1-3-3_eksekutif
DESCRIPTION
eksekutifTRANSCRIPT
![Page 1: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/1.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 1
PT PERTAMINA EP -PPGM
Bab-1PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
PT. PERTAMINA – EP merencanakan akan mengembangkan lapangan gas yang terletak di
Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Untuk merealisasikan kegiatan tersebut,
dibentuk Pengelola yaitu Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM). Pada saat penyusunan
dokumen ini, peran PT PERTAMINA – EP mengalami perubahan sesuai dengan Undang-Undang
No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, di mana tugas manajemen Kegiatan Minyak
dan Gas Bumi Hulu dipindahkan dari PERTAMINA menjadi tugas Badan Pelaksana Minyak dan
Gas Bumi (BPMIGAS). Sesuai dengan Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan
Gas Bumi tersebut PT. PERTAMINA (Persero) membentuk anak perusahaan yaitu PT.
PERTAMINA – EP yang khusus menangani dalam Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. PT.
PERTAMINA – EP dibentuk berdasarkan Akta Notaris nomor 4 pada tanggal 13 September
2005.
PPGM merupakan proyek yang penting bagi industri minyak dan gas bumi di Indonesia serta
akan berperan penting dalam mempertahankan dan memperkuat posisi Indonesia sebagai
negara pengekspor LNG terbesar di dunia. Pembangunan PPGM sangat tepat waktu karena
akan meningkatkan kontribusi sektor minyak dan gas bumi dalam menyumbangkan devisa bagi
negara dan kemungkinan sebagian untuk substitusi BBM dalam negeri. Proyek LNG ini akan
memperkuat produksi LNG Indonesia yang dapat dipasarkan dan akan menjadi pusat ekspor
LNG ke empat di Indonesia. PPGM diharapkan akan beroperasi pada tahun 2012.
![Page 2: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/2.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 2
PT PERTAMINA EP -PPGM
Proyek Pengembangan Gas Matindok merupakan kegiatan pembangunan fasilitas yang lengkap
mulai dari memproduksi gas bumi dari sumur yang telah dieksplorasi maupun dari rencana
sumur pengembangan yang berasal dari 5 lapangan gas bumi, yaitu: lapangan-lapangan gas
Donggi, Matindok, Maleo Raja, Sukamaju, dan Minahaki. Kemudian gas tersebut disalurkan
melalui pipa menuju kilang LNG, untuk kemudian gas tersebut dipasarkan melalui pelabuhan
menggunakan kapal tanker LNG.
Kemampuan produksi gas dari Blok Matindok diperkirakan ± 100 MMSCFD (gross), dengan
kandungan kondensat ± 850 bopd, dan air yang terikut diproduksikan diperkirakan maksimum
sebesar 2500 bwpd, dengan prakiraan umur produksi 20 tahun yang didasarkan atas
besarnya cadangan gas yang ada dan hasil kajian keekonomian pengembangan lapangan. Gas
yang diproduksi mengandung CO2 ± 2,5%, Total Sulfur ± 3.000 ppm dan kemungkinan juga
mengandung unsur yang lainnya.
1.2. TUJUAN DAN MANFAAT
1.2.1. Tujuan
Tujuan proyek ini adalah memproduksi gas bumi, menyalurkan gas ke kilang LNG, memproses
gas menjadi Liquid Natural Gas (LNG), serta mengangkut LNG dan hidrokarbon cair (kondensat)
ke pasaran. Dalam upaya untuk mencapai tujuan itu maka PPGM merencanakan akan
melakukan kegiatan pengembangan Sumur Gas, pembangunan Block Station (BS) atau Fasilitas
Pemrosesan Gas (Gas Processing Facility, disingkat GPF), pemasangan Pipa Penyalur Gas dan
pembangunan Fasilitas Kilang LNG, termasuk fasilitas pelabuhan laut khusus. Pelabuhan laut
khusus tersebut direncanakan akan dibangun pada dua alternatif lokasi yaitu di daerah
Kecamatan Batui dan Kecamatan Kintom Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.
Berikut ini adalah cakupan rencana kegiatan pengembangan Lapangan Gas Matindok.
1. Pemboran 21 sumur yang terdiri dari 17 sumur pengembangan dan 4 sumur kerja ulang
(work over) dengan perincian:
No. Lapangan Jenis Kegiatan Pemboran Wilayah
1. Donggi 4 sumur work over4 sumur pengembangan Kecamatan Toili Barat
2. Minahaki 4 sumur pengembangan Kecamatan Toili
3. Sukamaju 2 sumur pengembangan Kecamatan Batui
4. Matindok 4 sumur pengembangan Kecamatan Batui
5. Maleoraja 3 sumur pengembangan Kecamatan Batui
![Page 3: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/3.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 3
PT PERTAMINA EP -PPGM
2. Pembangunan Block Station (BS) di Donggi, Sukamaju dan Matindok, sedangkan gas yang
berasal dari sumur-sumur Matindok, Maleoraja dan Minahaki akan dialirkan melalui
Manifolding Station (MS);
3. Pembangunan fasilitas pemrosesan gas atau Gas Processing Facility (GPF) akan ditempat-
kan satu area dengan Block Station yang berada di dua lokasi yaitu di Donggi dan
Matindok;
4. Pembangunan Kilang LNG dalam hal ini adalah Donggi-Senoro LNG (DSLNG) beserta
fasilitas pendukung seperti perkantoran dan pelabuhan khusus akan ditempatkan di dua
alternatif lokasi yaitu Uso, Kecamatan Batui atau Padang, Kecamatan Kintom.
5. Pemasangan pipa:
a. Pemasangan pipa flow line berdiameter 4” s/d 6" di darat sepanjang sekitar 35 km dari
sumur-sumur ke BS di masing-masing lapangan;
b. Pemasangan pipa gathering line diameter 16” dan 18”, sepanjang 40 km dari BS ke
GPF kemudian diteruskan ke fasilitas bersama JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi di
Senoro yang akan melewati beberapa desa di Kecamatan Toili Barat, Toili dan Batui.
c. Pemasangan pipa trunk line penyaluran gas berdiameter 32" di darat sepanjang sekitar
23 km dari Fasilitas bersama JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi di Senoro ke
Kilang LNG, yang terletak di Desa Uso Kecamatan Batui atau Desa Padang Kintom,
yang akan melewati beberapa desa di Kecamatan Batui dan Kintom
6. Pengangkutan kondensat dengan mobil tangki Kondensat dari Block Station Donggi,
Sukamaju dan Matindok ke Tangki Penampung Kondensat JOB Pertamina-Medco Tomori
Sulawesi di Bajo.
7. Pembebasan lahan untuk rencana kegiatan pemboran sumur, pemasangan pipa,
pembangunan BS, GPF, Kilang LNG, pelabuhan dan pemasangan pipa darat seluruhnya
sekitar 595 ha.
1.2.2. Manfaat
Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) ini sangat bermanfaat secara ekonomi, sosial dan
teknologi bagi kepentingan lokal, regional dan nasional. Manfaat PPGM itu antara lain:
1. Tersedianya Gas, Liquid Natural Gas (LNG), hidrokarbon cair (kondensat) dan
belerang (sulphur)
2. Peningkatan pendapatan bagi Kabupaten Banggai (tingkat lokal), Provinsi Sulawesi
Tengah (tingkat regional) dan tingkat nasional melalui pajak dan royalti dari hasil
penjualan LNG, kondensat dan belerang (sulphur).
3. Memberikan peluang kerja dan usaha bagi masyarakat lokal, regional dan nasional
4. Peningkatan kemampuan bangsa dalam penguasaan teknologi produksi gas.
![Page 4: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/4.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 4
PT PERTAMINA EP -PPGM
Selain bermafaat secara ekonomi, sosial dan teknologi, pelaksanaan Proyek Pengembangan Gas
Matindok ini diperkirakan akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap beberapa
komponen lingkungan hidup. Oleh karena itu PT. PERTAMINA EP – PPGM bermaksud
melaksanakan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) sebelum dilakukan
pembangunan fisik di lapangan. Hal ini sesuai dengan komitmen perusahaan untuk
berpartisipasi mewujudkan perlindungan terhadap lingkungan pada setiap kegiatan yang
dilakukan. Disamping itu, terkait dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), serta Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Hasil studi AMDAL pada dasarnya
berupa informasi tentang berbagai komponen kegiatan yang diprakirakan akan menimbulkan
dampak besar dan penting yang bersifat positif dan negatif, penilaian kelayakan lingkungan dari
rencana kegiatan tersebut dan alternatif rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
yang akan dilakukan.
![Page 5: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/5.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 5
PT PERTAMINA EP -PPGM
Bab-2RENCANA USAHA DAN/ATAU
KEGIATAN
2.1. IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENYUSUN ANDAL
2.1.1. Pemrakarsa
A. Nama Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. PERTAMINA EP - Proyek Pengembangan Gas Matindok
Alamat Kantor : Menara Standard Chartered Bank Lantai 21
Jl. Prof. DR Satrio Kav 164. Jakarta Selatan, 12950, Indonesia
Telp./ Fax. : (021) 57893688/ (021) 57946223
B. Nama dan Alamat Penanggung Jawab Kegiatan
Nama : M. Indra Kusuma
Jabatan : General Manager Proyek Pengembangan Gas Matindok
Alamat Kantor : Menara Standard Chartered Bank Lantai 21
Jl. Prof. DR Satrio Kav 164. Jakarta Selatan, 12950, Indonesia
Telp./ Fax. : (021) 57893688/ (021) 57946223
Pemrakarsa kegiatan penyusunan AMDAL ini adalah PT Pertamina EP- PPGM. Rencana
kegiatan ini dibagi berdasarkan konsep bisnis Hulu dan Hilir. Sebagai pelaksana kegiatan
hulu seperti eksplorasi gas, pemboran sumur pengembangan, konstruksi dan operasi
produksi GPF dan penyaluran gas melalui pipa menjadi tanggung jawab Bagian Hulu
yang ditangani dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya PT Pertamina EP. Sedangkan
pelaksanaan kegiatan hilir seperti konstruksi pembangunan kompleks kilang LNG,
pelabuhan khusus dan operasional LNG, pelabuhan khusus dan pemeliharaan fasilitas LNG
menjadi tanggung jawab Bagian Hilir, yakni PT Donggi-Senoro LNG (PT DSLNG).
![Page 6: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/6.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 6
PT PERTAMINA EP -PPGM
2.1.2. Identitas Penyusun AMDAL
A. Nama dan Alamat Instansi
Nama : Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada
Alamat : Jl. Lingkungan Budaya, Sekip Utara Yogyakarta 55281
E-mail : [email protected]
Telp. : (0274) 565722, 902410
Fax. : (0274) 565722
B. Penanggung Jawab Studi
Nama : Dr. Eko Sugiharto
Jabatan : Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada
Alamat Jl. Lingkungan Budaya, Sekip Utara Yogyakarta 55281
E-mail : [email protected]
Telp. : (062-274) 565-722, 902-410
Fax. : (062-274) 565-722
C. Tim Pelaksana Studi AMDAL
Tim pelaksana Studi AMDAL ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu: ketua tim, koordinator
bidang fisik kimia beserta beberapa orang anggota, koordinator bidang biologi dengan
seorang anggota, koordinator bidang sosial ekonomi dan budaya dengan beberapa orang
anggota, koordinator bidang kesehatan masyarakat dengan seorang anggota dan beberapa
narasumber. Susunan tim penyusun AMDAL selengkapnya disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Susunan Tim Pelaksana Studi AMDAL
Jabatan Nama KeahlianSertifikatAMDAL
Ketua Drs. Bambang Agus Suripto, M.Sc. Ahli Kepala, Lingkungan(S2, 10 tahun)
A, B
Koordinator BidangGeofisik-Kimia Drs. Suprapto Dibyosaputro, M.Sc.
Ahli Kepala, Geomorfologi(S2, 10 tahun) A, B
Anggota Dr. rer. nat. Nurul Hidayat Aprilita, M.Si. Ahli Kimia (S3, 5 tahun) AIr. Wahyu Widodo, M.T. Ahli Transportasi A,B
Koordinator BidangBiologi Drs. Bambang Agus Suripto, M.Sc.
Ahli Kepala, Lingkungan(S2, 10 tahun) A, B
Asisten Utiyati, S.Si. Asisten Biologi A, BKoordinator Bidang
Sos-Ek-Bud Drs. Dahlan H. Hasan, M.Si.Ahli Kepala, Sos.Ek.Bud(S2, 10 tahun) A, B
Anggota Supriadi, SH., M.Hum. Ahli Sos.Ek.Bud (S2) A, BAsisten Ir. Christina Lilies Sutarminingsih Asisten Sos.Ek.Bud. A, B
Koordinator BidangKes. Mas. Prof. Dr. Sugeng Yuwono Mardihusodo
Ahli Kepala, Kes. Mas.(Guru Besar)
Asisten P. Sutrisno, S.Sos. Asisten Kes. Mas. A, BPemetaan/GIS Ahsan Nurhadi, S.Si. Pemetaan/GIS A, BNara Sumber Ir. Subaryono, MA., Ph.D. GIS
(S3, 15 tahun)
Dr. Ir. Subagyo Pramumidjojo Geologi – Kegempaan(S3, 15 tahun)
Ir. Rahman Hidayat, M.Sc.,Ph.D. Hidrooseanografi(S3, 10 tahun)
![Page 7: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/7.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 7
PT PERTAMINA EP -PPGM
2.2 URAIAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Berikut ini secara keseluruhan diuraikan rencana kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok,
baik kegiatan Bagian Hulu maupun kegiatan Bagian Hilir.
A. Luas Tapak Proyek Termasuk Prasarana dan Sarana Lain
No Prasarana Satuan Luas Lahan
1. Sumur pengembangan 17 lokasi, @ 4 Ha 68 Ha
2. Manifold Station (MS) 3 lokasi, @ 1 Ha 3 Ha
3. Block Station (BS) 3 lokasi, @ 10 Ha 30 Ha
4. Jalur pipa ”flow line” 5 lokasi, lebar 8 m,panjang 35 km
14 Ha
5. Jaur pipa ”trunk line” dari 2 BS LNG Plant Lebar 20 m, panjang60 km
120 Ha
6. Kilang LNG (termasuk LNG Jetty & MOF) 1 unit 300 Ha
7. Pembuatan jalan baru dan peningkatanjalan yang sudah ada untuk pemboransumur-sumur pengembangan
Lebar 6-8 m, panjangsekitar 15 km
60 Ha
Luas total lahan yang diperlukan 595 Ha
Lahan yang diperlukan untuk 17 alokasi sumur pengembangan adalah 68 ha, pembangunan
fasilitas manifold station di 3 (tiga) lokasi adalah 3 x 1 ha per lokasi (3 ha); untuk
pembangunan BS di tiga lokasi seluas 30 ha; jalur pipa ”flowline” di lima lokasi tersebut
adalah membutuhkan lahan 8 meter lebar x 35 kilometer panjang flowline (14 ha);
Kompleks Kilang LNG seluas lebih kurang 300 ha; dan sistem pemipaan gas 20 meter
lebar x 60 km panjang pipa (120 ha). Lokasi yang perlu dipersiapkan sebelum pemboran
sumur-sumur pengembangan adalah lokasi sumur dan jalan masuk lokasi (pembuatan
jalan baru dan peningkatan jalan yang sudah ada) dengan panjang kumulatif dari semua
sumur ± 15 km dengan lebar 6 – 8 m (sekitar 60 ha). Jadi luas lahan yang diperlukan
untuk tapak proyek sekitar 595 ha. Lahan yang dipergunakan akan menggunakan lahan
milik masyarakat dan lainnya. Pelaksanaan pengadaan lahan secara ganti rugi dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Kapasitas Produksi
Rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh PT. PERTAMINA EP, Proyek Pengembangan
Gas Matindok adalah mulai dari kegiatan pemboran sumur pengembangan maupun
pemboran work over, pembangunan Block Station (BS) dan membangun pipa transmisi gas
(flowline dantrunkline), membangun Kilang LNG (DSLNG) berikut pelabuhan untuk
membawa LNG ke luar Kabupaten Banggai.
![Page 8: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/8.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 8
PT PERTAMINA EP -PPGM
Cadangan gas (1P, 2P dan 3P) dari lapangan-lapangan gas di blok Matindok adalah sebagai
berikut :
Lapangan 1P 2P 3P
Donggi 332.76 518.45 718.83
Matindok 135.51 364.47 470.64
Maleo Raja 117.54 148.71 181.54
Minahaki 80.45 128.38 195.74
Sukamaju 32.65 48.73 80.33
Kapasitas produksi gas di Blok Matindok berdasarkan perhitungan cadangan gas yang ada
diperkirakan akan sebesar ± 100 MMSCFD (gross), dengan kandungan kondensat ± 850
bopd dan air terproduksi maksimum sebesar ± 2500 bwpd. Umur produksi ± 20 tahun
dengan kemampuan produksi plateau sebesar 100 MMSCFD selama 13 tahun yang
didasarkan atas besarnya cadangan gas dan hasil kajian ekonomi. Gas yang diproduksi
mengandung CO2 ± 2,5%, kandungan Total Sulfur ± 3.000 ppm dan kemungkinan adanya
unsur lainnya.
Fasilitas produksi gas yang akan dibangun terdiri dari Sumur Gas, Flowline, Manifolding
Station, Gathering Line dan Block Station (BS) berikut Processing Facility (AGRU-SRU). Pipa
transmisi dari BS menuju Kilang LNG direncanakan berukuran Ø 32” sepanjang ± 23 km
dengan menggunakan jalur pipa JOB Pertamina – Medco Tomori Sulawesi (yang sudah
dilengkapi dengan Dokumen AMDAL tersendiri).
C. Jadwal Kegiatan
Kegiatan pengembangan dibagi kedalam beberapa tahapan, yaitu prakonstruksi, konstruksi,
operasi dan pasca operasi.
Tabel 2.2. Umur Kegiatan Pengembangan Lapangan Gas Matindok
Tahap Kegiatan Tahun2008 2009 2012 2013 2035
1. Prakonstruksi ***********2. Konstruksi ***********3. Operasi
a. Pemboran *********** ***********b. Operasi Produksi Gas ***********c. Operasi Produksi LNG ***********
4. Pasca Operasi **********
![Page 9: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/9.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 9
PT PERTAMINA EP -PPGM
D. Jenis Sumber Energi dan Sumber Air yang Diperlukan di Lokasi Rencana
Kegiatan
Jenis sumber energi utama untuk mendukung pengoperasian fasilitas produksi adalah:
1. Bahan bakar gas diperlukan untuk pengoperasian berbagai fasilitas seperti Unit
Pengering Gas, Gas Treating Unit, Unit Pencairan Gas menjadi LNG, Penggerak
Kompresor dan Penggerak Generator listrik. Bahan bakar gas akan diambil dari hasil
produksi sendiri.
2. Unit generator berbahan bakar minyak, yang disediakan untuk keadaan darurat di
masing-masing BS, Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus/pelabuhan. Bahan bakar minyak
diperoleh dari sumber terdekat di sekitar lokasi proyek.
3. Energi listrik yang berasal dari genset berbahan gas untuk penerangan dan penggerak
motor listrik.
Keperluan air cukup besar, untuk pemboran sekitar 420 m3 per sumur, hydrotest saluran
pipa sekitar 20.000 m3 dan kebutuhan air untuk operasi setiap unit BS sekitar 25 m3/hari.
Kebutuhan air tawar untuk konstruksi tersebut di atas, akan diambil dari air sungai atau
genangan air tawar terdekat.
Kebutuhan air untuk operasional Kilang LNG plant memerlukan air sebesar 75 m3/hari.
Untuk keperluan operasional tersebut direncanakan menggunakan air tanah dalam.
Kemungkinan lain operasional Kilang LNG akan menggunakan air sungai atau air laut yang
telah di desalinasi terlebih dahulu.
Lokasi rencana kegiatan PPGM disajikan pada Gambar 2.1.
![Page 10: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/10.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 10
PT PERTAMINA EP -PPGM
Gambar 2.1. Lokasi Rencana Kegiatan PPGM
![Page 11: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/11.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 11
PT PERTAMINA EP -PPGM
E. Sosialisasi dan Konsultasi Publik
1) Sosialisasi
Pengumumam rencana kegiatan telah dilakukan melalui media cetak, poster, radio
siaran swasta setempat dan spanduk.
2) Konsultasi Publik
Dalam rangka penyusunan Kerangka Acuan (KA) ANDAL, telah dilaksanakan konsultasi
publik di 2 (dua) tempat, yaitu pada hari Selasa tanggal 22 Mei 2006 di Kecamatan
Batui dan tanggal 23 Mei 2006 di Kecamatan Toili. Pertemuan konsultasi publik di
Kecamatan Batui dilaksanakan untuk mendapatkan saran/masukan/tanggapan
masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Kintom dan Batui, sedangkan yang
dilaksanakan di Kecamatan Toili untuk warga masyarakat di Desa Toili dan Toili Barat.
Pertemuan ini dihadiri oleh delegasi PT. PERTAMINA-EP, wakil dari Kementrian KLH,
dari Ditjen Migas, Pemerintah Kabupaten Banggai, Tim Penyusun Dokumen AMDAL dari
PSLH UGM - PPLH UNTAD, serta masyarakat Kecamatan Batui, Toili dan Toili Barat di
Kabupaten Banggai.
Berdasarkan pengamatan dan evaluasi terhadap saran, pendapat dan tanggapan dari
masyarakat, Pemerintah Daerah dan pihak-pihak terkait dengan rencana kegiatan
pengembangan, terdapat beberapa masukan yang perlu menjadi perhatian sebagai
berikut:
Pembebasan lahan dan kompensasi tanaman tumbuh
Ketenagakerjaan lokal
Program pemberdayaan masyarakat
Keberadaan terumbu karang di lepas pantai
Keberadaan Suaka Margasatwa Bakiriang
Semua saran, rekomendasi dan gagasan tersebut menjadi bahan pertimbangan/
masukan bagi Tim Studi dalam penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL
Pengembangan Lapangan Gas Matindok.
F. Kegiatan Pemboran
1. Pemboran Sumur
Secara geologi daerah Blok Matindok dan sekitarnya terletak di Cekungan Banggai yang
berada di sebelah selatan dari lengan bagian timur Pulau Sulawesi. Cekungan Banggai
merupakan bagian utama dari offshore depression sepanjang pantai sebelah selatan-
timur dari bagian tangan sebelah timur laut Sulawesi yang berbentuk tidak simetris
dengan kemiringan sepanjang garis pantai dan berorientasi dengan arah N60ºE.
Cekungan ini termasuk pada klasifikasi cekungan transform refted yang merupakan
cekungan active margin basin or collision related basin dan mempunyai potensi
hidrokarbon di batuan karbonat Formasi Tomori dan Formasi Minahaki.
![Page 12: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/12.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 12
PT PERTAMINA EP -PPGM
2. Pemboran Sumur Pengembangan
Dari hasil beberapa pemboran sumur eksplorasi yang telah dilakukan di Blok Matindok
ini terdapat lima buah struktur yang mempunyai kandungan gas, dimana 5 buah
struktur tersebut terletak di onshore. Cadangan gas (terambil) yang telah disertifikasi
dari kelima struktur tersebut diperkirakan mencapai 699 BSCF gas (P1) dimana
cadangan sebesar 666.26 BCF akan disalurkan ke LNG Plant dan cadangan sebesar
32.65 BCF dari lapangan Sukamaju yang akan dikembangkan apabila ijin dari Menteri
Kehutanan mengenai alih fungsi sudah dikeluarkan. Gas hasil produksi sumur Sukamaju
direncakan untuk memasok gas ke Pembangkit Listrik IPP Banggai.
Berdasarkan analisa Geologi, Geofisika dan Reservoir (GGR) dari kelima struktur
tersebut direncanakan untuk melakukan pemboran 17 sumur pengembangan, dengan
kemungkinan ada sumur yang kering. Jenis kegiatan pekerjaan sumur meliputi
pemboran sumur pengembangan (17 sumur), work over/kerja ulang (4 sumur),
stimulasi, perawatan sumur, dan penutupan sumur.
Pelaksanaan pemboran pengembangan di lima lapangan yang ada di PPGM yaitu
masing-masing di lapangan Donggi, Minahaki, Sukamaju, Matindok dan Maleoraja
mempunyai kedalaman yang berbeda. Target reservoir produksi adalah lapisan
Minahaki atas atau biasa disebut lapisan Mio Carbonat, adalah reservoir gas dibatuan
karbonat.
3. Sumur Produksi
Setelah pemboran selesai, selanjutnya dilakukan penyelesaian sumur (well completion)
sesuai dengan program yang telah disusun, antara lain dengan pemasangan production
string, well head and Christmas tree.
4. Pengelolaan serbuk bor dan lumpur bor bekas
Serbuk bor (cutting) hasil pemboran dialirkan ke permukaan dan disaring melalui alat
pemisah padatan (shale shaker) yang akan memisahkan serbuk bor dari lumpur bor.
Serbuk bor dan lumpur bor bekas ditampung dalam mud pit yang mempunyai kapasitas
tampung lebih besar daripada jumlah limbah yang dihasilkan. Konstruksi mud pit
dibangun dengan cara penggalian dan pemadatan secara mekanis, diantara mud pit
satu dengan yang lain terdapat fasiltas penyaring yang terdiri dari Bak Oil Catcher, Bak
Koagulasi dan Water Disposal.
G. Sistem Pemipaan Gas
Jalur pipa
Hasil produksi gas dari tiap-tiap sumur dialirkan melalui pipa produksi (flowline) dengan
diameter yang sesuai, sebagian besar menggunakan pipa berdiameter 4 inch dan ada
sebagian yang menggunakan pipa berdiameter 6 inch. Pipa flowline dimaksud dirancang
menggunakan material baja carbon yang didalamnya dilapisi Stainless-Steel agar tahan
terhadap gas H2S untuk menuju Blok Station (BS). Lebar lahan yang akan digunakan
untuk pipa produksi tersebut sekitar 8 meter dengan panjang kumulatif ± 35 km untuk 21
sumur.
![Page 13: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/13.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 13
PT PERTAMINA EP -PPGM
Disain Pipa
Material yang digunakan untuk flowline mengikuti NACE MR175 (Metals for Sulfide Stress
Cracking and Stress Corrosion Cracking Resistence in Sour Oilfield Environments). Material
yang dipilih adalah material tahan korosi (316 SS lined steel pipe untuk temperatur <
140oF dan Alloy 825 lined steel pipe untuk temparatur > 140oF).
Disain pipa dan pemasangan pipa akan mengacu pada beberapa standard nasional
(Departemen Pertambangan dan Energi tentang Insatalasi Minyak dan Gas Bumi No.
01/P/M/Pertamb/1980; Kep.Men PE No. 300.K/38/M.PE/1997 dan Peraturan Ditjen
MIGAS: Standar Pertambangan MIGAS (SPM, 1992) 50.54.0-50.54.1) dan internasional
(antara lain API 5 SL – Specification for Line Pipe, API 1104 – Welding of Pipeline and
Related facilities, ASME B31.8 – Gas Distrbution and Tranportation Piping System).
Material pipa penyalur (flowline) menggunakan clading pipe CRA, dan isolasinya berupa
Wrapping Insulation. Untuk material Pipeline (Trunkline) menggunakan Carbonsteel API
5L, dan isolasinya berupa Manufacture Insulation.
Proteksi Korosi (Corrosion Protection) Pipa
Proteksi korosi luar pipa gas dilakukan dengan sistem proteksi katodik (anoda karbon)
yang diharapkan mampu mengendalikan semua bentuk korosi luar di bawah tanah agar
dapat melindungi pipa dari korosi luar. Selain itu pipa dilengkapi dengan pembalut luar
pipa yang juga berfungsi melindungi pipa dari korosi luar. Sedangkan proteksi korosi
internal dilakukan dengan menginjeksi corrosion inhibitor ke dalam pipa gas secara
berkala.
Untuk memudahkan dalam pengukuran potensial dan arus yang mengalir pada pipa, maka
dipasang test box pada setiap jarak ± 1 km.
H. Block Station (BS)
Gas dari sumur produksi dialirkan ke 3 Stasion Pengumpul (Gathering station/Block
Station) yang terletak di masing-masing lapangan (Donggi, Matindok, dan Sukamaju).
Sedangkan di lapangan Matindok, Maleoraja dan Minahaki, hanya ada fasilitas Manifold
Station (MS). Di dalam BS terdapat Unit separasi, Unit kompresi, Tangki penampung, Unit
utilitas dan Unit pengolah limbah (Flaring system dan IPAL). Berikut ini adalah unit-unit
operasi yang digunakan untuk pemrosesan gas di BS. Seluruh Blok Station atau Stasiun
Pengumpul Gas di Blok Matindok terdiri dari sistem pengumpulan (gathering system) dan
sistem separasi gas bumi yang terdiri dari separator dan tangki kondensat. Unit dehidrasi
diperlukan untuk mengurangi kandungan air dalam gas bumi agar tercapai spesifikasi gas
pipeline yaitu maksimum 7 lb/MMSCF.
![Page 14: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/14.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 14
PT PERTAMINA EP -PPGM
1. Unit Separasi
Hidrokarbon dari sumur produksi mengandung kondensat, air dan gas dimana jumlah
terbesar adalah gas. Langkah awal untuk memisahkan kondensat, air dan gas adalah
dengan menggunakan separator gas. Di dalam alat tersebut kondensat dan air terpisah
dari gas. Kondensat dan air akan mengalir dari bagian bawah separator sedangkan gas
akan mengalir dari bagian atasnya. Proses pemisahaan di dalam alat tersebut hanya
merupakan proses fisika dan tanpa penambahan bahan kimia.
Kondensat dan air dipisahkan dengan prinsip ketidak-saling-larutan dan perbedaan
berat jenis. Kondensat ditampung di tangki penampung, sedangkan air diproses lebih
lanjut dalam sistem pengolah air (waste water treatment).
Apabila tekanan gas dari sumur berkurang akibat penurunan tekanan reservoir secara
alami, maka akan dilakukan pemasangan kompresor di Gathering Station/ Block Station
guna menjaga stabilitas tekanan gas yang masuk ke System CO2/ H2S Removal maupun
ke konsumen gas tetap stabil. Kondensat ditampung di tangki penampung untuk dikirim
ke Kilang LNG di Batui menggunakan mobil tangki.
2. Tangki penampung
Tangki penampung dipakai untuk menampung kondensat yang berasal dari separator,
sebelum diangkut ke Batui. Jumlah tangki penampung yang dipakai sebanyak 2 buah
dengan kapasitas masing-masing sebesar ± 1300 m3. Kondensat akan diangkut dari
Block Station ke fasilitas JOB di Desa Bajo dengan menggunakan road tank atau mobil
tangki.
3. Kompresor
Kompresor yang akan dipergunakan untuk menjaga tekanan keluar dari Block station
tetap sebesar 900 psig. Kompresor ini dipasang di block station. Jumlah kompresor
yang ditempatkan di Block Station rata-rata 3 unit per lokasi. Hal ini dikarenakan pada
umumnya tekanan gas yang keluar dari sumur akan mengalami penurunan secara
alamiah selama proses produksi, sehingga diperlukan tambahan kompresor baru di
Gathering Station/ Block Station.
4. Unit pengolah air
Unit pengolah air atau Unit “Effluent Treatment” atau Instalasi Pengolah Air Limbah
(IPAL) dipakai untuk mengolah limbah cair yang berasal dari separator dan lain-lain.
I. Unit Proses atau GPF (Gas Processing Facility)
Di lokasi BS terdapat unit proses atau GPF yang meliputi AGRU, SRU, dehydration unit,
dew point control.
1. Unit Penghilangan CO2/H2S (AGRU)
Gas yang mengalir dari Block Station sebelum masuk ke Kilang LNG akan dikurangi
kandungan CO2 dan H2S nya dengan proses absorbsi menggunakan larutan MDEA
(Methyl Diethanol Amine) dalam Unit Penghilangan CO2/H2S (Acid Gas Removal Unit =
AGRU). Prinsip kerja unit tersebut adalah penyerapan gas CO2 dan H2S di dalam
![Page 15: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/15.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 15
PT PERTAMINA EP -PPGM
absorber dan melepaskannya lagi di dalam menara stripper atau column, sehingga
diperoleh sweet gas dengan kandungan CO2 dan H2S yang rendah. Gas dari Block
Station dialirkan melalui pipa ke Acid Gas Removal Unit yang terletak di BS di Donggi
dan Matindok.
2. Sulfur Recovery Unit (SRU)
Sulfur recovery dimaksudkan untuk memenuhi ketentuan dan perundangan- undangan
lingkungan sesuai dengan nilai ambang batas yang diizinkan pada Kepmen LH No.129
Tahun 2003. Terdapat beberapa proses yang tersedia untuk memproduksi sulfur dari
hydrogen sulfide. Beberapa proses didesain dengan maksud untuk memproduksi sulfur
dan beberapa proses juga dikembangkan dengan tujuan utama untuk menghilangkan
kandungan H2S dari gas bumi dengan produksi sulfur hanya sebagai hasil dari proses
lanjutan yang harus dilakukan.
3. Dehydration Unit (DHU)
Setelah gas keluar dari unit proses, gas tersebut selanjutnya dialirkan ke Dehydration
Unit. Dehydration unit berfungsi untuk mengeringkan gas, yaitu untuk menyempurna-
kan pengurangan air yang terikut di dalam gas. Proses yang berlangsung di dalamnya
adalah proses absorbsi (penyerapan) air dengan menggunakan bahan kimia
triethyleneglycol (TEG), yang mana TEG dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari air
secara fisis (close cycle). Hasil dari proses tersebut adalah gas yang sudah memenuhi
syarat untuk dikirim ke konsumen.
4. Dew Point Control Unit (DCU)
Setelah gas keluar dari unit dehidrasi, gas masuk ke unit Dew Point Control yaitu unit
untuk menjaga suhu embun dari hydrocarbon mencapai maksimum 75oF pada tekanan
750 psig. Guna unit ini adalah untuk menjaga agar cairan tidak timbul selama
pengiriman gas akibat turunnya temperatur udara. Prosesnya didasarkan pada JT valve
expansion dan pendinginan dengan cara recompression. Proses cara lain dengan
menggunakan sistem propane refrigeration juga akan dipertimbangkan pada rekayasa
(engineering) front end engineering design (FEED) tahap berikutnya.
J. Sistem Keselamatan Pengiriman Gas dan Kondensat
Pada waktu pengiriman gas sepenuhnya telah berjalan, sistim operasi tersebut
dilengkapi dengan SCADA yang dapat memantau serta melakukan tindakan
pengamanan terhadap seluruh kegiatan operasi, termasuk apabila terjadi gangguan
operasi lainnya. Apabila terjadi gangguan operasi apapun bentuknya SCADA secara
otomatis akan melakukan tindak lanjut sesuai dengan program yang telah dibuat.
Tindak lanjutnya bisa langsung menutup aliran gas ke lokasi tertentu (automatic
shutdown valve), memberikan tanda bahaya sampai mematikan operasi unit-unit
peralatan baik semuanya maupun sebagian, tergantung dari gangguan operasi yang
terjadi.
![Page 16: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/16.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 16
PT PERTAMINA EP -PPGM
K. Kilang LNG
Gas yang telah diproses di BS di Donggi dan Matindok serta Senoro yang kandungannya
sesuai dengan standar gas yang akan dipasarkan dikirim ke Kilang LNG. Pengiriman gas
dari Junction antara pipa dari BS Donggi dan Matindok dilakukan dengan pipa 32” ke
Kilang LNG di Batui atau Kintom; atau menggunakan pipa 18” apabila tidak menyatu
dengan gas yang mengalir dari Senoro. Secara garis besar fasilitas di kilang LNG akan
terdiri dari unit proses, fasilitas offsite, unit utilitas, unit pengolah limbah, unit pelabuhan
dan infrastruktur. Diagram alir Kilang LNG “Donggi-Senoro” disederhanakan seperti pada
gambar terlampir.
1. Unit Proses
Unit Proses terdiri dari Fasilitas Penerimaan Gas, Fasilitas Pemurnian Gas dan Fasilitas
Pencairan Gas.
a. Fasilitas Penerima Gas
Kapasitas design dari fasilitas ini direncanakan sebesar minimum 335 MMSCFD
yang terdiri dari knock out drum, separator dan metering. Dari fasilitas ini gas
akan dialirkan ke fasilitas pemurnian gas. Kondensat yang terkumpul dari unit ini
akan ditampung sementara dalam tanki kondensat berukuran 100 bbls sebelum
diangkut ke Blok Senoro untuk distabilkan ke unit stabilisasi kondensat dari Fasilitas
Pencairan Gas Bumi.
b. Fasilitas Pemurnian Gas
Kilang LNG dapat dipastikan akan terdiri dari dua bagian umum: bagian pemurnian
gas dan bagian pencairan/liquefaction gas. Bagian pemurnian gas diringkaskan di
bawah dan bagian pencairan gas dalam bagian berikutnya. Bagian pemurnian
meliputi Unit Pengeringan dan Unit Pembuangan Merkuri (MRU). Pemurnian gas
diperlukan untuk menghindari masalah karat dan pembekuan dalam Unit
Liquefaction.
c. Fasilitas Pencairan Gas Alam
Tujuan utama dari fasilitias pencairan gas adalah untuk mencairkan gas alam
menjadi produk LNG. Sebelumnya dilakukan pemisahan kandungan hydrokarbon
berat untuk menghindari terjadinya pembekuan dalam pipa-pipa pencairan gas.
Fasilitas tersebut akan meliputi Unit Pendinginan/Pencairan dan Unit Pemecahan
(fractionation).
2. Fasilitas Offsite
Fasilitas offsite terdiri dari sistem-sistem berikut:
a. Sistem Penyimpanan dan Pemuatan LNG
b. Sistem Pemasukan dan Penyimpanan Bahan Pendingin (refrigerant)
c. Sistem Pembakaran Gas Buangan
d. Sistem Pengolahan dan Pembuangan Limbah
![Page 17: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/17.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 17
PT PERTAMINA EP -PPGM
3. Fasilitas Kebutuhan Utilitas
Semua utility yang diperlukan untuk menunjang kegiatan kilang akan disediakan sesuai
dengan kebutuhan. Kilang LNG akan ditunjang oleh seperangkat sistem utilitas yang
terdiri dari antara lain:
a. Sistem Pembangkit Tenaga Listrik
b. Sistem Bahan Bakar
c. Sistem Udara Bertekanan Kilang dan Peralatan
d. Sistem Nitrogen
e. Sistem Suplai Air
f. Sistem Pencegahan Kebakaran
4. Fasilitas Pelabuhan Khusus (LNG Jetty dan MOF)
Kegiatan pelabuhan laut khusus ini hanya terdiri dari jembatan (trestles), Pelabuhan
Khusus utama (jetty head) dan fasilitas-fasilitas tambatan kapal. Pelabuhan khusus LNG
Donggi Senoro terdiri dari Pelabuhan Khusus muat LNG dan Pelabuhan Khusus material
off loading (MOF).
Pelabuhan khusus LNG Donggi Senoro terletak di Desa Uso Kecamatan Batui atau Desa
Padang Kecamatan Kintom Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Lokasi
Pelabuhan khusus LNG ditetapkan berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis
sebagai berikut:
a. Kedalaman laut cukup untuk tanker LNG (15 meter di bawah permukaan surut
terendah).
b. Jarak dari lokasi Pelabuhan Khusus ke pantai merupakan jarak terdekat, sehingga
biaya konstruksi jembatan ke Pelabuhan Khusus lebih murah.
c. Berdasarkan studi, sedimentasi yang terjadi di sekitar Pelabuhan Khusus cukup
rendah sehingga tidak memerlukan pengerukan kolam pelabuhan selama operasi.
d. Jarak Pelabuhan Khusus LNG ke kilang LNG merupakan jarak terdekat, sehingga
biaya pemipaan untuk LNG dan utilitas lebih murah.
5. Infrastruktur Kilang
a. Infrastruktur In-Plant
Fasilitas infrastruktur in-plant adalah yang bukan merupakan bagian dari sistem
pengolahan inti, offsites ataupun utility. Fasilitas infrastruktur in-plant terutama
terdiri dari bangunan-bangunan, barak-barak serta pagar.
b. Infrastruktur Umum
Infrastruktur umum meliputi semua fasilitas yang diperlukan untuk menunjang
personil dibutuhkan untuk operasi dan perawatan BS dan Kilang LNG. Infrastruktur
umum adalah fasilitas-fasilitas yang terdapat di luar kilang.
![Page 18: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/18.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 18
PT PERTAMINA EP -PPGM
2.3. RENCANA KEGIATAN YANG DIDUGA AKAN MENIMBULKAN DAMPAK
Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok PPGM ini terdapat dua kegiatan yang
terpisahkan yaitu kegiatan “Bagian Hulu” dan kegiatan “Bagian Hilir”. Kegiatan bagian hulu
mencakup kegiatan-kegiatan eksplorasi dan eksploitasi gas sampai batas pada kegiatan
pemasangan pipa penyalur gas ke Kilang Gas (LNG), sedangkan kegiatan “bagian hilir” meliputi
kegiatan pembangunan dan operasional kilang gas LNG, Pelabuhan Khusus dan sarana serta
prasarana pendukungnya. Masing-masing tahapan rencana kegiatan Proyek Pengembangan
Gas Matindok “bagian hulu” dan kegiatan “bagian hilir” diuraikan sebagai berikut.
2.3.1. Kegiatan Bagian Hulu
A. Tahap Prakonstruksi
1. Pembebasan Lahan dan Tanam Tumbuh
Pada lokasi untuk sumur pengembangan, pemasangan pipa dan unit produksi akan
dilakukan pembebasan lahan dan tanam tumbuh. Luas lahan yang akan dibebaskan
sekitar 295 Ha dengan perincian: 17 lokasi sumur pemboran ± 68 Ha, MS & BS/GPF
± 33 Ha, jalur pipa “flow line” ± 14 Ha, jalur pipa “trunk line” ± 120 Ha dan untuk
pembuatan atau peningkatan jalan baru ± 60 Ha. Lahan yang akan digunakan
diusahakan bukan lahan pemukiman. Proses pembebasan lahan dan pemberian
kompensasi tanam tumbuh akan dilaksanakan melalui panitia sembilan.
2. Penerimaan Tenaga Kerja
Pelaksanaan rekrutmen tenaga kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Tenaga kerja untuk pemboran sumur pengembangan
diperkirakan ± 118 pekerja dengan berbagai macam keahlian (skill) , dengan
perincian tenaga skill akan membutuhkan tenaga sebanyak ±108 orang dan tenaga
nonskill sebanyak ± 10 orang.
B. Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan, Material dan Tanaga Kerja
Kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan berat dan material dilaksanakan dengan
kendaraan berbadan besar akan menimbulkan dampak peningkatan kebisingan, kadar
debu ke lingkungan sekitar, gangguan kelancaran lalulintas setempat dan aktivitas
penduduk.
2. Pembukaan dan Pematangan Lahan
a) Penebangan dan pembersihan pohon dan semak belukar pada lokasi tapak proyek
b) Perataan dan penimbunan dilakukan untuk pematangan lahan yang akan
digunakan sebagai lokasi tapak sumur, perpipaan dan fasilitas produksi.
c) Pada ROW yang memotong drainase alami dan/atau sungai, akan dipasang gorong-
gorong dan jembatan agar tidak menghambat pola aliran air.
![Page 19: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/19.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 19
PT PERTAMINA EP -PPGM
3. Kegiatan Konstruksi Block Station (BS) dan Fasilitas Produksi Gas GPF
a) Pembangunan fondasi struktur dan perlengkapan untuk fasilitas produksi dan
persiapan pemboran
b) Pendirian bangunan-bangunan dan pemasangan peralatan
c) Pekerjaan Piping System
d) Pekerjaan electrical dan peralatan (instrument)
4. Pemasangan Pipa Penyalur Gas
Alternatif pemasangan jalur pipa gas (trunkline) dari Block Stasion Donggi ke LNG
Plant akan dibuat tiga jalur alternatif berikut ini.
a) Jalur alternatif–1 yaitu pemasangan pipa gas dari BS Donggi melintasi SM Bakiriang
berdampingan jalan provinsi, penggelaran pipa ditanam sedalam 2 meter kemudian
ditimbun kembali.
b) Jalur alternatif–2 yaitu pemasangan pipa gas melintasi SM Bakiriang dilakukan
dengan sistem pemboran horizontal atau Horizontal Directional Drilling (HDD).
c) Jalur alternatif–3 yaitu pemasangan pipa gas dari BS Donggi akan dilakukan melalui
dasar laut pantai SM Bakiriang sepanjang sekitar 4 km.
5. Pengelepasan Tenaga Kerja
Pada akhir masa konstruksi, tenaga kerja dilepaskan secara berangsur-angsur sampai
dengan berakhirnya kontrak kerja di unit kerja masing-masing. Pelaksanaan
penglepasan tenaga kerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.
C. Tahap Operasi
1. Penerimaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja untuk operasional produksi gas cukup besar, sebagian merupakan tenaga
ahli dengan skill yang cukup tinggi sampai sangat tinggi, dan sebagian lainnya bukan
tenaga ahli. Jumlah tenaga kerja untuk operasional masing-masing unit BS/GPF sekitar
26 orang dan tenaga kerja untuk penyaluran gas, pengangkutan kondensat dan sulfut
sekitar 28 orang.
2. Pemboran Sumur Pengembangan
Sumur-sumur pengembangan di Donggi, Minahaki, Matindok, Sukamaju, dan Maleoraja
dibor dengan menggunakan land-rig yang kapasitasnya sesuai dengan kedalaman yang
akan dicapai. Peralatan pemboran telah dilengkapi dengan pencegahan semburan liar
(blow out preventer), Standard Operation Procedure (SOP), dan penanggulangan
keadaan darurat (emergency respon plan). Peralatan berat yang telah selesai
digunakan kemudian dimobilisasi dan didemobilisasi dengan kendaraan berat.
![Page 20: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/20.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 20
PT PERTAMINA EP -PPGM
3. Operasi Produksi di Fasilitas Produksi Gas
Seluruh produksi dari sumur-sumur gas dialirkan ke fasilitas produksi gas berupa Block
Station, setelah melalui Header Manifold, gas akan masuk ke dalam separator. Dari BS,
gas yang sudah mengalami pemisahan pada tahap awal akan dialirkan ke CO2 and H2S
removal plant atau AGRU (Acid Gas Removal Unit) dan SRU (Sulfur Recovery Unit)
masing-masing untuk menurunkan kadar CO2 dan H2S, selanjutnya gas dikeringkan di
Unit TEG dehydratiion (DHU) dan kelembabannya di kontrol menggunakan DEW Point
Control (DCU). Gas yang telah memenuhi standar gas sale diukur melalui fasilitas
metering dan dialirkan melalui pipa ke Kilang LNG.
4. Penyaluran Gas Melalui Pipa ke LNG Plant
a. Alternatif–1
Pipa gas dari BS ke LNG Plant dibangun oleh Pertamina (PPGM). Pipa 16” dari BS
Donggi bergabung dengan pipa 16” dari BS Matindok di junction yang terletak di
Desa Nonong. Selanjutnya gas dikirim ke LNG Plant dengan pipa 18”.
b. Alternatif–2
Pipa dari BS ke LNG Plant digabung dengan pipa yang dibangun oleh MEDCO
Tomori. Pip 16” dari BS Donggi bergabung di junction MEDCO di Desa Sinorang.
Selanjutnya gas dikirim dengan pipa 32” ke LNG Plant. Pipa 16” dari BS Matindok
bergabung dengan pipa 32” (trunkline) MEDCO di junction di Desa Nonong.
Produksi gas yang dikirim rata-rata 300 MMSCFD. Pada inlet pipa, terdapat custudy
meter untuk mengetahui jumlah gas yang dikirim.
5. Pengangkutan Kondesat dan Sulfur dengan Transportasi Darat
Kegiatan pengangkutan kondensat dan sulfur melalui jalan darat dari fasilitas produksi
gas dilakukan dengan menggunakan mobil tanki ke lokasi Tangki Penampung
Kondensat dan sulfur milik JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi di Bajo, Sinorang.
6. Pemeliharaan Fasilitas Produksi
Kegiatan pemeliharaan di fasilitas produksi gas antara lain: perawatan terhadap
kompresor, generator, pompa, tangki timbun kondensat, tangki timbunan sulfur, sumur
produksi dan pipa. Kegiatan pemeliharaan tersebut bertujuan untuk pembersihan
kotoran, perbaikan dan atau penggantian.
D. Tahap Pasca Operasi
1. Penutupan Sumur
Penutupan operasi sumur dilakukan dengan sumbat semen dan bridge plug dipasang
sesuai dengan ketentuan dan dilakukan uji tekanan. Laporan peninggalan sumur
disampaikan ke BPMIGAS dan Ditjen MIGAS.
![Page 21: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/21.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 21
PT PERTAMINA EP -PPGM
2. Penghentian Operasi Produksi Gas
Penghentian operasi produksi dan penyaluran gas dilakukan dengan pembersihan pipa
transmisi dari sisa gas dengan cara flarring sebelum penghentian operasi produksi gas.
Sementara itu penutupan operasi BS/GPF dilakukan dengan mengikuti prosedur, untuk
menjamin keamanan yang tinggi dan untuk menghindari bahaya semburan liar,
tumpahan kondesat, kebakaran dan kecelakaan kerja. Laporan peninggalan sumur,
jalur pipa, BS/GPF dan fasilitas lain disampaikan ke Ditjen MIGAS.
3. Pembongkaran dan Demobilisasi Peralatan
Pada saat selesainya masa operasi produksi gas (diperkirakan sekurang-kurangnya 20
tahun), peralatan, jaringan pipa dan fasilitas yang telah dipasang akan dibongkar dan
dipindahkan ke tempat yang telah ditentukan. Laporan tentang peninggalan lokasi
bekas peralatan, jaringan pipa dan fasilitas lainnya disampaikan kepada BPMIGAS dan
Ditjen Migas.
4. Revegetasi
Lahan bekas lokasi pipa dan fasilitas lain yang telah dibongkar diurug kembali,
diratakan dan dibersihkan. Kemudian pada lahan tersebut dilakukan revegetasi dengan
berbagai vegetasi lokal yang cepat tumbuh sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Penglepasan Tenaga Kerja
Pada akhir operasi produksi gas, tenaga kerja dilepaskan secara berangsur-angsur
sampai dengan berakhirnya kontrak kerja di unit kerja masing-masing. Pelaksanaan
penglepasan tenaga kerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.
Adapun ringkasan dari hasil telaahan kaitan antara komponen rencana kegiatan yang
berpotensi menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan hidup disajikan pada tabel
berikut.
![Page 22: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/22.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 22
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 2.3. Ringkasan Kaitan Komponen Rencana Kegiatan “Bagian Hulu”dengan Dampak Lingkungan yang Mungkin Timbul
NoKomponen kegiatanyang menimbulkan
dampak
LokasiKomponen Kegiatan
Jenis dampak potensial yangDitimbulkan
A. Tahap Prakonstruksi1. Pembebasan lahan dan
tanam tumbuhAreal untuk sumur pengembangan,fasilitas produksi gas, dan jalurpipa gas
Perubahan, perubahan pola kepemilikan lahanpenduduk, fungsi lahan proses sosial, perubahansikap dan persepsi masyarakat.
2. Penerimaan tenaga kerjasetempat
Khususnya Kecamatan Toili Barat,Toili, Batui, Kintom dan KabupatenBanggai umumnya.
peningkatan pendapatan masyarakat, prosessosial, perubahan sikap dan persepsi, terbukakesempatan berusaha.
B. Tahap Konstruksi1. Mobilisasi dan demobilisasi
peralatan, material dantenaga kerja
Jalan raya dari dan ke pelabuhanbongkar muat material menujuareal untuk sumur pengembanganfasilitas produksi gas, dan jalurpipa gas.
kebisingan, getaran, peningkatan kadar debu,mempengaruhi transportasi darat: gangguankelancaran lalulintas, gangguan keselamatanberlalulintas, kerusakan jalan dan jembatan danperubahan sikap dan persepsi masyarakat.
2. Pembukaan danpematangan lahan
Sekitar areal sumurpengembangan, fasilitas produksigas, dan jalur pipa gas.
Perubahan iklim mikro, perubahan bentanglahan, peningkatan debit aliran air permukaan,peningkatan erosi, kebisingan, peningkatankadar debu, penurunan kualitas sanitasilingkungan, gangguan pola aliran air irigasi dansungai yang terpotong jalur pipa gas, gangguanlalulintas jalan yang terpotong jalur pipa,pengurangan penutupan lahan oleh vegetasi,penurunan flora dan satwa liar, perubahankualitas air tanah dangkal, perubahan sikap danpersepsi masyarakat, terbukanya kesempatanberusaha.
3. Kegiatan konstruksi fasilitasproduksi gas (BS – GPF)
Sekitar sumur pengembangan,BS-GPF di 2 lokasi (Donggi danMatindok), 1 BS di Sukamaju.
Penurunan kualitas udara, peningkatankebisingan, penurunan kualitas air permukaan,penurunan debit air sungai sekitar lokasihydrotest, penurunan biota air tawar, penurunankualitas sanitasi lingkungan, peningkatanpendapatan masyarakat, perubahan sikap danpersepsi masyarakat, terbukanya peluangberusaha
4.a Kegiatan pemasangan pipapenyalur gas di darat(Alternatif-1 dan 2)
Sekitar jalur pipa gas di darat: MSdi Minahaki – BS/GPF Donggi;BS/GPF Donggi – LNG Plant;BS/GPF Matindok – junction kepipa 28” yg menuju LNG Plant
Gangguan lalulintas penduduk, kebisingan,peningkatan kadar debu, penurunan kualitasudara, penurunan kualitas air permukaan,penurunan biota air tawar, peningkatan erosi,penurunan debit sungai di sekitar kegiatanhydrotest, gangguan pada sistem irigasi dandrainase, penurunan kualitas sanitasilingkungan, perubahan sikap dan persepsimasyarakat, terbukanya kesempatan berusaha.
4.b Kegiatan pemasangan pipalepas pantai
Sekitar pantai SM Bakiriang. Penurunan kualitas udara lokal, penurunankualitas air laut, penurunan biota air laut,rusaknya pantai sebagai tempat bertelur burungMaleo, rusaknya terumbu karang, perubahansikap dan persepsi masyarakat, terbukakesempatan berusaha.
5. Penglepasan tenaga kerja Areal sumur, BS-GPF, pemasanganpipa gas
Penurunan kesempatan kerja, penurunankesempatan berusaha, penurunan pendapatanmasyarakat dan sikap dan persepsi negatifmasyarakat
![Page 23: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/23.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 23
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 2.3. Lanjutan
NoKomponen kegiatanyang menimbulkan
dampak
LokasiKomponen Kegiatan
Jenis dampak potensial yangDitimbulkan
C. Tahap Operasi1. Penerimaan tenaga kerja Khususnya Kecamatan Toili Barat,
Toili, Batui, Kintom dan KabupatenBanggai umumnya.
peningkatan pendapatan masyarakat, per-tumbuhan ekonomi lokal, gangguan prosessosial, perubahan sikap dan persepsi,terbukanya kesempatan berusaha
2. Kegiatan pemboran sumurpengembangan
Sekitar lokasi sumurpengembangan di Donggi,Minahaki, Matindok, Sukamaju danMaleoraja
Penurunan kualitas udara lokal, penurunankualitas air permukaan, penurunan biota airtawar, perubahan sikap dan persepsimasyarakat, terbuka kesempatan berusaha
3 Operasi produksi gas di BS-GPF
Sekitar 2 lokasi BS-GPF di Donggidan Matindok
Perubahan iklim mikro, penurunan kualitas airpermukaan, penurunan vegetasi dan komunitassatwa liar, penurunan kualitas udara, kebisingan,penurunan tingkat kesehatan masyarakat,pendapatan masyarakat, terbukanya kesem-patan berusaha, gangguan proses sosial,pelapisan sosial, perubahan sikap dan persepsimasyarakat
4. Penyaluran gas melaluipipa
Sekitar jalur pipa gas Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
5. Pengangkutan kondensatdan sulfur dengantransportasi darat
Sepanjang jalan raya dari BS-GPFMatindok dan Donggi ke TangkiPenampung di Bajo
Mempengaruhi transportasi darat yaitu:kelancaran lalulintas, keselamatan lalulintas,kerusakan jalan dan jembatan
6. Pemeliharaan fasilitasproduksi
Sekitar sumur pengembangan, 2BS-GPF di Donggi dan Matindokdan BS di Sukamaju
Penurunan kualitas air permukaan, perubahansikap dan persepsi masyarakat
D. Tahap Pasca Operasi1. Penutupan Sumur Lokasi sumur pengembangan ––
2. Penghentian operasiproduksi gas
Sekitar BS-GPF di Donggi danMatindok
Penurunan kebisingan, peningkatan kualitasudara, peningkatan kualitas air permukaan,penurunan kepadatan lalulintas, perubahansikap dan persepsi masyarakat
3. Pembongkaran dandemobilisasi peralatan
Di tapak BS-GPF dan jalan raya disekitar lokasi yang dilaluipengangkutan perlatan tersebut
Gangguan pada transportasi darat yaitu:keselamatan dan kelancaran lalulintas di jalanraya dan peningkatan resiko kerusakan jalanraya dan jembatan, perubahan sikap danpersepsi masyarakat
4. Revegetasi Lokasi bekas tapak sumur, BS-GPFdan jalur pipa.
Peningkatan penutupan lahan oleh vegetasi,peningkatan populasi satwa liar
5. Penglepasan tenaga kerja Khususnya Kecamatan Toili Barat,Toili, Batui, Kintom dan KabupatenBanggai umumnya
Peningkatan pengangguran, penurunanpendapatan masyarakat, penurunan kesempatanberusaha, perubahan sikap dan persepsimasyarakat
![Page 24: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/24.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 24
PT PERTAMINA EP -PPGM
2.3.2. Kegiatan Bagian Hilir
A. Tahap Prakonstruksi
1. Pembebasan Lahan dan Tanam Tumbuh
Pada lokasi untuk pembangunan kilang LNG dan Pelabuhan Khusus serta fasilitas
lainnya akan dilakukan pembebasan lahan dan tanam tumbuh. Lahan yang akan
digunakan diusahakan bukan lahan permukiman. Luas lahan yang akan dibebaskan
meliputi untuk kilang LNG ± 300 Ha termasuk lahan untuk pelabuhan/Pelabuhan
Khusus beserta fasilitas pendukungnya. Proses pembebasan lahan dan pemberian
kompensasi tanam tumbuh akan dilaksanakan melalui panitia sembilan.
2. Penerimaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja untuk pembangunan kilang LNG dan Pelabuhan Khusus serta fasilitas
lainnya diperkirakan membutuhkan ± 3000 pekerja dengan berbagai macam
keahlian (skill), dengan perincian tenaga skill sebanyak ± 1015 orang dan tenaga
unskill sebanyak ± 1950 orang.
B. Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan, Material dan Tenaga Kerja
Kegiatan pengangkutan alat dan bahan serta tenaga kerja untuk pembangunan kilang
LNG dan fasilitas Pelabuhan Khusus akan menggunakan jasa angkutan laut dan darat
ke lokasi rencana kegiatan pembangunan kilang LNG.
2. Pembukaan dan Pematangan Lahan
Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan mencakup:
a) Penebangan dan pembersihan pohon dan semak belukar pada lokasi tapak proyek.
b) Perataan dan penimbunan pada lokasi tapak kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan
fasilitas pendukungnya.
3. Konstruksi Kompleks Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
a) Pembangunan camp konstruksi
b) Pengembangan daerah laydown kontruksi dan jalan akses sementara
c) Aktivitas konstruksi sipil (pekerjaan tanah, jalan, saluran pembuangan, fondasi dan
gedung)
d) Pemasangan baja struktural
e) Pemasangan tangki LNG
f) Fabrikasi dan instalasi pipa.
g) Instalasi peralatan
h) Instalasi junction box, circuit dan kabel listrik/instrumen
i) Pendirian gedung CPP
j) Pendirian gedung kilang
k) Uji coba mekanis sistim peralatan/pemipaan
l) Pendirian bangunan fasilitas terkait Kilang LNG seperti Pelabuhan Khusus dan
fasilitas pendukungnya
m) Aktivitas pra-komisioning.
![Page 25: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/25.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 25
PT PERTAMINA EP -PPGM
4. Penglepasan Tenaga Kerja
Pada alkhir periode pembangunan kilang LNG dan fasilitas Pelabuhan Khusus, banyak
tenaga kerja dilepaskan secara berangsur-angsur sampai dengan berakhirnya kontrak
kerja di unit kerja masing-masing. Pelaksanaan penglepasan tenaga kerja sesuai
dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.
C. Tahap Operasi
1. Penerimaan Tenaga Kerja
Jumlah personil yang dibutuhkan untuk mengoperasikan kegiatan satu train awal kilang
LNG dan fasilitas darat terkait diperkirakan 300 personil yang meliputi tenaga skill
seperti operator kilang ± 35 orang, petugas keamanan ± 45 orang dan tenaga nonskill
diantaranya cleaning service ± 200 orang. Pelaksanaan penerimaan tenaga kerja sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Operasional Kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas Pendukungnya
Operasional Kilang LNG terdiri dari satu train dengan kapasitas produksi sebesar 2 juta
metrik ton LNG per tahun, membutuhkan gas sebesar lebih kurang 335 MMSCFD, yang
pada awalnya akan didapatkan dari dua lapangan gas yaitu Matindok dan Senoro.
3. Pemeliharaan Fasilitas Produksi
Kegiatan pemeliharaan di fasilitas produksi gas antara lain: perawatan terhadap unit
proses (fasilitas penerima gas, fasilitas pemurnian gas, fasilitas pencairan gas alam),
fasilitas offsite dan fasilitas kebutuhan utilitas yang meliputi sistem pembangkit tenaga
listrik, distribusi bahan bakar, sistem udara bertekanan kilang dan peralatan, sistem
nitrogen, sistem suplai air dan sistem pencegahan kebakaran. Kegiatan pemeliharaan
tersebut dilakukan secara rutin/berkala dan bertujuan untuk pembersihan kotoran,
perbaikan dan atau penggantian.
D. Tahap Pasca Operasi
1. Penghentian Operasi Kilang LNG
Setelah operasional produksi gas dari BS/GPF berhenti, maka akan diikuti penghentian
operasional kilang LNG. Penghentian operasional kilang LNG dilakukan dengan
mengikuti prosedur untuk menjamin keamanan yang tinggi diantaranya untuk
menghindari bahaya semburan liar, kebakaran dan kecelakaan kerja. Laporan
peninggalan Kilang LNG serta fasilitas lain disampaikan ke Ditjen MIGAS.
2. Pembongkaran dan Demobilisasi Peralatan Kilang dan Pelabuhan Khusus
Pada saat selesainya masa operasi kilang LNG (diperkirakan sekurang-kurangnya 20
tahun), peralatan dan fasilitas yang telah dipasang akan dibongkar dan dipindahkan ke
tempat yang telah ditentukan. Laporan tentang peninggalan lokasi bekas kilang LNG
dan fasilitas lainnya disampaikan kepada Ditjen Migas.
3. Revegetasi
Lahan bekas lokasi kilang LNG dan fasilitas lainnya yang telah dibongkar, dibersihkan
dan kemudian dilakukan revegetasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Revegetasi
dilakukan dengan menanam berbagai vegetasi lokal yang mudah tumbuh.
![Page 26: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/26.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 26
PT PERTAMINA EP -PPGM
4. Penglepasan Tenaga Kerja
Pada akhir operasi kilang LNG dan fasilitas lainnya, tenaga kerja dilepaskan secara
berangsur-angsur sampai dengan berakhirnya kontrak kerja di unit kerja masing-
masing. Pelaksanaan penglepasan tenaga kerja sesuai dengan peraturan
ketenagakerjaan yang berlaku.
Adapun ringkasan hasil telaahan kaitan antara komponen rencana kegiatan yang berpotensi
menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan hidup disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.4. Ringkasan Kaitan Komponen Rencana Kegiatan “Bagian Hilir”dengan Dampak Lingkungan yang Mungkin Timbul
No Komponen kegiatan yangmenimbulkan dampak
Lokasi Komponen Kegiatan Jenis dampak potensial yang Ditimbulkan
A. Tahap Prakonstruksia. Pembebasan lahan dan tanam
tumbuhAreal untuk tapak lokasi kilangLNG, Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya
Perubahan pola kepemilikan lahan penduduk,gangguan proses sosial, perubahan fungsi lahan,perubahan sikap dan persepsi masyarakat
2. Penerimaan tenaga kerja Khususnya Kecamatan Batui,Kintom dan Kabupaten Banggaiumumnya
peningkatan pendapatan masyarakat, prosessosial, perubahan sikap dan persepsi, terbukakesempatan berusaha
B. Tahap Konstruksi1. Mobilisasi dan demobilisasi
peralatan, material dan tenagakerja
Jalan raya dari dan ke pelabuhanbongkar muat material menujuareal kilang LNG dan PelabuhanKhusus
Kebisingan, getaran, peningkatan kadar debu,mempengaruhi transportasi darat: kelancarandan keselamatan lalulintas, menimbulkankerusakan jalan raya, meningkatkan resikokecelakaan lalulintas, perubahan sikap danpersepsi masyarakat
2. Pembukaan dan pematanganlahan
Sekitar areal lokasi pembangunankilang LNG, Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya
Perubahan iklim mikro, peningkatan debit aliranair permukaan, peningkatan erosi, kebisingan,peningkatan kadar debu, penurunan kualitassanitasi lingkungan, pengurangan penutupanlahan oleh vegetasi, penurunan flora dan satwaliar, perubahan sikap dan persepsi masyarakat,terbukanya kesempatan berusaha, penurunankualitas air laut, penurunan komunitas biota airlaut.
3. Konstruksi kompleks KilangLNG dan Pelabuhan Khusus
Area lokasi Kilang LNG, PelabuhanKhusus dan fasilitas pendukungnya:Alternatif-1 : Desa Uso, BatuiAlternatif-2 : Desa Padang, Kintom
Penurunan kualitas udara, peningkatan kadardebu, kebisingan, meningkatkan erosi,peningkatan pendapatan masyarakat,munculnya pelapisan sosial, perubahan sikapdan persepsi masyarakat, terbukanya peluangberusaha, penurunan kualitas air laut,penurunan biota air laut, penurunan kualitassanitasi lingkungan dan tingkat kesehatanmasyarakat
4. Penglepasan tenaga kerja Khususnya Kecamatan Batui,Kintom dan Kabupaten Banggaiumumnya
Peningkatan pengangguran, penurunanpendapatan masyarakat, penurunan kesempatanberusaha, perubahan sikap dan persepsimasyarakat
![Page 27: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/27.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 27
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 2.4. Lanjutan
NoKomponen kegiatan yang
menimbulkan dampak Lokasi Komponen Kegiatan Jenis dampak potensial yang Ditimbulkan
C. Tahap Operasi1. Penerimaan tenaga kerja Khususnya Kecamatan Batui,
Kintom dan Kabupaten Banggaiumumnya
Peningkatan pendapatan masyarakat, gangguanproses sosial, perubahan sikap dan persepsi,terbukanya kesempatan berusaha
2. Operasional Kilang LNG,Pelabuhan Khusus dan fasilitaspendukung
Sekitar lokasi Kilang LNG,Pelabuhan Khusus dan fasilitaspendukungnya
Perubahan iklim mikro, penurunan kualitas airpermukaan, penurunan kualitas udara,kebisingan, gangguan keselamatan pelayaran,penurunan sanitasi lingkungan, pendapatanmasyarakat, terbukanya lesempatan berusaha,gangguan kesehatan masyarakat, proses sosial,pelapisan sosial, perubahan sikap dan persepsimasyarakat, penurunan kualitas air laut,penurunan biota air laut
3. Pemeliharaan fasilitas produksi Area lokasi kilang LNG, PelabuhanKhusus dan fasilitas pendukungnya
Penurunan kualitas air permukaan, penurunankualitas air luat, penurunan biota air tawar danair laut, peningkatan pendapatan masyarakat
D. Tahap Pasca Operasi1. Penghentian operasi Kilang
LNGLokasi Kilang LNG, PelabuhanKhusus dan fasilitas pendukung
Penurunan kebisingan, peningkatan kualitasudara, peningkatan kualitas air permukaan,peningkatan kualitas air laut, penurunangangguan keselamatan pelayaran, perubahansikap dan persepsi masyarakat
2. Pembongkaran dan demo-bilisasi peralatan (kilang LNGdan Pelabuhan Khusus)
Di tapak Kilang LNG, PelabuhanKhusus dan fasilitas pendukung
Gangguan pada transportasi darat yaitu:kelancaran dan keselamatan lalulintas jalan rayadan peningkatan resiko kerusakan jalan raya,perubahan sikap dan persepsi masyarakat,penurunan kualitas sanitasi lingkungan
3. Revegetasi Di tapak Kilang LNG sertaPelabuhan Khusus dan sekitarnyadi Butui.
Peningkatan penutupan lahan oleh vegetasi,peningkatan populasi satwa liar
3. Penglepasan tenaga kerja Khususnya Kecamatan Batui,Kintom dan Kabupaten Banggaiumumnya
Peningkatan pengangguran, penurunanpendapatan masyarakat, penurunan kesempatanberusaha, perubahan sikap dan persepsimasyarakat
![Page 28: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/28.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 28
PT PERTAMINA EP -PPGM
2.4. ALTERNATIF-ALTERNATIF YANG DIKAJI DALAM ANDAL
A. Alternatif Jalur Trunkline Dari BS-GPF Donggi ke LNG Plant
1. Jalur alternatif–1 yaitu pemasangan pipa trunkline dari BS-GPF Donggi melintasi SM
Bakiriang berdampingan jalan provinsi, penggelaran pipa ditanam sedalam 2 meter
kemudian ditimbun kembali.
2. Jalur alternatif–2 yaitu pemasangan pipa melintasi SM Bakiriang dilakukan dengan
sistem pemboran horizontal atau Horizontal Directional Drilling (HDD). Pipa dimasukkan
ke dalam tanah dengan dibor secara horizontal sebelum masuk SM Bakiriang.
Oleh karena lahan SM Bakiriang yang akan dilalui sepanjang 3 km maka di setiap jarak
± 1 km akan ada lahan yang dipakai untuk penyambungan dan pemboran. Diperlukan
lahan ± 2 ha untuk area kerja drilling pada segmen berikutnya dan penyambungan
pipa.
3. Jalur alternatif–3 yaitu pemasangan trunkline dari BS-GPF Donggi akan dilakukan
melalui pantai SM Bakiriang sepanjang sekitar 4 km. Ditinjau dari sisi tingkat kesulitan
teknis pemasangan dan biaya perawatan, jalur alternatif–3 relatif lebih mahal. Pada
jalur alternatif-3 ini, tipe ekosistem pesisir adalah ekosistem mangrove, dan daerah
pantai ini juga digunakan oleh burung Maleo untuk bertelur. Di samping itu terdapat
terumbu karang di sekitar lokasi jalur alternatif-3.
Upaya ini dimaksudkan untuk meminimalkan dampak yang akan timbul di kawasan SM
Bakiriang. Selain itu juga sebagai antisipasi terhadap SK Men.Hut No. 641/Kpts/ II/1997
tentang Perubahan Pasal 8 dan 18 SK Menhut No. 41/ Kpts/II/1996 tentang Pedoman Pinjam Pakai
Kawasan Hutan yang menyatakan bahwa dengan alasan apapun bagi lahan Suaka Margasatwa
(SM) tidak dapat digunakan untuk kegiatan lain di lokasi tersebut, meskipun realitanya
kondisi hutan di SM Bakiriang sekarang ini sudah banyak perambah liar.
B. Alternatif lokasi LNG Plant dan Pelabuhan Khusus
Terdapat dua kemungkinan lokasi LNG Plant dan Pelabuhan Khusus yaitu di Desa Uso
(Kecamatan Batui) dan Desa Padang (Kecamatan Kintom). Oleh karena itu dalam kajian
AMDAL ini dua rencana lokasi tersebut akan menjadi kajian alternatif.
2.5. KETERKAITAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN DENGAN KEGIATAN
LAIN SEKITARNYA
Areal rencana kegiatan secara administratif termasuk dalam 4 (empat) wilayah kecamatan yaitu
Kecamatan Toili Barat, Toili, Batui dan Kintom. Beberapa kegiatan lain yang telah ada di sekitar
rencana lokasi proyek yang berpotensi menimbulkan dampak pada rencana kegiatan proyek
atau sebaliknya, rencana kegiatan Pengembangan Gas Matindok berpotensi menimbulkan
dampak pada kegiatan lain yang telah ada yang relevan adalah sebagai berikut.
![Page 29: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/29.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 29
PT PERTAMINA EP -PPGM
a. Pertambangan
Eksplorasi Migas
JOB Pertamina–Medco E&P Tomori Sulawesi di Senoro dan sekitarnya telah melakukan
kegiatan eksplorasi migas, telah melakukan pemboran beberapa sumur. Oleh karena
lokasi kegiatannya berhimpitan, jenis kegiatannya sejenis dan pengelolannya dilakukan
juga oleh Pertamina, maka pemrakarsa akan melakukan koordinasi dan kerja sama saling
mengun-tungkan antara JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi dengan Pertamina-
PPGM dalam melaksanakan kegiatan migas di wilayah tersebut. Kegiatan ini potensial
menyebabkan turunnya kualitas udara, meningkatkan kebisingan, turunnya kualitas air
permukaan, berkurangnya keanekaragaman flora-fauna, namun pada sisi yang lain,
kegiatan ini berperan positif dalam meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar melalui
berbagai kegiatan yang dapat diraih oleh penduduk lokal. Kedua kegiatan ini akan dapat
memberikan kumulatif dampak yang lebih besar terhadap kondisi lingkungan
disekitarnya.
Eksplorasi Nikel
Kegiatan pertambangan lain di sekitar lokasi kegiatan PPGM adalah nikel yang sejak 2
tahun lalu hingga saat ini masih dalam tahap eksplorasi. Lokasi pertambangan nikel
tersebar di 10 namun diantara lokasi-lokasi tersebut yang masuk dalam lingkup wilayah
studi adalah pertambangan nikel di Desa Batui, Tirtakencana dan Kamiwangi. Kegiatan ini
potensial menimbulkan dampak negatif yaitu terjadinya erosi, sedimentasi, turunnya
kualitas air permukaan dan berkurangnya keanekaragaman flora-fauna. Dampak positif
yang akan muncul adalah terbukanya kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan
adanya kenaikan pendapatan masyarakat yang nantinya bersama-sama PPGM diharapkan
secara signifikan akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
b. Perkebunan
Areal kerja perkebunan yang sebagian tanahnya akan terkena rencana pengembangan
Lapangan Gas Matindok, termasuk jaringan pipa transmisi merupakan lahan perkebunan
kelapa sawit yang dikelola oleh unit pengolahan milik PT Kirana Luwuk Sejati. Kegiatan
perkebunan ini telah berdampak terhadap terjadinya perubahan penggunaan/pemanfaatan
lahan yang sebelumnya merupakan kawasan hutan. Dampak yang lain adalah
berkurangnya keanekaragaman flora-fauna, peningkatan erosi, disamping adanya
peningkatan pendapatan masyarakat yang terlibat didalamnya. Dengan adanya kegiatan
Pengembangan Gas Matindok, bila tidak ada upaya pengelolaan yang baik, kondisi
lingkungan di sekitar kawasan perkebunan dapat semakin turun kualitasnya.
c. Pertanian
Kegiatan pertanian di sekitar lokasi Pengembangan Gas Matindok, khususnya lokasi sumur-
sumur pengembangan adalah areal padi sawah yang diusahakan sangat intensif yaitu 3 kali
![Page 30: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/30.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 30
PT PERTAMINA EP -PPGM
setahun. Daerah ini merupakan kawasan lumbung padi untuk Kabupaten Banggai dengan
tingkat pendapatan/kesejahteraan masyarakat cukup baik. Namun selain itu terdapat
beberapa dampak negatif dari kegiatan pertanian ini, antara lain cenderung meningkatnya
penggunaan berbagai bahan agrokimia seperti pupuk dan pestisida yang pada akhirnya
dapat berdampak negatif terhadap manusia dan lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu
berbagai upaya penyadaran perlu dilakukan agar penggunaan bahan agrokimia tidak terus
meningkat.
Kegiatan pemasangan jalur pipa gas yang memotong sistem irigasi persawahan baik teknis
maupun non teknis di wilayah Kecamatan Toili Barat, Toili dan Batui berpotensi akan
menimbulkan dampak negatif berupa perubahan sikap dan persepsi masyarakat terhadap
Pertamina-PPGM.
d. Tambak udang
Di kawasan Kecamatan Batui terdapat usaha budidaya tambak udang yang cukup intensif.
Kegiatan ini berperan dalam memberikan kontribusi penurunan kualitas air dan lahan di
sekitarnya sebagai akibat digunakannya berbagai pakan udang dan beraneka macam zat
pengatur tumbuh untuk merangsang perkembangan udang secara intensif.
Dengan adanya kegiatan Pengembangan Gas Matindok yang diantaranya potensial
menurunkan kualitas air, dikhawatirkan kegiatan budidaya tambak udang ini akan dapat
terkena dampaknya mengingat udang sangat peka terhadap perubahan kondisi lingkungan
di sekitarnya. Oleh sebab itu perlu adanya upaya pengelolaan sebaik-baiknya agar kegiatan
pengembangan gas ini seminimal mungkin berdampak terhadap lingkungan disekitarnya.
e. Suaka Margasatwa Bakiriang
Jalur pipa akan melewati kawasan Suaka Margasatwa Bakiriang (SMB). Walaupun kondisi di
kawasan Suaka sudah diusahakan oleh penduduk untuk bercocok tanam bahkan telah
dijadikan perkebunan kelapa sawit, namun secara de jure kawasan tersebut masih
merupakan kawasan konservasi, maka Pertamina-PPGM perlu mengkoordinasikan
pemanfaatan sebagian lahan SMB dengan Menteri Kehutanan dan Perkebunan di tingkat
pusat.
Kegiatan Pengembangan Lapangan Gas Matindok sekecil apapun akan dapat berdampak
negatif terhadap semakin turunnya keanekaragaman flora dan fauna didalamnya.
Kegiatan lain di sekitar lokasi rencana kegiatan ini tergambar dalam Gambar 2.2.
![Page 31: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/31.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 31
PT PERTAMINA EP -PPGM
Gambar 2.2. PETA Kegiatan lain di sekitar lokasi rencana kegiatan
![Page 32: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/32.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 32
PT PERTAMINA EP -PPGM
Bab-3RONA LINGKUNGAN HIDUP
3.1. GEOFISIK KIMIA
3.1.1. Iklim
Menurut klasifikasi ikllim Schmidt dan Ferguson, daerah Banggai bertipe iklim B, dengan nisbah
rata-rata jumlah bulan kering dan rata-rata jumlah bulan basah (Q) adalah 5, atau termasuk
wilayah cukup basah. Data curah hujan stasiun meterologi bandar Udara Bubung Luwuk
menunjukkan bahwa musim hujan berlangsung dari bulan Maret sampai Juli dengan jumlah
curah hujan berkisar dari 115 mm pada bulan Mei sampai 169 pada bulan Juli. Musim kemarau
berlangsung dari bulan Agustus sampai Februari, dengan curah hujan berkisar dari 41 mm pada
bulan Oktober sampai 85 mm pada bulan Desember. Hujan rata-rata tahunan daerah penelitian
adalah sebesar 1856,6 mm/tahun.
3.1.2. Kualitas Udara dan Kebisingan
a. Kualitas udara
Untuk dapat mengetahui kualitas udara di wilayah studi diperlukan penelitian tentang
Kandungan SO2, CO, NO2, Oksidan (O3), debu TSP dan PM10, relatif baik karena kadarnya
jauh di bawah baku mutu yang ditetapkan.
b. Kebisingan
Lokasi pengukuran kebisingan dilakukan pada jarak 25 meter dari permukiman terdekat.
Kondisi kebisingan di wilayah studi relatif baik (skala 4) dan sangat baik (skala 5).
![Page 33: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/33.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 33
PT PERTAMINA EP -PPGM
3.1.3. Fisiografi dan Geologi
Fisiografi daerah penelitian merupakan daerah dataran pantai yang memanjang dari Batui di
barat daya sampai dengan Kanohan di timur laut, dengan lebar dataran pantai antara 100
meter sampai dengan 1000 meter, terutama pada Tanjung Maoloh dan Tanjung Mondono, dan
dengan Selat Peleng di timur serta daerah perbukitan yang sejajar dengan garis pantai di barat
dengan ketinggian antara 50 – 450 meter. Kelerengan daerah ini berkisar antara 5o di daerah
datar sampai dengan 40o di daerah perbukitan.
Stratigrafi daerah penelitian, terdiri atas (dari yang berumur tua ke yang berumur muda):
Formasi Nambo (Jnm), Formasi Salodik (Tems), Formasi Poh (Tomp), Formasi Bongka (Tmpb),
Formasi Kintom (Tmpk), Satuan Terumbu Koral (Ql), dan Satuan Aluvium (Qa).
Struktur geologi daerah penelitian ditandai dengan pengangkatan akibat tumbukan antara
Pulau Sulawesi dengan kontinen mikro Banggai-Sula dari sebelah timur. Struktur geologi yang
berada di lengan timur Pulau Sulawesi terutama sesar naik, sesar dan perlipatan yang sejajar
dengan arah pantai di samping terdapat beberapa sesar geser yang menyilang terhadap garis
pantai. Secara garis besar, sesar-sesar ataupun perlipatan tersebut akan tampak jelas pada
Formasi Bongka atau formasi-formasi yang lebih tua tetapi tidak begitu tampak pada Satuan
Terumbu Koral ataupun Satuan Aluvium yang berumur Kuarter.
Kegempaan dan Kemungkinan Tsunami
Seperti di wilayah Indonesia yang lain dan dari peta kegempaan (seismicity) sejak tahun 1900,
wilayah Sulawesi terdapat jalur kegempaan yang cukup padat terutama di sepanjang jalur sesar
Palu-Koro, sesar Matano, tetapi boleh dikatakan tidak terdapat pada daerah Batui ke timur laut.
Mungkin di daerah tersebut pernah terjadi gempabumi dengan magnitudo < 5 skala Richter
mengingat di daerah tersebut dijumpai sesar-sesar minor.
Tsunami bisa terjadi jika terdapat gempabumi dangkal (pada kedalaman antara 0-33 km) di
dasar laut dengan magnitudo > 6,5 skala Richter dan mekanisme fokalnya menunjukkan telah
terjadi sesar naik ataupun turun. Jika sudut kemiringan sesar naik ataupun turun kecil, maka
kemungkinan tsunami terjadi juga semakin kecil, karena efek perubahan volume air laut juga
semakin kecil. Mengingat gempabumi yang terjadi bermagnitudo < 5 skala Richter, maka
kemungkinan terjadi tsunami kecil, walaupun daerah tersebut termasuk daerah rawan tsunami
(Badan Geologi, 2007).
3.1.4. Hidrologi
Pada wilayah studi terdapat beberapa sungai besar yang mengalir sepanjang tahun berurutan
dari barat daya ke timur laut yaitu S. Toili, S. Sinorang, S. Kayowa/Matindok, S. Bakung, S.
Batui, S. Omolu, S. Tangkiang dan S. Kintom.
![Page 34: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/34.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 34
PT PERTAMINA EP -PPGM
Sedikit dijumpai rawa permanen kecuali rawa belakang (back swamp) di Suaka Margasatwa
Bakiriang. Sistem drainase dan jaringan irigasi persawahan di Kecamatan batui dan Toili teratur
dan tertata dengan baik, bahkan jaringan atau saluran-saluran irigai tersier dibangun sesuai
dengan aturan irigasi teknis dan setengah teknis.
1. Kualitas Air
a. Kualitas airtanah
Kualitas airtanah (air sumur) yang dipakai penduduk di sekitar lokasi rencana kegiatan
kualitasnya baik yang ditandai dengan tidak adanya parameter kualitas air yang
melebihi ambang batas baku mutu yang disyaratkan.
b. Kualitas air laut
Kualtias air laut di beberapa lokasi sekitar rencana kegiatan mempunyai kualitas yang
relatif baik, namun beberapa parameter melebihi ambang batas baku mutu yaitu
sulfide, cadmium, tembaga dan timbal.
c. Kualitas air sungai
Kualitas air sungai di sekitar rencana kegiatan relatif masih baik, hanya parameter
minyak dan lemak yang kadarnya melebihi baku mutu.
2. Kuantitas Air
a. Kuantitas/debit air sungai
Sifat semua aliran sungai tersebut tersebut adalah permanent dengan debit harian yang
tinggi.
b. Debit aliran permukaan
Debit aliran air permukaan di wilayah studi adalah 22,8134 m3/detik.
c. Kuantitas air tanah
Keberadaan air tanah suatu daerah sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan
karakteristik formasi geologi daerah yang bersangkutan. Daerah penelitian tersusun
dari beberapa formasi batuan, yaitu: Formasi Batuan Volkanik Tua, Volkanik Recent,
Batu Gamping dan Sedimen Napal. Formasi-formasi tersebut mempunyai kemampuan
untuk imbuh air tanah dari hujan yang terjadi dengan kecepatan yang berbeda. Potensi
air tanah dalam tahunan adalah sebesar 387 x 106 m3/tahun atau 1,06 x 106/hari.
3.1.5. Kondisi Hidro-Oseanografi
a. Bathimetri
Kedalaman perairan di sekitar lokasi rencana kegiatan adalah 20 m dicapai pada jarak
kurang lebih 50 m hingga 100 m dari garis pantai. Jarak 100 m dari garis pantai kedalaman
laut relatif curam dengan kedalaman mencapai 100 m. Topografi garis pantai sepanjang
lokasi studi secara umum landai.
![Page 35: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/35.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 35
PT PERTAMINA EP -PPGM
b. Pasang surut
Pasang surut di perairan pantai calon lokasi kilang dan Pelabuhan Khusus mempunyai fase
dan tinggi yang hampir sama. Beda tinggi air pasang dan air surut berkisar antara 100
sampai 120 cm. Tipe pasang surut daerah tersebut adalah semidiurnal dengan dua kali
pasang dan dua kali surut dalam satu hari.
c. Gelombang
Kondisi gelombang di lokasi studi relatif kecil dan sangat tenang. Gelombang terlihat
antara 0,1 m sampai 0,5 m terjadi di sekitar sore hari. Gelombang maksimum terjadi
sebesar 1.5 m. Gelombang tersebut terjadi pada saat angin musim Timur dan Tenggara
atau terjadi pada bulan April sampai bulan Agustus.
d. Arus
Secara umum arus di daerah studi relatif kecil berkisar antara 0,1 sampai 0,9 m/detik.
e. Sedimentasi melayang dan sedimentasi pantai
Kondisi sedimen melayang di lokasi studi secara umum terlihat sangat jernih yang berarti
tidak mengandung sedimen. Pada sedimen pantai terlihat adanya pasir halus yang
mengandung lempung. Diduga sedimen tersebut merupakan endapan dari sungai. Untuk
daerah Sekitar Tanjung Batui dijumpai sedimen berupa pasir kasar.
3.1.6. Ruang, Lahan dan Tanah
a. Tata ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Sulawesi Tengah tahun 2000 sampai
dengan tahun 2004 (Perda No 2 Tahun 2004) telah memberikan arahan pemanfaatan
kawasan, baik kawasan lindung maupun kawasan budidaya. Untuk kawasan budidaya
pertambangan dideliniasikan pada kawasan yang terindentifikasi mengandung bahan
tambang.
Berdasakan RTRWP tersebut, maka wilayah studi yang terletak di Kecamatan Batui telah
direncanakan untuk kawasan pertambangan minyak dan gas bumi, sehingga rencana
kegiatan sudah sesuai dengan RTRWP yang ada.
Dalam skala kabupaten berdasarkan Hasil Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Banggai Tahun 2003-20013 (Bappeda Kab. Banggai, 2003) menunjukkan bahwa
wilayah rencana kegiatan yaitu Kecamatan Toili Barat, Toili, Batui dan Kintom termasuk
dalam Wilayah Pengembangan Selatan
b. Penggunaan lahan
Pemanfaatan lahan yang telah ada di sekitar areal rencana kegiatan antara lain adalah jalan
provinsi yang menghubungkan Luwuk dengan Baturube dan sekitarnya. Sepanjang jalan
tersebut terdapat konsentrasi pemukiman penduduk, pertanian, perkebunan rakyat,
perkebunan besar, areal transmigrasi di Toili dan Toili Barat dan pertambangan migas yang
![Page 36: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/36.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 36
PT PERTAMINA EP -PPGM
dikelola oleh JOB – Medco E & P Tomori Sulawesi. Di daerah sekitar lapangan pengambang
terdapat daerah konservasi Suaka Margasatwa Bakiriang dan sebelah selatan berbatasan
dengan perairan Selat Peleng.
Berdasarkan Peta Penggunaan Lahan Daerah Penelitian, luas masing-masing jenis
penggunaan lahan adalah: belukar 1.908,21 Ha, beting karang 291,54 Ha, permukiman
1.871,29 Ha, hutan 17.094,65, perkebunan 4.385,02, sawah, 8.895,36, sawah tadah hujan
1.373,57 Ha, tegalan/ladang 7.196,87 Ha dan hutan suaka 271,50 Ha.
c. Tanah
1. Kesuburan tanah
Kelompok satuan tanah yang ada adalah kelompok Aluvial, Regosol, Litosol, Latosol,
Grumusol, dan Lateritik. Dataran Aluvial di wilayah studi tergolong subur dan sangat
sesuai untuk daerah persawahan.
Regosol di sekitar daerah PPGM berkembang di tepian pantai dengan luasan yang
relatif sempit. Pada umumnya Regosol di dataran pantai tidak produktif karena terlalu
porus yang diakibatkan oleh tekstur tanahnya yang pasiran. Tanah regosol tidak
dimanfaatkan sebagai daerah pertanian di daerah ini mengingat tingkat kesuburan
yang sangat rendah dan luasannya yang sempit.
Litosol merupakan tanah yang tipis dengan solum < 50 cm dan mengalami kontak
langsung dengan batuan induk yang keras yang ada di bawahnya. Berdasarkan analisis
laboratorium, daerah perbukitan ini memiliki tanah yang cenderung masam (pH H2O
5,42) sedangkan pada daerah lembah memiliki pH mencapai 5,96 (agak masam).
Dengan demikian tingkat keasaman tanah menjadi faktor pembatas dalam tingkat
kesuburan tanah daerah ini, dan dapat disimpulkan bahwa tingkat kesuburan tanah
jenis Litosol ini adalah rendah.
Latosol terdapat di kompleks Maleoraja dan Matindok dengan batuan induk berupa
batupasir dan konglomerat. Latosol merupakan tanah yang potensial untuk
pengembangan pertanian, namun juga menyimpan potensi erosi yang besar sebagai
akibat dari posisinya pada lereng-lereng perbukitan dan pegunungan.
Grumusol merupakan tanah lempungan yang mempunyai daya kembang kerut
(swelling and shrinking) tinggi sebagai akibat dari adanya tipe lempung smectite.
Persebaran Grumusol di daerah kajian terdapat di kompleks perbukitan Sukamaju.
Batuan induk daerah ini adalah batu napal dan lanau dengan kadar Ca yang tinggi.
Kondisi tersebut mengakibatkan reaksi tanah dalam suasana basa. Kandungan bahan
organik sangat rendah (0,6%) diakibatkan proses erosi yang intensif.
2. Erosi tanah
Besarnya erosi tanah di wilayah studi sebelum adanya kegiatan adalah 3.872,18
ton/ha/th. Nilai erosi pada rona awal untuk tanah di wilayah Minahaki yang
penggunaan lahannya semak masuk kategori sedang dengan skala kualitas lingkungan
sedang (skala 3).
![Page 37: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/37.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 37
PT PERTAMINA EP -PPGM
3.1.7. Transportasi
a. Kelancaran lalulintas
Tingkat kelancaran lalulintas di wilayah studi tergolong sangat baik atau sangat lancar.
b. Jaringan jalan
Penggal Kintom-Batui memiliki per-kerasan yang masih baik dengan lebar 4,5 meter. Jenis
perkerasan yang digunakan adalah Lapis Penetrasi Makadam dengan lapis aus Latasir.
Pada penggal jalan yang menghubungkan Batui–Toili-Toili Barat, terdapat adanya
kerusakan jalan (berlubang/ bergelombang). Kerusakan ini disebabkan adanya genangan
air pada daerah yang rendah, sehingga sering terendam.
c. Kondisi jembatan
Kondisi jembatan yang menghubungkan Kota Luwuk sampai dengan Toili Barat, umumnya
sudah cukup memadai. Konstruksi jembatan yang digunakan memiliki dua tipe, yaitu
menggunakan rangka baja dan gelagar beton.
3.2. KOMPONEN BIOLOGI
3.2.1. Flora Darat
1. Vegetasi di Lokasi LNG-Padang (kawasan pantai dan ladang)
Lokasi LNG terletak di sekitar pantai dan area ladang milik penduduk. Pada lokasi ini
terdapat 47 jenis flora darat yang terdiri dari 24 jenis pohon, 15 jenis semak dan 7 jenis
herba. Beberapa jenis flora yang ada merupakan tanaman budidaya dan tanaman khas
pantai seperti Terminalia catapa.
2. Vegetasi di Lokasi Sungai Santoa (Padang – Tangkiang)
Lokasi ini berdekatan dengan LNG Padang dan merupakan area permukiman. Pada lokasi
ini terdapat 23 jenis flora darat yang terdiri dari 12 jenis pohon, 8 jenis semak dan 3 jenis
herba.
3. Vegetasi di Lokasi Uso (Pantai – Pekarangan)
Lokasi ini merupakan dataran rendah yang berbatasan dengan pantai. Penggunaan lahan di
daerah ini merupakan area pemukiman dan lahan pekarangan. Jenis vegetasi yang ada
umumnya merupakan tanaman perkebunan seperti Cocos nucifera. Sementara itu vegetasi
yang ada di tepi pantai, umumnya merupakan tanaman mangrove yaitu Avicenia sp dan
tanaman khas pantai seperti Terminalia catapa dan Vitex trifolia.
4. Vegetasi di Lokasi Kinikini (Muara Sungai Kayoa, rawa)
Tipe ekosistem di lokasi ini merupakan ekosistem rawa. Komposisi flora pada habitat rawa
terdiri dari beberapa jenis bakau, pandan, nipah, dan semak herba.
5. Vegetasi di Lokasi Sumur Pengembangan Donggi
Lokasi ini merupakan daerah persawahan, dengan jenis tanaman utama adalah padi (Oryza
sativa). Pada umumnya padi ditanam dua kali dalam satu tahun dan diselingi tanaman
palawija.
![Page 38: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/38.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 38
PT PERTAMINA EP -PPGM
6. Vegetasi di Lokasi Sumur Sukamaju
Pada lokasi sumur Sukamaju terdapat 61 jenis flora yang terdiri dari 31 jenis pohon, 20
jenis semak dan 11 jenis herba. Lokasi rencana sumur pengeboran di daerah Sukamaju
berada di sekitar Suaka Margasatwa Bakiriang.
7. Vegetasi di Lokasi Manifold Station Minahaki
Pada lokasi ini terdapat sekitar 11 jenis pohon, 8 jenis semak dan 3 jenis herba.
8. Vegetasi di Lokasi Sumur Minahaki I
Lokasi sumur Minahaki I terletak berdekatan dengan Block Station Minahaki sehingga jenis
vegetasi yang ada tidak jauh berbeda dengan jenis yang ada di Block Station.
9. Vegetasi di Lokasi Sumur Donggi
Lokasi sumur Donggi merupakan daerah persawahan, dengan jenis tanaman utama adalah
padi (Oryza sativa) yang umumnya ditanam dua kali dalam satu tahun dan diselingi
tanaman palawija.
10. Jenis Vegetasi di Lokasi Jalur Trunk Line Di Hutan Lindung
Terdapat 11 jenis pohon di sekitar area Trunk Line. Jenis yang paling sering dijumpai
adalah Lansium domesticum, Nauclea orientalis, dan Arenga pinnata.
11. Vegetasi di Jalur trunk Line Kebun Sekitar Hutan rakyat
Di sekitar lokasi ini terdapat 13 jenis pohon yang sebagian besar adalah tanaman budidaya.
Beberapa jenis yang ditanam masyarakat antara lain Anacardium ocidentale, Arenga
pinnata, Artocarpus integra, Mangifera indica. Namun jenis yang dominan ditanam pada
hutan rakyat adalah Tectona grandis.
12. Vegetasi di Lokasi Trunk Line yang Melewati Sungai Toili
Pada lokasi ini terdapat 22 jenis flora darat yang terdiri dari 11 jenis pohon, 7 jenis semak
dan 3 jenis herba. Penutupan lahan oleh semak herba di lokasi ini didominasi oleh jenis
Eupatorium inulifolium dan Panicum hirtelum.
13. Vegetasi di Lokasi Trunk Line melewati Perkampungan
Penggunaan lahan di sekitar Trunk Line ini adalah permukiman dan pekarangan, sehingga
jenis vegetasi yang mendominasi di area ini terutama adalah tanaman budidaya.
14. Vegetasi di Lokasi jalur Trunk Line yang Melewati Persawahan
Daerah ini merupakan area persawahan dengan jenis tanaman utama Oryza sativa dan
Lannea sp.
Secara umum kondisi flora di wilayah studi baik, dikategorikan mempunyai skala kualitas
lingkungan skala 4.
3.2.2 Fauna Darat
Komunitas burung di dalam wilayah studi cukup banyak, ada sekitar 42 jenis burung yang
ditemukan dan kemungkinan masih banyak jenis burung yang tidak teramati. Jenis burung
yang frekuensinya paling sering dijumpai di semua lokasi pengamatan adalah burung cabe
(Dicaeum celebicum). Srigunting (Dicrurus montanus), Tekukur (Streptopelia chinensis), Gagak
(Corvus macrorhynchos) dan burung kacamata (Zosterops consobrinorum).
![Page 39: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/39.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 39
PT PERTAMINA EP -PPGM
Dari beberapa jenis yang ada, jenis burung yang termasuk dilindungi antara lain yaitu :
burung kipasan (Rhidipura teysmanni), trinil (Tringa totamus), elang (Haliastur indus; Spilornis
rufipectus), raja udang (Alcedo meninting; Alcedo atthis; Alcedo coerulescens; Amaurornis
phoenicuru) dan pecuk ular (Anhinga melanogaster). Umumnya burung-burung tersebut
ditemukan di daerah sumur gas sekitar perairan, tepi sungai, pantai sekitar mangrove/bakau
dan hutan terbuka.
Sementara itu jenis mamalia yang ada di wilayah studi antara lain Macaca nigra, Macrogalida
musschenbroeckii, Prosciurillus murinus, Rubrisciurus sp, Sus celebensis dan Tarsius
pelengensis. Jenis reptilia yang ada di sekitar lokasi kegiatan antara lain Ahaetulla prasina,
Boiga dendrophila, Crocodillus porosus, Eutropis sp, Python sp. Jenis-jenis tersebut terutama
ditemukan di sekitar lokasi Suaka Margasatwa Bakiriang, hutan lindung dan muara sungai.
Sementara itu pengamatan terhadap hewan budidaya di sekitar lokasi kegiatan, menunjukkan
bahwa kegiatan budidaya hewan umumnya dilakukan dalam skala kecil. Usaha ternak yang
diusahakan masyarakat masih bersifat sebagai usaha sampingan. Beberapa jenis hewan yang
dibudidayakan masyarakat sekitar lokasi kegiatan terutama daerah yang dekat wilayah
pemukiman yaitu sumur gas di daerah Uso dan sekitar Trunk Line Desa Argakencana antara
lain ayam, kambing dan sapi.
Secara umum kondisi fauna di area kegiatan baik, dikategorikan mempunyai skala kualitas
lingkungan skala 4.
3.2.3. Biota Air
A. Biota Air Tawar
1. Plankton
Keanekaragaman atau diversitas plankton rata-rata berkisar antara 9 – 33 genera
dengan kepadatan atau densitas berkisar antara 13 – 4303 individu/liter dengan indeks
diversitas (Shanon-Wiener) plankton rata-rata berkisar antara 0,180 -1,234.
Berdasarkan indeks diversitas plankton di perairan sekitar rencana kegiatan,
menunjukkan bahwa perairan ini tercemar sedang (skala 2) Lee at all, 1978.
2. Benthos
Jenis biota yang ditemukan terdiri dari 3 kelas, 17 familia, dan 17 spesies dengan
kelompok insecta dan gastropoda dominan keberadaanya. Berdasarkan pada kondisi
kelimpahan dan keanekaragaman biota darat terutama benthos, kualitas lingkungan di
sekitar perairan lokasi kegiatan dapat dikategorikan tercemar sedang (skala 2).
B. Biota Air Laut
1. Plankton
Kepadatan populasi plankton per liter rata-rata sebesar 44 – 127 individu/liter. Jenis
plankton yang paling dominan adalah Nauplius, selain itu juga ditemukan genus
![Page 40: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/40.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 40
PT PERTAMINA EP -PPGM
Anabaena, Nitzschia, Oscilatoria, dan Spirogyra yang biasa hidup pada perairan yang
tercemar. Berdasarkan indeks diversitas menurut Shannon Wiener, kondisi perairan
tersebut tercemar sehingga kondisi komunitas plankton sangat tidak mantap (skala 2).
2. Benthos
Pada lokasi pantai sekitar lokasi kegiatan menunjukkan kelimpahan jenis benthos masih
cukup tinggi dengan rata-rata kerapatan benthos per m2 sekitar 245 individu. Sebagian
besar yang ditemukan merupakan kelompok gastropoda dan insecta masing-masing
terdiri dari 6 familia. Kelompok lainnya adalah kelas turbellaria.
Berdasarkan pada kondisi kelimpahan dan keanekaragaman biota laut terutama
benthos, kualitas lingkungan di sekitar perairan lokasi kegiatan dapat dikategorikan
tercemar sedang (skala 2).
3. Ikan
Kabupaten Banggai memiliki sumberdaya ikan laut yang cukup besar. Potensi perikapan
tangkap di Kabupaten Banggai tahun 2004 diperkirakan mencapai 48.627,1 ton
pertahun yang terdiri dari ikan pelagis 39.387,9 ton dan jenis ikan demersal sebesar
9.239,2 ton. Jenis ikan yang ada kebanyakan nilai ekonominya tinggi, seperti ikan
tenggiri, tunal, kakap, cakalang, dsb. Namun demikian beberapa jenis ikan yang
bernilai ekonomi sedang, juga cukup melimpah seperti ikan teri, tigawaja, dan
rajungan.
Sementara itu potensi perikanan budidaya, baik budidaya tambak maupun budidaya
perikanan air tawar cukup banyak. Di Kecamatan Batui, pemanfaatan lahan tambak
banyak dibudidayakan udang windu, di Kecamatan Luwuk dan Toili diusahakan udang
windu dan bandeng. Potensi lahan budaya air tawar dilakukan di kolam, umumnya jenis
ikan yang dibudidayakan adalah ikan mas dan nila.
Berdasarkan keanekaragaman dan produksi perikanan di sekitar lokasi rencana
kegiatan, maka secara umum kualitas lingkungan di wilayah tersebut dikategorikan
cukup baik (skala 3).
4. Terumbu Karang
Hasil survey yang dilakukan Tahun 2005, secara umum terumbu karang di Desa Batui
berada dalam kategori buruk yaitu sebesar 9,9% pada kedalaman 10 m dan 3,4% pada
kedalaman 3 m. (Survey Potensi Sumber Daya Ikan di Kabupaten Banggai Sulawesi
Tengah, 2005).
Sementara itu hasil pengamatan di lapangan (2006) menunjukkan bahwa tipe terumbu
karang di wilayah studi merupakan terumbu karang tepi (fringging reef) dengan tingkat
kepadatan sangat rendah yaitu hanya berkisar 10% menutupi areal pengamatan. Dari
10% tutupan tersebut terdiri dari coral masive 4%, Acropora encrusting 1%, Acropora
submasive 4% dan sisanya terdiri dari soft coral dan sponge 1%.
![Page 41: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/41.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 41
PT PERTAMINA EP -PPGM
3.3. KOMPONEN SOSIAL
3.3.1. Demografi
a. Jumlah dan kepadatan penduduk
Jumlah penduduk di 4 kecamatan (Kintom, Batui, Toili dan Toili Barat) tersebut pada tahun
2005 adalah 296.488 jiwa dengan tingkat kepadatan 27 jiwa/km2. Kecamatan Toili
mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi dibandingkan kecamatan
lainnya.
b. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dan sex ratio
Jumlah penduduk laki-laki di 4 kecamatan wilayah studi adalah 151.927 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan 144.561 jiwa. Rasio jenis kelamin di wilayah studi adalah 106.
Jumlah rumah tangga yang tertinggi ada di wilayah Kecamatan Toili dan yang terendah ada
di Kintom. Jumlah anggota keluarga setiap Rumah Tangga rata-rata adalah 4 orang, namun
di Kintom rata-rata hanya mempunyai 3 orang anggota keluarga. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap keluarga rata-rata hanya mempunyai seorang anak. Kondisi rumah tangga di
wilayah studi yang rata-rata mempunyai anggota keluarga kurang dari 5 orang ini, bila
dilihat dari baku kualitas lingkungan tergolong sangat baik atau mempunyai skala 5
(L.W. Canter & L.G. Hill, 1981).
c. Komposisi penduduk menurut umur
Rata-rata proporsi jumlah penduduk antara kelompok umur produktif dengan tidak
produktif di 4 kecamatan wilayah studi yaitu 61,40% berbanding 38,60%. Dibandingkan
angka di tingkat kabupaten, jumlah penduduk usia produktif di wilayah studi lebih rendah
sekitar 3,61%.
Proporsi rata-rata antara penduduk yang berumur dibawah 15 tahun (penduduk berusia
muda) dengan penduduk berusia tua (65+) adalah sekitar 31,08% berbanding 4,55%.
Mengingat bahwa jumlah penduduk berusia muda kurang dari 40% terhadap total
penduduk, maka kondisi penduduk berdasarkan umur produktif (usia kerja) di wilayah studi
termasuk dalam skala 5 yaitu sangat baik.
d. Komposisi penduduk menurut pendidikan
Di 4 kecamatan wilayah studi persentase tingkat pendidikan penduduk tamat SD adalah
yang terbesar, sedangkan penduduk yang tidak atau belum sekolah dan tidak tamat SD
sebanyak 26,88% dan yang tamat akademi dan perguruan tinggi baru sekitar 2,37%. Dari
antara 4 kecamatan di wilayah studi, penduduk di wilayah Kecamatan Kintom rata-rata
memiliki tingkat pendidikan yang paling baik dibandingkan dengan kecamatan lainnya,
kemudian diikuti Kecamatan Batui dan yang paling buruk adalah Kecamatan Toili.
Persentase penduduk berpendidikan menengah dan tinggi di wilayah Kintom adalah
32,10% dan 3,99%, sedangkan di wilayah Toili adalah 18,86% dan 1,55%.
Berdasarkan baku penilaian kualitas lingkungan (L.W. Canter & L.G. Hill, 1981), oleh karena
secara umum keadaan pendidikan penduduk di 4 kecamatan wilayah studi persentase
lulusan SD sekitar 45%, yang berpendidikan menengah 23,76% dan yang berpendidikan
tinggi sekitar 2,37%, maka keadaan tersebut termasuk dalam kriteria baik (skala 4).
![Page 42: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/42.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 42
PT PERTAMINA EP -PPGM
e. Komposisi penduduk menurut matapencaharian
Matapencaharian sebagian besar penduduk (85,41%) di 4 kecamatan wilayah studi adalah
dalam bidang pertanian. Jenis matapencaharian terbesar kedua adalah dalam bidang
industri kerajinan dan yang ketiga adalah bidang konstruksi khususnya sebagai buruh
bangunan. Jenis matapencaharian penduduk yang relatif masih terbatas jumlahnya adalah
sebagai pegawai atau PNS dan ABRI/POLRI serta dalam bidang listrik, gas dan air.
f. Mobilitas penduduk
Dari antara 4 kecamatan di wilayah studi, Kecamatan Toili paling banyak perubahan jumlah
penduduknya, kemudian Batui, Toili Barat dan yang paling sedikit perubahannya adalah
Kintom. Perubahan penduduk tersebut pada umumnya lebih dikarenakan adanya
perubahan penduduk secara alamiah yaitu kelahiran dan kematian. Di wilayah Toili faktor
masuk dan bertempat tinggalnya pendatang juga sangat berpengaruh terhadap terjadinya
perubahan kependudukan. Berbagai aktivitas perekonomian di Toili relatif paling menonjol
dibandingkan dengan kecamatan lainnya dan hal inilah nampaknya yang menjadi daya tarik
para pendatang untuk masuk dan beraktivitas di wilayah kecamatan.
g. Angkatan kerja
Jumlah usia produktif di 4 kecamatan wilayah studi adalah 63.435 orang atau sekitar
62,51% dengan jumlah angkatan kerja 50.587 orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) di 4 kecamatan wilayah studi adalah 79,75%. TPAK di tingkat kecamatan wilayah
studi relatif sama, dan ini menggambarkan bahwa terdapat penduduk yang berusia kurang
dari 15 tahun atau penduduk berusia muda yang telah terjun kedalam dunia kerja sehingga
TPAK di wilayah tersebut tinggi. Kenyataan ini merupakan salah satu upaya yang dilalukan
kelompok muda usia untuk membantu kondisi ekonomi keluarganya.
h. Kesempatan kerja
Jumlah pencari kerja di wilayah Kabupaten Banggai selama tahun 2005 adalah 3.793 orang
dengan tingkat pendidikan yang paling dominan adalah lulusan SLTA dengan persentase
sekitar 65,49%, kemudian diikuti lulusan Sarjana dengan persentase 17,59% dan Diploma
sebesar 11,05%. Kecenderungan ini relatif sama dengan tahun 2004, namun untuk tahun
2003 pencari kerja lulusan Diploma lebih besar dibandingkan dengan lulusan sarjana.
Selama kurun waktu 2003-2005 jumlah pencari kerja di Kabupaten Banggai yang terbesar
adalah pada tahun 2004 yaitu sebanyak 5.227 orang yang berarti mengalami peningkatan
sekitar 100,73% dibandingkan tahun 2003, namun mengalami penurunan sekitar 27,43%
pada tahun 2005.
Penempatan tenaga kerja selama tahun 2005 mengalami peningkatan sekitar 24,45%
dibandingkan tahun 2004 dengan persentase 41,56% laki-laki dan 58,44% perempuan.
Meskipun penempatan tenaga kerja mengalami peningkatan selama tahun 2005, namun
penempatan yang ada relatif masih kecil yakni sebesar 10,47% dibandingkan dengan
jumlah pencari kerja yang ada. Hal ini terkait dengan kesempatan kerja yang juga relatif
sangat terbatas.
![Page 43: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/43.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 43
PT PERTAMINA EP -PPGM
3.3.2 Sosial Ekonomi
a. Pendapatan masyarakat
Berdasarkan data struktur responden menurut matapencaharian utama diketahui bahwa
sebagian besar responden bekerja di bidang pertanian, yang meliputi petani dan buruh
tani sebanyak 56,25%, nelayan dan buruh nelayan 2,50%. Penduduk yang bermata-
pencaharian sebagai nelayan umumnya bermukim di pinggir pantai dan rata-rata melaut
hanya 4 – 5 hari per minggu. Pendapatan mereka berkisar antara Rp 20.000,00 – Rp
50.000,00. Jenis matapencaharian lain yang cukup dominan adalah sebagai pengusaha/
wiraswasta (16,67%), aparat desa (5,42%), PNS 5,41% dan lain-lain sebanyak 5%. Dilihat
dari tingkat pendapatannya, rata-rata pendapatan responden per bulan adalah Rp
1.383.204,00 dengan tingkat pendapatan terendah sebesar Rp 150.000,00 dan yang
tertinggi adalah Rp 5.000.000,00. Tingkat pendapatan responden yang paling dominan
adalah hingga Rp 500.000,00 dengan persentase sebesar 45,83%.
Jika batas kemiskinan adalah 1 $ Amerika per orang per hari yang nilai tukarnya adalah
sebesar Rp. 9.600,00 maka rata-rata setiap anggota masyarakat di wilayah studi termasuk
sedikit di atas kategori miskin. Berdasarkan baku kualitas lingkungan tingkat penghasilan
responden di wilayah studi tergolong buruk (skala 2) sehingga kurang dapat memenuhi
kebutuhan hidup keluarga secara optimal.
b. Pola nafkah ganda
Terdapat sekitar 59,17% responden yang memiliki lebih dari satu sumber pendapatan
untuk dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya sehari-hari.
Jenis pekerjaan sampingan yang banyak ditekuni responden tidak jauh berbeda dengan
pekerjaan pokok responden yaitu pada bidang pertanian, khususnya sebagai petani dan
buruh tani. Aktivitas ini umumnya ditekuni oleh para responden yang bekerja diluar bidang
pertanian seperti PNS, wiraswastawan dan guru. Selain untuk menambah penghasilan,
aktivitas ini diakui sebagai sarana untuk menyalurkan hobi, bersifat rekreatif dan
melanjutkan usaha orang tua. Sementara itu usaha sampingan sebagai pedagang
umumnya dilakukan oleh responden dengan membuka warung atau toko di rumahnya.
c. Kepemilikan Benda Berharga oleh Responden
1) Rumah dan pekarangan
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden diketahui bahwa rumah responden
rata-rata mempunyai luas antara 14 – 600 m2 dengan persentase terbesar (41,67%)
adalah luasan 37 – 70 m2. Hampir semua responden (90,83%) di wilayah studi
mempunyai halaman/pekarangan rumah. Luasan pekarangan berkisar antara 50 – 5000
m2 dengan persentase terbesar (30,83%) yaitu antara 251 – 500 m2.
Status kepemilikan rumah dan pekarangan oleh responden umumnya adalah hak milik
(SHM) dengan persentase sebesar 50,42%, sewa/kontrak (5%), hak pakai (3,33%),
warisan atau milik keluarga (1,25%) dan yang tidak bersertifikat sebanyak 40%.
![Page 44: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/44.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 44
PT PERTAMINA EP -PPGM
2) Sawah dan ladang
Sawah dimiliki oleh sekitar 39,17% responden dan ladang dimiliki oleh sekitar 73,75%
responden dengan luas berkisar antara 0,08 – 40 Ha.
3) Tabungan
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden diketahui bahwa terdapat sekitar
26,67% responden yang memiliki tabungan keluarga dan 81,25% diantaranya berupa
tabungan di bank.
4) Benda berharga lainnya
Jenis benda berharga yang secara dominan dimiliki oleh responden adalah televisi (TV),
kemudian diikuti kepemilikan ternak dan VCD. Jenis ternak yang umumnya diusahakan
responden adalah sapi, kambing, babi dan unggas khususnya ayam dan itik.
d. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)
Sektor pertanian mendominasi dalam perannya membentuk PDRB Kabupaten Banggai baik
pada tahun 2003 maupun 2004. Kontribusi terbesar kedua diberikan oleh sektor Jasa-jasa,
namun pada tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 0,31% dibandingkan tahun 2003.
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran memberikan andil terbesar ketiga dengan
persentase sebesar 8,83%, yang mengalami penurunan sekitar 0,03% dibandingkan
dengan tahun 2003. Sektor yang kontribusinya paling kecil adalah Listrik dan Air Bersih
yang pada tahun 2004 mengalami peningkatan sekitar 0,01%.
Dengan nilai PDRB sebesar Rp 1.372.194 juta pada tahun 2004 dan jumlah penduduk
pada pertengahan tahun sebanyak 289.979 jiwa, maka nilai PDRB per kapita adalah
Rp 5.207.804,00. Jika batas kemiskinan adalah setara dengan pendapatan perkapita
sebesar Rp 9.600,00 per hari atau sebesar Rp 3.504.000,00 per tahun, maka PDRB
perkapita di Kabupaten Banggai secara umum adalah sekitar 1,49 kali lebih besar daripada
batas kemiskinan atau hal itu berarti berada di atas ambang kemiskinan. Diantara 4
kecamatan wilayah studi, Kecamatan Toili mempunyai tingkat kesejahteraan keluarga yang
paling baik dengan jumlah keluarga yang telah termasuk dalam kategori sejahtera sekitar
64,23%, kemudian diikuti Toili Barat (57,80%), Batui (48,14%) dan yang terendah adalah
Kintom dengan jumlah keluarga sejahtera sekitar 30,53% terhadap jumlah total keluarga di
wilayah kecamatan tersebut.
e. Sarana/Prasarana Perekonomian
1) Perindustrian
Kegiatan industri yang terdapat di wilayah Kabupaten Banggai selama kurun waktu
2005 sebanyak 13 unit usaha dan umumnya didominasi oleh industri kayu dan barang
dari kayu.
2) Perdagangan
Selama tahun 2005 volume perdagangan antar pulau di Kabupaten Banggai mengalami
kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2004. Komoditas yang cukup menonjol
![Page 45: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/45.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 45
PT PERTAMINA EP -PPGM
diperdagangkan antara lain adalah bungkil kopra sebanyak 21.681 ton, minyak kelapa
sebanyak 13.650 ton, dan rotan sebesar 2.177 ton.
Realisasi perdagangan bahan pokok/penting lainnya yang terbesar di Kabupaten
Banggai adalah semen yang mencapai 46.235 ton, diikuti minyak sebesar 8.531 ton
dan pupuk sebanyak 3.446 ton. Sementara itu realisasi ekspor yang paling menonjol
adalah udang beku sebanyak 1.130.000 ton, kopra 20.806.542 ton dan ganggang laut
kering sebanyak 250.310 ton.
Secara umum di wilayah Kecamatan Toili terdapat paling paling banyak fasilitas
perdagangan yakni sekitar 36,90% dari total fasilitas perdagangan di wilayah studi. Hal
ini menggambarkan bahwa Kecamatan Toili paling potensial aktivitas perdagangannya
yang secara tidak langsung juga menggambarkan kondisi perekonomian secara umum
relatif paling baik dibandingkan kecamatan lainnya.
3) Fasilitas Keuangan
Fasilitas keuangan yang ada di wilayah studi meliputi koperasi dan bank. Jenis koperasi
yang dominan terdapat di wilayah studi adalah Koperasi Unit Desa (KUD).
f. Ekonomi Sumberdaya Alam
1) Penggunaan lahan
Penggunaan lahan di 4 kecamatan wilayah studi yang paling dominan adalah untuk
perkebunan yakni seluas 16.423,85 Ha atau sekitar 4,23% dari total luas lahan yang
ada. Penggunaan terluas kedua adalah untuk tegal atau kebun masyarakat yakni
sekitar 3,83% dan yang ketiga adalah untuk sawah yaitu seluas 3,74% yang terdiri atas
sawah beririgasi seluas 2,80% dan sawah tadah hujan seluas 0,94%. Penggunaan
lahan untuk bangunan dan permukiman baru sekitar 1,39% dan lahan yang tidak atau
belum diusahakan seluas 61,74% terhadap total luas lahan yang ada. Mengingat bahwa
penggunaan lahan yang ada di wilayah studi umumnya untuk pengusahaan pertanian,
perikanan dan perkebunan dengan luasan sekitar 12% yang relatif masih
memperhatikan faktor konservasi lahan, maka berdasarkan baku kualitas lingkungan
penggunaan lahan yang ada termasuk dalam kriteria baik atau mempunyai skala 4.
2) Produksi pertanian
Tanaman pangan
Komoditas potensial yang dihasilkan wilayah studi adalah padi sawah, padi ladang,
jagung, ubi kayu, dan ubi jalar. Toili merupakan wilayah yang paling potensial
menghasilkan komoditas pangan tersebut dibandingkan dengan 3 kecamatan
lainnya. Produksi padi sawah dari Toili adalah 56,77% dari total produksi padi
sawah di wilayah studi.
Dilihat dari tingkat kabupaten, sumbangan wilayah studi terhadap cadangan padi
sawah selama tahun 2005 adalah sebesar 59,40%. Toili yang merupakan wilayah
pertanian hasil pengembangan program transmigrasi mampu menyumbang sekitar
![Page 46: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/46.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 46
PT PERTAMINA EP -PPGM
33,72% dari total produksi padi sawah Kabupaten Banggai. Sementara itu
sumbangan wilayah studi terhadap produksi padi ladang di tingkat kabupaten
adalah sebesar 24,14%, untuk jagung sebesar 8,75%, ubi kayu 7,11%, ubi jalar
7,48%, kedelai 37,88% dan kacang tanah sebesar 3,56%.
Dilihat dari produktivitasnya, untuk padi sawah rata-rata adalah 2,57 ton/ha dan
untuk padai ladang 0,15 ton/ha. Produktivitas komoditas yang diusahakan di tegal/
kebun adalah jagung (0,04 ton/ha), kedelai (0,029 ton/ha), ubi kayu (0,027 ton/ha)
dan kacang tanah 0,007 ton/ha. Dengan demikian nampak bahwa secara umum
produktivitas lahan di wilayah studi tergolong rendah.
Tanaman sayuran
Secara umum produksi sayuran selama tahun 2005 meningkat bila dibandingkan
dengan tahun 2004.
Komoditas sayuran lain yang cukup menonjol adalah petsai dengan produksi sekitar
26,82% terhadap total produksi kabupaten, sementara itu untuk cabai dan tomat
masing-masing adalah 3,89%, dan untuk kacang panjang sebesar 12,19%.
Tanaman buah-buahan
Jenis buah-buahan yang banyak dihasilkan di wilayah studi adalah pisang, mangga,
pepaya, nangka dan durian.
Produksi pisang dari wilayah studi memberikan kontribusi sebesar 7,75% terhadap
total produksi pisang di tingkat kabupaten, sementara itu untuk mangga adalah
1,57%, pepaya 5,07%, nangka 60,38% dan durian sebesar 0,50%.
Tanaman perkebunan
Produksi berbagai jenis komoditas perkebunan selama tahun 2005 meningkat
sekitar 15-26% dibandingkan tahun 2004. Jenis tanaman perkebunan rakyat yang
banyak diusahakan di wilayah studi adalah kelapa, kakao, kopi, cengkeh, jambu
mete, dan kemiri.
Sumbangan produksi kelapa dari wilayah studi terhadap total produksi di tingkat
kabupaten adalah 7,78%, untuk kakao 12,63%, jambu mete 9,26%, kemiri 4,68,
cengkeh 0,65% dan kopi sebesar 7,08%.
Peternakan
Jenis-jenis ternak yang diusahakan masyarakat di wilayah studi meliputi ternak
besar khususnya sapi, ternak kecil yaitu kambing dan babi dan unggas yang
meliputi ayam kampung dan itik.
Sumbangan wilayah studi terhadap total produksi sapi di tingkat kabupaten adalah
32,90%, untuk kambing 10,80%, babi 23,67%, ayam kampung 32,67% dan untuk
itik adalah sebesar 29,84%.
Perikanan
Jenis perikanan yang dikembangkan di wilayah studi meliputi perikanan laut,
perikanan kolam, tambak udang dan perairan umum.
![Page 47: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/47.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 47
PT PERTAMINA EP -PPGM
3.3.3 Sosial Budaya
a. Nilai dan norma budaya
Di Kabupaten Banggai terdapat 3 suku asli yaitu Suku Saluan, Suku Banggai dan Suku
Balantak. Suku pendatang yang ada di wilayah ini antara lain adalah Suku Bajo yang
merupakan masyarakat nelayan pendatang tertua dari Kendari, Suku Jawa, Sunda, Bali dan
Flores yang merupakan transmigran serta pendatang lain yang berupaya mencari peluang
kerja yaitu Suku Bugis, Padang, Gorontalo, Manado, Muna dan sebagainya.
Kegiatan adat yang sering dilaksanakan oleh warga masyarakat terutama yang terkait erat
dengan siklus kehidupan manusia yaitu pesta perkawinan, perayaan kelahiran dan
peringatan kematian dengan persentase sebesar 66,20%. Kegiatan adat lain yang
dirayakan adalah bersih desa, yang terkait dengan kegiatan bertani dan adat tumpe yang
merupakan peristiwa budaya warisan Kerajaan Banggai Kepulauan. Kegiatan adat dan
kebiasaan masyarakat ini biasanya dilakukan di balai desa (34,05%), masjid (20,77%),
rumah (16,27%), serta makam dan pure masing-masing sebesar 6,42%.
Sekitar 87,92% responden menyatakan bahwa berbagai jenis kegiatan adat masih tetap
dilakukan oleh masyarakat sebagai upaya untuk melestarikannya.
Salah satu nilai budaya yang masih tampak terlihat adalah nilai budaya gotong royong dan
konsep yang mengganggap penting sikap tenggang rasa terhadap sesama manusia. Gotong
royong di sini adalah dalam hal memperbaiki rumah (20,24%), kerja bakti kebersihan
lingkungan (14,84%), saling membantu dalam melaksanakan hajatan (30,88%) dan arisan
(20,39%) serta bekerja sama untuk siskamling (12,89%).
Mengingat bahwa berbagai aktivitas adat, keagamaan dan sosial budaya yang lain masih
tetap dilaksanakan dan didukung oleh warga masyarakat pada umumnya, maka kondisi
rona lingkungan hidup awal pada parameter nilai dan norma budaya masyarakat di wilayah
studi memiliki skala kualitas lingkungan tergolong baik (skala 4).
b. Proses sosial
Jenis kegiatan bersama yang paling banyak dilakukan oleh responden adalah meningkatkan
pengetahuan agama (32,13%), kegiatan ormas, arisan dan saling tukar informasi atau
berita. Selain kerja sama warga masyarakat dalam berbagai aktivitas sehari-hari, begitu
pula yang terjadi sebaliknya yaitu adanya konflik, meskipun secara umum responden
menyatakan relatif kecil adanya konflik di wilayah sekitar tempat tinggal mereka yaitu
hanya sekitar 22,92%. Menurut pendapat responden, apabila terjadi konflik umumnya
terkait dengan masalah pemuda/remaja (41,66%), masalah keluarga (25%), masalah
tanah (16,67%), dan perselisihan antar kampung atau suku masing-masing dengan
persentase sebesar 8,33%. Namun berbagai konflik yang ada tersebut pada umumnya
dapat diselesaikan dengan baik.
![Page 48: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/48.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 48
PT PERTAMINA EP -PPGM
c. Pelapisan sosial
Pelapisan sosial di wilayah studi tercermin dari pendapat masyarakat yang menganggap
pengurus administrasi wilayah/pamong desa merupakan orang yang dituakan (dalam level
tinggi) di lingkungan tempat tinggal dan strata di bawahnya adalah pemuka agama.
Penguasa adat/keturunan bangsawan dan orang yang terpandang secara materi saat ini
tidak secara otomatis menjadi tokoh yang dapat dituakan atau dianggap berpengaruh oleh
semua kelompok masyarakat, tetapi pihak-pihak yang mau bekerjasama dan peduli
terhadap kepentingan masyarakatlah yang akan ditokohkan oleh masyarakat.
d. Pranata sosial/kelembagaan masyarakat
Pranata sosial yang ada di wilayah studi cukup maju dan dinamis yang antara lain
ditunjukkan dengan cukup beragamnya kelembagaan yang ada, seperti lembaga
pendidikan, lembaga ekonomi, lembaga kepemudaan, lembaga kesehatan, lembaga
pertanian dan lembaga kekerabatan. Diantara kelembagaan masyarakat tersebut, yang
paling dikenal oleh responden adalah lembaga kepemudaan dengan persentase 29,09%,
kemudian lembaga pendidikan 22,64% dan lembaga kesehatan 22,10% serta lembaga
pertanian sebesar 19,03%. Hal ini menunjukkan bahwa kelembagaan masyarakat tersebut
cukup aktif dan peranannya dirasakan oleh masyarakat.
e. Sikap dan persepsi masyarakat
Sehubungan dengan rencana Proyek Pengembangan Gas Matindok, sikap dan persepsi
masyarakat cukup beragam. Secara umum masyarakat setuju (78,33%) dengan rencana
proyek tersebut dengan sejumlah harapan dan saran. Persepsi positif masyarakat terhadap
rencana kegiatan terkait dengan adanya beberapa keuntungan atau manfaat yang dapat
ditimbulkan dari adanya kegiatan proyek.
Manfaat paling besar yang akan muncul dari kegiatan proyek dan akan dapat dirasakan
oleh masyarakat adalah meningkatnya pendapatan masyarakat (44,44%), kemudian
adanya kesempatan kerja (23,81%) dan meningkatnya kesempatan berusaha (10,58%).
Selain itu juga terdapat sekitar 6,35% responden yang menyatakan sangat mengharapkan
dibangunnya fasilitas umum dan fasilitas sosial untuk warga masyarakat.
Selain persepsi positif masyarakat terhadap proyek pengembangan gas ini, masyarakat juga
memiliki persepsi negatif terhadap proyek terkait dengan kemungkinan adanya beberapa
kerugian yang dapat terjadi dengan berlangsungnya proyek ini.
Kerugian yang akan timbul dari kegiatan ini adalah meningkatnya peralihan fungsi lahan
pertanian (31,98%) yang akan berdampak langsung terhadap terjadinya penurunan
produksi pertanian (14,72%).
![Page 49: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/49.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 49
PT PERTAMINA EP -PPGM
Selain itu juga terdapat kekhawatiran-kekhawatiran warga masyarakat seperti kemungkinan
adanya calo saat pembebasan lahan (15,35%), kemudian diikuti keluarnya gas beracun
(14,56%), terjadinya kebakaran atau semburan api (14,40%), adanya penurunan kualitas
dan kuantitas air (6,96%) dan adanya PHK serta penurunan pendapatan masyarakat
sebagai akibat berhentinya proyek (6,02%). Terhadap kekhawatiran-kekhawatiran tersebut,
responden memberikan beberapa saran/masukan yang merupakan wujud kepedulian
responden terhadap rencana kegiatan sehingga berbagai perubahan yang mungkin terjadi
dan khususnya yang berdampak negatif dapat ditekan seminimal mungkin.
Beberapa saran/masukan responden khususnya terkait dengan masalah pengadaan lahan
adalah sebelum proses pengadaan lahan hendaknya dilakukan sosialisasi kepada
masyarakat (13,25%), pembelian lahan dilakukan secara langsung kepada para pemilik
lahan (80,79%) dan perlu dilakukan musyawarah secara transparan antara para pemilik
lahan, pemrakarsa dan pemerintah khususnya untuk mencapai kesepakatan harga (5,96%).
3.4. KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT
a. Potensi resiko timbulnya penyakit
Potensi besarnya dampak atau terjadinya penyakit tercermin dalam beberapa angka
kesakitan oleh beberapa jenis penyakit di 4 kecamatan wilayah studi. Jenis penyakit yang
banyak diderita penduduk di wilayah studi secara keseluruhan adalah ISPA, malaria,
Common Cold, gastritis, diare.
b. Karakteristik spesifik penduduk yang berisiko
Beberapa karakteristik spesifik penduduk yang dapat menimbulkan risiko adanya penyakit
antara lain ditunjukkan dengan adanya responden perokok, cara pengelolaan sampah dan
partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu dan cara penanganan penyakit.
Sekitar 60% dari responden adalah perokok dan 68,70% diantaranya menghabiskan lebih
dari 9 batang rokok setiap harinya. Kebiasaan responden ini merupakan faktor risiko yang
tidak dapat diabaikan untuk kesehatan badan, terutama terkait dengan penyakit sesak
napas, asma, bronkitis dan infeksi saluran pernafasan, paru dan jantung.
Sementara itu pengelolaan sampah dilakukan dengan dibakar (82,50%), sekitar 6,4%
responden mengelola sampah dengan cara memasukkan ke dalam lubang lalu ditimbun,
dan sebanyak 9 orang (3,8%) dengan cara membuang ke sungai. Pembuangan sampah ke
lingkungan merupakan cara pengelolaan sampah yang tidak mendukung kondisi sanitasi
lingkungan. Oleh karena itu upaya penyadaran masyarakat harus dilakukan agar kondisi
lingkungan wilayah studi tidak menjadi semakin buruk.
Terdapat sekitar 74,46% responden yang pernah menimbangkan balitanya ke Posyandu.
Hal ini dapat diartikan bahwa sebagai perwujudan partisipasi warga masyarakat di bidang
pelayanan kesehatan.
![Page 50: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/50.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 50
PT PERTAMINA EP -PPGM
Sekitar 68,80% responden menyatakan bahwa ketika sakit akan berobat melalui fasilitas
kesehatan yang ada yaitu Puskesmas/Rumah Sakit ataupun dokter, sekitar 21,3%
responden berobat ke tenaga medis dan paramedis, dan lainnya dengan cara mengobati
sendiri diantaranya dengan minum obat bebas.
c. Sumberdaya kesehatan
Upaya pemeliharaan dan atau peningkatan kesehatan masyarakat di 4 Kecamatan wilayah
studi selama ini dilayani oleh 6 buah Puskesmas, 32 Puskesmas Pembantu dan fasilitas
kesehatan lain seperti polindes dan toko obat. Persentase jumlah Puskesmas yang ada di
wilayah studi mencapai 21,42% dari jumlah total Puskesmas yang ada di Kabupaten
Banggai. Tenaga medis yang ada meliputi dokter umum dan dokter gigi sebanyak 11 orang,
namun untuk dokter spesialis hingga diadakan survei belum ada. Tenaga paramedis
meliputi perawat sebanyak 78 orang dan bidan 64 orang. Jika dibandingkan dengan
keberadaan tenaga kesehatan tingkat kabupaten dengan jumlah dokter 28 orang, maka
keberadaan tenaga medis di wilayah studi mencapai 39,28% yang tersebar di 4 kecamatan
wilayah studi, perawat dan bidan sebanyak 17,60% dari jumlah total perawat dan bidan
yang ada di Kabupaten Banggai.
Dilihat tingkat pelayanan tenaga medis serta paramedis terhadap total penduduk di 4
kecamatan wilayah studi adalah: Puskesmas dan Puskesmas Pembantu 1:2.622, dokter
1:9.060, bidan 1:5.566 dan perawat 1:1.557. Hal ini mengandung arti bahwa setiap
keberadaan puskesmas dan puskesmas pembantu harus melayani penduduk sebanyak
2.622, setiap dokter harus melayani penduduk sebanyak 9.060 orang, dan setiap perawat
harus melayani penduduk sebanyak 1.557 orang.
Dengan demikian berdasarkan kriteria kualitas lingkungan, kondisi pelayanan kesehatan di
wilayah studi tergolong sedang (skala 3).
d. Kondisi sanitasi lingkungan
Sebagian besar penduduk di wilayah studi umumnya telah memiliki sumur sendiri untuk
memenuhi kebutuhan air minum maupun mencuci pakaian dan peralatan rumah tangga
lainnya. Namun kebersihan di sekitar lingkungan tempat tinggal umumnya belum tertata
dengan baik, disamping itu kepemilikan saluran pembuang air limbah relatif masih sangat
sedikit.
Penduduk yang bertempat tinggal di luar wilayah pesisir (86,30%) menggunakan sumur
gali dan sumur bor sebagai sumber air minum. Untuk penduduk di wilayah pesisir
umumnya pemenuhan kebutuhan air bersih dilakukan dengan membeli dan atau
menggunakan sumur gali.
![Page 51: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/51.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 51
PT PERTAMINA EP -PPGM
Penduduk di wilayah studi pada umumnya sudah memiliki jamban keluarga untuk keperluan
buang air besar keluarga, sekitar 74,60% responden menyatakan melakukan buang air
besar di WC keluarga. Sementara itu penduduk yang melakukan buang air besar di WC
umum sebanyak 5,40% dan 16,2% responden melakukan buang air besar di sungai atau di
WC alam, dengan alasan masih cukup area hutan dan jarang penduduknya.
e. Status Gizi Masyarakat
Umumnya status gizi balita responden adalah bagus (52,68%) yang status gizinya cukup
banyak 45,16% dan terdapat 2,15% bayi responden yang status gizinya kurang. Namun
mengingat bahwa kesehatan balita merupakan salah satu indikator penting untuk melihat
rawan tidaknya kesehatan masyarakat, maka Dinas Kesehatan setempat melalui Puskesmas
yang ada terus melakukan program perbaikan gizi. Beberapa jenis program tersebut adalah
upaya peningkatan penyuluhan para kader gizi kepada ibu-ibu balita tentang konsumsi gizi
dan upaya peningkatan Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita.
![Page 52: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/52.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 52
PT PERTAMINA EP -PPGM
Bab-4RUANG LINGKUP STUDI
4.1. EVALUASI DAMPAK POTENSIAL
4.1.1. Bagian Hulu
A. Kegiatan-kegiatan Proyek Pengembangan Gas di Bagian Hulu
1. Tahap Pra Konstruksi
a. pembebasan lahan dan tanam tumbuh
b. penerimaan tenaga kerja
2. Tahap Konstruksi
a. mobilisasi dan demobilisasi peralatan
b. pembukaan dan pematangan lahan
c. konstruksi BS dan GPF
d. pemasangan pipa penyalur gas
e. penglepasan tenaga kerja
3. Tahap Operasi
a. penerimaan tenaga kerja
b. pemboran sumur pengembangan
c. operasi produksi di GPF
d. penyaluran gas melalui pipa
e. pengangkutan kondensat dan sulfur dengan transport darat
f. pemeliharaan fasilitas produksi
![Page 53: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/53.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 53
PT PERTAMINA EP -PPGM
4. Pasca Operasi
a. penutupan sumur
b. penghentian operasi produksi gas
c. pembongkaran dan demobilisai peralatan
d. revegetasi
e. penglepasan tenaga kerja.
B. Dampak Potensial
1. Perubahan iklim mikro
2. Penurunan kualitas udara ambient
3. Terjadinya kebisingan
4. Perubahan sifat tanah
5. Terjadinya erosi tanah
6. Gangguan sistem irigasi dan drainase
7. Perubahan kuantitas air permukaan (air sungai)
8. Penurunan kualitas air permukaan
9. Penurunan kualitas air laut
10. Penurunan kuantitas air tanah dangkal
11. Penurunan kuantitas air tanah dalam
12. Gangguan transportasi jalan darat
13. Gangguan vegetasi
14. Gangguan satwa
15. Gangguan biota air tawar
16. Gangguan biota air laut
17. Peningkatan keanekaragaman dan kerapatan vegetasi
18. Peningkatan keanekaragaman dan kelimpahan satwa
19. Perubahan kependudukan
20. Perubahan pola kepemilikan lahan
21. Peningkatan pendapatan masyarakat
22. Adanya kesempatan berusaha
23. Penurunan kesempatan berusaha
24. Gangguan proses social
25. Pelapisan social
26. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
27. Penurunan sanitasi lingkungan
28. Penurunan tingkat kesehatan masyarakat
![Page 54: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/54.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 54
PT PERTAMINA EP -PPGM
C. Klasifikasi dan Prioritas Dampak Penting Hipotetis
a. Prakonstruksi
1. Perubahan pola kepemilikan lahan
2. Gangguan proses sosial
3. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
b. Konstruksi
1. Perubahan Kualitas udara ambien (debu dan gas)
2. Terjadi kebisingan
3. Terjadi erosi tanah
4. Gangguan sistem irigasi dan drainase
5. Gangguan kelancaran lalulintas
6. Gangguan keselamatan berlalulintas
7. Kerusakan jalan dan jembatan
8. Penurunan kualitas air permukaan
9. Penurunan kualitas air laut
10. Gangguan vegetasi
11. Gangguan satwa
12. Gangguan biota air tawar
13. Gangguan biota air laut
14. Peningkatan pendapatan masyarakat
15. Adanya kesempatan berusaha
16. Gangguan proses sosial
17. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
18. Penurunan kualitas sanitasi lingkungan
c. Operasi:
1. Penurunan kualitas udara ambien (debu dan gas)
2. Peningkatan kebisingan
3. Penurunan kualitas air permukaan
4. Penurunan kualitas air laut
5. Gangguan keselamatan berlalulintas
6. Kerusakan jalan dan jembatan
7. Gangguan biota air tawar
8. Perubahan kependudukan
9. Peningkatan pendapatan masyarakat
10. Adanya kesempatan berusaha
11. Gangguan proses sosial
12. Munculnya pelapisan sosial
13. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
14. Penurunan kualitas sanitasi lingkungan
15. Penurunan tingkat kesehatan masyarakat
![Page 55: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/55.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 55
PT PERTAMINA EP -PPGM
d. Pasca Operasi:
1. Peningkatan kualitas udara ambien
2. Penurunan kebisingan
3. Peningkatan kualitas air permukaan
4. Peningkatan kualitas air laut
5. Gangguan keselamatan berlalulintas
6. Kerusakan jalan dan jembatan
7. Peningkatan keanekaragaman dan kerapatan vegetasi
8. Peningkatan keanekaragaman dan kelimpahan satwa
9. Penurunan pendapatan masyarakat
10. Penurunan kesempatan berusaha
11. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
![Page 56: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/56.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 56
PT PERTAMINA EP -PPGM
Gambar 4.1. Kerangka Proses Pelingkupan Kegiatan Proyek Pengembangan GasMatindok Bagian Hulu di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah
PRIORITAS DAMPAK PENTING HIPOTETISPrakonstruksi:1. Perubahan pola kepemilikan lahan2. Gangguan proses sosial3. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
Konstruksi:1. Perubahan Kualitas udara ambien (debu dan gas)2. Terjadi kebisingan3. Terjadi erosi tanah4. Gangguan sistem irigasi dan drainase5. Gangguan kelancaran lalulintas6. Gangguan keselamatan berlalulintas7. Kerusakan jalan dan jembatan8. Penurunan kualitas air permukaan9. Penurunan kualitas air laut
10. Gangguan vegetasi11. Gangguan satwa12. Gangguan biota air tawar13. Gangguan biota air laut14. Peningkatan pendapatan masyarakat15. Adanya kesempatan berusaha16. Gangguan proses sosial17. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat18. Penurunan kualitas sanitasi lingkunganOperasi:1. Penurunan kualitas udara ambien (debu dan gas)2. Peningkatan kebisingan3. Penurunan kualitas air permukaan4. Penurunan kualitas air laut5. Gangguan keselamatan berlalulintas6. Kerusakan jalan dan jembatan7. Gangguan biota air tawar8. Perubahan kependudukan9. Peningkatan pendapatan masyarakat
10. Adanya kesempatan berusaha11. Gangguan proses sosial12. Munculnya pelapisan sosial13. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat14. Penurunan kualitas sanitasi lingkungan15. Penurunan tingkat kesehatan masyarakatPasca Operasi:1. Peningkatan kualitas udara ambien2. Penurunan kebisingan3. Peningkatan kualitas air permukaan4. Peningkatan kualitas air laut5. Keselamatan berlalulintas6. Kerusakan jalan dan jembatan7. Peningkatan keanekaragaman dan kerapatan
vegetasi8. Peningkatan keanekaragaman dan kelimpahan
satwa9. Penurunan pendapatan masyarakat
10. Penurunan kesempatan berusaha11. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
DeskripsiRencana Kegiatan
PrakonstruksiKonstruksiOperasiPasca Operasi
Deskripsi RonaLingkungan Awal
Komponen Geo-Fisik-Kimia
Komponen BiologiKomponen SosialEkonomi Budaya
Komponen KesehatanMasyarakat
DAMPAK POTENSIAL
A. Geo-Fisik-KimiaPerubahan iklim mikroPenurunan kualitas udara ambien (debu dan gas)Terjadi kebisinganPerubahan sifat tanahTerjadi erosi tanahGangguan sistem irigasi dan drainasePenurunan debit air sungaiPenurunan kualitas air permukaanPenurunan kualitas air lautPenurunan kuantitas air tanahPenurunan kelancaran lalulintasPenurunan keselamatan berlalulintasKerusakan jalan dan jembatan
B. Komponen BiologiGangguan vegetasiGangguan satwaGangguan biota air tawarGangguan biota air lautPeningkatan keanekaragaman dan kerapatan
vegetasiPeningkatan keanekaragaman dan kelimpahan
satwa
C. Komponen SosekbudPerubahan kependudukanPerubahan pola kepemilikan lahanPeningkatan pendapatan masyarakatAdanya kesempatan berusahaGangguan proses sosialPerubahan sikap dan persepsi masyarakat
D. Komponen KesmasPenurunan kualitas sanitasi lingkunganPenurunan tingkat kesehatan masyarakat
DAMPAK PENTING HIPOTETIS
A. Geo-Fisik-KimiaPerubahan kualitas udara ambien (debu dan gas)Terjadi kebisinganTerjadi erosi tanahPenurunan kualitas air permukaanGangguan sistem irigasi dan drainasePenurunan kualitas air lautGangguan kelancaran lalulintasGangguan keselamatan berlalulintasKerusakan jalan dan jembatan
B. Komponen BiologiGangguan vegetasiGangguan satwaGangguan biota air tawarGangguan biota air lautPeningkatan keanekaragaman dan kerapatan
vegetasiPeningkatan keanekaragaman dan kelimpahan
satwa
C. Komponen SosekbudPerubahan kependudukanPerubahan pola kepemilikan lahanPeningkatan pendapatan masyarakatAdanya kesempatan berusahaMunculnya pelapisan sosialGangguan proses sosialPerubahan sikap dan persepsi masyarakat
D. Komponen KesmasPenurunan kualitas sanitasi lingkunganPenurunan tingkat kesehatan masyarakat
KLASIFIKASI DANPRIORITAS
EVALUASI DAMPAKPOTENSIAL
IDENTIFIKASI DAMPAKPOTENSIAL
![Page 57: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/57.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 57
PT PERTAMINA EP -PPGM
Gambar 4.2.
Bagan Alir Dampak Hipotetik Kegiatan Hulu Proyek Pengembangan Gas Matindok
![Page 58: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/58.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 58
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 4.1. Ringkasan Jenis-jenis Dampak Hipotetis Rencana Kegiatan ProyekPengembangan Gas Matindok Di Bagian Hulu
No Komponen Lingkungan
Komponen Rencana Kegiatan
Pra-Konst. Konstruksi Operasi Pasca Operasi
1 2 1 2 34
5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5Alt1
Alt2
Alt3
GEO-FISIK-KIMIA1 Kualitas udara ambien – – – – – – + +2 Kebisingan – – – – – – + +3 Erosi tanah –4 Sistem irigasi dan drainase5 Kualitas air permukaan – – – –6 Kualitas air laut – – –7 Transportasi darat – – – – –/+
BIOLOGI1 Vegetasi – +2 Satwa – – – – – – – +3 Biota air tawar –4 Biota air laut –
SOS-EK-BUD1 Kependudukan –2 Pola kepemilikan lahan –3 Pendapatan masyarakat + + + + + – + + –4 Kesempatan berusaha + + + + + + + + –5 Proses sosial – – – – – – – –6 Pelapisan sosial –7 Sikap & persepsi masyarakat – – – – – – – – – – – – – –
KESEHATAN MASY.1 Sanitasi lingkungan – – – –2 Tingkat kesehatan masyarakat – –
– = dampak negatif+ = dampak positif
A. Tahap Prakonstruksi1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh2. Penerimaan tenaga kerja
C. Tahap Operasi1. Penerimaan tenaga kerja2. Pemboran sumur pengembangan3. Operasi produksi di GPF4. Penyaluran gas melalui pipa5. Pengangkutan kondensat dan sulfur dengan transport darat6. Pemeliharaan fasilitas produksi
D. Tahap Pasca Operasi1. Penutupan sumur2. Penghentian operasi produksi gas3. Pembongkaran dan demobilisasi peralatan4. Revegetasi5. Penglepasan tenaga kerja
B. Tahap Konstruksi1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan2. Pembukaan dan pematangan lahan3. Konstruksi BS dan GPF4. Pemasangan pipa penyalur gas
Alternatif -1, sejajar di sisi jalan raya Luwuk – MorowaliAlternatif -2, secara Horizontal Directional Drilling (HDD)Alternatif -3, dipasang di dasar laut dekat pantai
5. Penglepasan tenaga kerja
Keterangan:
Keterangan:
![Page 59: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/59.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 59
PT PERTAMINA EP -PPGM
4.1.2. Bagian Hilir
A. Kegiatan-kegiatan Proyek Pengembangan Gas di Bagian Hilir
1. Tahap Pra Konstruksi
a. pembebasan lahan dan tanam tumbuh
b. penerimaan tenaga kerja
2. Tahap Konstruksi
a. mobilisasi dan demobilisasi peralatan
b. pembukaan dan pematangan lahan
c. konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
d. penglepasan tenaga kerja
3. Tahap Operasi
a. penerimaan tenaga kerja
b. operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus, dan fasilitas pendukungnya
c. pemeliharaan fasilitas produksi
4. Tahap Pasca Operasi
a. penghentian operasi kilang LNG
b. pembongkaran dan demobilisasi peralatan (kilang dan Pelabuhan Khusus)
c. revegetasi
d. penglepasan tenaga kerja
B. Dampak Potensial
1. Perubahan iklim mikro
2. Penurunan kualitas udara ambien
3. Terjadinya kebisingan
4. Perubahan sifat tanah
5. Terjadinya erosi tanah
6. Gangguan debit air sungai
7. Penurunan kualitas air permukaan
8. Penurunan kualitas air laut
9. Penurunan kuantitas air tanah dangkal
10. Penurunan kuantitas air tanah dalam
11. Gangguan transportasi jalan darat
12. Gangguan keselamatan pelayaran
13. Gangguan vegetasi
14. Gangguan satwa
15. Gangguan biota air laut
16. Peningkatan keanekaragaman dan kerapatan vegetasi
17. Peningkatan keanekaragaman dan kelimpahan satwa
![Page 60: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/60.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 60
PT PERTAMINA EP -PPGM
18. Perubahan kependudukan
19. Perubahan pola kepemilikan lahan
20. Peningkatan pendapatan masyarakat
21. Adanya kesempatan berusaha
22. Penurunan kesempatan berusaha
23. Gangguan proses sosial
24. Munculnya pelapisan sosial
25. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
26. Penurunan kualitas sanitasi lingkungan
27. Penurunan tingkat kesehatan masyarakat
C. Klasifikasi dan Prioritas Dampak Penting Hipotetis
a. Prakonstruksi
1. Perubahan pola kepemilikan lahan
2. Gangguan proses sosial
3. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
b. Konstruksi
1. Penurunan kualitas udara ambien (debu dan gas)
2. Terjadi kebisingan
3. Gangguan kelancaran lalulintas
4. Gangguan keselamatan berlalulintas
5. Kerusakan jalan dan jembatan
6. Penurunan kualitas air permukaan
7. Penurunan kualitas air laut
8. Gangguan vegetasi
9. Gangguan satwa
10. Gangguan biota air laut
11. Peningkatan pendapatan masyarakat
12. Terbukanya kesempatan berusaha
13. Gangguan proses sosial
14. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
15. Penurunan kualitas sanitasi lingkungan
16. Penurunan tingkat kesehatan masyarakat
c. Operasi
1. Penurunan kualitas udara ambien (debu dan gas)
2. Peningkatan kebisingan
![Page 61: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/61.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 61
PT PERTAMINA EP -PPGM
3. Penurunan kualitas air laut
4. Gangguan keselamatan pelayaran
5. Gangguan biota air laut
6. Perubahan kependudukan
7. Peningkatan pendapatan masyarakat
8. Adanya kesempatan berusaha
9. Gangguan proses sosial
10. Munculnya pelapisan sosial
11. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
12. Penurunan tingkat kesehatan masyarakat
d. Pasca Operasi
1. Peningkatan kualitas udara ambien
2. Penurunan kebisingan
3. Peningkatan kualitas air permukaan
4. Peningkatan kualitas air laut
5. Gangguan keselamatan berlalulintas
6. Kerusakan jalan dan jembatan
7. Peningkatan keanekaragaman dan kerapatan vegetasi
8. Peningkatan keanekaragaman dan kelimpahan satwa
9. Penurunan pendapatan masyarakat
10. Hilangnya kesempatan berusaha
11. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
12. Penurunan kualitas sanitasi lingkungan
![Page 62: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/62.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 62
PT PERTAMINA EP -PPGM
Gambar 4.3. Kerangka Proses Pelingkupan Kegiatan Proyek Pengembangan GasMatindok Bagian Hilir di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah
PRIORITAS DAMPAK PENTING HIPOTETISPrakonstruksi:
1. Perubahan pola kepemilikan lahan2. Gangguan proses sosial3. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
Konstruksi:1. Penurunan kualitas udara ambien (debu dan gas)2. Terjadi kebisingan3. Gangguan kelancaran lalulintas4. Gangguan keselamatan berlalulintas5. Kerusakan jalan dan jembatan6. Penurunan kualitas air permukaan7. Penurunan kualitas air laut8. Gangguan vegetasi9. Gangguan satwa
10. Gangguan biota air laut11. Adanya kesempatan berusaha12. Peningkatan pendapatan masyarakat13. Gangguan proses sosial14. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat15. Penurunan kualitas sanitasi lingkungan16. Penurunan tingkat kesehatan masyarakatOperasi:
1. Penurunan kualitas udara ambien (debu dan gas)2. Peningkatan kebisingan3. Penurunan kualitas air laut4. Gangguan keselamatan pelayaran5. Gangguan biota air laut6 Perubahan kependudukan7. Peningkatan pendapatan masyarakat8. Adanya Kesempatan berusaha9. Gangguan proses sosial10. Munculnya pelapisan sosial11. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat12. Penurunan tingkat kesehatan masyarakat
Pasca Operasi:1. Peningkatan kualitas udara ambien2. Penurunan kebisingan3. Peningkatan kualitas air permukaan4. Peningkatan kualitas air laut5. Gangguan keselamatan berlalulintas6. Kerusakan jalan dan jembatan7. Peningkatan keanekaragaman dan kerapatan
vegetasi8. Peningkatan keanekaragaman dan kelimpahan
satwa9. Penurunan pendapatan masyarakat
10. Penurunan kesempatan berusaha11. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat12. Penurunan sanitasi lingkungan
DeskripsiRencana Kegiatan
PrakonstruksiKonstruksiOperasiPasca Operasi
Deskripsi RonaLingkungan Awal
Komponen Geo-Fisik-Kimia
Komponen BiologiKomponen SosialEkonomi Budaya
Komponen KesehatanMasyarakat
DAMPAK POTENSIAL
A. Geo-Fisik-KimiaPerubahan iklim mikroPenurunan kualitas udara ambien (debu dan gas)Terjadi kebisinganPerubahan sifat tanahTerjadi erosi tanahPenurunan debit air sungaiPenurunan kualitas air permukaanPenurunan kualitas air lautPenurunan kuantitas air tanahGangguan kelancaran lalulintasGangguan keselamatan berlalulintasKerusakan jalan dan jembatanGangguan keselamatan pelayaran
B. Komponen BiologiGangguan vegetasiGangguan satwaGangguan biota air lautPeningkatan keanekaragaman dan kerapatan
vegetasiPeningkatan keanekaragaman dan kelimpahan
satwa
C. Komponen SosekbudPerubahan kependudukanPerubahan pola kepemilikan lahanPeningkatan pendapatan masyarakatAdanya kesempatan berusahaGangguan proses sosialMunculnya pelapisan sosialPerubahan sikap dan persepsi masyarakat
D. Komponen KesmasPenurunan kualitas sanitasi lingkunganPenurunan tingkat kesehatan masyarakat
DAMPAK PENTING HIPOTETIS
A. Geo-Fisik-KimiaPerubahan Kualitas udara ambien (debu dan gas)Terjadi kebisinganPenurunan kualitas air permukaanPenurunan kualitas air lautGangguan kelancaran lalulintasGangguan keselamatan berlalulintasKerusakan jalan dan jembatanGangguan keselamatan pelayaran
B. Komponen BiologiGangguan vegetasiGangguan satwaGangguan biota air lautPeningkatan keanekaragaman dan kerapatan
vegetasiPeningkatan keanekaragaman dan kelimpahan
satwa
C. Komponen SosekbudPerubahan kependudukanPerubahan pola kepemilikan lahanPeningkatan pendapatan masyarakatAdanya kesempatan berusahaGangguan proses sosialMunculnya pelapisan sosialPerubahan sikap dan persepsi masyarakat
D. Komponen KesmasPenurunan kualitas sanitasi lingkunganPenurunan tingkat kesehatan masyarakat
KLASIFIKASI DANPRIORITAS
EVALUASI DAMPAKPOTENSIAL
IDENTIFIKASI DAMPAKPOTENSIAL
![Page 63: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/63.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 63
PT PERTAMINA EP -PPGM
Gambar 4.4.
Bagan Alir Dampak Hipotetik Kegiatan Hulu Proyek Pengembangan Gas Matindok
![Page 64: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/64.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 4.2. Ringkasan Jenis-jenis Dampak Hipotetis Rencana Kegiatan ProyekPengembangan Gas Matindok Di Bagian Hilir
No Komponen Lingkungan
Komponen Rencana KegiatanPra-
Konst. Konstruksi Operasi PascaOperasi
1 2 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4Alt-1 Alt-2
GEO-FISIK-KIMIA1 Kualitas udara ambien – – – –2 Kebisingan – – – –3 Kualitas air permukaan – –4 Kualitas air laut – –5 Transportasi darat – –6 Keselamatan pelayaran –
BIOLOGI1 Vegetasi – +2 Satwa – +4 Biota air laut – – –
SOS-EK-BUD1 Kependudukan –2 Pola kepemilikan lahan –3 Pendapatan masyarakat + + + – + –4 Kesempatan berusaha + + + –5 Proses sosial – – – – – –6 Pelapisan sosial –7 Sikap & persepsi masyarakat – – – – – – – – –
KESEHATAN MASY.1 Sanitasi lingkungan – – –2. Tingkat kesehatan masyarakat – – –
A. Tahap Prakonstruksi1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh2. Penerimaan tenaga kerja
B. Tahap Konstruksi1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan2. Pembukaan dan pematangan lahan3. Konstruksi komplek Kilang LNG dan Pelabuhan
KhususAlternatif -1, Desa Uso, Kecamatan BatuiAlternatif -2, Desa Padang, Kecamatan Kintom
4. Penglepasan tenaga kerja
Keterangan:
– = dampak negatif+ = dampak positif
Keterangan:
C. Tahap Operasi1. Penerimaan tenaga kerja2. Operasional Kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas
pendukungnya
3. Pemeliharaan fasilitas produksiD. Tahap Pasca Operasi1. Penghentian operasi Kilang LNG2. Pembongkaran dan demobilisasi peralatan (kilang dan Pelabuhan
Khusus)3. Revegetasi
Matindok 64
4. Penglepasan tenaga kerja
![Page 65: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/65.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 65
PT PERTAMINA EP -PPGM
4.2. WILAYAH STUDI DAN BATAS WAKTU KAJIAN
4.2.1. Batas Wilayah Studi
A. Batas Kegiatan
Batas tapak proyek adalah ruang atau lahan di mana suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan akan melakukan kegiatan prakonstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi.
Penentuan batas kegiatan didasarkan pada rencana pengembangan gas Matindok di
Lapangan Donggi, Minahaki, Sukamaju, Matindok dan Maleo Raja; pemasangan pipa dan
pembangunan LNG Plant termasuk fasilitas pelabuhan khusus. Tapak lahan yang diperlukan
untuk pembangunan fasilitas manifold station di tiga lokasi yaitu adalah lebih kurang 3 x
masing-masing lokasi 1 ha (3 ha); untuk pembangunan BS di tiga lokasi seluas 30 ha; jalur
pipa ”flowline” di lima lokasi tersebut adalah membutuhkan lahan 8 meter lebar x 35
kilometer panjang flowline (14 ha); Kompleks Kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas
pendukung seluas lebih kurang 300 ha (dengan alternatif lokasi di Uso atau di Padang);
dan sistem pemipaan gas 20 meter lebar x 60 km panjang pipa (120 ha). Lokasi ini perlu
dipersiapkan sebelum pemboran sumur-sumur pengembangan, yaitu dengan pembuatan
jalan masuk lokasi (pembuatan jalan baru dan peningkatan jalan yang sudah ada) dengan
panjang kumulatif dari semua sumur ± 15 km dengan lebar 6 – 8 m (sekitar 60 ha). Jadi
luas lahan yang diperlukan untuk tapak proyek sekitar 595 ha. Lahan yang dipergunakan
akan menggunakan lahan milik masyarakat atau lainnya. Pelaksanaan pengadaan lahan
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Batas Ekologis
Dalam studi ini batas ekologis meliputi lokasi-lokasi lapangan gas, jalur pipa (darat dan
laut) dan fasilitas Kilang LNG serta wilayah di luarnya yang diperkirakan merupakan daerah
sebaran dampak. Daerah-daerah tersebut terdiri dari area lahan basah berupa persawahan,
daerah perkebunan, hutan dan aliran air tawar dan air laut serta pemukiman penduduk.
Sebaran debu diperkirakan menyebar sejauh 200 m dari kiri-kanan pipa dan lokasi kegiatan
lainnya. Sebaran dampak melalui aliran air diperkirakan tidak akan lebih dari 1 km ke arah
hilir dari saluran air termasuk sungai yang terpotong jalur pipa dan dari pipa pembuangan
limbah cair dari fasilitas produksi gas dan LNG; dan penyebaran dampak melalui aliran air
laut tidak akan lebih dari 2 km dari sekitar Pelabuhan Khusus fasilitas Kilang LNG.
Penyebaran kebisingan dan emisi gas dari proses produksi gas dan LNG dari fasilitas
produksi gas (BS) di di Donggi dan Matindok serta Kilang LNG di Batui atau Kintom diduga
tidak akan melebihi penyebaran debu dan aliran air. Sementara dampak terhadap satwa di
SM Bakiriang tidak akan melebihi 3 km kanan kiri pipa yang melewati kawasan konservasi
tersebut. Untuk batas ekologis di laut: umumnya digunakan kecepatan arus dalam 1 jam;
sehingga jarak batas ekologis ke arah laut dari daratan adalah: 3600 x 0,9 = 3140 m (±
3,5 km).
![Page 66: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/66.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 66
PT PERTAMINA EP -PPGM
C. Batas Sosial
Batas sosial adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang merupakan berlangsungnya
berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan
(struktur sosial), sesuai dengan dinamika kelompok masyarakat yang diprakirakan
terpengaruh akibat kegiatan Pengembangan Gas Matindok. Justifikasi batas sosial adalah
adanya interaksi masyarakat dengan adanya kegiatan pembebasan lahan untuk tapak MS,
BS, pipa dan Kilang LNG; pemasangan jalur pipa, pembangunan BS dan pembangunan
Kilang LNG serta mobilisasi dan demobilisasi alat/bahan/ personil. Desa yang menjadi batas
sosial disajikan pada Tabel 4.3.
D. Batas Administrasi
Batas administrasi adalah wilayah desa/kelurahan dimana kegiatan proyek berlangsung,
seperti disajikan pada Tabel 4.4.
![Page 67: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/67.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 67
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 4.3. Desa/Kelurahan yang Menjadi Batas Sosial KegiatanPengembangan Gas Matindok di Kabupaten BanggaiSulawesi Tengah
Kecamatan Desa/Kelurahan Justifikasi Batas Sosial
No Nama No NamaJalurpipa
Tapaksumur
TapakBlock
Station
TapakMS
TapakKilangLNG
Mobilisasi dandemobilisasi peralatan,
material dan tenagakerja
1. Kintom123
PadangTangkiangKalolos
VVv
V* VVv
2. Batui 4 Uso V V** V5 Honbola V6 Lamo V V7 Balantang V V8 Bugis V V9 Batui V V10 Tolando V V11 Sisipan V V12 Ondo-ondolu I V V13 Nonong V V14 Kayowa V V15 Masing V V16 Batui IV V V17 Batui 21 V V18 Sukamaju I V V V V19 Bonebalantak V V20 Sinorang V V V V
3. Toili 21 Mulyoharjo V V22 Argo Kencana V V V23 Minahaki V V v V24 Rusa Kencana V V V V25 Agro Estate V V26 Singkoyo V V27 Tolisu V V28 Bukit Jaya V V
4. Toili Barat 29 Uwelolu V V30 Pandan Wangi V V V31 Dongin V V V32 Kamiwangi V V V33 Sendang Sari V V V34 Bukit Makarti V V35 Bukit Harapan V V36 Makapa V V V V37 Karya Makmur V V V
Keterangan: *: Lokasi LNG alternatif 1**: Lokasi LNG alternatif 2
![Page 68: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/68.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 68
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 4.4. Desa/Kelurahan yang Menjadi Batas Administrasi KegiatanPengembangan Gas Matindok di Kabupaten BanggaiSulawesi Tengah
Kecamatan Desa/Kelurahan
No. Nama No Nama
1. Kintom 123
PadangTangkiangKalalos
2. Batui 4 Uso5 Honbola6 Lamo7 Balantang8 Bugis9 Batui10 Tolando11 Sisipan12 Ondo-ondolu I13 Nonong14 Kayowa15 Masing16 Batui IV17 Batui 2118 Sukamaju I19 Bonebalantak20 Sinorang
3. Toili 21 Mulyoharjo22 Argo Kencana23 Minahaki24 Rusa Kencana25 Agro Estate26 Singkoyo27 Tolisu28 Bukit Jaya
4. Toili Barat 29 Uwelolu30 Pandan Wangi31 Dongin32 Kamiwangi33 Sendang Sari34 Bukit Makarti35 Bukit Harapan36 Makapa37 Karya Makmur
4.2.2. Batas Waktu Kajian
a. Batas waktu kajian Bagian Hulu
Berikut ini adalah batas waktu kajian Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok Bagian
Hulu di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.
![Page 69: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/69.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 69
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 4.5. Batas Waktu KajianKegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok Bagian Hulu
di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah
TAHAPKEGIATAN
JENIS DAMPAK HIPOTETIK SUMBER DAMPAK BATAS WAKTU KAJIAN
PRAKONSTRUKSI
SOSIAL
Perubahan pola kepemilikanlahan
1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Selama tahap prakonstruksi
Pendapatan masyarakat 1. Penerimaan tenaga kerja setempat Sampai tahap konstruksi
Proses sosial 1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Dapat berlangsung sampaitahap operasional
2. Penerimaan tenaga kerja setempat
Sikap dan persepsi masyarakat 1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Sampai tahap konstruksi
2. Penerimaan tenaga kerja setempatKONSTRUKSI GEOFISIK-KIMIA
Kualitas udara ambien 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, materialdan tenaga kerja
Sesaat
2. Pembukaan dan pematangan lahan Selama kegiatan berlangsung
3. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS & GPF Selama kegiatan berlangsung
4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Alt. 1 Selama kegiatan berlangsung
5. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Alt. 2 Selama kegiatan berlangsung
6. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Alt. 3 Selama kegiatan berlangsung
Kebisingan 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, materialdan tenaga kerja
Sesaat
2. Pembukaan dan pematangan lahan Selama kegiatan berlangsung
3. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS & GPF Selama kegiatan berlangsung
4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Alt. 1 Selama kegiatan berlangsung
5. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Alt. 2 Selama kegiatan berlangsung
6. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Alt. 3 Selama kegiatan berlangsung
Erosi tanah 1. Pembukaan dan pematangan lahan Selama kegiatan berlangsung
Gangguan sistem drainase danirigasi
1. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Selama kegiatan berlangsung
Kualitas air permukaan 1. Pembukaan dan pematangan lahan Selama kegiatan berlangsung
2. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS & GPF Selama kegiatan berlangsung
Kualitas air laut 1. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS & GPF Selama kegiatan berlangsung
2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Alt. 2 Selama kegiatan berlangsung
Transportasi darat (gangguankelancaran lalulintas)
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, materialdan tenaga kerja
Selama kegiatan berlangsung
2. Pemasangan pipa penyalur gas Selama kegiatan berlangsung
Transportasi darat (gangguankeselamatan berlalulintas)
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, materialdan tenaga kerja
Selama kegiatan berlangsung
2. Pemasangan pipa penyalur gas Selama kegiatan berlangsung
Kerusakan jalan 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, materialdan tenaga kerja
Sampai kerusakan jalandiperbaiki
![Page 70: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/70.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 70
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 4.5. Lanjutan
TAHAPKEGIATAN
JENIS DAMPAK HIPOTETIK SUMBER DAMPAK BATAS WAKTU KAJIAN
KONSTRUKSI BIOLOGI
Penurunan kelimpahan dankeanekaragaman vegetasi
1. Pembukaan dan pematangan lahan Sampai tahap operasional
Gangguan satwa 1. Pembukaan dan pematangan lahan Sampai tahap operasional
2. Konstruksi fasilitas produksi gas Sampai tahap operasional
3. Pemasangan pipa penyalur gas (Alt. 1) Sampai tahap operasional
4. Pemasangan pipa penyalur gas (Alt. 2) Sampai tahap operasional
5. Pemasangan pipa penyalur gas (Alt. 3) Sampai tahap operasional
Penurunan keanekaragamandan kelimpahan biota air tawar
1. Konstruksi Block Station (BS) Selama kegiatan berlangsung
2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Selama kegiatan berlangsung
Penurunan keanekaragamandan kelimpahan biota air laut
1. Pemasangan pipa penyalur gas (Alt. 3) Selama kegiatan berlangsung
SOSIALPeningkatan pendapatanmasyarakat
1. Pembukaan dan pematangan lahan
Selama kegiatan konstruksi
2. Kegiatan konstruksi BS dan GPF
3. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Alt. 1
4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Alt. 2
5. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Alt. 3
Kesempatan berusaha 1. Pembukaan dan pematangan lahan
Selama kegiatan konstruksi2. Kegiatan konstruksi BS dan GPF
3. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Alt. 1
4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Alt. 2
5. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Alt. 3
Gangguan proses sosial 1. Kegiatan konstruksi BS dan GPF
Selama kegiatan konstruksi2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Alt. 1
3. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Alt. 2
4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Alt. 3
Perubahan sikap dan persepsimasyarakat
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, materialdan tenaga kerja
Selama kegiatan konstruksi2. Konstruksi BS dan GPF
3. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Alt. 1
4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Alt. 2
5. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Alt. 3
6. Penglepasan tenaga kerja
KESEHATAN MASYARAKAT
Selama kegiatan konstruksi1. Konstruksi fasilitas produksi gas BS dan GPF
Penurunan sanitasi lingkungan 2. Pemasangan pipa penyalur gas Alt.1 dan 2
3. Pemasangan pipa penyalur gas Alt. 3
![Page 71: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/71.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 71
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 4.5. Lanjutan
TAHAPKEGIATAN
JENIS DAMPAK HIPOTETIK SUMBER DAMPAK BATAS WAKTU KAJIAN
OPERASI GEOFISIK KIMIA
Kualitas udara ambien (debudan gas)
1. Pemboran sumur pengembangan Selama kegiatan operasional
2.Operasi fasilitas produksi (BS dan GPF) Selama kegiatan operasional
Kebisingan 1.Operasi fasilitas produksi (BS dan GPF) Selama kegiatan operasional
Penurunan kualitas airpermukaan
1. Pemboran sumur pengembangan Selama kegiatan operasional
2. Operasional produksi di GPF Selama kegiatan operasional
Penurunan kualitas air laut 1. Konstruksi fasilitas produksi gas BS dan GPF Selama kegiatan operasional
2. Pemboran sumur pengembangan Selama kegiatan operasional
Gangguan keselamatanberlalulintas
1. Penyaluran kondensat dan sulfur dengantransportasi darat
Selama kegiatan operasional
Kerusakan jalan dan jembatan 1. Penyaluran kondensat dan sulfur dengantransportasi darat
Selama kegiatan operasional
BIOLOGI
Penurunan keanekaragamandan kelimpahan biota air tawar
1.Pemboran sumur pengembangan Selama kegiatan pemboran
2.Kegiatan operasi fasilitas produksi (BS & GPF) Selama kegiatan operasional
SOSIAL
Perubahan Kependudukan 1. Penerimaan tenaga kerja Berlangsung sampai pascaoperasional
Peningkatan Pendapatanmasyarakat
1. Penerimaan tenaga kerja Selama kegiatan berlangsung
2. Pemboran sumur pengembangan Selama kegiatan berlangsung
3. Operasi produksi gas di GPF Selama kegiatan berlangsung
Adanya kesempatan berusaha 1. Pemboran sumur pengembangan Selama kegiatan berlangsung
2. Kegiatan operasi fasilitas produksi gas (GPF) Selama kegiatan berlangsung
Gangguan proses sosial 1. Penerimaan tenaga kerja Berlangsung sampai pascaoperasional
2. Kegiatan operasi produksi gas di GPF
Pelapisan sosial 1. Operasi produksi di GPF Berlangsung sampai pascaoperasional
Perubahan sikap dan persepsimasyarakat
1. Penerimaan tenaga kerja Selama kegiatan operasional
2. Pemboran sumur pengembangan
3. Kegiatan operasi produksi gas di GPF
4. Penyaluran gas dan kondensat melalui pipa
KESEHATAN MASYARAKAT
Gangguan sanitasi lingkungan 1. Operasional fasilitas produksi gas di GPF Selama kegiatan operasional
Tingkat kesehatan masyarakat 1. Pemboran sumur pengembangan Selama kegiatan operasional
1. Kegiatan operasi produksi gas BS dan GPF Selama kegiatan operasional
GEOFISIK KIMIA
PASCA OPERASI Peningkatan kualitas udaraambien
1. Penghentian operasi produksi (BS dan GPF) Sesaat setelah Penghentianoperasi produksi (BS dan GPF)
Penurunan tingkat kebisingan 1. Penghentian operasi produksi (BS dan GPF)
Peningkatan kualitas air laut 1. Penghentian operasi produksi (BS dan GPF)
Gangguan keselamatanberlaluintas
1. Pembongkaran dan demobilisasi peralatan Selama kegiatan berlangsung
Kerusakan jalan 1. Pembongkaran dan demobilisasi peralatan Sampai kerusakan jalandiperbaiki
![Page 72: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/72.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 72
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 4.5. Lanjutan
TAHAPKEGIATAN
JENIS DAMPAK HIPOTETIK SUMBER DAMPAK BATAS WAKTU KAJIAN
BIOLOGI
Peningkatan keanekaragamandan kerapatan vegetasi
1. Revegetasi Setelah kegiatan revegetasi
Peningkatan keanekaragamandan kemelimpahan satwa
1. Revegetasi Setelah kegiatan revegetasi
SOSIAL
Penurunan pendapatanmasyarakat
1. Penglepasan tenaga kerja Sesaat setelah kegiatanPenglepasan Tenaga Kerja
Hilangnya kesempatan usaha 1. Penghentian operasi produksi gas di GPF Sesaat setelah kegiatan
Perubahan sikap dan persepsimasyarakat
1. Pembongkaran dan demobilisasi peralatan Setelah kegiatan berlangsung
2. Penglepasan tenaga kerja Setelah kegiatan berlangsung
b. Batas waktu kajian Bagian Hilir
Berikut ini adalah batas waktu kajian Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok Bagian
Hilir di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.
Tabel 4.6. Batas Waktu KajianKegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok Bagian Hilir
di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah
TAHAPKEGIATAN
JENIS DAMPAK HIPOTETIK SUMBER DAMPAK BATAS WAKTU KAJIAN
PRAKONSTRUKSI
Perubahan pola kepemilikanlahan
1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Selama tahap prakonstruksi
Proses sosial 1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Dapat berlangsung sampaitahap konstruksi
Sikap dan persepsi masyarakat 1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Dapat berlangsung sampaitahap konstruksi
KONSTRUKSI GEOFISIK-KIMIAKualitas udara ambien 1. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS & GPF Selama kegiatan berlangsung
Kebisingan 1. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS danGPF
Selama kegiatan berlangsung
Erosi tanah 1. Pembukaan dan pematangan lahan Selama tahap konstruksi
Gangguan sistem drainase danirigasi
1. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Selama kegiatan berlangsung
Kualitas air permukaan 1. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS & GPF Selama kegiatan berlangsung
Transportasi darat (gangguankelancaran lalulintas)
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, materialdan tenaga kerja
Selama kegiatan berlangsung
2. Pemasangan pipa penyalur gas Selama kegiatan berlangsung
Transportasi darat (gangguankeselamatan berlalulintas)
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, materialdan tenaga kerja
Selama kegiatan berlangsung
2. Pemasangan pipa penyalur gas Selama kegiatan berlangsung
Kerusakan jalan 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, materialdan tenaga kerja
Sampai kerusakan jalandiperbaiki
![Page 73: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/73.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 73
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 4.6. Lanjutan
TAHAPKEGIATAN
JENIS DAMPAK HIPOTETIK SUMBER DAMPAK BATAS WAKTU KAJIAN
KONSTRUKSI BIOLOGI
Penurunan kelimpahan dankeanekaragaman vegetasi
1. Pembukaan dan pematangan lahan Berlangsung sampai kegiatanland scaping
Gangguan satwa 1. Pembukaan dan pematangan lahan Selama kegiatan berlangsung
2. Pemasangan pipa penyalur gas (Alt. 1) Selama kegiatan berlangsung
3. Pemasangan pipa penyalur gas (Alt. 2) Selama kegiatan berlangsung
4. Pemasangan pipa penyalur gas (Alt. 3) Selama kegiatan berlangsung
Gangguan biota air tawar 1. Konstruksi Block Station (BS) Selama kegiatan berlangsung
2. Kegiatan Pemasangan Pipa Penyalur gas Selama kegiatan berlangsung
Gangguan Biota air laut(plankton, benthos, terumbukarang, ikan)
1. Pemasangan pipa penyalur gas (Alt. 3) Selama kegiatan berlangsung
SOSIAL
Peningkatan pendapatanmasyarakat
1. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS & GPF Selama kegiatan berlangsung
Gangguan proses sosial 1. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS & GPF Dapat berlangsung sampaitahap operasional2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur Gas Alt. 1
3. Kegiatan pemasangan pipa penyalur Gas Alt. 2
4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur Gas Alt. 3
Perubahan sikap dan persepsimasyarakat
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, materialdan tenaga kerja
Selama kegiatan berlangsung
2. Konstruksi fasi litas produksi gas BS dan GPF Selama kegiatan berlangsung
Penurunan sanitasi lingkungan 1. Konstruksi fasilitas produksi gas BS dan GPF Selama kegiatan berlangsungOPERASI GEOFISIK KIMIA
Kualitas udara ambien(debu dan gas)
1. Operasi fasilitas produksi (BS dan GPF) Selama kegiatan operasi
Gangguan keselamatanberlalulintas
1. Penyaluran kondensat dan sulfur dengantransportasi darat
Selama kegiatan berlangsung
Kerusakan jalan dan jembatan 1. Penyaluran kondensat dan sulfur dengantransportasi darat
Sampai kerusakan jalandiperbaiki
BIOLOGI
Gangguan biota air tawar 1. Pemboran sumur pengembangan Selama kegiatan berlangsung
2. Kegiatan operasi fasilitas produksi (BS &GPF) Selama kegiatan operasi
SOSIAL
Adanya kesempatan berusaha 1. Pemboran sumur pengembangan Selama kegiatan operasi
2. Operasi produksi di GPF Selama kegiatan operasi
Gangguan proses sosial 1. Penerimaan tenaga kerja Dapat berlangsung sampaipasca operasi
2. Operasi produksi di GPF Dapat berlangsung sampaipasca operasi
Pelapisan sosial 1. Operasi produksi di GPF Dapat berlangsung sampaipasca operasi
Perubahan sikap dan persepsimasyarakat
1. Penerimaan tenaga kerja Selama kegiatan operasi
2. Operasi produksi di GPF Selama kegiatan operasi
KESEHATAN ASYARAKAT
Tingkat kesehatan masyarakat 1. Kegiatan operasi fasilitas produksi gas BS & GPF Dapat berlangsung sampaipasca operasi
![Page 74: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/74.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 74
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 4.6. Lanjutan
TAHAPKEGIATAN
JENIS DAMPAK HIPOTETIK SUMBER DAMPAK BATAS WAKTU KAJIAN
PASCA OPERASI GEOFISIK KIMIA
Gangguan keselamatanberlaluintas
1. Pembongkaran dan demobilisasi peralatan Selama kegiatan berlangsung
Kerusakan jalan 1. Pembongkaran dan demobilisasi peralatan Sampai kerusakan jalandiperbaiki
BIOLOGI
Peningkatan keanekaragam-andan kerapatan vegetasi
1. Revegetasi Setelah dilakukan revegetasi
Peningkatan keanekaragam-andan kemelimpahan satwa
1. Revegetasi Setelah dilakukan revegetasi
SOSIAL
Perubahan sikap dan persepsimasyarakat
1. Penglepasan tenaga kerja Setelah kegiatan berlangsung
Batas wilayah studi yang merupakan resultante dari batas tapak proyek, batas ekologis,
batas sosial dan batas administrasi disajikan pada Gambar 4.5.
![Page 75: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/75.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 75
PT PERTAMINA EP -PPGM
Gambar 4.5. Peta Batas Wilayah Studi AMDAL
![Page 76: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/76.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 76
PT PERTAMINA EP -PPGM
Bab-5PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
5.1. PRAKIRAAN DAMPAK PADA KEGIATAN HULU
5.1.1. Prakiraan Besaran Dampak
Tabel 5.1. Matriks Sifat Penting Dampak Rencana Kegiatan Proyek PengembanganGas Matindok Bagian Hulu di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah
Tahap RencanaKegiatan Rencana Kegiatan Parameter Lingkungan Besaran
DampakA. Pra 1. Pembebasan lahan dan Pola kepemilikan lahan – 2
Konstruksi tanam tumbuh Proses sosial –2Sikap dan persepsi masyarakat –2
2. Penerimaan tenaga kerja Proses sosial –1Sikap dan persepsi masyarakat –1
B. Konstruksi 1. Mobilisasi dan demobilisasi Kualitas udara –2peralatan, material dan Kebisingan –1kenaga kerja Keselamatan berlalulintas –2
Kerusakan jalan dan jembatan –2Sikap dan persepsi masyarakat –2
2. Pembukaan dan pematangan Kualitas udara –1lahan Kebisingan –1
Terjadinya erosi tanah –2Vegetasi –3Satwa liar –2Pendapatan masyarakat +1Kesempatan berusaha +1
![Page 77: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/77.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 77
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 5.1. Lanjutan
Tahap RencanaKegiatan
Rencana Kegiatan Parameter Lingkungan BesaranDampak
3. Konstruksi BS & GPF Kualitas udara –2Kebisingan –2Kualitas air permukaan –2Kualitas air laut –1Satwa liar –1Biota air tawar –1Pendapatan masyarakat +1Kesempatan berusaha +1Proses sosial –2Sikap dan persepsi masyarakat –2Sanitasi lingkungan –2
4. Pemasangan pipa penyalur Kualitas udara (alt- 1) –1gas (alt- 2) –1
(alt- 3) –1Kebisingan (alt- 1) –1
(alt- 2) –1(alt- 3) –1
Kualitas air laut (alt- 3) –2Gangguan sistem irigasi & drainase –2Kelancaran lalulintas –2Keselamatan berlalulintas –3Satwa liar (alt-1) –2
(alt-2) –2(alt-3) –3
Biota air tawar –1Biota air laut –1Pendapatan masyarakat (alt-1) +1
(alt-2) +1(alt-3) +1
Kesempatan berusaha (alt-1) +1(alt-2) +1(alt-3) +1
Proses sosial (alt-1) –2(alt-2) –2(alt-3) –2
Sikap dan persepsi masyarakat (alt-1) –1(alt-2) –1(alt-3) –1
Sanitasi lingkungan (alt-1) –2(alt-2) –2(alt-3) –1
5. Penglepasan tenaga kerja Pendapatan masyarakat –1Sikap dan persepsi masyarakat –1
![Page 78: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/78.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 78
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 5.1. Lanjutan
Tahap RencanaKegiatan
Rencana Kegiatan Parameter Lingkungan BesaranDampak
C. Operasi 1. Penerimaan tenaga kerja Kependudukan –1Proses sosial –2Sikap dan persepsi masyarakat –2
2. Pemboran sumur Kualitas udara –2pengembangan Kualitas air permukaan –2
Kualitas air laut –1Biota air tawar –1Pendapatan masyarakat +1Kesempatan berusaha +2Tingkat kesehatan masyarakat –2
3. Operasi produksi di GPF Kualitas udara –2Kebisingan –1Kualitas air permukaan –2Biota air tawar –1Pendapatan masyarakat +1Kesempatan berusaha +2Proses sosial –2Pelapisan sosial –2Sikap dan persepsi masyarakat –2Tingkat kesehatan masyarakat –2
4. Penyaluran gas melalui pipa Sikap dan persepsi masyarakat –1
5. Pengangkutan kondensat Keselamatan berlalulintas –2dan sulfur dengan transport Kerusakan jalan dan jembatan –2darat
D. Pasca Operasi 1. Penghentian operasi Kualitas udara +1produksi gas Kebisingan +2
Kualitas air permukaan +1Kualitas air laut +1Kesempatan berusaha –1
2. Pembongkaran dan Keselamatan berlalulintas +2Demobilisasi peralatan Kerusakan jalan –2
Sikap dan persepsi masyarakat –1
3. Revegetasi Vegetasi +2Satwa liar +2
4. Penglepasan tenaga kerja Pendapatan masyarakat –1Sikap dan persepsi masyarakat –2
Keterangan:Angka (1), (2), dan (3) menunjukkan alternatif kegiatan.
![Page 79: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/79.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 79
PT PERTAMINA EP -PPGM
5.1.2. Sifat Penting Dampak
Tabel 5.2. Matriks Sifat Penting Dampak Rencana Kegiatan Proyek PengembanganGas Matindok Bagian Hulu di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah
TahapRencanaKegiatan
Rencana Kegiatan Parameter Lingkungan
Kriteria Dampak JumlahKriteriaPenting
(P)1 2 3 4 5 6
A. Pra 1. Pembebasan lahan Pola kepemilikan lahan P P P P TP TP 4PKonstruksi dan tanam tumbuh Proses sosial P P P P TP TP 4P
Sikap dan persepsi masyarakat P P P P TP TP 4P
2. Penerimaan tenaga Proses sosial TP P TP P TP TP 2Pkerja Sikap dan persepsi masyarakat TP P TP P TP TP 2P
B. Konstruksi 1. Mobilisasi dan demo- Kualitas udara P P TP P TP TP 3Pbilisasi peralatan Kebisingan TP P TP P TP TP 2P
Keselamatan berlalulintas P P P P TP TP 4PKerusakan jalan dan jembatan P P P P P P 6PSikap dan persepsi masyarakat P P TP P TP TP 3P
2. Pembukaan dan Kualitas udara TP TP TP P TP TP 1Ppematangan lahan Kebisingan P TP TP TP TP TP 1P
Terjadinya erosi tanah P P TP P TP P 4PVegetasi TP TP P P P TP 3PSatwa liar TP P P P P TP 4PPendapatan masyarakat TP TP TP TP TP P 1PKesempatan berusaha TP TP TP P TP P 2P
3. Konstruksi BS & GPF Kualitas udara TP TP P P TP TP 2PKebisingan P P P P TP TP 4PKualitas air permukaan P P TP P TP TP 3PKualitas air laut P TP TP P TP TP 2PSatwa liar TP P TP P TP TP 2PBiota air tawar P P TP P TP TP 3PPendapatan masyarakat TP TP TP TP TP P 1PKesempatan berusaha TP TP TP P TP P 2PProses sosial P P P P TP TP 4PSikap dan persepsi masyarakat P P P P TP TP 4PSanitasi lingkungan P P P TP TP TP 3P
4. Pemasangan pipa Kualitas udara (alt- 1) P P TP P TP TP 3Ppenyalur gas (alt- 2) TP P TP P TP TP 2P
(alt- 3) TP P TP P TP TP 2PKebisingan (alt- 1) P P TP P TP TP 3P
(alt- 2) TP TP TP P TP TP 1P(alt- 3) TP P TP P TP TP 2P
Kualitas air laut (alt- 3) P P TP P TP TP 3PGangguan sistem irigasi & drainase P P TP P TP TP 3PKelancaran lalulintas TP P TP P TP TP 2PKeselamatan berlalulintas P P TP P TP TP 3PSatwa liar (alt-1) TP P TP P P TP 3P
(alt-2) TP P TP P P TP 3P(alt-3) TP P P P P P 5P
![Page 80: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/80.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 80
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 5.2. Lanjutan
TahapRencanaKegiatan
Rencana Kegiatan Parameter LingkunganKriteria Dampak Jumlah
KriteriaPenting
(P)1 2 3 4 5 6
B. Konstruksi 4. Pemasangan pipa Biota air tawar P P TP P TP TP 3Ppenyalur gas Biota air laut P TP TP P P P 4P
Pendapatan masyarakat (alt-1) TP TP TP TP TP TP 0(alt-2) TP TP P TP TP TP 1P(alt-3) TP TP P TP TPT TP 1P
Kesempatan berusaha (alt-1) TP TP TP P TP P 2P(alt-2) TP TP P P TP P 3P(alt-3) TP TP P P TP P 3P
Proses sosial (alt-1) P P P P TP TP 4P(alt-2) P P P P TP TP 4P(alt-3) P P P P TP TP 4P
Sikap dan persepsi masyarakat (alt-1) TP TP TP TP TP TP 0(alt-2) TP TP TP TP TP TP 0(alt-3) TP TP TP TP TP TP 0
Sanitasi lingkungan (alt-1) P P P TP TP TP 3P(alt-2) P P P TP TP TP 3P(alt-3) TP TP TP TP TP TP 0
5. Penglepasan tenaga Pendapatan masyarakat TP P TP P TP TP 2Pkerja Sikap dan persepsi masyarakat TP P TP P TP TP 2P
C. Operasi 1. Penerimaan tenaga Kependudukan TP TP TP P TP TP 1Pkerja Proses sosial P P P P TP TP 4P
Sikap dan persepsi masyarakat P P P P TP TP 4P
2. Pemboran sumur Kualitas udara TP TP P TP TP TP 1Ppengembangan Kualitas air permukaan P P TP P TP TP 3P
Kualitas air laut TP TP TP P TP TP 1PBiota air tawar P P P P TP TP 4PPendapatan masyarakat TP TP TP P TP P 2PKesempatan berusaha P P P P TP P 5PTingkat kesehatan masyarakat P P P TP TP P 4P
3. Operasi produksi Kualitas udara P P P TP TP TP 3Pdi GPF Kebisingan TP TP P TP TP TP 1P
Kualitas air permukaan P P TP P P TP 4PBiota air tawar P P P P TP TP 4PPendapatan masyarakat TP TP TP P TP P 2PKesempatan berusaha P P P P TP P 5PProses sosial TP TP TP P TP TP 1PPelapisan sosial P P P P TP TP 4PSikap dan persepsi masyarakat P P P P TP TP 4PTingkat kesehatan Masyarakat P TP P P P TP 4P
4. Penyaluran gas Sikap dan persepsi masyarakat TP TP P P TP TP 2Pmelalui pipa
5. Pengangkutan kon- Keselamatan berlalulintas P P P P TP TP 4Pdensat dan sulfur Kerusakan jalan dan jembatan P P P P P P 6Pdengan transportdarat
![Page 81: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/81.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 81
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 5.2. Lanjutan
TahapRencanaKegiatan
Rencana Kegiatan Parameter LingkunganKriteria Dampak Jumlah
KriteriaPenting
(P)1 2 3 4 5 6
D. Pasca 1. Penghentian operasi Kualitas udara TP TP TP P TP TP 1POperasi produksi gas Kebisingan TP P TP P TP TP 2P
Kualitas air permukaan TP TP P P TP TP 2PKualitas air laut TP TP P P TP TP 2PKesempatan berusaha TP TP TP P TP TP 1P
2. Pembongkaran dan Keselamatan berlalulintas P P TP P TP TP 3PDemobilisasi peralatan Kerusakan jalan P P TP P P P 5P
Sikap dan persepsi masyarakat TP TP TP P TP TP 1P
3. Revegetasi Vegetasi P TP P P P TP 4PSatwa liar P TP P P P TP 4P
4. Penglepasan tenaga Pendapatan masyarakat TP P TP P TP TP 2Pkerja Sikap dan persepsi masyarakat P P TP P TP TP 3P
Keterangan:Angka (1), (2), dan (3) menunjukkan alternatif kegiatan.
5.2. PRAKIRAAN DAMPAK PADA KEGIATAN HILIR
5.2.1. Prakiraan Besaran Dampak
Tabel 5.3. Matriks Sifat Penting Dampak Rencana Kegiatan Proyek PengembanganGas Matindok Bagian Hilir di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah
Tahap RencanaKegiatan
Rencana Kegiatan Parameter LingkunganBesaranDampak
A. Pra 1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Pola kepemilikan lahan (alt-1 & 2) –2Konstruksi Proses sosial (alt-1 & 2) –2
Sikap dan persepsi masyarakat(alt-1 & 2) –22. Penerimaan tenaga kerja Proses sosial –2
Sikap dan persepsi masyarakat –2B. Konstruksi 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan Keselamatan berlalulintas –2
Kerusakan jalan dan jembatan –2Pendapatan masyarakat +1
2. Pembukaan dan pematangan lahan Vegetasi –3Satwa liar –2Kesempatan berusaha (alt-1 & 2) +1
3. Konstruksi kompleks kilang LNG dan Kualitas udara – 1 (Uso) –2Pelabuhan Khusus Kualitas udara – 2 (Padang) –2
Kebisingan (alt-1 & 2) –2Kualitas air permukaan (alt-1 & 2) –2Kualitas air laut –2Biota air laut (alt-1 & 2) –1Kelancaran lalulintas –2Keselamatan berlalulintas –2Kesempatan berusaha (alt-1 & 2) +2Pendapatan masyarakat (alt-1 & 2) +2Proses sosial (alt-1 & 2) –2Sikap dan persepsi masyarakat(alt-1 & 2) –2Sanitasi lingkungan (alt-1 & 2) –2
4. Penglepasan tenaga kerja Pendapatan masyarakat –1Sikap dan persepsi masyarakat –1
![Page 82: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/82.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 82
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 5.3. Lanjutan
Tahap RencanaKegiatan
Rencana Kegiatan Parameter LingkunganBesaranDampak
C. Operasi 1. Penerimaan tenaga kerja Kependudukan –1Proses sosial –2Sikap dan persepsi masyarakat –2
2. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Kualitas udara –2Khusus dan fasilitas pendukungnya Kebisingan –2
Kualitas air laut –2Biota air laut (alt-1 & 2) –1Keselamatan pelayaran –2Kesempatan berusaha +2Pendapatan masyarakat +2Proses sosial –2Pelapisan sosial –2Sikap dan persepsi masyarakat –2Tingkat kesehatan masyarakat –2
D. Pasca 1. Penghentian operasi Kilang LNG Kualitas udara +1Operasi Kebisingan +1
Kualitas air permukaan +1Kualitas air laut +2Kesempatan berusaha –1
2. Pembongkaran dan demobilisasi peralatan Keselamatan berlalulintas –2(kilang dan Pelabuhan Khusus) Kerusakan jalan dan jembatan –2
Sikap dan persepsi masyarakat –1Sanitasi lingkungan –2
3. Revegetasi Vegetasi +1Satwa liar +2
4. Penglepasan tenaga kerja Penurunan pendapatan masyarakat –1Sikap dan persepsi masyarakat –2
![Page 83: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/83.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 83
PT PERTAMINA EP -PPGM
5.2.2. Sifat Penting Dampak
Tabel 5.4. Matriks Sifat Penting Dampak Rencana Kegiatan Proyek PengembanganGas Matindok Bagian Hilir di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah
TahapRencanaKegiatan
Rencana Kegiatan Parameter Lingkungan
Kriteria Dampak JumlahKriteriaPenting
(P)1 2 3 4 5 6
A. Pra 1. Pembebasan lahan Pola kepemilikan lahan (alt-1 & 2) P P P P TP TP 4PKonstruksi dan tanam tumbuh Proses sosial (alt-1 & 2) P P P P TP TP 4P
Sikap dan persepsi masyarakat P P P P TP TP 4P(alt-1 & 2)
2. Penerimaan tenaga Proses sosial P P TP P TP TP 3Pkerja Sikap dan persepsi masyarakat P P TP P TP TP 3P
B. Konstruksi 1. Mobilisasi dan demo- Keselamatan berlalulintas P P P P TP TP 4Pbilisasi peralatan Kerusakan jalan dan jembatan P P P P P P 6P
Pendapatan masyarakat TP TP TP TP TP P 1P
2. Pembukaan dan Vegetasi TP TP P P P TP 3Ppematangan lahan Satwa liar TP P P P TP TP 3P
Kesempatan berusaha (alt-1 & 2) TP TP TP P TP P 2P
3. Konstruksi kompleks Kualitas udara – 1 (Uso) P P P P TP TP 4Pkilang LNG dan Kualitas udara – 2 (Padang) P P P P TP TP 4PPelabuhan Khusus Kebisingan (alt-1 & 2) P P P P TP TP 3P
Kualitas air permukaan (alt-1 & 2) P P P P TP TP 4PKualitas air laut P P TP P TP TP 3PBiota air laut (alt-1 & 2) P TP TP P P TP 3PKelancaran lalulintas P P P P TP TP 4PKeselamatan berlalulintas TP P P P TP TP 3PKesempatan berusaha (alt-1 & 2) P P P P TP P 5PPendapatan masyarakat (alt-1 & 2) P P P TP TP P 4PProses sosial (alt-1 & 2) P P P P TP TP 4PSikap dan persepsi masyarakat(alt-1 & 2)
P P P P TP TP 4P
Sanitasi lingkungan (alt-1 & 2) P P P P TP TP 4P4. Penglepasan tenaga Pendapatan masyarakat P P TP TP TP TP 2P
kerja Sikap dan persepsi masyarakat P TP TP P TP TP 2P
![Page 84: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/84.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 84
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 5.4. Lanjutan
TahapRencanaKegiatan
Rencana Kegiatan Parameter LingkunganKriteria Dampak Jumlah
KriteriaPenting
(P)1 2 3 4 5 6
C. Operasi 1. Penerimaan tenaga Kependudukan TP TP TP P TP TP 1Pkerja Proses sosial P P P P TP TP 4P
Sikap dan persepsi masyarakat P P P P TP TP 4P
2. Operasional kilang Kualitas udara TP P P P TP TP 3PLNG, Pelabuhan Kebisingan TP P P P TP TP 3PKhusus dan Kualitas air laut TP TP P P TP TP 2Pfasilitas pendukung- Biota air laut (alt-1 & 2) P P P P TP TP 4Pnya Keselamatan pelayaran P TP P P TP TP 3P
Kesempatan berusaha P P P P TP P 5PPendapatan masyarakat P P P P TP P 5PProses sosial P P TP P TP TP 3PPelapisan sosial P P P P TP TP 4PSikap dan persepsi masyarakat P P P P TP TP 4PTingkat kesehatan masyarakat P P P P TP TP 4P
D. Pasca 1. Penghentian operasi Kualitas udara TP P TP P TP TP 2POperasi Kilang LNG Kebisingan TP P TP P TP TP 2P
Kualitas air permukaan TP P TP P TP TP 2PKualitas air laut TP TP P P TP TP 2PKesempatan berusaha TP TP TP P TP TP 1P
2. Pembongkaran dan Keselamatan berlalulintas P P TP P TP TP 3Pdemobilisasi peralatan Kerusakan jalan dan jembatan P P TP P P P 5P(kilang dan Pelabuhan Sikap dan persepsi masyarakat TP TP TP P TP TP 1PKhusus) Sanitasi lingkungan P P P TP TP tP 3P
3. Revegetasi Vegetasi TP TP P P P TP 3PSatwa liar P TP P P P TP 4P
4. Penglepasan tenaga Penurunan pendapatan masyarakat P TP TP P TP TP 2Pkerja Sikap dan persepsi masyarakat P P TP P TP TP 3P
![Page 85: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/85.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 85
PT PERTAMINA EP -PPGM
Bab-6EVALUASI DAMPAK PENTING
Keputusan tentang jenis dampak hipotetik yang akan dikelola adalah jenis dampak yang
termasuk kategori dampak penting yang dikelola (PK) atau tidak dikelola (TPK) ditetapkan
berdasarkan tiga kriteria sederhana berikut:
a) Pada parameter lingkungan yang memiliki Baku Mutu Lingkungan tertentu: apabila tingkat
kepentingan dampaknya (∑P) ≥ 3 dan dampak negatif yang diprakirakan akan
menyebabkan perubahan nilai pada parameter tertentu sehingga nilai itu akan melebihi
baku mutu yang berlaku, maka kesimpulan dampaknya termasuk kategori dampak penting
yang dikelola (PK).
b) Pada parameter lingkungan yang tidak memiliki Baku Mutu Lingkungan: apabila (∑P) 3
dan besaran angka prakiraan dampak ≥ (+/-) 2, maka kesimpulan dampaknya masuk
kategori dampak penting yang dikelola (PK).
c) Diluar kedua kriteria tersebut di atas masuk dalam kategori dampak tidak penting dan tidak
dikelola (TPK).
6.1. DAMPAK KEGIATAN DI BAGIAN HULU
Derajat Besaran dan Tingkat Sifat Kepentingan Dampak Kegiatan Proyek Pengembangan Gas
Matindok Bagian Hulu di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah sebagai berikut.
![Page 86: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/86.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 86
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.1. Rekapitulasi Derajat Besaran dan Tingkat Sifat Kepentingan DampakKegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok Bagian Hulu
di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah
TahapKegiatan
Jenis Dampak Hipotetik Sumber Dampak BesaranDampak
(+/–)
Tingkat KepentinganDampak
Keputusan/Kesim-pulan Hasil
Evaluasi (PK/TPK)Jumlah P % Bobot
PRAKONSTRUKSI
SOSIAL
Perubahan pola kepemilikan lahan Pembebasan lahan dan tanam tumbuh –2 4 66,67 PKGangguan proses sosial 1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh –2 4 66,67 PK
2. Penerimaan tenaga kerja setempat –1 2 33,33 TPKPerubahan sikap dan persepsimasyarakat
1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh –2 4 66,67 PK2. Penerimaan tenaga kerja setempat –1 2 33,33 TPK
KONSTRUKSI GEOFISIK-KIMIAPenurunan kualitas udara ambien 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan
tenaga kerja–2 3 50,00 PK
2. Pembukaan dan pematangan lahan –1 1 16,67 TPK3. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS dan GPF –2 2 33,33 PK4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-1) –1 3 50,00 TPK5. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-2) –1 2 33,33 TPK6. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) –1 2 33,33 TPK
Terjadi kebisingan 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dantenaga kerja
–1 2 33,33 TPK
2. Pembukaan dan pematangan lahan –1 1 16,67 TPK3. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS dan GPF –2 4 66,67 PK4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-1) –1 3 50,00 TPK5. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-2) –1 1 16,67 TPK6. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) –1 2 33,33 TPK
Terjadi erosi tanah Pembukaan dan pematangan lahan –2 4 66,67 PKGangguan sistem irigasi dan drainase Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas –2 3 50,00 PK
![Page 87: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/87.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 87
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.1. Lanjutan
TahapKegiatan Jenis Dampak Hipotetik Sumber Dampak
BesaranDampak
(+/–)
Tingkat KepentinganDampak
Keputusan/Kesim-pulan Hasil
Evaluasi (PK/TPK)Jumlah P % Bobot
KONSTRUKSI Penurunan kualitas air permukaan Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS dan GPF –2 3 50,00 PK
Penurunan kualitas air laut1. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS dan GPF –1 2 33,33 TPK2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-23) –2 3 50,00 PK
Transportasi darat (gangguankelancaran lalulintas)
1. Pemasangan pipa penyalur gas –2 2 33,33 PK
Transportasi darat (gangguankeselamatan berlalulintas)
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dantenaga kerja
–2 4 66,67 PK
2. Pemasangan pipa penyalur gas –3 3 50,00 PKKerusakan jalan 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan
tenaga kerja–2 6 100,00 PK
BIOLOGIPenurunan kelimpahan dankeanekaragaman vegetasi
Pembukaan dan pematangan lahan –3 3 50,00 PK
Gangguan satwa
1. Pembukaan dan pematangan lahan –2 4 66,67 PK2. Konstruksi fasilitas produksi gas –1 2 33,33 TPK3. Pemasangan pipa penyalur gas (alt-1) –2 3 50,00 PK4. Pemasangan pipa penyalur gas (alt-2) –2 3 50,00 PK5. Pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) –3 5 83,33 PK
Penurunan keanekaragaman dankelimpahan biota air tawar
1. Konstruksi Block Station (BS) dan GPF –1 3 50,00 PK2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas –1 3 50,00 PK
Penurunan keanekaragaman dankelimpahan biota air laut
Pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) –1 4 66,67 PK
![Page 88: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/88.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 88
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.1. Lanjutan
TahapKegiatan
Jenis Dampak Hipotetik Sumber DampakBesaranDampak
(+/–)
Tingkat KepentinganDampak
Keputusan/Kesim-pulan Hasil
Evaluasi (PK/TPK)Jumlah P % Bobot
KONSTRUKSI SOSIALPeningkatan pendapatan masyarakat 1. Pembukaan dan pematangan lahan +1 1 16,67 TPK
2. Kegiatan konstruksi BS dan GPF +1 1 33,33 TPK3. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-1) +1 0 16,67 TKP4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-2) +1 1 16,67 TKP5. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) +1 1 16,67 TKP
Adanya kesempatan berusaha1. Pembukaan dan pematangan lahan +1 2 33,33 TPK2. Kegiatan konstruksi BS dan GPF +21 2 33,33 TPK3. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-1) +1 2 33,33 TPK4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-2) +1 3 50,00 TPK5. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) +1 3 50,00 TPK
Gangguan proses sosial1. Kegiatan konstruksi BS dan GPF –2 4 66,67 PK2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-1) –2 4 66,67 PK3. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-2) –2 4 66,67 PK4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) –2 4 66,67 PK
Perubahan sikap dan persepsimasyarakat
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dantenaga kerja
–2 3 50,00 PK
2. Konstruksi BS dan GPF –2 4 66,67 PK3. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-1) –1 0 00,00 TPK4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-2) –1 0 00,00 TPK5. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) –1 0 00,00 TPK6. Penglepasan tenaga kerja –1 2 33,33 TPK
KESEHATAN MASYARAKATPenurunan sanitasi lingkungan 1. Konstruksi fasilitas produksi gas (BS dan GPF) –2 3 50,00 PK
2. Pemasangan pipa penyalur gas (alt-1 dan alt-2) –2 3 50,00 PK3. Pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) –1 0 00,00 TPK
![Page 89: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/89.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 89
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.1. Lanjutan
TahapKegiatan
Jenis Dampak Hipotetik Sumber DampakBesaranDampak
(+/–)
Tingkat KepentinganDampak
Keputusan/Kesim-pulan Hasil
Evaluasi (PK/TPK)Jumlah P % Bobot
GEOFISIK KIMIAOPERASI Penurunan kualitas udara ambien
(debu dan gas)1. Pemboran sumur pengembangan –2 1 16,67 TKP2. Operasi fasilitas produksi (BS dan GPF) –2 3 50,00 PK
Peningkatan kebisingan 1. Operasi fasilitas produksi (BS dan GPF) –1 1 16,67 TPKPenurunan kualitas air permukaan 1. Pemboran sumur pengembangan –2 3 50,00 PK
2. Operasional produksi di GPF –2 4 66,67 PKPenurunan kualitas air laut 1. Konstruksi fasilitas produksi gas BS dan GPF –1 1 16,67 TPK
2. Pemboran sumur pengembangan –1 1 16,67 TPKGangguan keselamatan berlalulintas Penyaluran Pengangkutan kondensat dan sulfur dengan
transportasi darat–2 4 66,67 PK
Kerusakan jalan dan jembatan Penyaluran kondensat dan sulfur dengan transportasidarat
–2 6 100,00 PK
BIOLOGIPenurunan keanekaragaman dankelimpahan biota air tawar
1. Pemboran sumur pengembangan –1 4 66,67 PK2. Kegiatan operasi fasilitas produksi (BS dan GPF) –1 4 66,67 PK
SOSIALPerubahan kependudukan Penerimaan tenaga kerja –1 1 16,67 TPKPeningkatan pendapatan masyarakat 1. Penerimaan tenaga kerja +1 2 33,33 TPK
2. Pemboran sumur pengembangan +1 2 33,33 TPK3. Operasi produksi gas di GPF +1 2 33,33 TPK
Adanya kesempatan berusaha 1. Pemboran sumur pengembangan +2 5 83,33 PK2. Kegiatan operasi fasilitas produksi gas (GPF) +2 5 83,33 PK
Gangguan proses sosial 1. Penerimaan tenaga kerja –2 4 66,67 PK2. Kegiatan operasi produksi gas di GPF –2 4 66,67 PK
Munculnya pelapisan sosial Operasi produksi di GPF –2 4 66,67 PKPerubahan sikap dan persepsimasyarakat
1. Penerimaan tenaga kerja –2 4 66,67 PK2. Kegiatan operasi produksi gas di GPF –2 4 66,67 PK3. Penyaluran gas melalui pipa –1 2 33,33 TPK
![Page 90: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/90.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 90
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.1. Lanjutan
TahapKegiatan
Jenis Dampak Hipotetik Sumber DampakBesaranDampak
(+/–)
Tingkat KepentinganDampak Keputusan/Kesimpulan
Hasil Evaluasi (PK/TPK)Jumlah P % Bobot
KESEHATAN MASYARAKATPenurunan sanitasi lingkungan Operasional fasilitas produksi gas di GPF –1 1 16,67 TPK
Penurunan tingkat kesehatanmasyarakat
1. Pemboran sumur pengembangan –2 4 66,67 PK
2. Kegiatan operasi produksi gas BS dan GPF –2 4 66,67 PKPASCAOPERASI
GEOFISIK KIMIA
Peningkatan kualitas udaraambient
Penghentian operasi produksi (BS dan GPF) +1 1 16,67 TPK
Penurunan tingkat kebisingan Penghentian operasi produksi (BS dan GPF) +2 2 33,33 TPKPeningkatan kualitas air laut Penghentian operasi produksi (BS dan GPF) +1 2 33,33 TPKGangguan keselamatanberlalulintas
Pembongkaran dan demobilisasi peralatan +2 3 50,00 PK
Kerusakan jalan Pembongkaran dan demobilisasi peralatan –2 5 83,33 PKBIOLOGIPeningkatan keanekaragamandan kerapatan vegetasi
Revegetasi +2 4 66,67 PK
Peningkatan keanekaragamandan kemelimpahan satwa
Revegetasi +2 4 66,67 PK
SOSIALPenurunan pendapatanmasyarakat
Penglepasan tenaga kerja –1 2 33,33 TPK
Hilangnya kesempatan usaha Penghentian operasi produksi gas di GPF –1 1 16,67 TPKPerubahan sikap dan persepsimasyarakat
1. Pembongkaran dan demobilisasi peralatan –1 1 16,67 TPK2. Penglepasan tenaga kerja –2 3 50,00 PK
![Page 91: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/91.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 91
PT PERTAMINA EP -PPGM
6.1.1. Telaahan Terhadap Dampak Penting
Tabel 6.2. Jenis-Jenis Dampak Penting Yang Mendapat PrioritasUntuk Dikelola di Bagian Hulu
TahapKegiatan Jenis Dampak Hipotetik Sumber Dampak
Keputusan/Kesimpulan
Hasil Evaluasi(PK/TPK)
PRAKONSTRUKSI SOSIAL
Perubahan pola kepemilikan lahan Pembebasan lahan dan tanam tumbuh PKGangguan proses sosial Pembebasan lahan dan tanam tumbuh PKPerubahan sikap dan persepsimasyarakat Pembebasan lahan dan tanam tumbuh PK
KONSTRUKSI GEOFISIK-KIMIA
Penurunan kualitas udara ambien 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, materialdan tenaga kerja
PK
Penurunan kualitas udara ambien 2. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS & GPF PKPeningkatan kebisingan Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS dan GPF PKTerjadi erosi tanah Pembukaan dan pematangan lahan PKGangguan sistem irigasi dandrainase
Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas PK
Penurunan kualitas air permukaan Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS dan GPF PKPenurunan kualitas air laut Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melalui
laut (alt-3)PK
Transportasi darat (gangguankelancaran lalulintas) Pemasangan pipa penyalur gas PK
Transportasi darat (gangguankeselamatan berlalulintas)
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, materialdan tenaga kerja
PK
2. Pemasangan pipa penyalur gas PK
Kerusakan jalanMobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dantenaga kerja PK
BIOLOGIPenurunan kelimpahan dankeanekaragaman vegetasi Pembukaan dan pematangan lahan PK
Gangguan satwa
1. Pembukaan dan pematangan lahan PK2. Pemasangan pipa penyalur gas (alt-1) PK3. Pemasangan pipa penyalur gas (alt-2) PK4. Pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) PK
Gangguan biota air tawar1. Konstruksi Block Station (BS) dan GPF PK2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas PK
Gangguan Biota air laut (plankton,benthos, terumbu karang, ikan) Pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) PK
SOSIALGangguan proses sosial Gangguan 1. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS & GPF PKproses sosial 2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-1) PK
3. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-2) PK4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) PK
![Page 92: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/92.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 92
PT PERTAMINA EP -PPGM
6.2. Lanjutan
TahapKegiatan
Jenis Dampak Hipotetik Sumber Dampak
Keputusan/Kesimpulan
Hasil Evaluasi(PK/TPK)
KONSTRUKSI Perubahan sikap dan persepsimasyarakat Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan
tenaga kerjaPK
KESEHATAN MASYARAKAT Konstruksi fasilitas produksi gas BS dan GPF PKPenurunan sanitasi lingkungan 1. Konstruksi fasilitas produksi gas BS dan GPF PK
2. Pemasangan pipa penyalur gas (alt-1 dan 2) PKOPERASI GEOFISIK KIMIA
Kualitas udara ambien(debu dan gas) Operasi fasilitas produksi (BS dan GPF) PK
Penurunan kualitas air permukaan 1. Pemboran sumur pengembangan PK2. Operasi produksi di GPF PK
Gangguan keselamatanberlalulintas
Penyaluran Pengangkutan kondensat dan sulfurdengan transportasi darat PK
Kerusakan jalan dan jembatan Penyaluran Pengangkutan kondensat dan sulfurdengan transportasi darat
PK
BIOLOGIGangguan biota air tawar 1. Pemboran sumur pengembangan PK
2. Kegiatan operasi fasilitas produksi (BS dan GPF) PKSOSIAL
Adanya kesempatan berusaha1. Pemboran sumur pengembangan PK2. Operasi produksi di GPF PK
Gangguan proses sosial1. Penerimaan tenaga kerja PK2. Operasi produksi di GPF PK
Adanya pelapisan sosial Operasi produksi di GPF PKPerubahan sikap dan persepsimasyarakat
1. Penerimaan tenaga kerja PK2. Operasi produksi di GPF PK
KESEHATAN MASYARAKAT
Penurunan tingkat kesehatanmasyarakat
1. Pemboran sumur pengembangan PK2. Kegiatan operasi fasilitas produksi gas BS dan
GPF PK
PASCAOPERASI
GEOFISIK KIMIA
Gangguan keselamatanberlalulintas
Pembongkaran dan demobilisasi peralatan PK
Kerusakan jalan Pembongkaran dan demobilisasi peralatan PKBIOLOGIPeningkatan keanekaragaman dankerapatan vegetasi Revegetasi PK
Peningkatan keanekaragaman dankemelimpahan satwa Revegetasi PK
SOSIAL EKONOMI BUDAYAPerubahan sikap dan persepsimasyarakat Penglepasan tenaga kerja PK
![Page 93: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/93.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 93
PT PERTAMINA EP -PPGM
Gambar 6.1. Bagan Alir Keterkaitan ..... (BAGIAN HULU)
![Page 94: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/94.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 94
PT PERTAMINA EP -PPGM
6.1.2. Telaahan dan Arahan Sebagai Dasar Pengelolaan Lingkungan
Hasil telahaan secara holistik di atas, dihasilkan jenis-jenis dampak yang mendapatkan prioritas
untuk dikelola.
![Page 95: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/95.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 95
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.3. Ringkasan Arahan Pengelolan Lingkungan Kegiatan Proyek PPGM Bagian Hulu
TahapKegiatan
KomponenKegiatan Penyebab
Dampak
Komponen Lingkunganyang Terkena Dampak
Arahan Pengelolaan Lingkungan
PRA-KONSTRUKSI
Pembebasan lahan dan tanamtumbuh Pola kepemilikan lahan
Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pembebasan lahan dan tanam tumbuhMendata hak kepemilikan lahan yang akan dibebaskanKoordinasi dengan instansi terkait
Proses socsialSikap dan persepsimasyarakat
Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pembebasan lahan dan tanam tumbuhMenetapkan harga penggantian lahan sesuai kesepakatan dengan pemilik lahan beserta prosespembayarannya
Koordinasi dengan instansi terkaitMelibatkan Tim 9 dan BPN dalam proses pembebasan lahan
KONSTRUKSI
Mobilisasi dan demobilisasiperalatan, material dan tenagakerjaKonstruksi fasilitas produksi
Kualitas udaraKualitas udara
Mesin diesel generator dan lain-lain dilengkapi pengendali emisi standarMelakukan penyiraman di sepanjang jalur yang dilalui kendaraan mobilisasi, khususnya yangberdekatan dengan permukiman pada musim kemarauPenggunaan pengendali emisi standarpada mesin diesel generator dan BBM berkadar sulfur rendahPenggunaan dust suspresion controlMelengkapi pekerja dengan saerana K3 (mis, masker)
Konstruksi fasilitas produksi Kualitas udara
Penggunaan pengendali emisi standar pada mesin diesel generator dan BBM berkadar sulfurrendahPenggunaan dust suspresion controlMelengkapi pekerja dengan saerana K3 (mis, masker)
Kebisingan Aktivitas pembangunan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hariPenggunaan earplug atau earmuff
Kualitas air permukaan Melakukan pengelolaan terhadap semua buangan air uji hidrostatik sebelum dibuang kelingkungan
Kegiatan mobilisasi peralatandan demobilisasi peralatan,material, dan tenaga kerja
Kelancaran lalulintas
Pengaturan jadwal pengangkutan yang tidak bersamaan dengan jam sibuk pagi dan siangPenyuluhan kepada sopir angkutan untuk berhati-hati dan tetap menjaga kewaspadaan selamamengemudikan angkutan di jalan raya, khususnya bila melintasi daerah pemukiman dan kawasanperkotaan (Kintom, Batui, Toili dan Toili Barat).
![Page 96: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/96.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 96
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.3. Lanjutan
TahapKegiatan
KomponenKegiatan Penyebab
Dampak
Komponen Lingkunganyang Terkena Dampak Arahan Pengelolaan Lingkungan
KONSTRUKSI Kegiatan pembangunan fasilitasproduksi
Kegiatan pemasangan pipapenyalur gas yang memotongjalan umum Keselamatan berlalulintas
Sosialisasi kepada warga yang bermukim di sekitar rute angkutan akan adanya lalulintaskendaraan proyek dengan menggunakan truk berukuran besar/trailer.Pembatasan kecepatan maksimum kendaraan angkutan, yaitu 40 km/jamPemasangan rambu-rambu peringatan/tanda hati-hati yang dipasang sebelum masuk kawasanproyek pada setiap jarak 150 m dan 50 meter untuk dua arah.Pemasangan lampu penerangan untuk menerangi jalan di dalam kawasanKegiatan pemasangan pipa penyalur gas yang memotong jalan umum.Pemasangan rambu-rambu peringatan/tanda hati-hati yang dipasang sebelum masuk kegiatanproyek pada setiap jarak 150 m dan 50 meter untuk dua arahPemasangan lampu penerangan untuk menerangi jalan di tempat pemasangan pipa
Kerusakan jalan danjembatan
Perbaikan ringan selama masih digunakan untuk lalulintas kendaraan angkutan material dengancara diberi tanah urug/sirtu kemudian dipadatkan serta diberi lapis penutup latasir.Pembuatan penyangga jembatan untuk menambah kekuatan konstruksiPengangkutan lewat jalur laut bila jembatan tidak memungkinkan untuk dilalui
Pembukaan dan pematanganlahan
Erosi tanah Pada jalur pemasangan pipa, sesegera mungkin ditanami rumput pioner (leguminose)Pada lokasii BS, GPF dibuatkan saluran sederhana dan sumur resapan untuk menampung aliranpermukaan yang terjadi akibat bangunan tersebut tidak mengalir keluar lokasi BS, GPFPada lokasi sumur gas, dibuatkan saluran drainase sederhana untuk menampung air prmukaandan hasil erosi (material tanah) di sekeliling lokasi sumur.
Vegetasi Revegetasi di sekitar lokasi kegiatan yang tidak mengganggu kegiatan konstruksi
SatwaRevegetasi di sekitar lokasi kegiatan yang tidak mengganggu kegiatan konstruksiMempertahankan habitat satwa darat diantaranya dengan meminimalkan pembukaan lahanterbatas pada lokasi yang digunakan untuk fasilitas produksi, jalur pipa, lokasi BS dan GPF
Pemasangan pipa penyalur gas Sistem irigasi dan drainase Dipersiapkan terlebih dahulu sambungan pipa yang akan ditanam memotong saluran drainaseatau alur sungai.Pada setiap perpotongan jalur pemasangan pipa dengan alur sungai, hendaknya sesegeramungkin pemasangan pipa penyalur gas dilakukan.
Pemasangan pipa penyalur gas(alt-3)
Kaulitas air laut Menempatkan pengawas lingkungan yang bertugas mengawasi jika terjadi tumpahan/ceceranminyak dari peralatan yang digunakan untuk segera dilakukan penanganan/pengelolaanMembatasi bidang/area lokasi pekerjaan konstruksi agar kekeruhan dapat diminimalkan
Kegiatan konstruksi BS dan GPFKegiatan pemasangan pipapenyalur gas
Biota air tawar Air sisa uji hidrostatik dari kegiatan konstruksi BS dan GPF serta pemasangan pipa sebelumdibuang ke sungai diolah terlebih dahulu apabila tidak memenuhi baku mutu lingkungan
SatwaBiota air laut
Pemasangan pipa konstruksi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemasangan pipa JOBFasilitas untuk konstruksi jangan menggunakan pantai Bakiriang untuk pelayanan konstruksi pipaAir sisa uji hidrostatik kegiatan pemasangan pipa sebelum dibuang ke laut, diolah terlebih dahuluRehabilitasi terumbu karang di sekitar kegiatan
![Page 97: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/97.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 97
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.3. Lanjutan
TahapKegiatan
KomponenKegiatan Penyebab
Dampak
Komponen Lingkunganyang Terkena Dampak Arahan Pengelolaan Lingkungan
KONSTRUKSI Kegiatan konstruksi fasilitasproduksi gas (BS dan GPF)
Proses sosial Sosialisasi rencana kegiatan kepada warga masyarakatMemfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan seperti temu warga dan kegiatansosial atau keagamaan lain
Kegiatan mobilisasi dandemobilisasi peralatan, materialdan tenaga kerja
Sikap dan persepsimasyarakat
Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial kemasyarakatanMelakukan sosialisasi setiap rencana kegiatan kepada masyarakat
Konstruksi BS dan BFKegiatan konstruksi BS dan GPFKegiatan pemasangan pipapenyalur gas
Sanitasi lingkungan Menyediakan tempat khusus penampung limbah domestik dan konstruksiDisediakan fasilitas MCK yang memadaiSosialisasi
TAHAPOPERASI
Operasi produksi di GPF Kualitas udara ambien Pengoperasian AGRU dan SRUMemasang CEMMelengkapi pekerja dengan sarana K3
Pemboran sumurpengembangan
Operasi produksi di GPF
Kualitas air permukaan Mengelola air buangan dari kegiatan operasi dengan waste water treatment atau effluenttreatment sebelum dibuang ke lingkungan
Kegiatan pengangkutankondensat lewat transportasidarat
Keselamatan berlalulintas Pengaturan jadwal pengangkutan yang tidak bersamaan dengan jam sibuk pagi dan siangPenyuluhan kepada sopir angkutan untuk berhati -hati dan tetap menjaga kewaspadaan selamamengemudikan angkutan di jalan raya, khususnya bila melintasi daerah pemukiman dan kawasanperkotaan (Kintom, Batui, Toili dan Toili Barat).Tata cara pengangkutan kondensat mengikuti Kep. Dirjen Hub Darat No SK725/AJ.302/DRJD/2004Pembatasan kecepatan maksimum kendaraan angkutan, yaitu 40 km/jam
Kerusakan jalan danjembatan
Perbaikan ringan bila terjadi kerusakan jalan segera mungkin dengan cara diberi tanah urug/sirtukemudian dipadatkan serta diberi lapis penutup latasir.Pembuatan penyangga jembatan untuk menambah kekuatan jembatan
Pemboran sumurpengembanganKegiatan operasi produksi di GPF
Biota air tawar Pengolahan limbah cair sebelum dibuang ke badan air
Tabel 6.3. Lanjutan
![Page 98: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/98.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 98
PT PERTAMINA EP -PPGM
TahapKegiatan
KomponenKegiatan Penyebab
Dampak
Komponen Lingkunganyang Terkena Dampak Arahan Pengelolaan Lingkungan
TAHAPOPERASI
Pemboran sumurpengembanganKegiatan operasi produksi di GPF
Biota air tawar Pengolahan limbah cair sebelum dibuang ke badan air
TAHAPOPERASI
Kegiatan penerimaan tenagakerjaPemboran sumurpengembanganOperasi produksi di GPF
Kesempatan berusaha Melakukan proses lelang untuk subkontraktor lokal agar dapat terlibat dalam berbagai kegiatanoperasional pengembangan gas MatindokMemberikan kemudahan dan atau bantuan fasilitas bagi penduduk lokal yang akan berpartisipasidalam peluang usaha yang ada, misalnya dengan memberikan bantuan modal bergulir melaluiKoperasi Pertamina
Penerimaan tenaga kerjaOperasi produksi di GPF
Proses sosial Memberikan informasi tentang peluang kerja secara transparan kepada warga masyarakat disekitarnya, baik tentang jumlah tenaga kerja, kualifikasi (pendidikan dan ketrampilan) yangdibutuhkan dan proses seleksinya.Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja khususnya unskill dari penduduk lokal sesuaikebutuhanTenaga kerja skill diseleksi sesuai kualifikasi skill yang dibutuhkanProses seleksi tenaga unskill dilakukan dengan melibatkan lembaga setempat yang berbadanhukum (misalnya KUD) dan untuk tenaga kerja skill dengan melibatkan institusi rekrutmenketenagakerjaan berskala regional dan nasional.
Operasi produksi di GPF Pelapisan sosial Beberapa fasilitas untuk karyawan dapat diakses oleh penduduk lokalMemfasilitasi berbagai kegiatan bersama, seperti social, keagamaan, olah raga dan sebagainyadengan penduduk lokal
Kegiatan penerimaan tenagakerjaKegiatan operasi produksi di GPF
Sikap dan persepsimasyarakat
a. Dampak positifMeningkatkan peran aktif pengusaha atau penduduk lokal dalam berbagai kegiatan
operasional pengembangan gas Matindok, antara lain dengan menginformasikan berbagaikegiatan proyek secara rutin kepada masyarakat
Memberikan kemudahan atau bantuan fasilitas bagi penduduk lokal yang akan membuka ataumengembangkan usaha, antara lain dengan memberikan bantuan modal bergulir melaluiKoperasi Pertamina
b. Dampak negatifMemfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial kemasyarakatanMelakukan sosialisasi setiap rencana kegiatan kepada masyaraka
Pemboran sumurpengembanganKegiatan operasi fasilitasproduksi gas (GPF)
Tingkat kesehatanmasyarakat
Mengelola sumber dampak adanya debu, emisi gas, bising dan atau mengolah air limbahsebelum dibuang ke lingkunganSosialisasi/penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi karyawan danmasyarakat di sekitarnya
![Page 99: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/99.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 99
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.3. Lanjutan
TahapKegiatan
KomponenKegiatan Penyebab
Dampak
Komponen Lingkunganyang Terkena Dampak Arahan Pengelolaan Lingkungan
PASCAOPERASI
Kegiatan demobilisasiperalatan menggunakan alatberat
Keselamatan berlalulintas Pengaturan jadwal pengangkutan yang tidak bersamaan dengan jam sibuk pagi dan siangPenyuluhan kepada sopir angkutan untuk berhati -hati dan tetap menjaga kewaspadaan selamamengemudikan angkutan di jalan raya, khususnya bila melintasi daerah pemukiman dan kawasanperkotaan (Kintom, Batui, Toili dan Toili Barat).Sosialisasi kepada warga yang bermukim di sekitar rute pengangkutan yang menggunakan trukberukuran besar/trailer.Pembatasan kecepatan maksimum kendaraan angkutan, yaitu maksimum 40 km/jam
Kerusakan jalan danjembatan
Perbaikan ringan bila terjadi kerusakan jalan dengan cara diberi tanah urug/sirtu kemudiandipadatkan serta diberi lapis penutup latasirPembuatan penyangga jembatan untuk menambah kekuatan konstruksiPengangkutan lewat jalur laut bila jembatan tidak memungkinkan untuk dilalui
Kegiatan revegetasi Vegetasi Restorasi atau pemulihan ke kondisi semulaMelakukan revegetasi dengan tanaman lokal sesuai dengan luas lahan yang digunakan
Satwa Restorasi atau pemulihan ke kondisi semulaMelakukan revegetasi dengan tanaman lokal sesuai dengan luas lahan yang digunakan
Kegiatan penglepasan tenagakerja
Sikap dan persepsimasyarakatPendapatanmasyarakat
Penguatan jaringan komunikasi sosial melalui sosialisasi sebelum kegiatan penglepasan tenagakerjaMembantu masyarakat meningkatkan ketrampilan melalui pelatihan kewirausahaan atauketrampilanMembantu masyarakat meningkatkan ketrampilan seperti pelatihan ketrampilan/wirausaha bagipara tenaga kerja yang selama ini mendukung operasional pengembangan gas Matindok
Sikap dan persepsimasyarakat
Penguatan jaringan komunikasi sosial melalui sosialisasi sebelum kegiatan penglepasan tenagakerja
Membantu masyarakat meningkatkan ketrampilan melalui pelatihan kewirausahaan atauketrampilan
![Page 100: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/100.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 100
PT PERTAMINA EP -PPGM
6.2. DAMPAK KEGIATAN DI BAGIAN HILIR
Besaran dan tingkat kepentingan dampak kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok Bagian
Hilir di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah sebagai berikut.
![Page 101: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/101.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 101
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.4. Rekapitulasi Derajat Besaran dan Tingkat Kepentingan Dampak Bagian Hilir
TahapKegiatan
Jenis Dampak Hipotetik Sumber DampakBesaranDampak
(+/–)
Tingkat KepentinganDampak Keputusan/Kesimpulan
Hasil Evaluasi (PK/TPK)Jumlah P % Bobot
PRAKONSTRUKSI SOSIAL
Perubahan pola kepemilikanlahan
Pembebasan lahan dan tanam tumbuh –2 4 66,67 PK
Gangguan proses sosial 1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh –2 4 66,67 PK2. Penerimaan tenaga kerja –2 3 50,00 PK
Sikap dan persepsi masyarakat 1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh –2 4 66,67 PK2. Penerimaan tenaga kerja –2 3 50,00 PK
KONSTRUKSI GEOFISIK-KIMIA
Penurunan kualitas udara ambien1. Konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan
Khusus di Padang–2 4 66,67 PK
2. Konstruksi kompleks kilang LNG dan PelabuhanKhusus di Uso
–2 3 66,67 PK
Peningkatan kebisingan
1. Konstruksi kompleks kilang LNG dan PelabuhanKhusus di Padang
–2 4 66,67 PK
2. Konstruksi kompleks kilang LNG dan PelabuhanKhusus di Uso
–2 4 66,67 PK
Penurunan kualitas airpermukaan
1. Konstruksi kompleks kilang LNG dan PelabuhanKhusus di Padang
–2 4 66,67 PK
2. Konstruksi kompleks kilang LNG dan PelabuhanKhusus di Uso
–2 4 66,67 PK
Penurunan kualitas air laut
1. Konstruksi kompleks kilang LNG dan PelabuhanKhusus di Padang
–2 3 50,00 PK
2. Konstruksi kompleks kilang LNG dan PelabuhanKhusus di Uso
–2 3 50,00 PK
![Page 102: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/102.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 102
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.4. Lanjutan
TahapKegiatan
Jenis Dampak Hipotetik Sumber DampakBesaranDampak
(+/–)
Tingkat KepentinganDampak Keputusan/Kesimpulan
Hasil Evaluasi (PK/TPK)Jumlah P % Bobot
KONSTRUKSI Transportasi darat (gangguankelancaran lalulintas)
Konstruksi kompleks kilang LNG dan PelabuhanKhusus di Padang dan Uso
–2 4 66,67 PK
Transportasi darat (gangguankeselamatan berlalulintas)
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dantenaga kerja
–2 4 66,67 PK
2. Konstruksi kompleks kilang LNG dan PelabuhanKhusus di Padang dan Uso
–2 3 50,00 PK
Kerusakan jalan dan jembatan Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dantenaga kerja
–2 6 100,00 PK
BIOLOGIPenurunan keanekaragaman dankerapatan vegetasi
Pembukaan dan pematangan lahan –3 3 50,00 PK
Gangguan satwa Pembukaan dan pematangan lahan –2 3 50,00 PKPenurunan keanekaragaman dankelimpahan biota air laut
1. Konstruksi kompleks kilang LNG dan PelabuhanKhusus di Padang
–1 3 50,00 PK
2. Konstruksi kompleks kilang LNG dan PelabuhanKhusus di Uso
–1 3 50,00 PK
SOSIALPeningkatan pendapatanmasyarakat
1. Pembukaan dan pematangan lahan +1 1 16,67 TPK2. Konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan
Khusus+2 4 66,67 PK
Penurunan pendapatanmasyarakat
Penglepasan tenaga kerja –1 2 33,33 TPK
Terbukanya kesempatanberusaha
1. Pembukaan dan pematangan lahan +1 2 33,33 TPK2. Konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan
Khusus+2 5 83,33 PK
Gangguan proses sosial Konstruksi kompleks kilang LNG dan PelabuhanKhusus
–2 4 66,67 PK
Sikap dan persepsi negatifmasyarakat
1. Konstruksi kompleks kilang LNG dan PelabuhanKhusus
–2 4 66,67 PK
2. Penglepasan tenaga kerja –1 2 33,33 TPK
![Page 103: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/103.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 103
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.4. Lanjutan
TahapKegiatan
Jenis Dampak Hipotetik Sumber DampakBesaranDampak
(+/–)
Tingkat KepentinganDampak Keputusan/Kesimpulan
Hasil Evaluasi (PK/TPK)Jumlah P % Bobot
KONSTRUKSI KESEHATAN MASYARAKAT
Penurunan sanitasi lingkungan
1. Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Khususdan fasilitas pendukungnya dermaga di Padang
–2 4 50,00 PK
2. Konstruksi kompleks kilang LNG, dan PelabuhanKhusus dan fasilitas pendukungnya di Uso
–2 4 50,00 PK
OPERASI GEO-FISIK-KIMIAPenurunan kualitas udara Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan
fasilitas pendukungnya–2 3 50,00 PK
Peningkatan kebisingan Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya
–21 3 50,00 PK
Penurunan kualitas air laut Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya
–2 3 50,00 PK
Transportasi laut (gangguankeselamatan pelayaran)
Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya
–2 3 50,00 PK
BIOLOGIPenurunan keanekaragaman dankelimpahan biota air laut
Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya
–1 4 66,67 PK
SOSIALKependudukan: peningkatankepadatan penduduk
Penerimaan tenaga kerja –1 1 16,67 TPK
Peningkatan kesempatanberusaha
Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya
+2 5 83,33 PK
Peningkatan pendapatanmasyarakat
Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya
+2 5 83,33 PK
Gangguan proses sosial 1. Penerimaan tenaga kerja –2 4 66,67 PK2. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan
fasilitas pendukungnya–2 3 50,00 PK
Munculnya pelapisan sosial Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya
–2 4 66,67 PK
![Page 104: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/104.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 104
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.4. Lanjutan
TahapKegiatan
Jenis Dampak Hipotetik Sumber DampakBesaranDampak
(+/–)
Tingkat KepentinganDampak Keputusan/Kesimpulan
Hasil Evaluasi (PK/TPK)Jumlah P % Bobot
OPERASI Sikap dan persepsi negatifmasyarakat
1. Penerimaan tenaga kerja –2 4 66,67 PK2. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan
fasilitas pendukungnya–2 4 66,67 PK
KESEHATAN MASYARAKATPenurunan tingkat kesehatanmasyarakaty
Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya
–2 4 66,67 PK
PASCAOPERASI
GEO-FISIK-KIMIAPeningkatan kualitas udara Penghentian operasi kilang LNG +12 2 33,33 TPKPenurunan kebisingan Penghentian operasi kilang LNG +12 2 33,33 TPKPeningkatan kualitas airpermukaan
Penghentian operasi kilang LNG +1 2 33,33 TPK
Peningkatan kualitas air laut Penghentian operasi kilang LNG +2 2 33,33 TPKGangguan keselamatanberlalulintas
Pembongkaran dan demobilisasi peralatan –2 3 50,00 PK
Kerusakan jalan dan jembatan Pembongkaran dan demobilisasi peralatan –2 5 83,33 PKBIOLOGIPeningkatan keanekaragamandan kerapatan vegetasi
Revegetasi +1 3 50,00 PK
Peningkatan keanekaragamandan kelimpahan satwa
Revegetasi +2 4 66,67 PK
SOSIALPenurunan kesempatan berusaha Penghentian operasi kilang LNG –1 1 16,67 TPKPenurunan pendapatanmasyarakat
Penglepasan tenaga kerja –1 2 33,33 TPK
Sikap dan persepsi negatif 1. Pembongkaran dan demobilisasi peralatan –1 1 16,67 TPKmasyarakat 2. Penglepasan tenaga kerja –2 3 50,00 PKKESEHATAN MASYARAKATPenurunan sanitasi lingkungan Pembongkaran dan demobilisasi peralatan –2 3 50,00 PK
![Page 105: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/105.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 105
PT PERTAMINA EP -PPGM
6.2.1. Telahaan Dampak Penting
Tabel 6.5. Jenis-Jenis Dampak Penting Yang Mendapat PrioritasUntuk Dikelola Di Bagian Hilir
Tahap Kegiatan Jenis Dampak Hipotetik Sumber DampakKeputusan/Kesimpulan
Hasil EvaluasiPRA
KKONSTRUKSI SOSIAL
Perubahan pola kepemilikanlahan Pembebasan lahan dan tanam tumbuh PK
Gangguan proses sosial1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh PK2. Penerimaan tenaga kerja PK
Perubahan sikap dan persepsi 1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh PKmasyarakat 2. Penerimaan tenaga kerja PK
KONSTRUKSI GEOFISIK-KIMIA
Penurunan kualitas udara Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Khususdan fasilitas pendukungnya di Padang dan Uso PK
Peningkatan kebisingan Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Khususdan fasilitas pendukungnya di Padang dan Uso
PK
Penurunan kualitas airpermukaan
Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Khususdan fasilitas pendukungnya di Padang dan Uso PK
Penurunan kualitas air laut Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Khususdan fasilitas pendukungnya PK
Transportasi darat (gangguankelancaran lalulintas)
Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Khususdan fasilitas pendukungnya di Padang dan Uso PK
Transportasi darat (gangguankeselamatan berlalulintas)
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dantenaga kerja PK
2. Konstruksi kompleks kilang LNG, PelabuhanKhusus dan fasilitas pendukungnya di Padang danUso
PK
Kerusakan jalan danjembatanTransportasi darat(gangguan kelancaranlalulintas)
Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dantenaga kerjaKonstruksi kompleks kilang LNG dandermaga di Padang dan Uso
PKPK
BIOLOGIPenurunan keanekaragamandan kerapatan vegetasi Pembukaan dan pematangan lahan PK
Gangguan satwa Pembukaan dan pematangan lahan PKPenurunan keanekaragamandan kelimpahan biota air laut
Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Khususdan fasilitas pendukungnya di Padang atau Uso PK
SOSIALPeningkatan pendapatanmasyarakat
Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Khususdan fasilitas pendukungnya PK
Terbukanya kesempatanberusaha
Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Khususdan fasilitas pendukungnya
PK
Gangguan proses sosial Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Khususdan fasilitas pendukungnya PK
Sikap dan persepsi negatifmasyarakat
Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Khususdan fasilitas pendukungnya PK
KESEHATAN MASYARAKAT
Penurunan sanitasi lingkungan Konstruksi kompleks kilang LNG dan PelabuhanKhusus di Padang atau Uso PK
![Page 106: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/106.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 106
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.5. Lanjutan
Tahap Kegiatan Jenis Dampak Hipotetik Sumber DampakKeputusan/
Kesimpulan HasilEvaluasi
OPERASI
GEO-FISIK-KIMIA
Penurunan kualitas udaraOperasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya PK
Peningkatan kebisingan Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya PK
Penurunan kualitas air laut Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya
PK
Transportasi laut (gangguankeselamatan pelayaran)
Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya PK
BIOLOGIPenurunan keanekaragamandan kelimpahan biota air laut
Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya PK
SOSIALTerbukanya kesempatanberusaha
Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya
PK
Gangguan proses sosial1. Penerimaan tenaga kerja PK2. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan
fasilitas pendukungnyaPK
Munculnya pelapisan sosialOperasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya PK
Sikap dan persepsi negatifmasyarakat
1. Penerimaan tenaga kerja PK2. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan
fasilitas pendukungnya PK
KESEHATAN MASYARAKATPenurunan tingkat kesehatanmasyarakat
Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya PK
PASCAOPERASI
GEO-FISIK-KIMIAGangguan keselamatan berlalu-lintas Pembongkaran dan demobilisasi peralatan PK
Kerusakan jalan dan jembatan Pembongkaran dan demobilisasi peralatan PKBIOLOGIPeningkatan keanekaragamandan kerapatan vegetasi Revegetasi PK
Peningkatan keanekaragamandan kelimpahan satwa
Revegetasi PK
SOSIALSikap dan persepsi negatifmasyarakat
Penglepasan tenaga kerja PK
KESEHATAN MASYARAKATPenurunan sanitasi lingkungan Pembongkaran dan demobilisasi peralatan PK
![Page 107: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/107.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 107
PT PERTAMINA EP -PPGM
Gambar 6.2. Bagan Alir Keterkaitan ..... (BAGIAN HILIR)
![Page 108: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/108.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 108
PT PERTAMINA EP -PPGM
6.2.2. Telaahan Dan Arahan Sebagai Dasar Pengelolaan Lingkungan
Hasil telahaan secara holistik di atas maka dihasilkan jenis-jenis dampak yang mendapatkan
prioritas untuk dikelola.
![Page 109: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/109.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 109
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.6. Ringkasan Arahan Pengelolan Lingkungan Kegiatan Proyek PPGM di Bagian Hilir
TahapKegiatan
KomponenKegiatan Penyebab
Dampak
Komponen Lingkunganyang Terkena Dampak
Arahan Pengelolaan Lingkungan
PRA-KONSTRUKSI
Pembebasan lahan dan tanamtumbuh
Pola kepemilikan lahan Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pembebasan lahan dan tanam tumbuhMendata hak kepemilikan lahan yang akan dibebaskanKoordinasi dengan instansi terkait
Pembebasan lahan dan tanamtumbuh
Penerimaan tenaga kerja
Proses sosialSikap dan persepsimasyarakat
a. Pembebasan lahan dan tanam tumbuhMelaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pembebasan lahan dan tanam tumbuhMenetapkan harga penggantian lahan sesuai kesepakatan dengan pemilik lahan besertaproses pembayarannya
Koordinasi dengan instansi terkaitMelibatkan Tim 9 dan BPN dalam proses pembebasan lahan
b. Penerimaan tenaga kerjaMemberikan informasi tentang peluang kerja secara transparan, meliputi jumlah tenaga kerjadan kualifikasi yang dibutuhkan serta proses seleksinya
Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja khususnya unskill dari penduduk lokal sesuaikebutuhan
Tenaga kerja skill diseleksi sesuai kualifikasi skill yang dibutuhkanProses seleksi tenaga unskill dengan melibatkan lembaga setempat yang berbadan hukum,dan untuk yang skill melibatkan institusi rekrutmen ketenagakerjaan berskalaregional/nasional
KONSTRUKSI Konstruksi kompleks kilang LNGdan Pelabuhan Khusus
Kualitas udara Mesin diesel generator dilengkapi pengendali emisi standar dan menggunakan BBM berkadarsulfur rendah
Menggunakan dust supression controlMelengkapi pekerja dengan sarana K3
Kebisingan Aktivitas pembangunan yang menimbulkan kebisingan dilakukan siang hariPenggunaan earplug atau earmuff
Kualitas air laut Penggunaan oilboom atau oil dispersant untuk mencegah ceceran oli dan minyak dari peralatankonstruksi
Pengerukan dilakukan secara hati-hati untuk meminimalkan peningkatan kekeruhanPerawatan kebersihan dari kamar mesin, alat pengeruk dan kapak pengangkut material dan alatkonstruksi dari ceceran minyak dan oli
Kualitas air permukaan Pengefektifan ”Eeffluent Ttreatment” unit atau waste water management atau IPAL
![Page 110: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/110.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 110
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.6. Lanjutan
TahapKegiatan
KomponenKegiatan Penyebab
Dampak
Komponen Lingkunganyang Terkena Dampak
Arahan Pengelolaan Lingkungan
KONSTRUKSI Mobilisasi dan demobilisasiperalatan, material
Konstruksi kompleks kilang LNG,dan Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya
Keselamatan berlalulintas Pengaturan jadwal pengangkutan yang tidak bersamaan dengan jam sibuk pagi dan siangPenyuluhan kepada sopir angkutan untuk berhati-hati dan tetap menjaga kewaspadaan selamamengemudikan angkutan di jalan raya, khususnya bila melintasi daerah pemukiman dan kawasanperkotaan (Kintom, Batui).
Sosialisasi kepada warga yang bermukim di sekitar rute angkutan akan adanya lalulintaskendaraan proyek dengan menggunakan truk berukuran besar/trailer
Pembatasan kecepatan maksimum kendaraan angkutan, yaitu 40 km/jamPemasangan rambu-rambu peringatan/tanda hati-hati yang dipasang sebelum masuk kawasanproyek pada setiap jarak 150 m dan 50 meter untuk dua arah
Besar huruf pada rambu dapat terbaca jelas pada jarak 25 meter.Memberi perlindungan kepada pekerja dengan lalulintas kendaraan bermotor (diberi traffic coneatau kerucut lalulintas sebagai pembatas yang diberi tali)
Pemasangan lampu penerangan untuk menerangi jalan di dalam kawasanKonstruksi kompleks kilang LNG,Pelabuhan Khusus dan fasilitaspendukungnyaKonstruksikompleks kilang LNG dandermaga
Kelancaran lalulintas Adanya petugas yang mengatur arus lalulintas menerus selama jalan tersebut belum dipindahkanMembuat jalur baru terlebih dahulu yang setara dengan kualifikasi jalan lama
Mobilisasi dan demobilisasiperalatan, material
Kerusakan jalan danjembatan
Perbaikan ringan selama masih digunakan untuk lalulintas kendaraan angkutan material dengancara diberi tanah urug/sirtu kemudian dipadatkan serta diberi lapis penutup latasir.
Pembuatan penyangga jembatan untuk menambah kekuatan konstruksiPengangkutan lewat jalur laut bila jembatan tidak memungkinkan untuk dilaluiPerbaikan jalan/jembatan harus berkoordinasi dengan Kimpraswil Kabupaten Banggai
Pembukaan dan pematanganlahan
Vegetasi Revegetasi di sekitar lokasi kegiatan yang tidak mengganggu kegiatan konstruksi
Satwa Revegetasi di sekitar lokasi kegiatan yang tidak mengganggu kegiatan konstruksiMempertahankan habitat satwa darat diantaranya dengan meminimalkan pembukaan lahanterbatas pada lokasi yang digunakan untuk kompleks kilang LNG.
Konstruksi kompleks kilang LNG,Pelabuhan Khusus dan fasilitaspendukungnyaKonstruksikompleks kilang LNG dandermaga
Biota air lautAnalisis seksama atas semua buangan air uji hidrostatik untuk memastikan bahwaMengaktifkaneffluent treatment unit atau waste water management agar tidak akan menimbulkan dampakterhadap lingkungan
Rehabilitasi terumbu karang di sekitar kegiatan
![Page 111: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/111.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 111
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.6. Lanjutan
TahapKegiatan
KomponenKegiatan Penyebab
Dampak
Komponen Lingkunganyang Terkena Dampak
Arahan Pengelolaan Lingkungan
KONSTRUKSI Konstruksi kompleks kilang LNGdan Pelabuhan Khusus
Kesempatan berusaha Melakukan proses lelang untuk subkontraktor lokal agar dapat terlibat dalam berbagai aktivitaspengembangan gas Matindok
Memberikan kemudahan atau bantuan fasilitas bagi penduduk lokal yang akan memanfaatkankesempatan berusaha
Membantu memberikan pelatihan ketrampilan dan atau pengembangan usahaPendapatan masyarakat Mengutamakan/memprioritaskan kesempatan kerja bagi penduduk lokal sesuai kualifikasi dan
kebutuhanMemberikan kemudahan atau bantuan fasilitas bagi masyarakat lokal yang akan membuka ataumengembangkan usaha
Proses sosial Sosialisasi rencana kegiatan kepada warga masyarakatMemfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan seperti temu warga dan kegiatansosial atau kegiatan keagamaan lainnya
Sikap dan persepsimasyarakat
a. Dampak positifMeningkatkan peran aktif pengusaha atau penduduk lokal dalam berbagai kegiatan
operasional pengembangan gas Matindok, antara lain dengan menginformasikan berbagaikegiatan proyek secara rutin kepada masyarakat
Memberikan kemudahan atau bantuan fasilitas bagi penduduk lokal yang akan membuka ataumengembangkan usaha, antara lain dengan memberikan bantuan modal bergulir melaluiKoperasi Pertamina
b. Dampak negatifMemfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial kemasyarakatanMelakukan sosialisasi setiap rencana kegiatan kepada masyarakat
Sanitasi lingkungan Disediakan tempat penampung limbah konstruksi dan domestik padat maupun cairDisediakan fasilitas MCK yang memadahiHimbauan atau sosialisasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
![Page 112: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/112.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 112
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.6. Lanjutan
TahapKegiatan
KomponenKegiatan Penyebab
Dampak
Komponen Lingkunganyang Terkena Dampak Arahan Pengelolaan Lingkungan
OPERASI Operasional kilang LNG,Pelabuhan Khusus dan fasilitas
Kualitas udara Pengefektifan fasilitas Acid Gas Removal Unit (AGRU), Sulfur Recovery Unit (SRU) dan MRUMelengkapi pekerja dengan sarana K3
pendukungnya Kebisingan Penggunaan peredam suara atau lapisan disain akustik khususPenggunaan earplug atau earmuff
Kualitas air laut Mengolah air limbah sebelum dibuang ke lingkunganMenggunakan oil boom untuk mencegah persebaran ceceran oli/minyak dari kendaraan/peralatanoperasional
Keselamatan pelayaran Pemasangan rambu-rambu navigasi dan keselamatan pelayaranPemasangan lampu penerangan pada batas tapak kegiatan dan kapal LNG
Kelancaran lalulintas Adanya petugas yang mengatur arus lalulintas menerus selama jalan tersebut belum dipindahkanMembuat jalur baru terlebih dahulu yang setara dengan kualifikasi jalan lama
Biota air laut Limbah cair diolah sesuai ketentuan yang berlakuRehabilitasi terumbu karang di sekitar kegiatan
Kesempatan berusaha Melakukan proses lelang untuk subkontraktor lokal agar dapat terlibat dalam berbagai kegiatanoperasional pengembangan gas Matindok
Memberikan kemudahan dan atau bantuan fasilitas bagi penduduk lokal yang akan berpartisipasidalam peluang usaha yang ada
Pendapatan masyarakat Mengutamakan/memprioritaskan kesempatan kerja bagi penduduk lokal sesuai kualifikasi dankebutuhan
Memberikan kemudahan/bantuan fasilitas bagi penduduk lokal yang akan membuka/mengem-bangkan usaha
![Page 113: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/113.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 113
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.6. Lanjutan
TahapKegiatan
KomponenKegiatan Penyebab
Dampak
Komponen Lingkunganyang Terkena Dampak
Arahan Pengelolaan Lingkungan
OPERASI Penerimaan tenaga kerjaOperasional kilang LNG,
Pelabuhan Khusus dan fasilitaspendukungnya
Proses sosial a. Penerimaan tenaga kerja:Memberikan informasi tentang peluang kerja secara transparan kepada warga masyarakat di
sekitarnya, baik tentang jumlah tenaga kerja, kualifikasi (pendidikan dan ketrampilan) yangdibutuhkan dan proses seleksinya.
Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja khususnya unskill dari penduduk lokal sesuaikebutuhan
Tenaga kerja skill diseleksi sesuai kualifikasi skill yang dibutuhkanProses seleksi tenaga unskill dengan melibatkan lembaga setempat yang berbadan hukum
(misalnya KUD) dan untuk tenaga kerja skill dengan melibatkan institusi rekrutmenketenagakerjaan berskala regional/nasional.
b. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnnyaSosialisasi rencana kegiatan kepada warga masyarakatMemfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan seperti temu warga dan
kegiatan sosial atau keagamaan lainOperasional kilang LNG,Pelabuhan Khusus dan fasilitaspendukungnya
Pelapisan sosial Berbagai fasilitas untuk karyawan (pendidikan, kesehatan, olah raga, ibadah) hendaknya jugadapat dimanfaatkan oleh penduduk di sekitarnya
Memfasilitasi berbagai kegiatan bersama: temu warga, perayaan hari besar nasional/agama,bakti sosial, dan kegiatan sosial/keagamaan lainnya
Kegiatan penerimaan tenagakerja
Kegiatan operasional KilangLNG, Pelabuhan Khusus danfasilitas pendukungnya
Sikap dan persepsimasyarakat
Penerimaan tenaga kerjaMemberikan informasi tentang peluang kerja secara transparan, meliputi jumlah tenaga kerja dankualifikasi yang dibutuhkan serta proses seleksinya
Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja khususnya unskill dari penduduk lokal sesuaikebutuhan
Tenaga kerja skill diseleksi sesuai kualifikasi skill yang dibutuhkanProses seleksi tenaga unskill dengan melibatkan lembaga setempat yang berbadan hukum, danuntuk yang skill melibatkan institusi rekrutmen ketenagakerjaan berskala regional/nasional
Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnyaMemfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial kemasyarakatanMelakukan sosialisasi setiap rencana kegiatan kepada masyarakat
Kegiatan operasional Kilang LNG,Pelabuhan Khusus dan fasilitaspendukungnya
Tingkat kesehatanmasyarakat
Mengelola sumber dampak adanya debu, emisi gas, bising, dan atau mengolah air limbahsebelum dibuang ke lingkungan
Sosialisasi/penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi karyawan danmasyarakat di sekitarnya.
![Page 114: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/114.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 114
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.6. Lanjutan
TahapKegiatan
KomponenKegiatan Penyebab
Dampak
Komponen Lingkunganyang Terkena Dampak Arahan Pengelolaan Lingkungan
PASCAOPERASI
Pembongkaran dan demobilisasiperalatan
Keselamatan berlalulintas Pengaturan jadwal pengangkutan yang tidak bersamaan dengan jam sibuk pagi dan siangPenyuluhan kepada sopir angkutan untuk berhati-hati dan tetap menjaga kewaspadaan selamamengemudikan angkutan di jalan raya, khususnya bila melintasi daerah pemukiman dan kawasanperkotaan (Kintom, Batui).
Sosialisasi kepada warga yang bermukim di sekitar rute angkutan akan adanya lalulintaskendaraan proyek dengan menggunakan truk berukuran besar/trailer
Pembatasan kecepatan maksimum kendaraan angkutan, yaitu 40 km/jamPemasangan rambu-rambu peringatan/tanda hati-hati yang dipasang sebelum masuk kawasanproyek pada setiap jarak 150 m dan 50 meter untuk dua arah
Besar huruf pada rambu dapat terbaca jelas pada jarak 25 meter.Memberi perlindungan kepada pekerja dengan lalulintas kendaraan bermotor (diberi traffic coneatau kerucut lalulintas sebagai pembatas yang diberi tali)
Pemasangan lampu penerangan untuk menerangi jalan di dalam kawasanKerusakan jalan danjembatan
Perbaikan ringan selama masih digunakan untuk lalulintas kendaraan angkutan material dengancara diberi tanah urug/sirtu kemudian dipadatkan serta diberi lapis penutup latasir.
Pembuatan penyangga jembatan untuk menambah kekuatan konstruksiPengangkutan lewat jalur laut bila jembatan tidak memungkinkan untuk dilaluiPerbaikan jalan/jembatan harus berkoordinasi dengan Kimpraswil Kabupaten Banggai
Penglepasan tenaga kerja Sikap dan persepsimasyarakat
Penguatan jaringan komunikasi sosial melalui sosialisasi sebelum kegiatan penglepasan tenagakerja
Pembongkaran dan demobilisasiperalatan
Sanitasi lingkungan Pembersihan bekas bongkaranPerataan kembali lubang-lubang pada lahan bekas bangunan
![Page 115: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/115.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 115
PT PERTAMINA EP -PPGM
6.3. REKOMENDASI PENILAIAN KELAYAKAN LINGKUNGAN RENCANA PROYEK
PENGEMBANGAN GAS MATINDOK
6.3.1. Penilaian Kelayakan Lingkungan Ditinjau dari Dampak Lingkungan
A. Bagian Hulu
Sementara itu dampak negatif penting yang diprakirakan muncul adalah :
a. Komponen geo-fisik-kimia: kualitas udara (debu dan gas), kebisingan, terjadinya erosi
tanah, gangguan sistem irigasi dan drainasse, penurunan kualitas air permukaan dan
air laut serta gangguan transportasi darat.
b. Komponen biologi: penurunan penutupan lahan oleh flora darat, penurunan komunitas
fauna darat dan gangguan terhadap biota air.
c. Komponen sosial: perubahan pola kepemilikan lahan, gangguan proses sosial,
timbulnya pelapisan sosial dalam masyarakat, sikap dan persepsi masyarakat.
d. Komponen kesehatan masyarakat: menurunnya kualitas sanitasi lingkungan dan
gangguan kesehatan masyarakat.
Beberapa dampak negatif penting yang diprakirakan muncul tersebut pada dasarnya dapat
dikelola melalui beberapa pendekatan pengelolaan lingkungan yang diusulkan. Untuk
dampak positif semaksimal mungkin dapat dikembangkan lagi. Mendasarkan pada hal
tersebut maka rencana kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok masih dinyatakan
layak lingkungan serta daya dukung kawasan sekitar kegiatan ini masih memadai, namun
tetap harus melakukan beberapa upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
B. Bagian Hilir
Dampak positif penting diprakirakan akan muncul pada tahap kontruksi, operasi dan pasca
operasi. Dampak positif penting yang muncul tersebut adalah: peningkatan kesempatan
berusaha, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan kualitas udara ambien,
peningkatan persentase penutupan lahan oleh vegetasi dan peningkatan komunitas satwa.
Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha meskipun kecil akan memberikan harapan bagi
penduduk sekitar lokasi kegiatan untuk dapat meningkatkan pendapatan sehingga sikap
dan persepsi masyakat menjadi positif.
Sementara itu dampak negatif penting yang diprakirakan muncul adalah :
1. Komponen geo-fisik-kimia: kualitas udara (debu dan gas), kebisingan, penurunan
kualitas air permukaan dan air laut, tranportasi darat dan transportasi laut.
2. Komponen biologi: vegetasi, satwa, biota air laut.
3. Komponen sosial: perubahan pola kepemilikan lahan, munculnya pelapisan sosial,
gangguan proses sosial, sikap dan persepsi negatif masyarakat.
4. Komponen kesehatan masyarakat: penurunan sanitasi lingkungan dan tingkat
kesehatan masyarakat.
![Page 116: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/116.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 116
PT PERTAMINA EP -PPGM
Namun beberapa dampak negatif penting yang diprakirakan muncul tersebut pada
dasarnya dapat dikelola melalui beberapa pendekatan pengelolaan lingkungan yang
diusulkan. Dengan adanya pengelolaan lingkungan diharapkan dampak negatif tersebut
dapat diminimalisasi, ditanggulangi dan bahkan dicegah. Untuk dampak positif semaksimal
mungkin dapat dikembangkan lagi, sehingga dengan demikian kegiatan Proyek
Pengembangan Gas Matindok yang tujuan utamanya untuk mensejahterakan seluruh
lapisan masyarakat dapat terus berlangsung tanpa mengabaikan kualitas lingkungan hidup.
Mendasarkan pada hal tersebut maka rencana kegiatan PPGM masih dinyatakan layak
lingkungan dengan daya dukung kawasan di sekitarnya masih memadai, tetap harus
melakukan beberapa upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
6.3.2. Kelayakan Lingkungan Berdasarkan Hasil Kajian Alternatif
A. Alternatif pemasangan pipa penyalur gas
Tabel 6.7. Kajian Kelayakan Lingkungan terhadap AlternatifJalur Pipa Penyalur Gas
No. Parameter Lingkunganyang Terkena Dampak
Jalur Pipa Melewati Kawasan SMBangkiriangBakiriang
Alternatif-1(Normal)
Alternatif-2(Horizontal
Drilling)
Alternatif-3(PantaiLaut)
1. Kualitas udara (–1) (–1) (–1)2. Kebisingan (–1) (–1) (–1)3. Kualitas air laut (–1)4. Vegetasi (–3)5. Satwa liar (–2) (–2) (–3)6. Biota air laut (–1)7. Pendapatan masyarakat (+1) (+1) (+1)8. Kesempatan berusaha (+1) (+1) (+1)9. Proses sosial (–2) (–2) (–2)10. Sikap dan persepsi masyarakat (–1) (–1) (–1)11. Sanitasi lingkungan (–2) (–2)
Keterangan: –/+ = dampak negatif/positif
Angka-angka menunjukkan besaran dampak:1 = dampak kecil2 = dampak sedang3 = dampak besar
Dalam pengambilan keputusan jalur alternatif, pemrakarsa tidak hanya mempertimbangkan
kelayakan lingkungan, namun juga kajian kelayakan yang lain yaitu kelayakan ekonomi,
teknis dan hukum dan teknis. Di bawah ini adalah ringkasan hasil kelayakan secara umum.
![Page 117: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/117.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 117
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.8. Ringkasan Kajian Kelayakan Alternatif Jalur Pipa Penyalur Gas
No. Kajian Kelayakan/Kendala
Pemasangan Jalur Pipa yang Melewati KawasanSM BangkiriangBakiriang
JalurAlternatif-1
JalurAlternatif-2
JalurAlternatif-3
1. Kendala lingkungan rendah rendah tinggi
2. Kendala ekonomi rendah tinggi sangat tinggi
3. Kendala teknis rendah tinggi sedang
4. Kendala peraturan tinggi tinggi tidak ada
5. Kondisi eksisting jalan provinsi jalan provinsi pantai/laut
Kawasan SM Bakiriang di sebelah tenggara memotong jalan provinsi sampai mencapai
pantai dan dalam mengimplementasikan SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.
398/KPTS-II/1998 tanggal 12 April 1998 tentang Penetapan Bakiriang sebagai Suaka
Margasatwa, termasuk sempadan jalan di kiri kanan jalan propinsi tersebut. Dengan
demikian hal tersebut menjadi kendala hukum yang tinggi terhadap pemanfaatan
sempadan jalan propinsi tersebut dalam hal ini bagi alternatif-1 dan alternatif-2
pemasangan pipa penyalur gas. Bagi alternatif-3 karena sudah diluar kawasan SM Bakiriang
dan kepatuhan PT Pertamina EP terhadap SK MenHut tersebut di atas, maka pelaksanaan
proyek pengembangan gas ini khususnya untuk pemasangan pipa penyalur gas
ditetapkan alternatif-3 karena tidak ada lagi kendala hukum.
Akan tetapi, apabila di kemudian hari terjadi perubahan atas status jalan propinsi yang
melintasi SM Bakiriang oleh Departemen Kehutanan yang memungkinkan untuk
memanfaatkan sempadan jalan sebagai jalur pipa, maka PT Pertamina EP akan
berkoordinasi dengan instansi terkait untuk kemungkinan menetapkan alternatif-1 sebagai
jalur pemasangan pipa penyalur gas dengan memenuhi semua persyaratan menurut
peraturan perundangan yang berlaku.
B. Alternatif lLokasi Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
Alternatif calon lokasi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus ditetapkan di 2 lokasi yaitu di Desa
Uso, Kecamatan Batui dan di Desa Padang, Kecamatan Kintom; keduanya terletak secara
berdampingan.
![Page 118: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/118.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 118
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.9. Kajian Kelayakan Lingkungan terhadap Alternatif LokasiKilang LNG dan Pelabuhan Khusus
No. Parameter LingkunganTerkena Dampak
Lokasi Kilang LNG dan PelabuhanKhusus
Alternatif-1(Uso, Batui)
Alternatif-2(Padang, Kintom)
1. Kualitas udara (–2) (–2)
2. Kebisingan (–2) (–2)
3. Kualitas air laut (–2) (–2)
4. Transportasi laut (–2) (–2)
5. Vegetasi (–3) (–3)
6. Satwa liar (–2) (–2)
7. Biota air laut (–1) (–1)
8. Kesempatan berusaha (+2) (+2)
9. Pendapatan masyarakat (+2) (+2)
10. Proses sosial (–2) (–2)
11. Pelapisan social (–2) (–2)
12. Sikap dan persepsi masyarakat (–2) (–2)
13. Sanitasi lingkungan (–2) (–2)
14 Tingkat kesehatan masyarakat (–2) (–2)
Keterangan: –/+ = dampak negatif/positif
Angka-angka menunjukkan besaran dampak:1 = dampak kecil2 = dampak sedang3 = dampak besar
Penetapan calon lokasi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di kedua lokasi mempunyai
kelayakan lingkungan yang relatif sama. Selain itu ditinjau dari aspek ekonomi dan
teknologi juga mempunyai kelayakan yang sama sehingga penetapan calon lokasi kilang
LNG pada akhirnya lebih didasarkan pada aspek kestrategisan dan aksesibilitas calon lokasi
yang dikaitkan dengan berbagai kemudahan dalam proses konstruksi maupun operasional
kilang LNG dan Pelabuhan Khusus.
![Page 119: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/119.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 119
PT PERTAMINA EP -PPGM
Bab-7RENCANA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
7.1. PENDAHULUAN
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) ini merupakan salah satu upaya untuk menangani dan
mengelola lingkungan dalam melaksanakan Proyek Pengembangan Gas Matindok di Kabupaten
Banggai, Sulawesi Tengah.
RKL ini merupakan dokumen yang penting, tidak hanya bagi Pemrakarsa tetapi juga bagi sektor
lain, yaitu Pemerintah Daerah (Pemda) dan masyarakat. RKL ini diharapkan dapat menunjang
keberhasilan pembangunan di bidang pertambangan dan energi dan pembangunan daerah
yang berwawasan lingkungan. Secara luas, kegiatan pengelolaan lingkungan ini juga dapat
mendorong sektor-sektor lain untuk berpartisipasi di dalam mewujudkan pembangunan
berwawasan lingkungan.
Dengan adanya konsep bisnis Hulu dan Hilir, maka tanggungjawab pelaksanaan kegiatan
pengelolaan lingkungan hasil kajian ANDAL juga dipisahkan mengacu kepada konsep yang
dijelaskan didalam dokumen ANDAL. Pengelolaan lingkungan di bagian hulu menjadi tanggung
jawab sepenuhnya PT Pertamina EP dan pengelolaan lingkungan di bagian hilir menjadi
tanggung jawab PT Donggi-Senoro LNG (PT DSLNG).
![Page 120: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/120.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 120
PT PERTAMINA EP -PPGM
7.2. MAKSUD DAN TUJUAN
a. Memperkecil dan mengelola dampak negatif yang muncul terhadap lingkungan akibat
kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok di Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi
Tengah
b. Meningkatkan dampak positif yang muncul akibat kegiatan Proyek Pengembangan Gas
Matindok sehingga manfaatnya semakin besar
c. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam pengelolaan
lingkungan hidup
7.3. KEGUNAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
a. Pemrakarsa
1. Menjaga agar pelaksanaan kegiatan di lapangan tetap sesuai dengan rencana
2. Mengoptimalkan biaya pembangunan dan pengelolaan operasi proyek
3. Menjamin terpeliharanya daya dukung lingkungan terhadap bangunan/sarana proyek
4. Mengkoordinasikan kegiatan, pengelolaan dan penanggulangan dampak lingkungan
b. Pemerintah/instansi terkait
1. Menghindari tumpang tindih pemanfaatan sumberdaya alam
2. Mencegah keresahan sosial masyarakat
3. Menjamin ketertiban dan keamanan
4. Menjaga terpeliharanya kehidupan sosial ekonomi budaya dalam masyarakat
5. Masukan bagi instansi berwenang dalam menyusun suatu rencana pengelolaan
lingkungan kawasan, baik secara regional maupun nasional
6. Mengetahui kewenangan dan tanggung jawab masing-masing instansi
7. Efisiensi penggunaan dana pengelolaan lingkungan
8. Mengoptimalkan pendayagunaan hasil pembangunan proyek beserta sarananya bagi
kepentingan sosial ekonomi budaya dan masyarakat
c. Masyarakat
1. Terhindar dari dampak negatif yang dapat muncul dari rencana Proyek Pengembangan
Gas Matindok di Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah
2. Memanfaatkan dampak positif yang dapat muncul dari rencana Proyek Pengembangan
Gas Matindok di Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah
7.4. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
a. Bagian Hulu
Rencana pengelolaan lingkungan bagian hulu disajikan pada Tabel 7.1
b. Bagian Hilir
Rencana pengelolaan lingkungan bagian hilir disajikan pada Tabel 7.2.
Peta Lokasi Rencana Pengelolaan Lingkungan dapat dilihat pada Gambar 7.1 – 7.4.
![Page 121: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/121.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 121
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.1. RKL HULU (mulai halaman 121 – 136 )
![Page 122: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/122.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 122
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.1. Lanjutan
![Page 123: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/123.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 123
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.1. Lanjutan
![Page 124: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/124.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 124
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.1. Lanjutan
![Page 125: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/125.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 125
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.1. Lanjutan
![Page 126: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/126.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 126
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.1. Lanjutan
![Page 127: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/127.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 127
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.1. Lanjutan
![Page 128: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/128.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 128
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.1. Lanjutan
![Page 129: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/129.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 129
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.1. Lanjutan
![Page 130: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/130.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 130
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.1. Lanjutan
![Page 131: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/131.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 131
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.1. Lanjutan
![Page 132: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/132.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 132
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.1. Lanjutan
![Page 133: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/133.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 133
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.1. Lanjutan
![Page 134: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/134.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 134
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.1. Lanjutan
![Page 135: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/135.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 135
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.1. Lanjutan
![Page 136: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/136.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 136
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.1. Lanjutan
![Page 137: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/137.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 137
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.2. RKL HILIR (halaman 137-154)
![Page 138: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/138.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 138
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.2. Lanjutan
![Page 139: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/139.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 139
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.2. Lanjutan
![Page 140: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/140.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 140
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.2. Lanjutan
![Page 141: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/141.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 141
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.2. Lanjutan
![Page 142: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/142.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 142
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.2. Lanjutan
![Page 143: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/143.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 143
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.2. Lanjutan
![Page 144: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/144.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 144
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.2. Lanjutan
![Page 145: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/145.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 145
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.2. Lanjutan
![Page 146: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/146.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 146
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.2. Lanjutan
![Page 147: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/147.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 147
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.2. Lanjutan
![Page 148: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/148.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 148
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.2. Lanjutan
![Page 149: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/149.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 149
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.2. Lanjutan
![Page 150: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/150.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 150
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.2. Lanjutan
![Page 151: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/151.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 151
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.2. Lanjutan
![Page 152: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/152.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 152
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.2. Lanjutan
![Page 153: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/153.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 153
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.2. Lanjutan
![Page 154: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/154.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 154
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 7.2. Lanjutan
![Page 155: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/155.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 155
PT PERTAMINA EP -PPGM
Gambar 7.1. PETA RKL PETA RKL PRAKONSTRUKSI
![Page 156: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/156.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 156
PT PERTAMINA EP -PPGM
Gambar 7.2. PETA RKL KONSTRUKSI
![Page 157: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/157.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 157
PT PERTAMINA EP -PPGM
Gambar 7.3. PETA RKL OPERASI
![Page 158: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/158.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 158
PT PERTAMINA EP -PPGM
Gambar 7.4. RKL PASCA OPERASI
![Page 159: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/159.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 159
PT PERTAMINA EP -PPGM
Bab-8RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
8.1. PENDAHULUAN
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) ini merupakan salah satu upaya untuk memantau
pelaksanaan dan hasil pengelolaan lingkungan dalam melaksanakan Proyek Pengembangan Gas
Matindok, di Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah. Proyek Pengembangan Gas
Matindok akan mempengaruhi kualitas lingkungan yang ada dengan cakupan wilayah yang
cukup luas, sehingga dalam pelaksanaannya perlu diikutsertakan rencana pengelolaan
lingkungan, mulai dari kegiatan pada tahap prakonstruksi sampai pasca operasi. Berhasil
tidaknya pelaksanaan pengelolaan lingkungan dapat diketahui melalui pemantauan lingkungan
yang termuat dalam dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Di satu sisi,
adanya rencana pemantauan lingkungan akan dapat menunjang keberhasilan pembangunan,
khususnya di sektor pertambangan migas dan pembangunan daerah. Dalam skala yang lebih
luas kegiatan pemantauan lingkungan ini akan mendorong sektor-sektor lainnya untuk ikut
berpartisipasi dalam mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Bagi kepentingan PT. PERTAMINA EP - PPGM, RPL mempunyai fungsi untuk :
1. menjaga pelaksanaan kegiatan di lapangan tetap sesuai rencana/jadwal;
2. mengoptimalkan biaya pembangunan dan pemantauan operasi PT. Pertamina EP -
Proyek Pengembangan Gas Matindok, Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi
Tengah (PPGM);
3. mengoptimalkan pendayagunaan sumberdaya lainnya;
4. menjamin terpeliharanya daya dukung lingkungan terhadap bangunan/sarana
kegiatan PT. Pertamina EP - PPGM;
5. mengkoordinasikan kegiatan pemantauan lingkungan.
![Page 160: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/160.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 160
PT PERTAMINA EP -PPGM
Bila ditinjau dari kepentingan pihak lain, maka RPL berfungsi untuk:
1. menghindari tumpang tindih pemanfaatan sumberdaya alam;
2. mencegah timbulnya keresahan masyarakat di wilayah sekitar Proyek
Pengembangan Gas Matindok, Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah;
3. menjamin ketertiban dan keamanan;
4. memelihara kehidupan sosial-ekonomi-budaya di dalam masyarakat.
Dalam kaitannya dengan pembangunan umum, RPL dapat berfungsi untuk:
1. memberikan masukan pada pemantauan lingkungan kawasan;
2. merupakan bahan koordinasi bagi instansi berwenang untuk menyusun suatu
rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan kawasan, baik secara regional
maupun nasional;
3. mengetahui secara pasti batasan wewenang dan tanggungjawab masing-masing;
4. mengefisiensikan penggunaan dana pemantauan lingkungan kawasan;
5. mengoptimalkan pendayagunaan hasil Proyek Pengembangan Gas Matindok,
Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah beserta sarananya.
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Proyek Pengembangan Gas Matindok,
Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah berpedoman pada Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL, Surat Keputusan
Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral No. 1457/K/38/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Lingkungan di Bidang Pertambangan dan Energi, serta Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL
dan RPL.
Dengan adanya konsep bisnis Hulu dan Hilir, maka tanggungjawab pelaksanaan kegiatan
pemantauan lingkungan hasil kajian ANDAL juga dipisahkan mengacu kepada konsep yang
dijelaskan didalam dokumen ANDAL. Pemantauan lingkungan di bagian hulu menjadi tanggung
jawab sepenuhnya PT Pertamina EP dan pemantauan lingkungan di bagian hilir menjadi
tanggung jawab PT Donggi-Senoro LNG (PT DSLNG).
8.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dibuatnya Rencana Pemantauan Lingkungan adalah :
1. Mengetahui kegiatan pemantauan lingkungan terhadap komponen lingkungan yang terkena
dampak penting dengan metode dan cara yang dipandang baik dan tepat untuk
dilaksanakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan pada ruang dan waktu tertentu;
2. Melaksanakan kegiatan pemantauan secara sistematis, terarah, terencana, dan terkait
dengan kegiatan-kegiatan yang diprakirakan sebagai sumber dampak penting, sehingga
dapat diperoleh suatu kajian yang dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi terhadap
kondisi lingkungan.
![Page 161: 1-3-3_EKSEKUTIF](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022050819/55cf9a0c550346d033a03d74/html5/thumbnails/161.jpg)
RINGKASAN EKSEKUTIF Proyek Pengembangan Gas Matindok 161
PT PERTAMINA EP -PPGM
8.3. KEGUNAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Pemantauan lingkungan sangat berguna bukan hanya bagi Pemrakarsa, tetapi juga bagi
pemerintah dan masyarakat.
a. Bagi Pemrakarsa
1. sebagai alat kontrol apakah pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan mencapai
hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Di samping itu, RPL digunakan untuk
menguji efektivitas dari teknologi yang telah digunakan dalam pengelolaan lingkungan;
2. sebagai peringatan sedini mungkin mengenai perubahan lingkungan yang tidak
dikehendaki akibat dari kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok, Kabupaten
Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah, sehingga pencegahan dan penanggulangan dapat
diperbaiki atau disempurnakan secara cepat, tepat, dan berkelanjutan.
b. Bagi pemerintah atau instansi terkait
Sebagai materi untuk mengadakan koordinasi dalam pelaksanaan pemantauan kualitas
lingkungan.
c. Bagi masyarakat
Membantu dalam pemantauan kualitas lingkungan secara umum.
8.4. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
a. Bagian Hulu
Rencana pemantauan lingkungan bagian hulu disajikan pada Tabel 8.1
b. Bagian Hilir
Rencana pemantauan lingkungan bagian hilir disajikan pada Tabel 8.2
Peta Lokasi Rencana Pemantauan Lingkungan dapat dilihat pada Gambar 8.1 – 8.4.