113-340-1-pb
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 113-340-1-PB
1/10
MINDAGI Vol. 10 No.1, Juni 2006
81
STUDI DISAIN PENAMBANGAN PASIR BESIDENGAN SASARAN PRODUKSI 100.000 TON PER TAHUN
DI KABUPATEN TASIKMALAYA
oleh :
Prapto Heryono1) dan Arista Muhartanto 2)
1) Peneliti P3TPSM-TPSABadan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Jl. M.H. Thamrin No. 8 Jakarta 103402) Dosen Biasa, Prodi T. Geologi
Fakultas Teknologi Kebumian & Energi, USAKTIGedung D, Lt. 2, Jl. Kyai Tapa No.1, Grogol, Jakarta 11440
Abstract
Portland cement as building material has an important and strategic roles in the national development.Utilization of portland cement has increased significantly for infrastructure development such as building, bridge,port, industry, toll-road etc.
The growth of national portland cement demand at 7% is is higher than the growth of national portlandcement supply at 1 %. So far, the national portland cement demand fulfilled through imports.Beside that portland cement industry needs some raw materials to make cement product as building material
such as limestone, clay, quartz sand, iron sand and gypsum. To anticipate that problem, portland cement industry increases its product through raw material supply.
Tasikmalaya regency has iron sand resource potentially as one of those raw materials for strengthening portlandcement industry development.
In this paper writer presents iron sand mine planning design as raw material for west java portland cementindustry supply at 100.000 ton per year such as Cibinong Cement Industry and Indocement Industry.
Keywords : Iron sand, mine planning, cement industry, West Java.
I. Pendahuluan
Kebutuhan bahan bangunan, terutama semen
portland di Indonesia terus meningkat, hal ini sejalandengan pesatnya perkembangan pembangunaninfrastruktur, seperti di bidang pembangunan gedung,jembatan, pelabuhan, industri, jalan tol dan lain-lain.Pertumbuhan kebutuhan semen portland secaranasional sebesar 7% per tahun lebih tinggi daripadapertumbuhan penyediaan semen portland secaranasional sebesar 1% per tahun, sehingga masih terjadikekurangan konsumsi yang dipasok dari impor.Industri semen portland dalam memproduksi semenmembutuhkan bahan mentah, seperti batugamping,lempung, pasir kuarsa, pasir besi, dan gipsum.
Untuk mengatasi ketergantungan impor
dilakukan peningkatan produksi semen portland dalam negeri dengan melakukan eksplorasi daneksploitasi bahan mentah tersebut. Kabupaten
Tasikmalaya mempunyai potensi pasir besi yang dapatdimanfaatkan sebagai salah satu penyediaan bahanmentah untuk pengembangan industri semenportland di dalam negeri khususnya untuk industrisemen di Propinsi Jawa Barat.
Tujuan penulis disini adalah melakukan studidisain penambangan pasir besi di kabupaten
Tasikmalaya untuk memenuhi kebutuhan pasir besi
industri semen di Propinsi Jawa Barat, seperti; pabriksemen Indocement dan semen Cibinong (Kujang).
II. Keadaan Umum
2.1. Letak Geografis dan Kesampaian Daerah
Secara geografis posisi daerah penelitiancadangan pasir besi di Kabupaten Tasikmalaya, untukcadangan A berada di desa Ciheras, kecamatan
Cipatujah yang terletak antara 107°54'30" -
107°56'30" (BT), dan 7°40'30" - 7°41 '00" (LS);cadangan B berada di desa Cikawung Gading,
kecamatan Cipatujah yang terletak antara 108°6'00" -
108° 7'00" (BT) dan 7°46'30" - 7°47'00" (LS).Sedangkan cadangan C berada di desa Cidadap,
kecamatan Karangnunggal yang terletak di 108°7'00"- 108°8'00" (BT) dan 7°46"30" - 7°47'00" (LS).
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) Kabupaten Dati II Tasikmalaya tahun 1993/2003, daerah tapak proyek merupakan kawasanpertambangan dengan KP ekplorasi seluas 751,80 Ha.Hasil eksplorasi detil PT Aneka Tambang tahun1996, diperoleh luas cadangan pada areal eksploitasiadalah sebesar 87,04 Ha dengan status tanahtersebut terdiri dari tanah negara seluas 82,04 Ha dansebagian kecil tanah milik penduduk pada cadanganC1 seluas 4,8 Ha.
-
8/17/2019 113-340-1-PB
2/10
Studi Disain Penambangan Pasir Besi dengan Sasaran Produksi 100.000 ton per tahun di Kabupaten Tasikmalaya Prapto Heryono dan Arista Muhartanto (hal 81 – 90)
82
Jarak antara ibukota Kabupaten Tasikmalayadengan lokasi cadangan kurang lebih 76 kilometerdan dapat ditempuh melalui jalan darat dengankendaraan roda empat. Selain itu lokasi tersebut dapatdicapai juga melalui daerah pariwisata Pangandaran,dengan jarak kurang lebih 20 kilometer ke arah barat..Di bagian selatan kabupaten Tasikmalaya terdapatjalan yang menghubungkan antar desa dan antarkecamatan. Jarak kecamatan Cipatujah dari DesaCiheras (cadangan A) ± 15 km, dari DesaCikawungading (cadangan B) ± 10,80 km dan DesaCidadap (cadangan C) ± 14,30 km.
2.2. Geologi Umum
Wilayah pertambangan termasuk dalam fisiografipegunungan selatan Jawa Barat yang memanjang daribarat ketimur dari Pelabuhan Ratu sampai PulauNusakambangan, sedangkan geomorfologinya ter-masuk dataran pantai. Topografi daerah ini dengan
elevasi berkisar antara 0 – 25 meter diatas muka laut.Formasi batuan yang terdapat di kabupaten Tasikmalaya adalah; Formasi Jampang yang terdiridari batuan hasil erupsi volkanik, bersisipan denganbatupasir, batugamping, lanau dan batulempung sertabatuan terkersikan. Umur formasi ini adalah MiosinBawah. Formasi Pamutan yang terdiri daribatugamping yang berselingan dengan napal. Formasiini berumur Miosin Tengah. Selaras diatas formasi inidiendapkan Formasi Halang yang terdiri daribatupasir, batulempung dengan sisipan batupasirgampingan, batugamping pasiran, breksi dankonglomerat. Selanjutnya diatas diatas Formasi
Halang diendapkan Formasi Bentang yang terdiri dariperselingan antara batu pasir tufaan, batupasirgampingan dengan sisipan breksi vulkanik, breksi tuf,konglomerat, batugamping, batulempung danbatulempung tufaan serta berlapis baik. Disampingitu terdapat juga batuan gunung api yaitu; satuanbatuan gunung api tua yang berasal dari erupsigunung Cikuray dan satuan batuan gunung api mudayang berasal dari erupsi gunung api muda. Satuanbatuan intrusi didaerah ini adalah; granodiorit, diorite,dasit dan retas andesit. Endapan termuda adalahendapan aluvial sungai yang terdiri dari lempung,pasir serta endapan pantai yaitu pasir lepasmengandung magnit, warna hitam dan berat dengansebutan pasir besi.
2.3. Iklim
Berdasarkan laporan stasiun BMG, Balai WilayahII Stasiun Klimatologi Klas I Darmaga Bogor tahun2000 di kabupaten Tasikmalaya adalah: suhu rata-rataminimum sebesar 18,49° C yang terjadi pada bulanSeptember sedangkan suhu rata-rata maksimumsebesar 30,23° C yang terjadi pada bulan Mei;kelembaban nisbi rata-rata tertinggi sebesar 89,7 %dan terendah 86,36% serta curah hujan rata-rata
tahunan sebesar 278,66 mm, bulan kering terjadiperioda bulan Mei sampai dengan bulan September,curah hujan rata-rata maksimum sebesar 530,88 mmterjadi bulan Oktober dan curah hujan rata-rataminimum adalah 54,43 mm terjadi bulan Juli.
2.4. Kependudukan dan Mata Pencaharian
Secara admininstrasi lokasi penambangan pasirbesi di kabupaten Tasikmalaya terletak di kecamatanCipatujah dengan desa-desa yaitu desa Cipatujah, desaCiheras, desa Ciandum, desa Sindangkerta dan desaCikawung Gading serta kecamatan Karangnunggaldidesa Cidadap. Jumlah penduduk 24.768 jiwa denganluas wilayah 110,84 km2 atau dengan kepadatan rata-rata 223 penduduk per km2. Tingkat pertumbuhanpenduduk di kecamatan Cipatujah sebesar 1,78 %pertahun dan di kecamatan Karangnunggal sebesar1,58 % pertahun.
Mata pencaharian penduduk diwilayah penelitian
umumnya adalah petani/ buruh tani baik sebagaipetani sawah maupun petani lahan kering. Komoditipertanian yang dihasilkan adalah padi, ubi jalar, ubikayu, jagung, kacang tanah, kacang kedelai, palawijadll. Hasil pertanian tersebut selain dikonsumsi sendirijuga dijual di pasar kecamatan.
2.5. Cadangan
Hasil eksplorasi detil cadangan pasir besi olehPT Aneka Tambang tahun 1996 di KP ekplorasiseluas 751,80 Ha, di kecamatan Cipatujah danKarangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya dapatdilihat pada tabel 1.
Besar cadangan dari hasil eksplorasi tersebutdiperoleh luas cadangan terukur sebesar 87,04 Haterdiri dari; cadangan A dengan luas 51,53 Ha,terletak diantara sungai Cikaingan disebelah baratdan sungai Cipangukusan disebelah timur. CadanganB dengan luas 11,31 Ha, terletak di antara pasarPamayang disebelah barat dan sungai Cikawungadingdisebelah timur. cadangan C dengan luas 24,2 Ha,terletak di sepanjang pantai di antara sungai Cilangladisebelah barat dan sungai Ciwulan disebelah timurlihat pada tabel 2.
2.6. Umur Tambang
Sesuai dengan sasaran produksi yangdirencanakan sebesar 100.000 ton/ tahun (untukcadangan A, BII dan C) dan 500 ton/hari (untukcadangan BI), sehingga umur tambang diluarreklamasi diperkirakan ± 15 tahun dengan perinciansebagai berikut ;
• Daerah Cadangan A:
1.008.392 ton = 10 tahun 1 bulan100.000 ton/ thn
-
8/17/2019 113-340-1-PB
3/10
MINDAGI Vol. 10 No.1, Juni 2006
83
• Daerah Cadangan B:
Cadangan BI (pasir besi kadar tinggi)113.955 ton = 228 hari500 ton/ hrCadangan BII217.795 ton = 2 tahun 2 bulan
100.000 ton/ thn• Daerah Cadangan C:
365.964 ton = 3 tahun 8 bulan100.000 ton/ thn
III. Desain Penambangan
3.1. Persiapan Penambangan
Secara keseluruhan umur industri pertambanganpasir besi di kecamatan Cipatujah dan Karangnunggaladalah ± 20 tahun yang meliputi; tahap persiapan,tahap penambangan serta tahap pasca penambangan.
Tahap persiapan meliputi kegiatan-kegiatansebagai berikut: pembebasan dan pengukuran tanahuntuk ganti rugi; penerimaan tenaga kerja baik tenagaahli maupun tenaga kerja lain; pengadaan danpengangkutan peralatan termasuk alat berat sepertibackhoe, loader, Magnetic Separator (MS), sertafasilitasnya; pem-buatan jalan produksi masing-masing di cadangan A panjang 150 m lebar 6 m, dicadangan B panjang 180 m lebar 6 m dan di cadanganC panjang 230 m dengan lebar 6 m; penempatanlokasi Magnetic Separator (MS) dengan luas 754 m2termasuk pondasi, bangunan panel listrik dan stock yard konsentrat; pemasangan instalasi listrik kontrakdengan PLN; pemasangan peralatan penambanganseperti, pipa isap tailing, pipa semprot danpembangunan sarana lain-lain, seperti: kantor, rumahkaryawan, gudang, bengkel, laboratorium, penyediaanair, bahan bakar untuk operasional alat berat dankomunikasi/telpon, serta test run , yaitu uji cobakesiapan terhadap semua peralatan penambangan.
Tahap disain penambangan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut; pembersihan lahan danpengupasan tanah penutup, penambangan, pengang-kutan konsentrat, dan pemindahan MS.
Tahap pasca penambangan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut; pengaturan fisik kawasantambang dan reklamasi.
3.2. Perhitungan Jumlah MS ( Magnetic Separator )
Cadangan A terukur, dengan MD rata-rata sebesar29,48% maka bila :Kapasitas pompa : 35 ton/jamEfesiensi : 0,795
Jam kalender : 24 jamHari kerja : 350 hariFaktor produksi : 0,9 x 0,75 = 0,675Produksi per tahun : 100.000 ton
Jumlah MS yang diperlukan: 100.000 dibagi dengan35x0,795x24x350x0,675x0,2948 = 2,15 MS setaradengan 2 buah MS.
Sedangkan untuk cadangan B dan C terukur,dengan perhitungan seperti diatas, diperoleh jumlahMS yang diperlukan sebanyak 2 sampai 3 buah,dengan perlengkapannya adalah: tenaga pembangkitdari PLN, tromol screen, drum magnet 1.200gauss, pompa NSK 150, pompa NSK 125, pompaNSK 100, motor 45 kw, motor 30 kw, motor 18 kw,motor tromol 3,3 kw, motor magnit 3,3 kw, pipapolytelin Ø 6", pipa polytelin Ø 4” , trafo 164 kvaserta panel-panel distribusi dan kabel secukupnya.
3.3. Pembersihan Lahan dan Pengupasan TanahPenutup
Umumnya vegetasi di daerah endapan pasir besiadalah semak belukar dan pandan duri sehingga
mudah dalam pembersihannya. Bahkan kebanyakanarealnya tidak memerlukan pembersihan lahan danpengupasan tanah penutup terlebih dahulu karenamemang endapan pasir besinya sudah terhamparsepanjang tepian pantai. Sedangkan pada areal sepertiperkebunan penduduk, pembersihan lahan danpengupasan tanah penutup merupakan suatukeharusan untuk mengurangi beban pada screen padamagnetic separator .
3.4. Metoda Penambangan
Umumnya terdapat dua metoda penambanganyang dilakukan pada endapan alluvial pasir besi di
kabupaten Tasikmalaya, Metoda penambangantersebut adalah metoda penambangan langsung danmetoda penambangan dengan cara MS (MagneticSeparator). Jarak lokasi penambangan dengan air lautuntuk kedua metoda tersebut diambil 10 meter daripasang air laut tertinggi.
Adapun rencana urutan kegiatan penambangantersebut akan dilakukan mulai dari cadangan BIterlebih dahulu, kemudian dilanjutkan ke cadanganBII, C dan terakhir cadangan A.
3.4.1. Metoda Penambangan Langsung
Metoda penambangan langsung untuk cadanganBI dilakukan selama dua shift per hari (10 jam perhari) mulai pk. 07.00 s/d pk. 17.00 dengan kapasitasproduksi 500 ton per hari. Alat berat yangdigunakan dalam metoda ini adalah; backhoe, wheelloader dan truk. Backhoe dan wheel loader yangdipakai PT Aneka Tambang (PT Antam) diperolehdengan sistim sewa sedang truk dimiliki olehkonsumen. Kapasitas produksi backhoe 50 ton/ jamdan kapasitas truk 6 ton.
Kegiatan penambangan langsung dilakukandiujung barat cadangan BI (Pasar Pamayang) denganarah penambangan tegak lurus atau sejajar garis
-
8/17/2019 113-340-1-PB
4/10
Studi Disain Penambangan Pasir Besi dengan Sasaran Produksi 100.000 ton per tahun di Kabupaten Tasikmalaya Prapto Heryono dan Arista Muhartanto (hal 81 – 90)
84
pantai. Hasil galian diperoleh berupa konsentrat pasirbesi yang ditimbun di stockyard terletak disampingdaerah penambangan dan langsung diangkut trukkapasitas 6 ton oleh konsumen atau dengan istilahfree on truck (FOT). Sedangkan lubang bekas galianyang timbul langsung ditimbun dengan pasir, tanahurug, dan batu gamping yang dibeli daripertambangan rakyat . Demikian kegiatan tersebutdilakukan seterusnya.
3.4.2. Metoda Penambangan dengan Magnetic Separator
Umumnya metoda penambangan denganmagnetic separator (MS) dilakukan khususnya untukcadangan BII, C dan A. Peralatan yang digunakanselain MS dan fasilitasnya juga wheel loader sertatruk. Peralatan MS dimiliki oleh PT Antam sedangkan
wheel loader diperoleh dari sewa dan truk dimilikikonsumen. Kegiatan penambangan dilakukan selama3 shift (24 jam per hari) dengan kapasitas produksi
sebesar 100.000 ton per tahun.Pada kegiatan persiapan penambangan dilakukanpemasangan MS beserta fasilitasnya dan pembuatansatu buah bekas penambangan (lubang galian) ataudisebut juga satu blok penambangan dengan ukuran20 x 40 meter untuk pembuangan tailing pertamapada saat test run.
Penambangan pasir besi dengan MS dilakukanpada setiap blok-blok (kolong-kolong penambangan)berukuran 20 x 40 meter dengan arah tegak lurus atausejajar garis pantai dengan pompa semprot yangberkekuatan 1 – 2 atm. Air semprot diambil dari airpermukaan (air muara sungai). untuk sebuah
Magnetic Separator rata-rata sebesar 121,76 m3/jam.Kebutuhan tersebut dapat terpenuhi lihat tabel 3.Hasil semprotan berupa lumpur magnetis yang
dialirkan ke suatu sumuran kemudian diisap denganpompa isap menuju alat pemisah magnetic separatordengan drum magnit berkekuatan 1200 gauss.Lumpur magnetis tersebut dipisahkan menjadimaterial magnetis atau konsentrat dan material nonmagnetis (tailing), dengan bantuan shower materialmagnetis dikumpulkan ke stockyard sedangkantailing dibuang ke lubang galian (bekaspenambangan). Selanjutnya air tailing dalam bekaspenambangan tersebut dapat dipakai kembali untukmenambang pada front penambangan berikutnya.Biasanya jumlah air yang dipakai dalam penambangandengan MS, hilang dan terserap ke tanah. Untukmengantisipasi kekurangan air, maka setiap jamharus ditambahkan air yang diambil dari airpermukaan (air sungai) sesuai dengan hilangnya airperjam. Metoda penambangan dengan MS inidisebut juga sebagai metoda penambangan danpengolahan sirkulasi tertutup. Kemudian konsentratdi stockyard tersebut dengan wheel loader dimuat ketruk konsumen dengan kapasitas 6 ton disebutdengan sistim free on truck (FOT). Begituseterusnya. Waktu yang dibutuhkan untuk
menambang setiap blok penambangan ukuran 20 x40 meter adalah 7 hari dan perpindahan magneticseparator (MS) dilakukan setelah jarak antara lokasiMS dengan front penambangan telah mencapai 200meter.
Letak MS di cadangan A dapat dimulai daritimur, dimuara sungai Cikaingan. Pada cadangan Bletak MS di dekat dengan muara sungaiCikawungading serta pada cadangan C letak MS didekat muara sungai Ciwulan.
Dengan metoda penambangan ini, daerah yangsemula berupa bukit-bukit berubah menjadi datarkarena faktor penyusutan isi karena sudah diambilkonsentrat pasir besinya antara 18 % s/d 65 % danswelling faktor bijih pasir besi kering = 0, sehinggatinggal tailing yang mengisi blok-blok bekaspenambangan. Rona akhirnya nanti akan ditatakembali pada kegiatan reklamasi. Lihat gambar 1.Sketsa Diagram Alir Metoda Penambangan denganMagnetic Separator, gambar 2. Tata Letak Metoda
Penambangan dengan Magnetic Separator sertagambar 3. Diagram Alir Proses Produksi Pasir Besi diKabupaten Tasikmalaya dengan Fe ≥ 50 % dan MD≥ 18%.
3.4.3. Pasca Penambangan
Tahap pasca penambangan merupakan tahapdimana masa operasi proyek sudah berakhir. Arealfisik bekas penambangan dengan metodapenambangan langsung setelah ditimbun dengantanah urug dan gamping pada kegiatan penambangansebelumnya, kemudian diratakan dan ditimbun lagi
dengan pasir baru direklamasi dengan ditanamidengan tanaman yang sesuai dengan tumbuhanpantai. Demikian juga dilakukan hal yang sama padaareal bekas penambangan dengan metodapenambangan dengan MS. Lihat gambar 4 dan 5.
Namun hal diatas dilakukan setelah sesuaidengan rencana Pemerintah Daerah dan keinginanmasyarakat setempat, misalnya areal bekaspenambangan tersebut akan dijadikan kawasan
wisata, kolam ikan atau sawah, dll.
IV. Pembahasan
Pada pelaksanaan metoda penambangan lang-
sung, setelah endapan pasir besi digali denganbackhoe , lahan bekas galian yang berupa kolonglangsung ditimbun dengan campuran pasir urugdengan batu gamping yang dibeli dari penduduk,sehingga tidak menimbulkan dampak yang berartiterhadap turunnya jumlah/kuantitas air bagi sumurpenduduk.
Pada pelaksanaan metoda penambangan denganMS, setelah endapan pasir besi diambil, lahan bekasgalian yang berupa kolong ditimbun dengan tailing( back filling ). Walaupun jumlah materialnya berkurangkarena konsentrat pasir besinya diambil tetapi tidak
-
8/17/2019 113-340-1-PB
5/10
MINDAGI Vol. 10 No.1, Juni 2006
85
menimbulkan dampak yang berarti terhadap turunnyajumlah/ kuantitas air bagi sumur penduduk. Hanyapada metoda ini awalnya terjadi peningkatan kadarfisis dan kimia seperti; TSS, BOD, COD, warna dankekeruhan karena terjadi perubahan lahan atas danhilangnya vegetasi, sehingga bila hujan turun akanterjadi run off (air larian) menuju air laut atau sungai.
Tetapi karena kondisi penambangan tanah berpasirdengan porositas tinggi sehingga air larian yangmembawa padatan segera diserap pasir sebelummasuk ke air laut atau sungai. Sehingga tidak terjadidampak yang berarti.
Seperti dijelaskan pada bab pasca penambangan,bahwa baik metoda penambangan langsung maupundengan MS, areal bekas penambangan dilakukanpenataan kembali dengan ditimbun dengan pasirdahulu kemudian direklamasi dengan ditanamidengan tanaman yang sesuai dengan daerah pantai.
Air permukaan yang dibutuhkan dari sungai oleh1 buah MS sekitar 121,76 m3 per jam, untuk 2 buah
MS butuh sekitar 243,52 m3 per jam serta untuk 3buah MS butuh sekitar 365,28 m3 per jam.Sedangkan debit air sungai di sekitar cadangan dikabupaten Tasikmalaya berkisar antara 8.000 s/d305.000 m3 per jam, sehingga cadangan airpermukaan sangat mencukupi.
V. Kesimpulan
1. Umumnya dengan metoda penambangan baiklangsung maupun dengan MS yang dilakukantidak berdampak terhadap lingkunganpenambangan pasir besi.
2.
Kebutuhan air untuk penambangan denganMS dapat dipenuhi oleh sungai yang ada.3. Kegiatan pasca penambangan dilakukan
dengan menata kembali areal fisik daerahpenambangan.
Pustaka
Anonim, 1997, “Laporan Eksplorasi Pasir BesiDaerah Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya”, PT
Aneka Tambang. Anonim, 2000, “Laporan Andal Tambang Pasir Besi
Daerah Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya”, PT Aneka Tambang.
Anonim, 2000, “Kabupaten Tasikmalaya Dalam Angka”, Badan Pusat Statistik Tasikmalaya.
Canter, L.W, 1977, “ Environmental Impact Assessment”, Mc Graw Hill Series, WaterResources and Environmental Engineering.
Leopold, L.B, et al, 1971, “A Procedure forEvaluating Environmental Impact”, GeologicalSurvey Circular 645, US Department of Interior,
Washington. DC.Munn, R.E, 1979, “Environmental Impact
assessment”, Scope 5, Second Edition, John
Willey and Sons, New York, Brisbane, Toronto,191 pp.
-
8/17/2019 113-340-1-PB
6/10
Studi Disain Penambangan Pasir Besi dengan Sasaran Produksi 100.000 ton per tahun di Kabupaten Tasikmalaya Prapto Heryono dan Arista Muhartanto (hal 81 – 90)
86
Tabel 1. Data Pemboran Eksplorasi Pasir Besi Di Kabupaten Tasikmalaya
CadLuas Cad.
(m2)
Jarak titikbor
(meter)
Jumlahlintang(buah)
Jumlah titikbor
(buah)
Totalkedalaman
(meter)
Muka airtanah
(meter)
Elevasi(m)
A 515.330 200 x 20 18 178 617,75 1,73 3.40
B 113.100 100 x 20 20 83 369 2,58 4.38
C 240.200 100 x 20 22 217 1.128 2,99 3.70
Tabel 2. Cadangan Pasir Besi Hasil Eksplorasi Di Kabupaten Tasikmalaya
Daerah Cadangan Pasir Besi A B I B II BI dan BII C I C II CI dan CII
Luas (m2 ) 515.330,00 26.200,00 86.900,00 113.100,00 48.000,00 192.200,00 240.200,00
Kedalaman rata-rata (m) 3,31 2,90 4,28 4,38 3,89 3,65 3,70
SG rata-rata 2,01 2,54 2,16 2,22 2,18 2,08 2,10
Crude sand insitu (Mton) 3.420.837,00 178.390,00 923.911,00 1.102.301,00 407.654,00 1.454.763,00 1.862.417,00
MD rata-rata (%) 29,48 64,78 28,06 33,85 25,00 18,15 19,64
Konsentrasi insitu (Mton) 1.008.392,00 113.955,00 217.795,00 373.119,00 101.906,00 264.058,00 365.964,00
Fe konsentrat (%) 57,56 49,20 56,87 56,71 56,22 55,94 56,01
A = Cipatujah ; BI = Cikawung Gading (kadar tinggi); BII = Cikawung Gading (kadar rendah);CI = Cidadap (tanah penduduk); dan CII = Cidadap (tanah negara)
SG=SpecificGravitydanMD=MagneticDegree
Tabel 3. Debit Air di Daerah Aliran Sungai Penelitian Di Kabupaten Tasikmalaya
No. NamaCad.
Nama DAS Luas DAS (m2) Panjang Sungai(km)
Debit (m3/jam)
1.
Cad. A S. Cikaingan
350.000 17,5 13.7162. Cad. B S. Cikawunggading 75.000 4,0 8.136
3. Cad. CS. CilanglaS. Ciwulan
1.035.000 345.000
23,515,0
305.208125.964
Sumber : Hasil Pengukuran Planimetris Peta Topografi 1:50.000
-
8/17/2019 113-340-1-PB
7/10
MINDAGI Vol. 10 No.1, Juni 2006
87
20 m
40 m
Tailing
Gambar 1. Sketsa Diagram Alir Metoda Penambangan dengan Magnetic Separator
pompashower
pompasemprot
stock yard
sungai
Pompa Tambang
M.S GARDU
-
8/17/2019 113-340-1-PB
8/10
Studi Disain Penambangan Pasir Besi dengan Sasaran Produksi 100.000 ton per tahun di Kabupaten Tasikmalaya Prapto Heryono dan Arista Muhartanto (hal 81 – 90)
88
Sungai
Front
Pompa Tambang
KonsentratPasir Besi
Gambar 2. Tata Letak Metoda Penambangan dengan Magnetic Separator
PompaShower
Muat & Angkut
Pompa Tailing
Stock Yard
PompaSem rot
Tailing
MS
-
8/17/2019 113-340-1-PB
9/10
MINDAGI Vol. 10 No.1, Juni 2006
89
Non-Magnetis
TromolScreen
DM I1200 G
DM II1200 G
Stock Yard
Magnetis
Feed
Tailing
Gambar 3. Diagram Alir Proses Produksi Pasir Besi di Kabupaten Tasikmalaya dengankadar Fe ≥ 50% dan MD ≥ 18%
-
8/17/2019 113-340-1-PB
10/10
Studi Disain Penambangan Pasir Besi dengan Sasaran Produksi 100.000 ton per tahun di Kabupaten Tasikmalaya Prapto Heryono dan Arista Muhartanto (hal 81 – 90)
90
pasir
tanah urug dan batu gamping
Gambar 4. Cara Penimbunan pada Metoda Penambangan Langsung
pasir
tailing
Gambar 5. Cara Penimbunan pada Metoda Penambangan dengan MS