2. identifikasi dan analisa data · universitas kristen petra 7 2. identifikasi dan analisa data...

26
Universitas Kristen Petra 7 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1 Tinjauan Fotografi 2.1.1 Definisi Fotografi Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu “Photos”: cahaya dan “Grafo”: Melukis) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), Diafragma (Aperture), dan Kecepatan Rana (Speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (Exposure). Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO (Benedictus, 2013). 2.1.2 Dasar-Dasar Fotografi Berdasarkan website yang membahas tentang fotografi menurut Vierin, dasar-dasar fotografi terdiri dari: Komposisi Komposisi adalah pengaturan objek yang akan diambil gambarnya. Ada sebuah aturan bernama the rule of thirds yang membuat Anda harus membayangkan bingkai persegi panjang menjadi sembilan bagian yang berukuran sama. Anda membutuhkan garis-garis vertikal dan horizontal bayangan kemudian mencoba untuk menyelaraskan objek utama agar komposisi tampak seimbang dan estetis.

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Universitas Kristen Petra

    7

    2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA

    2.1 Tinjauan Fotografi

    2.1.1 Definisi Fotografi

    Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata dalam

    bahasa Yunani yaitu “Photos”: cahaya dan “Grafo”: Melukis) adalah proses

    melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya.

    Fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari

    suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut

    pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini

    adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

    Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar,

    digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran

    pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya

    tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), Diafragma

    (Aperture), dan Kecepatan Rana (Speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma &

    Speed disebut sebagai pajanan (Exposure). Di era fotografi digital dimana film

    tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang

    menjadi Digital ISO (Benedictus, 2013).

    2.1.2 Dasar-Dasar Fotografi

    Berdasarkan website yang membahas tentang fotografi menurut Vierin,

    dasar-dasar fotografi terdiri dari:

    • Komposisi

    Komposisi adalah pengaturan objek yang akan diambil gambarnya. Ada

    sebuah aturan bernama the rule of thirds yang membuat Anda harus

    membayangkan bingkai persegi panjang menjadi sembilan bagian yang

    berukuran sama. Anda membutuhkan garis-garis vertikal dan horizontal

    bayangan kemudian mencoba untuk menyelaraskan objek utama agar

    komposisi tampak seimbang dan estetis.

    www.petra.ac.idhttp://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.html

  • Universitas Kristen Petra

    8

    • Tekstur

    Tekstur merupakan kebutuhan sebuah foto yang membutuhkan

    kecermatan oleh si pengambil foto. Tekstur melibatkan foto berupa

    kompleksitas permukaan sepotong kayu atau kain bermotif yang seolah

    bisa disentuh setelah gambar diambil.

    • Kedalaman

    Kedalaman adalah penciptaan rasa tiga dimensi dalam sebuah foto.

    Kedalaman ini bisa diciptakan dengan mengatur fokus, pembingkaian dan

    sudut pandang. Fokus melibatkan banyak zoom pada beberapa objek

    tertentu, sehingga ia akan tampak begitu bening sementara sekelilingnya

    buram. Sementara pembingkaian melibatkan identifikasi objek yang

    tampak dekat, meskipun sebenarnya jauh.

    • Garis

    Di dalam sebuah foto, garis membimbing mata fotografer untuk

    memperhatikan sekitar objek, sehingga menghasilkan foto yang menarik.

    Misalnya, garis yang tidak sama bisa dianggap sebagai penyampaian

    suasana hati yang berbeda. Garis horizontal berarti stabilitas, vertikal

    adalah kekuasaan, kekuatan, dan pertumbuhan, sementara diagonal

    menyampaikan tindakan dan dinamisme.

    • Cahaya

    Cahaya adalah salah satu dasar yang harus benar-benar Anda pahami jika

    ingin memotret. Sebab fotografer harus tahu berapa banyaknya cahaya dan

    arah cahaya yang bisa mempengaruhi hasil foto. Arah datangnya cahaya

    merupakan esensi penting yang mengacu pada lokasi dan sumber asli

    cahaya untuk menentukan distribusi bayangan pada foto.

    • Pola dan bentuk

    Ada tiga jenis aspek yang mendukung pola dan bentuk, yaitu, ritme,

    simetri, dan segitiga. Ritme adalah bentuk foto yang diulang, kemudian

    simetri merupakan foto yang diambil dari dua sisi yang berbeda,

    sementara segitiga terbentuk dalam sebuah foto oleh sebuah garis

    diagonal. Adanya pola dan bentuk akan membuat foto tampak lebih

    menarik.

  • Universitas Kristen Petra

    9

    • Titik pandang

    Dasar memotret terakhir adalah titik pandang posisi foto diambil. Titik

    pandang yang berbeda antara fotografer dapat menghasilkan foto dan

    persepsi yang berbeda. Hasil foto dari titik pandang rendah berarti

    dominasi, kekuatan, dan otoritas. Sebaliknya, titik pandang tinggi

    menyampaikan kerentanan dan kelemahan. (Vierin, 2013)

    2.1.3 Tujuan dan Fungsi Fotografi

    Fotografi merupakan bahasa gambar, hasil terakhir dari bentuk tertua

    komunikasi percetakan. Berbeda dengan kata-kata yang diungkapkan atau ditulis,

    fotografi adalah bentuk komunikasi yang dapat dipahami di seluruh dunia. Oleh

    karena itu, maka dalam fotografi perlu mengutarakan sesuatu yang bernilai dan

    diutarakan secara indah. Tujuan dari fotografi adalah komunikasi melalui bahasa

    visual. (Benedictus, 2013)

    2.1.4 Macam-Macam Fotografi

    Klasifikasi terhadap macam-macam fotografi dilakukan untuk menjawab

    bagaimana kategori ini dipahami dalam perspektif yang berbeda bedasarkan

    teknik tujuan dan fungsi (Abdi 5) hingga kini fotografi telah dikategorikan

    menjadi beberapa kategori antara lain:

    • Portrait Photography

    Setiap orang memiliki karakteristik dan kepribadian yang unik.

    Itulah yang menjadi kekuatan utama portrait photography. Bukan

    semata menampilkan foto orang semata, portrait photography yang

    baik mampu menangkap ekspresi, mimik, kepribadian, suasana hati

    seseorang agar foto yang dihasilkan lebih berkesan. Untuk itu, wajah

    seseorang menjadi fokus utama agar kesan emosional dapat

    dimunculkan. Meski demikian, hal-hal lain seperti latar belakang,

    pencahayaan maupun gesture juga tak bisa dilupakan.

  • Universitas Kristen Petra

    10

    Gambar 2.1 Potret bapak tua

    Sumber : http://siwana.club/new/p/portrait.awp

    • Human Interest

    Sama dengan portrait photography, subjek utama dalam human

    interest photography adalah manusia. Namun ada hal mendasar yang

    membedakan keduanya. Human interest (HI) lebih menonjolkan sisi

    kehidupan dan interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya

    dalam kesehariannya. Selain itu, lewat moment-moment yang

    dibidik, fotografer diharapkan mampu membangkitkan perasaan

    empati maupun simpati si penikmat foto.

    Gambar 2.2 Potret bapak dan anak

    Sumber : https://toddykoeshardanto.wordpress.com

  • Universitas Kristen Petra

    11

    • Aerial Photography

    Foto-foto aerial membuat kamu layaknya seekor burung yang

    sedang terbang di angkasa. Jenis fotografi ini mempunyai ciri khusus

    yang sangat unik, yaitu teknik pengambilan gambar (angle) yang

    dilakukan dari atas. Untuk bisa melakukannya, sang fotografer

    membutuhkan alat bantu khusus seperti drone misalnya. Cara lain

    yaitu dengan naik kendaraan seperti helikopter atau pesawat.

    Gambar 2.3 Potret Monumen Bajra Sandi dari udara

    Sumber : http://www.bali-indonesia.com.htm

    • Landscape Photography

    Keindahan alam merupakan anugerah dari Tuhan yang sangat

    sayang untuk dilewatkan. Kamu bisa mempraktikkan landscape

    photography dengan memotret pemandangan alam seperti pantai

    atau gunung.

    Gambar 2.4 Pura Ulun Danu

    Sumber:http://www.lovethesepics.com/2012/11/7-sea-temples-of-beautiful-bali-the-island-paradise-of-1000-temples-51-pics/.google.com

  • Universitas Kristen Petra

    12

    • Macro Photography

    Objek-objek berukuran kecil seperti hewan serangga, tumbuhan atau

    bunga yang berada di sekitar kita seringkali luput dari perhatian dan

    pandangan mata. Namun tidak bagi para pecinta macro

    photography. Macro photography yaitu membuat subjek berukuran

    kecil terlihat sangat dekat dan menampilkan detail yang tinggi.

    Gambar 2.5 Bola mata

    Sumber : http://www.hongkiat.com/blog/macro-photography-50

    -remarkable-bits-of-life-we-overlook/

    • Fashion Photography

    Keindahan desain pakaian seperti baju dengan aneka motif, celana

    maupun aksesoris fashion lainnya menjadi titik fokus utama dalam

    fashion photography. Memang tak bisa dipungkiri, peran model

    menjadi signifikan dalam fashion photography yang membuatnya

    sering dicampuradukkan dengan portrait photography. Keduanya

    bisa saja hadir dalam waktu yang bersamaan karena sama-sama

    menampilkan orang. Namun, dalam fashion photography yang

    menjadi penekanan adalah desain pakaian agar orang yang

    melihatnya tertarik untuk membeli.

  • Universitas Kristen Petra

    13

    Gambar 2.6 Foto Model

    Sumber : https://id.pinterest.com/pin/424112489879774685/

    • Street Photography

    Realitas yang terjadi di jalanan merupakan prinsip utama dalam

    aliran street photography. Mungkin terlihat sama dengan human

    interest maupun photojournalism. Beberapa genre fotografi tersebut

    memang saling bertautan. Namun ada ciri khusus yang membedakan

    street photography dengan jenis fotografi lainnya. Street

    photography merupakan suatu pendekatan yang berusaha

    menampilkan realitas sesungguhnya yang terjadi di ruang publik

    secara spontan.

    Gambar2.7Berdoa

    Sumber:https://stampsy.com/stamp/8016

  • Universitas Kristen Petra

    14

    • Architectural Photography

    Architectural photography menampilkan keindahan bentuk

    bangunan atau gedung sebagai subjek utamanya. Sang fotografer

    harus jeli memperhatikan setiap sudut dan celah bangunan agar

    memperoleh komposisi yang ritmis. Selain itu angle pemotretan juga

    menjadi faktor penting agar foto yang dihasilkan tidak terlihat statis.

    Architectural photography, sering dipakai untuk keperluan

    komersial, misalnya untuk promosi hotel, apartment, maupun real

    estate.

    Gambar 2.8 Gapura khas Bali

    Sumber: http://www.alamy.com/stock-photo-bali-traditional-

    architecture-ubud-bali-indonesia-102485493.html

    • Sport Photography

    Olahraga tak hanya mempertunjukkan kebolehan sang atlet di arena

    pertandingan. Dalam olahraga, ada banyak moment dramatis dan

    menegangkan yang sangat menarik untuk direkam dalam kamera.

    Lalu, muncullah istilah sport photography yang berusaha

    mengabadikan setiap kejadian menarik di tengah lapangan atau

    lintasan.

  • Universitas Kristen Petra

    15

    Gambar 2.9 Selebrasi Chelsea

    Sumber : www.chelseafc.com

    • Still Life Photography

    Tantangan terbesar yang dihadapi sang fotografer dalam menerapkan

    still life photography yaitu bagaimana membuat objek atau benda

    mati terlihat lebih hidup. Dengan kata lain, subjek yang difoto tidak

    hanya menampilkan benda mati semata. Lebih dari itu, still life

    photography mampu bercerita kepada penikmat foto lewat

    komposisi, properti, dan pencahayaan yang bagus. Layaknya

    lukisan, still life photography terlihat abstrak namun mempunyai

    makna atau maksud tertentu di baliknya. Jenis fotografi ini sering

    digunakan untuk keperluan komersial seperti iklan dengan

    menonjolkan bentuk atau tampilan produk.

    Gambar2.10Kelereng

    Sumber:https://id.pinterest.com/pin/12103492721824820/

  • Universitas Kristen Petra

    16

    2.1.5 Tinjauan Foto Esai

    2.1.5.1 Definisi dan Karakteristik Foto Esai

    Foto esai merupakan set foto atau foto berseri yang bertujuan untuk

    menerangkan cerita atau memancing emosi dari yang melihat. Foto esai disusun

    dari karya fotografi murni menjadi foto yang memiliki tulisan atau catatan kecil

    sampai tulisan esai penuh yang disertai beberapa atau banyak foto yang

    berhubungan dengan tulisan tersebut.

    Menurut Arbain Rambey (Fotografer Senior Harian Kompas)

    menyampaikan definisi esai foto dalam salah satu tulisannya yaitu "Menceritakan

    sesuatu dengan beberapa foto serta esai punya ikatan antar foto yang kuat. Ibarat

    novel, satu foto dengan foto yang lain punya ikatan alur dan urutan seperti bab-

    bab dalam sebuah buku. Ada cerita yang mengalir dalam sebuah esai foto." Dari

    definisi itu bisa ditemukan bahwa dalam sebuah esai foto, ikatan antar foto

    haruslah sangat kuat, sehingga alur cerita esai foto itu tetap fokus dan tidak

    melebar kemana-mana. (Marahimin, Par.4.)

    2.1.5.2 Pengertian Foto Esai

    Secara umum, sebuah foto esai tidak berbeda jauh dengan esai tulisan.

    Hanya saja yang menjadi media utama disini adalah foto. Dalam menyampaikan

    permasalahan yang diangkat, foto merupakan elemen utama, sementara naskah

    yang menyertai hanya menjadi pelengkap saja. Karena elemen utamanya adalah

    foto, maka konsekuensinya foto harus mampu menggantikan kata-kata. Sementara

    hal-hal yang tidak bisa digambarkan oleh foto, dapat diungkap melalui naskah

    atau caption

    2.1.5.3 Perbedaan Foto Esai dengan Kumpulan Foto

    Beberapa hal yang membedakan foto esai dengan kumpulan foto antara

    lain:

    • Foto esai memiliki tema

    Dalam proses pembuatan foto esai perlu didukung dengan tema yang

    kuat sehingga foto-foto dapat dirangkai sedemikian rupa dan

    menghasilkan hasil akhir yang memuaskan.

  • Universitas Kristen Petra

    17

    • Foto esai cenderung berbau opini dan menggali emosi

    Dalam menentukan foto esai, fotografer sebelumnya melakukan

    pendalaman secara berulang-ulang ke lokasi dan terjun langsung ke

    tengah problem serta menangkap detail-detail secara simbolik.

    Sehingga fotografer dapat menangkap momen-momen yang

    dianggap pentng yang sering tidak tertangkap kamera dalam sekali

    sesi pemotretan biasa.

    • Foto esai memerlukan narasi

    Narasi atau caption adalah sebuah keharusan dalam membuat foto

    esai. Karena ketika tanpa narasi, suatu foto esau menjadi tidak kuat

    bahkan akan menjadi sulit dimengerti maknanya oleh orang yang

    melihat.

    2.1.6 Tinjauan Literatur Buku

    2.1.6.1 Sejarah Buku

    Buku pada awalnya hanya berupa tanah liat yang dibakar, mirip dengan

    proses pembuatan batu bata di masa kini. Buku tersebut digunakan oleh penduduk

    yang mendiami pinggir Sungai Euphrates di Asia Kecil sekitar tahun 2000 SM.

    Penduduk sungai Nil, memanfaatkan batang papirus yang banyak tumbuh

    di pesisir Laut Tengah dan di sisi sungai Nil untuk membuat buku.Gulungan

    batang papirus inilah yang melatarbelakangi adanya gagasan kertas gulungan

    seperti yang kita kenal sekarang ini. Orang Romawi juga menggunakan model

    gulungan dengan kulit domba. Model dengan kulit domba ini disebut

    parchment(perkamen).

    Bentuk buku berupa gulungan ini masih dipakai hingga sekitar tahun 300 Masehi.

    Kemudian bentuk buku berubah menjadi lenbar-lembar yang disatukan dengan

    sistem jahit. Model ini disebut codex, yang merupakan cikal bakal lahirnya buku

    modern seperti sekarang ini. Pada tahun 105 Masehi, Ts’ai Lun, seorang Cina di

    Tiongkok telah menciptakan kertas dari bahan serat yang disebut hennep. Serat ini

    ditumbuk, kemudian dicampur dan diaduk dengan air hingga menjadi bubur.

    Setelah dimasukkan ke dalam cetakan, buku di jemur hingga mengering. Setelah

    mengering, bubur berubah menjadi kertas. Pada tahun 751, pembuatan kertas

  • Universitas Kristen Petra

    18

    telah menyebar hingga ke Samarkand, Asia tenganh, dimana beberapa pembuat

    kertas bangsa Cina diambil sebagai tawanan oleh bangsa Arab. Bangsa Arab,

    setelah kembali ke negrinya, memperkenalkan kerajinan pembuatan kertas ini

    kepada bangsa Morris di Spanyol. Tahun 1150, dari Spanyol, kerajinan ini

    menyebar ke Eropa. Pabrik kertas pertama di Eropa dibangun di Perancis, tahun

    1189, lalu di Fabriano, Italia tahun 1276 dan di Jerman tahun 1391. Berkat

    ditemukannya pembuatan kertas inilah maka pembuatan buku di beberapa belahan

    dunia semakin berkembang. (Sutadi, 2009)

    2.1.6.2 Sejarah Penerbitan Buku di Indonesia

    Di Indonesia, awalnya bentuk buku masih berupa gulungan daun lontar.

    Menurut Ajib Rosidi (sastrawan dan mantan ketua IKAPI), secara garis besar,

    usaha penerbitan buku di Indonesia dibagi dalam tiga jalur, yaitu usaha penerbitan

    buku pelajaran, usaha penerbitan buku bacaan umum (termasuk sastra dan

    hiburan), dan usaha penerbitan buku agama.

    Pada masa penjajahan Belanda, penulisan dan penerbitan buku sekolah

    dikuasai orang Belanda. Kalaupun ada orang pribumi yang menulis buku

    pelajaran, umumnya mereka hanya sebagai pembantu atau ditunjuk oleh orang

    Belanda. Usaha penerbitan buku agama dimulai dengan penerbitan buku-buku

    agama Islam yang dilakukan orang Arab, sedangkan penerbitan buku –buku

    agama Kristen umumnya dilakukan oleh orang-orang Belanda. Penerbitan buku

    bacaan umum berbahasa Melayu pada masa itu dikuasai oleh orang-orang Cina.

    Orang pribumi hanya bergerak dalam usaha penerbitan buku berbahasa daerah.

    Usaha penerbitan buku bacaaan yang murni dilakukan oleh pribumi, yaitu mulai

    dari penulisan hingga penerbitannya, hanya dilakukan oleh orang-orang Sumatera

    Barat dan Medan. Karena khawatir dengan perkembangan usaha penerbitan

    tersebut, pemerintah Belanda lalu mendirikan penerbit Buku Bacaan Rakyat.

    Tujuannya untuk mengimbangi usaha penerbitan yang dilakukan kaum pribumi.

    Pada tahun 1908, penerbit ini diubah namanya menjadi Balai Pustaka. Hingga

    jepang masuk ke Indonesia, Balai Pustaka belum pernah menerbitkan buku

    pelajaran karena bidang ini dikuasai penerbit swasta belanda. Sekitar tahun 1950-

    an, penerbit swasta nasional mulai bermunculan. Sebagian besar berada di pulau

  • Universitas Kristen Petra

    19

    Jawa dan selebihnya di Sumatera. Pada awalnya, mereka bermotif politis dan

    idealis. Mereka ingin mengambil alih dominasi para penerbit Belanda yang

    setelah penyerahan kedaulatan di tahun 1950 masih diijinkan berusaha di

    Indonesia.

    Pada tahun 1955, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih dan

    menasionalisasi semua perusahaan Belanda di Indonesia. Kemudian pemerintah

    berusaha mendorong pertumbuhan dan perkembangan usaha penerbitan buku

    nasional dengan jalan memberi subsidi dan bahan baku kertas bagi para penerbit

    buku nasional sehingga penerbit diwajibkan menjual buku-bukunya denga harga

    murah. Pemerintah kemudian mendirikan Yayasan Lektur yang bertugas

    mengatur bantuan pemerintah kepada penerbit dan mengendalikan harga buku.

    Dengan adanya yayasan ini, pertumbuhan dan perkembangan penerbitan nasional

    dapat meningkat denganc epat. Menurut Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) yang

    didirikan 1950, penerbit yang menjadi anggota IKAPI yang semula berjumlah 13

    pada tahun 1965 naik menjadi 600-an lebih.

    Pada tahun 1965 terjadi perubahan situasi politik di tanah air. Salah satu

    akibat dari perubahan itu adalah keluarnya kebijakan baru pemerintah dalam

    bidang politik, ekonomi dan moneter. Sejak akhir tahun 1965, subsidi bagi

    penerbit dihapus. Akibatnya, karena hanya 25% penerbit yang bertahan, situasi

    perbukuan mengalami kemunduran. Sementara itu, pemerintah melalui Menteri

    Pendidikan dan Kebudayaan Mashuri, kemudian menetapkan bahwa semua buku

    pelajaran di sediakan kan oleh pemerintah. Keadaan tidak bisa terus-menerus

    dipertahankan karena buku pelajaran yang meningkat dari tahun ke tahun. Karena

    itu, diberikan hak pada Balai Pustaka untuk mencetak buku-buku yang dibutuhkan

    dipasaran bebas. Para penerbit swasta diberikan kesempatan menerbitkan buku-

    buku pelengkap dengan persetujuan tim penilai. Hal lain yang menonjol dalam

    masalah perbukuan selama Orde Baru adalah penerbitan buku yang harus melalui

    sensor dan persetujuan kejaksaan agung. Tercatat buku-buku karya Pramudya

    Ananta Toer, Utuj Tatang Sontani dan beberapa pengarang lainnya, tidak dapat

    dipasarkan karena mereka dinyatakan terlibat G30S/PKI. Sementara buku-buku

    “Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai”, kemudian “Era Baru, Pemimpin

    Baru” tidak bisa dipasarkan karena dianggap menyesatkan, terutama mengenai

  • Universitas Kristen Petra

    20

    cerita-cerita seputar pergantian kekuasaan pada tahun 1966 (Sutadi,2009)

    2.1.6.3 Jenis-Jenis Buku

    1. Novel

    Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif; biasanya

    dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari

    bahasa Italia novella yang berarti “sebuah kisah, sepotong berita”. Novel

    lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen,

    dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau

    sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan

    mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-

    sisi yang aneh dari naratif tersebut. Novel dalam bahasa Indonesia

    dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks dan

    jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak.Majalah adalah

    penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam artikel dalam subyek

    yang bervariasi.

    Gambar 2.11 Cover Novel Star Trek

    Sumber:http://memorybeta.wikia.com/wiki/File:Into_Darkness_novel_cov

    er.jpg

  • Universitas Kristen Petra

    21

    2. Cergam

    Arswendo Atmowiloto (1986) mengungkapkan bahwa cergam sama

    dengan komik, gambar yang dinarasikan, kisah ilustrasi, picto-fiksi dan

    lain-lain.

    Gambar 2.12 Contoh cerita gambar

    Sumber : http://boledibaca.blogspot.com/2012/12/

    cergam-2-tanding-bola.html

    3. Komik

    Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak

    bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan

    cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks.

    Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam

    koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.

    Gambar 2.13 Cover komik Doraemon

    Sumber:http://www.goodreads.com/book/show/6131665-doraemon-buku-ke-9

  • Universitas Kristen Petra

    22

    4. Ensiklopedi

    Ensiklopedia atau ensiklopedi, adalah sejumlah buku yang berisi

    penjelasan mengenai setiap cabang ilmu pengetahuan yang tersusun

    menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat.

    Kata “ensiklopedia” diambil dari bahasa Yunani; enkyklios paideia

    (ἐγκύκλιος παιδεία) yang berarti sebuah lingkaran atau pengajaran yang

    lengkap. Maksudnya ensiklopedia itu sebuah pendidikan paripurna yang

    mencakup semua lingkaran ilmu pengetahuan. Seringkali ensiklopedia

    dicampurbaurkan dengan kamus dan ensiklopedia-ensiklopedia awal

    memang berkembang dari kamus. Perbedaan utama antara kamus dan

    ensiklopedia ialah bahwa sebuah kamus hanya memberikan definisi setiap

    entri atau lemma dilihat dari sudut pandang linguistik atau hanya

    memberikan kata-kata sinonim saja, sedangkan sebuah ensiklopedia

    memberikan penjelasan secara lebih mendalam dari yang kita cari. Sebuah

    ensiklopedia mencoba menjelaskan setiap artikel sebagai sebuah

    fenomena. Atau lebih singkat: kamus adalah daftar kata-kata yang

    dijelaskan dengan kata-kata lainnya sedangkan sebuah ensiklopedia adalah

    sebuah daftar hal-hal yang kadang kala dilengkapi dengan gambar untuk

    lebih menjelaskan.

    Gambar 2.14 Cover Ensiklopedi Suku Bangsa Indonesia

    Sumber:https://travelbon.com/buku-ensiklopedia-suku-bangsa

  • Universitas Kristen Petra

    23

    5. Nomik

    Nomik adalah singkatan dari novel komik.

    Gambar 2.15 Cover Nomik Winnetou

    Sumberhttp://www.goodreads.com/book/show/6523046-suku-kiowa

    6. Antologi (kumpulan)

    Secara harfiah antologi diturunkan dari kata bahasa Yunani yang berarti

    “karangan bunga” atau “kumpulan bunga”, adalah sebuah kumpulan dari

    karya-karya sastra. Awalnya, definisi ini hanya mencakup

    kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam

    satu volume. Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra

    lain seperti cerita pendek, novel pendek, prosa, dan lain-lain. Dalam

    pengertian modern, kumpulan karya musik oleh seorang artis,

    kumpulan cerita yang ditayangkan dalam radio dan televisi juga tergolong

    antologi. KBBI mendefinisikan antologi sebagai kumpulan karya tulis

    pilihan dr seorang atau beberapa orang pengarang. Antologi dapat pula

    disebut bunga rampai.

    Gambar 2.16 Cover Antologi

    Sumber : https://therosejournal.com/2015/01/28/novel-review-antologi-rasa-by-ika-natassa/

  • Universitas Kristen Petra

    24

    7. Dongeng

    Dongeng, merupakan suatu kisah yang di angkat dari pemikiran fiktif dan

    kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral,

    yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk

    lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi, dari

    pemikiran seseorang yang kemudian di ceritakan secara turun-temurun

    dari generasi kegenerasi. Dalam satu buku, bisa terdiri atas satu atau lebih

    dongeng. Sekarang, banyak buku-buku dongeng yang merupakan saduran

    dan disesuaikan dengan kehidupan masa kini.

    Gambar 2.17 Cover buku dongeng

    Sumber:http://www.bukukita.com/Anak-Anak/Cerita-Anak/90819-

    Dongeng-Favorit-si-Kancil.html

    8. Biografi

    Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.

    Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tanggal lahir atau

    mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang

    perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian. Biografi yang

    ditulis sendiri oleh tokohnya dinamakan autobiografi.

    Gambar2.18CoverbukuJokowiSumber:http://bukuasia.blogspot.com/2013/04/jokowi.html

  • Universitas Kristen Petra

    25

    9. Fotografi

    Karya-karya foto seseorang atau beberapa orang dapat saja dijadikan buku.

    Buku jenis ini akan lebih menarik jika disertai keterangan mengenai

    objeknya. Untuk kepentingan lain, buku fotografi ini bisa juga berisi

    penjelasan mengenai cara atau strategi untuk menghasilkan foto-foto

    seperti yang tercetak.

    Gambar 2.19 Cover buku fotografi

    Sumber : https://galihsedayu.com/2014/08/

    10. Karya ilmiah

    Laporan penelitian, disertai, tesis, skripsi, dan sebagainya.

    Gambar 2.20 Cover skripsi

    Sumber :https://www.slideshare.net/mobile/arifmulyono2/

    cara-mengutip-skripsi

  • Universitas Kristen Petra

    26

    11. Kamus

    Kamus adalah buku acuan yg memuat kata dan ungkapan, biasanya

    disusun menurut abjad berikut keterangan tentang makna, pemakaian, atau

    terjemahannya. Kamus dapat pula diartikan sebagai buku yg memuat

    kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta

    penjelasan tentang makna dan pemakaiannya (KBBI) Kamus berfungsi

    membantu seseorang mengenal kosakata baru. Selain menerangkan

    maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal-

    usul (etimologi) kata dan juga contoh penggunaannya. Untuk

    memperjelas, kamus juga dapat disertai ilustrasi.

    Gambar 2.21 Cover kamus Bahasa Bali

    Sumber : https://paramitapublisher.com/?buku=detail&bid=745

    12. Atlas

    Kumpulan peta yang disatukan dalam bentuk buku. Selain dalam

    bentuk buku, atasl juga ditemukan dalam bentuk multimedia, misalnya

    Google Earth. Atlas dapat memuat informasi geografi, batas negara,

    statisik geopolitik, sosial, agama, serta ekonomi.

    Gambar 2.22 Cover atlas

    Sumber:http://shafadyna.blogspot.com/2012/06/peta-atlas-globe.html

  • Universitas Kristen Petra

    27

    13. Ilmiah

    Buku yang disusun berdasarkan kaidah keilmiahan. Misalnya,

    buku yang disusun berdasarkan hasil penelitian dan disampaikan dalam

    bahasa ilmiah. (Badio, 2008)

    Gambar 2.23 Cover buku karya tulis ilmiah sosial

    Sumber:http://www.suduthukum.com/2014/03/buku-karya-tulis-

    ilmiah-sosial.html

    2.1.7 Tinjauan Kebudayaan Bali

    Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki ibukota yaitu

    Denpasar. Bali merupakan pulau yang dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan

    Pulau Seribu Pura. Bali merupakan salah satu pulau yang merupakan surga wisata

    yang memiliki daya tarik baik untuk wisatawan asing maupun wisatawan

    domestic karena daerahnya memiliki keindahan yang mempesona. Masyarakat

    Pulau Bali sebagian besar memeluk agama Hindu. Tidak hanya keindahan

    daerahnya saja yang menarik wisatawan namun juga dengan keanekaragaman

    kesenian serta kebudayaan yang ada di Bali juga dapat menarik wisatawan untuk

    mengenal lebih dalam lagi.

    Kesenian dan kebudayaan yang ada di Bali menjadikan Bali mempunyai

    daya tarik yang kuat bagi para wisatawan. Kesenian dan kebudayaan di Bali

    terdiri dari banyak aspek, seperti Rumah adat, Tarian, Tradisi, Pakaian Adat dan

    Ritual.

  • Universitas Kristen Petra

    28

    • Pakaian adat Bali

    Tidak ada nama khusus dari pakaian adat Bali. Oleh karena itu,

    ketika banyak orang luar menanyakan tentang hal ini, orang-orang

    Bali umumnya akan kebingungan. Mereka hanya akan menyebut

    pakaian yang dikenakannya dengan nama “pakaian adat Bali”

    • Rumah Hunian Adat Bali

    Walaupun Gapura Candi Bentar menjadi ikon utama rumah adat

    provinsi Bali, namun ternyata rumah adat bali yang sebenarnya

    adalah sebuah bangunan yang memiliki bentuk segiempat dimana di

    dalamnya terdapat beberapa macam bangunan yang memiliki fungsi

    tersendiri. Seluruh bangunan tersebut di kelilingi oleh tembok atau

    pagar pemisah dari lingkungan luar atau disebut Panyengker karang/

    tembok batas rumah.

    Gambar 2.2 Rumah adat Bali

    Sumber : http://www.rumah-adat.com/2016/10/rumah-adat-bali.html

    Gambar2.24PakaianadatBaliSumber:http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/08/pakaian-

    adat-bali-pria-wanita.html

  • Universitas Kristen Petra

    29

    • Ogoh-Ogoh

    Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang

    menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu

    Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam

    semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.

    Dalam fungsi utamanya, Ogoh-ogoh sebagai representasi Bhuta

    Kala, dibuat menjelang Hari Nyepi dan diarak beramai-ramai

    keliling desa pada senja hari Pangrupukan, sehari sebelum Hari

    Nyepi.

    Gambar 2.26 Ogoh-ogoh

    Sumber :https://www.paradisedivingbali.com/bali/information

    • Tari Kecak

    Berbeda dengan tarian tradisional umumnya, tari kecak tidak diiringi

    oleh instrumen musik, melainkan oleh suara “chak-chak” yang

    diutarakan para penarinya. Dari suara itu jugalah asal nama tarian

    ini. Tarian ini dilakukan oleh sekelompok pria (yang jumlahnya bisa

    mencapai ratusan) yang duduk melingkar sambil mengangkat kedua

    tangan mengikuti irama dan dipimpin oleh seorang pendeta di

    tengah. Tarian yang mengambil cerita dari Ramayana ini dicipatakan

    pada tahun 1930-an oleh Wayang Limbak dan pelukis asal Jerman

    Walter Spies.

  • Universitas Kristen Petra

    30

    Gambar 2.27 Tari Kecak

    Sumber:http://nusantara-cultures.blogspot.com/2011/05/tari-kecak-

    kecak-dance.html

    • Tari Pendet

    Tari pendet merupakan tarian Bali yang awalnya adalah tarian

    pemujaan yang diciptakan oleh I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng

    pada tahun 1950. Pada 1967, tarian tersebut diubah menjadi tarian

    penyambutan. Tarian ini dibawakan oleh sekelompok gadis muda

    yang masing-masing sambil membawa sangku, kendi, cawan, serta

    perlengkapan sesajen lainnya. Adapun orkes gamelan yang

    mengiringi tari pendet ini ialah gamelan gong, gamelan palegongan,

    atau gamelan semar pagulingan. Gerakannya sederhana

    namun dinamis, pendet sering dianggap sebagai dasar gerakan tari

    tradisional Bali.

    Gambar 2.28 Tari Pendet

    Sumber : http://himanusantara.blogspot.com/2015/11/lebih-tau-kesenian-tari-indonesia.html

  • Universitas Kristen Petra

    31

    Selain dari macam-macam Tarian tradisional Bali yang sudah banyak

    dikenal oleh masyarakat luas, ada satu tarian khas pulau Bali yang masih

    jarang diketahui dan menarik minat wisatawan yaitu Tari Topeng

    Wayang Orang.

    2.1.7.1 Tari Topeng Wayang Orang

    Tari Topeng adalah tarian yang penarinya mengenakan topeng. Topeng

    telah ada di dunia sejak zaman pra-sejarah. Secara luas digunakan dalam tari yang

    menjadi bagian dari upacara adat atau penceritaan kembali cerita-cerita kuno dari

    para leluhur. Diyakini bahwa topeng berkaitan erat dengan roh-roh leluhur yang

    dianggap sebagai interpretasi dewa-dewa. Pada beberapa suku, topeng masih

    menghiasi berbagai kegiatan seni dan adat sehari-hari. Cerita klasik Ramayana

    dan cerita Panji yang berkembang sejak ratusan tahun lalu menjadi inspirasi

    utama dalam penciptaan topeng di Jawa. Topeng-topeng di Jawa dibuat untuk

    pementasan sendratari yang menceritakan kisah-kisah klasik tersebut.

    Gambar 2.29 Tari Topeng Wayang Orang

    Sumber : http://lifestyle.liputan6.com/read/2381906/tiga-genre-tari-bali-diakui-

    komite-unesco

  • Universitas Kristen Petra

    32

    2.2 Analisa Data

    Tari Topeng Wayang Orang adalah salah satu kebudayaan asli Pulau Bali

    yang harus dilestarikan. Tari yang diperankan oleh orang yang menggunakan

    topeng khas dalam suatu cerita ini merupakan salah satu kebudayaan tertua di Bali

    Masalah yang timbul adalah Tari Topeng Wayang Orang ini adalah salah satu

    kebudayaan yang sudah mulai dilupakan dan kurang menarik minat wisatawan.

    Sedikitnya minat wisatawan asing maupun domestik kepada Tari Topeng Wayang

    Orang ini juga dapat dilihat dari sedikitnya jumlah pementasan Tari Topeng

    Wayang Orang ini. Walaupun jarang dijumpai di pementasan umum, Tari Topeng

    Wayang Orang ini masih dapat dijumpai saat pembukaan upacara-upacara adat di

    Bali.

    2.3 Kesimpulan Analisa Data

    Melalui beberapa data yang diperoleh menunjukkan bahwa kebudayaan

    Tari Topeng Wayang Orang ini sesungguhnya adalah kebudayaan yang tidak

    dapat dihapuskan dari kebudayaan Bali itu sendiri. Telah lama ada dan telah

    melekat serta menjadi bagian dari kebudayaan Bali. Maka melalui perancangan

    foto esai ini dapat menjadi alat komunikasi yang tepat untuk menjelaskan salah

    satu kebudayaan Bali tersebut. Melalui beberapa penjelasan dan pengenalan

    kebudayaan Tari Topeng Wayang Orang itu sendiri kepada masyarakat luas dapat

    membantu kelestarian kebudayaan tersebut. Dengan kekuatan fotografi, dimana

    fotografi esai sebagai sebuah media yang sangat tepat untuk bercerita dan

    berkomunikasi

    master index: back to toc: help: ukp: