005-t-bnkt-1992 (tata cara pelapisan ulang dg aspal emulsi)

18
  1 TATA CARA PELAPISAN ULANG DENGAN CAMPURAN ASPAL ELMUSI BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tuju an Buku tata cara ini dimaksudkan untuk menjadi pegangan bagi pelaksana pekerjaan dan pengawas dalam melakukan pelapisan ulang dengan menggunakan campuran emulsi, dengan tujuan agar dapat melaksanakan pelapisan ulang dengan baik dan menghasilkan pekerjaan yang tepat dan benar. 1.2. Ruang Linqkup Ruang lingkup buku Tata Cara ini yaitu : a. Jenis pekerjaan untuk lapis perkerasan yang menggunakan aspal emulsi, seperti : Burtu, Burda, dan Campuran Dingin (Cold Mix) yang pada buku ini hanya diuraikan Campuran Emulsi Bergradasi Terbuka dan Campuran Emulsi Bergradasi Rapat. b. Langkah-langkah pekerjaa n dimulai dari tahap persiapan, pencampuran bahan, pengaturan lalu-lintas, pelaksanaan penghamparan serta pemadatan. 1.3. Pengertian a. Burtu (Laburan Aspal satu Lapis) merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal emulsi yang ditaburi agregat berukuran nominal 13 mm atau 20 mm. b. Burda (Laburan Aspal Dua Lapis) merupakan lapis penutup ya ng terdiri dari lapisan aspal emulsi yang ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan dengan tebal maksimum 35 mm. c. Chips atau batuan yaitu agregat pecah atau batu berukuran tunggal (single size) yang digunakan untuk menutupi aspal. d. Campuran Dinqin (cold mix),  yaitu campuran batuan dengan aspal tanpa memerlukan proses pemanasan. e. Aspal Emulsi yaitu aspal yang dilarutkan dalam air melalui proses teknologi tertentu, berwarna coklat kehitaman dan encer. f. Emulsi Kationik merupakan aspal emulsi yang partikel-partikel aspalnya bermuatan listrlk positif, cara penguraian air dan aspal dengan proses reaksi, mempunyai variabilitas yang luas, baik untuk kelekatan terhadap batuan asam dan dapat disimpan (stock). g. Aspal Emulsi dibagi atas 3 jenis, yaitu : - Rapid Setting Emulsions  Aspal emulsi ini mempuny ai waktu setti ng yang singka t sehingg a hanya cocok untuk pelaburan seperti Burtu, Burda, Buras, Penetrasi Makadam, Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) atau Lapis Pengikat (Tack Coat). - Medium setting Emulsions  Aspal emulsi ini mempuny ai wak tu s ettin g yang s edang dengan agrega t untuk digunakan dalam campuran dengan agregat kasar

Upload: reinetta-imbarwati

Post on 08-Jul-2015

147 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/10/2018 005-T-BNKT-1992 (Tata Cara Pelapisan Ulang Dg Aspal Emulsi) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/005-t-bnkt-1992-tata-cara-pelapisan-ulang-dg-aspal-emulsi 1/18

 

 

1

TATA CARA PELAPISAN ULANG DENGAN CAMPURAN ASPAL ELMUSI

BAB I

DESKRIPSI

1.1. Maksud dan Tujuan

Buku tata cara ini dimaksudkan untuk menjadi pegangan bagi pelaksana pekerjaandan pengawas dalam melakukan pelapisan ulang dengan menggunakan campuranemulsi, dengan tujuan agar dapat melaksanakan pelapisan ulang dengan baik danmenghasilkan pekerjaan yang tepat dan benar.

1.2. Ruang Linqkup

Ruang lingkup buku Tata Cara ini yaitu :

a. Jenis pekerjaan untuk lapis perkerasan yang menggunakan aspal emulsi,seperti : Burtu, Burda, dan Campuran Dingin (Cold Mix) yang pada buku inihanya diuraikan Campuran Emulsi Bergradasi Terbuka dan Campuran EmulsiBergradasi Rapat.

b. Langkah-langkah pekerjaan dimulai dari tahap persiapan, pencampuran bahan,pengaturan lalu-lintas, pelaksanaan penghamparan serta pemadatan.

1.3. Pengertian

a. Burtu (Laburan Aspal satu Lapis) merupakan lapis penutup yang terdiri darilapisan aspal emulsi yang ditaburi agregat berukuran nominal 13 mm atau 20mm.

b. Burda (Laburan Aspal Dua Lapis) merupakan lapis penutup yang terdiri darilapisan aspal emulsi yang ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secaraberurutan dengan tebal maksimum 35 mm.

c. Chips atau batuan yaitu agregat pecah atau batu berukuran tunggal (singlesize) yang digunakan untuk menutupi aspal.

d. Campuran Dinqin (cold mix),  yaitu campuran batuan dengan aspal tanpamemerlukan proses pemanasan.

e. Aspal Emulsi yaitu aspal yang dilarutkan dalam air melalui proses teknologitertentu, berwarna coklat kehitaman dan encer.

f. Emulsi Kationik merupakan aspal emulsi yang partikel-partikel aspalnyabermuatan listrlk positif, cara penguraian air dan aspal dengan proses reaksi,mempunyai variabilitas yang luas, baik untuk kelekatan terhadap batuan asamdan dapat disimpan (stock).

g. Aspal Emulsi dibagi atas 3 jenis, yaitu :- Rapid Setting Emulsions

Aspal emulsi ini mempunyai waktu setting yang singkat sehingga hanyacocok untuk pelaburan seperti Burtu, Burda, Buras, Penetrasi Makadam,Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) atau Lapis Pengikat (Tack Coat).

-

Medium setting EmulsionsAspal emulsi ini mempunyai waktu setting yang sedang dengan agregatuntuk digunakan dalam campuran dengan agregat kasar

5/10/2018 005-T-BNKT-1992 (Tata Cara Pelapisan Ulang Dg Aspal Emulsi) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/005-t-bnkt-1992-tata-cara-pelapisan-ulang-dg-aspal-emulsi 2/18

 

 

2

- Slow Setting EmulsionsAspal emulsi ini mempunyai waktu setting yang lambat sehinggamemungkinkan untuk digunakan pada pencampuran dengan agregat halusyang tinggi atau agregat bergradasi menerus.

h. Setting yaitu pemisahan aspal dari air dan melekatnya pada permukaaanagregat telah sempurna.

i. Campuran Emulsi Bergradasi Terbuka (open Graded Emulsion Mix) yaitucampuran emulsi dengan agregat bergradasi tunggal yang digunakan sebagailapis pondasi atau lapis permukaan, serta untuk penambalan.

  j. Campuran Emulsi Bergradasi Rapat (Dense Graded Emulsion Mix) yaitu

campuran emulsi dengan agregat bergradasi menerus dan digunakan sebagai

lapis pondasi atau lapis permukaan, serta pendmbalan.

5/10/2018 005-T-BNKT-1992 (Tata Cara Pelapisan Ulang Dg Aspal Emulsi) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/005-t-bnkt-1992-tata-cara-pelapisan-ulang-dg-aspal-emulsi 3/18

 

 

3

 

BAB II

PERSYARATAN-PERSYARATAN

Dalam pelaksanaan pelapisan ulang dengan pengikat emulsi harus diperhatikanbeberapa hal, antara lain yaitu :a. Saluran samping harus terpelihara dengan baik agar kadar air pada campuran tidak

terganggu.

b. Distributor aspal telah dikalibrasi sehingga mampu menyemprotkan aspal secaramerata sesuai takaran rencana.

c. Penggunaan peralatan harus tepat sesuai dengan peruntukan dan kebutuhan.

d. Agregat agar dijaga jangan sampai mengandung kadar air yang tinggi, karenadengan penambahan kadar air yang berasal dari emulsi maka menyebabkan tingkatkepadatan tidak maksimum.

e. Air yang digunakan harus bersih.

f. Pemakaian batuan kapur hendaknya memenuhi spesifikasi Bina Marga.

g. Agar mendapatkan kualitas pekerjaan yang baik perlu dilakukan desain campurandan pengujian di laboratorium.

h. Untuk mengetahui tebal hamparan gembur dilakukan percobaan terlebih dahulu dilaboratorium agar tebal padat yang diinginkan tercapai.

i. Sebelum melakukan penghamparan dilakukan penambalan terhadap lubang-lubang.

 j. Penghamparan sebaiknya dilakukan pada waktu cuaca baik, atau paling terpaksadiperbolehkan pada waktu gerimis.

k. Pelaksanaan penghamparan tidak boleh di atas perkerasan yang basah, sertabebas dari debu.

l. Untuk melindungi pekerjaan dari hujan, maka pelaksana menyiapkan penutupkonstruksi (terpal/plastik)

m. Jalan dibuka untuk lalu-lintas dua jam setelah pemadatan akhir pada pekerjaanBurtu/Burda dan enam jam pada campuran dingin, dengan catatan kecepatankendaraan diusahakan rendah (30 km/jam).

5/10/2018 005-T-BNKT-1992 (Tata Cara Pelapisan Ulang Dg Aspal Emulsi) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/005-t-bnkt-1992-tata-cara-pelapisan-ulang-dg-aspal-emulsi 4/18

 

 

4

 BAB III

KETENTUAN – KETENTUAN

3.1. Peralatan Produksi Untuk campuran Dingin

a. Beton Molen kapasitas 250 liter atau Asphalt Mixing Plant tanpa prosespembakaran atau Batching Plant tipe Pugmill.

b. Wheel loader.

c. Alat bantu (sekop, cangkul, gerobak dorong).

3.2. Peralatan Untuk Pelaksanaan Perkerasan campuran Aspal Dingin

a. Dump Truck.

b. Asphalt Finisher.

c. Asphalt Sprayer.

d. Compressor.

e. Tandem Roller 6 - 8 ton.

f. Pneumatic Tire Roller 8 - 12 ton.

g. Tangki Air.

h. Alat Bantu Lainnya.

3.3. Peralatan Untuk Pelaksanaan Pekerasan Burtu atau Burda

a. Compressor

b. Distributor Aspal.

c. Dump Truck.

d. Pneumatic Tyre Roller 8-12 ton.

e. Chip Spreader.

f. Alat Bantu (sapu lidi, sikat baja, sikat ijuk kasar)

3.4. Bahan Untuk Burtu dan Burda

a. Agregat yang digunakan harus berupa batu pecah/kerikil yang bersih, kuat,kering, bebas kotoran, lempung atau debu.

b. Gradasi agregat pada lapis pertama lebih besar dari pada gradasi pada lapiskedua.

c. Ukuran nominal Burtu atau lapis pertama Burda yaitu 13 mm, dengan ukuranterkecil rata-rata antara 6,4 - 9,5 mm. Sedangkan ukuran nominal lapis keduaBurda yaitu 6 mm. Agreqat untuk lapis kedua Burda berbentuk kubus dan harusdapat saling mengunci ke dalam rongga-rongga permukaan lapis pertama.

d. Aspal emulsi yang dipakai yaitu jenis Cationic Rapid Setting (tipe CRS-1 atauCRS-2).

5/10/2018 005-T-BNKT-1992 (Tata Cara Pelapisan Ulang Dg Aspal Emulsi) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/005-t-bnkt-1992-tata-cara-pelapisan-ulang-dg-aspal-emulsi 5/18

 

 

5

 Tabel 3 - 1 Persyaratan ukuran agregat

UkuranNominal

(mm)

Ukuran terkecilrata-rata

(ALD)

Persentase ukuranterkecil rata-ratadiantara 2,5 mm

Persentasemaksimum lolos

saringan 4,75 mm13 6,4 – 9,5 65 2

Tabel 3 - 2 Gradasi agregat lapis penutup kedua Burda

Ukuran ayakan ASTM(mm)

Persentase lolosmenurut berat

9,50 1006,25 95 - 1002,36 0 - 151,18 0 - 8

3.5. Bahan Untuk Campuran Aspal Dingin

3.5.1. Campuran Emulsi Bergradasi Terbuka (OGEM)

a. Agregat yang dihasilkan oleh Crushing Plant harus bersih, keras dan awet.Tidak kurang dari 75 % berat agregat harus mempunyai sekurang-kurangnyadua bidang pecah. Agregat harus mempunyai nilai abrasi Los Angeles lebihkecil dari 35 % untuk lapisan base, dan lebih kecil dari 25 % untuk lapis aus.Agregat gabungan lolos ayakan no. 4 tetapi di luar bahan pengisi yangditambahkan harus mempunyai nilai setara pasir lebih basar 45 % jika diujidengan metode ASTM 02419. Agreqat harus mempunyai indeks kepipihan

lebih kecil 30 jika diuji dengan BS 812.b. Aspal Emulsi yang digunakan tipe CMS-2 atau CMS-2h yang memenuhi

AA5HT0 M 208-81.

3.5.2. Campuran Emulsi Bergradasi Rapat (DGEM)

a. Agregat yang dihasilkan oleh Crushing Plant harus bersih, keras dan awet.Agregat berupa batu pecah, kerikil bercampur pasir, abu batu atau terak.Nilai abrasi Los Angeles agregat kasar lebih kecil dari 40 %, kecuali untuklapis aus mempunyai nilai lebih besar dari 35 % pada 500 putaran.

b. Agregat halus terdiri dari salah satu atau lebih pasir hasil pecahan batu ataupasir alam yang bebas dari gumpalan atau butiran lempung atau tanah.

c. Bahan pengisi jika dibutuhkan untuk menghasilkan campuran harus berupaSemen PC maksimum 2 %.

5/10/2018 005-T-BNKT-1992 (Tata Cara Pelapisan Ulang Dg Aspal Emulsi) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/005-t-bnkt-1992-tata-cara-pelapisan-ulang-dg-aspal-emulsi 6/18

 

 

6

Tabel 3 - 3 Batasan komposisi campuran emulsi bergradasi terbuka (OGEM)

Sifat Satuan Lapisan pengasar Lapisan baseUkuran 25,00 mm 100 100Ukuran19,00 mm 100 80 - 100

Ukuran 12,50 mm 100 -Ukuran 9,50 mm 80 - 100 20 - 55Ukuran 6,75 mm 10 - 40 5 - 30Ukuran 2,36 mm 0 - 10 0 - 5Ukuran 1,18 mm 0 - 5 -Ukuran 75 mikron

PersenLewat

0 - 2 0 - 2Tebal lapisannominal

mm 25 -

Kadar aspal efektif % berat total 3,9 3,3Minimum kadaremulsi

% berat totalcampuran

66 5,7

Tabel 3 - 4 Persyaratan sifat campuran emulsi bergradasi terbuka (OGEM)

Sifat Satuan Lap.Binder Lap. AusPenyelimutan % > 75 > 75

Jumlah pengaliranair

% bitumen sisaterhadap beratagregat

≤ 0,5 ≤ 0,5

Jumlah tercuci% bitumen sisaterhadap beratagregat

≤ 0,5 ≤ 0,5

Tebal minimum

efektif film bitumen

mikron 20 20

Tabel 3 - 5 Persyaratan gradasi agregat kasar untuk campuran emulsibergradasi rapat (DGEM)

Saringan(mm)

Ukuran(ASTM)

Persentase berat yanglewat untuk semua DGEM

50,00 2” 10037,5 11 / 2 90 - 10025,0 1 20 - 10012,5 1/2 5 - 100

9,5 3/8 0 - 100

4,75 #4 0 - 302,36 #8 0 - 100,075 #200 0 - 5

Tabel 3 - 6 Persyaratan gradasi agregat halus untuk campuran aspal bergradasiterbuka

Saringan(mm)

Ukuran(ASTM)

Persentase berat yang lewatuntuk semua DGEM

9,5 3/8 1004,75 #4 90 - 1002,36 #8 20 - 100

0,60 #30 5 - 1000,075 #200 1 - 11

5/10/2018 005-T-BNKT-1992 (Tata Cara Pelapisan Ulang Dg Aspal Emulsi) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/005-t-bnkt-1992-tata-cara-pelapisan-ulang-dg-aspal-emulsi 7/18

 

 

7

 BAB IV

PELAKSANAAN

4.1 Pelaksanaan pekerjaan Burtu dan Burda

4.1.1 Penyemprotan Bahan Pengikat

Ketidak rataan penggunaan aspal cenderung akan mengurangi umur pelaburan(batuan akan terlepas karena kekurangan aspal atau permukaan akan licin karenakelebihan aspal). Oleh karena itu diperlukan seorang operator yang ber-pengalaman. Distributor harus dikalibrasi terlebih dahulu dan diuji sebelum dibawake lapangan. Untuk mencapai keberhasilan pelaburan maka peralatan yangdibawah standar harus ditolak. Harus dimonitor jumlah penggunaan yang dicapaisetiap lintasan penyemprotan (volume dipstick dalam liter /luas area dalam m2)

dan menjaga agar tinggi batang penyemprot serta sudut nozel disetel secara tepatpula.

Takaran penggunaan untuk pelaburan lapis pertama :

SR = (0,138 ALD + e) x Tf (liter/m2)

dimana :ALD = ukuran rata-rata terkecil (mm) dari setiap stock pilee = jumlah emulsi yang diperlukan untuk mengisi rongga tekstur di

bawahnya (lihat Tabel 4-1).

Tf = angka faktor yang tergantung pada volume lalu-lintas (lihat Tabel 4-2)

Takaran lapis kedua :SR = 0,8 liter/m2, untuk Burda-1 danSR = 0,6 liter/m2, untuk Burda-2.Takaran yang dicapai harus dimonitor setiap lintasan penyemprotan sepertihalnya pada pelaksanaan lapis resap. Panjang lintasan penyemprotan minimum300 meter sehingga takaran dapat dimonitor secara tepat.

5/10/2018 005-T-BNKT-1992 (Tata Cara Pelapisan Ulang Dg Aspal Emulsi) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/005-t-bnkt-1992-tata-cara-pelapisan-ulang-dg-aspal-emulsi 8/18

 

 

8

 Urutan-urutan pelaksanaan

LAPISAN BURTU

5/10/2018 005-T-BNKT-1992 (Tata Cara Pelapisan Ulang Dg Aspal Emulsi) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/005-t-bnkt-1992-tata-cara-pelapisan-ulang-dg-aspal-emulsi 9/18

 

 

9

 

Urutan-urutan pelaksanaanLAPISAN BURDA

5/10/2018 005-T-BNKT-1992 (Tata Cara Pelapisan Ulang Dg Aspal Emulsi) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/005-t-bnkt-1992-tata-cara-pelapisan-ulang-dg-aspal-emulsi 10/18

 

 

10

 

Gambar Penyetelan Nosel

5/10/2018 005-T-BNKT-1992 (Tata Cara Pelapisan Ulang Dg Aspal Emulsi) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/005-t-bnkt-1992-tata-cara-pelapisan-ulang-dg-aspal-emulsi 11/18

 

 

11

 

Gambar 1 Perencanaan dan pemberian tanda penyemprotan pertama

Gambar 2 Posisi penyemprotan yang benar selama penyemprotan

5/10/2018 005-T-BNKT-1992 (Tata Cara Pelapisan Ulang Dg Aspal Emulsi) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/005-t-bnkt-1992-tata-cara-pelapisan-ulang-dg-aspal-emulsi 12/18

 

 

12

 

Gambar 3 Perencanaan dan pemberian tanda tumpang tindih untukpenyemprotan kedua

Gambar 4 Posisi yang benar dari penyemprotan yang menunjukan tumpang tindih

5/10/2018 005-T-BNKT-1992 (Tata Cara Pelapisan Ulang Dg Aspal Emulsi) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/005-t-bnkt-1992-tata-cara-pelapisan-ulang-dg-aspal-emulsi 13/18

 

 

13

 

Gambar 5 Contoh kombinasi penyemprotan dan hamparan agregatpada penyemprotan pertama

Gambar 6 Contoh kombinasi penyemprotan dan penghamparanagregat untuk penyemprotan terakhir

5/10/2018 005-T-BNKT-1992 (Tata Cara Pelapisan Ulang Dg Aspal Emulsi) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/005-t-bnkt-1992-tata-cara-pelapisan-ulang-dg-aspal-emulsi 14/18

 

 

14

 Tabel 4 - 1 Jumlah emulsi yang diperlukan untuk mengisi tekstur di bawahnya

Diameter/lingk

aran pasir(mm)

Aspal yangdibutuhkan

dalam liter perm2 (e)

Diameter

pasir(mm)

Aspal yangdibutuhkan

dalam liter perm2 (e)

15,0 0,49 23,0 0,1816,0 0,45 24,0 0,1616,5 0,42 25,0 0,1417,0 0,39 26,0 0,1317,5 0,37 27,0 0,1218,0 0,34 28,0 0,1118,5 0,32 29,0 0,1019,0 0,30 30,0 0,0919,5 0,29 32,0 0,07

20,0 0,27 35,0 0,0521,0 0,25 40,0 0,0322,0 0,22 50,0 0,00

Tabel 4 – 2 Angka faktor yang tergantung pada lalu lintas

Lalu-lintasdalam jalur(k / h / j)

Angkafaktor(Tf)

Lalu-lintasdalam jalur(k / h / j)

Angkafaktor(Tf)

20 1,451 400 1,14030 1,409 500 1,11740 1,379 750 1,074

50 1,356 1000 1,04475 1,314 2000 0,972

100 1,284 3000 0,930200 1,212 4000 0,900300 1,170 5000 0,877

Rumus untuk pengendalian mutu volume penyemprotan

W = N x S, dimana :

W = lebar efektif yang disemprotN = jumlah lubang nozzle pada batang penyemprotS = jarak setiap nozzle yang digunakan (0,1 m)

Luas efektif yang disemprot = L x W= L x N x 0,1 (m2)

volume awal – volume akhirVolume pemakaian =

L x N x 0,1

5/10/2018 005-T-BNKT-1992 (Tata Cara Pelapisan Ulang Dg Aspal Emulsi) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/005-t-bnkt-1992-tata-cara-pelapisan-ulang-dg-aspal-emulsi 15/18

 

 

15

 Sebelum penyemprotan dipasang lembaran kertas tebal penutup (misal: kertassemen) pada tempat awal dan akhir penyemprotan guna mendapatkan bataspermukaan yang rapih. Pasang tanda (misal: dengan benang/tambang) pada

batas tepi pengaspalan untuk pedoman operator.Asphalt Distributor dijalankan di atas kertas penutup awal dan pipa penyiramandibuka. Asphalt Distributor dijalankan dengan kecepatan konstan sampai batasakhir. Penyemprotan emulsi kedua dilakukan setelah pemadatan lapis pertama.

4.1.2 Penghamparan Batuan

Agregat penutup (chip) harus dihampar segera setelah penyemprotan lapispengikat dan harus selesai dalam waktu 5 menit (maksimum 25 m di belakangAspal Sprayer) terhitung selesainya penyemprotan.Takaran penggunaan batuan yang tepat ditetapkan secara visual. Pada saatpertama batuan dihampar, permukaan lapis binder (hingga 30 % luas hamparan),akan tampak di antara permukaan batuan tersebut. Bila kemudian hamparanbatuan digilas seluruh permukaan bitumen tadi harus tertutup. Jika lebih dari 5 %batuan tidak melekat pada binder maka berarti jumlah batuan yang digunakanberlebihan. Agregat di hampar merata di atas lapisan yang telah disemprotdengan menggunakan Chip Spreader. Setiap bagian yang tidak tertutuphamparan agregat harus segera ditutup kembali. Penghamparan agregat agarsesuai dengan spesifikasi.Pelaburan yang menggunakan agregat penutup berukuran lebih kecil sebaiknyadigunakan bila lapisan bawahnya adalah campuran aspal HRS atau AspalBeton, karena batuan yang berukuran lebih besar jika dipasang di ataspermukaan yang licin akan mudah lepas akibat lalu-lintas.

4.1.3 Penggilasan dan PenyapuanPenggilasan dengan Pneumatic Tyre Roller harus segera dimulai setelah batuanBurtu atau lapis pertama Burda ditaburkan, dan Pneumatic Tyre Roller dengankecepatan 5 km/jam harus melakukan enam lintas di seluruh area. Batuan yangtelah dipadatkan ini harus disapu dalam waktu 24 - 48 jam setelah pemadatanuntuk membuang kelebihan batuan dan sebelum lapisan kedua dimulai sehinggatidak memecahkan kaca kendaraan yang lewat.

5/10/2018 005-T-BNKT-1992 (Tata Cara Pelapisan Ulang Dg Aspal Emulsi) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/005-t-bnkt-1992-tata-cara-pelapisan-ulang-dg-aspal-emulsi 16/18

 

 

16

 

Gambar 7 Pengaruh dari ukuran-ukuran chip yang tidak seragam

Gambar 8 Bentuk chip (batuan)

5/10/2018 005-T-BNKT-1992 (Tata Cara Pelapisan Ulang Dg Aspal Emulsi) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/005-t-bnkt-1992-tata-cara-pelapisan-ulang-dg-aspal-emulsi 17/18

 

 

17

 Gambar 9 Contoh hasil penghamparan agregat dengan ukuran agregat

dan penghamparan yang benar

4.2 Pelaksanaan Pekerjaan Campuran Dingin

4.2.1 Penggndalian Lalu-lintas

Keamanan pekerja maupun pemakai jalan pada saat pekerjaan harus dijaga.Pengaturan arus lalu-lintas dilakukan dengan menempatkan rambu-rambu ataukerucut lalu-lintas pada daerah kerja.Lalu-lintas dijaga agar tidak lewat di atas pekerjaan baru sebelum 3 kali lintasan

pemadatan. Jika keadaan memaksa harus diberi rambu dengan tulisan "AspalCair" dan "20 km/jam". Kerucut lalu-lintas ditempatkan guna membatasiperkerasan yang belum dipadatkan. Pengawasan dan pengendalian penuh lalu-lintas dilakukan selama 48 jam.

4.2.2 Pekerjaan Persiapan - Lubang-lubang atau tonjolan-tonjolan dari bahan-bahan perusak dikeluarkan

dengan memakai penggaruk baja.- Bersihkan permukaan perkerasan lama dengan sapu atau peniup debu atau

sikat kawat sebelum diberikan lapis resap pengikat dsngan luas area yangdibersihkan dilebihkan 20 cm dari tiap-tiap tepi.

- Semprotkan aspal emulsi jenis Rapid Setting sebagai lapis resap pengikatsebanyak 0,8 liter per meter persegi.

5/10/2018 005-T-BNKT-1992 (Tata Cara Pelapisan Ulang Dg Aspal Emulsi) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/005-t-bnkt-1992-tata-cara-pelapisan-ulang-dg-aspal-emulsi 18/18

 

 

18

 4.2.3. Pencampuran Emulsi Campuran Dingin Menggunakan Beton Molen

- Pertama-tama bersihkanlah Beton Molen dari sisa-sisa campuran aspalyang masih tertinggal dari sisa pekerjaan terdahulu dengan menggunakan

air.- Putarlah Beton Molen dengan kecepatan yang rata antara 25 sampai 30

putaran per menit.- Takarlah agregat sesuai dengan jurnlah yang diperlukan untuk masing-

masing fraksi batuan .- Masukkan batuan secara berurutan dimulai dari batuan kasar, sedang dan

halus.- Periksa dengan tangan kelembaban batuan yang sedang dicampur. Bila

batuan terlalu kering beri tambahan air secukupnya.- Setelah batuan tercampur merata maka tuanglah aspal emulsi sesuai

dengan takaran secara perlahan-lahan dan penuangannya tidak terlalutinggi dari bibir Beton Molen.

- Kontrol keadaan campuran dan usahakan agar proses pencampuran sekitar6 menit.

- Agar pencampuran berhasil baik, untuk satu Beton Molen tahap penuanganbahan dilakukan dalam 3 tahap dan setelah melakukan 10 kali pencampuranalat Beton Molen dibersihkan kembali.

4.2.4. Pengangkutan, Penghamparan dan Pemadatan Perkerasan CampuranDingin

Pengangkutan campuran ke lokasi penghamparan dilakukan denganmenggunakan Dump Truck. Truck untuk mengangkut campuran harusmempunyai alas logam, bersih dan rata. Badan Truck disemprotkan air sedikit,

minyak bakar encer atau larutan kapur untuk mencegah campuran melekat padaalas Truck. Campuran yang akan dihampar hendaknya masih berwarna coklat.Mengingat bahan ini bersifat permeable maka penting bahwa permukaan yangada bebas aliran air dan harus kedap air sebelum bahan campuran dihampar.Penghamparan dilakukan memakai Asphalt Finisher.

Pemadatan dilakukan dengan Tandem Roller dan Pneumatic Tyre Roller.Pemadatan awal dilakukan dengan Tandem Roller sebanyak 2 - 4 kali lintasandengan kecepatan 5 km/jam. Penggilasan harus dimulai dari tepi yang lebihbawah dan berpindah ke arah bagaian tengah. Abu batu atau pasir dapatdiberikan secara merata dengan takaran 2 - 4 k/m2. Pemadatan lanjutan denganmenggunakan Pneumatic Tyre (Pemadatan Akhir) Roller sebanyak 2 - 10

lintasan. Hasil pemadatan perkerasan masih berwarna coklat. Sebelum jalandibuka untuk dilalui oleh lalu-lintas hendaknya permukaan perkerasan ditaburidengan pasir halus guna melindungi kontak langsung antara ban kendaraandengan permukaan perkerasan. Apabila turun hujan pada saat setting belumsempurna, maka perkerasan dilabur dengan aspal dan pasir. Untuk mengetahuikapan proses penguapan air dalam campuran perkerasan telah 100% ataumendekati 100 %, maka diamhil contoh dengan berbagai kadar emulsi diudaraterbuka namun terlindung dari sinar matahari. (kurang lebih sekitar 9 hari).Proses setting telah sempurna apabila perkerasan telah berubah menjadi warnahitam.

Pembukaan jalan dilakukan setelah 6 jam penghamparan dengan kecepatan

rendah. Pemberian lapisan pasir yang agak kasar akan melindungi perkerasandari roda kendaraan.