0. perkembangan pengujian bioflok pada pakan murah dan komersil 2013 (h-30)
TRANSCRIPT
PERKEMBANGAN PENGUJIAN (1 bulan pertama) PENERAPAN TEKNOLOGI BIOFLOC DAN PAKAN MURAH SERTA PAKAN
KOMERSIL PADA BUDIDAYA LELE SUPERINTENSIF
(30 September – 9 November 2013)
1. Uraian Kegiatan
Kegiatan ”Penerapan Teknologi Biofloc pada Pakan Murah dan Komersil pada
Budidaya lele superintensif” per tanggal 9 November 2013 sudah memasuki hari ke 30 (1
bulan pemeliharaan). Rincian perkembangan sebagai berikut;
1.1. Minggu I Perlakuan Biofloc
Pada minggu pertama pemeliharaan, perlakuan biofloc sudah menunjukkan
terbentuknya floc, yaitu tampak dari warna air yang berwarna coklat dan lebih kental
(Gambar 1).
Perlakuan Biofloc pada Hari Ke-2 Perlakuan Biofloc setelah 1 minggu
Gambar 1. Perubahan Warna Air pada Minggu Pertama Perlakuan Biofloc
Hasil analisa kualitas air menunjukkan adanya penurunan kandungan ammonia
sebesar 31,25% untuk perlakuan biofloc pada pakan murah dan 39,20% untuk perlakuan
biofloc pada pakan komersil.
Kondisi cuaca pada minggu pertama secara umum cerah dengan terjadi hujan 1
kali dengan intensitas 75ml/hari, yaitu hari ke-3 perlakuan, pada tanggal 13 Oktober 2013
(Gambar 2). Kisaran suhu air berada pada kisaran 24,5 – 28,5oC.
Gambar 2. Pengamatan Suhu dan Curah Hujan selama 21 hari Pengujian
Biofloc
1.2. Minggu II Perlakuan Biofloc
Pada minggu ke-2 perlakuan biofloc, menunjukkan kondisi floc optimum,
yaitu penampakkan air berwarna coklat dengan tekstur menyatu (Gambar 3).
Perlakuan Biofloc pada Minggu I Perlakuan Biofloc pada Minggu II
Gambar 3. Perubahan Warna Air pada Minggu Kedua Perlakuan Biofloc
Hasil analisa kualitas air juga menunjukkan adanya penurunan konsentrasi
ammonia sebesar 27,7% untuk perlakuan biofloc pada pakan murah dan 26,11% untuk
perlakuan biofloc untuk pakan komersil.
Hasil analisa floc juga menunjukkan kondisi floc yang optimal (Gambar
4), yaitu ditunjukkan dengan banyaknya benang-benang bakteri berfilamen
(Gambar 4d) sebagai tanda hidupnya bakteri heterotroph membentuk floc bersama
organisme lain didalam nya (Gambar 4a, 4b, dan 4c).
a) Mikroalgae b) Protozoa
c) bakteri pembentuk floc d) Bakteri berfilamen
Gambar 4. Kondisi Organisme Penyusun Floc pada Minggu II Perlakuan Biofloc
Pada minggu ke-2 dilakukan sampling bobot ikan. Hasil yang diperoleh
menunjukkan adanya perbedaan bobot yang cukup signifikan antara perlakuan biofloc
dengan tanpa biofloc, yaitu 10,93% untuk perlakuan biofloc pada pakan murah dan
14,39% untuk perlakuan biofloc pada pakan komersil.
Gambar 1a. Pertumbuhan Bobot Ikan setelah 12 hari Gambar 1b. Efektifitas Perlakuan Biofloc setelah 12 hari
Gambar 5. Pengamatan Bobot Ikan Hari ke 12 Pengujian Biofloc pada
Pakan Murah dan Komersil
Adanya pertumbuhan ikan juga diiringi dengan efektifitas penggunaan pakan,
yang ditunjukkan dengan adanya penurunan nilai FCR pada perlakuan biofloc (Gambar
6)
Gambar 6a. FCR pada H-12 Perlakuan Biofloc pada Pakan Murah dan Komersil
Gambar 6b. Efektifitas perlakuan Biofloc berdasarkan Evaluasi FCR
Gambar 6. Evaluasi FCR selama 12 hari Pengujian
Berdasarkan Gambar 6a dan 6b menunjukkan perlakuan biofloc pada pakan
murah dapat menurunkan FCR dari 1,03 menjadi 0,77 (turun 25,17%) dan perlakuan
biofloc pada pakan komersil dapat menurunkan dari 0,79 menjadi 0,59 (turun 24,75%).
Namun, pada minggu ke II, yaitu tepatnya pada hari ke-14 terjadi kematian pada
Bak 5 dan Bak 7, yaitu Bak dengan perlakuan Pakan Komersil tanpa Biofloc. Kronologis
kematian dimungkinkan disebabkan karena tingginya curah hujan sejak hari ke-9 sd hari
ke-13 (5 hari berturut-turut) dengan intensitas 1 – 13 ml/hari. Kondisi cuaca selama 5 hari
ini memang relative ekstrim dengan suasana pada pagi hari sangat cerah dan kemudian
siang hari hujan deras. Selama 5 hari ini juga tampak fluktuasi suhu cenderung turun dan
berada pada titik terendah pada hari ke-14, setelah terjadi hujan selama 8 jam nonstop.
Gambar 7. Kondisi Fluktuasi Suhu dan Curah Hujan pada Minggu ke-2
Pengujian Biofloc
1.3. Minggu III Perlakuan Biofloc
Pada minggu ke-3, curah hujan masih tinggi, hamper setiap hari terjadi hujan
dengan intensitas meningkat dari minggu sebelumnya, yaitu berkisar 3 – 41 ml/hari
(Gambar 7). Dengan pola yang sama pada minggu ke-2, suhu air cenderung terus
menurun pada minggu ke-3 dengan titik terrendah pada hari ke-20. Dan pada hari ke-21,
terjadi kematian ikan pada bak 6, dan 9, yaitu perlakuan pakan komersil dengan biofloc,
dengan mortalitas sebanyak 55-60%.
Gambar 8. Kondisi Fluktuasi Suhu dan Curah Hujan pada Minggu ke-3
Pengujian Biofloc
Runtuhnya benteng pertahanan perlakuan biofloc, sebenarnya telah ditunjukkan
secara visual pada penampakkan bentuk air yang tampak berbulir kasar dari sebelumnya
yang tampak kental dan menyatu. Kondisi ini setelah diamati melalui mikroskop,
menunjukkan terjadinya pecahnya floc, yaitu penurunan jumlah benang-benang
berfilamen (Gambar 9).
Pada awal pengujian sampai minggu ke-3, menggunakan system terbuka
sehingga memungkinkan masuknya air hujan ke dalam bak pemeliharaan. Dengan sering
dan tingginya intensitas curah hujan membuat terganggunya system biofloc. Kondisi ini
membuat floc menjadi pecah sehingga tidak efektif dalam mengurai ammonia. Hal ini
dapat dilihat dari hasil analisa kualitas air, kandungan ammonia dan nitrit relative tinggi.
Hal ini yang kemudian dapat menyebabkan kematian ikan.
Setelah terjadi kematian ikan, dilakukan tindakan menutup bagian atas bak
pemeliharaan untuk menghindari hujan. Penutup bak ini sifatnya fleksibel (dapat dibuka
dan ditutup). Penutup bak ini dibuka pada pagi hari dan ditutup apabila cuaca mendung.
a) Benang-benang berfilamen pada minggu II b) Consortium yang terjadi pada Minggu II
c) Benang-benang berfilamen tampak sedikit
pada Minggu III
d) Pada kumpulan Organisme Penyusun tampak
sedikit adanya benang-benang berfilamen
(Minggu III)
Gambar 9. Perbedaan Kondisi Floc pada Minggu II dan III
Pada minggu ke-3, perlakuan biofloc pada pakan murah masih bertahan dengan
nilai SR 60 - 100% dan demikian pula untuk perlakuan pakan murah tanpa biofloc,
dnegna nilai SR 85-95%. Hal ini mungkin dapat dibuat kesimpulan sementara bahwa
formulasi pakan murah yang kita buat mempunyai keunggulan lebih dibandingkan
dengan pakan komersil.
1.4. Minggu III Perlakuan Biofloc
Pada minggu ke-4 pengujian biofloc, dilakukan sampling bobot ikan. Hasilnya
menunjukkan perlakuan biofloc untuk pakan murah terjadi kenaikan bobot sebesar 8,52%
(Gambar 10)
10a. Pertumbuhan Bobot Ikan selama 1 Bulan Pengujian
10b. Efektifitas Perlakuan Biofloc untuk Pertambahan Bobot Ikan
Gambar 10. Pertambahan Bobot untuk Perlakuan Biofloc
Perlakuan biofloc untuk pakan murah juga menunjukkan penurunan nilai FCR
dari tanpa biofloc sebesar 0,71 menjadi 0,64 dengan biofloc (turun sebesar 8,9%).
11a. Evaluasi FCR selama 1 Bulan Pengujian
11b. Efektifitas Perlakuan Biofloc selama 1 Bulan Pengujian
Gambar 11. Evaluasi nilai FCR selama 1 bulan Pengujian