1,2,3 yulianti.doc

Download 1,2,3 Yulianti.doc

If you can't read please download the document

Upload: asepsunara

Post on 18-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

KEGIATAN BELAJAR 1 HAKIKAT MORAL KNOWINGProses pemahaman suatu fenomena moral yang tertangkap oleh manusia sangat besar dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat keberadaannya.Keberadaan latar belakang, keluarga, pendidikan, tradisi, pemahaman terhadap pola asuh, tingkat kepedulian serta persepsi antara kedua orang tuanya dan orang lain cenderung banyak menimbulkan permasalahan terhadap perkembangan moralitas anak usia dini. Pada usianya yang relatif dini, anak manusia sangat membutuhkan modeling, konsistensi dan keseragaman.Modeling konsistensi dan keseragaman adalah tiga factor utama dalam pembentukan karakter awal anak usia dini. Tanpa model anak akan kehilangan contoh.Konsistensi adalah suatu kondisi yang memberikan makna bahwa proses dari suatu aktivitas manusia dalam situasi ajek, sama, tidak berubah dan terus berulang secara teratur tanpa adanya aspek konsistensi dalam pengembangan moral anak usia dini, besar kemungkinan anak akan menghadapi kebingungan, ketidakjelasan dalam bersikap, pola berpikir, bersikap, dan bertindak anak usia dini masih terbatas dari apa yang mereka lihat, dengar, saksikan sehingga pembentukan dan pemahaman awal terhadap moralitas kehidupan menjadi suatu hal yang penting dan essential bagi pengembangan moral mereka.

NILAI-NILAI KEJUJURAN, TOLERANSI DAN SETIA KAWANPADA ANAK TAMAN KANAK-KANAKNilai-nilai kejujuran sangat erat kaitannya dengan nilai moral dari kehidupan manusia. Kejujuran bukan masalah kemampuan orang untuk melakukannya, tetapi lebih pada kemauan itu sendiri.

Praktisi pendidikan dalam kaitannya dengan pengembangan moral anak usia dini perlu menyusun program yang efektif dalam mengembangkanmoralitas siswa melalui wujud pembiasaan berlaku jujur dalam perkataan,sikap dan perbuatan. Story Teeling

Program simulasi perilaku yang bermisi nilai-nilai kejujuran dalam kehidupan anak. Role Playing

Merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang cukup efektif dalam pengenalan dan penanaman moral bagi anak usia dini.Hindari pengembangan nilai-nilai kejujuran dengan pendekatan verbalisme atau pemberian konsep belaka, karena hal itu kurang efektif dan kurang cocok bagi usia dini.Sikap yang positif adalah menentukan, membiasakan dan melatih anak didik agar mampu menerapkan sikap toleransi kepada sesame sesuai dengan salah satu pilar.Penyelenggaraan pendidikan dari UNESCO yaitu LEARNING TO LIFE TOGETHER sejak dini amatlah tepat jika kita menyusun program pengembangan motal melalui pembiasaan sikap toleran karena sikap factual bangsa kita memiliki kebinekaan dalam berbagai hal.MODEL PENDIDIKAN YANG TOLERANSikap toleransi dapat dikembangkan melalui 2 model:

Model Aksi-Refleksi-Aksi

Dalam pembelajaran ini pendekatannya lebih mementingkan parasiswanya. Model Ignasian

Model ini hampir mirip dan langkah yang ditempuh meliputi konteks,pengalaman (langsung, ataupun tidak langsung.Hal yang prinsip dalam menanamkan dan mengembangkan sikap toleran pada anak usia dini adalah menjadikan usia mereka yang dini sebagai dasar pembangunan fondasi kokoh anak bangsa dan memiliki : Persatuan Menghormati perbedaan Memberi kesempatan / tetap menjaga identitas dirinya

Nilai setia kawan adalah buah dari kebaikan suasana kebatinan seseorang yang memiliki moralitas yang tinggi. Pendidikan nilai setia kawan akan memberikan bekas yang mendalam bagi perkembangan moralitas mereka. Nilai-nilai moral yang membekas itu merupakan pengetahuan awal dan akan memperkaya diri dalam menentukan sikap dan kepribadian di kemudian hari.Pendidikan tentang nilai setia kawan secara tidak langsung berkaitan serta dengan proses pendidikan yang lebih menekankan pada pendidikan kepedulian terhadap sesama manusia.Bentuk-bentuk kepedulian : Simpati kesetujuan, ketertarikan Empati kecocokan, ungkapan sikap yang didasari lebih dari setuju dan tertarik kemampuan yang sama dengan apa yang dialami dan dirasakan orang lain Antipati > makna dan ungkapan dari ketidaksetujuan

Hakikat moral knowing dapat dimaknai dengan pengetahuan tentang moral yang harus dipahami terlebih dahulu oleh anak.Nilai-nilai kejujuran kaitannya sangat erat dengan nilai moral dari kehidupan manusia.Toleransi adalah embrio dari sikap mau menerima dan dapat memahami keberadaan orang lain yang lebih memiliki perbedaan.Nilai setia kawan, adalah buah dari kebaikan suasana kebatinan seseorang yang memiliki moral yang tinggi.Kegiatan Belajar 2Penanaman Nilai-nilai Kejujuran, Toleransi Dan Setia Kawan pada Anak Usia DiniAda beberapa wilayah pengembangan anak usia dini yang perlu mendapat stimulasi dari pendidik dan orang-orang sekitarnya.Wilayah pengembangan meliputi: Pengembangan pengetahuan (know Ledge) * Kepentingan meningkatkan kecerdasan Pengembangan bahasa dan seni (speech) > Kepentingan pengendalian pengelolaan kecerdasan emosi anak Pengembangan kecakapan hidup Pengembangan gerak tubuh

Penanaman nilai-nilai kejujuran, toleransi dan setia kawa pada anak usia dini berkaitan erat dengan perkembangan sosial anak itu sendiri.Penanaman nilai-nilai yang terkait dengan wilayah pembelajaran moral dan etika bagi anak usia dini meliputi; Mengenal kehidupan pribadi Menghargai dan mengenal perbedaan Mengenalkan peran j eni s Mengembangkan kesadaran hak dan tanggung jawab

Pengembangan kesadaran hak dan tanggung jawab merupakan bahasan pendidikan penanaman nilai moral bagi anak usia dini.Berkaitan dengan penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini, dengan beradaptasi pada peraturan mentri pendidikan nasional nomor 41 tahun 2007, tentang: Standar proses belajar mengajar Kegiatan pembelajaran;

Intraktif Inspiratif Menyenangkan Menantang Memotivasi Serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat

Proses EksplorasiEksplorasi adalah kegiatan anak didik dalam upaya menggali informasi/pengetahuan mengenai materi/topik/tema yang sedang dipelajari.Bentuk aktivitas yang dapat dilakukan pada proses eksplorasi sebagai berikut: Melibatkan anak untuk menggali informasi Menggunakan strategi/pendekatan/metode Menggunakan media/alat bantu Menggunakan sumber belajar/pembelajaran Melibatkan siswa secara aktif Memfasilitas terjadinya komunikasi antar anak dalam proses pembelajaran Merancang tugas yang harus dikerjakan

Kegiatan melibatkan anak menggali informasi terkait dengan materi/topik. Tema adalah salah satu bentuk kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan kegiatan belajar aktif. Menggunakan strategi/pendekatan metode pembelajaran yang berpusat pada anak dalam pengembangan moral anak usia dini sangatlah penting. Penerapan strategi, metode ataupun pendekatan yang diambil seharusnya memperhatikan karakteristik anak sehingga aktivitas yang dilakukan oleh anak akan lebih bermakna (meaning full) Menggunakan media/alat bantu pembelajaran bagi proses pembelajaran anak usia dini sangat penting, mengingat tingkat pemahaman dan pemikiran mereka masih pada tahap operasional kontret.

Menggunakan sumber belajar/pembelajaran yang variatif sesuai konteks pembahasan dan kebutuhan anak, sumber belajar yang dimaksud adalah berbagai hal yang dapat menjadi bahan pengetahuan dan keterampilan Memfasilitasi terjadinya komunikasi antar anak dalam proses pembelajaran adalah pendekatan yang sangat baik bagi perkembangan moral anak usia dini. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar anak, guru, lingkungan, sumber belajar lain adalah langkah dalam pengembangan moral anak usia dini. Melibatkan anak secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran adalah suatu pendekatan yang sangat perlu untuk memberi ruang kebebasan dan

Proses ElaborasiProses elaborasi adalah kegiatan anak untuk menyampaikan hasil eksplorasinya.Bentuk aktivitas yang dapat dilakukan sebagai berikut:Memfasilitasi AnakPada proses eksplorasi anak memungkinkan banyak dilakukan variasi kegiata belajar.Memfasilitasi anak dalam membuat laporan hasil eksplorasi sebagai bukti perhatian dan profesionalitas kinerja guru.Memberi kesempatan kepada anak untuk bertindak tanpa rasa takut adalah salah satu pendekatan yang sangat baik dilakukan.Proses KonfirmasiProses konfirmasi adalah kegiatan interaktif antara guru dan anak untuk memberikan umpan balik.Bentuk aktivitas yang dapat dilakukan; Memberikan umpan balik Memberikan penguatan terhadap keberhasilan anak Memberikan informasi yang menantang rasa keingintahuan anak Melakukan penilaian proses pembelajaran

Penanaman nilai-nilai kejujuran, toleransi, setia kawan dapat diterapkan dengan penerapan story telling, simulasi, test cast sebagai berikut; Nilai-nilai kejujuran Toleransi Setia kawanPENGEMBANGAN STRATEGI, METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MORAL ANAK USIA DINIKegiatan Belajar 1

Pengembangan Moral pada Anak Usia DiniDalam kegiatan ini akan membahas Hakikat pendekatan Metode pendekatan Penentuan pendekatan yang tepat dalam kegiatan belaj ar di taman kanak-kanak

KONSEPTUAL, PENDEKATAN UNTUK PENGEMBANGAN MORAL ANAK Hakekat Pendekatan

Pendekatan memiliki ciri-ciri kegiatan sebagai berikut: Pendekatan adalah proses perjalanan waktu Upaya untuk mencapai sesuatu Cara untuk melakukan sesuatu

Perbedaan Metode dengan Pendekatan

Pendekatan ini dapat berfungsi sebagai pelengkap untuk melakukan kegiatan yang menggunakan metode tertentu. Esensi Pemilihan/Penentuan Pendekatan yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar pengetahuan pendidik berdasarkan informasi meliputi tiga hal sebagai berikut:

Pengetahuan tentang belajar dan perkembangan anak Pengetahuan tentang kekuatan, minat dan kebutuhan setiap individu anak dalam kelompoknya Pengetahuan tentang konteks, sosial kultural tempat anak hidup

Teknik-teknik pendekatan yang tepat dalam kegiatan belajar meliputi hal-hal sebagai berikut: Memahami Contoh :

Guru TK perlu memahami mengapa anak TK jika berteriak-teriak Mengabaikan Contoh;

Tingkah laku yang tidak pantas perlu diabaikan. Mengalihkan perhatian Contoh:

Mengalihkan anak dari kegiatan negatif, menyuruh melakukan kegiatan 1 Contoh:Memberikan hadiah setelah anak melakukan kegiatan yang positif. Keteladanan Perjanjian Membentuk Mengubah lingkungan rumah Memuji

j. Mengajak k. MenantangMenggunakan akibat wajar dan alamiah m. Sugesti n. Meminta

o.Peringatan/isyarat verbal bukan omelan p. Kerutinan dan kebiasaan * disiplin sehari-hari q. Menghadapkan suatu problem r. Memecahkan perselisihan > menyelesaikan konfliks. Menentukan batas-batas aturan agar batasan efektif, perlu dilihat hal-hal sebagai berikut: Jangan terlalu banyak pembatasan Batasan harus jelas dan spesifik

Aturan harus konsisten Bertahap Mendesak Pujian Permintaan Pengurangan secara bertahap keyakinan t. Memberi hukuman

Hukuman terdiri atas hukuman saat melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan, menghilangkan suatu kesenangan dan memberikan ketidaknyamanan, baik kejiwaan maupun fisik.Pedoman dalam menjatuhkan hukuman : Jelas dan terang Kembangkan suatu hubungan yang bersifat kasih sayang Tingkah laku yang dicela bukan anaknya Adil Waktu yang secepatnya

u.Perubahan waktu dan jumlah hukumanPenjatuhan hukuman akan lebih baik jika segera dilakukan ketika perbuatan salah itu dilakukan v. Menggunakan pengendalian secara fisik Tunjukan ketetapan hati dan bukan permusuhan Hindari teriakan dan tatapan mata melotot

Kegiatan Belajar 2Strategi dalam Pengembangan Moral Pada Anak Usia DiniA. STRATEGI PENGEMBANGAN MORAL PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN (TK.A)Anak usia dini merupakan individu yang berbeda unik dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya.Masa usia dini (0-6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age). Mengingat pentingnya masa ini, peran stimulasi dan lingkungan yang kondusif harus disiapkan oleh para pendidik, orang tua, sehingga anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensinya.Potensi ini meliputi: Aspek moral Nilai-nilai agama Social Emosional Kemandirian Kemampuan berbahasa Kognitif fisik/motorik Seni

Strategi pengembangan aspek apapun harus dilakukan melalui kegiatan bermain. Jadi dengan pemahaman tersebut strategi pengembangan moral yang perlu anda siapkan untuk anak 4-5 tahun secara prinsip sebagai berikut: Menyiapkan lingkungan anak yang kondusif, bersikap edukatif da mampu menstimulasi berbagai pengembangan termasuk aspek moral dan nilai- nilai agama Siapkan dukungan secara kolaboratif semua orang terlibat dalam penyelenggaraan anak usia dini Menyusun program kegiatan bermain yang menanamkan moral yang sesuai dengan perkembangan Menyusun program pembiasaan menanamkan moral bagi anak Lakukan penilaian proses Menitik beratkan seluruh strategi pengembangan moral

STRATEGI PENGEMBANGAN MORAL PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (TK B)Secara prinsip strategi yang dikembangkan untuk anak usia 5-6 tahun sebagai berikut: Menyiapkan berbagai kegiatan yang mampu menstimulasikan kerja sama, toleransi, setia kawan Menyiapkan media pendukung agar anak dapat bekerja sama Membawa anak ke dalam situasi nyata (real time) pendidikan moral (field trip) Penyusunan program kepemimpinan, kelompok sebagai penanaman sikap

CONTOH PENERAPAN STRATEGI KEGIATAN PENGEMBANGAN MORAL PADA USIA TK (KEL A DAN B)Salah satu contoh penerapan strategi pengembangan moral pada anak antara lain: Membawa dan menyimpan as sekolah Menyiapkan dan merapikan kembali perlengkapan belajar, bermain setelah selesai digunakan Memberi kesempatan teman untuk berbicara dan mendengarkan pembicaraannya

Peran pendidik dalam penerapan strategi pengembangan moral pada anak usia TK.Tanpa partisipasi aktif dan kontribusi yang optimal dari semua pihak, sebaik apapun strategi yang diterapkan, belum tentu akan memberikan dampak yang positif.METODE DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK USIA TKBERGERITABercerita mempunyai makna penting bagi ^rkembangan anak usia taman anak-anak melalui bercerita kita dapat:

Men^unikasikan nilai-nilai budaya Mengomunikasikan nilai-nilai sosial Mengomunikasikan nilai-nilai keagamaan Men^^^Cokrja,etow^tu, etos alam Membantu mengembangkan fantasi anak Membantu mengembankan dimensi, kognitif anak Membentu mengembangkan dimensi bahasa anak

Teknik bercerita dengan membaca langsung dari buku cerita Teknik bercerita dengan menggunakan ilustrasi Teknik menceritakan dongeng Teknik bercerita dengan menggunakan papan flane; Teknik bercerita dengan menggunakan media boneka

B KARYAWISATAMetode dan pendekatan kryawisata merupakan salah satu metode yang m^^sanakan kegiatan pembelajaran di lembaga PAUD dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung yang meliputi manusia, hewan, tumbuhan dan benda-benda lainnya.Manfaat karyawisata bagi anak usia dini

Merangsang minat Menumbuhkan minta

Batu loncatan

Meningkatkan pengembangan kemampuan, sosial Mng^iral^^nanaman sikap

Membantu anak memperoleh pemahaman tentang kehidupan manusia

Tujuan karyawisata bagi anak usia dini Ada beberapa aspek perkembangan ;

Pengembangan kognitif Pengembangan bahasa Pengembangan kreativitas Pengembangan emosi Kehidupan bermasyarakat

Sasaran penerapan karyawisata untuk anak usia dini Rancangan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi dalam melakukan karyawisata

Persiapan

Menetapkan sasaran Mengadakan hubungan dan pengenalan medan sasaran karyawisata Merumuskan program kegiatan Menyiapkan bahan dan alat Menetapkan tata tertib Meminta izin dan partisipasi orang tua / anak Persiapan guru di kelas

Pelaksanaan penilaian

BERNYANYILagu yang baik bagi kalangan anak usia dini adalah lagu yang memperhatikan kriteria sebagai berikut: Syair / kalimat tidak terlalu panjang Mudah dihafalkan oleh anak Ada misi pendidikan Sesuai karakter dan dunia anak Nada yang diajarkan mudah dikuasai anak

SYAIR ATAU SAJAKPendekatan pembelajaran melalui kegiatan membaca syair atau sajak juga merupakan pendekatan yang akan menimbulkan rasa senang, gembira dan bahagia.Pendekatan pengembangan moral pada anak usia dini Konsep dan jenis pendekatan pengembangan moral pada anak usia dini;

Berorientasi pada perkembangan anak Berorientasi pada kebutuhan anak Bermain sambil belajar atau berlajar seraya bermain Berpusat pada anak Lingkungan yang kondusif Mengembangkan berbagai kecakapan hidup Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang Aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan Pemanfaatan tekhnologi informasi

Contoh aplikasi pendekatan pengembangan moral pada anak usia dini

Program pembiasaan

Belajar bersabar mengantri

Program pengembangan kecakapan hidup

Menyiram tanaman Memberi makan kelinci Disiplin bangun pagi

KONSEP DASAR PERKEMBANGAN NILAI-NILAI KEAGAAN PADA ANAK USIA DINIUntuk mengenalkan anak pada nilai-nilai keagamaan, yang paling mudah adalah mengenalkan anak pada salah satu ciptaan tuhan yang maha esa. Contoh : lagu pelangi

Perkembangan nilai-nilai keagamaan yang terjadi pada anak usia dini berawal dari kekaguman pada ciptaan tuhan TAHAPAN PERKEMBANGAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA DINITahapan perkembangan dan pemahaman anak usia dibi terhadap nilai- nilai keagamaan pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Unreflective

dimaknai sebagai tidak mendalam, tidak kurang dapat memikirkan secara mendalam (john echol 1995) Egocentric

Lebih mementingkan kemauan diri sendiri dalam segala hal Misunderstand

Bersifat abstrak (seperti masalah-masalah ajaran-ajaran agama)Contoh : tuhan maha besar Verbalis dan Ritualis

Berlandaskan landasan keilmuan, hal-hal yang sangat perlu diperhatikan Anak membutuhkan latihan dan rutinitas Pengalaman langsung adalah hal yang kritis bagi anak

Amitative

Prinsip dasar yang sangat perlu diperhatikan dalam mengkaji tahapan perkembangan nilai-nilai agama: Prinsip dasar pada aktivitas anak sehari-hari Prinsip pentingnya keteladanan dari lingkungan dan orang tua Prinsip kesesuaian dengan kurikulum spiral

Prinsip developmentally appropriate practive CDAP Prinsip psikologi anak Prinsip monitoring rutin

KOMPETENSI HASIL BELAJAR DAN INDIKATOR PERKEMBANGAN NILAI-NILAI AGAMA PADA KURIKULUMPrinsip dasar penyelenggeraan pendidikan di Taman Kanak-kanak : Prinsip pengamatan Prinsip peragaan Prinsip bermain sambil belajar Prinsip aktivitas Prinsip kebebasan Prinsip ketertiban dan keterpaduan

KOMPTENSI PERKEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA Anak 3-4 tahun

Mampu meniru Mengucapkan doa dan lagu

Anak 5-6 tahun

Mengucapkan bacaan doa lagu-lagu Menirukan gerakan shalat

Indikator Anak 3-4 tahun

Menirukan lagu-lagu keagamaan Menirukan sikap berdoa Menyayangi ciptaan tuhan Memimpin doa Mau menolong teman Menyebutkan hari-hari besar Menghargai teman Bersikap ramah Mau mengalah Meminta tolong dengan baik

POTRET

Kehidupan manusia yang harus dijalankan ada 2 aspek essential Aspek jasmani Aspek rohani

ESENSI

Pengembangan norma dan nilai-nilai keagamaan adalah pendidikan yang memerlukan proses pembiasaan di samping pemahaman dan penghayatan.Essensi nilai-nilai keagamaan bukan tertumpu pada penguasaan konsep belaka, tetapi justru pada penerapan nilai-nilai keagamaan serta sikap dan perilakunya sehari-hari. TARGET

Sasaran yang hendak dicapai pada saat kita akan mengembangkan nilai- nilai keagamaan pada anak adalah mewarnai pertumbuhan dan perkembangan diri mereka.Target didasarkan pada 2 pemikiran : Dilahirkan dalam keadaan suci Awal kehidupan

Dari target tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak positif yang berkembang pada dimensi kemanusiaan anak itu sendiri yang meliputi Fisik Akal pikiran Akhlak Perasaan kejiwaan Estetika Kemampuan sosialisasi

HAKIKATNYA SPRITUAL QUOTIENTDalam kehidupannya, manusia mengalami pasang surut yang datang silih berganti, masalah demi masalah mau tidak mau harus dihadapi dan dipecahkan dengan bijak dan tepat. Tidaklah mungkin manusia hanya mengandalkan kerja otak belaka atau logika semata sebab ada sisi kehidupan dan masalah yang tidak cukup dipecahkan dengan menggunakan otak dan logika. Persoalan atau masalah yang demikian akan lebih tepat dihadapi dengan pendekatan hati nurani yang jujur dan tidak berpihak. IMPLIKASI SPRITUAL QUOTIENT DALAM KEHIDUPAN ANAK SEBAGAI INDIVIDU DAN ANGGOTA MASYARAKATSebagai individu yang telah diperkenalkan dengan hakekat moral, tentu anak akan mampu minimalnya mengenal antara perbuatan yang baik buruk, mampu membedakan makna dari perkataan jujur dan dusta, serta dapat memilih sikap mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN SPIRITUAL QUOTIENT ANAKSelain peran guru yang memiliki sebagai:

StimulatorMotivatorFasilitator yang perlu menyediakan kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensinya.Tanpa partisipasi aktif dan kontribusi yang optimal, sebaik apapun strategi yang diterapkan akan memberikan dampak yang kurang baik. Para orang tua juga diharapkan memiliki komitmen (kesetiaan), konsisten (keajekan) dalam menjalankan seluruh program pengembangan spiritual quotient anak selama berada di rumah dan lingkungan masyarakat.