monografstieyapan.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/analisis-rasio-rentabilitas... · dan...
TRANSCRIPT
MONOGRAF
ANALISIS RASIO RENTABILITAS, LIKUIDITAS
DAN SOLVABILITAS DALAM MENENTUKAN
KEMANDIRIAN KOPERASI UNIT DESA
PADA KUD MANDIRI SETIA KAWAN
DI KABUPATEN PASURUAN
OLEH :
MELANNY METHASARI
Penerbit : CV. Mitra Sumber Rejeki
Monograf :
Analisis Rasio Rentabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas Dalam
Menentukan Kemandirian Koperasi Unit Desa Pada KUD
Mandiri Setia Kawan di Kabupaten Pasuruan
Penulis :
Melanny Methasari
Diterbitkan pertama kali dalam bahasa Indonesia
oleh : CV. Mitra Sumber Rejeki
Jl. Gunung Anyar Tambak IV Kav 28
Surabaya, 60294
Telp. 085645662348
Email : [email protected]
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang memproduksi atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi
buku ini tanpa seijin tertulis dari
penerbit.
ISBN :
Cetakan pertama, September 2018
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan buku
monograf ini yang berjudul “Analisis Rasio Rentabilitas, Likuiditas
dan Solvabilitas Dalam Menentukan Kemandirian Koperasi Unit
Desa Pada KUD Mandiri Setia Kawan di Kabupaten Pasuruan”.
Dalam pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari bantuan semua
pihak, sehingga penelitian dapat diselesaikan. Maka untuk ini penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak/Ibu yang telah membantu penyelesaian buku ini.
Penyusun berharap semoga buku ini dapat berguna bagi semua pihak
yang memerlukan
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...............................................................................
DAFTAR TABEL .......................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1 1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 3 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................. 5 2.1 Landasan Teori ............................................................................... 5
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan ............................................... 5 2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan .................................................... 6
2.1.3. Macam-macam Bentuk Laporan Keuangan ........................... 8
2.1.4.Tinjauan Tentang Badan Usaha Koperasi ............................... 12 2.1.5 Karakteristik Pelaporan Keuangan Koperasi........................... 13
2.1.6 Perbedaan Laporan Keuangan Koperasi Dengan Badan
Usaha Lain ..................................................................................... 15
2.1.7 Tujuan Pelaporan Keuangan Koperasi ................................... 18 2.1.8 Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri ....................................... 19
2.1.9 Analisa Rasio Keuangan KUD Mandiri .................................. 21
2.1.10 Upaya peningkatan Rasio Keuangan KUD Mandiri .............. 24 2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 27
2.3. Kerangka Konsep ............................................................................ 29
BAB III METODE PENELITIAN ............................................ 30 3.1 Jenis Penelitian ................................................................................ 30 3.2 Obyek Penelitian .............................................................................. 30
3.3 Prosedur Pengambilan Data.............................................................. 30
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................... 31
3.5 Teknik Analisa Data......................................................................... 32
BAB IV HASIL DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN .......... 35 4.1 Penyajian Data ................................................................................ 35
4.1.1. Gambaran Umum KUD Setia Kawan ................................... 35
4.1.2. Struktur Organisasi .............................................................. 35
4.1.3. Deskrpsi Variabel ................................................................. 42
4.2. Analisa Data dan Interprestasi hasil Penelitian ................................. 45
4.3. Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................... 53 5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 53
5.2 Saran ............................................................................................... 55
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ketentuan Pengukuran Rasio Keuangan dan Pembobotannya.. 22
Tabel 2.2 Penerapan Perhitungan Standar dan Bobot Komponen
Penilaian KUD Mandiri ......................................................................... 23
Tabel 2.3 Contoh A Pengukuran Rasio Keuangan dan Pembobotannya .. 23
Tabel 2.4 Contoh B Pengukuran Rasio Keuangan dan Pembobotannya .. 24
Tabel 2.5 Contoh C Pengukuran Rasio keuangan dan Pembobotannya ... 24
Tabel 3.1 : Ketentuan Perhitungan Rasio Keuangan KUD Mandiri ......... 33
Tabel 4.1. KUD Setia Kawan Laporan Hasil Usaha Untuk Tahun yang
berakhir tanggal 31 Desember 2017 (rupiah) ......................................... 43
Tabel 4.3 Informasi data keuangan rasio RLS KUD Setia Kawan ........... 45
Tabel 4.4 : Ketentuan Perhitungan Rasio Keuangan KUD Mandiri ......... 47
Tabel 4.5 Data RLS KUD Setia Kawan .................................................. 48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Kerangka Konsep Penelitian ............................................. 29
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KUD Setia Kawan .............................. 36
1 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Program ekonomi kerakyatan menempatkan koperasi sebagai
sebuah organisasi yang mandiri. Koperasi dimiliki oleh anggotanya
dan bertujuan meningkatkan kesejahteraanya. Dalam hal ini anggota
sebagai pemilik dan sebagai pelanggan yang berkepentingan dan
berkaitan erat dengan kemajuan koperasi khususnya.
Koperasi sebagai wujud sistem kelembagaan di bidang
perekonomian, menawarkan kesamaan hak dan kewajiban anggota
tanpa memandang kekayaan dan status sosial. Hal ini sesuai dengan
yang telah diamanatkan oleh UUD 1945 pasal 33, bahwa
perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan
atas azas kekeluargaan.
Dalam perjalanannya koperasi Indonesia banyak menghadapi
tantangan dan hambatan, apabila tidak didukung dengan peningkatan
pembenahan organisasi, pengelolaan yang professional yang didukung
oleh jiwa dan semangat kewirausahawanan dalam rangka menuju
pemantapan perannya sebagai sokoguru perekonomian Indonesia.
Pembangunan KUD dimulai sejak tahun 1978, dengan
dikeluarkan Inpres No. 2 Tahun 1978 tentang pembentukan Badan
Usaha Unit Desa / Koperasi Unit Desa. Sasaran utama pada awalnya
adalah pembentukan kelembagaan sebanyak – banyaknya. Seiring
berjalannya waktu, maka permasalahan yang dihadapi KUD semakin
komplek, sehingga lembaga pembinaannya ditingkatkan statusnya dari
2 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
Direktorat Jendral Koperasi menjadi Departemen Koperasi pada tahun
1983.
Untuk memberikan dorongan kepada koperasi supaya semakin
bersemangat dalam meningkatkan kinerjanya dan berfungsi sebagai
lembaga ekonomi yang mampu menghadapi persaingan, maka pada
Pelita IV pemerintah meluncurkan sebuah program yang dikenal
sebagai program KUD Mandiri. Program ini berdasarkan instruksi
Menteri Koperasi No. 04/INST/M/VI/1988 tanggal 17 Juni 1988, dan
petunjuk Operasional Direktur Jendral Bina Lembaga Koperasi No.
1309/BLK/VIII/1988 tanggal 28 Agustus tentang pedoman Pembinaan
dan Pengembangan KUD Mandiri. Dalam hal ini pemerintah telah
merumuskan 13 kriteria yang dapat dijadikan sebagai pedoman
kemandirian koperasi.
Salah satu kriteria kemandirian tersebut adalah bahwa suatu KUD
disebut mandiri apabila rasio keuangan yang terdiri dari rasio
rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas (RLS) mempunyai jumlah nilai
rasio minimal sebesar 75 %.
Rasio rentabilitas adalah perbandingan antara sisa hasil usaha
(SHU) yang diperoleh dengan jumlah modal sendiri pada tahun
penilaian. Rasio likuiditas adalah perbandingan antara harta lancar
dengan hutang lancar. Rasio solvabilitas adalah perbandingan antara
seluruh harta (assets) yang dimiliki dengan seluruh kewajiban KUD
kepada pihak ketiga.
Kriteria ini digunakan untuk mengukur kemampuan calon KUD
mandiri dalam mengelola dana dari usahanya. Berdasarkan uraian
diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Analisis
3 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
Rasio Rentabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas Dalam Menentukan
Kemandirian Koperasi Unit Desa Pada KUD Mandiri Setia Kawan di
Kabupaten Pasuruan”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana
aplikasi rasio rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas dalam mengukur
tingkat kemandirian KUD Mandiri Setia Kawan Pasuruan?”
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian
ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisa rasio rentabilitas, likuiditas
dan solvabilitas pada KUD Mandiri Setia Kawan Pasuruan.
2. Untuk mengetahui sejauh mana hasil analisa rasio RLS
menentukan kemandirian KUD Mandiri Setia Kawan Pasuruan.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Bagi KUD
Sebagai bahan masukan yang dapat dipergunakan dalam strategi
pengelolaan keuangan yang terkait dengan rasio RLS.
b. Bagi Pihak Lain
Untuk menambah khasanah bacaan ilmiah di perpustakaan dalam
meningkatkan pengetahuan sebagai pembanding untuk masa yang
akan datang.
4 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
c. Bagi Penulis
Penulis dapat mengetahui kondisi KUD dan mencoba menerapkan
teori yang berhubungan dengan masalah tersebut.
5 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dan disajikan kepada semua pihak
yang berkepentingan dengan eksistensi perusahaan. Laporan keuangan
tidak lain adalah alat komunikasi. Artinya laporan keuangan sebagai
media informasi keuangnan dari suatu perusahaan dan kegiatan –
kegiatannya kepada pihak yang berkepentingan.
Seperti yang ditegaskan oleh Munawir (2010) bahwa laporan
keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan terhadap
aktivitas perusahaan.
Sedangkan menurut Djarwanto.Ps (2010) definisi Laporan
Keuangan dinyatakan sebagai berikut :
”Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi
perusahaan.”
Berdasarkan berbagai definisi dari laporan keuangan di atas,
menunjukkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari
suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat utama
mengkomunikasikan data keuangan pada suatu saat tertentu kepada
5
6 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
pihak-pihak yang berkepentingan. Pada dasarnya laporan keuangan
terdiri dari :
1. Neraca adalah laporan yang menunjukan keadaan keuangan
perusahaan mengenai aktiva, hutang dan modal yang ada dari
suatu perusahaan pada tanggal tertentu.
2. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang memperlihatkan hasil
yang diperoleh dari penjualan barang-barang atau jasa dan biaya-
biaya yang timbul dalam proses pencapaian hasil usaha tersebut.
3. Laporan Perubahan Posisi Keuangan adalah laporan yang
mengkonfirmasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai
akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan dan investasi selama
periode yang bersangkutan.
4. Catatan Atas Laporan Keuangan adalah memberikan informasi
tentang kebijaksanaan akuntansi yang mempengaruhi posisi
keuangan dan hasil usaha perusahaan.
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan , kinerja perusahaan serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahan yang bermanfat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Dalam SAK (2017), tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Tujuan laporan keuangan berdasarkan SAK (2017) :
7 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai aktiva serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban)
suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam
rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para
pemakainya dalam menafsirkan potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba.
4.Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai
perubahan dalam aktiva kewajiban suatu perusahaan, seperti
mengenai perubahan dalam aktiva aktiva dan kewajiban suatu
perusahaan, seperti megenai aktifitas pembiayaan investasi.
5.Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk
pemakai laporan keuangan, seperti informasi mengenai
kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
Banyak pemakai yang telah terpenuhi kebutuhannya dengan
disusunnya laporan keuangan, tetapi laporan keuangan tidak
menyediakan semua informasi yang mugkin dibutuhkan pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu, dan
tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
Laporan keuangan disamping itu juga menggambarkan apa yang telah
dilakukan oleh pihak manajemen untuk pertanggungjawaban
manajemen atas sumberdaya yang dipercaya kepadanya. Pemakai
8 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
dapat menilai apa yang telah dilakukan manajemen, sehingga mereka
dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin
mencakup keputusan menahan atau menjual investasi mereka dalam
perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti
manajemen.
2.1.3. Macam-macam Bentuk Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang pokok menurut standart
akuntansi keuangan tahun 2017 meliputi : Neraca, Laporan Laba Rugi,
Laporan Perubahan Posisi, keuangan serta catatan dan Laporan lain.
Dalam hal ini akan di jelaskan tentang beberapa macam dan bentuk
laporan keuangan tersebut.
1. Neraca
Menurut Soediyono (2010) definisi neraca dinyatakan sebagai
berikut :
“Neraca adalah laporan dalam bentuk daftar yang disusun secara
sistematis yang mengikhtisarkan nilai dan susunan aktiva, hutang dan
modal sebuah perusahaan pada suatu tanggal tertentu”.
Sedangkan menurut Mardiasmo (2010) dalam bukunya
Akuntansi Keuangan Dasar I menyatakan sebagai berikut :
“Neraca disusun dengan maksud untuk memberikan gambaran
mengenai posisi keuangan ( aktiva, hutang dan modal ) perusahaan
pada suatu saat tertentu”
Definisi neraca menurut Zaki Baridwan (2010) adalah sebagai
berikut :
9 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
“Neraca adalah laporan yang menunjukan keadaan keuangan suatu
unit usaha pada tanggal tertentu” Keadaan keuangan ini di tunjukan
dengan jumlah harta yang dimiliki (aktiva ) dan jumlah kewajiban
perusahaan (pasiva) atau dengan kata lain aktiva adalah investasi
didalam perusahaan dan pasiva adalah sumber – sumber yang
digunakan untuk investasi tersebut.
Oleh karena itu dapat digunakan dan dilihat dalam
neraca bahwa jumlah aktiva akan sama besar dengan jumlah pasiva,
dimana pasiva itu sendri terdiri dari dua golongan kewajiban, yaitu
kewajiban kepada pihak luar di sebut hutang dan kewajiban terhadap
pemilik perusahaan disebut modal. Bila disusun dalam bentuk
persamaan maka akan tampak bahwa :
Aktiva = Hutang + Modal
Sehingga dapat di simpulkan bahwa neraca merupakan suatu
daftar keuangan yang berisi aktiva dan pasiva dari perusahaan pada
suatu saat tertentu. Seperti pada batasan pengertiannya menurut
Djarwanto Ps. (2010) neraca itu memuat tiga bagian pokok, yaitu :
a. Aktiva : merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan.
Bentuknya dapat berupa harta kekayaan atau jasa yang dimiliki
oleh perusahaan yang bersangkutan. Harta karyawan tersebut
harus dinyatakan dengan jelas diukur dalam satuan uang dan
diurutkan berdasarkan waktu atau kecepatannya berubah kembalin
menjadi uang kas.
b. Hutang : menunujukkan sumber modal yang berasal dari kreditur.
Dalam jangka waktu tertentu pihak perusahaan wajib membayar
kembali dan wajib memenuhi tagihan yang bersal dari pihak
10 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
kreditur tersebut. Pemenuhan kewajiban ini dapat berupa
pembayaran uang, penyerahan barang / jasa kepada pihak yang
telah membayar memberikan pinjaman pada perusahaan. Kreditur
tersebut ada yang mendapat jaminan sebagian atau tanpa jaminan
tsam sekali.
c. Modal Sendiri : merupakan sumber modal yang berasal dari
pemilik perusahaan. Bersama-sama dengan modal yang berasal
dari kreditur kemudian ditanamkan dalam bentuk aktiva
perusahaan. Dalam catatan akuntansi modal sendiri ditentukan
dengan mengurangkan modal pinjaman dalam jumlah keseluruhan
modal yang ditanamkan dalm aktiva.
2. Laporan Laba Rugi
Penggertian laporan laba rugi dalam buku SAK ( 2017) adalah
sebagai berikut :
”Laporan Laba Rugi adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil
usaha suatu perusahaan (berupa pendapat dan biaya ) untuk suatu
periode tertentu.” Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya
merupakan laporan yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh
perusahaan. Laporan laba rugi disebut juga sebagai laporan
penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya yang menunjukkan
kemampuan keuangan perusahaan. Seperti diketahui perusahaan laba
rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan ,
biaya, laba rugi, yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode
tertentu. Untuk keperluan analisa laporan keuangan, penyusunan laba
rugi, menurut Munawir (2010) hendaknya mengikuti prinsip-prinsip
yang umum sebagai berikut :
11 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
1. menunjukan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok
perusahaan (penjualan barang/jasa) diikuti harga pokok dari
barang / jasa yang dijual sehingga diperoleh laba kotor.
2. menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya
penjualan dan biaya umum dan biaya administrasi ( opening
expenses )
3. menunjukkan hasil yang diperoleh diluar operasi pokok
perusahaan yang di ikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di luar
usaha pokok perusahaan, misalnya : penghasilan sewa, biaya
bunga, biaya sewa dan lain-lain.
Selanjutnya bentuk dari laporan laba rugi yang biasa digunakan
adalah sebagai berikut :
a. Bentuk Single Step
Bentuk ini di lakukan dengan menggabungkan semua
penghasilan menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu
kelompok juga, sehingga untuk menghitung laba rugi bersih hanya
melakukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap total
penghasil.
b. Bentuk Multiple Step
Dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang lebih teliti
sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum.
3. Laporan Perubahan Posisi Keuangan
Menurut Zaki Baridwan (2010) laporan perubahan posisi
keuangan berguna untuk :
1. meringkas kegiatan – kegiatan pembelanjaan dan investasi yang
dilakukan oleh perusahaan, termasuk jumlah dan yang dihasilkan
12 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
dari kegiatan usaha perusahaan dalam bentuk tahun buku yang
bersangkutan.
2. melengkapi penjelasan tentang perubahan-perubahan dalam posisi
keuangan selama tahun buku yang bersngkutan.
Isi Laporan perubahan posisi keuangan biasanya dipisahkan
menjadi dua bagian yaitu : menunujukkan sumber-sumber dan bagian
yang menunjukan penggunaan data.
2.1.4.Tinjauan Tentang Badan Usaha Koperasi
Koperasi menurut Hatta didirikan sebagai persekutuan yang
lemah untuk membela keperluan hidupnya dengan ongkos semurah –
murahnya. Koperasi mendahulukan kepentingan bersama, bukan
keuntungan.
Selanjutnya UU No. 12 tahun 1967 tentang pokok – pokok
perkoperasian menjelaskan bahwa koperasi Indonesia adalah
organisasi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang – orang
atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekomoni
sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan.
Lebih jauh Ikatan Akuntansi Indonesia dalam SAK
menyatakan bahwa badan usaha koperasi mempunyai beberapa
karakteristik yang membedakan dengan badan usaha lain, yaitu :
1. Koperasi Indonesia adalah organisasi rakyat yang berwatak sosial,
beranggotakan orang – orang atau badan hukum koperasi yang
merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.
13 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
2. Tujuan utama koperasi Indonesia adalah mengembangkan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
3. Keanggotaaan kopersi Indonesia bersifat sukarela dan didasarkan
atas kepentingan bersama sebagai pelaku ekonomi.
4. Koperasi dikelola oleh pengurus yang dipilih dari dan oleh
anggotanya dalam suatu rapat anggota.
5. Manajemen koperasi dilakukan secara terbuka terutama untuk
anggotanya.
Selanjutnya UU No. 12 Tahun 1967 menyatakan bahwa fungsi
kopersi Indonesia adalah :
1. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat perjuangan ekonomi
untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat.
2. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat pendemokrasian
ekonomi nasional.
3. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai salah satu urat nadi
perekonomian bangsa Indonesia.
4. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat pembina insan
masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi bangsa
Indonesia serta bersatu dalam tata laksana perekonomian rakyat.
2.1.5 Karakteristik Pelaporan Keuangan Koperasi
Laporan keuangan koperasi diperlukan sebagai alat uji dan
juga sebagai dasar untuk dapat mengetahui kondisi keuangan koperasi.
Laporan keuangan koperasi dibuat sebagai media pertanggungjawaban
pengurus kepada anggota atas kepercayaan yang telah diberikan.
14 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
Dalam SAK (2017) dinyatakab bahwa karakteristik pelaporan
keuangan koperasi adalah :
1. Pengurus bertanggung jawab dan wajib melaporkan kepada rapat
anggota segala sesuatu yang menyangkut tata kehidupan koperasi,
salah satunya adalah laporan keuangan.
2. Laporan keuangan koperasi juga merupakan bagian dari sistem
pelaporan keuangan koperasi . Laporan keuangan koperasi lebih
ditujukan kepada pihak – pihak di luar pengurus koperasi dan
tidak dimaksudkan untuk pengendalian usaha.
3. Pemakai utama dari laporan koperasi adalah para anggota koperasi
itu sendiri beserta pejabat koperasi. Pemakai lainnya yang
mempunyai kepentingan terhadap koperasi diantaranya adalah
anggota koperasi, bank, kreditur dan kantor pajak.
4. Kepentingan pemakai utama laporan keuangan koperasi terutama
adalah :
a. Menilai tanggung jawab pengurus.
b. Menilai prestasi pengurus.
c. Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya.
d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah
sumber daya, karya dan jasa yang akan diberikan kepada
koperasi.
e. Modal koperasi terdiri dan dihimpun dari simpanan –
simpanan, pinjaman – pinjaman, penyisihan dan hasil
usahanya termasuk cadangan serta sumber – sumber lain.
15 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
f. Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurangi dengan penyusutan – penyusutan dan beban – beban
dari tahun buku yang bersangkutan disebut sisa hasil usaha.
2.1.6 Perbedaan Laporan Keuangan Koperasi Dengan Badan
Usaha Lain
Sebelum menuju pada perbedaan laporan keuangan koperasi
dengan badan usaha yang lain, disini akan dipaparkan perbedaan
koperasi dengan badan usaha lain. Dalam UU Koperasi No. 25 tahun
2010 didefinisikan :
”Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang –
orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip – prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.”
Koperasi merupakan badan usaha yang mempunyai badan
hukum sama seperti badan hukum lain. Tetapi koperasi mempunyai
ciri – ciri yang berbeda dengan badan usaha lain. Ciri – ciri atau
perbedaan tersebut adalah :
Koperasi :
1. Tidak mencari keuntungan sebesar – besarnya, maksudnya adalah
untuk memperbaiki kesejahteraan anggota.
2. Orang ( anggota ) yang diutamakan, modal hanya sebagai alat
keuntungan dibagi menurut jasa anggota terhadap terjadinya
keuntungan tersebut.
3. Anggota mempunyai hak suara yang sama ( demokrasi ).
16 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
4. Modal koperasi berubah – ubah, tergantung pada keluar masuknya
anggota.
5. Bekerja dengan transparan sehingga dapat diketahui oleh semua
anggota.
Badan usaha lain :
1. Mencari keuntungan sebesar – besarnya.
2. Uang ( modal ) yang diutamakan, anggota menempati urutan
kedua. Modal berkuasa dan keuntungan dibagi menurut besarnya
modal yang disetor.
3. Hak suara tergantung pada besarnya modal.
4. Merahasiakan cara kerja supaya mendapatkan keuntungan.
Berdasarkan perbedaan tersebut, dapat diketahui bahwa
didalam koperasi terdapat dua unsur yang saling berkaitan, yaitu unsur
sosial yang menekankan pada kepentingan bersama dan unsur
ekonomi yang menekankan pada kemajuan atau kesejahteraan sosial.
Kedua unsur tersebut harus dijalankan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan hal – hal yang bertentangan.
Laporan keuangan koperasi pada dasarnya tidak berbeda
dengan laporan keuangan badan usaha lain. Laporan keuangan yang
pokok terdiri dari neraca, laporan rugi laba dan laporan perubahan
modal. Perbedaan pada koperasi adalah pada neracanya khususnya
pada sumber dana (sisi pasiva). Didalam laporan keuangan koperasi
tidak ada istilah laba/rugi, yang ada adalah istilah sisa hasil usaha
(SHU).
17 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
Sumber dana dalam koperasi berasal dari dua golongan, yaitu :
a. Sumber dana yang berasal dari setoran para anggota/pemilik yang
disebut dengan modal sendiri.
b. Sumber dana yang berasal dari pinjaman pihak luar (bukan
anggota koperasi) yang disebut dengan modal luar.
Permodalan koperasi dapat dipupuk dari simpanan – simpanan,
pinjaman – pinjaman, penyusutan SHU termasuk cadangan serta
sumber – sumber lainnya. Simpana anggota dalam koperasi terdiri
dari :
a. Simpanan pokok
Simpanan pokok merupakan suatu jumlah uang simpanan yang
sama besarnya bagi setiap anggota. Simpanan pokok ini tidak
dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota koperasi.
b. Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang diwajibkan
kepada anggota untuk membayar dalam waktu dan kesempatan
tertentu atau menurut waktu yang telah ditetapkan. Simpanan ini
boleh diambil dengan cara dan pada waktu yang telah ditentukan.
c. Simpanan sukarela
Simpanan sukarela merupakan simpanan yang berasal dari
anggota/bukan anggota atas kehendak sendiri, misalnya dalam
bentuk deposito. Simpanan ini dapat diambil sesuai perjanjian.
Sedangkan yang dimaksud dengan pinjaman di dalam koperasi
adalah :
a. Pinjaman dari anggota
18 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
Merupakan setoran dari anggota sendiri yang merupakan
penyertaan dalam koperasi. Setoran tersebut dapat berupa
simpanan pokok dan simpanan wajib. Pinjaman dari anggota ini
merupakan modal sendiri bagi koperasi.
b. Pinjaman yang berasal dari pihak luar
Merupakan pinjaman yang berasal dari bukan anggota yang
disebut juga modal diluar koperasi. Pinjaman ini dapat berasal dari
kreditur, bank maupun pemerintah atau lembaga keuangan lainnya,
serta berasal dari simpanan sukarela.
Pinjaman – pinjaman dari SHU koperasi merupakan salah satu
unsur permodalan koperasi. SHU merupakan pendapatan koperasi
yang diperoleh di dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan
penyusutan – penyusutan. Pembagian SHU diatur dalam UU
perkoperasian dan didalam Anggaran Dasar koperasi yang
bersangkutan.
Sumber lain yang merupakan permodalan koperasi berasal dari
sumbangan hadiah dan subsidi. Modal subsidi merupakan bantuan
atau sumbangan dari pemerintah maupun pihak – pihak lain yang
menunjang kelangsungan hidup koperasi.
2.1.7 Tujuan Pelaporan Keuangan Koperasi
Tujuan pelaporan keuangan seperti dinyatakan dalam SAK
(2017) adalah dapat menyediakan informasi yang berguna bagi
pemakai utama dan pemakai lainnya untuk :
1. Mengetahui manfaat keuangan koperasi yang diperoleh dengan
menjadi anggota koperasi.
19 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
2. Mengetahui prestasi keuangan koperasi selama satu periode
dengan SHU dan manfaat keanggotaan koperasi sebagai ukuran.
3. Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi,
kewajiban dan kekayaan bersih, dengan pemisahan antara yang
berkaitan dengan anggota dan bukan anggota.
4. Mengetahui informasi penting lainnya yang mungkin
mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi.
2.1.8 Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri
Perekonomian Indonesia telah mengalami transformasi dengan
sangat cepat, terutama pada sektor industri. Hal ini menyebabkan
berkembangnya daerah – daerah dengan cepat pula, yang merupakan
kondisi kondusif dalam pertumbuhan dan perkembangan koperasi di
daerah – daerah. Diharapkan kehadiran Koperasi Unit Desa (KUD)
Mandiri akan dapat memberikan sumbangan yang bearti dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Program pembinaan dan pengembangan KUD Mandiri
terutama dititikberatkan kepada KUD yang memiliki sumber daya
manusia, organisasi dan manajemen yang berhasil guna serta
didukung oleh potensi lingkungan yang dapat mengembangkan usaha
koperasi tersebut secara kesinambungan.
Adapun kriteria serta ukuran suatu KUD dikatakan sebagai KUD
Mandiri adalah :
1. Mempunyai anggota penuh minimal 25 % dari jumlah penduduk
dewasa yang memenuhi persyaratan keanggotaan di daerah
kerjanya.
20 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
2. Dalam rangka meningkatkan produktivitas usaha anggota, maka
pelayanan kepada anggota minimal 60 % dari volume usaha KUD
secara keseluruhan.
3. Minimal tiga tahun buku berturut – turut RAT dilaksanakan tepat
waktu.
4. Anggota pengurus dan badan pemeriksa semua berasal dari
anggota KUD dengan jumlah maksimal untuk pengurus 5 orang
dan badan pemeriksa 3 orang. Dan KUD telah memperkerjakan
manajer dan karyawan dengan imbalan yang layak.
5. Modal sendiri minimal 25 juta.
6. Hasil audit laporan keuangan layak tanpa catatan.
7. Batas toleransi deviasi usaha terhadap rencana KUD (program dan
non program) maksimum 20 % untuk deviasi negatif dan
maksimum 50 % untuk deviasi positif.
8. Rasio keuangnan ditetapkan dengan sistem RLS (rentabilitas,
likuiditas dan solvabilitas) dengan nilai minimal 75 %.
9. Total volume usaha harus proporsional dengan jumlah anggota
dengan minimal rata –rata Rp. 250. 000/anggota pertahun.
10. Pendapatan kotor minimal dapat menutup biaya berdasarkan
prinsip efisien.
11. Sarana usaha layak dikelola sendiri.
12. Tidak ada penyelewengan dan manipulasi yang merugikan KUD
oleh pengelola KUD.
13. Tidak mempunyai tunggakan.
Selanjutnya dinyatakan bahwa kriteria – kriteria KUD mandiri
tersebut merupakan satu kesatuan yang bulat dan penilaiannya tidak
21 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
boleh terpisah – pisah. Antara kriteria yang satu dengan kriteria lainya
saling berkait guna peningkatan mutu. Sehingga bila salah satu dari
kriteria tersebut belum dapat dipenuhi, maka calon KUD mandiri
tersebut belum dapat dikatakan sebagai KUD mandiri.
2.1.9 Analisa Rasio Keuangan KUD Mandiri
Informasi mengenai perkembangan usaha KUD dapat diperoleh
dari Laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang dilengkapi pula
dengan laporan keuangannya. Laporan keuangan koperasi merupakan
bagian dari pertanggungjawaban pengurus kepada para anggotanya.
Laporan keuangan akan lebih berarti jika dianalisis dengan
menggunakan rasio – rasio yang relevan, yaitu rentabilitas, likuiditas
dan solvabilitas, kemudian hasilnya diperbandingkan dengan standar
yang telah ditetapkan. Penjelasan tentang rasio keuangan koperasi
adalah :
1. Rasio rentabilitas adalah perbandingan antara sisa hasil usaha
(SHU) yang diperoleh dengan kekayaan bersih pada tahun
penilaian.
SHU
Rasio rentabilitas = ------------------------------ x 100 %
Kekayaan bersih
22 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
2. Rasio likuiditas adalah perbandingan antara harta lancar dengan
hutang lancar.
Harta lancar
Rasio likuiditas = -------------------------- x 100 %
Hutang lancar
3. Rasio solvabilitas adalah perbandingan antara seluruh harta
(assets) yang dimiliki dengan seluruh kewajiban KUD kepada
pihak ketiga.
Total harta/ assets
Rasio solvabilitas = ---------------------------- x 100 %
Total hutang
Ketiga rasio keuangan koperasi tersebut saling menkait antara
satu dengan yang lain. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang kemampuan KUD dalam mengelola dana yang dimiliki, maka
rasio keuangan tersebut diberi pembobotan sebagai berikut :
Tabel 2.1 Ketentuan Pengukuran Rasio Keuangan dan
Pembobotannya
No Komponen Standar Bobot
1 Rentabilitas ( R ) 10 % 40 %
2 Likuiditas ( L ) 125 % 30 %
3 Solvabilitas ( S ) 110 % 30 %
Jumlah 100 %
Sumber : Depkop, Ditjen Bina Lembaga Koperasi
Hal ini menunjukkan kemungkinan bahwa apabila salah satu
rasio tidak memenuhi standar nilai yang ditentukan akan dapat
tertolong apabila rasio yang lainnya bisa melebihi nilai standar yang
23 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
ditentukan. Rasio keuangan dengan RLS ( rentabilitas, likuiditas dan
solvabilitas ) minimal bernilai 75 % sebagaimana tergambar dalam
table berikut :
Tabel 2.2 Penerapan Perhitungan Standar dan Bobot Komponen
Penilaian KUD Mandiri
No Komponen Standar Realisasi Nilai dg. Bobot
1 Rentabilitas ( R ) 10 % 9 % 9/10 x 40% = 36
2 Likuiditas ( L ) 125 % 115 % 115/125 x 30 % = 27,6
3 Solvabilitas ( S ) 110 % 100 % 100/110 x 30 % = 27,3
Jumlah 90,9
Sumber : Depkop, Ditjen Bina Lembaga Koperasi, diolah
Berikut diberikan contoh penerapan perhitungan standar dan
bobot Komponen Penilaian KUD Mandiri.
Tabel 2.3 Contoh A Pengukuran Rasio Keuangan dan Pembobotannya
No Komponen Standar Realisasi Nilai dg. Bobot
1 Rentabilitas ( R ) 10 % 8 % 8/10 x 40% = 32
2 Likuiditas ( L ) 125 % 80 % 80/125 x 30 % = 19,2
3 Solvabilitas ( S ) 110 % 80 % 80/110 x 30 % = 21,8
Jumlah 73
Sumber : Depkop, Ditjen Bina Lembaga Koperasi, diolah
Dalam ketentuan bahwa jumlah nilai rasio keuangan minimal
sebesar 75 %, maka pada contoh A diatas tidak memenuhi kriteria
KUD mandiri.
24 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
Tabel 2.4 Contoh B Pengukuran Rasio Keuangan dan Pembobotannya
No Komponen Standar Realisasi Nilai dg. Bobot
1 Rentabilitas ( R ) 10 % 9 % 9/10 x 40% = 36
2 Likuiditas ( L ) 125 % 85 % 85/125 x 30 % = 120,4
3 Solvabilitas ( S ) 110 % 90 % 90/110 x 30 % = 24,5
Jumlah 80,9
Sumber : Depkop, Ditjen Bina Lembaga Koperasi, diolah
Dalam ketentuan bahwa jumlah nilai rasio keuangan minimal
sebesar 75 %, maka pada contoh B diatas sudah memenuhi criteria
KUD mandiri.
Tabel 2.5 Contoh C Pengukuran Rasio keuangan dan Pembobotannya
No Komponen Standar Realisasi Nilai dg. Bobot
1 Rentabilitas ( R ) 10 % 12% 12/10 x 40% = 48
2 Likuiditas ( L ) 125 % 95 % 95/125 x 30 % = 22,8
3 Solvabilitas ( S ) 110 % 115 % 115/110 x 30 % = 31,4
Jumlah 102,12
Sumber : Depkop, Ditjen Bina Lembaga Koperasi, diolah
Dalam ketentuan bahwa jumlah nilai rasio keuangan minimal
sebesar 75 %, maka pada contoh C diatas tidak memenuhi criteria
KUD mandiri.
2.1.10 Upaya peningkatan Rasio Keuangan KUD Mandiri
1. Upaya Meningkatkan Rentabilitas
Rentabilitas merupakan perbandingan antara perolehan SHU
dengan jumlah modal sendiri pada tahun penilaian. Hal ini
menjelaskan bahwa setiap rupiah modal sendiri dapat menghasilkan
SHU sebesar rupiah tertentu untuk para anggota koperasi.
25 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
Bambang Riyanto (2010) mengemukakan bahwa ada beberapa
cara untuk meningkatkan rentabilitas, yaitu :
1. Menaikkan sales relatif lebih besar daripada kenaikan biaya
operasi.
2. Menurunkan biaya operasi relatif lebih besar daripada
berkurangnya sales.
3. Menambah modal usaha sampai tingkat tertentu diusahakan
tercapainya sales lebih besar daripada tambahnya operating assets.
4. Dengan mengurangi sales sampai tingkat tertentu diusahakan
penurunan atau pengurangan operating assets sebesar – besarnya.
2. Upaya Meningkatkan Likuiditas
Likuiditas merupakan perbandingan antara harta lancar dengan
hutang lancar. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya, sehingga setiap
rupiah aktiva lancar digunakan untuk menjamin hutang lancar sebesar
rupiah tertentu.
Ssuatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar
sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala
kewajibannya dikatakan likuid dan sebaliknya dikatakan illikuid.
Dengan demikian perusahaan harus memperhatikan apakah
setiap saat pada posisi likuid atau tidak.
Bambang Riyanto (2010) mengemukakan bahwa tingkat
likuiditas perusahaan dapat ditingkatkan dengan cara merubah aktiva
lancar dan hutang lancarnya:
26 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
1. Dengan hutang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah
aktiva lancar.
2. Dengan aktiva lancar, diusahakan untuk mengurangi jumlah
hutang lancar.
3. Dengan mengurangi jumlah hutang lancar bersama dengan
mengurangi aktiva lancar.
3. Upaya Meningkatkan Solvabilitas
Solvabilitas adalah perbandingan antara seluruh harta (yang
dimiliki KUD) dengan seluruh kewajiban KUD dengan pihak ketiga.
Solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi segala kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi,
sehingga setiap rupiah assets yang dimiliki perusahaan digunakan
untuk menjamin segala kewajiban sebesar rupiah tertentu. Perusahaan
yang solvabel adalah perusahaan yang mempunyai assets yang cukup
untuk membayar semua hutangnya, tetapi tidak berarti perusahaan
tersebut likuid.
Bambang Riyanto (2010) mengemukakan bahwa tingkat
solvabilitas perusahaan dapat ditingkatkan dengan cara:
1. Menambah assets tanpa menambah hutang atau menambah assets
relatif lebih besar dari pada tambahan hutang.
2. Mengurangi hutang tanpa mengurangi assets atau mengurangi
hutang relatif lebih besar daripada berkurangnya assets.
27 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan ladasan yang mengacu dari
jurnal atau penelitian yang telah diadakan oleh peneliti sebelumnya
yang berkaitan tetang penelitian yang akan diadakan. Suatu
kesimpulan dari penelitian terdahulu akan membantu penulis dalam
memecahkan masalah yang ada. Disini akan dikemukakan dua peneliti
terdahulu yang akan penulis gunakan sebagai landasan penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Yudi Setiawan,2017,
Pengukuran Kinerja Dalam Rangka Menilai Efisiensi dan Efektivitas
perusahaan Pada Perusahaan rokok Gudang Garam Kediri, Kertas
Karya Utama, Fakultas Ekonomi, Universitas Gajayana Malang,
memberikan hasil : 1) Assets investment ratio menunjukkan
perputaran persediaan yang semakin cepat sedangkan average
collection period mengalami fluktuasi, 2) perusahaan menggunakan
dana yang sebagian besar dibiayai oleh hutang dan 3) dengan hutang
tersebut diimbangi dengan kenaikan pada operating profit sehingga
beban bunga yang harus dibayar tidak menjadi hambatan dalam
kegiatan operasional.
Penelitian kedua dilakukan oleh Suntini, 2017, Analisa
Laporan Keuangan untuk menilai kinerja Koperasi pada
KUD ”Ngumpek Dalem” Bojonegoro, Skripsi, menyatakan
bahwa ”untuk menilai kinerja koperasi dapat dilakukan melalui
analisa laporan keuangan. Jadi analisa laporan keuangan dapat
dijadikan dasar dalam penilaian kinerja koperasi tersebut
menggunakan 3 analisa yaitu ratio likuiditas, ratio aktivitas, ratio
rentabilitas. Dengan menggunakan ketiga ratio keuangan tersebut
28 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
maka akan menunjukkan bahwa analisa laporan keuangan sangatlah
penting artinya karena hasil dari analisa laporan keuangan dapat
dijadikan dasr untuk menetukan efisiensi dan efektifitas tidaknya
kinerja koperasi. Variable independent yang dipakai yaitu laporan
keuangan dan variable independentnya adalah kinerja koperasi.
Penulis akan melanjutkan dan mengembangkan dari penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh kedua penulis tersebut. Namun dalam
hal ini penulis meneliti organisasi yang berbeda yakni pada KUD
Mandiri Setia Kawan Pasuruan. Pada penelitian kali ini sudut pandang
yang dipakai adalah penggunaan analisis ratio rentabilitas, likuiditas
dan solvabilitas yang dilihat dari sudut pandang manajemen.
29 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
2.3 Kerangka Konsep
Berdasarkan tinjauan teori yang diuraikan sebelumnya dapat
dibuat bagan kerangka konsep sebagai berikut :
+
Gambar 2.1 : Kerangka Konsep Penelitian
KUD MANDIRI
DIEVALUASI
ASPEK KEUANGAN :
- RENTABILITAS
- LIKUIDITAS
- SOLVABILITAS
HASILNYA ≤ 75 %
BERARTI TIDAK
MANDIRI
HASILNYA ≥ 75%
BERARTI MANDIRI
30 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian dan teori
dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang akan digunakan
adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian pada usaha
mengungkapkan masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana
adanya sehingga bersifat mengungkapkan fakta yang dinyatakan
dalam bentuk angka-angka kemudian digunakan untuk menarik
kesimpulan.
3.2 Obyek Penelitian
Obyek penelitian yang peneliti lakukan pada KUD Mandiri
Setia Kawan, Desa Wonosari, Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan.
3.3 Prosedur Pengambilan Data
Didalam suatu penelitian, salah satu hal yang sangat penting
untuk diperhatikan adalah data. Pengambilan data yang dilakukan
untuk menganalisa masalah menggunakan metode sebagai berikut:
1. Study Kepustakaan (Library Research)
Yaitu mempelajari buku-buku, literatur maupun karya ilmiah
berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk menunjang
keberhasilan penelitian dalam penyusunan skripsi ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu melakukan penelitian secara langsung dilapangan
untuk mengamati dan mempelajari secara mendalam
31 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
terutama yang berkaitan dengan masalah yang sesungguhnya.
Teknik pengumpulan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Dokumentasi
Tehnik pengumpulan data dengan mencatat data-data
yang ada pada perusahaan, yang sifatnya tertulis dan
telah didokumentasikan pada perusahaan yang
bersangkutan.
b. Wawancara
Tehnik pengumpulan data dengan melakukan wawancara
langsung dengan pimpinan atau orang yang diberi
wewenang oleh perusahaan.
c. Observasi
Tehnik pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan secara langsung ke tempat kerja atau
mencatat semua hal yang dapat dijadikan bahan
penulisan skripsi.
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Total harta / Total aktiva : semua bentuk dari penanaman modal
KUDyang dapat berupa harta kekayaan atau hak atas kekayaan
yang dimiliki oleh KUD.
2. Total hutang : adalah semua bentuk kewajiban yang harus
dipenuhi oleh KUD, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
32 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
3. Aktiva Lancar : adalah uang kas dan aktiva lainnya yang
diharapkan dapat ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau
dikonsumsi selama jangka waktu normal (1 tahun).
4. Hitung Lancar : adalah suatu kewajiban yang harus dibayar
kepada pihak lain dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun.
5. Kekayaan bersih : semua kekayaan yang dimiliki oleh KUD,
meliputi simpanan, donasi, cadangan dan SHU.
6. Sisa Hasil Usaha : selisih antara jumlah pendapatan dengan semua
biaya yang harus dikeluarkan.
3.5 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam laporan
keuangan KUD adalah sebagai berikut:
a. Analisa Ratio yaitu:
1. Rasio rentabilitas adalah perbandingan antara sisa hasil
usaha (SHU) yang diperoleh dengan jumlah modal
sendiri pada tahun penilaian.
SHU
Rasio rentabilitas = ------------------------------ x 100 %
Kekayaan bersih
33 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
2. Rasio likuiditas adalah perbandingan antara harta lancar
dengan hutang lancar.
Harta lancar
Rasio likuiditas = -------------------------- x 100 %
Hutang lancar
3. Rasio solvabilitas adalah perbandingan antara seluruh
harta (assets) yang dimiliki dengan seluruh kewajiban
KUD kepada pihak ketiga.
Total harta/ assets
Rasio solvabilitas = ---------------------------- x 100 %
Total hutang
b. Analisa Perhitungan Rasio KUD Mandiri
Selelah data diolah dengnan analisa rasio, selanjutnya hasil
perhitungannya dibandingkan dengan standar yang telah
ditatapkan oleh DEPKOP, yaitu jumlah ketiga angka rasio
minimal mencapai 75 %, dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 3.1 : Ketentuan Perhitungan Rasio Keuangan KUD Mandiri
No Komponen Standar Bobot Hasil Perhitungan
1 Rentabilitas ( R ) 10 % 40 % A % A % X 10 % X 40 %
= ?
2 Likuiditas ( L ) 125 % 30 % B % B % X 125% X 30 %
= ?
3 Solvabilitas ( S ) 110 % 30 % C % C % X 110% X 40 %
= ?
Jumlah 100 % Minimal = 75 %
Sumber : Depkop, Ditjen Bina Lembaga Koperasi
34 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :
1. Jika realisasi rasio keuangan koperasi jumlah nilainya setelah
diberi bobot lebih kecil dari standar yang ditetapkan ( 75 % ),
berarti KUD tersebut tidak berhak menyandang predikat KUD
mandiri.
2. Jika realisasi rasio keuangan koperasi jumlah nilainya setelah
diberi bobot lebih besar dari standar yang ditetapkan ( 75 % ),
berarti KUD tersebut berhak menyandang predikat KUD mandiri.
35 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Penyajian Data
4.1.1. Gambaran Umum KUD Setia Kawan
Koperasi Unit Desa ( KUD ) Setia Kawan terletak di Desa
Wonosari Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan. Dalam kegiatan
operasionalnya koperasi ini mencakup 10 desa, dengan jumlah
anggota 6.028 orang. KUD ini berdiri pada tanggal 9 Februari 1981
dan status badan hukumnya diperoleh pada tanggal 12 April 1981
dengan nomor 4887/BH/II/1981.
Untuk mempermudah pelayanan pada anggota dan masyarakat
secara umum, KUD Setia Kawan melaksanakan beberapa unit usaha,
antara lain : Unit usaha pengadaan pangan, Unit usaha penyaluran
pupuk, Unit usaha KUT, Unit usaha penyaluran gula pasir, Unit usaha
rekening listrik, Unit usaha waserda dan Unit usaha penggilingan
padi (RMU).
4.1.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka yang menunjukkan
hubungan yang jelas antara bidang tugas, wewenang dan tanggung
jawab, serta hubungan kerja dalam organisasi. Struktur organisasi
akan tampak lebih jelas apabila dituangkan dalam bagan organisasi.
Sehingga akan dapat memberikan pengertian yang lebih mudah
mengenai organisasi tersebut. Dengan demikian, akan terlihat jelas
36 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
masing-masing fungsi dan tanggung jawab dari setiap bagian yang ada
dalam organisasi tersebut.
KUD Setia Kawan Pasuruan mempunyai struktur organisasi
sebagai berikut:
RAPAT ANGGOTA
PENGURUS BP
MANAJER
WASERDA
Kepala Bagian
Sub Bag
Keuangan
Sub Bag
Akuntasi
Sub Bag
Umum
Pengadaan
Pangan
Penyaluran
Pupuk KUT Penyaluran
gula pasir
Pelayanan
Rek. Listrik RMU
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KUD Setia Kawan
Adapun tugas dan tanggung jawab masing – masing bagian
adalah sebagai berikut :
1. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
tata kehidupan koperasi. Berdasarkan UU No. 25 tahun 1992 pasal
23, bahwa rapat anggota menetapkan :
- Anggaran dasar
- Kebijakan umum dibidang organisasi manajemen dan usaha
koperasi.
37 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
- Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan
pengawas.
- Rencana kerja anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta
pengesahan laporan keuangan.
- Pengesahan petanggungjawaban pengurus dan pelaksanaan
tugasnya.
- Pembagian sisa hasil usaha.
- Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran
koperasi.
2. Pengurus
Pengurus merupakan orang – orang yang telah diberi kepercayaan
oleh anggota untuk menjalankan koperasi atas nama dan untuk
kepentingan anggota. Dengan demikian pengurus memegang
mandat dari anggota untuk melakukan pekerjaannya secara
terbuka sesuai dengan keputusan rapat anggota.
Tugas pengurus adalah sebagai berikut :
- Memimpin organisasi dan usaha koperasi.
- Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama
koperasi serta mewakili koperasi di hadapan dan di luar
pengadilan.
- Menyusun pembagian kerja dan tugas diantara pengurus.
Kewajiban Pengurus adalah sebagai berikut :
- Mencatat dengan segera dalam buku daftar anggota tentang
masuk dan keluarnya anggota.
38 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
- Mencatat tentang mulai dan berhentinya masa jabatan anggota
pengurus dan pengawas dalam buku daftar pengurus dan daftar
pengawas.
- Menyususn rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan
belanja koperasi tahunan/ bulanan.
- Menyelenggarakan rapat anggota.
- Memberikan pelayanan yang baik kepada setiap anggota dan
memelihara kerukunan diantara anggota.
- Mengadakan pembukuan dan administrasi menurut ketentuan
yang berlaku.
- Melaporkan kepada rapat anggota tentang segala sesuatu yang
menyangkut tata kehidupan koperasi dan segala laporan
pemeriksaan oleh pengawas atas tata kehidupan koperasi.
- Memberikan laporan kepada pemerintah dalam hal ini pejabat
DEPKOP dan pembinaan usaha kecil tentang keadaan serta
perkembangan organisasi dan usaha – usahanya sekurang –
kurangnya dua kali setahun.
- Memberikan bantuan pengarahan dan mengawasi kegiatan
manajer dan karyawannya serta tidak melibatkan diri dalam
teknis pelaksanaan kegiatan usaha yang telah dikuasakan oleh
manajer.
- Mengupayakan untuk memanfaatkan jasa dari koperasi, jasa
audit / kantor akuntan public (dalam hal pengawasan koperasi).
Tugas dari pengurus masih dibagi lagi menurut jabatan yang
dipegangnya.
39 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
Tugas dari masing – masing adalah :
a. Ketua
- Memimpin dan mengawasi pelaksanaan tugas anggota
pengurus dibidang organisasi, serta mengawasi manajer
dan karyawan di bidang usaha.
- Memberikan laporan pertanggung jawaban pelaksanaan
tugasnya kepada rapat anggota.
- Memimpin rapat anggota dan rapat pengurus.
- Menandatangani surat-surat keluar.
- Menandatangani surat-surat berharga bersama sekretaris
dan bendahara
- Menandatangani buku daftar anggota.
b. Sekretaris
- Memelihara buku-buku administrasi
- Bertanggung jawab dalam administrasi tata usaha koperasi
- Menyelenggarakan notulen rapat-rapat
- Menyusun laporan organisasi
- Mengawasi kegiatan karyawan didalam kantor
c. Bendahara
- Mengurus soal-soal keuangan didalam koperasi
- Mengawasi keuangan agar pengeluarannya tidak melampui
anggaran yang telah ditetapkan.
- Penanggung jawab keuangan koperasi
- Menandatangani surat-surat berharga dengan ketua
(perjanjian hutang piutang, akat kredit dan lain-lain)
40 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
3. Pengawas (Badan Pemeriksa)
Pengawas pada KUD dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat
anggota. Badan pengawas memeriksa dan meneliti kebenaran
buku-buku catatan yang berhubungan dengan kegiatan koperasi
dan organisasi secara periodik. Badan pengawas yang
menjalankan tugasnya mendapat imbalan jasa sesuai dengan
kemampuan koperasi serta menerima bagian kesejahteraan
pengurus serta pendapatan lain yang sah yang berlaku pada
koperasi.
Tugas pengawas adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan
dan pengelolaan koperasi.
b. Pelaksaan pengawasan dilakukan sekurang-kurangnya 3 bulan
sekali melalui pemeriksaan.
c. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya kepada
anggota melalui pengurus.
Wewenang pengawas :
a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi.
b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
Kewajiban pengawasan :
a. bertanggung jawab atas kejadian yang ada pada waktu setelah
diadakan pemeriksaan yang diketahui kemudian setelah
pemeriksaan.
b. Memebuat laporan secara tertulis mengenai hasil
pemeriksaannya kepada rapat anggota melalui pengurus, dan
harus merahasiakannya terhadap pihak ketiga.
41 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
c. Salinan laporan pemeriksaan oleh badan pengawas dikirim ke
pejabat.
d. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibanya badan pemeriksa
dapat meminta bantuan kepada akuntan, pembiayaan untuk itu
dibebankan kepada koperasi.
4. Manager
Manager adalah orang yang diangkat oleh pengurus sebagai
pelaksana program-program kebijaksanaan yang telah ditentukan
sebelumnya oleh pengurus sehingga tujuan koperasi dapat
tercapai sesuai dengan rencana.
Tugas dari manager adalah sebagai berikut :
a. Mengkoordinir penyusunan rencana kerja dan anggaran
masing-masing bagian yang berada dibawah tanggung
jawabnya.
b. Mengikuti rapat pembahasan rencana kerja dan rencana
anggaran koperasi keseluruhan dengan pengurus.
c. Menyusun perencanaan yang tepat bila ada rencana
pembukuan usaha-usaha baru.
d. Melaksanakan tugas-tugas bidang usaha sesuai dengan rencana
kerja dan rencana anggaran yang disetujui rapat anggota serta
pengarahan dan penggarisan yang diberikan oleh pengurus.
e. Memimpin dan mengkoordinir para karyawan dalam
pelaksanaan tugas-tugas usaha.
f. Melaksanakan tugas-tugas pengurus yang dipercayakan
kepadanya.
Kewajiban manajer adalah sebagai berikut :
42 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
a. Memperhatikan setiap ketentuan atau peraturan pemerintah
yang berhubungan dengan kepegawaian serta membuat
laporan secaraa periodik tentang hal-hal yang berhubungan
dengan kepegawaian.
b. Mengadakan pertemuan secara berkala diantara para
karyawan beserta. kepala-kepala bagian atau unit bersama
pengurus. Membuat laporan secara tertulis kepada pengurus-
pengurus sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali.
5. Pegawai
Pegawai di KUD Setia Kawan adalah orang-orang yang diangkat
oleh pengurus. Tugas dari pegawai adalah membantu kelancaran
pelaksanaan usaha setiap hari.
4.1.3 Deskrpsi Variabel
Sebuah laporan keuangan dapat memberikan informasi tentang
kinerja keuangan perusahaan, yang dapat dipergunakan sebagai alat
untuk menilai kinerja perusahaan.
Dibawah ini akan diuraikan informasi laporan keuangan KUD
Setia Kawan Pasuruan tahun 2017.
43 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
Tabel 4.1.
KUD Setia Kawan
Laporan Hasil Usaha
Untuk Tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2017 (rupiah)
Sumber : Laporan Keuangan KUD Setia Kawan
Keterangan Jumlah
Penjualan dan Pendapatan
- Penjualan
- Pendapatan jasa dan bunga
Total
Harga pokok penjualan
Hasil Usaha Kotor
Beban Usaha
- Beban organisasi
- Beban manajemen
- Peny. cad. pemupukan modal
Total
SHU sebelum pos lain – lain
Pos lain –lain
- SHU 01-11-2017
Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan
93.305.705
55.380.102
______________
148.685.807
89.653.553
______________
59.032.254
6.658.872
18.203.501
25.000.000
_____________
49.862.173
______________
9.170.081
4.394.031
_____________
13.564.112
44 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
4.2 Analisa Data dan Interprestasi hasil Penelitian
Untuk mempermudah analisa, berikut disampaikan ringkasan
data keuangan yang mendukung perhitungan rasio keuangan RLS.
Tabel 4.3 Informasi data keuangan rasio RLS KUD Setia Kawan
No. Keterangan Jumlah ( Rp )
1 Sisa Hasil Usaha 13.564.112
2 Kekayaan bersih/modal sendiri 3.164.202.014
3 Aktiva lancar 1.111.225.954
4 Total aktiva 3.354.123.453
5 Kewajiban/hutang lancar 13.292.458
6 Kewajiban/hutang jangka
panjang
176.628.980
7 Total hutang 189.921.438
Sumber : KUD Setia Kawan Pasuruan
Dari data keuangnan KUD yang ada dapat dilakukan analisa
rasio untuk menilai apakah KUD Mandiri Setia Kawan di Desa
Wonosari Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan masih berhak
menyandang predikat KUD Mandiri atau tidak. Rasio keuangan
tersebut adalah rasio rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas dengan
perhitungan sebagai berikut :
SHU
Rasio rentabilitas = ------------------------------ x 100 %
Kekayaan bersih
45 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
13.564.112
= ---------------------------- x 100 %
3.164.202.014
= 0,42 %
Harta lancar
Rasio likuiditas = -------------------------- x 100 %
Hutang lancar
1.111.225.954
= ------------------------- x 100 %
13.292.458
= 83.6 %
Total aktiva
Rasio solvabilitas = ---------------------------- x 100 %
Total hutang
3.354.123.452
= ---------------------------- x 100 %
189.921.438
= 1.766 %
Setelah data diolah dengan analisa rasio, selanjutnya hasil
perhitungannya dibandingkan dengan standar yang telah ditatapkan
oleh DEPKOP, yaitu jumlah ketiga angka rasio minimal mencapai
75 %, dengan ketentuan sebagai berikut :
46 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
Tabel 4.4 : Ketentuan Perhitungan Rasio Keuangan KUD Mandiri
No Komponen Standar Bobot Hasil Perhitungan
1 Rentabilitas ( R ) 10 % 40 % A % A % X 10 % X 40 %
= ?
2 Likuiditas ( L ) 125 % 30 % B % B % X 125% X 30 %
= ?
3 Solvabilitas ( S ) 110 % 30 % C % C % X 110% X 40 %
= ?
Jumlah 100 % Minimal = 75 %
Sumber : Depkop, Ditjen Bina Lembaga Koperasi
Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :
1. Jika realisasi rasio keuangan koperasi jumlah nilainya setelah
diberi bobot lebih kecil dari standar yang ditetapkan ( 75 % ),
berarti KUD tersebut tidak berhak menyandang predikat KUD
mandiri.
2. Jika realisasi rasio keuangan koperasi jumlah nilainya setelah
diberi bobot lebih besar dari standar yang ditetapkan ( 75 % ),
berarti KUD tersebut berhak menyandang predikat KUD mandiri.
Hasil perhitungan angka rasio dengan pembobotan disajikan
pada tabel berikut :
Tabel 4.5 Data RLS KUD Setia Kawan
No Komponen Standar Realisasi Nilai dg. Bobot
1 Rentabilitas ( R ) 10 % 0,42% 0,42/10 x 40% = 1,68%
2 Likuiditas ( L ) 125 % 8.360 % 8.360/125 x 30 % = 2.006%
3 Solvabilitas ( S ) 110 % 1.766 % 1.766/110 x 30 % = 482%
Jumlah 2.489,68 %
Sumber : KUD Setia Kawan, diolah
47 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
Dari tabel diatas nampak bahwa hasil perhitungan rasio
rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas menunjukkan hasil jauh diatas
yang ditentukan, yaitu 2.489,68 %. Sedangkan yang ditentukan
Depkop sebesar 75 %. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa KUD
Mandiri Setia Kawan Pasuruan masih berhak menyandang predikat
sebagai KUD Mandiri.
Sungguhpun demikian, apabila perhitungan tersebut tidak
diberi pembobotan, maka KUD Setia Kawan mempunyai kinerja
keuangan yang memprihatinkan, ditinjau dari rasio rentabilitas,
likuiditas dan solvabilitas. Hal ini ditandai dengan rasio likuiditas
yang sangat berlebihan (over liquid), demikian juga rasio solvabilitas
(over solvable). Dengan keadaan ini maka berakibat jelek terhadap
pencapaian rasio rentabilitas, yaitu hasilnya jauh dibawah tingkat
bungan deposito yang berlaku saat ini.
Dengan memperhatikan neraca yang disajikan, kelebihan
likuiditas dan solvabilitas, yang mengakibatkan rendahnya rentabilitas
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
1. Kelebihan investasi dalam piutang usaha.
2. Kelebihan investasi dalam aktiva tetap
3. Kelebihan dalam penyertaan.
4. Kelebihan kas dan bank.
Berkaitan dengan hal itu, maka pihak pengurus koperasi harus
segera mengambil langkah – langkah sebagai berikut :
1. Melakukan penagihan secara aktif dan bila perlu diberi cash
discount bagi anggota yang membayar sebelum jatuh tempo dan
dikenakan denda yang yang membayar lewat dari jatuh tempo.
48 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
2. Menjual sebagian aktiva tetap yang berlebihan dan tidak produktif,
sehingga SHU dapat meningkat. SHU meningkat dikarenakan
pendapatan bertambah dari hasil penjualan aktiva tetap dan beban
penyusutan berkuranga.
3. Menarik sebagian penyertaan utnuk dialihkan ke penyertaan lain
yang memberikan pengembalia yang relatif tinggi.
4. Kas dan bank yang idle, sebaiknya diinvestasikan dalam surat
berharga yang produktif, marketabel dan returnnya relatif tinggi,
aman dan likuid. Selain itu bila perlu SHU dibagikan kepada
anggota berupa uang tunai, sehingga kesejahteraan anggota
meningkat.
Teknik pengumpulan piutang dilakukan oleh KUD bilamana
langganan atau pembeli belum membayar sampai batas waktu yang
telah ditentukan, dengan cara :
1. Melalui surat. Bilamana waktu pembayaran hutang dari pelanggan
sudah lewat beberapa hari tetapi belum juga dilakukan
pembayaran, maka KUD dapat mengirimkan surat teguran. Surat
teguran tersebut bernada mengingatkan bahwa hutang pelanggan
sudah jatuh tempo. Apabila hutang tersebut belum juga dibayar
setelah beberapa hari, maka dapat dikirimkan surat kedua yang
nadanya lebih keras.
2. Melalui telfon. Apabila setelah dikirimkan surat teguran ternyata
hutang – hutang tersebut belum juga dibayar, maka bagian kredit
dapat menelepon pelanggan dan secara pribadi memintanya untuk
segera melakukan pembayaran. Kalau hasil dari pembicaraan
tersebut ternyata pelanggan mengemukakan alasan yang masuk
49 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
akal, maka mungkin pengurus KUD dapat memberikan toleransi
sampai jangka waktu tertentu.
3. Kunjungan personal. Teknik pengumpulan piutang dengan jalan
melakukan kunjungan secara personal atau pribadi ke tempat
pelanggan seringkali dilakukan karena dinilai sanggat efektif
dalam usaha pengumpulan piutang.
4. Tindakan yuridis. Bilamana ternyata pelanggan tidak mau
membayar hutang – hutangnya, maka perusahaan dapat
menggunakan tindakan hukum dengan mengajukan gugatan
perdata melalui pengadilan.
4.3. Interpretasi Hasil Penelitian
Sebagai salah satu pelaku ekonomi, KUD Setia Kawan
Pasuruan merupakan koperasi yang sudah berpredikat mandiri dari
beberapa tahun yang lalu. Dalam pengelolaan manajemen, ternyata
KUD Setia Kawan sampai tahun 2017 masih tetap bisa
mempertahankan statusnya, yaitu KUD mandiri. Hal ini terlihat dari
angka rasio rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas yang melebihi dari
standar yang ditetapkan oleh Depkop, yatu 75 %. Nilai tersebut tidak
otomatis menunjukkan kinerja keuangan yang baik, karena bila
ditinjau dari rasio rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas tanpa diberi
pembobotan, maka KUD Setia Kawan berrada pada kondisi yang
memprihatinkan, karena :
- Rasio rentabilitasnya 0,42 % pertahun.
- Rasio likuiditasnya 8.360 %
- Rasio solvabilitasnya 1.766 %
50 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
Hal ini menunjukkan bahwa angka rasio rentabilitasnya dibawah
tingkat suku bunga deposito, berarti kemampuan KUD dalam
menghasilkan laba (sisa hasil usaha) dibandingkan dengan kekayaan
bersih (modal sendiri) sangat kecil. Rasio likuiditasnya menujuukkan
indikasi yang berlebihan (over likuid), yaitu kemampuan KUD untuk
membayar kewajiban jangka pendeknya lebih dari 8 kali lipat
dibandingkan dengan hutang lancarnya. Hal ini menunjukkan dana
yang tertanam dalan aktiva lancar sangat tinggi jumlahnya, sehingga
KUD kurang bisa memanfaatkan adanya peluang lain yang mungkin
bisa mendatangkan laba. Rasio solvabilitasnya juga berlebihan, yaitu
jauh diatas kewajaran. Karena rasio solvabilitas menggambarkan
kemampuan KUD dalam membayar semua kewajiban jangka pendek
dan jangka panjang, maka jika angka rasionya menunjukkan 1.766
berarti kemampuan KUD dalam membayar tatal kewajiban adalah
1.766 kali. Hal ini menunjukkan adanya kelebihan investasi pada total
harta (total asset), baik yang bersifat lancar ataupun tetap.
Berdasarkan hal diatas, sangatlah perlu bagi KUD Setia
Kawan untuk segera memperbaiki kondisi keuangannya agar berada
pada kondisi yang sehat, artinya tetap dapat mempertahankan status
mandiri dan juga bisa memaksimalkan rasio rentabilitas, likuiditas dan
solvabilitas dalam keadaan wajar.
51 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun dari hasil analisis pada bab sebelumnya dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Ditinjau dari rasio rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas yang
telah diberi pembobotan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan
Depkop, maka KUD Mandiri Setia Kawan Pasuruan masih berhak
menyandang predikat sebagai KUD mandiri. Nilai rasio RLS
mencapai 2.489,7 %, jauh diatas ketentuan yang ditetapkan yaitu
75 %.
2. Nilai tersebut tidak otomatis menunjukkan kinerja keuangan yang
baik, karena bila ditinjau dari rasio rentabilitas, likuiditas dan
solvabilitas tanpa diberi pembobotan, maka KUD Setia Kawan
berada pada kondisi yang memprihatinkan, karena :
- Rasio rentabilitasnya 0,42 % pertahun.
- Rasio likuiditasnya 8.360 %
- Rasio solvabilitasnya 1.766 %
3. Keadaan kinerja keuangan yang kurang baik tersebut ditandai oleh
rasio rentabilitasnya dibawah tingkat suku bunga deposito, rasio
likuiditasnya berlebihan (over likuid) dan rasio solvabilitasnya
juga berlebihan.
53
52 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
5.2 Saran
Dalam bagian ini penulis mencoba mengemukakan beberapa
saran yang berguna bagi KUD.
1. Mengingat kondisi perekonomian Indonesia sudah sangat jauh
berbeda dibanding tahun 2009 (pada waktu perumusan standar
rasio rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas bagi kemandirian
KUD mandiri, maka seyogyanya Depkop meninjau kembali
perhitungan standar tesebut agar lebih realistis.
2. Penilaian kemandirian KUD sebaiknya dilakukan secara kontinyu,
bukan hanya pada saat pengajuan menjadi calon KUD mandiri
saja.
3. Agar kinerja keuangan KUD Setia Kawan Trengaalek meningkat,
maka sebaiknya ada beberapa perbaikan yang dilakukan,
misalnya :
- Mengefektifkan penagihan piutang.
- Menjual aktiva tetap yang tidak produktif lagi.
53 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Panji & Ninik Widiyanti, 2009, Dinamika Koperasi, Rineka
Cipta, Jakarta.
Anoraga, Panji, 2009, BUMN, Swasta dan Koperasi : Tiga Pelaku
Ekonomi, Pustaka Jaya, Jakarta.
Baridwan Zaki, 2009, Intermediate Accounting, Edisi ketujuh,
Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Djarwanto PS, 2009, Pokok Analisa Laporan Keuangan, Edisi
Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Ditjen Bina Lembaga Koperasi, 2009, petunjuk Sistem Penilaian KUD
Mandiri, Departemen Koperasi, Jakarta.
Ikatan akuntansi Indonesia, 2010, Standar Akuntansi Keuangan,
Salemba Empat, Cetakan Pertama, STIE YKPN, Yogyakarta.
Kartasapoetra, 2009. Praktek Pengelolaan koperasi, rineka Cipta,
Jakarta.
Mardiasmo, 2009, Akuntansi Keuangan Dasar I, BPFE, Yogyakarta.
54 | A n a l i s i s R a s i o R e n t a b i l i t a s , L i k u i d i t a s d a n S o l v a b i l i t a s
Munawir, S, 2010, Analisa laporan Keuangan, Edisi ke – 4, liberty,
Yogyakarta.
Prastowo, Dwi, 2009, Analisa Laporan Keuangan, Edisi kedua,
Yogyakarta.
Riyanto, bambang, 2017, Dasar – Dasar pembelanjaan, Edisi 6, BPFE,
Yogyakarta.
Soediyono, R, MBA, 2009, Analisa Laporan Keuangan, Edisi kesatu,
Cetakan pertama, Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Setiawan, Yudi, 2017, Pengukuran Kinerja Manajemen Dalam
Rangka Menilai Efisiensi dan Efektivitas Perusahaan pada
Perusahaan Rokok Gudang Garam Kediri, Kertas karya Utama,
Fakultas ekonomi, Universitas Gajayana Malang.
Suntini, 2017, Analisa Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja
Koperasi Pada KUD Ngumpak Dalem Bojonegoro, Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Malang.