180154109 sap pijat oksitosin docx

Upload: jeffrey-kennedy

Post on 02-Mar-2016

200 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

OKE

TRANSCRIPT

SAPSATUAN ACARA PENGAJARAN

Disusun oleh Kelompok 3 Maternitas Gelombang 2

FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS PADJADJARAN2013SATUAN ACARA PENGAJARAN

Judul Penyuluhan: Pijat Oksitosin Mata Ajaran: Pijat Oksitosin Sasaran: Ibu Post Partum di Ruang Obgyn Kemuning Lantai 3 RSHSHari/Tanggal: Selasa, 08 Oktober 2013Waktu: 1 x 30 menit 07.30 s.d. 08:00 WIBTempat: Ruang Obgyn Kemuning Lantai 3 RSHSPenyuluh: Mahasiwa PPN XXVI FIK Unpad Kelompok 3 Maternitas Gelombang 2

1. Tujuan InstitusionalMemperlancar ASI dan mencegah terjadinya infeksi

2. Tujuan Intruksional UmumSetelah mengikuti penyuluhan ini, 80% ibu post partum di Ruang Obgyn Kemuning 3 RSHS mampu melakukan pijat oksitosin sesuai dengan petunjuk yang diberikan. 3. Karakteristik/Prasyarat Peserta DidikIbu post partum di Ruang Obgyn Kemuning 3 RSHS yang berjumlah 15 orang

4. Analisa TugasKnow:a. Definisi pijat oksitosin b. Tujuan pijat oksitosinc. Manfaat pijat oksitosin d. Teknik pijat oksitosin

Do: a. Melakukan langkah-langkah pijat oksitosin sesuai dengan contoh dengan benar

Show:a. Mengamati respon ibu saat diberikan pijatanb. Memerhatikan respon ibu saat diberikan pijatan

5. Tujuan Instruksional KhususSetelah mengikuti kegiatan ini, peserta didik mampu:a. Menjelaskan pengertian pijat oksitosin dengan tepatb. Menyebutkan tujuan pijat oksitosinc. Menyebutkan manfaat pijat oksitosind. Menyebutkan bagian-bagian yang dipijat dengan tepate. Mendemonstrasikan langkah-langkah pijat oksitosin dengan benarf. Menjawab pertanyaan pendidik saat penyampaian materi penyuluhan

6. Pokok BahasanPijat Oksitosin

7. Sub Pokok Bahasana. Definisi pijat oksitosinb. Tujuan pijat oksitosinc. Manfaat pijat oksitosind. Teknik pijat oksitosin

8. Materi PengajaranDilampirkan9. Alokasi Waktua. Pembukaan/Apersepsi: 5 menitb. Penjelasan/uraian materi: 15 menitc. Simulasi/nonton video: 15 menitd. Rangkuman akhir/penutup (closure): 5 menit

10. Strategi Instruksionala. Menjelaskan materi-materi pelajaranb. Menggunakan media pengajaran untuk mempermudah pemahaman pesertac. Memberikan kesempatan bertanya kepada pesertad. Mengadakan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta

11. Kegiatan Belajar-MengajarTahapKegiatan PendidikKegiatan Peserta DidikMetodeMediaWaktu

Sebelum kegiatana. Menyiapkan peralatan dan perlengkapanb. Set ruanganc. Menyiapkan daftar hadird. Menyiapkan videoe. Menyiapkan pretestf. Menyiapkan posttest------Poster (dipasang sepanjang kegiatan berlangsung)

Kegiatan pembukaApersepsia. Melakukan perkenalanb. Menjelaskan tujuan pembelajaranc. Menjelaskan cakupan materi yang akan dibahasd. Memberikan format isian preteste. Pengantar tentang pijat oksitosinMenyimak

Mengisi format isian pretestMenyimakCeramahPoster/Slide show/Flip Chart

5

Uraian materia. Menggali pengetahuan peserta didik tentang pijat oksitosinb. Menjelaskan pengertian pijat oksitosinc. Menggali persepsi peserta didik pijat oksitosind. Menjelaskan tujuan pijat oksitosine. Menanyakan kembali persepsi peserta tentang tujuan pijat oksitosin f. Menjelaskan manfaat pijat oksitosing. Menjelaskan langkah -langkah pijat oksitosinh. Meredemonstrasikan langkah-langkah pijat oksitosinMenguraikan pengetahuannyaMenyimak

Mengutarakan ide/pendapatMenyimak

Mengutarakan pendapat

Menyimak

Menyimak

MendemonstrasikanCeramah dan Tanya Jawab

Slide show/Flip Chart

PosterVideoModel15

15

Kegiatan menutupMenutup pertemuan:a. Menyimpulkan hasil materib. Mengundang komentar atau pertanyaan peserta. Peserta diharapkan mampu menyimpulkan materi yang telah diberikanc. Menjawab pertanyaan atau komentar dengan singkat dan jelasd. Memberikan format isian postteste. Menginformasikan materi selanjutnya (jika masih ada)Menyimak

Mengutarakan pendapat/perta-nyaan

Mengisi format isian posttestCeramah

Tanya jawab

EvaluasiFlip Chart5

Total40

12. Variasi Media Pengajarana. Infocus dan layarb. Power pointc. Flip Chartd. Postere. Leafletf. Model

13. Buku Sumber

Internet:

14. Metode Instruksionala. Ceramahb. Tanya jawabc. Demonstrasi

LAMPIRAN MATERIPIJAT OKSITOSINTinjauan Tentang ASI (Soetjiningsih, 1997)a. Fisiologi laktasiFisiologi laktasi dikenal 2 refleks yang masing-masing berperan dalam pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu refleks prolaktin dan refleks "letdown".1.Refleks prolaktin.Kelenjar payudara tumbah selama menarche dan kehamilan. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan laktasi setelah bayi lahir. Perubahan hormonal selama kehamilan menyebabkan perubahan ukuran payudara, areola, dan puting susu, serta pertumbuhan saluran dan alveoli payudara. Pada akhir kehamilan lobus system alveolar berkembang secara maksimal dan mnyebabkan keluarnya kolostrum pada beberapa minggu sebelum matang. Pada saat melahirkan seorang ibu akan mengalami penurunan hormon estrogen dan progesteron yang cepat yang diikuti peningkatan sekresi hormon prolaktin yang cepat untuk menyiapkan laktasi.

Hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor-faktor yang menghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor-faktoe yang memacu sekresi prolaktin. Faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin akan merangsang adenohipofise (hipofise anterior) sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu yang menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan-sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walaupun ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu yang melahirkan anak tetapi tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal nada minggu ke 2-3. Pada ibu yang menyusui, prolaktin akan menurun dalam keadaan keadaan seperti stress atau pengaruh psikis, anestesi, operasi dan lain lain.

2. Refleks let down ( milk ejection reflex ).Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofisis, rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke neurohipofise (hipofise posterior) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut. Oksitosin yang sampai pada alveoli akan mempengaruhi sel mioepitelium.Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktulus yang untuk selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi.Faktor-faktor yang meningkatkan refleks let down adalah melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi.Faktor-faktor yang menghambat refleks let down adalah stres, keadaan bingung/pikiran kacau takut, cemas.Bila ada stres dari ibu yang menyusui maka akan tcrjadi suatu blokade dari refleks let down. Ini disebabkan oleh karena adanya pelepasan dari adrenalin (epinefrin) yang menyebabkan vasokontriksi dari pembuluh darah alveoli, sehingga oksitosin sedikit harapannya untuk dapat mencapai target organ mioepitelium. Akibat dari tidak sempurnanya refleks letdown maka akan terjadi penumpukan air susu di dalam alveoli yang secara klinis tampak payudara membesar.Proses let down sangat sensitif terhadap perubahan kecil oksitosin dalam sirkulasi yang dipengaruhi oleh stress, sehingga sterss selama persalinan akan memperlambat laktogenesis. Perilaku ibu selama menyusui merupakan faktor determinan kesuksesan menyusui. Dukungan dari suami, dokter, perawat, keluarga besar serta teman juga merupakan determinan kepuasan dan kesuksesan menyusui yang penting.

b. Variasi komposisi ASI (Mahan dan Escott-Stump, 2004).ASI merupakan makanan alamiah terbaik yang mampu diberikan oleh seorang ibu kepada bayinya. Komposisinya diatur untuk menyediakan energi dan nutrient dalam jumlah yang sesuai kebutuhan. ASI mengandung faktor imun yang spesifik dan non spesifik untuk mendukung dan menguatkan system imun imatur pada bayi baru lahir serta melindungi tubuh melawan infeksi. ASI juga membantu mencegah diare dan otitis media.

Mulai menyusui dini 30 - 60 menit setelah bayi lahir. Bayi membutuhkan 30 cc kolostrum untuk 24 jam pertama, artinya jumlah kolostrum walaupun sedikit sudah memenuhi kebutuhan gizi bayi. Produksi ASI paling sering disebabkan oleh frekuensi hisapan bayi, sedangkan volumenya disebabkan oleh hidrasi maternal. Komposisi ASI bervariasi sesuai dengan makanan ibu. Variasi dalam komposisi ASI antara lain:a. Kolostrum (Mahan dan Escott-Stump, 2004).Merupakan ASI yang diproduksi dalam hari-hari pertama bayi lahir, berwarna kekuning-kuningan atau jernih dan lebih kental. Kolostrum berbeda dengan susu matur yang lain karena didalamnya terdapat lebih banyak protein; lebih banyak immunoglobulin A, laktoferin, dan sel darah putih; sedikit lemak dan laktosa; tinggi vitamin A; serta lebih banyak protein. Manfaat Kolostrum :Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan. b. ASI matur, diproduksi setelah beberapa hari kemudian. Kuantitas lebih banyak dan payudara terasa lebih penuh, keras, dan berat. Sebagian orang mengatakan keadaan ini sebagai ASI sedang diproduksi ('coming in').c. Foremilk, adalah ASI yang diproduksi pada awal proses menyusui. Kadar airnya tinggi, tetapi lemaknya rendah (1-2 gr/dl), berwarna kebiruan dibandingkan dengan hindmilk. Foremilk diproduksi dalam jumlah banyak, dan mengandung banyak protein laktosa dan nutrient lainnya.d. Hindmilk, adalah ASI yang diproduksi pada akhir proses menyusui, berwarna putih karena kadar lemak lebih tinggi (2-3 kali dibanding foremilk). Lemak ini memberikan banyak energi. Hal ini merupakan alasan mengapa sebaiknya jangan menghentikan menyusui terlalu cepat.c. Keunggulan ASI (Mahan and Escott-Stump, 2004)Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis, dan aspek penundaan kehamilan.Aspek gizi (Mahan and Escott- Stump,2004)ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat yang terdapat dalam ASI tersebut.ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak.Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan protein whei dan casein yang sesuai untuk bayi. ASI mengandung whei lebih tinggi, yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi perbandingan protein whei dan casein sebesar 20:80, sehingga tidak mudah diserap.Komposisi taurin, DHA, dan AA pada ASITaurin adalah sejenis asam amino kedua terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neurotransmitter darn berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukan bahwa defisiensi taurin akan berakibat pada terjadinya gangguan pada retina.Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acid) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencuhupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesis dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari omega 3 (asam linoleat) dan omega 6 (asam linoleat).Aspek imunologik (Mahan and Escott-Stump,2004)ASI mengandung zat anti infeksi, bersih, dan bebas kontaminasi.Immunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori IgA tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri pathogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.Lysosim yaitu enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak dari pada susu sapi.Sel darah putih pada ASI pada dua minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil, terdiri dari tiga macam, yaitu: 1) antibodi saiuran pernafasan, bronchus-associated lymphocyte tissue (BALT); 2) antibodi saluran pencernaan, gut-associated lymphocyte tissue (GULT); dan 3) antibodi jaringan payudara ibu, mammaryassociated lymphocyte tissue (MALT).Faktor bifidus yaitu sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen untuk menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.Aspek Psikologik (Mahan and Escott-Stump,2004)Rasa percaya diri ibu untuk menyusui: bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASi yang cukup untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi. Ini akan meningkatkan produksi hormone terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi dpengaruhi oleh interaksi ibu-bayi.Pengaruh kontak langsung ibu-bayi: ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (kontak kulit dengan kulit). Bayi akan merasa aman dan merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.Aspek kecerdasan (Mahan and Escott-Stump,2004)Interaksi ibu-bayi serta kandungan gizi dalam ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem saraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.Penelitian menunjukan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia tiga tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberiAspek neurologic (Mahan and Escott-Stump,2004)Dengan sering menghisap payudara, koordinasi saraf menelan, menghisap, dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.Aspek ekonomis (Mahan and Escott-Stump,2004)Dengan menyusui secara ekslusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai umur 4-6 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.Aspek penundaan kehamilan (Mahan and Escott-Stump,2004)

A. DEFINISI PIJAT OKSITOSINPijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima- keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan (Biancuzzo, 2003; Indiyani, 2006; Yohmi & Roesli, 2009).

B. TUJUAN PIJAT OKSITOSINPijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau reflex let down.

C. MANFAAT PIJAT OKSITOSINSelain untuk merangsang refleks let down manfaat pijat oksitosin adalah memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak (engorgement), mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon oksitosin, mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit (Depkes RI, 2007). D. PERSIAPAN ALAT

1. Alat-alata. Kursib. Mejac. Minyak kelapad. BH kusus untuk menyusuie. Handuk

2. Persiapan perawata. Menyiapkan alat dan mendekatkanya ke pasienb. Membaca status pasienc. Mencuci tangan

3. Persiapan lingkungana. Menutup ordien atau pintub. Pastikan privaci pasien terjaga

E. CARA PIJAT OKSITOSIN

Langkah-langkah melakukan pijat oksitosin sebagai berikut (Depkes RI, 2007) : a. Melepaskan baju ibu bagian atasb. Ibu miring ke kanan maupun kekiri, lalu memeluk bantal c. Memasang handuk d. Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil e. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan menggunakan dua kepalan tangan, dengan ibu jari menunjuk ke depan f. Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentuk gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil dengan kedua ibu jarinya g. Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang belakang kearah bawah, dari leher kearah tulang belikat, selama 2-3 menit h. Mengulangi pemijatan hingga 3 kali i. Membersihkan punggung ibu dengan waslap air hangat dan dingin secara bergantian. F. GAMBAR UNTUK PIJAT OKSITOSIN

G. EVALUASI

1. Menanyakan kepada ibu tentang seberapa ibu paham dan mengerti tehnik refleksi oksitosin (perawatan payudara)2. Evaluasi perasaan ibu3. Simpulkan hasil kegiatan4. Lakukan kontrak kegiatan selanjutnya5. Akhiri kegiatan6. Perawat cuci tangan