1 , (bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/bab ii.pdf · slavin dalam...

29
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan inti dari keseluruhan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan, keterampilan dan sikap terbentuk dan berkembang melalui pendidikan baik formal maupun nonformal. Oleh karena itu, masalah belajar bukan hanya di sekolah tetapi merupakan masalah bagi setiap manusia, sehingga berhasil tidaknya tujuan pendidikan akan sangat bergantung bagaimana proses yang dilakukan pelajar itu sendiri. Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Slameto berpendapat yang dikutip oleh Heri Gunawan mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 1 Syah berpendapat yang dikutip oleh Heri Gunawan mengatakan bahwa belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap 1 Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 105 9

Upload: tranmien

Post on 12-Aug-2019

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan inti dari keseluruhan kegiatan bagi setiap

orang. Pengetahuan, keterampilan dan sikap terbentuk dan berkembang

melalui pendidikan baik formal maupun nonformal. Oleh karena itu, masalah

belajar bukan hanya di sekolah tetapi merupakan masalah bagi setiap manusia,

sehingga berhasil tidaknya tujuan pendidikan akan sangat bergantung

bagaimana proses yang dilakukan pelajar itu sendiri.

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan

penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Slameto

berpendapat yang dikutip oleh Heri Gunawan mengatakan bahwa belajar

merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.1 Syah

berpendapat yang dikutip oleh Heri Gunawan mengatakan bahwa belajar

adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap

1Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung:Alfabeta, 2013), h. 105

9

Page 2: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

10

sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan

proses kognitif. 2

Melihat beberapa pengertian belajar diatas terdapat kesamaan atau kata

kunci dari belajar. Kesamaannya adalah terletak pada kalimat perubahan

tingkah laku. Dengan demikian dikatakan belajar jika didalamnya terjadi

perubahan tingkah laku.

Secara fundamental Dollar dan Miller dalam buku Abdul Kadir

menegaskan bahwa efektivitas perilaku belajar itu dipengaruhi oleh empat hal

yaitu :

1. Adanya motivasi siswa, siswa harus mengehendaki sesuatu2. Adanya perhatian dan mengetahui sasaran, siswa harus memperhatikan

sesuatu3. Adanya usaha, siswa harus melakukan sesuatu4. Adanya evaluasi dan pemantapan hasil, siswa harus memperoleh sesuatu.3

Dengan demikian, jika siswa ingin berhasil dalam belajar maka dalam

diri siswa tersebut harus terdapat motivasi yang besar, perhatian dan usaha

yang yang berkesinambungan sehingga memperoleh hasil yang diinginkan.

Karena keberhasilan belajar tergantung dari diri individu. Jika keinginan

untuk maju tinggi maka motivasi belajar pun akan meningkat.

2Ibid, h. 1053Abdul Kadir, Psikologi Pendidikan (Kendari: Departemen Agama, 2007), h. 61

Page 3: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

11

B. Hasil Belajar

1. Hakikat hasil Belajar

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom yang dikutip oleh Susilana

bahwa hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori antara

lain ranah kognitif, afektif dan psikomotor.4 Ranah kognitif berkenaan

dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi

lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,

organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai dan

ranah psikomotor meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-

benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe

hasil belajar kognitif lebih dominan dari pada afektif dan psikomotor

karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga

harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di

Sekolah.

Hasil belajar adalah nilai hasil yang dicapai seseorang setelah

melakukan usaha belajar, hal ini sejalan dengan uraian bahwa hasil adalah

merupakan suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai.

4Susilana, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Standar kompetensi dan KompetensiDasar, (Jakarta: Depdiknas, 2006), h. 78

Page 4: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

12

Selanjutnya dijelaskan bahwa hasil belajar siswa adalah tingkat

pencapaian yang berhasil diraih oleh siswa setelah terlibat dalam proses

pendidikan selama jangka waktu tertentu dimana untuk mengetahuinya

dengan menggunakan alat tes berupa tes hasil belajar.5

Hasil belajar adalah hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap

keberhasilan rencana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Hasil

belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mempelajari materi,

sehingga terjadi perubahan pada diri siswa itu sendiri. Pola tingkah laku

tersebut terlihat pada perubahan reaksi dan sikap siswa secara fisik

maupun mental.6 Hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan

gambaran kemampuan yang dimilikinya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Menurut Slameto ada

dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu sebagai berikut :

a. Faktor dari dalam (Internal)b. Faktor-faktor dari luar (Eksternal)7

5Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.49.

6I Gede Budi Astrawan, Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)dalam meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 3 Tonggolobibi,jurnal Kreatif Tadulako Online Vol.3 No.4, 2015.

7Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),h. 52-54.

Page 5: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

13

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1) Faktor dari dalam (Internal)

a) Faktor Jasmani

Kondisi fisik merupakan faktor yang mempengaruhi siswa

dalam proses belajar, siswa yang kondisi jasmaninya sehat

berbeda dengan siswa yang tidak sehat jasmaninya, karena

belajar memerlukan kecakapan, keterampilan dan kemampuan

berpikir.

b) Faktor Psikologi

1.1 Bakat

Bakat juga merupakan faktor internal yang banyak

memengaruhi prestasi belajar siswa. Setiap bakat inilah yang

memungkinkan siswa kembali berkembang sesuai dengan

keinginannya. Setiap orang memiliki bakat yang berbeda-beda,

maka untuk mengembangkan bakat yang dimiliki seseorang

harus mendapatkan bimbingan dan pengarahan yang efektif

sebab kalau tidak maka bakat tersebut tidak dapat berkembang.

2.1 Kecerdasan

Setiap individu yang lahir memiliki kecerdasan yang berbeda-

beda. Kecerdasan dapat memengaruhi cara berpikir dan

kemampuan beradaptasi dengan berbagai masalah yang

Page 6: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

14

dihadapi. Oleh karena itu, seseorang akan berhasil jika dalam

dirinya ada dorongan untuk belajar.

3.1 Minat

Minat adalah gejala psikis yang ada pada diri seseorang yang

direalisasikan dengan senang dan menunjukkan perhatian yang

berpusat pada satu objek. Sehingga seseorang tersebut

mempunyai kecenderungan untuk melakukannya dan belajar

dapat berjalan dengan baik bila disertai oleh minat.

4.1 Motivasi

Motivasi merupakan dorongan daari dalam yang merupakan

kekuatan individu untuk bertingkah laku guna untuk memenuhi

kebutuhan seseorang. Siswa akan berhasil dalam belajar jika

dirinya terdapat dorongan atau keinginan untuk belajar.

2) Faktor-faktor dari luar (eksternal)

a) Keluarga

Keluarga adalah ayah, ibu dan anak-anak serta keluarga yang

menjadi penghuni rumah, semua kondisi yang ada di keluarga

seperti tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besarnya

penghasilan, cukup kurangnya perhatian orang tua kepada

anak, akrab tidaknya hubungannya kedua orang tua, yang

semua itu dapat memengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

Page 7: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

15

b) Sekolah

Keadaan seperti tempat belajar turut mempengaruhi tingkat

keberhasilan belajar seperti kualitas guru, metode pengajaran,

kesesuaian kurikulum, dan sarana prasarana.

c) Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi. Jika kondisi

masyarakat tidak mendukung pendidikan maka prestasi belajar

akan menurun.

d) Lingkungan

Keadaan tempat tinggal juga penting dalam mempengaruhi

prestasi belajar, keadaan lingkungan, bangunan rumah, serta

suasana tempat tinggal.

C. Hakikat Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Secara terminologis Pendidikan Agama Islam sering diartikan dengan

pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam. Dalam pengertian yang lain

dikatakan oleh Ramayulis bahwa Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan

atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh

orang dewasa agar menjadi dewasa.8 Sedangkan Marimba memberikan

8Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), h. 1

Page 8: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

16

definisi Pendidikan Agama Islam sebagai bimbingan atau pimpinan secara

sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik

menuju terbentuknya kepribadian yang utama.9 Zakiyah Daradjat dalam buku

Abdul Madjid mendefinisikan Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha

sadar untuk mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran

Islam secara menyeluruh.10

Selain itu dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam dijelaskan :

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalammenyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, mengahayati hinggamengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agamaislam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan Hadits, melalui kegiatanbimbingan, pengajaranan, latihan, serta penggunaan pengalaman.11

D. Hakikat Perilaku Terpuji

Perilaku terpuji adalah sikap, ucapan dan perbuatan yang baik, sesuai

ajaran Islam. Kendatipun manusia menilai baik, namun apabila tidak sesuai

dengan ajaran Islam, maka hal itu tetap tidak baik. Sebaliknya, walaupun

manusia menilai kurang baik, apabila Islam menyatakan baik, maka hal itu

tetap baik.12

9Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1986),h. 19

10Abdul Madjid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep danImplementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), cet ke-1, h. 130-132

11Heri Gunawan, op. cit., h. 20112 http://Pendidikandiri.blogspot.co.id, Pendidikan Islam, (2012), diakses 26 Juli 2017

Page 9: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

17

Kita sebagai umatnya tentunya ingin dapat mengikuti apa yang terjadi

sesuai tuntutan Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari sebagai suritauladan

manusia.

Orang yang baik akhlaknya tentunya didalam kehidupan sehari-hari akan

senantiasa dicintai oleh sesama, dan tentunya kelak dihari kiamat akan masuk

surga bersama nabi saw. Sebagaimana beliau bersabda dalam hadisnya yang

artinya sebagai berikut: ‘Sesungguhnya orang yang paling aku cintai diantara

kalian dan orang yang paling dekat tempatnya dariku pada hari kiamat adalah

orang yang paling baik budi pekertinya diantara kalian’.

E. Strategi Pembelajaran Kooperatif

1. Konsep Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran aktif yang

dapat meningkatkan keaktifan siswa melalui diskusi kelompok.

Pembelajaran ini merupakan model pembelajaran dengan menggunakan

sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara 4 sampai 6 orang yang

mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau

suku yang berbeda (heterogen ).13

Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan

13Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Bandung:Kencana Prenada Media Group, 2006 ), h. 242

Page 10: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

18

kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri

dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri, dapat merealisasikan

dalam belajar berpikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan

pengetahuan dengan keterampilan.14

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif pada dasarnya adalah

pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya dan juga dapat merubah

perilaku individu atau mendapatkan pengetahuan dan keterampilan secara

gotong royong, berkelompok atau bekerja sama.

2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Karakteristik pembelajaran kooperatif menurut Anite Lie terbagi atas

empat yaitu sebagai berikut :

a. Pembelajaran secara timb. Didasarkan pada manajemen kooperatifc. Kemauan untuk bekerja samad. Keterampilan bekerja sama15

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1) Pembelajaran secara tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim

merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus

mampu membuat setiap siswa belajar. Semua anggota tim harus saling

14Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: Kencana Prenada Media Group,2008), h. 309

15Anita Lie, Cooperative Learning, ( Jakarta: PT Grasindo, 2002), h. 21

Page 11: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

19

membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah kriteria

keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.

Setiap kelompok bersifat heterogen. Artinya kelompok terdiri

atas anggota yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin, dan

latar belakang sosial yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiap

anggota kelompok dapat saling memberikan pengalaman, saling

memberi dan menerima, sehingga diharapkan setiap anggota dapat

memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok.

2) Didasarkan pada manajemen kooperatif

Sebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai empat

fungsi pokok, yaitu fungsi perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan

fungsi kontrol. Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif, fungsi

perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif

memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran

berjalan secara efektif, misalnya tujuan apa yang harus dicapai,

bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk

mencapai tujuan itu dan lain sebagainya. Fungsi pelaksanaan

menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan

sesuai dengan perencanaan, melalui langkah-langkah pembelajaran

yang sudah termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati

bersama. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok,

Page 12: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

20

Oleh sebab itu, perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota

kelompok. Fungsi kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran

kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes

maupun non tes.

3) Kemauan untuk bekerja sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh

keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama

perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap

kelompok bukan saja diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing,

akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu.

4) Keterampilan bekerja sama

Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikan melalui

aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja

sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup

berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. Siswa perlu

dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan

berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide,

mengemukakan pendapat, dan memberikan kontribusi kepada

keberhasilan kelompok.

3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif menurut Anite Lie terbagi atas

empat yaitu sebagai berikut :

Page 13: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

21

a. Prinsip ketergantungan positifb. Tanggung jawab perseoranganc. Interaksi tatap mukad. Partisipasi dan komunikasi16

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1) Prinsip ketergantungan positif

Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu

penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan

setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu disadari oleh

setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian tugas

kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota.

Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa

saling ketergantungan.

Untuk terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap anggota

kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan

tujuan kelompoknya. Tugas itu tentu saja disesuaikan dengan

kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat

ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin

diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan

tugasnya , dan semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari

masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok yang

16Ibid, h. 246-247

Page 14: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

22

mempunyai kemampuan lebih, diharapkan mau dan mampu

membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya.

2) Tanggung jawab perseorangan

Prinsip ini mengandung konsekuensi dari prinsip yang

pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada

setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki

tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus

memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk

mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian terhadap

individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda, akan

tetapi penilaian kelompok harus sama.

3) Interaksi tatap muka

Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang

luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling

memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap

muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap

anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap

perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan

mengisi kekurangan masing-masing. Kelompok belajar kooperatif

dibentuk secara heterogen, yang berasal dari budaya, latar

belakang sosial, dan kemampuan akademik yang berbeda.

Page 15: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

23

Perbedaan yang semacam ini akan menjadi modal utama dalam

proses saling memperkaya antar anggota kelompok.

4) Partisipasi dan komunikasi

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk mampu

partisipatif aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat

penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat

kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif, guru perlu

membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi. Tidak

semua siswa mempunyai kemampuan berkomunikasi, misalnya

kemampuan mendengarkan dan kemampuan berbicara, padahal

keberhasilan kelompok ditentukan oleh partisipasi setiap

anggotanya.

4. Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat

tahap menurut Wina sanjaya yaitu sebagai berikut:

a. Penjelasan Materib. Belajar dalam kelompokc. Penilaiand. Pengakuan tim17

17Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Bandung:Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 248

Page 16: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

24

Adapun penjelasannya yaitu :

1) Penjelasan materi

Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian

pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok.

Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap

pokok materi pelajaran. Pada tahap ini memberikan gambaran umum

tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa

akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok (tim). Pada

tahap ini guru ini dapat menggunakan metode ceramah, curah

pendapat, dan tanya jawab, bahkan kalau perlu guru dapat

menggunakan demonstrasi. Disamping itu guru juga dapat

menggunakan berbagai media pembelajaran agar proses penyampaian

materi dapat lebih menarik siswa.

2) Belajar dalam kelompok

Pengelompokan dalam strategi pembelajaran kooperatif

bersifat heterogen. Lie menjelaskan lebih disukainya pengelompokan

heterogen adalah pertama, kelompok heterogen memberikan

kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung. Kedua,

kelompok ini meningkakan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnis

dan gender. Ketiga, kelompok heterogen memudahkan pengelolaan

kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis

tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang. Melalui

Page 17: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

25

pembelajaran dalam tim siswa didorong untuk melakukan tukar-

menukar informasi dan pendapat, mendiskusikan permasalahan secara

bersama, membandingkan jawaban mereka, dan mengoreksi hal-hal

yang kurang tepat.

3) Penilaian

Penilaian dalam strategi pembelajaran kooperatif bisa

dilakukan dengan tes atau kuis. Tes dilakukan secara individual atau

kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan informasi

kemampuan setiap siswa, dan tes kelompok akan memberikan

informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa

adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok

memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai

kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan

hasil kerja sama setiap anggota kelompok.

4) Pengakuan tim

Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling

menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan

penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan

tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan

juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu

meningkatkan prestasi mereka.

Page 18: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

26

5. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)

Setiap strategi pembelajaran tentunya memiliki keunggulan dan

kelemahan. Seperti startegi pembelajaran kooperatif juga memiliki

keunggulan dan kelemahan.

Adapun keunggulan dan kelemahannya adalah sebagai berikut18:

a. Keunggulan Strategi Pembelajaran Kooperatif

Keunggulan strategi pembelajaran kooperatif sebagai suatu

starategi pembelajaran diantaranya :

1) Melalui strategi pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu

menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menembah

kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi

dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

2) Strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan

kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata

secara verbal dan membandingkanya dengan ide-ide orang lain.

3) Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk

respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya

serta menerima segala perbedaan.

4) Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan

setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

18Ibid, h. 249-251

Page 19: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

27

5) Strategi pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang

cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus

kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri,

hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain,

mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap

positif terhadap sekolah.

6) Melalui strategi pembelajarn kooperatif dapat mengembangkan

kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri,

menerima umpan balik. siswa dapat berpraktik memecahkan

masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang

dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.

7) Strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan

siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak

menjadi nyata (riil).

8) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan

motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini

berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

b. Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif

Disamping keunggulan strategi pembelajaran kooperatif juga

memiliki kelemahan diantaranya :

1) Untuk memahami dan mengerti filosofis strategi pembelajaran

kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau

Page 20: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

28

kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan

memahami filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang

dianggap memiliki kelebihan, contohnya mereka akan merasa

terhambat dengan siswa yang kurang memiliki kemampuan.

Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim

kerja sama dalam kelompok.

2) Ciri utama dari strategi pembelajaran kooperatif adalah bahwa

siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer

teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan

pembelajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang

demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak

pernah dicapai oleh siswa.

3) Penilaian yang diberikan dalam strategi pembelajarn kooperatif

didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian,

guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi

yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.

4) Keberhasilan strategi pembelajaran kooperatif dalam upaya

mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode

waktu yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat

tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-kali penerapan

strategi ini.

Page 21: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

29

5) Walaupun kemampuan bekerja sama adalah kemampuan yang

sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam

kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara

individual. Oleh karena itu idealnya melalui strategi

pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerja sama,

siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan

diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam strategi pembelajaran

kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah.

6. Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT)

a. Pengertian Strategi pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT)

Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu tipe NHT atau

kepala bernomor struktur dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun

1993.19

Model pembelajaran NHT ini merupakan suatu sistem kerja atau

belajar kelompok yang terstruktur, yakni saling ketergantungan positif,

tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerjasama dan

19Fikrotur Rofiah, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT),http://www.eurekapendidikan.com, 2015. (Diakses 27 januari 2017)

Page 22: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

30

proses kelompok di mana siswa menghabiskan sebagian besar waktunya

di kelas dengan bekerjasama antara 4-5 orang dalam satu kelompok. NHT

sebagai model pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah variasi

diskusi kelompok.20 Adapun ciri khas dari NHT adalah guru hanya

menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menujuk

siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan

mewakili kelompok tersebut. NHT merupakan tipe pembelajaran

kooperatif yang terdiri atas empat tahap yang digunakan untuk mereview

fakta-fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi

siswa. Model pembelajaran NHT memberi kesempatan kepada siswa

untuk membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling

tepat.

b. Langkah- langkah Pelaksanaan

Adapun tahapan dalam pembelajaran Numbered Heads Together

(NHT) antara lain yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir

bersama, dan menjawab.21 Langkah-langkah tersebut kemudian dapat

dikembangkan menjadi enam langkah sesuai dengan kebutuhan. Keenam

langkah tersebut sebagai berikut:

20Imas Kurniasih, Berlin Sani, Ragam pengembangan Model Pembelajaran UntukMeningkatkan Profesionalitas Guru, (Yogyakarta: Kata Pena, 2016), h. 29

21I Gede Budi Astrawan, Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together(NHT) dalam meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 3Tonggolobibi, Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol.3 No.4 2015, h.231

Page 23: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

31

1. Persiapan, dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran

dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT.

2. Penomoran (Numbering), dalam pembentukan kelompok disesuaikan

dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi

siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5

orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam

kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang

dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang

sosial, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Sebelum kegiatan belajar

mengajar dimulai, guru memperkenalkan keterampilan kooperatif dan

menjelaskan tiga aturan dasar dalam pembelajaran kooperatif yaitu:

a. Tetap berada dalam kelas.

b. Mengajukan pertanyaan kepada kelompok sebelum mengajukan

pertanyaan kepada guru.

c. Memberikan umpan balik terhadap ide-ide serta menghindari saling

mengkritik sesama siswa dalam kelompok.

3. Pertanyaan (Questioning) dan berpikir bersama (Heads Together),

dalam kerja kelompok, guru memberikan pertanyaan. Dalam kerja

kelompok, setiap berpikir bersama untuk menyelesaikan dan

meyakinkan bahwa setiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan

Page 24: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

32

yang diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari spesifik

sampai yang bersifat umum.

4. Pemberian jawaban (Answering), dalam tahap ini, guru menyebut satu

nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama

mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.

Penentuan nomor ini dilakukan dengan cara pengundian, demikian

pula untuk penentuan kelompok yang akan menjawab.

5. Memberi kesimpulan, guru memberikan kesimpulan atau jawaban

akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang

disajikan.

6. Memberikan penghargaan, pada tahap ini, guru memberikan

penghargaan berupa kata-kata pujian maupun simbol-simbol pada

siswa dan memberi nilai yang lebih tinggi kepada kelompok yang hasil

belajarnya lebih baik. Penghargaan ini dilakukan untuk memacu

motivasi belajar siswa, karena motivasi memiliki peranan penting

untuk menentukan kesuksesan suatu pembelajaran.

c. Kelebihan dan Kekurangan

Setiap model pembelajaran tentunya melebihi kelebihan dan

kekurangan, begitupun model Numbered Heads Together (NHT).

Page 25: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

33

Adapun kelebihan dan kekurangan NHT adalah sebagai berikut22 :

1) Kelebihan NHT adalah :

a) Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

b) Mampu memperdalam pemahaman siswa.

c) Melatih tanggung jawab siswa.

d) Menyenangkan siswa dalam belajar,

e) Mengembangkan rasa ingin tahu siswa.

f) Meningkatkan rasa percaya diri siswa.

g) Mengembangkan rasa memiliki dan kerja sama.

h) Setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi.

i) Menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan yang

tidak pintar.

j) Tercipta suasana gembira dalam belajar.

2) Kekurangan NHT adalah:

a) Adanya siswa yang takut diintimidasi bila memberi nilai jelek

kepada anggotanya (bila kenyataannya siswa lain kurang mampu

menguasai materi).

b) Ada siswa yang mengambil jalan pintas dengan meminta tolong

pada temannya untuk mencarikan jawabannya.

22Imas Kurniasih, Berlin sani, Ragam pengembangan Model Pembelajaran UntukMeningkatkan Profesionalitas Guru, (Yogyakarta: Kata Pena, 2016), h. 30

Page 26: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

34

c) Apabila pada satu nomor kurang maksimal mengerjakan

tugasnya, tentu saja mempengaruhi pekerjaan pemilik tugas lain

pada nomor selanjutnya.

F. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang berkenaan dengan pengunaan pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together (NHT) telah banyak dilakukan sebagai acuan

untuk penelitian ini. Penelitian yang dimaksudkan adalah :

1. Dera Dwi Herawati, Dwi Wahyuni, Jekti Prihatin, Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan

Media Komik Pada Materi Pengelolaan Lingkungan Guna Meningkatkan

Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Semboro

Jember. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran NHT dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa.23

2. I Gede Budi Astrawan, Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered

Heads Together (NHT) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 3. Berdasarkan hasil dari

pembahasan penelitian ini yang dilaksanakan dengan dua siklus

23Dera Dwi Herawati, Dwi Wahyuni, Jekti Prihatin, Penerapan Model PembelajaranKooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Media Komik Pada Materi PengelolaanLingkungan Guna Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1Semboro Jember, 2014, h. 81

Page 27: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

35

menunjukkan bahwa hasil belajar dan aktivitas belajar siswa mengalami

peningkatan.24

3. Lya Fitri Dian Susanti, Idris Harta, Pengaruh Penerapan Metode

Pembelajaran Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Berdasarkan analisis dan

pembahasan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan antara metode pembelajaran kooperatif NHT terhadap

prestasi belajar siswa dari jenis kelamin.25

Adapun posisi penelitian ini dari ketiga penelitian yang telah

dipaparkan adalah untuk membuktikan teori bahwa penerapan strategi

pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar

khususnya di SMP Negeri 1 Wakorumba Selatan, Kabupaten Muna.

Namun penelitian tersebut di atas memiliki persamaan dan perbedaan

dengan penelitian ini. Persamaan tersebut terutama pada treatmen yang

dilakukan yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Selanjutnya, perbedaannya yaitu :

24I Gede Budi Astrawan, Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together(NHT) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SDN 3,2015,h.240

25Lya Fitri Dian Susanti, Idris Harta, Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran TipeNumbered Heads Together (NHT) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari JenisKelamin.2014.

Page 28: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

36

a. Lokasi penelitian yang berbeda. Perbedaan lokasi penelitian yang

berbeda tentu saja berimplikasi pada perbedaan problematika

pembelajaran yang dihadapi di kelas.

b. Subjek penelitian yang berbeda. Perbedaan subjek penelitian juga

akan berimplikasi pada perbedaan scenario pelaksanaan tindakan,

sehingga hasil pelaksanaan juga bisa berbeda.

c. Mata pelajaran yang diajarkan berbeda. Perbedaan mata pelajaran

juga berimplikasi pada perbedaan bahan ajar, tujuan pembelajaran,

dan unsur-unsur pembelajaran lainnya.

Dengan ketiga aspek diatas kiranya sudah cukup untuk

menegaskan bahwa penelitian ini bukanlah pengulangan dari apa

yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya, sehingga penelitian ini

tidak dapat dikategorikan sebagai tindakan plagiat.

Page 29: 1 , (Bandung - digilib.iainkendari.ac.iddigilib.iainkendari.ac.id/364/3/BAB II.pdf · Slavin dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan secara

kolaboratif antara peneliti dan guru untuk memperbaiki proses pembelajaran

yang dilakukan dikelas. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru,

sedangkan guru mata pelajaran bertindak sebagai observer.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Wakorumba Selatan

Kabupaten Muna pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017 dalam

kurun waktu 3 bulan yakni bulan Januari s/d Maret 2017.

C. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 1

Wakorumba Selatan berjumlah 25 orang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 12

orang perempuan dan data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan

kualitatif yang terdiri dari :

a. Hasil observasi terdiri dari lembar observasi guru dan siswa.

b. Hasil tes belajar berupa tes hasil belajar.

37