2. identifikasi, tinjauan teoritis dan analisis data 2.1 ... · universitas kristen petra 9 bali...
TRANSCRIPT
![Page 1: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/1.jpg)
8 Universitas Kristen Petra
2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS
DAN ANALISIS DATA
2.1. Identifikasi Data
2.1.1. Data Karya
Karya yang dihasilkan adalah karya puisi visual, yang merupakan
penggabungan antara puisi sebagai verbal dan visual. Berikut adalah rinciannya:
Jenis Karya : Puisi Visual
Obyek/dasar pembuatan : puisi karya Saut Situmorang
Tema : ‘Emotion’
Media utama : poster
Jumlah karya : 13 buah
Ukuran : 84 x 55 cm dan 115 x 40 cm
Teknik : cetak offset
Media pendukung : katalog, poster promo, kaos, pin dan
postcard.
Tempat Pemasangan : de Boliva Kitchen & Lounge
Jl. Raya Gubeng 66, Surabaya.
Jl. HR Muhamad 360, Surabaya.
2.1.2. Data Penyair Saut Situmorang
2.1.2.1. Biodata Saut Situmorang
Saut Situmorang lahir 29 Juni 1966 di kota kecil Tebing Tinggi, Sumatera
Utara, tetapi dibesarkan di Medan. Pendidikan terakhir S1 (Sastra Inggris, Film,
dan Creative Writing) dan S2 (Sastra Indonesia namun tidak sampai selesai)
dilakukannya di Selandia Baru, di mana dia pernah hidup merantau selama 11
tahun. Mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia selama beberapa tahun di
almamaternya, Victoria University of Wellington dan University of Auckland di
Selandia Baru. Menulis dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Inggris.
Puisi, cerpen, esei (sastra dan seni rupa), dan terjemahannya sudah dipublikasikan
di Indonesia, New Zealand, Australia, dan Itali, antara lain dalam Ginger Stardust,
Anthology of New Zealand Haiku, Mutes & Earthquakes, Tongue in Your Ear,
![Page 2: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/2.jpg)
Universitas Kristen Petra
9
Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi
Indonesia 1997, Slonding, Datang dari Masa Depan, Antologi Puisi “Art and
Peace”, Graffiti Gratitude, Gelak Esai dan Ombak Sajak, Cyber Graffiti, Graffiti
Imaji, Dian Sastro for President!, Malam Bulan, Kitab Suci Digantung di Pinggir
Jalan New York, Exploring Vacuum, Sastra Pembebasan, Les Cyberlettres, Maha
Duka ACEH, Musik Puisi, Ode Kampung; SPORT 4, HORISON, CAK, Pelangi,
Bali Echo, Coast Lines, ONIOFF, Kitsch, RETORIK, mejabudaya, media
kerjabudaya, GONG, dan di koran-koran Medan, Padang, Lampung, Jakarta,
Bandung, Semarang, Jogja, dan Bali. Selain itu juga di internet di mailing-list
seperti apakabar, SiaR, Kabar dari Pijar, bahasa, penyair, bumimanusia,
publikseni dan kunci-l, terutama di website sastra cyber Indonesia
www.cybersastra.net, di mana dia merupakan salah seorang redakturnya.
Pertengahan tahun 2002 ikut dalam CD Antologi Puisi Digital
“CYBERpuitika” yang dikeluarkan oleh Yayasan Multimedia Sastra (YMS)
Indonesia. Buku kumpulan puisinya yang sudah diterbitkan: Saut Kecil Bicara
Dengan Tuhan (2003) dan Catatan Subversif (2004). Mendapat ‘Poetry Award’
untuk puisi-puisi bahasa Inggrisnya dari Victoria University of Wellington (1992)
dan University of Auckland (1997) di Selandia Baru. Sebuah Haiku-nya dalam
bahasa Inggris, “such boredom”, pemenang pertama Lomba Haiku ‘International
Poetry Competition’ yang diselenggarakan oleh New Zealand Poetry Society di
tahun 1992, dikoleksi oleh Museum Haiku di Kyoto, Jepang.
Pada Februari 1994 diundang baca puisi dalam program “New Wellington
Poets” oleh New Zealand Poetry Society di Oriental Parade Arts Centre,
Wellington, Selandia Baru. Awal tahun 2000 sebuah film dokumentasi (10 menit)
tentangnya berjudul SAUT SITUMORANG dibuat oleh Peter Larsen di Auckland,
Selandia Baru. Diundang sebagai salah seorang pembicara pada Kongres Cerpen
Indonesia Ke-2, Februari 2002 di Bali; diundang baca puisi pada Maret 2003
dalam acara Sorak-sorai Identitas di Studio Budaya & Galeri Langgeng,
Magelang, Jawa Tengah; diundang untuk membacakan orasi budayanya bersama
Gus Dur di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, 29 Juni 2004; diundang baca
puisi di kota Hamburg dan Berlin, Jerman, pada Januari 2005. Setelah bosan
bekerja 6 hari satu minggu selama hampir dua tahun sebagai editor antara lain di
![Page 3: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/3.jpg)
Universitas Kristen Petra
10
majalah budaya berbahasa Inggris BALI ECHO dan majalah surfing 3 bahasa
SURF TIME di pulau Bali, sejak akhir 2001 menetap di kota Jogjakarta sebagai
penulis full time.
Pengalamannya sebagai freelance editor di Selandia Baru dan Indonesia
telah menghasilkan tiga buku sastra dan dua buku seni rupa: Tongue in Your Ear,
vol. IV (kumpulan puisi), Cyber Graffiti (kumpulan esei sastra), tujuh musim
setahun (novel), Jalan/Street (performance art Made Wianta) dan Exploring
Vacuum (kumpulan esei seni rupa).
2.1.2.2. Analisis Subyektif Tentang Saut Situmorang4
Bila melihat lebih dalam tentang Saut Situmorang, beliau adalah seorang
yang berpikiran obyektif, tidak keberatan menerima kritik, tidak keberatan juga
untuk disalahkan, tidak keberatan untuk dijelek-jelekkan atau bahkan dianggap
remeh oleh orang lain. Tapi beliau memiliki pemikiran sendiri dan pemikirannya
itu mendominasi setiap pandangannya terhadap diri sendiri, orang lain, dan semua
hal dalam hidup. Beliau seakan-akan hidup dalam dunianya sendiri, dunia yang
penuh kebebasan dan lepas dari segala aturan dunia, satu-satunya aturan yang
berlaku baginya adalah aturan yang dibuatnya sendiri. Kebebasan ini pula yang
mendasari setiap karyanya. Tidak ada aturan penulisan, tidak ada aturan pemilihan
kata, tidak ada aturan apapun dalam penciptaan karyanya. Bisa dilihat dalam
penulisan tiap baris dalam beberapa puisinya, tidak rata kanan; tidak rata kiri;
tidak pula rata tengah, tapi secara acak. Ada pula puisi yang tidak ada titik sama
sekali, jadi setiap kalimat maupun kata bersambung begitu saja, ada yang dibuat
tiap baris hanya terdiri dari satu kata, dan sebagainya.
Penulisan seperti ini ada yang beberapa memang memiliki maksud
dibaliknya, tapi banyak pula yang dilakukan Saut hanya sebagai ekspresi diri.
Puisi-puisi dalam buku pertamanya, kata aku dan kamu selalu menggunakan huruf
besar di awal, dan dengan judul buku saut kecil bicara dengan tuhan, tentu orang
menafsirkan Ku atau Mu disini adalah Tuhan, tapi ternyata tidak. Saut sendiri
mengatakan hal ini sengaja dilakukannya untuk mengecoh pembaca, dan tidak ada
maksud lain. Setiap puisi yang diciptakan adalah semua pemikiran, perasaan,
4 Wawancara dengan Saut Situmorang. Kedai Kebun, Jogjakarta, 15 Maret 2006.
![Page 4: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/4.jpg)
Universitas Kristen Petra
11
emosi dan imajinasi dari Saut Situmorang. Beliau sangat mengagungkan
perempuan dan juga cinta, karena itu dalam buku pertamanya, kedua tema ini
sangat mendominasi.
Saut Situmorang adalah orang yang welcome, ramah terhadap orang lain
dan orang yang senang sekali berdiskusi. Pengetahuannya luas begitu pula dengan
pengalaman hidupnya, dan beliau tidak pelit untuk membagi ilmu kepada orang
lain. Beliau sangat percaya diri dan santai dalam menjalani hidupnya, selain itu
juga senang bercanda. Beliau berkarya selama beliau menginginkannya dan
selama beliau merasa mampu untuk menciptakan karya yang pantas.
Setiap orang bebas mengapresiasikan puisinya, tidak ada makna yang
salah dan benar. Inilah yang dikatakan seorang Saut Situmorang ketika orang lain
bertanya tentang maksud puisinya menurut pemikirannya sendiri. Beliau tidak
mau mematok satu makna dalam puisinya, karena baginya setiap kata, setiap
kalimat dalam suatu puisi itu memiliki makna yang sangat luas. Mungkin benar
bila dikatakan ‘Puisi mengajarkan sebanyak mungkin, dengan kata-kata sesedikit
mungkin’.
2.1.2.3. Karya Saut Situmorang
Sampai saat ini, Saut Situmorang telah mengeluarkan dua buku kumpulan
puisi karyanya. Buku pertama berjudul saut kecil bicara dengan tuhan, dengan
total 53 karya puisi. Dengan judul sebagai berikut: tidurlah cicak; surat cinta;
mata mawar; gondang gaib memukul mukul di kelima indraKu; sajak collage;
persistence of memory; sajak musim salju; do you like basketball, berangere?;
disebabkan oleh Rendra 1; disebabkan oleh Rendra 2; disebabkan oleh Rendra 3;
caminado por la calle; sajak mabok; insomnia; ibu seorang penyair; hanya
airmata dan terik matahari yang mengerti; saut kecil bicara dengan tuhan; totem;
sajak pop culture; kinda blue/sembilan gelas bir, kau dan masa lalu; bocah
pemancing ikan; marilah kita mabok; definisi cinta, setelah sepatu Bata
menginjak bulan; spring sudah tiba; aku telah menjelajahi kemulusan tubuhmu;
padaMu jua; kinda blue; sajak cinta untuk semua perempuanku, yang lampau
yang kini yang akan datang; arak Bali; sajak hujan; kupu malam dan kau; karena
laut, sungai lupa jalan pulang; sadar dari mabok suatu pagi musim hujan;
![Page 5: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/5.jpg)
Universitas Kristen Petra
12
sentimentalia sebuah nama; androgyny; aku ingin; kata dalam telinga; buat
penyair V; hanya dari jauh aku bisa mengakrabimu; buat susan ploetz; graffiti
cemburu; selamat ulang tahun, penyair!; pada upacara menjemput daun
beringin; potret pagi; blues untuk katrin; aku pasti akan menghukumMu!; Aku
mencintaiMu dengan seluruh jembutKu; kanvas patah; ziarah incest; puisi SMS;
exquisite corpse. Dan buku keduanya berjudul catatan subversif yang lebih
banyak berbicara tentang politik.
Salah satu contoh puisi karya Saut Situmorang, yang diambil dari buku
pertamanya berjudul saut kecil bicara dengan tuhan, adalah sebagai berikut:
Persistence of Memory
satu tangan raksasa tiba tiba tumbuh panjang panjang memanjang dari jam yang tergantung di dinding
tangan raksasa itu terus memanjang menjulur membentuk mulut ular bertelinga srigala yang terbang ke
arahku menelan semua kenang kenangan yang telah begitu lama mempersatukan hidup kita
jam di dinding yang terus menerus berdetik perlahan lahan mengeluarkan darah
lalu kedua tangan jam itu saling memuntir tangan pasangannya terus memuntirnya hingga
darah makin banyak berdarah lalu kepala ular bertelinga srigala tadi meledak lalu suara detik detik jam tadi sirna lalu kedua tangan jam yang saling memuntir tadi putus putus
dan lenyap lalu darah yang terus berdarah tadi menguap lalu jam dinding itu sendiri berkerut jadi ulat
memakani dinding jadi kepompong jatuh ke tanah jadi mesin tik yang terbang ke bintang bintang jadi mata yang menangisi kepergianMU...
2.1.3. Data Perusahaan
2.1.3.1. Sejarah Perusahaan
Pada awal tahun 1990, de Boliva Ice Cream dikenal dengan nama
Cinxana, sebuah produksi rumahan yang mengkhususkan pada es krim yang
penyebarannya hanya sebatas teman dan keluarga. Dari situ, mulai berkembang
dari mulut ke mulut.
![Page 6: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/6.jpg)
Universitas Kristen Petra
13
Pada tahun 2000, seorang pengusaha muda mulai mengganti nama dengan
de Boliva Ice Cream. Dari awalnya, es krim ini telah diproduksi dengan
menggunakan bahan-bahan pilihan sehingga mendukung kesuksesan produk ini.
Awalnya de Boliva menyediakan es krim dengan rasa standard seperti vanilla,
mocha, chocolate, dan strawberry, lalu dengan pengalaman yang cukup dalam
mix and match, beberapa menu spesial dari de Boliva ini merupakan campuran es
krim dengan beberapa minuman beralkohol seperti Kahlua, Baileys, Margarita,
Tequila, dan lain sebagainya.
Outlet pertama de Boliva dibangun pada Desember 2001, bertempat di Jl.
HR Mohammad 360 dan kemudian pada Mei 2003, dibangun sebuah outlet baru
yang lebih luas di Jl. Raya Gubeng 66. Pada awalnya de Boliva Ice Cream khusus
memproduksi dan menjual es krim rendah kolestrol, namun sejak tahun 2002
nama de Boliva Ice Cream berganti menjadi de Boliva Kitchen & Lounge, dengan
menambahkan menu makanannya dan tidak sekedar makanan kecil saja. Hanya
saja dalam outlet-outlet de Boliva sendiri title ice cream tidak dihilangkan, karena
es krim tetap menjadi menu utama yang dijual.
2.1.3.2. Pengelola Perusahaan
Perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga yang dikelola oleh dua
orang kakak beradik, yaitu Andre Soenjoto dan Stephen Soenjoto. Keduanya
merupakan pemilik sekaligus manajer yang mengawasi dan memonitor pelayanan
yang dilakukan untuk pelanggan, serta mengatur dan membuat strategi baru.
Manajer ini membawahi supervisor yang bertanggung jawab terhadap kegiatan
operasional setiap hari, dan supervisor tersebut juga membawahi beberapa bagian.
2.1.3.3. Filosofi Perusahaan5
Sejak awal berdiri, de Boliva memiliki slogan “Great Taste With Low Fat”
yang mana pada waktu itu, memang belum ada es krim rendah kolestrol lain yang
beredar di publik. Menghidangkan menu yang enak, berkualitas dan juga sehat
itulah yang menjadi pegangan utama dalam mempromosikan produk de Boliva.
5 19 Maret 2006. <www.deboliva .com>
![Page 7: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/7.jpg)
Universitas Kristen Petra
14
2.1.3.4. Potensi de Boliva Kitchen & Lounge6
Semua orang menyukai hidangan penutup, dan tidak ada hidangan penutup
yang sepopuler es krim. Terutama di jaman sekarang ini, orang selalu mencari
hidangan yang enak tetapi juga sehat. Dulu banyak orang yang mempersepsikan
es krim sebagai hidangan yang membuat gendut karena bahan utamanya susu dan
gula tentunya. Dengan dasar inilah terciptalah ide untuk menciptakan es krim
yang rendah kolestrol sehingga aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat dengan
segala usia. Hal ini merupakan potensi yang pertama dari de Boliva.
Outlet es krim dengan nuansa café belum banyak ditemukan di Surabaya,
hal tersebut memberikan peluang besar kepada de Boliva untuk menjadi outlet es
krim dengan konsep café pertama di Surabaya. Memberikan hidangan yang
berkualitas dan suasana nyaman. Perpaduan warna dalam interior yang memberi
kenyamanan di mata konsumen, musik yang penuh kenikmatan yang memuaskan
telinga konsumen, dan keramahan dari setiap anggota staf. Hal-hal inilah yang
membangun suasana nyaman yang tercermin di outlet-outlet de Boliva. Faktor
‘menjual‘ kenyamanan ini juga merupakan salah satu potensi de Boliva untuk
dikenal dan digemari masyarakat.
Saat ini de Boliva telah menambah daftar menu makanannya dan bukan
sekedar makanan kecil tapi juga makanan utama. Dengan semakin luasnya produk
yang dijual, tentunya konsumen memiliki lebih banyak pilihan.
2.1.3.5. Posisi Perusahaan
De Boliva telah banyak dikenal masyrarakat di Surabaya sebagai tempat
untuk bersantai dan menikmati hidangan penutup dan hidangan lain yang terjamin
kualitas dan kandungan gizinya. Hidangan sehat yang disajikan de Boliva
menjadikannya sebagai salah satu pilihan untuk melewatkan waktu luang untuk
bersantai.
2.1.3.6. Lokasi Perusahaan
Outlet pertama de Boliva dibangun pada Desember 2001, bertempat di Jl.
HR Muhamad 360 Surabaya.
6 Wawancara dengan Stephen Soenjoto, Pemilik de Boliva Kitchen & Lounge. 28 Februari 2006.
![Page 8: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/8.jpg)
Universitas Kristen Petra
15
Gambar 2.1. de Boliva Kitchen & Lounge Jl. HR Muhamad7
Dan kemudian pada Mei 2003, dibangun outlet kedua yang lebih luas di Jl. Raya
Gubeng 66 Surabaya.
Gambar 2.2. de Boliva Kitchen & Lounge Jl. Raya Gubeng
2.2. Tinjauan Teoritis
2.2.1. Teori Sastra Indonesia
2.2.1.1. Definisi Sastra
Menurut Ensiklopedia Indonesia, kata su memiliki arti lebih, indah.
Sedangkan sastra berarti tulisan, bahasa. Jadi kesusastraan bisa dikatakan
merupakan segala gubahan bahasa yang indah.
Beberapa ciri yang selalu muncul dalam pengertian-pengertian sastra
adalah sebagai berikut:8
• Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi. Seniman menciptakan
sebuah dunia baru, meneruskan proses penciptaan di dalam semesta alam, bahkan
menyempurnakannya. Sastra merupakan suatu luapan emosi yang spontan. Unsur
kreativitas dan spontanitas menjadi unsur penting dalam pedoman sastra.
7 Foto ini diambil sebelum de Boliva di Jl. HR. Muhamad direnovasi, saat ini masih dalam tahap renovasi. 8 Mieke Bal. Pengantar Ilmu Sastra, PT Gramedia, Jakarta, 1996, h. 5-6.
![Page 9: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/9.jpg)
Universitas Kristen Petra
16
• Sastra bersifat otonom, tidak mengacu kepada sesuatu yang lain. Sastra tidak
bersifat komunikatif. Sang penyair hanya mencari keselarasan di dalam karyanya
sendiri.
• Karya sastra yang otonom itu bercirikan suatu koherensi. Pengertian koherensi
itu pertama-tama dapat ditafsirkan sebagai suatu keselarasan yang mendalam
antara bentuk dan isi. Setiap isi berkaitan dengan suatu atau ungkapan tertentu.
Dalam pandangan ini puisi dan bentuk-bentuk sastra lainnya ‘menggambarkan’
isi, bahasanya bersifat plastis. Tokoh Romantik berkebangsaan Inggris, Coleridge,
melihat koherensi itu sebagai suatu kaitan organik. Seperti bentuk dan isi yang
saling berkaitan, demikian juga bagian dan keseluruhan kait-mengait secara erat
sehingga saling menerangkan.
• Sastra menghidangkan sebuah sintesa antara hal-hal yang saling bertentangan.
Pertentangan-pertentangan tersebut aneka rupa bentuknya, ada pertentangan
antara yang disadari dan yang tidak disadari, antara pria dan wanita, antara roh
dan benda, dan seterusnya.
• Sastra mengungkapkan yang tak terungkapkan. Oleh puisi dan bentuk-bentuk
sastra lainnya ditimbulkan aneka macam asosiasi dan konotasi. Dalam sebuah teks
sastra kita menjumpai sederetan arti yang dalam bahasa sehari-hari tak dapat
diungkapkan. Pandangan itu sesuai dengan ucapan Roland Barthes, yang
menafsirkan sebuah teks sastra tidak boleh menunjukkan satu arti saja, melainkan
membeberkan aneka kemungkinan.
2.2.1.2. Sejarah Sastra Indonesia
Bahasa Indonesia tumbuh dari bahasa Melayu sejalan dengan
perkembangan rasa kebangsaan atau nasionalisme Indonesia, karena itu bahasa
Indonesia baru lahir pada awal abad ke-20. Dalam Sumpah Pemuda 1928 bahasa
Indonesia diakui sebagai bahasa persatuan. Dan setelah Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan, bahasa Indonesia diresmikan sebagai bahasa
resmi.
Nasionalisme sesungguhnya adalah suatu paham kebangsaan yang berasal
dari kebudayaan Eropa modern. Lahirnya bahasa Indonesia dan sastra Indonesia
adalah hasil pertemuan bahasa dan sastra Melayu dengan paham-paham yang
![Page 10: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/10.jpg)
Universitas Kristen Petra
17
berasal dari kebudayaan Eropa modern itu. Paham-paham dan bentuk-bentuk
sastra Eropa seperti soneta, roman, esai, kritik dan cerita pendek kemudian banyak
diikuti dan menemui perkembangan yang subur. Berikut ini adalah pembabakan
waktu sejarah sastra Indonesia:9
I. Masa Kelahiran atau Masa Penjadian (tahun 1900-1945) yang dapat dibagi lagi
menjadi beberapa periode, yaitu:
1. Periode awal hingga 1933
2. Periode 1933-1942
3. Periode 1942-1945
II. Masa Perkembangan (tahun 1945 hingga sekarang) yang dapat pula dibagi
menjadi beberapa periode sebagai berikut:
1. Periode 1945-1953
2. Periode 1953-1961
3. Periode 1961 sampai sekarang
• Periode 1900-1933
Pada tahun 1843 pemerintah jajahan Belanda mendapat kekuasaan dari
Raja untuk mempergunakan uang setiap tahunnya untuk keperluan sekolah-
sekolah. Sekolah itu didirikan untuk anak orang-orang bumiputra, terutama para
priyayi yang akan dijadikan pegawai setempat. Dengan didirikannya sekolah-
sekolah itu meningkatlah pendidikan dan timbulah kegemaran akan membaca,
dan melalui bacaan-bacaan dalam bahasa Belanda, bangsa Indonesia mulai
mengerti akan kedudukan dirinya sebagai bangsa yang dijajah.
Beberapa orang berbakat yang menyadari hal ini lalu mulai menulis rupa-
rupa karangan, baik berbentuk uraian maupun berbentuk cerita, yang sifatnya
memberi penerangan kepada rakyat. Suratkabar tersebut tidak hanya di Melayu
atau Jakarta saja, melainkan tersebar di berbagai kota lain. Tetapi sepanjang yang
sudah diketahui, baru sesudah tahun 1900 ada suratkabar yang memuat karangan
yang bersifat sastra atau yang dapat digolongkan kepada karya sastra. Pada awal
abad ke-20 misalnya di Bandung ada suratkabar Medan Prijaji yang memuat
cerita bersambung berbentuk roman. Seperti sebuah roman yang berjudul Hikajat
9 Ajip Rosidi. Iktisar Sejarah Sastra Indonesia, Binacipta, Jakarta, 1999, h. 13.
![Page 11: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/11.jpg)
Universitas Kristen Petra
18
Siti Mariah yang ditulis oleh H. Moekti. Pada masa awal ini, banyak karangan
yang memiliki sifat dan isi yang menghasut rakyat untuk berontak, maka karya-
karya itu secara populer disebut ‘bacaan liar’.
Sementara itu kaum terpelajar Indonesia yang sudah mendapat pendidikan
barat, karena menguasai bahasa Belanda dapat pula membaca buku-buku
buahtangan para pengarang Belanda yang membela hak kemerdekaan bangsa
pribumi. Maka pada tahun 1908 didirikanlah Komisi Bacaan Rakyat yang pada
tahun 1917 berubah menjadi kantor Bacaan Rakyat atau yang lebih dikenal
sebagai Balai Pustaka.
Pekerjaan komisi ini mula-mula memeriksa dan mencetak segala naskah-
naskah cerita rakyat terutama yang ditulis dalam bahasa daerah. Tetapi kemudian
juga mencetak buku terjemahan dari cerita yang mengisahkan kepahlawanan
orang Belanda dan cerita-cerita klasik Eropa. Sejak itu banyak roman yang
diterbitkan oleh Balai Pustaka, dan lahirnya pengarang-pengarang berbakat
seperti Muhammad Yamin, Rustam Effendi, dan Sanusi Pane.
• Periode 1933-1942
Pada tahun 1933, Armijn Pane, Amir Hamzah dan Sutan Takdir
Alisjahbana berhasil mendirikan majalah Poedjangga Baroe (1933-1942 dan
1949-1953). Pada mulanya keterangan resmi tentang majalah itu berbunyi
“Majalah kesusastraan dan bahasa serta kebudayaan umum”, tetapi sejak tahun
1935 berubah menjadi “Pembawa semangat baru dalam kesusastraan, seni,
kebudayaan dan soal masyarakat umum” dan sejak 1956 bunyinya berubah pula
menjadi “Pembimbing semangat baru yang dinamis untuk membentuk
kebudayaan persatuan Indonesia”.
Segera majalah Poedjangga Baroe menjadi tempat berkumpul kaum
budayawan, seniman dan cendekiawan Indonesia pada masa itu. Berturut-turut
dalam lingkungan majalah itu kita saksikan munculnya nama-nama Armijn pane,
Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah, Mr. Sumanang, Mr. Amir Sjarifuddin,
Moh. Sjah, Ng. Purbatjaraka, W.J.S. Purwadaminta, H.B. Jassin dan lainnya
sebagai anggota redaksi.
![Page 12: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/12.jpg)
Universitas Kristen Petra
19
Kelahiran majalah Poedjangga Baroe yang banyak melontarkan gagasan-
gagasan baru dalam bidang kebudayaan itu bukan tidak menimbulkan reaksi.
Keberaniannya menandaskan bahwa bahasa Indonesia, bukanlah bahasa Melayu,
menimbulkan berbagai reaksi. S. Takdir dalam salah satu esainya dalam tahun
pertama (1933) menulis antara lain “Bahasa Indonesia ialah bahasa perhubungan
yang berabad-abad tumbuh perlahan-lahan dikalangan penduduk Asia Selatan dan
yang setelah bangkitnya pergerakan kebangunan rakyat Indonesia pada permulaan
abad 20 dengan insaf diangkat dan dijunjung sebagai bahasa persatuan”.10 Sikap
ini menimbulkan reaksi dari para tokoh bahasa yang kuat berpegang kepada
kemurnian bahasa Melayu Tinggi seperti H. Agus Salim, Sutan Muhammad Zain,
dan S.M. Latif. Maka terjadilah polemik tentang bahasa yang tidak hanya dimuat
dalam majalah Poedjangga Baroe saja, melainkan juga dalam suratkabar dan
majalah yang terbit pada masa itu.
Di periode ini, juga mulai lahir para pengarang wanita, seperti Selasih atau
Seleguri yang keduanya merupakan nama samaran dari Sariamin, yang menulis
roman dan sajak-sajak. Pengarang wanita lainnya adalah Hamidah yang
merupakan nama samaran Fatimah H. Delais, Adlin Affandi dan Sa’adah Alim
yang masing-masing menulis sandiwara, Maria Amin yang menulis sajak-sajak
dalam majalah Poedjangga Baroe.
Di tahun 20an sudah mulai dimuat cerita-cerita pendek yang sifatnya
hiburan. Pada tahun 1936 atas usaha Balai Pustaka, cerita-cerita lucu yang ditulis
oleh M. Kasim dibukukan dengan judul Teman Duduk. Sedangkan kesedihan
sebagai motif penulisan cerpen menjadi bahan yang produktif bagi Hadji Abdul
Malik Karim ‘Amrulah yang lebih terkenal sebagai Hamka. Sedangkan yang
cerpennya lebih berhasil ditinjau dari segi sastra adalah Armijn Pane. Dari
cerpen-cerpennya itu nampak usaha Armijn untuk membuat lukisan dari
kenyataan hidup sehari-hari pada jamannya.
Dalam bidang penulisan drama, drama pertama dalam bahasa Indonesia
ialah yang ditulis oleh Roestam Effendi berjudul Bebasari (1924). Beberapa
penulis drama lain yang eksis menulis lebih dari satu judul antara lain:
Muhammad Yamin, Sanusi Pane, dan Armijn Panelah.
10 Ibid. h. 37.
![Page 13: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/13.jpg)
Universitas Kristen Petra
20
• Periode 1942-1945
Periode ini bisa dikatakan sebagai jaman penjajahan Jepang. Oleh Jepang,
bahasa Belanda dilarang dan bahasa Indonesia dijadikan satu-satunya bahasa yang
harus dipergunakan di seluruh kepulauan dan dalam seluruh bidang kehidupan.
Tentu saja maksudnya kemudian akan mengganti dengan bahasa Jepang, tapi
karena waktu mereka di Indonesia hanya tiga setengah tahun, maka sebelum
diganti dengan bahasa Jepang, Jepang sudah kalah dan bahasa Indonesia sudah
tetap dan kuat kedudukannya.
Situasi perang dan penderitaan lahir batin dijajah Jepang telah
mematangkan jiwa bangsa kita, juga pada masa inilah kita menyaksikan bahasa
Indonesia mengalami pematangan, lewat semakin matangnya nama Chairil Anwar
dalam dunia sastra, yaitu seperti terlihat dalam sajak-sajak Chairil Anwar dan
prosa Idrus. Bahasa Indonesia bukan lagi hanya sekedar alat untuk bercerita atau
menyampaikan berita tetapi telah menjadi alat pengucapan sastra yang dewasa.
Chairil Anwar dengan usaha-usahanya tak jemu-jemu mengadakan percobaan
dengan kata-kata. Usahanya itu telah menyebabkan dimulainya suatu tradisi puisi
Indonesia yang mempunyai kemungkinan hampir tak terbatas. Bahasa sajak
Chairil Anwar bukan lagi bahasa buku yang terpisah dari kehidupan, tetapi bahasa
sehari-hari yang menulang-sumsum, membersit spontan.11
Kata-kata dipilihnya dengan cermat dan teliti sampai pada intinya. Kata-
kata pada sajak Chairil dicoba supaya tidak hanya memberikan gambaran atau
tanggapan tentang hidup, tetapi dapat menjelmakan hidup itu sendiri.
Kehidupan yang kacau dalam bidang ekonomi juga mengajar para
pengarang Indonesia supaya belajar hemat dengan kata-kata. Setiap kata, setiap
kalimat, setiap alinea ditimbang dengan matang, baru disodorkan kepada
pembaca. Juga segala perbandingan yang penuh dengan retorika yang menjadi ciri
dan kegemaran para pengarang Poedjangga Baroe, telah ditinggalkan. Seperti
dalam prosa karangan Idrus, cara penulisan yang serba sederhana. Bidang
perhatian dalam memilih materi untuk menulis sastra menjadi lebih sederhana,
yang menjadi perhatian para pengarang bukanlah lagi masalah yang pelik ataupun
11 Ibid.
![Page 14: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/14.jpg)
Universitas Kristen Petra
21
kehidupan yang rumit-rumit, melainkan kenyataan sehari-hari yang nampak
didepan mereka.
• Periode 1945-1953
Munculnya Chairil Anwar dalam panggung sejarah sastra Indonesia
memberikan sesuatu yang baru. Sajak-sajaknya tidak seperti sajak-sajak Amir
Hamzah yang betapapun masih mengingatkan kita pada sastra Melayu, meskipun
sajak-sajak Amir memang indah dan bernilai tinggi. Bahasa yang digunakannnya
adalah bahasa Indonesia yang hidup, yang berjiwa. Bukan lagi bahasa buku,
melainkan bahasa percakapan sehari-hari yang dibuatnya bernilai sastra. Karena
itulah ada orang yang berpendapat bahwa baru dengan sajak-sajak Chairil
Anwarlah sebenarnya sastra Indonesia lahir, sedangkan karya-karya Amir
Hamzah, Sanusi Pane, Takdir Alisjahbana dan lainnya dianggap sebagai hasil
sastra Melayu saja.
Segera Chairil Anwar mendapat pengikut, penafsir, pembela dan
penyokong. Dalam bidang penulisan puisi muncul para penyair, seperti Asrul
Sani, Rivai Apin, M. Akbar Djuhana, P. Sengodjo, Dodong Djiwapradja, S.
Rukiah, Walujati, Harjadi S. Hartowardoyo, Muhammad Ali, dan lain-lain.
Dengan munculnya kenyataan itu, banyak orang yang berpendapat bahwa
suatu angkatan kesusastraan baru telah lahir. Pada mulanya angkatan ini disebut
dengan berbagai nama, ada yang menyebutnya Angkatan Sesudah Perang, ada
yang menamakannya Angkatan Chairil Anwar, Angkatan Kemerdekaan, dan lain-
lain. Baru pada tahun 1948, Rosihan Anwar menyebut angkatan ini dengan nama
Angkatan 45. Nama ini segera menjadi populer dan dipergunakan oleh semua
pihak sebagai nama resmi.
• Periode 1953-1961
Setelah Chairil Anwar meninggal dunia, lingkungan kebudayaan seniman
seakan-akan kehilangan vitalitas. Pada tahun 1953, di Amsterdam
diselenggarakan sebuah simposion tentang kesusastraan Indonesia, yang berbicara
dalam simposion itu antara lain, Asrul Sani, S. Takdir Alisjahbana, Dr. Wertheim
dan lain-lain. Di sinilah untuk pertama kali dibicarakan tentang kemacetan dan
![Page 15: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/15.jpg)
Universitas Kristen Petra
22
krisis sastra Indonesia sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia, tetapi
persoalan tentang krisis, baru menjadi bahan pembicaraan yang ramai ketika terbit
majalah Konfrontasi pada pertengahan tahun 1954. Dalam nomer pertama majalah
itu dimuat sebuah esai Sudjatmoko berjudul ‘Mengapa Konfrontasi?’. Dalam
karangan itu secara tandas dikatakan oleh penulisnya bahwa sastra Indonesia
sedang mengalami krisis.
Dalam esainya itu Sudjatmoko melihat adanya krisis sastra sebagai akibat
dari krisis kepemimpinan politik. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sastra
indonesia sedang mengalami krisis karena yang ditulis hanya cerpen-cerpen kecil
yang berlingkar sekitar psikologisme perseorangan semata-mata, dan roman besar
tidak ditulis sama sekali. Penulis cerpen yang cukup berperan pada periode ini
adalah A.A. Navis dan Trisnojuwono. Sedangkan para penyairnya, antara lain:
Toto Sudarto Bachtiar dan W.S. Rendra. Di dunia penulisan drama ada Nasjah
Djamin dan H.M. Jusa Biran. Selain itu juga lahir seorang pengarang wanita yaitu
Nh. Dini.
• Periode 1961-sekarang
Pada masa ini, jumlah pengarang muda yang menulis esai lumayan
banyak, beberapa orang pengarang baru adalah Goenawan Mohamad, Arief
Budiman yang pada masa itu masih bernama Soe Hok Djin, D.A. Peransi dan
lain-lain. Di samping esai, penulisan kritik sastra juga menjadi ramai, seperti Boen
S. Oemarjati, M.S. Hutagulung, Virga Belan, dan Salim Said.
Di tengah-tengah sajak-sajak, cerpen-cerpen, esai-esai yang menyajikan
kemenangan perjuangan yang ditulis, timbullah perlawanan para pengarang yang
ingin membela martabat manusia, yang ingin membela kemerdekaan manusia
yang diinjak-injak oleh tirani mental dan fisik. Sajak-sajak, cerpen-cerpen,
terutama esai-esai yang ditulis pada masa itu banyak yang merupakan protes
sosial dan protes terhadap penginjakkan martabat manusia. Puncak daripada sastra
perlawanan ini adalah sajak-sajak Taufiq Ismail, Mansur Samin, Slamet Kirnanto,
Bur Rasuanto yang ditulis di tengah-tengah demonstrasi mahasiswa dan pelajar
pada awal tahun 1966, dan sejak itu angkatan ini menamakan dirinya Angkatan
66.
![Page 16: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/16.jpg)
Universitas Kristen Petra
23
Tugas Angkatan 66 ini ialah untuk membela Pancasila dan menjaga jangan
sampai timbul lagi tirani, demi untuk mengisi revolusi guna mencapai sosialisme
Indonesia. Revolusi bukanlah sesuatu yang berdiri di luar diri, tapi terutama
adalah proses pekaryaan, proses penciptaan, dan proses pengalaman.12
Jelas bahwa sajak-sajak perlawanan itu merupakan suatu klimaks dari
suatu periode. Para pengarang dan penyair Indonesia tidak hanya memperhatikan
kehidupan sastra saja, tetapi juga kehidupan bangsa dan martabat kemanusiaan
umumnya.
Selanjutnya tema-tema, amanat, dalam karya sastra dan visi
kepengarangan banyak mengalami perkembangan, namun perkembangan sastra
Indonesia tidak hanya terbatas pada itu saja tetapi juga terlihat pengaruhnya
terhadap struktur karya sastra tersebut. Terhadap setting, plot, penokohan,
maupun gaya bahasa di dalam roman, novel, dan cerpen, dan terhadap unsur
musikalitas ataupun gaya bahasa di dalam puisi-puisi.
2.2.1.3. Jenis-jenis Karya Sastra
• Roman dan Novel
Merupakan karya sastra yang paling banyak ditulis. Tokoh-tokohnya antara lain:
N.St. Iskandar, M. Dimyati, Hamka, A.Pt. Madjoindo, S. Hardjosoemarto, Taufiq
Ismail, Achdiat Kartamihardja, Aoh Kartahadimadja, Rosidi, Rusli, I Gusti
Nyoman Pandji Tisna, dan para pengarang wanita seperti Hamidah, Selasih,
Saadah Alim, Rukiah, Nh. Dini, Titie Said, dan lain-lain.
• Kumpulan Cerita Pendek
Tokoh-tokohnya antara lain: Motinggo Boesje dan Salsiah Tjahjaningsih.
• Kumpulan Sajak
Menduduki tempat ke-3 ialah kumpulan sajak. Tokoh-tokohnya antara lain:
Chairil Anwar, Amir Hamzah, Sanusi Pane, Takdir Alisjahbana, Asrul Sani, Rivai
Apin, W.S. Rendra, Toto Sudarto Bachtiar, M. Akbar Djuhana, P. Sengodjo,
Dodong Djiwapradja, S. Rukiah, Walujati, Harjadi S. Hartowardoyo, Muhammad
Ali, Hamidah, Taufiq Ismail, Mansur Samin, Slamet Kirnanto, Bur Rasuanto dan
lain-lain.
12 Ibid. h. 539.
![Page 17: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/17.jpg)
Universitas Kristen Petra
24
• Drama
Tokoh-tokohnya antara lain: Mohammad Yamin, Sanusi Pane, Armijn Pane,
Saadah Alim, dan Mh. Rustandi.
• Biografi
Biografi masih sedikit sekali ditulis orang, baik itu berupa otobiografi ataupun
biografi orang lain.
• Kisah Perjalanan
Jenis kisah perjalanan yang juga adalah semacam otobiografi, rupanya belum
begitu populer, atau lebih tepat, minat pembaca cukup besar, tapi pengarang-
pengarang Indonesia tidak cukup kuat keuangannya untuk melakukan perjalanan
ke mana-mana. Tokoh-tokohnya antara lain ialah: Adinegoro, Rosihan Anwar,
Hamka, Mochtar Lubis, A. Bastari Asnin dan Djamil Suherman.
• Studi Sastra, Kritik dan Esei
Karya sastra yang mencolok kemajuannya ialah pembahasan kesusastraan, berupa
kritik dan esei, serta pembicaraan teori. Dua tokoh yang terkenal yaitu H.B. Jassin
dan Sitor Situmorang.
2.2.2. Teori Puisi
2.2.2.1. Definisi Puisi
Menurut Ensiklopedia Indonesia, kata puisi berasal dari bahasa Yunani
poiesis yang berarti penciptaan. Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan
semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi hasil seni sastra, yang kata-
katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak,
dan terkadang dengan kata-kata kiasan.13
Sedangkan menurut beberapa tokoh adalah sebagai berikut: 14
• Vencil C. Coulter: “Dalam bahasa Inggris padanan kata puisi ini adalah poetry
yang erat berhubungan dengan kata poet dan poem. Kata poet berasal dari kata
Yunani yang berarti membuat/mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri kata poet
berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir
menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang
13 Henry Guntur Tarigan. Prinsip-prinsip Dasar Sastra, Angkasa, Bandung, 1996, h. 4. 14 Ibid. h. 4-8.
![Page 18: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/18.jpg)
Universitas Kristen Petra
25
berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan seorang filsuf,
negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi”.
• Ralph Waldo Emerson: “Puisi merupakan upaya abadi untuk mengekspresikan
jiwa sesuatu, untuk menggerakkan tubuh yang kasar dan mencari kehidupan dan
alasan yang menyebabkannya ada. Karena bukannya irama melainkan argumen
yang membuat iramalah (yaitu ide atau gagasan) yang menjelmakan suatu puisi.
Sang penyair mempunyai suatu pikiran baru, dia mempunyai keseluruhan
pengalaman baru untuk disingkapkan, dia ingin mengutarakan kepada kita betapa
caranya pengalaman itu bersatu dengan dia dan semua orang akan mempunyai
perbendaharaan yang lebih kaya dengan pengalaman tersebut”.
• Edgar Allan Poe: “Puisi kata sebagai kreasi keindahan yang berirama. Ukuran
satu-satunya untuk itu ialah rasa. Dengan intelek ataupun dengan kesadaran, puisi
itu hanyalah memiliki hubungan-hubungan sekunder saja. Kalau tidak bersifat
isidental, maka puisi itu tidak mempunyai hubungan apapun baik dengan
kewajiban maupun dengan kebenaran”.
• Isaac Newton: “Puisi adalah nada yang penuh keaslian dan keselarasan”.
• Samuel Johnson: “Puisi adalah peluapan spontan dari perasaan-perasaan yang
penuh daya, dia bercikal-bakal dari emosi yang berpadu kembali dalam
kedamaian”.
• Percy Byssche Shelley: “Puisi adalah rekaman dari saat-saat yang paling baik
dan paling menyenangkan dari pikiran-pikiran yang paling baik dan paling
menyenangkan”.
• Emily Dickinson: “Bila aku membaca sebuah buku dan dia dapat membuat
tubuhku begitu sejuk sehingga tiada api yang dapat memanaskan aku, maka aku
tahu itu adalah puisi. Kalau aku secara fisik merasa seolah-olah ubun-ubunku
berdenyut-denyut, maka aku tahu bahwa itu adalah puisi. Hanya dengan cara
inilah aku mengenal puisi.
• Watts Dunton: “Puisi adalah ekspresi yang konkrit dan bersifat artistik dari
pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama”.
• Lescelles Abercrombie: “Puisi adalah ekspresi dari pengalaman yang bersifat
imajinatif yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang
![Page 19: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/19.jpg)
Universitas Kristen Petra
26
bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa, yang memanfaatkan
setiap rencana dengan matang dan tepat guna”.
2.2.2.2. Sejarah Perkembangan Puisi Indonesia
Puisi Indonesia dibagi dua yaitu puisi lama dan puisi baru, atau lebih
tepatnya disebut puisi tradisional dan puisi modern. Puisi tradisional adalah puisi
yang tidak mendapat pengaruh kesusastraan Barat. Contohnya adalah pantun,
syair dan gurindam. Puisi tradisional tidak lagi mendapat tempat sekarang sebagai
bentuk kesusastraan yang benar-benar. Pemakaian pantun sekarang ini tidak lagi
dianggap sebagai sebuah bentuk sastra, dan mungkin berupa sastra rakyat begitu
saja. Perubahan dari puisi tradisional ke puisi modern dimulai di Indonesia pada
tahun-tahun dua puluhan.
Penyair yang mula-mula menggunakan puisi baru adalah orang-orang
yang melihat kesusastraan sebagai lambang kebebasan dari masa lampau dan
masa yang ada ketika itu. Mereka adalah orang-orang yang terdidik dengan
pendidikan barat dan merasa berbeda dari kebanyakan orang lain yang tidak
mendapat hal yang sama. Untuk menyatakan kebebasan dan kelainan mereka,
mereka merasa perlu untuk menciptakan sesuatu yang baru, sesuatu yang berbeda
dari yang ada sebelumnya. Dan sesuai dengan perkenalan mereka yang dekat
dengan kesusastraan barat, mereka mencoba menimba sesuatunya dari
perbendaharaan kesusastraan barat. Orang-orang itu antara lain adalah Muhamad
Yamin, Rustam Effendi, dan Sanusi Pane. Bagi mereka, terikat dengan yang lama
berarti tidak ada kebebasan.
Tetapi disamping itu, ada hal lain yang lebih utama, yaitu perbedaan
hakikat antara puisi tradisional dan puisi modern yang berasal dari barat.
Puisi tradisional Melayu yang dikenal mereka dan boleh dianggap sebagai
bagian dari tradisi mereka adalah puisi yang tertutup. Yang dimaksud dengan
puisi tertutup adalah puisi yang penggunaannya terbatas kepada hal-hal tertentu
dan bentuk yang ada telah terikat kepada ikatan tertentu. Untuk menjelaskan hal
ini perhatikan pantun dan syair sebagai dua bentuk puisi tradisional yang paling
umum dikenal dan digunakan.
![Page 20: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/20.jpg)
Universitas Kristen Petra
27
Pantun adalah sebuah bentuk puisi yang terutama digunakan sebagai alat
dalam bertanya jawab antara dua orang, misalnya antara seorang teruna dan
seorang dara, atau bagian dari ratapan yang dinyanyikan seperti pada nyanyian-
nyanyian. Karena sifatnya itu maka puisi ini tak mungkin digunakan untuk
kepentingan yang lain dari itu. Puisi itu tak mungkin digunakan sebagai
pernyataan perasaan dan pikiran, padahal pernyataan perasaan dan pikiran ini
dianggap sebagai unsur utama dari perkembangan puisi baru pada tahun 20an di
Indonesia. Mereka waktu itu mencoba menyatakan pandangan mereka tentang
keadaan yang mereka lihat, menyatakan ketidaksenangan mereka terhadap apa
yang ada. Hal ini sejalan kiranya dengan pernyataan mereka terhadap kebebasan
mereka dari keadaan yang ada dan kelainan mereka dari apa yang ada.
Di samping itu, pantun juga terikat kepada aturan persajakan yang tertentu
dan yang tak dapat dirombak begitu saja. Sebait pantun, diambil dalam arti yang
agak luas, harus terdiri dari jumlah baris yang genap, dua, empat, enam, atau
delapan. Pantun tidak mungkin terdiri dari jumlah baris yang ganjil, karena akan
ada satu baris yang tidak punya hubungan dengan baris lainnya. Dalam hal ini
hendaklah diingat bahwa sebait pantun mempunyai dua bagian utama, yaitu
bagian isi (maksud) dan unsur pelompatan peristiwa dengan sampiran yang
merupakan lukisan alam dan isi yang berhubungan dengan manusia (bukan alam).
Jumlah baris sampiran harus sama dengan jumlah baris isi. Tanpa sampiran, maka
serangkum puisi tak mungkin dikatakan sebagai pantun. Dan kedua hal yang
terpisah ini dihubungkan melalui persamaan bunyi.
Disamping itu, ada pembatasan lain dalam hubungan panjang pendek
sebuah baris dalam pantun. Baris dalam sebuah pantun biasanya mempunyai kira-
kira 4 hingga 6 kata, tergantung kepada panjang pendeknya sebuah kata. Atau
dengan kata lain sebuah baris pantun mempunyai jumlah suku kata sebanyak 8
sampai 12. Dan satu hal yang penting juga bagi sebuah bait pantun ialah adanya
rima pada akhir setiap baris yang berupa abab, yaitu baris pertama bersajak
dengan baris ketiga, dan baris kedua dengan baris keempat.
Syair juga mempunyai pembatasan yang tak kurang dari sebuah pantun.
Syair dalam tradisi kesusastraan biasanya digunakan untuk kepentingan
menceritakan sesuatu, sesuatu cara untuk berkisah. Karena itu, tidak biasa ada
![Page 21: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/21.jpg)
Universitas Kristen Petra
28
syair yang terdiri atas kumpulan beberapa bait syair saja. Kedua keadaan ini
berbeda dengan gejala perkembangan puisi modern. Puisi itu biasanya mereka
gunakan untuk menyatakan perasaan tentang sesuatu, dan bukan untuk men-
ceritakan tentang sesuatu. Di samping itu mereka tidak berusaha untuk
mengatakan hal itu dalam jumlah rangkap atau bait yang banyak sekali. Jumlah
bait dalam satu puisi mereka biasanya terbatas kepada beberapa bait saja,
biasanya tidak melebihi dari 10. Bahkan dalam puisi yang lebih kemudian banyak
pula puisi yang hanya punya satu bait saja.
Bait sebuah syair selalu terdiri dari empat baris. Jumlah perkataan atau
suku kata dalam sebuah baris juga terbatas sebagai yang ada dalam sebuah bait
pantun, yaitu antara 4 hingga 6 kata atau antara 8 hingga 12 suku kata. Beda yang
pertama kali dapat dilihat antara sebait pantun dengan sebait syair, yaitu tidak
adanya pembagian sampiran dan isi pada sebuah bait syair, dan rima bait syair
ialah aaaa bukan abab. Semua baris dalam sebait syair akan berakhir dengan
bunyi yang sama.
Begitulah, puisi tradisional yang dikenal ketika itu terlampau
mengungkung kebebasan mereka, malah penggunaan yang dianggap umum dari
puisi tradisional itu, tidak sesuai dengan apa yang ingin dinyatakan oleh penyair-
penyair baru itu. Gurindam yang dalam beberapa hal kelihatan lebih bebas dari
pantun dan syair, juga mempunyai pembatasan yang kadangkala tak dapat
dihilangkan. Meskipun jumlah baris dan pola persajakan gurindam tertentu, yaitu
dua baris dalam satu rangkap atau bait dan bersajak aa, namun jumlah kata
perbaris boleh bebas. Yang harus dijaga adanya keseimbangan jumlah kata antara
satu baris dengan baris lainnya. Di sinilah kebebasan yang ada dalam gurindam.
Dalam bagian lain ia lebih terasa dekat dengan syair. Sesuai dengan itu ia lebih
kelihatan sebagai puisi untuk berkisah daripada puisi untuk menyatakan perasaan.
Akibat dari keadaan yang ada pada sifat hakiki puisi tradisional dan
ditambah dengan keinginan mereka untuk melepaskan diri dari kebiasaan lama
yang biasanya begitu saja dianggap tidak baik, mereka mencoba mencari bentuk-
bentuk puisi baru yang mungkin mereka dapat dari perkembangan puisi Barat.
Ada dua hal utama yang dapat dilihat penyair-penyair yang memulai
pembaruan puisi Indonesia pada puisi Eropa ialah kebebasan yang lebih banyak
![Page 22: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/22.jpg)
Universitas Kristen Petra
29
dan kemungkinan puisi itu digunakan bagi keperluan pernyataan pandangan dan
perasaan mereka. Puisi Eropa sebagaimana yang mereka lihat tidak begitu terikat
kepada jumlah baris dalam satu bait. Jumlah barisnya boleh berapa saja. Mereka
tidak begitu terikat dengan akhir dari kata yang terakhir dalam satu.baris. Mereka.
boleh memberikan pola persajakan tersendiri untuk puisi yang ingin mereka
ciptakan itu. Yang diperlukan hanya pada satu bait itu terjadi pola persajakan
tertentu. Selain itu ada keuntungan lain dengan pemakaian bentuk puisi barat
yaitu dapat digunakan untuk menyatakan pikiran dan perasaan, bukan untuk
bercerita dan bertanya jawab seperti yang ada pada puisi tradisional.
Perubahan yang wajar tak mungkin berlaku dalam sekejap mata,
melainkan akan melalui suatu proses. Perubahan pertama biasanya meliputi satu
aspek saja, dan ada aspek-aspek yang tak terkena oleh perubahan. Contohnya
dapat kita lihat dari sajak Abdullah, yang telah mengadakan perubahan, tapi
perubahan yang dilakukannya adalah perubahan isi. Abdullah telah mengubah
dari isi yang berpusat di dalam kehidupan istana kepada kehidupan sehari-hari
yang dilihatnya sendiri. Tapi tidak ada perubahan bentuk sastra yang utama.
Begitu juga halnya dengan perubahan yang dilakukan Yamin terhadap puisi
Melayu. Puisinya tidak lagi berupa pantun, syair dan gurindam, namun begitu ia
masih belum dapat melepaskan diri dari unsur-unsur tradisional, terutama pantun
dan syair. Puisinya masih mengandung unsur pantun dan syair.
Sebelumnya perlu diketahui unsur utama puisi tradisional. Puisi
tradisional adalah puisi lisan, dan dengan demikian, bunyi memegang peranan
penting. Sesuai dengan ini, keadaan dalam pemakaian lisan puisi itu akan
berpengaruh. Baris-barisnya tak mungkin akan panjang sekali dan juga tidak
pendek sekali. Dalam pembacaan ada cara tertentu. Karena itu, dalam puisi lisan
ada suatu kesatuan pembacaan. Akibatnya, panjang baris akan menjadi terbatas
dan baris-baris itu diucapkan menurut kesatuan-kesatuan pembacaan yang lebih
keci1. Biasanya, sebuah baris terdiri dari dua kesatuan pembacaan, biasa
dikatakan caessura. Di samping. itu, permainan bunyi juga memegang peranan
penting, seperti rima pantun dan syair. Sesuai dengan ini, kalau puisi itu
dituliskan, maka itu adalah ‘pencatatan apa yang diucapkan’ dan bukan
![Page 23: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/23.jpg)
Universitas Kristen Petra
30
‘pencatatan apa yang dipikirkan’. Pendeknya, puisi itu adalah untuk dibacakan,
yang berbeda dengan puisi modern.
Meskipun begitu, Yamin juga telah melakukan beberapa perubahan, dapat
dilihat dalam salah satu puisinya, terjadi puisi dengan 7 baris dalam satu bait
dengan pola persajakan aaabccc. Dengan masuknya puisi dengan jumlah baris per
bait yang berbeda-beda ini, ada sistem baru dalam perpuisian Melayu, yang tidak
didasarkan kepada pantun, syair dan gurindam. Masing-masing bait mendapat
nama sesuai dengan jumlah baris yang dipunyainya. Namun begitu yang paling
sedikit adalah dua baris. Jumlah baris paling tinggi kira-kira sepuluh, meskipun
ada yang lebih, biasanya bergerak antara dua dan sembilan.
Di samping masuknya puisi dengan jumlah baris yang bermacam-macam
tadi, masuk pula soneta yang pertama kali berkembang pada zaman Renaissance
di Itali. Soneta masuk ke Indonesia melalui kesusastraan Belanda.
Soneta mungkin terdiri dari beberapa bait dan jumlah baris semuanya 14.
Sebuah soneta dianggap mempunyai dua bagian, bagian pertama dan kedua.
Bagian pertama dikatakan terdiri dari 8 baris, sedangkan bagian kedua 6 baris.
Biasanya 8 baris pertama ada dalam dua bait yang masing-masing terdiri dari 4
baris, sedangkan bagian kedua ada dalam dua bait pula yang masing-masing
terdiri dari 3 baris. Dan berdasarkan jumlah baris ini, masing-masing dinamakan
sebagai octave dan sextet. Rima soneta tak begitu tetap, tapi dalam sebuah
kuatrain (rangkap empat) ada dua-dua baris yang sama rima akhirnya sehingga
rima akhirnya kira-kira sebagai: aabb, abab, aaaa, dan abba. Kemungkinan yang
sama terjadi pula dengan sebuah terzina (rangkap tiga) dengan kemungkinan rima
sebagai cde, cdd, cdc, ccd.
Sebuah soneta mempunyai dua bagian, yaitu bagian yang terdiri dari 8
baris pertama, dan bagian 6 baris kedua. Bagian pertama lebih banyak merupakan
sampiran alam sebuah bait pantun, karena sifatnya yang berupa lukisan keadaan
alam. Pada baris kedua baru biasanya dinyatakan pokok pikiran sebenarnya yang
ingin dinyatakan. Dengan demikian, bagian kedua ini adalah isi dari sebuah
soneta.
![Page 24: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/24.jpg)
Universitas Kristen Petra
31
Sebegitu jauh perkembangan puisi yang ada dapat dikatakan meliputi hal-
hal sebagai berikut:15
• Perubahan bentuk dari bait yang ada. Kalau pada mulanya hanya dikenali
pantun dan syair dengan hukum-hukumnya sendiri, maka sekarang telah ada
bentuk puisi yang lain yang memiliki ciri seperti berikut:
(i) Bait yang jumlahnya boleh berapa saja.
(ii) Bait yang tidak terikat dengan pola persajakan tertentu. Ia tidak perlu
bersajak aaaa sebagai sebuah bait syair, atau abab sebagai bait pantun.
(iii) Bait yang tidak memakai sampiran.
(iv) Puisi yang boleh digunakan untuk menyatakan perasaan dan pikiran, dan
tidak terbatas kepada berkisah seperti pada syair, atau berjawab-jawaban seperti
pada pantun.
• Perubahan itu tidak bersifat radikal, hingga masih dapat dirasakan adanya
unsur pantun dan syair. Dalam puisi itu masih terasa unsur berkisah seperti dapat
terlihat dengan jelas pada puisi Sawah dari A. Hasjmi, yang diturunkan di sini
(diambil dua bait saja).
Sawah tersusun di lereng gunung, Berpagar dengan Bukit Barisan, Sayup-sayup ujung ke ujung, Padi mudanya hijau berdandan. Di danau perawan duduk menyulam, Matanya memandang padi huma, Sekali-kali ia bernalam, Dipetik dari hati mudanya.
• Perubahan yang agak lain ialah masuknya soneta, yang seperti dikatakan tadi
mempunyai unsur pantun. Tapi bagaimanapun juga, puisi tadi telah menunjukkan
kebebasan, yang memang tidak dipunyai oleh puisi tradisional. Bahkan soneta
juga mempunyai sebuah kebebasan, walaupun ia sebenarnya merupakan puisi
tertutup. Sebuah soneta dapat berubah menjadi sebuah puisi terbuka dalam
pengertian yang terbatas dengan adanya kemungkinan penambahan yang
dikatakan sebagai koda (cauda). Koda ialah bagian yang ditambahkan kepada
15 Umar Junus dan Sumardi. Puisi Indonesia dan Melayu Modern, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1991, h. 17-8.
![Page 25: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/25.jpg)
Universitas Kristen Petra
32
sebuah soneta kalau seandainya isi yang dikehendaki belum lagi dapat dinyatakan
dalam baris-baris yang ada.
Percobaan yang lebih berani dilakukan oleh beberapa penyair di waktu
sesudahnya, berikut akan dijelaskan secara singkat penyair dan perubahan yang
dilakukan dalam pembentukan dan perkembangan puisi modern.
• Rustam Effendi
Pertama kali memperkenalkan bait-bait dengan baris-baris yang kelihatan
tidak sama karena keteraturannya harus dilihat dalam perulangan bait yang tidak
sama itu dalam sebuah sajak. Bait-bait dalam sebuah sajak itu akan mempunyai
pola yang sama meskipun kelihatan tidak beraturan. Rustam juga mengenalkan
teknik baru dalam puisi Melayu, yaitu teknik enjambement, digunakan untuk
mengejar jumlah pada meter yang diperlukan sehingga dalam puisi setiap baris
bersambung begitu saja dari baris sebelumnya.
• Amir Hamzah
(i) Penghilangan konsep pola sajak, hingga sajak-sajaknya terasa sebagai sebuah
sajak bebas dalam arti yang agak terbatas.
(ii) Keadaan yang ada pada (i) berhubungan dengan pentingnya pernyataan
pikiran pada Amir dibandingkan dengan pentingnya pola sebagai yang ada pada
penyair-penyair yang terdahulu.
(iii) Namun begitu, Amir tidak melupakan keindahan sajak dalam segi unsur
bunyi. Dan ini dicarinya dengan jalan permainan unsur bunyi yang terasa tidak
dipaksa-paksakan. Amir mencari kesamaan bunyi dalam baris daripada antar
baris. Ada pun permainan bunyi yang dilakukan Amir itu berupa aliterasi,
asonansi, dan perulangan kata-kata dengan pola-pola yang sama.
• Charil Anwar
(i) Perubahan dari puisi kata ke puisi kalimat.
(ii) Kesadaran tentang tugas baris dan bait dalam sebuah sajak. Baris dan bait
menurut Chairil adalah suatu kesatuan yang fungsional, bukan untuk keperluan
adanya sajak saja. Dimana makna yang terkandung dalam setiap baris ataupun
bait tidak terbatas pada satu makna saja.
![Page 26: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/26.jpg)
Universitas Kristen Petra
33
(iii) Kesadaran yang lebih mendalam tentang penggunaan bahasa dalam sebuah
sajak, sehingga pemakaian bahasa itu betul-betul diperhitungkan, dan kalau perlu
dipermainkan demikian rupa hingga dapat mewujudkan suatu isi yang padat.
(iv) Penggunaan kata-kata lebih diutamakan kepada kemungkinan arti yang
dipunyainya daripada kemungkinan bunyi yang dikandungnya.
(v) Sesuai dengan (iv), perulangan untuk keperluan bunyi boleh dikatakan tak
ada pada sajak-sajak Chairil. Kalau ada perulangan, maka itu akan menambah
kedalaman arti yang ada.
(vi) Puisi menjadi puisi tulisan.
• W.S. Rendra
(i) Perkembangan suatu peristiwa yang berupa garis lurus tapi perkembangan ini
seakan-akan terputus-putus karena urutan itu diselingingi oleh peristiwa lain atau
oleh bait-bait yang merupakan ulangan belaka. Ini menyebabkan dalam sajak-
sajak Rendra seakan-akan adanya dua lukisan yang bertentangan, movement dan
static. Pada urutan peristiwa kita lihat adanya gerak tapi dengan adanya ulangan,
gerak itu seakan-akan dihentikan, menjadi statik. Ini pula yang memberikan
keindahan khusus pada sajak-sajak Rendra, meskipun keindahan pada beberapa
sajaknya tidak selalu terjadi karena adanya ulangan.
(ii) Jika tidak ada keadaan (i), sajak-sajak Rendra adalah suatu kumpulan
pernyataan yang seakan-akan terpisah-pisah tapi kemudian menjadi satu
kesimpulan. Sifat baris dan bait sajak-sajak Rendra disesuaikan dengan cara ia
menceritakan sesuatunya. Ketika ia menggunakan suatu urutan peristiwa, maka
baris-baris/bait-bait akan berhubungan secara langsung. Tapi ketika ia
mengemukakan suatu kumpulan pernyataan, baris-baris/bait-bait seakan-akan
terputus.
(iii) Bahasa dalam sajak-sajak Rendra digunakan dengan efektif sekali.
Perulangan yang kelihatan sebagai pemborosan, digunakan dengan efektif pula
untuk membentuk keindahan.
(iv) Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata biasa. Ia sama sekali tidak
memaksa menggunakan unsur kata-kata indah, tapi juga tidak menghindarinya.
![Page 27: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/27.jpg)
Universitas Kristen Petra
34
• Sutardji Calzoum Bachri
Puisi Sutardji tidak lagi merupakan alat untuk menyampaikan
pikiran/amanat, sehingga puisi harus tunduk pada pikiran itu. Puisinya memang
mengandung pikiran, tapi pikiran ini tidak dibiarkannya untuk mempengaruhi
kesanggupannya berpuisi. Puisi baginya adalah puisi, dan ia tunduk kepada
hukum-hukumnya sendiri.
Puisi bagi Sutardji adalah permainan bunyi dengan pengertian yang
berbeda dari yang pernah ada sebelumnya. Dulu permainan bunyi adalah
sambilan, yang penting adalah kata-kata yang mengandung arti tertentu dengan
bunyi tertentu. Namun dalam sajak Sutardji, yang penting adalah bunyi-bunyi itu
sendiri dengan asosiasi-asosiasi yang dimilikinya.
Unsur utama pada sajak-sajak Sutardji adalah permainan, permainan yang
didasarkan kepada asosiasi, dengan asosiasi bunyi yang utama. Tapi sebuah
sajaknya selalu ditutup dengan sebuah kesimpulan yang berupa satu perintah atau
suatu keadaan tertentu. Struktur permainan + kesimpulan merupakan sifat mantra,
yang dikatakan sendiri oleh Sutardji sebagai sifat sajaknya. Mantra memiliki tiga
sifat:
(i) Mantra bukanlah sesuatu yang untuk dipahami. Bagi manusia mantra hanyalah
permainan bunyi dan bahasa belaka. sehingga ia mesti dilihat dari sudut mantra
itu sendiri, dari sudut dunianya sendiri. Dan karena soal pemahaman tidak
penting, maka yang penting dari suatu mantra adalah akibatnya.
(ii) Mantra adalah penghubung manusia dengan dunia misteri dan memang kedua
dunia itu memang ada pada sajak-sajak Sutardji. Dunia manusia jelas ada di
dalamnya, dan dunia misteri terlihat melalui pengucapan yang tak dapat dipahami.
(iii) Pentingnya suatu efek atau akibat atau kemanjuran pada mantra. Pada sajak
Sutardji, kemanjuran ini terletak pada adanya rayuan dan perintah. Rayuan
terletak pada permainan bunyi, sedangkan perintah pada penutupnya.
Dengan memberi sifat mantra pada sajaknya, sutardji berhasil
menciptakan dunianya sendiri. Suatu sajak harus dinilai dari dunianya sendiri,
tidak didasarkan kepada pemahaman kita terhadapnya. Yang penting bukan lagi
soal pemahaman sajak melainkan akibatnya.
![Page 28: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/28.jpg)
Universitas Kristen Petra
35
2.2.2.3. Ragam Puisi16
Puisi tebagi menjadi dua, yaitu yang disebut sebagai puisi tradisional dan
yang kedua adalah puisi modern. Puisi tradisional terbagi menjadi beberapa jenis,
yaitu:
• Pantun
(i) Digunakan untuk keperluan bertanya jawab antara 2 orang.
(ii) Terdiri dari jumlah baris genap, dua, empat, enam, delapan.
(iii) Berima abab.
(iv) Terdiri dari dua bagian, yaitu sampiran dan isi.
(v) Dalam satu baris, terdiri dari 4 sampai 6 kata atau 8 sampai 12 suku kata.
• Karmina
Pantun yang terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan kedua
adalah isi.
• Talibun
Pantun yang terdiri dari enam baris atau lebih (selalu genap).
• Syair
(i) Digunakan untuk berkisah/menceritakan sesuatu.
(ii) Setiap rangkap bait syair terdiri dari empat baris.
(iii) Berima aaaa.
(iv) Semua baris dalam syair merupakan isi atau maksud yang ingin disampaikan,
tidak ada pembagian sampiran dan isi.
(v) Dalam satu baris, terdiri dari 4 sampai 6 kata atau 8 sampai 12 suku kata.
• Gurindam
(i) Temanya mengemukakan nasihat, pandangan, atau gambaran sesuatu
keadaan.
(ii) Setiap bait terdiri dari dua baris.
(iii) Berima aa.
(iv) Jumlah kata dalam tiap baris bebas.
• Seloka
(i) Menyerupai gurindam dari segi tema.
(ii) Lazimnya mengandung sindiran atau kiasan yang tajam.
16 Irwan Abubakar. Kepenyairan Esastera, 8 Februari 2006. <http://esastera.com>
![Page 29: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/29.jpg)
Universitas Kristen Petra
36
(iii) Bentuknya tidak terikat pada peraturan tertentu, namun ada juga seloka yang
dibuat berbentuk seperti syair.
• Jampi mantera
(i) Merupakan puisi tradisional yang mempunyai kegunaan khusus dalam
masyarakat Melayu tradisional.
(ii) Kata-kata penawar atau kata-kata pemujaan yang digunakan oleh pawang dan
dukun.
(iii) Berbentuk bebas.
(iv) Dikaitkan dengan unsur doa keagamaan.
(v) Ada cara tertentu untuk menyampaikannya secara lisan.
Sedangkan yang disebut sebagai puisi modern memiliki 2 ciri umum yaitu
bentuknya yang bebas dan suasana modern yang dibayangkan melalui kata-kata
yang digunakan. Beberapa yang termasuk ke dalam golongan puisi baru adalah:
• Distikhon
Bentuk puisi baru dalam sastra Indonesia yang tiap baitnya terdiri atas dua baris.
• Terzina
Bentuk puisi baru dalam sastra Indonesia yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris.
Dengan kemungkinan rima sebagai: cde, cdd, cdc, ccd.
• Kuatrain
Bentuk puisi baru dalam sastra Indonesia yang tiap baitnya terdiri atas empat
baris. Ada dua-dua baris yang sama rima akhirnya, sehingga rima akhir kira-kira
sebagai: aabb, abab, aaaa, abba.
• Kuin
Bentuk puisi baru dalam sastra Indonesia yang tiap baitnya terdiri atas lima baris.
• Sekstet
Bentuk puisi baru dalam sastra Indonesia yang tiap baitnya terdiri atas enam baris.
• Septima
Bentuk puisi baru dalam sastra Indonesia yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris.
• Stanza
Bentuk puisi baru dalam sastra Indonesia yang tiap baitnya terdiri atas delapan
baris.
![Page 30: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/30.jpg)
Universitas Kristen Petra
37
• Soneta
(i) Total jumlah baris adalah 14.
(ii) Bagian pertama terdiri dari 8 baris, yang terbagi dalam 2 bait, masing-masing
4 baris. Bagian ini bernama octave.
(iii) Bagian kedua terdiri dari 6 baris, yang terbagi dalam 2 bait, masing-masing 3
baris. Bagian ini bernama sextet.
(iv) Rima soneta tidak tetap.
(v) Memungkinan penambahan yang dikatakan sebagai koda (cauda). Koda ialah
bagian yang ditambahkan kepada sebuah soneta kalau seandainya isi yang
dikehendaki belum lagi dapat dinyatakan dalam baris-baris yang ada.
• Sajak bebas
Sajak bebas adalah bentuk puisi baru dalam sastra Indonesia yang sama sekali
tidak terikat oleh ketentuan banyak baris, kata, sukukata, demikian pula oleh rima.
Bentuknya tidak tentu tergantung pada kehendak penggubahnya. Sebagai contoh
adalah sajak bebas karangan Chairil Anwar dari buku Kerikil Tajam:
Aku
Kalau sampai waktuku ‘Ku mau tak seorang ’kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulan yang terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi
![Page 31: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/31.jpg)
Universitas Kristen Petra
38
2.2.3. Teori Puisi Visual
2.2.3.1. Definisi dan Sejarah Puisi Visual
Pemakaian gambar dan tulisan sekaligus dalam sebuah tanda (sign)
sebagai alat komunikasi antar manusia merupakan sebuah kenyataan sejarah yang
berumur panjang dan universal. Historisitasnya yang panjang bisa dilihat pada
produk-produk budaya yang dihasilkan oleh peradaban yang telah mengenal baik
gambar maupun tulisan, terutama yang terakhir ini, sebagai pencapaian intelektual
menakjubkan dari evolusi sejarah manusia. Kaligrafi, atau seni menulis indah,
merupakan produk budaya yang bisa dikategorikan sebagai pencapaian awal
manusia dalam usahanya untuk menggabungkan gambar dan tulisan sebagai tanda
dalam berkomunikasi antar manusia. Seni menulis indah ini sendiri sudah dikenal
oleh peradaban manusia ribuan tahun lamanya, yakni bisa ditelusuri sejarahnya
mulai dari lukisan-lukisan gua, seperti yang terdapat di Lascaux, Perancis
(35.000-20.000 Sebelum Masehi), sampai ke bentuk-bentuk abstraksi yang
kemudian menjadi huruf-huruf alfabet yang kita kenal sekarang. Secara populer,
seni kaligrafi dari Timur memang yang lebih dikenal sekarang ini, yaitu kaligrafi
dari Arab, Cina dan Jepang, walaupun seni menulis indah kaligrafi terdapat di
mana-mana, universal, baik di budaya Barat maupun Timur.
Penggabungan antara teks dan visual secara sengaja diciptakan, lebih
lanjut terlihat pada sebuah genre puisi yang disebut sebagai Concrete Poetry atau
Puisi Konkrit.17
Secara umum definisi puisi konkrit adalah sebagai eksperimen tekstual
dengan bentuk visual dalam menghadirkan sebuah teks puisi di atas kertas. Para
penyair Yunani kuno di awal abad ke-3 Sebelum Masehi merupakan “Penyair
Konkrit” pertama dalam sejarah. Mereka menuliskan karya mereka dalam bentuk
visual dari objek yang jadi isi puisi mereka. Di Eropa eksperimen mereka ini
kemudian diikuti secara luas di jaman Renaissance dan di abad ke-17 dimana
puisi dalam bentuk berpola tertentu ini ditulis dengan baris-baris kalimat yang
beragam panjangnya hingga membentuk pola dasar dari subjek puisi masing-
masing. Jenis puisi ini dikenal dengan nama Puisi Emblem (Emblem Poems).
17 Saut Situmorang dalam Made Wianta. Kitab Suci Digantung Dipinggir Jalan New York, Bentang Budaya, Jogjakarta, 2003, h. 287-95.
![Page 32: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/32.jpg)
Universitas Kristen Petra
39
Seorang penyair Inggris yang terkenal dengan puisi emblemnya adalah George
Herbert dengan karya-karya seperti Easter Wings dan The Altar.
Gambar 2.3. Easter Wings karya George Herbert
Dekat dengan jaman Posmodern saat ini, para penyair Modernis yang
sangat terkenal dengan puisi-puisi konkrit mereka adalah penyair Simbolis
Stéphane Mallarmé dan penyair Guillaume Apollinaire dari Prancis, serta Ezra
Pound dan E.E. Cummings dari Amerika Serikat.
Sebuah hal yang membuat Mallarmé jadi penting dalam dunia puisi
konkrit adalah eksperimen radikal yang dilakukannya dengan ruang pada bidang
kertas untuk menguatkan arti puisi yang ditulisnya. Puisinya yang diberi judul
Lempar Dadu/Tidak Lepas dari Keberuntungan, atau Un Coup de Dés/jamais
n’abolira le Hasard, misalnya, memakai begitu banyak halaman yang nyaris
kosong dari kata-kata hingga menimbulkan kesulitan besar pada pencetaknya
waktu itu. Pertama kali terbit ternyata layoutnya salah dan terdapat salah cetak
yang parah dimana-mana.
Gambar 2.4. Un Coup de Dés/jamais n’abolira le Hasard
karya Stéphane Mallarmé
![Page 33: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/33.jpg)
Universitas Kristen Petra
40
Sebuah puisi konkrit yang sangat terkenal dari penyair Apollinaire adalah
yang berasal dari kumpulan puisinya Calligrammes berjudul Turun Hujan (Il
pleut), dimana huruf-huruf dari puisi tersebut seolah-olah jatuh menetes dari
bagian atas halaman kertas menirukan rintik-rintik air hujan.
Gambar 2.5. IL PLEUT karya Guillaume Apollinaire
Penyair Amerika Ezra Pound melakukan eksperimen dengan menulis
puisinya dalam campur sari bahasa, terutama Inggris dan kaligrafi Cina.
Walaupun pengetahuan bahasa Cina Pound tidak baik, tapi eksperimen dan teori
menulis puisi berdasarkan estetika kaligrafi Cina (ditulisnya bersama ahli sastra
klasik Cina Ernest Fenollosa) tokoh utama aliran puisi imagis ini sangat
berpengaruh atas para penyair bahasa Inggris baik di Inggris, dimana dia cukup
lama bermukim, maupun di Amerika Serikat sendiri di tahun 1950an. Bersama
pelukis Inggris Wyndham Lewis, Pound juga memulai gerakan seni Vorticisme,
yang merupakan semacam sintesis gaya dari Cubisme dan Futurisme Itali, di
tahun 1914 dan sekaligus menerbitkan jurnal gerakan mereka yang diberi nama
BLAST. Dalam jurnal inilah karya-karya grafis Lewis serta puisi-puisi eksperimen
dan teori-teori seni Pound diumumkan secara luas dan pengaruhnya masih terus
kuat sampai lewat Perang Dunia II.
![Page 34: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/34.jpg)
Universitas Kristen Petra
41
Gambar 2.6. The Book of Poetry karya Ezra Pound
Penyair Amerika lain yang juga penting dalam silsilah sejarah puisi
konkrit dunia adalah E.E. Cummings. Hampir semua puisi Cummings ditulis
dengan tidak melupakan penampakan visual subjek puisinya di atas halaman
kertas. Contoh yang terkenal adalah puisi berjudul aneh r-p-o-p-h-e-s-s-a-g-r,
dimana secara tekstual mula-mula huruf-huruf bertaburan di ruang kertas lalu
perlahan-lahan mulai membentuk sebuah kata yang pada akhirnya kita kenali
sebagai kata “grasshopper” atau “belalang”, seolah-olah merupakan representasi
dari bagaimana pembaca secara samar-samar menyadari kehadiran dan kemudian
mengenali sebuah sosok serangga melompat yang ternyata adalah seekor belalang
atau “grasshopper”.
Gambar 2.7. r-p-o-p-h-e-s-s-a-g-r karya E.E. Cummings
Sementara itu di negeri Belanda seorang arsitek bernama Theo van
Doesburg memulai gerakan seni Dada Belanda dengan menerbitkan manifesto-
manifesto sastra dan puisi-puisi yang sangat berpengaruh. Dengan memakai nama
samaran I.K. Bonset, van Doesburg yang sangat dipengaruhi tulisan-tulisan
![Page 35: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/35.jpg)
Universitas Kristen Petra
42
seniman Futuris Itali F.T. Marinetti dan pelukis Ekspresionis Jerman asal Rusia
Vassily Kandinsky (juga dikenal sebagai pelukis pertama yang mengembangkan
gaya lukis Abstrak), dan akrab dengan para seniman Dada Berlin khususnya Kurt
Schwitters, menerbitkan dua majalah Dada Belanda yaitu Mecano dan Art
Concret yang berisi puisi-puisi rupanya. Puisi-puisi tersebut berisi simbol-simbol
matematik, angka-angka dan juga fonem-fonem dan huruf-huruf yang dicetak
dengan tipografi yang unik. Puisi-puisinya itu merupakan sebuah pengaruh
penting bagi para penyair visual di tahun 1950an. Bersama pelukis Piet Mondrian,
van Doesburg juga menerbitkan majalah De Stijl di tahun 1917 yang tidak hanya
berisi karya para seniman avantgarde Belanda tapi juga tulisan-tulisan dan puisi-
puisi para seniman Dada Eropa lainnya seperti Schwitters, Hugo Ball, Tristan
Tzara dan Hans Arp, serta seniman Futuris Itali Fino Severini dan komposer
Amerika George Antheil.
Istilah “Puisi Konkrit” sendiri pertama kali dipakai secara bersamaan di
awal tahun 1950an oleh penyair Eugen Gomringer di Swiss dan penyair Yvind
Fahlstr M di Swedia. Gomringer dekat dengan para pelukis konkrit di tahun
1940an, terutama Max Bill yang kemudian mempekerjakannya sebagai
sekretarisnya. Di tahun 1953 Gomringer menerbitkan sebuah buku kumpulan
puisi yang puisi-puisinya hanya berisi satu kata sementara makna masing-masing
puisi sangat tergantung pada letak kata di ruang halaman. Puisi-puisinya ini dia
namakan konstelasi (constellations) dan dengan penerbitannya itu maka
dimulailah apa yang kemudian dikenal sebagai gerakan puisi konkrit di seluruh
dunia.
Gambar 2.8. Karya Eugen Gomringer
![Page 36: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/36.jpg)
Universitas Kristen Petra
43
Puisi konkrit ditulis secara luas di seluruh dunia dan ciri umumnya adalah
bahasa yang sudah sangat direduksi sedemikian rupa dan dicetak dalam tipografi
yang memaksakan teks puisi masuk ke dalam perhatian pembaca sebagai sebuah
objek yang sekaligus tak bisa dipisahkan dari keseluruhan persepsi visualnya di
ruang halaman. Dan banyak memang puisi ini tidak bisa dibaca dengan cara
biasanya kita membaca puisi karena hanya berisi satu kata atau frase yang sudah
diubah secara sistematis susunan dan posisi huruf-hurufnya, atau terdiri dari
fragmen kata, ataupun silabel-silabel nonsens, bahkan huruf-huruf tunggal, angka-
angka dan tanda baca. Para penyair puisi konkrit juga sering memakai bermacam
jenis, ukuran dan warna font atau huruf, dengan kadang-kadang ditambahi dengan
drawing atau foto. Beberapa bentuk dari puisi konkrit disebut “kinetik” karena
bentuk-bentuk visual puisi tercipta kalau kita membalik-balik halaman per
halaman.
Namun ciri umum puisi konkrit di atas, terutama hal penulisan teks puisi
dalam bentuk visual dari objek yang dibicarakan puisinya, bagi beberapa pihak
dianggap mengekang kebebasan dalam mengekspresikan perkawinan antara teks
dan visual itu sendiri. Hal inilah yang menyebabkan lahirnya apa yang disebut
sebagai Puisi Rupa.18
Istilah “Puisi Rupa” berkonotasi terdapatnya kesetaraan nilai antara teks
puisi dan gambar visual pada medium dimana puisi tersebut dibaca atau dilihat.
Pada puisi konkrit umumnya teks puisi menempati posisi yang tidak setara dengan
unsur visual keseluruhan karya karena teks puisi memang dengan sengaja
dituliskan dalam bentuk objek yang sedang dibicarakannya. Representasi teks
puisi seperti ini telah memaksakan penampilan visual teks hanya dalam satu
bentuk saja, yaitu bentuk objek puisi tersebut. Dengan lebih mengutamakan faktor
representasi bentuk visual dari objek puisi, puisi konkrit telah mengorbankan
kebebasan teks puisi. Teks puisi telah kehilangan kebebasannya untuk menjadi
liar, untuk memilih bentuk representasi visual bagaimana yang diinginkan.
Berbeda dengan jenis puisi yang disebut sebagai puisi rupa. Dalam puisi
rupa terdapat kebebasan lebih dalam berekspresi, karena suatu teks puisi tidak
18 Ibid.
![Page 37: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/37.jpg)
Universitas Kristen Petra
44
harus membentuk pola visual dari objek yang dibicarakan puisinya. Dua nama
yang menekuni bidang ini adalah mendiang Gendut Riyanto dan Made Wianta.
Dalam puisi rupa Gendut Riyanto, terjadi penabrakan teks dan gambar
dengan cara menyatukannya ke dalam dunia perlambangan. Ia tidak hanya
menggubah teks melalui susunan huruf tetapi menggunakan teks itu sebagai
media untuk penyampaian maksud. Ia membuat deskripsi dan juga puisi dengan
teks yang ‘digambarnya’. Gendut menangkap secara instingtif berbagai
perlambangan yang beredar disekitarnya, lalu merekamnya, menafsirkannya dan
kemudian ‘memuntahkannya’ secara tercampur ke dalam sebuah ungkapan
melalui teks dan gambar.19
Gambar 2.9. Puisi rupa karya Gendut Riyanto20
Karya-karya puisi rupa Gendut Riyanto merupakan catatan perjalanan dari
bidang yang akrab dengannya, antara lain: skema gambar, perincian sudut dan
bidang kertas, sejumlah grafik hasil riset, kode, lambang dan setumpuk desain.
Beda Gendut Riyanto, berbeda pula dengan puisi rupa Made Wianta. Teks
puisi dan ilustrasi yang memang sudah terdapat pada medium tempat teks puisi
dituliskan, bisa sobekan halaman majalah, kartu pos, tiket, atau uang kertas,
19 Gendut Riyanto. Habis Gelap Terbitlah Gelap, Bentang Budaya, Jogjakarta, 1994, h. 15. 20 Diambil dari buku kumpulan Puisi Rupa Habis Gelap Terbitlah Gelap.
![Page 38: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/38.jpg)
Universitas Kristen Petra
45
dikawinkan dalam pesta kolase yang tidak mengutamakan peranan teks puisi atau
ilustrasi tapi keduanya sekaligus. Teks puisi tidak menerangkan ilustrasi dan
sebaliknya ilustrasi juga tidak menjelaskan teks puisi. Keduanya hadir berdiri
sendiri tapi sekaligus tidak bisa dipisahkan. Keduanya menjadi satu tanda (sign)
yang utuh. Wianta menuliskan puisi-puisinya pada objek-objek yang kebetulan
berada di atau dalam jangkauan tangannya (found objects/ready-mades), seperti
berbagai macam jenis kertas, bisa tissue, bungkus rokok, karton obat nyamuk,
tiket atau bahkan wajah manusia. Dia tidak dengan sengaja memilih medium
tempat dia akan menuliskan puisinya, dan puisi yang akan dituliskannya itu pun
tidak dituliskan dengan tujuan untuk merespon objek yang ditemukannya itu atau
ilustrasi visual yang kebetulan ada di objek tersebut. Masing-masing baris
sintaksis dari sebuah teks puisinya juga merupakan kolase dari bermacam ide
spontan yang otonom berdiri sendiri, tanpa ada relasi arti semantis yang saling
memperkuat/memperjelas makna tematis keseluruhan teks puisi.
Jadi sejarah bertemunya teks puisi dan ilustrasi visual pada puisi rupa
Wianta adalah sejarah yang yatim piatu, sejarah tanpa sejarah, sejarah ahistoris.
Seperti apa yang ditulis penyair Amerika Latin Lautréamont, nama samaran dari
Isidore Ducasse, dalam kumpulan puisinya berjudul Nyanyian Maldoror (Les
Chants de Maldoror) yaitu: “keindahan adalah ibarat pertemuan tak disengaja
antara sebuah payung dan sebuah mesin jahit di atas sebuah meja setrika”.
Bagi Wianta, benda-benda yang dijadikannya medium pada dasarnya
sudah artistik, mengandung keindahan. Dengan menggoreskan kata-katanya ia
tidak hanya ingin menambah keindahannya, tapi lebih-lebih mentransformasikan
benda-benda itu menjadi keindahan yang baru.
Gambar 2.10. Grafiti di atas Kardus-kardus Bekas21
21 Puisi rupa karya Made Wianta, yang dipamerkan di CCCL Surabaya tanggal 8-31 Maret 2006.
![Page 39: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/39.jpg)
Universitas Kristen Petra
46
Memang puisi Gendut Riyanto dan Made Wianta dalam konsep seninya
“Puisi Rupa” ini tidak bisa dinikmati sendiri, seperti puisi rupa Wianta bila lepas
dari mediumnya, di mana puisi itu dituliskannya, atau juga puisi rupa Gendut
Riyanto bila lepas dari keindahan visual yang dibentuknya melalui penyatuan teks
dan gambar ke dalam perlambangan. Mungkin juga kata-kata puisi itu juga tidak
terlalu indah bila dibaca sebagai kata-kata. Tapi pada puisi rupa Wianta, bila
disatukan dengan medium dimana Wianta menulis puisi itu, terasalah
keindahannya. Begitu juga dengan karya Gendut ketika melihat teks dan gambar
sebagai satu kesatuan yang saling mengikat. Audience tak akan mendapat apa-apa,
jika menikmati puisi mereka hanya sebagai puisi. Sedikit pula yang diperoleh, jika
hanya melihat benda-benda artistik yang dipilih Wianta untuk menuliskan
puisinya. Atau jika hanya melihat keindahan visual yang tercermin melalui
perlambangan dalam karya Gendut. Audience harus menikmati keduanya dalam
kesatuannya. Dan apa yang dinikmati bukan lagi puisi, bukan lagi seni rupa.
Entahlah apa namanya. Mungkin apa yang tidak dapat dinamai itulah keindahan
dari rupa Puisi Rupa.22
Saat ini muncul istilah baru yaitu Puisi Visual atau Visual Poetry. Puisi
visual merupakan perkembangan dari puisi konkrit dan puisi rupa. Definisi umum
dari puisi visual adalah kolaborasi antara teks puisi dengan gambar (seni
drawing).23 Dimana drawing tersebut bukanlah ilustrasi, melainkan interpretasi
baru oleh penggambar atas puisi. Jadi, makna drawing dan makna puisi
mengalami transformasi walaupun keduanya berangkat dari tema yang sama pada
puisi. Dengan kata lain, drawing disini bukan merupakan pesanan dari penyairnya
dan bukan pula dipaksa-paksakan oleh seniman drawing agar bersambung dengan
puisi.
Faktor collage teks tulisan dan gambar yang menjadi ciri khas dalam
ketiga jenis puisi ini merupakan benang merah yang menghubungkan antara puisi
visual, puisi rupa dan puisi konkrit.
22 Sindhunata dalam Made Wianta. op cit. h. 297-9. Sindhunata banyak menggunakan kata mungkin sebagai pandangan subyektifnya terhadap puisi rupa, karena sampai saat ini belum ada sumber ilmiah tentang puisi rupa itu sendiri. 23 Dan Schneider. Visual Poetry. 17 Februari 2006. <http://www.marquette.edu>
![Page 40: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/40.jpg)
Universitas Kristen Petra
47
2.2.3.2. Alternatif Bentuk Puisi Visual
Puisi visual memiliki berbagai alternatif bentuk, antara lain:
• Puisi dan Kaligrafi
Penggabungan gambar dan tulisan sebagai tanda komunikasi yang menyatu
dalam kaligrafi, dipadukan dengan puisi.
Gambar 2.11. Fir-Flower Tablets karya Ami Lowell
• Permainan Tipografi
Memakai bermacam-macam jenis, ukuran, dan warna font/huruf.
Gambar 2.12. Karya Richard Lorranger
![Page 41: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/41.jpg)
Universitas Kristen Petra
48
Gambar 2.13. Territorio Ocupado karya Carli Moore Portella24
Gambar 2.14. Love’s Suicide
• Teks Membentuk Obyek Puisi
Dengan merubah secara sistematis susunan dan posisi huruf-huruf tunggal,
kata, angka, atau tanda baca dalam puisi, membentuk pola dasar dari subyek.
Gambar 2.15. Madame X Went to The Zoo
24 Salah satu contoh Visual Poetry dari Brasil.
![Page 42: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/42.jpg)
Universitas Kristen Petra
49
Gambar 2.16. Hopes and Fears karya Nullermanden
• Ilustrasi sebagai Visual
Segala bentuk ilustrasi baik itu ilustrasi yang diciptakan dengan teknik
fotografi, teknik ilustrasi tangan, maupun mix media. Dan segala corak/bentuk
ilustrasi seperti ilustrasi realistis, dekoratif, kartunal, ekspresionistis,
surealistis, dan absurd, menjadi bentuk visual dalam puisi visual tersebut.
Gambar 2.17. Without II
Gambar 2.18. Karya Christian Margenistera
![Page 43: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/43.jpg)
Universitas Kristen Petra
50
Gambar 2.19. She is Addiction (2004) karya Ray Dillon
Gambar 2.20. A Lot Like Urban
Gambar 2.21. No Computer Today (1996) karya Ruud Jansseh
![Page 44: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/44.jpg)
Universitas Kristen Petra
51
Gambar 2.22. Blasphemy karya Takayuki Kawabata
Gambar 2.23. Ambruknya Komunisme karya Gendut Riyanto
Gambar 2.24. Air Kata-kata karya Sindhunata
![Page 45: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/45.jpg)
Universitas Kristen Petra
52
2.2.4. Teori Poster
2.2.4.1. Definisi Poster
Menurut Sastrosoediro25, poster merupakan halaman dari buku harian
kemanusiaan yang terjadi di dunia yang penuh beraneka ragam. Namun tidak itu
saja, poster dari waktu ke waktu selalu digunakan untuk berbagai media
komunikasi, sehingga meskipun teknologi telah banyak mengalami kemajuan
yang sangat pesat, media ini masih tetap digunakan. Dengan demikian, poster juga
menjadi salah satu tolak ukur peristiwa sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan,
serta cermin kegiatan-kegiatan intelektual yang praktis.
Poster memiliki beberapa pengertian. Menurut kamus Inggris-Indonesia26,
poster adalah berupa kata benda yakni plakat atau surat tempelan. Pada artikel
History of Poster27, poster didefinisikan sebagai berikut: Poster adalah sebuah
pengumuman atau iklan yang diproduksi masal, yang biasanya dicetak di lembar
kertas yang lebar untuk dipajang di khalayak ramai. Poster biasanya terdiri dari
gambar yang penuh warna atau ilustrasi dengan teks identifikasi yang pendek
atau trademark. Biasanya ditujukan dengan tujuan komersial yakni untuk
mengiklankan produk atau mengumumkan sebuah acara hiburan. Tetapi juga
muncul sesekali sebagai pengumuman untuk mendidik publik, media
propaganda, atau murni karya seni tanpa pesan apa pun.
Sedangkan menurut Graphic Art Encyclopedia28, poster berarti: Sebuah
tanda yang dipamerkan dalam ukuran besar, dengan isi berupa produk atau
adegan, dicetak di atas papan atau kertas yang bersih, tergantung pada
kepentingannya. Plakat besar ini digunakan untuk promosi penjualan dan untuk
membuat pengumuman dari sebuah kegiatan yang dianggap menarik perhatian
orang banyak. Poster adalah perangkat komunikasi yang cakap dengan
bermacam-macam kegunaan.
Dengan demikian, lengkaplah sudah bahwa sebuah poster adalah salah
satu media komunikasi, yang dicetak besar dan bertujuan untuk menarik
perhatian, dari yang memiliki pesan sampai yang tidak berpesan sama sekali.
25 Margono Sastrosoediro. Poster dan Sejarahnya. 1998. h. 7. 26 John M dalam Agung Haryono. Visualisasi Poster Film Peraih Oscar Kategori Best Picture dari Tahun 1927 sampai Tahun 1979. Skripsi. Surabaya, 2003, h. 5. 27 “Posters (History of Poster)”. Microsoft Encarta Encyclopedia 2003. CD-ROM. Microsoft. 28 “Graphic Art Encyclopedia” dalam Agung Haryono. op cit. h. 6.
![Page 46: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/46.jpg)
Universitas Kristen Petra
53
2.2.4.2. Sejarah Poster
• Era Awal Poster
Poster iklan dikatakan baru pertama kali eksis pada abad ke-15,
bersamaan dengan penemuan teknologi cetak. Pada jaman tersebut, poster tidak
memiliki ilustrasi, dan sering berupa proklamasi kerajaan, perintah politis,
pengumuman perayaan dan penjualan, dan terkadang juga iklan untuk sebuah
buku. Ilustrasi kayu yang kecil digunakan lebih sering di abad-abad berikutnya,
namun karena tingkat kesulitan untuk diproduksi sangat tinggi, maka ilustrasi
tersebut tidak sempat menjadi umum.
Gambar 2.25. Poster pada jaman awal
(karya Jean-Michel Papillon)
Pada tahun 1800an, ada dua kejadian yang melahirkan era modern dari
produksi poster. Salah satunya adalah revolusi industri, yang mengakibatkan
industrialisasi dalam skala besar, dan sudah tentu membutuhkan periklanan yang
lebih ekstensif. Satunya lagi adalah penemuan metode cetak baru di tahun 1798
oleh seorang Bavaria bernama Aloys Senefelder, yakni litografi29, yang membuat
para seniman dapat memasukkan ilustrasi berwarna dengan lebih mudah pada
poster meski pada akhirnya terasa terlalu lambat. Produksi poster mengalami
ledakan besar pada awal pertengahan abad ke-19, dan sebagian disebabkan oleh
perkembangan teknologi cetak dengan kecepatan tinggi, dan poster sudah dapat
mengiklankan segalanya mulai dari kereta api, korset, hingga swalayan. Jaman
ini pula, poster teater pertama kali lahir, sering diikuti dengan ilustrasi realistik
dari sandiwara atau opera yang diiklankan.
29 Metode cetak yang diciptakan tahun 1798 oleh seorang Jerman Aloys Senefelder dengan menggunakan tinta berlemak (greasy ink). Di mana dengan permukaan yang datar dan lembab memainkan daya lekat antara minyak dan air. Litografi berarti lithos (Yunani, Batu) dan graphein (Yunani, Tulis).
![Page 47: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/47.jpg)
Universitas Kristen Petra
54
Gambar 2.26. Poster untuk opera komponis Italia
Giacomo Puccini30
Pada awal tahun 1867, Jules Cheret membuat sebuah karya poster yang
menyebabkan seni poster menyadari potensialnya secara penuh. Cheret membuat
revolusi terhadap penampilan pada sebuah poster. Di mana poster pada jaman
awal, ilustrasi hanya mendapatkan tempat kedua dibandingkan dengan teks,
Cheret justru menggunakan ilustrasi dengan dominan dan membuat teks menjadi
minoritas dalam penyampaian pesan.
Metode Cheret ini menyebar dengan cepat di Eropa dan di Amerika.
Diaplikasikan pada poster komersil seperti halnya acara teater, dan metode ini
mengangkat pengertian bahwa poster yang secara visual mampu menarik
perhatian dan menyenangkan indra manusia secara langsung, lebih dimengerti
meskipun tanpa kata-kata. Selain itu, Cheret pulalah yang pertama kali mulai
memakai gadis cantik sebagai model dalam desain posternya.31
Gambar 2.27. Poster karya Cheret
30 Salah satu poster pertunjukan tertua, di akhir abad ke-19. 31 Margono Sastrosoediro. op cit. h. 11.
![Page 48: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/48.jpg)
Universitas Kristen Petra
55
• Tahun 1890
Jaman ini disebut juga Belle Epoque (Era Cantik) di Prancis.32 Henri de
Toulouse-Lautrec (1864-1901), yang memiliki pengaruh hebat terhadap dunia
poster modern, adalah seniman poster yang hebat pada abad ke-19, membuat
perubahan yang berarti pada isi dan gaya artistik poster. Dia menggunakan warna
polos dalam ukuran besar dalam poster-posternya. Dalam karyanya, teks pada
poster tersebut berkurang karena dia berkonsentrasi penuh pada gambarnya. Satu
dari karya terakhir Toulouse-Lautrec, Jane Avril (1899), benar-benar tidak
memakai teks sama sekali (selain nama dari penghibur itu sendiri); ini adalah
prototip dari poster-poster modern, poster yang murni piktorial.
Gambar 2.28. Jane Avril (1899) karya Toulouse-Lautrec
Selain poster tersebut, Moulin Rouge (1891), yang menjadi poster pertama
milik Toulouse-Lautrec, mengangkat status sebuah poster menjadi sebuah seni
murni33.
32 A Brief History of the Poster, 24 Maret 2006. <www.internationalposter.com/intro.cfm #BE-INPARIS> 33 International Poster Gallery. loc cit.
![Page 49: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/49.jpg)
Universitas Kristen Petra
56
Gambar 2.29. Moulin Rouge (1891) karya Toulouse-Lautrec
• Abad ke-20
Dengan bermulanya Perang Dunia I di tahun 1914, seni poster mengalami
perubahan yang mendadak. Poster menjadi sarana propaganda dan digunakan
untuk meningkatkan jumlah angkatan perang, dan juga untuk menjual ikatan-
ikatan perang. Secara artistik, poster-poster tersebut umumnya lebih kasar dan
terus terang dibandingkan dengan gaya-gaya sebelumnya. Yang paling terkenal
ialah poster yang dilukis oleh pelukis Amerika Montgomery Flagg, I Want You
(1917), yang menampilkan sosok Uncle Sam menodongkan jari telunjuknya
kepada pembaca poster tersebut.
Gambar 2.30. I Want You (1917) karya Montgomery Flagg
Selama tahun 1920an dan 1930an, di tangan seniman seperti Cassandre
(nama profesional dari Adolphe Mouron) dan Jean Carlu dari Prancis, dan E.
![Page 50: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/50.jpg)
Universitas Kristen Petra
57
McKnight Kauffer dari Amerika Serikat, poster menyerap banyak sekali
pengaruh, termasuk aliran kubisme, surrealisme, Dada dan art deco.
Selama tahun-tahun tersebut, ada dua jenis poster yang juga menjadi
populer, poster perjalanan dan poster film. Poster perjalanan pertama kali
diproduksi tahun 1908 oleh London Transport Company, namun selama tahun
1930an poster mulai digunakan oleh perusahaan-perusahaan transportasi utama.
Yang juga penting di tahun 1920an dan 1930an adalah poster non-
komersil yang diproduksi oleh seniman-seniman, terutama di Jerman dan Rusia.
Seniman Dada di Berlin dan Rusia, John Heartfield, George Grosz, dan EI
Lissitzky dari Rusia, lebih memilih untuk bereksperimen dengan poster fotografi
daripada poster lukisan, sering dengan menyusun foto-montase yang kompleks
dari lembaran sejumlah foto.34
Gambar 2.31. Autodafe karya John Heartfield
Gambar 2.32. I Want a Child (1930) karya Lissitzky
34 Teknik Penggunaan foto sebagai ilustrasi pertama kali dikembangkan oleh Uni Soviet pada awal abad ke-20. Sumber: www.wetcanvas.com
![Page 51: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/51.jpg)
Universitas Kristen Petra
58
Selama Perang Dunia II (1939-1945), poster propaganda yang
berpengaruh sekali lagi diproduksi, dan sering dihasilkan oleh seniman utama
seperti seorang Rusia-Amerika Ben Shahn. Poster dari periode postwar
mengadaptasi dan menyempurnakan trend-trend sebelumnya, dan menarik
perhatian dari pelukis serius seperti seorang Spanyol Pablo Picasso dan Salvador
Dali, dan Roy Lichtenstein seorang Amerika. Pokok inovasi artistik dari era
postwar adalah poster yang sepenuhnya piktorial, yang tidak memiliki tujuan
beriklan maupun komersil, namun membawa pesan yang artistik maupun estetik.
Gambar 2.33. AMAM karya Pablo Picasso
Gambar 2.34. The Persistence of Memory (1931) karya Salvador Dali
• Era Teknologi dan Pasca Perang (Postwar)
Menurut artikel “The Brief History of The Poster” yang dimuat oleh
International Poster Gallery35. Swiss mendominasi dalam dunia poster hingga
tahun 1950an dengan perkembangan dari gaya desain baru yang bersumber pada
Bauhaus. Dikarenakan kuatnya ketergantungan gaya desain tersebut pada elemen
tipografi dengan warna hitam dan putih, gaya ini akhirnya hadir dan dikenal
35 International Poster Gallery. loc cit.
![Page 52: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/52.jpg)
Universitas Kristen Petra
59
sebagai International Typographic Style. Dengan disempurnakan pada sekolah
desain di Zurich dan Basel, gaya ini menggunakan grid matematikal, aturan-
aturan grafis yang ketat dan fotografi hitam putih untuk menghasilkan struktur
yang jelas dan logis. Gaya ini menjadi gaya desain yang dominan di dunia pada
awal tahun 1970an.
Gambar 2.35. Gaya desain International Typographic Style
• Post-Modernism dan Era Komputer
Gaya desain International Typographic Style mulai kehilangan
pengaruhnya di akhir tahun 1970an dan di awal 1980an. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya kritik bahwa gaya desain tersebut terlalu dingin dan formal. Seorang
guru muda di Basel bernama Wolfgang Weingart memimpin sebuah gaya desain
yang sekarang dipanuti dengan sebuah desain pascamodern (Postmodern Design).
Weingart mengeksperimen proses cetak offset untuk membuat poster yang
tampak kompleks dan chaotic36, penuh rasa bermain-main dan spontan. Liberasi
Weingart terhadap tipografi menjadi pondasi penting untuk terjadinya gaya-gaya
baru, mulai dari Memphis dan Retro, hingga gaya yang sekarang dibuat dengan
grafik komputer. Peran dan kehadiran dari poster selalu berubah terus menerus
semenjak beberapa abad yang lalu untuk memenuhi kebutuhan sosial. Meskipun
peran pentingnya tidak kurang dari 100 tahun yang lalu, poster akan berkembang
dengan pesat karena berkomunikasinya kita di abad ke-21 dengan komputer dan
internet. 36 Bahasa Inggris yang artinya tidak rapi, kacau balau, dan tidak tersusun dengan baik.
![Page 53: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/53.jpg)
Universitas Kristen Petra
60
Gambar 2.36. Schreibkunst (1981) karya Wolfgang Weingart
2.2.4.3. Fungsi dan Jenis Poster
Poster sebagai media informasi memiliki beberapa fungsi antara lain:
memberikan informasi, menggalakkan, menggiatkan, memobilisasi, menjelaskan,
bertanya, membangkitkan, memberikan dasar kehendak dan meyakinkan37.
Namun tidak hanya sebatas menyampaikan pesan saja, karena poster juga harus
mampu meningkatkan rasa estetik. Oleh sebab itu, sebuah poster harus mampu
menarik perhatian, ingatan, kepentingan, atau setidaknya rasa ingin tahu dari
seseorang. Maka dari itu, dalam mendesain sebuah poster, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan. Antara lain:38
• Poster harus dapat dibaca dan pesannya dapat dimengerti.
• Poster harus menimbulkan sifat tertarik dan harus mengandung sesuatu yang
baru dalam bentuk maupun dalam pesan yang tertulis.
• Poster harus didesain dalam bentuk yang cukup besar bila dilihat dari jarak
jauh agar membawa hasil yang diinginkan.
• Dari jarak dekat, poster harus memberikan gairah dengan menggunakan
pengenalan yang mudah dan detail yang menyenangkan.
• Poster harus dapat menetap di dalam ingatan penonton, dengan mengadakan
kontak baru antara penonton, dan sebuah topik baru atau sebuah hasil yang baru.
Berdasarkan pada tujuan periklanannya, Gumilar membagi jenis poster
menjadi dua macam, yaitu: 39
37 Margono Sastrosoediro. op cit. h. 7. 38 Ibid. 39 Agung Haryono. op cit. h. 14.
![Page 54: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/54.jpg)
Universitas Kristen Petra
61
• Poster Komersial
Poster jenis ini merupakan poster yang bertujuan untuk
mengkampanyekan suatu merek produk dagang atau dengan kata lain, tujuan
pembuatan poster itu berdasarkan atas pertimbangan kepentingan dagang semata
dengan jalan untuk meningkatkan volume penjualan dan pemasaran produk itu
sendiri.
• Poster Non Komersial/Sosial
Poster jenis ini merupakan poster yang bertujuan untuk melayani
kepentingan umum yang bersifat sosial kemasyarakatan. Karena pada dasarnya
poster non komersial itu adalah sarana penyampaian pesan atau informasi yang
bersifat sosial.
2.2.4.4. Poster Dalam Interior
Dalam suatu penataan ruang, seringkali orang menggunakan lukisan
sebagai elemen penghias dinding, padahal ada aksesori lain yang sering kali
dilupakan orang yaitu poster. Desainnya yang bagus bisa menjadi nilai tambah
dalam sebuah ruangan, dimana gambar poster tertentu dapat menorehkan warna
baru yang menyegarkan ruangan.
Beberapa tips yang perlu diketahui dalam usaha mempercantik ruang
dengan poster, adalah sebagai berikut:40
• Menyesuaikan ruangan yang akan digunakan untuk menggantung poster,
misalnya untuk ruang menonton televisi bisa menggunakan gambar dari poster
film kesayangan. Penyesuaian tema ruangan dengan gambar poster akan membuat
ruangan tampak makin menarik. Tidak masalah jika warna dominan pada gambar
poster kontras dengan warna dinding, karena justru menambah daya tarik poster
tersebut dan bisa menjadi focal point ruangan. Namun meski warnanya berbeda,
usahakan kedua warna tersebut tetap cocok untuk disandingkan bersama.
• Dalam tampilan poster, dalam pemasangannya dapat mengunakan pigura.
Pigura dengan warna terang atau polos cocok diterapkan pada konsep ruang
apapun. Untuk pemilihan warna pigura, biasanya ada yang menyesuaikan dengan
warna gambar dan ada pula yang mengontraskan dengan warna gambar sehingga
40 “Ruang Cantik Dengan Poster”. Kompas/Klasika/Properti/Interior. 31 Maret 2006. h. 44.
![Page 55: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/55.jpg)
Universitas Kristen Petra
62
warnanya terlihat lebih menonjol. Pemilihan warna ini bisa disesuaikan dengan
selera dan kebutuhan seseorang.
• Menyesuaikan luas area dengan ukuran poster yang akan digantung. Bila
ukuran dindingnya sempit, sebaiknya menggunakan poster ukuran mungil agar
tidak berkesan sempit. Sedangkan bila langit-langit di ruangan tersebut rendah,
pilih poster dengan bentuk vertikal untuk memberi kesan langit-langit yang lebih
tinggi dan ruang terasa lebih terbuka.
• Membuat perencanaan yang matang. Gambar poster yang sejenis/berseri dapat
dikelompokkan pada satu dinding atau hanya ada satu poster di satu sisi dinding.
Bebaskan imajinasi namun tetap gunakan perhitungan yang tepat agar tidak
terjadi ketimpangan dalam sebuah ruangan, di mana satu sisi terasa lebih berat
daripada sisi lainnya.
• Memperhatikan posisi gantungan poster. Jangan menggantungnya terlalu
tinggi atau terlalu rendah. Sebaiknya posisi poster berada tepat di depan garis
mata demi memberi keseimbangan pada ruangan secara keseluruhan.
• Sebaiknya jangan meletakkan poster di tempat yang terkena terpaan sinar
matahari langsung karena dapat memudarkan warnanya.
2.2.5. Teori Grafis
2.2.5.1. Tata Letak
Dalam mendesain isi buku, dikenal istilah tata letak atau layout. Kata ini
didefinisikan sebagai menyatukan elemen-elemen menjadi satu dalam suatu area
untuk menciptakan sebuah interaksi satu sama lain sehingga mengkomunikasikan
pesan dalam suatu konteks. Pesan tcrsebut dapat disampaikan atau bahkan
dimanipulasi melalui permainan elemen-elemen tersebut dengan pertimbangan
yang matang. Elemen-elemen ini dapat berupa kata-kata, fotografi, ilustrasi, grafik,
digabungkan dengan kombinasi kuat hitam, putih, dan warna.41
Dalam mengerjakan sebuah tata letak yang baik, dikenal istilah visual
hirarki. Visual hirarki dapat diartikan sebagai urutan-urutan tingkat kepentingan
elemen-elemen visual dalam sebuah bidang kertas atau bidang layout. Seorang
desainer grafis dituntut memiliki kemampuan untuk mengatur atau menarik
41 Alan Swann. How to Understand and Use Design and Layout, 1990, p.11.
![Page 56: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/56.jpg)
Universitas Kristen Petra
63
pandangan arah mata manusia dari elemen yang terpenting menuju elemen yang
lainnya tanpa menimbulkan kebosanan. Dengan pemanfaatan visual hirarki yang
baik, seluruh informasi dapat disampaikan dengan baik dan efektif.
Benda yang memiliki ukuran lebih besar akan cenderung terlihat lebih
dahulu dibandingkan benda dengan ukuran yang lebih kecil. Begitu pula dengan
warna, penggunaan warna yang mencolok akan membuat benda terlihat lebih
dahulu. Benda atau elemen desain yang merupakan elemen terpenting umumnya
digunakan sebagai penarik perhatian atau penekanan yang dikenal dengan istilah
focal point, yaitu titik yang mampu menarik perhatian lebih awal dibandingkan
elemen-elemen lainnya.
Dalam menyusun sebuah layout ada beberapa elemen-elemen desain yang
berpengaruh besar pada keberhasilan penyusunan tata letak. Elemen-elemen
tersebut adalah garis, bidang, image baik berupa foto ataupun gambar ilustrasi,
pemilihan warna, tipografi, grid system, dan komposisi keseimbangan.
2.2.5.2. Bentukan dan Gambar
Bentukan adalah salah satu elemen desain yang paling sederhana. Bentukan
sendiri terdiri atas titik, garis, dan bidang. Titik adalah bagian yang paling
sederhana dan paling mendasar. Tanpa ada titik, tidak ada bentukan-bentukan yang
lebih kompleks. Titik sendiri dikenal memiliki dua jenis variasi, point adalah titik
yang ukurannya kecil, sedangkan dalam ukuran besar, titik dikenal sebagai spot.
Garis bermula dari titik yang kemudian digrafiskan dan meninggalkan
bekas pada jalurnya bergerak. Sehingga garis memiliki unsur panjang yang dapat
diukur. Meskipun demikian, garis tidak memiliki dimensi karena tidak memiliki
tinggi atau lebar. Garis memiliki tiga karakteristik dasar, yaitu garis lurus yang
tidak memiliki variasi pada sisi panjangnya. Garis lengkung, dimana bentuknya
tidak lurus tetapi memiliki distorsi lengkung pada dirinya, dikenal juga sebagai
kurva tidak tertutup. Dan garis zig-zag yaitu garis yang variasi bentuknya
menghasilkan sudut dan sudutnya dapat dihitung secara matematis. Dengan ketiga
karakter dasar ini, garis dapat menciptakan ribuan variasi.
Berbeda dengan garis, bidang memiliki panjang dan lebar yang dapat
dihitung. Bidang hanya memiliki dua dimensi, hanya memiliki dua sumbu yaitu x
![Page 57: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/57.jpg)
Universitas Kristen Petra
64
dan y. Karenanya, bidang tidak memiliki kedalaman atau ketebalan. Bidang-
bidang primer atau dasar adalah segitiga, segiempat, dan lingkaran atau elips. Dari
ketiga bentuk dasar ini dapat dihasilkan lebih banyak lagi bidang sekunder seperti
jajaran genjang, trapesium, dan lain sebagainya. Kemudian dengan penambahan
sumbu z, bidang menjadi benda dalam 3 dimensi. Tetap dengan menggunakan
kombinasi bidang-bidang dasar dan menghasilkan kubus, silinder, kerucut, dan
sebagainya.
Dalam konteks tata letak, bentukan-bentukan ini dapat berfungsi sebagai
elemen pendukung saja atau bahkan menjadi elemen utama, sebagai focal point.
Sebagai elemen pendukung, seringkali muncul sebagai dekorasi pada bidang
desain. Misalnya garis yang digunakan untuk menggarisbawahi headline suatu
artikel. Bentukan sebagai elemen utama umumnya digunakan dengan mencolok
dan menarik. Desain-desain tertentu lebih mengandalkan kekuatan grafis bidang
dibandingkan penggunaan foto.
Sedangkan gambar atau image merupakan pilihan elemen desain yang
lebih kompleks lagi. Gambar merupakan elemen yang paling berpotensi untuk
menghidupkan desain. Baik dalam fungsinya sebagai elemen utama atau hanya
elemen pelengkap, gambar memegang peran vital dan penting dalam
mengkomunikasikan pesan. Sebuah gambar akan lebih cepat dan mudah
menterjemahkan pesan atau berita yang hendak disampaikan dibandingkan
berbaris-baris kata. Sebagaimana diungkapan dalam pepatah bahwa ‘gambar
berbicara seribu kata’. Kata memiliki keterbatasan komunikasi dan membutuhkan
waktu untuk dipersepsikan.
Dalam tata letak, gambar atau image dapat berwujud banyak hal. Sebuah
gambar ilustratif, sebuah karya fotografi, sebuah gambar karya grafis, atau bahkan
berupa diagram atau chart. Semuanva dapat digunakan sebagai focal point atau
hanya sebagai elemen pelengkap saja.
2.2.5.3. Ilustrasi
Ilustrasi merupakan salah satu elemen visual yang penting karena
bagaimanapun juga hampir setiap audience lebih menyukai gambar, yang
dianggap lebih menarik dibanding yang berbentuk tulisan. Ilustrasi adalah sebuah
![Page 58: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/58.jpg)
Universitas Kristen Petra
65
gambar yang dikerjakan khusus untuk menyertai teks tercetak, seperti yang ada
pada buku dan iklan agar dapat memperkuat arti atau menambah efek dari suatu
kalimat. Corak atau bentuk ilustrasi terbagi atas 3 macam:42
• Corak ilustrasi realistis, yaitu corak ilustrasi yang menggambarkan secara
nyata wujud obyek yang ditangkap oleh indra penglihatan, serta menggambarkan
secara nyata cerita isi suatu naskah yang disertainya.
• Corak ilustrasi dekoratif, yaitu ilustrasi yang bentuk-bentuk visualnya terletak
pada permainan unsur-unsur garis, bidang, warna dan komposisi yang dalam hasil
keseluruhannya tetap bersifat datar (flat).
• Corak ilustrasi kartunal, adalah ilustrasi yang menggunakan bentuk-bentuk
jenaka atau bentuk-bentuk realis yang mengalami perubahan atau distorsi.
• Corak ilustrasi ekspresionistis, yaitu ilustrasi mengutamakan kebebasan
berekspresi dalam membuat karya ilustrasi, dan sifat bebas tersebut menimbulkan
obyek-obyek yang bebas pula.
• Corak ilustrasi surealistis, yaitu corak ilustrasi yang menggambarkan khayalan
atau mimpi, tidak jelas batas antara kenyataan dengan angan-angan.
• Corak ilustrasi absurd, yaitu corak ilustrasi yang menggambarkan wujud-
wujud yang tidak masuk akal atau aneh untuk kepentingan naskah yang
disertainya.
2.2.5.4. Warna
Warna merupakan salah satu elemen terpenting dalam desain dan tata letak.
Warna merupakan salah satu pembeda yang paling signifikan. Dalam kehidupan
sehari-hari, warna adalah salah satu hal yang diperhatikan lebih awal dalam proses
identifikasi terhadap suatu benda.
Studi tentang teori warna tidak terlepas pada jasa Sir Isaac Newton pada
abad ke-l7. Dengan menembakkan sebuah cahaya putih melalui sebuah prisma,
kemudian sinar tersebut dipantulkan secara acak oleh prisma menghasilkan
berbagai warna-warna kilauan sebagaimana warna pelangi yang dipantulkan langit.
Spektrum warna-warna yang dimunculkan dan sumber yang berbeda bila
42 “Illustration (Influence of Book Illustration)”. Microsoft Encarta Encyclopedia 2005. CD-ROM. Microsoft.
![Page 59: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/59.jpg)
Universitas Kristen Petra
66
bercampur membentuk warna baru, menurut additive method, Tiga warna additive
primer adalah merah, biru, dan hijau. Percampuran antara merah dan hijau
menghasilkan kuning, hijau dengan biru melahirkan cyan, dan merah serta biru
memunculkan warna magenta. Warna-warna sekunder inilah yang dikemudian hari
menjadi warna-warna dasar untuk film separasi cetak, cyan, magenta, yellow
(kuning) dan black (hitam) sebagai penambah kepekatan warna, kombinasi warna
ini lebih dikenal dengan istilah CMYK. Pada additive method, saat sinar-sinar ini
bercampur menjadi satu yang muncul adalah warna putih.43
Gambar 2.37. Diagram Color Additive Method
Berbagai usaha dilakukan untuk membuat peta-peta warna, untuk berbagai
kepentingan termasuk didalamnya seni rupa. Pada abad ke 18 dikenal diagram
warna yang dikenal sebagai lingkaran warna atau roda warna (gambar 41). Gambar
ini adalah lingkaran warna versi Johannes Itten yang membagi warna menjadi 12
hue atau warna. Saat itu, lingkaran warna ini banyak digunakan sebagai pedoman.
Tetapi terdapat ketidakcocokan antara pencampuran warna tinta atau cat yang
sebenarnya dengan warna yang ditampilkan pada diagram. Hasil yang didapatkan
dari pencampuran warna-warna sesuai hue lingkaran warna ini sedikit kusam dan
kurang memuaskan.44
43 A David Laurel and Stephen Pentak. Design Basic, 5th ed. 2002, p. 230. 44 ibid, p. 235
blue
yellow
green
red
magenta
cyan
white
![Page 60: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/60.jpg)
Universitas Kristen Petra
67
Gambar 2.38. Lingkaran Warna Johannes Itten
Kemudian Munsell mencoba memperbaiki lingkaran warna ini dengan
lingkaran versinya dimana lingkaran ini membagi warna dalam 10 hue (gambar
42). Warna-warna merah, kuning, dan biru adalah warna primer. Dimana warna
primer sendiri adalah warna yang tidak dapat diciptakan dari penggabungan warna
lain, warna yang paling dasar. Penggabungan antara dua warna primer
menghasilkan warna sekunder. Dan penggabungan warna sekunder menghasilkan
warna tersier. Lingkaran warna ini kini lebih banyak digunakan sebagai pedoman.
Salah satunya sebagai panduan prediksi hasil pencampuran cat.
Gambar 2.39. Lingkaran Warna Munsell
Dalam desain grafis, warna dapat memberikan kontribusi yang luar biasa
dalam efektifitas penyampaian pesan. Warna dapat digunakan untuk menciptakan
suatu suasana tertentu baik yang berkaitan dengan nuansa atau suasana. Sebagai
contoh, warna merah dan kuning memberi nuansa panas sedangkan biru
menciptakan suasana dingin. Tentu saja keterkaitan ini terjadi akibat persepsi
manusia akan warna terhadap benda dari alam nyata. Merah dan kuning dikenali
otak sebagai warna api sedangkan biru adalah air. Tentu saja kita tidak akan
![Page 61: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/61.jpg)
Universitas Kristen Petra
68
terbakar saat menyentuh warna merah atau kuning, tetapi efeknya secara
psikologis cukup terasa.
Warna juga dapat memberikan nuansa jarak. Warna-warna tertentu jika
digunakan akan berkesan dekat dengan kita. Sedangkan warna yang lain justru
akan terlihat begitu jauh. Nuansa ini akan benar-benar terasa saat kedua jenis
warna ini digunakan dalam bidang yang sama. Sebagai contoh nampak pada
gambar 43 yang merupakan karya Giovanni Pintori sebagai poster promosi untuk
produk kalkulator Olivetti di tahun 1949. Warna-warna yang cerah seperti kuning
dan merah seolah nampak dekat pada bidang, sedangkan coklat, biru, dan hijau
secara bergradual nampak jauh dalam jarak yang berbeda-beda.45
Gambar 2.40. Olliveti karya Giovanni Pintori
Setiap warna juga menimbulkan efek psikologis yang berbeda, berikut
adalah penjabarannya secara singkat:46
Merah: Warna yang terkuat dan menarik perhatian. Bersifat agresif, aktif,
kekuatan, kebahagiaan, berani dan menstimulasi otak, dan vitalitas.
Warna merah cocok dikombinasikan dengan warna-warna emas, kayu,
kristal, atau cermin. Merah dan hitam adalah kombinasi klasik yang
mencerminkan keglamouran dan stylish look. Warna merah dikatakan
juga mampu meningkatkan selera makan dan memberi suasana yang
hangat. Berkarakter dominan, dinamik, dan menciptakan ilusi objek 45 ibid, p. 248. 46 Rahasia Psikologi Warna, 31 Maret 2006. <http://www.geocities.com/azdriana10/psikologiwarna.htm>
![Page 62: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/62.jpg)
Universitas Kristen Petra
69
terkesan dekat.
Biru: Berkarakter sejuk, pasif, tenang, utuh, harmonis, dan damai. Selain itu
biru juga melambangkan kesucian, harapan, keheningan dan kepuasan.
Warna biru berkarakter damai, ketenangan alami, dapat menimbulkan
ilusi luas, dan menurunkan ketegangan karena terasa sejuk dan santai.
Kuning: Kumpulan dua fenomena penting, yaitu matahari sebagai bagian
sumber kehidupan dan emas sebagai kekayaan Allah mulia. Kuning
mempunyai makna kemuliaan cinta serta pengertian yang mendalam
antara hubungan sesama manusia. Warna kuning itu riang, ceria, egois,
dan silau.
Hitam: Memperlihatkan disiplin yang membawa kebebasan yang lepas,
kreatif, idealis, bermanfaat, kerahasiaan, dan berhubungan dengan
mistis. Warna ini dikaitkan dengan depresi dan kesedihan, tetapi warna
ini bisa juga menjadi stylish dan mampu dikombinasikan dengan
segala warna. Hitam melambangkan suasana yang dramatis, misterius,
bersifat tegas, kukuh, formal, dan kesan berstruktur kuat.
Putih: Berkarakter positif merangsang cemerlang, pijar, dan sederhana. Putih
melambangkan kesucian, polos, jujur, dan murni.
Netral: Untuk suasana hati yang membutuhkan ketenangan hati yang
mendalam. Coklat gelap mencerminkan maskulinitas, restful
(menenangkan) dan warming (hangat), sedangkan terakota terang
mencerminkan kehangatan dan feminitas. Warna netral sangat baik
untuk tabletop karena dapat membuat makanan diatas meja lebih
menarik. Warna netral sangat cocok juga dijadikan warna background
karena sifatnya yang fleksibel terhadap warna-warna lain.
Hijau: Lebih bersifat netral. Pengaruh terhadap emosi hampir mendekati
pasif, bersifat istirahat. Hijau mengungkapkan kesegaran, sesuatu yang
mentah, muda, dan belum dewasa, pertumbuhan kehidupan,
kesuburan, dan harapan kelahiran kembali.
Ungu: Ungu adalah warna yang berkarakter sejuk, mirip dengan biru tetapi
lebih tenggelam. Warna ini melambangkan duka cita, kontemplatif,
suci, dan agamis.
![Page 63: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/63.jpg)
Universitas Kristen Petra
70
Emas: Emas mencerminkan kekuasaan (power) dan kekayaan (wealth).
Warna ini melambangkan kemuliaan.
Oranye: Memberikan efek energi warna yang antusias, semangat, dan riang.
Berkesan energik, lincah, dan supel tetapi warna oranye dapat
membawa dampak buruk seperti kejengkelan, kegaduhan. Berkarakter
kedewasaan, menimbulkan ilusi murah.
Abu-abu: Melambangkan keraguan, ketakutan, dan terkesan dingin dan kotor,
namun juga bersifat netral. 47
Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering
dinamakan dengan sistem warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang
pada 1876 meliputi:48
• Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan. nama dari suatu warna
seperti merah, biru, hijau dsb.
• Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya
adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.
• Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan
dengan cerah atau suramnya warna.
2.2.5.5. Typography
Typography adalah suatu disiplin ilmu seni yang mempelajari tentang
huruf. Huruf sendiri merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan
merupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian
ini tidak hanya dapat mengacu pada suatu obyek atau gagasan, tetapi kadang juga
memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu kesan atau citra secara visual. 49
Perkembangan media dan tipografi mengalami perkembangan pesat saat
Johann Gensfleisch zum Gutenberg dari Jerman menciptakan mesin cetak dengan
system moveable type di tahun 1450. Dengan hampir 50.000 type mold atau
cetakan bentukan huruf, pekerjaan mencetak menjadi jauh lebih mudah, terutama
47 Contoh-contoh warna yang ditampilkan merupakan perwakilan dari masing-masing warna. 48 Clarence P. Hornung. Handbook of Design & Devices. New York: Dover Publication Inc. 1959. 4 April 2006. <http://www.logoresource.com/artikel/warna_logo.php> 49 Ibid. <http://www.logoresource.com/artikel/tipografi_logo.php>
![Page 64: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/64.jpg)
Universitas Kristen Petra
71
untuk kepentingan produksi massal. Dengan Textura Blackletter Script, Gutenberg
mencetak Alkitab dengan 42 baris tiap halamannya.50
Teknik ini kemudian banyak disempurnakan seiring dengan berjalannya
waktu, menjadi teknik cetak offset sebagaimana banyak ditemui saat ini. Pada
masa itu, setiap type setting menciptakan dan memiliki jenis hurufnya sendiri yang
dikemudian hari lebih dikenal dengan nama font. Beberapa dari font kuno tersebut,
masih banyak yang digunakan hingga saat ini. Beberapa diantaranya adalah
Caslon, Bodoni, dan Garamond. Kini di era digital, banyak perusahaan yang
bergerak di bidang bisnis perancangan dan produksi huruf digital untuk
kepentingan desain dan cetak, perusahaan-perusahaan ini dikenal dengan istilah
Type foundry.
Secara umum, font memiliki karakteristik fisik dasar yang dapat dibagi
secara umum menjadi serif, sanserif, script, dan dekoratif. Font serif adalah font
yang memiliki kaki atau kait dibagian sudut-sudutnya Sedangkan sanserif adalah
nama bagi font yang tidak memiliki kait atau kaki. Font script adalah font yang
terbuat atau secara fisik nampak menyerupai tulisan tangan. Umumnya font jenis
ini dibuat italic atau miring. Yang terakhir adalah font dekoratif yaitu font yang
secara fisik telah mengalami modifikasi atau distorsi dari bentuk-bentuk fisik font
dasar. Umumnya font jenis ini diciptakan dengan suatu tema khusus untuk
kepentingan yang khusus juga.
Ab Ab Ab Ab Gambar 2.41. Contoh jenis-jenis font 51
Karakter font juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sejarah
perkembangannya. Berdasarkan pembagian ini, karakteristik huruf dibagi menjadi
lima, yaitu old style, diwakili oleh font Garamond (1617), transitional dengan
contoh Baskerville (1757), modern yang nampak pada font Bodoni (1788),
Egyptian Slab Serif dicontohkan dengan font Century Expanded (1895), dan
50 Ibid. 51 Dari kiri ke kanan: serif (Times New Roman), sanserif (Verdana), script (Palace Script MT), dan dekoratif (Jokerman)
![Page 65: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/65.jpg)
Universitas Kristen Petra
72
Contemporary Sanserif yang ditandai dengan lahirya font Helvetica (1957).52
Tabel 2.1. Perbedaan Klasifikasi Font Berdasarkan Sejarah Perkembangannya
Klasifikasi Pertemuan stem
dengan serif
Tebal-tipis
stroke
Contoh font
Old Style Sudut melengkung Sedikit
kontras Garamond
Transitional Sudut lengkung,
umumnya lebar
keduanya sama
Sedikit
kontras BASKERVILLE
Modern Sudut lengkung Kontras Bodoni
Egyptian Sudut siku Ekstrim Century Expanded Contemporary Tidak memiliki
serif
Umumnya
sama besar Franklin Gothic
Huruf bukan hanya memiliki fungsi sebagai simbol-simbol pembawa pesan
saja. Lebih dalam dari itu, setiap huruf atau font memiliki sifat dan karakternya
masing-masing. Sifat ini muncul dari bentuk fisik font itu sendiri dan terkadang
dari nuansa yang ditimbulkan oleh font tersebut. Kita dapat menilai apakah sebuah
font nampak kekanak-kanakan, kadang nampak kaku, atau juga klasik.
Kepribadian yang nampak dalam sebuah font ini muncul karena intrepetasi kita
terhadap pesan yang disampaikan teks tersebut. Kadang sifatnya juga diasosiasikan
dari perusahaan atau orang yang menggunakan atau menciptakan teks tersebut.
Dengan pemilihan font yang baik, kadang pembaca dapat menangkap maksud
pesan atau nuansa yang ingin ditampilkan, bahkan sebelum pesan tersebut terbaca.
Kadang kala, tipografi tidak selamanya digunakan sebagai media
penyampaian pesan verbal. Bentuk fisik font sendiri dapat diolah menjadi sebuah
gambar yang menarik. Sehingga tidak harus legible sebagai suatu bentuk huruf
tertentu, karena fungsinya telah berubah sebagai gambar yang membawakan pesan
secara visual.
52 Clarence P. Hornung. loc cit.
![Page 66: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/66.jpg)
Universitas Kristen Petra
73
2.2.5.6. Grid
Grid dapat diartikan sebagai garis khayalan atau semu yang membagi-bagi
bidang desain dalam jumlah tertentu dan ukuran tertentu. Grid ini umumnya
digunakan sebagai garis bantu sebagai pedoman peletakkan elemen-elemen desain
dalam tata letak, termasuk didalamnya adalah teks sebagai bodycopy. Dengan
bantuan grid system tampilan tata letak dapat diolah menjadi menarik dan lebih
teratur. Pada umumnya grid ini digunakan bila seorang desainer merancang sebuah
tata letak dengan jumlah halaman yang banyak seperti buku atau brosur, agar
terdapat keutuhan dalam desain. Grid jarang digunakan untuk perancangan desain
satu halaman saja.
Grid sebagai struktur pondasi dasar tata letak memiliki beberapa fungsi
sebagaimana dikemukakan oleh Josef Muller-Brockman, desainer dari Zurich yang
cukup dikenal dengan kontribusinya dalam penyusunan sistem grid: 53
• Untuk membangun argumen secara obyektif dalam komunikasi visual
• Untuk membangun dan menyusun teks dan materi ilustratif secara sistematis
dan logis
• Untuk menyusun teks dan ilustrasi dalam susunan yang rapi, padat dan
memiliki irama tersendiri
• Untuk menyatukan materi-materi visual agar dapat terbaca dengan jelas dalam
struktur yang padat juga
Grid merupakan susunan baris yang cukup fleksibel bukan mengikat.
Sifatnya adalah sebagai panduan atau pedoman bukan sebagai hukum. Dengan
variasi penyusunan yang berbeda satu kerangka grid dapat menghasilkan berbagai
jenis tata letak yang berbeda-beda. Tentu saja hal ini adalah sebuah trik agar
pembaca tidak mengalami kebosanan setelah membaca puluhan halaman dengan
posisi yang sama.
Karenanya, tidak ada susunan yang cukup baku dalam menyusun grid. Tiap
desainer dapat menciptakan susunan grid-nya sendiri sesuai dengan kebutuhan.
2.2.5.7. Komposisi
Tujuan utama dari komposisi adalah menciptakan suatu keseimbangan
53 Gavin Ambrose and Paul Haris. The Fundamentals of Creative Design, 2003, p. 49.
![Page 67: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/67.jpg)
Universitas Kristen Petra
74
yang baik pada bidang desain. Dalam konteks tata letak, komposisi berarti
menyusun atau mengkomposisikan elemen-elemen tersebut di atas untuk
menciptakan suatu keseimbangan pada bidang layout.
Keseimbangan adalah keadaan dimana pendistribusian atau pembagian
berat antara dua sisi terkesan sama. Dalam konteks tata letak, yang didistribusikan
adalah elemen-elemen desain tersebut. Analogi penyusunan keseimbangan adalah
bagai bermain papan jungkit. Secara visual, benda yang lebih besar akan berkesan
lebih berat dari benda yang lebih kecil, sehingga terjadi berat sebelah. Tetapi pada
titik peletakan tertentu, yaitu pada titik yang lebih mendekati pusat papan jungkit,
dapat terjadi keseimbangan seperti nampak pada gambar 45. Tetapi dalam
pertimbangan visual, bukan hanya ukuran saja yang dapat menciptakan berat,
warna juga dapat memberikan kesan berat sehingga dapat digunakan sebagai salah
satu sarana menciptakan keseimbangan. Disamping warna, tekstur atau bentuk
permukaan juga dapat menciptakan kesan berat yang berbeda dengan meniru
bahan atau material suatu benda yang ada dalam dunia nyata.
.
Gambar 2.42. Prinsip papan jungkat-jungkit
Dalam desain grafis, dikenal dua jenis keseimbangan yaitu keseimbangan
simetris dan keseimbangan asimetris. Keseimbangan simetris adalah
keseimbangan yang tercapai karena posisi atau bentuk elemen-elemen desainnya
pada kedua belah sisi bidang desain sama atau nyaris sama. Contoh nyata
keseimbangan simetris adalah kupu-kupu dimana bila badannya digunakan sebagai
poros maka sisi kiri dan kanannya nampak identik sehingga menciptakan sebuah
tidak seimbang
seimbang
![Page 68: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/68.jpg)
Universitas Kristen Petra
75
keseimbangan. Keseimbangan simetris adalah keseimbangan yang sempurna tetapi
menciptakan kesan atau nuansa yang statis sehingga kurang dinamis.
Keseimbangan asimetris adalah lawan dari keseimbangan simetris dimana
keseimbangan ini dapat diperoleh bukan karena persamaan visual kedua belah
bidang, tetapi karena permainan manipulasi berat. Dimana seolah-olah berat disisi
yang satu adalah sama berat dengan sisi yang lain tetapi dalam bentuk visual yang
berbeda. Gambar keseimbangan pada gambar 44 tentang prinsip papan jungkat-
jungkit di atas adalah salah satu contoh sederhana keseimbangan asimetris.54
Dibandingkan dengan keseimbangan simetris, asimetris memberikan kesan
dinamis dan bergerak. Secara umum, kondisi ini akan lebih menarik bagi manusia
dibandingkan kondisi yang statis, meskipun bukan berarti keseimbangan asimetris
lebih baik dari keseimbangan simetris.
2.3. Analisis Data
2.3.1. Interior de Boliva Kitchen & Lounge
Outlet pertama de Boliva yang bertempat di jalan HR Muhamad 360,
memiliki nuansa seperti bangunan lama. Dengan semua sisi dinding terbuat dari
batu bata bernuansa krem, meja terbuat dari kayu, dan kursi-kursinya terbuat dari
rotan. Warna coklat dan krem mendominasi dalam interior de Boliva ini dan
cahaya remang-remang dibangun dalam suasana interior de Boliva dengan
menggunakan lampu kuning dan lilin di setiap mejanya. Hal ini menambah kesan
romantis dan nyaman dalam interior de Boliva. Selain indoor, outlet pertama ini
juga menyediakan tempat outdoor bagi pengunjung yang lebih menyukai kesan
alami untuk besantai sekaligus menikmati hidangan. Sisi-sisi pada outlet pertama
de Boliva ini terdiri dari banyak kaca, sehingga elemen-elemen penghias ruangan
seperti lukisan, tidak banyak dipasang.
54 Alan Swann. op cit. p. 65.
![Page 69: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/69.jpg)
Universitas Kristen Petra
76
Gambar 2.43. Outlet pertama de Boliva Kitchen & Lounge
bertempat di Jl. HR Muhamad 360 Surabaya55
Jangka waktu 2 tahun merupakan waktu yang cukup panjang untuk
membuka outlet kedua. Dalam sepintas, perbedaan yang menonjol dibandingkan
outlet pertama akan dengan mudah terlihat. Beberapa elemen-elemen pendukung
dalam interior de Boliva yang baru adalah sebagai berikut:
• Dinding
Dinding-dindingnya tidak lagi didominasi oleh kaca-kaca tapi berupa
tembok, faktor utamanya adalah karena tidak ada tempat outdoor di outlet kedua
ini. Hal ini membuat ruang de Boliva terkesan eksklusif dan terhindar dari dunia
luar, sehingga dapat meningkatkan kenyamanan, ketenangan dan kesan santai,
terlepas dari keadaan di luar.
Coklat dan krem masih dipilih de Boliva sebagai warna dominan pada
dindingnya seperti pada outlet pertamanya. Kedua warna netral ini dipakai untuk
membangun suasana hati yang membutuhkan ketenangan hati yang mendalam.
Selain itu warna netral sangat cocok juga dijadikan warna background karena
sifatnya yang fleksibel terhadap warna-warna lain.
Agar tidak terkesan terlalu polos, sebagian besar bagian dinding, dibuat
dari batu bata yang bertekstur kasar. Dan agar tidak terlihat monoton, pada
beberapa bagian dinding diberi warna merah, untuk menarik perhatian. Warna
merah dikatakan juga mampu meningkatkan selera makan dan memberi suasana
yang hangat.
55 Foto ini diambil sebelum outlet pertama de Boliva direnovasi, saat ini sedang dalam tahap renovasi.
![Page 70: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/70.jpg)
Universitas Kristen Petra
77
• Plafon
Plafon yang berwarna biru tua menciptakan kesan luas dan dalam.
Hadirnya warna biru pada interior de Boliva ini juga dapat membuat pengunjung
merasa sejuk dan memberi ketenangan.
• Lantai
Warna coklat digunakan pada semua bagian lantai. Dimana penggunaan
warna ini pada lantai memberi efek mantap, kuat, dan stabil. Selain itu juga agar
terlihat matching dengan dinding dan warna lain pada meja, kursi, dan plafon,
karena coklat merupakan warna netral yang cocok dikombinasikan dengan warna
lainnya.
• Furniture
Furniture disini meliputi meja dan tempat duduk. Hitam dipilih sebagai
warna meja untuk menetralkan warna meja dalam menghidangkan segala jenis
makanan, selain itu juga agar tidak mudah terlihat kotor. Tempat duduk yang
disediakan tidak hanya kursi, tapi juga disediakan tempat duduk berupa sofa dan
juga lesehan, untuk menambah kenyamanan dan selera para konsumen. Warna
yang digunakan pada tempat duduk adalah warna biru dan merah juga coklat pada
beberapa kursi, namun warna hitam tetap dipakai sebagai dasar dan
dikombinasikan dengan warna lainnya.
• Elemen Penghias
Ruangan pada outlet kedua yang dikelilingi oleh tembok-tembok ini,
memungkinkan outlet de Boliva ini lebih banyak memasang elemen penghias
dinding. Bekerja sama dengan Art Frame Gallery, de Boliva memasang lukisan-
lukisan disetiap sisi tembok.
Dengan hadirnya elemen-elemen ini, de boliva ingin menambah kesan art
dalam outletnya, model lukisan yang dipajang juga banyak yang bersifat abstrak.
Selain itu juga menambah keindahan dan mendukung keunikan de Boliva sendiri,
biarpun banyak café yang sudah memajang lukisan-lukisan abstrak sebagai
pendukung interior, tapi sebagai outlet es krim dengan nuansa café, bisa dibilang
de Boliva cukup berhasil menciptakan keunikan dengan langkah yang diambil ini.
![Page 71: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/71.jpg)
Universitas Kristen Petra
78
Gambar 2.44. Outlet kedua de Boliva bertempat di
Jl. Gubeng 66 Surabaya
Outlet kedua ini lebih luas dan memiliki tempat yang lebih strategis
dibandingkan outlet pertama, sehingga lebih ramai dikunjungi konsumen. Saat ini
outlet pertama de Boliva yang bertempat di HR Muhamad, sedang dalam tahap
renovasi, dimana interiornya akan dibuat setipe dengan outlet keduanya.
2.3.2. Interior Kompetitor de Boliva Kitchen & Lounge56
Mengingat perancangan puisi visual ini adalah sebagai pendukung estetik
interior de Boliva Kitchen & Lounge, dan sebagai USP atau keunikan yang ingin
dibangun dalam de Boliva, diperlukan analisis mengenai tempat-tempat sejenis
lain yang juga memasang elemen penghias dinding dalam interior mereka.
• Excelso Café
Excelso Café merupakan kafe yang memang dibuat sebagai tempat
‘nongkrong’. Dengan menu utama minuman atau dessert yang mengandung kopi,
kafe ini sangat digemari oleh anak muda dan orang dewasa. Bagi mereka,
bersantai sambil minum kopi adalah hal yang membuat mereka merasakan
kenyamanan. Ditambah interior yang mendukung, kafe yang terkesan eksklusif
ini mampu memberi suasana nyaman bagi para pengunjungnya.
56 Kompetitor disini adalah tempat-tempat sejenis de Boliva dilihat dari segi konsep café yang dianut dan terbatas pada penggunaan elemen penghias dinding dalam interiornya.
![Page 72: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/72.jpg)
Universitas Kristen Petra
79
Excelso Café memiliki banyak cabang di setiap kota. Biasanya kafe ini
bertempat di mall-mall. Meskipun tempatnya tidak seluas kafe-kafe yang
bertempat di jalanan, di setiap kafe Excelso cukup banyak memasang elemen
penghias dinding. Elemen-elemen tersebut adalah foto-foto dari menu baik
minuman, dessert ataupun makanan yang dijual oleh Excelso sebagai menu
mereka.
• Kafe Jendela
Kafe ini memiliki dua bagian utama yaitu kafe dan galeri. Kafenya
ditempatkan di outdoor sehingga suasana nature sangat dominan. Tempatnya
yang outdoor membuat kafe Jendela tidak memiliki dinding, sehingga tidak
memungkinkan dipasang elemen-elemen penghias dinding.
Pada bagian galeri, dipasang elemen-elemen penghias dinding namun
itupun tidak terlalu banyak. Elemen-elemen itu adalah lukisan dan karya fotografi
yang kebanyakkan menggambarkan pemandangan kota-kota tua.
• House of Sampoerna
House of Sampoerna terdiri dari museum, art gallery, kios, dan kafe. Di
bagian kafe, banyak sekali dipasang elemen penghias dinding. Kebanyakan
adalah poster-poster yang selalu berhubungan dengan produk rokok, dan iklan-
iklan A mild seperti iklan billboard-nya yang dibuat dalam skala kecil.
Gambar 2.45. House of Sampoerna
Melalui analisis yang dilakukan, di Surabaya belum ada tempat sejenis de
Boliva yang menggunakan poster puisi visual sebagai pendukung interior mereka.
![Page 73: 2. IDENTIFIKASI, TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS DATA 2.1 ... · Universitas Kristen Petra 9 Bali The Morning After, empat kumpulan sajak, KULKUL, Antologi Puisi Indonesia 1997, Slonding,](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022060810/608edead2c6e360b8757562d/html5/thumbnails/73.jpg)
Universitas Kristen Petra
80
Hal ini memperkuat perancangan puisi visual ini sebagai keunikan de Boliva
Kitchen & Lounge yang akan dibangun.