13.proceding cianjur-sukabumi i - edit

8
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 13-1 INVENTARISASI DAN EKSPLORASI MINERAL LOGAM DI DAERAH KABUPATEN CIANJUR DAN KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT (DIM-KIGAM FASE III), TA. 2004 Oleh : Sahat Simanjuntak, Armin Tampubolon, Kisman, Selo H.J. Sihombing SUBDIT MINERAL LOGAM ABSTRACT The investigation report is resulted from the third phase of joint exploration program between Directorate of Mineral Resources Inventory and Korea Institute of Geoscience and Mineral Resources (KIGAM) taking place within the Southern Mountains of West Java Region. There are two methods that have been performed during this third phase investigation including diamond drilling and general survey. The former took place around Mt.Cilangkap, southern part of Mt. Subang, Tanggeung District, Cianjur Regency. While the latter took place within the mining concession area belonging to Directorate General of Geology and Mineral Resources (WPP DJGSM). Before conducting drilling activity, a grid system of soil geochemistry and systimatical sampling from trenches around Celak quartz vein and Cigadobras quartz vein areas have been done. The results obtained from these activities are the geochemical anomalies for Cu, Pb, Zn, Ag and Au in soil and the interval values of gold contents ranging from 7.8 – 91.1 ppm in the trenches. Diamond drilling in aimed to check subsurface geology in Mt. Cilangkap area was focussed on four bore holes with a total depth of 310 m where the type of drilling machine used during this activity is Koken OE-8. Nothing mineralisation zone has been accountered during this drilling activity. Based on core description, three lithological units have been found, consisting of andesitic lava, lapilli tuff and andesitic breccia.Propyllitic alteration is dominantly observed in most of samples taken from drilling holes although some barren quartz veinlets can be found in core samples. There are 70 samples taken during drilling activities. All of these samples have been analysed for Au, indicating that the highest gold value is up to 0.142 ppm. No gold mineralisation zone has been accountered. This is probably as result of normal faulting system occurred in this region. In this case, Mt. Cilangkap area is inferred as foot wall of the system so that the mineralisation is probably in too deep position and thus may has not been reached by the drilling depth target. The general survey conducted in WPP DJGSM area has not found an indication for metallic deposit in terms of alteration or significant values of metallic elements. The chemical analysis results of rock samples for Au range from 15 ppb to 65 ppb, while for stream sediment samples show a maximum value of 186 ppb Au . 1. PENDAHULUAN Kerjasama eksplorasi mineral logam di Peg. Selatan Jawa Barat dalam WPP DJGSM antara Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) - Korea Institute of Geosince and Mineral Resources (KIGAM) yang berlangsung selama tiga tahun (2002-2004) dibagi dalam tiga fase penyelidikan (Gambar.1).Fase penyelidikan pendahuluan dilaksanakan pada T.A 2002 Fase kedua (TA.2003) merupakan fase lanjutan, bertujuan untuk meneliti lebih rinci hasil penemuan mineralisasi pada fase pertama serta melanjutkan penyelidikan regional dalam WPP DJGSM. Fase ketiga berupa kegiatan pemboran uji geologi di daerah Gn. Cilangkap (bagian Selatan Gn. Subang) Kecamatan Tanggeung, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat dan penyelidikan regional di dalam WPP yang belum selesai pada tahun sebelumnya. 2. HASIL PENYELIDIKAN TERDAHULU Temuan hasil inventarisasi dan eksplorasi yang dilaksanakan pada fase kedua (TA.2003, Simanjuntak Sahat dkk) berupa penyelidikan geokimia tanah dengan sistim kisi (Grid soil sampling) disekitar urat kuarsa Celak dan Cigadobras menemukan sejumlah anomali unsur Cu, Pb, Zn,Ag dan Au serta hasil dari tiga parit uji di daerah Gn Cilangkap yang menunjukan kadar unsur logam terutama Au 7.8- 91.1 ppm. Diduga mineralisasi logam di daerah ini diduga terbentuk di dalam batuan

Upload: seang-sirisokha

Post on 27-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

in indonsia

TRANSCRIPT

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005

13-1

INVENTARISASI DAN EKSPLORASI MINERAL LOGAM DI DAERAH KABUPATEN CIANJUR DAN KABUPATEN SUKABUMI

PROVINSI JAWA BARAT (DIM-KIGAM FASE III), TA. 2004

Oleh :

Sahat Simanjuntak, Armin Tampubolon, Kisman, Selo H.J. Sihombing SUBDIT MINERAL LOGAM

ABSTRACT

The investigation report is resulted from the third phase of joint exploration program between Directorate of Mineral Resources Inventory and Korea Institute of Geoscience and Mineral Resources (KIGAM) taking place within the Southern Mountains of West Java Region. There are two methods that have been performed during this third phase investigation including diamond drilling and general survey. The former took place around Mt.Cilangkap, southern part of Mt. Subang, Tanggeung District, Cianjur Regency. While the latter took place within the mining concession area belonging to Directorate General of Geology and Mineral Resources (WPP DJGSM).

Before conducting drilling activity, a grid system of soil geochemistry and systimatical sampling from trenches around Celak quartz vein and Cigadobras quartz vein areas have been done. The results obtained from these activities are the geochemical anomalies for Cu, Pb, Zn, Ag and Au in soil and the interval values of gold contents ranging from 7.8 – 91.1 ppm in the trenches.

Diamond drilling in aimed to check subsurface geology in Mt. Cilangkap area was focussed on four bore holes with a total depth of 310 m where the type of drilling machine used during this activity is Koken OE-8. Nothing mineralisation zone has been accountered during this drilling activity. Based on core description, three lithological units have been found, consisting of andesitic lava, lapilli tuff and andesitic breccia.Propyllitic alteration is dominantly observed in most of samples taken from drilling holes although some barren quartz veinlets can be found in core samples. There are 70 samples taken during drilling activities. All of these samples have been analysed for Au, indicating that the highest gold value is up to 0.142 ppm.

No gold mineralisation zone has been accountered. This is probably as result of normal faulting system occurred in this region. In this case, Mt. Cilangkap area is inferred as foot wall of the system so that the mineralisation is probably in too deep position and thus may has not been reached by the drilling depth target.

The general survey conducted in WPP DJGSM area has not found an indication for metallic deposit in terms of alteration or significant values of metallic elements. The chemical analysis results of rock samples for Au range from 15 ppb to 65 ppb, while for stream sediment samples show a maximum value of 186 ppb Au

. 1. PENDAHULUAN

Kerjasama eksplorasi mineral logam di Peg. Selatan Jawa Barat dalam WPP DJGSM antara Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) - Korea Institute of Geosince and Mineral Resources (KIGAM) yang berlangsung selama tiga tahun (2002-2004) dibagi dalam tiga fase penyelidikan (Gambar.1).Fase penyelidikan pendahuluan dilaksanakan pada T.A 2002 Fase kedua (TA.2003) merupakan fase lanjutan, bertujuan untuk meneliti lebih rinci hasil penemuan mineralisasi pada fase pertama serta melanjutkan penyelidikan regional dalam WPP DJGSM. Fase ketiga berupa kegiatan pemboran uji geologi di daerah Gn. Cilangkap (bagian Selatan Gn. Subang) Kecamatan

Tanggeung, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat dan penyelidikan regional di dalam WPP yang belum selesai pada tahun sebelumnya.

2. HASIL PENYELIDIKAN TERDAHULU

Temuan hasil inventarisasi dan eksplorasi yang dilaksanakan pada fase kedua (TA.2003, Simanjuntak Sahat dkk) berupa penyelidikan geokimia tanah dengan sistim kisi (Grid soil sampling) disekitar urat kuarsa Celak dan Cigadobras menemukan sejumlah anomali unsur Cu, Pb, Zn,Ag dan Au serta hasil dari tiga parit uji di daerah Gn Cilangkap yang menunjukan kadar unsur logam terutama Au 7.8- 91.1 ppm. Diduga mineralisasi logam di daerah ini diduga terbentuk di dalam batuan

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005

13-2

gunungapi Miosen Akhir, berupa urat kuarsa berlapis, berongga dan cockade.

3. HASIL PENYELIDIKAN FASE III

3.1. Penyelidikan Rinci Pemboran Uji Geologi di Daerah Gn. Cilangkap Kecamatan Tanggeung Kab.Cianjur

3.1.1. Geologi Daerah Penyelidikan

Litologi daerah pemboran uji geologi didominasi oleh batuan vulkanik terdiri dari batuan tufa lapili dan breksi vulkanik (Gambar 2). Satuan batuan tufa menempati 2/3 daerah penyelidikan. Singkapan batuan yang cukup baik hanya ditemukan di sungai Cibuni yang terletak di bagian utara lokasi pemboran. Batuan breksi tersingkap baik disepanjang sungai Cilangkap hingga pada tebing diatas sungai atau pada lereng bagian bawah. Satuan batuan ini dicirikan oleh warna abu-abu kehijauan.Tampak mineral hitam telah berubah menjadi klorit dan epidot, disertai kandungan pirit halus tersebar, 1 sampai 3% dengan intensitas lemah sampai kuat Secara umum baik singkapan maupun bongkah batuan telah mengalami ubahan hidrotermal, sehingga batas kedua satuan batuan tersebut agak sulit dibedakan. Struktur geologi yang berkembang di daerah ini adalah sesar geser, berarah tenggara-barat laut dan barat daya-timur laut, serta sesar normal berarah timur-barat dan tenggara-barat laut.

3.1.2. Ubahan dan Mineralisasi

Mineralisasi Gn. Cilangkap terletak di lembah Sungai Cilangkap (Cabang Sungai Cibuni) yang dipisahkan oleh sungai Cibuni pada ketinggian 200 –500 m diatas permukaan laut. Ubahan batuan yang berkembang didaerah ini terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu : (a) Propilitisasi dicirikan oleh hadirnya mineral klorit + epidot + karbonat + serisit. (b) Argilitisasi, dicirikan oleh hadirnya mineral kaolinit + illite + serisit/paragonit (c) Silisifikasi dicirikan oleh penambahan mineral silica (SiO2) umumnya ditemukan pada zona urat atau pada zona mineralisasi terutama pada perbukitan terjal. Para penambang lokal telah melakukan penambangan dengan cara membuat lubang bukaan/adit yang pada umumnya berarah ke utara-selatan.. Sedikitnya ada 6 adit yang dijumpai, tetapi hanya 3 adit yang dimasuki, karena sebagian adit tertutup vegetasi yang rimbun dan longsor. Berdasarkan pengamatan, mineralisasi dalam satu adit berukuran lebar 1m, tinggi 1.5 m dengan arah 320° diperoleh

arah jurus dan kemiringan urat kuarsa dengan arah jurus/kemiringan U320°/70°. Urat kuarsa tersebut memperlihatkan sifat-sifat fisik antara lain massif, keras dan kompak, berwarna putih susu (milky quartz), tampak adanya residual vuggy silica dan kalsedon. Mineral logam yang teramati diantaranya pirit halus tersebar, kalkopiorit, oksida tembaga, oksida mangan dan oksida besi.

3.1.3. Hasil Pemboran Uji

Penyelidikan yang dilakukan pada tahun 2003 berupa pembuatan 3 (tiga) parit uji di daerah Gn. Cilangkap ini menunjukan kisaran kadar Au 7.8 – 91.1 ppm, sementara hasil analisis kimia unsur yang diambil dari singkapan batuan tufa terkersikan mengandung urat-urat kuarssa halus di puncak Gn. Cilangkap menunjukan kadar Au 0.2 ppm...Posisi titik bor, azimuth, inklinasi dan kedalaman lubang bor di daerah ini adalah seperti pada Tabel 1.

Tabel 1.Rincian Lokasi Pemboran Uji Geologi di daerah Gn.Cilangkap, Kec. Tanggeung, Kab. Cianjur.

No. Bor

Koordinat Azimuth Inklinasi Kedala-man (m)

CK.1 732236 mE 9196889 mN

U90° 70° 60

CK.2 732234 mE 9197035 mN

U90° 70° 100

CK.3 732233 mE 9197164 mN

U330° 70° 80

CK.3 732236 mE 9196893 mN

U330° 70° 70

Sebanyak 70 conto batuan hasil dari inti bor telah diambil dan dianalisis untuk mengetahui kadar logamnya (Cu,Pb,Zn,Ag dan Au). Hasil pengamatan inti bor dari keempat lubang bor tersebut dapat dijelaskan pada tabel 2 ,3, 4 dan 5 serta gambar 3 dan 4.

Tabel 2. Hasil pemerian lubang bor CK.1

Kedalaman ( m)

Pemerian

0.00-5.00 : Soil,coklat kekuningan bercampur dengan fragmen batuan berbutir halus.

5.00-17..90 : Lava andesit, abu-abu kehijauan, halus, terpropilitkan lemah, urat-urat kalsit 1mm-3 cm, minor pirit

17.90-60.00 : Breksi Andesit, abu-abu kehijauan, terpropilitkan lemah-sedang, urat-urat kalsit, minor pirit.

Analisis kimia unsur sebanyak 8 conto menunjukan kisaran kadar Cu : 21-107 ppm, Pb: 15 – 26 ppm, Zn: 51-88 ppm Ag 1- 3 ppm dan Au : 0.004 – 0.017 ppm.

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005

13-3

Tabel 3. Hasil pemerian lubang bor CK.2 Kedalaman

( m) Pemerian

0.00-6.50 : Soil,coklat kekuningan bercampur dengan fragmen batuan berbutir kasar

6.50-14.16 : Tufa, halus, kuning kecoklatan-abu-abu kehijauan, bagian atas lapuk(6.50-9.00 m), bagian tengah hingga bagian bawah terkloritkan lemah sampai sedang, pada beberapa tempat terkaolinkan lemah (19.35 m)

14.16-53.38 : Tufa lapili, abu-abu putih – abu-abu kehijauan, porous, beberapa retak-retak, bagian tengah hingga bagian bawah terpropilitkan lemah sampai sedang, urat kalsit berbagai arah, limonit staining mengisi retakan, minor pirit).

14.16-53.38 : Tufa lapili, abu-abu putih – abu-abu kehijauan, porous, beberapa retak-retak, bagian tengah hingga bagian bawah terpropilitkan lemah sampai sedang, urat kalsit berbagai arah, limonit staining mengisi retakan, minor pirit).

Dari hasil analisis kimia unsur sebanyak 8 conto menunjukan kisaran kadar Cu : 44-142 ppm, Pb: 12 – 33 ppm, Zn: 47-83 ppm, Ag 1- 3 ppm dan Au : 0.002 – 0.024 ppm.

Tabel 4. Hasil pemerian lubang bor CK.3 Kedalaman

( m) Pemerian

0.00-6.00 : Soil,coklat kemerahan hingga coklat abu-abu, bercampur dengan fragmen batuan berbutir kasar.

6.00-24.50 : Pasir vulkanik, sedang-kasar, putih abu-abu sampai abu-abu kekuningan.

24.50-40.00 Breksi andesit, coklat kehijauan, agak lapuk, setempat retak-retak, terlimonitkan, lapisan tipis pasir vuklanik, spotted pirit <1%.

40.00-80.00 : Tufa halus-sedang, abu-abu kehijauan hingga coklat kekuningan, terpropilitkan lemah sampai menengah, bagian atas hingga bagian tengah retak-retak, diisi limonit, barik-barik urat kuarsa, 1mm-2mm ( 40-40-40.50 m, 41.50-41.60 m, 43.45 –44.60, 45.30-45.40 m,48.50-48.70 m, 49 – 49.30 m, 51.17-51.50 m, tidak termineralisasi (barren), setempat sebagai open space quartz, struktur sisir dan vuggy, tidak termineralisasi, spotted pirit.

Tabel 5. Hasil pemerian lubang bor CK.4 Kedalaman

( m) Pemerian

0.00-5.00 : Soil,coklat kekuningan bercampur dengan fragmen batuan .

5.00-17..90 : Lava andesit, abu-abu kehijauan, halus, terpropilitkan lemah-sedang, urat kalsit 1mm dengan berbagai arah.

33.10-70.00 : Breksi Andesit, abu-abu kehijauan, monomik fragmen 1mm-2 cm,terpropilitkan ringan-sedang, urat-urat kalsit( 1mm-2 cm.

Dari hasil analisis kimia unsur sebanyak 25 conto menunjukan kisaran kadar Cu : 15-235 ppm, Pb: 14 – 266 ppm, Zn: 69-349 ppm, Ag 1- 68 ppm dan Au : 0.005 – 0.124 ppm.

Hasil analisis kimia unsur sebanyak 16 conto menunjukan kisaran kadar Cu : 7-122 ppm, Pb: 11 – 28 ppm, Zn: 63-276 ppm, Ag 1- 3 ppm dan Au : 0.0013 – 0.042 ppm.

2. Penyelidikan Regional di daerah Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi.

Berdasarkan pengamatan lapangan stratigrafi daerah ini mulai dari batuan tua hingga batuan muda adalah sebagai berikut (Gambar 5) :

1. Satuan batuan lava andesit-basaltik, terdapat dibagian baratlaurt daerah penyelidikan, terdiri dari lava andesitik-basaltik, sebagian membreksi,halus, abu-abu kehijauan, struktur bantal, terpropilitkan. Satuan batuan ini dapat disebandingkan dengan Formasi Citireum yang bermur Pra Tersier.

2. Satuan batuan tufa, satuan batuan ini menempati 2/3 daerah penyelidikan, terdiri dari tufa halus hingga tufa lapili berselingan dengan tufa berbatuapung, tufa gampingan, batupasir tufaan dan setempat berupa batulempung tufaan dan napal tufaan. Satuan batuan ini diduga merupakan Anggota Cikarang dari Formasi Jampang berumur Miosen Awal dengan linkungan pengendapan neritik.

3. Satuan batugamping tufaan, terdiri dari batugamping, sebagian tufaan dan pasiran disertai sisipan batupasir tufaan dan batupasir gampingan, mengandung moluska, pejal dan sebagian berlapis. Satuan batuan ini termasuk kedalam Formasi Bentang berumur Miosen Akhir

4. Endapan Aluvium, terdiri dari pasir, kerikil, lumpur sisepanjang pantai, setempat mengandung titanomagnetit, terutama pada endapan kerikil di bagian timur daerah penyelidikan.

5. Batuan Beku; terdiri dari batuan andesit porfir dan batuan andesit piroksen. Batuan andesit piroksen tersingkap dibagian hulu sungai Cihaur, Ciburial dan Cikopo, tekstur porfiritik, plagioklas sebagai fenokrist, setempat telah mengalami ubahan terpropilitkan lemah. Batuan andesit piroksen tersingkap di daerah Ciseureuh, tekstur porfiritik sebagain retas. Kedua batuan ini diperkirakan berumur Plio-Plistosen.

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005

13-4

Gejala struktur geologi di daerah ini ditandai dengan pemunculan gawir yang cukup tinggi pada satuan tufa pasiran memotong sungai Cidadap dan sungai Cilegok membentuk air terjun. Arah struktur adalah U140° berupa patahan normal bagian yang turun adalah ke arah selatan.

Sebaran Mineral Berat

Dari sebanyak 84 conto konsentrat dulang yang dianalisis logam sulfida yang teridentifikasi hanya argentit, ditemukan dari satu lokasi hasil pendulangan memperlihatkan bentuk fisik warna abu-abu kehitaman, lunak dan lentur, berukuran 1500 mikron

Geokimia Endapan Sungai Aktif

Perhitungan statistik geokimia endapan sungai dari 48 conto yang diambil dari daerah ini dicantumkan pada tabel 6. Tabel 6. Nilai Statistik Unsur Logam

Endapan Sungai Aktif Daerah Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi

Cu ppm

Pb ppm

Zn ppm

Ag ppm

Au ppb

As ppm

N 48 48 48 48 48 48 Minimum 6 12 39 1 1 1

Maksimum 121 40 168 3 186 26 Rata-rata 67..9 25.96 83.48 1.92 10.52 5.29

Simp.Baku 31.2 5.28 26.98 0,54 28.79 5.92 X+std 99.12 31.24 110.5 2.46 39.31 11.21

X+2.std 130.3 36.52 137.4 3 57.6 17.1

Untuk mengetahui korelasi antar unsur tersebut maka dilakukan perhitungan koefisien korelasi (Tabel 7).

Tabel 7. Koefisien Korelasi Antar Unsur Logam Endapan Sungai Aktif daerah Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi

Cu Pb Zn Ag Au As Cu 1 Pb 0.457 1 Zn 0.255 0.324 1 Ag 0.562 0.208 0,317 1 Au -0.233 -0.083 -0.215 -0.202 1 As -0.415 -0.114 -0.164 0.001 0.289 1

Berdasarkan koefisien korelasi tersebut terlihat hanya unsur Cu dengan unsur Ag yang mempunyai nilai mendekati angka 1 sehingga dipandang memiliki hubungan.

Ubahan dan Mineralisasi

Ubahan batuan yang terjadi didaerah ini hanya terjadi pada lokasi tertentu, berupa ubahan terpropilitkan yang terjadi didalam batuan andesit-basaltik disertai piritisasi dalam jumlah yang sangat kecil. Hasil analisis kimia batuan dari 4 conto batuan yang diambil

dari daerah ini menunjukan nilai kisaran unsur Cu: 29-62 ppm, Pb: 13-19 ppm, Zn : 67-80 ppm, Ag : 2-3 ppm, Au :20-55 ppb dan As < 2ppm.

3. Penyelidikan Regional di daerah Kecamatan Agrabinta dan Cikadu Kabupaten Cianjur

Berdasarkan pengamatan lapangan stratigrafi daerah ini mulai dari batuan tua hingga batuan muda adalah sebagai berikut (Gambar 6) : 1. Satuan batuan breksi andesit;

penyebarannya tidak luas,terbatas pada dua sungai yaitu dibagian hulu sungai Ciujung dan bagian hilir sungai Cipandak, dicirikan oleh sifat fisik yang sangat kompak, terdiri dari fragmen andesit porfiritik, terargilikan lemah disetai pirit dalam jumlah sedikit. Berdasarkan penyelidik terdahulu satuan batuan ini merupakan anggota formasi Jampang berumur Oligo-Miosen dan secara tidakselaras ditutupi oleh batuan dari anggota formasi Bentang.

2. Satuan batuan ini sangat luas mulai dari bagian barat, tengah hingga ke bagian timur WPP, dicirikan oleh perlapisan yang baik dan hampir mendatar disertai struktur sedimen graded bedding.

3. Satuan batugamping; tersebar secara terbatas terutama dibagian baratlaut daerah penyelidikan, dicirikan oleh batugamping berlapis, berwarna abu-abu gelap disertai kandungan fosil foraminifera kecil. Berdasarkan ciri-cirinya satuan batuan ini merupakan anggota formasi Bentang berumur Miosen akhir.

4. Satuan batuan breksi lahar; tersebar dibagian barat, tengah dan timurlaut daerah penyelidikan, terdiri dari lava, breksi dan lahar, kurang kompak. Satuan batuan ini merupakan produk gunungapi gunung Patuha dan diduga berumur Kuarter.

Gejala struktur yang teramati didaerah ini berupa pemunculan mata air panas pada dua lokasi yaitu didesa Sukamulia. Struktur ini berhubungan dengan patahan normal berarah baratdaya-timurlaut.

Sebaran Mineral Berat

Dari 185 conto konsentrat dulang teridentifikasi sebanyak 14 jenis mineral yang dapat dikelompokkan ke dalam mineral oksida, sulfida, hidroksida. Mineral pirit hanya terdapat sebagai jejak (trace), sedangkan

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005

13-5

logam sulfida dan logam murni tidak ditemukan sama sekali.

Geokimia Endapan Sungai Aktif

Analisa terhadap 185 conto endapan sungai aktif menghasilkan nilai statistik untuk unsur Cu, Pb, Zn, Ag, Au dan As, seperti ditunjukkan pada tabel 8.

Tabel 8 Nilai Statistik Unsur Logam Endapan Sungai Aktif Daerah Kecamatan Agrabinta dan Cikadu Kabupaten Cianjur

Cu ppm

Pb ppm

Zn ppm

Ag ppm

Au ppb

As ppm

N 185 185 185 185 185 185 Minimum 6 6 22 0.25 1 1 Maksimum 53 47 284 2 59 26 Rata-rata 23,2 23.2 111.8 1.11 31.4 1.64 Simp.Baku 7.3 5.45 51.4 0.39 5.05 2.26 X + std 30.5 27.6 163.2 1.50 8.17 3.90 X + 2.std 37.8 33.1 214.6 1.89 13.22 6.16

Untuk mengetahui hubungan antar masing-masing unsur dilakukan perhitungan koefisien korelasi (Tabel 9 ).

Tabel 9 Koefisien Korelasi Antar Unsur Logam Endapan Sungai Aktif Daerah Kecamatan Agrabinta dan Cikadu, Kabupaten Cianjur

Cu Pb Zn Ag Au As Cu 1 Pb 0.655 1 Zn 0.101 0,221 1 Ag 0.082 0.085 0.464 1 Au 0.003 -0.066 -0.020 -026 1 As -0.135 -0.082 -0.017 0.005 0.005 1

Dari perhitungan diatas terlihat hanya unsur Pb yang memperlihatkan hubungan yang cukup baik (mendekati nilai 1) dengan unsur Cu.

Ubahan dan Mineralisasi

Ubahan batuan yang terjadi didaerah ini ditemukan didalam batuan breksi andesit berupa piritisasi dalam jumlah yang sangat kecil. Disamping itu ubahan jenis terargilikan juga ditemukan didalam satuan batupasir tufaan dan diduga berhubungan erat dengan pemunculan mata air panas sepanjang patahan normal.Hasil analisis kimia batuan dari 5 conto batuan yang diambil dari daerah ini menunjukan nilai minimum dan maksimum unsur Cu: 13-34 ppm, Pb: 21-42 ppm, Zn :26-128 ppm, Ag : 2-3 ppm, Au :15-65 ppb dan As < 2ppm.

KESIMPULAN

Dari hasil penyelidikan rinci pemboran uji geologi di daerah Gn. Subang dan penyelidikan regional dapat disimpulkan :

a. Kegiatan pemboran uji geologi yang dilakukan pada empat lokasi di daerah Gn. Cilangkap (bagian selatan Gn. Subang) hingga 100 m tidak menemukan perluasan zona mineralisasi yang diharapkan seperti semula. Hal ini diduga karena daerah Gn Cilangkap merupakan bagian yang turun dari sistim patahan yang terjadi di daerah ini, sehingga pemboran tersebut tidak mencapai ubahan batuan yang berkaitan dengan pembentukan mineralisasi logam.

b. Ubahan batuan yang ditemukan pada umumnya adalah ubahan terpropilitkan, beberapa diantaranya disertai urat kuarsa “barren”. Hasil analisis kimia unsur yang berasal dari keempat lubang bor menunjukan nilai kandungan minimum dan maksimum unsur Cu : 7-235 ppm, Pb :11- 266 ppm, Zn : 47 –349 ppm, Ag : 1 – 68 ppm dan Au : 0.002 – 0.142 ppm.

a. Tingginya kandungan Au dipermukaan di sekitar Gn.Cilangkap kemungkinan besar disebabkan oleh pengayaan supergen sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar petunjuk untuk perluasan mineralisasi logam emas-dasar ke arah vertikal.

b. Hasil eksplorasi regional pada kedua daerah penyelidikan tidak menemukan adanya petunjuk mineralisasi kecuali dalam konsentrat dulang hanya satu lokasi yang mengandung argentit (SKB 027/P).

c. Dari hasil analisis kimia endapan sungai aktif dari daerah Kec. Ciracap Kab. Sukabumi masing-masing memberikan harga dan harga anomali unsur Cu : 6 – 121 ppm dan 99.12 ppm, Pb : 12 – 40 ppm dan 36.53 ppm, Zn : 39 – 168 ppm dan 137.44 ppm, Ag : 1 – 3 ppm dan 2.46 ppm, Au : 1 – 186 ppb dan 57.58 ppb, As : 1 – 26 ppm dan 17.13 ppm.

d. Hasil analisis kimia endapan sungai aktif dari daerah Kec. Agrabinta dan Cikadu Kab. Cianjur masing-masing memberikan harga dan harga anomali unsur Cu : 6 – 53 ppm dan 37.89 ppm, Pb : 6 – 47 ppm dan 33.06 ppm, Zn : 22 – 284 ppm dan 214.63 ppm, Au : 1 – 59 ppb dan 13.22 ppb, As : 1 ppm – 26 ppm dan 6.16 ppm.

DAFTAR PUSTAKA

Koesmono, M. dkk, 1996; Peta Geologi Lembar Sindangbarang dan Bandarwaru,

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005

13-6

Jawa, skala 1: 100.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Simanjuntak, Sahat, dkk, 2002; Laporan Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Logam di Daerah Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat TA.2002, Proyek Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Mineral Indonesia, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Bandung.

Simanjuntak, Sahat, dkk, 2003; Laporan Inventarisasi dan Eksplorasi Mineral Logam di Daerah Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat (DIM/ KIGAM FASE II TA.2003), Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Proyek Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Mineral Indonesia.

Simanjuntak, Sahat, dkk, 2004; Laporan Inventarisasi dan Eksplorasi Mineral Logam di Daerah Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa

Barat (DIM/ KIGAM FASE III TA.2004), Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Proyek Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Mineral Indonesia.

Sutisna, D.T. dkk 1991; Eksplorasi Logam Mulia di daerah Jampang (Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur) dan Bayah (Kabupaten Lebak), Jawa Barat, Kolokium 1991, Hasil Penyelidikan Sumberdaya Mineral Indonesia, Bandung 27 – 28 Nopember 1991, Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung.

Sukamto, Rab. 1975; Peta Geologi Lembar Jampang dan Balekambang, Jawa, skala 1:100.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Sujatmiko dan Santosa.S, 1992 ; Peta Geologi Lembar Leuwidamar, Jawa, skala 1:100.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

www.pemkab-cianjur.go.id

online 28 Agustus 2003

www.kabupaten-sukabumi.go.id

online 30 Agustus

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Kegiatan Penyelidikan

PETA LOKASI KEGIATAN TA.2004DI DAERAH KAB. CIANJUR DAN SUKABUMI

PROV. JAWA BARAT

Pemboran Uji Geologi

Penyelidikan Geologi danEksplorasi TA.2004

U

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005

13-7

Gambar 2. Peta Geologi, Ubahan dan Mineralisasi daerah Gn. Subang,

Kecamatan Tanggeung, Kabupaten Cianjur

Gambar 3. Penampang Pemboran Uji Geologi CK.1 dan CK.2 daerah

Gn. Cilangkap Kecamatan.Tanggeung Kabupaten Cianjur

Gambar 4. Penampang Pemboran Uji Geologi CK.3 dan CK.4 daerah Gn. Cilangkap

Kecamatan. Tanggeung Kabupaten Cianjur

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005

13-8

Gambar 5. Peta Geologi, Ubahan dan Mineralisasi daerah Kecamatan. Ciracap Kabupaten

Sukabumi

Gambar 6. Peta Geologi, Ubahan dan Mineralisasi daerah Kecamatan. Agrabinta dan Cikadu

Kabupaten Cianjur