yield sbn10 hongkong i never learn anything talking hsi ... · global terhadap penurunan aktivitas...
TRANSCRIPT
“I never learn anything talking. I only learn things when I ask questions.” – Lou Leo Holtz
EdisiXXV/VII/2018
Rilis Mingguan (9 – 13 Juli 2018)
07/09 IndonesiaConsumer Confidence Index
(Jun)128.1 125.1
07/12 US CPI YoY (Jun) 2.9% 2.8%
07/09 China Foreign Reserves (Jun) $3112.13b $3110.62b
07/10 CPI YoY (Jun) 1.9% 1.8%
07/12Foreign Direct Investment
YoY CNY (Jun)0.3% 7.6%
07/13 Trade Balance (Jun) $41.61b $24.23b
07/12 EUIndustrial Production WDA
YoY (May)2.4% 1.7%
07/09 JapanBoP Current Account
Balance (May)¥1938.3b ¥1845.1b
07/13Industrial Production YoY
(May F)4.2% 4.2%
Capacity Utilization MoM
(May)-2.1% 1.8%
07/12 India CPI YoY (Jun) 5.00% 4.87%
Industrial Production YoY
(May)3.2% 4.8%
07/13 Trade Balance (Jun) -$16600.0m -$14618.4m
9-Jul-18 13-Jul-18 WTD YTD 9-Jul-18 13-Jul-18 WTD YTD
IDRUSD 14330 14378 0.33% 6.07% BRENTUSD/BAREL 78.07 75.33 -3.51% 24.68%
YENUSD 110.85 112.38 1.38% -0.28% TEMBAGAUSD/LB 283.90 277 -2.43% 10.56%
EUROUSD 0.85 0.86 0.56% 2.74% BATU BARAUSD/MT 116.10 117.70 1.38% 16.77%
YUANUSD 6.62 6.69 1.14% 2.84% EMASUSD/OZ 1257.68 1244.32 -1.06% -4.49%
POUNDUSD 0.75 0.76 0.21% 2.11% GAS ALAMUSD/MMBTu 2.83 2.75 -2.69% -99.98%
9-Jul-18 13-Jul-18 WTD YTD 9-Jul-18 13-Jul-18 WTD YTD
INDONESIAIHSG 5807.38 5944.07 2.35% -6.48% CPOMYR/MT 2200 2140 -2.73% -12.44%
JEPANGNIKKEI 22052.18 22597.35 2.47% -0.74% KAKAOUSD/MT 2443 2517 3.03% 33.03%
SINGAPURASTI 3228.82 3260.35 0.98% -4.19% GULAUSD/LB 339.30 339.10 -0.06% -14.09%
ASDOW JONES 24776.59 25019.41 0.98% 1.21% GANDUMUSD/BAREL 507.75 482 -5.17% 12.76%
HONGKONGHSI 28688.50 28525.44 -0.57% -4.66% KEDELAIUSD/BUSHEL 851.75 814 -4.43% -14.47%
9-Jul-18 13-Jul-18 WTD YTD
YIELD SBN10% 7.45 7.49 0.59% 18.58%
PUAB RATE% 7.11 7.15 0.61% 22.85%
OVERNIGHT% 4.91 4.98 1.39% 27.62%
FA SAHAMJUTA USD -33.92 32.05 194.48% 28.94%
FA SBNJUTA USD 10.50 8.37 -20.29% -77.70%
PASAR VALAS PASAR KOMODITAS MINERAL
PASAR SAHAM PASAR KOMODITAS PERTANIAN
PASAR UANG
Aliran Dana Asing
YTD (Juta USD)Bond Saham
Periode
(Bond/Saham)
Indonesia -220.6 -3,615 Per 12 Juli / 13 Juli ’18
Malaysia -3,411.5 -2,013.6 Per 30 Juni / 13 Juli ’18
Thailand 3303.7 -6,128.5 Per 13 Juli ’18
Vietnam 1,501.9 Per 13 Juli ’18
Filipina 2,547.6 -1,279.2 Per 31 Mei / 13 Juli ’18
China 33,200.5 11,663.2 Per 31 Mar ‘18
India -6,336.4 -799.9 Per 13 Juli ‘18
US 192,739 -8,504 Per 31 Mei ‘18
Ket: Aliran Dana Masuk/Aliran Dana Keluar-14.39
-13.55
-12.28
-6.48
-6.28
-6.35
-4.17
-4.19
4.64
China SHCOMP
Philippines PSEi Index
Vietnam Hanoi Index
Indonesia JCI
Thailand SET Index
Korea Stock KOSPI Index
FTSE Malaysia KLCI Index
Singapore STI Index
India NSE Nifty 50 Index
PERINGKAT SAHAM ASIA (%) YTD – s.d 13 JULI 2018
-7.29
-7.42
-6.07
-2.84
-2.27
-1.54
-0.11
0.28
Indian Rupee
Philippine Peso
Indonesian Rupiah
Chinese Renminbi
Thai Bath
Vietnam Dong
Malaysian Ringgit
Japanese Yen
PERINGKAT NILAI TUKAR ASIA (%) YTD – s.d 13 JULI 2018
Ket: (-) Depresiasi(+) Apresiasi
Ket: (+) Depresiasi, (-) Apresiasi
Perubahan pada harga komoditas sejalan dengan
perubahan yang terjadi pada supply dan demand
internasional. Gejolak krisis keuangan telah berdampak
meluas pada perlambatan aktivitas ekonomi dunia baik di
negara maju maupun di negara - negara berkembang.
Ketika harga komoditas dunia mengalami tekanan cukup
dalam akibat krisis di Amerika Serikat (AS), efek yang
dihasilkan menjalar ke berbagai negara emerging market
melalui jalur perdagangan dimana selama ini merupakan
mitra dagang AS dan negara – negara Eropa lainnya.
Pelemahan permintaan dunia telah memberikan tekanan
global terhadap penurunan aktivitas perdagangan
terutama negara berbasis ekspor komoditas. Akibatnya,
pasokan berlimpah (over-supply) menjadi pemicu
penurunan tajam harga komoditas dunia, peak-to-trough,
setelah puncak kenaikan di pertengahan 2008. Anjloknya
harga komoditas ini terutama didominasi oleh ekspektasi
permintaan dan harga pada komoditas pangan dan energi
yang terus menurun.
Sebagai salah satu negara eksportir berbasis komoditas,
tentunya situasi perubahan harga mempengaruhi
perekonomian Indonesia. Cashin dan McDermott (2002)
menyatakan bahwa negara – negara yang memiliki
ketergantungan tinggi terhadap sektor primer rentan
terhadap shock eksternal yang bersumber dari boom –
bust harga komoditas internasional. Pada saat harga
komoditas mengalami peningkatan, Indonesia menikmati
windfall profit baik melalui peningkatan PDB dan
penerimaan APBN. Hal ini kemudian berdampak positif di
sektor keuangan berupa peningkatan permintaan
(demand) untuk kredit, peningkatan simpanan masyarakat
serta capital inflow di pasar keuangan baik karena
peningkatan kinerja korporasi maupun sentimen positif.
Studi Henstridge et al (2013) menemukan bahwa kenaikan
harga minyak periode 2002 – 2011 meningkatkan
pendapatan APBN sebesar Rp 89 triliun yang dinikmati
pemerintah pusat dan daerah. Hal sebaliknya terjadi pada
saat harga komoditas menurun di mana perekonomian
Indonesia turut menurun baik secara nasional maupun
daerah. Sehingga hal tersebut pada gilirannya berdampak
pada melambatnya kinerja keuangan korporasi.
Kerentanan suatu korporasi terhadap risiko dapat dilihat
dari indikator kinerjanya, antara lain: produktivitas,
profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, dan repayment
capacity. Secara mikro, penurunan permintaan pada
beberapa produk komoditas ekspor mengancam
penurunan penggunaan kapasitas dan mendorong dunia
usaha melakukan efisiensi yang salah satunya dilakukan
melalui pengurangan jumlah jam kerja atau bahkan
pemutusan hubungan kerja. Implikasi selanjutnya adalah
terganggunya daya beli dan tingkat kesejahteraan
masyarakat, sehingga dapat menekan pertumbuhan
ekonomi domestik. Penurunan kinerja korporasi dan
rumah tangga menimbulkan efek rambatan terhadap
intermediasi keuangan dan kinerja pasar keuangan.
Sektor komoditas merupakan sektor yang menarik untuk dilakukan pendalaman dari sisi risiko.
Meski belum banyak dieksplorasi seperti risiko nilai tukar dan risiko suku bunga, namun tidak bisa
dipungkiri bahwa pergerakan harga komoditas global sangat mewarnai perkembangan ekonomitermasuk kinerja korporasi pasca krisis 2008.
30
50
70
90
110
130
150
Jan-10 Jan-12 Jan-14 Jan-16 Jan-18
US$, 2010=100
Energy
Agriculture
Metals
Sumber: World Bank CMO, 2018
Harga Komoditas Pertanian, Metal, dan Energi
Potens i Ris iko Sistemik Gejolak HargaKomoditas DuniaMelalui Kinerja Keuangan Korporasi
Studi empiris menemukan bahwa masalah di sektor
korporasi dapat berakibat terhadap perlambatan ekonomi
sehingga menyebabkan kerugian bagi sektor finansial
melalui eksposur kredit/ pembiayaan oleh perbankan
serta pengeluaran investasi, sedangkan secara langsung
juga berdampak pada sektor rumah tangga melalui
perubahan tingkat kesempatan kerja dan pendapatan,
misalnya.
Penurunan harga komoditas berdampak ke semua sektor
perekonomian (korporasi, rumah tangga, pemerintah, dan
perbankan) melewati berbagai jalur transmisi, seperti:
fiskal, moneter, nilai tukar, dan pinjaman bank. Jalur
pertama dari penurunan harga adalah makroekonomi,
tidak hanya mempengaruhi secara nilai aktual tetapi juga
nilai potensial output. Pengaruh terhadap makroekonomi
ditunjukan dengan adanya penurunan ekspor, investasi
dan output yang secara langsung mempengaruhi sektor
korporasi dan rumah tangga seperti yang ditunjukan
dalam Christensen (2016). Dampak penurunan harga
komoditas ini juga kemudian mengurangi aliran modal
masuk bagi investasi dan dikhawatirkan dapat
meningkatkan premi risiko pinjaman eksternal sovereign.
Jika terjadi penurunan repayment capacity korporasi
berdampak pada peningkatan risiko kredit institusi
keuangan yang menjadi kreditur. Kinerja korporasi yang
melemah berdampak kepada permintaan kredit dan DPK
sehingga menyebabkan intermediasi perbankan tumbuh
melambat. Peningkatan risiko kredit serta menurunnya
efisiensi perbankan pada akhirnya dapat berpotensi
berdampak bagi stabilitas sistem keuangan (SSK).
Daftar PustakaBaffes J, Bruce G. 2003. “The transmission of world commodity prices todomestic markets under policy reforms in developing countries”. Journal ofEconomic Policy Return 6(3) : 159-180.
Bartram, Söhnke M. 2005. “The Impact of Commodity Price Risk on FirmValue - An Empirical Analysis of Corporate Commodity Price Exposures”.Multinational Finance Journal, vol. 9, no. 3/4, pp. 161–187
Cashin, Paul, Christopher McDermott, Alasdair Scott. 2002. “Booms andslumps in world commodity prices”. Journal of Development Economics, Vol.69, issue 1, 27 – 296.
Christensen, Benedicte Vibe. 2016. “Challenges of low commodity prices forAfrica. Monetary and Economic Department”. Bank for InternationalSettlement.
Henstridge, M., De, S. dan Jakobsen, M. 2013. “Growth in Indonesia: Is itsustainable? Drivers of Recent Economic Growth”. Oxford PolicyManagement.
World Bank Group. April 2018. Commodity Markets Outlook.http://pubdocs.worldbank.org/en/271041524326092667/CMO-April-2018-Full-Report.pdf
Sektor Pemerintah Penerimaan
Neraca Fiskal
Sektor Rumah Tangga Kesempatan Kerja Penghasilan
Impor
PMA
Impor
1 Asumsi bahwa pemerintah mengurangi pengeluaran dalam menanggapi turunnya pendapatan
Harga Komoditas (Rp)
Tunggakan pembayaran
Pendapatan
Pengeluaran
Nilai Tukar: fleksibel Tetap: tidak ada perubahan
Sektor Perusahaan Keuntungan Produksi Komoditi Produksi Pendukung
Investasi pada komoditas
Sektor Perbankan Kredit bermasalah (NPL) Pinjaman Penarikan simpanan
Cadangan / Provisions
Neraca Pembayaran
Ekspor Impor
PMA Aliran masuk modal investasi portofolio Bunga pinjaman (cost of borrowing)
Kesempatan Kerja
Pajak Penghasilan
Penarikan Simpanan dari
Produsen Komoditas
Pinjaman Bank
Penarikan Simpanan
Pinjaman Bank
Pinjaman Bank
EksporPMA
Impor
Aliran masuk Portofolio
Cadangan
Apabila stabilitas perekonomian dan sistem keuangan
terganggu, pada gilirannya dapat kembali meningkatkan
risiko pada pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang. Dengan demikian,
risiko korporasi berbasis komoditas yang dipicu oleh
dinamika harga komoditas sudah seharusnya menjadi salah
satu prioritas dalam memitigasi potensi terjadinya risiko
sistemik.
Oleh: Cornelia Ayu Purwandari(Tenaga Analis KeasdepanMoneter dan Neraca Pembayaran)
Sumber: Christensen (2016: 4)
Jalur Transmisi Penurunan Harga
Komoditas