19005-9-332828264836
TRANSCRIPT
Modul : Huruf dan Tipografi
MODUL 9
TIPOGRAFI MEDIA-MEDIA CETAK (2 kali pertemuan)
9.1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Memberikan pemahaman dan wawasan tentang tipografi berbagai media cetak.
9.2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Memberikan pembahasan lebih dalam tentang tipografi berbagai media cetak
9.3. MATERI
1. Tipografi Dalam Penerbitan
2. Tipografi Buku
3. Tipografi Surat Kabar
4. Tipografi Majalah
5. Job Work Typography
6. Contoh Soal
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Kamil Rusdi Abdullah MSiHURUF DAN TIPOGRAFI
9.4. TIPOGRAFI DALAM PENERBITAN
Sebagaimana diuraikan pada modul 2, bahwa pengertian tipografi ialah
suatu pengetahuan tentang cara penerapan perpaduan antara seni dengan teknik
penyusunan huruf, guna mencapai keindahan atau keserasian mutu yang baik dalam
penyusunan huruf, supaya buku yang dihasilkan mudah dibaca dan mempunyai daya
baca yang baik.
Bagi orang yang bergerak dalam bidang penerbitan atau perorangan
hendaknya menyadari betapa pentingnya tipografi dan mengetahui cara untuk
mencapai tujuan tersebut. Untuk itu mereka harus mengerti dan menguasai teknik
menyusun huruf dan desain buku.
Dalam usaha untuk meningkatkan mutu penerbitan, banyak perusahaan yang
membuat suatu pedoman yang dapat digunakan oleh penulis dan penerbit, yang
disebut ciri khas penerbit yaitu “house style”.
Dengan adanya pedoman atau ciri penerbit, pengetahuan teknik penyusun
huruf dan desain buku, diharapkan dapat menyajikan buku yang baik yang dilihat dari
segi grafisnya.
9.5. TIPOGRAFI BUKU
Unsur terpenting dalam tata perwajahan atau rancangan grafis yang terasa
perlu mendapat perhatian untuk perwajahan buku adalah unsur pemilihan huruf
(termasuk tipografinya), penyusunan tata letak halaman per halaman dan rancangan
grafis sampul buku.
9.5.1. PEMILIHAN HURUF
Buku-buku pada umumnya terdiri dari unsur teks ( kecuali buku-buku cergam
atau komik), maka faktor utama yang dilakukan oleh seorang perancang grafis adalah
pemilihan huruf. Pemilihan ini berhubungan dengan jenis huruf apa yang cocok untuk
teks isi, teks foto, keterangan indeks, istilah-istilah yang ingin digaris bawahi, untuk
teks judul atau sub atau juga sub-sub judul dan sebagainya. Kesemuanya masing-
masing dengan ukuran besar huruf, serta berapa lebar setting dan bidang yang cocok
untuk ukuran buku yang sudah kita tentukan sebelumnya.
Teks atau isi buku, huruf dipilih yang lebih sesuai dengan tingkat emosional
usia untuk tingkat kemudahan membacanya (legibility). Tidak ada sesuatu yang baku
dan mampu menentukan batasan (evokatif) mengenai nilai relatif tipografi. Tetapi
dalam batasan ukuran dan desain buku, tipografer memilih huruf yang benar-benar
mencerminkan isi buku.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Kamil Rusdi Abdullah MSiHURUF DAN TIPOGRAFI
1. BUKU UNTUK ANAK-ANAK SD
Pilihlah jenis huruf yang tak berkait atau sans serif (Helvetica, Univers
dsb), alasannya adalah sesuai dengan masa/usianya, dimana mereka baru
saja mengenal apa yang disebut huruf. Teks sebaiknya dipilih atau disetting
dengan point huruf yang agak besar agar sesuai dengan keterbacaannya.
Jumlah teks dianjurkan diselingi dengan gambar-gambar yang menarik
dan sesuai dengan dunianya, guna menolong membamngkitkan minat mereka
untuk membaca. Ukuran buku juga dianjurkan memakai A 4 atau kwarto.
2. BUKU UNTUK ANAK REMAJA (SMP-SMA)
Anak remaja yaitu anak-anak yang baru meningkat dewasa antara SMP-
SMA, proporsi jumlah gambar dikurangi atau tidak sebanyak buku SD. Besar
huruf lebih diperkucil (misalnya menjadi 10 point), ukuran buku antara A4 ke
A5 dan bisa juga A5 karena kemampuan membacanya lebih banyak dari
masa-masa sebelumnya. Karena jumlah teks sudah mulai banyak, maka perlu
dipilih jenis huruf yang legibilitasnya baik (Garamond, Baskerville, dll).
3. BUKU KHUSUS
Buku khusus ini berkaitan dengan isi tulisan didalamnya, bahwa seseorang
turut menjiwai isi buku tersebut, maka dengan jenis huruf khusus mampu
memikat pembacanya dari tulisan didalamnya dengan tetap memperhatikan
kemudahan membacanya (legibility dan readability) misalnya huruf souvenir
untuk buku-buku yang bersifat feminine.
9.5.2. PEDOMAN LAIN :
Pedoman atau ketentuan umum lainnya untuk pemilihan huruf dan cara
menyusunnya antara lain :
1. Jangan menampilkan teks jumlah banyak dengan jenis huruf tebal/bold atau
italic/miring ataupun dengan huruf capital semua akan susuah dibaca dan
melelahkan.
2. Huruf yang yang diset rata kiri akan lebih mudah dibaca daripada yang diset
rata kanan.
3. Jangan memilih huruf ukuran kecil untuk diset pada bidang set yang
panjang dan sebaliknya huruf besar untuk kolom teks kecil atau sempit.
4. Jangan memaksakan huruf hias (ornament) dipakai untuk teks isi buku yang
panjang. Kalau perlu cukup untuk teks-teks judul dan teks “inisial” saja.
5. Dalam mensetting, perhatikan dengan baik proporsi jarak/spasi
antarhurufnya (misalnya huruf ”i” dengan huruf m) apakah serasi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Kamil Rusdi Abdullah MSiHURUF DAN TIPOGRAFI
6. Jangan menggunakan jenis huruf lebih dari tiga macam text book untu
keperluan satu buku, hal ini akan untuk satu jenis blok teks isi bisa dipakai
Baskerville Roman, teks foto gunakan Baskerville italic dan untuk ditebalkan
dipakai type bold dsb.
9.5.3. PENYUSUNAN TATA LETAK
Yang dimaksud dengan susunan tata letak adalah bagaimana mengatur
judul/bab buku (berapa cm dari atas, berapa cm dengan sub bab dan berapa cm
dengan teks isi). Kalau ada foto/gambar letakkan dimana, garis pedoman peletakan
teks dan gambar atau Stramina yang posisi, jumlah dan bagaimana proporsi
peletakannya.
Untuk jumlah gambar/foto yang cukup banyak, ketepatan penyusunan tata
letaknya akan sangat membantu menarik tidaknya penyajian foto/gambar tersebut.
Pemasangan yang disertai perhitungan yang estetis dan optis yang tidak tepat akan
menghasilkan susunan gambar yang terlihat tidak rapi dan kurang menarik serta
mengakibatkan mata yang membaca menjadi cepat lelah.
Bagan, tabel dan grafik relatif bebas tentang menempatkan daya tarik emosi,
karena bahan ilustrasi tersebut dirancang guna menyajikan informasi yang langsung
dapat dipahami.
9.5.4. PERWAJAHAN SAMPUL BUKU
Perwajahan sampul buku mengemban misi promosi bagi para calon
pembacanya. Untuk itu sampul buku diupayakan tampil menarik. Perwajahan sampul
yang berhasil harus mampu menonjolkan diri dari sekelompok buku yang lain. Misi ini
mudah untuk diterapkan, tetapi tidak terlalu mudah untuk dilaksanakan.
Untuk memberikan contoh secara tepat, perwajahan/rancangan grafis sampul
buku yang bagaimana seharusnya kita sajikan, mungkin cukup sulit. Seperti pada seni
dan mode yang lain, trend dari rancangan grafis sampul buku yang disukai
masyarakatpun ikut bergerak terus mengikuti jamannya. Misalnya sampul-sampul
hampir semua dibuat lapisan vernis ultraviolet bahkan huruf-hurufnyapun dicetak poli
emas dan poli warna lain. Hal ini semua merupakan cara memberikan perhatian serta
daya tarik sekaligus kualitas. (Grafika Indonesia).
Jadi, tipografi buku harus emotif, legible (mudah dibaca) serta informatif sesuai
dengan tuntutan situasi. Ketiga unsur diatas menggambarkan kebutuhan tipografi
disesuaikan dengan penataan, perancangan untuk produksi buku sesuai dengan yang
diinginkan. Sebagian besar penerbit memahami standar penyusunan dan berupaya
menawarkan buku yang sudah di rancang untuk diproduksi dengan baik.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Kamil Rusdi Abdullah MSiHURUF DAN TIPOGRAFI
9.5.5. BIDANG CETAK
Bidang cetak pada halaman-halaman buku perlu ditentukan secara tepat agar
lebar, tinggi, panjang sesuai dengan format bukunya. Bidang cetak ini ada yang
didapatkan secara otomatis sesuai format buku yang dibuat dengan suatu metode.
Ada pula yang telah ditentukan salah satu sisi (lebar) susunannya, sedanng sisi
lainnya detemukan dengan menggunakan metode tertentu. Selain itu ada yang
ditentukan sendiri oleh pewajah buku dengan pertimbangan seni visualnya.
Penempatan bidang cetak pada halaman buku menyangkut ukuran bingkai margin
(pias), yaitu ruang putih yang membatasi bidang cetaknya.
Dalam pembuatan margin buku ada beberapa metode sederhana yang bisa
dipakai diantaranya adalah sebagai berikut : Metode Van de Graaf, Metode Diagonal,
Metode Perbandingan Emas (Gulden Snede, Gulden Section) dan Tanpa Metode atau
Bebas.
1. METODE VAN DE GRAAF
Dalam format kertas yang sama, akan mendapat ukuran bidang cetak yang
sama. Pada metode ini lebar dan tinggi bidang cetak serta marginnya
ditemukan titiknya setelah selesai dibuat.
Gbr. 9.5.5.1
2. METODE DIAGONAL
Lebar susunan atau panjang baris telah ditentukan lebih dahulu. Sedang tinggi
susunan atau banyaknya baris belum ditemukan.
Gbr.9.5.5.2.
3. METODE PERBANDINGAN EMAS
Panjang baris dan tinggi baris (banyaknya baris beserta spasinya), telah
ditentukan lebih dahulu. Persoalannya adalah penempatan blok baris pada
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Kamil Rusdi Abdullah MSiHURUF DAN TIPOGRAFI
halaman apakah tepat ditengah, menggeser ke kanan/kiri dan ke
atas/bawah.
Gbr. 9.5.5.3.
Pada gambar diatas dinamakan dengan pedoman 35 – 58, artinya nilai 3
untuk margin punggung, 5 untuk tepid an 8 untuk bawah/kaki. Pembagian
perbandingan itu adalah selisih antara tinggi halaman dengan tinggi susunan
dan selisih lebar susunan dengan lebar halaman.
4. TANPA METODE
Desainer bebas menetukan margin maupun bidang cetaknya dengan
pertimbangan seninya. Yang menjadi pedoman adalah margin mempunyai
manfaat membatasi teks (jari tangan memegang buku dan meletakkan angka
halaman).
9.5.6. POLA BUKU
Setalah margin dan bidang cetak ditentukan, maka langkah berikutnya adalah
menentukan pola tata letaknya. Misalnya berapa pica lebar atau tinggi garis irama
yang akan digunakan baik vertikal maupun horizontal. Garis irama fungsinya
membantu dari segi visual guna mempermudah penanganan pada waktu menyiapkan
acuan cetak berupa montase kertas atau artwork. Dari segi penempatan unsur teks
dan ilustrasi garis irama dapat menunjang kenyamanan penglihatan.
Pemakaian pola memberikan kemungkinan permainan ukuran seperti 1 kotak,
2, 3, 4 kotak dan seterusnya seperti dapat dilihat pada gambardibawah ini.
Gbr. 9.5.6.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Kamil Rusdi Abdullah MSiHURUF DAN TIPOGRAFI
9.5.7 PERHITUNGAN PERKIRAAN HALAMAN BUKU
Kegiatan awal dalam produksi buku adalah melakukan perhitungan perkiraan
banyaknya halaman buku yang akan dipergunakan. Tanpa diketahui banyaknya
halaman buku, maka untuk memperkirakan harga jual buku pun menjadi tidak sesuai
dengan jumlah biaya yang akan dikeluarkan, apalagi bila memproduksi buku-buku
komersial. Buku yang tidak dikomersialkan pun masih harus mengetahui banyaknya
halaman guna menentukan banyaknya kertas dalam oplah tertentu.
Dalam pada itu bagi seorang desainer, disamping merancang buku dengan
perwajahan sampulnya seringkali terlibat dalam penentuan banyaknya halaman, tata
letak, isi dan tipografinya dan jenis kertas dengan gramaturnya dapat memperkirakan
tebalnya buku dengan mengetahui jumlah halamannya. Dengan demikian
perancangan ini dapat memperkirakan besar kecilnya huruf yang akan dipergunakan.
Faktor-faktor yang sangat menentukan perhitungan perkiraan halaman buku,
antara lain : Ukuran kertas naskah, spasi baris ketikan, ukuran huruf ketik, pola
ketikan, pola tata letak buku yang akan dibuat, ukuran huruf (korp/font) yang akan
digunakan, leading/interlini atau spasi baris huruf teks, banyak sedikitnya ilustrasi
beserta rancangan ukuran dan cara penempatannya dan ukuran atau format buku
serta luas bidang cetak yang akan digunakan.
A. CONTOH PERHITUNGAN
1. Sebuah naskah sebanyak 300 halaman ketik folio spasi rangkap
2. Jumlah huruf per baris (panjang baris) 60 ketukan
3. Jumlah baris penuh/maksimal per halaman adalah 35 baris
4. Ilustrasi sebanyak 15 buah
5. Huruf yang dipakai Helvetika 11 point dengan leading/interlini 1 point
6. Panjang baris (lebar susunan teks) 26 pica
7. Tinggi susunan (banyaknya baris teks) 36 pica
8. Spesifikasi rancangan buku secara visual dapat dilihat pada gambar.
B. PERHITUNGAN HURUF KETIK
1. Menghitung banyaknya huruf perbaris rata-rata dari beberapa baris yang
sama, misalnya ada 4 baris yang berisi 60 huruf.
2. Selebihnya ada 35 huruf, 30 huruf, 55 dan 40 huruf
3. Makin banyak sampel yang diambil akan lebih teliti dan mendekati
ketepatan.
4. Perhitungan sebagai berikut ;
60 + 60 + 60 + 60 + 35 + 30 + 55 + 40 huruf
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Kamil Rusdi Abdullah MSiHURUF DAN TIPOGRAFI
--------------------------------------------------------- = 50 huruf
8
Selanjutnya diambil sampel lagi dari beberapa halaman yang representative
untuk mencari angka rata-rata banyaknya baris per halaman. Maka ditemukan
30, 35, 35, 35, 20, 25, 30, 30 baris. Jadi banyaknya baris rata-rata per halaman
adalah ;
30 + 35 + 35 + 35 + 20 + 25 + 30 + 30 baris
--------------------------------------------------------- = 30 baris
8
Jumlah huruf naskah per halaman = 30 baris x 50 huruf
= 1500 huruf
Jumlah huruf naskah seluruhnya = 300 (angka hal naskah) x
1500 huruf = 450.000 huruf.
C. PERHITUNGAN HURUF CETAK
1. Tinggi Susunan ;
a. Tinggi susunan teks 36 pica, dijabarkan menjadi ukuran point (12)
menjadi 432 point.
b. Tebal atau tinggi tiap baris = 11 + 1 point = 12 point
c. Banyaknya baris per halaman =
432 point
---------------- baris = 36 baris
12
2. Panjang Baris ;
a. Panjang baris seukuran 26 pica (Helvetika 11 point) = 42 huruf/karakter
b. Banyak huruf per halaman = 36 x 42 huruf = 1.512 huruf
c. Jadi, jumlah halaman buku menjadi =
450.000 huruf
------------------ = 297,619 dibulatkan 298 halaman
1.512 huruf
(Tata Letak dan Perwajahan Pusgrafin)
9.6. TIPOGRAFI SURAT KABAR
SK adalah sarana komunikasi massa yang khusus berfungsi sebagai
penyebar berita baru. Untuk pelaksanaan SK segalanya dilakukan dengan pengadaan
berita, karena SK merupakan faktor penting dalam penyebaran berita yang wujudnya
selain memberikan pendapat umum juga dapat mempengaruhinya.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Kamil Rusdi Abdullah MSiHURUF DAN TIPOGRAFI
9.6.1. PERWUJUDAN SURAT KABAR
Perwujudan SK tidak cukup dibuat hanya dengan deretan huruf-huruf yang
sama dan statis. Surat Kabar sebagai media komunikasi membutuhkan perencanaan
atau persiapan dengan perwajahan yang baik, misalnya pemilihan huruf , komposisi
teks dengan gambar, penempatan iklan dan penyusunan unsur-unsur tata letak
lainnya yang dapat memenuhi kaidah-kaidah estetika Surat Kabar (SK). Disamping itu
ada faktor keselarasan antara isi dan bentuk SK, merupakan pertimbangan yang
dianggap penting.
Dengan perencanaan SK yang baik, maka berita dan informasi yang
disampaikan akan lebih mudah dan menarik untuk dibaca. Sejalan dengan
pertumbuhan penerbitan SK, maka penataan setiap SK berusaha memciptakan
bentuk karakteristik dari SK tersebut, agar mudah dikenali sekaligus diminati oleh
pembacanya.
9.6.2. DESAINER
Menurut Ronald Labus dalam bukunya “Typography & Typesetting” (1988)
menyatakan bahwa ada dua macam tipografer yang menentukan perancangan Surat
Kabar (SK) yaitu; Desainer SK (newspaper design) dan Desainer Grafis (graphic
desainer).
1. DESAINER SK
Desainer SK ini, menciptakan filosofi visual SK, apakah bersifat
tradisional atau kontemporer, tenang dan bersahabat, tergantung kehendak
penerbit dan editornya SK. Desainer SK harus terlatih dan mampu untuk
menerapkan aspek yang terlihat seakan-akan tidak penting, misalnya
perubahan dalam typeface dan berat huruf dan penggunaan tatanan
horizontal. Walaupun perbedaan ini tidak jelas bagi pembaca, namun
semuanya menimbulkan pengaruh yang besar pada sikap pembaca. Sebagai
contoh kelihatan dianggap kecil didalam perubahan headline, itu bisa
meningkatkan atau mungkin menurunkan sirkulasi SK
2. DESAINER GRAFIS
Desainer Grafis bekerja sesuai format yang diciptakan oleh desainer
SK, apakah SK berskala besar, sedang maupun kecil, desainer biasanya
bekerja di pusat lay out (redpel) SK, dimana setiap halaman dirancang setiap
harinya berdasarkan parameter yang ditetapkan untuk halaman depan,
editorial, halaman metropolitan, halaman iklan dan lain sebagainya.
Desainer Grafis yang bekerja untuk SK sangatlah terbatas. Ukuran
huruf,seleksi bentuk huruf, panjang baris susunan, panjang kolom dan bahkan
ukuran dan posisi fotografi seringkali sudah ditentukan sebelumnya. Akan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Kamil Rusdi Abdullah MSiHURUF DAN TIPOGRAFI
tetapi, batasan tersebut merupakan tantangan yang menyenangkan buat
sebagian besar desainer kreatif. Setiap hari SK harus memenuhi format,
namun tetap tampil menarik secara tipografis.
9.6.3. PROSES PRODUKSI SK
Selanjutnya desainer grafis dibatasi oleh teknologi yang digunakan untuk
memproduksi SK. Proses SK dirancang untuk speed, diikuti kualitas karena mengejar
waktu cetak. Reproduksi fotografi berwarna bila tidak diawali dengan hasil rancangan
desain yang tepat akan menghasilkan kualitas cetak dengan ilustrasi warna sering
kurang memuaskan. Pada waktu merancang lembaran SK, tipografer perlu diingatkan
bahwa aspek kecil mengenai ukuran huruf, bentuk huruf, dan sebaginya bila luput dari
perhatian tidak akan mengasilkan desain yang baik dan berguna. Walau sebagian
besar SK (seperti USA Today milik perusahaan Gannett Corporation), St Petersburg
Time, Register dan The New York Time yang biasanya hitam putih telah melakukan
langkah-langkah yang jelas kearah reproduksi warna. Iklan fashion pada SK biasanya
disajikan dengan gambar garis bersih karena reproduksi tersebut lebih dari sekedar
fotografi.
9.6.4. POLA TATA LETAK SK
Salah satu unsur desain pembentuk karakteristik pada perwajahan SK adalah
pola tata letak yang dipergunakan dalam pekerjaan cetak mencetak. Pada dasarnya
tata letak atau perwajahan adalah prosedur seni yang dipersiapkan untuk tujuan
komunikasi, guna menyampaikan berita kepada masyarakat dengan upaya
penampilan rupa yang baik dan menarik.
Ada beberapa pola tata letak dipergunakan dalam menyusun perwajahan SK,
yang masing-masing ciri khas sendiri, antara lain ; Symetrical Lay out, Informal
Balance lay out, Quadran lay out, Brace lay out, Circus lay out, Horizontal lay out,
Vertical lay out, Fungcional lay out.
1. SYMETRICAL LAY OUT (tata letak simetris)
Yaitu pola penyusunan dengan pembagian ruang yang terasa sama dan
seimbang. Meskipun hal ini tidak jelas dan tidak pasti batasnya, namun dapat
dirasakan pembagian tersebut. Efdek yang diperoleh dari bentuk lay out ini
adalah memberikan kesan formal dan tenang.
2. INFORMAL BALANCE (tata letak a simetris)
Yaitu pola penyusunan perwajahan dengan pembagian ruang yang tidak sama
besar, namun faktor keseimbangan dalam penyusunannya tetap menjadi faktor
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Kamil Rusdi Abdullah MSiHURUF DAN TIPOGRAFI
yang penting. Bentuk lay out ini memberikan suatu perwajahan yang lebih
dinamis dan bebas dari bentuk lay out simetris.
3. QUADRAN LAY OUT (tata letak quadran)
Yaitu pola penyusunan perwajahan dengan system rias segi empat atau
dengan cara membgi halaman menjadi empat bagian titik perhatian. Sehingga
bentuk lay out ini, penempatan berita, gambar, garis, disusun dari sudut ke
sudut. Sehingga bentuk susunan diagonal ini memberikan efek dinamis.
4. BRACE LAY OUT (tata letak brace)
Yaitu pola penyusunan perwajahan dengan rias pengikat. Pola penyusunan ini,
hanya menyorot pada berita yang dianggap penting. Headline berita yang
disorot dibuat dengan ukuran yang amat menyolok perhatian. Kesan yang
disampaikan memberikan kesan penting untuk diketahui pembaca.
5. CIRCUS LAY OUT (tata letak circus)
Yaitu pola penyusunan perwajahan yang menyajikan berbagai jenis berita
pada satu halaman. Sehingga mana berita yang dianggap penting diserahkan
kepada pilihan pembaca sendiri. Bentuk lay out ini memberikan kesan ramai
dan berteriak, karena semua unsur perwajahan (pemilihan huruf, penempatan
gambar, dan unsur lainnya) saling berebut perhatian dan saling menonjol (tidak
terpusat pada satu pusat perhatian). Pola penyusunan ini disebut juga pola
“razzle-dazzle”atau pola yang hiruk pikuk. Pola ini memberikan karakteristik SK
hiburan yang isi beritanya tidak terlalu dipermasalahkan.
6. HORIZONTAL LAY OUT (tata letak horizontal)
Yaitu pola penyusunan perwajahan dengan susunan mendatar. Berita atau
artikel tidak disusun sampai kebawah halaman, tetapi pada ukuran tertentu
dipindahkan pada kolom berikutnya, sehingga membentuk susunan mendatar
atau horizontal. Dengan pola ini memberikan kesan padat, terutama
ditimbulkan oleh bentuknya yang melebar dan mendatar, sehingga susunan ini
memberikan kesan SK ‘serius’ dan formal.
7. VERTICAL LAY OUT (tata letak vertical)
Yaitu pola penyusunan perwajahan dengan susunan tegak, mengikuti kolom-
kolom. Susunan headline ataupun susunan satu berita tidak melebihi ukuran
kolom, sehingga membentuk susunan tegak atau vertical dan memberikan
kesan tegas. Kesan tersebut terlihat pada pembagian susunan berita yang
jelas yaitu menurut kolom-kolom dan dipertegas dengan garis pemisah.
8. FUNGSIONAL LAY OUT (tata letak fungsional)
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Kamil Rusdi Abdullah MSiHURUF DAN TIPOGRAFI
Yaitu pola penyusunan perwajahan yang tidak mempunyai pola tertentu setiap
harinya . penempatan headline, penyusunan gambar serta penempatan desain
lainnya selalu berubah setiap hari. Perubahan tersebut tergantung kepada
jenis berita yang dapat dijadikan headline, yang merupakan pusat perhatian
pada halaman tersebut. (NR/PG).
9.7. TIPOGRAFI MAJALAH
Tipografi majalah hampir sama dengan tipografi Surat Kabar (SK).
Sebagaimana diketahui bahwa Desainer SK menciptakan format dan Desdainer Grafis
bekerja sesuai pedoman yang telah ditetapkan. Pada umumnya, ada tiga jenis
majalah yaitu : Majalah Umum (general circulation magazine). Jurnal perdagangan
(trade journal). Majalah rumah tangga (house magazine). Majalah umum seperti Time,
TV Guide, Fiel and Stream dan Ladies’ Home journal (lokal majalah Gatra, Tempo),
diperuntukkan bagi pembaca masyarakat umum.
Disisi lain, majalah jurnal perdagangan, dirancang untuk memenuhi kebutuhan
audiens khusus. Segai contoh ; Journal Businnes Magazine, Bursa Efek dsb. Bahkan
secara lebih khusus, majalah rumah tangga bagi pembaca terbatas dengan peredaran
tertentu (lokal : majalah Keluarga, Femina, Kartini, dll). Dan banyak lagi untuk majalah
remaja, dan majalah-majalah untuk kalangan tertentu, mungkin dari segi kualitas dan
perwajahan/tata letaknya secara tipografis sama baiknya dengan majalah umum atau
majalah bisnis.
Apapun majalahnya, yang pasti desainer tetap menghadapi masalah yaitu :
Bagaimana caranya membuat Banner yang dapat dilihat dengan baik pada sampul.
Kemampuan membuat banner adalah memadukan warna dan huruf pada sampul
yang menghasilkan kesan abadi terhadap suatu komunikasi bahasa. Sama halnya
dengan logotype atau trademark, banner menunjukkan nama produk kepada calon
konsumen. Empat hutuf merah yang dimiliki majalah TIME membuat majalah itu
dengan mudah dikenali. Bila banner berhasil difungsikan, kemudian unsur lain
ditunjang dengan keberadaan fotografi yang memikat, maka gambar menjadi lebih
penting dibandingkan kata yang menunjukkan isi publikasi.
Permasalahan yang serius bagi desainer adalah dimana meletakkan puluhan
iklan dengan tipografi yang berbeda untuk membentuk perpaduan yang serasi.
Majalah yang telah benar-benar sukses memiliki standar, pemilihan tipografi iklan
sangat ketat dalam memenuhi standar demi meraih keuntungan. Sebagian besar
tipografi iklan menyadari bahwa majalah memberikan kesempatan untuk penampilan
talenta (kemampuan) sendiri bagi desainer . Pada kenyataannya, tipografi majalah
memberikan peluang besar bagi desainer untuk meningkatkan kualitas dan
keunggulan inovasi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Kamil Rusdi Abdullah MSiHURUF DAN TIPOGRAFI
9.8. JOBWORK TYPOGRAPHY
Job work adalah ungkapan umum yang digunakan untuk menunjukkan
rancangan desain yang tidak memenuhi katagori besar, misalnya desain publikasi
atau iklan. Demikian juga perihal : Brosur/booklet, leaflet, folder, pamflet, poster,
kalender, laporan tahunan, catalog, direktori (buku petunjuk, buku alamat), kop surat,
amplop, kartu bisnis (kartu nama), formulir dan label, kupon, menu, desain paket,
sampul nota,dan kemasan. Di satu sisi tipografer pemula biasanya memusatkan
perhatian pada jobwork harus menjadi anggota profesi agar kreatif dan trampil.
Bekerja dengan sejumlah klien serta menangani berbagai jenis pekerjaan, minimal
harus memiliki pengetahuan dasar bidang grafika (percetakan).
Bagaimana ukuran standar kartu nama?, seberapa cepat produsen formulir
memproduksi invoice (faktur)?, seberapa besar ukuran amplop nomor 10?,
Bagaimana semestinya mengerjakan Folder lipat dua dan lipat tiga?. Bagaimana
mengerjakan sisir, potong pada memo dan catalog?, Bagaimana membuat undangan
wisuda sarjana, undangan perkawinan (Hard Cover) dengan klise (engraving) dan
folie emas?. Ini semua merupakan sebagian jenis pertanyaan sehari-hari yang harus
dijawab tipografer yang bekerja pada workshop. Jobwork relative sulit dan penuh
tantangan. Bagi tipografer pemula yang suka tantangan dan menyadari profesi itu,
pekerjaan yang sulit menjadi ringan dan mudah, maka sukses awal ini akan
melangkah ke sukses berikutnya menjadi seorang desiner yang professional.
Desainerr professional harus dapat menjiwai profesinya, apalagi desainer grafis,
karena :
1. Profesi desainer grafis tetap akan dibutuhkan keberadaannya selama
komunikasi tercetak masih digunakan banyak orang.
2. Industri grafika dengan segala produknya merupakan tambang emas bagi para
seniman yang menyandang profesi desain grafis (KMZ).
9.9. CONTOH SOAL
1. Apakah yang dimaksud dengan tipografi penerbitan ?
2. Media cetak apa saja memerlukan rancangan tipografis ?
3. Bagaimana merancang tipografi buku ?
4. Apa perbedaan perancangan tipografi buku dengan perancangan tipografi
surat kabar atau sejenisnya ?
2. Bagaimana perancangan tipografi untuk iklan majalah dan iklan surat kabar ?
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Kamil Rusdi Abdullah MSiHURUF DAN TIPOGRAFI
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, ”Seni Huruf 1”, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan, Jakarta, 1982.
Anonim, ”Tata Letak Dan Perwajahan”, Pusat Grafika Indonesia, Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, Jakarta, TA 1987/1988.
Anonim, ”Teknik menyusun Huruf”, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Edisi Pertama,
Jakarta, 1987.
Berry & Johnson, Jaspert, “The Encyclopaedia of Type Face”, Sterling Publishing Co, Inc,
Reprinted 1983.
Emran, Dardji F, ”Penerapan Tipografi Dalam Desain Buku”, Pusat Grafika Indonesia,
Diknas , Jakarta 2007.
Hartono, Yogiyanto, ”Pengenalan Komputer”, Dasar Ilmu Komputer Pemrograman, Penerbit
Andi, Yogyakarta.1999.
Hassan Shadily, ”Ensiklopedi Indonesia”, 1-7, Penerbit Ichtiar Baru – Van Hoeve , Jakarta,
1980.
Labuz, Ronald, “Typography & Typesetting”, Type Design and Manipulation Using Today’s
Teknology, Van Nostrand Reinhold Company 89.037 New York 1988.
Kusrianto, Adi, “Tipografi Komputer Untuk Desainer Grafis”, Penerbit Andi, Yogyakarta 2004.
Pipes, Alan, “Production for Graphic Designer”, Laurence King, British Library, Published
1992.
Purwanto, Bambang, “Tata Letak & Tipografi Dalam Desain Grafis”, Pusat Grafika Indonesia,
Diknas, Jakarta 2007
Sihombing, Danton, ”Tipografi Dalam Desain Grafis”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
2003.
Scheder, George, ”Perihal Cetak Mencetak”, Penerbit Kanisius, Yogyakarta 1977.
Tim Penyusun Kamus , “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Depdikbud, Cetakan ke 2, Jakarta, 1999.
Tumbul, Athur T, “The Graphic of Communication”, Holt Rinchart & Winston , New York 1986.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Kamil Rusdi Abdullah MSiHURUF DAN TIPOGRAFI