wacana peduli lingkungan dan majalah …/wacana...diajukan untuk melengkapi tugas ... (critical...

212
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH REMAJA (Analisis Wacana Peduli Lingkungan dalam Artikel di Rubrik “Green PageMajalah GoGirl! Edisi Juli-Desember 2011 Menggunakan Model Analisis Wacana Teun A. van Dijk) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi Oleh : RAHAJENG KARTIKARANI D0207130 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: duongnhan

Post on 05-Jul-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH REMAJA

(Analisis Wacana Peduli Lingkungan dalam Artikel di Rubrik “Green Page”

Majalah GoGirl! Edisi Juli-Desember 2011 Menggunakan Model

Analisis Wacana Teun A. van Dijk)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh :

RAHAJENG KARTIKARANI

D0207130

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

“Ora et Labora”

“Semua akan indah pada waktu-NYA”

“I can do everything through Him who gives me stregth”

(Phil 4:13)

Page 5: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

Papa, Mama, serta Adikku tercinta atas dukungan, semangat, dan doa yang begitu

luar biasa bagi penulis.

Cerry Mandala Paradipta atas semangat, dukungan, dan doa bagi penulis.

(Almh.) Eyang Putri atas harapan yang besar dan doa yang tulus agar penulis

segera menyelesaikan studi.

Semoga karya sederhana ini dapat membuat mereka bangga.

Page 6: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur tak henti-hentinya penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus

Kristus atas berkat dan kasih anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi berjudul Wacana Peduli Lingkungan dan Majalah Remaja (Analisis

Wacana Peduli Lingkungan dalam Artikel di Rubrik “Green Page” Majalah

GoGirl! Edisi Juli-Desember 2011 Menggunakan Model Analisis Wacana Teun

van Dijk) dengan segala kurang dan lebihnya.

Skripsi ini merupakan sebuah analisis wacana kirits untuk mengetahui

bagaimana peduli lingkungan diwacanakan dalam artikel di Rubrik “Green Page”

Majalah GoGirl! Edisi Juli-Desember 2011. Pemilihan tema penelitian berangkat

dari minat peneliti terhadap peduli lingkungan yang belum banyak ditulis di

media. Permasalahan tentang pemanasan global yang tiap hari semakin

memberikan dampak bagi lingkungan, tidak bisa dibiarkan begitu saja. Manusia

juga bertanggungjawab atas kelangsungan hidup bumi. Berbagai bencana alam

yang terjadi di berbagai belahan bumi seperti banjir, badai, gempa bumi, tsunami,

dan lainnya juga sebagai akibat kurang pedulinya manusia terhadap alam. Dalam

hal ini, media memiliki peran untuk menyampaikan informasi dan mempengaruhi

masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Berangkat dari pandangan

tersebut, peneliti melakukan peneilitian ini yang kemudian hasil laporannya

disusun dalam bentuk skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

UNS Solo.

Page 7: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan pertolongan dari

berbagai pihak. Dengan segenap keikhlasan dan kerendahan hati, penulis

memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan

kasih karunia-Nya, sehingga berbagai kemudahan ditemui penulis dalam

pengerjaan skripsi ini. Terima kasih juga penulis haturkan kepada:

1. Prof. Drs. H. Pawito, Ph. D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Sri Hastjarjo, S. Sos, Ph. D selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis dengan sangat baik, senantiasa

memberi masukan, semangat serta motivasi bagi penulis.

4. Redaksi Majalah GoGirl! yang telah memberikan kemudahan akses data,

kritik, dan saran serta motivasi kepada penulis.

5. Keluarga “Keylight”: Maulana, Syamrotun, Leila, Amal, Maya, Dini, Hafi,

Ratna, Herka, Aji, Sigit, Pusa yang selalu memberikan semangat dan

dukungan kepada penulis.

6. KOMPI, suka duka kita bagi bersama selama 5 tahun. Tetap kompak ya

sampai tua nanti!

7. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Terimakasih atas semua bantuannya.

Page 8: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Tiada gading yang tak retak, mungkin itulah cerminan dari skripsi ini.

Kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya sederhana ini.

Terima kasih dan semoga bermanfaat. Amin.

Surakarta, April 2012

Penulis

Page 9: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL --------------------------------------------------------------- i

HALAMAN PERSETUJUAN ---------------------------------------------------- ii

HALAMAN PENGESAHAN ----------------------------------------------------- iii

HALAMAN MOTTO -------------------------------------------------------------- iv

HALAMAN PERSEMBAHAN -------------------------------------------------- v

KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------- vi

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------- ix

DAFTAR TABEL ------------------------------------------------------------------ xiii

DAFTAR GAMBAR --------------------------------------------------------------- xiv

ABSTRAK --------------------------------------------------------------------------- xv

ABSTRACT ------------------------------------------------------------------------- xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah --------------------------------------------- 1

B. Rumusan Masalah ---------------------------------------------------- 5

C. Tujuan Penelitian ----------------------------------------------------- 5

D. Manfaat Penelitian ---------------------------------------------------- 5

E. Telaah Pustaka

1. Majalah Sebagai Saluran Komunikasi -------------------------- 6

2. Feature -------------------------------------------------------------- 15

3. Mengangkat Masalah Lingkungan ke Media------------------- 19

4. Analisis Wacana -------------------------------------------------- 23

Page 10: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

F. Kerangka Pemikiran ---------------------------------------------------- 35

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian ---------------------------------------------------- 36

2. Metode Penelitian ------------------------------------------------- 36

3. Objek Penelitian --------------------------------------------------- 37

4. Teknik Pengumpulan Data --------------------------------------- 38

5. Teknik Analisis Data --------------------------------------------- 38

6. Sistematika Pembahasan ----------------------------------------- 39

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Sejarah Majalah GoGirl! ---------------------------------------------- 41

B. Visi dan Misi

1. Visi -------------------------------------------------------------------- 42

2. Misi ------------------------------------------------------------------- 42

C. Profil Media GoGirl!

1. Data Teknis ---------------------------------------------------------- 43

2. Target Pembaca ------------------------------------------------------ 44

3. Sirkulasi dan Distribusi --------------------------------------------- 44

4. Promosi --------------------------------------------------------------- 45

D. Newsroom Majalah GoGirl!

1. Monthly Routine ----------------------------------------------------- 46

2. Feature ---------------------------------------------------------------- 46

3. Fashion --------------------------------------------------------------- 47

4. Celebrity -------------------------------------------------------------- 48

Page 11: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

5. Health and Beauty --------------------------------------------------- 49

6. Lifestyle --------------------------------------------------------------- 49

E. Struktur Kepemimpinan dan Redaksi Majalah GoGirl! ----------- 50

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Artikel “Go Gas!”

1. Analisis Teks --------------------------------------------------------- 55

2. Analisis Kognisi Sosial --------------------------------------------- 71

3. Analisis Konteks Sosial -------------------------------------------- 72

B. Analisis Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir5

1. Analisis Teks --------------------------------------------------------- 74

2. Analisis Kognisi Sosial --------------------------------------------- 92

3. Analisis Konteks Sosial -------------------------------------------- 93

C. Analisis Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”

1. Analisis Teks --------------------------------------------------------- 95

2. Analisis Kognisi Sosial --------------------------------------------- 115

3. Analisis Konteks Sosial --------------------------------------------- 115

D. Analisis Artikel “Green Eating; Simple Planting”

1. Analisis Teks --------------------------------------------------------- 117

2. Analisis Kognisi Sosial --------------------------------------------- 142

3. Analisis Konteks Sosial -------------------------------------------- 143

E. Analisis Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”

1. Analisis Teks --------------------------------------------------------- 144

2. Analisis Kognisi Sosial --------------------------------------------- 161

Page 12: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

3. Analisis Konteks Sosial -------------------------------------------- 162

F. Analisis Artikel “Drug Management”

1. Analisis Teks -------------------------------------------------------- 163

2. Analisis Kognisi Sosial -------------------------------------------- 184

3. Analisis Konteks Sosial -------------------------------------------- 186

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan -------------------------------------------------------------- 194

B. Saran ---------------------------------------------------------------------- 196

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Elemen Wacana Teun van Dijk --------------------------------------- 34

Tabel 3.1 Analisis Teks Majalah GoGirl! --------------------------------------- 78

Tabel 3.2 Hasil Analisis Teks ----------------------------------------------------- 189

Page 14: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Penulisan Feature ----------------------------------------- 17

Gambar 1.2 Model Analisis Teun van Dijk ------------------------------------- 33

Gambar 3.1 Layout Artikel “Go Gas!” ------------------------------------------ 70

Gambar 3.2 Layout Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir” -- 86

Gambar 3.3 Layout Artikel “Asia’s Most Polluted Cities” -------------------- 107

Gambar 3.4 Layout Artikel “Green Eating; Simple Planting” ---------------- 133

Gambar 3.5 Layout Artikel “Let’s Go Zero-Waste!” -------------------------- 148

Gambar 3.6 Layout Artikel “Drug Management” ------------------------------ 167

Page 15: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRAK RAHAJENG KARTIKARANI, D0207130, WACANA PEDULI

LINGKUNGAN DAN MAJALAH REMAJA (Analisis Wacana Peduli

Lingkungan dalam Artikel di Rubrik “Green Page” Majalah GoGirl! Edisi

Juli-Desember 2011 Menggunakan Analisis Wacana Teun A. van Dijk),

Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012.

Pemanasan global yang ditandai dengan perubahan cuaca ekstrim,

berbagai bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dan

lainnya semakin sering terjadi di berbagai belahan bumi. Bencana alam yang silih

berganti juga menjadi tanggung jawab manuisa sebagai salah satu penghuni di

dalamnya. Kurangnya atau rendahnya kepedulian manusia terhadap lingkungan,

membuat alam seakan dibiarkan begitu saja. Kebanyakan media hanya

mengekspos kejadian alam yang terjadi akibat pemanasan global. Belum banyak

media yang memberitakan berbagai cara yang bisa dilakukan sebagai bentuk

peduli lingkungan. Padahal, melalui tulisan yang dimuat dalam media, turut

mempengaruhi cara pandang serta memotivasi masyarakat untuk lebih peduli

lingkungan. Untuk peduli terhadap lingkungan pun tidak hanya menjadi tanggung

jawab orang dewasa, ilmuwan, maupun pemerintah saja. Generasi muda sebagai

generasi penerus juga bertanggungjawab terhadap kelangsungan lingkungan.

Dengan memotivasi generasi muda, diharapkan mampu mengubah pola pikir dan

semakin banyak yang peduli terhadap lingkungan tanpa ada batasan usia, status,

maupun gender.

Penelitian yang dilakukan akan menganalisis artikel dan serta menjelaskan

bagaimana peduli lingkungan diwacanakan dalam rubrik “Green Page” Majalah

GoGirl! Edisi Juli-Desember 2011. Rubrik “Green Page” merupakan rubrik yang

dikhususkan untuk memuat artikel-artikel yang berhubungan dengan go green.

Berbeda dengan majalah remaja lainnya yang hanya menuliskan sesuatu tentang

go green sebagai artikel lepas dan tidak dimuat secara rutin.

Penelitian ini dilakukan melalui tiga dimensi analisis wacana Teun A. van

Dijk yaitu teks, konteks sosial, dan kognisi sosial. Dalam analisis teks, artikel

diteliti sesuai dengan struktur teks seperti tematik, skematik, semantik, stilistik,

dan retoris. Pada dimensi kognisi sosial, diteliti tentang bagaimana wartawan

memproduksi berita. Selanjutnya pada dimensi konteks sosial dianalisis mengenai

apa yang terjadi pada masyarakat yang berkaitan dengan artikel yang dianalisis.

Dari hasil analisis tersebut, wacana yang muncul adalah mengenai bentuk

kepedulian terhadap lingkungan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara

misalnya mengganti BBM dengan gas, mejaga kebersihan lingkungan, menanam,

mengolah limbah obat-obatan dengan cara yang benar, mengaplikasikan pola

jahitan yang sedikit atau bahkan tidak menghasilkan limbah sama sekali dan yang

paling penting, semua yang dilakukan berawal dari diri kita sendiri.

Setelah melakukan analisis dari ketiga dimensi tersebut maka dapat ditarik

kesimpulan. Bahwa ketiga dimensi tersebut saling mempengaruhi satu sama lain

dan tidak dapat dipisahkan dalam membentuk sebuah wacana.

Kata kunci: peduli lingkungan, media massa, analisis wacana kritis

Page 16: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRACT

RAHAJENG KARTIKARANI, D0207130, THE DISCOURSE OF

ENVIRONMENTAL CARE AND YOUTH MAGAZINE (Critical Discourse

Analysis of Environmental Concern in the Articles in the rubric “Green

Page” GoGirl Magazine! July-December 2011 Edition Using Discourse

Analysis of Teun A. van Dijk), Thesis, Department of Communication

Studies, Faculty of Social and Political Sciences, Sebelas Maret University,

2012.

Global warming is marked by extreme weather changes, natural disasters

such as floods, earthquakes, tsunamis, volcanic eruptions, and other, increasingly

common in many parts of the earth. Successive natural disasters is also the

responsibility of human as one of the occupants in it. Lack of or low awareness of

human impacts on the environment, nature seemed to go unpunished. Most media

just expose the natural events that occur due to global warming. Only few medias

reported the various ways to do as a form of care for the environment. In fact,

their writings published in the media, also influence the outlook and motivate

people to pay more attention for the environment. Environment was not only the

responsibility of adults, scientists, and government. Youth as the next generation

is also responsible for environmental sustainability. By motivating the youth, it is

expected to change the mindset and more people care about the environment

without any restriction of age, status, or gender.

Research conducted to analyze article and explain how to care for the

environment is discoursed within the rubric of “Green Page” GoGirl Magazine!

Edition of July-December 2011. Rubric of “Green Page” is a section devoted to

load the articles associated with the go green. In contrast to other teen magazines,

which only issue something about go green as a freelance article and not loaded

on a regular basis.

The research was conducted through a three-dimensional analysis of the

discourse of Teun A. van Dijk including the text, social context, and social

cognition. In text analysis, the article examined in accordance with the structure of

the text as thematic, schematic, semantic, stylistic, and rhetorical. The dimensions

of social cognition, analyzed about how journalists produce news. Then, the

dimensions of the social context is analyzed as to what happens to people related

to the article being analyzed. From the analysis, the discourse that emerges is of a

form of environmental stewardship that can be done in various ways such as

replacing fuel oil with gas, protecting the purity of environment, planting,

processing medicine waste in the right way, applying the pattern stitches that have

little or no waste at all and most important, is all of performances started from

ourselves.

After analyzing the three dimensions, it will be found a conclussion in it. That the

three dimensions influence each other and can’t be separated in the form of a

discourse.

Key words: environmental care, mass media, critical discourse analysis

Page 17: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sama seperti makhluk hidup lainnya, manusia berinteraksi dengan

lingkungan hidupnya, mampu mempengaruhi satu sama lain dan tidak dapat

dipisahkan karena manusia dan lingkungan hidup saling bergantung. Namun,

akhir-akhir ini begitu banyak bencana alam yang terjadi di berbagai belahan bumi

membuat permasalahan lingkungan hidup kini menjadi sebuah topik hangat yang

diperbincangkan.

Beberapa puluh tahun yang lalu, masalah mengenai lingkungan hidup

seringkali dianggap sebagai masalah bagi para pecinta lingkungan, ahli biologi,

maupun ahli geologi saja. Permasalahan mengenai lingkungan hidup kini menjadi

permasalahan bagi semua orang, karena semua orang bertanggungjawab terhadap

kelangsungan lingkungan hidup manusia itu sendiri maupun makhluk hidup

lainnya. Berbagai peristiwa alam yang terjadi akhir-akhir ini tentu saja bukan

disebabkan oleh faktor alam saja, namun juga campur tangan manusia yang

kurang bertanggungjawab terhadap kelangsungan lingkungan hidup.

Segala permasalahan lingkungan yang terjadi timbul akibat ulah manusia itu

sendiri sehingga membuat lingkungan tidak lagi sesuai untuk mendukung

kehidupan manusia. Kepedulian manusia akan kerusakan lingkungan yang

1

Page 18: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

berdampak menjadi bencana dirasa masih kurang. Hal ini terlihat dari kesadaran

manusia modern yang ketika melihat tanda kerusakan lingkungan menjadi

terbiasa dan menyesuaikan diri dengan penurunan kualitas lingkungan yang

terjadi secara bertahap dalam jangka waktu panjang. Kerusakan tersebut baru

disadari setelah terlambat dan tidak lagi bisa diperbaiki kembali (Soemarwoto,

1992:18).

Lembaga-lembaga pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat

(LSM) berlomba-lomba menggugah kesadaran masyarakat terhadap upaya

memelihara lingkungan yang nyaman bagi kehidupan. Namun selain lembaga-

lembaga tersebut, media massa juga turut menyumbangkan berbagai pengetahuan

yang berkaitan dengan masalah lingkungan hidup guna membangun kesadaran

masyarakat. Sebab, jika tidak ada pengetahuan mengenai masalah lingkungan

hidup, maka akan sulit terwujud penanggulangan masalah lingkungan hidup itu

sendiri serta pemahaman yang keliru sehingga timbullah bencana maupun hal-hal

yang tidak diinginkan.

Media massa diakui oleh LSM Wahana Lingkungan Hidup Indonesia

(Walhi) sebagai alat yang efektif untuk melibatkan publik dalam perdebatan

mengenai pembangunan berkelanjutan. Akan tetapi, Walhi juga mengingatkan

bahwa untuk merangsang sebuah perdebatan, media massa tidak cukup dengan

berita namun juga dalam bentuk kisah maupun feature berkedalaman

(Atmakusumah, 1996:x).

Media massa dianggap efektif untuk mampu menyampaikan pesan kepada

khalayak, dalam hal ini adalah pesan mengenai lingkungan hidup. Beberapa

Page 19: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

media massa mulai dari surat kabar, majalah, hingga internet berlomba-lomba

memuat berita maupun feature mengenai lingkungan hidup. Hal ini mampu

memberikan dampak positif bagi peningkatan kesadaran masyarakat terhadap

lingkungan hidup yang semakin hari keadaannya semakin mengkhawatirkan.

Pengemasan pesan sadar lingkungan hidup kedalam bentuk berita maupun feature

pun bervariasi disesuaikan dengan target pembacanya agar pesan tersebut lebih

mudah dipahami dan diharapkan mampu memotivasi berbuat sesuatu yang

bermanfaat bagi kelangsungan lingkungan hidup.

Jika biasanya sering dijumpai berita maupun feature tentang lingkungan

hidup di media cetak surat kabar, kali ini penelitian ini akan meneliti artikel

tentang lingkungan hidup di majalah remaja. Mengapa majalah remaja? Karena

biasanya majalah dengan segmentasi pembacanya mayoritas remaja memuat

informasi mengenai fashion, trend, hingga gosip mengenai artis idola mereka.

Sekarang, majalah remaja pun berlomba-lomba ingin menyampaikan pesan untuk

peduli terhadap lingkungan melalui berbagai kegiatan yang diadakan hingga

penulisan artikel maupun membuat rubrik khusus tentang lingkungan hidup.

Dalam penelitian ini, diteliti artikel-artikel mengenai lingkungan hidup di

majalah remaja GoGirl!. Artikel-artikel yang diteliti ini dimuat dalam rubrik

khusus “Green Page” yang selalu ada di setiap edisi majalah remaja GoGirl!.

Topik yang diangkat di setiap edisi pada rubrik “Green Page” selalu berbeda

namun tetap membawa pesan tentang go green.

Lalu mengapa majalah GoGirl! yang diteliti? Majalah ini merupakan salah

satu majalah dengan segmentasi pembaca remaja perempuan yang sangat peduli

Page 20: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

terhadap permasalahan lingkungan hidup. Majalah ini juga yang mempelopori

kepedulian terhadap lingkungan, hal ini terlihat dari ukuran majalah yang

diperkecil dan dicetak menggunakan kertas bekas, memuat artikel dan membuat

rubrik khusus tentang peduli lingkungan secara tematik hingga acara off-air

dengan tema peduli lingkungan.

Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis Teun A. van Dijk

yaitu dengan menganalisis setiap artikel lingkungan hidup di rubrik “Green

Page”. Penelitian ini melihat bagaimana majalah remaja sebagai salah satu media

massa mampu menyampaikan pesan untuk sadar lingkungan hidup kepada

pembacanya yang mayoritas berusia remaja melalui artikel-artikel yang dimuat

dalam rubrik khusus “Green Page”. Sebab, untuk peduli terhadap lingkungan,

bukan saja menjadi tanggung jawab orang dewasa, namun usia remaja bahkan

anak kecilpun juga bertanggungjawab terhadap kelangsungan lingkungan hidup.

Remaja khususnya yang masih duduk dalam jenjang pendidikan adalah

modal dasar pembangunan di masa mendatang. Melalui pembekalan awal, akan

memacu kepedulian terhadap hal-hal yang positif, khususnya terhadap

lingkungan. Selain memperoleh pembekalan, peranan masyarakat (remaja) juga

memiliki pengetahuan yang ada di lingkungannya (kearifan lokal), sehingga bisa

saling membagikan pengetahuannya. Kelak akan memacu terhadap penelitian

yang bersifat perorangan, serta mengetahui persis kondisi alam lingkungan di

sekitarnya (Waryono, 2009:4-5).

Penelitian ini meneliti bagaimana sebuah media massa khususnya majalah

remaja untuk menyampaikan pesan peduli lingkungan melalui artikel-artikel di

Page 21: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

rubrik khusus “Green Page” majalah GoGirl! kepada pembacanya. Dalam

menyampaikan sesuatu yang sangat penting kepada remaja bukanlah hal yang

mudah, terlebih lagi adalah menyampaikan pesan untuk peduli lingkungan yang

mungkin dianggap oleh beberapa remaja adalah hal yang sulit ataupun malah

dianggap bukan seharusnya mereka yang melakukan hal tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut: Bagaimana wacana yang terdapat pada artikel-artikel di rubrik “Green

Page” Majalah GoGirl! Edisi Juli-Desember 2011 dibangun?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana wacana yang terdapat

pada artikel-artikel di rubrik “Green Page” Majalah GoGirl! Edisi Juli-Desember

2011 dibangun.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis

maupun praktis. Pada tataran teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu

memberikan pencerahan mengenai model analisis wacana pada salah satu bentuk

wacana yang termuat dalam artikel di majalah remaja GoGirl! . Di tingkat praktis,

hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu masyarakat dalam memahami

secara kritis wacana yang ada di media massa serta membantu menjelaskan

Page 22: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

wacana yang dikembangkan oleh majalah remaja GoGirl! terkait dengan

permasalahan lingkungan.

E. Telaah Pustaka

1. Majalah sebagai Saluran Komunikasi

a. Komunikasi massa

Deddy Mulyana mengatakan bahwa yang dipahami sebagai komunikasi

massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat

kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga

atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang

tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen (Mulyana, 2005:75).

Sedangkan Harold Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk

menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan: Who Says

What in Which Channel to Whom with What Effect?. Berdasarkan definisi

Lasswell, terdapat beberapa unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam

komunikasi, yaitu (Mulyana, 2005 : 62) :

(1) Sumber, yang merupakan pihak yang memiliki kebutuhan untuk

melakukan komunikasi, baik individu maupun kelompok (Mulyana,

2005:63).

(2) Pesan, yaitu sesuatu yang hendak dikomunikasikan dari sumber kepada

penerima berupa simbol verbal dan atau nonverbal yang mampu

mewakili pendapat, gagasan, atau keinginan dari sumber (Mulyana,

2005:63).

Page 23: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

(3) Saluran atau media, yaitu sarana yang digunakan sumber untuk

menyampaikan pesan kepada penerima. Bentuk pesan berupa verbal

dan nonverbal membedakan saluran yang digunakan, bisa melalui tatap

muka langsung maupun melalui media cetak (surat kabar, majalah)

maupun media elektronik (radio, televisi) (Mulyana, 2005:63).

(4) Penerima, yaitu pihak yang menerima pesan dari sumber. Penerima

pesan memahami atau menafsirkan simbol-simbol yang termuat dalam

pesan baik verbal maupun nonverbal kemudian diterima sebagai

gagasan yang dapat dipahami (Mulyana, 2005:64).

(5) Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan dari

sumber, seperti perubahan sikap, perubahan keyakinan, perubahan

perilaku, dan lainnya (Mulyana, 2005:63).

Secara singkat, dapat dipahami bahwa komunikasi merupakan sebuah

proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media

sehingga mampu menimbulkan efek tertentu. Komunikasi massa menggunakan

media seperti media cetak, media elektronik, maupun media lainnya untuk

menyampaikan pesan.

Melalui definisi komunikasi massa yang sudah dijelaskan oleh beberapa ahli

di atas, dapat diperoleh karakteristik dari komunikasi massa. Komunikasi massa

berbeda dengan komunikasi lainnya karena komponen-komponen yang terlibat di

dalamnya berbeda satu sama lain. Berikut akan dijelaskan mengenai karakteristik

komunikasi massa (Ardianto, 2005:7).

Page 24: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Karakteristik komunikasi massa yang pertama adalah komunikator

terlembagakan. Wright mengatakan bahwa komunikasi juga melibatkan lembaga,

dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Sebagai contoh

dalam proses penyampaian pesan melalui media cetak, dalam hal ini dicontohkan

adalah surat kabar, diawali dari pembuatan pesan dalam bentuk artikel kemudian

diperiksa oleh penanggungjawab rubrik lalu diserahkan kepada redaksi untuk

diperikas layak atau tidaknya pesan tersebut dimuat dengan pertimbangan tidak

menyalahi kebijakan dari lembaga media massa. Selanjutnya ketika pesan

dianggap layak, maka dibuat setting untuk lay-out hingga tahap akhir dicetak

kemudian didistribusikan pesan tersebut kepada pembacanya. Proses ini

merupakan contoh dari betapa komunikator itu merupakan sekumpulan orang

sesuai dengan job desk masing-masing memproses pesan tersebut hingga dapat

sampai kepada komunikan atau penerima pesan (Ardianto, 2005:7-8).

Yang kedua, karakteristik komunikasi massa adalah pesan yang

disampaikan bersifat umum. Pesan yang dibuat bersifat umum karena tidak hanya

ditujukan untuk orang-orang tertentu namun ditujukan kepada semua orang. Pesan

dapat berupa fakta maupun opini. Namun tidak semua fakta atau peristiwa yang

terjadi di sekitar kita dapat dianggkat menjadi pesan (Ardianto, 2005:8).

Berikutnya adalah komunikan anonim dan heterogen. Dalam komunikasi

massa, tidak dikenal komunikan (anonim) karena proses komunikasinya

menggunakan media dan tidak dilakukan tatap muka. Selain itu, komunikannya

heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang dikelompokkan

Page 25: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

berdasar usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama,

dan tingkat ekonomi (Ardianto, 2005:9).

Karakteristik yang keempat adalah media massa mampu menimbulkan

keserempakan. Jumlah komunikan relatif banyak dan tidak terbatas serta secara

serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula, hal ini

yang membedakan komunikasi massa dengan komunikasi lainnya (Ardianto,

2005:10).

Yang kelima adalah komunikasi mengutamakan isi daripada hubungan.

Dalam sebuah proses komunikasi pasti melibatkan unsur isi dan hubungan, namun

dalam komunikasi massa, yang terpenting adalah unsur isi. Pesan disusun

sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dana disesuaikan dengan

karakteristik media massa yang akan digunakan (Ardianto, 2005:10-11).

Selanjutnya, komunikasi massa bersifat satu arah, hal ini dijelaskan bahwa

proses komunikasi dilakukan melalui media massa sehingga komunikator yang

aktif menyampaikan pesan dan komunikan yang juga aktif menerima pesan tidak

bisa bertatap muka langsung (Ardianto, 2005:11).

Karakteristik komunikasi massa yang ketujuh adalah stimulasi alat indra

yang “terbatas”. Karakteristik ini juga menjadi kelemahan bagi komunikasi massa

karena dalam prosesnya, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa

(Ardianto, 2005:12).

Yang terakhir adalah umpan balik yang tertunda. Efektivitas komunikasi

seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan komunikan. Feedback

terbagi menjadi dua, yaitu umpan balik yang bersifat langsung (direct feedback)

Page 26: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

dan umpan balik yang bersifat sementara (immediate feedback). Namun dalam

komunikasi massa, feedback tertunda karena komunikator dan komunikan tidak

bisa kontak langsung (Ardianto, 2005:12).

Selain itu, diungkapkan fungsi-fungsi dari komunikasi massa, yaitu

(Effendy, 2004:31) :

(1) Menyiarkan informasi (to inform)

Khalayak pembaca membeli maupun berlangganan majalah karena

ingin memenuhi kebutuhannya akan informasi maupun berita.

Informasi yang disiarkan biasanya berbentuk berita maupun gagasan

(Effendy, 2004:31).

(2) Mendidik (to educate)

Selain memberikan informasi, media massa juga memuat tulisan-tulisan

yang mengandung pengetahuan sehingga pembaca saat membaca

majalah tidak hanya memperoleh informasi namun juga pengetahuan

(Effendy, 2004:31).

(3) Menghibur (to entertain)

Tulisan yang bersifat menghibur dimuat untuk mengimbangi berita-

berita berat dan artikel-artikel yang berbobot. Maksud pemuatan isi

yang mengandung hiburan itu semata-mata untuk melemaskan pikiran

setelah pembaca membaca berita maupun artikel yang berat (Effendy,

2004:31).

Page 27: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

(4) Mempengaruhi (to influence)

Informasi yang dimuat bukan dibuat tanpa adanya tujuan tertentu.

Sebagai contoh, majalah memuat tulisan-tulisan yang di dalamnya

mengandung pesan-pesan sehingga para pembaca mendapat pengaruh

yang baik, terinspirasi, serta termotivasi (Effendy, 2004:31).

b. Majalah

Merupakan salah satu media cetak yang kini bisa ditemui dengan berbagai

pilihan kategori yang juga memuat berbagai pesan sesuai dengan kategori masing-

masing majalah.

Menurut Slamet Soeseno, yang dimaksud dengan majalah adalah wadah

yang terbit mingguan atau bulanan yang tidak berupa lembaran lebar yang disebut

koran, tetapi lembaran kecil yang dijilid seperti buku (Soeseno, 1993:7).

Sedangkan menurut Kurniawan Junaedhi dalam bukunya Rahasia Dapur Majalah

Indonesia memberikan pengertian bahwa yang disebut dengan majalah adalah

(Junaedhi, 1995:xiii) :

(1) Media cetak yang terbit secara berkala, tapi bukan yang terbit setiap

hari (Junaedhi, 1995 : xiii).

(2) Media cetak itu bersampul, setidak-tidaknya punya wajah, dan

dirancang secara khusus (Junaedhi, 1995 : xiii).

(3) Media cetak itu dijilid atau sekurang-kurangnya memiliki sejumlah

halaman tertentu (Junaedhi, 1995 : xiii).

Page 28: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

(4) Media cetak itu, harus berformat tabloid, atau saku, atau format

konvensional sebagaimana format majalah yang kita kenal selama ini

(Junaedhi, 1995 : xiii).

Berbeda dengan surat kabar yang selalu menyuguhkan berita aktual dan

informasi yang bersifat menerangkan, majalah cenderung lebih banyak berisi

feature dan biasanya dilengkapi dengan foto maupun gambar ilustrasi serta

halaman yang beberapa atau keseluruhannya dicetak berwarna sehingga lebih

terlihat menarik daripada koran. Majalah selalu memuat tulisan yang tidak lekang

oleh waktu sehingga informasi yang disajikan tidak akan basi jika dibaca suatu

saat nanti. Dalam penulisan majalah yang kebanyakan memuat feature, akan lebih

banyak mengulas unsur “mengapa” dan “bagaimana”. Bahan di dalam majalah

bukanlah tulisan yang ditulis oleh wartawan yang menuruti kesenangannya sendiri

melainkan menomorsatukan apa yang menjadi keinginan pembacanya.

Majalah sebagai media massa muncul setelah surat kabar dan sejarah

kemunculan majalah pun bermula dari Eropa dan Amerika. Berawal pada 1704,

Daniel Depoe menerbitkan majalah Review di London, Inggris yang memuat

berita, artikel, kebijakan nasional, aspek moral, dan lainnya. Kemudian pada

tahun 1820-an sampai 1840-an merupakan zaman keemasan majalah dan majalah

yang paling populer saat itu adalah North American Review dan Saturday Evening

Post yang terbit pada 1821. Selanjutnya pada abad 20, Reader’s Digest yang

diterbitkan Dewitt Wallace dan Lila menjadi majalah dengan pelanggan sebanyak

18 juta untuk pembaca di Amerika saja dan pembaca lainnya di dunia.

Kesuksesan juga dikecap Hugh Hefner yang menerbitkan majalah khusus pria,

Page 29: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Playboy pada 1953 dan di tahun 1970-an sirkulasinya mencapai enam juta

eksemplar (Ardianto, 2005 : 109-110).

Di Indonesia sendiri, majalah muncul menjelang dan awal kemerdekaan

Indonesia pada tahun 1945. Pantja Raja, yang merupakan majalah bulanan terbit

pertama kali pada 1945 di bawah pimpinan Markoem Djojohadikusumo dengan

prakata Ki Hajar Dewantara selaku Menteri Pendidikan pertama RI. Kemudian di

awal kemerdekaan, Soemanang, S.H. menerbitkan Revue Indonesia yang dalam

satu edisinya mengemukakan gagasan perlunya koordinasi penerbitan surat kabar

yang jumlahnya ratusan dengan satu tujuan untuk menghancurkan sisa-sisa

kekuasaan Belanda dan menempa semangat persatuan nasional. Di zaman orde

lama, perkembangan majalah tidak begitu baik karena sedikitnya majalah yang

terbit. Sejarah mencatat Star Weekly dan majalah mingguan Geledek namun

hanya berumur beberapa bulan saja. Pada tahun 1966 yang merupakan awal

zaman orde baru, banyak majalah yang terbit dan cukup beragam jenisnya hal ini

sejalan dengan kondisi perekonomian Indonesia yangsemakin baik dan tingkat

pendidikan masyarakat yang semakin maju (Ardianto, 2005:110-111).

Meskipun sama-sama sebagai media cetak, namun majalah tetap memiliki

karakteristik yang berbeda dengan surat kabar, yaitu (Ardianto, 2005 : 113-115) :

(1) Penyajian lebih dalam

Majalah pada umumnya terbit mingguan, dwi mingguan, hingga

bulanan, dalam hal ini memudahkan wartawan maupun reporternya

memilik waktu yang lebih longgar untuk melakukan liputan hingga

Page 30: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

penyajian berita dan informasinya dapat dibahas secara lebih mendalam

(Ardianto, 2005 : 113).

(2) Nilai aktualitasnya lebih lama

Berbeda dengan nilai aktualitas sebuah berita yang dimuat pada surat

kabar, maka nilai aktualitas pada majalah bisa satu minggu atau bahkan

berita maupun informasi yang disajikan tidak akan pernah basi

walaupun kita membacanya beberapa waku yang akan datang

(Ardianto, 2005 : 113).

(3) Gambar ilustrasi dan foto

Tampilan majalah lebih menarik daripada tampilan surat kabar karena

dalam majalah yang memiliki banyak halaman, di setiap halamannya

mampu disisipi gambar ilustrasi maupun foto terkait berita dan

informasi yang disajikan. Gambar ilustrasi dan foto tersebut dicetak

dengan berbagai ukuran serta warna-warna yang mampu membuat

tampilan majalah lebih menarik (Ardianto, 2005 : 114).

(4) Cover sebagai daya tarik

Selain dimuat foto, pada cover juga biasanya dimuat informasi maupun

berita yang akan dibahas pada edisi tersebut sehingga cover memiliki

daya tarik sendiri. Bahan untuk cover berbeda dengan isi, karena lebih

tebal daripada kertas untuk halaman isi (Ardianto, 2005 : 115-116).

Selain sudah disebutkan tentang karakteristik majalah, tentunya setiap

majalah yang sejak awal dibentuk oleh redaksi telah menentukan siapa segmen

pembaca majalahnya, Junaedhi menggolongkan jenis majalah sesuai pembacanya

Page 31: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

berdasarkan: jenis kelamin (pria, wanita), hobi dan minat (interior, psikologi,

otomotif, arsitektur, dan sebagainya), dan usia (anak-anak, remaja, keluarga)

(Junaedhi, 1995 : xiv).

Majalah remaja termasuk dalam kategori majalah yang terbagi sesuai usia.

Munculnya segmentasi pembaca remaja dikarenakan remaja tidak hanya

mengalami perkembangan secara fisik namun juga perkembangan rekreasi.

Menurut Hurlock, perkembangan minat rekreasi terjadi pada permainan olahraga,

bepergian, hobi, dansa, membaca, menonton, radio dan kaset, televisi, dan

melamun. Khusus pada hal membaca, remaja telah membatasi waktunya untuk

membaca sebagai salah satu bentuk rekreasi, dan yang cenderung mereka baca

adalah majalah daripada membaca buku (Hurlock, 1997:45).

2. Feature

Menurut Mappatoto, feature atau karangan khas yang selalu ada di dalam

media massa memiliki pengertian sebagai karangan ringan yang bersifat umum

dengan melukiskan suatu pernyataan dengan lebih rinci sehingga apa yang

dilaporkan hidup dan tergambar dalam imajinasi pembaca. Feature terkadang

bersifat subyektif dan dirancang untuk menghibur dan memberitahu pembaca

tentang peristiwa, situasi atau aspek kehidupan (Mappatoto, 1994:2-3).

Sedangkan Soeseno menyebutkan struktur penulisan feature berbeda dengan

sturktur news (berita/ press release) yang disusun seperti piramida terbalik terdiri

dari lead, tubuh dan penutup saja. Sedangkan feature disusun seperti kerucut

terbalik yang terdiri atas: (lead, jembatan di antara lead dan tubuh, tubuh tulisan

dan penutup (Soeseno, 1997:77).

Page 32: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Gambar 1.1

Struktur penulisan feature

Sumber: (Soeseno, 1997:78)

Pembuka atau lead merupakan bagian penting dalam penulisan feature.

Sebuah lead bisa terdiri dari hanya satu paragraf, bisa pula tersusun atas beberapa

paragraf. Lead dalam struktur feature digunakan sebagai alat pemancing minat

dan atensi pembaca. Selanjutnya terdapat jembatan yang menjadi perantara antara

lead dengan tubuh yang berperan seakan-akan melukiskan identitas dan situasi

dari hal yang akan dituturkan nanti. Selanjutnya tubuh feature yang berisi situasi

dan proses disertai penjelasan mendalam tentang bagaimana dan mengapa.

Sturktur feature diakhiri dengan penutup yang menimbulkan kesan mendalam dan

kuat dibenak pembaca, serta menumbuhkan hasrat pembaca untuk terus memakai

gagasan-gagasan yang diterimanya dari penulis (Soeseno, 1997:78).

Feature yang sering dimuat di media massa dapat dipilah-pilah jenisnya.

Jenis-jenis feature tersebut sangat bermanfaat untuk memberikan wawasan kepada

wartawan, betapa luasnya permasalahan yang bisa dijadikan feature. Jenis-jenis

feature tersebut diuraikan Ermanto sebagai berikut (Ermanto, 2005: 149-150) :

Page 33: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

a. Feature human interest

Feature human interest ialah feature yang menyajikan permasalahan-

permasalahan kehidupan yang memiliki daya tarik manusiawi/ human

interest, permasalahan hidup yang menyentuh rasa/ lubuk hati manusia

(Ermanto, 2005:149).

b. Feature sejarah

Jenis feature ini mengangkat persoalan sejarah yang menarik untuk

dicerna pembaca masa kini. Persoalan-persoalan yang terdapat dalam

peristiwa sejarah pantas disajikan kembali, sepanjang wartawan mampu

menemukan sisi-sisi yang menarik yang disajikan dengan sudut pandang

tertentu (Ermanto, 2005:149).

c. Feature biografi

Feature ini mengangkat sosok yang terkenal. Keberhasilan dan sikap

hidup seseorang yang disegani atau dikagumi amat penting diketahui

oleh masyarakat (Ermanto, 2005:149).

d. Feature perjalanan

Feature perjalanan objeknya hampir sama dengan reportase, sebab

perjalanan wartawan dapat dijadikan reportase. Dalam penulisan

reportase, permasalahan yang ditemui dalam perjalanan dijadikan dalam

pendalaman data dan fakta. Sedang dalam penulisan feature,

permasalahan yang dijadikan feature merupakan permasalahan yang

dianggap penting walaupun sederhana, menarik, dan bermanfaat bagi

pembaca (Ermanto, 2005:150).

Page 34: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

e. Feature petunjuk melakukan sesuatu

Feature ini mengajarkan kepada orang lain (pembaca) untuk melakukan

sesuatu. Feature ini biasanya berbentuk tulisan-tulisan yang memberi

petunjuk-petunjuk sederhana (Ermanto, 2005:150).

Selain itu, penulisan feature dalam sebuah media cetak memiliki peran,

antara lain (Kurnia, 2003 : 232-235):

a. Feature sebagai jembatan

Dalam perkembangan jurnalisme, feature merupakan teknik penulisan

yang mengatasi kekakuan straight news dalam meng-cover berita-berita

utama (hard news atau spot news) (Kurnia, 2003 : 232).

b. Feature sebagai news story

Feature disini berperan sebagai alat pemberitaan yang dapat menunjang

kekuatan tulisan. Hal tersebut tercermin ketika penulis menentukan

sasaran dan efek tulisannya, serta menyusun elemen fakta dan elemen

waktu (timelines) menjadi materi tulisan yang erat kaitannya dengan

berita utama (Kurnia, 2003 : 233).

c. Feature sebagai artikel

Feature berperan sebagai penyelamat yang dapat mengatasi kelemahan

penyajian berita majalah yang dianggap sudah basi. Dengan rekayasa

yang kreatif, isu-isu yang telah digarap dalam surat kabar diolah menjadi

sajian yang tetap hangat, aktual, dan memikat. Penulisan artikel feature

yang lengkap bertujuan sebagai hiburan; memberi informasi (to inform);

mengajarkan sesuatu (to teach) (Kurnia, 2003 : 234).

Page 35: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

d. Feature sebagai esai

Proses asimolasi timbul saat feature memasuki struktur penulisan esai.

Proses tersebut berlangsung dalam tataran penentuan tujuan saat menulis

esai (yang kerap kontemplatif) dengan hasil tulisannya (yang menyerap

gaya struktur feature) (Kurnia, 2003 : 235).

3. Mengangkat Masalah Lingkungan ke Media Massa

Banyaknya berita mengenai kerusakan alam mulai dari gunung meletus,

kekeringan, kebakaran hutan, dan lain sebagainya diketahui masyarakat melalui

televisi dan surat kabar. Namun para ahli kurang puas terhadap pemberitaan

tentang kerusakan alam yang telah dilakukan karena dianggap belum sempurna

karena masih sering terjadi kesalahan dalam pemberitaan masalah lingkungan

seperti tidak adanya informasi yang relevan dengan pemberitaan, judul yang

sering menyesatkan, serta kurangnya pemikiran lebih dalam mengenai resiko

pemberitaan (Salomence dalam Abrar, 1993:59-60).

Susanto dalam artikelnya “Media Massa dalam Menyelatkan Lingkungan”

menyatakan bahwa eksistensi media yang dapat menyebarkan pesan kepada

khalayak luas, dimanfaatkan untuk menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya

pelestarian lingkungan hidup untuk kesejahteraan manusia. Melalui pemberitaan,

kampanye publik, iklan layanan masyarakat, dan propaganda, media diharapkan

mampu berperan dalam menjaga keseimbangan alam, lingkungan sosial, ekonomi

dan politik yang berkembang dalam satu kawasan. Pada dasarnya media dengan

kekuatan komunikasinya harus berjalan seiring dengan program pemeliharaan

lingkungan (Susanto, 2011:ch.IV).

Page 36: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Menurut Lembaga Pers Dr. Sutomo dalam Atmakusumah menggungkapkan

bahwa terdapat tiga misi utama media massa di bidang lingkungan, yaitu

menumbuhkan kesadaran masyarakat akan masalah-masalah lingkungan;

merupakan wahana pendidikan untuk masyarakat dalam menyadari perannya

dalam mengelola lingkungan; memiliki hak mengoreksi dan mengontrol dalam

masalah pengelolaan lingkungan hidup (Atmakusumah, 1996:58).

Menurut Friedman, untuk membuat tulisan lebih mendalam tentang

lingkungan, penulisan jurnalistik lingkungan perlu menjawab pertanyaan lebih

dari satu, “what”, “who”, “why”, dan “how” (Atmakusumah, 1996:45). Begitu

besar peran media massa dalam menggerakkan kesadaran masyarakat tentang

persoalan lingkungan karena dengan meningkatnya pengetahuan serta kesadaran

masyarakat mampu menjadi kunci sukses untuk memecahkan masalah lingkungan

yang sedang berkembang.

Survei penelitian komunikasi lingkungan dari empat dekade terakhir, artikel

melukiskan beberapa tren kunci dan pendekatan dalam penelitian yang telah

berusaha untuk mengatasi peran yang dimainkan oleh media dan proses

komunikasi dalam elaborasi, definisi publik dan politik dan kontestasi masalah

lingkungan dan masalah. Kebutuhan untuk menyambung kembali tradisional,

tetapi secara tradisional juga relatif berbeda, tiga fokus utama penelitian

komunikasi pada media dan isu-isu lingkungan: produksi/ konstruksi pesan-pesan

media dan komunikasi publik; konten/ pesan media komunikasi, dan dampak dari

media dan komunikasi publik tentang pemahaman publik/ politik dan tindakan

berkenaan dengan lingkungan, dan kebutuhan untuk media dan penelitian

Page 37: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

komunikasi pada isu-isu lingkungan/ kontroversi untuk berhubungan kembali

dengan masalah sosiologis tradisional tentang kekuasaan dan ketidaksetaraan di

ruang publik, terutama dalam hal menunjukkan bagaimana ekonomi, kekuasaan

politik dan budaya secara signifikan mempengaruhi kemampuan untuk

berpartisipasi dalam dan mempengaruhi sifat komunikasi “dimediasi” masyarakat

tentang lingkungan (Hansen, 2011:75).

Namun, dalam mengkomunikasikan pesan, perlu diperhatikan siapa sasaran

dari pesan kita, meskipun pesan yang hendak disampaikan sama namun bahasa

yang digunakan berbeda. Dalam hal ini adalah remaja sebagai pembaca sehingga

penulisan pesan lebih baik singkat namun tetap menarik dan menginspirasi.

Dalam hal ini, penyampaian pesan melalui artikel dilakukan terus menerus agar

pesan yang ingin disampaikan bisa diterima dengan baik oleh pembacanya.

Sesuai perannya, majalah yang merupakan salah satu bentuk media cetak

memiliki tugas untuk menyampaikan berbagai informasi, termasuk informasi

tentang lingkungan. Penyebaran informasi mengenai lingkungan sangat

diperlukan mengingat isu lingkungan sangat berkaitan erat dengan kualitas hidup

manusia. Berbagai artikel mengenai lingkungan sudah banyak dimuat di beberapa

surat kabar, namun merupakan hal yang baru jika artikel tentang lingkungan

terkhusus tentang pemanasan global dimuat di majalah remaja yang kebanyakan

membahas tentang fashion. Majalah remaja seakan ingin membangun karakter

pembacanya yang kebanyakan adalah remaja untuk lebih peduli terhadap

lingkungan sehingga lingkungan bisa dikelola dengan baik dan mampu

meningkatkan kualitas hidup manusia. Tanggung jawab mengelola lingkungan

Page 38: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

bukan lagi menjadi tanggung jawab orang yang lebih dewasa, namun semua usia

bertanggungjawab atas kelangsungan lingkungan.

Dalam jurnal “Pemaknaan Isu Pemanasan Global dan Lingkungan di Media

oleh Kaum Perempuan Urban”, Sarwono menyatakan bahwa pemberitaan

mengenai lingkungan hidup akan menarik apabila informannya wanita terlebih

lagi dari kalangan artis. Terlebih artis idola remaja melakukan sesuatu yang

berkaitan dengan peduli lingkungan, maka akan ada pemberitaan mengenai hal

tersebut dan dimaksudkan akan lebih mudah memaknai peduli lingkungan apabila

dilakukan oleh idolanya. Namun, dalam penelitian ini juga, tidak harus dengan

cara memberitakan artis yang terlibat dalam kegiatan peduli lingkungan, namun

juga dapat disosialisasikan melalui pendidikan, hukum, dan adanya roll mode

(Sarwono, 2010:178-190).

Selain itu, Jun Yin dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa ada

pengaruh besar dari sikap lingkungan kaum elit pada sikap lingkungan

masyarakat, hal ini menunjukkan bahwa sikap pro-lingkungan dapat dipelajari

dari elit dan bahwa upaya untuk mengubah sikap publik pertama harus diarahkan

pada para elit yang nantinya mempengaruhi publik massa. Kaum elit disini

dimaksudkan oleh orang-orang berkuasa yang pendapatnya sangat berpengaruh

terhadap khalayak masyarakat. Jika kaum elit dan pesan media pro-lingkungan,

maka kesadaran lingkungan, kepedulian, dan dukungan untuk perlindungan

lingkungan dapat disosialisasikan walaupun di kalangan publik didominasi oleh

nilai-nilai materialis atau orang kurang pengalaman langsung dengan masalah

lingkungan (Yin, 1999:82).

Page 39: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

4. Analisis Wacana

a. Definisi analisis wacana

Wacana merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris yakni discourse.

Sementara kata discourse berasal dari bahasa Latin discursus yang berarti lari

kian kemari, diturunkan dari dis-dari dalam arah yang berbeda dan currere-lari.

Kemudian menurut Webster dalam Analisis Teks Media, kata tersebut dimaknai

sebagai (Sobur, 2003:57) :

(1) Komunikasi pikiran dengan kata-kata; ekspresi ide-ide atau gagasan-

gagasan; konversasi atau percakapan (Sobur, 2003:57).

(2) Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu subyek studi atau

pokok telaah (Sobur, 2003:57).

(3) Risalah tulis; disertasi formal; kuliah; ceramah; khotbah (Sobur,

2003:57).

Sementara Sobur menyimpulkan wacana sebagai rangkaian ujar atau

rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan

secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang kohern, dibentuk oleh unsur

segmental maupun non-segmental bahasa (Sobur, 2003 : 23).

Lain halnya dengan Littlejohn yang mengungkapkan bahwa analisis wacana

lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang terdapat dalam komunikasi bukan

terbatas pada penggunaan kalimat atau bagian kalimat, fungsi ucapan, tetapi juga

mencakup struktur pesan yang lebih kompleks dan inheren yang disebut wacana

(Sobur, 2003:25).

Page 40: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Sementara itu, padangan Mills dalam buku Analisis Teks Media mengatakan

bahwa analisis wacana merupakan sebuah reaksi terhadap bentuk linguistic

tradisional yang bersifat formal (linguistic structural). Menurut Mills linguistik

tradisional ini memfokuskan kajiannya pada pilihan unit-unit dan struktur-struktur

kalimat tanpa memperhatikan hal-hal analisis bahasa dalam penggunaannya.

Sedangkan analisis wacana justru lebih memperlihatkan hal-hal yang berkaitan

dengan struktur pada level kalimat, misalnya hubungan ketatabahasaan

(gramatikal) seperti subjek-kata kerja-objek, sampai pada level yang lebih luas

daripada teks (Sobur, 2003:13).

b. Karakteristik analisis wacana

Fairclough, van Dijk, dan Wodak menyebutkan karakteristik analisis

wacana kritis sebagai berikut (Eriyanto, 2009:7-14) :

(1) Tindakan

Wacana dipahami sebagai sebuah tindakan (action) yang diasosiakan

sebagai bentuk interaksi. Wacana dipandang sebagai sesuatu yang

bertujuan, apakah untuk mempengaruhi, mendebat, membujuk,

menyangga, beraksi dan sebagainya. Kedua, wacana dipahami sebagai

sesuatu yang diekspresikan secara sadar, terkontrol, bukan sesuatu yang

di luar kendali atau diekspresikan di luar kesadaran (Eriyanto, 2009:8).

(2) Konteks

Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana, seperti

latar, situasi, peristiwa dan kondisi. Wacana di sini dipandang

diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu.

Page 41: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Mengikuti Guy Cook, analisis wacana juga memeriksa konteks dari

komunikasi: siapa yang mengkomunkasikan dengan siapa dan

mengapa; dalam jenis khalayak dan situasi apa; melalui medium apa;

bagaimana perbedaan tipe dari perkembangan komunikasi; dan

hubungan untuk setiap masing-masing pihak. Guy Cook menyebutkan

ada tiga hal yang sentral dalam pengertian wacana; teks, konteks, dan

wacana. Teks adalah semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang

tercetak di lembar kertas, tetapi juga semua jenis ekspresi komunikasi,

ucapan, musik, gambar, efek suara, citra dan sebagainya. Konteks

memasukkan semua situasi dan hal yang berada di luar teks (Eriyanto,

2009:8-10).

(3) Historis

Pemahaman mengenai wacana teks ini hanya akan diperoleh kalau kita

bisa memberikan konteks historis di mana teks itu diciptakan.

Bagaimana situasi sosial politik, suasana pada saat itu. Oleh karena itu,

pada waktu melakukan analisis perlu tinjauan untuk mengerti mengapa

wacana yang berkembang atau dikembangkan seperti itu, mengapa

bahasa yang dipakai seperti itu, dan seterusnya (Eriyanto, 2009:10-11).

(4) Kekuasaan

Setiap wacana yang muncul, dalam bentuk teks, percakapan atau apa

pun, tidak dipandang sebagai seusatu yang alamiah, wajar dan netral

tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Analisis wacana kritis

tidak membatasi dirinya pada detil teks atau struktur wacana saja tetapi

Page 42: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

juga menghubungkan dengan kekuatan dan kondisi sosial, politik,

ekonomi dan budaya tertentu. Kekuasaan itu dalam hubungannya

dengan wacana, penting untuk melihat apa yang disebut sebagai

kontrol. Kontrol di sini tidaklah harus selalu dalam bentuk fisik dan

langsung tetapi juga kontrol secara mental atau psikis. Bentuk kontrol

terhadap wacana tersebut dapat berupa kontrol atas konteks, atau dapat

juga diwujudkan dalam bentuk mengontrol struktur wacana (Eriyanto,

2009:11-12).

(5) Ideologi

Wacana dipandang sebagai medium kelompok yang dominan

mempersuasi dan mengkomunikasikan kepada khalayak produksi

kekuasaan dan dominasi yang mereka miliki, sehingga tampak absah

dan benar. Ideologi dari kelompok dominan hanya efektif jika

didasarkan pada kenyataan bahwa anggota komunitas termasuk yang

didominasi menganggap hal tersebut sebagai kebenaran dan kewajaran

(Eriyanto, 2009:13-14).

c. Unsur-unsur wacana

Menurut Mulyana, wacana memiliki dua unsur utama, yaitu unsur dalam

(internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal wacana berkaitan dengan

aspek formal kebahasaan yang terdiri atas satuan kata atau kalimat. Untuk

menjadi susunan wacana yang lebih besar, satuan kata atau kalimat tersebut akan

bertalian dan bergabung. Sedangkan unsur eksternal wacana berkaitan dengan

unsur luar bahasa, seperti latar belakang budaya pengguna bahasa tersebut.

Page 43: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Kehadirannya berfungsi sebagai pelengkap keutuhan wacana. Unsur-unsur

eksternal wacana itu terdiri atas implikatur, preposisi, referensi, inferensi, dan

konteks wacana. Kedua unsur itu membentuk suatu kepaduan dalam satu struktur

yang utuh dan lengkap (Mulyana, 2005: 7-24).

d. Pendekatan – pendekatan analisis wacana

Fairclough dan Wodak menjelaskan mengenai beberapa pendekatan dari

analisis wacana yang diringkas sebagai berikut (Eriyanto, 2009:15-18):

(1) Analisis bahasa kritis (critical linguistics)

Pendekatan ini melihat bagaimana gramatika bahasa mampu membawa

posisi dan makna ideologi tertentu. Dengan kata lain, aspek ideologi

dapat dialami dengan melihat pilihan bahasa dan struktur tata bahasa

yang digunakan (Eriyanto, 2009:15).

(2) Analisis wacana pendekatan Perancis (French discourse analisys)

Pendekatan Pecheux ini banyak dipengaruhi oleh teori ideologi

Althusser dan teori wacana Foucault yang mempertemukan bahasa dan

ideologi pada pemakaian dan materialisasi bahasa pada ideologi

(Eriyanto, 2009:16).

(3) Pendekatan kognisi sosial (socio cognitive approach)

Pendekatan kognisi sosial dikembangkan oleh Teun van Dijk. Disebut

kognisi sosial karena van Dijk melihat faktor kognisi sebagi elemen

penting dalam produksi wacana. Wacana dilihat bukan hanya dari

struktur wacana tetapi juga menyertakan bagaimana wacana itu

diproduksi (Eriyanto, 2009:16).

Page 44: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

(4) Pendekatan perubahan sosial (sosiocultural change approach)

Pendekatan ini memusatkan perhatian pada bagaimana hubungan

wacana dan perubahan sosial. Wacana di sini dipandang sebagai praktik

sosial, ada hubungan dialektis antara praktik diskursif tersebut dengan

identitas dan relasi sosial (Eriyanto, 2009:17).

(5) Pendekatan wacana sejarah (discourse historical approaches).

Dalam pendekatan ini, analisis wacana harus menyertakan konteks

sejarah. Hal ini berkaitan dengan bagaimana wacana tentang suatu

kelompok atau komunitas digambarkan (Eriyanto, 2009:17).

e. Model-model analisis wacana

Menurut Lubis, penggunaan pendekatan analisis wacana dalam ranah

penelitian merupakan sesuatu yang relatif baru. Meski demikian sebenarnya telah

banyak ahli yang mengembangkan model pendekatan analisis wacana. Di antara

para ahli yang mengembangkan model analisis wacana antara lain Roger Fowler

(1979), Theo Van Leeuwen (1986), Sara Mills (1992), Norman Fairclough (1998)

dan Teun Van Dijk (1998) yang akan dijelaskan di bawah ini (Sobur, 2003:73) :

(1) Model analisis wacana Roger Fowler (1979)

Dalam model analisis ini, dibahas mengenai kosakata yang digunakan

di dalam bahasa pemberitaan di media cetak, kemudian mengenai tata

bahasa yakni efek bentuk kalimat pasif dan efek nominalisasi, serta

kerangka analisis yang digunakan dalam menganlisis teks wacana di

media cetak meliputi kata dan susunan kata atau kalimat (Eriyanto,

2009:133-164).

Page 45: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

(2) Model analisis wacana Theo van Leeuwen (1986)

Theo Van Leeuwen memperkenalkan model analisis wacana untuk

mendeteksi dan meneliti bagaimana suatu kelompok atau seseorang

dimarjinalkan posisinya dalam suatu wacana. Model analisis ini secara

umum menampilkan bagaimana pihak-pihak dan aktor (bisa seseorang

atau kelompok) ditampilkan dalam pemberitaan serta dapat digunakan

dalam menganalisis wacana pemberitaan suatu teks berita (Eriyanto,

2009:171-195)

(3) Model analisis wacana Sara Mills (1992)

Pendekatan perspektif feminis Sara Mills lebih menekankan bagaimana

perempuan dicitrakan dalam teks berita. Dengan konsep bagaimana

posisi aktor-aktor dalam teks berita, akan didapatkan siapa yang

dominan menceritakan kejadian (sebagai subjek) serta posisi yang

ditarik ke dalam berita. Pendekatan perspektif feminis memberikan

gambaran pada kita bagaimana citra perempuan dalam berita. Sara

Mills memusatkan perhatiannya pada wacana tentang perempuan

seperti bagaimana perempuan ditampilkan dalam teks, dalam novel,

gambar, foto ataupun berita. Ada dua konsep inti dalam analisis wacana

Sara Mills, yaitu posisi subjek-objek yang digunakan untuk melihat

posisi subyek yang memberikan penafsiran atas sebuah peristiwa dan

terhadap orang lain yang menjadi objek yang ditafsirkan dan posisi

penulis-pembaca yang tidak hanya meninjau dari sisi penulis saja,

namun mencoba menggali wacana yang muncul dari sisi pembaca.

Page 46: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Sebab Mills menilai pembaca memiliki pengaruh ketika tulisan itu

dibuat oleh penulis (Eriyanto, 2009:199-210).

(4) Model analisis wacana Norman Fairclough (1998)

Dalam melakukan penelitian menurut Fairclough, seorang peneliti atau

penulis melihat teks sebagai hal yang memiliki konteks. Dengan

demikian, untuk memahami wacana (naskah/ teks) tidak dapat

melepaskan dari konteksnya. Untuk menemukan “realitas” di balik teks

diperlukan penelusuran atas konteks produksi teks, konsumsi teks, dan

aspek sosial budaya yang mempengaruhi pembuatan teks. Dikarenakan

dalam sebuah teks tidak lepas akan kepentingan yang yang bersifat

subjektif. Di dalam sebuah teks juga dibutuhkan penekanannya pada

makna yaitu ketika sudah mendapat sebuah teks, maka akan juga

didapatkan gambaran tentang teori yang akan dipakai untuk membedah

masalah, maka langkah selanjutnya adalah menggabungkan kedua hal

tersebut menjadi kesatuan yaitu dengan adanya teks tersebut dengan

sebuah teori untuk membedahnya (Eriyanto, 2009:285–326).

(5) Model analisis Teun A. Van Dijk (1998) (Eriyanto, 2009:221-274)

Dari beberapa model analisis yang sudah dijelaskan di atas, model van

Dijk merupakan model yang paling banyak digunakan. Model ini

dinamakan kognisi sosial karena dalam penelitian ini juga dilibatkan

proses dari pendekatan dari lapangan psikologi sosial, terutama untuk

menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu teks. Van Dijk juga

menjelaskan bahwa penelitian wacana tidak cukup hanya didasarkan

Page 47: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Kognisi Sosial

pada analisis teks saja, karena teks merupakah sebuah hasil produksi

yang juga harus diamati. Pada level kognisi sosial dipelajari bagaimana

proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari

komunikator. Sedangkan, aspek analisis sosial mempelajari bagunan

wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah.

Gambar 1.2

Model Analisis Van Dijk

Sumber : (Eriyanto, 2009:225)

(a) Teks

Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa bagian struktur

yang masing-masing saling mendukung dan membaginya dalam

tiga tingkat. Pertama, struktur makro merupakan makna global atau

umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau

tema yang dikedepankan dalam suatu teks. Kedua, superstruktural

yaitu merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan

kerangka suatu teks. Ketiga, struktur mikro adalah makna wacana

yang diamati dari bagian terkecil dari suatu teks seperti, kata,

kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar. Berikut

dapat diuraikan satu persatu elemen wacana model van Dijk :

Konteks

Teks

Page 48: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Tabel 1.1

Elemen Wacana Model Van Dijk

Struktur wacana Hal yang diamati Elemen

Struktur makro Tematik

Tema/ topik yang

dikedepankan dalam

berita

Topik

Superstruktur Skematik

Bagaimana bagian dan

urutan berita diskemakan

dalam teks berita utuh

Skema

Struktur mikro Semantik

Makna yang ingin

ditekankan dalam teks

berita. Misal dengan

memberi detil pada satu

sisi atau membuat

eksplisi satu sisi dan

mengurangi detil sisi

lain.

Latar, detil, maksud,

pranggapan,

nominalisasi

Struktur mikro Sintaksis

Bagaimana kalimat

(bentuk, susunan) yang

dipilih.

Bentuk kalimat,

koherensi, kata ganti

Struktur mikro Stilistik

Bagaimana pilihan kata

yang dipakai dalam teks

berita.

Leksikon

Struktur mikro Retoris

Bagaimana cara

penekanan dilakukan.

Grafis, metafora,

ekspresi

Sumber : (Eriyanto, 2009:228-229)

Page 49: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

(b) Kognisi sosial

Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya

didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari

suatu praktik produksi yang harus juga diamati. Di sini harus

dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga diperoleh

suatu pengetahuan mengapa teks bisa semacam itu. Proses produksi

itu melibatkan suatu proses yang disebut sebagai kognisi sosial.

Teks dibentuk dalam suatu praktik diskursus, suatu praktik wacana.

Di sini ada dua bagian: teks yang mikro yang merepresentasikan

suatu topik permasalahan dalam berita, dan elemen besar berupa

struktur sosial. Van Dijk membuat suatu jembatan yang

menghubungkan elemen besar berupa struktur sosial tersebut

dengan elemen wacana yang mikro dengan sebuah dimensi yang

dinamakan kognisi sosial. Kognisi sosial menunjukkan bagaimana

proses teks tersebut diproduksi oleh wartawan/ media dan

menggambarkan nilai-nilai masyarakat itu menyebar dan diserap

oleh kognisi wartawan dan akhirnya digunakan untuk membuat

teks berita.

(c) Analisis sosial

Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam

masyarakat. Sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis

intertekstualitas dengan meneliti bagaimana wacana pemberitaan

Page 50: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

tentang suatu hal diproduksi dan direkontruksi dalam masyarakat.

Menurut van Dijk dalam analisis sosial ada dua poin, yaitu:

(i) Kekuasaan (power)

Kekuasaan untuk mengontrol kelompok lain, didasarkan pada

kepemilikan atas sumber yang bernilai, seperti uang, status,

dan pengetahuan. Selain berupa kontrol yang bersifat

langsung dan fisik kekuasaan itu juga berbentuk persuasif:

tindakan seseorang secara tidak langsung mengontrol dengan

jalan mempengaruhi kondisi mental, seperti kepercayaan,

sikap, dan pengetahuan. Yang nantinya dapat berpengaruh

pada pemahaman pada sebuah wacana tertentu.

(ii) Akses

Selanjutnya, analisis wacana model van Dijk memberi

perhatian besar pada akses. Bagaimana akses diantara

kelompok masyarakat elit mempunyai akses lebih besar

dibandingkan kelompok masyarakat yang tidak berkuasa.

Akses yang lebih besar bukan hanya memberi kesempatan

untuk mengkontrol kesadaran khalayak lebih besar. Tapi juga

membentuk topik dan isi wacana apa yang dapat disebarkan

dan didiskusikan pada khalayak. Namun khalayak yang tidak

memiliki akses tidak hanya menjadi konsumen dari dikursus

yang telah ditentukan. Tapi juga berperan besar lewat

reproduksi, karena apa yang mereka terima dari kelompok

Page 51: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

yang lebih tinggi disebarkan lewat pembicaraan dengan

keluarnga, teman sebaya, dan sebagainya. Dan akhirnya

merujuk pada sebuah manipulasi bahasa untuk mendapat

massa dan dukungan.

Penelitian ini menggunakan analisis wacana Teun A. Van Dijk. Model ini

mempunyai pendangan bahwa bagaian yang terpenting adalah analisis terhadap

struktur wacana. Struktur wacana terdiri dari tematik, skematik, semantik,

sintaksik, dan retoris.

F. Kerangka Pemikiran

Artikel merupakan wahana diskusi dan sosialisasi gagasan serta kontribusi

pemikiran dalam rangka mencari solusi. Permasalahan lingkungan yang

berdampak pada pemanasan global terkait dengan keberlangsungan kehidupan di

bumi mendatangkan ketertarikan dan tanggapan cukup serius dari sejumlah pihak.

Salah satu wujud ketertarikan diwujudkan oleh majalah remaja untuk membuat

sebuah rubrik yang muncul di setiap edisinya, dan di setiap edisinya dimuat

artikel dengan tema yang berbeda-beda namun tetap membahas tentang

permasalahan lingkungan.

Melalui artikel, penulis bermaksud menyampaikan gagasan terkait

permasalahan lingkungan. Hal ini dalam komunitas khalayak pembaca, mampu

membangun wacana tertentu terkait permasalahan tersebut. Atau secara ringkas

dapat dikatakan artikel mampu memberikan atau memunculkan pemahaman

Page 52: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

pembacanya mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan

lingkungan serta memotivasi untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini bersifat deskriptif kualitatif yang tidak

mencari hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi (Rakhmat,

1985:49).

Sedangkan yang dimaksud dengan metode penelitian kualitatif adalah

penelitian yang tidak mengadakan perhitungan atau juga dengan penemuan-

penemuan yang tidak dicapai/ diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur

statistik atau dengan cara-cara lain dari kuantifikasi (Moleong, 2004:35).

2. Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode analisis wacana kritis (Critical

Discourse Analysis) sebagai pendekatan analisis. Analisis wacana kritis memang

menggunakan bahasa dalam teks untuk dianalisis, namun bahasa dianalisis bukan

dengan menggambarkan semata dari aspek kebahasaan, tetapi juga

menghubungkannya dengan konteks tertentu, seperti latar, situasi, pristiwa, dan

kondisi. Teun A. van Dijk membagi analisis wacana ke dalam tiga dimensi, yaitu

dimensi teks, kognisi sosial dan yang terakhir adalah dimensi konteks sosial.

Menurut van Dijk, analisis teks wacana tertulis tidak terbatas pada struktur-

struktru tekstual karena struktur-struktur semacam ini telah memberikan atau

Page 53: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

mengekspresikan beberapa makna, opini, dan ideologi untuk menunjukan

bagaimana makna-makna dini dihubungkan dengan teks.

Kemudian, untuk mengaplikasikan analisis wacana ini, van Dijk membuat

kerangka analisis dengan membagi dimensi teks menjadi tiga struktur, dimana

masing-masing saling mendukung satu sama lain. Yang pertama adalah struktur

makro, merupakan makna umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan

melihat topik suatu teks. Kedua adalah superstruktur, yaitu kerangka suatu teks –

bagaimana struktur dan elemen wacana tersebut disusun dalam teks secara utuh.

Ketiga, struktur mikro yaitu makna wacana yang dapat diamati dengan

menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan sebagainya.

3. Obyek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah artikel lingkungan dalam Rubrik “Green

Page” pada Majalah GoGirl!, pada rentang waktu Juli-Desember 2011. Pemilihan

objek berupa artikel didasarkan pada keingintahuan seberapa banyak artikel, yang

juga harusnya tidak hanya memberitakan fakta tapi juga memotivasi pembacanya

untuk lebih peduli lingkungan. Alasan lainnya karena masih sedikit literasi dan

penelitian mengenai permasalahan lingkungan berkaitan dengan media massa.

Rentang waktu yang dipilih enam bulan selama Juli-Desember 2011 karena

penulis ingin mengetahui sejauh mana artikel tentang lingkungan mampu

menginformasikan kepada pembacanya. Selain itu, juga karena di setiap edisi

yang terbit satu kali dalam sebulan, topik yang diangkat selalu berbeda namun

tetap berkaitan dengan lingkungan dan dalam periode tersebut juga diuraikan

bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan guna menjaga lingkungan.

Page 54: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik dokumentasi data

dari majalah remaja bulanan GoGirl! edisi Juli-Desember 2011 yang memuat

artikel mengenai lingkungan hidup di rubrik “Green Page”.

5. Teknik Analisis Data

Analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan. Analisa di tingkat

wacana mempunyai sensibilitas yang cukup tinggi untuk membuka kekuatan-

kekuatan ideologis yang hadir, baik secara eksplisit maupun implisit sebagai

pesan terselubung. Penelitian ini menggunakan analisis wacana Teun A. Van

Dijk. Model ini mempunyai pendangan bahwa bagaian yang terpenting adalah

analisis terhadap struktur wacana. Struktur wacana terdiri dari tematik, skematik,

semantik, sintaksik, dan retoris.

Suatu teks mempunyai koherensi yang saling mendukung dari tingkatan

yang tertinggi sampai terendah, yaitu dari makna global (struktur makro),

kerangka teks atau struktur skematis (superstruktur) sampai pada makna lokal

(struktur mikro). Elemen-elemen yang diamati dari struktur wacana tersebut

adalah: tema pada tingkatan tematik, skema pada tingkatan skematik, latar, detil,

maksud dan pengandaian pada tingkat semantik, koherensi, bentuk kalimat, kata

ganti pada tingkat sintaksis, kata kunci, pemilihan kata pada tingkat stilistik, gaya,

interaksi, ekspresi dan metafora pada tingkat retoris. Teks secara keseluruhan

adalah unit analisis dalam struktur makro dan superstruktur. Teks secara

keseluruhan adalah unit analisis dalam struktur makro dan superstruktur. Pada

tingkat semantik yang dapat diamati adalah paragraf dan kata. Pada tingkat

Page 55: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

sintaksis mengamati kalimat, proposisi dan kata. Pada tingkat stilistik, unit

analisisnya adalah kata. Sementara pada tingkat retoris menganalisa kalimat dan

proposisi.

Sampel teks akan dipilih berdasarkan kategori yang berdasarkan pada level

analisis struktur wacana yang disebut dengan korpus. Kemudian korpus-korpus itu

akan dianalisis berdasarkan perangkat wacananya, misalnya pemakaian kata,

retorika, dan distribusi halamannya yang akan ditempatkan ke dalam konteks

yang ada. Analisis ini akan dideskripsikan secara kualitatif, secara berurutan

berdasarkan level struktur wacananya.

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan model analisis wacana

yang ditawarkan Teun A. Van Dijk yang terkenal dengan model kognisi sosial

(social cognition). Van Dijk melihat wacana sebagai sebuah strutktur tiga dimensi

yang terdiri atas teks, kognisi sosial, dan konteks.

6. Sistematika Pembahasan

Skripsi ini akan terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pembuka, isi, dan

penutup.

a. Pembuka

Bagian ini terdiri dari halaman judul, abstrak, lembar pengesahan,

pengakuan orisinalitas karya, motto, kata pengantar, dan daftar isi.

b. Isi

Pada bagian ini dimuat bab-bab hasil penelitian yang terdiri dari:

Bab I Pendahuluan, Bab II Gambaran Umum Obyek Penelitian, Bab III

Sajian dan Analisis Data, Bab IV Penutup.

Page 56: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

c. Penutup

Pada intinya, bagian penutup berisi hal-hal yang tidak termuat dalam

pembukaan maupun isi namun dianggap penting oleh peneliti untuk

dicantumkan. Misal lampiran, glossary, index, biodata penulis, dan

sebagainya.

Page 57: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB II

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Sejarah Majalah GoGirl!

Ide untuk menerbitkan sebuah majalah lokal dengan berbagai inspirasi ini

digagas oleh tiga bersaudara, yaitu, Nina, Anita, dan Gita Moran. Redaksi majalah

yang kemudian diberi nama GoGirl! itu pun resmi bekerja sejak 29 November

2004, hingga akhirnya terbit pertama kali pada bulan Februari 2005 di bawah

bendera PT. Aprilis Maju Media. Dalam perkembangannya, majalah yang

memiliki target pasar remaja putri 15-23 tahun ini tidak hanya digemari segmen

utamanya, tapi sering pula mendapat surat pembaca dari murid SD, ibu-ibu muda,

bahkan laki-laki. Hal ini dikarenakan GoGirl! sering memasukkan artikel-artikel

yang bersifat human interest, tidak hanya seputar remaja putri saja.

Sejak awal, GoGirl! menetapkan diri untuk bersaing di segmen majalah

remaja franchise yang saat itu didominasi oleh Cosmogirl dan Seventeen. Itulah

mengapa GoGirl! selalu tampil dengan cover majalah artis luar negeri seperti

yang ada pada majalah franchise. Meskipun terbilang anak baru di tengah

persaingan bisnis media yang sudah ketat, saat itu. Gogirl! sudah mampu

mendapat tempat di hati para pecinta majalah, khususnya remaja putri.

GoGirl! yang mengusung tagline “Magazine For Real”, ingin menjadi

majalah yang lebih sesungguhnya, lekat dan dekat dengan pembacanya. Dalam

41

Page 58: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

arti menciptakan feature dan tips yang lebih realistis disesuaikan dengan

kehidupan sehari-hari remaja Indonesia, dibuat dengan perspektif remaja untuk

remaja.

Hal lain untuk menjadi majalah yang sesungguhnya ialah ditunjukkan pula

oleh GoGirl! melalui halaman fashion yang lebih mudah diaplikasikan,

menggunakan bahasa yang tidak terlalu santai namun tidak pula terlalu baku, serta

dikemas dalam ukuran yang lebih praktis.

B. Visi dan Misi

1. Visi

GoGirl! believe in feminism karena yakin bahwa setiap perempuan

menyimpan potensi besar yang harus dikeluarkan. We also believe in good

morality dan self motivation dimana kebaikan harus dimulai dari diri sendiri. Just

like Mahatma Gandhi said "You must be the change you want to see in the world".

2. Misi

Be the magazine that shows teens their true potential, to show teens that it's

important to be smart, pick the right choices in life, and also knows how to

present themselves through comfortable, wearable and stylish fashion.

GoGirl! yang kini jumlah eksemplarnya hingga 120.000 copies merupakan

majalah yang percaya pada feminisme, karena yakin bahwa setiap perempuan

menyimpan potensi besar yang harus dikeluarkan. Visi lain adalah membuat

remaja meyakini bahwa sikap moral yang baik dan segala kebaikan harus dimulai

dari diri sendiri.

Page 59: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Misi majalah ini pun menjadi majalah yang membatu remaja mengungkap

dan menunjukkan potensi dirinya. Sekaligus menyakinkan pentingnya menjadi

remaja yang pintar, mampu memilih keputusan yang baik dalam hidup, dan

mengerti cara membawa diri lewat penampilan atau maupun gaya hidup.

C. Profil Media GoGirl!

1. Data Teknis

a. Mulai terbit : Februari 2005

b. Bentuk media : Majalah

c. Jumlah halaman : 224 halaman (Full Colour)

d. Hari terbit : bulanan setiap tanggal 1

e. Harga eceran : Rp 27.500,-/ eksemplar (Jawa), kecuali edisi

khusus

Rp. 28.500,-/eksemplar (luar Jawa), kecuali edisi

khusus

f. Jenis kertas : Cover : art paper 190 gr, vernis

Isi : art paper 85 gr, glossy

g. Bidang cetak : 175 mm x 232 mm (lebar x tinggi)

h. Printing : PT. Indonesia Printer

i. Office : Jl. Kebayoran Lama No. 2C Jakarta Selatan

j. Telephone : 021-53652430 021-53652431

k. Fax : 021-53653343

l. Account Number : PT. Aprilis Maju Media

Page 60: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Bank Mandiri Cabang Kebayoran Lama

1280004419146

2. Target Pembaca

a. Sex : 97% wanita, 3% pria

b. Usia : 90% usia 15-23 tahun, 5% usia di atas 23 tahun, 5 % usia

di bawah 15 tahun

c. S.E.S : Primary A, A+

Secondary A, B

d. Edukasi : SMA 60%, Universitas 30%, dan lainnya 10%

e. Profesi : 80% pelajar dan mahasiswa, 20% pegawai dan profesional

3. Sirkulasi dan Distribusi (Circulation and Disribution)

a. Total Sirkulasi 120.000 eksemplar.

b. Distribution Area (Area of Distribution):

i. JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) 40%

ii. Jawa Barat (Bandung, Sukabumi, Cirebon, Tasikmalaya) 15%

iii. Jawa Tengah (Solo, Semarang, Purwokerto) dan Yogyakarta 10%

iv. Jawa Timur (Surabaya, Malang, dan sekitarnya) 14%

v. Sumatera (Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang,

Lampung, Batam) 11%

vi. Kalimantan (Balikpapan, Pontianak) 2%

vii.Indonesia Timur (Makasar, Manado, Palu, Kendari) 2%

viii.Bali dan Lombok 5%

ix. Lain-lain 1%

Page 61: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

4. Promosi

a. Promosi Lini Atas (Above The Line)

i. Radio:

(a) Gen FM, Jakarta

(b) OZ Radio, Jakarta

(c) Istara FM, Surabaya

(d) Geronimo FM, Yogyakarta

(e) Gemaya FM, Balikpapan

(f) Star FM, Medan

(g) 99ers FM, Bandung

ii. Internet:

(a) Official website www.gogirlmagz.com

(b) Facebook Gogirl! Magazine

(c) Twitter @gogirlmagz

b. Promosi Lini Bawah (Below The Line)

i. Annual Event: Gogirl! Look, Gogirl! Phenomenon (Fashion Design

Competition).

ii. Join promo dengan beberapa brand.

D. Newsroom Majalah Gogirl!

Gogirl! merupakan majalah remaja wanita yang terbit setiap bulan. Majalah

ini dikemas secara collectable, selain memiliki artikel tetap, ada beberapa artikel

yang hadir disesuaikan dengan kebutuhan per edisi (artikel lepas). Secara garis

Page 62: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

besar rubrikasi majalah Gogirl! terdiri atas enam kelompok besar yang di

dalamnya terdapat rubrik-rubrik, sebagai berikut:

1. Monthly Routine

Monthly Routine adalah kumpulan rubrik yang berisi kumpulan artikel-

artikel yang hadir secara tetap setiap bulannya. Terdiri dari rubrik “Crew” atau

kru/tim yang terlibat dalam keseluruhan proses produksi dan distribusi GoGirl’s

Menu yang berisi daftar isi majalah. Editor’s Letter, berisi tulisan pengantar

keseluruhan GoGirl! edisi bulan ini dari pemimpin redaksi (Editor-in-Chief).

Selain mengantar edisi, tulisan ini juga mengulas singkat seputar isu yang sedang

marak dibicarakan. Rubrik lain seperti “Agenda Events” berisi promo event,

produk, jasa, dan pengetahuan umum secara singkat dalam format kalendar.

Attention Board adalah rubrik pemberitahuan untuk para pembaca Gogirl! tentang

acara yang diselenggarakan Gogirl! atau berbagai pengumuman recruitment.

“Cerpen” yang berisi cerita pendek hasil seleksi dari kontributor. Surat-surat yang

berisi surat pembaca. “Promo” merupakan halaman advertorial, dan “Directory”

yang berisi alamat-alamat butik, salon, dan tempat-tempat yang berkontribusi

dalam Gogirl! edisi bulan tersebut.

2. Feature

Feature merupakan salah satu regular topics Gogirl! yang berisi artikel-

artikel feature. Hanya rubrik “Reality” (kisah nyata) dan “Recent Issue” (isu-isu

aktual) yang menjadi rubrik tetap di sini, rubrik lain bersifat lepas dan judul-

judulnya disesuaikan dengan tema majalah bulan tersebut.

Page 63: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

3. Fashion

Fashion yang berisi aneka rubrik seputar dunia fashion, aplikasi, hingga

modifikasinya. Rubrik-rubrik fashion di majalah ini menghabiskan sekitar 45

hingga 50 halaman dari 186 halaman di Gogirl! Dengan kata lain rubrik ini

mendominasi content majalah, terutama untuk “Fashion Spread” yang berisi foto-

foto fashion dengan tema dan lokasi tertentu. Berikut rubrik-rubrik tentang

fashion :

a. Fashion Quotes

b. Model Off Duty

c. 4 Ways to Wear

d. Fashion Tips

e. Hottest Stuff this Month

f. Fashion Spread

g. Girl of The Moment

h. Runaway We Love

i. Fashion Theme

j. Mix and Match

k. What’s Hot Now

l. Hollytrend

m. Our Local Designer

n. Rated Stylish

o. Do It Yourself

Page 64: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

4. Celebrity

“Celebrity” merupakan salah satu bagian dari regular topics yang khusus

membahas seputar kehidupan selebritas. Baik itu khusus seputar selebritas di

Hollywood dalam rubrik “Hollywood Pages”, serta selebritas pada umumnya

dalam rubrik “Gossip”. Pembahasan mengenai siapa model sampul majalah edisi

tersebut dalam rubrik “Our Cover”. Sekilas pula ditampilkan seseorang atau grup

yang sedang meniti karir, dalam rubrik “On Promo”. Selain rubrik tetap juga

selalu ada rubrik lepas khusus selebritis dengan tema yang bervariasi.

5. Health & Beauty

“Health and Beauty” seperti namanya juga khusus membawahi rubrik-

rubrik seputar kesehatan dan kecantikan. Rubrik seperti “Make Over”, yang

membuat perbedaan dari penampilan dan tata rias seseorang. “Beauty Tips” yang

berisi tips-tips kecantikan, serta artikel-artikel lepas lainnya yang judulnya

berganti-ganti setiap bulannya.

6. Lifestyle

“Lifestyle” adalah regular topics terakhir dalam pembahasan. Lifestyle

berisi artikel-artikel tetap seperti “You Say So”, berisi kumpulan pendapat dari

beberapa orang yang dianggap kompeten tentang suatu topik. “Post Anything”

merupakan rubrik khusus bagi para pembawa berkontribusi mengirimkan tulisan,

rating versi mereka, tempat yang direkomendasikan dan sebagainya. Rubrik

“Tanya Cowok” yang berisi pendapat mengenai masalah yang dialami wanita

dalam perspektif pria. “Bond of The Month” merupakan rubrik tentang cerita

mengenai pasangan atau kelompok pembaca yang memiliki ikatan yang spesial.

Page 65: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Jalan-jalan seperti namanya berisi tentang cerita dan rekomendasi dari tempat-

tempat menarik di Indonesia maupun luar negeri. “Quiz” merupakan aneka

permainan dan kuis yang disiapkan untuk pembaca. “Hilite Books” adalah

ringkasan dan buku-buku yang direkomendasikan baik dari redaksi Gogirl!

maupun toko buku-toko buku ternama. “Hilite Movie” pun seperti namanya berisi

tentang ringkasan film, daftar, dan serba-serbi film yang tengah beredar di

bioskop Indonesia. Terakhir, yaitu “Music Pages” yang berisi review lagu-lagu,

album, penyanyi, dan hal-hal menarik seputar dunia musik di tanah air dan

mancanegara.

Dengan jumlah dan jenis rubrik-rubrik semacam itu, ritme GoGirl! yang

majalah bulanan yang memiliki ritme keredaksian yang terbilang tidak seketat

majalah sejenis yang terbit 10 harian atau dwi mingguan. Redaksi setiap awal

tahun telah menyiapkan main isssue untuk tiap edisi GoGirl! selama setahun.

Rencana awal tersebut biasanya sudah dapat diprediksi berdasarkan trend dan

kejadian yang lumrah terjadi di setiap bulan selama setahun ke depannya.

Misalnya, edisi di bulan Februari akan selalu diisi dengan tema besar yaitu ulang

tahun GoGirl! dan Agustus diisi dengan tema kemerdekaan. Penyesuaian nantinya

akan dilakukan pada rapat redaksi, sekitar dua bulan sebelum tanggal terbit.

Pengecualian untuk edisi khusus ulang tahun GoGirl! di bulan Februari, materi

biasanya disiapkan lebih jauh dari waktu persiapan edisi biasa.

Rapat redaksi setiap bulannya dilakukan setiap tanggal 15, dengan deadline

kepada para reporter untuk mengumpulkan artikel diberikan cukup fleksibel

sekitar satu bulan atau lebih setelah rapat tema dilaksanakan. Artikel langsung

Page 66: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

dikumpulkan kepada Pimpinan Redaksi, karena di GoGirl! sementara diputuskan

untuk meniadakan fungsi editor, sehingga semua proses editing hingga

pengecekan hasil layout dilakukan sendiri oleh Pimpinan Redaksi. Hingga

akhirnya siap masuk ke percetakan.

Hal menarik, ketika gaya penulisan dalam GoGirl! sering dikatakan sebagai

code mixing, atau percampuran antara bahasa dan kode-kode bahasa Indonesia,

sebagai bahasa utama dengan bahasa lain, seperti bahas Inggris. Code mixing ini

dilakukan dengan argumen bahwa ada beberapa kata akan lebih tepat dinyatakan

dalam bahasa aslinya (bahasa Inggris). Dengan tidak memaksakan menggunakan

bahasa Indonesia sepenuhnya, harapan yang dituju yaitu pesan akan lebih mudah

tersampaikan kepada pembaca.

Ketika banyak yang mengusulkan GoGirl! untuk mengganti format terbit

bulanannya, selain masih nyaman dengan ritme bulanan yang tidak memaksa

sehingga kualitas tetap terjaga, juga karena Pemimpin redaksi (Editor in Chief)

GoGirl! dalam hal ini memiliki kebijakan agar semua tulisan reporter dan fashion

writer nantinya akan langsung diedit sendiri olehnya. Jika dikaitkan dengan

format newsroom yang ada di media massa kebanyakan, GoGirl! cenderung

berbeda.

E. Struktur Kepemimpinan dan Redaksi Majalah GoGirl!

CEO : Dilip J. Moran

Bussiness Director : Nina Moran

Finance Manager : Laurence Titus

Editor in Chief & Creative Director : Anita Puspa Moran

Page 67: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Managing Editor : Yenni Kartika Sari

Editor : Ika V. Ayyudiah

Bunga Ayu Rosvita

Fashion & Beauty Editor : Githa Moran

Web Editor : Mamora Basaria

Reporter : Rianti Rusmalia

Fausta Christy Advent

Shinta

Fashion Stylist : Media Friesna

Beauty Writer : Shanifer Ariela

Art Director : Yohanes Radityo

Graphic Designer : Fauziah Ria Saputri

Ida Diandani

Micka Pradipta

Nur Asiyah

Trista Puspita Dewi

Photographer : Arman Yonathan

Personal Assistant : Suhani Desmiani

Web Admin : Wigianti

Ass. Manager Marketing : Nida Daulay

Marketing : Dewi Nova Wulansih

Renata Valentina

Promotion : Annisa Prawoto

Page 68: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Dewata Priyo H.

Accountant : Adhitya

HRD : Githa Sari

Administration : Suhani Desmiani

Distribution Manager : Supriyanto

Staff Distribusi : Supriyanto

Eko Trisulo

Page 69: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

BAB III

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini akan berisi penyajian dan analisis dari 6 (enam) teks tentang

“Wacana Peduli Lingkungan dalam Rubrik “Green Page” di Majalah GoGirl!

edisi Juli-Desember 2011. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab pertama bahwa

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana wacana peduli

lingkungan yang terdapat pada artikel-artikel di rubrik “Green Page” Majalah Go

Girl! Edisi Juli-Desember 20111 dibangun.

Untuk metodologi penelitian, peneliti menggunakan analisis wacana dengan

menggunakan pendekatan kognisi sosial (social cognitive approach) yang

dikembangkan oleh Teun A. van Dijk. Terdapat tiga dimensi analisis yang

menjadi satu kesatuan, yaitu struktur teks, kognisi sosial, dan konteks sosial pada

kerangka analisis wacana van Dijk. Inti analisis van Dijk adalah menggabungkan

ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis (Eriyanto,

2004:224). Pada dimensi teks, diteliti bagaimana struktur teks dan strategi wacana

yang digunakan komunikator untuk menegaskan tema tertentu. Pada dimensi

kognisi sosial, mempelajari proses produksi berita yang melibatkan kognisi

individu dari wartawan. Cara pandang wartawan dalam melihat suatu realitas

sosial dinilai van Dijk mampu mempengaruhi bagaimana sebuah berita dapat

terbentuk. Sedangkan pada dimensi konteks sosial, melihat bagaimana teks

tersebut dihubungkan lebih jauh dengan pengetahuan yang berkembang dalam

53

Page 70: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

masyarakat terhadap suatu wacana. Penelitian ini tidak hanya menganalisis

struktur kebahasaan namun juga dihubungkan dengan bagaimana komunikator

atau penulis rubrik memproduksi artikel serta konteks sosial dimana wacana

tersebut berkembang.

Penelitian 6 (enam) artikel pada Rubrik “Green Page” Majalah GoGirl!

edisi Juli-Desember 2011 memasukkan tiga dimensi wacana, yaitu: struktur teks,

kognisi sosial, dan konteks sosial. Sistematika dalam bab ini terbagi menjadi tiga

sub bab sesuai dengan dimensi analisis struktur teks, kognisi sosial, dan konteks

sosial. Analisis yang pertama adalah analisis teks yang didasarkan pada struktur

analisis teks model van Dijk terhadap enam artikel yang berhubungan dengan

wacana peduli lingkungan yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro.

Enam artikel pada Rubrik “Green Page” Majalah GoGirl! edisi Juli-Desember

2011 yang menjadi unit analisis adalah:

Tabel 3.1 Artikel Unit Analisis

No. Edisi Judul Artikel Tema / topik

1. Juli 2011 “Go Gas!” Gas sebagai bahan bakar

alternatif.

2. Agustus 2011 “Green School: SDNP

12 Bendungan Hilir”

Keberadaan sekolah “hijau”

di daerah padat penduduk,

Jakarta.

3. September

2011

“Asia’s Most Polluted

Cities”

Permasalahan lingkungan di

beberapa kota terpolusi di

dunia yang terdapat di

benua Asia.

4. Oktober 2011 “Green Eating; Simple

Planting”

Mengikuti gaya hidup

“hijau” dengan memilih

makanan yang tepat dan

cara menanam tanaman

Page 71: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

yang bermanfaat.

5. November

2011 “Let’s Go Zero-Waste!”

Menerapkan pola jahitan

dengan sedikit atau bahkan

tidak menghasilkan limbah

sama sekali.

6. Desember

2011 “Drug Management”

Pengelolaam obat-obatan

yang sudah kedaluwarsa

dengan cara yang tepat.

Sumber: olahan peneliti

Pada analisis berikutnya yaitu analisis koginisi sosial yang memiliki fungsi

menjelaskan bagaimana kesadaran maupun pengetahuan penulis artikel dalam

memahami suatu peristiwa terhadap pembentukan suatu teks. Dari hasil analisis

ini, akan diketahui apa latar belakang penulis artikel, bagaimana proses produksi

artikel, serta bagaimana suatu masalah yang berhubungan ditafsirkan penulis

kedalam artikel. Analisis selanjutnya adalah konteks sosial yang berisi penjelasan

bagaimana keadaan di luar mengenai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

A. Analisis Artikel “Go Gas!”

1. Analisis Teks

Dalam sebuah teks pasti terkandung unsur-unsur maupun elemen-elemen

yang merupakan suatu kesatuan yang saling menopang satu sama lain hingga

terbentuk sebuah teks yang utuh. Untuk menganalisis sebuah teks, maka

diperlukan beberapa hal yang akan diamati, meliputi tematik, skematik, semantik,

sintaksis, stilistik, dan retoris. Berikut analisis teks “Go Gas!”:

a. Tematik

Elemen tematik merupakan gambaran umum pada teks. Topik

menggambarkan tema umum dari suatu teks, topik akan didukung oleh subtopik

Page 72: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

lainnya yang saling berkaitan hingga terbentuknya topik umum. Subtopik juga

didukung serangkaian fakta yang menunjuk dan menggambarkan subtopik,

sehingga subbagian yang lain saling mendukung antara satu bagian dengan bagian

lainnya.

Tema yang ingin dikembangkan melalui artikel yang berjudul “Go Gas!”

yang dimuat dalam rubrik “Green Page” Majalah GoGirl! edisi Juli 2011 adalah

gas sebagai bahan bakar alternatif yang kemudian diturunkan ke dalam subtopik

yang membahas tentang jenis-jenis gas yang digunakan sebagai bahan bakar

kendaraan dan keuntungan jangka panjang konsumsi gas sebagai bahan bakar

kendaraan. Sedangkan wacana yang ingin dikedepankan dalam artikel ini adalah

gas sebagai bahan bakar alternatif. Berikut kutipannya:

“Makin besar anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) udah bikin

pemerintah mulai mikirin bahan bakar alternatif. Please say welcome to

Liquified Gas for Vehicle!”

(Artikel “Go Gas!”: Paragraf 1, GoGirl! Juli 2011)

b. Skematik

Dalam sebuah teks pasti memiliki skema atau alur yang menunjukkan

bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun hingga membentuk kesatuan arti.

Dalam konteks penyajian artikel, memiliki dua kategori skema besar, yaitu

summary yang ditandai dengan dua elemen, yaitu judul dan lead , serta story yang

memuat isi berita secara kesuluruhan.

Secara skematik, artikel “Go Gas!” memiliki 6 paragraf. Paragraf pertama

berisi lead yang tergolong teras berita “apa” (what lead), paragraf kedua berisi

jenis gas yang akan digunakan pemerintah sebagai bahan bakar alternatif, paragraf

Page 73: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

selanjutnya berisi kelebihan Liquified Gas for Vehicle (LGV) dibanding dengan

bahan bakar lain. Di paragraf empat berisi negara-negara yang sudah

menggunakan LGV, paragraf berikutnya berisi alasan mengapa LGV belum

banyak digunakan di Indonesia, dan di paragraf terakhir berisi perhitungan

keuntungan jika menggunakan converter kit bahan bakar. Berikut uraian elemen

yang terkandung dalam artikel “Go Gas!”:

“Makin besar anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) udah

bikin pemerintah mulai mikirin bahan bakar alternatif. Please say

welcome to Liquified Gas for Vehicle!”

(Artikel “Go Gas!”: Paragraf 1, GoGirl! Juli 2011)

“Sebenernya ada dua bahan bakar jenis gas yang disiapin

pemerintah, yaitu Liquified Gas for Vehicle (LGV) dan Compressed

Natural Gas (CNG).....”

(Artikel “Go Gas!”: Paragraf 2, GoGirl! Juli 2011)

“Apa aja sih kelebihannya? Dari segi ekonomi, LGV lebih

terjangkau, cuma Rp 3.600 per liter, lebih murah dibanding Premium

(Rp 4.500) dan Pertamax (8.900)...”

(Artikel “Go Gas!”: Paragraf 3, GoGirl! Juli 2011)

“Di beberapa negara kayak US, Australia, China, Korea, India, dan

beberapa negara Eropa, gas udah banyak digunakan sebagai bahan

bakar kendaraan...”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 4, GoGirl! Juli 2011)

“Tapi converter kit ini lumayan mahal, sekitar Rp 10-15 juta. Inilah

salah satu alasan kenapa LGV belum banyak dipakai di sini...”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 5, GoGirl! Juli 2011)

“Harga converter kit emang mahal, tapi keuntungannya bisa kita

rasain dalam jangka panjang dari segi lingkungan maupun ekonomi.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 6, GoGirl! Juli 2011)

Page 74: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

c. Semantik

Struktur mikro dalam sebuah wacana yang disebut semantik merupakan

makna yang ingin ditekankan dalam suatu teks, bisa melalui elemen latar, detil,

maksud, praanggapan, nominalisasi. Dalam penulisan artikel “Go Gas!”, penulis

memuat beberapa elemen, yaitu latar, detil, maksud, dan nominalisasi.

i. Latar

Latar penulisan artikel ini adalah mengenai gas sebagai bahan bakar

alternatif yang akan dikeluarkan pemerintah. Latar ini didasari pada

sebuah bentuk keprihatinan pemerintah akan semakin besarnya

anggaran subsidi jika masih menggunakan BBM lainnya. Sehingga

pemerintah memberikan solusi dengan mengeluarkan gas sebagai

bahan bakar alternatif. Hal ini terungkap dalam kutipan kalimat

berikut:

“Makin besarnya anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM)

udah bikin pemerintah mulai mikirin bahan bakar alternatif.

Please say welcome to Liquified Gas for Vehicle!”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 1, GoGirl! Juli 2011)

ii. Detil

Elemen detil berhubungan dengan kontrol informasi yang

ditampilkan Penulis. Jika informasi tersebut akan menguntungkan

Penulis, maka informasi tersebut akan tertulis dengan berlebihan,

sebaliknya jika informasi dianggap merugikan Penulis, maka

informasi akan ditampilkan dengan jumlah sedikit. Berikut kutipan

elemen detil dalam artikel “Go Gas!”:

Page 75: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

“Apa aja sih kelebihannya? Dari segi ekonomi, LGV lebih

terjangkau, cuma Rp 3.600 per liter, lebih murah dibanding Premium

(Rp 4.500) dan Pertamax (8.900).”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 3 kalimat 1-2, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kutipan tersebut, dijelaskan mengenai segala kelebihan gas

dibandingkan dengan BBM lainnya. Semua informasi yang

menguntungkan penulis, dalam hal ini memuat kelebihan gas sebagai

bahan bakar alternatif dibanding dengan BBM lainnya cukup terlihat

jelas dan diuraikan lebih mendetail.

“Harga converter kit emang mahal, tapi keuntungannya bisa kita

rasain dalam jangka panjang dari segi lingkungan maupun

ekonomi.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 6 kalimat 1, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kutipan paragraf ini, informasi yang disampaikan begitu

menguntungkan penulis, karena memuat informasi kelebihan gas

sebagai bahan bakar alternatif dengan penghitungan yang memuat

hasil yang signifikan. Sebaliknya, informasi yang dirasa kurang

menguntungkan penulis, ditulis dengan samar-samar. Berikut

kutipannya:

“Sayangnya, LGV nggak sesukses „saudaranya‟. Belum banyak

kendaraan pribadi yang pake LGV, padahal sebenernya jenis bahan

bakar ini punya banyak keunggulan lho dibanding BBM.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 2 kalimat 5-6, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kutipan kalimat diatas, nampak Penulis hanya menampilkan

informasi yang dianggap kurang menguntungkan baginya. Tidak

disebutkan lebih mendetail, mengapa LGV tidak sesukses CNG.

Page 76: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

“Tapi converter kit ini lumayan mahal, sekitar Rp 10-15 juta.

Inilah salah satu alasan kenapa LGV belum banyak dipakai di sini.

Alasan lain, jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas

(SPBG) di Indonesia masih kurang banget. Baru ada di

Jakarta, itupun jumlahnya cuma sekitar 8 SPBG.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 5 kalimat 1-4, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kutipan kalimat diatas, tidak disebutkan lebih mendetail

mengenai mengapa harga converter kit mahal, kemudian juga tidak

disebutkan mengapa SPBG baru tersedia di Jakarta dengan jumlah

yang sedikit yaitu 8 unit.

iii. Maksud

Maksud merupakan bentuk uraian yang panjang, jelas, dan lebih

mendetail tentang informasi yang dianggap menguntungkan Penulis.

Sebaliknya, jika informasi dianggap kurang menguntungkan Penulis,

maka informasi tersebut ditulis dengan samar-samar dan implisit.

Berikut kutipan kalimat yang memuat elemen maksud:

“Apa aja sih kelebihannya? Dari segi ekonomi, LGV lebih

terjangkau, cuma Rp 3.600 per liter, lebih murah dibanding

Premium (Rp 4.500) dan Pertamax (8.900). Selain itu, jenis

bahan bakar ini juga ramah lingkungan. Nggak menimbulkan

banyak polusi karena pembakarannya hampir sempurna.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 3 kalimat 1-4, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kutipan tersebut, dijelaskan mengenai segala kelebihan gas

dibandingkan dengan BBM lainnya. Semua informasi yang

menguntungkan penulis, dalam hal ini memuat kelebihan gas sebagai

bahan bakar alternatif dibanding dengan BBM lainnya di segala

bidang cukup terlihat jelas dan diuraikan lebih mendetail.

Page 77: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

“Harga converter kit emang mahal, tapi keuntungannya bisa kita

rasain dalam jangka panjang dari segi lingkungan maupun

ekonomi. Sekarang coba itung-itung yuk, misal harga converter

kit Rp 10 juta, kapan kita balik modal dan berapa keuntungan

kita per tahun?.....”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 6 kalimat 1-2, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kutipan paragraf ini, informasi yang disampaikan begitu

menguntungkan penulis, karena memuat informasi kelebihan gas

sebagai bahan bakar alternatif dengan penghitungan yang memuat

hasil yang signifikan. Sebaliknya, informasi yang dirasa kurang

menguntungkan Penulis, ditulis dengan samar-samar. Berikut

kutipannya:

“Sayangnya, LGV nggak sesukses „saudaranya‟. Belum banyak

kendaraan pribadi yang pake LGV, padahal sebenernya jenis

bahan bakar ini punya banyak keunggulan lho dibanding BBM.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 2 kalimat 5-6, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kutipan kalimat diatas, nampak penulis hanya menampilkan

informasi yang dianggap kurang menguntungkan baginya. Tidak

disebutkan lebih mendetail, mengapa belum banyak kendaraan

pribadi yang menggunakan LGV sebagai bahan bakarnya.

“Tapi converter kit ini lumayan mahal, sekitar Rp 10-15 juta.

Inilah salah satu alasan kenapa LGV belum banyak dipakai di sini.

Alasan lain, jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG)

di Indonesia masih kurang banget. Baru ada di Jakarta, itupun

jumlahnya cuma sekitar 8 SPBG.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 5 kalimat 1-4, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kutipan kalimat diatas, tidak disebutkan lebih mendetail

mengenai mengapa harga converter kit mahal, kemudian juga tidak

Page 78: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

disebutkan mengapa SPBG baru tersedia di Jakarta dengan jumlah

yang belum banyak, yaitu 8 unit.

iv. Nominalisasi

Elemen nominalisasi merupakan suatu elemen yang memuat nominal

atau angka yang mendukung dan mampu mempengaruhi makna dari

informasi yang hendak disampaikan oleh penulis. Berikut kutipan

kalimat yang menggunakan elemen nominalisasi di dalamnya:

“Dari segi ekonomi, LGV lebih terjangkau, cuma Rp 3.600 per liter,

lebih murah dibanding Premium (Rp 4.500) dan Pertamax (Rp

8.900).”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 3 kalimat 2, GoGirl! Juli 2011)

Melalui kalimat ini, Penulis ingin menyampaikan bahwa

nominalisasi yang terkandung di dalamnya memuat informasi yang

memberi keuntungan penulis. Tertulis bahwa harga LGV lebih

terjangkau dengan perbedaan harga yang lumayan besar dengan

BBM lainnya, Premium dan Pertamax yaitu Rp 900 sampai Rp 5.300

per liternya.

“Dari hasil pengujian, emisi total LGV lebih kecil 15% dibanding

emisi total Premium/Pertamax.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 3 kalimat 5, GoGirl! Juli 2011)

Elemen nominalisasi yang termuat dalam kalimat di atas

menjelaskan bahwa emisi total yang dihasilkan LGV lebih kecil

dibanding emisi total Premium/ Pertamax. Ini merupakan penguatan

informasi mengenai kelebihan dari LGV dibanding dengan BBM

lainnya.

Page 79: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

“Tapi converter kit ini lumayan mahal, sekitar Rp 10-15 juta. Inilah

salah satu alasan kenapa LGV belum banyak dipakai di sini.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 5 kalimat 1, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kutipan kalimat di atas, elemen nominalisasi menguatkan

maksud bahwa harga converter kit yang masih mahal dan ini

merupakan salah satu alasan mengapa LGV belum banyak

digunakan di Indonesia.

“Alasan lain, jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di

Indonesia masih kurang banget. Baru ada di Jakarta, itupun

jumlahnya cuma sekitar 8 SPBG.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 5 kalimat 3-4, GoGirl! Juli 2011)

Elemen nominalisasi yang terkandung di dalam kalimat di atas

memberikan informasi bahwa jumlah SPBG di Indonesia baru

tersedia 8 unit dan itupun di Jakarta. Sehingga minimnya SPBG

dirasa sebagai alasan lain mengapa LGV belum banyak digunakan di

Indonesia.

v. Praanggapan

Elemen ini merupakan pernyataan yang digunakan untuk

mendukung makna suatu teks. Praangapan merupakan fakta yang

belum terbukti kebenarannya namun dijadikan dasar untuk

mendukung gagasan tertentu. Berikut kutipan kalimatnya:

“Sekarang coba itung-itung yuk, misal harga converter kit Rp 10

juta, kapan kita balik modal dan berapa keuntungan kita per tahun?”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 6 kalimat 4, GoGirl! Juli 2011)

Page 80: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

d. Sintaksis

Hal yang diamati dari struktur mikro ini adalah bagaimana suatu kalimat itu

disusun atau dibentuk. Elemen sintaksis meliputi bentuk kalimat, koherensi, dan

kata ganti. Berikut kutipan kalimatnya:

i. Bentuk kalimat

“Di beberapa negara kayak US, Australia, China, Korea, India, dan

beberapa negara Eropa, gas udah banyak digunakan sebagai

bahan bakar kendaraan.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 4 kalimat 1, GoGirl! Juli 2011)

Kalimat di atas berbentuk induktif, dimana inti kalimat diletakkan di

akhir dan tersamar atau tersembunyi. Yang ingin ditonjolkan dalam

kalimat di atas adalah penggunaan gas sebagai bahan bakar di

beberapa negara.

“Makin besarnya anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM)

udah bikin pemerintah mulai mikirin bahan bakar 64lternative.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 1 kalimat 1, GoGirl! Juli 2011)

Bentuk kalimat di atas adalah kalimat aktif yang menonjolkan

subjek, yaitu pemerintah.

“Sebenernya ada dua bahan bakar jenis gas yang disiapin

pemerintah, yaitu Liquified Gas for Vehicle (LGV) dan Compressed

Natural Gas (CNG). LGV bentuknya cair dan tekanannya lebih

rendah dibanding CNG.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 2 kalimat 1-2, GoGirl! Juli 2011)

Bentuk kalimat di atas adalah kalimat pasif yang menonjolkan objek,

yaitu bahan bakar gas.

Page 81: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

“Di beberapa negara kayak US, Australia, China, Korea, India, dan

beberapa negara Eropa, gas udah banyak digunakan sebagai bahan

bakar kendaraan.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 4 kalimat 1, GoGirl! Juli 2011)

Bentuk kalimat di atas adalah kalimat pasif yang menonjolkan objek,

yaitu bahan bakar gas.

ii. Koherensi

Koherensi merupakan jalinan antarkata maupun antarkalimat dalam

suatu teks. Kata penghubung merupakan kunci dalam penggabungan

kalimat satu dengan kalimat lainnya. Berikut kutipan kalimat yang

menggunakan elemen koherensi di dalamnya:

“LGV bentuknya cair dan tekanannya lebih rendah dibanding

CNG.”

(Artikel “Go Gas!”: Paragraf 2 kalimat 2, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kalimat di atas, terdapat koherensi pembeda yaitu

“dibanding”. Penulis memberikan penjelasan bahwa bahan bakar

jenis gas yang sudah disiapkan pemerintah sebagai bahan bakar

alternatif, LGV dan CNG yang memiliki perbedaan. LGV berbentuk

cair dan tekanannya lebih rendah dari CNG.

“Belum banyak kendaraan pribadi yang pake LGV, padahal

sebenernya jenis bahan bakar ini punya banyak keunggulan lho

dibanding BBM.”

(Artikel “Go Gas!”: Paragraf 2 kalimat 6, GoGirl! Juli 2011)

Kata “dibanding” pada kalimat di atas, digunakan penulis untuk

menjelaskan sesuatu yang dibandingkan. LGV yang merupakan

Page 82: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

bahan bakar alternatif yang sudah disiapkan pemerintah, memiliki

banyak keunggulan dari bahan bakar lainnya.

“Dari segi ekonomi, LGV lebih terjangkau, cuma Rp 3.600 per liter,

lebih murah dibanding Premium (Rp 4.500) dan Pertamax (8.900).”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 3 kalimat 2, GoGirl! Juli 2011)

Kata “dibanding” digunakan kembali oleh penulis untuk

membandingkan harga LGV sebagai bahan bakar gas alternatif

dengan bahan bakar lainnya.

“Dari hasil pengujian, emisi total LGV lebih kecil 15% dibanding

emisi total Premium/Pertamax.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 3 kalimat 5, GoGirl! Juli 2011)

Penulis menjelaskan perbandingan hasil uji emisi dari LGV dengan

bahan bakar lainnya. Terbukti LGV memiliki keunggulan selain

harga yang lebih murah dari bahan bakar lainnya, hasil uji emisinya

juga menunjukkan bahwa LGV menghasilkan 15% lebih kecil dari

bahan bakar lainnya.

“Stok LGV juga lebih terjamin karena cadangan gas di perut bumi

Indonesia jauh lebih banyak dibanding cadangan minyak.”

(Artikel “Go Gas!”: Paragraf 3 kalimat 6, GoGirl! Juli 2011)

Setelah menuliskan keunggulan dari harga dan hasil uji emisi,

penulis kembali membandingkan keunggulan LGV dengan

menggunakan kata “dibanding”. LGV memiliki persediaan lebih

banyak dan lebih terjamin karena cadangan gas di perut bumi

Indonesia lebih banyak dari cadangan minyak.

Page 83: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

iii. Pengingkaran

Elemen ini merupakan bentuk praktik wacana yang menggambarkan

bagaimana Penulis menyembunyikan apa yang ingin diekspresikan

secara implisit. Berikut kutipan kalimat yang menggunakan elemen

pengingkaran di dalamnya:

“Sayang, diantara pabrikan terkenal itu belum ada yang jual mobil

yang berbahan gas ke Indonesia. Jadi kalo pingin pakai LGV, kita

harus pasang converter kit dulu di mobil.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 4 kalimat 3-4, GoGirl! Juli 2011)

Kata “jadi” digunakan penulis untuk menjelaskan kalimat yang

intinya saling berseberangan. Pada kalimat pertama dijelaskan

bahwa pabrikan mobil terkenal belum memproduksi dan menjual

mobil berbahan gas ke Indonesia. Karena belum adanya mobil

berbahan bakar gas di Indonesia, maka jika ingin menggunakan

LGV, terlebih dahulu harus memasang converter kit pada mobil.

“Harga converter kit emang mahal, tapi keuntungannya bisa kita

rasain dalam jangka panjang dari segi lingkungan maupun ekonomi.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 5 kalimat 1, GoGirl! Juli 2011)

Penggunaan kata “tapi” di atas digunakan untuk menghubungkan

kalimat kemudian rangkaian kalimat tersebut memberikan makna

yang berseberangan. Dijelaskan meskipun harga converter kit

memang mahal, keuntungan yang akan didapat jika

menggunakannya akan dirasakan dalam jangka waktu yang panjang

baik dari segi lingkungan maupun ekonomi.

Page 84: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

iv. Kata ganti

Kata ganti digunakan penulis untuk menunjukkan di mana posisi

seseorang dalam wacana. Berikut kutipan kalimatnya:

“Jadi kalo pingin pakai LGV, kita harus pasang converter kit dulu di

mobil.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 4 kalimat 4, GoGirl! Juli 2011)

“Untuk masalah kurangnya SPBG, sekarang kita emang cuma bisa

berharap sama keseriusan pemerintah untuk memperbanyak jumlah

SPBG.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 5 kalimat 7, GoGirl! Juli 2011)

“Harga converter kit emang mahal, tapi keuntungannya bisa kita

rasain dalam jangka panjang dari segi lingkungan maupun ekonomi.

Sekarang coba itung-itung yuk, misal harga converter kit Rp 10 juta,

kapan kita balik modal dan berapa keuntungan kita per tahun?”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 6 kalimat 1-2, GoGirl! Juli 2011)

Dalam beberapa kutipan kalimat di atas, penulis menggunakan kata

ganti “kita” untuk memposisikan dirinya sama dengan pembaca.

Kata ganti “kita” menimbulkan keintiman penulis dengan

pembacanya.

f. Retoris

Dalam analisis teks, retoris menggambarkan bagimana dan dengan cara

seperti apa, cara penekanan pada teks dilakukan. Penekanan pada teks bisa

dilakukan dengan menganalisis elemen grafis, metafora, maupun ekspresi. Berikut

uraiannya:

Page 85: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

i. Ekspresi

Penulis menggambarkan ekspresinya dengan kata-kata yang sesuai

dengan apa yang dirasakannya. Berikut kutipannya:

“Sayangnya, LGV nggak sesukses „saudaranya‟.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 2 kalimat 5, GoGirl! Juli 2011)

“Sayang, diantara pabrikan terkenal itu belum ada yang jual mobil

yang berbahan gas ke Indonesia.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 4 kalimat 3, GoGirl! Juli 2011)

Dalam dua kalimat di atas, penulis mengungkapkan rasa kecewa dan

prihatinnya dengan menggunakan kata “sayang”. Pada kalimat

pertama, penulis menyayangkan LGV yang belum sesukses CNG,

bahan bakar yang sudah digunakan beberapa transportasi umum.

Kemudian pada kalimat kedua, penulis menyayangkan belum ada

pabrikan mobil terkenal yang menjual mobil berbahan bakar gas ke

Indonesia, hal inilah yang menyebabkan LGV belum banyak

dikonsumsi.

ii. Grafis

Dalam layout teks “Go Gas!”, penulis menambahkan beberapa grafis

seperti foto bus Transjakarta, foto converter kit, dan foto mobil

pribadi. Ditampilkannya beberapa grafis berupa foto untuk

mendukung apa yang ingin disampaikan. Selain itu, ada yang

mengundang perhatian yaitu background warna merah dengan warna

pada teks yang kontras yaitu putih. Teks yang tertulis pada bagian

Page 86: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Judul

Foto mobil sedan

Foto converter kit

tersebut merupakan penggambaran perhitungan rugi-laba

penggunaan beberapa BBM secara material.

Gambar 3.1

Layout Artikel “Go Gas!”

Sumber: Majalah GoGirl! Juli 2011

iii. Metafora

Ornamen dari suatu berita yaitu kiasan, ungkapan, metafora

digunakan penulis dalam menyampaikan pesan. Pemakaian

metafora tertentu dapat menjadi petunjuk utama untuk memaknai

suatu teks. Berikut kutipan kalimatnya:

“Sekarang, CNG udah digunain sejumlah angkutan umum kayak

Transjakarta, beberapa bajaj dan taksi. Sayangnya, LGV nggak

sesukses „saudaranya‟.”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 2 kalimat 4, GoGirl! Juli 2011)

Foto Bus Trasnjakarta

yang menggunakan gas

sebagai bahan bakarnya.

Lead

Page 87: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Penggunaan metafora “saudaranya” untuk menunjukkan bahwa LGV

dan CNG merupakan jenis bahan bakar gas namun berbeda bentuk.

Dari analisis teks yang sudah dilakukan, peneliti menemukan beberapa

elemen di dalamnya seperti latar, detil, maksud, nominalisasi, kata ganti, dan

beberapa elemen lainnya yang digunakan van Dijk dalam menganilisis sebuah

wacana. Yang muncul dari hasil analisis teks adalah mengenai kelebihan dan

kekurangan LGV dan CNG sebagai bahan bakar alternatif.

2. Analisis Kognisi Sosial

Dalam analisis ini, peneliti mengadakan wawancara kepada penulis dalam

rubrik “Green Page” majalah GoGirl! Juli 2011, dan dari proses wawancara

tersebut, peneliti mendapatkan hasil wawancara mengenai artikel yang sedang

diteliti.

“Waktu itu awalnya cuma kebetulan aja sih, pas aku lagi ngobrol sama

driver kantor, dia ngomongin tentang bahan bakar gas yang dipakai sama bus

Transjakarta. Kemudian aku browsing, ternyata emang wacana pemerintah ingin

mengubah penggunaan BBM jadi BBG itu udah lama ada, tapi emang belum

terealisasikan karena beberapa hal.” kata Starin Sani, penulis artikel “Go Gas!”

dalam wawancara yang dilakukan pada 26 Maret 2012 lalu.

Setelah melakukan browsing, penulis menyatakan pendapatnya saat rapat

tema dan mendapat persetujuan dari pimpinan redaksi. Penulis mendapatkan

inspirasi dan referensi dari pembicaraannya dengan driver kantor dan internet.

Menurut pandangan penulis, penggunaan BBG lebih murah dan ramah lingkungan

Page 88: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

dibanding BBM. Penulis mendukung penggunaan BBG, namun memang untuk

saat ini masih sulit untuk diterapkan di Indonesia. Untuk saat ini memang

pemerintah belum menyiapkan cukup SPBG sehingga akan menyulitkan bagi

yang ingin menggunakan BBG.

“Tapi diharapkan saat pemerintah sudah siap nanti, pembaca Gogirl! sudah

punya awareness tentang hal ini dan lebih mudah untuk beralih.” tambah Starin.

Dari hasil analisis kognisi sosial, dapat ditarik kesimpulan bahwa penulis

ingin menyampaikan informasi kepada pembaca mengenai LGV dan CNG

sebagai bahan bakar alternatif. Sehingga saat semua sudah siap untuk

menggunakan bahan bakar alternatif tersebut, para pembaca sudah mengerti

terlebih dahulu.

3. Analisis Konteks Sosial

Harga premium dan pertamax terus bergerak naik seiring meningkatnya

harga minyak dunia. Sebagai pilihan lain, masyarakat dapat menggunakan

Liquified Gas for Vehicle (LGV) yang harganya lebih murah dibanding premium

maupun pertamax.

Dikutip dari situs resmi Kementrian Energi dan Sumber Daya Alam

Indonesia, dijelaskan bahwa LGV atau yang dikenal dengan nama dagang Vi-Gas,

merupakan bahan bakar gas yang diformulasikan untuk kendaraan bermotor yang

menggunakan spark ignition engine terdiri dari campuran propane (C3) dan

butane (C4). beberapa keunggulan lainnya, LGV ramah terhadap lingkungan,

menghasilkan pembakaran yang bersih, memiliki Oktan Number lebih dari (sama

dengan) 98, memperpanjang umur mesin dan pelumas, suara mesin lebih halus

Page 89: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

dan bebas knocking, bebas sulfur dan timbal serta tekanan didalam tangkinya

lebih rendah 8-12 bar (http://www.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/5375-lebih-

jauh-tentang-lgv-dan-cng.html).

Harga LGV lebih tinggi dibandingkan dengan BBM bersubsidi, tetapi lebih

rendah dari harga BBM non subsidi. LGV lebih fleksibel digunakan untuk daerah-

daerah yang jauh dari sumber gas atau tidak memiliki pipa gas bumi. Sedangkan

Compressed Natural Gas (CNG) merupakan bahan bakar gas yang dibuat dengan

melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. Bahan bakar ini

sudah banyak digunakan oleh kendaraan umum seperti taksi dan angkutan kota.

Kendaraan pribadi juga dapat menggunakannya. Harganya relatif murah yaitu Rp

3.600 per liter setara premium. Namun untuk menggunakan bahan bakar LGV,

pemilik kendaraan harus membeli converter kit terlebih dahulu. Harganya sekitar

Rp 10-15 juta.

LGV dan CNG yang disiapkan pemerintah sebagai bahan bakar alternatif

memberikan banyak keuntungan bagi konsumen namun yang kini masih menjadi

kendala adalah belum ada mobil yang menggunakan bahan bakar gas dijual di

Indonesia, sehingga harus menggunakan converter kit terlebih dahulu. Hambatan

dari belum banyaknya yang mengkonsumsi LGV adalah jumlah SPBG yang

sedikit serta belum merata. Diharapkan kedepannya pemerintah mampu

menyiapkan SPBG secara merata di seluruh Indonesia agar seluruh masyarakat

bisa merasakan penggunaan LGV.

Dari hasil analisis konteks sosial, diambil kesimpulan mengenai apa yang

terjadi di masyarakat ketika pemerintah mensosialisasikan bahan bakar alternatif.

Page 90: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Namun belum siapnya pemerintah dalam menyediakan SPBG yang merata di

Indonesia dan juga belum adanya produsen mobil yang memproduksi mobil

berbahan gas di Indonesia menjadi kendala.

Setelah dilakukan analisis dari teks, konteks sosial, hingga kognisi sosial,

dapat ditarik kesimpulan bahwa artikel “Go Gas!” memenuhi kriteria analisis

yang dilakukan dari ketiga dimensi wacana van Dijk. Dalam analisis teks,

menganalisis bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang digunakan untuk

mempertegas tema mengenai gas sebagai bahan bakar alternatif. Kemudian pada

analisis kognisi sosial yang diteliti adalah bagaimana proses produksi teks yang

melibatkan kognisi individu dan wartawan. Sedangkan pada dimensi konteks

sosial, diteliti wacana yang sedang berkembang di masyarakat terhadap suatu

masalah. Ketiga dimensi analisis tersebut tidak dapat dipisahkan, masing-masing

saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain.

B. Analisis Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”

1. Analisis Teks

Dalam sebuah teks pasti terkandung unsur-unsur maupun elemen-elemen

yang merupakan suatu kesatuan yang saling menopang satu sama lain hingga

terbentuk sebuah teks yang utuh. Untuk menganalisis sebuah teks, maka

diperlukan beberapa hal yang akan diamati, meliputi tematik, skematik, semantik,

sintaksis, stilistik, dan retoris. Berikut analisis teks “Green School: SDNP 12

Bendungan Hilir”:

Page 91: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

a. Tematik

Elemen tematik merupakan gambaran umum pada teks. Topik

menggambarkan tema umum dari suatu teks, topik akan didukung oleh subtopik

lainnya yang saling berkaitan hingga terbentuknya topik umum. Subtopik juga

didukung serangkaian fakta yang menunjuk dan menggambarkan subtopik,

sehingga subbagian yang lain saling mendukung antara satu bagian dengan bagian

lainnya.

Tema yang ingin dikembangkan dalam artikel “Green School: SDNP 12

Bendungan Hilir” yang dimuat dalam rubrik “Green Page” Majalah GoGirl! edisi

Agustus 2011 lalu adalah sekolah “hijau”. Tema tersebut kemudian diturunkan

menjadi dua subtopik, yaitu peduli terhadap lingkungan dan revolusi sekolah

tersebut hingga mendapatkan penghargaan Adiwiyata selama 4 tahun berturut-

turut. Kemudian untuk wacana dari artikel ini adalah keberadaan sekolah “hijau”

di tengah kawasan padat penduduk Jakarta Pusat. Berikut kutipannya:

“Di tengah padatnya kawasan Jakarta Pusat, ternyata ada satu sekolah

yang masih hijau dan rindang banget lho. Bahkan, siang hari pun tetep

nggak kerasa panas di sana! Inilah dia, SDNP 12 Bendungan Hilir

(Benhil).”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 1, GoGirl!

Agustus 2011)

b. Skematik

Secara skematik, artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”

memiliki enam paragraf. Paragraf pertama berisi lead yang tergolong dalam teras

berita “siapa” (who lead), paragraf kedua dan ketiga berisi tentang bentuk

kepedulian sekolah terhadap lingkungan, di paragraf empat hingga enam memuat

Page 92: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

tentang bagaimana usaha sekolah ini mendapatkan penghargaan Adiwiyata selama

empat tahun berturut-turut. Berikut kutipannya:

“Di tengah padatnya kawasan Jakarta Pusat, ternyata ada satu sekolah

yang masih hijau dan rindang banget lho. Bahkan, siang hari pun tetep

nggak kerasa panas di sana! Inilah dia, SDNP 12 Bendungan Hilir

(Benhil).”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir” : Paragraf 1,

GoGirl! Agustus 2011)

“Selain sejuk, SDNP 12 Benhil juga bersih banget! Murid-muridnya

emang udah dibiasain peduli lingkungan...”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 2, GoGirl!

Agustus 2011)

“Oh iya, jangan coba-coba buang sampah sembarangan di lingkungan

sekolah seluas 2.664 m2 ini ya. Soalnya, ada denda buat semua warga

sekolah yang ketauan buang sampah sembarangan!...”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 3, GoGirl!

Agustus 2011)

“Siapa sangka, SD yang berdiri tahun 1974 ini dulunya sempet ngalamin

kondisi yang cukup memprihatinkan. Walaupun statusnya SD

percontohan, tapi pas Ibu Murliati ditugasin jadi kepala sekolah di SD ini

tahun 2004, ternyata kondisinya kurang layak buat menyandang status

itu...”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 4, GoGirl!

Agustus 2011)

“Ibu Murliati pun ngajuin proposal ke perusahaan-perusahaan yang

punya program CSR (Corporate Social Responsibility). Akhirnya,

General Electric menyetujui propsal SDNP 12 Benhil.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 5, GoGirl!

Agustus 2011)

“Berkat semua keseriusan warganya, SDNP 12 Benhil meraih

penghargaan Adiwiyata pertama mereka tahun 2008. Adiwiyata adalah

penghargaan dari pemerintah buat sekolah-sekolah yang berhasil

mendidik siswanya peduli terhadap lingkungan.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 6, GoGirl!

Agustus 2011)

Page 93: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Dalam artikel ini juga dimuat beberapa kutipan langsung atau komentar

verbal dari narasumber yaitu Kepala Sekolah SDNP 12 Benhil, Ibu

Murliati.

““Mungkin sebenernya ada banyak sekolah yang punya lingkungan

bersih, tapi kuncinya adalah kesadaran dari hati. SDNP 12 Benhil

berhasil meraih penghargaan karena kesadaran lingkungan para

warganya,” ujar Ibu Murliati.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 6, GoGirl!

Agustus 2011)

c. Semantik

Struktur mikro dalam sebuah wacana disebut dengan semantik yang

merupakan makna yang ingin ditekankan dalam suatu teks, bisa melalui elemen

detil, latar, maksud, praanggapan, dan nominalisasi. Dalam artikel “Green School:

SDNP 12 Bendungan Hilir”, penulis hanya memuat 4 elemen yaitu elemen latar,

detil, maksud, dan nominalisasi. Berikut kutipannya:

i. Latar

Latar penulisan artikel ini adalah mengenai keberadaan sekolah

“hijau” yang masih ada di tengah padatnya Jakarta. Jakarta dikenal

dengan kota padat penduduk, keadaan lingkungan juga kurang

diperhatikan oleh penduduknya. Keberadaan sekolah “hijau” di

daerah Bendungan Hilir (Benhil) menggambarkan bahwa masih ada

sekolah yang sejuk dan bersih di tengah keadaan Jakarta yang panas

dan kotor. Berikut kutipan kalimatnya:

“Di tengah padatnya kawasan Jakarta Pusat, ternyata ada satu

sekolah yang masih hijau dan rindang banget lho. Bahkan, siang

hari pun tetep nggak kerasa panas di sana! Inilah dia, SDNP 12

Bendungan Hilir (Benhil).”

Page 94: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir” : Paragraf 1,

GoGirl! Agustus 2011)

ii. Detil

Elemen detil berhubungan dengan kontrol informasi yang

ditampilkan penulis. Jika informasi tersebut akan menguntungkan

penulis, maka informasi tersebut akan ditulis dengan jelas bahkan

berlebihan, sebaliknya jika informasi dianggap merugikan penulis,

maka informasi akan ditampilkan dengan jumlah sedikit. Elemen

detil dalam artikel ini disajikan dengan Berikut kutipan elemen detil

dalam artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”:

“Selain sejuk, SDNP 12 Benhil juga bersih banget! Murid-

muridnya emang udah dibiasain peduli lingkungan.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 2

kalimat 1-2, GoGirl! Agustus 2011)

Dalam paragraf kedua, elemen detil yang mendukung informasi yang

menguntungkan penulis, ditulis dengan jelas. Kutipan di atas

menjelaskan bahwa SDNP 12 Benhil memang mendidik murid-

muridnya untuk terbiasa menjaga lingkungan sekolahnya. Untuk

penjelasan bagaiman cara sekolah ini mendidik murid-muridnya

akan diuraikan pada analisis elemen maksud.

“Berkat semua keseriusan warganya, SDNP 12 Benhil meraih

penghargaan Adiwiyata pertama mereka tahun 2008.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 6

kalimat 1, GoGirl! Agustus 2011)

Dalam kutipan kalimat di atas, dijelaskan bahwa apa yang telah

dilakukan SDNP 12 Benhil beserta warga sekolahnya dalam hal

Page 95: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

menjaga lingkungan mendapatkan penghargaan. Informasi ini

menguntungkan penulis karena kalimat tersebut menggambarkan

bahwa usaha SDNP 12 Benhil dalam menjaga lingkungan

mendapatkan penghargaan.

“Siapa sangka, SD yang berdiri tahun 1974 ini dulunya sempet

ngalamin kondisi yang cukup memprihatinkan. Walaupun

statusnya SD percontohan, tapi pas Ibu Murliati ditugasin jadi kepala

sekolah di SD ini tahun 2004, ternyata kondisinya kurang layak

buat menyandang status itu.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 4

kalimat 1-2, GoGirl! Agustus 2011)

Sebaliknya, jika beberapa kutipan sebelumnya menguntungkan

penulis, maka kutipan ini dianggap kurang menguntungkan penulis.

Informasi yang disampaikan dalam kalimat tersebut kurang

dijelaskan secara mendetail. Keadaan SDNP 12 Benhil sebelumnya

hanya disebutkan kurang layak tanpa disertai penjelasan seperti apa

keadaan sekolah tersebut secara detail, informasi ini hanya ditulis

dalam 2 kalimat saja.

iii. Maksud

Maksud merupakan bentuk uraian yang panjang, jelas, dan lebih

mendetail tentang informasi yang dianggap menguntungkan penulis.

Sebaliknya, informasi yang dianggap kurang menguntungkan

penulis, ditulis dengan sama dan implisit. Berikut kutipan kalimat

yang mengandung elemen maksud:

Page 96: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

“Murid-muridnya emang udah dibiasain peduli lingkungan. Mulai

dari buang sampah di tempatnya, selalu ngabisin makanan dan

minuman, sampai menanam pohon...”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 2

kalimat 2, GoGirl! Agustus 2011)

Dalam kutipan tersebut digambarkan bahwa murid-murid SDNP 12

Benhil memang sudah dibiasakan untuk peduli lingkungan. Kalimat

selanjutnya ditulis untuk menggambarkan secara detail apa saja yang

dilakukan oleh murid-murid dan warga sekolah lainnya dalam upaya

peduli lingkungan. Informasi ini dianggap menguntungkan penulis,

sehingga kalimat yang lebih mendetail ini ditulis hampir satu

paragraf.

“Berkat semua keseriusan warganya, SDNP 12 Benhil meraih

penghargaan Adiwiyata pertama mereka tahun 2008. Adiwiyata

adalah penghargaan dari pemerintah buat sekolah-sekolah yang

berhasil mendidik siswanya peduli terhadap lingkungan. Hebatnya,

mereka bisa mempertahankan penghargaan itu sampe 4 tahun

berturut-turut!”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 6

kalimat 1-3 GoGirl! Agustus 2011)

Dalam kutipan kalimat di atas dijelaskan informasi yang

menguntungkan bagi penulis karena memuat pernyataan bahwa

sekolah tersebut mendapatkan penghargaan sebagai bentuk

kepeduliannya terhadap lingkungan. Tidak hanya itu saja, penulis

menambahkan penjelasan bahwa sekolah tersebut bisa

mempertahankan penghargaan selama 4 tahun berturut-turut.

Page 97: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

iv. Nominalisasi

Elemen nominalisasi merupakan suatu elemen yang memuat nominal

atau angka yang mendukung dan mampu mempengaruhi makna dari

informasi yang hendak disampaikan oleh penulis. Berikut kutipan

kalimat yang mengandung elemen nominalisasi di dalamnya:

“Tiap minggu, ternyata anak-anak dapet pelajaran Pendidikan

Lingkungan selama 2 jam, yang penilaiannya 70% dilihat dari

praktek lapangan.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir” : Paragraf 2

kalimat 4, GoGirl! Agustus 2011)

Dalam kutipan kalimat di atas, penulis ingin menyampaikan bahwa

sekolah ini memiliki pelajaran Pendidikan Lingkungan yang

diberikan 2 jam tiap minggunya. Penilaian dari pelajaran ini

berdasarkan dari 70% praktek di lapangan. Jadi pelajaran Pendidikan

Lingkungan ini tidak hanya sekedar pelajaran yang mengedepankan

teori saja namun penilaian juga didasarkan pada praktek siswa di

lapangan.

“Nggak cuma itu aja, sekolah ini juga punya 11 kelompok Pandu

Lingkungan. Tiap kelompok terdiri dari 10-12 murid kelas 4-6. Ke-

11 Pandu Lingkungan itu masing-masing bertanggungjawab

terhadap kompos, biopori, toga, kantin, energi, sampah, taman,

kolam ikan, taman lalu lintas, jumantik, dan UKS.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 3

kalimat 3-4, GoGirl! Agustus 2011)

Elemen nominalisasi yang terkandung dalam kalimat ini juga ingin

mendukung informasi yang hendak disampaikan penulis. Dijelaskan

bahwa sekolah ini memang benar-benar peduli terhadap lingkungan,

terlihat ketika sekolah ini memiliki 11 kelompok Pandu Lingkungan

Page 98: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

yang masing-masing kelompok terdiri dari 10-12 orang yang

bertanggungjawab terhadap kompos, biopori, toga, kantin, energi,

sampah, dan lain-lain. Kelompok-kelompok tersebut akan di-rolling

tugasnya setiap bulan sehingga semua merasakan bagaimana

mengurus kesebelas bidang tersebut.

“Hebatnya, mereka bisa mempertahankan penghargaan itu sampe 4

tahun berturut-turut!”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 6

kalimat 3, GoGirl! Agustus 2011)

Elemen nominalisasi yang terkandung dalam kalimat di atas

menunjukkan bahwa sekolah ini mampu mempertahankan

penghargaan Adiwiyata yaitu penghargaan yang diberikan

pemerintah kepada sekolah-sekolah yang mampu mendidik siswa-

siswanya untuk peduli lingkungan. Penghargaan ini mampu

dipertahankan selama 4 tahun berturut-turut.

d. Sintaksis

Hal yang diamati dari struktur mikro ini adalah bagaimana suatu kalimat itu

disusun atau dibentuk. Sintaksis meliputi bentuk kalimat, koherensi,

pengingkaran, dan kata ganti. Berikut kutipan kalimatnya:

i. Bentuk kalimat

Dalam artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”, penulis

menggunakan kalimat aktif yang umumnya digunakan agar

seseorang menjadi subyek dari tanggapannya dan kalimat pasif yang

menempatkan seseorang sebagai obyek. Berikut beberapa kutipan

Page 99: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

kalimat aktif yang digunakan dalam penulisan artikel “Green School:

SDNP 12 Bendungan Hilir”:

“Masih ada lagi, SD ini punya program Satu Murid Satu Pohon yang

mewajibkan murid baru bawa satu tanaman.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir” : Paragraf 2

kalimat 13, GoGirl! Agustus 2011)

“Berkat semua keseriusan warganya, SDNP 12 Benhil meraih

penghargaan Adiwiyata pertama mereka tahun 2008.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir” : Paragraf 3

kalimat 8, GoGirl! Agustus 2011)

“Hebatnya, mereka bisa mempertahankan penghargaan itu sampe 4

tahun berturut-turut!”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir” : Paragraf 3

kalimat 10, GoGirl! Agustus 2011

Dalam kutipan ketiga kalimat di atas, penulis menulisnya kedalam

kalimat aktif, yang memposisikan seseorang menjadi subyek, dalam

hal ini, SDNP 12 Benhil diposisikan sebagai subyek dari tanggapan.

Selanjutnya, terdapat kalimat pasif dalam penulisan artikel “Green

School: SDNP 12 Bendungan Hilir”:

“Pada hari itu, murid-murid harus bawa barang bekas apapun dari

rumah buat nantinya didaur ulang.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir” : Paragraf 2

kalimat 7, GoGirl! Agustus 2011)

Dalam kutipan kalimat pasif di atas, penulis memposisikan barang

bekas sebagai obyek dari tanggapannya. Barang-barang bekas

tersebut nantinya akan didaur ulang agar bisa dimanfaatkan.

Page 100: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

“Sejak itu, Ibu Kepsek ini rajin masukin proposal kemana-mana

supaya semua bidang bisa dibenahi, termasuk SDM-nya.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir” : Paragraf 5

kalimat 5, GoGirl! Agustus 2011)

Dalam kutipan kalimat pasif di atas, penulis memposisikan bidang-

bidang yang ada di dalam SDNP 12 Benhil sebagai obyek dari

tanggapannya. Bidang-bidang tersebut diperbaiki agar menjadi lebih

baik.

ii. Koherensi

Koherensi merupakan jalinan antarkata maupun antarkalimat dalam

suatu teks. Kata penghubung merupakan kunci dalam penggabungan

kalimat satu dengan kalimat lainnya. Berikut kutipan kalimat yang

menggunakan elemen koherensi di dalamnya:

“Ibu Murliati pun ngajuin proposal ke perusahaan-perusahaan yang

punya program CSR (Corporate Social Responsibility). Akhirnya,

General Electric menyetujui proposal SDNP 12 Benhil. Sekitar 300

volunteer diturunkan buat bersihin lingkungan SDNP 12 Benhil.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir” : Paragraf 4

kalimat 2, GoGirl! Agustus 2011)

Kalimat di atas menggunakan kata “akhirnya” yang menunjukkan

koherensi sebab-akibat yaitu keadaan bahwa perusahaan dimana

Kepala Sekolah memasukkan proposal, menyetujuinya.

“Sejak itu, Ibu Kepsek ini rajin masukin proposal kemana-mana

supaya semua bidang bisa dibenahi, termasuk SDM-nya.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir” : Paragraf 5

kalimat 5, GoGirl! Agustus 2011)

Kalimat di atas menggunakan kata “supaya” yang menunjukkan

koherensi sebab-akibat akibat yaitu dengan memasukkan proposal ke

Page 101: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

beberapa perusahaan dengan tujuan semua bidang termasuk SDM

dapat diperbaiki.

“Berkat semua keseriusan warganya, SDNP 12 Benhil meraih

penghargaan Adiwiyata pertama mereka tahun 2008.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir” : Paragraf 6

kalimat 1, GoGirl! Agustus 2011)

Penulis menggunakan kata “berkat” dalam kalimat di atas yang

memiliki arti yang kurang lebih sama dengan konjungsi “karena”

yang menunjukkan adanya koherensi sebab-akibat. Usaha dari

SDNP 12 Benhil dalam menjaga lingkungannya mendapatkan

penghargaan Adiwiyata.

iii. Pengingkaran

Elemen ini merupakan bentuk praktik wacana yang menggambarkan

bagaimana wartawan menyembunyikan apa yang ingin

diekspresikan secara implisit. Berikut kutipan kalimatnya:

“Walaupun statusnya SD percontohan, tapi pas Ibu Murliati

ditugasin jadi kepala sekolah di SD ini tahun 2004, ternyata

kondisinya kurang layak buat menyandang status itu.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir” : Paragraf 4

kalimat 2, GoGirl! Agustus 2011)

Bentuk pengingkaran dalam kalimat ini menggunakan kata

“walaupun”, “tapi”, dan “ternyata”. Penulis hendak menyampaikan

sesuatu yang berseberangan. Kalimat di atas menjelaskan bahwa

SDNP 12 Benhil adalah SD percontohan yang seharusnya bisa

menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain baik secara pengelolaan

lingkungan hingga SDMnya. Namun pada kenyataannya, kondisi

Page 102: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

sekolah ini kurang layak untuk menyandang status sebagai SD

percontohan.

““Mungkin sebenernya ada banyak sekolah yang punya lingkungan

bersih, tapi kuncinya adalah kesadaran dari hati. SDNP 12 Benhil

berhasil meraih penghargaan karena kesadaran lingkungan para

warganya,” ujar Ibu Murliati.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir” : Paragraf 6

kalimat 4-5, GoGirl! Agustus 2011)

Kata “tapi” sebagai penghubung pada kalimat di atas, digunakan

penulis untuk menyampaikan sesuatu yang berseberangan. Pada

kalimat pertama ibu Murliati mengemukakan bahwa ada beberapa

sekolah yang mempunyai lingkungan bersih, meskipun memiliki

lingkungan yang bersih, itu belum cukup menjadikan sekolah itu

layak mendapat penghargaan karena segala sesuatunya didasari dari

kesadaran diri setiap warganya.

iv. Kata ganti

Kata ganti digunakan penulis untuk menunjukkan di mana posisi

seseorang dakam wacana. Berikut kutipan kalimatnya:

“Berkat semua keseriusan warganya, SDNP 12 Benhil meraih

penghargaan Adiwiyata pertama mereka tahun 2008.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir” : Paragraf 6

kalimat 1, GoGirl! Agustus 2011)

Kata ganti “mereka” yang terkandung dalam kalimat di atas dipilih

penulis untuk menyampaikan bahwa yang dimaksud adalah SDNP

12 Benhil. Jika pada kalimat-kalimat sebelumnya, penulis

Page 103: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

menggunakan istilah “sekolah” untuk menyebut SDNP 12 Benhil, di

kalimat ini, penulis menggunakan kata ganti “mereka”.

e. Stilistik

Pada dasarnya, elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Pemilihan kata juga

memberikan makna yang berbeda pada kalimat tersebut. Berikut kutipannya:

“Di tengah padatnya kawasan Jakarta Pusat, ternyata ada satu sekolah yang

masih hijau dan rindang banget lho.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir” : Paragraf 1

kalimat 1, GoGirl! Agustus 2011)

Dalam kalimat di atas, penulis menggunakan leksikon “padatnya”.

Penggunaan kata “padatnya” menunjukkan keadaan yang penuh dengan

pemukiman penduduk di kawasan Jakarta Pusat.

Selain itu, SDNP 12 Benhil juga punya beberapa program pembiasaan buat

siswa-siswinya.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 2 kalimat 8,

GoGirl! Agustus 2011)

Dalam kalimat di atas, penulis menggunakan leksikon “pembiasaan” yang

menunjukkan keadaan membuat program tersebut sebagai sebuah rutinitas

bagi warga SDNP 12 Benhil.

“Jadi semuanya ngerasain gimana mengurus ke-11 bidang itu.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 3 kalimat 6,

GoGirl! Agustus 2011)

Page 104: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Dalam kalimat di atas, penulis menggunakan leksikon “mengurus” yang

menjelaskan keadaan kelompok-kelompok Pandu Lingkungan yang

mengatur segala sesuatunya dan bertanggungjawab atas hal tersebut.

“Siapa sangka, SD yang berdiri tahun 1974 ini dulunya sempet ngalamin

kondisi yang cukup memprihatinkan.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 6 kalimat 1,

GoGirl! Agustus 2011)

Dalam kalimat di atas, penulis menggunakan leksikon “memprihatinkan”

untuk menunjukkan keadaan sekolah pada waktu itu memang sangat

menyedihkan.

“Siapa sangka, SD yang berdiri tahun 1974 ini dulunya sempet ngalamin

kondisi yang cukup memprihatinkan.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 4 kalimat 1,

GoGirl! Agustus 2011)

“Walaupun statusnya SD percontohan, tapi pas Ibu Murliati ditugasin jadi

kepala sekolah di SD ini tahun 2004, ternyata kondisinya kurang layak buat

menyandang status itu.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 4 kalimat 2,

GoGirl! Agustus 2011)

Dalam kalimat di atas, penulis menggunakan leksikon “kondisi” untuk

menjelaskan suatu keadaan.

“Walaupun statusnya SD percontohan, tapi pas Ibu Murliati ditugasin jadi

kepala sekolah di SD ini tahun 2004, ternyata kondisinya kurang layak buat

menyandang status itu.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 4 kalimat 2,

GoGirl! Agustus 2011)

Dalam kalimat di atas, penulis menggunakan leksikon “menyandang status”

untuk menjelaskan bahwa sekolah tersebut membawa predikat percontohan.

Page 105: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

“Sejak itu, Ibu Kepsek ini rajin masukin proposal kemana-mana supaya

semua bidang bisa dibenahi, termasuk SDM-nya.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 5 kalimat 5,

GoGirl! Agustus 2011)

Dalam kalimat di atas, penulis menggunakan leksikon “dibenahi” untuk

menjelaskan bahwa keadaan yang perlu diperbaiki.

“Berkat keseriusan semua warganya, SDNP 12 Benhil meraih penghargaan

Adiwiyata pertama mereka tahun 2008.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 6 kalimat 1,

GoGirl! Agustus 2011)

Dalam kalimat di atas digunakan leksikon “meraih” untuk menjelaskan

bahwa mendapatkan sesuatu dengan usaha yang keras.

“Hebatnya, mereka bisa mempertahankan penghargaan itu sampe 4 tahun

berturut-turut!”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 6 kalimat 3,

GoGirl! Agustus 2011)

Dalam kalimat di atas, penulis menggunakan leksikon “mempertahankan”

untuk menjelaskan keadaan yang dijaga seperti semula tidak mengalami

perubahan.

f. Retoris

Dalam analisis teks, retoris menggambarkan bagimana dan dengan cara

seperti apa, cara penekanan pada teks dilakukan. Penekanan pada teks bisa

dilakukan dengan menganalisis elemen grafis, metafora, maupun ekspresi. Berikut

uraiannya:

Page 106: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

i. Ekspresi

Penulis menggambarkan ekspresinya dengan kata-kata yang sesuai

dengan apa yang dirasakannya. Berikut kutipannya:

“Hebatnya, mereka bisa mempertahankan penghargaan itu sampe 4

tahun berturut-turut!”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 6

kalimat 3, GoGirl! Agustus 2011)

Dalam kalimat di atas, penulis menggunakan kata “hebatnya” untuk

mengekspresikan kekagumannya akan prestasi yang telah diraih

SDNP 12 Benhil yaitu mampu mempertahankan penghargaan

Adiwiyata selama 4 tahun berturut-turut.

ii. Grafis

Dalam layout artikel ini tidak terlalu banyak ilustrasi namun

ditampilkan beberapa foto dari SDNP 12 Benhil sendiri. Ada foto

gedung utama beserta halamannya, tempat sampah yang dibagi

sesuai kategori sampah, yaitu sampah basah dan sampah kering,

taman lalu lintas, dan penghargaan Adiwiyata yang pernah diraih.

Nuansa hijau juga dipilih penulis untuk menjadi layout dalam artikel

ini.

Page 107: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Gambar 3.2

Layout artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”

Sumber : Majalah GoGirl! Agustus 2011

iii. Metafora

Ornamen dari suatu berita yaitu kiasan, ungkapan, metafora

digunakan penulis dalam menyampaikan pesan. Pemakaian

metafora tertentu dapat menjadi petunjuk utama untuk memaknai

suatu teks. Berikut kutipan kalimatnya:

“Di tengah padatnya kawasan Jakarta Pusat, ternyata ada satu

sekolah yang masih hijau dan rindang banget lho.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 1

kalimat 3, GoGirl! Agustus 2011)

Judul Lead

Foto

Green school:

SDNP 12

Benhil

Gambar

penghargaan

Adiwiyata

Fototempat

sampah

Foto Taman

Lalu Lintas di

SDNP 12

Benhil

Page 108: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Metafora “hijau” digunakan penulis untuk menjelaskan keadaan

sekolah yang rindang, sejuk, penuh dengan pepohonan.

“Siapa sangka, SD yang berdiri tahun 1974 ini dulunya sempet

ngalamin kondisi yang cukup memprihatinkan.”

(Artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir”: Paragraf 4

kalimat 1, GoGirl! Agustus 2011)

Metafora “berdiri” digunakan penulis untuk menjelaskan bahwa

SDNP 12 Benhil sudah ada sejak tahun 1974.

Dari analisis teks yang sudah dilakukan, peneliti menemukan beberapa

elemen di dalamnya seperti latar, detil, maksud, nominalisasi, kata ganti, dan

beberapa elemen lainnya yang digunakan van Dijk dalam menganilisis sebuah

wacana. Yang muncul dari hasil analisis teks adalah mengenai sekolah dengan

konsep “hijau” dengan berbagai programnya.

2. Analisis Kognisi Sosial

Dalam analisis ini, peneliti mengadakan wawancara kepada penulis dalam

rubrik “Green Page” majalah GoGirl! Agustus 2011, dan dari proses wawancara

tersebut, peneliti mendapatkan hasil wawancara mengenai artikel yang sedang

diteliti.

“Tema Gogirl! bulan Agustus tentang Ekskul Issue, jadi aku langsung

kepikiran tentang sekolah-sekolah, termasuk buat artikel “Green Page”.

Kebetulan, waktu itu penghargaan Adiwiyata 2011 sudah berlangsung. Dari situ

aku nyari sekolah di Jakarta yg berprestasi memperoleh Adiwiyata.” kata Starin

Page 109: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Sani, penulis artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan Hilir” dalam

wawancara yang dilakukan pada 26 Maret 2012 lalu.

Menurut pandangan penulis, setiap murid seharusnya memiliki kesadaran

untuk lebih peduli terhadap lingkungan, terlebih lagi lingkungan sekolah mereka,

jika hal ini konsisten dilakukan, maka akan banya green school di Indonesia dan

juga dunia. Melalui artikel ini, penulis ingin mengingatkan bahwa kita harus

selalu peduli lingkungan di sekitar, termasuk di sekolah. Oleh karena itu artikel ini

menampilkan profil sekolah yang sudah diakui kepeduliannya terhadap

lingkungan serta apa saja kegiatan sekolah ini supaya dapat menginspirasi dan

menjadi teladan untuk siswa sekolah lain.

Penulis awalnya mendapatkan informasi dari internet, setelah mengetahui

sekolah yang menerima penghargaan Adiwiyata, penulis mendatangi sekolah

tersebut dan mencari informasi dengan melakukan wawancara terhadap kepala

sekolah dan juga guru koordiantor.

Dari hasil analisis kognisi sosial, dapat ditarik kesimpulan bahwa penulis

ingin menyampaikan informasi kepada pembaca mengenai sekolah dengan konsep

“hijau”. Diharapkan mampu menginspirasi dan memotivasi sekolah-sekolah lain

untuk lebih peduli lingkungan.

3. Analisis Konteks Sosial

Belum banyak sekolah dengan konsep “hijau” di Indonesia, hal ini

disebabkan kurangnya kesadaran warga sekolah dengan lingkungan. Sikap peduli

lingkungan seharusnya ditanamkan sejak dini agar pribadi dapat terbentuk dengan

baik. Meskipun banyak sekolah yang memiliki lingkungan yang bersih namun itu

Page 110: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

semua belum cukup untuk menjadikannya sebagai sekolah “hijau”. Karena untuk

menjadi sekolah “hijau” diperlukan kesadaran yang tinggi terhadap lingkungan.

Sekolah-sekolah dapat menambahkan pelajaran maupun kegiatan ekstrakulikuler

yang berhubungan dengan peduli lingkungan agar para muridnya lebih peduli

lingkungan.

Dari hasil analisis konteks sosial, diambil kesimpulan mengenai sekolah

“hijau” yang memulai aksi peduli lingkungan dari kesadaran hati. Dengan

program maupun kegiatan yang berhubungan dengan peduli lingkungan, sekolah

ini mampu membentuk kesadaran peduli lingkungan pada murid-murid hingga

seluruh warga sekolah.

Setelah dilakukan analisis dari teks, konteks sosial, hingga kognisi sosial,

dapat ditarik kesimpulan bahwa artikel “Green School: SDNP 12 Bendungan

Hilir” memenuhi kriteria analisis yang dilakukan dari ketiga dimensi wacana van

Dijk. Dalam analisis teks, menganalisis bagaimana struktur teks dan strategi

wacana yang digunakan untuk mempertegas tema mengenai gas sebagai bahan

bakar alternatif. Kemudian pada analisis kognisi sosial yang diteliti adalah

bagaimana proses produksi teks yang melibatkan kognisi individu dan wartawan.

Sedangkan pada dimensi konteks sosial, diteliti wacana yang sedang berkembang

di masyarakat terhadap suatu masalah. Ketiga dimensi analisis tersebut tidak

dapat dipisahkan, masing-masing saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama

lain.

Page 111: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

C. Analisis Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”

1. Analisis Teks

Dalam sebuah teks pasti terkandung unsur-unsur maupun elemen-elemen

yang merupakan suatu kesatuan yang saling menopang satu sama lain hingga

terbentuk sebuah teks yang utuh. Untuk menganalisis sebuah teks, maka

diperlukan beberapa hal yang akan diamati, meliputi tematik, skematik, semantik,

sintaksis, stilistik, dan retoris. Berikut analisis teks “Asia’s Most Polluted Cities”:

a. Tematik

Elemen tematik merupakan gambaran umum dari suatu teks. Topik

menggambarkan tema umum dari suatu teks, topik akan didukung oleh subtopik

lainnya yang saling berkaitan hingga terbentuknya topik umum. Subtopik juga

didukung serangkaian fakta yang menunjuk dan menggambarkan subtopik itu

sendiri, sehingga subbagian yang lain saling mendukung antara satu bagian

dengan bagian lainnya. Tema dari artikel ini adalah mengenai beberapa kota di

benua Asia yang sangat berpolusi menurut www.ouramazingplanet.com pada

April 2011 lalu. Sedangkan wacana yang terkandung dalam artikel ini adalah

tentang permasalahan lingkungan di beberapa kota yang ada di benua Asia.

Berikut kutipan kalimatnya:

“April 2011 kemarin www.ouramazingplanet.com ngeluarin daftar 10 of

the most polluted places on earth. Prihatin banget soalnya 5 diantaranya

ternyata di Asia! Kota mana aja sih?”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 1, GoGirl! September

2011)

Page 112: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

b. Skematik

Dalam sebuah teks pasti memiliki skema atau alur yang menunjukkan

bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun hingga membentuk kesatuan arti.

Dalam konteks penyajian artikel, memiliki dua kategori skema besar, yaitu

summary yang ditandai dengan dua elemen, yaitu judul dan lead , serta story yang

memuat isi berita secara kesuluruhan.

Secara skematik, artikel “Asia’s Most Polluted Cities” memiliki 6 paragraf.

Paragraf pertama berisi lead yang tergolong dalam teras berita “apa” (what lead),

paragraf kedua berisi tentang masalah polusi udara di Linfen, China, pada

paragraf berikutnya berisi tentang pencemaran sungai di Kyrgyztan akibat limbah

uranium. Di paragraf keempat berisi tentang permasalahan lingkungan karena

tambang bijih krom di India, selanjutnya permasalahan pembuangan emisi

berbahaya di Azerbaijan yang dimuat di paragraf 5 dan di paragraf terakhir

memuat tentang pencemaran lingkungan akibat tambang timbal di China. Berikut

kutipan paragrafnya:

“April 2011 kemarin www.ouramazingplanet.com ngeluarin daftar 10 of

the most polluted places on earth. Prihatin banget soalnya 5 diantaranya

ternyata di Asia! Kota mana aja sih?”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 1, GoGirl! September

2011)

“Kota di Provinsi Shanxi ini adalah pusatnya industri batu bara di China.

That makes this city has the worst air quality in China. Udaranya penuh

dengan polusi pembakaran batu bara...”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 2 kalimat 1-3, GoGirl!

September 2011)

“Kota di Asia Tengah ini menjadi sangat polluted karena ada tambang

uraniumnya. Di sana ada 23 tempat pembuangan limbah dan 13

Page 113: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

pembuangan batuan yang menyimpan sekitar 2 juta meter kubik

limbah...”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 3 kalimat 1-2, GoGirl!

September 2011)

“Sukinda adalah kota penghasil bijih krom terbesar di dunia, 97%

cadangan bijih krom India ada di sini. Sayang banget, 12 tambang yang

ada di kota ini nggak punya perencanaan dalam mengelola lingkungan...”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 4 kalimat 1-2, GoGirl!

September 2011)

“Kota di Asia Barat ini dulunya adalah pusat industri Uni Soviet. Tiap

tahunnya ada lebih dari 40 pabrik yang ngeluarin 70 ribu-120 ribu ton

emisi berbahaya...”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 5 kalimat 1-2, GoGirl!

September 2011)

“Tianying adalah salah satu kota penghasil timbal terbesar. Tapi karena

kurang canggihnya teknologi dan nggak concern sama lingkungan,

banyak kasus keracunan timbal...”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 6 kalimat 1-2, GoGirl!

September 2011)

c. Semantik

Struktur mikro dalam sebuah wacana yang disebut semantik merupakan

makna yang ingin ditekankan dalam suatu teks, bisa melalui elemen latar, detil,

maksud, praanggapan, dan nominalisasi. Berikut uraiannya:

i. Latar

Latar pada teks ini adalah mengenai kota-kota yang sangat berpolusi

di dunia, sebagian ada di Asia. Pencemaran lingkungan yang

merugikan manusia maupun hewan yang tinggal di sekitarnya

sedang marak terjadi. Pada April 2011 lalu, sebuah situs yang

mengeksplorasi keindahan dunia melalui berita, foto, maupun video,

Page 114: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

www.ouramazingplanet.com mengeluarkan daftar 10 tempat

terpolusi di dunia. Yang lebih mengejutkan lagi, dari 10 tempat

terpolusi di dunia tersebut, 5 diantaranya berada di Asia. Berikut

kutipannya:

“April 2011 kemarin www.ouramazingplanet.com ngeluarin

daftar 10 of the most polluted places on earth. Prihatin banget

soalnya 5 diantaranya ternyata di Asia! Kota mana aja sih?”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 1, GoGirl!

September 2011)

ii. Detil

Elemen detil berhubungan dengan kontrol informasi yang

ditampilkan penulis. Jika informasi tersebut akan menguntungkan

penulis, maka informasi tersebut akan ditulis dengan jelas bahkan

berlebihan, sebaliknya jika informasi dianggap merugikan penulis,

maka informasi akan ditampilkan dengan jumlah sedikit. Berikut

kutipan elemen detil dalam artikel “Asia’s Most Polluted Cities”:

“Kota di Provinsi Shanxi ini adalah pusatnya industri batu bara di

China. That makes this city has the worst air quality in China.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 2 kalimat 1-2,

GoGirl! September 2011)

Dalam kalimat di atas, disebutkan bahwa Linfen yang merupakan

kota di Provinsi Shanxi, China adalah pusat industri batu bara,

sehingga udara di sana mengalami pencemaran akibat pembakaran

batu bara. Hal ini merugikan warga di sekitar daerah industri tersebut

sering mengalami gangguan pernafasan. Penulis memberikan

Page 115: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

informasi mengenai keadaan dari tiap kota yang masuk daftar kota

terpolusi dan selanjutnya diuraikan lebih mendetail pada analisis

elemen maksud.

“Kota di Asia Tengah ini menjadi sangat polluted karena ada

tambang uraniumnya.”.

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 3 kalimat 1, GoGirl!

September 2011)

Dalam kalimat di atas, dijelaskan bahwa kota Mailuu-Suu di

Kyrgyztan sangat tercemari akibat tambang uranium. Pencemaran air

yang terjadi merupakan akibat dari pembuangan limbah tambang

uranium ke sungai. Penulis memberikan informasi mengenai

keadaan dari tiap kota yang masuk daftar kota terpolusi dan

selanjutnya diuraikan lebih mendetail pada analisis elemen maksud.

“Sayang banget, 12 tambang yang ada di kota ini nggak punya

perencanaan dalam mengelola lingkungan...”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 4 kalimat 2, GoGirl!

September 2011)

Dalam kutipan kalimat di atas, dijelaskan bahwa tambang bijih krom

di Sukinda, India tidak mempunyai perencanaan dalam mengelola

lingkungan di sekitarnya. Akibat yang ditimbulkan, selain

mencemari udara, juga mencemari air bersih yang dikonsumsi warga

sekitar. Sehingga timbul banyak penyakit akibat kejadian ini. Penulis

memberikan informasi mengenai keadaan dari tiap kota yang masuk

daftar kota terpolusi dan selanjutnya diuraikan lebih mendetail pada

analisis elemen maksud.

Page 116: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

“Kota di Asia Barat ini dulunya adalah pusat industri Uni Soviet.

Tiap tahunnya ada lebih dari 40 pabrik yang ngeluarin 70 ribu-

120 ribu ton emisi berbahaya...”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 5 kalimat 1-2,

GoGirl! September 2011)

Dalam kutipan kalimat di atas, dijelaskan bahwa sebanyak 40 pabrik

mengeluarkan limbah berupa emisi berbahaya seberat 70ribu-140

ribu ton tiap tahunnya. Selain penyakit yang ditimbulkan akibat

pembuangan limbah ini, kecacatan pada bayi juga merupakan akibat

dari kejadian ini. Penulis memberikan informasi mengenai keadaan

dari tiap kota yang masuk daftar kota terpolusi dan selanjutnya

diuraikan lebih mendetail pada analisis elemen maksud.

“Tapi karena kurang canggihnya teknologi dan nggak concern

sama lingkungan, banyak kasus keracunan timbal...”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 6 kalimat 2, GoGirl!

September 2011)

Dalam kutipan kalimat di atas, dijelaskan bahwa salah satu kota di

China yaitu Tianying yang merupakan penghasil timbal terbesar,

belum memiliki teknologi yang canggih dan kurang peduli terhadap

lingkungan, akibatnya banyak kasus keracunan timbal yang terjadi.

Penulis memberikan informasi mengenai keadaan dari tiap kota yang

masuk daftar kota terpolusi dan selanjutnya diuraikan lebih

mendetail pada analisis elemen maksud.

iii. Maksud

Maksud merupakan bentuk uraian yang panjang, jelas, dan lebih

mendetail tentang informasi yang dianggap menguntungkan penulis.

Page 117: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Sebaliknya, informasi yang dianggap kurang menguntungkan

penulis, ditulis dengan sama dan implisit. Berikut kutipan kalimat

yang mengandung elemen maksud:

“Jadi nggak heran kalau warga kota Linfen mengaku sering batuk

gara-gara debu di malam hari. Warga juga bilang, mereka nggak

bisa jemur cucian di luar rumah. Soalnya pakaian bisa berubah

jadi hitam! Bahkan menurut catatan di klinik-klinik daerah itu,

banyak warga yang kena bronkitis, pneumonia, dan kanker

paru-paru.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 2 kalimat 4-7,

GoGirl! September 2011)

Jika penjelasan pada elemen detil di atas sudah dijelaskan bahwa

Linfen yang merupakan kota di Provinsi Shanxi, China adalah pusat

industri batu bara, sehingga udara di sana mengalami pencemaran

akibat pembakaran batu bara. Di elemen maksud ini, informasi yang

mendukung ditulis dengan jelas yaitu dengan menjelaskan bahwa

warga sekitar daerah industri sering batuk-batuk di malam hari dan

banyak penyakit yang ditimbulkan akibat kejadian ini.

“Yang bikin bahaya, di Mailuu-Suu sering ada gempa yang bisa

membuat limbah-limbah itu jatuh ke sungai. Contohnya habis

gempa tahun 2005, 300.000 m3 limbah jatuh ke Sungai Mailuu-

Suu dan sangat membahayakan warga dan biota sungai.”.

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 3 kalimat 3-4,

GoGirl! September 2011)

Jika penjelasan pada elemen detil di atas sudah dijelaskan bahwa

kota Mailuu-Suu di Kyrgyztan sangat tercemari akibat tambang

uranium. Maka di elemen maksud, informasi yang mendukung

ditulis dengan jelas seperti kejadian gempa yang sering terjadi dan

Page 118: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

membuat limbah-limbah tersebut jatuh ke Sungai Mailuu-Suu,

terlebih lagi peristiwa gempa yang terjadi pada tahun 2005 lalu

membuat 300.000 m3 limbah jatuh ke sungai. Jatuhnya limbah ke

sungai sangat mengganggu bahkan mengancam kelangsungan hidup

warga dan biota sungai.

“Selain itu, air bersih juga jadi tercemar sama hexavalent

chromium, logam yang bahaya banget kalo terhirup atau tertelan.

Approximately 70% of the surface water and 60% of the drinking

water contains hexavalent chromium. Para pekerja tambang yang

terus kena debu da nair itu banyak yang kena TBC dan asma.

Bahkan, sebanyak 84,7% kematian berada di wilayah tambang.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 4 kalimat 4-7,

GoGirl! September 2011)

Jika penjelasan pada elemen detil di atas sudah dijelaskan bahwa

pertambangan bijih krom di kota Sukinda, India tidak mempunyai

perencanaan dalam mengelola lingkungan di sekitarnya. Maka di

elemen maksud, informasi yang mendukung ditulis dengan jelas

seperti pencemaran udara dan air yang mengandung hexavalent

chromium yang sangat berbahaya bagi kesehatan warga. Selain itu,

ditambahkan beberapa fakta untuk mendukung pernyataan akibat

yang ditimbulkan dari pencemaran limbah bijih krom yaitu

penambang yang terkena penyakit pernafasan seperti bronkitis dan

asma ketika menghirup maupun mengkonsumsi air dan udara yang

ada. Ditambahkan juga informasi mengenai angka kematian sebesar

84,7% berada di wilayah tambang. Dampak yang ditimbulkan akibat

Page 119: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

pembuangan limbah ini sangat merugikan warga di sekitar dan juga

lingkungan.

“Banyak warganya yang kena kanker, banyak juga bayi yang

lahir prematur atau cacat.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 5 kalimat 4, GoGirl!

September 2011)

Jika penjelasan pada elemen detil di atas sudah dijelaskan bahwa

sebanyak 40 pabrik mengeluarkan limbah berupa emisi berbahaya

seberat 70 ribu-140 ribu ton tiap tahunnya di Sumqayit, Azerbaijan.

Maka di elemen maksud, informasi yang mendukung ditulis dengan

jelas seperti akibat yang ditimbulkan dari pembuangan puluhan

hingga ratusan ribu ton emisi berbahaya, yaitu selain penyakit

kanker, kecacatan pada bayi juga merupakan akibat dari kejadian ini.

“Udara dan tanah di sana punya kadar timbal yang cukup

tinggi, tanaman para petani juga tercemar debu timbal. Anak-

anak pun banyak yang punya masalah pendengaran dan

penglihatan, IQ-nya menurun, mengalami kerusakan otak.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 6 kalimat 1-2,

GoGirl! September 2011)

Jika penjelasan pada elemen detil di atas sudah dijelaskan bahwa

salah satu kota di China yaitu Tianying yang merupakan penghasil

timbal terbesar, namun belum memiliki teknologi yang canggih dan

kurang peduli terhadap lingkungan. Maka di elemen maksud,

informasi yang mendukung ditulis dengan menjelaskan beberapa

akibat yang ditimbulkan karena keracunan timbal yang terjadi yaitu

pencemaran udara dan tanah karena mengandung kadar timbal yang

Page 120: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

cukup tinggi, tanaman petani yang juga tercemari debu timbal,

hingga anak-anak di sekitar tambang memiliki masalah dengan

pendengaran, penglihatan, penurunan IQ, dan kerusakan otak.

iv. Praangapan

Elemen ini merupakan pernyataan yang digunakan untuk

mendukung makna suatu teks. Praangapan merupakan fakta yang

belum terbukti kebenarannya namun dijadikan dasar untuk

mendukung gagasan tertentu. Berikut kutipan kalimatnya:

“Selain itu, air bersih juga jadi tercemar sama hexavalent chromium,

logam yang bahaya banget kalo terhirup atau tertelan.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 4 kalimat 4, GoGirl!

September 2011)

Kata penghubung “kalo” merupakan bahasa tidak baku, dalam

bahasa baku, kata penghubung “kalo” berubah menjadi “kalau”.

Kata ini membawa kalimat kepada sebuah pengandaian, meskipun

belum diketahui kebenarannya, namun dijadikan dasar untuk

mendukung pernyataan. Kalimat di atas menjelaskan jika air yang

terkontaminasi dengan hexavalent chromium akan sangat berbahaya

bagi kesehatan warga, terlebih jika dihirup atau dikonsumsi.

v. Nominalisasi

Elemen nominalisasi merupakan suatu elemen yang memuat nominal

atau angka yang mendukung dan mampu mempengaruhi makna dari

informasi yang hendak disampaikan oleh penulis. Berikut kutipan

kalimat yang mengandung elemen nominalisasi di dalamnya:

Page 121: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

“April 2011 kemarin www.ouramazingplanet.com ngeluarin daftar

10 of the most polluted places on earth. Prihatin banget soalnya 5

diantaranya ternyata di Asia! Kota mana aja sih?”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 1, GoGirl!

September 2011)

Melalui kalimat ini, penulis ingin menyampaikan bahwa melalui

situs www.ouramazingplanet.com yang dirilis pada April 2011 lalu

disebutkan daftar 10 tempat terpolusi di dunia, dan 5 diantaranya

berada di Asia. 5 kota yang disebutkan berada di wilayah Asia, ini

menandakan bahwa kurangnya kesadaran untuk lebih peduli

lingkungan. Dari kota-kota yang disebutkan, semuanya adalah kota

industri maupun tambang, namun karena pengolahan limbah yang

tidak pada tempatnya atau karena kurang canggihnya teknologi yang

ada, sehingga terjadi pencemaran lingkungan. Pencemaran

lingkungan yang terjadi pun tidak hanya udara, namun juga air dan

udara bahkan banyak penyakit hingga kematian ditimbulkan akibat

permasalahan ini.

“Di sana ada 23 tempat pembuangan limbah dan 13 pembuangan

batuan yang menyimpan sekitar 2 juta meter kubik limbah.

Contohnya habis gempa tahun 2005, 300.000 m3 limbah jatuh ke

Sungai Mailuu-Suu dan sangat membahayakan warga dan biota

sungai.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 3 kalimat 2;4,

GoGirl! September 2011)

Penggunaan elemen nominalisasi pada kalimat di atas ingin

menggambarkan bahwa jumlah pembuangan limbah dan batuan

sebanyak belasan hingga puluhan dan limbah yang dihasilkan pun

tidak sedikit, yaitu sebanyak 2 juta m3. Kemudian saat terjadi gempa

Page 122: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

pada 2005, sebanyak 300.000 m3 limbah jatuh ke Sungai Mailuu-

Suu. Dengan jumlah limbah yang begitu banyak, hingga mencemari

sungai maka sangat membahayakan bagi warga dan biota sungai.

“Sukinda adalah kota penghasil bijih krom terbesar di dunia, 97%

cadangan bijih krom India ada di sini. Sayang banget, 12

tambang yang ada di kota ini nggak punya perencanaan dalam

mengelola lingkungan. Lebih dari 30 juta ton limbah batuan

tersebar di sekitar tambang. Approximately 70% of the surface

water and 60% of the drinking water contains hexavalent

chromium. Bahkan, sebanyak 84,7% kematian berada di

wilayah tambang.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 4 kalimat 1;2;3;5;7,

GoGirl! September 2011)

Penggunaan elemen nominalisasi dalam kalimat-kalimat di atas

bertujuan untuk mendukung informasi yang hendak disampaikan

oleh penulis. Dalam kalimat pertama dijelaskan bahwa sebesar 97%

cadangan bijih krom India ada di Sukinda, hal ini menggambarkan

cadangan bijih krom India dihasilkan dan disimpan di Sukinda.

Kemudian di kalimat selanjutnya digambarkan bahwa sebanyak 12

tambang di kota ini tidak mempunyai perencanaan pengelolaan

lingkungan, sehingga limbah-limbah yang dihasilkan sebanyak 30

juta ton hanya tersebar begitu saja di sekitar tambang. Di kalimat

kelima, dijelaskan bahwa hampir 70% permukaan air dan 60% air

minum mengandung hexavalent chromium. Pencemaran lingkungan

akibat pembuangan limbah sangat merugikan warga dan banyak

penyakit pernafasan diderita warga hingga angka kematian sebesar

84,7% berada di wilayah tambang.

Page 123: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

“Tiap tahunnya ada lebih dari 40 pabrik yang ngeluarin 70 ribu-

120 ribu ton emisi berbahaya. Sekarang sih kira-kira tinggal 20%

aja pabrik yang masih jalan.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 5 kalimat 2;5,

GoGirl! September 2011)

Elemen nominalisasi kembali digunakan pada kalimat ke 2 dan 5 di

paragraf kelima.Pada kalimat kedua dijelaskan bahwa sebanyak 40

pabrik mengeluarkan 70 ribu-120 ribu ton emisi berbahaya tiap

tahunnya. Hal ini sangat mengganggu kelangsungan hidup

warganya, banyak penyakit yang menjangkiti warga hingga bayi

yang lahir prematur maupun cacat akibat dari pembuangan limbah

berbahaya ini. Selanjutnya di kalimat kelima dijelaskan bahwa

meskipun kurang lebih 20% dari jumlah pabrik yang ada atau sekitar

8 pabrik masih beroperasi, namun bukan hal yang mudah untuk

membersihkan kota dari pencemaran yang sudah ada puluhan tahun

sebelumnya.

d. Sintaksis

Hal yang diamati dari struktur mikro ini adalah bagaimana suatu kalimat itu

disusun atau dibentuk. Sintaksis meliputi bentuk kalimat, koherensi,

pengingkaran, dan kata ganti. Berikut kutipan kalimatnya:

i. Koherensi

Koherensi merupakan jalinan antarkata maupun antarkalimat dalam

suatu teks. Kata penghubung merupakan kunci dalam penggabungan

kalimat satu dengan kalimat lainnya. Berikut kutipan kalimat yang

menggunakan elemen koherensi di dalamnya:

Page 124: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

“Udaranya penuh dengan polusi pembakaran batu bara. Jadi nggak

heran kalau warga kota Linfen mengaku sering batuk gara-gara debu

di malam hari.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 2 kalimat 3-4,

GoGirl! September 2011)

Kata penghubung “jadi” menggabungkan 2 kalimat yang mempunyai

hubungan sebab-akibat. Di kalimat pertama yang menjelaskan

keadaan udara di kota tersebut yang tercemari polusi akibat

pembakaran batu bara dianggap sebagai penyebab kesehatan warga

yang terganggu karena debu di malam hari dan timbulnya berbagai

penyakit pernafasan sebagai akibat dari pencemaran udara tersebut.

“Kota di Asia Tengah ini menjadi sangat polluted karena ada

tambang uraniumnya.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 3 kalimat 1, GoGirl!

September 2011)

Kalimat di atas menggunakan kata “karena” yang menunjukkan

koherensi sebab-akibat yang menjelaskan bahwa kota Mailuu-Suu

terpolusi akibat pencemaran lingkungan dari tambang uranium.

“Para pekerja tambang yang terus kena debu dan air itu jadi banyak

yang kena TBC dan asma.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 4 kalimat 6, GoGirl!

September 2011)

Seperti kalimat sebelumnya yang menggunakan kata penghubung

“jadi” yang menggabungkan kalimat satu dengan lainnya sehingga

membentuk makna hubungan sebab-akibat. Dalam kalimat ini,

menjelaskan bahwa akibat yang akan dirasakan oleh para pekerja

tambang jika terus menerus terkena debu dan air yang sudah

Page 125: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

tercemari oleh limbah adalah terkena penyakit pernafasan seperti

TBC dan asma.

“That’s why, Sumqayit had one of the highest mortality rates in the

world during the Soviet era.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 5 kalimat 3, GoGirl!

September 2011)

Kalimat di atas menggunakan kata “that’s why” yang dalam Bahasa

Indonesia memiliki arti “itulah sebabnya” yang menunjukkan

koherensi sebab-akibat. 40 pabrik di Uni Soviet mengeluarkan 70-

120 ribu ton emisi berbahaya yang menjadikan salah satu angka

kematian tertinggi di era Uni Soviet.

ii. Pengingkaran

Elemen ini merupakan bentuk praktik wacana yang menggambarkan

bagaimana penulis menyembunyikan apa yang ingin diekspresikan

secara implisit. Bentuk pengingkaran yang ditemukan dalam artikel

“Asia’s Most Polluted Cities” menggunakan kata “tapi”. Penulis

hendak menyampaikan sesuatu yang bersebarangan. Berikut kutipan

kalimat yang menggunakan elemen pengingkaran di dalamnya:

“Sekarang sih kira-kira tinggal 20% aja pabrik yang masih jalan.

Tapi tetep aja nggak gampang buat bersihin kota dari pencemaran

puluhan tahun.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 5 kalimat 5-6,

GoGirl! September 2011)

Pada kutipan kalimat di atas, penulis menggunakan kata “tapi” untuk

menggambarkan sesuatu yang berseberangan. Meskipun sekarang

Page 126: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

hanya terdapat 8 pabrik yang masih beroperasi dan tidak sebanyak

jumlah pabrik di beberapa waktu yang lalu yaitu 40 pabrik, namun

tetap saja pencemaran yang sudah dilakukan puluhan tahun yang lalu

sulit untuk dibersihkan.

“Tianying adalah salah satu kota penghasil timbal terbesar. Tapi

karena kurang canggihnya teknologi dan nggak concern sama

lingkungan, banyak kasus keracunan timbal.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 6 kalimat 1-2,

GoGirl! September 2011)

Sama seperti kutipan kalimat sebelumnya, penulis kembali

menggunakan kata “tapi” untuk menggambarkan sesuatu yang

berseberangan. Meskipun Tianying merupakan kota penghasil timbal

terbesar di dunia yang seharusnya didukung dengan kecanggihan

teknologi serta peduli dengan lingkungan di sekitarnya, namun pada

kenyataannya, kurang canggihnya teknologi yang ada serta kurang

pedulinya terhadap lingkungan di sekitar, menyebabkan berbagai

masalah akibat keracunan timbal terjadi. Gangguan pendengaran dan

penglihatan, penurunan IQ, serta kerusakan otak merupakan akibat

dari keracunan timbal yang sudah mencemari udara dan tanah.

iii. Kata ganti

Kata ganti digunakan penulis untuk menunjukkan di mana posisi

seseorang dakam wacana. Berikut kutipan kalimatnya:

“Warga juga bilang, mereka nggak bisa jemur cucian di luar

rumah.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 2 kalimat 5, GoGirl!

September 2011)

Page 127: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Kata ganti “mereka” yang terkandung dalam kalimat di atas dipilih

penulis untuk menyampaikan bahwa yang dimaksud adalah warga

kota Linfen itu sendiri. Jika pada kalimat-kalimat sebelumnya,

penulis menggunakan istilah “warga” untuk menyebut penduduk

kota, maka di kalimat ini penulis menggunakan kata ganti “mereka”.

Posisi warga kota Linfen dalam kalimat di atas seperti mereka

mengungkapkan sesuatu.

e. Stilistik

Pada dasarnya, elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Pemilihan

kata juga memberikan makna yang berbeda pada kalimat tersebut. Berikut

kutipannya:

“Udaranya penuh dengan polusi pembakaran batu bara.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 2 kalimat 3, GoGirl!

September 2011)

Penulis menggunakan leksikon “polusi” untuk menjelaskan untuk

menjelaskan pencemaran lingkungan yang dilakukan melalui udara.

Sehingga mengganggu saluran pernafasan warga sekitar.

“Contohnya habis gempa tahun 2005, 300.000 m3 limbah jatuh ke Sungai

Mailuu-Suu dan sangat membahayakan warga dan biota sungai.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 3 kalimat 4, GoGirl!

September 2011)

Penulis menggunakan leksikon “membahayakan” untuk menjelaskan

ancaman keselamatan atau mendatangkan bahaya bagi warga Mailuu-Suu.

Page 128: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

“Contohnya habis gempa tahun 2005, 300.000 m3 limbah jatuh ke Sungai

Mailuu-Suu dan sangat membahayakan warga dan biota sungai.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 3 kalimat 4, GoGirl!

September 2011)

Penulis menggunakan leksikon “biota” digunakan untuk menjelaskan

seluruh flora dan fauna yang hidup dalam suatu ekosistem, dalam hal ini

adalah sungai.

“Selain itu, air bersih juga jadi tercemar sama hexavalent chromium,

logam yang bahaya banget kalo terhirup atau tertelan.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 2 kalimat 3, GoGirl!

September 2011)

Penulis menggunakan leksikon “tercemar” untuk menjelaskan keadaan air

bersih di Sukinda yang kurang layak konsumsi karena mengandung

hexavalent chromium yang sangat berbahaya bagi tubuh. Leksikon

“bahaya” digunakan untuk menjelaskan ancaman keselamatan jika air

bersih yang ada di aliran di sungai mengandung hexavalent chromium.

Leksikon lain yang digunakan adalah “terhirup” untuk menjelaskan

sesuatu yang dilakukan dengan tidak sengaja, dalam hal ini adalah

mengambil udara . Selanjutnya, leksikon yang digunakan penulis adalah

“tertelan” untuk menjelaskan sesuatu yang dilakukan dengan tidak sengaja

memakan atau mengkonsumsi makanan dan minuman yang sudah

dicemari oleh hexavalent chromium.

f. Retoris

Dalam analisis teks, retoris menggambarkan bagimana dan dengan cara

seperti apa, cara penekanan pada teks dilakukan. Penekanan pada teks bisa

Page 129: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

dilakukan dengan menganalisis elemen grafis, metafora, maupun ekspresi. Berikut

uraiannya:

i. Ekspresi

Ekspresi merupakan cara penulis menyampaikan apa yang ia

rasakan. Berikut kutipan kalimat yang menggunakan elemen

ekspresi di dalamnya:

“Prihatin banget soalnya 5 diantaranya ternyata di Asia!”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 1 kalimat 2, GoGirl!

September 2011)

“Sayang banget, 12 tambang yang ada di kota ini nggak punya

perencanaan dalam mengelola lingkungan.”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 4 kalimat 2, GoGirl!

September 2011)

“Anak-anak pun banyak yang punya masalah pendengaran dan

penglihatan, IQ-nya menurun, mengalami kerusakan otak. Duh

sedihnya...”

(Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”: Paragraf 6 kalimat 5, GoGirl!

September 2011)

Dalam kutipan kalimat di atas, penulis ingin mengungkapkan apa

yang ia rasakan, seperti bentuk simpati atau prihatin atas kejadian

yang ditimbulkan akibat pencemaran timbal di lingkungan industri

tersebut.

ii. Grafis

Layout teks ini sederhana hanya menampilkan foto masing-masing

kota yang dibahas. Foto tersebut diletakkan di atas teks sehingga

membantu pembaca untuk memahami teks yang ditulis. Foto

Page 130: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

tersebut menggambarkan keadaan kota dengan permasalahan

lingkungannya masing-masing.

Gambar 3.3

Layout Artikel “Asia’s Most Polluted Cities”

Sumber: Majalah GoGirl! September 2011

Dari analisis teks yang sudah dilakukan, peneliti menemukan beberapa

elemen di dalamnya seperti latar, detil, maksud, nominalisasi, kata ganti, dan

beberapa elemen lainnya yang digunakan van Dijk dalam menganilisis sebuah

wacana. Yang muncul dari hasil analisis teks adalah mengenai kota-kota terpolusi

di Asia dengan segala permasalahannya.

Judul

Lead

Foto kota-kota

terpolusi di

Asia

Page 131: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

2. Analisis Kognisi Sosial

Dalam analisis ini, peneliti mengadakan wawancara kepada penulis dalam

rubrik “Green Page” majalah GoGirl! September 2011, dan dari proses

wawancara tersebut, peneliti mendapatkan hasil wawancara mengenai artikel yang

sedang diteliti. Awalnya sesuai dengan tema besar untuk bulan September adalah

segala sesuatu tentang Asia, maka penulis menyampaikan pendapatnya untuk

memuat artikel tentang kota-kota bersih yang ada di Asia. Pendapat tersebut

disetujui oleh pemimpin redaksi, namun pemimpin redaksi menghendaki untuk

memuat tentang kota-kota kotor di Asia.

“Tujuan penulisan artikel ini cuma sekedar ngasih tau aja ke pembaca, kota-

kota mana yang paling polusi di Asia dan alasannya.” kata Starin Sani, penulis

artikel “Asia’s Most Polluted Cities” dalam wawancara yang dilakukan pada 26

Maret 2012 lalu. Disamping itu, penulis menyampaikan keprihatinannya terhadap

kota-kota yang terpolusi di dunia, ada di Asia.

Dari hasil analisis kognisi sosial, dapat ditarik kesimpulan bahwa penulis

ingin menyampaikan informasi kepada pembaca tentang kota terpolusi di dunia,

sebagian terdapat di Asia.

3. Analisis Konteks Sosial

Permasalahan lingkungan bukan lagi menjadi hal yang baru. Jika

permasalahan lingkungan yang sedang marak diperbincangkan adalah mengenai

dampak pemanasan global berupa naiknya suhu udara secara signifikan serta

terjadinya beberapa bencana alam di berbagai belahan bumi. Bencana alam yang

terjadi bukan murni akibat bumi yang semakin tua usianya, namun sikap manusia

Page 132: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

yang kurang peduli dengan alam juga yang menyebabkan terjadinya bencana

alam.

Dari daftar 10 kota terpolusi di dunia, 5 diantaranya terdapat di Asia.

Beberapa kota tersebut merupakan kota tambang dan industri. Sebenarnya bukan

permasalahan kota terpolusi itu merupakan kota tambang dan industri, namun

karena kurang canggihnya teknologi yang ada serta rendahnya kesadaran para

warga untuk peduli lingkungan, membuat lingkungan mereka terpolusi.

Dari hasil analisis konteks sosial, diambil kesimpulan bahwa penyebab

terpolusinya kota-kota tersebut adalah kurang canggihnya teknologi yang

digunakan industri maupun tambang dan juga rendahnya kesadaran para warga

untuk peduli lingkungan.

Setelah dilakukan analisis dari teks, konteks sosial, hingga kognisi sosial,

dapat ditarik kesimpulan bahwa artikel “Asia’s Most Polluted Cities” memenuhi

kriteria analisis yang dilakukan dari ketiga dimensi wacana van Dijk. Dalam

analisis teks, menganalisis bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang

digunakan untuk mempertegas tema mengenai gas sebagai bahan bakar alternatif.

Kemudian pada analisis kognisi sosial yang diteliti adalah bagaimana proses

produksi teks yang melibatkan kognisi individu dan wartawan. Sedangkan pada

dimensi konteks sosial, diteliti wacana yang sedang berkembang di masyarakat

terhadap suatu masalah. Ketiga dimensi analisis tersebut tidak dapat dipisahkan,

masing-masing saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain.

Page 133: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

D. Analisis Artikel “Green Eating; Simple Planting”

1. Analisis Teks

Dalam sebuah teks pasti terkandung unsur-unsur maupun elemen-elemen

yang merupakan suatu kesatuan yang saling menopang satu sama lain hingga

terbentuk sebuah teks yang utuh. Untuk menganalisis sebuah teks, maka

diperlukan beberapa hal yang akan diamati, meliputi tematik, skematik, semantik,

sintaksis, stilistik, dan retoris. Berikut analisis teks “Green Eating; Simple

Planting”:

a. Tematik

Elemen tematik merupakan gambaran umum dari suatu teks. Topik

menggambarkan tema umum dari suatu teks, topik akan didukung oleh subtopik

lainnya yang saling berkaitan hingga terbentuknya topik umum. Subtopik juga

didukung serangkaian fakta yang menunjuk dan menggambarkan subtopik itu

sendiri, sehingga subbagian yang lain saling mendukung antara satu bagian

dengan bagian lainnya. Tema dari artikel ini adalah mengenai cara makan yang

“go green” dan menanam tanaman dengan mudah. Sedangkan wacana yang

terkandung dalam artikel ini adalah tentang bagaimana seseorang bisa makan

dengan cara yang sehat dan bagaimana menanam tanaman yang bermanfaat untuk

kehidupan dengan mudah. Berikut kutipan kalimatnya:

“Ngomongin soal green life style, kebanyakan orang pasti langsung mikir

reduce-reuse-recycle, bersepeda, menanam pohon, dsb. Padahal,

dengan memilih makanan aja kita udah mempraktekkan green

living lho!”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 1, GoGirl! Oktober

2011)

Page 134: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

“Mungkin banyak yang nganggap kalau gardening itu ribet, susah dan

cuma bikin kotor. Eits, jangan salah. Ada juga lho beberapa tanaman

yang nggak butuh space gede, ngerawatnya nggak pake ribet dan

pastinya bermanfaat! Apa aja sih? Habis baca ini langsung tanam rame-

rame yuk!”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 8, GoGirl! Oktober

2011)

b. Skematik

Dalam sebuah teks pasti memiliki skema atau alur yang menunjukkan

bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun hingga membentuk kesatuan arti.

Dalam konteks penyajian artikel, memiliki dua kategori skema besar, yaitu

summary yang ditandai dengan dua elemen, yaitu judul dan lead, serta story yang

memuat isi berita secara kesuluruhan.

Secara skematik, artikel “Green Eating; Simple Planting” memiliki 13

paragraf, paragraf 1 berisi lead yang tergolong dalam teras berita “bagaimana”

(how lead), kemudian pada paragraf 2-7 membahas mengenai cara makan namun

tetap mempertahankan gaya hidup “hijau”, dan di paragraf 8-13 dibahas mengenai

tanaman yang bermanfaat serta cara menanamnya. Berikut kutipan paragrafnya:

“... Padahal, dengan memilih makanan aja kita udah mempraktekkan

green living lho!”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 1, GoGirl! Oktober

2011)

“...Jadi, kalau kita termasuk meat lovers, coba deh dikurangi dikit-dikit

makan dagingnya. Nggak perlu sampai jadi vegetarian kok, minimal satu

atau dua hari aja dalam seminggu kita nggak makan daging sama

sekali...”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 2, GoGirl! Oktober

2011)

Page 135: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

“Makanan olahan biasanya dikemas dalam bentuk kotak, kaleng, atau

siap saji, dan mengandung zat pengawet. Pastinya nggak sehat buat

tubuh, dan nggak bagus juga buat keselamatan bumi...”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 3, GoGirl! Oktober

2011)

“Konsumsi dari daerah sendiri yuk! Selain mendukung petani lokal, kita

juga ngurangi efek buruk ke lingkungan lho...”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 4, GoGirl! Oktober

2011)

“Green eating nggak cuma berkaitan sama apa yang kita makan aja lho.

Masalah packaging makanan juga harus kita perhatiin...”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 5, GoGirl! Oktober

2011)

“Butuh proses sampai akhirnya makanan ada di piring kita. Kalo kita

nggak habisin, berapa banyak energi yang terbuang sia-sia?...”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 6, GoGirl! Oktober

2011)

“Sekarang ini emang makanan organik makin banyak dicari. Wajar aja

sih, jenis makanan ini bisa dibilang lebih sehat, karena nggak

mengandung pestisieda dan bahan kimia lain...”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 7, GoGirl! Oktober

2011)

“... Ada juga lho beberapa tanaman yang nggak butuh space gede,

ngerawatnya nggak pake ribet dan pastinya bermanfaat!”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 8, GoGirl! Oktober

2011)

“Buah strawberry yang cantik dan punya banyak manfaat ini ternyata

gampang juga lho buat ditanam!...”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 9, GoGirl! Oktober

2011)

“Menanam tomat juga nggak kalah gampang lho. Sebar aja bijinya di

tanah di dalam pot...”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 10, GoGirl! Oktober

2011)

Page 136: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

“Selain sering dipake jadi bumbu dapur jahe juga punya banyak manfaat

lho buat kesehatan...”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 11, GoGirl! Oktober

2011)

“Nah, kalau tanaman yang satu ini bagus banget buat mengatasi polusi

udara. Lidah mertua bisa menyerap 107 jenis polutan di daerah padat lalu

lintas dan ruangan penuh asap rokok!...”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 12, GoGirl! Oktober

2011)

“Heran deh sama harga cabai yang kemarin sempet mahalnya selangit,

padahal it’s really easy to plant it...”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 13, GoGirl! Oktober

2011)

c. Semantik

Struktur mikro dalam sebuah wacana yang disebut semantik merupakan

makna yang ingin ditekankan dalam suatu teks, bisa melalui elemen latar, detil,

maksud, praanggapan, dan nominalisasi. Berikut kutipannya:

i. Latar

Latar pada teks “Green Eating; Simple Planting” adalah mengenai

pemikiran orang tentang green living yang tidak harus dengan

reduce-reuse-recycle, namun dengan menerapkan pemilihan menu

makanan yang tepat serta menanam tanaman yang bermanfaat, itu

merupakan bagian dari green living. Berikut kutipan kalimatnya:

“Ngomongin soal green life style, kebanyakan orang pasti langsung

mikir reduce-reuse-recycle, bersepeda, menanam pohon, dsb.

Padahal, dengan memilih makanan aja kita udah

mempraktekkan green living lho!”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 13, GoGirl!

Oktober 2011)

Page 137: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

“Mungkin banyak yang nganggap kalau gardening itu ribet, susah

dan cuma bikin kotor. Eits, jangan salah. Ada juga lho beberapa

tanaman yang nggak butuh space gede, ngerawatnya nggak pake

ribet dan pastinya bermanfaat! Apa aja sih? Habis baca ini

langsung tanam rame-rame yuk!”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 8, GoGirl!

Oktober 2011)

ii. Detil

Elemen detil berhubungan dengan kontrol informasi yang

ditampilkan penulis. Jika informasi tersebut akan menguntungkan

penulis, maka informasi tersebut akan ditulis dengan jelas bahkan

berlebihan, sebaliknya jika informasi dianggap merugikan penulis,

maka informasi akan ditampilkan dengan jumlah sedikit. Berikut

kutipan elemen detil dalam artikel “Green Eating; Simple Planting”:

“Producing meat requires huge amounts of water and land. Belum

lagi energi listrik yang dibutuhkan buat menyimpan dan

mengolah daging.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 2 kalimat 1-2,

GoGirl! Oktober 2011)

Dalam kalimat ini dijelaskan bahwa untuk menghasilkan sebuah

daging dibutuhkan banyak energi. Informasi ini ditulis oleh penulis

untuk mendukung sesuatu yang ingin disampaikan yaitu mendorong

pembaca untuk mengurangi konsumsi daging.

Page 138: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

“Makanan olahan biasanya dikemas dalam bentuk kotak, kaleng,

atau siap saji, dan mengandung zat pengawet. Pastinya nggak

sehat buat tubuh, dan nggak bagus juga buat keselamatan

bumi.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 3 kalimat 1-2,

GoGirl! Oktober 2011)

Informasi yang mendukung apa yang ingin disampaikan penulis

terlihat dalam kalimat di atas. Kalimat di atas ingin memberikan

pemahaman bahwa makanan yang dikemas dalam kemasan apapun

kurang sehat bagi tubuh dan juga kurang baik untuk kesehatan bumi.

“Selain mendukung petani lokal, kita juga ngurangi efek buruk ke

lingkungan lho. Soalnya, makin deket jarak sumber makanan,

makin dikit energi buat memroses, menyimpan, dan

mengirimnya.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 4 kalimat 1-2,

GoGirl! Oktober 2011)

Dalam kalimat di atas, penulis ingin menampilkan informasi bahwa

semakin dekat jarak sumber makanan, maka semakin sedikit energi

untuk memproses, menyimpan, dan mengirimnya. Informasi ini

dianggap penulis mampu mendukung maksud yang ingin

disampaikannya yaitu untuk mengurangi mengkonsumsi makanan

yang dikemas.

“Masalah packaging makanan juga harus kita perhatiin.

Daripada beli makanan yang kemasannya susah diurai, kayak plastik

atau styrofoam, mending cari yang bungkusnya terbuat dari kertas.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 5 kalimat 2-3,

GoGirl! Oktober 2011)

Masalah packaging makanan yang hendak dikonsumsi juga harus

diperhatikan. Penulis menambahkan informasi yang mendukung

Page 139: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

gagasannya untuk menganjurkan pembaca menggunakan tempat

makan yang bisa diurai dengan mudah.

“Kalo kita nggak habisin, berapa banyak energi yang terbuang sia-

sia? Lagian, dengan ngabisin makanan, kita juga udah ngurangin

sampah.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 6 kalimat 2-3,

GoGirl! Oktober 2011)

Informasi yang mendukung gagasan penulis dengan menulis

pernyataan bahwa dengan menghabiskan makanan yang ada, maka

sudah berpartisipasi dalam mengurangi sampah. Hal ini juga

mendukung gaya hidup “hijau”.

“Selain sehat buat tubuh, organic food juga sehat buat

lingkungan lho.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 7 kalimat 3,

GoGirl! Oktober 2011)

Dalam kalimat di atas, penulis ingin menambahkan informasi bahwa

ada beberapa keuntungan dengan mengkonsumsi makanan organik

yaitu sehat untuk tubuh dan juga sehat untuk lingkungan.

“Buah strawberry yang cantik dan punya banyak manfaat ini

ternyata gampang juga lho buat ditanam!”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 9 kalimat 1,

GoGirl! Oktober 2011)

Dalam kutipan paragraf di atas, penulis memberikan informasi

tambahan mengenai keunggulan buah strawberry yang selain

bentuknya cantik, juga bisa ditanam dan menghasilkan manfaat yang

baik.

Page 140: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

“Menanam tomat juga nggak kalah gampang lho. Sebar aja

bijinya di tanah di dalam pot.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 10 kalimat 1-2,

GoGirl! Oktober 2011)

Penulis menuliskan informasi untuk mendukung gagasan yang ingin

disampaikannya. Informasi tersebut menjelaskan bahwa tomat sangat

mudah untuk ditanam, dengan menyebar bijinya di atas tanah,

tanaman tomatpun bisa tumbuh.

“Selain sering dipake jadi bumbu dapur jahe juga punya banyak

manfaat lho buat kesehatan.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 11 kalimat 1-2,

GoGirl! Oktober 2011)

Dalam kalimat di atas, penulis menambahkan informasi yang

mendukung gagasannya, yaitu dengan menambahkan fakta bahwa

selain digunakan menjadi bumbu dapur, jahe mempunyai banyak

manfaat untuk kesehatan.

“Nah, kalau tanaman yang satu ini bagus banget buat mengatasi

polusi udara. Lidah mertua bisa menyerap 107 jenis polutan di

daerah padat lalu lintas dan ruangan penuh asap rokok!”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 12 kalimat 1-2,

GoGirl! Oktober 2011)

Informasi berupa penjelasan keuntungan dari tanaman lidah mertua

sebagai penyerap polusi udara, juga mudah untuk ditanam. Informasi

seperti ini ditulis penulis untuk mendukung gagasan yang ingin

disampaikannya.

Page 141: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

“Heran deh sama harga cabai yang kemarin sempet mahalnya

selangit, padahal it’s really easy to plant it.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 13 kalimat 1,

GoGirl! Oktober 2011)

Penulis menambahkan informasi berupa cara menanam tanaman

cabai yang begitu mudah, sehingga pembaca bisa menanamnya di

rumah. Meskipun di luar, harga cabai terus melambung, namun

dengan menanamnya di rumah, itu menjadi suatu keuntungan

tersendiri.

iii. Maksud

Maksud merupakan bentuk uraian yang panjang, jelas, dan lebih

mendetail tentang informasi yang dianggap menguntungkan penulis.

Sebaliknya, informasi yang dianggap kurang menguntungkan

penulis, ditulis dengan sama dan implisit. Berikut kutipan kalimat

yang mengandung elemen maksud:

“Producing meat requires huge amounts of water and land. Belum

lagi energi listrik yang dibutuhkan buat menyimpan dan

mengolah daging.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 2 kalimat 1-2,

GoGirl! Oktober 2011)

Jika penjelasan pada elemen detil di atas sudah dijelaskan bahwa

untuk menghasilkan sebuah daging dibutuhkan banyak energi. Di

elemen maksud ini, informasi yang mendukung ditulis dengan lebih

mendetail yaitu dengan menjelaskan bahwa untuk memproses daging

dibutuhkan banyak air dan tenaga listrik untuk menyimpan dan

mengolahnya.

Page 142: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

“Makanan olahan biasanya dikemas dalam bentuk kotak, kaleng,

atau siap saji, dan mengandung zat pengawet. Pastinya nggak

sehat buat tubuh, dan nggak bagus juga buat keselamatan

bumi.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 3 kalimat 1-2,

GoGirl! Oktober 2011)

Pada elemen detil, dijelaskan bahwa makanan yang dikemas dalam

kemasan apapun kurang sehat bagi tubuh dan juga kurang baik untuk

kesehatan bumi. Di elemen maksud, informasi tersebut lebih

dijelaskan dengan menguraikan macam-macam bentuk kemasan

pembungkus makanan yaitu kotak, kaleng, siap saji, maupun

mengandung zat pengawet yang tidak baik untuk kesehatan tubuh.

“Selain mendukung petani lokal, kita juga ngurangi efek buruk ke

lingkungan lho. Soalnya, makin deket jarak sumber makanan,

makin dikit energi buat memroses, menyimpan, dan

mengirimnya.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 4 kalimat 1-2,

GoGirl! Oktober 2011)

Semakin dekat jarak sumber makanan, maka semakin sedikit energi

untuk memproses, menyimpan, dan mengirimnya, hal ini dijelaskan

pada analisis elemen detil. Informasi ini dianggap penulis mampu

mendukung maksud yang ingin disampaikannya yaitu untuk

mengurangi mengkonsumsi makanan yang dikemas. Pada analisis

elemen maksud, lebih diuraikan kembali alasan mengapa lebih baik

membeli dan mengkonsumsi produk lokal, karena semakin dekat

dengan sumber makanan, maka energi yang diperlukan untuk

memproses, menyimpan, bahkan mengirimnya lebih sedikit.

Page 143: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

“Masalah packaging makanan juga harus kita perhatiin.

Daripada beli makanan yang kemasannya susah diurai, kayak plastik

atau styrofoam, mending cari yang bungkusnya terbuat dari kertas.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 5 kalimat 2-3,

GoGirl! Oktober 2011)

Masalah packaging makanan yang hendak dikonsumsi juga harus

diperhatikan. Penulis menambahkan informasi yang mendukung

gagasannya untuk menganjurkan pembaca menggunakan tempat

makan yang bisa diurai dengan mudah. Pada analisis elemen maksud

ini, penulis menjelaskan macam-macam bahan packaging makanan

yang tidak aman dan susah diurai seperti plastik dan styrofoam.

“Kalo kita nggak habisin, berapa banyak energi yang terbuang sia-

sia? Lagian, dengan ngabisin makanan, kita juga udah ngurangin

sampah.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 6 kalimat 2-3,

GoGirl! Oktober 2011)

Informasi yang mendukung gagasan penulis dengan menulis

pernyataan bahwa dengan menghabiskan makanan yang ada, maka

sudah berpartisipasi dalam mengurangi sampah.

“Wajar aja sih, jenis makanan ini bisa dibilang lebih sehat,

karena nggak mengandung pestisieda dan bahan kimia lain.

Selain sehat buat tubuh, organic food juga sehat buat lingkungan

lho. Buah, sayuran, air, udara, ulat, dan hewan lain jadi bebas

dari bahan-bahan berbahaya.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 7 kalimat 2-4,

GoGirl! Oktober 2011)

Dalam kalimat di atas, penulis menambahkan informasi bahwa ada

beberapa keuntungan dengan mengkonsumsi makanan organik yaitu

sehat untuk tubuh dan juga sehat untuk lingkungan. Dan pada

Page 144: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

analisis elemen maksud ini, penulis menjelaskan lebih mendetail

tentang apa saja keuntungan yang didapat jika mengkonsumsi

makanan organik. Makanan organik tidak mengandung pestisida dan

bahan kimia lainnya sehingga sehat bagi tubuh. Selain itu, buah,

sayuran, air, udara ulat, dan hewan lainnya bebas dari bahan-bahan

berbahaya.

“Tanaman ini paling bagus tumbuh di daerah dingin yang tiap

harinya, strawberry harus kena sinar matahari 8-10 jam dan

disiram 1 kali aja. Buat yang tinggal di daerah panas, kita bisa

taruh pot strawberry di teras rumah atau tempat yang nggak

kena sinar matahari langsung. Kalau daunnya mengering,

semprot pakai sprayer berisi air dingin.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 9 kalimat 2-4,

GoGirl! Oktober 2011)

Dalam kutipan paragraf di atas, penulis memberikan informasi

mengenai keunggulan buah strawberry yang selain bentuknya cantik,

juga bisa ditanam dan menghasilkan manfaat yang baik. Pada

analisis elemen detil, penulis menjelaskan lebih rinci mengenai

bagaimana langkah-langkah dan tips menanam strawberry.

“Sebar aja bijinya di tanah di dalam pot. Biji-biji ini nantinya

bakal kering, terus jadi bibit tomat yang siap tumbuh dan

berbuah. Kalau pingin lebih gampang, beli aja bibit yang udah jadi.

Bibit tomat paling ideal ditanam pas masa peralihan dari musim

hujan ke musim panas. Enaknya, tomat nggak butuh banyak

cahaya matahari, cuma perlu disiram aja secara teratur.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 10 kalimat 2-6,

GoGirl! Oktober 2011)

Dalam kutipan paragraf di atas, penulis memberikan informasi

mengenai keunggulan tomat yang mudah ditanam. Pada analisis

Page 145: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

elemen detil, penulis menjelaskan lebih rinci mengenai bagaimana

langkah-langkah dan tips menanam tomat.

“Tinggal tanam aja bibit jahe dengan posisi direbahin ke tanah

yang cukup kering, nggak lembab. Kebetulan, tanaman ini

emang nggak butuh banyak air. Jadi nggak perlu sering-sering

disiram deh.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 11 kalimat 3-5,

GoGirl! Oktober 2011)

Dalam kutipan paragraf di atas, penulis memberikan informasi

mengenai keunggulan jahe selain sebagai bumbu dapur yang mudah

ditanam. Pada analisis elemen detil, penulis menjelaskan lebih rinci

mengenai bagaimana langkah-langkah dan tips menanam jahe.

“Lidah mertua bisa menyerap 107 jenis polutan di daerah padat

lalu lintas dan ruangan penuh asap rokok! Makanya, tanaman ini

bagus juga ditaruh di dalam ruangan, soalnya dia tahan hidup

diberbagai suhu dan cahaya. Tapi kalau mau ditaruh dalam

ruangan, tetep musti dikeluarin ya tiap seminggu sekali. How to

plant it then? Ambil potongan lidah mertua beserta akarnya,

terus ditanam aja di pot. Nyiramnya cukup sekali aja ya sehari!”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 12 kalimat 2-7,

GoGirl! Oktober 2011)

Dalam kutipan paragraf di atas, penulis memberikan informasi

mengenai keunggulan lidah mertua yang bisa menyerap polusi udara.

Pada analisis elemen detil, penulis menjelaskan lebih rinci mengenai

kemampuan tanaman lidah mertua menyerap 107 jenis polutan di

daerah padat lalu lintas dan ruangan yang penuh asap rokok. Selain

itu, juga dijelaskan bagaimana penempatan tanaman ini yang begitu

Page 146: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

fleksibel, cara menanam hingga merawat tanaman ini yang hanya

membutuhkan siraman air satu kali dalam sehari.

“Heran deh sama harga cabai yang kemarin sempet mahalnya

selangit, padahal it’s really easy to plant it. Sebar biji-biji cabai ke

pot yang udah diisi tanah subur. Siram secukupnya secara

teratur. Beberapa hari berikutnya bakal mulai kelihatan tunas kecil.

Kalau udah begini, tinggal dirawat biasa sampai berbuah. Simple

kan? Kalau aja semua keluarga di negara kita mau menanam

cabai, nggak bakal deh cabai jadi barang langka.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 13 kalimat 1-7,

GoGirl! Oktober 2011)

Dalam kutipan paragraf di atas, penulis memberikan informasi

mengenai tanaman cabai yang mudah untuk ditanam. Pada analisis

elemen detil, penulis menjelaskan lebih rinci mengenai bagaimana

langkah-langkah dan tips menanam cabai.

iv. Praanggapan

Elemen ini merupakan pernyataan yang digunakan untuk

mendukung makna suatu teks. Praangapan merupakan fakta yang

belum terbukti kebenarannya namun dijadikan dasar untuk

mendukung gagasan tertentu. Berikut kutipan kalimatnya:

“Kalo kita nggak habisin, berapa banyak energi yang terbuang sia-

sia?”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 6 kalimat 2,

GoGirl! Oktober 2011)

Kata “kalo” digunakan penulis untuk mengungkapkan sebuah

pengandaian yang meskipun belum diketahui kebenarannya, namun

dijadikan dasar untuk mendukung apa yang hendak disampaikan.

Dalam kalimat di atas, dijelaskan bahwa ketika makanan yang ada di

Page 147: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

piring tidak habis dimakan, selain membuang sisa makanan juga

membuang banyak energi saat memproses makanan tersebut.

“Kalau daunnya mengering, semprot pakai sprayer berisi air

dingin.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 9 kalimat 4,

GoGirl! Oktober 2011)

Kata “kalau” digunakan penulis untuk memberikan gambaran jika

daun tanaman strawberry mengering, maka yang harus dilakukan

adalah menyemprot daun yang mengering tersebut dengan sprayer

berisi air dingin.

“Kalau pingin lebih gampang, beli aja bibit yang udah jadi.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 10 kalimat 4,

GoGirl! Oktober 2011)

Kata penghubung “kalau” yang digunakan penulis, membawa

kalimat kepada sebuah makna pengandaian, meskipun belum

diketahui kebenarannya, namun dijadikan dasar untuk mendukung

pernyataan. Dalam kalimat di atas, mempunyai makna bahwa ada

cara mudah untuk menanam tomat yaitu dengan membeli bibit yang

sudah jadi, tinggal ditanam kemudian ditunggu hingga tumbuh dan

berbuah.

“Tapi kalau mau ditaruh dalam ruangan, tetep musti dikeluarin ya

tiap seminggu sekali.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 12 kalimat 4,

GoGirl! Oktober 2011)

Kata penghubung “kalau” yang digunakan penulis, membawa

kalimat kepada sebuah makna pengandaian, meskipun belum

Page 148: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

diketahui kebenarannya, namun dijadikan dasar untuk mendukung

pernyataan. Dalam kalimat di atas, mempunyai makna bahwa

tanaman lidah mertua yang bisa bertahan hidup diberbagai suhu dan

cahaya, bisa diletakkan dimana saja, namun jika memang ingin

meletakkan tanaman ini di dalam ruangan, disarankan untuk

mengeluarkan tanaman ini seminggu sekali.

“Kalau aja semua keluarga di negara kita mau menanam cabai,

nggak bakal deh cabai jadi barang langka.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 13 kalimat 7

GoGirl! Oktober 2011)

Kata penghubung “kalau” yang digunakan penulis, membawa

kalimat kepada sebuah makna pengandaian, meskipun belum

diketahui kebenarannya, namun dijadikan dasar untuk mendukung

pernyataan. Dalam kalimat di atas, mempunyai makna pengandaian

jika semua keluarga di Indonesia beramai-ramai menanam cabai,

maka cabai bukan lagi menjadi barang langka yang harganya tinggi.

v. Nominalisasi

Elemen nominalisasi merupakan suatu elemen yang memuat nominal

atau angka yang mendukung dan mampu mempengaruhi makna dari

informasi yang hendak disampaikan oleh penulis. Berikut kutipan

kalimat yang mengandung elemen nominalisasi di dalamnya:

“Tanaman ini paling bagus tumbuh di daerah dingin yang tiap

harinya, strawberry harus kena sinar matahari 8-10 jam dan disiram

1 kali aja.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 9 kalimat 2

GoGirl! Oktober 2011)

Page 149: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

Elemen nominalisasi yang terkandung dalam kalimat di atas yang

mampu mempengaruhi makna adalah “1”. Tanaman strawberry tidak

terlalu membutuhkan banyak air, karena hanya disiram satu kali

sehari.

“Lidah mertua bisa menyerap 107 jenis polutan di daerah padat lalu

lintas dan ruangan penuh asap rokok!”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 12 kalimat 2

GoGirl! Oktober 2011)

Elemen nominalisasi yang ditulis dalam kalimat ini adalah “107 jenis

polutan”. Kalimat ini menginformasikan bahwa tanaman lidah

mertua mampu menyerap 107 jenis polutan yang ada di daerah padat

lalu lintas dan ruangan yang penuh asap rokok. Meskipun tanaman

ini tampak seperti tanaman hias, namun manfaat yang diberikan

tanaman ini cukup memberikan dampak positif bagi manusia.

d. Sintaksis

Hal yang diamati dari struktur mikro ini adalah bagaimana suatu kalimat itu

disusun atau dibentuk. Sintaksis meliputi bentuk kalimat, koherensi,

pengingkaran, dan kata ganti. Berikut uraiannya:

i. Bentuk kalimat

Penulis menggunakan beberapa bentuk kalimat yaitu kalimat aktif

dan kalimat pasif dalam penulisan artikel “Green Eating; Simple

Planting”. Berikut kutipan kalimatnya:

“Sekarang ini emang makanan organik makin banyak dicari.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 7 kalimat 1

GoGirl! Oktober 2011)

Page 150: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

Kalimat di atas ditulis dalam bentuk pasif yang menonjolkan obyek

yaitu makanan organik.

“Tanaman ini paling bagus tumbuh di daerah dingin yang tiap

harinya, strawberry harus kena sinar matahari 8-10 jam dan disiram

1 kali aja.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 9 kalimat 2

GoGirl! Oktober 2011)

Kalimat di atas ditulis ke dalam bentuk pasif yang menonjolkan

obyek, yaitu tanaman strawberry.

“Bibit tomat paling ideal ditanam pas masa peralihan dari musim

hujan ke musim panas. Enaknya, tomat nggak butuh banyak cahaya

matahari, cuma perlu disiram aja secara teratur.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 10 kalimat 5-6

GoGirl! Oktober 2011)

Kalimat di atas ditulis ke dalam bentuk pasif yang menonjolkan

obyek, yaitu tanaman tomat.

“Tinggal tanam aja bibit jahe dengan posisi direbahin ke tanah yang

cukup kering, nggak lembab.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 11kalimat 3

GoGirl! Oktober 2011)

Kalimat di atas ditulis ke dalam bentuk pasif yang menonjolkan

obyek, yaitu tanaman tomat.

“Makanya, tanaman ini bagus juga ditaruh di dalam ruangan,

soalnya dia tahan hidup diberbagai suhu dan cahaya. Tapi kalau mau

ditaruh dalam ruangan, tetep musti dikeluarin ya tiap seminggu

sekali. How to plant it then? Ambil potongan lidah mertua beserta

akarnya, terus ditanam aja di pot.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 11 kalimat 3

GoGirl! Oktober 2011)

Page 151: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

Kalimat di atas ditulis ke dalam bentuk pasif yang menonjolkan

obyek, yaitu tanaman jahe.

“Kalau udah begini, tinggal dirawat biasa sampai berbuah.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 13 kalimat 5

GoGirl! Oktober 2011)

Kalimat di atas ditulis ke dalam bentuk pasif yang menonjolkan

obyek, yaitu tanaman cabai.

ii. Koherensi

Koherensi merupakan jalinan antarkata maupun antarkalimat dalam

suatu teks. Kata penghubung merupakan kunci dalam penggabungan

kalimat satu dengan kalimat lainnya. Berikut kutipan kalimat yang

menggunakan elemen koherensi di dalamnya:

“Belum lagi energi listrik yang dibutuhkan buat menyimpan dan

mengolah daging. Jadi, kalau kita termasuk meat lovers, coba deh

dikurangi dikit-dikit makan dagingnya.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 12 kalimat 2

GoGirl! Oktober 2011)

Koherensi yang digunakan dalam kalimat di atas adalah “jadi”.

Kedua kalimat di atas saling berkesinambungan, pada kalimat

pertama dijelaskan bahwa untuk mengolah daging, diperlukan energi

listrik untuk menyimpan dan mengolahnya. Selanjutnya pada

kalimat kedua, penulis menulis kalimat penjelas dari kalimat

pertama. Tidak perlu menjadi vegetarian atau tidak mengkonsumsi

daging sama sekali, namun berusaha untuk mengurangi konsumsi

daging sedikit demi sedikit.

Page 152: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

“Pastinya nggak sehat buat tubuh, dan nggak bagus juga buat

keselamatan bumi. Soalnya, butuh proses produksi yang lebih rumit

buat mengemas makanan ini.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 3 kalimat 2-3

GoGirl! Oktober 2011)

Penghubung kalimat di atas menggunakan kata “soalnya”. Jenis

koherensi ini adalah koherensi kondisional, dimana kalimat kedua

merupakan penjelas atau keterangan dari proposisi pertama. Pada

kalimat pertama dijelaskan mengenai dampak buruk dari makanan

yang dikemas dan pada kalimat kedua, dijelaskan bahwa selain

memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan, makanan kemasan

membutuhkan proses produksi yang begitu rumit, membutuhkan

energi yang banyak, serta menghasilkan limbah.

“Selain mendukung petani lokal, kita juga ngurangi efek buruk ke

lingkungan lho. Soalnya, makin deket jarak sumber makanan, makin

dikit energi buat memroses, menyimpan, dan mengirimnya.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 4 kalimat 2-3

GoGirl! Oktober 2011)

Penghubung kalimat di atas menggunakan kata “soalnya”. Jenis

koherensi ini adalah koherensi kondisional, dimana kalimat kedua

merupakan penjelas atau keterangan dari proposisi pertama. Pada

kalimat pertama dijelaskan mengenai konsumsi makanan lokal yang

mendukung petani lokal serta mengurangi efek buruk bagi

lingkungan. Selanjutnya pada kalimat kedua, dijelaskan alasan

mengapa harus mengkonsumsi makanan lokal. Kedua kalimat

tersebut dihubungkan dengan koherensi “soalnya”.

Page 153: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

“Wajar aja sih, jenis makanan ini bisa dibilang lebih sehat, karena

nggak mengandung pestisieda dan bahan kimia lain.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 7 kalimat 2

GoGirl! Oktober 2011)

Koherensi yang digunakan penulis untuk menggabungkan kalimat di

atas adalah “karena” yang menjelaskan adanya hubungan sebab-

akibat. Pada kalimat pertama dijelaskan bahwa makanan organik

merupakan jenis makanan sehat, dan anak kalimat menjelaskan

bahwa makanan organik dikatakan sehat karena tidak mengandung

pestisieda maupun bahan kimia lainnya yang dapat berbahaya untuk

tubuh.

“Makanya, tanaman ini bagus juga ditaruh di dalam ruangan,

soalnya dia tahan hidup diberbagai suhu dan cahaya.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 12 kalimat 3

GoGirl! Oktober 2011)

Penghubung kalimat di atas menggunakan kata “soalnya”. Jenis

koherensi ini adalah koherensi kondisional, dimana kalimat kedua

merupakan penjelas atau keterangan dari proposisi pertama. Kalimat

pertama menjelaskan bahwa tanaman lidah mertua bagus jika

diletakkan di dalam ruangan, pada anak kalimat dijelaskan alasan

mengapa tanaman lidah mertua bagus jika diletakkan di dalam

ruangan, karena tanaman tersebut mampu bertahan hidup di berbagai

suhu dan cahaya.

Page 154: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

iii. Pengingkaran

Elemen ini merupakan bentuk praktik wacana yang menggambarkan

bagaimana penulis menyembunyikan apa yang ingin diekspresikan

secara implisit.

“Ngomongin soal green life style, kebanyakan orang pasti

langsung mikir reduce-reuse-recycle, bersepeda, menanam

pohon, dsb. Padahal, dengan memilih makanan aja kita udah

mempraktekkan green living lho!”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 1 kalimat

2 GoGirl! Oktober 2011)

Koherensi yang digunakan penulis pada kalimat di atas adalah

“padahal”. Penggunaan koherensi tersebut untuk menggabungkan

kalimat sehingga membentuk makna yang kuat. Koherensi “padahal”

menunjukkan adanya sesuatu yang berseberangan. Pada kalimat

pertama dijelaskan bahwa untuk mengikuti cara hidup “hijau” tidak

selalu dengan 3R, bersepeda, menanam pohon, dan kegiatan “hijau”

lainnya. Dengan memilih makanan yang tepat untuk tubuh, itu

termasuk dalam cara hidup “hijau”.

“Daripada beli makanan yang kemasannya susah diurai, kayak

plastik atau styrofoam, mending cari yang bungkusnya terbuat dari

kertas.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 5 kalimat 3

GoGirl! Oktober 2011)

Koherensi yang digunakan pada kalimat di atas adalah “daripada”

dan “mending”. Kata “mending” merupakan bentuk kata tidak baku,

bentuk bakunya adalah lebih baik. Penulis menggunakan koherensi

tersebut untuk membedakan atau membandingkan peristiwa satu

Page 155: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

dengan lainnya yang betentangan. Daripada membeli makanan

dengan kemasan yang sulit diurai seperti styrofoam atau plastik,

maka lebih baik membeli makanan yang dibungkus dengan kertas.

“Makanya, tanaman ini bagus juga ditaruh di dalam ruangan, soalnya

dia tahan hidup diberbagai suhu dan cahaya. Tapi kalau mau ditaruh

dalam ruangan, tetep musti dikeluarin ya tiap seminggu sekali.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 13 kalimat 1

GoGirl! Oktober 2011)

Koherensi yang digunakan penulis pada kalimat di atas adalah “tapi”

menunjukkan pengingkaran yang menjelaskan bahwa tanaman lidah

mertua biasanya diletakkan di luar ruangan untuk menyerap polusi

udara, namun juga bisa diletakkan di dalam ruangan.

“Heran deh sama harga cabai yang kemarin sempet mahalnya

selangit, padahal it’s really easy to plant it.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 13 kalimat 1

GoGirl! Oktober 2011)

Koherensi yang digunakan penulis pada kalimat di atas adalah

“padahal”. Penggunaan koherensi tersebut untuk menggabungkan

kalimat sehingga membentuk makna yang kuat. Koherensi “padahal”

menunjukkan adanya sesuatu yang berseberangan. Pada kalimat

pertama, dijelaskan bahwa harga cabai yang terus merangkak naik.

Namun pada anak kalimat dijelaskan bahwa tanaman cabai ini

merupkana tanaman yang mudah untuk ditanam dan dirawat. Untuk

menggabungkan kalimat tersebut, penulis menggunakan kata

“padahal”.

Page 156: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

iv. Kata ganti

Kata ganti digunakan penulis untuk menunjukkan di mana posisi

seseorang dalam wacana. Berikut kutipan kalimatnya:

“Padahal, dengan memilih makanan aja kita udah mempraktekkan

green living lho!”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 1 kalimat 2

GoGirl! Oktober 2011)

“Jadi, kalau kita termasuk meat lovers, coba deh dikurangi dikit-

dikit makan dagingnya. Nggak perlu sampai jadi vegetarian kok,

minimal satu atau dua hari aja dalam seminggu kita nggak makan

daging sama sekali. We can do that, right?

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 2 kalimat 3-5

GoGirl! Oktober 2011)

“Selain mendukung petani lokal, kita juga ngurangi efek buruk ke

lingkungan lho.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 4 kalimat 2

GoGirl! Oktober 2011)

“Green eating nggak cuma berkaitan sama apa yang kita makan aja

lho. Atau, kita juga bisa selalu bawa wadah, tas, plastik, atau tempat

minum sendiri.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 5 kalimat 1;3

GoGirl! Oktober 2011)

“Butuh proses sampai akhirnya makanan ada di piring kita. Kalo

kita nggak habisin, berapa banyak energi yang terbuang sia-sia?

Lagian, dengan ngabisin makanan, kita juga udah ngurangin

sampah. Jadi, pas ngambil nasi di meja, ambil sesuai porsi yang

sanggup kita makan.”

(Artikel “Green Eating; Simple Planting”: Paragraf 6 kalimat 1-4

GoGirl! Oktober 2011)

Dalam beberapa kutipan kalimat di atas, penulis menggunakan kata

ganti “kita” untuk memposisikan dirinya sama dengan pembaca.

Page 157: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

Kata ganti “kita” menimbulkan keintiman penulis dengan

pembacanya.

e. Retoris

Dalam analisis teks, retoris menggambarkan bagimana dan dengan cara

seperti apa, cara penekanan pada teks dilakukan. Penekanan pada teks bisa

dilakukan dengan menganalisis elemen grafis, metafora, maupun ekspresi. Untuk

artikel “Green Eating; Simple Planting”, penekanan pada teks hanya melalui

grafis. Layout artikel ini selain teks, ditampilkan juga foto-foto yang mendukung

teks.

Gambar 3.4

Layout artikel “Green Eating; Simple Planting”

Sumber: Majalah GoGirl! Oktober 2011

Dari analisis teks yang sudah dilakukan, peneliti menemukan beberapa

elemen di dalamnya seperti latar, detil, maksud, nominalisasi, kata ganti, dan

Judul

Lead

Lead Foto

daging

Judul

Foto paper

bag

Foto makanan

dalam kemasan

Foto buah

lokal

Foto piring

makan

Foto cabai

Foto buah dan

sayur organik

Foto

strawberry

Foto jahe

Foto tomat

Foto tanaman

lidah mertua

Page 158: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

beberapa elemen lainnya yang digunakan van Dijk dalam menganilisis sebuah

wacana. Yang muncul dari hasil analisis teks adalah green living yang bisa

dilakukan dengan cara memilih makanan dan juga mananm serta merawat

tanaman.

2. Analisis Kognisi Sosial

Dalam analisis ini, peneliti mengadakan wawancara kepada penulis dalam

rubrik “Green Page” majalah GoGirl! Oktober 2011, dan dari proses wawancara

tersebut, peneliti mendapatkan hasil wawancara mengenai artikel yang sedang

diteliti.

“Sesuai dengan tema Gogirl! bulan Oktober tentang Culinary Issue. Jadi ya

nyari tema yang berkaitan dengan makanan. Pas aku browsing, ternyata pemilihan

makanan juga bisa jadi salah satu tindakan green living. Pas aku usulin di rapat

tema, disetujui Pimpinan Redaksi yang juga pingin ada tulisan tentang simple

planting. Jadi akhirnya karena dua-duanya dianggap menarik, ada 2 artikel green

page di edisi ini.” kata Starin Sani, penulis artikel “Green Eating; Simple

Planting” dalam wawancara yang dilakukan pada 26 Maret 2012 lalu.

Pesan yang hendak disampaikan penulis melalui artikel ini adalah

memberitahu pembaca dan tentunya dipraktekkan oleh pembaca bahwa tindakan

go green dapat diakukan dalam hal sederhana, yaitu pemilihan makanan. Selain

itu, juga disampaikan bahwa menanam tanaman itu tidak susah, ada beberapa

tanaman bermanfaat yang mudah ditanam.

“Walaupun cuma langkah kecil, tapi dengan mempraktekkannya secara

rutin kita sudah turut berperan dalam menjaga kelestarian bumi.” tambah Starin.

Page 159: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

Dari hasil analisis kognisi sosial, dapat ditarik kesimpulan bahwa penulis

ingin menyampaikan informasi kepada pembaca mengenai gaya hidup go green

yang dapat dilakukan dengan hal yang sederhana yaitu memilih makanan dan

menanam tanaman yang bermanfaat.

3. Analisis Konteks Sosial

Banyak yang masih berpikir bahwa cara hidup “go green” dilakukan dengan

reduce-reuse-recycle, dan juga kegiatan seperti menanam pohon, bersepeda, dan

lainnya. Namun dengan memilih makanan, juga merupakan salah satu cara hidup

“go green” yaitu dengan mengurangi konsumsi daging, mengurangi konsumsi

makanan dalam kemasan, membeli dan mengkonsumsi makanan lokal, memilih

kemasan makanan yang aman, menghabiskan makanan yang kita makan, dan

menncari makanan organik. Hal yang terlihat kecil namun ternyata memberikan

dampak yang begitu besar.

Selain itu, menanam tanaman juga merupakan salah satu cara hidup “go

green”. Namun masih banyak yang belum melakukan kegiatan ini karena

menanam tanaman dianggap susah dan terlalu banyak aturannya. Dalam artikel ini

dijelaskan tanaman apa saja yang dapat ditanam dengan mudah, cara menanam

dan merawatnya ,serta manfaat yang diberikan dari tanaman tersebut.

Dari hasil analisis konteks sosial, diambil kesimpulan bahwa dengan

memulai sesuatu tindakan kecil, mampu memberikan perubahan yang besar.

Setelah dilakukan analisis dari teks, konteks sosial, hingga kognisi sosial, dapat

ditarik kesimpulan bahwa artikel “Green Eating; Simple Planting” memenuhi

kriteria analisis yang dilakukan dari ketiga dimensi wacana van Dijk. Dalam

Page 160: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

analisis teks, menganalisis bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang

digunakan untuk mempertegas tema mengenai gas sebagai bahan bakar alternatif.

Kemudian pada analisis kognisi sosial yang diteliti adalah bagaimana proses

produksi teks yang melibatkan kognisi individu dan wartawan. Sedangkan pada

dimensi konteks sosial, diteliti wacana yang sedang berkembang di masyarakat

terhadap suatu masalah. Ketiga dimensi analisis tersebut tidak dapat dipisahkan,

masing-masing saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain.

E. Analisis Artikel “Let‟s Go Zero-Waste!”

1. Analisis Teks

Dalam sebuah teks pasti terkandung unsur-unsur maupun elemen-elemen

yang merupakan suatu kesatuan yang saling menopang satu sama lain hingga

terbentuk sebuah teks yang utuh. Untuk menganalisis sebuah teks, maka

diperlukan beberapa hal yang akan diamati, meliputi tematik, skematik, semantik,

sintaksis, stilistik, dan retoris. Berikut analisis teks “Let‟s Go Zero-Waste!” :

a. Tematik

Elemen tematik merupakan gambaran umum dari suatu teks. Topik

menggambarkan tema umum dari suatu teks, topik akan didukung oleh subtopik

lainnya yang saling berkaitan hingga terbentuknya topik umum. Subtopik juga

didukung serangkaian fakta yang menunjuk dan menggambarkan subtopik itu

sendiri, sehingga subbagian yang lain saling mendukung antara satu bagian

dengan bagian lainnya. Tema dari artikel ini adalah mengenai “zero-waste

fashion” yaitu proses produksi pakaian yang sedikit atau bahkan tidak

mengeluarkan limbah. Sedangkan wacana yang terkandung dalam artikel ini

Page 161: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

adalah tentang apa itu zero-waste fashion dan sejarahnya. Berikut kutipan

kalimatnya:

“Selain dengan memilih bahan yang eco-friendly, masih ada cara lain

yang dipakai para desainer untuk memproduksi pakaian ramah

lingkungan lho. Here they are the newest eco-fashion innovation, zero-

waste fashion.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 1, GoGirl! November 2011)

b. Skematik

Dalam sebuah teks pasti memiliki skema atau alur yang menunjukkan

bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun hingga membentuk kesatuan arti.

Dalam konteks penyajian artikel, memiliki dua kategori skema besar, yaitu

summary yang ditandai dengan dua elemen, yaitu judul dan lead , serta story yang

memuat isi berita secara kesuluruhan.

Secara skematik, artikel “Let’s Go Zero-Waste!” memiliki 4 paragraf,

paragraf 1 berisi lead yang tergolong dalam teras berita “apa” (what lead),

paragraf kedua berisi tentang konsep zero-waste fashion, selanjutnya di paragraf

ketiga berisi tentang awal mula kemunculan para desainer yang berusaha

meminimalisir limbah, dan di paragraf terakhir berisi tentang bagaimana

memanfaatkan baju bekas . Berikut kutipan paragrafnya:

“Selain dengan memilih bahan yang eco-friendly, masih ada cara lain

yang dipakai para desainer untuk memproduksi pakaian ramah

lingkungan lho. Here they are the newest eco-fashion innovation, zero-

waste fashion.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 1, GoGirl! November 2011)

“Alasan inilah yang bikin beberapa desainer akhirnya nerapin konsep

zero-waste fashion, yaitu proses produksi pakaian yang nggak ngeluarin

limbah atau cuma ngeluarin sedikit aja limbah. Disini, para desainer

Page 162: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

ditantang buat bijak dalam bikin pola biar nggak banyak bahan yang

terbuang. Tiap inci kain yang ada, diusahain habis terpakai.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 2 kalimat 3-5, GoGirl!

November 2011)

“Tahun 1970-an, baru deh muncul lagi desainer yang berusaha

meminimalisir limbah, kayak Zandra Rhodes. Sekarang, udah banyak

muncul eco-fashion-designer, seperti Mark Liu, Holly McQuillan, Timo

Rissanen dan Julian Roberts.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 3 kalimat 4-5, GoGirl!

November 2011)

“Sebagai konsumen, kita juga bisa kok melakukan post-consumer zero-

waste, yaitu memanfaatkan lagi baju yang udah nggak kepake. Let’s

make our own zero-waste fashion by turning our trash to treasure!”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 4 kalimat 2-3, GoGirl!

November 2011)

Selanjutnya juga terdapat beberapa kutipan langsung dan tidak langsung

dari narasumber. Berikut kutipannya:

““It took a lot of trial and error to make a zero-waste pattern work,” kata

Mark Liu, salah satu eco-fashion designer.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 2 kalimat 9, GoGirl!

November 2011)

“Menurut Mark Liu, “wasted materials are bad for the environment and

a loss in potential profits.””

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 3 kalimat 7, GoGirl!

November 2011)

c. Semantik

Struktur mikro dalam sebuah wacana yang disebut semantik merupakan

makna yang ingin ditekankan dalam suatu teks, bisa melalui elemen latar, detil,

maksud, praanggapan, dan nominalisasi. Namun dalam artikel “Let’s Go Zero-

Waste!” hanya terdapat 4 elemen yaitu latar, detil, maksud, dan nominalisasi.

Berikut uraiannya:

Page 163: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

i. Latar

Latar dari artikel ini adalah cara desainer yang memproduksi pakaian

ramah lingkungan, selain dengan menggunakan bahan yang ramah

lingkungan, juga diterapkan konsep zero-waste fashion ini. Yaitu

dengan membuat pola jahitan baju yang hanya mengeluarkan sedikit

bahkan tidak menghasilkan limbah sama sekali. Berikut kutipan

kalimatnya:

“Selain dengan memilih bahan yang eco-friendly, masih ada cara

lain yang dipakai para desainer untuk memproduksi pakaian ramah

lingkungan lho. Here they are the newest eco-fashion innovation,

zero-waste fashion.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 1, GoGirl! November

2011)

ii. Detil

Elemen detil berhubungan dengan kontrol informasi yang

ditampilkan komunikator. Jika informasi tersebut akan

menguntungkan komunikator, maka informasi tersebut akan ditulis

dengan jelas bahkan berlebihan, sebaliknya jika informasi dianggap

merugikan komunikator, maka informasi akan ditampilkan dengan

jumlah sedikit. Berikut kutipan elemen detil dalam artikel “Let’s Go

Zero-Waste!”:

“Industri fashion emang menghasilkan banyak limbah, soalnya

emang lebih gampang dan murah sih buat buang bahan-bahan

itu dibanding mendaur ulang. Alasan inilah yang bikin beberapa

desainer akhirnya nerapin konsep zero-waste fashion, yaitu proses

produksi pakaian yang nggak ngeluarin limbah atau cuma ngeluarin

sedikit aja limbah.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 2 kalimat 2-3, GoGirl!

November 2011)

Page 164: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

Dalam kutipan kalimat di atas, dijelaskan bahwa industri fashion

juga menghasilkan limbah yang banyak karena lebih mudah dan

murah untuk membuang sisa bahan daripada mendaur ulang

kembali. Hal inilah yang mendorong para desainer untuk bekerja

keras membuat pola jahitan yang hanya sedikit atau bahkan tidak

menyisakan kain sama sekali. Konsep inilah yang disebut dengan

zero-waste fashion.

“Disini, para desainer ditantang buat bijak dalam bikin pola biar

nggak banyak bahan yang terbuang. Tiap inci kain yang ada,

diusahain habis terpakai.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 2 kalimat 4-5, GoGirl!

November 2011)

Dalam kalimat di atas dijelaskan bahwa para desainer ditantang

untuk lebih bijaksana dalam membuat pola yang menggunakan kain

tanpa harus menyisakannya sedikitpun. Jadi tidak hanya

menggunakan bahan yang ramah lingkungan, desainer juga harus

lebih bijaksana dalam membuat pola tanpa menyisakan bahan

sedikitpun.

“Zero-waste fashion ini sebenernya bukan konsep baru.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 3 kalimat 1, GoGirl!

November 2011)

Dalam kalimat di atas, dijelaskan bahwa konsep zero-waste fashion

ini bukanlah sebuah konsep baru di dunia fashion namun sudah

diterapkan pada beberapa desain baju adat beberapa negara.

Penjelasan lebih mendetail akan dijelaskan di elemen maksud.

Page 165: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

“Menurut Mark Liu, “wasted materials are bad for the

environment and a loss in potential profits.” Itulah yang bikin

konsep ini menarik minat banyak, desainer dan sekolah fashion.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 3 kalimat 6-7, GoGirl!

November 2011)

Kutipan pendapat Mark Liu sebagai salah satu eco-fashion designer

yang menjelaskan bahwa membuang bahan sisa jahitan sangat

merugikan lingkungan dan mengurangi keuntungan yang besar.

Konsep zero-waste inilah yang mampu menarik minat baik dari

desainer maupun dari sekolah-sekolah fashion.

“Sebagai konsumen, kita juga bisa kok melakukan post-

consumer zero-waste, yaitu memanfaatkan lagi baju yang udah

nggak kepake.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 4 kalimat 2, GoGirl!

November 2011)

Jika pada paragraf-paragraf sebelumnya dimunculkan dengan jelas

mengenai fakta yang mendukung pemikiran komunikator tentang

konsep zero-waste, maka pada kutipan kalimat kedua paragraf

keempat menjelaskan bagaimana kita sebagai konsumen bisa

melakukan post-consumer zero-waste. Jika sebelumnya zero-waste

dilakukan oleh para desainer maupun produsen, maka kalimat ini

menggambarkan bahwa konsumen pun juga dapat menerapkan

konsep ini.

iii. Maksud

Maksud merupakan bentuk uraian yang panjang, jelas, dan lebih

mendetail tentang informasi yang dianggap menguntungkan

komunikator. Sebaliknya, informasi yang dianggap kurang

Page 166: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

menguntungkan komunikator, ditulis dengan sama dan implisit.

Berikut kutipan kalimat yang mengandung elemen maksud:

“Did you know, dalam proses produksi pakaian, 15-20 persen

dari kain yang digunakan bakal terbuang sia-sia! Industri fashion

emang menghasilkan banyak limbah, soalnya emang lebih gampang

dan murah sih buat buang bahan-bahan itu dibanding mendaur

ulang.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 2 kalimat 1-2, GoGirl!

November 2011)

Jika pada analisis elemen detil, kalimat ini menjelaskan bahwa

industri fashion juga menghasilkan limbah yang banyak karena lebih

mudah dan murah untuk membuang sisa bahan daripada mendaur

ulang kembali. Dalam analisis elemen maksud ini, pernyataan

mengenai industri fashion menghasilkan limbah yang lebih banyak

didukung pernyataan yang lebih mendetail yaitu dengan

mengawalinya dengan kalimat “Did you know, dalam proses

produksi pakaian, 15-20 persen dari kain yang digunakan bakal

terbuang sia-sia!”

“Tiap inci kain yang ada, diusahain habis terpakai. Caranya? They

pay a lot of attention to design clothes patterns where all the parts

fit together, perfectly, like pieces of a jigsaw.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 2 kalimat 6, GoGirl!

November 2011)

Jika dalam analisis elemen detil dijelaskan bahwa desainer dituntut

untuk lebih bijaksana dalam membuat pola, sehingga setiap inci kain

bisa digunakan. Maka dalam analisis maksud ini, dijelaskan

mengenai kalimat lanjutan yang menjelaskan kalimat sebelumnya.

Kalimat di atas menjelaskan bagaimana cara tiap inci kain habis

Page 167: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

terpakai, yaitu dengan memusatkan pemikiran untuk mendesain pola

pakaian dimana seluruh bagiannya cocok satu sama lain, seperti

bagian dari puzzle.

“Zero-waste fashion ini sebenernya bukan konsep baru. Historically,

all clothes were desgined to minimize waste, contohnya kayak

baju kimono dan sari.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 3 kalimat 1-2, GoGirl!

November 2011)

Jika dalam kalimat di atas pada analisis elemen detil, dijelaskan

bahwa konsep zero-waste fashion ini bukanlah sebuah konsep baru

di dunia fashion. Maka dalam analisis elemen maksud ini

menjelaskan atau memberi pemaknaan yang lebih mendetail agar

mendukung apa yang hendak disampaikan komunikator. Dalam

analisis ini, dijelaskan bahwa konsep zero-waste fashion sudah

pernah diterapkan sebelumnya. Seperti pakaian adat Jepang dan

India, baju kimono dan sari yang didesain menghasilkan sedikit

limbah.

“Let’s make our own zero-waste fashion by turning our trash to

treasure!

Ambil details dari baju yang nggak kepake, kayak kancing

atau renda, trus dijahit ke pakaian baru yang keliatan polos.

Celana jeans lama yang cuma numpuk di lemari bisa digunting

di bagian lutut buat dijadiin shorts!”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 4 kalimat 3-5, GoGirl!

November 2011)

Dalam analisis elemen detil sebelumnya, zero-waste dilakukan oleh

para desainer maupun produsen, maka kalimat ini menggambarkan

bahwa konsumen pun juga dapat menerapkan konsep ini. Dalam

Page 168: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

analisis elemen maksud, dijelaskan bagaimana cara konsumen bisa

menerapkan konsep pre-consumer zero-waste yaitu dengan

memanfaatkan pakaian yang sudah tidak digunakan lagi. Dalam

kalimat di atas, dijelaskan dengan mendetail langkah-langkah

membuat pakaian bekas menjadi bermanfaat mulai dari mengambil

detail pakaian yang sudah tidak digunakan yaitu kancing atau renda,

kemudian dijahitkan pada pakaian yang tampak polos. Selain itu

pemanfaatan celana jeans yang sudah tidak digunakan bisa

digunakan kembali menjadi tas dengan menggunting bagian

bawahnya dan menjahitnya kembali.

iv. Nominalisasi

Elemen nominalisasi merupakan suatu elemen yang memuat nominal

atau angka yang mendukung dan mampu mempengaruhi makna dari

informasi yang hendak disampaikan oleh komunikator. Berikut

kutipan kalimat yang mengandung elemen nominalisasi di dalamnya:

“Did you know, dalam proses produksi pakaian, 15-20 persen dari

kain yang digunakan bakal terbuang sia-sia!”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 2 kalimat 1, GoGirl!

November 2011)

Melalui kalimat ini, komunikator ingin menyampaikan bahwa dalam

proses produksi pakaian, 15-20% dari kain yang digunakan, terbuang

sia-sia. Memang lebih mudah dan murah untuk membuang kain yang

tersisa daripada mendaur ulang. Berangkat dari fakta ini, para

desainer dituntut untuk lebih bijaksana membuat pola jahitan dengan

Page 169: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

memaksimalkan tiap inci kain, sehingga sedikit sekali kain yang

tersisa atau bahkan tidak tersisa sama sekali.

d. Sintaksis

Hal yang diamati dari struktur mikro ini adalah bagaimana suatu kalimat itu

disusun atau dibentuk. Sintaksis meliputi bentuk kalimat, koherensi,

pengingkaran, dan kata ganti. Berikut kutipan kalimatnya:

i. Bentuk kalimat

Penulis menggunakan beberapa bentuk kalimat yaitu kalimat aktif

dan kalimat pasif dalam penulisan artikel “Let’s Go Zero-Waste!”.

Berikut kutipan kalimatnya:

“Selain dengan memilih bahan yang eco-friendly, masih ada cara

lain yang dipakai para desainer untuk memproduksi pakaian ramah

lingkungan lho.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 1 kalimat 1, GoGirl!

November 2011)

Kalimat aktif menonjolkan subyek yaitu para desainer atau

perancang busana.

“Did you know, dalam proses produksi pakaian, 15-20 persen dari

kain yang digunakan bakal terbuang sia-sia!”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 2 kalimat 1, GoGirl!

November 2011)

Kalimat pasif menonjolkan obyek yaitu kain-kain yang digunakan

untuk memproduksi pakaian.

Page 170: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

“Nah, yang dari tadi kita bahas itu adalah pre-consumer zero-waste,

jadi meminimalisir limbahnya pas proses produksi pakaian. Sebagai

konsumen, kita juga bisa kok melakukan post-consumer zero-waste,

yaitu memanfaatkan lagi baju yang udah nggak kepake.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 4 kalimat 1-2, GoGirl!

November 2011)

Kalimat diatas ditulis dalam bentuk kalimat aktif yang menonjolkan

subyek yaitu konsumen.

“Ambil details dari baju yang nggak kepake, kayak kancing atau

renda, trus dijahit ke pakaian baru yang keliatan polos.

Celana jeans lama yang cuma numpuk di lemari bisa digunting di

bagian lutut buat dijadiin shorts!”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 4 kalimat 4-5, GoGirl!

November 2011)

Kalimat diatas ditulis dalam bentuk kalimat aktif yang menonjolkan

pakaian-pakaian yang sudah tidak dipakai lagi namun dapat

dimanfaatkan kembali.

ii. Koherensi

Koherensi merupakan jalinan antarkata maupun antarkalimat dalam

suatu teks. Kata penghubung merupakan kunci dalam penggabungan

kalimat satu dengan kalimat lainnya. Berikut kutipan kalimat yang

menggunakan elemen koherensi di dalamnya:

“Industri fashion emang menghasilkan banyak limbah, soalnya

emang lebih gampang dan murah sih buat buang bahan-bahan itu

dibanding mendaur ulang.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 2 kalimat 2, GoGirl!

November 2011)

Koherensi “soalnya” pada kalimat di atas memiliki arti yang kurang

lebih sama dengan koherensi “karena”. Koherensi tersebut

Page 171: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

diletakkan sebagai tanda penghubung kalimat satu dengan yang

lainnya sehingga memunculkan makna hubungan sebab-akibat. Pada

kalimat sebelum koherensi “soalnya” merupakan akibat yaitu limbah

yang begitu banyak dihasilkan dari industri fashion sedangkan pada

kalimat kedua dimaksudkan sebagai bukti penyebab dari kalimat

pertama, yaitu penyebab banyaknya limbah yang dihasilkan dari

industri fashion adalah cara yang begitu mudah dan murah saat

membuang sisa bahan daripada harus mendaur ulang.

“Tapi gara-gara revolusi industri yang bikin harga baju jadi murah,

orang jadi lebih gampang buang-buang bahan.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 3 kalimat 3, GoGirl!

November 2011)

Kata “gara-gara” merupakan bentuk tidak baku, namun memiliki arti

yang sama dengan kata “karena” yang menunjukkan koherensi

sebab-akibat. Yaitu terjadinya revolusi industri yang mengakibatkan

harga baju menjadi murah sehingga membuat masyarakat justru

dengan mudah membuan-buang bahan.

iii. Pengingkaran

Elemen ini merupakan bentuk praktik wacana yang menggambarkan

bagaimana komunikator menyembunyikan apa yang ingin

diekspresikan secara implisit. Bentuk pengingkaran yang ditemukan

dalam artikel “Let’s Go Zero-Waste!” menggunakan kata “tapi”.

Komunikator hendak menyampaikan sesuatu yang berseberangan.

Page 172: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

Berikut kutipan kalimat yang menggunakan elemen pengingkaran di

dalamnya:

“Zero-waste fashion ini sebenernya bukan konsep baru. Historically,

all clothes were desgined to minimize waste, contohnya kayak baju

kimono dan sari. Tapi gara-gara revolusi industri yang bikin harga

baju jadi murah, orang jadi lebih gampang buang-buang bahan.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 3 kalimat 1-3, GoGirl!

November 2011)

Elemen pengingkaran yang digunakan pada kalimat di atas adalah

“tapi”. Komunikator ingin menjelaskan bahwa zero-waste bukanlah

konsep baru dalam dunia fashion karena sebelumnya memang

beberapa pakaian sudah didesain dengan konsep tersebut seperti baju

kimono dan sari. Kata “tapi” digunakan komunikator untuk

menjelaskan bahwa akibat adanya revolusi industri yang membuat

harga baju lebih murah, maka orang-orang lebih mudah untuk

membuang bahan. Kata “tapi” nampak memiliki arti yang

berseberangan, namun dalam konteks ini, kata “tapi” mendukung

pemaknaan pada kalimat sebelumnya.

iv. Kata ganti

Kata ganti digunakan komunikator untuk menunjukkan di mana

posisi seseorang dalam wacana. Berikut kutipan kalimatnya:

“They pay a lot of attention to design clothes patterns where all the

parts fit together, perfectly, like pieces of a jigsaw.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 2 kalimat 7, GoGirl!

November 2011)

Page 173: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

Kata ganti “they” jika diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia

berarti “mereka”. Komunikator menggunakan kata ganti “they”

untuk menggantikan istilah para desainer yang sudah digunakan

pada kalimat sebelumnya.

“Sebagai konsumen, kita juga bisa kok melakukan post-consumer

zero-waste, yaitu memanfaatkan lagi baju yang udah nggak kepake.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 4 kalimat 2, GoGirl!

November 2011)

Komunikator menggunakan kata ganti “kita” untuk memposisikan

dirinya sama dengan para pembaca. Posisi komunikator dan para

pembaca adalah konsumen dan dengan menggunakan kata ganti

“kita”, komunikator ingin mengajak pembaca bersama-sama

mendukung serta menerapkan konsep post-consumer zero-waste.

e. Stilistik

Pada dasarnya, elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Pemilihan

kata juga memberikan makna yang berbeda pada kalimat tersebut.

Berikut kutipannya:

“Selain dengan memilih bahan yang eco-friendly, masih ada cara lain

yang dipakai para desainer untuk memproduksi pakaian ramah

lingkungan lho.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 1 kalimat 1, GoGirl!

November 2011)

Penulis menggunakan leksikon “desainer” untuk menjelaskan para

perancang busana yang menerapkan konsep zero-waste fashion.

Page 174: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

“Industri fashion emang menghasilkan banyak limbah, soalnya emang

lebih gampang dan murah sih buat buang bahan-bahan itu dibanding

mendaur ulang.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 2 kalimat 2, GoGirl!

November 2011)

Penulis menggunakan leksikon “mendaur ulang” untuk menjelaskan

proses yang kembali menggunakan bahan yang pernah digunakan dalam

hal ini adalah kain.

“Tapi gara-gara revolusi industri yang bikin harga baju jadi murah,

orang jadi lebih gampang buang-buang bahan.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 3 kalimat 3, GoGirl!

November 2011)

Penulis menggunakan leksikon “revolusi industri” untuk menjelaskan

perubahan radikal dalam usaha mencapai produksi dengan menggunakan

mesin-mesin, baik untuk tenaga penggerak maupun untuk tenaga

pemroses.

“Tahun 1970-an, baru deh muncul lagi desainer yang berusaha

meminimalisir limbah, kayak Zandra Rhodes.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 3 kalimat 4, GoGirl!

November 2011)

Penulis menggunakan leksikon “meminimalisir” untuk menjelaskan

keadaan untuk menekan serendah-rendahnya limbah yang dihasilkan

industri fashion.

“Sebagai konsumen, kita juga bisa kok melakukan post-consumer zero-

waste, yaitu memanfaatkan lagi baju yang udah nggak kepake.”

(Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”: Paragraf 4 kalimat 2, GoGirl!

November 2011)

Page 175: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

Penulis menggunakan leksikon “memanfaatkan” digunakan untuk

menjelaskan sesuatu yang dapat dimunculkan kegunaannya atau menjadi

berguna.

f. Retoris

Dalam analisis teks, retoris menggambarkan bagimana dan dengan cara

seperti apa, cara penekanan pada teks dilakukan. Penekanan pada teks bisa

dilakukan dengan menganalisis elemen grafis, metafora, maupun ekspresi. Untuk

artikel “Let’s Go Zero-Waste!”, penekanan pada teks hanya melalui grafis. Layout

artikel ini tidak hanya menampilkan teks namun juga disertai beberapa foto dan

gambar. Foto yang dimunculkan penulis adalah model dengan menggunakan

busana beserta gambar pola jahitan berkonsep zero-waste fashion rancangan

beberapa eco-fashion designer yaitu Holly McQuillan dan Timo Rissanen. Selain

itu juga ditampilkan gambar hasil pemanfaatan pakaian bekas menjadi tas.

Page 176: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

Judul

Lead

Gambar 3.5

Layout Artikel “Let’s Go Zero-Waste!”

Sumber: Majalah GoGirl! November 2011

Dari analisis teks yang sudah dilakukan, peneliti menemukan beberapa

elemen di dalamnya seperti latar, detil, maksud, nominalisasi, kata ganti, dan

beberapa elemen lainnya yang digunakan van Dijk dalam menganilisis sebuah

wacana. Yang muncul dari hasil analisis teks adalah konsep zero-waste fashion

yang menjadi solusi dari pengelolaan limbah kain yang begitu banyak dihasilkan.

Foto

rancangan

eco-fashion

designer,

Holly

McQuillan

Foto dan

gambar

rancangan

eco-fashion

designer,

Holly

McQuillan

Foto dan

Gambar

rancangan

eco-fashion

designer,

Holly

McQuillan

Foto hasil

pemanfaatan

pakaian

bekas.

Page 177: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

2. Analisis Kognisi Sosial

Dalam analisis ini, peneliti mengadakan wawancara kepada penulis dalam

rubrik “Green Page” majalah GoGirl! November 2011, dan dari proses

wawancara tersebut, peneliti mendapatkan hasil wawancara mengenai artikel yang

sedang diteliti.

“Soalnya waktu itu tema GoGirl! November adalah Fashion Issue. Jadi aku

nyari kaitannya fashion dengan lingkungan, trus ketemulah inovasi baru di dunia

fashion, yaitu zero-waste fashion.” kata Starin Sani, penulis artikel “Go Gas!”

dalam wawancara yang dilakukan pada 26 Maret 2012 lalu.

Disinggung mengenai tujuan penulisan artikel “Let’s Go Zero-Waste!”,

Starin mengungkapkan ingin menyampaikan pemahaman jika industri fashion

menghasilkan banyak sekali limbah. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk

mengurangi atau bahkan menghilangkan limbah fashion adalah dengan

memproduksi pakaian dengan konsep zero-waste fashion. Selain itu, tujuan

penulisan artikel ini adalah ingin meningkatkan awareness pembaca mengenai

konsep zero-waste fashion. Bagaimana pandangan penulis sendiri terhadap zero-

waste fashion? Penulis sangat mendukung konsep zero-waste fashion yang

diharapkan dapat diterapkan pada semua pakaian.

Dari analisis kognisi sosial pada artikel “Let’s Go Zero-Waste!”, dapat

ditarik kesimpulan bahwa yang ingin ditonjolkan dalam artikel tersebut adalah

tentang penerapan konsep zero-waste fashion.

Page 178: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

3. Analisis Konteks Sosial

Masyarakat Indonesia pada umumnya belum begitu memahami adanya

konsep zero-waste di dunia fashion. Istilah zero-waste memang sering digunakan

untuk menjelaskan tentang pengelolaan sampah agar dapat didaur ulang. Namun,

masyarakat belum mengetahui jika konsep zero-waste dapat diterapkan di dunia

fashion. Dalam hal ini, para desainer ditantang untuk bekerja keras menghasilkan

desain pakaian yang memanfaatkan bahan dengan sedikit atau bahkan tidak ada

sama sekali bahan yang tersisa. Artinya setiap inchi bahan, benar-benar

dimanfaatkan untuk membuat pakaian.

Belum banyak desainer Indonesia yang menerapkan konsep zero-waste

fashion dalam rancangannya. Diharapkan para desainer Indonesia terinspirasi

untuk menerapkan konsep zero-waste fashion dalam rancangan mereka sehingga

limbah yang dihasilkan tidak banyak.

Dalam analisis konteks sosial ini, peneliti menganalisi apa yang terjadi pada

masyarakat dengan adanya konsep zero-waste fashion. Selanjutnya, dikaitkan

dengan hasil analisis teks dan kognisi sosial.

Setelah dilakukan analisis dari teks, konteks sosial, hingga kognisi sosial,

dapat ditarik kesimpulan bahwa artikel “Let’s Go Zero-Waste!” memenuhi kriteria

analisis yang dilakukan dari ketiga dimensi wacana van Dijk. Dalam analisis teks,

menganalisis bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang digunakan untuk

mempertegas tema mengenai gas sebagai bahan bakar alternatif. Kemudian pada

analisis kognisi sosial yang diteliti adalah bagaimana proses produksi teks yang

melibatkan kognisi individu dan wartawan. Sedangkan pada dimensi konteks

Page 179: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

sosial, diteliti wacana yang sedang berkembang di masyarakat terhadap suatu

masalah. Ketiga dimensi analisis tersebut tidak dapat dipisahkan, masing-masing

saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain.

F. Analisis Artikel “Drug Management”

1. Analisis Teks

Dalam sebuah teks pasti terkandung unsur-unsur maupun elemen-elemen

yang merupakan suatu kesatuan yang saling menopang satu sama lain hingga

terbentuk sebuah teks yang utuh. Untuk menganalisis sebuah teks, maka

diperlukan beberapa hal yang akan diamati, meliputi tematik, skematik, semantik,

sintaksis, stilistik, dan retoris. Berikut analisis teks “Drug Management” :

a. Tematik

Elemen tematik merupakan gambaran umum dari suatu teks. Topik

menggambarkan tema umum dari suatu teks, topik akan didukung oleh subtopik

lainnya yang saling berkaitan hingga terbentuknya topik umum. Subtopik juga

didukung serangkaian fakta yang menunjuk dan menggambarkan subtopik itu

sendiri, sehingga subbagian yang lain saling mendukung antara satu bagian

dengan bagian lainnya. Tema dari artikel ini adalah mengenai pengelolaan obat

yang sudah kadaluarsa. Sedangkan wacana yang terkandung dalam artikel ini

adalah tentang bagaimana cara pengelolaan obat-obat yang sudah kadaluarsa.

Berikut kutipan kalimatnya:

“Lagi sakit atau nggak, kita pasti sering nyimpen berbagai obat buat jaga-

jaga, kayak obat pusing, batuk, dan diare. Kalau masa kadaluarsa obat

udah abis, trus musti dibuang kemana ya? Atau jangan-jangan pada

nggak pernah merhatiin masa kadaluarsa obat?!”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 1, GoGirl! Desember 2011)

Page 180: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

b. Skematik

Dalam sebuah teks pasti memiliki skema atau alur yang menunjukkan

bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun hingga membentuk kesatuan arti.

Dalam konteks penyajian artikel, memiliki dua kategori skema besar, yaitu

summary yang ditandai dengan dua elemen, yaitu judul dan lead , serta story yang

memuat isi berita secara kesuluruhan.

Secara skematik, artikel “Drug Management” memiliki 12 paragraf,

paragraf 1 berisi lead yang termasuk dalam golongan teras berita “bagaimana”

(how lead), paragraf 2 sampai 6 berisi tentang beberapa cara meminimalisir

sampah obat dengan pemakaian secara bijak, selanjutnya di paragraf ketujuh

sampai paragraf keduabelas berisi tentang beberapa langkah pemanfaatan atau

cara pembuangan obat yang sudah kadaluarsa tanpa mencemari lingkungan.

Berikut kutipan paragrafnya:

“Lagi sakit atau nggak, kita pasti sering nyimpen berbagai obat buat jaga-

jaga, kayak obat pusing, batuk, dan diare. Kalau masa kadaluarsa obat

udah abis, trus musti dibuang kemana ya? Atau jangan-jangan pada

nggak pernah merhatiin masa kadaluarsa obat?!”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 1, GoGirl! Desember 2011)

“Obat yang dibuang sembarangan ternyata bisa bahaya buat lingkungan

lho, soalnya sama aja kayak kita membuang racun. Kita bisa

meminimalkan sampah obat dengan memakainya secara bijak.

Caranya...”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 2, GoGirl! Desember 2011)

“Beli obat bebas (yang nggak perlu resep dokter) secukupnya aja, kira-

kira buat persediaan 6 bulan. Pilih yang batas kadaluarsanya masih lama.

Sebelum beli, cek dulu persediaan di rumah, siapa tau masih.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 3, GoGirl! Desember 2011)

Page 181: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

“Masa kadaluarsa obat cair, kayak sirup dan obat tetes mata, nggak

berlaku habis segel dibuka. Batas pemakaiannya jadi lebih singkat

dibanding tanggal kemasan.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 4, GoGirl! Desember 2011)

“Obat simptomatik (diberikan sesuai keluhan penderita) bisa bertahan

sampai batas kadaluarsanya habis, kira-kira 5 tahun, selama bungkus

nggak rusak.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 5, GoGirl! Desember 2011)

“Di kemasan obat, kita sering baca tulisan “simpan di tempat kering dan

sejuk.” Tapi ada juga lho beberapa obat yang harus disimpan di lemari

es, misalnya insulin. Ikuti aja petunjuk penyimpanan di kemasan.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 6, GoGirl! Desember 2011)

“Obat yang udah nggak layak pakai jangan dibuang sembarangan, karena

sebagian besar obat mengandung bahan kimia yang bahaya buat hewan,

tumbuhan dan kita sendiri.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 7 kalimat 1-2, GoGirl! Desember

2011)

“Vitamin dan mineral bekas bisa dipakai sebagai pupuk. Kalau bentuk

vitaminnya cair sih bisa langsung dituang ke tanaman. Tapi kalau

bentuknya tablet, hancurin dulu baru ditaburin ke tanaman.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 8, GoGirl! Desember 2011)

“Kalau jumlah obatnya agak bahaya, serahin ke apotek, rumah sakit, atau

pabrik obat yang biasa melakukan pemusnahan rutin buat stok obat yang

kadaluarsa. Nggak semua apotek menerima sih, but we can always ask.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 9, GoGirl! Desember 2011)

“Sisa obat yang nggak diminum tapi belum kadaluarsa bisa disumbang

ke yayasan amal yang ngadain pengobatan gratis. Tapi kondisi obat harus

masih bagus dan bungkus belum dibuka.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 10, GoGirl! Desember 2011)

“Kalau mau buang di tempat sampah, hancurin dulu obat-obatnya.

Campur sama air, pasir atau bahan lain, trus masukin ke wadah tertutup.

Page 182: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

Jangan lupa buat merusak label obat, biar obat nggak dijual lagi sama

pihak yang nggak bertanggungjawab.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 11, GoGirl! Desember 2011)

“Ada lho beberapa obat yang justru dianjurkan buat diguyur di toilet,

kayak medicated plasters koyo. Tapi kalau nggak ada petunjuknya,

jangan dilakukan ya. ”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 12, GoGirl! Desember 2011)

c. Semantik

Struktur mikro dalam sebuah wacana yang disebut semantik merupakan

makna yang ingin ditekankan dalam suatu teks, bisa melalui elemen latar, detil,

maksud, praanggapan, dan nominalisasi. Berikut uraiannya:

i. Latar

Latar dari artikel ini adalah obat yang ternyata berbahaya untuk

lingkungan, terlebih lagi obat yang sudah lewat dari masa

kadaluarsa, jika dibuang sembarangan, tentu akan merusak

lingkungan. Berikut kutipan kalimatnya:

“Lagi sakit atau nggak, kita pasti sering nyimpen berbagai obat buat

jaga-jaga, kayak obat pusing, batuk, dan diare. Kalau masa

kadaluarsa obat udah abis, trus musti dibuang kemana ya? Atau

jangan-jangan pada nggak pernah merhatiin masa kadaluarsa obat?!”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 1, GoGirl! Desember 2011)

ii. Detil

Elemen detil berhubungan dengan kontrol informasi yang

ditampilkan komunikator. Jika informasi tersebut akan

menguntungkan komunikator, maka informasi tersebut akan ditulis

dengan jelas bahkan berlebihan, sebaliknya jika informasi dianggap

Page 183: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

merugikan komunikator, maka informasi akan ditampilkan dengan

jumlah sedikit. Berikut kutipan elemen detil dalam artikel “Drug

Management”:

“Obat yang udah nggak layak pakai jangan dibuang

sembarangan, karena sebagian besar obat mengandung bahan

kimia yang bahaya buat hewan, tumbuhan dan kita sendiri.” (Artikel “Drug Management”: Paragraf 7 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

Kalimat di atas memberikan dukungan terhadap apa yang ingin

disampaikan oleh komunikator yaitu bahwa obat yang sudah tidak

layak pakai atau konsumsi jika dibuang sembarangan akan

memberikan dampak yang berbahaya bagi manusia, hewan, dan

tumbuhan.

“Vitamin dan mineral bekas bisa dipakai sebagai pupuk.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 8 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

Jika pada paragraf-paragraf sebelumnya dijelaskan adanya bahaya

yang akan ditimbulkan jika obat yang sudah kadaluarsa dibuang

sembarangan. Namun kali ini, komunikator menambahkan informasi

yang bisa mendukung pemikirannya. Ada cara pemanfaatan jika

vitamin yang dikonsumsi sudah kadaluarsa, yaitu sebagai pupuk.

Penjelasan tentang bagaimana vitamin bisa menjadi pupuk, akan

dijelaskan pada analisis elemen maksud.

Page 184: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

iii. Maksud

Maksud merupakan bentuk uraian yang panjang, jelas, dan lebih

mendetail tentang informasi yang dianggap menguntungkan

komunikator. Sebaliknya, informasi yang dianggap kurang

menguntungkan komunikator, ditulis dengan sama dan implisit.

Berikut kutipan kalimat yang mengandung elemen maksud:

“Obat yang udah nggak layak pakai jangan dibuang sembarangan,

karena sebagian besar obat mengandung bahan kimia yang bahaya

buat hewan, tumbuhan dan kita sendiri. Misalnya jenis obat

antibiotik, antiseptik, antivirus dan antijamur, kalau dibuang ke

tanah bisa membunuh mikroorganisme normal yang

bermanfaat buat tanah dan tumbuhan. Kalau dibuang ke

saluran air, obat-obatan itu bakal mengalir ke laut, mengganggu

ekosistem perairan dan mencemari ikan yang nantinya masuk.”

ke perut kita. Padahal kalau mau dibakar juga nggak boleh,

soalnya bahan beracunnya bisa lepas ke udara.

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 7 kalimat 2-4, GoGirl!

Desember 2011)

Jika pada analisis elemen detil sebelumnya dijelaskan bahwa jika

obat yang sudah kadalauarsa dibuang sembarangan, akan

menimbulkan bahaya bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Pada

analisis maksud ini, informasi tersebut lebih diperjelas dengan

menyebutkan jenis-jenis obat yaitu antibiotik, antiseptik, antivirus,

dan antijamur. Kalimat selanjutnya juga menjelaskan lebih mendetail

apa yang akan terjadi jika obat-obat kadaluarsa tersebut

sembarangan dibuang ke saluran air, tanah, maupun dibakar.

Page 185: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

169

“Vitamin dan mineral bekas bisa dipakai sebagai pupuk. Kalau

bentuk vitaminnya cair sih bisa langsung dituang ke tanaman.

Tapi kalau bentuknya tablet, hancurin dulu baru ditaburin ke

tanaman.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 8 kalimat 1-3, GoGirl!

Desember 2011)

Pada analisis elemen detil, dijelaskan bahwa vitamin maupun

mineral yang sudah kadaluarsa dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.

Selanjutnya, pada analisis elemen maksud, dijelaskan lebih lagi

mengenai bagaimana cara membuat vitamin dan mineral yang

kadaluarsa menjadi pupuk bagi tanaman, yaitu jika vitamin atau

mineral berwujud air, maka langsung dituang ke tanaman, namun

jika masih berwujud tablet, maka dihancurkan terlebih dahulu

kemudian ditaburkan ke tanaman.

iv. Praanggapan

Elemen ini merupakan pernyataan yang digunakan untuk

mendukung makna suatu teks. Praangapan merupakan fakta yang

belum terbukti kebenarannya namun dijadikan dasar untuk

mendukung gagasan tertentu. Berikut kutipan kalimatnya:

“Kalau masa kadaluarsa obat udah abis, trus musti dibuang kemana

ya?”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 1 kalimat 2, GoGirl!

Desember 2011)

Kata “kalau” pada kalimat di atas, memberikan makna pengandaian

pada kalimat tersebut. Kalimat di atas berbentuk sebagai kalimat

tanya, pertanyaan yang muncul diawali dengan pengandaian, apa

yang harus dilakukan jika masa kadaluarsa obat sudah habis.

Page 186: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

170

“Misalnya jenis obat antibiotik, antiseptik, antivirus dan antijamur,

kalau dibuang ke tanah bisa membunuh mikroorganisme normal

yang bermanfaat buat tanah dan tumbuhan. Kalau dibuang ke

saluran air, obat-obatan itu bakal mengalir ke laut, mengganggu

ekosistem perairan dan mencemari ikan yang nantinya masuk ke

perut kita. Padahal kalau mau dibakar juga nggak boleh, soalnya

bahan beracunnya bisa lepas ke udara. Trus, musti diapain dong?”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 7 kalimat 2-4, GoGirl!

Desember 2011)

Penggunaan kata “kalau” pada ketiga kalimat di atas sama-sama

memiliki makna pengandaian, meskipun belum diketahui

kebenarannya, namun dijadikan dasar untuk mendukung pernyataan.

Sampah obat yang dibuang di sembarang tempat bisa

membahayakan, misal dibuang di tanah, maka dikhawatirkan bisa

membunuh mikroorganisme normal yang bermanfaat untuk tanah

dan tumbuhan, kemudian jika dibuang di saluran air, maka akan air

yang tercemari sampah obat akan mengalir ke laut dan mengganggu

ekosistem perairan dan mencemari ikan, selanjutnya pengandaian

jika sampah obat tersebut dibakar, dikhawatirkan racun yang

terkandung di dalamnya terlepas ke udara.

“Kalau jumlah obatnya agak banyak, serahin ke apotek, rumah sakit,

atau pabrik obat yang biasa melakukan pemusnahan rutin buat stok

obat yang kadaluarsa.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 9 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

Kata “kalau” pada kalimat di atas memberikan makna pengandaian

yaitu jika obat yang sudah kadalauarsa berjumlah banyak, maka

pemusnahan akan lebih mudah apabila diserahkan kepada apotek

Page 187: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

171

maupun rumah sakti yang sudah terbiasa melakukan pemusnahan

obat yang sudah kadaluarsa secara massal.

“Kalau mau buang di tempat sampah, hancurin dulu obat-obatnya.

Campur sama air, pasir atau bahan lain, trus masukin ke wadah

tertutup.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 11 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

Penggunaan kata “kalau” untuk memberikan makna pengandaian

kembali terlihat pada kalimat di atas. Komunikator ingin

memberikan gambaran bahwa jika obat-obat yang sudah kadaluarsa

ini hendak dibuang ke tempat sampah, sebaiknya obat-obat tersebut

dihancurkan kemudian dicampur dengan air, pasir, maupun bahan

yang lainnya kemudian dimasukkan ke dalam wadah tertutup.

Kemudian label yang melekat pada obat sebaiknya dirusak atau

disobek. Hal ini dilakukan agar obat-obat yang sudah dibuang tidak

lagi dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab

yang biasanya dijual kembali.

v. Nominalisasi

Elemen nominalisasi merupakan suatu elemen yang memuat nominal

atau angka yang mendukung dan mampu mempengaruhi makna dari

informasi yang hendak disampaikan oleh komunikator. Berikut

kutipan kalimat yang mengandung elemen nominalisasi di dalamnya:

“Beli obat bebas (yang nggak perlu resep dokter) secukupnya aja,

kira-kira buat persediaan 6 bulan.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 3 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

Page 188: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

172

Penggunaan elemen nominalisasi “6 bulan” dalam kalimat di atas

memiliki arti bahwa lebih baik membeli obat untuk persediaan tidak

lebih dari 6 bulan, supaya persediaan obat tidak terlalu banyak

menumpuk dan bisa terkontrol masa kadaluarsanya.

“Obat simptomatik (diberikan sesuai keluhan penderita) bisa

bertahan sampai batas kadaluarsanya habis, kira-kira 5 tahun,

selama bungkus nggak rusak.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 5 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

Penggunaan elemen nominalisasi “5 tahun” mengandung maksud

bahwa obat simptomatik atau obat yang diberikan sesuai keluhan

penderita dapat bertahan sampai masa kadaluarsanya habis yaitu

kurang lebih 5 tahun. Jenis obat ini bisa bertahan dalam jangka

waktu yang tidak sebentar, namun juga tetap diperhatikan masa

kadaluarsanya.

d. Sintaksis

Hal yang diamati dari struktur mikro ini adalah bagaimana suatu kalimat itu

disusun atau dibentuk. Sintaksis meliputi bentuk kalimat, koherensi,

pengingkaran, dan kata ganti. Berikut kutipan kalimatnya:

i. Bentuk kalimat

Dalam artikel “Drug Management”, penulis menggunakan kalimat

aktif yang umumnya digunakan agar seseorang menjadi subyek dari

tanggapannya dan kalimat pasif yang menempatkan seseorang atau

sesuatu sebagai obyek.

Page 189: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

173

“Kita bisa meminimalkan sampah obat dengan memakainya secara

bijak.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 2 kalimat 2, GoGirl!

Desember 2011)

Kalimat di atas ditulis dalam bentuk kalimat aktif yang menonjolkan

subyek yaitu konsumen.

“Kalau jumlah obatnya agak banyak, serahin ke apotek, rumah sakit,

atau pabrik obat yang biasa melakukan pemusnahan rutin buat stok

obat yang kadaluarsa.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 9 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

Kalimat di atas ditulis dalam bentuk kalimat aktif yang menonjolkan

subyek yaitu rumah sakit maupun apotek yang biasa memusnahkan

obat-obatan yang kedaluwarsa.

Selanjutnya, beberapa kalimat di bawah ini ditulis dalam bentuk

kalimat pasif yang menonjolkan obyek yaitu obat-obatan yang sudah

kedaluwarsa. Berikut kutipannya:

“Kalau masa kadaluarsa obat udah abis, trus musti dibuang kemana

ya?”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 1 kalimat 2, GoGirl!

Desember 2011)

“Obat yang dibuang sembarangan ternyata bisa bahaya buat

lingkungan lho, soalnya sama aja kayak kita membuang racun.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 2 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

Masa kadaluarsa obat cair, kayak sirup dan obat tetes mata, nggak

berlaku habis segel dibuka.

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 4 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

“Tapi ada juga lho beberapa obat yang harus disimpan di lemari es,

misalnya insulin.”

Page 190: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

174

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 6 kalimat 2, GoGirl!

Desember 2011)

“Obat yang udah nggak layak pakai jangan dibuang sembarangan,

karena sebagian besar obat mengandung bahan kimia yang bahaya

buat hewan, tumbuhan dan kita sendiri. Misalnya jenis obat

antibiotik, antiseptik, antivirus dan antijamur, kalau dibuang ke

tanah bisa membunuh mikroorganisme normal yang bermanfaat buat

tanah dan tumbuhan. Kalau dibuang ke saluran air, obat-obatan itu

bakal mengalir ke laut, mengganggu ekosistem perairan dan

mencemari ikan yang nantinya masuk ke perut kita. Padahal kalau

mau dibakar juga nggak boleh, soalnya bahan beracunnya bisa lepas

ke udara.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 7 kalimat 1-4, GoGirl!

Desember 2011)

“Vitamin dan mineral bekas bisa dipakai sebagai pupuk. Kalau

bentuk vitaminnya cair sih bisa langsung dituang ke tanaman. Tapi

kalau bentuknya tablet, hancurin dulu baru ditaburin ke tanaman.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 8 kalimat 1-3, GoGirl!

Desember 2011)

“Sisa obat yang nggak diminum tapi belum kadaluarsa bisa

disumbang ke yayasan amal yang ngadain pengobatan gratis.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 10 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

ii. Koherensi

Koherensi merupakan jalinan antarkata maupun antarkalimat dalam

suatu teks. Kata penghubung merupakan kunci dalam penggabungan

kalimat satu dengan kalimat lainnya. Berikut kutipan kalimat yang

menggunakan elemen koherensi di dalamnya:

“Obat yang dibuang sembarangan ternyata bisa bahaya buat

lingkungan lho, soalnya sama aja kayak kita membuang racun.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 2 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

Kata “soalnya” merupakan bentuk bahasa tidak baku yang artinya

kurang lebih seperti kata “karena” yang memberikan makna

Page 191: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

175

hubungan sebab-akibat di dalamnya. Pada kalimat di atas, dijelaskan

bahwa akibat yang bisa ditimbulkan dari membuang sembarangan

sampah obat dapat membahayakan lingkungan karena sama saja

dengan membuang racun.

“Obat yang udah nggak layak pakai jangan dibuang sembarangan,

karena sebagian besar obat mengandung bahan kimia yang bahaya

buat hewan, tumbuhan dan kita sendiri.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 7 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

Koherensi “karena” pada kalimat di atas menunjukkan hubungan

sebab-akibat. Obat yang mengandung bahan kimia yang berbahaya

untuk manusia, hewan, dan tumbuhan menjadi penyebab mengapa

obat-obat yang sudah tidak layak konsumsi tidak boleh dibuang

sembarangan.

“Padahal kalau mau dibakar juga nggak boleh, soalnya bahan

beracunnya bisa lepas ke udara.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 7 kalimat 4, GoGirl!

Desember 2011)

Kata “soalnya” merupakan bentuk bahasa tidak baku yang artinya

kurang lebih seperti kata “karena” yang memberikan makna

hubungan sebab-akibat di dalamnya. Bahan beracun yang

terkandung dalam obat-obatan yang sudah kadaluarsa menjadi

penyebab mengapa obat-obatan tersebut tidak boleh dibakar. Karena

racun yang terkandung dalam obat-obatan yang sudah kadaluarsa

dapat terlepas di udara ketika dibakar, tentu hal ini juga merugikan

lingkungan.

Page 192: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

176

iii. Pengingkaran

Elemen ini merupakan bentuk praktik wacana yang menggambarkan

bagaimana komunikator menyembunyikan apa yang ingin

diekspresikan secara implisit. Bentuk pengingkaran yang ditemukan

dalam artikel “Drug Management” menggunakan kata “tapi”.

Komunikator hendak menyampaikan sesuatu yang berseberangan.

Berikut kutipan kalimat yang menggunakan elemen pengingkaran di

dalamnya:

“Di kemasan obat, kita sering baca tulisan “simpan di tempat kering

dan sejuk.” Tapi ada juga lho beberapa obat yang harus disimpan di

lemari es, misalnya insulin.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 6 kalimat 1-2, GoGirl!

Desember 2011)

Elemen pengingkaran yang digunakan pada kalimat di atas adalah

“tapi”. Komunikator ingin menjelaskan bahwa ada sesuatu yang

berseberangan, yaitu banyak ditemukan tulisan “simpan di tempat

kering dan sejuk” pada kemasan obat, namun ada juga jenis obat

yang harus disimpan di dalam lemari es, seperti insulin. Disarankan

untuk mengikuti petunjuk yang terdapat dalam kemasan obat agar

tahu bagaimana dan dimana harus menyimpan obat tersebut.

“Vitamin dan mineral bekas bisa dipakai sebagai pupuk. Kalau

bentuk vitaminnya cair sih bisa langsung dituang ke tanaman. Tapi

kalau bentuknya tablet, hancurin dulu baru ditaburin ke tanaman.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 8 kalimat 1-3, GoGirl!

Desember 2011)

Pada kalimat di atas, komunikator kembali ingin menyajikan sesuatu

yang berseberangan. Pada kalimat kedua dijelaskan bahwa vitamin

Page 193: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

177

atau mineral yang sudah kadalauarsa dan berbentuk cair, bisa

digunakan menjadi pupuk dengan cara menyiramkannya ke tanaman.

Hal yang berseberangan, jika wujud dari vitamin maupun mineral

yang kadaluarsa adalah tablet, maka dilakukan terlebih dahulu

penghancuran untuk kemudian ditaburkan pada tanaman.

“Kalau jumlah obatnya agak bahaya, serahin ke apotek, rumah sakit,

atau pabrik obat yang biasa melakukan pemusnahan rutin buat stok

obat yang kadaluarsa. Nggak semua apotek menerima sih, but we

can always ask.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 9 kalimat 1-2, GoGirl!

Desember 2011)

Kata “but” jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia berarti “tapi”.

Komunikator memberikan pemahaman dengan memunculkan

pernyataan yang berseberangan namun tetap mendukung

gagasannya. Apotek dan rumah sakit sudah terbiasa melakukan

pemusnahan massal terhadap obat-obatan, mineral, maupun vitamin

yang sudah kadaluarsa. Namun, tidak semua apotek mau menerima

sumbangan obat-obat yang kadaluarsa dari kita untuk dimusnahkan

bersama dengan persediaan obat-obatan apotek itu sendiri. Dengan

bertanya dan meminta ijin terlebih dahulu, mungkin pihak apotek

akan bersedia menerima sumbangan obat-obatan kadaluarsa dari

konsumen untuk dimusnahkan secara massal.

“Sisa obat yang nggak diminum tapi belum kadaluarsa bisa

disumbang ke yayasan amal yang ngadain pengobatan gratis. Tapi

kondisi obat harus masih bagus dan bungkus belum dibuka.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 10 kalimat 1-2, GoGirl!

Desember 2011)

Page 194: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

178

Komunikator kembali menggunakan elemen pengingkaran “tapi”

pada kalimat di atas untuk menjelaskan sesuatu yang berseberangan.

Persediaan obat yang tersisa, kadang tidak diminum oleh konsumen,

maka sisa obat yang ada namun belum melewati masa kadaluarsa

serta kondisi yang masih bagus dan kemasan yang belum dibuka,

dapat disumbangkan kepada yayasan amal yang mengadakan

pengobatan gratis. Jadi obat-obatan yang sisa tersebut tidak dibuang

begitu saja, namun bisa dimanfaatkan dengan cara disumbangkan.

“Ada lho beberapa obat yang justru dianjurkan buat diguyur di toilet,

kayak medicated plasters koyo. Tapi kalau nggak ada petunjuknya,

jangan dilakukan ya. ”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 12 kalimat 1-2, GoGirl!

Desember 2011)

Kata “tapi‟ digunakan komunikator pada kalimat di atas untuk

menunjukkan sesuatu yang berseberangan. Beberapa jenis obat

seperti medicated plasters koyo dianjurkan dibuang setelah

digunakan dengan cara diguyur di toilet. Namun, disarankan

komunikator untuk tetap membaca dan mengikuti petunjuk yang

tertera pada kemasan. Jika tidak ada anjuran untuk mengguyurnya di

toilet setelah digunakan, maka lebih baik jangan dilakukan.

iv. Kata ganti

Kata ganti digunakan komunikator untuk menunjukkan di mana

posisi seseorang dalam wacana. Dalam artikel “Drug Management”,

komunikator sering menggunakan kata ganti “kita” untuk

Page 195: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

179

memposisikan dirinya sama dengan posisi pembaca. Komunikator

menulis artikel ini tidak hanya untuk dibaca, harapannya, bisa

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga komunuikator

menggunakan kata ganti “kita” agar tercipta suasana kebersamaan

antara komunikator dengan para pembaca untuk mewujudkan apa

yang telah ditulis. Berikut kutipan kalimatnya:

“Lagi sakit atau nggak, kita pasti sering nyimpen berbagai obat buat

jaga-jaga, kayak obat pusing, batuk, dan diare.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 1 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

“Obat yang dibuang sembarangan ternyata bisa bahaya buat

lingkungan lho, soalnya sama aja kayak kita membuang racun. Kita

bisa meminimalkan sampah obat dengan memakainya secara bijak.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 2 kalimat 1-2, GoGirl!

Desember 2011)

“Di kemasan obat, kita sering baca tulisan “simpan di tempat kering

dan sejuk.””

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 6 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

“Obat yang udah nggak layak pakai jangan dibuang sembarangan,

karena sebagian besar obat mengandung bahan kimia yang bahaya

buat hewan, tumbuhan dan kita sendiri.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 7 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

“Kalau dibuang ke saluran air, obat-obatan itu bakal mengalir ke

laut, mengganggu ekosistem perairan dan mencemari ikan yang

nantinya masuk ke perut kita.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 7 kalimat 3, GoGirl!

Desember 2011)

Page 196: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

180

“Nggak semua apotek menerima sih, but we can always ask.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 9 kalimat 2, GoGirl!

Desember 2011)

e. Stilistik

Pada dasarnya, elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Pemilihan

kata juga memberikan makna yang berbeda pada kalimat tersebut.

Berikut kutipannya:

“Kalau masa kadaluarsa obat udah abis, trus musti dibuang kemana

ya?”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 1 kalimat 2, GoGirl!

Desember 2011)

“Masa kadaluarsa obat cair, kayak sirup dan obat tetes mata, nggak

berlaku habis segel dibuka.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 4 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

“Kalau jumlah obatnya agak banyak, serahin ke apotek, rumah sakit,

atau pabrik obat yang biasa melakukan pemusnahan rutin buat stok

obat yang kadaluarsa.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 9 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

Beberapa kalimat di atas menggunakan leksikon “kadaluarsa”

“kadaluarsa” merupakan bentuk tidak baku, bentuk bakunya adalah

“kedaluwarsa” yang digunakan untuk menjelaskan maksud sudah

terlewat dari batas waktu yang telah ditentukan.

“Obat yang dibuang sembarangan ternyata bisa bahaya buat

lingkungan lho, soalnya sama aja kayak kita membuang racun.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 2 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

Page 197: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

181

“Obat yang udah nggak layak pakai jangan dibuang sembarangan,

karena sebagian besar obat mengandung bahan kimia yang bahaya

buat hewan, tumbuhan dan kita sendiri.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 7 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

Penulis menggunakan leksikon “bahaya” pada dua kalimat di atas

untuk menjelaskan bahwa sesuatu dapat mendatangkan bahaya

maupun dapat mengancam keselamatan jika membuang obat yang

sudah kedaluwarsa dengan sembarangan.

“Kita bisa meminimalkan sampah obat dengan memakainya secara

bijak.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 2 kalimat 2, GoGirl!

Desember 2011)

Penulis menggunakan leksikon “meminimalkan” untuk menjelaskan

keadaan untuk menekan serendah-rendahnya sampah obat-obatan

dengan mengkonsumsinya secara bijaksana. Selanjutnya, penulis

menggunakan leksikon “memakainya” untuk menjelaskan cara

penggunaan maupun konsumsi obat-obatan.

“Beli obat bebas (yang nggak perlu resep dokter) secukupnya aja,

kira-kira buat persediaan 6 bulan.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 3 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

Penggunaan leksikon “persediaan” pada kalimat di atas untuk

menjelaskan sesuatu yang dapat disimpan dalam jangka waktu dan

jumlah tertentu untuk mengantisipasi kebutuhan yang akan datang.

Page 198: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

182

“Obat yang udah nggak layak pakai jangan dibuang sembarangan,

karena sebagian besar obat mengandung bahan kimia yang bahaya

buat hewan, tumbuhan dan kita sendiri.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 7 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

Penggunaan leksikon “mengandung” pada kalimat di atas untuk

menjelaskan sebagian besar obat memuat bahan kimia yang

berbahaya bagi makhluk hidup.

“Kalau dibuang ke saluran air, obat-obatan itu bakal mengalir ke

laut, mengganggu ekosistem perairan dan mencemari ikan yang

nantinya masuk ke perut kita.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 7 kalimat 3, GoGirl!

Desember 2011)

Penggunaan leksikon “mencemari” pada kalimat di atas untuk

menjelaskan obat-obatan yang dibuang sembarangan ke saluran air,

akan membuat kotor ekosistem perairan.

“Vitamin dan mineral bekas bisa dipakai sebagai pupuk.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 8 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

Penggunaan leksikon “dipakai” digunakan untuk menjelaskan

vitamin dan mineral bekas dapat digunakan atau dimanfaatkan

sebagai pupuk.

“Kalau jumlah obatnya agak banyak, serahin ke apotek, rumah sakit,

atau pabrik obat yang biasa melakukan pemusnahan rutin buat stok

obat yang kadaluarsa.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 8 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

Penggunaan leksikon “pemusnahan” untuk menjelaskan cara

membuat hancur obat-obatan yang sudah kedaluwarsa.

Page 199: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

183

“Sisa obat yang nggak diminum tapi belum kadaluarsa bisa

disumbang ke yayasan amal yang ngadain pengobatan gratis.”

(Artikel “Drug Management”: Paragraf 10 kalimat 1, GoGirl!

Desember 2011)

Penggunaan leksikon “disumbang” pada kalimat di atas menjelaskan

makna obat yang tidak diminum dan belum habis masa

kedaluwarsanya dapat diberikan dengan cuma-cuma kepada yayasan

amal yang sedang mengadakan pengobatan gratis.

f. Retoris

Dalam analisis teks, retoris menggambarkan bagimana dan dengan cara

seperti apa, cara penekanan pada teks dilakukan. Penekanan pada teks bisa

dilakukan dengan menganalisis elemen grafis, metafora, maupun ekspresi. Untuk

artikel “Drug Management”, penekanan pada teks hanya melalui grafis. Layout

artikel “Drug Management” begitu sederhana, hanya ditampilkan foto beberapa

tablet dan kapsul obat maupun vitamin. Foto tersebut sebesar seperempat halaman

majalah yang kemudian menjadi background dari tulisan judul dan lead.

Page 200: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

184

Judul

Lead

Foto obat-

obatan

Gambar 3.6

Layout Artikel “Drug Management”

Sumber: Majalah GoGirl! Desember 2011

Dari analisis teks yang sudah dilakukan, peneliti menemukan beberapa

elemen di dalamnya seperti latar, detil, maksud, nominalisasi, kata ganti, dan

beberapa elemen lainnya yang digunakan van Dijk dalam menganilisis sebuah

wacana. Yang muncul dari hasil analisis teks adalah bagaimana pengelolaan

limbah farmasi atau obat-obatan yang sudah kedaluwarsa.

2. Analisis Kognisi Sosial

Dalam analisis ini, peneliti mengadakan wawancara kepada penulis dalam

rubrik “Green Page” majalah GoGirl! Desember 2011, dan dari proses wawancara

Page 201: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

185

tersebut, peneliti mendapatkan hasil wawancara mengenai artikel yang sedang

diteliti.

“Pas lagi browsing gitu, nemu aja artikel kalau obat itu ternyata bahaya buat

lingkungan kalau dibuang gitu aja. Aku sendiri biasanya cenderung nggak peduli

masalah obat, bahkan masa kedaluwarsa obat juga jarang kuperhatiin, jadi pas

tahu tentang hal ini jadi tertarik pingin nulis.” kata Starin Sani, penulis artikel

“Drug Management” dalam wawancara yang dilakukan pada 26 Maret 2012 lalu.

Berawal dari kurang pedulinya penulis terhadap obat dan masa kedaluwarsa

obat, penulis terinspirasi untuk menulis tentang pemanfaatan obat yang sudah

kedaluwarsa. Dalam tulisannya, penulis ingin memberikan pemahaman kepada

pembaca tentang cara meminimalkan sampah obat dan apa yang harus dilakukan

pada obat-obat yang sudah kedaluwarsa.

Menurut pandangan penulis, Pimpinan Redaksi setuju dengan adanya cara

pemanfaatan obat-obatan yang sudah kedaluwarsa sehingga bisa meminimalisir

sampah obat.

“Akan lebih baik jika drug management bisa dipraktekkan ke dalam hidup

sehari-hari bukan hanya sekadar pemahaman. Aku mendukung cara pemusnahan

obat kedaluwarsa dan sudah melakukan beberapa point dari drug management.”

tambah Starin Sani.

Dari hasil analisis kognisi sosial, dapat ditarik kesimpulan bahwa penulis

ingin menyampaikan informasi kepada pembaca mengenai cara mengolah limbah

farmasi atau obat-obatan yang sudah kedaluwarsa.

Page 202: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

186

3. Analisis Konteks Sosial

Apa yang akan dilakukan jika persediaan obat-obatan tidak habis

dikonsumsi? Dibuang begitu saja ke tempat sampah? Jangan! Bukan seperti itu

yang harus dilakukan jika persediaan obat-obatan sudah kedaluwarsa. Jika

dibuang begitu saja, obat-obatan ini justru membahayakan lingkungan karena saat

dibuang, obat-batan tersebut terurai menjadi racun bagi manusia, hewan, dan

tumbuhan.

Menurut World Health Organization (WHO) menyebutkan klasifikasi

limbah berbahaya yang berasal dari layanan kesehatan, limbah farmasi termasuk

di dalamnya. Menurut WHO dalam artikel “Pengelolaan Limbah Aman Layanan

Kesehatan”, limbah farmasi mencakup produk farmasi, obat-obatan, vaksin dan

serum yang sudah kedaluwarsa, tidak digunakan, tumpah, dan terkontaminasi

yang tidak diperlukan lagi dan harus dibuang dengan tepat. Kategori ini juga

mencakup barang yang akan dibuang setelah digunakan untuk menangani produk

farmasi, misalnya botol atau kotak yang berisi residu, sarung tangan, masker,

selang penghubung dan ampul obat (WHO, 2005).

Beberapa jenis obat seperti antibiotik, antiseptik, antivirus, antijamur,

anticacing, dll, jika sampai ke tanah akan menyebabkan ketidakseimbangan flora

dan fauna mikro di dalam tanah, karena dapat membunuh mikroorganisme

normal. Khusus untuk antibiotik, dapat menyebabkan kekebalan mikroorganisme

yang berbahaya terhadap antibiotik tersebut. Selain itu, obat-obatan bekas yang

dibuang akan mencemari air tanah. Atau yang dibuang ke saluran air akhirnya

Page 203: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

187

mengalir ke laut, mencemari ikan dan mahluk laut lainnya yang pada akhirnya

masuk ke dalam perut kita.

Pemerintah juga perlu untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat

mengenai pengelolaan limbah farmasi ini agar masyarakat dibekali pengetahuan

yang benar mengenai limbah farmasi. Selain itu, pemerintah juga seharusnya

memfasilitasi agar pengelolaan limbah farmasi ini dapat berjalan dengan baik.

Dari hasil analisis konteks sosial, diambil kesimpulan mengenai bagaimana

mengolah limbah farmasi atau obat-obatan yang sudah kedaluwarsa.

Setelah dilakukan analisis dari teks, konteks sosial, hingga kognisi sosial,

dapat ditarik kesimpulan bahwa artikel “Drug Management” memenuhi kriteria

analisis yang dilakukan dari ketiga dimensi wacana van Dijk. Dalam analisis teks,

menganalisis bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang digunakan untuk

mempertegas tema mengenai gas sebagai bahan bakar alternatif. Kemudian pada

analisis kognisi sosial yang diteliti adalah bagaimana proses produksi teks yang

melibatkan kognisi individu dan wartawan. Sedangkan pada dimensi konteks

sosial, diteliti wacana yang sedang berkembang di masyarakat terhadap suatu

masalah. Ketiga dimensi analisis tersebut tidak dapat dipisahkan, masing-masing

saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain.

Dari keenam artikel yang sudah dianalisis teks, kognisi sosial, dan konteks

sosial, dapat disimpulkan bahwa ketiga dimensi tersebut saling berkaitan, mampu

mempengaruhi satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Berikut uraiannya:

Page 204: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

188

Tabel 3.2 Hasil Analisis Artikel

Wacana Artikel Strategi Wacana

Gas sebagai bahan bakar alternatif. “Go Gas!‟ Strategi wacana yang paling sering digunakan dalam

menganalisis teks artikel “Go Gas!‟ selain tematik yang

menjelaskan mengenai tema dari artikel, adalah elemen

detil yang menjelaskan informasi-informasi yang

mendukung apa yang ingin disampaikan penulis.

Informasi yang menguntungkan tersebut lebih diuraikan

menjadi lebih mendetail dalam elemen maksud. Bentuk

kalimat pasif dan aktif, serta leskikon banyak

digunakan dalam artikel ini.Nominalisasi juga sering

digunakan dalam penulisan artikel ini guna

menunjukkan harga dan keuntungan-keuntungan

mengkonsumsi gas sebagai bahan bakar gas alternatif

Page 205: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

189

dibanding dengan BBM lainnya. Selain itu,

pengingkaran juga sering digunakan untuk menjelaskan

perbedaan gas dengan BBM lainnya.

Keberadaan sekolah “hijau” di daerah

padat penduduk, Jakarta.

“Green School: SDNP 12

Bendungan Hilir”

Strategi wacana yang paling sering digunakan dalam

menganalisis teks artikel “Green School: SDNP 12

Bendungan Hilir” selain tematik yang menjelaskan

mengenai tema dari artikel, adalah elemen detil yang

menjelaskan informasi-informasi yang mendukung apa

yang ingin disampaikan penulis. Informasi yang

menguntungkan tersebut lebih diuraikan menjadi lebih

mendetail dalam elemen maksud. Bentuk kalimat pasif

dan aktif, serta leskikon banyak digunakan dalam

artikel ini.Dalam analisis, hanya empat elemen ini saja

yang menguatkan wacana. Elemen lainnya hanya

Page 206: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

190

sebagai pendukung.

Permasalahan lingkungan di beberapa

kota paling polusi di dunia yang

terdapat di benua Asia.

“Asia’s Most Polluted

Cities”

Strategi wacana yang paling sering digunakan dalam

menganalisis teks artikel “Asia’s Most Polluted Cities”

selain tematik yang menjelaskan mengenai tema dari

artikel, adalah elemen detil yang menjelaskan

informasi-informasi yang mendukung apa yang ingin

disampaikan penulis. Informasi yang menguntungkan

tersebut lebih diuraikan menjadi lebih mendetail dalam

elemen maksud. Selain itu, nominalisasi juga digunakan

untuk menguatkan wacana. Yaitu dengan memunculkan

angka-angka yang berkaitan dengan dampak dari

polusi-polusi limbah di beberapa kota di Asia. Bentuk

kalimat pasif dan aktif, serta leskikon banyak

digunakan dalam artikel ini.

Page 207: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

191

Mengikuti gaya hidup hijau dengan

memilih makanan yang tepat dan

menanam tanaman bermanfaat dengan

mudah.

“Green Eating; Simple

Planting”

Strategi wacana yang paling sering digunakan dalam

menganalisis teks artikel “Green Eating; Simple

Planting” selain tematik yang menjelaskan mengenai

tema dari artikel, adalah elemen detil yang menjelaskan

informasi-informasi yang mendukung apa yang ingin

disampaikan penulis. Informasi yang menguntungkan

tersebut lebih diuraikan menjadi lebih mendetail dalam

elemen maksud. Selain itu, beberapa koherensi

menjelaskan kalimat yang memiliki hubungan sebab-

akibat yang mampu menguatkan wacana. Kemudian

praanggapan juga digunakan dalam penulisan artikel ini

untuk memunculkan pengandaian dalam wacana.

Selanjutnya pengingkaran digunakan untuk

memunculkan sesuatu yang berbeda atau untuk

Page 208: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

192

membandingkan yang juga mempengaruhi wacana

dalam artikel. Elemen-elemen yang lainnya digunakan

sebagai pendukung wacana.

Sejarah dan pengertian konsep zero-

waste fashion.

“Let’s Go Zero-Waste!” Strategi wacana yang paling sering digunakan dalam

menganalisis teks artikel “Let’s Go Zero-Waste!” selain

tematik yang menjelaskan mengenai tema dari artikel,

adalah elemen detil yang menjelaskan informasi-

informasi yang mendukung apa yang ingin disampaikan

penulis. Informasi yang menguntungkan tersebut lebih

diuraikan menjadi lebih mendetail dalam elemen

maksud. Tidak hanya itu saja, beberapa elemen lainnya

juga digunakan dalam penulisan artikel namun tidak

terlalu berpengaruh, hanya sebagai pendukung.

Pengelolaan obat-obat yang sudah “Drug Management” Strategi wacana yang paling sering digunakan dalam

Page 209: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

193

kedaluwarsa. menganalisis teks artikel “Drug Management” selain

tematik yang menjelaskan mengenai tema dari artikel,

adalah elemen detil yang menjelaskan informasi-

informasi yang mendukung apa yang ingin disampaikan

penulis. Informasi yang menguntungkan tersebut lebih

diuraikan menjadi lebih mendetail dalam elemen

maksud. Bentuk kalimat pasif dan aktif, serta leskikon

banyak digunakan dalam artikel ini. Selain itu,

praanggapan yang menjelaskan kalimat yang memiliki

hubungan sebab-akibat serta pengingkaran yang

digunakan untuk memunculkan sesuatu yang berbeda

atau untuk membandingkan digunakan dalam penulisan

artikel ini dan sangat mempengaruhi wacana.

Sumber: olahan penelit

Page 210: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

194

BAB IV

PENUTUP

Setelah dilakukan analisis data serta berkaitan dengan pembahasan pada

bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dan beberapa saran pada

penelitian ini sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap artikel rubrik “Green Page” Majalah

GoGirl! edisi Juli-Desember 2011 dapat ditarik kesimpulan bahwa kepedulian

terhadap lingkungan diwacanakan secara positif oleh penulis artikel. Hasil analisis

struktur teks berdasarkan analisis elemen tematis, skematik, semantik, sintaksis,

stilistik, dan retoris menunjukan demikian.

Selanjutnya, dari hasil analisis teks berita di rubrik “Green Page” serta

mempertimbangkan kognisi wartawan ketika menulis teks berita, peneliti

mendapatkan wacana utama yang dikembangkan terkait kepedulian terhadap

lingkungan. Wacana mengenai berbagai cara yang bisa dilakukan sebagai wujud

kepedulian terhadap lingkungan. Penulis menyampaikan bahwa untuk peduli

terhadap lingkungan, tidak hanya dapat dilakukan dengan menanam pohon,

menghemat listrik, bersepeda, namun juga dapat dilakukan dengan dengan

mengganti BBM dengan gas, menghijaukan lingkungan, menanam tanaman,

menerapkan pola makan sehat, menerapkan pola jahitan yang sedikit atau bahkan

tidak menghasilkan limbah, serta mengolah limbah obat dengan cara yang benar.

Page 211: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

195

Dalam penelitian, peneliti menemukan bahwa elemen-elemen yang

digunakan penulis untuk menguatkan wacana setiap artikel antara lain tematik,

detil yang memberikan informasi yang mendukung gagasan penulis serta elemen

maksud yang menguraikan elemen detil dengan lebih jelas. Selain ketiga elemen

tersebut, peneliti menemukan bahwa penulis juga menggunakan elemen

praanggapan, nominalisasi, kohesi, dan pengingkaran untuk memperkuat wacana

dalam setiap artikel. Penulis memberikan informasi yang jelas mengenai bentuk-

bentuk kepedulian terhadap lingkungan sehingga para pembaca diharapkan

mampu untuk mengerti, tergugah hatinya serta menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari. Dari elemen-elemen analisis wacana model van Dijk, penulis lebih

cenderung menggunakan elemen semantik. Hal ini dibuktikan dari 6 teks artikel

yang dianalisis, elemen semantik lebih menonjol daripada elemen yang lain.

Wacana yang muncul dari 6 teks artikel yang dianalisis dengan menerapkan

model van Dijk adalah kepedulian terhadap lingkungan yang dapat dilakukan

dengan berbagai cara yaitu dengan mengganti BBM dengan gas, menghijaukan

lingkungan, menanam tanaman, menerapkan pola makan sehat, menerapkan pola

jahitan yang sedikit atau bahkan tidak menghasilkan limbah, serta mengolah

limbah obat dengan cara yang benar. Penyajian positif mengenai wacana peduli

terhadap lingkungan yang dilakukan oleh penulis di rubrik “Green Page” tentu

tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial yang melingkupinya.

Pemanasan global bukan lagi sebagai isu, namun permasalahan ini

merupakan masalah serius yang dihadapi oleh semua warga dunia. Di luar negeri,

sudah diterapkan beberapa aturan guna mengurangi dampak pemanasan global.

Page 212: WACANA PEDULI LINGKUNGAN dan MAJALAH …/Wacana...Diajukan Untuk Melengkapi Tugas ... (Critical Discourse Analysis of ... The research was conducted through a three-dimensional analysis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

196

Namun di Indonesia, belum ada kepeduliaan terhadap lingkungan, hal ini

dikarenakan kurangnya himbauan maupun penyaluran informasi serta rendahnya

kepedulian warga Indonesia terhadap lingkungan.

Selanjutnya, peneliti menemukan bahwa belum banyak media yang

menginformasikan tentang pemanasan global dan apa tindakan nyata yang dapat

dilakukan guna mencegah maupun memperlambat pemanasan global. Maka,

dengan adanya wacana mengenai kepedulian terhadap lingkungan di rubrik

“Green Page” telah memberikan penjelasan mengenai kepedulian terhadap

lingkungan. Wacana peduli lingkungan disampaikan secara positif sekaligus

memberikan gambaran dan motivasi untuk peduli terhadap lingkungan.

B. Saran

Saran bagi penelitian selanjutnya adalah dengan meneliti topik yang sama

namun pada media yang berbeda. Agar penelitian mengenai wacana peduli

lingkungan dapat diterapkan di berbagai media, baik media cetak maupun media

elektronik. Penelitian disarankan menggunakan metode analisis wacana Teun van

Dijk yang menganalisis melalui tiga dimensi yang saling mempengaruhi satu-

sama lain yaitu analisis teks, kognisi sosial, konteks sosial.