11457_makalah 1 fix

31
TUGAS MAKALAH LIABILITIES AND OWNERSHIP, REVENUE, EXPENSES Disusun oleh Intan Permatasari 1211031052 Mafiana Annisya 1211031058 Ori Barlian P. 1211031074 Sakinah Hani Wafiqoh 1211031086 Singgih Widy Prasetyo 1111031132 Wayan Krisma Angga P. 1211031102 Program Studi : S1 Akuntansi Mata Kuliah : Teori Akuntansi FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

Upload: krisma-owixs

Post on 31-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

download aja

TRANSCRIPT

Page 1: 11457_Makalah 1 Fix

TUGAS MAKALAH

LIABILITIES AND OWNERSHIP, REVENUE, EXPENSES

Disusun oleh

Intan Permatasari 1211031052

Mafiana Annisya 1211031058

Ori Barlian P. 1211031074

Sakinah Hani Wafiqoh 1211031086

Singgih Widy Prasetyo 1111031132

Wayan Krisma Angga P. 1211031102

Program Studi : S1 Akuntansi

Mata Kuliah : Teori Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015

Page 2: 11457_Makalah 1 Fix

BAB 8

KEWAJIBAN DAN KEPEMILIKAN EKUITAS

1. TEORI KEPEMILIKAN DAN ENTITAS

A. Teori Kepemilikan

Teori ini memusatkan perhatiannya kepada pemilik. Kepemilikan

dianggap sebagai nilai bersih dari perusahaan untuk pemilik dan dapat

direpresentasikan dalam persamaan akuntansi, yaitu:

Aktiva – Hutang = Modal (Ekuitas)

Aktiva merupakan kekayaan pemilik, sementara hutang merupakan

kewajiban pemilik. Pendapatan meningkatkan kepemilikan sedangkan

beban menurunkan kepemilikan. Laba bersih adalah peningkatan

kekayaan/kemakmuran pemilik dari bisnis operasi selama periode tertentu.

Teori kepemilikan sangat cocok diterapkan untuk organisasi perusahaan

perseorangan dan firma karena dalam bentuk organisasi ini ada hubungan

personal antara manajemen perusahaan dengan pemilik perusahaan. Oleh

karena sudut pandang yang digunakan adalah pemilik, maka pengukuran

dengan menggunakan nilai sekarang (current value) dipandang lebih

relevan dibandingkan dengan biaya historis (historical cost).

Pemakaian teori kepemilikan dalam akuntansi memberikan implikasi

sebagai berikut :

- Semua kejadian/transaksi yang mempengaruhi perubahan

kekayaan/kemakmuran pemilik dalam satu periode harus dimasukkan

sebagai penentu laba.

- Perusahaan merupakan alat bagi pemilik untuk mencapai tujuannya

bukan sebagai entitas yang berdiri sendiri terpisah dari pemilik.

- Dividen merupakan distribusi laba bagi pemilik.

- Bunga pinjaman dan pajak penghasilan dianggap sebagai biaya.

Page 3: 11457_Makalah 1 Fix

- Gaji yang dibayarkan pada pemilik sebagai karyawan tidak dapat

diperlakukan sebagai biaya karena pemilik dianggap sama dengan

perusahaan.

B. Teori Entitas

Teori entitas muncul untuk mengatasi kelemahan yang melekat pada teori

kepemilikan. Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan kegiatan

usaha menyebabkan perusahaan menjadi unit usaha yang berdiri sendiri

terpisah dari identitas pemilik sehingga terdapat pemisahan antara

kepentingan pribadi pemilik dengan kepentingan perusahaan. Dengan

demikian, transaksi atau kejadian yang dicatat dan dipertanggungjawabkan

adalah transaksi yang melibatkan perusahaan. Teori entitas didasarkan atas

persamaan akuntansi:

Aktiva = Modal (Hutang + Modal Pemilik)

Dalam teori entitas, fokus dari persamaan akuntansi adalah aktiva dan

ekuitas. Aktiva adalah pertumbuhan hak perusahaan, sedangkan modal

(ekuitas) menunjukkan sumber aktiva dan terdiri dari hutang dan modal

pemilik/pemegang saham. Kreditor dan pemegang saham adalah pemilik

ekuitas. Penilaian aktiva harus mencerminkan pengukuran manfaat yang

diterima oleh perusahaan.

Teori entitas cocok diterapkan untuk organisasi yang berbentuk perseroan

terbatas (corporate), tetapi juga relevan untuk perusahaan lain yang

memiliki eksistensi yang terpisah dari individu pemilik. Dasar pengukuran

yang relevan untuk teori ini adalah biaya historis (historical cost).

2. DEFINISI KEWAJIBAN

Kewajiban adalah elemen penting dalam akuntansi. IASB ayat 49 (b)

mendefinisikan kewajiban sebagai berikut :

Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari

peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar

dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

Page 4: 11457_Makalah 1 Fix

A. Kewajiban sekarang

Kewajiban sekarang memiliki arti bahwa kewajiban tersebut timbul karena

pada saat sekarang suatu entitas memiliki tanggungjawab yang tidak dapat

dihindari untuk menyerahkan barang/jasa. Objek hutang yang sebenarnya

adalah kewajiban yang ada pada saat sekarang. Menurut Kam (1990: hal.

111), kewajiban yang lebih menunjukkan kondisi pada saat sekarang

adalah “kewajiban suatu unit usaha yang merupakan keharusan bagi unit

usaha tersebut untuk menyerahkan aktiva/jasa pada pihak lain dimasa

mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.”

Kerangka paragraf 62 mengakui bahwa penyelesaian kewajiban dapat

terjadi dalam beberapa cara seperti pembayaran tunai, pengalihan aset

lainnya, penyediaan jasa, penggantian kewajiban dengan kewajiban

lainnya, konversi kewajiban untuk ekuitas, atau kreditur membebaskan

kewajiban.

B. Hasil Transaksi Masa Lalu

Syarat lain dari hutang adalah berasal dari transaksi masa lalu. Transaksi

tersebut menunjukkan transaksi yang benar-benar telah terjadi sehingga

dapat digunakan untuk memastikan bahwa hanya kewajiban sekarang yang

harus dicatat sebagai hutang dalam neraca.

Ketika sebuah perusahaan melakukan pemesanan pembelian barang secara

kredit dengan suplier tertentu, aturan yang ada sekarang menjelaskan

bahwa pada saat pemesanan tersebut dilakukan, belum terjadi adanya

kewajiban yang harus diakui sampai barang yang dibeli benar-benar

diterima oleh perusahaan atau telah terjadi perpindahan hak milik atas

barang tersebut. Jadi dalam hal ini dikatakan sebagai peristiwa masa lalu

adalah saat penerimaan barang, bukan saat dilakukannya pemesanan.

Page 5: 11457_Makalah 1 Fix

3. PENGAKUAN KEWAJIBAN

A. Keadaan yang Dapat Menimbulkan Kewajiban

Kohler (1970: hal.263) menyatakan bahwa hutang (kewajiban) adalah

jumlah yang harus dibayar dalam bentuk uang, barang, atau jasa.

Hutang dapat terjadi karena faktor berikut ini :

1) Kewajiban Legal/Kontrak, adalah kewajiban yang timbul karena

adanya ketentuan formal berupa peraturan hukum untuk membayar kas

atau menyerahkan barang/jasa kepada entitas tertentu. Misalnya hutang

dagang dan hutang bank.

2) Hutang Konstruktif, timbul karena kewajiban tersebut sengaja

diciptakan untuk tujuan atau kondisi tertentu, meskipun secara formal

tidak dilakukan melalui perjanjian tertulis untuk membayar sejumlah

tertentu dimasa yang akan datang. Contoh untuk kewajiban ini adalah

bonus yang akan diberikan kepada karyawan.

3) Kewajiban equitabel, adalah hutang yang timbul karena adanya

kebijakan yang diambil oleh perusahaan karena alasan moral/etika dan

perlakuannya diterima oleh praktik secara umum. Contohnya hutang

garansi.

Hutang (kewajiban) dapat diakui berdasarkan kondisi berikut ini:

a. Didasarkan pada hukum, sehingga menyebabkan terjadinya hutang

merupakan syarat legal untuk mengakui hutang. Sebagian besar hutang

ditentukan berdasarkan apakah ada tuntutan hukum terhadap entitas

yang wajib untuk memenuhi.

b. Substansi ekonomi suatu transaksi.

Apabila suatu transaksi ditinjau dari makna ekonominya telah terjadi,

maka hutang dapat segera diakui dan dilaporkan dalam laporan

keuangan. Substansi ekonomi berkaitan dengan relevansi informasi

akuntansi.

c. Kemampuan mengukur nilai hutang

Kriteria ini berkaitan dengan reabilitas informasi. Apabila pengukuran

terhadap hutang sangat subjektif/arbitrer, maka lebih baik tidak

dilakukan pengukuran dan hutang tidak dicatat dalam neraca.

Page 6: 11457_Makalah 1 Fix

d. Pemakaian prinsip konservatisme yang mensyaratkan untuk

mengantisipasi kerugian daripada keuntungan. Jadi rugi atau hutang

akan segera diakui jika ada kemungkinan terjadi.

B. Kerangka IASB

Kerangka IAS memberikan panduan dalam kaitannya dengan pengakuan

neraca dan unsur-unsur laporan laba rugi. Ayat 82 menyatakan bahwa item

yang memenuhi definisi unsur harus diakui jika:

a. besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan yang

berkaitan dengan item akan mengalir ke atau dari entitas; dan

b. item memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan keandalan.

Ayat 91 menyatakan bahwa kewajiban diakui dalam neraca apabila besar

kemungkinan bahwa suatu arus keluar sumber daya yang memiliki

manfaat ekonomi akan dihasilkan dari penyelesaian kewajiban kini dan

jumlah di mana penyelesaian akan berlangsung dapat diukur dengan andal.

Oleh karena itu, isu-isu penting yang harus dipertimbangkan dalam

kaitannya dengan pengakuan atas kewajiban adalah kemungkinan arus

keluar manfaat ekonomi dan reliabilitas pengukuran.

Kerangka paragraf 31 menyatakan bahwa pengukuran yang dapat

diandalkan adalah bahwa yang bebas dari kesalahan materi dan bias, lebih

lanjut, bahwa item diukur sehingga item tersebut mewakili dengan tepat

apa yang dimaksudkan untuk mewakili. Kerangka paragraf 86 menyatakan

secara khusus bahwa kewajiban tidak dapat dimasukkan jika mereka tidak

dapat diukur secara andal.

4. PENGUKURAN KEWAJIBAN

Ayat 100 menyatakan bahwa sejumlah dasar pengukuran kewajiban yang

berbeda dapat digunakan. Berdasarkan IFRS, metode pengukuran yang paling

umum digunakan untuk kewajiban adalah biaya historis (atau diubah biaya

historis). Kewajiban yang timbul dalam pembiayaan sewa diakui pada awal

Page 7: 11457_Makalah 1 Fix

berdasarkan nilai wajar sewa (yang menurut definisi di atas bisa menjadi

harga pasar untuk aset sewaan) atau nilai sekarang dari pembayaran sewa

minimum jika lebih rendah (IAS 17, paragraf 20).

A. Imbalan Kerja – Rencana Pensiun

Di banyak negara, rencana pensiun dianggarkan oleh pengusaha untuk

memberikan manfaat pensiun bagi karyawan. Dana pensiun adalah suatu

badan hukum, terpisah dari perusahaan pemberi kerja. Dana pensiun dapat

seluruhnya dibiayai, sebagian didanai atau tidak didanai. Dana pensiun

dapat dianggap sebagai janji oleh entitas untuk memberikan pensiun

kepada karyawan sebagai imbalan jasa masa lalu dan saat ini. Imbalan

pensiun merupakan bentuk kompensasi ditangguhkan yang ditawarkan

oleh perusahaan dalam pertukaran untuk layanan oleh karyawan yang telah

memilih untuk menerima kompensasi saat ini sebagai imbalan

pembayaran pensiun di masa mendatang.

B. Ketentuan dan Kontinjensi

IAS 37/AASB 137 ayat 10 mendefinisikan kewajiban kontinjensi sebagai:

a. kewajiban mungkin timbul dari peristiwa masa lalu dan yang

keberadaannya akan dikonfirmasi hanya dengan terjadinya atau tidak

terjadinya satu atau lebih pasti kejadian di masa depan yang tidak

sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau

b. kewajiban masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu tetapi tidak

diakui karena: tidak mungkin bahwa arus keluar sumber daya yang

mengandung manfaat ekonomis akan diminta untuk melunasi

kewajiban; atau jumlah kewajiban tidak dapat diukur dengan

keandalan yang cukup.

5. EKUITAS PEMILIK

Kerangka mendefinisikan ekuitas dalam ayat 49 (c) sebagai berikut: Ekuitas

adalah kepentingan sisa dalam aset perusahaan setelah dikurangi semua

kewajibannya. Oleh karena itu, ekuitas pemilik bukan merupakan kewajiban

untuk pengalihan aset.

Page 8: 11457_Makalah 1 Fix

Ada dua fitur penting yang dapat membantu kita untuk membedakan antara

kewajiban dan ekuitas pemilik, yaitu :

A. Hak Pihak

Dalam teori akuntansi, tidak peduli apa bentuk hukum organisasi, entitas

diakui sebagai unit akuntabilitas. Oleh karena itu, kreditur memiliki klaim

atas entitas dan dengan demikian pada asetnya. Kreditor memiliki hak-hak

berikut:

a) penyelesaian klaim mereka dengan tanggal tertentu melalui pengalihan

aset (barang atau jasa)

b) prioritas atas pemilik dalam penyelesaian klaim mereka dalam hal

likuidasi.

Kreditur tidak memiliki hak untuk menggunakan aset perusahaan selain

yang ditentukan dalam kontrak, mereka tidak memiliki hak dalam proses

pengambilan keputusan dalam operasi bisnis. Sebaliknya, pemilik

memiliki hak atau kewenangan untuk mengoperasikan bisnis.

B. Substansi Ekonomi

Dalam setiap perusahaan, tingkat resiko kreditur dan pemilik tergantung

pada hak-hak mereka. Perbedaan utama antara hak-hak kreditur dan

pemilik adalah bahwa kreditur memiliki hak untuk penyelesaian,

sedangkan pemilik memiliki hak untuk berpartisipasi dalam keuntungan.

Perbedaan ini mencerminkan resiko ekonomi dan fitur pengembalian dari

dua jenis klaim yaitu: kreditor menanggung sedikit risiko dan

mendapatkan pengembalian yang relatif tetap (bunga dan pelunasan

pokok), sedangkan pemilik menanggung risiko yang lebih besar dan

karenanya mendapatkan variabel (yang sering kali lebih tinggi) tingkat

pengembalian melalui partisipasi mereka dalam keuntungan.

6. TANTANGAN UNTUK PEMBUAT STANDAR

IASB memiliki beberapa proyek saat ini yang akan mempengaruhi definisi,

pengakuan dan pengukuran kewajiban, termasuk yang berkaitan dengan

kerangka konseptual, instrumen keuangan, ketentuan dan hak karyawan.

Page 9: 11457_Makalah 1 Fix

Tujuan dari proyek ini adalah untuk (a) Standar IASB menyatu dengan US

GAAP dan (b) meningkatkan standar saat ini terkait kaitannya dengan

identifikasi dan pengakuan kewajiban.

A. Perbedaan Hutang vs Ekuitas

Tujuan membedakan antara ekuitas dan kewajiban pemilik adalah untuk

meningkatkan kegunaan informasi untuk pengambilan keputusan.

B. Menghapus Hutang

Kewajiban, misalnya, dapat dihapus oleh kreditur, sehingga melepaskan

debitur dari membuat pengorbanan apapun di masa depan. Hal ini

memungkinkan debitur untuk menghapus utang dari neraca dan

melaporkan aset keuangan bersih atau kewajiban hanya jika entitas

memiliki hak yang berkekuatan hukum saat jumlah diakui.

C. Saham Karyawan (Pembayaran Berbasis Saham)

Mereka yang berpendapat bahwa penerbitan saham dalam rencana

pembayaran berbasis saham bukan merupakan pembayaran atas beban,

mempertahankan perspektif entitas menganggap bahwa suatu entitas tidak

dapat mengorbankan masa depan manfaat ekonomi melalui isu ekuitas

sendiri karena tidak memberikan apa pun. IASB telah memutuskan untuk

perlakuan bagian saham berdasarkan penggajian sebagai suatu biaya.

D. Isu Untuk Auditor

Kelengkapan kewajiban diakui pada neraca dan pengungkapan catatan

tentang kontinjensi dan kewajiban lainnya merupakan isu utama bagi

auditor. Hal ini diperlukan untuk mengumpulkan bukti bahwa utang,

akrual, dan kewajiban lainnya mencakup semua jumlah yang terhutang

oleh entitas kepada pihak lain. Auditor harus mempertimbangkan

kemungkinan penyimpangan waktu, di mana kewajiban terjadi sebelum

akhir periode keuangan tidak dicatat oleh entitas sampai dimulainya

pembukaan periode akuntansi baru. Pengenalan IFRS 2/AASB 2 Saham

berbasisPembayaran telah meningkatkan otoritatif pedoman bagi auditor

ketika menilai kewajaran nilai wajar ditugaskan untuk transaksi berbasis

ekuitas.

Page 10: 11457_Makalah 1 Fix

Pendapatan

Konsep aliran masuk

Konsep aliran keluar

*Aliran Masuk Aktiva*Kenaikan Aktiva

*Aliran keluar barang dan jasa*Penjualan barang dan penyerahan jasa

BAB 9

PENDAPATAN

1. DEFINISI PENDAPATAN

Menurut Paton dan Littleton (1940) pengertian pendapatan dapat ditinjau dari

aspek fisik dan moneter. Dari aspek fisik pendapatan merupakan hasil akhir

yang berupa barang dan jasa dari suatu aliran fisik (hasil proses produksi)

dalam proses menghasilkan laba. Dari aspek moneter pendapatan dihubungkan

dengan aliran masuk aktiva yang berasal dari seluruh kegiatan operasi

perusahaan.

IAS /AASB 118 mendefinisikan pendapatan sebagai aliran masuk manfaat

ekonomi dalam satu periode yang berasal dari kegiatan rutin suatu badan usaha

yang menyebabkan peningkatan ekuitas selain dari kontribusi pemilik. Sejalan

dengan IAS, IASB mendefinisikan pendapatan sebagai peningkatan manfaat

ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk peningkatan aset atau

penurunan kewajiban yang berasal dari peningkatan ekuitas selain dari

kontribusi dari pemilik. Selain itu FASB juga mendefinisikan pendapatan

sebagai aliran masuk atau peningkatan aset atau penurunan kewajiban ( atau

kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau

produksi barang atau jasa atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama

badan usaha. Menurut Belkaoui (1993) pendapatan dapat diskemakan sebagai

berikut:

Pendekatan aktiva - utang

Pendekatan biaya – pendapatan

Page 11: 11457_Makalah 1 Fix

Pendapatan mewakili kenaikan total nilai aset (atau penurunan nilai kewajiban)

dan modal selain investasi tambahan oleh pemilik. Kenaikan jumlah rupiah

aset dapat berasal dari :

a. Transaksi modal atau pendanaan

b. Untung dari penjualan aktiva

c. Hadiah, sumbangan

d. Penyerahan produk perusahaan berupa hasil penjualan produk atau

peyerahan jasa

Operasi bisnis umum yang ditentukan oleh Bedford adalah:

a. Memperoleh sumber daya uang

b. Memperoleh jasa

c. Memanfaatkan jasa

d. Mengkombinasikan jasa

e. Menyerahkan jasa

f. Mendistribusikan sumber daya uang

Berikut ini proses memperoleh laba yaitu: (a) Membeli jasa; (b) Produksi; (c)

Menyimpan produk; (d) Menjual; (e) Menagih; dan (f) garansi.

2. PENGAKUAN PENDAPATAN

Pengakuan pendapatan dapat terjadi di sejumlah tahapan dalam operasi

perusahaan. Konsep pembentukan dan realisasi pendapatan memiliki peranan

yang penting dalam pengakuan pendapatan. Pembentukan pendapatan adalah

suatu konsep yang menjelaskan proses terjadinya pendapatan, yaitu dimulai

dari awal produksi, produksi selesai, penjualan sampai pengumulan kas.

Sedangkan realisasi pendapatan merupakan teknik akuntansi yang dijadikan

dasar untuk menandai pengakuan pendapatan.

Seorang akuntan juga memerlukan kriteria dalam menentukan sebuah bukti

obejektif atau tidak. Kriteria pengakuan ini berdasarkan pada keinginan untuk

memberikan informasi akuntansi yang relevan dan handal. Ada tiga kriteria

Page 12: 11457_Makalah 1 Fix

yang dapat digunakan untuk memastikan pendapatan dan keuntungan harus

diakui yaitu:

a. Terukurnya nilai aset

Penggunaan pengukuran nilai wajar dalam standar seperti pada IAS 39 /

AASB 139 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, IAS 40 /

AASB 140 Investasi Properti dan IAS 411 AASB 141 Apculture juga

berfokus pada peningkatan aset, tanpa aktual atau inflow fisik aset.

Kebutuhan untuk pengukuran yang handal atau dapat diverifikasi telah

menyebabkan pendekatan konservatif untuk menilai aset. Posisi yang

paling konservatif adalah bahwa peningkatan nilai aset harus dicatat ketika

benar-benar terwujud. Secara konservatisme, aset akan diakui saat

realisasi.

b. Adanya transaksi

Ketika pihak eksternal dalam transaksi mengungkapkan kesediaan untuk

membayar harga dari produk perusahaan, transaksi merupakan bukti

objektif dalam meningkatkan nilai perusahaan.

c. Penyelesaian substansial dari proses produksi

Kriteria ini, tidak secara eksplisit dinyatakan dalam Kerangka, berfokus

pada gagasan bahwa pendapatan tidak dihasilkan (diterima) sampai

perusahaan yang telah melakukan sebagian besar kegiatan untuk

memperoleh pendapatan.

Selain itu, pendapatandapatdiakuipadabeberapakemungkinan berikut ini :

a. Proses produksi

Ada tiga kondisi yang memungkinkan pendapatan diakui saat proses

produksi yaitu : (1) Periode penyelesaian lebih dari satu periode; (2)

Tingkat penyelesaian dapat ditentukan; (3) Sudah terjadi kontrak dengan

pembeli

b. Produk selesai diproses

Ada tiga kondisi yang memungkinkan pendapatan diakui saat produk

selesai diproduksi yaitu : (1) Sudah ada kepastian penjualan karena ada

Page 13: 11457_Makalah 1 Fix

kepastian harga; (2) Tidak diperlukan usaha untuk menjual; (3) Nilainya

tidak dipengaruhi pemecahannya.

c. Pengirimanproduk

Kondisi yang memungkinkan pendapatan diakui saat pengiriman produk

yaitu sudah ada kepastian harga dan kesepakatan dengan pembeli.

d. PenerimaanKas

Kondisi yang memungkinkan pendapatan diakui saat penerimaan kas

yaitu sudah ada kepastian harga dan kesepakatan dengan pembeli.

3. PENGUKURAN PENDAPATAN

Pendapatan diukur dalam satuan nilai tukar produk (barang atau jasa) dalam

suatu transaksi. IAI menganut prinsip yaitu mengukur pendapatan berdasarkan

nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Nilai wajar adalah

suatu jumlah dimana aset mungkin ditukar, atau suatu hutang diselesaikan

antar pihak yang melakukan transaksi. Dalam beberapa hal , nilai tersebut

mungkin akan sama dengan harga yang disepakati dari transaksi dengan

pembeli. Namun, cadangan tertentu harus dibentuk sampai kas benar – benar

diterima. Apabila periode pengumpulan kas relatif pendek, maka apabila

terjadi potongan dapat dihiraukan. Ada tiga alasan yang mendukung hal

tersebut yaitu :

a. Pada tingkat potongan yang rendah, jumlah relatif kecil tidak akan

mempengaruhi pengukuran pendapatan.

b. Karena potongan dapat di klasifikasikan sebagai bagian dari total

pendapatan, pengaruh utamanya ada pada masalah pengakuan. Potongan

harus segera dicatat setelah pendapatan diakui. Akan tetapi apabila jumlah

potongan tidak material, maka pengaruhnya terhadap laba periode berjalan

juga tidak terlalu besar

c. Penggolongan yang timbul dari penjualan yang disertai potongan, dapat

diakui sebagi rugi dan akan mengurangi pendapatan.

Page 14: 11457_Makalah 1 Fix

Dengan demikian jelas bahwa potongan penjualan, retur penjualan, dan

pengurang harga lainnya diperlakukan sebagai pengurang pendapatan bukan

sebagai komponen biaya. Kriteria diatas untuk pengukuran pendapatan

mengacu pada nilai sekarang dari uang atau ekuivalen uang yang akhirnya

akan diterima sebagai hasil proses produksi atau transaksi pendapatan. IAS

18 / AASB 118 menyatakan aturan khusus untuk pengakuan dan pengukuran

dari berbagai jenis pendapatan yaitu :

a. Penjualan Barang (paragraf 14)

Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut

telah terpenuhi :

a. entitas telah memindahkan risiko secara signifikan dan manfaat

kepemilikan barang kepada pembeli;

b. entitas tetap tidak lagi mengelola untuk tingkatan yag biasanya

berhubungan dengan atau melakukan pengendalian efektif atas barang

yang dijual;

c. jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;

d. besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi

akan mengalir ke entitas; dan

e. biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi dapat

diukur dengan andal.

b. Pemberian jasa (paragraf 20)

Apabila hasil transaksi yang melibatkan penjualan jasa dapat diestimasi

dengan andal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui

dengan mengacu pada tingkat penyelesaian transaksi ditanggal pela. Hasil

transaksi dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi berikut telah

dipenuhi:

a. jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;

b. besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi

akan mengalir ke entitas;

Page 15: 11457_Makalah 1 Fix

c. tahap penyelesaian transaksi pada tanggal pelaporan dapat diukur dengan

andal; Dan

d. biaya yang dikeluarkan untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan

transaksi dapat diukur dengan andal.

c. Bunga, royalti dan dividen (Paragraf 29 )

Pendapatan yang timbul dari penggunaan oleh orang lain aset entitas

menghasilkan bunga, royalti dan dividen harus diakui dengan dasar yang

ditetapkan dalam paragraf 30 ketika (a) besar kemungkinan manfaat ekonomi

yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir ke entitas; dan (b) jumlah

pendapatan dapat diukur dengan andal.

Pendapatan harus diakui dengan dasar sebagai berikut:

a. bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif

sebagaimana diatur di AASB 139, paragraf 9 dan AG5-AG8;

b. royalti harus diakui secara akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang

relevan; dan

c. dividen harus diakui bila hak pemegang saham untuk menerima

pembayaran didirikan.

4. TANTANGAN UNTUK PEMBUAT STANDAR

Pembuat standar telah mencatat bahwa inkonsistensi ada antara Kerangka

IASB dan beberapa standar. Oleh karena itu IASB dan FASB telah dilakukan

sebuah proyek yang bertujuan untuk memberikan seperangkat prinsip untuk

pengakuan pendapatan dan pengukuran. Terkait dengan konsep pendapatan ada

beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh pembuat standar yaitu :

a. Pengakuan dan pengukuran pendapatan

b. Pengukuran nilai wajar

Munculnya aset dengan karakteristik yang berbeda (seperti instrumen

keuangan)dan penggunaan yang lebih besar dari pengukuran nilai wajar

dalam standar tertentu seperti IAS 39 / AASB 133Instrumen Keuangan:

Page 16: 11457_Makalah 1 Fix

Pengakuan dan Pengukuran, IAS 40 / AASB 140 Investasi Properti dan

IAS 41 / AASB 141 telah memunculkan pertanyaan kapan dan bagaimana

perubahan nilai aset dan kewajiban harus diakui dan diukur.

c. Penyajian di laporan keuangan, dengan mencakup hal – hal yaitu laporan

laba rugi, realisasi bukanlah satu-satunya dasar pengakuan, dan

pengungkapan yang terpisah mengenai kinerja dan pengukuran . Laporan

laba rugi akan membedakan antara arus pendapatan dan penyesuaian

valuasi.

Pembuat standar membuat penggunaan lebih besar dari pengukuran nilai wajar

dalam standar baru seperti IAS 39 / AASB 139. Pengukuran nilai wajar

menimbulkan keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang dianggap

merupakan bagian dari pendapatan. Akibatnya, penyajian laba usaha secara

terpisah dari yang berkaitan dengan pengukuran telah dipertimbangkan.

5. ISU UNTUK AUDITOR

Isu utama untuk auditor sekitarnya pendapatan adalah risiko yang mencatat

pendapatan berlebih oleh manajer. Pencatatan yang berlebihan dari pendapatan

dapat timbul jika transaksi atau peristiwa pendapatan tercatat belum terjadi atau

tidak berhubungan dengan entitas, jumlah pendapatan belum dicatat dengan

tepat,atau pendapatan untuk periode yang berkaitan dengan transaksi selama

periode akuntansi masa depan. Beberapa salah saji pendapatan dapat dikaitkan

dengan over-optimisme dan penipuan. Overstated pendapatan mungkin saja

dilakukan oleh manajer untuk menipu pengguna informasi laporan keuangan.

Hal ini dapat terjadi ketika kompensasi manajer didasarkan pada bonus terkait

dengan pendapatan yang ditargetkan. Bukti pentingnya isu pendapatan

berlebihan dapat ditemukan di Amerika Serikat Perusahaan Akuntan Publik

Dewan Pengawas (PCAOB) laporan yang menginspeksi auditor untuk periode

2004-2006 (mendokumentasikan kegagalan oleh auditor untuk mendeteksi

kecurangan pendapatan). Laporan ini berisi satu set umum masalah yang

diidentifikasi selama pemeriksaan dari perusahaan audit dan bertujuan untuk

membantu perusahaan audit dalam meningkatkan atau mempertahankan

kualitas pekerjaan mereka.

Page 17: 11457_Makalah 1 Fix

BAB 10

BEBAN

1. DEFINISI BEBAN

Dalam kerangka paragraf 70, beban didefinisikan sebagai berikut:

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau deplesi aset atau timbulnya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas, selain yang berkaitan dengan distribusi kepada unsur-unsur ekuitas.

Beban mencakup kerugian serta biaya yang timbul dalam rangka kegiatan

normal entitas. Banyak kerugian yang mungkin timbul dalam kegiatan-

kegiatan normal entitas. Namun, kerangka menyatakan bahwa kerugian

mewakili penurunan manfaat ekonomi dan karena itu tidak memiliki

perbedaan karakteristik dari biaya lainnya. Oleh karena itu, mereka tidak

dianggap sebagai elemen terpisah.

A. Perubahan Aset dan Kewajiban

Pendapatan dan beban secara langsung berhubungan dengan aspek nilai aset

dan kewajiban. Secara alami, pendapatan dan beban terjadi karena adanya

peristiwa (yaitu, peningkatan nilai kewajiban atau penurunan nilai aset) dalam

operasi bisnis.

B. Beban dan Biaya

Kerangka kerja ini menunjukkan bahwa penggunaan dari aset memerlukan

biaya dari entitas. Hal ini sesuai dengan argumen sebelumnya bahwa biaya

merupakan perubahan nilai. Perubahan nilai mengacu pada pengorbanan yang

harus dilakukan perusahaan untuk memperoleh layanan. Jika tidak ada biaya

untuk perusahaan, maka tidak ada beban.

2. PENGAKUAN BEBAN

Kerangka paragraf 83 menetapkan dua kriteria untuk pengakuan beban. Sebuah

item yang memenuhi defenisi suatu unsur harus diakui jika (a) kemungkinan

bahwa manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan

Page 18: 11457_Makalah 1 Fix

mengalir ke atau dari entitas, dan (b) Item ini memiliki biaya atau nilai yang

dapat diukur dengan andal.

Untuk diakui sebagai beban dalam laporan keuangan, harus memenuhi kedua

kriteria pengakuan. Pertama, kemungkinan bahwa arus keluar manfaat

ekonomi masa depan telah terjadi. Ketetapan dari tingkat ketidakpastian yang

terdapat dalam aliran manfaat ekonomi masa depan harus dibuat berdasarkan

bukti yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun (paragraf 85).

Kriteria kedua, mensyaratkan bahwa biaya dapat diukur dengan andal.

Kerangka paragraf 31, menunjukkan informasi yang handal:

ketika bebas dari kesalahan material dan ketidakjelasan dan dapat diandalkan oleh pengguna untuk mewakili sesuai kenyataan bahwa informasi tersebut dimaksudkan untuk mewakili atau bisa diharapkan mewakili.

Kerangka kerja ini menunjukkan bahwa beban harus diakui dalam laporan laba

rugi pada saat penurunan manfaat ekonomi masa depan berhubungan dengan

penurunan aset atau kenaikan kewajiban telah timbul dan dapat diukur dengan

andal (paragraf 94). Ini berarti, pada dasarnya, bahwa pengakuan beban terjadi

bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aset.

3. PENGUKURAN BEBAN

Dalam menentukan beban pada periode berjalan, sejumlah keputusan harus

dibuat, seperti bagaimana biaya harus dialokasikan ke periode yang akan

datang dari pendapatan yang dihasilkan. Contoh standar yang mengatur hal ini

yaitu, IAS 16 / AASB 116 mengenai Aset Tetap, memungkinkan nilai aset

yang dapat disusutkan akan diukur dalam beberapa cara setelah pengakuan

(misalnya model biaya atau model penilaian) dan untuk beberapa pilihan

alternatif depresiasi (misalnya metode garis lurus, pengurangan nilai dan unit

produksi).

A. Alokasi Beban

Salah satu pendekatan dalam mengukur beban adalah dengan mengalokasikan

ke dalam periode yang saling berhubungan. Namun hal ini memerlukan proses

Page 19: 11457_Makalah 1 Fix

pencocokan beban dan pendapatan dalam periode yang sama. Metode yang

dapat digunakan adalah:

a) Menghubungkan sebab dan akibat

Cara ideal yang sesuai untuk mengukur biaya dengan pendapatan adalah

dengan sebab dengan akibat. Berdasarkan prinsip pengakuan pendapatan,

tidak ada biaya penjualan jika tidak ada pendapatan.

b) Alokasi sistematis dan rasional

Alternatif lainnya adalah menggunakan alokasi prosedur sistematis dan

rasional. Tujuannya adalah untuk mengakui beban dalam periode akuntansi

dimana manfaat ekonomi dihubungkan dengan item-item yang dikonsumsi atau

kadaluarsa (kerangka, paragraf 96).

c) Pengakuan langsung

Metode ini digunakan apabila kedua metode di atas tidak dapat digunakan.

Contoh penggunaan pengakuan langsung adalah pencatatan biaya iklan.

Pengaruh iklan dapat memiliki manfaat jangka panjang, namun sering sulit

untuk ditentukan. Karena manfaatnya tidak dapat ditentukan secara pasti, biaya

iklan biasanya diakui langsung sebagai beban sesuai IAS 138 38/AASB

mengenai Aset Berwujud.

B. Kritik Untuk Metode Alokasi

Seperti yang ditunjukkan oleh Sprouse, proses pencocokan telah membuat

neraca sekunder ke laporan laba rugi. Pendekatan ini mengurangi kegunaan

neraca bagi pengguna untuk membuat keputusan. Thomas berpendapat bahwa

alokasi teoritis dibenarkan dengan tiga kriteria yang disarankan:

Aditivitas. Ketika jumlah yang dialokasikan ditambahkan bersama-sama,

total adalah sama seperti sebelum alokasi.

Tidak ambigu. Cara alokasi yang akan dilakukan harus jelas.

Mempertahankan. Setelah metode alokasi dipilih, orang yang membuat

pilihan harus mampu memberikan argumen yang meyakinkan untuk

mendukung pilihannya, dan mempertahankannya terhadap alternatif

metode lain yang mungkin digunakan.

Page 20: 11457_Makalah 1 Fix

4. TANTANGAN BAGI PEMBUAT STANDAR AKUNTANSI

A. Matching (Pencocokan)

Sebuah kerangka teori untuk laporan keuangan akan berarti ketika baik

neraca (laporan posisi keuangan) dan laporan laba rugi menyajikan

informasi dengan karakteristik yang relevan dan menyajikan sesuai

kenyataan (IASB, 2008).

Kerangka ini bertujuan untuk memberikan definisi umum dan kriteria

pengakuan, untuk memperbaiki konsistensi antar standar. Di samping itu,

secara spesifik kerangka kerja menyatakan bahwa konsep pencocokan tidak

harus diterapkan sedemikian rupa untuk memungkinkan pengakuan item

dalam neraca yang tidak memenuhi definisi aktiva atau kewajiban (paragraf

95).

B. Konservastisme

Konsep pencocokan membutuhkan banyak pertimbangan dalam

menentukan apakah jumlah yang diberikan biaya berlaku untuk masa depan

atau periode saat ini. Akuntan memerlukan bukti objektif untuk pengakuan

pendapatan. Salah satu alasan kebutuhan yang lebih rendah untuk bukti

obyektif dalam mengenali biaya dibandingkan dengan pendapatan adalah

konvensi konservatisme yang digunakan untuk mencatat biaya, kerugian

dan kewajiban dengan segera seefisien mungkin, meskipun bukti yang

dimiliki mungkin lemah, meskipun hal ini mensyaratkan bahwa pendapatan,

keuntungan dan aset didukung oleh bukti substansial sebelum mereka

dicatat.

C. Isu bagi auditor

Auditor menghadapi isu-isu sekelilingnya yaitu antara beban dan aset,

periode di mana beban diakui, dan pengukuran yang sesuai biaya. Definisi

biaya dalam kerangka paragraf 70, seperti penurunan manfaat ekonomi

dalam bentuk arus keluar atau deplesi aset memfokuskan perhatian pada

pilihan antara mendebit beban atau aset saat mencatat arus keluar aset (atau

timbulnya kewajiban).

Page 21: 11457_Makalah 1 Fix

DAFTAR PUSTAKA

Jayne, Godfrey, Alan Hodgson, Ann Tarca,dkk. 2010.Accounting Theory Edisi

7.McDougall Street Milton: John Wiley and Sons Australia,Ltd.

Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi Edisi 3. Semarang :

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Belkhoui, Ahmed Riahi. 2000. Accounting Theory.United Kingdom : Tj

Internasional, Padstow, Cornwall.