unlocked bab ii

40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tentara Nasional Indonesia. Tentara Nasional Indonesia mempunyai peran sebagai alat negara dibidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara. Dalam Saku Doktrin TNI (2010:14), Tugas pokok Tentara Nasional Indonesia adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Berikut adalah tugas pelaksanaan tugas pokok Tentara Nasional Indonesia: 1). Operasi Militer Perang meliputi: (a) Kampanye Militer, (b) Operasi Gabungan, (c) Operasi Darat, (d) Operasi Laut, (e) Operasi Udara, (f) Operasi Bantuan. 2). Operasi Militer Selain Perang meliputi: (a) Operasi dalam rangka mengatasi gerakan separatis bersenjata, (b) Operasi dalam rangka mengatasi pemberontakan bersenjata, (c) Operasi dalam rangka mengatasi aksi terorisme, (d) Operasi dalam rangka mengamankan wilayah perbatasan, (e) Operasi dalam rangka mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis, (f) Operasi dalam rangka melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri, (g) Operasi dalam rangka mengamankan Presiden dan Wakil Presiden RI beserta keluarganya, (h) Operasi dalam rangka memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan Unrestrict PDF - Trial Edition Website : http://www.unrestrictpdf.com

Upload: rahmat-saputro

Post on 15-Jul-2016

232 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

uuuu

TRANSCRIPT

Page 1: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Tentara Nasional Indonesia.

Tentara Nasional Indonesia mempunyai peran sebagai alat negara dibidang

pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik

negara. Dalam Saku Doktrin TNI (2010:14), Tugas pokok Tentara Nasional Indonesia

adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI Tahun 1945,

serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan

gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Berikut adalah tugas pelaksanaan tugas

pokok Tentara Nasional Indonesia:

1). Operasi Militer Perang meliputi: (a) Kampanye Militer, (b) Operasi Gabungan,

(c) Operasi Darat, (d) Operasi Laut, (e) Operasi Udara, (f) Operasi Bantuan.

2). Operasi Militer Selain Perang meliputi: (a) Operasi dalam rangka mengatasi

gerakan separatis bersenjata, (b) Operasi dalam rangka mengatasi pemberontakan

bersenjata, (c) Operasi dalam rangka mengatasi aksi terorisme, (d) Operasi dalam

rangka mengamankan wilayah perbatasan, (e) Operasi dalam rangka mengamankan

objek vital nasional yang bersifat strategis, (f) Operasi dalam rangka melaksanakan

tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri, (g) Operasi

dalam rangka mengamankan Presiden dan Wakil Presiden RI beserta keluarganya, (h)

Operasi dalam rangka memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 2: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

pendukungnya secara dini dalam rangka sistem pertahanan rakyat semesta, (i)

Operasi dalam rangka membantu tugas pemerintah daerah, (j) Operasi membantu

Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban

masyarakat yang diatur dalam undang-undang, (k) Operasi dalam rangka

mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan pemerintah asing

yang sedang berada di Indonesia, (l) Operasi dalam rangka membantu menaggulangi

akibat bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan kemanusiaan, (m) Operasi

dalam rangka membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan ( search and

rescue). (n) Operasi dalam rangka membantu pemerintah dalam pengamanan

pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perampokan dan penyelundupan.

a. Tugas Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara

Di dalam pasal 10 Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara

Nasional Indonesia. Tugas TNI Angkatan Udara adalah: (1) Melaksanakan tugas TNI matra

udara di bidang pertahanan, (2) Menegakkan hukum dan menjaga keamanan wilayah udara

yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang

telah diratifikasi, (3) Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan

kekuatan matra udara, (4) Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara.

Wilayah Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang sangat luas

harus diimbangi dengan kekuatan dan kemampuan TNI termasuk TNI Angkatan Udara

yang secara kuantitas dan kualitas memenuhi kebutuhan operasional dan modern, sehingga

mampu berperan sebagai alat pertahanan negara di udara yang andal. Dalam melaksanakan

tugasnya TNI Angkatan Udara berjuang untuk menegakkan dan mempertahankan NKRI.

Secara moral berjuang yang memiliki makna tidak mengenal menyerah terhadap setiap

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 3: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

tantangan tugas yang dilaksanakan. Sebagai tentara pejuang senantiasa rela berkorban

mengabdi tanpa pamrih demi mencapai kepentingan dan tujuan nasional. TNI Angkatan

Udara tumbuh dan berkembang sebagi tentara kebangsaan Indonesia yang dituntut harus

mampu berperan sebagai alat pertahanan negara matra udara. Status tentara kebangsaan

yang melekat dipundaknya telah mewajibkan TNI Angkatan Udara bertugas dan mengabdi

demi kepentingan negara di atas kepentingan daerah, suku, ras, dan golongan serta agama.

TNI Angkatan Udara harus memberikan kesetiannya hanya kepada NKRI yang berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945, serta bersungguh-sungguh akan membangun dan

mengembangkan kekuatan udara nasional sehingga setara dengan kekuatan udara negara

lainnya di kawasan.

Sebagai Tentara Profesional TNI Angkatan Udara merupakan tentara yang mampu

mahir menggunakan peralatan militer, mahir bergerak dan mampu melaksanakan tugas

secara terukur serta memenuhi nilai-nilai akuntabilitas. Untuk mencapi tingkat profesional

maka prajurit TNI Angkatan Udara harus dididik dan dilatih dalam menggunakan senjata

dan peralatan militer dengan baik, dilatih manuver taktik secara baik, dipersenjatai dan

dilengkapi dengan baik serta kesejahteraan prajuritnya dijamin oleh negara, sehingga

diharapkan mahir bertempur untuk mempertahankan negara dan bangsa.

Pembinaan kekuatan dan kemampuan TNl Angkatan Udara yang maksimal akan

melahirkan kekuatan dan kemampuan dalam mengatasi setiap ancaman yang dapat

mengganggu kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Pembinaan

terhadap personel secara individu dengan tujuan untuk menyiapkan personel yang sanggup

dan mampu secara optimal mengemban setiap tugas yang dihadapi, penyelenggaraannya

dimulai sejak diterima sebagai prajurit sampai dengan berakhimya masa dinas. Pembinaan

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 4: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

jasmani merupakan upaya mendasar yang sejajar dengan pembinaan kejiwaan dan

pengetahuan, untuk membentuk prajurit agar memiliki kualitas dan kesamaptaan jasmani

serta kesehatan yang setiap saat siap melaksanakan tugas.

b. Standar Kesegaran Jasmani TNI Angkatan Udara

Kesegaran jasmani dalam kehidupan manusia merupakan hal yang sangat penting baik

itu untuk masyarakat, pelajar, mahasiswa, pegawai negri sipil, pegawai swasta, Polri

terlebih Prajurit TNI Angkatan Udara yang mempunyai tugas sebagai pengamanan

pertahanan negara. Dengan tingkat kesegaran jasmani yang baik maka seseorang dapat

melakukan aktifitas kerja yang baik, teratur, terarah dan mencapai hasil yang seoptimal

mungkin. Kesegaran jasmani menurut Muhamad Sajoto ( 1988:57) “ Kesegaran jasmani

menunjukkan tingkat kondisi fisik dalam mengatasi dan menyelesaikan tugas-tugas dengan

baik tanpa mengalami kelelahan yang berarti”. Unsur-unsur kondisi fisik menunjukkan

tingkat kemampuan fisik yang memberikan kemampuan kepada seseorang dalam

menyelesaikan tugas-tugas fisik.

Iskandar Z. Adi Sapoetra ( 1999:4)” Kesegaran jasmani adalah untuk melakukan

kegiatan sehari-hari dengan penuh vitalitas dan kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan

yang berarti dan masih cukup energi untuk bersantai pada waktu luang dan menghadapi

hal-hal yang bersifat darurat”

Status keadaan kemampuan fisik menurut John Bloomfield et al.(1994:51).” Meliputi

komposisi tubuh, proposionalitas tubuh kekuatan otot, power, fleksibilitas, poster tubuh,

kecepatan dan unsur kelincahan”. Kesegaran jasmani seseorang merupakan bagian dari

total fitnes yang dimilikinya, karena pada dasarnya manusia memiliki total fitnes yang

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 5: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

harus dipelihara dan ditingkatkan untuk dapat melaksanakan tugasnya tanpa hambatan yang

berlebihan.

Giriwoyo (2007:44) “Kesegaran jasmani adalah kecocokan keadaan fisik terhadap tugas

yang harus dilaksanakan oleh fisik itu atau dengan kata lain untuk dapat melaksanakan

tugas fisik tertentu sesuai dengan sifat tugas fisik itu sendiri”. Apabila keadaan

kemampuan jasmani yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas

jasmani tertentu dan terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara efisien

tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama

pada esok harinya.

Menurut Dangsina Moeloek dan Aryatmo Tjokronegoro (1984:125) unsur kondisi fisik

dalam mendukung tingkat kesegaran jasmani ada sembilan unsur yaitu;

1) Tenaga ledak otot ( Muscle explosive power) adalah kemampuan otot atau sekelompok

otot untuk mengerahkan kekuatan secara maksimal dalam waktu yang sangat cepat

yang dipengaruhi kekuatan dan kecepatan kontraksi otot. Seorang dapat dikatakan

mempunyai daya yang besar apabila: (a) mempunyai kekuatan otot yang besar, (b)

mempunyai kemampuan untuk memadukan kekuatan dan kecepatan, (c) Mempunyai

kecepatan yang tinggi.

2) Kekuatan otot ( Muscle Strenght) adalah kekuatan otot yang menggambarkan kontraksi

maksimal yang dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot.

3) Kecepatan (Speed) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan-gerakan

yang sama dalam waktu cepat dan singkat.

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 6: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

4) Daya Tahan (Endurance) adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk

bekerja secara berulangulang dalam waktu yang relatif lama dengan intensitas sedang

dan tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan dalam suasana aerobic.

5) Ketangkasan (Agility) adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi atau arah

gerakan tubuh dengan baik dan cepat tanpa gangguan keseimbangan.

6) Kelenturan (Flexibility) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan dalam

ruang gerak sendi yang seluas-luasnya atau mempunyai otot-otot yang elastic oleh suatu

persendian.

7) Keseimbangan (Balance) adalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan sistem

neuromuscular kita dalam kondisi statis atau mengontrol sistem neouromusculer dalam

suatu posisi atau sikap yang tepat pada saat melakukan gerakan.

8) Koordinasi (Coordination) adalah kemampuan untuk memadukan berbagai macam

gerakan ke dalam satu atau lebih pola gerak khusus dan melakukan gerakan yang

komplek secara efisien dan efektif.

9) Kecepatan Reaksi (Reaction Time) adalah waktu tersingkat yang dibutuhkan untuk

memberi jawaban kinetis setelah menerima suatu rangsangan. Terbentuknya kesegaran

jasmani dapat diperoleh dengan cara melakukan pemeliharaan dan pembinaan secara

terus menerus, karena kesegaran jasmani seseorang akan mudah hilang jika tidak

dilakukan pemeliharaan dan pembinaaan terus menerus, namun juga tidak serta merta

akan langsung meningkat atau tetap dengan satu kali pembinaan saja, melainkan harus

mengalami proses untuk dapat meningkatkan kesegaran jasmani tersebut, karena

kesegaran jasmani memiliki banyak komponen yang harus dilatih.

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 7: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Kesegaran jasmani yang tinggi memiliki arti yang sangat strategis bagi prajurit

siswa, karena dengan derajat kesegaran jasmani yang baik merupakan modal utama

untuk menjadi prajurit. Kondisi fisik merupakan sarana utama untuk melakukan

gerakan. Kemampuan fisik sendiri ada bermacam macam yang diperlukan untuk

mendukung gerakan. Macam-macam gerakan tersebut adalah kecepatan reaksi,

kekuatan, ketahanan, kecepatan, fleksibilitas, dan ketajaman indra. Setiawan (1991:112)

“Unsur kesegaran jasmani meliputi daya tahan jantung, paru, peredaran darah,

fleksibilitas persendian, daya tahan kekuatan otot, kecepatan agilitas dan power”. Di

dalam pendidikan militer TNI Angkatan Udara, penilaian hasil evaluasi belajar

ditentukan dengan 3 aspek antara lain: (1) nilai akademik, (2) nilai kepribadian dan (3)

nilai kesemaptaan.

Dalam nilai kesemaptaan Tes kesegaran jasmani merupakan hal yang utama dalam

menentukan kelulusan prajurit tersebut. Tes kesegaran jasmani di militer dibagi menjadi

2 jenis tes yaitu tes aerobik dan anaerobik. Dimana tes aerobik melaksanakan lari

dengan batasan waktu 12 menit, dan tes anaerobik melaksanakan tes pull ups, sit ups,

push ups per aitem yang dilaksanakan dengan waktu maksimum 1 menit tanpa henti,

namun untuk aitem shetle run atau lari membentuk angka delapan dengan jarak 10 m

dengan 3 putaran dihitung waktu yang ditempuh.

Adapun batasan standar ketentuan lulus tes kesegaran jasmani prajurit siswa

tersebut untuk TNI Angkatan Udara berdasarkan Skep Komandan Kodik AU Nomer

Kep / 57 / III / 2010 Tanggal 22 Maret 2010 adalah sebagai berikut:

1) Nilai tes Aerobik kesegaran jasmani A ( lari 12 menit ) minimal 41 atau 2097 m

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 8: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2) Nilai tes Anaerobik kesegaran jasmani B ( pull up, sit up, push up dan shutle run)

minimal 41 tiap item, dengan perincian sebagai berikut:

(a) Nilai pull up minimal 41 ( 4 kali gerakan benar )

(b) Nilai sit up minimal 41 ( 21 kali gerakan benar )

(c) Nilai push up minimal 41 ( 18 kali gerakan benar )

(d) Nilai shutle run minimal 41 ( 21,4' )

3) Nilai tes kesegaran jasmani A + B minimal 51.

2. Kesegaran Jasmani.

a. Hakekat Kesegaran Jasmani

Pada dasarnya hakekat kesegaran jasmani itu merupakan hasil dari sebuah proses

kerja atau berlatih yang dilaksanakan dengan cara sistematis dan kontinyu, dilakukan

dalam waktu yang lama dan secara berulang-ulang dengan berbeban latihan yang semakin

meningkat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kondisi kesegaran jasmani yang

baik merupakan faktor yang mendasar untuk mengembangkan faktor yang lainnya,

sehingga akan mendukung pencapaian prestasi yang optimal.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi

1) Faktor Latihan Fisik

Menurut Bompa (1990:3) bahwa,” Latihan merupakan aktivitas olahraga yang

sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang

mengarah pada ciri ciri fungsi fisiologi dan psikologi manusia untuk mencapai sasaran yang

telah ditentukan. Hal senada dikemukakan Pate, R.R. Bruce M. Robert Rotella (1993:317)

bahwa,” Latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis dalam latihan

yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan

latihan”.

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 9: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

a) Tujuan Latihan

Agar dapat mencapai hasil yang optimal maka latihan harus disusun dan

direncanakan dengan baik. Diantaranya dengan membuat dan menyusun program

latihan dengan tujuan, latihan dapat dikontrol dan dievaluasi bila terdapat kekurangan.

Proses perencanaan dalam latihan harus menunjukkan organisasi, metodologi dan

prosedur khusus yang baik yang akan mengarahkan tercapainya peningkatnya

kemampuan ketrampilan prajurit siswa secara maksimal.

Menurut Yusuf Adisasmita, Aip Syarifuddin (1996:126) bahwa,” Tujuan utama

latihan adalah untuk membantu atlit meningkatkan ketrampilan dan prestasi

olahraganya semaksimal mungkin”. Ada empat aspek yang harus diperhatikan dalam

latihan yaitu,”(1) Latihan Fisik, (2) Latihan Teknik, (3) Latihan Taktik dan, (4) Latihan

mental (Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin ,1996:12-127) dari keempat aspek

tersebut harus dilatih dan dikembangkan secara serempak agar tujuan latihan dapat

tercapai. Namun dari empat aspek tersebut dapat dilatih dan di tingkatkan salah satu

aspek saja menurut kebutuhan, jika ingin meningkatkan kemampuan fisik, maka

latihan fisik menjadi prioritas dari latihan. Untuk mencapai kemampuan fisik yang

maksimal, maka harus perlu diterapkan metode latihan yang tepat.

b). Prinsip-prinsip latihan.

Dalam suatu latihan kita perlu memperhatikan prinsip-prinsip latihan yang ada

agar tercapai tujuan yang diinginkan dan tidak membahayakan bagi kebugaran dan

kesehatan serta keselamatan tubuh. Latihan yang baik dan berhasil dilakukan secara

teratur, seksama, sistematis serta berkesinambungan atau kontinyu, dilakukan dengan

pembebanan latihan yang selalu meningkat secara bertahap.

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 10: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Latihan pada prinsipnya merupakan suatu proses yang sitematis yang harus

menganut prisip-prinsip latihan tertentu, sehingga organisasi dan mekanisme neuro

physiologis atlit akan bertambah baik. Prinsip latihan pada dasarnya merupakan garis

pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam latihan yang terorganisir dengan baik

(Nossek, 1982:14) . Dengan latihan secara sistematis, maka mekanisme neuro

pshysiologis akan bertambah baik. Gerakan yang semula dirasakan sukar, lambat laun

akan menjadi gerakan otomatis dan reflektif yang semakin berkurang membutuhkan

konsentrasi pusat-pusat syaraf.

Adapun contoh prinsip-prinsip latihan yang diungkapkan oleh (Fox, Bowers, dan

Foss, 1987:287) Program latihan yang baik harus dapat memberikan teknik-teknik

latihan secara fisiologis dapat meningkatkan kualitas fisik orang yang melakukan.

Program latihan harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip latihan yang tepat.

Pengembangan kondisi fisik dari hasil latihan tergantung pada tipe dan berbeban

latihan yang diberikan serta tergantung dari kekhususan latihan. Tujuan yang sangat

penting dari latihan yaitu untuk meningkatkan tingkat ketrampilan dan prestasi.

Prinsip-prinsip pedoman dalam pelaksanaan suatu latihan adalah sabagai berikut:“(a)

Prinsip latihan beraturan, (b) Prinsip kekhususan, (c) Prinsip perorangan, (d) Prinsip

beban bertambah secara progresif, (e) Prinsip beban berlebih, (f) Prinsip beban

beragam, (g) Prinsip pulih asal”.

Dengan adanya program latihan dengan memperhatikan prinsip-prinsip latihan

tersebut diatas maka, Latihan fisik prajurit merupakan suatu latihan dalam upaya

untuk meningkatkan fungsi sistem organ tubuh agar mampu memenuhi kebutuhan

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 11: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

tubuh secara optimal ketika melaksanakan tugas. Agar latihan fisik mencapai hasil

yang maksimal, harus memiliki prinsip-prinsip latihan tersebut.

(a). Prinsip latihan beraturan (the principle of arrange ment of exercise)

Latihan akan bermanfaat dan mencapai tujuan apabila dilakukan secara teratur,

untuk memberi adaptasi pada tubuh. Dalam setiap melaksanakan latihan, ada tiga

tahap yang harus dilakukan yaitu: pemanasan, latihan inti, dan pendinginan. Latihan

hendaknya dimulai dari kelompok otot besar kemudian dilanjutkan pada kelompok

otot kecil. ( Fox, 1987 : 307 ).

(b). Prinsip kekhususan (the principle of speciafity)

Kekhususan dalam hal ini adalah spesifik terhadap system energi utama, spesifik

terhadap kelompok otot yang dilatih, pola gerakan, sudut sendi dan jenis kontraksi

otot pada saat latihan pembentukan prajurit. Menurut Sajoto M (1994: 30)

menyatakan bahwa latihan hendaknya khusus sesuai dengan sasaran yang

diinginkan. Bila ingin meningkatkan kekuatan, maka program latihan harus

memenuhi syarat untuk itu. Sedangkan bila akan meningkatkan daya tahan, program

latihan juga harus sesuai untuk meningkatkan daya tahan. Latihan untuk cabang

olahraga mengarah pada perubahan morphologis dan fungsi yang berkaitan dengan

kekhususan cabang olahraga tersebut (Bompa, 1999:8). Kekhususan tersebut

meliputi: kelompok otot yang dilatih dan terdapat pola gerakan yang diharapkan.

Nossek (1982) latihan harus ditujukan khusus terhadap system energy atau serabut

otot yang digunakan, juga dikaitkan dengan peningkatan ketrampilan motorik

khusus. Berikut ini dapat dilihat tabel aktivitas dan system energy (predominant

energy system)

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 12: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Tabel 2.1 Sistem Energi Utama Berbagai Cabang Olahraga

Sports or

Sports Activity

% Emphasis by Energi System

ATP-PC and

Lactic Acid

Lactic

Acid-Oxygen Oxygen

1. Cross-country

2. Swimming and diving

A. Diving

B. 50 m

C. 100 m

D. 200 m

E. 400 m

F. 1500 m, 1650 yd

3. Track and field

A. 100, 200 m

B. Field events

C. 400 m

D. 800 m

E. 1500 m (mile)

F. 3000 m (2 mile)

G. 5000 m (3 mile)

H. 10.000 m (6 mile)

I. Marathon

5

98

90

80

30

20

10

95-98

95-98

80

30

20-30

10

10

5

negligible

10

2

5

15

65

40

20

2-5

2-5

15

65

20-30

20

20

15

5

85

5

5

5

40

70

5

5

40-60

70

70

80

95

(Fox, dkk. 1993)

(c). Prinsip perorangan (the principle of individuality).

Latihan disesuaikan dengan kemampuan individu yang sedang berlatih. Perbaikan

prestasi/ performa merupakan hasil langsung dari jumlah dan kualitas kerja yang di

capai dalam latihan dari tahap awal. Beban kerja harus meningkat secara bertahap

sesuai dengan kemampuan fisik dan psikologi individu. Individu dalam latihan ini

adalah suatu kebutuhan yang utama dari suatu bentuk latihan dan berbeda untuk setiap

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 13: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

individu. Faktor individu harus diperhatikan, karena pada dasarnya setiap individu

mempunyai karakteristik yang berbeda, baik secara fisik maupun psikologis (Bompa,

1990 : 22). Yang harus diperhatikan adalah kapasitas kerja serta perkembangan

kepribadian, penyesuaian kapasitas fungsional individu dan kekhususan organisme.

(d). Prinsip beban bertambah (the principle of progressive resistance).

Kemajuan prestasi seseorang merupakan akibat langsung dari jumlah dan kualitas

kerja yang dicapai dalam latihan. Dari mulai sejak awal berlatih sampai mencapai

prestasi, beban kerja dalam latihan ditingkatkan secara bertahap dan disesuaikan

dengan kemampuan fisiologis dan psikologis setiap individu.

Semakin maju sebuah program latihan beban harus semakin ditingkatkan, dengan

cara ini otot selalu bekerja pada daerah beban lebih. Setiap program latihan kebugaran

dan kondisioning akan sangat efektif apabila secara rutin latihan bertambah berat untuk

setiap minggu atau dua minggu. Menurut Hairy Kushartanti W, ( 2002: 6) mengatakan

bahwa prinsip latihan progresif ini didasarkan pada kenyataan bahwa tubuh akan selalu

beradaptasi dengan keadaan atau stress yang baru.

(e). Prinsip beban berlebih (the overload principle).

Menurut Fox, Bowers, D. Foss (1987:288), prinsip dasar dalam program latihan

adalah mengetahui sistem energi utama yang dipakai untuk melakukan suatu aktivitas

dan melalui prinsip beban berlebih (overload) untuk menyusun satu program latihan

yang akan mengembangkan sistem energi yang bersifat khusus pada cabang olahraga.

Menurut Mr.Peter Thompson (1993:63),suatu pembebanan yang terlalu besar

akan membuat si atlet mengalami masalah waktu pemulihan dan mungkin tidak

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 14: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

kembali ketingkat semula. Kondisi demikian disebabkan oleh latihan-lebih

(overtraining). Berikut diberikan ilustrasi berbeban latihan

Rangsangan / Kompensasi lebih/

beban latihan efek latihan

Kesegaran (fitness)

Kelelahan

Kompensasi (pemulihan)

= rescovery

Latihan terlalu mudah

Latihan cukup

Latihan terlalu berat

Gambar 2.1. Hukum Beban Berlebih (Overload)

Prinsip beban lebih adalah prinsip latihan yang menekankan pada pembebanan

latihan yang semakin berat (Harsono, 1993: 8). Lebih lanjut dikatakan bahwa dengan

beban lebih, memaksa otot untuk berkontraksi maksimal sehingga merangsang adaptasi

fisiologis yang akan mengembangkan kekuatan dan daya tahan dengan pemulihan yang

baik, tubuh akan kembali pada kondisi kebugaran yang lebih tinggi dari pada sebelum

latihan. Meskipun beban latihan harus berat, beban tersebut harus masih berada dalam

batas-batas kemampuan prajurit untuk mengatasinya. Kalau bebannya terlalu berat,

maka perkembangan pun tidak akan mungkin karena tubuh tidak akan dapat

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 15: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

memberikan reaksi terhadap beban latihan yang terlalu berat, hal ini juga bisa

mengakibatkan cedera.

(f). Prinsip beragam (variety principle).

Latihan memerlukan proses panjang yang dilakukan berulang-ulang, sehingga hal

ini sering menimbulkan kebosanan. Untuk mengatasi kebosanan pelatih menciptakan

suasana yang menyenangkan serta membuat aneka macam bentuk latihan (Bompa,

1990 : 24). Kebosanan di dalam berlatih merupakan gejala yang sering dikeluhkan oleh

para pelaku olahraga. Agar dapat meningkatkan semangat atau motivasi berlatih,

hendaknya dibuat variasi-variasi dalam latihan seperti jenis latihan, metode maupun

suasana berlatih.

(g). Prinsip pulih asal (revercible principle)

Kualitas yang diperoleh dari latihan dapat menurun kembali apabila tidak

melakukan latihan dalam waktu tertentu. Dengan demikian latihan harus

berkesinambungan. Pulih asal dan regenerasi organism yang cukup setelah latihan

merupakan suatu faktor penting yang dapat mempertinggi pemuncakannya. Apabila

teknik pulih asal tidak dipergunakan secara konsisten, maka individu akan menderita

kelelahan, yang akan mengakibatkan keletihan fisik dan psikologinya.

Prinsip-prinsip latihan yang tersebut di atas harus dilaksanakan sebagaimana mestinya

karena dapat mempengaruhi kondisi fisik prajurit siswa. Dan apabila untuk menjaga

kebugaran maka dengan memenuhi semua prinsip latihan yang telah ditentukan akan

memperoleh tingkat kebugaran yang proporsional. Latihan juga harus meliputi aspek

psikologis yang di dalamnya termasuk memperhatikan karakteristik khusus otot di

dalam tubuh manusia diantara sifat-sifat otot manusia pada umumnya.

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 16: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

d). Komponen- Komponen Latihan

Aktivitas fisik yang dilakukan seseorang berpengaruh terhadap kondisi fisiologis,

anatomis, biokimia dan psikologis. Efisiensi dari suatu kegiatan merupakan akibat dari

waktu yang dipakai, jarak yang ditempuh dan jumlah pengulangan (volume), berbeban

dan kecepatannya intesitas, serta frekuensi penampilan (densitas). Menurut Bompa.

(1990 : 77-92) bahwa, “Dalam proses latihan yang efisien dan efektifitas di pengaruhi:

(a) volume latihan, (b) intensitas latihan, (c) densitas latihan dan (d) kompleksitas

latihan”.

(a) Volume Latihan

Volume sebagai komponen utama adalah prasyarat yang sangat penting untuk

mendapatkan teknik yang tinggi dan khususnya pencapaian fisik. Volume latihan

disebut dengan jangka waktu yang dipakai selama session latihan atau durasi yang

melibatkan beberapa bagian secara intergral sebagai berikut: (1) Waktu atau jangka

waktu yang dipakai dalam latihan, (2). Jarak atau jumlah tegangan yang dapat

ditanggulangi atau diangkat persatuan waktu, (3). Jumlah pengulangan bentuk latihan

yang dilakukan dalam waktu tertentu. Jadi diperkirakan bahwa volume terdiri dari

jumlah keseluruhan dari kegiatan yang dilakukan dalam latihan. Volume diartikan

sebagai jumlah kerja yang dilakukan selama satu kali latihan atau selama vase latihan.

Pada volume latihan mencerminkan kuantitas atau banyaknya latihan yang

dilakukan pada saat latihan. Untuk meningkatkan kemampuan fisik maka volume

latihan harus ditingkatkan secara berangsur-angsur (progresif). Peningkatan beban

latihan harus disesuaikan dengan perkembangan yang dicapai. Hal ini karena, semakin

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 17: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

tinggi kemampuan seseorang makin besar volume latihannya, karena terdapat korelasi

antara volume latihan dan prestasi.

(b). Intensitas Latihan

Intensitas adalah dosis latihan yang harus dilakukan oleh seseorang. Intensitas

latihan merupakan komponen kualitas latihan yang mengacu pada jumlah kerja yang

dilakukan dalam suatu unit waktu tertentu. Semakin banyak kerja yang dilakukan,

semakin tinggi intensitasnya. Intensitas merupakan takaran yang menunjukkan kadar

atau tingkatan pengeluaran energi atlit dalam aktivitas jasmani dalam latihan. Untuk

mencapai hasil latihan yang baik, maka intensitas latihan yang diberikan tidak boleh

terlalu tinggi dan terlalu rendah. Intensitas latihan terlalu rendah maka pengaruh latihan

yang ditimbulkan sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali, sebaliknya bila intensitas

latihan terlalu tinggi dapat menimbulkan cedera. Tingkat intensitas dapat diukur sesuai

dengan jenis latihan. Untuk latihan yang melibatkan kecepatan diukur dalam meter

perdetik tentang rata rata gerakan yang dilakukan untuk setiap menitnya.

Tabel 2.2. Patokan untuk memperkirakan Intensitas

Training factor Aeorobic training Anaerobic training

Intensity

Frequency

Sessions per day

Duration

Distance/workout

Heart rate = 80 to 90 % of

HRR

4-5 days per week

One

12-16 week

3-5 mils

Heart rate = 180 perminut

to greater

3 day per week

One

8-10 week

1 ½ - 2 mile

Sumber : Fox, Bower dan Foss, 1993:296

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 18: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

(c). Densitas Latihan

Densitas merupakan frekuensi (kekerapan) dalam melakukan serangkaian stimuli

(rangsangan) harus dilakukan dalam setiap unit waktu dalam latihan. Densitas yang

mencukupi akan menjamin efisiensi latihan. Suatu densitas yang seimbang akan

mengarah kepada pencapaian rasio optimal antara rangsangan latihan dan pemulihan. Ini

menunjukkan hubungan yang dicerminkan dalam waktu aktifitas dan pemulihan

(recovery) dalam latihan.

Ketepatan densitas dinilai berdasarkan perimbangan antara aktivitas dan pemulihan.

Perimbangan ini berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan seseorang. Lama waktu

istirahat atau interval antara aktivitas tergantung pada faktor antara lain: Intensitas

latihan, status kemampuan peserta, fase latihan, serta kemampuan spesifik yang

ditingkatkan.

(d). Kompleksitas Latihan

Kompleksitas dikaitkan pada kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan dalam

latihan. Kompleksitas dari suatu ketrampilan membutuhkan koordinasi, dapat menjadi

penyebab penting dalam menambah intensitas latihan. Ketrampilan teknik yang rumit

atau sulit, mungkin akan menimbulkan permasalahan dan akhirnya akan menyebabkan

tekanan tambahan terhadap otot, khususnya selama tahap dimana koordinasi syaraf otot

berada dalam keadaan lemah. Suatu gambaran kelompok individudual terhadap

ketrampilan yang kompleks, dapat membedakan dengan cepat mana yang memiliki

koordinasi yang baik dan jelek. Menurut Astrand dan Rodahl dalam Bompa (2009:

28),”Semakin sulit bentuk latihan semakin besar juga perbedaan individual serta

efesiensi mekanismenya”.

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 19: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

2) Faktor Istirahat.

Kekuatan otot yang tinggi sangat diperlukan prajurit untuk berlari cepat,

melompat, melempar, mempertahankan keseimbangan tubuh dan mencegah terjatuh.

Selain itu, prajurit juga memerlukan daya tahan jantung-paru yang menggambarkan

kapasitas untuk melakukan aktivitas secara terus-menerus dalam waktu yang lama tanpa

mengalami kelelahan yang berarti. Daya tahan jantung seorang prajurit harus dapat

ditingkatkan dengan latihan daya tahan jantung-paru atau latihan aerobic dengan interval

training. Prinsip latihan interval training mengandung komponen lama latihan, intensitas

latihan, masa istirahat dan pengulangan. Latihan interval merupakan program latihan

yang terdiri dari periode, pengulangan kerja yang diselingi oleh periode istirahat (Fox,

E.L, Bowers, RW. Foss, ML., 1983:59 )

Istirahat diantara setiap rangsangan latihan memegang peranan yang menentukan.

Sebab organisme yang mendapat beban latihan sebelumnya harus dipulihkan lagi.

Istirahat yang terlalu panjang dan terlalu pendek dapat menghambat keefektifan suatu

latihan. Dan setiap rangsangan gerak menyebabkan penggunaan energi dan pengurangan

cadangan energi.Jangka waktu istirahat yang pendek tetapi penting harus disesuaikan

dan dipergunakan dengan baik, sebab dalam waktu yang pendek itulah tersusun

rangsangan latihan yang baru. Oleh karena itu istirahat tidak boleh terlalu pendek,

karena saat yang baik dan menguntungkan belum tercapai. Juga istirahat tidak boleh

terlalu panjang, karena saat yang penting berlalu tanpa dapat dimanfaatkan. Selain

menentukan jumlah repetisi dan irama latihan, dalam latihan fisik juga harus

memperhatikan jumlah set yang akan ditampilkan. Set dapat diartikan sebagai jumlah

repetisi per latihan yang diikuti oleh jeda istirahat (Bompa, 1993: 65).

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 20: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Untuk menentukan jumlah set dalam latihan tidak terlepas dari jumlah repetisi latihan

yang telah ditentukan, artinya jika repetisi latihan tinggi maka jumlah setnya harus lebih

sedikit karena pelaku latihan tidak akan mempunyai cukup energi untuk menampilkan

kerja yang potensial dalam melakukan bermacam-macam latihan yang diprogramkan.

Dengan kata lain, penentuan jumlah set disesuaikan dengan tujuan dan jumlah repetisi

latihan yang diikuti dengan jeda istirahat. Penentuan jeda istirahat antar set bertujuan

untuk mengembalikan energi yang terbuang pada saat penampilan set yang sebelumnya.

Dalam merencanakan waktu istirahat hendaknya lebih hati-hati, karena rest interval/

jeda istirahat merupakan suatu hal yang kritis untuk menghindari pengaruh dan tekanan

fisiologikal yang tidak ada gunanya selama latihan. Durasi jeda istirahat bergantung

pada beberapa hal, antara lain: kombinasi kekuatan yang akan diusahakan untuk

dikembangkan, besarnya beban yang dikerjakan, irama/ ritme latihan yang ditampilkan,

jumlah otot yang dilibatkan dan tentunya level dari pelatihan yang dilakukan (Bompa,

1994: 66).

Jeda istirahat antara set adalah suatu beban yang dikerjakan dalam pelatihan, tipe

kekuatan yang akan dikembangkan dan penampilan kekuatan eksplosif yang ditugaskan.

Selain menentukan jeda istirahat antar set, latihan juga harus memperhatikan jeda

istirahat antara pelatihan yang dilakukan atau dengan kata lain menentukan frekuensi

pelatihan. Penentuan jeda istirahat antar sesi pelatihan ini sangat penting untuk

pemulihan kembali yang digunakan selama masa latihan. Untuk latihan kesegaran sistem

energi dan bahan bakar yang digunakan selama latihan adalah glikogen, maka jeda

istirahat setiap sesi pelatihan adalah 48 jam hal ini dikarenakan penyediaan kembali

untuk bahan bakarnya sudah kembali sempurna (Bompa, 1994: 69).

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 21: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Kebugaran jasmani bukan hanya didukung dengan latihan yang seimbang, namun

juga perlu istirahat yang cukup. Dengan cukup istirahat akan mempengaruhi kebugaran

jasmani prajurit dalam melaksanakan latihan berikutnya, sehingga tercapai kebugaran

yang lebih baik. Menurut Perry Howard (1997: 37 ) faktor-faktor yang mempengaruhi

kebugaran jasmani adalah: umur, jenis kelamin, somatotipe atau bentuk badan, keadaan

kesehatan, gizi, berat badan, tidur atau istirahat, dan kegiatan jasmaniah.

Selain istirahat dalam artian tidur yang cukup, juga dalam melaksanakan dosis latihan

perlu istirahat untuk interval, menurut pendapat J. Nossek 1982 bahwa” pembentukan

untuk latihan power adalah 50% - 75% dari beban maksimal, repetisi 6-10 kali ulangan,

jumlah set 4-6 kali, dan istirahat antar set (interval) 3-5 menit dengan irama cepat

(eksplosive). Bower dan Foss (1993:296) menyatakan untuk latihan interval anaerob durasi

latihan 8-10 minggu, dengan frekuensi 3 kali seminggu. Penentuan waktu latihan dengan

frekuensi 3 kali per minggu sesuai dengan pendapat Brooks dan Fahey (1984:405)

menyatakan bahwa latihan dengan frekuensi 3 kali seminggu akan terjadi peningkatan

kualitas latihan, karena dengan latihan 3 kali seminggu akan memberikan kesempatan

bagi tubuh untuk beradaptasi terhadap beban pelatihan yang diterima.

3) Faktor Gizi.

Pembentukan kesegaran jasmani pada prajurit merupakan aktivitas latihan fisik yang

memadukan energi aerobik dan anaerobik. Kebugaran jasmani yang baik dicapai dengan

latihan yang benar dan kebutuhan energi yang seimbang. Menurut Irianto Joko Pekik

(2007: 50) kebutuhan energi yang diperlukan setiap orang berbeda-beda, bergantung

kepada berbagai faktor, antara lain: umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan serta berat

ringannya aktivitas sehari-hari. Untuk menunjang prestasinya olahragawan memerlukan

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 22: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

nutrisi/ zat gizi yang cukup baik kualitas maupun kuantitas. Pada dasarnya nutrisi yang

diperlukan tubuh dalam jumlah banyak (makro nutrisi) meliputi ; karbohidrat, lemak yang

berperan sebagai pemberi energi dan protein berfungsi memelihara pertumbuhan dan

memperbaiki jaringan tubuh. Tubuh manusia sebagian besar atau sekitar 60% adalah cairan,

maka selama berlatih atau bertanding status hidrasi atlet harus benar-benar dipertahankan,

sebab kekurangan cairan 1% akan mengurangi prestasi, kekurangan 3-5% akan menganggu

sirkulasi dan kekurangan 25% berakibat kematian ( Tauhid, 1986:45).

Makanan yang dikonsumsi akan menghasilkan energi yang digunakan oleh otot untuk

melakukan kontraksi yang pada akhirnya menghasilkan gerak pada aktivitas latihan. Gizi

merupakan komponen penting dalam program latihan fisik karena pengaturan gizi dalam

pembentukan prajurit bertujuan untuk memperoleh performance terbaik, baik saat latihan

maupun saat aktivitas. Dalam mewujudkan prajurit yang diharapkan tentunya harus ada

langkah nyata terkait dengan faktor pendukung ditinjau dari sudut pandang ilmu gizi

olahraga, sehingga bisa dijadikan pedoman dalam pemenuhan nutrisi yang sesuai dengan

aktifitas prajurit TNI Angkatan Udara.

Pelayanan makanan pada institusi asrama adalah pelayanan gizi yang dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan gizi masyarakat golongan tertentu yang tinggal diasrama seperti

pelajar, mahasiswa, TNI, kursus dan sebagainya( Mukrie, 1990). Penyelenggaraan makanan

asrama di institusi Militer dilaksanakan dengan tujuan agar seluruh prajurit siswa

mendapatkan konsumsi makanan yang mencukupi kebutuhan gizi dan terhindar dari bahaya

keracunan makanan maupun penularan penyakit melalui makanan serta meningkatkan

moril prajurit dengan dampak akhir meningkatnya kinerja prajurit satuan, sehingga tugas

pokoknya dapa dilaksanakan dengan baik dan sempurna.

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 23: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Kebutuhan energi adalah konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk

menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia mempunyai ukuran dan komposisi tubuh

dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang, dan yang

memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi

(Almatsier,2002). Kebutuhan manusia akan energi dan zat gizi lainnya sangat bervariasi

meskipun faktor-faktor seperti ukuran badan, jenis kelamin, macam kegiatan, dan faktor

lainnya sudah diperhitungkan. Jumlah zat gizi yang dibutuhkan dapat tergantung pada

kualitas makanan karena efisiensi penyerapan dan pendayagunaan zat gizi oleh tubuh

dipengaruhi oleh komposisi dan keadaan makanan secara keseluruhan ( Suhardjo dan Clara

M. Kusharto 1992).

Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan dalam pembentukan prajurit

memberikan konsekwensi penanganan yang bervariasi pula. Dengan demikian latihan

prajurit siswa yang berlangsung memerlukan kebutuhan energi/kalorinya yang dapat

disetarakan dengan seseorang yang melakukan aktivitas fisik yang berat. Gizi dikatakan

seimbang jika mengandung cukup energi, lemak, protein, vitamin, mineral, air dan serat:

1) Kebutuhan Energi

Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup, menunjang

pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak

dan protein suatu bahan makanan menentukan nilai energinya (Almatsier 2002).

Menurut Budiyanto (2002), energi dalam tubuh manusia dapat timbul karena adanya

pembakaran karbohidrat, protein, dan lemak sehingga manusia membutuhkan zat-zat

makanan yang cukup untuk memenuhi kecukupan energinya. Manusia yang

kekurangan makan akan lemah, baik daya kegiatan, pekerjaan fisik, maupun daya

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 24: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

pemikirannya karena kekurangan zat-zat makanan yang dapat menghasilkan energi

dalam tubuh. Energi dibutuhkan tubuh pertama-tama untuk memelihara fungsi dasar

tubuh yang disebut metabolisme basal sebesar 60-70% dari kebutuhan energi total.

Kebutuhan energi untuk metabolisme basal adalah kebutuhan energi minimum

dalam keadaan istirahat total, tetapi tidur di lingkungan suhu yang nyaman dan

suasana tenang. Selain itu energi juga diperlukan untuk fungsi tubuh lain seperti

mencerna, mengolah dan menyerap makanan dalam alat pencernaan, serta untuk

bergerak, berjalan, bekerja dan beraktivitas lainnya (Soekirman 2000). Menurut

Suhardjo dan Clara M. Kusharto (1992), kebutuhan energi pada dasarnya tergantung

dari empat faktor yang saling berkaitan, yaitu (1) kegiatan fisik, (2) ukuran dan

komposisi tubuh, (3) umur, dan (4) iklim dan faktor ekologi lainnya.

2) Kebutuhan Protein.

Protein merupakan zat gizi penghasil energi yang tidak berperan sebagai sumber

energi tetapi berfungsi untuk mengganti jaringan dan sel tubuh yang rusak (Depkes

1993 ). Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh karena

zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh, juga berfungsi sebagai

zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam amino yang mengandung

unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat (Winarno

1997). Winarno (1997) menyatakan bahwa fungsi utama protein bagi tubuh ialah

untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada.

Protein dapat digunakan sebagai bahan bakar apabila keperluan energi tubuh tidak

terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak.

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 25: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Menurut Almatsier (2002), kekurangan protein dapat menyebabkan gangguan

pada asupan dan transportasi zat-zat gizi, dalam keadaan berlebih, protein akan

mengalami deaminase, nitrogen dikeluarkan dari tubuh dan sisa sisa ikatan karbon

akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam tubuh. Oleh karena itu konsumsi

protein secara berlebihan dapat menyebabkan kegemukan. Menurut Khumaidi

(1989), kecukupan protein akan dapat terpenuhi apabila kecukupan energi telah

terpenuhi karena sebanyak apapun protein akan dibakar menjadi panas dan tenaga

apabila cadangan energi masih di bawah kebutuhan.

3) Kebutuhan Zat Besi

Salah satu fungsi zat besi adalah berperan dalam langkah-langkah akhir

metabolisme energi sehingga dihasilkan Adenin Trifosfat (ATP). Sebagian besar besi

terdapat di dalam hemoglobin, yaitu molekul protein yang mengandung besi dari sel

darah merah dan mioglobin di dalam otot (Almatsier 2002). Sebagian besar dari zat

besi dalam tubuh berada dalam ikatan kompleks dengan bentuk ikatan protein. Ikatan

dengan protein ini dapat dalam bentuk porphyrin atau heme terutama dalam bentuk

hemoglobin dan myoglobin. Ikatan dengan protein ini dapat pula dalam bentuk

nonheme seperti ferritin dan transferrin. Pada manusia dewasa dan sehat, besi yang

terikat dalam hemoglobin mencapai 60-70% dari jumlah besi dalam tubuh, sedangkan

besi yang terikat dalam bentuk myoglobin hanya sekitar 3% dari seluruh jumlah besi

dalam tubuh (Piliang dan Djojosoebagio 1996). Menurut Kayadi dan Muhilal (1996),

zat yang menghambat penyerapan zat besi antara lain adalah asam fitat, asam oksalat,

dan tanin yang terdapat dalam serealia, sayuran, kacang-kacangan dan teh. Protein,

terutama protein hewani dan vitamin C membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 26: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Almatsier (2002) menyatakan bahwa pangan yang mengandung zat besi dalam

jumlah yang cukup tinggi adalah hati, daging, makanan laut, buah kering,

kacangkacangan, sayuran hijau dan serealia. Defisiensi besi yang ditandai dengan

terjadinya anemia gizi besi berpengaruh luas terhadap kualitas sumberdaya manusia,

yaitu terhadap kemampuan belajar dan produktivitas kerja. Menurunnya produktivitas

kerja pada kekurangan besi disebabkan oleh dua hal, yaitu (1) berkurangnya enzim-

enzim yang mengandung besi dan besi sebagai kofaktor enzim-enzim yang terlibat

dalam metabolisme energi, dan (2) menurunnya hemoglobin darah. Akibatnya,

metabolisme di dalam otot terganggu dan terjadi penumpukan asam laktat yang

menyebabkan rasa lelah (Almatsier 2002).

4). Kebutuhan Vitamin.

Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel yang

membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada kekurangan vitamin A,

pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk tulang tidak normal. Defisiensi vitamin A

menyebabkan berkurangnya nafsu makan. Hal ini mungkin karena perubahan pada

jonjot rasa pada lidah. Vitamin A juga berperan dalam pembentukan sel darah

merah, kemungkinan melalui interaksi dengan besi (Almatsier 2002). Status besi

saling berkaitan atau berhubungan dengan vitamin A. Defisiensi vitamin A dalam

menyebabkan anemia mikrositik (Groff dan Gropper 2000). Anemia mikrositik

adalah anemia yang disebabkan kekurangan besi (inti molekul Hb) yang merupakan

unsur utama dalam sel darah merah.Vitamin A dapat mempengaruhi penyimpanan

atau metabolisme besi atau dapat mempengaruhi diferensiasi sel darah merah (Groff

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 27: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

& Gropper 2000). Oleh karena itu, kecukupan vitamin A akan mempengaruhi

keseimbangan besi di dalam tubuh.

Tiamin dikenal juga sebagai vitamin B1. Tiamin tidak dapat disimpan banyak

oleh tubuh, tetapi dalam jumlah terbatas dapat disimpan dalam hati, ginjal, jantung,

otak, dan otot. Bila tiamin terlalu banyak dikonsumsi, kelebihannya akan dibuang

melalui air kemih. Tiamin berperan sebagai koenzim dalam reaksi-reaksi yang

menghasilkan energi dari karbohidrat dan memindahkan energi membentuk

senyawa kaya energi yang disebut ATP (Adenosin trifosfat) (Winarno 1997).

Menurut Moehji (2002), fungsi vitamin B1 yang terpenting antara lain: (1)

sebagai Co-enzym Thiamin pyropospat yang diperlukan pada pembentukan Acetyl

Coenzym dan dari asam piruvat dalam metabolisme karbohidrat, (2) memelihara

sifat permeabilitas dan dinding pembuluh darah sehingga mencegah terjadinya

penumpukan cairan dalam jarangan tubuh (odema) seperti pada penderita penyakit

beri-beri, (3) memelihara fungsi syaraf periferal sehingga mencegah terjadinya

neuritis, dan (4) memperbaiki kontraksi dinding lambung sehingga sekresi getah

cerna lebih baik dan memelihara nafsu makan. Kekurangan tiamin akan

menyebabkan polyneuritis yang disebabkan terganggunya transmisi syaraf atau

jaringan syaraf menderita kekurangan energi. Sumber tiamin yang baik sebenarnya

biji-bijian, seperti beras PK (pecah kulit) atau bekatulnya. Karena derajat

penyosohan yang tinggi, bagian penting tersebut biasanya juga dan kini dimulai

usaha fortifikasi biji-bijian dengan tiamin. Daging, unggas, ikan dan telur juga

merupakan sumber vitamin B1. Kadar tiamin pada sayuran dan buah-buahan kecil,

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 28: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

namun kebiasaan memakan lalap dalam jumlah besar banyak membantu

menyediakan tiamin bagi tubuh (Winarno 1997).

Vitamin C merupakan salah satu vitamin larut air. Vitamin C dapat terserap

sangat cepat dari alat pencernaan masuk ke dalam saluran darah dan diedarkan ke

seluruh jaringan tubuh. Pada umumnya tubuh menahan vitamin C sangat sedikit.

Kelebihan vitamin C dibuang melalui air kemih. Oleh karena itu,bila seseorang

mengkonsumsi vitamin C dalam jumlah besar, sebagian besar akan dibuang keluar,

terutama bila orang tersebut biasa mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi.

Sebaliknya, bila buruk keadaan gizi seseorang, maka sebagian besar dari jumlah itu

dapat ditahan oleh jaringan tubuh (Winarno 1997).

Vitamin C memiliki banyak fungsi di dalam tubuh, sebagai koenzim atau

kofaktor. Asam askorbat adalah bahan yang kuat kemampuan reduksinya dan

bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi-reaksi hidroksilasi. Kekurangan vitamin

C dapat menyebabkan luka sukar sembuh, terjadi anemia, kadang kadang jumlah sel

darah putih menurun, serta depresi dan timbul gangguan saraf. Vitamin C umumnya

hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama yang asam,

seperti jeruk, nanas, rambutan, pepaya, gandaria, dan tomat. Vitamin C juga banyak

terdapat di dalam sayuran daun daunan dan jenis kol (Almatsier 2002).

Keseimbangan energi tercapai bila energi yang masuk ke dalam tubuh melalui

makanan sama dengan energi yang dikeluarkan. Sumber energi berkonsentrasi tinggi yang

didapat melalui makanan yaitu makanan sumber lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-

kacangan dan biji-bijian. Setelah itu, bahan makanan sumber karbohidrat, seperti padi-

padian, umbi-umbian, dan gula murni (Almatsier, 2002).

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 29: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Kurang lebih dua pertiga energi yang dikeluarkan seseorang sehari digunakan untuk

kebutuhan aktivitas metabolisme basal tubuh. Angka metabolisme basal (AMB) atau Basal

Metabolic Rate (BMR) dinyatakan dalam kilokalori per kilogram berat badan perjam.

Pengukuran metabolisme basal dilakukan pada pagi hari terhadap subjek yang berada

dalam keadaan istirahat total baik fisik maupun emosional, tidak makan selama dua belas

jam terakhir serta berada pada suhu dan lingkungan nyaman (Almatsier,2002).

Dalam (Almatsier, 2002), ukuran dan komposisi tubuh serta umur dapat

menentukan kebutuhan energi basal. Hubungan diantara ketiganya sangat kompleks. Untuk

menghitung kebutuhan energi basal, (Harris dan Benedict, 1909) menggunakan berat

badan, tinggi badan dan umur dengan rumus sebagai berikut :

AMB laki-laki = 66,5 + 13,7 BB + 5,0 TB – 6,8 U

Keterangan :

AMB= Angka metabolisme basal

BB = Berat Badan dalam KG ;

TB = Tinggi Badan dalam cm ;

U = Umur.

Tabel 2.3 Rumus menaksir nilai BMR laki-laki dari berat badan

Kelompok Umur BMR (kkal/hari)

18-30 tahun

15,3 BB + 679

30-60 tahun 11,6 BB + 879

Sumber : Sunita Almatsier, 2002.

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 30: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Menurut (Barasi Mary, 2007) determinan utama BMR adalah sebagai Komponen

yang paling mudah berubah dari pengeluaran energi harian, tetapi faktor ini juga yang

paling dapat dikontrol oleh individu merupakan aktivitas fisik. Aktivitas fisik memerlukan

energi di luar kebutuhan untuk metabolisme basal. Aktivitas fisik adalah gerakan yang

dilakukan oleh otot tubuh dan system penunjangnya.

Tabel 2.4 Angka kecukupan energi untuk tiga tingkatan aktifitas fisik untuk laki-laki

Kelompok Aktivitas Jenis Kegiatan Faktor Aktivitas

Ringan 75% waktu digunakan untuk

duduk atau berdiri. 25% waktu

untuk berdiri atau bergerak.

1,56

Sedang 40% waktu digunakan untuk

duduk atau berdiri. 60% waktu

digunakan untuk aktivitas

pekerjaan tertentu.

1,76

Berat 25% waktu digunakan untuk

duduk atau berdiri. 75% waktu

digunakan untuk aktivitas

pekerjaan tertentu.

2,1

Sumber : Sunita Almatsier, 2002.

Sesuai prinsip dasar ”gizi seimbang” yang mengandung cukup karbohidrat, lemak, protein,

mineral, air, dan serat. Menurut Joko Pekik Irianto (2007: 50) kebutuhan energi yang

diperlukan setiap orang berbeda-beda, bergantung kepada berbagai faktor, antara lain:

umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan serta berat ringannya aktivitas sehari-hari.

Untuk menunjang prestasinya olahragawan memerlukan nutrisi/ zat gizi yang cukup baik

kualitas maupun kuantitas. Pada dasarnya nutrisi dikelompokkan menjadi 2 golongan

yakni: Makro Nutrisi, yaitu zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah banyak (makro

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 31: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

nutrisi) meliputi ; karbohidrat, lemak yang berperan sebagai pemberi energi dan protein

berfungsi memelihara pertumbuhan dan memperbaiki jaringan tubuh, seperti kulit, otot dan

rambut. Pengelompokkan zat gizi yang Kedua adalah mikro nutrisi yaitu zat gizi yang

diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit (mikro nutrisi) meliputi: vitamin dan mineral yang

berperan memperlancar berbagai proses di dalam tubuh. Kecukupan energi prajurit menurut

Pedoman Pengelolaan Gizi Prajurit TNI AD tahun 2003 yaitu berkisar antara 3600 kkal

sampai 4000 kkal.

3. Sistem Energi Latihan

Agar program latihan mempunyai pengaruh yang bermanfaat, maka program itu

harus disusun untuk mengembangkan kemampuan fisiologis tertentu yang diperlukan untuk

kinerja ketrampilan olahraga. Salah satu kemampuan fisiologis yang perlu dikembangkan

adalah penyediaan energi untuk aktivitas otot. Berdasarkan waktu penampilan atau

pelaksanaan dapat dibedakan dalam 4 (empat) bidang rangkaian kesatuan energi.

Tabel 2.5. Empat Bidang Rangkaian Kesatuan Energi

Bidang Waktu penampilan Energi yang terlibat Contoh jenis aktivitas

1 Kurang dari 30 detik ATP – PC Lari 100 meter.

2 30 detik -1.5 menit ATP –PC dan lactid

Acid

Lari cepat 200-400 meter,

renang 100 meter

3 1.5 -3 menit Lactid Acid dan

Oksigen

Lari 800 meter, nomer- nomer

senam,

4 Lebih dari 3 menit Oksigen Lari marathon/ hanmars,limed

Sumber: Fox, (1983: 35)

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 32: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Di dalam latihan fisik, aktivitas yang terjadi adalah proses menggerakkan/

mengkontraksikan bagian otot-otot tertentu pada tubuh. Misalnya gerakan biceps curl,

latihan ini hanya bertujuan untuk melatih otot bisep saja tetapi tidak menutup kemungkinan

otot lain juga dapat bergerak sebagai penggerak pasif. Kontraksi otot ini membutuhkan

energi yang didapat dari perubahan makanan yang berada pada sel otot melalui energi

tinggi yang bisa disebut dengan adenosine triphosphate atau yang disingkat dengan ATP

yang tersimpan di dalam sel otot. Penyediaan ATP didapatkan dengan 3 cara yaitu: 1)

sistem ATP-PC, 2) sistem lactic acid dan 3) sistem oksigen (O2). (Bompa, 1993: 26).

Sistem ATP-PC dan lactic acid disebut sebagai sistem anaerobik, karena dalam proses

penyediaan ATP tanpa menggunakan O2, sedangkan sistem yang ke tiga disebut sebagai

sistem aerobik dikarenakan proses pemecahan ATP nya dengan menggunakan O2.

a. Sistem Aerobik

Sistem aerobik memerlukan waktu 60-80 detik dalam memproduksi energi untuk

meresintesis ATP. Proses ini terjadi dimana asam piruvat memasuki asam sitrat yang

mengandung cukup oksigen dan mengalami metabolisme melalui siklus ini dan dinamakan

jalur enzim pernafasan menjadi CO2 dan H2O. Karakteristik pada sistem aerobik adalah: (1)

Menggunakan glikogen, lemak dan protein sebagai bahan bakar, (2) Membutuhkan

oksigen, (3) Terjadi di mitokondria, (4) Sistem ini digunakan setelah beberapa menit

latihan, antara 2 menit dan 2-3 jam. Berikut adalah tabel yang menunjukkan perbedaan

waktu kerja antara sistem aerobik dan anaerobik:

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 33: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 2.6. Karakteristik Umum Sistem Energi.

ATP- PC System Lactic Acid System Oxygen System

Anaerobic

Sangat cepat

Bahan bakar kimia: PC

Produksi ATP sangat

terbatas

Penyimpanan di dalam

terbatas

Menggunakan aktifitas lari

cepat atau berbagai power

tinggi ,lama aktifitas pendek

Anaerobic

Cepat

Bahan bakar makanan:

Glycogen

Produksi ATP Terbatas

Efek samping asam laktat

yang menyebabkan otot

lelah

Menggunakan aktifitas

dengan durasi antara 1-3

menit

Aerobic

Lambat

Bahan bakar makanan:

glycogen,lemak,dan

protein

Produksi ATP tidak

terbatas

Efek samping tidak

menyebabkan otot lelah

Menggunakan daya tahan

atau aktifitas dengan durasi

panjang

Sumber : Fox ( 1993:22)

Latihan akan mendapat hasil yang efektif dan waktu yang efisien jika komponen-

komponen latihan tersebut diperhatikan dengan baik dan benar:

b. Sistem Anaerobik

Pada sistem anaerobik, terdapat dua macam proses pemecahan ATP. Yang

pertama adalah sistem ATP-PC (anaerobic alactacid atau phosphagen system). Karena

hanya sedikit jumlah ATP yang disimpan di dalam sel, maka pengurangan energi terjadi

sangat cepat ketika pada awal aktivitas fisik yang berat dilakukan. Energi yang dapat

disediakan kira-kira hanya sekitar 8-10 detik saja. Sistem energi ini biasanya digunakan

pada gerakan yang memerlukan gerakan cepat dan eksplosif power seperti pull up, push up,

sit up, dan shuttle run pada tes kesegaran jasmani. Pada latihan kekuatan yang waktu

kerjanya pendek seperti pada latihan kekuatan maksimum dan power, juga menggunakan

system energi ini. Setelah otot melakukan aktivitas yang menggunakan system energi ini,

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 34: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

maka akan mengalami pemulihan energi kembali yang disebut dengan Restoration of

Phosphagen. Proses ini terjadi sangat cepat Fox et al dalam Bompa (1993: 27) menyatakan

pemulihan kembali phosphagen pada 30 detik pertama mencapai 70 % dan pada 3-5 menit

akan mengalami pemulihan yang sempurna. Yang kedua adalah lactic acid system

(glikolisis anaerobik).

Pada even olahraga yang sedikit memerlukan waktu yang agak lama (40 detik),

energi yang digunakan masih ATP-PC dan setelah 10-20 detik dilanjutkan lactic acid

system (asam laktad). Proses ini masih terjadi di dalam sel otot, karena tidak menggunakan

O2 selama pemecahan glikogen maka sebahai hasil yang ditampilkan adalah Lactic Acid

(LA). Jika aktivitas dengan intensitas tinggi dilanjutkan untuk waktu yang lama, jumlah LA

di dalam otot menjadi bertambah banyak dan akan menyebabkan kelelahan. Di dalam

latihan beban sistem LA ini juga digunakan, yaitu ketika akan mengembangkan M-E of

short duration. Seperti pada system ATP-PC yang mengalami restorasi pospagen, maka

pada sistem glikolisis anaerobik ini juga mengalami restorasi glikogen. Restorasi glikogen

yang sempurna agak memerlukan waktu yang cukup panjang bahkan sampai berhari-hari.

Sebagai contoh latihan beban yang menggunakan perbandingan kerja adalah 40 detik dan

istirahat adalah 3 menit, pada 2 jam pertama restorasi hanya mencapai 40%, setelah 5 jam

naik menjadi 55% dan pada 24 jam akan mengalami restorasi yang sempurna. Selama

melakukan latihan, jumlah LA dalam darah akan semakin bertambah yang akan

mengakibatkan kelelahan. Sebelum dikembalikan menjadi seimbang setelah tahap istirahat,

LA telah dikeluarkan dari sistem ini. Fox et al dalam Bompa (1993: 27) menjelaskan bahwa

pada 10 menit terjadi pengeluaran mencapai 25%, 25 menit mengalami pengeluaran 50%

dan pada watu 1 jam 15 menit akan mengalami pengeluaran 95%.

4. Tinjauan Aspek Belajar Gerak

Teori tentang belajar gerak akan sangat dibutuhkan dalam meningkatkan

kemampuan fisik. “Konsep belajar gerak adalah bagaimana individu belajar tentang

ketrampilan gerak dan factor-faktor yang mempengaruhi penampilan fisik, yang dapat

memberikan informasi penting terhadap guru pendidikan jasmani, pelatih, dan perancang

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 35: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

kurikulum, (Drowatzky 1981:1).” Seperti yang telah disebutkan bahwa diharapkan kepada

para pelaku olahraga/pelatih hendaknya memahami tentang konsep belajar gerak ini. Dalam

pelaksanaan latihan seorang pelatih harus menyesuaikan dengan subyek yang dilatih, juga

harus menyesuaikan dengan apa yang di ajar pada saat menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran. Oleh karena itu sangat penting menjadikan teori belajar gerak sebagai

landasan utama dalam penerapan kegiatan yang berhubungan dengan aktifitas fisik.

“Belajar gerak merupakan proses adaptasi dalam bentuk gerak dan respon muscular yang

dikembangkan, (Drowatzky 1981:16).” Jadi dapat disimpulkan bahwa adaptasi bentuk

gerak dan respon muscular terhadap karakteristik olahraga olahraga.

Gambar 2. 2 Muscle Grup (Thomas R.Baechile 1996:8)

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 36: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

B. Kerangka Berfikir

1. Penelitian Pengembangan

Penelitian dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu penelitian dasar, terapan,

evaluasi, pengembangan dan mendesak. Penelitian pengembangan bukan penelitian yang

digunakan untuk menguji teori, tapi apa yang dihasilkan diuji di lapangan kemudian

direvisi sampai hasilnya memuaskan. Degeng (2002:1) Penelitian pengembangan yaitu

“penelitian ilmiah yang menelaah suatu teori, model, konsep, atau prinsip, dan

menggunakan hasil telaah untuk mengembangkan suatu produk”.

Menurut (Sukmadiyanto, 2005:164). “ Penelitian dan pengembangan adalah suatu

proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan”Bisa

dinyatakan bahwa teori-teori, model, serta konsep ilmiah yang telah ditemukan atau

dikemukakan sebelumnya dapat dikaji kembali untuk kemudian dilakukan suatu

pengembangan yang menghasilkan sesuatu yang baru dari hal tersebut sehingga akan

menjadi sempurna baik substansi maupun tujuan yang dihadirkan.

Sedangkan menurut Ardhana (2002:7), “Pengembangan adalah pemakaian secara

sistematik pengetahuan ilmiah yang diarahkan pada produksi bahan, sistem, atau metode

termasuk perancangan prototipe-prototipe”. Adapun menurut Asim (2002:1), “Penelitian

pengembangan (research and Development) dalam pembelajaran adalah suatu proses yang

digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam

proses pembelajaran”. penelitian pengembangan akan mengacu pada pembuatan suatu

produk baru yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dengan

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 37: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

cara yang berbeda dari sebelumnya. Penelitian pengembangan bisa dilakukan diberbagai

bidang yang tentunya tidak hanya pada bidang-bidang umum saja.

Dengan demikian, penelitian pengembangan merupakan penelitian yang menelaah

suatu teori, konsep atau model untuk membuat suatu produk baru atau menyempurnakan

produk yang sudah ada. Kegiatan penelitian ini dimulai dari adanya suatu kebutuhan yang

kemudian dipecahkan dengan pembuatan produk akhir penelitian. Penelitian-penelitian di

bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi

ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena

fundamental, serta praktik-praktik pendidikan. Penelitian dan pengembangan dilakukan

dengan kaidah ilmiah, setiap tahap penelitian harus dilakukan secara cermat, dengan

demikian diharapkan dapat menghasilkan suatu produk yang baik dan benar-benar

dibutuhkan dalam bidang olahraga. Pada penelitian pengembangan ini, akan

mengembangkan sebuah produk berupa model latihan fisik untuk prajurit siswa skadik 404.

2. Model

Menurut Bompa (dalam Budiwanto 2004:27) model adalah suatu tiruan, suatu

tiruan dari yang aslinya, mengatur bagian khusus suatu fenomena yang diamati atau

diselidiki. Tujuan suatu model adalah untuk memperoleh suatu yang ideal, dan meskipun

keadaan abstrak ideal diatas adalah kenyataan yang kongkrit, itu juga menggambarkan

sesuatu yang diusahakan untuk dicapai, suatu peristiwa yang akan dapat diperoleh.

Suatu model mempunyai kekhususan untuk setiap perorangan atau tim. Suatu model

latihan akan memperhatikan beberapa faktor lain, potensi dan fisiologis atlet, fasilitas, dan

lingkungan sosial. Dari pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa model adalah

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 38: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

suatu bentuk tiruan dari aslinya dengan tujuan memperoleh sesuatu yang ideal dengan

memperhatikan faktor potensi fisiologis, fasilitas, dan lingkungan sosial.

Dalam penelitian ini akan membuat tentang model latihan fisik, dimana model

latihan tersebut akan memuat tentang fenomena yang akan diselidiki. Diharapkan dari

model latihan fisik tersebut akan memperoleh bentuk latihan yang ideal untuk peningkatan

kesegaran jasmani.

C. Penelitian yang Relevan

Secara umum penelitian yang dilakukan terkait dengan pembuatan program latihan

fisik di lingkungan Militer belum banyak dilakukan. Terutama penelitian dalam hal

meningkatkan kesegaran jasmani bagi prajurit siswa.

D. Spesifikasi Produk

Dalam kegiatan pengembangan ini, peneliti akan mengembangkan model latihan

fisik untuk meningkatkan hasil kesemaptaan/kesegaran jasmani bagi prajurit siswa Skadron

Pendidikan 404 Lanud Adi Soemarmo Surakarta. Dalam penelitian ini akan menjelaskan

tentang macam-macam variasi latihan. Produk yang dihasilkan berisi tentang model-model

latihan fisik yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan kesegaran jasmani dalam

pembentukan prajurit.

Tabel 2.7. Ruang Lingkup Pengembangan Produk

Konsep Variabel Sub variable Indikator

Latihan

Pembentuk

an Fisik

1. Latihan Aerobic

Sistem aerob (O2)

a.Latihan daya tahan

(endurance)

b.Latihan kekuatan (strength)

c.Latihan Fleksibilitas

d.Kecepatan (speed)

e.Kelincahan (agility)

f.Daya ledak (Power)

a.Latihan pendahuluan

(1). Peregangan tubuh

bagian atas

(2). Peregangan tubuh

bagian bawah

(3). Kelentukan

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 39: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Konsep Variabel Sub variable Indikator

2. Latihan

Anaeorobic

Penekanan pada

sistem energi ATP-

PC

a.Latihan daya tahan

(endurance)

b.Latihan kekuatan (strength)

c.Latihan Fleksibilitas

d.Kecepatan (speed)

e.Kelincahan (agility)

f.Daya ledak (Power)

g.Latihan kelenturan

h.Latihan keseimbangan

b. Latihan inti

Movement drill

(1). Kontinu

(2). Fartlek

(3). Interval

c. Latihan Pendinginan

Recovery

a. Latihan pendahuluan

(1). Peregangan tubuh

bagian atas

(2). Peregangan tubuh

bagian bawah

(3). Kelentukan

b.Latihan inti

(1). Conditioning Drill I

a) Power jump

b) V-up

c) Mountain climber

d) Leg- tuck and twist

e) Single-leg push up

f) Wide grip push up

g) Dinebomber pushups

h) Sit ups.

i) Atomic situps

j) Lunge

(2).Conditioning Drill II

a) Turn and lunge.

b) Supme bicycle.

c) Half jack.

d) Swimmer.

e) Regular push up

f) Tricep push up

g) Cros arm sit up

h) Cruncher sit up

i) squats

j) 8 count push up.

(3).Conditioning Drill III

a) Y-squat.

b) Single to-leg dead

lift.

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com

Page 40: Unlocked BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Konsep Variabel Sub variable Indikator

c) Sid to knee lifts.

d) Front kick alternate

toe touch

e) Tuck jump.

f) Straddle run forward

and backward.

g) Half squat lateral.

h) Frog jumps for ward

and bacward.

i) Alternate ¼ turn

jump.

j) Alternate straggered

squat jump.

c. Latihan Pendinginan

Recovery

E. Hipotesis.

Hipotesis merupakan dugaan sementara terkait dengan hasil penelitian yang akan

dilakukan dan berdasarkan kajian teori, kerangka pemikiran, pelaksanaan uji coba produk,

dan eksperimen produk maka hipotesis dalam penelitian pengembangan ini adalah:

“Produk pengembangan model latihan fisik untuk prajurit siswa yang disusun

berdasarkan kajian teori, kaidah penyusunan produk pengembangan, uji ahli dan uji coba

kelompok dapat meningkatkkan nilai kesegaran jasmani prajurit siswa Skadron Pendidikan

404 Lanud Adi Soemarmo Surakarta dengan efektif dan efisien”.

Unrestrict PDF - Trial Edition

Website : http://www.unrestrictpdf.com