16 dengan nama yang bermacam-macam, antara lain: lembar tugas (job sheet), lembar kerja ... rekaman...
TRANSCRIPT
16
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Teori Belajar
Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang
penting. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar , dan kegiatan
mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu,
adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-biknya tentang proses
belajar siswa. Teori belajar sangat beraneka ragam , dimana setiap teori
mempunyai landasan sebagai dasar perumusan. Bila ditinjau dari landasan itu,
teori belajar dikelompokkan ke dalam dua macam yaitu : a) Asosiasi yakni
hubungan stimulus dengan respon yang bertambah kuat jika sering diulangi
dan respon yang tepat diberi ganjaran berupa makanan atau pujian atau cara
lain yang memberikan kepuasan dan kesenangan, b) Gestalt memandang
belajar terjadi bila diperoleh insight pemahaman (Ali, 2004 : 15).
2.1.1. Pengertian Belajar
Belajar sebagai tindakkan dan perilaku siswa yang kompleks sehingga
belajar yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh
pemebalajaran (Moedjiono dan Dimyati 2002 : 10) sehingga pernegrtian
belajar tersebut terdapat tiga ciri utama belajar yaitu proses, perubahan perilaku
dan pengalaman hanya dialami oleh siswa sendiri. Hasil belajar berupa
kapabilitas setelah siswa memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.
Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi.
Belajar adalah merupakan suatu kegiatan, dimana seseorang membuat
atau menghasilkan perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam
pengetahuan, sikap dan keterampilan (Sunaryo, 1989:1). Sedangkan
Witherington dalam bukunya “Educational Phsycology” mengemukakan,
bahwa belajar adalah suatu perubahan kepribadian yang menyatakan diri
sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian atau suatu pengertian (Daryono, 1997:211).
17
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman ( learning is defined as the modification or streng thening of
behavior through experiencing). Menurut pengertian ini , belajar adalah
merupakan suatu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni
mengalamihasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan
perubahan kelakuan (Oemar Hamalik, 1994:36)
Berdasarkan definisi tersebut diatas, dapat penulis simpulkan ciri
pokok belajar adalah bahwa belajar suatu proses perubahan tingkah laku yang
terjadi karena adanya usaha yang disengaja dan direncanakan, sehingga
seseorang yang belajar akan mendapatkan kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian, pengetahuan serta keterampilan.
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku
melalui kegiatan. Jadi tidak mungkin belajar tanpa melibatkan aktivitas. Itulah
sebabnya belajar merupakan prinsip yang paling penting dalam interaksi
belajar mengajar. Dalam proses belajar yang berlangsung didalam kelas
sebenarnya banyak melibatkan aktivitas siswa. Para siswa sudah dituntut
aktivitasnya untuk mendengarkan, memperhatikan dan mencerna pelajaran
yang diberikan guru. Disamping itu sangat dimungkinkan para siswa
memberiikan balikan berupa pertanyaan kepada guru segala sesuatu yang
tidak jelas sehingga menuntut siswa untuk bertanya atau sebaliknya.
Aktivitas atau tugas yang dilakukan siswa hendaknya menarik
perhatian siswa. Metode yang banyak melibatkan aktivitas siwa diantaranya
metode discovery, inkuiri, diskusi, demonstrasi dan eksperimen ( Ibrahim,
1996: 27).
Dalam bukunya ”Interaksi dan Motivasi Belajar’’Sardiman A.M.
mengatakan aktivitas belajar adalah aktivitas fisik maupun mental. Dalam
kegiatan belajar kedua aktivitas tersebut selalu terkait . kaitan antara keduanya
akan mengakibatkan proses belajar secara optimal.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah
gerakan atau tindakan seseorang untuk dpat memenuhi kebutuhan baik
18
melalui perasaan, pikiran maupun gerakan nyata. Aktivitas belajar dapat
terjadi disekolah maupun diluar sekolah.
Banyak aktivitas yang dilakukan oleh siswa disekolah, antara lain
sebagai berikut:
(1) Visual activities, yang termasuk didalamnya memperhatikan gambar,
demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
(2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,
intrupsi.
(3) Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan : uraian,
percakapan, diskusi, musik pidato.
(4) Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan lapora,
angket, menyalin.
(5) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, membuat
peta diagram.
(6) Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain
berkebun, beternak.
(7) Mental activities, sebagai contoh misalnya: mengingat, menanggapi,
menganalisa, memecahkan soal, melihat hubungan, mengambil
keputusan.
(8) Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat bergairah, berani, tenag, gugup.
( Sardiman. A.M, 1992:99-101).
Bentuk aktivitas belajar lain adalah mengerjakan pekerjaan rumah
yang diberikan guru. Alasan mengenai pekerjaan rumah adalah untuk
memotivasi siswa belajar lebih lanjut (Sudjono, 1988: 107). Siswa diberi
kesempatan untuk mengembangkan materi yang telah dipelajari didalam kelas
sehingga diharapkan timbul aspirasi untuk memperluas pengetahuannya.
Siswa yang aktif dalam mengerjakan pekerjaan rumah akan memperoleh hasil
yang baik.
19
2.1.2. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar adalah hal-hal yang sangat penting yang
harus ada dalam suatu proses belajar dan pembelajaran.
Adapun prinsip-prinsip belajar adalah :
(1) Kesiapan belajar
Faktor kesiapan, baik fisik maupun psikologis merupakan kondisi
awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik dan psikologis yang
kurang baik akan mempengaruhi faktor-faktor lain yang
dibutuhkan untuk belajar.
(2) Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek
atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas
yang dilakukan. Oleh karena itu guru perlu mengetahui berbagai
kiat menarik perhatian siswa pada saat awal dan selama proses
pembelajaran berlangsung.
(3) Motivasi
Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang
mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tertentu untuk
mencapai tujuan. Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif.
Dalam hal ini guru harus berusaha memotivasi siswa. Kalau siswa
dibiarkan untuk bermotivasi maka siswa akan mencapai tujuan
belajar.
(4) Keaktifan siswa
Siswa adalah pelaksana kegiatan belajar sehingga siswa harus aktif.
Dengan bantuan guru siswa harus mampu mencari, menemukan
dan menggunakan pengetahuan pengetahuan yang dimilikinya.
Siswa harus dipandang sebagai makluk yang dapat diajar dan
mampu belajar yang dilengkapi seperangkat kemampuan potensial
baik fisik maupun psikologis. Dengan demikian guru seharusnya
mambelajarkan siswa sedemikian rupa sehingga keaktifan siswa
betul-betul terwujud.
20
(5) Mengalami sendiri
Prinsip pengalaman diri ini sangat penting dalam belajar dan erat
kaitannya. dengan prinsip keaktifan. Siswa yang belajar dengan
melakukan sendiri (tidak minta orang lain ) akan memberikan hasil
belajar yang lebih cepat dan pemahaman yang lebih mendalam
(6) Pengulangan
Untuk mempelajari materi sapai pada taraf pemahaman siswa perlu
membaca, berfikir mengingat dan latihan. Dengan latihan siswa
akan mengulang-ulang materi yang dipelajari sehingga materi
tersebut semakin mudah diingat.
(7) Materi yang menantang
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi pula oleh rasa ingin tahu
nak terhadap suatu persoalan. Dengan sikap ini maka motivasi anak
akan meningkat.
(8) Balikan dan penguatan
Balikan adalah masukan yng sangat openting baik bagi siswa
maupun bagi guru. Dengan balikan siswa mengetahui sejauh mana
kemapuannya dalam suatu hal dengan kekuatan dan kelemahannya.
(Darsono, 2000: 27)
Menurut Oemar Hamalik (2003:170), konsep aktivitas belajar
dinyatakan bahwa:
Siswa adalah suatu organisme yang hidup dimana di dalam dirinya
terdapat prinsip aktif. Prinsip aktif inilah yang mengendalikan
tingkah laku siswa.
Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan yang setiap saat berubah
dan bertambah, sehingga dengan sendirinya perbuatan yang
dilakukan semakin banyak dan beraneka ragam pula.
Menurut Mehl-Mills-Douglass yang mengemukakan The
Principles of Activity bahwa:
21
“One learns only by some activities in the neural system: seeings,
hearing, smelling, feeling, thinking, physical or motor activity. The
learner must actively engage in the „learning‟, wether it be of
information a skill, an understanding, a habit, an ideal, an attitude,
an interest, or the nature of a task”.
Maksudnya adalah seseorang yang belajar melibatkan
beberapa aktivitas sistem syaraf seperti melihat, mendengarkan,
mencium, merasakan, berpikir, aktivitas motorik atau fisik. Siswa
harus lebih terlibat aktif dalam “belajar”, apakah itu berupa
informasi, pemahaman, kebiasaan, teladan, sikap, keinginan, atau
pertanyaan yang bersifat mendasar.
Dalam kemajuan metodologi lebih menonjolkan unit
activity dalam asas aktivitas. Sehingga kegiatan belajar siswa
menjadi dasar mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih
memadai.
2.1.3. Hakekat Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia
terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga
lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi, buku-buku,
papan tulis, kapur, fotografi, slide dan film , audio dan video tape.
Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan
audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadual dan metode
pencpyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.
(Dr.Oemar Hamalik, 1994: 57 ).
22
Kegiatan pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari kegiatan belajar.
Pembelajaran adalah usaha guru untuk membantu siswa atau anak didik
agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan minatnya. Guru
berfungsi sebagai fasilitator yaitu orang yang menyediakan fasilitas dan
menciptakan situasi yang mendukung agar siswa dapat mewujudkan
kemampuan belajarnya (Darsono , 2000: 13).
Proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu
generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu
secara efektif digunakan ( Tilaar, 2002:128)
Pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja
agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah (Fasilitated) pencapaiannya
(Prawiradilaga,Siregar,2004:3)
2.1.4. Fasilitas Pembelajaran
Guna menghasilkan tamatan yang mempunyai kemampuan sesuai
standard kompetensi lulusan, diperlukan pengembangan pembelajaran
untuk setiap kompetensi secara sistematis, terpadu, dan tuntas (mastery
learning).
Pada pendidikan menengah kejuruan , di samping buku-buku teks,
juga dikenalkan adanya lembar-lembar pembelajaran (instructional
sheet) dengan nama yang bermacam-macam, antara lain: lembar tugas
(job sheet), lembar kerja (work sheet), lembar informasi (information
sheet) dan bahan ajar lainnya baik cetak maupun non-cetak. Semua
23
bahan yang digunakan untuk mendukung proses belajar itu disebut
sebagai bahan ajar (teaching material). Disamping itu untuk mata
pelajaran produktif fasiltas praktek sangat memegang peranan agar
siswa trampil dan kompeten susai kompetensi keahliannya.
Untuk pembelajaran yang bertujuan mencapai kompetensi sesuai
profil kemampuan tamatan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) diperlukan kemampuan guru untuk dapat mengembangkan
yang tepat. Dengan pendekatan belajar tuntas (mastery learning)
diharapkan siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi secara utuh,
sesuai dengan kecepatan belajarnya. Untuk itu bahan ajar hendaknya
disusun agar siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran mencapai
kompetensi.
Terdapat dua istilah yang sering digunakan untuk maksud yang
sama namun sebenarnya memiliki pengertian yang sedikit berbeda,
yakni sumber belajar dan bahan ajar. Untuk itu maka berikut ini akan
dijelaskan terlebih dahulu tentang pengertian sumber belajar
Menurut Association for Educational Communications and
Technology sumber pembelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang
dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam
bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran.
2.1.5. Sumber Belajar
24
Sering kita dengar istilah sumber belajar (learning resource), orang
juga banyak yang telah memanfaatkan sumber belajar, namun
umumnya yang diketahui hanya perpustakaan dan buku sebagai sumber
belajar. Padahal secara tidak terasa apa yang mereka gunakan, orang,
dan benda tertentu adalah termasuk sumber belajar. Sumber belajar
dalam website bced didefinisikan sebagai berikut: Learning
Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan
disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa
dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak
terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak
atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa
ataupun guru.
Sadiman mendefinisikan sumber belajar sebagai segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda,
pesan, bahan, teknik, dan latar (Sadiman, Arief S., Pendayagunaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembelajaran, makalah,
2004).
Menurut Association for Educational Communications and
Technology (AECT, 1977), sumber belajar adalah segala sesuatu atau
daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun
dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan
tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran.
Dengan demikian maka sumber belajar juga diartikan sebagai segala
25
tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung
informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku. Dari pengertian tersebut
maka sumber belajar dapat dikategorikan:
a. Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang
dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka
tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti
sumber belajar, misalnya perpustakaan, pasar, museum, sungai,
gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan dan lain
sebagainya.
b. Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya
perubahan tingkah laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat
dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya situs, candi, benda
peninggalan lainnya.
c. Orang yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu di mana
peserta didik dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan
dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya guru, ahli
geologi, polisi, dan ahli-ahli lainnya.
d. Bahan yaitu segala sesuatu yang berupa teks tertulis, cetak,
rekaman elektronik, web, dll yang dapat digunakan untuk belajar.
e. Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri
oleh peserta didik dapat dikategorikan sebagai sumber belajar.
26
Misalnya buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi dan
lain sebagainya.
f. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya peristiwa
kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang guru
dapat menjadikan peristiwa atau fakta sebagai sumber belajar.
Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun
guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang
memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber
belajar. Jika tidak maka tempat atau lingkungan alam sekitar, benda,
orang, dan atau buku hanya sekedar tempat, benda, orang atau buku
yang tidak ada artinya apa-apa.
2.1.6. Bahan Ajar
Dari uraian tentang pengertian sumber belajar di atas, dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun
bahan tidak tertulis. Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua
kata yaitu teaching atau mengajar dan material atau bahan.
Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, bahan
ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching
material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari
27
kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu
kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga secara
akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan
terpadu.
2.2. Pembelajaran dengan menggunakan Multimedia Interaktif
2.2.1. Pengertian Multimedia Interaktif
Secara sederhana, multimedia diartikan sebagai lebih dari satu
media. Arti multimedia yang umumnya dikenal dewasa ini adalah
berbagai macam kombinasi grafis, teks, suara, video, dan animasi.
Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama
menampilkan informasi, pesan, atau isi pelajaran. Konsep
penggabungan ini dengan sendirinya memerlukan beberapa jenis
peralatan perangkat keras yang masing-masing tetap menjalankan
fungsi utamanya sebagaimana biasanya, dan komputer merupakan
pengendali seluruh peralatan itu.
Multimedia bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk
yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas.
Multimedia berbasis komputer ini sangat menjanjikan untuk
penggunannya dalam bidang pendidikan (Arsyad, 2000:169-171).
Interaktif berarti bersifat saling mempengaruhi. Artinya antara
pengguna (user) dan media (program) ada hubungan timbal balik, user
28
memberikan respon terhadap permintaan/tampilan media (program)
kemudian dilanjutkan dengan penyajian informasi/konsep berikutnya
yang disajikan oleh media (program) tersebut. User harus berperan aktif
dalam pembelajaran berbantuan komputer ini.
Memasuki abad 21, pengguna aplikasi multimedia berkembang
semakin pesat dan menjadi sama pentingnya dengan belajar membaca.
Bahkan multimedia merubah cara membaca. Membaca teks dalam buku
adalah kegiatan yang bersifat linier dan satu arah, sedangkan
multimedia memberikan pilihan banyak. Sebagai contoh sebuah kata
dalam aplikasi multimedia bisa dibuat menjadi sebuah tombol yang bisa
membawa pembaca kepada dokumen yang menjelaskan apa arti dari
kata tersebut, didukung dengan gambar, audio, music dan video.
Multimedia adalah media yang tingkat efektifitasnya sangat tinggi.
Menurut Vernon A Magnesen (DePorter,2005:57), orang hanya bisa
mengingat 20% dari apa yang mereka dengar dan 30% dari apa yang
mereka lihat. Namun mereka dapat mengingat 50% dari apa yang
mereka lihat dan dengar, 70% dari apa yang mereka katakan dan
sebanyak 90% didapat dari apa yang mereka katakandan dilakukan
berulang-ulang, karena itu multimedia adalah alat yang sangat efektif
untuk belajar dan mengajar.
Sebuah studi lain yang dilakukan oleh 3M Corporation dan
University of Minnesota (Voger,1986) didapatkan bahwa sebuah
29
presentasi yang dilakukan dengan menggunakan visual dari film 35mm,
transparansi film dan grafis berwarna, ternyata lebih efektif 43%
digunakan pada audience dibanding dengan yang tidak. Kajian tersebut
menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa penggunaan visual menjadikan
suatu presentasi menjadi lebih mudah diingat, peningkatan ingatan
audience terhadap bahan naik hingga 10,01%, persepsi audience naik
menjadi 11%, pemahaman 8,5%, perhatian 7,5% dan kesepahaman
menjadi 5,5%.
Kegiatan pembelajaran dengan bantuan komputer atau lebih
dikenal sebagai Computer Based Instruction ( CBI ) merupakan istilah
umum untuk segala kegiatan belajar yang menggunakan komputer, baik
sebagian maupun secara keseluruhan.
Pembelajaran Berbasis Komputer (CBI) adalah sebuah konsep baru
yang sampai saat ini banyak jenis desain dan implementasinya, tentunya
dalam dunia pendidikan dan pembelajaran. Kondisi ini muncul sebagai
wujud nyata dari globalisasi Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Dewasa ini, CBI telah berkembang menjadi berbagai model dimulai
dari CAI (Computer Assisted Instruction), kemudian mengalami
perbaikan menjadi ICAI (Intelligent Computer Assisted Instruction),
dengan dasar orientasi aktifitas yang berbeda muncul pula CAL
(Computer Assisted Learning), CBL (Computer Based Learning),
CAPA (Computer Assisted Personalized Assigment), dan ITS
(Intelligent Tutoring System). (http://kurtek.upi.edu)
30
2.2.2. Pemanfaatan Multimedia dalam Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang
sangat penting adalah metode mengajar dan media
pembelajaran. Fungsi utama media pembelajaran adalah
sebagai alat bantu mengajar yang tentunya mempengaruhi
iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru. Levied dan Lentz dalam Arsyad
(2007:17) mengemukakan fungsi media pembelajaran, yaitu:
(1) Fungsi Atensi, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran.
(2) Funsi Afektif, yaitu dapat terlihat tingkat
kenikmatan siswa saat belajar.
(3) Fungsi Kognitif, yaitu untuk memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung.
(4) Fungsi Kompensatoris, yaitu untuk
mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat
menerima dan mehami isi pelajaran yang disajikan
dengan teks atau verbal.
Perkembangan teknologi komputer membawa banyak
perubahan pada sebuah program aplikasi dalam pembuatan
media pembelajaran. Penekanannya terletak pada upaya yang
31
berkesinambungan untuk memaksimalkan aktifitas belajar
mengajar sebagai interaksi kognitif antara siswa, materi
subjek, dan guru. Sistem–sistem komputer dapat
menyampaikan pembelajaran secara langsung kepada para
siswa melalui cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang
diprogramkan ke dalam sistem, inilah yang disebut pengajaran
dengan bantuan komputer. Penggunaan komputer sebagai
media pembelajaran, mempunyai sejumlah keuntungan, antara
lain:
(1) Siswa dapat bekerja secara mandiri menurut tingkat
kemampuannya.
(2) Lebih efektif untuk menjelaskan materi baru yang
bersifat simulasi interaktif.
(3) Penilaian yang ada dapat memberikan umpan balik
yang cepat pada siswa untuk mengetahui
kemampuannya pada suatu masalah atau materi
tertentu sehingga dapat digunakan sebagai penilaian
sumatif.
(4) Dengan teknik pemecahan masalah, siswa akan
mempunyai cara tersendiri untuk memecahkan
masalahnya. (Winarno,2009:11)
Menurut Hutagalung (2007:31-38) dalam penelitiannya
disebutkan bahwa, penggunaan multimedia pada proses
32
pembelajaran dapat meningkatkan kompetensi kognitif siswa
pada aspek pengetahuan siswa, kompetensi pada aspek
kognitif, aspek psikomotorik. Disamping aspek kognitif, dalam
proses pembelajaran perlu dikembangkan pula keterampilan
generik siswa yaitu kemampuan yang semestinya dimiliki
siswa setelah proses pembelajaran.
Kemampuan multimedia memberi pengajaran secara
individu bukan berarti tidak ada pengajaran secara khusus dari
guru, melainkan siswa memiliki kebebasan untuk belajar
mandiri tanpa harus selalu didampingi guru. Kehadiran
multimedia dalam proses belajar dapat dirasakan manfaatnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Munir (2001:14),
multimedia memiliki beberapa keistimewaan yang tidak
dimiliki media lain. Di antara keistimewaan itu adalah :
(1) Interaktif dengan memberikan kemudahan umpan
balik.
(2) Kebebasan menentukan topic pembelajaran.
(3) Kontrol sistematis dalam proses belajar.
Ysewijn dalam Salmiyati (2007:229) memaparkan bahwa
pada hakekatnya bentuk pembelajaran yang berbantuan
komputer memiliki pengertian bahwa komputer dapat
digunakan sebagai alat bantu untuk mengajar. Dengan adanya
33
inovasi baru tersebut, maka pembelajaran dapat dibedakan atas
tiga kategori, yaitu:
(1) Pembelajaran tanpa komputer, yaitu pengajar
merupakan satu-satunya yang melaksanakan semua
kegiatan pembelajaran di kelas.
(2) Pembelajaran campuran, yaitu pengajar dan
komputer berbagi pekerjaan mengajar, tetapi
pengajar tetap merupakan penanggung jawab
kegiatan di kelas.
(3) Pembelajaran otomatik (authomatic teaching), yaitu
pembelajaran yang peran mengajarnya digantikan
oleh komputer secara total.
Dari ketiga kategori tersebut, yang paling banyak terjadi di
dalam pendidikan adalah pengajaran campuran. Pemahaman
bukan hanya berarti mengetahui yang sifatnya ingatan saja,
tetapi mampu mengungkapkan dalam bentuk lain atau kata-
kata sendiri sehingga mudah dimengerti maknanya tetapi tidak
mengubah arti yang dikandungnya.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Marnik dan Szela
(2008), penggunaan program multimedia dalam pembelajaran
interaktif, sangat bermanfaat untuk anak autis dalam
mengkomunikasikan kebutuhan dan keinginannya. Selain itu,
dengan program multimedia anak autis dapat belajar
34
mengekspresikan emosinya terhadap tampilan-tampilan visual
yang menarik.
2.3. Metode Penelitian
2.3.1. Jenis penelitian dan pendekatan
Penelitian yang akan diadakan ini termasuk penelitian kasus (Case
Studies) yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci, dan
mendalam terhadap suatu organisme, lembaga atau gejala tertentu.
2.3.2. Teknik pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data digunakan beberapa teknik, yaitu:
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
gejala-gejala atau peristiwa yang terjadi pada obyek penelitian.
Dengan metode ini Penulis akan melihat obyek penelitian secara
langsung dengan mengamati, menggambarkan dan memberikan
contoh terhadap obyek penelitian agar mampu memberikan konsep
yang sesuai dengan lokasi.
b. Interview
Interview atau yang biasa dikenal dengan wawancara adalah teknik
pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan
secara sistematis berdasarkan pada tujuan penelitian. Data yang
diharapkan diperoleh dari metode ini adalah aplikasi pembelajaran PAI
berbasis TI berbasis CD interaktif, dampak positif dan negatifnya serta
bagaimana Penyelenggara mengatasi dampak negatifnya. Data yang
35
telah diperoleh dari suatu subyek, setelah diinterpretasi kemudian di-
cross check (dieperiksakan kembali) kepada subyek lain sampai
diyakini data yang diperoleh sesuai keadaan sebenarnya.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik penggalian data dengan cara
mengumpulkan data dokumenter. Data Dokumenter adalah laporan
tertulis dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu, serta
ditulis dengan sengaja untuk menyiapkan atau meneruskan keterangan
menjadi peristiwa tersebut. Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data dari dokumen tertulis yang dimiliki oleh
lembaga. Dokumen dimaksud dapat berbentuk catatan hasil rapat,
hasil seminar, program kerja, gambar ( denah,foto dan data statistik)
dan buku.
2.4. Analisis data
Data yang telah terkumpul diklasifikasikan menjadi dua, yakni data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yakni data yang berbentuk
kata-kata dipisah-pisahkan menurut kategori untuk diambil kesimpulan.
Sedang data kuantitatif, yakni data yang berupa angka hasil dari
penghitungan atau pengukuran diproses dengan cara dijumlahkan,
diklasifikasikan sehingga merupakan suatu susunan urut data (array) untuk
kemudian diproses menjadi perhitungan pengambilan kesimpulan.
36
Langkah-langkah analisis data dilakukan dengan mengikuti cara yang
disarankan oleh Miles dan Huberman sebagai berikut:
a. Reduksi data
Pada tahap pertama, data-data yang terkumpul di lapangan ditulis
dalam bentuk uraian atau laporan terinci. Mengingat banyaknya data yang
masuk, maka agar tidak menyulitkan kemudian data-data tersebut
direduksi dan dirangkum dengan memilih hal-hal pokok serta disusun
secara sistematis.
Dengan adanya proses reduksi data ini akan mempermudah
memberikan kode-kode pada aspek tertentu agar mudah dicari kembali
jika diperlukan. Selain itu data yang sudah direduksi ini dapat memberikan
gambaran yang lebih tajam berkaitan dengan oyek penelitian.
b. Display data
Display Data merupakan proses pengorganisasian data sehingga
mudah dianalisis. Proses ini dilakukan dengan visuslisasi data dalam
bentuk tabel, matrik, diagram, atau grafik. Dengan langkah ini data akan
lebih mudah dianalisis.
c. Mengambil kesimpulan dan verifikasi
Langkah ini merupakan langkah ketiga dari langkah-langkah
analisis data. Langkah ini dimulai dengan mencari pola, tema, hubungan,
hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan lain sebagainya yang mengarah
pada konsep pengelolaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
37
berbasis Teknologi Informasi (TI) dan diakhiri dengan pengambilan
kesimpulan.
2.5. Pengecekan kesahihan temuan
Temuan yang berupa kesimpulan pada awalnya masih diragukan,
kabur, dan tentatif. Dengan bertambahnya data dan proses verifikasi terus
menerus hingga kesimpulan akhir setelah data terkait didapatkan dan
dianalisis. Untuk menghilangkan bias pemahaman peneliti dengan pelaku,
diadakan pengecekan data dengan teknik triangulasi. Triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data tersebut.