hmtsunsoed.files.wordpress.com · web viewuntuk memperoleh suatu pengertian yang lebih baik dari...
TRANSCRIPT
Pencemaran Udara Akibat Kegiatan Transportasi
Mobil dan taksi83%
bus1%Kendaraan barang
7%
Van ringan9%
Mobil dan taksiVan ringanKendaraan barang bus
Sumber: Banister (1998).
Gambar : Kontribusi Pencemaran Berdasar Jenis Kendaraan
Mobil dan taksi67%
Van ringan9%
Kendaraan barang 21%
bus3%
Mobil dan taksiVan ringanKendaraan barang bus
Sumber: Banister( 1998).Gambar 2.11. Kontribusi Carbon Berdasar Jenis Kendaraan
2.3. Pencemaran Udara Akibat Transportasi
Definisi Pencemaran Atmosfir/Udara adalah terganggunya kapasitas udara yang ditentukan oleh perubahan komposisi gas-gas yang ada di udara, akibat dilepaskannya sisa-sisa kegiatan manusia yang berupa gas dan patikel ke
1
udara, Whitelegg (1994), dalam The World Commission on Environment Development (1987).
Pengendalian pencemaran udara meliputi pengendalian dari
usaha kegiatan sumber bergerak, dan sumber tidak
bergerak,
Upaya pengendalian sumber emisi yang bertujuan untuk
mencegah turunnya mutu udara ambien.
Perlindungan mutu udara ambien didasarkan pada baku
mutu udara ambien, status mutu udara ambien, baku mutu
emisi, ambang batas emisi gas buang, baku tingkat
gangguan, ambang batas kebisingan dan Indeks Standar
Pencemaran Udara. (Kep-02/MENKLH/1/1998)
Menurut Linster (1989), emisi gas buang kendaraan
yang beterbangan di udara kota mengandung unsur:
a. Timbal (Pb) adalah logam berwarna kelabu keperakan
yang terdapat sebagai unsur tambahan dalam Bahan
Bakar Minyak (BBM). Keracunan timbal pada manusia
menimbulkan gangguan syaraf dan ginjal. Anak-anak
adalah kelompok yang paling peka terhadap logam ini.
Pencemaran kronik menerima logam ini dapat terhambat
kecerdasan anak.2
b.Particullate Matters. Partikel ini dapat berbentuk benda padat murni atau partikel cair atau berupa debu, asap atau kabut. Zat partikel mungkin racun atau membawa racun yang terserap dalam permukaannya.
c. Karbon Monoksida (CO) adalah gas yang lebih ringan
dari udara, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
berasa. Gas ini mengganggu kemampuan darah manusia
dalam mengikat Oksigen (O2). Keracunan CO pada
manusia mempengaruhi syaraf dan perilaku. Jika tingkat
keracunan cukup tinggi akan terjadi gangguan jantung
dan otak, meningkatkan efek kemandulan dan efek penurunan produktivitas kerja. CO akan bersinergi menghasilkan kabut O3 yang akan menimbulkan masalah pada sistem pernafasan.
d. Oksida-oksida nitrogen (NOx) adalah nama umum untuk
dua jenis senyawa oksida nitrogen : NO dan NO2.
Keduanya dikelompokkan dalam satu golongan karena
hampir semua NO2 yang dihasilkan oleh aktivitas
manusia berasal dari emisi NO akibat pembakaran bahan
3
bakar yang tidak sempurna. Keracunan NO2 dapat
menimbulkan berbagai gangguan pernapasan. Anak-anak
dan penderita Asthma adalah kelompok dengan resiko
terbesar terhadap keracunan NO2 . Kombinasi NOx dalam sinar matahari, hydrocarbons dan organik yang mudah berubah dapat menghasilkan tingkat ozon yang rendah dan ini merupakan komponen utama kabut. Disamping memberikan masalah pernafasan dan iritasi mata.
e.Sulfur Dioxide (SO2) adalah gas yang tak berwarna,
tetapi berbau kuat, mudah larut dalam air dan
bereaksi dengan partikel debu di udara. Gas ini
dihasilkan oleh pembakaran BBM, pembuatan Asam
Sulfat dan elemen belerang. Pencemaran SO2 dapat menyebabkan bronkhitis dan penyakit sistem pernafasan lain.BBM diesel mengandung SO2
per liter lebih banyak daripada bensin.f. Karbon dioksida (CO2) memberikan dampak
pada iklim. CO2 dipancarkan dari pembakaran
4
BBM. Emisi CO2 didunia diakibatkan oleh kendaraan bermotor.
g.Volatile Organic Compounds. Methane, ethylene, oxide, formaldehyde, phenol, phosgene, benzene, carbon tetrachloride, clorofluorocarbons dan polychlorinated biphenyls. Semuanya dari hasil pembakaran BBM.
Beberapa jenis emisi gas buang di atas mempunyai kontribusi adanya efek rumah kaca dengan kadar tertentu seperti disajikan pada Tabel 2.1. berikut.
Tabel 2.1. Kontribusi Emisi Gas Buang Efek Rumah Kaca
Gas Akumulasi1860 - 1980
Nilai Sebenarnya1980 - 1990
Carbon Dioxide (CO2) 60% 50%Chlorofluorocarbons (CFCs)
9% 22%
Methane (CH4) 14% 13%Troposheric ozone (O3) 10% 7%
5
Stratospheric water (H2O)
4% 3%
Sumber : Enquete-Commission (1990)
Sumber : Mitchell ( 2003).Gambar 2.1.Sistem Lingkungan.
Gambar 2.2. Effek Rumah Kaca
Ecosphere
Atmosphere
Biosphere
Hydrosphere Lithosphere
Matahari
Panas
Ozon
Atmosphere
Sumber: Agenda 21 ( 1997)
15 km
6
Bumi
Sumber : Mitchell (2003).Gambar 2.3. Hubungan Sistem Transportasi dan Pencemaran
Udara.
Waktu
Sumber : Mitchell (2003).Gambar 2.4. Dampak Emisi Gas Buang Kendaraan dan Durasi
Lokalisasi emisi-efisiesi energi
Jaringan menyebar
Jaringan Terpusat
Emisi menyebar - Penggunaan energi tinggi
Lalulintas
Tingkat emisiTingkat penggunaan energi
MobilBusSpd motor
Jenis emisi Jenis penggunaan energi
JaringanLalu lintas
Model
Kebisingan
PbPartikel
NOx
CO2
Lokal
Regional
Global
7
Model
Durasi
Sumber :Rodrigue (2004).Hubungan Faktor Emisi dan Kecepatan Kendaraan
Sumber :Rodrigue (2004).Kontribusi Pencemaran Udara Akibat Kegiatan Transportasi
di beberapa Negara pada tahun 1980 (%).
Sumber :Rodrigue (2004).Jenis Emisi Pencemaran Udara di Amerika Serikat Akibat kegiatan Transportasi ( million short tons), 1970-1998.
8
Space
Sumber : DeCicco dan Feng An ( 2002).Jarak Perjalanan dan Emisi Carbon,di Amerika
(Automobile Fleet, 1970-2000)
Sumber: Hayashi ( 1996). Hubungan Penggunaan BBM Perkapita dengan Kepadatan di
Perkotaan.
9
Sumber: Rodrigue( 2004). Format ruang, Pola dan Interaksi Dampak Lingkungan Transportasi
Sumber : Rodrigue (2004).Hubungan Pencemaran Akibat Transportasi dan Faktor Luar
Lingkungan
Fo rm at
Pol
aIn
ter
aks
i
Tingkat intervensi
Biaya Optimal
Biaya Intervensi
Total biaya
External
LL(O)0 L1
C(O)
C(E)
ΔE(L1)
ΔC(L1)
10
Sumber : Clean Air Program DKI Jakarta (2005).Skema Program Udara Bersih di Jakarta
11
MONITORING MONITORING DATADATA Pengumpulan dataPengumpulan data
Monitoring Monitoring kualitas udarakualitas udara
Pengumpulan Pengumpulan data Emisi data Emisi
Model Model perhitunganperhitungan kualitas udarkualitas udar
Kontrol strategi Kontrol strategi Prediksi Prediksi perhitungan modelperhitungan model
Formulasi kontrol strategiFormulasi kontrol strategi( Program Udara Bersih)( Program Udara Bersih)
Siatem Siatem Informasi Informasi
Sumber : Morlok ( 1984).
Gambar 2.15. Jenis-jenis Ideal Jaringan Transportasi
a. Jaringan Jalan Grid b. Jaringan Jalan Radial
c. Jaringan Jalan Cincin Radial d. Jaringan Jalan Spiral
e. Jaringan Jalan Heksagonal f. Jaringan Jalan Delta
Jaringan Terpusat Tidak terpusat Ter distribusi
12
Sumber Rodrigue (2005).
Gambar 2.16 Strukrur Jaringan Jalan
Gambar 2.17. Jaringan jalan Centrifugal dan Centripental
Pada daerah yang terbangun dengan beberapa pusat kegiatan dan akses jaringan jalan baik jalan raya, rel kereta api jaringan jalan laut, jaringan lalulintas udara dan kegiatan ekonomi akan menghasilkan suatau aliran udara tertentu. Gambar 2.18 menunjukkan ada hubungan antara jaringan jalan dan pusat kegiatan ekonomi serta hubungan aliran udara disuatu daerah.
Centrifugal Centripetal
13
Sumber Rodrigue (2005).
Gambar 2.18 Jaringan jalan – Pusat Kegiatan dan Udara
2. Aliran LalulintasHubungan antara kecepatan rata-rata ruang dan konsentrasi seperti pada Gambar 2.19
menurut Morlok (1984), dapat dipakai untuk menentukan hubungan antara volume dan kecepatan. Pada nilai konsentrasi mendekati Nol, volume juga akan rendah walaupun kecepatan tinggi, karena hanya sedikit kendaraan yang berada di jalan. Pada kecepatan yang sangat rendah (mendekati nol) dan nilai konsentrasi besar, volume juga akan rendah menjadi nol pada kecepatan nol. Diagram ini hanya berlaku pada arus yang tidak berpengaruh. Sedangkan hubungan antara kecepatan dan tingkat pelayanan sera ratio volume terhadap kapasitas jalan dapat dilihat pada Gambar 20. berikut ini.
Node Akessibilitas
Node Ekonomi
Daerah terbangun
Jalan raya
Jalan KA
Jalan Kapal
Jalan udara
14
Sumber Rodrigue (2005).
Sumber : Morlok ( 1984).Gambar 2.19. Diagram arus lalulintas jalan
Sumber : Morlok (1984).Gambar 2.20. Hubungan kecepatan, tingkat pelayanan dan ratio volume terhadap kapasitas
Keterangan :Tingkat pelayanan A: Arus bebas, volume rendah dan kecepatan tinggi, pengemudi dapat memilih kecepatan yang dikehendaki,Tingkat pelayanan B: Arus stabil, kecepatan sedikit terbatas oleh lalulintas, volume pelayanan yang dipakai untuk desain luar kota,Tingkat pelayanan C: Arus stabil, kecepatan dikontrol oleh lalulintas, volume pelayanan yang dipakai desain perkotaan,Tingkat pelayanan D: Mendekati arus yang tidak stabil, kecepatan rendah,Tingkat pelayanan E: Arus yang tidak stabil, kecepatan yang rendah, dan berbeda-beda, volume mendekati kapasitas,Tingkat pelayanan F: Arus yang terhambat, kecepatan rendah, volume dibawah kapasitas, banyak berhenti.
Volume
Konsentrasi0
Kecepatan
Volume0
Tingkat pelayanan F
Tingkat pelayanan ETingkat pelayanan D
Tingkat pelayanan C
Tingkat pelayanan B
Tingkat pelayanan A
kecepatan
Ratio volume/kapasitas
15
A. KecepatanKecepatan adalah laju perjalanan yang biasanya dinyatakan dalam kilimeter per jam
(km/jam) dan umumnya dibagi menjadi 3 (tiga) macam:a. Kecepatan setempat (spot speed) adalah kecepatan kendaraan pada suatu saat diukur
dari suatu tempat yang ditentukan.b. Kecepatan bergerak (running speed) adalah kecepatan kendaraan rata-rata pada suatu
jalur pada suatu saat kendaraan bergerak dan didapat dengan cara membagi panjang jalur dibagi dengan lama waktu kendaraan bergerak menempuh jalur tersebut.
c. Kecepatan perjalanan (journey speed) adalah kecepatan efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara dua tempat dibagi dengan lama waktukendaraan menyelesaikan perjalanan antara dua tempat tersebut, dengan lama waktu ini mencakup setiap waktu berhenti yang ditimbulkan oleh hambatan/tundaan lalulintas.
Penundaan ditimbulkan oleh kelambatan atau macetnya kendaraan pada simpang janlan yang terlalu ramai dengan kendaraan, lebar jalan yang kurang, parkir mobil di jalan yang sempit, dan sebagainya. Penundaan karena berhenti menimbulkan selisih waktu antara kecepatan perjalanan (journey speed) dan kecepatan bergerak (running speed). Akibatnya adalah pengurangan kecepatan bergerak dibawah kecepatan yang dianggap dapat diterima. Penundaan karena berhenti di persimpangan :
ts=
n = jumlah total kendaraan yang berhentiAi = waktu ketika kendaraan i berhentiDi = waktu ketika kendaraan i mulai bergerakts = interval waktu
B. Land UseJenis Model Tata Guna Lahan dan TransportasiUntuk memperoleh suatu pengertian yang lebih baik dari wilayah perkotaan, beberapa model transportasi telah dikembangkan dengan luas. Suatu model adalah suatu informasi membangun, menghadirkan dan memproses hubungan antara satu set konsep, gagasan, dan kepercayaan. Model mempunyai suatu bahasa, biasanya matematika, suatu penggunaan yang diharapkan dan yang hampir sama dengan kenyataan. Menyatakan status dari suatu sistem pada titik yang ditentukan waktunya sampai penggolongan dan manipulasi perhitungan dari variabel mengukur keadaan, dapat masuk sebagai modeling yang statis.¨ Sistem modeling menyatakan perilaku dari suatu sistem dengan ditentukan satuan hubungan antara variabel. Model gaya berat adalah suatu contoh dari interaksi modeling antara sistem, untuk mengintegrasikan beberapa model guna membentuk suatu meta-system (sistem kompleks), suatu model transportasi penawaran perspektif .¨ Modeling brown decision-taking lingkungan, tidak hanya menyiratkan aplikasi dari suatu transportasi, hanya analisa hasil dalam rangka menemukan strategi dan rekomendasi. Suatu sistem tenaga ahli model lingkungan seperti itu, telah menjadi fokus dari banyak riset di tahun yang terbaru, tetapi itu memerlukan sistim informasi yang kompleks seperti GIS (Rodrigue,2005).
16
Gambar 2.21. Komponen Transportasi Tata Guna Lahan
Gambar 2.23. memberikan contoh interaksi antara unsur-unsur transportasi, yang dapat dibagi di tiga sub katagori dari model. Gambar A model tata guna lahan yang secara umum memperhatikan faktor yang membangitkan kegiatan ekonomi, yang dihubungkan dengan persyaratan transportasi. Sebagai contoh, dengan penggunaan satu set variabel kegiatan ekonomi, seperti populasi dan tingkat konsumsi menjadi mungkin untuk mengkalkulasi generasi dan atraksi dari para penumpang dan muatan. Gambar B model interaksi ruang adalah kebanyakan memperhatikan distribusi yang ruang tentang pergerakan, suatu fungsi dari permintaan dan infrastruktur transportasi (ketersediaan), yang menghasilkan pergerakan menaksir antara kesatuan ruang, yang ditandai oleh origin-destination pasangan, yang dapat dipisahkan secara alami, gaya dan waktunya.Gambar C model jaringan transportasi sedang berusaha untuk mengevaluasi pergerakan dibagi-bagikan di suatu jaringan transportasi, sering dari beberapa model, khususnya pribadi dan pengangkutan umum, yang menyediakan perkiraan lalu lintas untuk segmen yang diberi dari jaringan transportasi. Geografi dari sistem pengangkutan menyediakan suatu kerangka modeling yang menyeluruh, semua model ini harus berbagi informasi untuk membentuk transportasi yang terintegrasi. Sebagai contoh, suatu model transportasi dapat menghitung generasi lalu lintas dan atraksi, yang akan terjadi di interaksi ruang model. Origin-Destination matriks yang disajikan oleh suatu model interaksi ruang akan menjadi input model pengaruh lalu lintas
Tata guna lahan
Traffic assignment models Transport capacity
Teori Ekonomi dasarTeori Lokasi Traffic generation and attraction models
Spatial interaction models Distance decay parameters Modal split
A
C
B
Spatial Interactions
Transportation Network
17
Sumber Rodrigue (2005).
Sumber: Rodrigue (2005).Gambar 2.23. Interaksi Ruang dan Jaringan Transportasi
Hubungan interaksi ruang yang terbagi dalam beberapa daerah administratif dan tata guna lahan, dengan jaringan transportasi akan membuat suatu jaringan transportasi yang tertentu.
C. Pemodelan
Aktivitas meringkas dan menyederhanakan kondisi realistis (nyata) disebut sebagai aktivitas Pemodelan. Dengan demikian, Model dapat didefinisikan sebagai berikut :Model adalah suatu representasi ringkas dari kondisi riil dan berwujud suatu nemtuk rancangan yang dapat menjelaskan atau mewakili kondisi riil tersebut untuk suatu tujuan tertentu (Black, 1981).Model adalah suatu representasi stsu formalisasi dalam bahasa tertentu yang disepakati dari suatu kondisi nyata (Simatupang, 1995)Model adalam suatu kerangka utama atau formulasi informasi/data tentang kondisi nyata yang dikumpulkan untuk mempelajari/menganalisa sistem nyata tersebut (Gordon,1978).Batasan-batasan tentang model yaitu menekankan bahwa model itu dalam bentuk (wujud rancangan) yang berfungsi sebagai media/alat penyampai pesan tentang apa yang terjadi didunia nyata dan dapat mewakili dunia nyata secara keseluruhan sehingga memudahlkan pemahaman bagi orang yang ingin mengamati.
A
i1
i2
i3
i4i5
i6
B
C
T6
Tk32 Tk
23, DIka I
kbW
kab
Ilc
IldW
lcd
L1
L2
L3
L4
Ikle
Modal nodeIntermodal nodeMode kMode l
Traffic
Centroid Jaringan Transportasi Traffic (Spatial Interactions)
Tata guna lahanAdministrative Divisions
18
Setiap model, yang telah berwujud rancangan dan pernyataan lisan (ungkapan) sebelum digunakan untuk menganalisis informasi dan data, harus lebih dahulu dibandingkan kembali dengan kejadian di dunia nyata yang cepat berubah melalui cara pengujian, apakah sudah sesuai antara kondisi yang nyata yang diamati dengan model tersebut.Proses pengujian model sering diislahkan dengan Validasi Model atau uji keabsahan model. Hal ini dilakukan melalui proses kalibrasi dengan metoda-metoda statistik. Kalau penyimpangan terhadap kondisi nyata tidak jauh, berarti modelnya sudah dapat dipakai untuk menganalisis data dan modelnya absah (valid). Sebaliknya jika antara model dengan kondisi nyata jauh menyimpang, dapat dikatakan bahwa model tidak absah (kurang valid), sehingga model tidak boleh dilanjutkan digunakan sebagai alat untuk menganalisis data/informasi.Dalam tulisannya Miro (2005), menerangkan bahwa tipe model transportasi yang secara umum biasa digunakan antara lain :Model Fisik ( Physical Model)Model ini berbentuk fisik dan dapat dilihat langsung seperti aslinya. Misal: maket, karya arsitertur, model teknik, wayang golek miniatur kendaraan kecil dan lain-lain.Model Foto ( Photo Model)Model yang berbantuk gambar-gambar diatas kanvas atau kertas atau kartun. Misal: gambar lukisan, potret, pemetaan dan lain-lain.Model Diagram (Diagrammatic Model)Model yang berbentuk grafik dengan segala jenisnya, diagram dan lain-lain.Model Matematika dan Statistik (Mathematical and Statistical Model)Model yang berbentuk hubungan fungsional secara terukur (kuantitatif) seperti rumus-rumus (formulasi matematis), fungsi-fungsi, dan lain-lain.Model Menurut AbstraksinyaMerupakan urutan proses secara herarki, yang diawali dari sebuah gagasan dan diakhiri dengan realisasi seperti:
19
Gambaran Abstrak (Gagasan)Maket (Penuangan gagasan)Gambar (Model Teknis/konstruksi)Diagram (grafis)Rumus Matematis (Model Analisis Matematik)Proses PengoptimalanGambar yang OptimalMaket yang OptimalKonstruksi Selesai (Realisasi Gagasan/Abstrak)Model Menurut DimensinyaPenuangan realita dalam bentuk gambar dilakukan dengan menggunakan ukuran perbandingan (skala). Semakin besar angka perbandingannya, semakin banyak realita yang disederhanakan dan model gambarnya semakin jauh dari realita. Contoh : Model skala 1:5000, 1: 10.000 dan seterusnya. Model ini juga disebut prototipe.Model Analog, seperti simbolsimbol dalam dimensi satu, dua tiga dan seterusnya.Model Simulasi, penuangan realita kedalam bentuk permainan.Model Kualitatif dan Model KuantitatifModel Kualitatif, yaitu model yang tidak bisa diukur dengan angka (dikuantitatifkan). Ciri-ciri model itu adalah: Tidak dapat diukur,Sangat banyak variabelnya,Tidak diketahui variabelnya,Tidak diketahui hubungan antara variabelnyaSangat komplekshubungan antara variabelnya,Adanya distribusi probabilitaBanyaknya dimensi yang harus dicakup 2) Model Kuantitatif, yaitu model yang bisa diukur dengan angka-angka atau ukuran, seperti data-data statistik dan model matematikaModel Secara KeseluruhanModel Mental, yaitu model yang hanya bisa dipahami, namun tidak bisa diceritakan (dikomunikasikan)Model Formal, yaitu model dapat dikomunikasikan. Contoh: model skematis. Model fisik, model simbolis (verbal, matematik, dan komputer) dan model permainan/simulasi (role playing model).
2.3. Bagaimana Mengukur Pencemaran
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
20
Standar Baku Mutu
Parameter pencemaran udara sebagian telah diukur oleh pemerintah daerah, seperti CO, NOx, SO2 dan Pb serta debu untuk memenuhi Baku Mutu Udara Ambien sebagaimana yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor: Kep-02/MENKLH/1/1998. Karena keterbatasan alat dan dana maka biasanya pengukuran kualitas udara diambil yang penting-penting saja seperti yang tercantum pada tabel 2.1. Baku mutu udara ambien di semua kota di Indonesia ditetapkan dalam PP RI NOMOR : 41 TAHUN 1999, TANGGAL : 26 MEI 1999, Beberapa kota besar sudah melakukan monitoring kualitas udara di beberapa titik tertentu, hanya pengukuran emisi gas buang kendaraan yang diukur baru kendaraan angkutan umum dan angkutan barang saja pada waktu kir kendaraan 6 bulan sekali, sedangkan kendaraan penumpang pribadi sampai sekarang belum ada kebijaksanaan pelaksanaan untuk diukur emisi gas buang kendaraannya.
Tabel Baku Mutu Udara Ambien
No. Parameter Satuan Baku Mutu1. Nox ppm 0,052. SO2 ppm 0,13. CO ppm 204. Pb ppm 0,065. Debu mg/m3 0,26
Sumber : Kep-35/MENLH/10/1993
21
Tabel Baku Mutu Udara Ambien Nasional
No Parameter Waktu Ukur Baku Mutu Metode Analisis Peralatan
1 SO2 1 Jam 900 ug/Nm3 Pararosanilin Spektrofotometer
Sulfur Dioksida 4 Jam 365 ug/Nm3
2 CO 1 Jam 30.000 ug/Nm3 NDIR NDIR Analyzer
Karbon Monoksida 24 Jam 10.000 ug/Nm3
3 NO2 1 Jam 400 ug/Nm3 Saltzman Spektrofotometer
Nitrogen Dioksida 24 Jam 150 ug/Nm3
4 O3 1 Jam 235 ug/Nm3 Chemiluminescent Spektrofotometer
5 HC (HidroCarbon) 3 Jam 160 ug/Nm3 Flame Ionization Gas
Chromatogarfi
6 PM10 24 Jam 150 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
PM2,5 (*) 24 Jam 65 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
Partikel < 2,5 um 1 Thn 15 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
7 TSP 24 Jam 230 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
(Debu) 1 Thn 90 ug/Nm3
8 Pb 24 Jam 2 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol
Timah Hitam 1 Thn 1 ug/Nm3 Ekstraktif
9. Dustfall 30 hari 10Ton/km2/Bln(Pemukiman) Gravimetric Cannister
(Debu Jatuh ) 20Ton/km2/Bln
22
Sumber : PP RI 41 TH 1999, 26 MEI 1999
Tabel Nilai Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
No Kendaraan Bermotor
ParameterCO (%)
Hidrokarbon (ppm)
Opasitas (%)
1. Sepeda motor 2 langkah bahan bakar bensin, bilangan oktana 87
4.5 3,000
2. Sepeda motor 4 langkah bahan bakar bensin, bilangan oktana 87
4.5 2,400
3 Mobil, bahan bakar bensin, bilangan oktana 87
4.5 1,2
4 Mobil, bahan bakar solar, bilangan setana 45
25
Sumber: Kep-35/MENLH/10/1993
Sumber: Morton (2003).Gambar 2.30 Perkiraan Pencemaran Udara
Jenis Kendaraan
Kondisi transport
Kecepatan rata2
Lain-lain
Fasilitas khusus perjalanan
Seleksi data
Aktivitas pengetahuan
dasar
Kecepatan
Percepatan
Jalan
Beban
Kond. Ambien
Teknologi
Lain-lain Perkiraan Aktivitas
Kendaraan
Perkiraan Emisi
Perkiraan laju emisi
Model perjalanan
Penggunaan Energi
Emisi skala mikro
Emisi skala meso
Emisi skala makro
DATA Faktor Emisi
23
Perkiraan Perjalanan