1. pt j resources bolaang mongondow (jrbm) · 2020. 10. 12. · bolaang mongondow selatan, provinsi...
TRANSCRIPT
Page 1 of 12
Surat No. JRAP/SKLR/CSD/2020/X/222
Perihal Laporan Aktivitas Eksplorasi Pertambangan Bulan September 2020
Dalam rangka memenuhi ketentuan III.3.2 Peraturan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor
I-E Tanggal 19 Juli 2004 tentang Kewajiban Penyampaian Informasi, bersama ini kami
sampaikan Laporan Aktivitas Eksplorasi di lingkungan Anak-anak Perusahaan dari PT J
Resources Asia Pasifik Tbk pada bulan September 2020:
1. PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM)
1.1. Area Aktivitas Eksplorasi
Pada bulan September ini, kegiatan eksplorasi masih berlangsung pada Blok Bakan
di Desa Bakan, Desa Matali Baru, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang
Mongondow dan Desa Tobayagan, Kecamatan Pinolosian Tengah, Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara.
1.2. Pihak yang Melakukan Eksplorasi
Seluruh kegiatan eksplorasi masih tetap dilakukan oleh senior geologist, field
geologist dan field assistant dari JRBM dengan dibantu oleh kru lapangan dari
karyawan kontraktor lokal dari CV. Tri Bersaudara, yang diawasi secara langsung
oleh Superintendent Brownfield Exploration.
1.3. Metode Pengujian dan Pemilihan Area Eksplorasi
Penentuan area kegiatan eksplorasi didasarkan pada hasil dari tahapan
eksplorasi sebelumnya. Metode penelusuran mengikuti kecenderungan arah
mineralisasi dan alterasi sesuai dengan arah dari data yang telah didapat
sebelumnya serta dengan memeriksa peluang lain berdasarkan penafsiran
data-data awal menurut kaidah-kaidah ilmu geologi. Pada bulan September ini,
kegiatan eksplorasi masih difokuskan di area Jalina-Tapagale dan kegiatan
eksplorasi yang dilakukan adalah melanjutkan kegiatan pengeboran inti dan
pemetaan geologi. Kegiatan pengeboran inti di area ini bertujuan untuk menemukan
sumber daya baru, sedangkan kegiatan pemetaan geologi bertujuan untuk
mengetahui kondisi geologi, karakteristik alterasi dan mineralisasi, serta
menentukan target eksplorasi untuk pengeboran inti di area tersebut.
1.4. Hasil Aktivitas Eksplorasi
Pada bulan September ini, kegiatan pengeboran di area Tapagale telah diselesaikan
sebanyak 2 lubang pengeboran inti dan 1 lubang pengeboran, yaitu TGD1370 masih
dalam proses pengeboran, sementara 1 lubang bor tidak berhasil diselesaikan
karena kerusakan mesin. Total kedalaman pengeboran pada bulan ini adalah
963,10 meter.
Page 2 of 12
Kegiatan preparasi sampel telah dilakukan pada 1.024 sampel di laboratorium
internal, yang terdiri dari 841 sampel pengeboran inti dan 183 sampel permukaan.
Sedangkan kegiatan analisa sampel telah dilakukan pada 257 pulp sampel di
laboratorium eksternal dan sebanyak 395 pulp sampel di laboratorium internal.
Selain itu, pada bulan ini masih dilakukan analisa SWIR (short wave infra red) yang
bertujuan untuk mengetahui tipe mineral-mineral lempung dan analisa VIS (visible
wave infra red) yang bertujuan untuk mengetahui tipe mineral oksida yang menjadi
karakteristik genetis dari masing-masing tubuh bijih di masing masing area dan
untuk membantu dalam menentukan tipe alterasi dan oksidasi yang berkembang
di area Tapagale. Pada bulan ini, sebanyak 3.744 sampel telah dianalisa dan
diinterpretasi. Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan dari beberapa lubang
pengeboran, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya lubang pengeboran yang
berada pada area Tapagale berpotongan dengan tubuh bijih sehingga menghasilkan
hasil analisa yang sesuai dengan yang diharapkan, yaitu untuk menambah secara
signifikan sumber daya baru di area Tapagale.
Pda lubang pengeboran TGD1368 yang berada di area Tapagale bagian selatan,
secara umum batuan yang ditemukan adalah tuff dasiti, breksi diatreme dan tuff
andesit pada bagian bawah. Breksi diatreme diinterpretasi menerobos batuan tuff
andesite dan tuff dasit yang merupakan batuan dominan penyusun area Tapagale.
Mineralisasi pada lubang ini berkorelasi dengan alterasi silika dan silika-argilik
lanjut dengan oksidasi yang sangat kuat. Hasil assay terbaik yang ada pada lubang
ini adalah 81,20 meter (64,00-145,20 meter) dengan kandungan emas rata-rata
0,86 g/t (81% QLT) termasuk 17,90 meter dengan kandungan rata-rata emas
adalah 1,92g/t (QLT 93%) pada kedalaman 64,00-81,90 meter serta 5 meter
dengan kadar emas rata-rata 2,87 g/t (QLT94%) pada kedalaman 140,20-145, 20
meter. Pada kedalaman 6,50 meter dengan kandungan emas rata-rata 0,67 g/t (QLT
96%). Lalu pada kedalaman 205,10-219,30 meter dengan kandungan rata-rata
emas adalah 0,42g/t (QLT 88%) pada kedalaman 219,30-232,50 meter dengan
kandungan rata-rata emas adalah 0,37g/t (QLT 84%) dan pada kedalaman 246,80–
265,00 meter dengan kandungan rata-rata emas adalah 0,5g/t (QLT 50%) yang
secara signifikan dapat menambah dan menghasilkan cadangan baru di area
Tapagale.
Selain itu, pada bulan ini dilakukan program sample paritan dengan menggunakan
rock saw sehingga contoh batuan yang diambil cukup mewakili dari segi kualitas
sehingga data assay-nya dapatdigunakan sebagai salah satu data pendukung
perhitungan cadangan sebagaimana data lubang pengeboran.
Page 3 of 12
1.5. Rencana Tindak Lanjut
Rencana kegiatan eksplorasi pada bulan Oktober 2020 adalah sebagai berikut:
Melanjutkan kegiatan pengeboran inti di area Jalina-Tapagale untuk mencari
sumber daya baru.
Melanjutkan kegiatan pemetaan geologi permukaan di area Jalina-Tapagale
dan pengambilan contoh paritan dengan menggunakan rock saw.
Melanjutkan analisa SWIR (short wave infra red) untuk mengetahui tipe
mineral-mineral lempung dan analisa VIS (visible wave infra red) untuk
mengetahui tipe mineral oksida yang menjadi karakteristik Agenetis dari
masing-masing tubuh bijih.
1.6. Biaya Eksplorasi
Biaya eksplorasi dari JRBM pada bulan September 2020 adalah sebesar
USD209,709.
Page 4 of 12
2. PT Sago Prima Pratama (SPP)
2.1 Area Aktivitas Eksplorasi
Berdasarkan kondisi geologi, area SPP terbagi atas Bukit Seruyung sebagai prospek
utama, Bukit Ada Isut, Dulun (Bukit Patak dan Bukit Menini), Bukit Harapan dan
Bukit Kapur. Saat ini area yang sudah dalam tahap produksi, yaitu Main Silica Cap,
Northern Colluvium, Ada Raye dan Western Breccia.
2.2 Pihak Yang Melakukan Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi seperti kegiatan pemetaan geologi, interpretasi geologi,
pembaharuan peta geologi, pemetaan di area pit, pengambilan data, interpretasi
model zona mineralisasi, review dan deskripsi data pengeboran dilakukan oleh
Geologist dan Field Assisten Geologist SPP. Seluruh kegiatan lapangan disupervisi
langsung oleh Manager Mine Geology, Senior Site Geologist dan Exploration
Geologist.
2.3 Metode Pengujian dan Pemilihan Area Eksplorasi
Selama bulan Sepetember ini, kegiatan eksplorasi dilakukan ke area Bukit Seruyung
dan Northern Colluvium untuk melihat kemungkinan kemenerusan zona
mineralisasi yang didapat dari data baru berdasarkan pemetaan di sekitar Pit
Seruyung. Oleh karena itu, kegiatan di area Dulun dialihkan sementara mengingat
kemenerusan mineralisasi disekitar pit sangat kritikal apabila bisa menambah
cadangan.
Area yang menjadi target kegiatan eksplorasi adalah di bagian utara Main Silica Cap
(MSC) yang menerus hingga bagian selatan Northern Colluvium dan di bagian barat
Northern Colluvium. Target yang pertama merupakan secondary ore yang
diindikasikan sebagai kemenerusan endapan collovium yang sudah terdefinisi di
bagian timurnya, sedangkan yang target kedua merupakan primary mineralization
atau kemenerusan dari endapan high sulfidation.
Contoh batuan dari hasil pemetaan di Bukit Seruyung dan inti bor hasil pengeboran
dianalisa kandungan emasnya dengan menggunakan metode Fire Assay FAA505
dan Cyanide Leach AuCNL BLE65F di laboratorium SGS dan laboratorium internal
SPP.
Page 5 of 12
2.4 Hasil Aktivitas Eksplorasi
Target kemenerusan endapan colluvium diinisiasi dari terpetakannya singkapan
colluvium yang menumpang diatas Intrusive Andesite (IAN) base rock pada saat
penambangan di elevasi 60 mRL. Pada singkapan tersebut terlihat adanya
kemungkinan kemenerusan pelamparan colluvium ke arah barat.
Sebanyak 50 titik di bagian barat Northern Colluvium telah dilakukan soil sampling
sebagai tindak lanjut dari kemungkinan ekstensi kemenerusan endapan colluvium.
Hasil dari soil sampling tersebut menunjukkan kadar yang tidak signifikan, dengan
rata-rata kadar 0,10 Au g/t, dimana kadar tertinggi terbatas pada jarak ±10 meter
saja dari singkapan yang ditemukan. Terlihat perbedaan karakteristik soil antara
bagian timur dan barat Northern Colluvium, dimana soil di bagian barat Northern
Collovium mempunyai warna cokelat kekuningan yang menandai kurangnya
pelapukan mineral sulfida dengan kisaran kadar 0,01 – 0,2 g/t Au, sedangkan soil di
bagian timur Northern Collovium mempunyai warna merah kekuningan yang
menandai kaya pelapukan mineral sulfida dengan kisaran kadar 0,50 – 3,00 g/t Au.
Target yang kedua adalah primary mineralization di area utara MSC atau bagian
tengah Northern Colluvium yang diindikasikan dari hasil pengeboran di tahun 2016
yang mulai tersingkap di pit Northern Colluvium. Penampang melintang hasil
pengeboran kemudian di overlay dengan data resitivity menunjukkan ada
kemungkinan rooting mineralisasi vertikal ke arah selatan.
Pemetaan di pit juga menunjukkan beberapa indikasi zona mineralisasi yang
mempunyai arah barat laut-tenggara. Zona mineralisasi ditandai dengan litologi
BHX yang memotong BDM dan IAN sebagai host rock-nya. Pada singkapan tersebut
juga menunjukkan bahwa BHX tersebut berasosiasi dengan mineral oksida goethite
pada matriks dan semennya yang mengindikasikan adanya potensi mineralisasi
yang menjanjikan. Pengambilan data masih akan dilakukan untuk mengetahui
potensi berdasarkan temuan singkapan BHX tersebut.
2.5 Rencana Tindak Lanjut
Rencana yang akan dilakukan pada bulan Oktober 2020 adalah:
Melanjutkan kegiatan pemetaan detail di area pit untuk membantu operation
dan produksi, serta mengetahui potensi primary mineralization di area Northern
Colluvium.
Melanjutkan kegiatan review data eksplorasi.
Melakukan review kemungkinan ekstensi mineralisasi di sekitar Pit Seruyung.
Page 6 of 12
2.6 Biaya Eksplorasi
Biaya eksplorasi dari SPP pada bulan September 2020 adalah sebesar
USD34,142.
Page 7 of 12
3. PT Arafura Surya Alam (ASA)
3.1. Area Aktivitas Eksplorasi
Aktivitas eksplorasi ASA dilakukan di daerah Doup, Desa Kotabunan, Kecamatan
Kotabunan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Provinsi Sulawesi Utara.
3.2. Pihak yang Melakukan Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi di Doup dilakukan oleh seluruh karyawan ASA dan sejumlah
karyawan harian lepas dari PT Tribers.
3.3. Metode Pengujian dan Pemilihan Area Eksplorasi
Pada bulan ini, kegiatan eksplorasi yang dilakukan adalah melakukan program
interpretasi hasil metalurgi sample Doup (Fase ke-3) dan melanjutan kegiatan
kegiatan preparasi dan analisa PXRF dan QAQC analisa PXRF dan studi geologi
desktop.
3.4. Hasil Aktivitas Eksplorasi
Total sampel yang terkumpul dan telah dipreparasi sampai dengan bulan ini adalah
sebanyak 7.017 samples. Seperti yang telah dilaporkan pada bulan sebelumnya,
hasil QAQC analisa PXRF secara umum bagus dan penyebarannya masih berada di
dalam range dari batas upper dan lower. Untuk sample blank masih stabil dan
terlihat penyebaran Fe-nya masih berada di dalam standar deviasi. Demikian juga
untuk sampel NIST 2710A dan NIST 2711A dimana penyebaran elemen Fe masih
berada di dalam standar deviasi dan tidak memperlihatkan trend yang tidak
konstan.
Dari kegiatan interpretasi hasil metalurgi sample (fase ke-3) terlihat bahwa untuk
nilai sulfur XRF akan memiliki trend yang sama dengan nilai laboratorium.
Meskipun kualitas atau nilainya saja yang berasal dari pengukuran portable XRF,
tetapi kita cukup pasti jika kita ingin membuat model sulfur-nya dengan kualitas
yang setara dengan laboratorium. Kemudian untuk Ag, antara Ag_CN dengan
Ag_XRF memiliki nilai confidence yang fifty-fifty.
Dari penampang geologi di area Doup ditemukan anomali elemen seperti Au, Pb,
Zn, + Cu. Kemudian untuk clay assemblage-nya lebih dominan ke netral clay. Untuk
geofisiknya, yaitu low resistivity dan high chargeability. Dan untuk level RL Doup
adalah sekitar -750 meter hingga +75 meter, dimana untuk depositnya di Panang
adalah mineralisasi porphyry overprint ISE, sedangkan di Benteng adalah
mineralisasi ISE dan sisa skarn. Selanjutnya ke level RL di atasnya, yaitu Bakan
Partende, yang ditemukan adalah beberapa elemen anomali hanya dari soil,
diantaranya Zn, Ag dan Cu dengan grade yang rendah. Kemudian yang ditemukan
Page 8 of 12
dipermukaan daerah Bakan Patende berupa float silica vuggy, tidak tampak
oksidasi dan cenderung mengandung mineral sulphide. Meskipun demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat source dari endapan HSE. Untuk penampang
geologinya yang mana terdapat lokasi penemuan float vuggy silica dan secara
gambaran bawah permukaan yang ada datanya adalah dari geometri nilai resistivity
yang cukup tinggi di bawah penemuan float silica vuggy tersebut. Nilai resistivity-
nya berkisar 100 hingga 250 ohm. Di bawahnya terdapat juga geometri yang tinggi,
yaitu sekitar 100 sampai 350 ohm.
Kemudian selanjutnya untuk RL yang lebih tinggi lagi, yaitu di area Hulututuyan
yang berjarak 5 km ke arah NW dari Panang dan Benteng, dimana penemuan batuan
di area Hulututyan tersebut berupa exotic floats dari silica vuggy dan silica massive
yang jumlahnya cukup banyak yang ditemukan di sepanjang sungai. Dari hasil
analisa laboratorium diperoleh grade rata-rata, yaitu 0,85 g/t Au dari kisaran grade
0,05-3,62 g/t Au. Kemudian untuk hasil ASD-nya adalah berupa acid clay, yang
sudah cenderung ke endapan HSE, dimana terdapat allunite, pyropilite, dickite dan
kaolinite. Namun demikian, source atau sumber dari exotic float ini masih belum
ditemukan, dan singkapan batuan yang ditemukan di sekitarnya adalah berupa unit
batuan volkanik dacite yang masih segar. Tim menginterpretasikan bahwa di area
Hulututuyan adalah suspected dari jejak HSE. Sementara sumbernya masih berada
di atas dan histori sebelumnya memang menyebutkan bahwa diatasnya adalah area
Hulusita yang terdapat endapan HSE.
Selain itu, tim juga menginterpretasikan bahwa level endapan mineralisasi HSE
diperkirakan di sekitar RL 700m sampai 1500 m RL. Untuk jarak vertikal dari
endapan mineralisasi porphyry ke HSE cenderung sekitar 700 m sampai 1000 m RL.
Untuk level endapan porphyry di area Doup sekitar 300 m sampai -500 m RL,
dimana hal ini sama dengan konseptual porphyry di daerah Torosik. Hal tersebut
masih konseptual, dimana seiring dengan penemuan-penemuan dimasa mendatang
maka konseptual ini akan diperbaharui.
Berdasarkan beberapa observasi dan analisis yang telah dilakukan, kemudian
disusun menjadi rate & rank dengan memperhatikan beberapa resource range
analysis yang telah dibuat. Parameter yang digunakan sebagai dasar penyusunan
Rate & Rank seperti yang ditunjukkan pada tabel-tabel seperti lokasi dan
infrastruktur, penambangan artisanal, hostrock/litologi, dll. Kemudian skor total
telah diurutkan dari kiri ke kanan, semakin kecil nilai dari total skor rate. Kemudian
khusus untuk Parabo yang turun di bawah peringkat semua prospek, meskipun
termasuk dalam Brownfield tetapi sempat turun karena desain fasilitas tambang.
Page 9 of 12
Pada bulan ini, dilakukan juga kegiatan pemantauan hidrologi dan hidrogeologi,
serta pengukuran curah hujan, dimana dari pengamatan hidrogeologi untuk muka
air tanah di beberapa titik sumur pantau, teramati beberapa permukaan tanah agak
naik dikarenakan intensitas hujan di bulan ini. Diketahui bahwa kedalaman
permukaan air tanah relatif fluktuatif berdasarkan pola curah hujan yang datanya
diambil lebih dari periode 10 tahun. Untuk curah hujan di bulan September rata-
rata masih normal dan dibawah normal untuk curah hujan. Sementara itu khusus
untuk area di Panang, curah hujan berada di atas normal yaitu disekitar 132%.
Karakteristik curah hujan di area Doup yang didasarkan kepada klasifikasi BMKG
(0% – 85% di bawah Normal, 85% – 115% Normal, > 115% di atas Normal).
3.5. Rencana Tindak Lanjut
Rencana kerja yang diusulkan untuk bulan Oktober 2020 adalah sebagai berikut:
Melanjutkan pengumpulan pulp sample di Doup and scanning pulp sample
dengan PXRF.
Melanjutkan pekerjaan QAQC untuk analisa PXRF
Melanjutkan pelatihan sampling dan preparasi sampel geokimia
Melanjutkan pekerjaan studi geologi desktop tentang upside potential di Doup
dekat tambang dan pembaharuan rate & ranking.
Melanjutkan pengukuran hidrologi dan geohidrologi.
3.6. Biaya Eksplorasi
Biaya eksplorasi dari ASA pada bulan September 2020 adalah sebesar USD41,505.
Page 10 of 12
4. PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM)
4.1 Area Aktivitas Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi GSM dilakukan di Blok Pani, dimana lokasi kegiatan eksplorasi
tersebut secara administrasi termasuk dalam wilayah Desa Hulawa, Kecamatan
Buntulia, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo dan di Blok Bolangitang, yang
secara administrastif termasuk dalam Desa Paku, Kecamatan Bolangitang Barat,
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Provinsi Sulawesi Utara.
4.2 Pihak Yang Melakukan Eksplorasi
Pelaksanaan kegiatan eksplorasi dilakukan oleh para ahli geologi, asisten ahli
geologi, ahli geofisika dan personil pendukung untuk kelancaran logistik-
administrasi dari GSM, dengan dibantu oleh sejumlah karyawan alih daya pihak
ketiga dari penyedia jasa tenaga kerja setempat dan kontraktor penyedia jasa
preparasi dan analisa contoh batuan.
4.3 Metode Pengujian dan Pemilihan Area Eksplorasi
Pada bulan ini pada Blok Pani, kegiatan eksplorasi dilakukan di North Nanasi dan
Koloka, serta dilanjutkan juga di Prospek BMP. Adapun kegiatan eksplorasi yang
dilakukan adalah melakukan mapping geologi terbatas di area Koloka dan
melanjutkan deskripsi ulang pada contoh inti bor di area penyimpanan contoh inti
bor Pani (coreshed) pada Prospek BMP dan North Nanasi. Sedangkan di Blok
Bolangitang pada bulan ini dilakukan kegiatan pemantauan lokasi rencana tapak bor
untuk program pengeboran tahun 2020 dan melanjutkan kegiatan pemetaan geologi
yang masih difokuskan di area Toheahu.
Metode pengujian geokimia bertujuan untuk menganalisa kandungan
unsur/elemen logam emas (Au), perak (Ag) dan mineral lainnya dari contoh batuan
dari hasil kegiatan pemetaan dan pengeboran inti di Blok Pani dan Blok
Bolangitang. Pengujian contoh dilakukan dengan menggunakan alat XRF (X-Ray
Flourescence), yaitu metode analisa elemen berdasarkan sifat flourescence element
menggunakan sinar X-ray. Pada bulan September ini, kegiatan analisa dilakukan
dengan menggunakan metode XRF. Contoh yang dianalisa merupakan contoh tanah
dari Prospek Wadi dan Jahiya, Blok Pani. Selain pengambilan contoh untuk uji
geokimia, dilakukan juga penelitian dengan menggunakan metode survei geofisika
dengan tujuan untuk mendapatkan data dari magnetik batuan.
Kegiatan pengujian metalurgi dan studi pendukung lainnya dilakukan pada contoh-
contoh inti batuan di Blok Pani dengan mengirimkan contoh batuan tersebut ke
laboratorium internal GSM. Metode investigasi lainnya yang juga digunakan adalah
uji respon mekanika batuan dengan menggunakan piranti point load test (uji tekan
Page 11 of 12
titik), yang bertujuan untuk mengetahui representasi kekuatan (strength) dari
masa batuan yang terdapat di area GSM. Kegiatan uji ini juga dilakukan di fasilitas
core shed GSM pada contoh batuan inti dari hasil pengeboran yang ada.
Selain itu dilakukan juga analisis menggunakan bantuan piranti ASD (analitical
spectral device), dimana analisis ini bertujuan untuk menentukan jenis-jenis
kelompok mineral lempung dan oksida logam berdasarkan karakter spektral tiap
mineral pada responnya terhadap sinar inframerah gelombang pendek. Hasil
analisis sebaran jenis mineral lempung kemudian disusun dalam tampilan grafis 2
dimensi dan 3 dimensi, yang selanjutkan diinterpretasi hubungan keterkaitannya
dengan zona alterasi dan mineralisasi hasil pengamatan visual pada batuan.
4.4 Hasil Aktivitas Eksplorasi
Adapun kegiatan eksplorasi yang dilakukan di Blok Pani dan di Blok Bolangitang
pada bulan September ini adalah sebagai berikut:
Kegiatan kajian dan analisa geologi yang dilakukan di Prospek North Nanasi,
Blok Pani, yaitu melakukan deskripsi ulang pada 4 titik bor, yaitu NND142,
NND120, NND137 dan NND153.
Kegiatan kajian geofisika sifat geomagnetik batuan dengan melakukan
pengukuran nilai magnetik batuan langsung pada contoh inti batuan titik bor di
Blok Pani, yaitu Prospek Lone Pine, BMP, North Nanasi, Wadi dan Jahiya telah
dilakukan pada 8 titik bor, yaitu LPD003, LPD004, PTS009, PTS010, BMD010
NND153, NND137 dan NND147.
Melakukan pemetaan geologi sebanyak 2 ha dengan total panjang lintasan 2 km
di Prospek Koloka.
4.5 Rencana Tindak Lanjut
Rencana kerja yang diusulkan untuk bulan Oktober 2020, antara lain meliputi:
Melanjutkan program evaluasi di Prospek Kolokoa, yaitu pekerjaan studio
dengan menganalisa hasil data lapangan yang sudah diambil.
Melanjutkan evaluasi hasil pengeboran pandu dan hasil dari pemetaan geologi,
data geofisika, data geokimia tahun 2018 di Blok Pani.
Melanjutkan upaya kajian geologi, kegiatan pemetaan geologi dan uji geofisika
untuk penyempurnaan rencana kegiatan eksplorasi dan rencana operasi
penambangan di Blok Pani dan Blok Bolangitang.
Melanjutkan telaah dan identifikasi potensi bahaya, upaya-upaya pencegahan
dan pengendalian resiko pemanfaatan peluang, pelatihan atau penyegaran atas
aspek-aspek kesehatan, serta keselamatan kerja dalam operasi, rencana
tanggap darurat, serta aspek signifikan lainnya seperti kondisi sosial-
kemasyarakatan atas rencana kegiatan yang telah disusun sebelumnya.
Page 12 of 12
4.6 Biaya Eksplorasi
Biaya eksplorasi dari GSM pada bulan September 2020 adalah sebesar USD68,713.