang mengalami perubahan atau distorsi.

• Corak ilustrasi ekspresionistis, yaitu ilustrasi mengutamakan kebebasan

berekspresi dalam membuat karya ilustrasi, dan sifat bebas tersebut menimbulkan

obyek-obyek yang bebas pula.

• Corak ilustrasi surealistis, yaitu corak ilustrasi yang menggambarkan khayalan

atau mimpi, tidak jelas batas antara kenyataan dengan angan-angan.

• Corak ilustrasi absurd, yaitu corak ilustrasi yang menggambarkan wujud-

wujud yang tidak masuk akal atau aneh untuk kepentingan naskah yang

disertainya.

2.2.5.4. Warna

Warna merupakan salah satu elemen terpenting dalam desain dan tata letak.

Warna merupakan salah satu pembeda yang paling signifikan. Dalam kehidupan

sehari-hari, warna adalah salah satu hal yang diperhatikan lebih awal dalam proses

identifikasi terhadap suatu benda.

Studi tentang teori warna tidak terlepas pada jasa Sir Isaac Newton pada

abad ke-l7. Dengan menembakkan sebuah cahaya putih melalui sebuah prisma,

kemudian sinar tersebut dipantulkan secara acak oleh prisma menghasilkan

berbagai warna-warna kilauan sebagaimana warna pelangi yang dipantulkan langit.

Spektrum warna-warna yang dimunculkan dan sumber yang berbeda bila

42 “Illustration (Influence of Book Illustration)”. Microsoft Encarta Encyclopedia 2005. CD-ROM. Microsoft.

Page 59: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

66

bercampur membentuk warna baru, menurut additive method, Tiga warna additive

primer adalah merah, biru, dan hijau. Percampuran antara merah dan hijau

menghasilkan kuning, hijau dengan biru melahirkan cyan, dan merah serta biru

memunculkan warna magenta. Warna-warna sekunder inilah yang dikemudian hari

menjadi warna-warna dasar untuk film separasi cetak, cyan, magenta, yellow

(kuning) dan black (hitam) sebagai penambah kepekatan warna, kombinasi warna

ini lebih dikenal dengan istilah CMYK. Pada additive method, saat sinar-sinar ini

bercampur menjadi satu yang muncul adalah warna putih.43

Gambar 2.37. Diagram Color Additive Method

Berbagai usaha dilakukan untuk membuat peta-peta warna, untuk berbagai

kepentingan termasuk didalamnya seni rupa. Pada abad ke 18 dikenal diagram

warna yang dikenal sebagai lingkaran warna atau roda warna (gambar 41). Gambar

ini adalah lingkaran warna versi Johannes Itten yang membagi warna menjadi 12

hue atau warna. Saat itu, lingkaran warna ini banyak digunakan sebagai pedoman.

Tetapi terdapat ketidakcocokan antara pencampuran warna tinta atau cat yang

sebenarnya dengan warna yang ditampilkan pada diagram. Hasil yang didapatkan

dari pencampuran warna-warna sesuai hue lingkaran warna ini sedikit kusam dan

kurang memuaskan.44

43 A David Laurel and Stephen Pentak. Design Basic, 5th ed. 2002, p. 230. 44 ibid, p. 235

blue

yellow

green

red

magenta

cyan

white

Page 60: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

67

Gambar 2.38. Lingkaran Warna Johannes Itten

Kemudian Munsell mencoba memperbaiki lingkaran warna ini dengan

lingkaran versinya dimana lingkaran ini membagi warna dalam 10 hue (gambar

42). Warna-warna merah, kuning, dan biru adalah warna primer. Dimana warna

primer sendiri adalah warna yang tidak dapat diciptakan dari penggabungan warna

lain, warna yang paling dasar. Penggabungan antara dua warna primer

menghasilkan warna sekunder. Dan penggabungan warna sekunder menghasilkan

warna tersier. Lingkaran warna ini kini lebih banyak digunakan sebagai pedoman.

Salah satunya sebagai panduan prediksi hasil pencampuran cat.

Gambar 2.39. Lingkaran Warna Munsell

Dalam desain grafis, warna dapat memberikan kontribusi yang luar biasa

dalam efektifitas penyampaian pesan. Warna dapat digunakan untuk menciptakan

suatu suasana tertentu baik yang berkaitan dengan nuansa atau suasana. Sebagai

contoh, warna merah dan kuning memberi nuansa panas sedangkan biru

menciptakan suasana dingin. Tentu saja keterkaitan ini terjadi akibat persepsi

manusia akan warna terhadap benda dari alam nyata. Merah dan kuning dikenali

otak sebagai warna api sedangkan biru adalah air. Tentu saja kita tidak akan

Page 61: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

68

terbakar saat menyentuh warna merah atau kuning, tetapi efeknya secara

psikologis cukup terasa.

Warna juga dapat memberikan nuansa jarak. Warna-warna tertentu jika

digunakan akan berkesan dekat dengan kita. Sedangkan warna yang lain justru

akan terlihat begitu jauh. Nuansa ini akan benar-benar terasa saat kedua jenis

warna ini digunakan dalam bidang yang sama. Sebagai contoh nampak pada

gambar 43 yang merupakan karya Giovanni Pintori sebagai poster promosi untuk

produk kalkulator Olivetti di tahun 1949. Warna-warna yang cerah seperti kuning

dan merah seolah nampak dekat pada bidang, sedangkan coklat, biru, dan hijau

secara bergradual nampak jauh dalam jarak yang berbeda-beda.45

Gambar 2.40. Olliveti karya Giovanni Pintori

Setiap warna juga menimbulkan efek psikologis yang berbeda, berikut

adalah penjabarannya secara singkat:46

Merah: Warna yang terkuat dan menarik perhatian. Bersifat agresif, aktif,

kekuatan, kebahagiaan, berani dan menstimulasi otak, dan vitalitas.

Warna merah cocok dikombinasikan dengan warna-warna emas, kayu,

kristal, atau cermin. Merah dan hitam adalah kombinasi klasik yang

mencerminkan keglamouran dan stylish look. Warna merah dikatakan

juga mampu meningkatkan selera makan dan memberi suasana yang

hangat. Berkarakter dominan, dinamik, dan menciptakan ilusi objek 45 ibid, p. 248. 46 Rahasia Psikologi Warna, 31 Maret 2006. <http://www.geocities.com/azdriana10/psikologiwarna.htm>

Page 62: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

69

terkesan dekat.

Biru: Berkarakter sejuk, pasif, tenang, utuh, harmonis, dan damai. Selain itu

biru juga melambangkan kesucian, harapan, keheningan dan kepuasan.

Warna biru berkarakter damai, ketenangan alami, dapat menimbulkan

ilusi luas, dan menurunkan ketegangan karena terasa sejuk dan santai.

Kuning: Kumpulan dua fenomena penting, yaitu matahari sebagai bagian

sumber kehidupan dan emas sebagai kekayaan Allah mulia. Kuning

mempunyai makna kemuliaan cinta serta pengertian yang mendalam

antara hubungan sesama manusia. Warna kuning itu riang, ceria, egois,

dan silau.

Hitam: Memperlihatkan disiplin yang membawa kebebasan yang lepas,

kreatif, idealis, bermanfaat, kerahasiaan, dan berhubungan dengan

mistis. Warna ini dikaitkan dengan depresi dan kesedihan, tetapi warna

ini bisa juga menjadi stylish dan mampu dikombinasikan dengan

segala warna. Hitam melambangkan suasana yang dramatis, misterius,

bersifat tegas, kukuh, formal, dan kesan berstruktur kuat.

Putih: Berkarakter positif merangsang cemerlang, pijar, dan sederhana. Putih

melambangkan kesucian, polos, jujur, dan murni.

Netral: Untuk suasana hati yang membutuhkan ketenangan hati yang

mendalam. Coklat gelap mencerminkan maskulinitas, restful

(menenangkan) dan warming (hangat), sedangkan terakota terang

mencerminkan kehangatan dan feminitas. Warna netral sangat baik

untuk tabletop karena dapat membuat makanan diatas meja lebih

menarik. Warna netral sangat cocok juga dijadikan warna background

karena sifatnya yang fleksibel terhadap warna-warna lain.

Hijau: Lebih bersifat netral. Pengaruh terhadap emosi hampir mendekati

pasif, bersifat istirahat. Hijau mengungkapkan kesegaran, sesuatu yang

mentah, muda, dan belum dewasa, pertumbuhan kehidupan,

kesuburan, dan harapan kelahiran kembali.

Ungu: Ungu adalah warna yang berkarakter sejuk, mirip dengan biru tetapi

lebih tenggelam. Warna ini melambangkan duka cita, kontemplatif,

suci, dan agamis.

Page 63: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

70

Emas: Emas mencerminkan kekuasaan (power) dan kekayaan (wealth).

Warna ini melambangkan kemuliaan.

Oranye: Memberikan efek energi warna yang antusias, semangat, dan riang.

Berkesan energik, lincah, dan supel tetapi warna oranye dapat

membawa dampak buruk seperti kejengkelan, kegaduhan. Berkarakter

kedewasaan, menimbulkan ilusi murah.

Abu-abu: Melambangkan keraguan, ketakutan, dan terkesan dingin dan kotor,

namun juga bersifat netral. 47

Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering

dinamakan dengan sistem warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang

pada 1876 meliputi:48

• Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan. nama dari suatu warna

seperti merah, biru, hijau dsb.

• Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya

adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.

• Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan

dengan cerah atau suramnya warna.

2.2.5.5. Typography

Typography adalah suatu disiplin ilmu seni yang mempelajari tentang

huruf. Huruf sendiri merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan

merupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian

ini tidak hanya dapat mengacu pada suatu obyek atau gagasan, tetapi kadang juga

memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu kesan atau citra secara visual. 49

Perkembangan media dan tipografi mengalami perkembangan pesat saat

Johann Gensfleisch zum Gutenberg dari Jerman menciptakan mesin cetak dengan

system moveable type di tahun 1450. Dengan hampir 50.000 type mold atau

cetakan bentukan huruf, pekerjaan mencetak menjadi jauh lebih mudah, terutama

47 Contoh-contoh warna yang ditampilkan merupakan perwakilan dari masing-masing warna. 48 Clarence P. Hornung. Handbook of Design & Devices. New York: Dover Publication Inc. 1959. 4 April 2006. <http://www.logoresource.com/artikel/warna_logo.php> 49 Ibid. <http://www.logoresource.com/artikel/tipografi_logo.php>

Page 64: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

71

untuk kepentingan produksi massal. Dengan Textura Blackletter Script, Gutenberg

mencetak Alkitab dengan 42 baris tiap halamannya.50

Teknik ini kemudian banyak disempurnakan seiring dengan berjalannya

waktu, menjadi teknik cetak offset sebagaimana banyak ditemui saat ini. Pada

masa itu, setiap type setting menciptakan dan memiliki jenis hurufnya sendiri yang

dikemudian hari lebih dikenal dengan nama font. Beberapa dari font kuno tersebut,

masih banyak yang digunakan hingga saat ini. Beberapa diantaranya adalah

Caslon, Bodoni, dan Garamond. Kini di era digital, banyak perusahaan yang

bergerak di bidang bisnis perancangan dan produksi huruf digital untuk

kepentingan desain dan cetak, perusahaan-perusahaan ini dikenal dengan istilah

Type foundry.

Secara umum, font memiliki karakteristik fisik dasar yang dapat dibagi

secara umum menjadi serif, sanserif, script, dan dekoratif. Font serif adalah font

yang memiliki kaki atau kait dibagian sudut-sudutnya Sedangkan sanserif adalah

nama bagi font yang tidak memiliki kait atau kaki. Font script adalah font yang

terbuat atau secara fisik nampak menyerupai tulisan tangan. Umumnya font jenis

ini dibuat italic atau miring. Yang terakhir adalah font dekoratif yaitu font yang

secara fisik telah mengalami modifikasi atau distorsi dari bentuk-bentuk fisik font

dasar. Umumnya font jenis ini diciptakan dengan suatu tema khusus untuk

kepentingan yang khusus juga.

Ab Ab Ab Ab Gambar 2.41. Contoh jenis-jenis font 51

Karakter font juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sejarah

perkembangannya. Berdasarkan pembagian ini, karakteristik huruf dibagi menjadi

lima, yaitu old style, diwakili oleh font Garamond (1617), transitional dengan

contoh Baskerville (1757), modern yang nampak pada font Bodoni (1788),

Egyptian Slab Serif dicontohkan dengan font Century Expanded (1895), dan

50 Ibid. 51 Dari kiri ke kanan: serif (Times New Roman), sanserif (Verdana), script (Palace Script MT), dan dekoratif (Jokerman)

Page 65: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

72

Contemporary Sanserif yang ditandai dengan lahirya font Helvetica (1957).52

Tabel 2.1. Perbedaan Klasifikasi Font Berdasarkan Sejarah Perkembangannya

Klasifikasi Pertemuan stem

dengan serif

Tebal-tipis

stroke

Contoh font

Old Style Sudut melengkung Sedikit

kontras Garamond

Transitional Sudut lengkung,

umumnya lebar

keduanya sama

Sedikit

kontras BASKERVILLE

Modern Sudut lengkung Kontras Bodoni

Egyptian Sudut siku Ekstrim Century Expanded Contemporary Tidak memiliki

serif

Umumnya

sama besar Franklin Gothic

Huruf bukan hanya memiliki fungsi sebagai simbol-simbol pembawa pesan

saja. Lebih dalam dari itu, setiap huruf atau font memiliki sifat dan karakternya

masing-masing. Sifat ini muncul dari bentuk fisik font itu sendiri dan terkadang

dari nuansa yang ditimbulkan oleh font tersebut. Kita dapat menilai apakah sebuah

font nampak kekanak-kanakan, kadang nampak kaku, atau juga klasik.

Kepribadian yang nampak dalam sebuah font ini muncul karena intrepetasi kita

terhadap pesan yang disampaikan teks tersebut. Kadang sifatnya juga diasosiasikan

dari perusahaan atau orang yang menggunakan atau menciptakan teks tersebut.

Dengan pemilihan font yang baik, kadang pembaca dapat menangkap maksud

pesan atau nuansa yang ingin ditampilkan, bahkan sebelum pesan tersebut terbaca.

Kadang kala, tipografi tidak selamanya digunakan sebagai media

penyampaian pesan verbal. Bentuk fisik font sendiri dapat diolah menjadi sebuah

gambar yang menarik. Sehingga tidak harus legible sebagai suatu bentuk huruf

tertentu, karena fungsinya telah berubah sebagai gambar yang membawakan pesan

secara visual.

52 Clarence P. Hornung. loc cit.

Page 66: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

73

2.2.5.6. Grid

Grid dapat diartikan sebagai garis khayalan atau semu yang membagi-bagi

bidang desain dalam jumlah tertentu dan ukuran tertentu. Grid ini umumnya

digunakan sebagai garis bantu sebagai pedoman peletakkan elemen-elemen desain

dalam tata letak, termasuk didalamnya adalah teks sebagai bodycopy. Dengan

bantuan grid system tampilan tata letak dapat diolah menjadi menarik dan lebih

teratur. Pada umumnya grid ini digunakan bila seorang desainer merancang sebuah

tata letak dengan jumlah halaman yang banyak seperti buku atau brosur, agar

terdapat keutuhan dalam desain. Grid jarang digunakan untuk perancangan desain

satu halaman saja.

Grid sebagai struktur pondasi dasar tata letak memiliki beberapa fungsi

sebagaimana dikemukakan oleh Josef Muller-Brockman, desainer dari Zurich yang

cukup dikenal dengan kontribusinya dalam penyusunan sistem grid: 53

• Untuk membangun argumen secara obyektif dalam komunikasi visual

• Untuk membangun dan menyusun teks dan materi ilustratif secara sistematis

dan logis

• Untuk menyusun teks dan ilustrasi dalam susunan yang rapi, padat dan

memiliki irama tersendiri

• Untuk menyatukan materi-materi visual agar dapat terbaca dengan jelas dalam

struktur yang padat juga

Grid merupakan susunan baris yang cukup fleksibel bukan mengikat.

Sifatnya adalah sebagai panduan atau pedoman bukan sebagai hukum. Dengan

variasi penyusunan yang berbeda satu kerangka grid dapat menghasilkan berbagai

jenis tata letak yang berbeda-beda. Tentu saja hal ini adalah sebuah trik agar

pembaca tidak mengalami kebosanan setelah membaca puluhan halaman dengan

posisi yang sama.

Karenanya, tidak ada susunan yang cukup baku dalam menyusun grid. Tiap

desainer dapat menciptakan susunan grid-nya sendiri sesuai dengan kebutuhan.

2.2.5.7. Komposisi

Tujuan utama dari komposisi adalah menciptakan suatu keseimbangan

53 Gavin Ambrose and Paul Haris. The Fundamentals of Creative Design, 2003, p. 49.

Page 67: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

74

yang baik pada bidang desain. Dalam konteks tata letak, komposisi berarti

menyusun atau mengkomposisikan elemen-elemen tersebut di atas untuk

menciptakan suatu keseimbangan pada bidang layout.

Keseimbangan adalah keadaan dimana pendistribusian atau pembagian

berat antara dua sisi terkesan sama. Dalam konteks tata letak, yang didistribusikan

adalah elemen-elemen desain tersebut. Analogi penyusunan keseimbangan adalah

bagai bermain papan jungkit. Secara visual, benda yang lebih besar akan berkesan

lebih berat dari benda yang lebih kecil, sehingga terjadi berat sebelah. Tetapi pada

titik peletakan tertentu, yaitu pada titik yang lebih mendekati pusat papan jungkit,

dapat terjadi keseimbangan seperti nampak pada gambar 45. Tetapi dalam

pertimbangan visual, bukan hanya ukuran saja yang dapat menciptakan berat,

warna juga dapat memberikan kesan berat sehingga dapat digunakan sebagai salah

satu sarana menciptakan keseimbangan. Disamping warna, tekstur atau bentuk

permukaan juga dapat menciptakan kesan berat yang berbeda dengan meniru

bahan atau material suatu benda yang ada dalam dunia nyata.

.

Gambar 2.42. Prinsip papan jungkat-jungkit

Dalam desain grafis, dikenal dua jenis keseimbangan yaitu keseimbangan

simetris dan keseimbangan asimetris. Keseimbangan simetris adalah

keseimbangan yang tercapai karena posisi atau bentuk elemen-elemen desainnya

pada kedua belah sisi bidang desain sama atau nyaris sama. Contoh nyata

keseimbangan simetris adalah kupu-kupu dimana bila badannya digunakan sebagai

poros maka sisi kiri dan kanannya nampak identik sehingga menciptakan sebuah

tidak seimbang

seimbang

Page 68: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

75

keseimbangan. Keseimbangan simetris adalah keseimbangan yang sempurna tetapi

menciptakan kesan atau nuansa yang statis sehingga kurang dinamis.

Keseimbangan asimetris adalah lawan dari keseimbangan simetris dimana

keseimbangan ini dapat diperoleh bukan karena persamaan visual kedua belah

bidang, tetapi karena permainan manipulasi berat. Dimana seolah-olah berat disisi

yang satu adalah sama berat dengan sisi yang lain tetapi dalam bentuk visual yang

berbeda. Gambar keseimbangan pada gambar 44 tentang prinsip papan jungkat-

jungkit di atas adalah salah satu contoh sederhana keseimbangan asimetris.54

Dibandingkan dengan keseimbangan simetris, asimetris memberikan kesan

dinamis dan bergerak. Secara umum, kondisi ini akan lebih menarik bagi manusia

dibandingkan kondisi yang statis, meskipun bukan berarti keseimbangan asimetris

lebih baik dari keseimbangan simetris.

2.3. Analisis Data

2.3.1. Interior de Boliva Kitchen & Lounge

Outlet pertama de Boliva yang bertempat di jalan HR Muhamad 360,

memiliki nuansa seperti bangunan lama. Dengan semua sisi dinding terbuat dari

batu bata bernuansa krem, meja terbuat dari kayu, dan kursi-kursinya terbuat dari

rotan. Warna coklat dan krem mendominasi dalam interior de Boliva ini dan

cahaya remang-remang dibangun dalam suasana interior de Boliva dengan

menggunakan lampu kuning dan lilin di setiap mejanya. Hal ini menambah kesan

romantis dan nyaman dalam interior de Boliva. Selain indoor, outlet pertama ini

juga menyediakan tempat outdoor bagi pengunjung yang lebih menyukai kesan

alami untuk besantai sekaligus menikmati hidangan. Sisi-sisi pada outlet pertama

de Boliva ini terdiri dari banyak kaca, sehingga elemen-elemen penghias ruangan

seperti lukisan, tidak banyak dipasang.

54 Alan Swann. op cit. p. 65.

Page 69: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

76

Gambar 2.43. Outlet pertama de Boliva Kitchen & Lounge

bertempat di Jl. HR Muhamad 360 Surabaya55

Jangka waktu 2 tahun merupakan waktu yang cukup panjang untuk

membuka outlet kedua. Dalam sepintas, perbedaan yang menonjol dibandingkan

outlet pertama akan dengan mudah terlihat. Beberapa elemen-elemen pendukung

dalam interior de Boliva yang baru adalah sebagai berikut:

• Dinding

Dinding-dindingnya tidak lagi didominasi oleh kaca-kaca tapi berupa

tembok, faktor utamanya adalah karena tidak ada tempat outdoor di outlet kedua

ini. Hal ini membuat ruang de Boliva terkesan eksklusif dan terhindar dari dunia

luar, sehingga dapat meningkatkan kenyamanan, ketenangan dan kesan santai,

terlepas dari keadaan di luar.

Coklat dan krem masih dipilih de Boliva sebagai warna dominan pada

dindingnya seperti pada outlet pertamanya. Kedua warna netral ini dipakai untuk

membangun suasana hati yang membutuhkan ketenangan hati yang mendalam.

Selain itu warna netral sangat cocok juga dijadikan warna background karena

sifatnya yang fleksibel terhadap warna-warna lain.

Agar tidak terkesan terlalu polos, sebagian besar bagian dinding, dibuat

dari batu bata yang bertekstur kasar. Dan agar tidak terlihat monoton, pada

beberapa bagian dinding diberi warna merah, untuk menarik perhatian. Warna

merah dikatakan juga mampu meningkatkan selera makan dan memberi suasana

yang hangat.

55 Foto ini diambil sebelum outlet pertama de Boliva direnovasi, saat ini sedang dalam tahap renovasi.

Page 70: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

77

• Plafon

Plafon yang berwarna biru tua menciptakan kesan luas dan dalam.

Hadirnya warna biru pada interior de Boliva ini juga dapat membuat pengunjung

merasa sejuk dan memberi ketenangan.

• Lantai

Warna coklat digunakan pada semua bagian lantai. Dimana penggunaan

warna ini pada lantai memberi efek mantap, kuat, dan stabil. Selain itu juga agar

terlihat matching dengan dinding dan warna lain pada meja, kursi, dan plafon,

karena coklat merupakan warna netral yang cocok dikombinasikan dengan warna

lainnya.

• Furniture

Furniture disini meliputi meja dan tempat duduk. Hitam dipilih sebagai

warna meja untuk menetralkan warna meja dalam menghidangkan segala jenis

makanan, selain itu juga agar tidak mudah terlihat kotor. Tempat duduk yang

disediakan tidak hanya kursi, tapi juga disediakan tempat duduk berupa sofa dan

juga lesehan, untuk menambah kenyamanan dan selera para konsumen. Warna

yang digunakan pada tempat duduk adalah warna biru dan merah juga coklat pada

beberapa kursi, namun warna hitam tetap dipakai sebagai dasar dan

dikombinasikan dengan warna lainnya.

• Elemen Penghias

Ruangan pada outlet kedua yang dikelilingi oleh tembok-tembok ini,

memungkinkan outlet de Boliva ini lebih banyak memasang elemen penghias

dinding. Bekerja sama dengan Art Frame Gallery, de Boliva memasang lukisan-

lukisan disetiap sisi tembok.

Dengan hadirnya elemen-elemen ini, de boliva ingin menambah kesan art

dalam outletnya, model lukisan yang dipajang juga banyak yang bersifat abstrak.

Selain itu juga menambah keindahan dan mendukung keunikan de Boliva sendiri,

biarpun banyak café yang sudah memajang lukisan-lukisan abstrak sebagai

pendukung interior, tapi sebagai outlet es krim dengan nuansa café, bisa dibilang

de Boliva cukup berhasil menciptakan keunikan dengan langkah yang diambil ini.

Page 71: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

78

Gambar 2.44. Outlet kedua de Boliva bertempat di

Jl. Gubeng 66 Surabaya

Outlet kedua ini lebih luas dan memiliki tempat yang lebih strategis

dibandingkan outlet pertama, sehingga lebih ramai dikunjungi konsumen. Saat ini

outlet pertama de Boliva yang bertempat di HR Muhamad, sedang dalam tahap

renovasi, dimana interiornya akan dibuat setipe dengan outlet keduanya.

2.3.2. Interior Kompetitor de Boliva Kitchen & Lounge56

Mengingat perancangan puisi visual ini adalah sebagai pendukung estetik

interior de Boliva Kitchen & Lounge, dan sebagai USP atau keunikan yang ingin

dibangun dalam de Boliva, diperlukan analisis mengenai tempat-tempat sejenis

lain yang juga memasang elemen penghias dinding dalam interior mereka.

• Excelso Café

Excelso Café merupakan kafe yang memang dibuat sebagai tempat

‘nongkrong’. Dengan menu utama minuman atau dessert yang mengandung kopi,

kafe ini sangat digemari oleh anak muda dan orang dewasa. Bagi mereka,

bersantai sambil minum kopi adalah hal yang membuat mereka merasakan

kenyamanan. Ditambah interior yang mendukung, kafe yang terkesan eksklusif

ini mampu memberi suasana nyaman bagi para pengunjungnya.

56 Kompetitor disini adalah tempat-tempat sejenis de Boliva dilihat dari segi konsep café yang dianut dan terbatas pada penggunaan elemen penghias dinding dalam interiornya.

Page 72: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

79

Excelso Café memiliki banyak cabang di setiap kota. Biasanya kafe ini

bertempat di mall-mall. Meskipun tempatnya tidak seluas kafe-kafe yang

bertempat di jalanan, di setiap kafe Excelso cukup banyak memasang elemen

penghias dinding. Elemen-elemen tersebut adalah foto-foto dari menu baik

minuman, dessert ataupun makanan yang dijual oleh Excelso sebagai menu

mereka.

• Kafe Jendela

Kafe ini memiliki dua bagian utama yaitu kafe dan galeri. Kafenya

ditempatkan di outdoor sehingga suasana nature sangat dominan. Tempatnya

yang outdoor membuat kafe Jendela tidak memiliki dinding, sehingga tidak

memungkinkan dipasang elemen-elemen penghias dinding.

Pada bagian galeri, dipasang elemen-elemen penghias dinding namun

itupun tidak terlalu banyak. Elemen-elemen itu adalah lukisan dan karya fotografi

yang kebanyakkan menggambarkan pemandangan kota-kota tua.

• House of Sampoerna

House of Sampoerna terdiri dari museum, art gallery, kios, dan kafe. Di

bagian kafe, banyak sekali dipasang elemen penghias dinding. Kebanyakan

adalah poster-poster yang selalu berhubungan dengan produk rokok, dan iklan-

iklan A mild seperti iklan billboard-nya yang dibuat dalam skala kecil.

Gambar 2.45. House of Sampoerna

Melalui analisis yang dilakukan, di Surabaya belum ada tempat sejenis de

Boliva yang menggunakan poster puisi visual sebagai pendukung interior mereka.

Page 73: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,

Universitas Kristen Petra

80

Hal ini memperkuat perancangan puisi visual ini sebagai keunikan de Boliva

Kitchen & Lounge yang akan dibangun.