11. skabies fix all

Upload: apriyanti-selamaxgamal

Post on 01-Jun-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    1/49

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial

    ang !e!"ngkinkan setia# orang hid"# #rod"kti$ se%ara sosial dan

    ekono!is. Pe!bang"nan kesehatan bert"j"an "nt"k !eningkatkan

    kesadaran, ke!a"an dan ke!a!#"an hid"# sehat bagi setia# orang agar 

    terw"j"d derajat kesehatan !asarakat ang setinggi & tinggina.

    Kegiatan "nt"k !eningkatkan kesehatan '#ro!oti$(, !en%egah #enakit

    '#re)enti$(, tera#i 'k"rati$( !a"#"n #e!"lihan kesehatan 'rehabilitati$(

    adalah "#aa kesehatan !asarakat.'1(

    K"lit adalah organ t"b"h #enting terletak #aling l"ar, ang

    !e!batasi lingk"ngan dala! dan l"ar t"b"h !an"sia. K"lit !er"#akan

    la#isan "ta!a "nt"k !elind"ngi t"b"h dari #enakit. *alah sat" $"ngsi

    k"lit adalah !elind"ngi jaringan dari ker"sakan $isik, #engat"r #anas, alat

    indera #eraba, dan !e!bant" kerja ginjal !elal"i !ekanis!e #engel"aran

    keringat. Penakit k"lit da#at disebabkan oleh berbagai hal se#erti ja!"r,

    )ir"s, k"!an, #arasit hewani dll. Penakit k"lit ang disebabkan oleh

    #arasit hewani, ait" #edik"losis, skabies dan %reeping disease.'1,+,(

    *kabies adalah #enakit -oonosis ang !enerang k"lit, !"dah

    !en"lar dari !an"sia ke !an"sia, dari hewan ke !an"sia ata"

    sebalikna, da#at !engenai se!"a ras dan golongan di sel"r"h d"nia

    1

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    2/49

    ang disebabkan oleh t"nga" 'k"t" ata" !ite( Sarcoptes scabiei . aktor 

    ang ber#eran dala! #en"laran #enakit ini adalah sosial ekono!i ang

    rendah, higien #erorangan ang jelek, lingk"ngan ang tidak saniter,

    #erilak" ang tidak !end"k"ng kesehatan, serta ke#adatan #end"d"k.

    aktor ang #aling do!inan adalah ke!iskinan dan higiene #erorangan

    ang jelek di negara berke!bang !er"#akan kelo!#ok !asarakat ang

    #aling banak !enderita #enakit skabies ini. Pre)alensi #enakit *kabies

    di Indonesia adalah sekitar /0+2 dari #o#"lasi "!"! dan %ender"ng

    lebih tinggi #ada anak dan re!aja.'3(

    *kabies tidak !e!bahaakan !an"sia na!"n adana rasa gatal

    #ada !ala! hari !er"#akan gejala "ta!a ang !enggangg" akti)itas dan

    #rod"kti)itas. Penakit skabies banak berjangkit ter"ta!a di 4 '1(

    lingk"ngan ang #adat #end"d"kna, '+( lingk"ngan dengan tingkat

    kebersihan k"rang, '( lingk"ngan sosial ekono!i rendah, dan '3(

    lingk"ngan #erga"lan ang akrab.'3,5(

    Di beberapa negara berkembang, penyakit ini dapat menjadi endemik

    secara kronik pada beberapa kelompok. Sebagai contoh, survey di sepanjang

    sungai Ucayali, Peru tahun 198 menemukan bah!a di beberapa desa semua

    anak penduduk asli telah mengidap skabies. Penelitian lain di "ndia tahun 198#

    menemukan bah!a prevalensi skabies pada anak$anak di banyak desa

    sebesar 1%%&. 'asil survey di (una tahun 198) menemukan )1& dari *#)

    penderita skabies berusia 1$1% tahun dan 8+& pada bayi kurang 1 tahun. Di

    2

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    3/49

    daerah ala!i, suatu penelitian memperlihatkan bah!a insidens tertinggi

    terdapat pada usia %$9 tahun.-)

    Indonesia !er"#akan negara ang sedang berke!bang, di!ana

    #elaanan kesehatan !asarakat bel"! !e!adai seh"b"ngan dengan

    adana krisis ekono!i ang !elanda Indonesia sejak tah"n 166.

    Per!asalahan "ta!a ang dihada#i !asih dido!inasi oleh #enakit

    in$eksi ang sebagian besarna adalah #enakit !en"lar ang berbasis

    lingk"ngan. 7en"r"t De#arte!en Kesehatan 8I #re)alensi skabies di

    #"skes!as sel"a"h Indonesia #ada tah"n 169/ adalah 3,/ 2 0 1+,65 2

    dan skabies !end"d"ki "r"tan ketiga dari 1+ #enakit k"lit tersering. Di

    bagian K"lit dan Kela!in KUI:8*;7 #ada tah"n 1699, dij"!#ai

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    4/49

    lingk"ngan #ada ko!"nitas ang terserang skabies, karena a#abila

    dilak"kan #engobatan se%ara indi)id"al !aka akan !"dah tert"lar 

    ke!bali #enakit skabies. K"rangna in$or!asi dan #e!aha!an

    !engenai #enakit skabies oleh santri !enjadi kendala bagi #en%egahan

    #enakit skabies. Dari banakna kejadian #enakit k"lit di atas akibat

    dari #erilak" ang tidak sehat. Di#engar"hi j"ga oleh #engetah"an ang

    k"rang. Unt"k !eningkatkan derajat kesehatan santri #erl" adana "#aa

    "nt"k !eningkatkan #engetah"an santri tentang kesehatan se%ara

    "!"!, kh"s"sna tentang #enakit !en"lar sehingga di hara#kan ada

    #er"bahan sika# serta di ik"ti dengan #er"bahan #erilak" kebersihan

    #erorangan dengan hasil akhir !en"r"nna angka kesakitan #enakit

    !en"lar. Perilak" kesehatan ang berkaitan dengan "#aa kebersihan diri

    dala! kaitanna dengan "#aa #en%egahan #enakit dilak"kan dengan

    berbagai %ara %ontohna se#erti kebiasaan !andi, !en%"%i tangan dan

    kaki, dan kebersihan #akaian..'+,(

     /tas dasar permasalahan tersebut di atas maka penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian dengan judul 0'ubungan upaya pencegahan dengan

    prevalensi penyakit skabies di Pondok Pesantren /l a!addah arrahmah

    (olaka2.

    4

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    5/49

    I.+ 8"!"san 7asalah

    3erdasarkan latar belakang pemikiran di atas, adapun rumusan masalah

    yang ingin diangkat oleh penulis antara lain sebagai berikut 4

    0'ubungan upaya pencegahan dengan prevalensi penyakit skabies di Pondok

    Pesantren /l a!addah arrahmah (olaka2

    I. ="j"an Penelitian

    1. 5ujuan Umum

    Untuk mengetahui adanya hubungan upaya pencegahan dengan

    prevalensi penyakit skabies di Pondok Pesantren /l a!addah

    arrahmah (olaka.

    6. 5ujuan khususa. Untuk mengetahui perilaku sis!a sis!i pondok pesantren /l

    a!addah arrahmah (olaka terhadap upaya pencegahan

    penyakit skabies menurut sanitasi lingkunganb. Untuk mengetahui perilaku sis!a sis!i pondok pesantren /l

    a!addah arrahmah (olaka terhadap upaya pencegahan

    penyakit skabies menurut higien peroranganc. Untuk mengetahui prevalensi penyakit skabies di pondok

    pesantren /l a!addah arrahmah (olaka.

    5

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    6/49

    d. Untuk mengetahui hubungan pencegahan menurut higien

    perorangan dengan prevalensi penyakit skabies pada sis!a

    Pondok Pesantren /l a!addah arrahmah (olaka.e. Untuk mengetahui hubungan pencegahan menurut sanitasi

    lingkungan dengan prevalensi penyakit skabies pada sis!a

    Pondok Pesantren /l a!addah arrahmah (olaka.

    I.5 7an$aaat Penelitian

    o 3agi pondok pesantren'asil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu masukan bagi

    pondok pesantren /l a!addah arahmah (olaka itu sendiri agar tetap

    memelihara budaya hidup bersih dan menjadi pengetahuan bagi anak 7

    anak Pondok Pesantren dalam upaya pencegahan penyakit skabies dan

    tentang penyakit skabies itu sendiri.o 3agi dinas kesehatan

    enjadi bahan evaluasi dari program 7 program kesehatan yang ada

    pada dinas kesehatan dalam upaya mencerdaskan dan menuju

    masyarakat sehat.o 3agi puskesmas

    menjadi bahan evaluasi dari program 7 program puskesmas yang

    dilaksanakan dalam upaya menuju masyarakat sehat, terutama dalam

    pencegahan penyakit skabies.o 3agi peneliti sendiri

    Dapat memberikan pengalaman langsung bagi penulis dalam

    melaksanakan penelitian serta menambah !a!asan dan pengetahuan

    khususnnya dalam bidang penyakkit kulit khususnya skabies.o 3agi peneliti selanjutnya

    6

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    7/49

    enjadi bahan bacaan dan diharapkan bermanaat bagi peneliti

    selanjutnya

    BAB II

    =IN>AUAN PU*=AKA

    A. DEINI*I

    Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh inestasi dan

    sensitasi tungau Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya pada tubuh.

    Penyakit ini dijumpai di seluruh dunia dan menyerang semua ras tanpa

    7

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    8/49

    membedakan kelompok umur, yang ditularkan melalui kontak kulit yang dekat

    dan lama, serta melalui hubungan seksual.-,9,1%

    ama Sarcoptes scabiei  diambil dari bahasa :unani sarx   yang artinya

    daging dan koptein  yang artinya memotong, serta bahasa latin scabere  yang

    artinya menggaruk. Penyakit ini juga disebut the itch, pruritic eruption, gudik,

    gudukan, gatal agogo.-11

    B. EPIDE7I?L?@I

    Skabies telah ada sejak 6#%% tahun yang lalu -/le;ander 198+ dan

    menjadi penyakit endemis di beberapa egara. Skabies merupakan masalah

    yang sering muncul di banyak egara, yang menyerang semua ras tanpa

    membedakan kelompok umur. Sekitar %% juta kasus skabies dilaporkan setiap

    tahunnya di seluruh dunia.

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    9/49

    melihat usia, jenis kelamin, ras atau status kesehatan seseorang. Skabies

    endemis di sebagian besar negara berkembang.-1

    >ara penularan penyakit ini melalui kontak langsung -kulit dengan kulit

    misalnya tidur bersama, hubungan seksual, dan kontak tidak langsung -melalui

    benda, misalnya pemakaian handuk bersama, melalui pakaian, sprei, dan

    bantal.-,9,1%

    enurut Departemen (esehatan ?" prevalensi skabies di puskesmas

    seluauh "ndonesia pada tahun 198) adalah +,) & $ 16,9# & dan skabies

    menduduki urutan ketiga dari 16 penyakit kulit tersering. Di bagian (ulit dan

    (elamin

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    10/49

    terseb"t. 7an"sia bisa saja kontak dengan ang !enderita skabies teta#i

    in$estasina ringan dan t"nga"na da#at !ati se%ara s#ontan.'(

    o 7or$ologi Sarcoptes scabiei 

    Uk"ranna, ang betina berkisar antara

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    11/49

    (elainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies tetapi

     juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Aatal yang terjadi disebabkan oleh

    sensitisasi terhadap sekreta dan ekskreta tungau yang memerlukan !aktu kira$

    kira sebulan setelah investasi. Pada saat itu kelinan kulit menyerupai dermatitis

    dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan lain$lain. Dengan garukan

    dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan ineksi sekunder.-,11

    asa inkubasi skabies bervariasi, ada yang beberapa minggu bahkan

    berbulan$bulan tanpa menunjukkan gejala erutama pada orang yang bersih.

    ellanby menunjukkan sensitasi dimulai 6$+ minggu setelah penyakit dimulai.

    Selama kurun !aktu itu kutu berada di atas kulit atau sedang menggali

    tero!ongan tanpa menimbulkan gatal, gejala gatal muncul setelah penderita

    tersensitasi oleh ekskreta kutu, yang merupakan keluhan subjekti yang

    menonjol dan sangat mengganggu. -11

    Setelah kopulasi -perka!inan yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan

    mati, kadang 7 kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam tero!ongan

    yang digali oleh yang betina. 5ungau betina yang telah dibuahi menggali

    tero!ongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 6$ milimeter sehari

    dan sambil meletakkan telurnya 6 atau + butir sehari sampai mencapai jumlah

    +% atau #%. 3entuk betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. 5elur 

    akan menetas, biasanya dalam !aktu $# hari, dan menjadi larva yang

    mempunyai pasang kaki. Barva ini dapat tinggal dalam tero!ongan, tetapi

    dapat juga keluar. Untuk membuat tero!ongan di kulit manusia, tungau betina

    11

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    12/49

    menggunakan enCim proteolitik sebagai penghancur atau pelarut straum

    korneum epidermis. Sensitivitas alergi terhadap tungau dan produknya

    berperan penting teerhadap perkembangan lesi dan gejala pruritus. Setelah 6$+

    hari larva akan menjadi nima yang mempunyai 6 bentuk, jantan dan betina,

    dengan + pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk

    de!asa memerlukan !aktu antara 8$16 hari. Pada suhu kamar -61 o> dengan

    kelembaban relati +%$8%& tungau masih dapat hidup di luar pejamu selama

    6+$) jam. -),1+,1#

    Secara umum, cara penularan skabies dibagi menjadi 6 yang

    didalamnya dapat dibagi 7 bagi lagi, yaitu4

    a. Penularan kontak langsung yaitu4 penularan yang terjadi akibat kontak

    langsung antara penderita skabies dengan orang sehat seperti melalui4

    hubungan seksual antara penderita dengan orang sehat, kontak

    dengan he!an pemba!a tungau seperti anjing, babi, kambing, dan biri$

    biri, dan aktor asilitas umum yang dipakai secara bersama$sama

    dengan lingkungan padat penduduk, tidur bersama, dan berjabat

    tangan.b. Penularan tanpa kontak langsung yaitu4 penularan yang terjadi melalui

    kontak tidak langsung antara penderita dengan orang sehat seperti4

    penggunaan handuk secara bergantian, penggunaan pakaian dan

    tempat tidur, sprei, dan bantal secara bersamaan.-,1

    12

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    13/49

    Aambar 1. Siklus hidup sarcoptes scabiei -1)

    Aambaran klinis biasanya sangat bervariasi sehingga kadang menjadi

    sulit dalam membuat diagnosis, sehingga perlu diketahui teknik diagnostik yang

    benar.-11

    E. @A7BA8AN KLINI*

    Penyakit ini mulainya tiba 7 tiba, gejalanya minor pada permulaan dan

    dirasakan seperti gigitan serangga atau kulit kering. Dengan menggaruk

    menyebabkan burrow  rusak dan pindahnya tungau, yang mana membuat gejala

    berkurang. Pruritus nocturnal   adalah karakteristik skabies. Besi primer 

    merupakan manivestasi pertama dari investasi dan memiliki gambaran yang

    khas antara lain berupa burrows, papul eritem ukuran 1$ mm dan vesikel.

    Burrows adalah suatu tanda patognomonik dan menggambarkan tero!ongan

    intra epidermal yang diakibatkan oleh tungau betina. Besi sekunder merupakan

    hasil dari garukan, ineksi sekunder atau dari respon imun host terhadap

    sensititasi tungau dan produknya. (arakteristik yang dapat ditemukan meliputi

    ekskoriasi, ecCema yang tersebar luas, krusta ber!arna kuning muda,

    hiperpigmentasi post inlamasi, nodul prurigo, dan pioderma.-1+,1#,1*

    13

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    14/49

    Penyakit ini mempunyai gejala gatal hebat di malam hari, disertai adanya

    tero!ongan yang di dalamnya berisikan tungau Sarcoptes scabiei. Besi primer 

    berupa, papul eritem, dan vesikel. Sedangkan lesi sekunder yaitu akibat

    respon imun atau garukan, yang mempunyai karakteristik ekskoriasi,, ecCema,

    krusta ber!arna kuning muda, dan nodul di daerah yang tertutup seperti ketiak

    dan skrotum. Penyakit sering mirip dengan dermatitis atopic, pioderma, gigitan

    serangga, dan dermatitis herpetitormis.-,9,1%,11

    Distribusi penyakit ini adalah pada -1 interdigital   space pada jari,

    telapak tangan, dan permukaan ekstensor penrgelangan tangan, -6 siku,

    biasanya pada bagian posterior dan sisi dalam, - lipatan ketiak dan daerah

    ikatan sabuk, -+ bagian ba!ah bokong, -# area putting susu dan -) daerah

    genitalia eksterna pada laki 7 laki. Pada !anita de!asa tidak selalu didapatkan

    distribusi yang sesuai dengan distribusi skabies pada umumnya, 8#& terdapat

    pada tangan dan pergelangan tangan. Pada bayi ditemukan di telapak tangan,

    telapak kaki, dan kulit kepala.-16,1+

    14

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    15/49

    Aambar 6. Predileksi skabies -1%

    Aambar . Skabies pada sela tangan dan skabies dengan ineksi sekunder pada bokong dan

    sela gluteal.-18

    3erdasarkan gambaran klinis pada penyakit skabies maka dapat

    diketahui dua jenis bentuk klinis skabies, antara lain 4

    o Skabies bentuk klasik

    Dikenal ada empat tanda utama -cardinal sign pada investasi skabies

    yaitu 41. Pruritus octurnal

    Pruritus nocturnal berarti gatal pada malam hari yang disebabkan

    karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih

    lembab dan panas. 3iasanya berlangsung $+ minggu setelah

    terjadi ineksi, dan disertai dengan erupsi yang meluas dari papul.

    Sensitasi gatal yang hebat seringkali mengganggu tidur dan

    penderita menjadi gelisah.-),11

    6. enyerang manusia secara kelompokisalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota

    keluarga terkena ineksi. 3egitu pula dalam sebuah

    15

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    16/49

    perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar 

    tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut.

    Perlu diperhatikan di dalam kelompok mungkin ditemukan individu

    yang hiposensitasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena.

    alaupun mengalami investasi tungau tetapi tidak memberikan

    gejala. Penderita ini bersiat sebagai pemba!a -carter. -,11 . /danya tero!ongan -kunikulus@kanalikuli

    Ditemukan pada tempat 7 tempat predileksi yang ber!arna putih

    atau keabu 7 abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata 7

    rata panjang 1 cm, tampak kotor, dan pada ujung tero!ongan itu

    ditemukan papul atau vesikel. ika timbul ineksi sekunder ruam

    kulitnya menjadi polimorik -pustule, ekskoriasi dan lain 7 lain.-,11

    +. enemukan tungau Sarcoptes scabei erupakan hal yang paling diagnostik. 3ila dapat menemukan

    kunikulus atau tero!ongan yang masih utuh kemungkinan besar 

    kita dapat menemukan tungau de!asa, larva, nima, maupun

    skibala yang tampak seperti bintik hitam di ujung kanalikuli.

    amun, criteria ini agak sulit ditemukan karena sebagian besar 

    penderita umumya datang dengan lesi yang bervariasi dan tidak

    spesiik. eski demikian, tidak ditemukannya tungau tidak dapat

    menyingkirkan skabies sebagai diagnosis. Diagnosis dapat dibuat

    dengan menemukan dua dari empat tanda cardinal tersebut.-,11,1+

    o Skabies bentuk khusus

    Selain bentuk skabies yang klasik terdapat pula bentuk 7 bentuk khusus,

    meskipun jarang ditemukan. (elainan ini dapat menimbulkan kesalahan

    16

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    17/49

    diagnostik yang berakibat gagalnya pengobatan, sedangkan penderita

    adalah penular potensial. 3entuk 7 bentuk skabies tersebut yaitu 4a. Skabies pada orang bersih

    (linis ditandai dengan papula dan kanalikuli dengan jumlah yang

    sangat sedikit, tungau biasanya hilang akibat mandi secara teratur.

    Penyakit ini sering mengalami kesalahan diagnosis, karena lesinya

    yang sedikit dan kanalikuli yang sulit ditemukan.-11

    b. Skabies incognitoPemberian kortikosteroid -topical atau sistemik dapat menyamarkan

    gejala dan tanda skabies, meskipun investasi tungau tetap ada.

    (eadaan ini sering memperlihatkan gambaran klinis yang tidak biasa,

    tetapi keluhan gatal tidak hilang sama sekali. Dalam !aktu singkat,

    kelainan ini dapat kambuh kembali, bahkan lebih buruk. 'al ini

    mungkin doisebabkan oleh penurunan respon imun seluler. Sebagai

    contoh, distribusi yang atipikal dan luas, pada beberapa kasus hampir 

    menyerupai kondisi penyakit lain.-11 c. Skabies nodular 

    Besi berupa nodus kecoklatan yang gatal, terjadi akibat reaksi

    hipersensitivitas terhadap sarcoptes scabei. Umumnya terdapat pada

    daerah tertutup, terutama pada genitalia pria, inguinal, dan aksila. -11,16

    d. Skabies pada bayi dan anak 7 anak

    Besi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk

    seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki. Sedangkan pada

    bayi, umumnya terdapat di !ajah. Besi yang sering terjadi berupa

    papul$papul, vesikopustul, dan nodul 7 nodul, tetapi penyebarannya

    mungkin tidak umum. Sering terjadi ineksi sekunder berupa impetigo,

    17

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    18/49

    ektima sehingga tero!ongan jarang ditemukan. =ksematisasi yang

    meluas sering tampak dan dapat berupa nodul krusta multiple di

    badan dan ekstremitas. Pruritus yang hebat dapat menyebabkan bayi

    menjadi cengeng dan malas makan.-8,11,1,1#

    e. Skabies pada orang tuaPada kelompok usia ini, diagnosis skabies dapat terle!atkan karena

    perubahan kutaneus yang minimal atau atipik. ?asa gatal yang hebat

    mungkin dikarakteristikkan sebagai 0prurtus senile2, kulit kering, atau

    kausa obat 7 obatan atau psikogenik. Pasien yang usianya lebih tua

    dan menghabiskan banyak !aktu di tempat tidur atau kursi mungkin

    lesinya mengenai daerah punggung. =pidemic skabies sering

    dilaporkan oleh asilitas pera!atan umum, dimana pasien skabies

    berkrusta menjadi sumber utama ineksi pada pasien lainnya, juga

    pada petugas kesehatan dan keluarga pasien itu sendiri.-1+

    . Skabies or!egian -skabies berkrustaerupakan skabies berat dengan tanda utama berupa krusta dan

    hyperkeratosis generalisata yang mudah terkelupas, bersisik, tebal

    dan saling berhubungan. Distribusi lesi ini sering meluas, termasuk

    leher, batas kulit kepala berambut dengan !ajah -scalp, !ajah,

    telinga, badan dan anggota gerak -termasuk telapak tangan dan

    kaki, khususnya lutut dan siku. Dapat pula disertai kuku yang

    distroik.-,11 g. Skabies yang ditularkan oleh he!an

    Sarcoptes scabei   varian chants dapat menyerang manusia, baik

    melalui kontak langsung dan tidak langsung, yang pekerjaanya

    18

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    19/49

    berhubungan erat dengan he!an tersebut, misalnya anjing dan

    kucing.-11. DIA@N?*I*

    Diagnosis skabies ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala dan

    pemeriksaan isik -adanya tero!ongan tungau. Diagnosis skabies dapat

    ditegakkan melalui 4 -8,1

    a Ditemukannya 6 dari + tanda cardinalb 5erdapat tero!ongan yang sedikit meninggi, berbentuk garis lurus atau

    berkelok$kelok, panjangnya beberapa millimeter sampai 1 cm, dan pada

    ujungnya terdapat vesikula, papula atau pustule.c 5empat predileksi yang khas adalah sela$sela jari, pergelangan tangan

    bagian volar, siku, lipat ketiak bagian depan, areola mammae, sekitar 

    umbilicus, perut bagian ba!ah, dan genitalia eksterna pria. Pada orang

    de!asa jarang terdapat di bagian muka dan kepala, kecuali pada

    penderita imunosupresi, sedangkan pada bayi lesi dapat terjadi di

    seluruh permukaan kulitd Penyembuhan terjadi dengan cepat setelah pemberian obat anti skabies

    topical yang eekti e /danya gatal hebat pada malam hari. 3ila lebih dari 1 anggota keluarga

    menderita gatal, perlu di!aspadai terjadinya skabies. Aatal meningkat

    pada malam hari disebabkan karena temperatur badan yang meningkat

    sehingga aktivitas kutu atau tungau juga meningkat. enemukan tungau

    3ila gejala klinis spesiik, diagnosis skabies mudah ditegakkan, tetapi

    sering penderita datang dengan lesi bervariasi sehingga sulit menegakkan

    diagnosis pasti. Pada umumnya diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan

    ditemukan dari dua empat cardinal sign. Diagnosis pasti ditegakkan bila

    19

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    20/49

    ditemukan tungau dan produknya pada lesi. (arena sulitnya menemukan

    tungau pada diagnosis skabies, harus dipertimbangkan pada setiap penderita

    yang datang dengan keluhan gatal menetap. -11,1+

    @. PE7E8IK*AAN PENUN>AN@3eberapa cara dapat digunakan untuk menemukan tungau dan

    produknya, yaitu 41. (erokan kulit

    inyak mineral diteteskan di atas papul atau tero!ongan baru yang

    masih utuh, kemudian dikerok dengan menggunakan scalpel steril untuk

    mengangkat atap papul atau tero!ongan, lalu diletakkan di atas gelas

    objek, di tutup dengan gelas penutup, dan diperiksa di ba!ah mikroskop.

    'asil positi apabila tampak tungau, telur, larva, nima, atau skibala.

    Pemeriksaan harus dilakukan dengan hati$hati pada bayi dan anak$anak

    atau pasien yang tidak kooperati.-)

    6. engambil tungau dengan jarumula$mula mencari tero!ongan kemudian jarum ditusukkan ke dalam

    tero!ongan dengan menggerakkan jarum secara tangensial ke ujung

    lainnya kemudian mengelurkannya. /kan dapat terlihat tungau berada

    pada ujung jarum berupa parasit yang sangat kecil dan transparan. -,11

    . embuat biopsy irisan -epidermal shave biopsyBesi dijepit dengan ibu jari dan telunjuk kemudian dibuat irisan tipis yang

    sangat supericial dengan pisau, kemudian diletakkan pada gelas objek,

    ditetesi dengan minyak mineral dan diperiksa di ba!ah mikroskop.-,),11

    +. 5es tinta pada tero!ongan -3urro! ink testPapul skabies dilapisi dengan tinta >ina, dibiarkan selama 6%$% menit

    kemudian dihapus dengan alcohol. (arena adanya tinta yang masuk

     jejak tero!ongan akan tampak sebagai garis yang karakteristik berbelok$

    20

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    21/49

    belok, gambaran kanalikuli yang khas menyerupai huru S maka tes

    dinyatakan positi. 5es ini mudah sehingga dapat dikerjakan pada

    bayi@anak dan pasien nonkooperati. -),11

    #. Uji tetrasiklinPada lesi dioleskan salep tetrasiklin, apabila tetrasiklin telah masuk ke

    dalam kanalikuli kemudian dibersihkan dengan sinar ultraviolet dari

    lampu ood, tetrasiklin tersebut akan memberikan luoresensi kuning

    keemasan pad kanalikuli.-11

    Dari berbagai macam pemeriksaan diatas, pemeriksaan kerokan kulit

    merupakan cara yang paling mudah dengan hasil yang cukup memuaskan,

    agar pemeriksaan berhasil baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan 4 -11

    1 (erokan harus dilakukan pada lesi yang utuh -papula, kanalikuli jangan

    dilakukan pada tempat dengan lesi yang tidak spesiik.6 Sebaiknya olesi lebih dahulu dengan minyak mineral lesi yang akan

    dikerok, penggunaan minyak mineral sangat menguntungkan, oleh

    karena tungau dan produknya tidak larut, sehingga dapat ditemukan

    tungau dalam keadaan hidup dan utuh. Dilakukan kerokan pada beberapa lesi dengan lebih mengutamakan

    pada tempat predileksi+ Eleh karena tungau berada di dtratum korneum maka kerkan harus

    supericial tanpa perdarahan.

    (arena sulitnya menemukan tungau maka diagnosis skabies harus

    dipertimbangkan pada setiap penderita yang datang dengan keluhan gatal yang

    menetap.-11

    H. DIA@N?*I* BANDIN@

    21

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    22/49

     /da pendapat yang mengatakan penyakit skabies ini merupakan the

    great imilator karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit dengan keluhan

    gatal.- diagnosis banding ialah 41. Prurigo

    Besi pada prurigo biasanya berupa papul$papul yang gatal, predileksi

    pada bagian ekstensor ekstremitas. Sering terdapat pada usia

    pertengahan.-,9

    6. Aigitan seranggaBesi biasanya jelas timbul sesudah gigitan, eloresensinya urtikaria

    popular.-1%

    . Pedikulosis korporis3iasanya menyerang orang de!asa dengan higien yang buruk. Besi

    berupa bekas$bekas garukan, ditemukan kutu dan telur pada serat

    kapas pakaian.-

    +. Dermatitis atopicerupakan peradangan kulit kronis dan residi, disertai gatal yang dapat

    hilang timbul ekskoriasi, eksudasi, dan krusta -polimori. Pada

    anamnesis, terdapat ri!ayat atopi pada penderita atau keluarga.-

    I. PENA=ALAK*ANAANa. Penatalaksanaan secara umum

    Penderita dianjurkan untuk menjaga kebersihan dengan mandi secara

    teratur, seluruh pakaian, sprei, dan handuk yang digunakan harus dicuci

    secara teratur bila perlu direndam dengan air panas. 3egitu pula dengan

    anggota keluarga yang beresikotinggi untuk tertular agar ikut

    menjagakebersihan dan untuk sementara menghindari kontak langsung.

    -11,1+,1#,18

    b. Penatalaksanaan secara khususPembinaan pengobatan harus berdasar eikasi, potensi toksisitas dan

    cara pengunaan obat yang tepat. Seluruh anggota keluarga yang

    22

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    23/49

    berhubungan kontak langsung harus memperoleh pengobatan topical.

    -,18

    5erdapat beberapa macam pengobatan skabies, yaitu 41. Permetrin

    (adar #& dalam krim -elimite, actitin merupakan sintetik dari

     pyrethroid   yang memiliki siat toksisitas yang rendah, diabsorbsi

    sedikit dan dimetabolisma dengan cepat dalam tubuh. Ebat ini

    merupakan pilihan utama dalam pengobatan skabies karena eek

    toksisitasnya sangat rendah dan kecenderungan keracunan akibat

    salah dalam penggunaan sangat kecil. Diberikan sebagai dosis

    tunggal, penggunaan selama 8$16 jam lalu dicuci bersih. /pabila

    belum sembuh, dilanjutkan pemberian kedua setelah 1 minggu.

    Permetrin tidak diberikan pada bayi kurang dari 6 bulan, !anita hamil

    dan menyusui. =ek samping jarang ditemukan.-1#,19,6%

    6. Aamma benCene heksaklorida -lindane(adar 1& dalam krim losio, merupakan obat pilihan karena eekti 

    pada semua stadium, mudah digunakan dan jarang menimbulkan

    iritasi. Sama halnya dengan permetrin, lindane biasanya digunakan

    selama satu minggu. obat ini tidak dianjurkan pada ibu hamil,

    menyusui, bayi dan seorang yang menderita penyakit berat atau

    neurologic. 5ersedia dalam bentuk krim, lotion, gel tidak berbau, tidak

    ber!arna. Ebat ini bersiat skabisid. >ara pemakaian yaitu dengan

    mengoleskan ke seluruh tubuh dari leher ke ba!ah selama 16$6+

     jam. Dalam bentuk 1& krim atau lotion. Setelah pemakaian,

    selanjutnya dicuci bersih. Pemberian selanjutnya setelah 1 minggu,

    23

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    24/49

    pengobatan dapat diberikan maksimal 6 kali dengan interval 1

    minggu. -1#,19,6%. Sulur

    (adar $)& dalam bentuk lotion. (adar #&, 1%& dalam bentuk

    petrolatum -parain lunak padat ber!arna. 3ila kontak dengan

     jaringan hidup preparat ini akan membentuk hydrogen sulide dan

    petathionic acid yang bersiat germisid dan ungisid. Digunakan

    setiap malam selama malam, lalu dicuci bersih setelah 6+ jam

    biasa diulangi setelah 1 minggu kemudian. Sulur aman digunakan

    pada bayi, anak$anak, !anita hamil dan menyusui. (erugian

    pemakaian obat ini adalah bau tidak enak, me!arnai pakaian dan

    kadang menimbulkan iritasi. -1#,19,6%

    +. (rotamiton krim -eura;(adar 1%& dalam bentuk krim. Penggunaannya pada malam hari

    pada hari ", "", dan F""". Ebat ini kurang eekti untuk pengobatan

    skabies, namun sering digunakan pada skabies nodular pada anak$

    anak. -1#,19,6%

    #. 3enCyl benCoate(adar 1%& atau 6#& dalam benntuk krim atau lotion, digunakan

    pada kulit selama 6+ jam, diberikan setiap hari selama 6 sampai

    hari berturut$turut dengan interval 1 minggu. preparat ini eekti dan

    secara kosmetik bisa diterima !alaupun dapat menimbulkan gatal

    dan iritasi. -1#,19,6%

    ). "vermectinerupakan obat anti parasit paling eekti pada pengobatan

    ektoparasit. "ni mengikat secara selekti reseptor neurotransmitter 

    24

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    25/49

    yang berungsi sebagai sinaps motorik perier pada intervertebra.

    Dosis yang diberikan yaitu dosis tunggal 6%%$6#% mg@kg33. Sediaan

    invermectin dalam bentuk tablet mg dan ) mg. -1#,19,6%

    *. Pengobatan simptomatisEbat antipruritus seperti anti histamine mungkin menguragi rasa

    gatal yang secara karakteristik menetap selama beberapa minggu

    setelah terapi dengan anti skabies yang adekuat. Pada bayi, aplikasi

    hidrokortison 1& pada lesi kulit yang sangat akti dan emolion pada

    lesi yang kurang akti mungkin sangat membantu. Pada orang

    de!asa dapat digunakan triamsinolon %,1& untuk mengurangi

    keluhan. -1#,19,6%

     /dapun syarat$syarat untuk obat ideal, ialah 4-

    1 'arus eekti terhadap semua stadium tungau6 'arus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik 5idak berbau atau kotor serta tidak merusak atau me!arnai

    pakaian+ udah diperoleh dan harganya murah

    >ara pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga diobati -termasuk

    penderita yang hiposensitasi.-

    >. K?7PLIKA*I "nlamasi eksematous dan pioderma

    Pengobatan pasien dengan tanda$tanda ineksi harus dia!ali dengan

    antibiotic sistemik yang poten terhadap staphylococcus aureus dan

    streptococcus pyogenes. Steroid topical grup F dapat digunakan kali

    sehari pada seluruh lesi yang merah selama 1$6 hari sebelum pemberian

    lindane. -16,1+

    Pruritus pasca$skabies

    Pruritus dapat menetap selama beberapa minggu setelah pengobatan

    dan dapat dianggap sebagai suatu reaksi hipersensitivitas terhadap

    25

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    26/49

    tungau yang mati dan produk$produk tungau. Untuk mengatasi pruritus

    pasca$skabies dapat diberikan anti histamine, dan jika masih terdapat

    inlamasi dapat diberikan kortikosteroid topical. -1+

    Skabies nodular 

    Besi nodular yang menetap -biasanya pada scrotum dan dapat diobati

    dengan pemberian steroid intralesi.-1+

    Dermatitis "ritan

    Dapat timbul akibat penggunaan berlebihan sediaan skabisidal, baik

    sejak pengobatan inisial maupun replikasi yang terlalu sering. 3enCyl

    benCoate dapat menyebabkan iritasi primer jika digunakan 6 kali sehari

    dalam beberapa hari, terutama sekitar genitalia laki$laki. Aama benCene

    heksaklorida juga dikenal dapat menyebabkan dermatitis iritan karena

    penggunaan yang berlebihan.-1+

    K. PEN;E@AHANPenyakit ini sangat erat kaitanya dengan kebersihan dan lingkungan

    yang kurang baik oleh sebab itu untuk mencegah penyebaran penyakit ini dapat

    dilakukan dengan cara 4 -)

    a. andi secara teratur dengan menggunakan sabunb. encuci pakaian, sprei, sarung bantal, selimut dan lainnya secara

    teratur minimal 6 kali dalam semingguc. enjemur kasur dan bantal minimal 6 kali seminggud. 5idak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang laine. 'indari kontak dengan orang 7 orang atau kain serta pakaian yang

    dicurigai terineksi tungau skabies. enjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukupenjaga kebersihan tubuh sangat penting untuk menjaga inestasi

    parasit. Sebaiknya mandi dua kali sehari, serta menghindari kontak langsung

    dengan penderita, mengingat parasit mudah menular pada kulit. alaupun

    26

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    27/49

    SKABIESSkabies adalah penyakit kulit yan disebabkan !leh in"estasi dan sensitasi tunau Sa#$!ptes s$

    (en$eahan

    bu#uk * &enunakan sabun+ pakaian+ handuk se$a#a be#sa&a,sa&a'Sanitasi linkunan yan bu#uk * k!ndisi #uanan yan te#lalu le&bab dan ku#an &endapat s

    te#atu#+ selu#uh pakaian+ sp#ei+ dan handuk yan diunakan ha#us di$u$i

    a&&a ben.ene heksakl!#ida /lindane+ Sul"u#+ K#!ta&it!n k#i& /eu#a+ Ben.yl ben.!ate+ I%e#&e$tin'

    pe#ti anti hista&ine &unkin &enu#ai #asa atal

    (-SIS *

    BAIK 

    !ntak denan hean pe&baa tunau+ tidu# be#sa&a+ be#abat tanan

    n handuk se$a#a be#antian+ pakaian+ te&pat tidu#+ sp#ei+ bantal diunakan se$a#a be#sa&a,sa&a

    andi se$a#a te#atu#+ tidak &enunakan pakaian+ sabun+ sp#ei+ handuk se$a#a

    endapatkan sina# &ataha#i yan $ukup dala& #uanan

    e&be#ikan penetahuan yan $ukup &enenai penyakit &enula#

    penyakit ini hanya merupakan penyakit kulit biasa, dan tidak membahayakan

     ji!a, namun penyakit ini sangat mengganggu kehidupan sehari 7 hari. -)3ila pengobatan sudah dilakukan secara tuntas, tidak menjamin

    terbebas dari ineksi ulang. /dapun langkah yang dapat diambil adalah sebagai

    berikut 4 -)

    1. Suci hamakan sisir, sikat rambut dan perhiasan rambut dengan cara

    merendam dicairan antiseptik6. >uci semua handuk, pakaian, sprei dalam ari sabun hangat dan

    gunakan seterika panas untuk membunuh semua telurnya, atau

    dicuci kering. (eringkan topi yang bersih, kerudung dan jaket+. 'indari pemakaian bersama sisir, mukena atau jilbab.Disineksi serentak yaitu pakaian dalam dan sprei yang digunakan

    penderita dalam +8 jam pertama sebelum pengobatan dicuci dengan

    menggunakan sistem pemanasan pada proses pencucian ddan pengeringan,

    hal ini membunuh kutu dan telur. -)

    L. P8?@N?*I*Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta

    syarat pengobatan dan menghilangkan actor predisposisi antara lain higien,

    maka penyakit ini dapat diberantas dan memberi prognosis yang baik. -,1% 

    7. KE8AN@KA =E?8I

    27

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    28/49

    BAB III

    KE8AN@KA K?N*EP

    .1 Dasar Pe!ikiran ariabel Cang Diteliti

    28

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    29/49

    Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh inestasi dan

    sensitasi tungau Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya pada tubuh.

    Penyakit ini dijumpai di seluruh dunia dan menyerang semua ras tanpa

    membedakan kelompok umur, yang ditularkan melalui kontak kulit yang dekat

    dan lama, serta melalui hubungan seksual. 3erdasarkan tinjauan pustaka

    skabies dapat dipengaruhi oleh beberapa actor, seperti sanitasi lingkungan dan

    higien perorangan.

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    30/49

    (eterangan 4

    4 variabel dependen

    4 variabel independen

    4 variabel yang diteliti

    'ipotesis

    1. 'ipotesis ull -'o5idak ada hubungan antara prevalensi penyakit skabies dengan upaya

    pencegahan penyakit skabies -higien perorangan dan sanitasi

    lingkungan6. 'ipotesis /lternati -'a

    30

    Pencegahan

    Skabies

    Sanitasi

    lingkungan

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    31/49

     /da hubungan antara prevalensi penyakit skabies dengan upaya

    pencegahan penyakit skabies -higien perorangan dan sanitasi

    lingkungan

    . De$inisi ?#erasional dan Kriteria objekti$ 

    1. Pencegahan Penyakit SkabiesPencegahan penyakit skabies merupakan suatu tindakan yang dilakukan

    untuk mengurangi resiko ineksi atau penularan penyakit skabies.

    Pencegahan dapat meliputi higien perorangan dan sanitasi lingkungan.• 'igiene perorangan

    :ang dimaksud higiene perorangan pada penelitian ini adalah bagaimana

    para sis!a menjaga kebersihan dirinya masing$masing. Seperti rekuensi

    mandi, memakai sabun, pakaian, handuk secara bergantian.a. /lat ukur 4 kuisioner b. >ara ukur 4 menilai ja!aban dari 1% pertanyaan untuk responden

    tentang higiene perorangan

    c. (riteria Ebjekti 4 3aik 4 apabila responden menja!ab G # pertanyaan

    dengan baik (urang4 apabila responden menja!ab H # pertanyaan

    dengan baik

    • Sanitasi lingkungan

    :ang dimaksud sanitasi lingkungan pada penelitian ini adalah bagaimana

    kebersihan lngkungan di sekitar pondok pesantren, seperti cahaya matahari

    yang masuk menerangi seluruh ruangan tanpa menyilaukan mata, tidak

    31

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    32/49

    lembab, luas kamar tidur minimal 8 m6 tidak lebih dari 6 orang, tersedianya

    air bersih.a. /lat ukur 4 kuisioner b. >ara ukur 4 menilai ja!aban dari 1% pertanyaan untuk responden

    tentang sanitasi lingkunganc. (riteria Ebjekti 4

    d. 3aik 4 apabila responden menja!ab G # pertanyaan

    dengan baike. (urang4 apabila responden menja!ab H # pertanyaan

    dengan baikI

    6. PrevalensiPrevalensi adalah jumlah kasus penyakit, orang yang terineksi, atau

    kondisi, yang ada pada satu !aktu tertentu, dihubungkan dengan besar 

    populasi dimana kasus itu berasal.. Penyakit Skabies

    Skabies dideinisikan sebagai penyakit kulit yang disebabkan oleh inestasi

    dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya.

    Dengan gejala klinik dapat berupa 4 pruritus nokturna -gatal pada malam

    hari, menyerang manusia dengan cara berkelompok, adanya tero!ongan

    -kunikulus pada tempat$tempat predileksi yang ber!arna putih atau keabu$

    abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok dengan rata$rata panjang 1 cm,

    pada ujung tero!ongan ini ditemukan papul atau vesikel. ika timbul ineksi

    sekunder ruam kulitnya menjadi polimar -pustule, ekskoriasi dan lain 7

    lain, dan dengan menemukan tungau.a. (riteria Ebjekti 4

    32

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    33/49

    :a 4 menderita Skabies -anamnesis -J

    -Pemeriksaan isik -J

    5idak 4 tidak menderita Skabies

    BAB I

    7E=?DE PENELI=IAN

    3.1 Desain Penelitian

    enis penelitian yang digunakan adalah observasi analitik dengan desain

    studi cross sectional untuk melihat hubungan antar variabel yang diamati, yaitu

    hubungan upaya pencegahan dengan prevalensi penyakit skabies.

    3.+ Po#"lasi dan *a!#el

    +.6.1 Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah semua sis!a yang tercatat di

    Pondok Pesantren /l a!addah arrahmah (olaka yaitu sebanyak 668 orang.

    +.6.6 Sampel

    Sampel dalam penelitian adalah sis!a yang menderita penyakit skabies

    maupun yang tidak menderita penyakit skabies di Pondok Pesantren /l

    a!addah arrahmah (olaka. 5eknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

    adalah dengan menggunakan simple random sampling -cara pengambilan

    33

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    34/49

    sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap

    elemen populasi.

    3esar sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah 4

    n K

      1J e6

    (eterangan 4

    n K ukuran sampel

    Kukuran populasi

    e K persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

    sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan -1%&K%,1

    berdasarkan perhitungan rumus di atas maka besar sampel yang diambil

    dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut 4

    n K 668

      1J 668 -%,16 

    K *%

    adi besar sampel dalam penelitian ini adalah *% orang

    3. =e!#at dan akt" Penelitian+..1 5empat

    Bokasi penelitian bertempat di Pondok Pesantren /l a!addah

    arrahmah (olaka+..6 aktu

    34

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    35/49

    Penelitian ini dilakukan pada masa kepaniteraan klinik di bagian ilmu

    kesehatan masyarakat dan ilmu kedokteran komunitas tahun 6%1+.3.3 7etode #eng"!#"lan data

    5eknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pengumpulan

    data primer yang diperoleh dari kuisioner. Pada kuisioner, responden mengisi

    datar pertanyaan yang telah disiapkan.3.5 Pengolahan, Analisis, #enajian Data

    Data diolah secara elektronik dengan menggunakan computer dengan

    program SPSS 1*,% dan hasilnya akan disajikan dalam bentuk table dan narasi.

     /nalisis yang digunakan adalah 4a. /nalisis univariat yang dilakukan terhadap tiap variable dari hasil penelitian

    dengan menggunakan table distribusi rekuensi sehingga menghasilkan

    distribusi dan persentase setiap variable penelitian.b. /nalisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variable dependen

    dan independen dalam bentuk tabulasi silang -crosstab dengan

    menggunakan system komputerisasi program SPSS -Statistical Package

    for Social Sciences. Untuk melihat hubungan antar variable independen

    dan dependen denggan kemaknaan %,%# jika n L +% maka uji statistic yang

    digunakan adalah uji >hi SMuare test untuk table 6;6 dengan rumus

    sebagai berikut 4Uji >hi SMuare

    N6

     K n - O ad$bc O $ n@6 6

      -aJb-cJd-aJc-bJdDimana 4 N6 K nilai Chi Square

      n K besar sampelinterpretasi 4 dinyatakan ada hubungan yang bermakna atau 'o

    ditolak apabila p value H %,%#.

    BAB

    35

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    36/49

    @A7BA8AN U7U7 L?KA*I PENELI=IAN

    5.1@a!baran U!"! Pondok Pesantren Al 7awaddah arrah!ah Kolaka.

    Pondok Pesantren /l a!addah arrahmah Pusat (olaka beralamat di

    alan Pondok Pesantren o. 1% (elurahan Bamokato (esacamatan (olaka

    (abupaten (olaka Sula!esi 5enggara. Sekolah 5inggi /gama "slam -PEDE(

    P=S/5?= /l a!addah arrahmah Pusat (olaka merupakan Bembaga

    Pendidikan setingkat Perguruan tinggi yang berada tepat dipusat ibukota

    kabupaten (olaka dengan secara geograis merupakan berada di jaCirah

    tenggara pulau Sula!esi dan kolaka terletak pada bagian 3arat Provinsi

    Sula!esi 5enggara memanjang dari utara keselatan berada diantara 6 %%%’

    #%%%’ lintang Selatan dan membentang dari 3arat ke 5"mur diantara 16%%+#’

    16+%%)’ 3ujur 5imur 

    36

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    37/49

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    38/49

    haalan /l QurRan, enguasai 3ahasa Sehat, 3erpengetahuan Buas dan

    3erikir 3ebas

    Sedangkan isi Pondok Pesantren /l a!addah arrahmah (olaka

    adalah 4

    1. Pondok Pesantren adalah tempat "badah, 5halabul ilmu untuk encapai

    ridha /llah S56. Pondok Pesantren adalah menjadi !adah "lmu Pengetahuan /gama, /l

    QurRan, 3ahasa /rab dan "nggris "lmu Pengetahuan Dan tetap berji!a

    Pondok Pesantren. 3ekhidmat kepada asyarakat, 3angsa dan egara lebih khusus

     /gama+. empersiapkan !arga egara yang berpribadian "ndonesia yang

    bertaM!a kepada 5uhan yang aha =sa.

    BAB I

    HA*IL PENELI=IAN DAN PE7BAHA*AN

    /.1. Hasil Penelitian

    38

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    39/49

    /.1.1. Karakteristik 8es#onden

    Dalam penelitian ini responden yang terpilih sebanyak *% orang, seluruh

    responden adalah sis!a Pondok Pesantren /l a!addah arrahmah (olaka

    yang terdiri dari sis!a adrasah 5sana!iyah sampai adrasah /liyah.Dari seluruh responden, gambaran karakteristik responden yang diamati

    meliputi 4 Umur, enis (elamin dan (elas. Data lengkap bila ditinjau dari segi

    Umur dapat dilihat pada tabel ).1.5abel ).1. (arakteristik umur responden

    Umur -5ahun

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    40/49

    Data distribusi kelas responden pada karakteristik sesuai tabel ).#.

    5abel ).. (arakteristik kelas responden

    (elas

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    41/49

    5abel ).#. Distribusi hasil penilaian sanitasi lingkungan

    Sanitasi Bingkungan

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    42/49

      :a 5idak 5otal

    'igien

    Perorangan

    3aik

    < + 1 #)

    %,%+& *#.+ 1%%.% 8%.%

    (urang< 1+ % 1+

    & 6+.) %.% 6%.%

    5otal< #* 1 *%

    & 1%% 1%% 1%%&(eterangan 4 p H %,%#

    Pada tabel ).*, presentasi kategori higien perorangan baik yang pernah

    menderita penyakit skabies yaitu sebesar *#,+&. Sedangkan presentase

    kategori higien perorangan kurang yang pernah menderita skabies sebanyak

    6+,)&.

    ilai p sebesar %,%+ -ilai P kurang dari %,%# maka ini menyatakan ada

    hubungan antara pencegahan penyakit skabies menurut higien perorangan

    dengan prevalensi penyakit skabies di Pondok Pesantren /l a!addah

    arrahmah (olaka.

    6. Data mengenai hubungan pencegahan penyakit skabies menurut sanitasi

    lingkungan dengan prevalensi penyakit skabies dapat dilihat pada tabel ).8.

    5abel ).8. 'ubungan upaya pencegahan dengan prevalensi penyakit

    skabies menurut sanitasi lingkungan

      enderita Skabies

    ilai p  :a 5idak 5otal

    Sanitasi

    Bingkungan

    3aik< #% 1+ )+

    %,6%& 89. 1%%.% 91.+

    (urang< ) % )

    & 1%.* %.% 8.)

    5otal< #) 1+ *%

    & 1%%.% 1%%.% 1%%.%(eterangan 4 p H %,%#

    42

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    43/49

    Pada tabel ).8., dapat dilihat presentasi kategori sanitasi lingkungan baik

    yang pernah menderita skabies adalah sebesar 89,&. Sedangkan presentasi

    sanitasi lingkungan kurang yang pernah menderita skabies adalah sebesar 

    1%,*&.

    ilai p sebesar %,6% -nilai p lebih dari %,%# menunjukkan tidak ada

    hubungan antara pencegahan penyakit skabies menurut sanitasi lingkungan

    dengan prevalensi penyakit skabies di Pondok Pesantren /l a!addah

    arrahmah (olaka.

    /.+. Pe!bahasan

    Pada hasil penilaian higien perorangan dapat dilihat bah!a higien

    perorangan dengan kategori 3aik sebesar #* orang -81,+& dari responden.

    Sedang higien perorangan yang dikategorikan kurang sebesar 1 orang -18,)&

    dari responden.

    Pada hasil penilaian sanitasi lingkungan dapat dilihat tindakan sanitasi

    lingkungan yang dikategorikan baik yaitu sebanyak )+ orang -91,+& dari

    responden, sedangkan kategori tindakan sanitasi lingkungan kurang sebanyak

    ) orang -8,)& dari responden.

    'igien perorangan yang buruk dapat disebakan oleh beberapa aktor 

    seperti body image, praktik sosial, status sosial ekonomi, pengetahuan, udaya,

    kebiasaan seseorang, kondisi isik atau psikis.61 

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    44/49

    yang penting yang dapat mempengaruhi body image, kebiasaan seseorang dan

    tingkat pengetahuan sehingga pada masa rentan usia 11 tahun sampai 18

    tahun pada responden memperlihatkan higien perorangan dan sanitasi

    lingkungan di Pondok Pesantren /l a!addah 3aik.

      Data mengenai prevalensi penyakit skabies memperlihatkan bah!a

    yang pernah menderita skabies selama di Pondok Pesantren /l a!addah

    arrahmah (olaka sebanyak 8%,%&, sedangkan yang tidak pernah terkena

    skabies di pondok pesantren /l a!addah arrahmah (olaka adalah

    sebanyak 6%,%&. 'al ini tidak sejalan dengan kategori tingkat higien

    perorangan dan sanitasi lingkungan yang memiliki pesentase terbesar yaitu

    tingkat higien pribadi sedang dan sanitasi lingkungan sedang, meskipun pada

    ada 9 orang -16,9 dari populasi termasuk kategori higien perorangan buruk.Penyakit skabies banyak berjangkit terutama di lingkungan yang padat

    penduduknya, lingkungan dengan tingkat kebersihan kurang, lingkungan sosial

    ekonomi rendah, dan lingkungan pergaulan yang akrab.+,#  3eberapa hal

    tersebut merupakan enomena yang terjadi di Pondok Pesantren seperti

    lingkungan yang padat dan kontak erat yang dapat menyebabkan cukup

    tingginya insidensi penyakit skabies di Pondok Pesantren /l a!addah

    arrahmah (olaka.Penyakit kulit Skabies menular dengan cepat pada suatu komunitas

    yang tinggal bersama sehingga dalam pengobatannya harus di lakukan secara

    serentak dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan pada komunitas

    yang terserang skabies, karena apabila dilakukan pengobatan secara individual

    44

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    45/49

    maka akan mudah tertular kembali penyakit skabies.6,*  amun disamping

    terbatasnya sarana pengobatan penyakit skabies dalam hal ini ketersediaan

    obat belum ada, pengobatan skabies juga tidak dilakukan secara serentak

    sehingga penyakit skabies ini cenderung berulang. (urangnya pengetahuan

    sis!a tentang penyakit skabies serta pengobatan yang tidak eekti 

    menyebabkan penyakit skabies ini dapat menjadi kronik dan menular.

    Pada hasil pengolahan data secara bivariat mengenai hubungan prilaku

    pencegahan dengan kejadian penyakit skabies menurut higien perorangan

    dapat dilihat bah!a kategori higien perorangan baik yang menderita penyakit

    skabies yaitu sebesar + orang -*#,+& dari responden yang menderita

    skabies. Sedangkan kategori higien perorangan kurang yang menderita

    skabies adalah sebanyak 1+ orang -6+,)& dari responden yang menderita

    skaibes. ilai p sebesar %,%+ -ilai P kurang dari %,%# maka ini menyatakan

    ada hubungan antara pencegahan penyakit skabies menurut higien perorangan

    dengan prevalensi penyakit skabies di Pondok Pesantren /l a!addah

    arrahmah (olaka.

    'asil penelitian sesuai dengan yang didapatkan oleh 3tari Sekar 

    Saras!ati /rdana Putri yang secara statistik menyatakan bah!a terdapat

    hubungan yang signiikan antara higien perorangan dengan kejadian penyakit

    skabies di Sekolah Dasar egeri gablak agelang. Penelitian tersebut juga

    sesuai dengan penelitian tahun 6%%+ di Puskesmas Aemuh " (ecamatan

    Aemuh, (abupaten (endal yang menyatakan bah!a terdapat hubungan

    45

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    46/49

    bermakna antara kebersihan pribadi dengan kejadian skabies.6 amun hasil

    penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh :udha Pra!ira

    andala ijaya yang menyatakan bah!a tidak ada hubungan yang bermakna

    antara higien perorangan dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren /l$

    akmur 5ungkar (abupaten Bima Puluh (ota 5ahun 6%11.1 

    Sedangkan pada hasil pengolahan data secara bivariat mengenai

    hubungan prilaku pencegahan dengan kejadian penyakit skabies menurut

    sanitasi lingkungan dapat dilihat bah!a kategori sanitasi lingkungan baik yang

    menderita penyakit skabies yaitu sebesar #% orang -89,& dari responden yang

    menderita skabies. Sedangkan kategori sanitasi lingkungan kurang yang

    menderita skabies sebanyak ) orang -1%,*& dari responden yang menderita

    skabies. ilai p sebesar %,6% -nilai p lebih dari %,%# menunjukkan tidak ada

    hubungan antara pencegahan penyakit skabies menurut sanitasi lingkungan

    dengan prevalensi penyakit skabies di Pondok Pesantren /l a!addah

    arrahmah (olaka.

    'al ini sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan oleh 3tari Sekar 

    Saras!ati /rdana Putri yang secara statistik menyatakan bah!a tidak ada

    hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian penyakit skabies di

    Sekolah Dasar egeri gablak agelang. amun hal ini tidak susuai dengan

    penelitian tahun 6%%+ di pondok pesantren /ssalam dan Darulatah (abupaten

    5emanggung yang menyebutkan bah!a kondisi sanitasi isik seperti air dapat

    menimbulkan penyakit skabies. 6

    46

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    47/49

    /. Keterbatasan Penelitian

    Peneliti menyadari bah!a pelaksanaan penelitian ini masih banyak

    kekurangan, hal ini disebabkan karena 4

    1. Peneliti hanya mengambil murid pesantren yang mondok yaitu pada

    tingkat adrasah 5sana!iyah dan adrasah /liyah sederajat,

    sedangkan masih terdapat murid pesantren ditingkat madrasah

    ibtidaiyah namun tidak mondok membuat ruang lingkup penelitian

    berkesan mengeneralisasi.6. Bokasi penelitian yang bertempat di luar kota studi penulis menyebabkan

    terbatasnya data a!al maupun data lanjutan yang ingin didapatkan

    dalam melakukan perbaikan terhadap berbagai koreksi 7 koreksi oleh

    pembimbing peneliti.. Salah satu variabel yang diambil peneliti yaitu mengenai sanitasi

    lingkungan yang tidak tepat dinilai secara individual membuat hasil

    penelitian bersiat ambigu.+. (urang mendalamnya pembahasan pada alat ukur atau Muesioner yang

    membahas tentang upaya pencegahan penyakit skabies menjadikan

    hasil penelitian yang paradoks

    BAB II

    47

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    48/49

    KE*I7PULAN DAN *A8AN

    .1Kesi!#"lan

    Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut 4

    1. Prilaku upaya pencegahan sis!a sis!i Pondok Pesantren /l a!addah

    arrahmah (olaka menurut higien perorangan dengan kategori baik

    merupakan kategori yang paling besar jumlahnya6. Prilaku upaya pencegahan sis!a sis!i Pondok Pesantren /l a!addah

    arrahmah (olaka menurut sanitasi lingkungan dengan kategori baik

    adalah yang paling besar jumlahnya. Prevalensi penyakit skabies di Pondok Pesantren /l a!addah arrahmah

    (olaka >ukup tinggi.+. /da hubungan antara upaya pencegahan menurut higien perorangan

    dengan prevalensi penyakit skabies di Pondok Pesantren /l a!addah

    arrahmah (olaka.#. 5idak ada hubungan antara upaya pencegahan menurut sanitasi lingkungan

    dengan prevalensi penyakit skabies di Pondok Pesantren /l a!addah

    arrahmah (olaka.

    .+*aran

     /dapun saran pada penelitian ini adalah 4

    48

  • 8/9/2019 11. Skabies Fix All

    49/49