111. keadaan umum 3.1. letak administrasi dan geografi · zona transisi dari daerah ini dengan zona...
TRANSCRIPT
111. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
3.1. Letak Administrasi dan Geografi
Penelitian dilakukan pada tiga daerah yaitu: (1) di
Desa Kertarahard j a, Boj ong dan Gunung Gadung , Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi yang berjarak 16.6 km di se-
belah Barat Daya Sukabumi atau 12 km di sebelah Selatan
Cibadak, dan (2) di Desa Bantargadung, Pasir Gombong dan
Suwakan, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak. Desa ini ber-
jarak kurang lebih 5 km di sebelah Selatan Cikotok, se-
dangkan lokasi (3) di Desa Cikancra dan Neglasari, Keca-
matan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya yang berjarak 10 km
di sebelah Barat Kota Kecamatan Cikalong.
Secara geografis daerah Cikembar terletak pada koor-
dinat 6O57'50" Lintang Selatan, dan 106~48'30~~ Bujur Timur
serta f 280 m dari permukaan laut. Daerah Bayah terletak
pada koordinat 6°52'17w Lintang Selatan dan 1 0 6 ~ 1 6 ~ 5 7 ~
Bujur Timur, serta f 350 m di atas permukaan laut. Keca-
matan Cikalong berada pada koordinat 7O58 t50tQ Lintang
Selatan dan 1 0 8 ~ 2 5 '45@* Bujur Timur, dengan ketinggian f
320 m di atas permukaan laut. Gambaran yang lebih jelas
mengenai letak daerah penelitian tersebut dapat dilihat
pada Gambar 5.
32. Fiiografi dan Bentuk Wilayah
Menurut Van Bemmelen (1949) daerah Jawa Barat dibagi
ke dalam empat zone fisiografi dari Utara ke Selatan,
yaitu:
(1) Zone Fisiografi Dataran Rendah Jakarta, (2) Zone Fi-
siografi Bogor, (3) Zone Fisiografi Bandung, dan (4) Zone
Fisiografi Pegunungan Selatan Jawa Barat (Gambar 6).
Daerah Cikembar, Kabupaten Sukabumi termasuk ke dalam Zone
Fisiografi Bandung Bagian Barat (lembah Cimandiri) yang
terbentuk pada masa Miosen Tengah. Zone Fisiografi Ban-
dung berasal dari masa Kuarter dimana ciri-ciri yang tam-
pak adalah munculnya bukit-bukit yang merupakan lanjutan
dari bagian timur kompleks Pegunungan Bayah.
Daerah Bayah, Kabupaten Lebak merupakan bagian se-
latan kompleks Pegunungan Bayah, terletak disebelah barat
dari Zone Bandung yang termasuk ke dalam Zone Fisiografi
Bogor. Zone Fisiografi Bogor merupakan suatu antiklinori-
um yang komplek susunannya, memanjang dari Rangkasbitung
dibagian Barat melewati Bogor, Purwakarta, Subang, Sume-
dang dan berakhir di bagian timur daerah Bumiayu (Jawa
Tengah). Zone ini terdiri dari strata Neogen yang terli-
pat kuat dan mengandung banyak intrusi hipabisal dari
gunung berapi. Tektonik Bayah berumur lebih tua dari
tempat lainnya di Jawa ini, merupakan sumber endapan bagi
daerah utaranya yang terletak lebih rendah (Dai, 1983) . Daerah kompleks Bayah dibagi menjadi daerah Selatan,
Tengah dan Utara. Daerah Selatan yang merupakan daerah
penelitian adalah kompleks yang sangat terlipat dengan
terjadinya intrusi magmatik akibat aktivitas vulkanisme
yang berulang-ulang terjadi pada masa Eosin sampai awal
Miosen. Di beberapa tempat ditutupi oleh batuan masa
Kuarter. Di bagian Tengah adalah daerah sinklin dan
antiklin yang dibentuk oleh batuan dari awal Tersier
dengan interkalasf strata Paleogen, sedangkan di bagian
Utara merupakan lipatan dari strata Neogen dan menunjukkan
indikasi beralih pada Bogor antiklinorium.
Daerah Cikalong terletak pada Zone Fisiografi Pegu-
nungan Selatan yang merupakan perpanjangan kompleks
Wijnkoops Bay di selatan pegunungan Bayah sampai Nusa
Kambangan di dekat Cilacap. Zone ini di bagian Barat di-
sebut Zone Jampang yang merupakan daerah antiklinal dari
lautan Hindia sampai pada ketinggian 1.000 meter. Ter-
dapat beberapa puncak volkanik antara lain yaitu Gunung
Malang (1.305 m), selanjutnya dipisahkan oleh patahan Zone
Bandung. Bagian Tengah merupakan Zone Pengalengan yang
sangat banyak didapati puncak volkanik dan merupakan
bagian yang tertinggi dari Zone Fisiografi Pegunungan
Selatan. Zona transisi dari daerah ini dengan Zona
Bandung ditempati oleh serangkaian volkano dari masa
kuarter . 3.3. Geologi dan Bahan Induk
Menurut Peta Geologi Lembar Bogor skala 1:100.000
yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi Bandung (1981) daerah Cikembar, Kabupaten Sukabumi
terbentuk pada "Formasi Tmjtv (Tersier Miosen Vulkanik
Tuff) yang merupakan formasi dari seri Jampang Atas. For-
masi ini tersusun dari tufa dasitik, tufa batu pasir dan
tufa batu apung yang berselang-seling dengan breksi dan
tufa dari komposisi andesitik, breksi tufa gampingan.
Antara Baros dan Lampegan merupakan daerah awal dari pusat
erupsi atau intrusi dasitik, yang merupakan bahan pemben-
tuk batuan zeolitik. Seri Jampang Atas merupakan puncak
kulminasi dari aktivitas volkanik pada masa Miosen Bawah.
Daerah Bayah, Kabupaten Lebak menurut Peta Geologi
Lembar Leuwidamar skala 1:100.000 dari Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi Bandung (1989) terbentuk pada
daerah peralihan antara "Formasi Tpvw (Tersier Pliosen
Vulkanik) yaitu Formasi Tufa Citorek dengan llFormasi Temvtl
(Tersier Eosen Miosen Vulkanik) yang terdiri dari Formasi
Cikotok dan Formasi Citarat. Formasi Citorek terdiri dari
endapan epiklastika tufaan yang bersusunan dasit dan batu
apung. Anggota formasi ini berupa tufa batu apung, tufa
gelas, breksi tufa dan lava. Formasi Cikotok terdiri dari
breksi gunung api, tufa, lava, batuan terubah dan kuarsa.
Formasi ini bersusunan basalt, andesit dan dasit serta
lava hyolitik. Breksi volkanik mengandung andesit basalt
dan fragmen dasit pada matriks tufa. Bahan vitrik dan
tufa terdiri dari mineral piroksen, amfibol, plagioklas,
detrital kuarsa dan devitrifikasi glass. Zeolit dan
Khlorit terdapat di dalam scoria, pembentukannya dipenga-
ruhi oleh terjadinya proses hidrothermal, dimana pada be-
berapa tempat terjadi proses khloritisasi dan seritisasi.
Formasi Citarat merupakan formasi batu gamping, napal
dan batu pasir.
Daerah Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya menurut Peta
Geologi Lembar Karangnunggal skala 1:100.000 yang dike-
luarkan Direktorat Geologi Bandung (1983) terletak pada
"Formasi Tmpln yaitu Anggota Formasi Batu Gamping Pamutuan
dan "Formasi TmbN yaitu Formasi Bentang. Formasi Pamutuan
terdiri dari batu gamping kalsilutit dan napal, sedangkan
formasi Bentang terdiri dari batu pasir tufa, sisipan
serpih, lensa batu gamping, lempung napalan dan breksi
andesit. Formasi Bentang Atas merupakan batuan kapur dan
sebagian besar tufa kristal batu apung atau tufa glass
dengan ketebalan sampai 250 meter yang terbentuk pada masa
Miosen Muda, yang merupakan awal pembentukan batuan zeoli-
tik di daerah tersebut. Peta Geologi dari daerah peneli-
tian disajikan pada Gambar 7, 8, dan 9.
3.4. Pembentukan Zeolit di Daerah Penelitian
Secara geologi diketahui bahwa zeolit di daerah pene-
litian juga terbentuk dari aktivitas gunung api purba yang
disebut sebagai tufa.
Zeolit di daerah Cikembar diketahui berasal dari
diagenesis endapan tufa bersusunan dasitik-andesitik pada
masa Miosen Bawah. Aktivitas vulkanisme pada periode ini
dicirikan adanya breksi piroksen-andesitik yang berselang-
seling dengan tufa batu pasir kalkareous, tufaceous marl,
liat dan batuan karbonat.
t A
..floqar ~1md01 UOII.LYO~W 'I!YIDUI 1d1 J n ~ s q a ~ ~ ~ P u a ~ q u a ~ o q pw ~ O I u o q uop uuum(d
- J W D U ~ ! ~ uwaoptp uop .LWW!~ s Duo!wrr I(IO~ ~OYIDU!SJ*~ '. s!dg vrlarq uoydol w ) W p ~ s d p l ~ q ~ r . ( ( r o l w q ' ( o r l w .oru@(l) ' j~os !oo~ u lp o p ~ o p 0 4 4 J ~ ~ o I . ( D ~ * Y u ~ ~ WWM ~ . l d u w n : JISWWIW mop b o d r a ~ WOUIV
.n&o~ uoynqo~ad u w e ko!uodlr ! o m M d o p w lPlu8II mP Jrod t w W w J a 6 u d m u 3 ) qnd!~w 411 !ODuns uodopw O u D b u U !I~U~J*I( u0p I I~~J~u' IOJOU' buldw'l :
( r a r p * r uom10g ' ( wrror ld uoDuw) #upuo uemsaww'uodrcn b d c~yp m U q mu- : m y l o
r 009 - 0 ~ 2 W * ( ' b r U o l kO!- 8map 1 w'l- uw) : s ! d q ~ q roJ!sod D+wb woq uop coped nurur& k @ u o D woq owotual :bod01 @w@q l s o u q l
Dpu*(qU.Jou ~ O P ' U ~ S U O J ~ ' U ! ~ I I O *I!JOPOJ~OI ' qu@1-so1~06i(.
U ~ D U . ~ 1 o s w c o w m p mu01 *ON qlq* wow :-brd - w p r r r r u e . C z j ..rsml.r mum oluor( 61-3
DWwdas uoo)nl1od0U'Dqdmo6a1bq mop ! q a ~ q ' b w u q D u o q * r ~ ( W m m .or)rl) ~odou* ~ U t a ) *dwll no!!. oumarnq U ~ U - D 8- wnla p u s
aoqr qmdol - o w ~ w u # e o vndwrw d w a & r '~oroq y d r o r b!u~uo u#.mruqlp(ug : uc cllw (oaquo.or uol#l
( W ~ l ) Y ...CI 1 !8WJq UO~'*l.d0~0q .IWIgb!8BbuO *W'~COP .#*I n * W I "@bwi I U U MOP W#ll Ol- * a * 1
~1W.d d W * I Ir -8 uolo-~ g \~sma l a l p I ~ I ~ ~ O W W m e r.4 4- WI 'rwm -m'
wlodou Uv r l ou!~a6wlb -m4 (.dw r.l(oJ.r( w W u U
( uar(pn u o o w )
IoroU POP IJWh .prw *d*W n4oa . rp-l *woe -9
I - 01 mot-'- roraop uop a o l o ~ b w d * d r S u w 4 90 wql.tw uWwq uoJmm
mp~q*!d11 Duo~o 2ms!dol u o p g ~ u * ~ (&.(a) k m d r y 0 u - m ( w c u p s u8WW) ,or(- w-'~lr rrlguO -' rul *..l m.9 .rroCIU. : blD* !-=JOj
-w ow-Sr
V O W 3 0 3 1 --
A
Gambar 8. Peta Geologi Daerah Suakan dan Sekitarnya
Berdasarkan struktur yang dapat diketahui dari aso-
siasi mineral, penyebaran serta kenampakannya, zeolit di
daerah Bayah juga merupakan mineral autigenik yang ter-
bentuk secara diagenesis. Zeolit ini berasal dari bahan
volkanik yang diendapkan dalam lingkungan marin pada ke-
dalaman 20 sampai 60 meter. Setelah pengendapan tufa,
selanjutnya terjadi reaksi antara bahan alumina silikat
dengan air yang ada dalam ruang pori-pori yang bersifat
alkalin-salin. Keadaan pH air laut sekitar 9.5. Disam-
ping bahan tufa, suhu merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pembentukan zeolit. Sumber panas proses
diagenesis berasal dari instrusi magma, keadaan tersebut
menyebabkap terjadinya devitrifikasi pembentukan zeolit.
Komposisi tufa zeolit Bayah adalah dasit-rhyolitik dan
berumur Miosen Tengah (Sukarna, 1991).
Daerah Tasikmalaya Selatan secara stratigrafi terdiri
dari lapisan batuan tua yang tersebar di bagian Selatan,
sedang yang muda di bagian Utara. Keduanya tampak terle-
tak selaras dan sebagian besar terdiri dari endapan batu
gamping yang berumur Miosen dan endapan tufa yang berumur
Miosen-Pliosen. Endapan tufa berumur Miosen yang terdapat
di daerah Cikalong sudah mengalami perombakan mineral.
Hal ini berdasarkan pengamatan pada beberapa singkapan
yang menunjukkan adanya perubahan fisik dan kimia batuan.
Menurut Soewarno (1990), zeolit di sini juga terbentuk
secara diagenesis, sebagai mineral autigenik hasil proses
reaksi kimia yang dikontrol oleh lingkungan pengendapan,
komposisi, tekanan serta temperatur.
3.5. Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor pembentuk tanah
yang penting. Di daerah tropika basah, suhu dan curah
hujan merupakan unsur iklim yang berpengaruh terhadap
proses pembentukan tanah (Foth dan Turk, 1972).
Untuk dapat menentukan regim temperatur tanah, diper-
lukan data temperatur tanah tahunan rata-rata, temperatur
rata-rata musim panas dan musim dingin serta perbedaan
temperatur rata-rata musim panas dan musim dingin. Tempe-
ratur tanah diukur pada kedalaman 50 cm atau pada kontak
litik/ paralitik jika solum tanah kurang dari 50 cm.
Data iklim yang disajikan adalah suhu udara dan tanah
serta curah hujan, dimana kedua parameter iklim ini secara
langsung berpengaruh terhadap proses pelapukan dan
pembentuklan tanah. Data curah hujan di daerah Cikembar
diambil dari Stasiun Klimatologi Cikembang. Stasiun ini
terletak pada ketinggian 280 m dari atas permukaan laut,
sedangkan untuk daerah Bayah data diambil dari Stasiun
Klimatologi Cikotok pada ketinggian 350 m dari atas per-
mukaan laut. Untuk daerah Cikalong data iklim diambil
dari ~tasiun ~limatologi Karangnunggal dengan ketinggian
tempat 320 m dari atas permukaan laut.
Data suhu udara diambil dari Stasiun Klimatologi Su-
kabumi, Serang dan Tasikmalaya.
Data curah hujan, suhu udara dan suhu tanah pada ma-
sing-masing lokasi penelitian disajikan pada Tabel 2.
Daerah Cikembar memiliki curah hujan rata-rata bulanan
sebesar 307.1 mm dan rata-rata tahunan sebesar 3 685.4 mm.
Curah hujan tertinggi jatuh pada bulan November dan teren-
dah pada bulan Agustus. Bila diklasifikasikan maka tipe
iklim tergolong B1 (menurut klasifikasi Oldeman, 1975) ,
karena terjadi hujan yang lebih 200 mm selama lima bulan
berturut-turut dan tanpa adanya bulan kering. Iklim demi-
kian dikategorikan sebagai iklim agak basah.
Menurut klasifikasi Koppen, daerah Cikembar digolong-
kan ke dalam tipe Afa yaitu dimana tidak ada bulan dengan
curah hujan kurang dari 60 mm. Sedangkan indeks 'a1 me-
nunjukkan suhu rata-rata bulan terpanas dengan nilai >
Daerah Bayah memiliki curah hujan rata-rata bulanan
359.7 mm atau rata-rata tahunan sebesar 4 316.8 mm dengan
curah hujan tertinggi jatuh pada bulan Oktober, dan
terendah pada bulan Agustus. Bila diklasifikasikan ke
dalam klasifikasi Oldeman dan Koppen masing-masing terma-
suk ke dalam B1 dan Afa.
Daerah Cikalong mempunyai rata-rata curah hujan bu-
lanan sebesar 300.8 mm atau rata-rata tahunan 3 610 mm.
Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November, sedang-
kan paling rendah pada bulan Agustus. Menurut kla-
sifikasi Oldeman dan Koppen adalah termasuk B1 dan Afa.
Tabel 2. Data Curah Hujan, Suhu Udara dan Suhu Tanah di Daerah Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Bayah, Kabupaten Lebak dan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya
Ci kanber Bayah Cikalong - * - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Curah Suhu Suhu Curah Suhu Suhu Curah Suhu Suhu Hujan Udrrra Tanah Hujan Udara Tanah Hujan Ware Tanah
(nm) Rate- Rate- (nm) Rata- Rata- (mn) Rate- Rata-
ra ta ra ta ra ta ra te r a t e r a t a
(OC) (OC) (OC) (OC) (OC) (OC)
Januar i Februari Maret Apr i 1 Me i Juni Ju l i
Agustus
September Oktober
November Desember
Junlah 3685.4 - - 4 316.8 3 610
Rata- 307.1 25.3 27.7 359.7 25.6 28.1 300.8 25.1 27.6 r a t a
-
Keteranqan: a) D i ku t i p dar i has i l pengematan selama 14 tahun (1972 - 1985) dar i Stasiun ~ l i m a t o l o g i ' Cikem-
bar, Sukabuni (280 m dpl.), d i Cikotok, Banten (350 m Ql.) &n Karangnunggal, Tasikmalaya (320 m dpl.).
b) Hasi l konversi da r i pencatatan suhu udara d i Stasiun Kl imatologi Cikembang, Sukabuni dan Cikotok, Banten s e l m 15 tahun (1971 - 1985) den Karangnunggal selama 9 tahun (1971 - 1979)
dengan persamaan Braak.
c ) Hasi l konversi dar i suhu udara dengan runus New Hal l (1972 dalam Van Uambeke, 1982).
Berdasarkan data curah hujan dapat diperkirakan bahwa
laju evapotranspirasi yang terjadi selalu lebih rendah
dibandingkan dengan banyaknya curah hujan yang jatuh. Hal
ini menunjukkan bahwa regim kelembaban tanah di daerah pe-
nelitian menurut kriteria dapat digolongkan ke dalam regim
kelembaban udik.
Suhu udara dan tanah rata-rata tahunan di daerah
Cikembar dan Cikalong agak rendah yaitu masing-masing
25.3OC dan 27.7Oc serta 25.1°C dan 27.6OC. Di daerah
penelitian Bayah agak lebih tinggi yaitu 25.6O~ dan
28. 1°c. Namun variasi suhu rata-rata bulanan di daerah
tersebut cukup kecil. Data ini mencerminkan pula bahwa
perbedaan suhu rata-rata musim panas dan musim dingin
cukup kecil (< ~OC). Dengan demikian bila diklasifikasi-
kan ke dalam regim temperatur tanah, maka kedua daerah pe-
nelitian termasuk ke dalam regim temperatur tanah
Isohipertermik. Gambaran mengenai keadaan iklim di daerah
penelitian disajikan pada Gambar 10.
3.6. Vegetasi dan Pola Penggunaan Lahan
Secara umum vegetasi asli dari daerah penelitian
adalah hutan tropika basah, dimana pada saat ini telah
banyak dimanfaatkan untuk usaha pertanian secara setem-
pat-setempat. Jenis vegetasi dan pola penggunaan lahan
yang terdapat di daerah Cikembar adalah rerumputan, hutan
bambu, semak dengan vegetasi alami dan sebagian digunakan
pula untuk ladang.
r
PITA AeROKLlMAT JAWA DAN MAOURA
L A U T J A W A
L EGE NDA
A L t b i h dori 9 bulon bosoh b t r lu ru lw
B I 7 ,8 olou 9 bulon bosoh berlurulon don kuronp dor i 2 bulan kering
8 2 . 7, 8 olou 9 bulon bosoh berluruton don 2,3 don bulon k t r ing
C 2 5 o lou 6 bulan basah btrturulon don 2,3 o lou 4 bulon k t r i ng
C 3 5 olou 6 bulon bosah btr luruton don 5 olou 6 bulon kering
0 2 3 otou 4 bu lan bosoh berluruton don 2,3 alau 4 bulon kering
03 3 btou 4 bulan bosoh bcrlurulon don 5 otou 6 bulan k t r ing
E Kuranp dor i 3 bulon bosoh berlurulon don sekuron~nyo 5 bulon
b
G a m b a r 10 . Peta I k l i m D a e r a h J a w a B a r a t
Daerah Bayah dominan ditumbuhi vegetasi alang-alang dan
kebun cengkih milik penduduk setempat yang tidak terawat
dengan baik. Selain ubi kayu dan perladangan, usaha yang
menonjol adalah penambangan batuan zeolit dari mulai Desa
Bantargadung sampai ke Cikotok.
Di daerah penelitian Cikalong sebagian besar areal
adalah pemukiman penduduk dengan sedikit lahan yang diusa-
hakan untuk pertanian. Selain digunakan untuk ladang,
sebagian dari lahan banyak ditanami dengan tanaman kelapa.
'Keadaan lahan pertanian di Cikalong relatif paling baik
dibandingkan dua lokasi penelitian yang lain. Penambangan
batuan zeolit pada lokasi ini sangat intensif, terutama
pada lahan-1aha.n pekarangan dimana didapatkan endapan
batuan zeolit.