unlocked bab ii
DESCRIPTION
uuuuTRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Tentara Nasional Indonesia.
Tentara Nasional Indonesia mempunyai peran sebagai alat negara dibidang
pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik
negara. Dalam Saku Doktrin TNI (2010:14), Tugas pokok Tentara Nasional Indonesia
adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI Tahun 1945,
serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Berikut adalah tugas pelaksanaan tugas
pokok Tentara Nasional Indonesia:
1). Operasi Militer Perang meliputi: (a) Kampanye Militer, (b) Operasi Gabungan,
(c) Operasi Darat, (d) Operasi Laut, (e) Operasi Udara, (f) Operasi Bantuan.
2). Operasi Militer Selain Perang meliputi: (a) Operasi dalam rangka mengatasi
gerakan separatis bersenjata, (b) Operasi dalam rangka mengatasi pemberontakan
bersenjata, (c) Operasi dalam rangka mengatasi aksi terorisme, (d) Operasi dalam
rangka mengamankan wilayah perbatasan, (e) Operasi dalam rangka mengamankan
objek vital nasional yang bersifat strategis, (f) Operasi dalam rangka melaksanakan
tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri, (g) Operasi
dalam rangka mengamankan Presiden dan Wakil Presiden RI beserta keluarganya, (h)
Operasi dalam rangka memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
pendukungnya secara dini dalam rangka sistem pertahanan rakyat semesta, (i)
Operasi dalam rangka membantu tugas pemerintah daerah, (j) Operasi membantu
Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban
masyarakat yang diatur dalam undang-undang, (k) Operasi dalam rangka
mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan pemerintah asing
yang sedang berada di Indonesia, (l) Operasi dalam rangka membantu menaggulangi
akibat bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan kemanusiaan, (m) Operasi
dalam rangka membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan ( search and
rescue). (n) Operasi dalam rangka membantu pemerintah dalam pengamanan
pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perampokan dan penyelundupan.
a. Tugas Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara
Di dalam pasal 10 Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara
Nasional Indonesia. Tugas TNI Angkatan Udara adalah: (1) Melaksanakan tugas TNI matra
udara di bidang pertahanan, (2) Menegakkan hukum dan menjaga keamanan wilayah udara
yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang
telah diratifikasi, (3) Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan
kekuatan matra udara, (4) Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara.
Wilayah Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang sangat luas
harus diimbangi dengan kekuatan dan kemampuan TNI termasuk TNI Angkatan Udara
yang secara kuantitas dan kualitas memenuhi kebutuhan operasional dan modern, sehingga
mampu berperan sebagai alat pertahanan negara di udara yang andal. Dalam melaksanakan
tugasnya TNI Angkatan Udara berjuang untuk menegakkan dan mempertahankan NKRI.
Secara moral berjuang yang memiliki makna tidak mengenal menyerah terhadap setiap
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
tantangan tugas yang dilaksanakan. Sebagai tentara pejuang senantiasa rela berkorban
mengabdi tanpa pamrih demi mencapai kepentingan dan tujuan nasional. TNI Angkatan
Udara tumbuh dan berkembang sebagi tentara kebangsaan Indonesia yang dituntut harus
mampu berperan sebagai alat pertahanan negara matra udara. Status tentara kebangsaan
yang melekat dipundaknya telah mewajibkan TNI Angkatan Udara bertugas dan mengabdi
demi kepentingan negara di atas kepentingan daerah, suku, ras, dan golongan serta agama.
TNI Angkatan Udara harus memberikan kesetiannya hanya kepada NKRI yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945, serta bersungguh-sungguh akan membangun dan
mengembangkan kekuatan udara nasional sehingga setara dengan kekuatan udara negara
lainnya di kawasan.
Sebagai Tentara Profesional TNI Angkatan Udara merupakan tentara yang mampu
mahir menggunakan peralatan militer, mahir bergerak dan mampu melaksanakan tugas
secara terukur serta memenuhi nilai-nilai akuntabilitas. Untuk mencapi tingkat profesional
maka prajurit TNI Angkatan Udara harus dididik dan dilatih dalam menggunakan senjata
dan peralatan militer dengan baik, dilatih manuver taktik secara baik, dipersenjatai dan
dilengkapi dengan baik serta kesejahteraan prajuritnya dijamin oleh negara, sehingga
diharapkan mahir bertempur untuk mempertahankan negara dan bangsa.
Pembinaan kekuatan dan kemampuan TNl Angkatan Udara yang maksimal akan
melahirkan kekuatan dan kemampuan dalam mengatasi setiap ancaman yang dapat
mengganggu kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Pembinaan
terhadap personel secara individu dengan tujuan untuk menyiapkan personel yang sanggup
dan mampu secara optimal mengemban setiap tugas yang dihadapi, penyelenggaraannya
dimulai sejak diterima sebagai prajurit sampai dengan berakhimya masa dinas. Pembinaan
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
jasmani merupakan upaya mendasar yang sejajar dengan pembinaan kejiwaan dan
pengetahuan, untuk membentuk prajurit agar memiliki kualitas dan kesamaptaan jasmani
serta kesehatan yang setiap saat siap melaksanakan tugas.
b. Standar Kesegaran Jasmani TNI Angkatan Udara
Kesegaran jasmani dalam kehidupan manusia merupakan hal yang sangat penting baik
itu untuk masyarakat, pelajar, mahasiswa, pegawai negri sipil, pegawai swasta, Polri
terlebih Prajurit TNI Angkatan Udara yang mempunyai tugas sebagai pengamanan
pertahanan negara. Dengan tingkat kesegaran jasmani yang baik maka seseorang dapat
melakukan aktifitas kerja yang baik, teratur, terarah dan mencapai hasil yang seoptimal
mungkin. Kesegaran jasmani menurut Muhamad Sajoto ( 1988:57) “ Kesegaran jasmani
menunjukkan tingkat kondisi fisik dalam mengatasi dan menyelesaikan tugas-tugas dengan
baik tanpa mengalami kelelahan yang berarti”. Unsur-unsur kondisi fisik menunjukkan
tingkat kemampuan fisik yang memberikan kemampuan kepada seseorang dalam
menyelesaikan tugas-tugas fisik.
Iskandar Z. Adi Sapoetra ( 1999:4)” Kesegaran jasmani adalah untuk melakukan
kegiatan sehari-hari dengan penuh vitalitas dan kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan
yang berarti dan masih cukup energi untuk bersantai pada waktu luang dan menghadapi
hal-hal yang bersifat darurat”
Status keadaan kemampuan fisik menurut John Bloomfield et al.(1994:51).” Meliputi
komposisi tubuh, proposionalitas tubuh kekuatan otot, power, fleksibilitas, poster tubuh,
kecepatan dan unsur kelincahan”. Kesegaran jasmani seseorang merupakan bagian dari
total fitnes yang dimilikinya, karena pada dasarnya manusia memiliki total fitnes yang
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
harus dipelihara dan ditingkatkan untuk dapat melaksanakan tugasnya tanpa hambatan yang
berlebihan.
Giriwoyo (2007:44) “Kesegaran jasmani adalah kecocokan keadaan fisik terhadap tugas
yang harus dilaksanakan oleh fisik itu atau dengan kata lain untuk dapat melaksanakan
tugas fisik tertentu sesuai dengan sifat tugas fisik itu sendiri”. Apabila keadaan
kemampuan jasmani yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas
jasmani tertentu dan terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara efisien
tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama
pada esok harinya.
Menurut Dangsina Moeloek dan Aryatmo Tjokronegoro (1984:125) unsur kondisi fisik
dalam mendukung tingkat kesegaran jasmani ada sembilan unsur yaitu;
1) Tenaga ledak otot ( Muscle explosive power) adalah kemampuan otot atau sekelompok
otot untuk mengerahkan kekuatan secara maksimal dalam waktu yang sangat cepat
yang dipengaruhi kekuatan dan kecepatan kontraksi otot. Seorang dapat dikatakan
mempunyai daya yang besar apabila: (a) mempunyai kekuatan otot yang besar, (b)
mempunyai kemampuan untuk memadukan kekuatan dan kecepatan, (c) Mempunyai
kecepatan yang tinggi.
2) Kekuatan otot ( Muscle Strenght) adalah kekuatan otot yang menggambarkan kontraksi
maksimal yang dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot.
3) Kecepatan (Speed) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan-gerakan
yang sama dalam waktu cepat dan singkat.
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
4) Daya Tahan (Endurance) adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk
bekerja secara berulangulang dalam waktu yang relatif lama dengan intensitas sedang
dan tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan dalam suasana aerobic.
5) Ketangkasan (Agility) adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi atau arah
gerakan tubuh dengan baik dan cepat tanpa gangguan keseimbangan.
6) Kelenturan (Flexibility) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan dalam
ruang gerak sendi yang seluas-luasnya atau mempunyai otot-otot yang elastic oleh suatu
persendian.
7) Keseimbangan (Balance) adalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan sistem
neuromuscular kita dalam kondisi statis atau mengontrol sistem neouromusculer dalam
suatu posisi atau sikap yang tepat pada saat melakukan gerakan.
8) Koordinasi (Coordination) adalah kemampuan untuk memadukan berbagai macam
gerakan ke dalam satu atau lebih pola gerak khusus dan melakukan gerakan yang
komplek secara efisien dan efektif.
9) Kecepatan Reaksi (Reaction Time) adalah waktu tersingkat yang dibutuhkan untuk
memberi jawaban kinetis setelah menerima suatu rangsangan. Terbentuknya kesegaran
jasmani dapat diperoleh dengan cara melakukan pemeliharaan dan pembinaan secara
terus menerus, karena kesegaran jasmani seseorang akan mudah hilang jika tidak
dilakukan pemeliharaan dan pembinaaan terus menerus, namun juga tidak serta merta
akan langsung meningkat atau tetap dengan satu kali pembinaan saja, melainkan harus
mengalami proses untuk dapat meningkatkan kesegaran jasmani tersebut, karena
kesegaran jasmani memiliki banyak komponen yang harus dilatih.
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Kesegaran jasmani yang tinggi memiliki arti yang sangat strategis bagi prajurit
siswa, karena dengan derajat kesegaran jasmani yang baik merupakan modal utama
untuk menjadi prajurit. Kondisi fisik merupakan sarana utama untuk melakukan
gerakan. Kemampuan fisik sendiri ada bermacam macam yang diperlukan untuk
mendukung gerakan. Macam-macam gerakan tersebut adalah kecepatan reaksi,
kekuatan, ketahanan, kecepatan, fleksibilitas, dan ketajaman indra. Setiawan (1991:112)
“Unsur kesegaran jasmani meliputi daya tahan jantung, paru, peredaran darah,
fleksibilitas persendian, daya tahan kekuatan otot, kecepatan agilitas dan power”. Di
dalam pendidikan militer TNI Angkatan Udara, penilaian hasil evaluasi belajar
ditentukan dengan 3 aspek antara lain: (1) nilai akademik, (2) nilai kepribadian dan (3)
nilai kesemaptaan.
Dalam nilai kesemaptaan Tes kesegaran jasmani merupakan hal yang utama dalam
menentukan kelulusan prajurit tersebut. Tes kesegaran jasmani di militer dibagi menjadi
2 jenis tes yaitu tes aerobik dan anaerobik. Dimana tes aerobik melaksanakan lari
dengan batasan waktu 12 menit, dan tes anaerobik melaksanakan tes pull ups, sit ups,
push ups per aitem yang dilaksanakan dengan waktu maksimum 1 menit tanpa henti,
namun untuk aitem shetle run atau lari membentuk angka delapan dengan jarak 10 m
dengan 3 putaran dihitung waktu yang ditempuh.
Adapun batasan standar ketentuan lulus tes kesegaran jasmani prajurit siswa
tersebut untuk TNI Angkatan Udara berdasarkan Skep Komandan Kodik AU Nomer
Kep / 57 / III / 2010 Tanggal 22 Maret 2010 adalah sebagai berikut:
1) Nilai tes Aerobik kesegaran jasmani A ( lari 12 menit ) minimal 41 atau 2097 m
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2) Nilai tes Anaerobik kesegaran jasmani B ( pull up, sit up, push up dan shutle run)
minimal 41 tiap item, dengan perincian sebagai berikut:
(a) Nilai pull up minimal 41 ( 4 kali gerakan benar )
(b) Nilai sit up minimal 41 ( 21 kali gerakan benar )
(c) Nilai push up minimal 41 ( 18 kali gerakan benar )
(d) Nilai shutle run minimal 41 ( 21,4' )
3) Nilai tes kesegaran jasmani A + B minimal 51.
2. Kesegaran Jasmani.
a. Hakekat Kesegaran Jasmani
Pada dasarnya hakekat kesegaran jasmani itu merupakan hasil dari sebuah proses
kerja atau berlatih yang dilaksanakan dengan cara sistematis dan kontinyu, dilakukan
dalam waktu yang lama dan secara berulang-ulang dengan berbeban latihan yang semakin
meningkat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kondisi kesegaran jasmani yang
baik merupakan faktor yang mendasar untuk mengembangkan faktor yang lainnya,
sehingga akan mendukung pencapaian prestasi yang optimal.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi
1) Faktor Latihan Fisik
Menurut Bompa (1990:3) bahwa,” Latihan merupakan aktivitas olahraga yang
sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang
mengarah pada ciri ciri fungsi fisiologi dan psikologi manusia untuk mencapai sasaran yang
telah ditentukan. Hal senada dikemukakan Pate, R.R. Bruce M. Robert Rotella (1993:317)
bahwa,” Latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis dalam latihan
yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan
latihan”.
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
a) Tujuan Latihan
Agar dapat mencapai hasil yang optimal maka latihan harus disusun dan
direncanakan dengan baik. Diantaranya dengan membuat dan menyusun program
latihan dengan tujuan, latihan dapat dikontrol dan dievaluasi bila terdapat kekurangan.
Proses perencanaan dalam latihan harus menunjukkan organisasi, metodologi dan
prosedur khusus yang baik yang akan mengarahkan tercapainya peningkatnya
kemampuan ketrampilan prajurit siswa secara maksimal.
Menurut Yusuf Adisasmita, Aip Syarifuddin (1996:126) bahwa,” Tujuan utama
latihan adalah untuk membantu atlit meningkatkan ketrampilan dan prestasi
olahraganya semaksimal mungkin”. Ada empat aspek yang harus diperhatikan dalam
latihan yaitu,”(1) Latihan Fisik, (2) Latihan Teknik, (3) Latihan Taktik dan, (4) Latihan
mental (Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin ,1996:12-127) dari keempat aspek
tersebut harus dilatih dan dikembangkan secara serempak agar tujuan latihan dapat
tercapai. Namun dari empat aspek tersebut dapat dilatih dan di tingkatkan salah satu
aspek saja menurut kebutuhan, jika ingin meningkatkan kemampuan fisik, maka
latihan fisik menjadi prioritas dari latihan. Untuk mencapai kemampuan fisik yang
maksimal, maka harus perlu diterapkan metode latihan yang tepat.
b). Prinsip-prinsip latihan.
Dalam suatu latihan kita perlu memperhatikan prinsip-prinsip latihan yang ada
agar tercapai tujuan yang diinginkan dan tidak membahayakan bagi kebugaran dan
kesehatan serta keselamatan tubuh. Latihan yang baik dan berhasil dilakukan secara
teratur, seksama, sistematis serta berkesinambungan atau kontinyu, dilakukan dengan
pembebanan latihan yang selalu meningkat secara bertahap.
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Latihan pada prinsipnya merupakan suatu proses yang sitematis yang harus
menganut prisip-prinsip latihan tertentu, sehingga organisasi dan mekanisme neuro
physiologis atlit akan bertambah baik. Prinsip latihan pada dasarnya merupakan garis
pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam latihan yang terorganisir dengan baik
(Nossek, 1982:14) . Dengan latihan secara sistematis, maka mekanisme neuro
pshysiologis akan bertambah baik. Gerakan yang semula dirasakan sukar, lambat laun
akan menjadi gerakan otomatis dan reflektif yang semakin berkurang membutuhkan
konsentrasi pusat-pusat syaraf.
Adapun contoh prinsip-prinsip latihan yang diungkapkan oleh (Fox, Bowers, dan
Foss, 1987:287) Program latihan yang baik harus dapat memberikan teknik-teknik
latihan secara fisiologis dapat meningkatkan kualitas fisik orang yang melakukan.
Program latihan harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip latihan yang tepat.
Pengembangan kondisi fisik dari hasil latihan tergantung pada tipe dan berbeban
latihan yang diberikan serta tergantung dari kekhususan latihan. Tujuan yang sangat
penting dari latihan yaitu untuk meningkatkan tingkat ketrampilan dan prestasi.
Prinsip-prinsip pedoman dalam pelaksanaan suatu latihan adalah sabagai berikut:“(a)
Prinsip latihan beraturan, (b) Prinsip kekhususan, (c) Prinsip perorangan, (d) Prinsip
beban bertambah secara progresif, (e) Prinsip beban berlebih, (f) Prinsip beban
beragam, (g) Prinsip pulih asal”.
Dengan adanya program latihan dengan memperhatikan prinsip-prinsip latihan
tersebut diatas maka, Latihan fisik prajurit merupakan suatu latihan dalam upaya
untuk meningkatkan fungsi sistem organ tubuh agar mampu memenuhi kebutuhan
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
tubuh secara optimal ketika melaksanakan tugas. Agar latihan fisik mencapai hasil
yang maksimal, harus memiliki prinsip-prinsip latihan tersebut.
(a). Prinsip latihan beraturan (the principle of arrange ment of exercise)
Latihan akan bermanfaat dan mencapai tujuan apabila dilakukan secara teratur,
untuk memberi adaptasi pada tubuh. Dalam setiap melaksanakan latihan, ada tiga
tahap yang harus dilakukan yaitu: pemanasan, latihan inti, dan pendinginan. Latihan
hendaknya dimulai dari kelompok otot besar kemudian dilanjutkan pada kelompok
otot kecil. ( Fox, 1987 : 307 ).
(b). Prinsip kekhususan (the principle of speciafity)
Kekhususan dalam hal ini adalah spesifik terhadap system energi utama, spesifik
terhadap kelompok otot yang dilatih, pola gerakan, sudut sendi dan jenis kontraksi
otot pada saat latihan pembentukan prajurit. Menurut Sajoto M (1994: 30)
menyatakan bahwa latihan hendaknya khusus sesuai dengan sasaran yang
diinginkan. Bila ingin meningkatkan kekuatan, maka program latihan harus
memenuhi syarat untuk itu. Sedangkan bila akan meningkatkan daya tahan, program
latihan juga harus sesuai untuk meningkatkan daya tahan. Latihan untuk cabang
olahraga mengarah pada perubahan morphologis dan fungsi yang berkaitan dengan
kekhususan cabang olahraga tersebut (Bompa, 1999:8). Kekhususan tersebut
meliputi: kelompok otot yang dilatih dan terdapat pola gerakan yang diharapkan.
Nossek (1982) latihan harus ditujukan khusus terhadap system energy atau serabut
otot yang digunakan, juga dikaitkan dengan peningkatan ketrampilan motorik
khusus. Berikut ini dapat dilihat tabel aktivitas dan system energy (predominant
energy system)
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Tabel 2.1 Sistem Energi Utama Berbagai Cabang Olahraga
Sports or
Sports Activity
% Emphasis by Energi System
ATP-PC and
Lactic Acid
Lactic
Acid-Oxygen Oxygen
1. Cross-country
2. Swimming and diving
A. Diving
B. 50 m
C. 100 m
D. 200 m
E. 400 m
F. 1500 m, 1650 yd
3. Track and field
A. 100, 200 m
B. Field events
C. 400 m
D. 800 m
E. 1500 m (mile)
F. 3000 m (2 mile)
G. 5000 m (3 mile)
H. 10.000 m (6 mile)
I. Marathon
5
98
90
80
30
20
10
95-98
95-98
80
30
20-30
10
10
5
negligible
10
2
5
15
65
40
20
2-5
2-5
15
65
20-30
20
20
15
5
85
5
5
5
40
70
5
5
40-60
70
70
80
95
(Fox, dkk. 1993)
(c). Prinsip perorangan (the principle of individuality).
Latihan disesuaikan dengan kemampuan individu yang sedang berlatih. Perbaikan
prestasi/ performa merupakan hasil langsung dari jumlah dan kualitas kerja yang di
capai dalam latihan dari tahap awal. Beban kerja harus meningkat secara bertahap
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikologi individu. Individu dalam latihan ini
adalah suatu kebutuhan yang utama dari suatu bentuk latihan dan berbeda untuk setiap
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
individu. Faktor individu harus diperhatikan, karena pada dasarnya setiap individu
mempunyai karakteristik yang berbeda, baik secara fisik maupun psikologis (Bompa,
1990 : 22). Yang harus diperhatikan adalah kapasitas kerja serta perkembangan
kepribadian, penyesuaian kapasitas fungsional individu dan kekhususan organisme.
(d). Prinsip beban bertambah (the principle of progressive resistance).
Kemajuan prestasi seseorang merupakan akibat langsung dari jumlah dan kualitas
kerja yang dicapai dalam latihan. Dari mulai sejak awal berlatih sampai mencapai
prestasi, beban kerja dalam latihan ditingkatkan secara bertahap dan disesuaikan
dengan kemampuan fisiologis dan psikologis setiap individu.
Semakin maju sebuah program latihan beban harus semakin ditingkatkan, dengan
cara ini otot selalu bekerja pada daerah beban lebih. Setiap program latihan kebugaran
dan kondisioning akan sangat efektif apabila secara rutin latihan bertambah berat untuk
setiap minggu atau dua minggu. Menurut Hairy Kushartanti W, ( 2002: 6) mengatakan
bahwa prinsip latihan progresif ini didasarkan pada kenyataan bahwa tubuh akan selalu
beradaptasi dengan keadaan atau stress yang baru.
(e). Prinsip beban berlebih (the overload principle).
Menurut Fox, Bowers, D. Foss (1987:288), prinsip dasar dalam program latihan
adalah mengetahui sistem energi utama yang dipakai untuk melakukan suatu aktivitas
dan melalui prinsip beban berlebih (overload) untuk menyusun satu program latihan
yang akan mengembangkan sistem energi yang bersifat khusus pada cabang olahraga.
Menurut Mr.Peter Thompson (1993:63),suatu pembebanan yang terlalu besar
akan membuat si atlet mengalami masalah waktu pemulihan dan mungkin tidak
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
kembali ketingkat semula. Kondisi demikian disebabkan oleh latihan-lebih
(overtraining). Berikut diberikan ilustrasi berbeban latihan
Rangsangan / Kompensasi lebih/
beban latihan efek latihan
Kesegaran (fitness)
Kelelahan
Kompensasi (pemulihan)
= rescovery
Latihan terlalu mudah
Latihan cukup
Latihan terlalu berat
Gambar 2.1. Hukum Beban Berlebih (Overload)
Prinsip beban lebih adalah prinsip latihan yang menekankan pada pembebanan
latihan yang semakin berat (Harsono, 1993: 8). Lebih lanjut dikatakan bahwa dengan
beban lebih, memaksa otot untuk berkontraksi maksimal sehingga merangsang adaptasi
fisiologis yang akan mengembangkan kekuatan dan daya tahan dengan pemulihan yang
baik, tubuh akan kembali pada kondisi kebugaran yang lebih tinggi dari pada sebelum
latihan. Meskipun beban latihan harus berat, beban tersebut harus masih berada dalam
batas-batas kemampuan prajurit untuk mengatasinya. Kalau bebannya terlalu berat,
maka perkembangan pun tidak akan mungkin karena tubuh tidak akan dapat
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
memberikan reaksi terhadap beban latihan yang terlalu berat, hal ini juga bisa
mengakibatkan cedera.
(f). Prinsip beragam (variety principle).
Latihan memerlukan proses panjang yang dilakukan berulang-ulang, sehingga hal
ini sering menimbulkan kebosanan. Untuk mengatasi kebosanan pelatih menciptakan
suasana yang menyenangkan serta membuat aneka macam bentuk latihan (Bompa,
1990 : 24). Kebosanan di dalam berlatih merupakan gejala yang sering dikeluhkan oleh
para pelaku olahraga. Agar dapat meningkatkan semangat atau motivasi berlatih,
hendaknya dibuat variasi-variasi dalam latihan seperti jenis latihan, metode maupun
suasana berlatih.
(g). Prinsip pulih asal (revercible principle)
Kualitas yang diperoleh dari latihan dapat menurun kembali apabila tidak
melakukan latihan dalam waktu tertentu. Dengan demikian latihan harus
berkesinambungan. Pulih asal dan regenerasi organism yang cukup setelah latihan
merupakan suatu faktor penting yang dapat mempertinggi pemuncakannya. Apabila
teknik pulih asal tidak dipergunakan secara konsisten, maka individu akan menderita
kelelahan, yang akan mengakibatkan keletihan fisik dan psikologinya.
Prinsip-prinsip latihan yang tersebut di atas harus dilaksanakan sebagaimana mestinya
karena dapat mempengaruhi kondisi fisik prajurit siswa. Dan apabila untuk menjaga
kebugaran maka dengan memenuhi semua prinsip latihan yang telah ditentukan akan
memperoleh tingkat kebugaran yang proporsional. Latihan juga harus meliputi aspek
psikologis yang di dalamnya termasuk memperhatikan karakteristik khusus otot di
dalam tubuh manusia diantara sifat-sifat otot manusia pada umumnya.
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
d). Komponen- Komponen Latihan
Aktivitas fisik yang dilakukan seseorang berpengaruh terhadap kondisi fisiologis,
anatomis, biokimia dan psikologis. Efisiensi dari suatu kegiatan merupakan akibat dari
waktu yang dipakai, jarak yang ditempuh dan jumlah pengulangan (volume), berbeban
dan kecepatannya intesitas, serta frekuensi penampilan (densitas). Menurut Bompa.
(1990 : 77-92) bahwa, “Dalam proses latihan yang efisien dan efektifitas di pengaruhi:
(a) volume latihan, (b) intensitas latihan, (c) densitas latihan dan (d) kompleksitas
latihan”.
(a) Volume Latihan
Volume sebagai komponen utama adalah prasyarat yang sangat penting untuk
mendapatkan teknik yang tinggi dan khususnya pencapaian fisik. Volume latihan
disebut dengan jangka waktu yang dipakai selama session latihan atau durasi yang
melibatkan beberapa bagian secara intergral sebagai berikut: (1) Waktu atau jangka
waktu yang dipakai dalam latihan, (2). Jarak atau jumlah tegangan yang dapat
ditanggulangi atau diangkat persatuan waktu, (3). Jumlah pengulangan bentuk latihan
yang dilakukan dalam waktu tertentu. Jadi diperkirakan bahwa volume terdiri dari
jumlah keseluruhan dari kegiatan yang dilakukan dalam latihan. Volume diartikan
sebagai jumlah kerja yang dilakukan selama satu kali latihan atau selama vase latihan.
Pada volume latihan mencerminkan kuantitas atau banyaknya latihan yang
dilakukan pada saat latihan. Untuk meningkatkan kemampuan fisik maka volume
latihan harus ditingkatkan secara berangsur-angsur (progresif). Peningkatan beban
latihan harus disesuaikan dengan perkembangan yang dicapai. Hal ini karena, semakin
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
tinggi kemampuan seseorang makin besar volume latihannya, karena terdapat korelasi
antara volume latihan dan prestasi.
(b). Intensitas Latihan
Intensitas adalah dosis latihan yang harus dilakukan oleh seseorang. Intensitas
latihan merupakan komponen kualitas latihan yang mengacu pada jumlah kerja yang
dilakukan dalam suatu unit waktu tertentu. Semakin banyak kerja yang dilakukan,
semakin tinggi intensitasnya. Intensitas merupakan takaran yang menunjukkan kadar
atau tingkatan pengeluaran energi atlit dalam aktivitas jasmani dalam latihan. Untuk
mencapai hasil latihan yang baik, maka intensitas latihan yang diberikan tidak boleh
terlalu tinggi dan terlalu rendah. Intensitas latihan terlalu rendah maka pengaruh latihan
yang ditimbulkan sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali, sebaliknya bila intensitas
latihan terlalu tinggi dapat menimbulkan cedera. Tingkat intensitas dapat diukur sesuai
dengan jenis latihan. Untuk latihan yang melibatkan kecepatan diukur dalam meter
perdetik tentang rata rata gerakan yang dilakukan untuk setiap menitnya.
Tabel 2.2. Patokan untuk memperkirakan Intensitas
Training factor Aeorobic training Anaerobic training
Intensity
Frequency
Sessions per day
Duration
Distance/workout
Heart rate = 80 to 90 % of
HRR
4-5 days per week
One
12-16 week
3-5 mils
Heart rate = 180 perminut
to greater
3 day per week
One
8-10 week
1 ½ - 2 mile
Sumber : Fox, Bower dan Foss, 1993:296
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
(c). Densitas Latihan
Densitas merupakan frekuensi (kekerapan) dalam melakukan serangkaian stimuli
(rangsangan) harus dilakukan dalam setiap unit waktu dalam latihan. Densitas yang
mencukupi akan menjamin efisiensi latihan. Suatu densitas yang seimbang akan
mengarah kepada pencapaian rasio optimal antara rangsangan latihan dan pemulihan. Ini
menunjukkan hubungan yang dicerminkan dalam waktu aktifitas dan pemulihan
(recovery) dalam latihan.
Ketepatan densitas dinilai berdasarkan perimbangan antara aktivitas dan pemulihan.
Perimbangan ini berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan seseorang. Lama waktu
istirahat atau interval antara aktivitas tergantung pada faktor antara lain: Intensitas
latihan, status kemampuan peserta, fase latihan, serta kemampuan spesifik yang
ditingkatkan.
(d). Kompleksitas Latihan
Kompleksitas dikaitkan pada kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan dalam
latihan. Kompleksitas dari suatu ketrampilan membutuhkan koordinasi, dapat menjadi
penyebab penting dalam menambah intensitas latihan. Ketrampilan teknik yang rumit
atau sulit, mungkin akan menimbulkan permasalahan dan akhirnya akan menyebabkan
tekanan tambahan terhadap otot, khususnya selama tahap dimana koordinasi syaraf otot
berada dalam keadaan lemah. Suatu gambaran kelompok individudual terhadap
ketrampilan yang kompleks, dapat membedakan dengan cepat mana yang memiliki
koordinasi yang baik dan jelek. Menurut Astrand dan Rodahl dalam Bompa (2009:
28),”Semakin sulit bentuk latihan semakin besar juga perbedaan individual serta
efesiensi mekanismenya”.
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2) Faktor Istirahat.
Kekuatan otot yang tinggi sangat diperlukan prajurit untuk berlari cepat,
melompat, melempar, mempertahankan keseimbangan tubuh dan mencegah terjatuh.
Selain itu, prajurit juga memerlukan daya tahan jantung-paru yang menggambarkan
kapasitas untuk melakukan aktivitas secara terus-menerus dalam waktu yang lama tanpa
mengalami kelelahan yang berarti. Daya tahan jantung seorang prajurit harus dapat
ditingkatkan dengan latihan daya tahan jantung-paru atau latihan aerobic dengan interval
training. Prinsip latihan interval training mengandung komponen lama latihan, intensitas
latihan, masa istirahat dan pengulangan. Latihan interval merupakan program latihan
yang terdiri dari periode, pengulangan kerja yang diselingi oleh periode istirahat (Fox,
E.L, Bowers, RW. Foss, ML., 1983:59 )
Istirahat diantara setiap rangsangan latihan memegang peranan yang menentukan.
Sebab organisme yang mendapat beban latihan sebelumnya harus dipulihkan lagi.
Istirahat yang terlalu panjang dan terlalu pendek dapat menghambat keefektifan suatu
latihan. Dan setiap rangsangan gerak menyebabkan penggunaan energi dan pengurangan
cadangan energi.Jangka waktu istirahat yang pendek tetapi penting harus disesuaikan
dan dipergunakan dengan baik, sebab dalam waktu yang pendek itulah tersusun
rangsangan latihan yang baru. Oleh karena itu istirahat tidak boleh terlalu pendek,
karena saat yang baik dan menguntungkan belum tercapai. Juga istirahat tidak boleh
terlalu panjang, karena saat yang penting berlalu tanpa dapat dimanfaatkan. Selain
menentukan jumlah repetisi dan irama latihan, dalam latihan fisik juga harus
memperhatikan jumlah set yang akan ditampilkan. Set dapat diartikan sebagai jumlah
repetisi per latihan yang diikuti oleh jeda istirahat (Bompa, 1993: 65).
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Untuk menentukan jumlah set dalam latihan tidak terlepas dari jumlah repetisi latihan
yang telah ditentukan, artinya jika repetisi latihan tinggi maka jumlah setnya harus lebih
sedikit karena pelaku latihan tidak akan mempunyai cukup energi untuk menampilkan
kerja yang potensial dalam melakukan bermacam-macam latihan yang diprogramkan.
Dengan kata lain, penentuan jumlah set disesuaikan dengan tujuan dan jumlah repetisi
latihan yang diikuti dengan jeda istirahat. Penentuan jeda istirahat antar set bertujuan
untuk mengembalikan energi yang terbuang pada saat penampilan set yang sebelumnya.
Dalam merencanakan waktu istirahat hendaknya lebih hati-hati, karena rest interval/
jeda istirahat merupakan suatu hal yang kritis untuk menghindari pengaruh dan tekanan
fisiologikal yang tidak ada gunanya selama latihan. Durasi jeda istirahat bergantung
pada beberapa hal, antara lain: kombinasi kekuatan yang akan diusahakan untuk
dikembangkan, besarnya beban yang dikerjakan, irama/ ritme latihan yang ditampilkan,
jumlah otot yang dilibatkan dan tentunya level dari pelatihan yang dilakukan (Bompa,
1994: 66).
Jeda istirahat antara set adalah suatu beban yang dikerjakan dalam pelatihan, tipe
kekuatan yang akan dikembangkan dan penampilan kekuatan eksplosif yang ditugaskan.
Selain menentukan jeda istirahat antar set, latihan juga harus memperhatikan jeda
istirahat antara pelatihan yang dilakukan atau dengan kata lain menentukan frekuensi
pelatihan. Penentuan jeda istirahat antar sesi pelatihan ini sangat penting untuk
pemulihan kembali yang digunakan selama masa latihan. Untuk latihan kesegaran sistem
energi dan bahan bakar yang digunakan selama latihan adalah glikogen, maka jeda
istirahat setiap sesi pelatihan adalah 48 jam hal ini dikarenakan penyediaan kembali
untuk bahan bakarnya sudah kembali sempurna (Bompa, 1994: 69).
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Kebugaran jasmani bukan hanya didukung dengan latihan yang seimbang, namun
juga perlu istirahat yang cukup. Dengan cukup istirahat akan mempengaruhi kebugaran
jasmani prajurit dalam melaksanakan latihan berikutnya, sehingga tercapai kebugaran
yang lebih baik. Menurut Perry Howard (1997: 37 ) faktor-faktor yang mempengaruhi
kebugaran jasmani adalah: umur, jenis kelamin, somatotipe atau bentuk badan, keadaan
kesehatan, gizi, berat badan, tidur atau istirahat, dan kegiatan jasmaniah.
Selain istirahat dalam artian tidur yang cukup, juga dalam melaksanakan dosis latihan
perlu istirahat untuk interval, menurut pendapat J. Nossek 1982 bahwa” pembentukan
untuk latihan power adalah 50% - 75% dari beban maksimal, repetisi 6-10 kali ulangan,
jumlah set 4-6 kali, dan istirahat antar set (interval) 3-5 menit dengan irama cepat
(eksplosive). Bower dan Foss (1993:296) menyatakan untuk latihan interval anaerob durasi
latihan 8-10 minggu, dengan frekuensi 3 kali seminggu. Penentuan waktu latihan dengan
frekuensi 3 kali per minggu sesuai dengan pendapat Brooks dan Fahey (1984:405)
menyatakan bahwa latihan dengan frekuensi 3 kali seminggu akan terjadi peningkatan
kualitas latihan, karena dengan latihan 3 kali seminggu akan memberikan kesempatan
bagi tubuh untuk beradaptasi terhadap beban pelatihan yang diterima.
3) Faktor Gizi.
Pembentukan kesegaran jasmani pada prajurit merupakan aktivitas latihan fisik yang
memadukan energi aerobik dan anaerobik. Kebugaran jasmani yang baik dicapai dengan
latihan yang benar dan kebutuhan energi yang seimbang. Menurut Irianto Joko Pekik
(2007: 50) kebutuhan energi yang diperlukan setiap orang berbeda-beda, bergantung
kepada berbagai faktor, antara lain: umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan serta berat
ringannya aktivitas sehari-hari. Untuk menunjang prestasinya olahragawan memerlukan
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
nutrisi/ zat gizi yang cukup baik kualitas maupun kuantitas. Pada dasarnya nutrisi yang
diperlukan tubuh dalam jumlah banyak (makro nutrisi) meliputi ; karbohidrat, lemak yang
berperan sebagai pemberi energi dan protein berfungsi memelihara pertumbuhan dan
memperbaiki jaringan tubuh. Tubuh manusia sebagian besar atau sekitar 60% adalah cairan,
maka selama berlatih atau bertanding status hidrasi atlet harus benar-benar dipertahankan,
sebab kekurangan cairan 1% akan mengurangi prestasi, kekurangan 3-5% akan menganggu
sirkulasi dan kekurangan 25% berakibat kematian ( Tauhid, 1986:45).
Makanan yang dikonsumsi akan menghasilkan energi yang digunakan oleh otot untuk
melakukan kontraksi yang pada akhirnya menghasilkan gerak pada aktivitas latihan. Gizi
merupakan komponen penting dalam program latihan fisik karena pengaturan gizi dalam
pembentukan prajurit bertujuan untuk memperoleh performance terbaik, baik saat latihan
maupun saat aktivitas. Dalam mewujudkan prajurit yang diharapkan tentunya harus ada
langkah nyata terkait dengan faktor pendukung ditinjau dari sudut pandang ilmu gizi
olahraga, sehingga bisa dijadikan pedoman dalam pemenuhan nutrisi yang sesuai dengan
aktifitas prajurit TNI Angkatan Udara.
Pelayanan makanan pada institusi asrama adalah pelayanan gizi yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat golongan tertentu yang tinggal diasrama seperti
pelajar, mahasiswa, TNI, kursus dan sebagainya( Mukrie, 1990). Penyelenggaraan makanan
asrama di institusi Militer dilaksanakan dengan tujuan agar seluruh prajurit siswa
mendapatkan konsumsi makanan yang mencukupi kebutuhan gizi dan terhindar dari bahaya
keracunan makanan maupun penularan penyakit melalui makanan serta meningkatkan
moril prajurit dengan dampak akhir meningkatnya kinerja prajurit satuan, sehingga tugas
pokoknya dapa dilaksanakan dengan baik dan sempurna.
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Kebutuhan energi adalah konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk
menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia mempunyai ukuran dan komposisi tubuh
dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang, dan yang
memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi
(Almatsier,2002). Kebutuhan manusia akan energi dan zat gizi lainnya sangat bervariasi
meskipun faktor-faktor seperti ukuran badan, jenis kelamin, macam kegiatan, dan faktor
lainnya sudah diperhitungkan. Jumlah zat gizi yang dibutuhkan dapat tergantung pada
kualitas makanan karena efisiensi penyerapan dan pendayagunaan zat gizi oleh tubuh
dipengaruhi oleh komposisi dan keadaan makanan secara keseluruhan ( Suhardjo dan Clara
M. Kusharto 1992).
Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan dalam pembentukan prajurit
memberikan konsekwensi penanganan yang bervariasi pula. Dengan demikian latihan
prajurit siswa yang berlangsung memerlukan kebutuhan energi/kalorinya yang dapat
disetarakan dengan seseorang yang melakukan aktivitas fisik yang berat. Gizi dikatakan
seimbang jika mengandung cukup energi, lemak, protein, vitamin, mineral, air dan serat:
1) Kebutuhan Energi
Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup, menunjang
pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak
dan protein suatu bahan makanan menentukan nilai energinya (Almatsier 2002).
Menurut Budiyanto (2002), energi dalam tubuh manusia dapat timbul karena adanya
pembakaran karbohidrat, protein, dan lemak sehingga manusia membutuhkan zat-zat
makanan yang cukup untuk memenuhi kecukupan energinya. Manusia yang
kekurangan makan akan lemah, baik daya kegiatan, pekerjaan fisik, maupun daya
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
pemikirannya karena kekurangan zat-zat makanan yang dapat menghasilkan energi
dalam tubuh. Energi dibutuhkan tubuh pertama-tama untuk memelihara fungsi dasar
tubuh yang disebut metabolisme basal sebesar 60-70% dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan energi untuk metabolisme basal adalah kebutuhan energi minimum
dalam keadaan istirahat total, tetapi tidur di lingkungan suhu yang nyaman dan
suasana tenang. Selain itu energi juga diperlukan untuk fungsi tubuh lain seperti
mencerna, mengolah dan menyerap makanan dalam alat pencernaan, serta untuk
bergerak, berjalan, bekerja dan beraktivitas lainnya (Soekirman 2000). Menurut
Suhardjo dan Clara M. Kusharto (1992), kebutuhan energi pada dasarnya tergantung
dari empat faktor yang saling berkaitan, yaitu (1) kegiatan fisik, (2) ukuran dan
komposisi tubuh, (3) umur, dan (4) iklim dan faktor ekologi lainnya.
2) Kebutuhan Protein.
Protein merupakan zat gizi penghasil energi yang tidak berperan sebagai sumber
energi tetapi berfungsi untuk mengganti jaringan dan sel tubuh yang rusak (Depkes
1993 ). Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh karena
zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh, juga berfungsi sebagai
zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam amino yang mengandung
unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat (Winarno
1997). Winarno (1997) menyatakan bahwa fungsi utama protein bagi tubuh ialah
untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada.
Protein dapat digunakan sebagai bahan bakar apabila keperluan energi tubuh tidak
terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak.
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Menurut Almatsier (2002), kekurangan protein dapat menyebabkan gangguan
pada asupan dan transportasi zat-zat gizi, dalam keadaan berlebih, protein akan
mengalami deaminase, nitrogen dikeluarkan dari tubuh dan sisa sisa ikatan karbon
akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam tubuh. Oleh karena itu konsumsi
protein secara berlebihan dapat menyebabkan kegemukan. Menurut Khumaidi
(1989), kecukupan protein akan dapat terpenuhi apabila kecukupan energi telah
terpenuhi karena sebanyak apapun protein akan dibakar menjadi panas dan tenaga
apabila cadangan energi masih di bawah kebutuhan.
3) Kebutuhan Zat Besi
Salah satu fungsi zat besi adalah berperan dalam langkah-langkah akhir
metabolisme energi sehingga dihasilkan Adenin Trifosfat (ATP). Sebagian besar besi
terdapat di dalam hemoglobin, yaitu molekul protein yang mengandung besi dari sel
darah merah dan mioglobin di dalam otot (Almatsier 2002). Sebagian besar dari zat
besi dalam tubuh berada dalam ikatan kompleks dengan bentuk ikatan protein. Ikatan
dengan protein ini dapat dalam bentuk porphyrin atau heme terutama dalam bentuk
hemoglobin dan myoglobin. Ikatan dengan protein ini dapat pula dalam bentuk
nonheme seperti ferritin dan transferrin. Pada manusia dewasa dan sehat, besi yang
terikat dalam hemoglobin mencapai 60-70% dari jumlah besi dalam tubuh, sedangkan
besi yang terikat dalam bentuk myoglobin hanya sekitar 3% dari seluruh jumlah besi
dalam tubuh (Piliang dan Djojosoebagio 1996). Menurut Kayadi dan Muhilal (1996),
zat yang menghambat penyerapan zat besi antara lain adalah asam fitat, asam oksalat,
dan tanin yang terdapat dalam serealia, sayuran, kacang-kacangan dan teh. Protein,
terutama protein hewani dan vitamin C membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Almatsier (2002) menyatakan bahwa pangan yang mengandung zat besi dalam
jumlah yang cukup tinggi adalah hati, daging, makanan laut, buah kering,
kacangkacangan, sayuran hijau dan serealia. Defisiensi besi yang ditandai dengan
terjadinya anemia gizi besi berpengaruh luas terhadap kualitas sumberdaya manusia,
yaitu terhadap kemampuan belajar dan produktivitas kerja. Menurunnya produktivitas
kerja pada kekurangan besi disebabkan oleh dua hal, yaitu (1) berkurangnya enzim-
enzim yang mengandung besi dan besi sebagai kofaktor enzim-enzim yang terlibat
dalam metabolisme energi, dan (2) menurunnya hemoglobin darah. Akibatnya,
metabolisme di dalam otot terganggu dan terjadi penumpukan asam laktat yang
menyebabkan rasa lelah (Almatsier 2002).
4). Kebutuhan Vitamin.
Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel yang
membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada kekurangan vitamin A,
pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk tulang tidak normal. Defisiensi vitamin A
menyebabkan berkurangnya nafsu makan. Hal ini mungkin karena perubahan pada
jonjot rasa pada lidah. Vitamin A juga berperan dalam pembentukan sel darah
merah, kemungkinan melalui interaksi dengan besi (Almatsier 2002). Status besi
saling berkaitan atau berhubungan dengan vitamin A. Defisiensi vitamin A dalam
menyebabkan anemia mikrositik (Groff dan Gropper 2000). Anemia mikrositik
adalah anemia yang disebabkan kekurangan besi (inti molekul Hb) yang merupakan
unsur utama dalam sel darah merah.Vitamin A dapat mempengaruhi penyimpanan
atau metabolisme besi atau dapat mempengaruhi diferensiasi sel darah merah (Groff
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
& Gropper 2000). Oleh karena itu, kecukupan vitamin A akan mempengaruhi
keseimbangan besi di dalam tubuh.
Tiamin dikenal juga sebagai vitamin B1. Tiamin tidak dapat disimpan banyak
oleh tubuh, tetapi dalam jumlah terbatas dapat disimpan dalam hati, ginjal, jantung,
otak, dan otot. Bila tiamin terlalu banyak dikonsumsi, kelebihannya akan dibuang
melalui air kemih. Tiamin berperan sebagai koenzim dalam reaksi-reaksi yang
menghasilkan energi dari karbohidrat dan memindahkan energi membentuk
senyawa kaya energi yang disebut ATP (Adenosin trifosfat) (Winarno 1997).
Menurut Moehji (2002), fungsi vitamin B1 yang terpenting antara lain: (1)
sebagai Co-enzym Thiamin pyropospat yang diperlukan pada pembentukan Acetyl
Coenzym dan dari asam piruvat dalam metabolisme karbohidrat, (2) memelihara
sifat permeabilitas dan dinding pembuluh darah sehingga mencegah terjadinya
penumpukan cairan dalam jarangan tubuh (odema) seperti pada penderita penyakit
beri-beri, (3) memelihara fungsi syaraf periferal sehingga mencegah terjadinya
neuritis, dan (4) memperbaiki kontraksi dinding lambung sehingga sekresi getah
cerna lebih baik dan memelihara nafsu makan. Kekurangan tiamin akan
menyebabkan polyneuritis yang disebabkan terganggunya transmisi syaraf atau
jaringan syaraf menderita kekurangan energi. Sumber tiamin yang baik sebenarnya
biji-bijian, seperti beras PK (pecah kulit) atau bekatulnya. Karena derajat
penyosohan yang tinggi, bagian penting tersebut biasanya juga dan kini dimulai
usaha fortifikasi biji-bijian dengan tiamin. Daging, unggas, ikan dan telur juga
merupakan sumber vitamin B1. Kadar tiamin pada sayuran dan buah-buahan kecil,
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
namun kebiasaan memakan lalap dalam jumlah besar banyak membantu
menyediakan tiamin bagi tubuh (Winarno 1997).
Vitamin C merupakan salah satu vitamin larut air. Vitamin C dapat terserap
sangat cepat dari alat pencernaan masuk ke dalam saluran darah dan diedarkan ke
seluruh jaringan tubuh. Pada umumnya tubuh menahan vitamin C sangat sedikit.
Kelebihan vitamin C dibuang melalui air kemih. Oleh karena itu,bila seseorang
mengkonsumsi vitamin C dalam jumlah besar, sebagian besar akan dibuang keluar,
terutama bila orang tersebut biasa mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi.
Sebaliknya, bila buruk keadaan gizi seseorang, maka sebagian besar dari jumlah itu
dapat ditahan oleh jaringan tubuh (Winarno 1997).
Vitamin C memiliki banyak fungsi di dalam tubuh, sebagai koenzim atau
kofaktor. Asam askorbat adalah bahan yang kuat kemampuan reduksinya dan
bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi-reaksi hidroksilasi. Kekurangan vitamin
C dapat menyebabkan luka sukar sembuh, terjadi anemia, kadang kadang jumlah sel
darah putih menurun, serta depresi dan timbul gangguan saraf. Vitamin C umumnya
hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama yang asam,
seperti jeruk, nanas, rambutan, pepaya, gandaria, dan tomat. Vitamin C juga banyak
terdapat di dalam sayuran daun daunan dan jenis kol (Almatsier 2002).
Keseimbangan energi tercapai bila energi yang masuk ke dalam tubuh melalui
makanan sama dengan energi yang dikeluarkan. Sumber energi berkonsentrasi tinggi yang
didapat melalui makanan yaitu makanan sumber lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-
kacangan dan biji-bijian. Setelah itu, bahan makanan sumber karbohidrat, seperti padi-
padian, umbi-umbian, dan gula murni (Almatsier, 2002).
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Kurang lebih dua pertiga energi yang dikeluarkan seseorang sehari digunakan untuk
kebutuhan aktivitas metabolisme basal tubuh. Angka metabolisme basal (AMB) atau Basal
Metabolic Rate (BMR) dinyatakan dalam kilokalori per kilogram berat badan perjam.
Pengukuran metabolisme basal dilakukan pada pagi hari terhadap subjek yang berada
dalam keadaan istirahat total baik fisik maupun emosional, tidak makan selama dua belas
jam terakhir serta berada pada suhu dan lingkungan nyaman (Almatsier,2002).
Dalam (Almatsier, 2002), ukuran dan komposisi tubuh serta umur dapat
menentukan kebutuhan energi basal. Hubungan diantara ketiganya sangat kompleks. Untuk
menghitung kebutuhan energi basal, (Harris dan Benedict, 1909) menggunakan berat
badan, tinggi badan dan umur dengan rumus sebagai berikut :
AMB laki-laki = 66,5 + 13,7 BB + 5,0 TB – 6,8 U
Keterangan :
AMB= Angka metabolisme basal
BB = Berat Badan dalam KG ;
TB = Tinggi Badan dalam cm ;
U = Umur.
Tabel 2.3 Rumus menaksir nilai BMR laki-laki dari berat badan
Kelompok Umur BMR (kkal/hari)
18-30 tahun
15,3 BB + 679
30-60 tahun 11,6 BB + 879
Sumber : Sunita Almatsier, 2002.
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Menurut (Barasi Mary, 2007) determinan utama BMR adalah sebagai Komponen
yang paling mudah berubah dari pengeluaran energi harian, tetapi faktor ini juga yang
paling dapat dikontrol oleh individu merupakan aktivitas fisik. Aktivitas fisik memerlukan
energi di luar kebutuhan untuk metabolisme basal. Aktivitas fisik adalah gerakan yang
dilakukan oleh otot tubuh dan system penunjangnya.
Tabel 2.4 Angka kecukupan energi untuk tiga tingkatan aktifitas fisik untuk laki-laki
Kelompok Aktivitas Jenis Kegiatan Faktor Aktivitas
Ringan 75% waktu digunakan untuk
duduk atau berdiri. 25% waktu
untuk berdiri atau bergerak.
1,56
Sedang 40% waktu digunakan untuk
duduk atau berdiri. 60% waktu
digunakan untuk aktivitas
pekerjaan tertentu.
1,76
Berat 25% waktu digunakan untuk
duduk atau berdiri. 75% waktu
digunakan untuk aktivitas
pekerjaan tertentu.
2,1
Sumber : Sunita Almatsier, 2002.
Sesuai prinsip dasar ”gizi seimbang” yang mengandung cukup karbohidrat, lemak, protein,
mineral, air, dan serat. Menurut Joko Pekik Irianto (2007: 50) kebutuhan energi yang
diperlukan setiap orang berbeda-beda, bergantung kepada berbagai faktor, antara lain:
umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan serta berat ringannya aktivitas sehari-hari.
Untuk menunjang prestasinya olahragawan memerlukan nutrisi/ zat gizi yang cukup baik
kualitas maupun kuantitas. Pada dasarnya nutrisi dikelompokkan menjadi 2 golongan
yakni: Makro Nutrisi, yaitu zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah banyak (makro
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
nutrisi) meliputi ; karbohidrat, lemak yang berperan sebagai pemberi energi dan protein
berfungsi memelihara pertumbuhan dan memperbaiki jaringan tubuh, seperti kulit, otot dan
rambut. Pengelompokkan zat gizi yang Kedua adalah mikro nutrisi yaitu zat gizi yang
diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit (mikro nutrisi) meliputi: vitamin dan mineral yang
berperan memperlancar berbagai proses di dalam tubuh. Kecukupan energi prajurit menurut
Pedoman Pengelolaan Gizi Prajurit TNI AD tahun 2003 yaitu berkisar antara 3600 kkal
sampai 4000 kkal.
3. Sistem Energi Latihan
Agar program latihan mempunyai pengaruh yang bermanfaat, maka program itu
harus disusun untuk mengembangkan kemampuan fisiologis tertentu yang diperlukan untuk
kinerja ketrampilan olahraga. Salah satu kemampuan fisiologis yang perlu dikembangkan
adalah penyediaan energi untuk aktivitas otot. Berdasarkan waktu penampilan atau
pelaksanaan dapat dibedakan dalam 4 (empat) bidang rangkaian kesatuan energi.
Tabel 2.5. Empat Bidang Rangkaian Kesatuan Energi
Bidang Waktu penampilan Energi yang terlibat Contoh jenis aktivitas
1 Kurang dari 30 detik ATP – PC Lari 100 meter.
2 30 detik -1.5 menit ATP –PC dan lactid
Acid
Lari cepat 200-400 meter,
renang 100 meter
3 1.5 -3 menit Lactid Acid dan
Oksigen
Lari 800 meter, nomer- nomer
senam,
4 Lebih dari 3 menit Oksigen Lari marathon/ hanmars,limed
Sumber: Fox, (1983: 35)
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Di dalam latihan fisik, aktivitas yang terjadi adalah proses menggerakkan/
mengkontraksikan bagian otot-otot tertentu pada tubuh. Misalnya gerakan biceps curl,
latihan ini hanya bertujuan untuk melatih otot bisep saja tetapi tidak menutup kemungkinan
otot lain juga dapat bergerak sebagai penggerak pasif. Kontraksi otot ini membutuhkan
energi yang didapat dari perubahan makanan yang berada pada sel otot melalui energi
tinggi yang bisa disebut dengan adenosine triphosphate atau yang disingkat dengan ATP
yang tersimpan di dalam sel otot. Penyediaan ATP didapatkan dengan 3 cara yaitu: 1)
sistem ATP-PC, 2) sistem lactic acid dan 3) sistem oksigen (O2). (Bompa, 1993: 26).
Sistem ATP-PC dan lactic acid disebut sebagai sistem anaerobik, karena dalam proses
penyediaan ATP tanpa menggunakan O2, sedangkan sistem yang ke tiga disebut sebagai
sistem aerobik dikarenakan proses pemecahan ATP nya dengan menggunakan O2.
a. Sistem Aerobik
Sistem aerobik memerlukan waktu 60-80 detik dalam memproduksi energi untuk
meresintesis ATP. Proses ini terjadi dimana asam piruvat memasuki asam sitrat yang
mengandung cukup oksigen dan mengalami metabolisme melalui siklus ini dan dinamakan
jalur enzim pernafasan menjadi CO2 dan H2O. Karakteristik pada sistem aerobik adalah: (1)
Menggunakan glikogen, lemak dan protein sebagai bahan bakar, (2) Membutuhkan
oksigen, (3) Terjadi di mitokondria, (4) Sistem ini digunakan setelah beberapa menit
latihan, antara 2 menit dan 2-3 jam. Berikut adalah tabel yang menunjukkan perbedaan
waktu kerja antara sistem aerobik dan anaerobik:
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 2.6. Karakteristik Umum Sistem Energi.
ATP- PC System Lactic Acid System Oxygen System
Anaerobic
Sangat cepat
Bahan bakar kimia: PC
Produksi ATP sangat
terbatas
Penyimpanan di dalam
terbatas
Menggunakan aktifitas lari
cepat atau berbagai power
tinggi ,lama aktifitas pendek
Anaerobic
Cepat
Bahan bakar makanan:
Glycogen
Produksi ATP Terbatas
Efek samping asam laktat
yang menyebabkan otot
lelah
Menggunakan aktifitas
dengan durasi antara 1-3
menit
Aerobic
Lambat
Bahan bakar makanan:
glycogen,lemak,dan
protein
Produksi ATP tidak
terbatas
Efek samping tidak
menyebabkan otot lelah
Menggunakan daya tahan
atau aktifitas dengan durasi
panjang
Sumber : Fox ( 1993:22)
Latihan akan mendapat hasil yang efektif dan waktu yang efisien jika komponen-
komponen latihan tersebut diperhatikan dengan baik dan benar:
b. Sistem Anaerobik
Pada sistem anaerobik, terdapat dua macam proses pemecahan ATP. Yang
pertama adalah sistem ATP-PC (anaerobic alactacid atau phosphagen system). Karena
hanya sedikit jumlah ATP yang disimpan di dalam sel, maka pengurangan energi terjadi
sangat cepat ketika pada awal aktivitas fisik yang berat dilakukan. Energi yang dapat
disediakan kira-kira hanya sekitar 8-10 detik saja. Sistem energi ini biasanya digunakan
pada gerakan yang memerlukan gerakan cepat dan eksplosif power seperti pull up, push up,
sit up, dan shuttle run pada tes kesegaran jasmani. Pada latihan kekuatan yang waktu
kerjanya pendek seperti pada latihan kekuatan maksimum dan power, juga menggunakan
system energi ini. Setelah otot melakukan aktivitas yang menggunakan system energi ini,
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
maka akan mengalami pemulihan energi kembali yang disebut dengan Restoration of
Phosphagen. Proses ini terjadi sangat cepat Fox et al dalam Bompa (1993: 27) menyatakan
pemulihan kembali phosphagen pada 30 detik pertama mencapai 70 % dan pada 3-5 menit
akan mengalami pemulihan yang sempurna. Yang kedua adalah lactic acid system
(glikolisis anaerobik).
Pada even olahraga yang sedikit memerlukan waktu yang agak lama (40 detik),
energi yang digunakan masih ATP-PC dan setelah 10-20 detik dilanjutkan lactic acid
system (asam laktad). Proses ini masih terjadi di dalam sel otot, karena tidak menggunakan
O2 selama pemecahan glikogen maka sebahai hasil yang ditampilkan adalah Lactic Acid
(LA). Jika aktivitas dengan intensitas tinggi dilanjutkan untuk waktu yang lama, jumlah LA
di dalam otot menjadi bertambah banyak dan akan menyebabkan kelelahan. Di dalam
latihan beban sistem LA ini juga digunakan, yaitu ketika akan mengembangkan M-E of
short duration. Seperti pada system ATP-PC yang mengalami restorasi pospagen, maka
pada sistem glikolisis anaerobik ini juga mengalami restorasi glikogen. Restorasi glikogen
yang sempurna agak memerlukan waktu yang cukup panjang bahkan sampai berhari-hari.
Sebagai contoh latihan beban yang menggunakan perbandingan kerja adalah 40 detik dan
istirahat adalah 3 menit, pada 2 jam pertama restorasi hanya mencapai 40%, setelah 5 jam
naik menjadi 55% dan pada 24 jam akan mengalami restorasi yang sempurna. Selama
melakukan latihan, jumlah LA dalam darah akan semakin bertambah yang akan
mengakibatkan kelelahan. Sebelum dikembalikan menjadi seimbang setelah tahap istirahat,
LA telah dikeluarkan dari sistem ini. Fox et al dalam Bompa (1993: 27) menjelaskan bahwa
pada 10 menit terjadi pengeluaran mencapai 25%, 25 menit mengalami pengeluaran 50%
dan pada watu 1 jam 15 menit akan mengalami pengeluaran 95%.
4. Tinjauan Aspek Belajar Gerak
Teori tentang belajar gerak akan sangat dibutuhkan dalam meningkatkan
kemampuan fisik. “Konsep belajar gerak adalah bagaimana individu belajar tentang
ketrampilan gerak dan factor-faktor yang mempengaruhi penampilan fisik, yang dapat
memberikan informasi penting terhadap guru pendidikan jasmani, pelatih, dan perancang
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
kurikulum, (Drowatzky 1981:1).” Seperti yang telah disebutkan bahwa diharapkan kepada
para pelaku olahraga/pelatih hendaknya memahami tentang konsep belajar gerak ini. Dalam
pelaksanaan latihan seorang pelatih harus menyesuaikan dengan subyek yang dilatih, juga
harus menyesuaikan dengan apa yang di ajar pada saat menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran. Oleh karena itu sangat penting menjadikan teori belajar gerak sebagai
landasan utama dalam penerapan kegiatan yang berhubungan dengan aktifitas fisik.
“Belajar gerak merupakan proses adaptasi dalam bentuk gerak dan respon muscular yang
dikembangkan, (Drowatzky 1981:16).” Jadi dapat disimpulkan bahwa adaptasi bentuk
gerak dan respon muscular terhadap karakteristik olahraga olahraga.
Gambar 2. 2 Muscle Grup (Thomas R.Baechile 1996:8)
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
B. Kerangka Berfikir
1. Penelitian Pengembangan
Penelitian dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu penelitian dasar, terapan,
evaluasi, pengembangan dan mendesak. Penelitian pengembangan bukan penelitian yang
digunakan untuk menguji teori, tapi apa yang dihasilkan diuji di lapangan kemudian
direvisi sampai hasilnya memuaskan. Degeng (2002:1) Penelitian pengembangan yaitu
“penelitian ilmiah yang menelaah suatu teori, model, konsep, atau prinsip, dan
menggunakan hasil telaah untuk mengembangkan suatu produk”.
Menurut (Sukmadiyanto, 2005:164). “ Penelitian dan pengembangan adalah suatu
proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan”Bisa
dinyatakan bahwa teori-teori, model, serta konsep ilmiah yang telah ditemukan atau
dikemukakan sebelumnya dapat dikaji kembali untuk kemudian dilakukan suatu
pengembangan yang menghasilkan sesuatu yang baru dari hal tersebut sehingga akan
menjadi sempurna baik substansi maupun tujuan yang dihadirkan.
Sedangkan menurut Ardhana (2002:7), “Pengembangan adalah pemakaian secara
sistematik pengetahuan ilmiah yang diarahkan pada produksi bahan, sistem, atau metode
termasuk perancangan prototipe-prototipe”. Adapun menurut Asim (2002:1), “Penelitian
pengembangan (research and Development) dalam pembelajaran adalah suatu proses yang
digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam
proses pembelajaran”. penelitian pengembangan akan mengacu pada pembuatan suatu
produk baru yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dengan
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
cara yang berbeda dari sebelumnya. Penelitian pengembangan bisa dilakukan diberbagai
bidang yang tentunya tidak hanya pada bidang-bidang umum saja.
Dengan demikian, penelitian pengembangan merupakan penelitian yang menelaah
suatu teori, konsep atau model untuk membuat suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang sudah ada. Kegiatan penelitian ini dimulai dari adanya suatu kebutuhan yang
kemudian dipecahkan dengan pembuatan produk akhir penelitian. Penelitian-penelitian di
bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi
ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena
fundamental, serta praktik-praktik pendidikan. Penelitian dan pengembangan dilakukan
dengan kaidah ilmiah, setiap tahap penelitian harus dilakukan secara cermat, dengan
demikian diharapkan dapat menghasilkan suatu produk yang baik dan benar-benar
dibutuhkan dalam bidang olahraga. Pada penelitian pengembangan ini, akan
mengembangkan sebuah produk berupa model latihan fisik untuk prajurit siswa skadik 404.
2. Model
Menurut Bompa (dalam Budiwanto 2004:27) model adalah suatu tiruan, suatu
tiruan dari yang aslinya, mengatur bagian khusus suatu fenomena yang diamati atau
diselidiki. Tujuan suatu model adalah untuk memperoleh suatu yang ideal, dan meskipun
keadaan abstrak ideal diatas adalah kenyataan yang kongkrit, itu juga menggambarkan
sesuatu yang diusahakan untuk dicapai, suatu peristiwa yang akan dapat diperoleh.
Suatu model mempunyai kekhususan untuk setiap perorangan atau tim. Suatu model
latihan akan memperhatikan beberapa faktor lain, potensi dan fisiologis atlet, fasilitas, dan
lingkungan sosial. Dari pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa model adalah
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
suatu bentuk tiruan dari aslinya dengan tujuan memperoleh sesuatu yang ideal dengan
memperhatikan faktor potensi fisiologis, fasilitas, dan lingkungan sosial.
Dalam penelitian ini akan membuat tentang model latihan fisik, dimana model
latihan tersebut akan memuat tentang fenomena yang akan diselidiki. Diharapkan dari
model latihan fisik tersebut akan memperoleh bentuk latihan yang ideal untuk peningkatan
kesegaran jasmani.
C. Penelitian yang Relevan
Secara umum penelitian yang dilakukan terkait dengan pembuatan program latihan
fisik di lingkungan Militer belum banyak dilakukan. Terutama penelitian dalam hal
meningkatkan kesegaran jasmani bagi prajurit siswa.
D. Spesifikasi Produk
Dalam kegiatan pengembangan ini, peneliti akan mengembangkan model latihan
fisik untuk meningkatkan hasil kesemaptaan/kesegaran jasmani bagi prajurit siswa Skadron
Pendidikan 404 Lanud Adi Soemarmo Surakarta. Dalam penelitian ini akan menjelaskan
tentang macam-macam variasi latihan. Produk yang dihasilkan berisi tentang model-model
latihan fisik yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan kesegaran jasmani dalam
pembentukan prajurit.
Tabel 2.7. Ruang Lingkup Pengembangan Produk
Konsep Variabel Sub variable Indikator
Latihan
Pembentuk
an Fisik
1. Latihan Aerobic
Sistem aerob (O2)
a.Latihan daya tahan
(endurance)
b.Latihan kekuatan (strength)
c.Latihan Fleksibilitas
d.Kecepatan (speed)
e.Kelincahan (agility)
f.Daya ledak (Power)
a.Latihan pendahuluan
(1). Peregangan tubuh
bagian atas
(2). Peregangan tubuh
bagian bawah
(3). Kelentukan
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Konsep Variabel Sub variable Indikator
2. Latihan
Anaeorobic
Penekanan pada
sistem energi ATP-
PC
a.Latihan daya tahan
(endurance)
b.Latihan kekuatan (strength)
c.Latihan Fleksibilitas
d.Kecepatan (speed)
e.Kelincahan (agility)
f.Daya ledak (Power)
g.Latihan kelenturan
h.Latihan keseimbangan
b. Latihan inti
Movement drill
(1). Kontinu
(2). Fartlek
(3). Interval
c. Latihan Pendinginan
Recovery
a. Latihan pendahuluan
(1). Peregangan tubuh
bagian atas
(2). Peregangan tubuh
bagian bawah
(3). Kelentukan
b.Latihan inti
(1). Conditioning Drill I
a) Power jump
b) V-up
c) Mountain climber
d) Leg- tuck and twist
e) Single-leg push up
f) Wide grip push up
g) Dinebomber pushups
h) Sit ups.
i) Atomic situps
j) Lunge
(2).Conditioning Drill II
a) Turn and lunge.
b) Supme bicycle.
c) Half jack.
d) Swimmer.
e) Regular push up
f) Tricep push up
g) Cros arm sit up
h) Cruncher sit up
i) squats
j) 8 count push up.
(3).Conditioning Drill III
a) Y-squat.
b) Single to-leg dead
lift.
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Konsep Variabel Sub variable Indikator
c) Sid to knee lifts.
d) Front kick alternate
toe touch
e) Tuck jump.
f) Straddle run forward
and backward.
g) Half squat lateral.
h) Frog jumps for ward
and bacward.
i) Alternate ¼ turn
jump.
j) Alternate straggered
squat jump.
c. Latihan Pendinginan
Recovery
E. Hipotesis.
Hipotesis merupakan dugaan sementara terkait dengan hasil penelitian yang akan
dilakukan dan berdasarkan kajian teori, kerangka pemikiran, pelaksanaan uji coba produk,
dan eksperimen produk maka hipotesis dalam penelitian pengembangan ini adalah:
“Produk pengembangan model latihan fisik untuk prajurit siswa yang disusun
berdasarkan kajian teori, kaidah penyusunan produk pengembangan, uji ahli dan uji coba
kelompok dapat meningkatkkan nilai kesegaran jasmani prajurit siswa Skadron Pendidikan
404 Lanud Adi Soemarmo Surakarta dengan efektif dan efisien”.
Unrestrict PDF - Trial Edition
Website : http://www.unrestrictpdf.com