ucsunscreen cream

21
JURNAL FORMULASI KOSMETIKA GOL:U/ KELOMPOK:C 1. Hilarius S. Senga (2443012138) 2. Tyrani Maylinda (2443012157) 3. Maria K.W Woda (2443012180) 4. Maria K.A Geroda (2443012194) I. Nama Sediaan Kosmetika : Sunscreen Cream dengan bahan sintetik II. Tujuan Pemakaian Melindungi fungsi dan struktur kulit manusia dari kerusakan akibat sinar surya Mencegah atau meminimalkan efek berbahaya dari radiasi matahari Membantu dalam tanning kulit tanpa menimbulkan efek menyakitkan(FDA, 2003) III. Karakteristik Sediaan Sunscreen adalah suatu sediaan yang mengandung senyawa kimia yang dapat meyerap, menghamburkan atau memantulkan sinar surya yang mengenai kulit sehingga dapat digunakan untuk melindungi fungsi dan struktur kulit manusia dari kerusakan akibat sinar surya (FDA, 2003). Mekanisme sunscreen sebagai penyerap adalah sebagai berikut : Molekul bahan kimia sunscreen menyerap energy dari sinar UV, kemudian mengalami eksitasi dari ground state ketingkat energi yang lebih tinggi.

Upload: steviniaashika

Post on 25-Sep-2015

82 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

UCSunscreen Cream

TRANSCRIPT

  • JURNAL FORMULASI KOSMETIKA

    GOL:U/ KELOMPOK:C

    1. Hilarius S. Senga (2443012138)

    2. Tyrani Maylinda (2443012157)

    3. Maria K.W Woda (2443012180)

    4. Maria K.A Geroda (2443012194)

    I. Nama Sediaan Kosmetika : Sunscreen Cream dengan bahan sintetik

    II. Tujuan Pemakaian

    Melindungi fungsi dan struktur kulit manusia dari kerusakan akibat sinar surya

    Mencegah atau meminimalkan efek berbahaya dari radiasi matahari

    Membantu dalam tanning kulit tanpa menimbulkan efek menyakitkan(FDA, 2003)

    III. Karakteristik Sediaan

    Sunscreen adalah suatu sediaan yang mengandung senyawa kimia yang dapat meyerap, menghamburkan atau memantulkan

    sinar surya yang mengenai kulit sehingga dapat digunakan untuk melindungi fungsi dan struktur kulit manusia dari kerusakan akibat

    sinar surya (FDA, 2003).

    Mekanisme sunscreen sebagai penyerap adalah sebagai berikut :

    Molekul bahan kimia sunscreen menyerap energy dari sinar UV, kemudian mengalami eksitasi dari ground state ketingkat energi yang

    lebih tinggi.

  • Sewaktu molekul yang tereksitasi kembali ke kedudukan yang lebih rendah maka akan melepaskan energi yang lebih rendah dari

    energi yang semula diserap untuk menyebabkan eksitasi.

    Maka sinar UV dari energi yang lebih tinggi, setelah diserap energinya oleh bahan kimia maka akan mempunyai energi yang lebih

    rendah.

    Sinar UV dengan energi yang lebih rendah akan kurang atau tidak menyebabkan efek sunburn pada kulit (FDA, 2003).

    Berdasarkan mekanisme kerjanya, bahan aktif tabir surya dibagi menjadi 2, yaitu mekanisme fisika (pengeblok fisik) misalnya

    TiO2, ZnO, CaCO3, dan kaolin, serta mekanisme kimia (penyerap kimiawi) misalnya senyawa turunan para amino benzoic acid

    (PABA), turunan benzofenon, turunan sinamat, turunan salisilat (Backer dan Brick, 1963).

    Klasifikasi sunscreen menurut penggunaannya (Harrys Cosmeticology ; p. 231):

    Agen pencegah sun burn yang didefinisikan sebagai sunscreen yang mengabsorbsi 95 % atau lebih radiasi UV 290-300 nm

    Suntaining agent sebagai sunscreen >85% radiasi UV 290-320 nm, tetapi pada > 320 nm akan meneruskan sinar dan membentuk

    ion

    Opaque sunblock agent sebagai perlindungan maksimum dan pebentukan barrier fisik, contoh titanium oxide, zinc oxide

    Kriteria kosmetik sunscreen yang baik :

    Mudah digunakan

    Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan

    Bahan aktif kompatibel dengan bahan tambahan lain

    Bahan dasar dapat mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit (FDA, 2003)

    Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan

    dasar yang sesuai (Anonim, 1995). Krim berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian

    luar. Ada dua tipe krim, krim tipe minyak dalam air (M/A) dan tipe air dalam minyak (A/M) (Anief, 2005). Krim tipe M/A (vanishing

  • cream) mudah dicuci dengan air, jika digunakan pada kulit, maka akan terjadi penguapan dan peningkatan konsentrasi dari suatu obat

    yang larut dalam air sehingga mendorong penyerapannya ke dalam jaringan kulit. Tetapi pada umumnya orang lebih menyukai tipe

    A/M, karena penyebarannya lebih baik, walaupun sedikit berminyak tetapi penguapan airnya dapat mengurangi rasa panas di kulit.

    Cold cream adalah bentuk emulsi yang memiliki perbandingan fase minyak lebih tinggi atau salah satu contoh tipe A/M, walaupun

    begitu saat krim ini diaplikasikan pada kulit tetap memberikan efek dingin karena penguapan dari air yang terkandung dalam emulsi

    berjalan lambat (Howard, 1974). Sinar UV B dapat mencapai kulit sebanyak 70% direfleksikan oleh lapisan tanduk (stratum corneum),

    30% terpenetrasi ke dalam epidermis, dimana sebagian diabsorpsi oleh keratinosit dan melanin, hanya 10 % yang mencapai bagian

    atas dermis (Anonim, 2011). Sinar UV A memiliki energi lebih rendah dari UV B tetapi memiliki kelimpahan lebih dari 95% dari

    radiasi UV yang mencapai bumi (Wang et al., 2008), dengan 20-32% dapat mencapai dermis dan 4% terpenetrasi pada jaringan

    subkutis. Semakin panjang suatu panjang gelombang, maka semakin dalam penetrasi ke dalam kulit (Mitsui, 1997).

    Potensi tabir surya dapat dinyatakan dengan Sun Protection Factor (SPF) dan UV-A Protection Factor (APF). SPF merupakan

    perbandingan antara banyaknya energi sinar surya (dalam hal ini adalah UV B) yang dibutuhkan untuk menimbulkan eritema minimal

    (Dosis Eritema Minimal = DEM) pada kulit yang dilindungi tabir surya dengan banyaknya energi yang dibutuhkan untuk

    menimbulkan eritema minimal pada kulit yang tidak dilindungi tabir surya. Sedangkan APF adalah perbandingan antara banyaknya

    energi sinar UV A yang dibutuhkan untuk menimbulkan tanning minimal (Dosis Tanning minimal = DTM) pada kulit yang dilindungi

    tabir surya dengan banyaknya energi sinar surya yang dibutuhkan untuk menimbulkan tanning minimal pada kulit yang tidak

    dilindungi tabir surya (Martini et al., 1995).

    Tabir surya dengan SPF menyatakan lamanya kulit seseorang berada di bawah sinar matahari tanpa mengalami sunburn.

    Sedang angka SPF menyatakan berapa kali daya tahan alami kulit dilipatgandakan sehingga aman dibawah sinar matahari tanpa

    mengalami sunburn. Sebagai contoh, seseorang yang akan mengalami sunburn setelah 12 menit di bawah sinar matahari, jika

    dilindungi tabir surya dengan SPF 10 maka dia akan mengalami sunburn setelah 120 menit dibawah paparan sinar matahari (Anonim,

    2010).

  • IV. Rancangan Modifikasi Formula

    Formula

    Standart

    (Harrys Cosmeticology 7th p.254)

    Pembanding

    Sunscreen cream La Tulipe

    Modifikasi

    Nama Bahan Fungsi Konsentrasi Nama Bahan Fungsi Nama Bahan Fungsi Konsentrasi

    Lazim Terpilih

    Water Solvent

    (HPE 6th hal 766)

    Ad 100% Purified water Solvent

    (HPE 6th hal 766)

    Aquadest (A) Solvent

    (HPE 6th hal 766)

    ad 100

    ml

    ad 100 ml

    Mineral oil (M) Emollient (HPE 6th ; p.445) 10% Mineral oil Emollient (HPE 6th ; p.445) Mineral Oil (M) Emollient (HPE 6th ; p.445) 1-32% 10 %

    Glyceryl

    monostearate

    Emollient, emulsifying agent,

    stabilizing agent.

    16% Sodium lauryl sulfate Anionic surfactant; detergent;

    emulsifying agent; skin penetrant;

    wetting agent (HPE 6th hal 651)

    Glyceryl monostearate Emollient, emulsifying agent,

    stabilizing agent

    16%

    Sunscreen (A) q.s Benzophenone-3 Sunscreen chemical (Md 36th ;

    p.1608)

    Benzophenone-3 Sunscreen chemical (Md 36th ;

    p.1608)

    3%

    Titanium Dioxide Coating agent,opacifier,pigment

    (HPE6th,p.741)

    Titanium Dioxide Coating agent,opacifier,pigment

    (HPE6th,p.741)

    2%

    Octyl Metoksi Cinamate Sunscreen agent

    (Md 36th p.1608

    7.5%

    Glycerin (A) Antimicrobialpreservative;emoll

    ient;humectant; plasticizer;

    solvent; sweetening agent;

    tonicity agent (HPE5th,p.301)

    7% Glycerin (A) Antimicrobialpreservative;emoll

    ient;humectant; plasticizer;

    solvent; sweetening agent;

    tonicity agent (HPE5th,p.301)

    7%

    Cetyl alcohol Emusifying agent, stiffening

    agent (HPE 6th ; p.155)

    1% Cetyl alcohol Emusifying agent, stiffening

    agent (HPE 6th ; p.155)

    Cetyl alcohol Emusifying agent, stiffening

    agent (HPE 6th ; p.155)

    1%

    Sesame oil Oleaginous vehicle; 10% Sesame oil Oleaginous vehicle; 10%

    Pengawet q.s Methyl paraben Antimicrobial preservative (HPE

    6th ; p.441)

    Methyl paraben Antimicrobial preservative

    (HPE 6th ; p.441)

    0,08%

    Propyl paraben Antimicrobial preservative (HPE

    6th ; p.596)

    Propyl paraben Antimicrobial preservative

    (HPE 6th ; p.596)

    0,02%

    Antioxidant q.s Tochperol acetate Antioksidant 0,1%

    Parfum Pewangi q.s Parfum Pewangi q.s

    Zinc oxide Physical sunscreen, Pigment (Md

    36th ; p. 1621)

  • Paraffin Ointment base; stiffening agent

    (HPE 6th ; p.474)

    Ethylhexyl methoxycinnamate UV adsorber

    (Md 36th ; p.1608)

    Dimethicone water-repellent, low surface

    tension, barrier preparations for

    protecting the skin against water-

    soluble irritants. (Md 36th ; p.

    2032)

    CI 77491 (Iron Oxide Red) Pewarna

    CI 77492 (Iron Oxide Yellow) Pewarna

    Butyl methoxydibenzoylmethane

    VP/Eicosene copolymer

    Diazolidinyl urea

    Triethoxycaprylylsilane

    Bentuk sediaan dasar : Krim

    Tipe emulsi :w/o

    Alasan/HLB : Karena konsentrasi minyaknya lebih dari 50 %

    Bentuk sediaan dasar : Krim

    Tipe emulsi : w/o

    Bentuk sediaan dasar : Krim

    Tipe emulsi : w/o

    Alasan/HLB : karena nilai hlb butuhnya lebih dari 5 yaitu 5.59 dan konsentrasi minyaknya

    lebih dari 50 %/ nilainya 5,59

    Penjelasan terhadap formula modifikasi :

    a. Modifikasi Bahan Aktif :

    Nama bahan aktif yang diganti:

    Alasan:

    b. Modifikasi Bahan Tambahan Penyusun Basis :

    Nama bahan tambahan yang diganti:

    Alasan:

  • V. Matriks (Bahan aktif dan bahan tambahan ) untuk formula hasil modifikasi

    No Nama Bahan Karakteristik Kadar

    Lazim

    Kadar

    Terpilih

    Fungsi Nilai

    HLB

    Alasan dipakai dalam formula

    Sifat Kimia Sifat Fisika

    1. Mineral Oil (M) Pemerian:

    Cairan tidak berwarna, berminyak,

    transparan kental, tanpa fluoresensi di

    siang hari. Praktis tidak berasa dan

    memiliki bau samar saat minyak

    dipanaskan (HPE 6th

    ; p.445).

    Kelarutan:

    praktis tidak larut dalam etanol (95%),

    gliserin, dan air, larut dalam aseton,

    benzena, kloroform, karbon

    disulfida, eter, dan petroleum eter.

    Larut dengan mudah dalam minyak

    menguap dan dalam bentuk minyak

    tetap, dengan pengecualian dari minyak

    jarak (HPE 6th

    ; p.445).

    Boiling point :

    >360C

    (HPE 6th

    ;

    p.445)

    1,0-32%

    (HPE 6th

    ;

    p.445)

    10% Emollient

    (HPE 6th

    ;

    p.445)

    10 Biasa digunakan dalam sediaan kosmetik

    sebagai emollient.

    Memiliki kelarutan yang baik dalam

    minyak

    (HPE 6th

    ; p.445)

    2. Seasame Oil

    (M)

    Pemerian:

    Minyak wijen adalah , cairan berwarna

    bening kuning pucat dengan sedikit ,

    bau yang menyenangkan dan rasa

    hambar . Mengeras untuk massa lunak

    di sekitar 480C . (HPE 6th ; p.614)

    Kelarutan :

    Density :

    0.9160.920

    g/cm3 (HPE 6th

    ; p.614)

    - 10% Oleaginous

    vehicle;

    solvent

    (HPE 6th

    ;

    p.614)

    7 Umumnya dianggap sebagai dasarnya tidak

    beracun dan bahan 6luoride6nt

    Juga digunakan dalam formulasi farmasi

    topical

    (HPE 6th

    ; p.614)

  • Larut dalam air ; praktis tidak larut

    dalam etanol ( 95 % ) ; larut dengan

    karbon disulfida , kloroform , eter ,

    heksana , dan minyak bumi ringan .

    (HPE 6th ; p.614)

    3. Benzophenon-

    3*(A)

    (Md 28th

    p.1487)

    Pemerian:

    Sebuah bubuk kuning pucat

    (Md 36th

    p.1608)

    Kelarutan:

    praktis tidak larut dalam air ; bebas

    larut dalam 7luorid dan toluene (Md

    36th

    p.1608)

    BM:361,15

    Simpan dalam

    tempat kedap

    udara dan

    jauhkan dari

    cahaya(Md 36th

    p.1608)

    1-4% 3% UVA

    absorben

    (Md 36th

    p.1608)

    - Sunscreen agent (Md 36th p.1608)

    4. Cetyl alcohol

    (M)

    Pemerian :

    Lilin, serpihan putih, butiran, kubus,

    atau castings. Memiliki bau yang khas

    samar dan rasa hambar (HPE 6th

    ;

    p.155).

    Kelarutan :

    Bebas larut dalam etanol (95%) dan

    ether, kelarutan meningkat dengan

    meningkatnya suhu; praktis tidak larut

    dalam air. Dapat bercampur dengan

    lemak, cairan, paraffin padat dan

    isopropyl myristate saat meleleh (HPE

    6th

    ; p.155).

    Boiling point :

    316-344oC

    Density :

    0,908g/cm3

    Melting point :

    45-52oC

    (HPE 6th

    ;

    p.155)

    2-10%

    (HPE 6th

    ;

    p.155)

    1% Emulsifying

    agent,

    stiffening

    agent (HPE

    6th

    ; p.155)

    15,5 Umum digunakan pada kosmetik

    Menyerap air pada emulsi w/o

    Meningkatkan konsistensi

    (HPE 6th

    ; p.155)

  • 5. Gliseril

    Monostearat

    (M)

    Pemerian:

    Krim putih seperti lilin padat dalam

    bentuk butiran-butiran, serpih, atau

    bubuk. Sekarang lilin memiliki bau,

    rasa dan sedikit berlemak (HPE 6th

    ;

    p.290).

    Kelarutan:

    larut dalam etanol panas, eter,

    kloroform, panas aseton, minyak

    mineral, dan minyak tetap. Praktis

    tidak larut dalam air, tetapi dapat

    terdispersi dalam air dengan bantuan

    kecil jumlah sabun atau surfaktan lain

    (HPE 6th

    ; p.290).

    Rumus Kimia:

    C21H42O4

    BM : 358.6

    Melting point :

    55-60C

    (HPE 6th

    ;

    p.290)

    - 16% Emollient,

    emulsifying

    agent,

    stabilizing

    agent.

    (HPE 6th

    ;

    p.290)

    3,8

    (HPE 6th

    ;

    p.290)

    Dapat bertindak sebagai stabilizer yang

    efektif

    Dapat membentuk emulsi w/o dan o/w

    (HPE 6th

    ; p.290)

    6. Titanium

    Dioksida (A)

    Pemerian:

    Putih , amorf , tidak berbau , dan tidak

    berasa bubuk nonhygroscopic .

    (HPE 6th

    ; p.741).

    Kelarutan:

    Praktis tidak larut dalam asam sulfat

    encer , asam klorida, asam nitrat ,

    pelarut 8luorid , dan air . larut dalam

    asam 8luoride dan asam sulfat pekat

    panas,kelarutan tergantung pada

    perlakuan panas sebelumnya ;

    pemanasan berkepanjangan

    BM = 79.88

    (HPE 6th ;

    p.741).

    - 2% Coating

    agent;

    opacifier;

    pigment.

    (HPE 6th ;

    p.741).

    - Memantulkan sinar UV dan biasa

    digunakan dalam sunscreen.

    (HPE 6th

    ; p.741).

  • menghasilkan bahan yang kurang larut

    . (HPE 6th

    p.741)

    7. Gliserin (A) Pemerian:

    Gliserin adalah , cairan tidak berwarna

    , tidak berbau , kental , cairan

    higroskopis jelas;memiliki rasa manis ,

    kira-kira 0,6 kali semanis sukrosa

    (HPE 6th

    hal. 282)

    Kelarutan:

    Praktis larut dalam

    aseton,benzene,klorofom,dan dalam

    etanol. (HPE 6th

    hal. 282)

    Melting point :

    190oC (with

    Melting point :

    45550C

    - 7% Humectant

    (HPE 6th

    hal.

    282)

    - Karena dapat di gunakan sebagai emollient

    dan humenctant.

    (HPE 6th

    hal. 282)

    8. Octyl Metoksi

    Cinamate (A)

    Pemerian :

    Minyak kuning pucat . (MD 36th ; hal

    1608)

    Kelarutan :

    Larut dalam air (MD 36th ; hal 1608)

    BM: 290,4

    Penyimpanan

    dalam wadah

    kedap udara

    pada suhu 8 -

    15

    - 7,5% Sunscreen

    agent (Md

    36th ; hal

    1608)

    - Dapat digunakan untuk mencegah kulit

    terbakar (MD 36th

    ; hal 1608)

    Kombinasi dengan benzofenon yang dapat

    memberikan beberapa tambahan

    perlindungan terhadap fotosensitifitas (MD

    36th

    ; hal 1608)

    9. Toccopherol

    Acetate

    Pemerian:

    Bahan alami,tidak berwarna/kuning

    hingga kecoklatan,viscous,oily liquid.

    Kelarutan :

    Praktis tidak larut dlm air ;larut dlm

    acetone, ethanol, ether, and vegetable

    oils.(HPE 5th

    ,32)

    BP: 2350C

    Density: 0.947

    0.951g/cm3

    (HPE 5th

    ,32)

    0,1-1%

    (journal

    Vit. E in

    human

    skin)

    0,1% Antioxidant;

    therapeutic

    agent.(HPE

    5th

    ,32)

    6 Karena dapat member nutrisi pada kulit,dan

    menghindari kulit dari panas serta

    menghindari penuaan dini

  • 10. Metylparaben /

    Nipagin (A)

    Pemerian:

    Kristal tidak berwarna atau serbuk

    berwarna putih, tidak berbau atau

    hampir tidak berbau (HPE 6th

    ; p.441).

    Kelarutan:

    Larut 1:6 dalam gliserin, 1:400 dalam

    air, 1:50 dalam air 25, 1:30 dalam air

    80C, 1:5 dalam propilenglikol (HPE

    6th

    ; p.441).

    Rumus Kimia :

    C8H8O

    BM : 152,15

    Melting point:

    125 128C

    (HPE 6th

    ;

    p.441)

    0,015

    0,2%

    (HPE 6th

    ;

    p.441)

    0,18% Pengawet

    (HPE 6th

    ;

    p.441)

    - Aktif dalam melawan bakteri gram positif

    dan negatif

    Efektif terhadap ragi dan jamur

    Efektif pada range pH yang luas

    (HPE 6th

    ; p.441)

    11. Propilparaben/

    Nipasol (A)

    Pemerian:

    Serbuk putih, tidak berbau, tidak

    memiliki rasa, seperti kristal (HPE 6th

    ;

    p.596).

    Kelarutan:

    Larut 1:250 dalam gliserin, 1:2500

    dalam air, 1:225 dalam air 80C (HPE

    6th

    ; p.596).

    Rumus kimia:

    C10H12O3

    BM: 180,20

    (HPE 6th

    ;

    p.596)

    0,01

    0,02%

    (HPE 6th

    ;

    p.596)

    0,02% Pengawet

    (HPE 6th

    ;

    p.596)

    - Aktif dalam melawan ragi, jamur dan bakteri

    Efektif dalam range pH yang luas

    (HPE 6th

    ; p.596)

    12. Perfume - - q.s q.s Pemberi

    aroma

    - Meningkatkan daya tarik konsumen

    13. Aquadest (A) Pemerian:

    Cairan jernih tidak berwarna, tidak

    berbau, tidak berasa (HPE 6th

    hal 766)

    Rumus Kimia :

    HO

    BM: 18,02

    Boiling point:

    100C

    (HPE 6th

    hal

    766)

    Ad 100 ml Ad

    100mL

    Pelarut

    (HPE 6th

    hal

    766)

    - Tidak toksik

    Pelarut universal

  • V.1. Bentuk Sediaan Dasar

    a. Bentuk : Krim

    b. Definisi :

    Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam

    bahan dasar yang sesuai. (Depkes RI, 1995)

    Krim merupakan suatu system emulsi yang tidak stabil secara termodinamika dimana mengandung paling sedikit dua

    fase yang tidak saling bercampur. Salah satu fase bersifat polar (air) dan fase yang lainnya bersifat non-polar (minyak).

    Krim dapat dibuat dengan beberapa jenis, yaitu emulsi air dalam minyak (w/o atau a/m), emulsi minyak dalam air (o/w

    atau m/a) (Ansel, H.C., 1989)

    c. Persyaratan Umum :

    Kandungan minyak lebih banyak dbandingkan kandungan air

    Mudah dioleskan merata pada kulit

    Meningkatkan penetrasi

    Bebas partikulat keras dan tajam

    Tidak mengiritasi kulit

  • V.2. Bentuk Sediaan Kosmetik Terpilih

    a. Bentuk : Tabir surya (Sunscreen)

    b. Definisi :

    Tabir surya (Sunscreen) menurut Tian (1994) dan Soeratri (1993), adalah senyawa yang secara fisik atau kimia dapat

    digunakan untuk menyerap sinar matahari secara efektif terutama daerah emisi gelombang UV sehingga dapat mencegah

    gangguan pada kulit akibar pancaran langsung sinar UV.

    c. Persyaratan Umum :

    - Tidak mengiritasi kulit, tidak menodai pakaian

    - Dapat mengabsorbsi sinar matahari/ UV A dan UV B

    - Tidak menguap dan tahan terhadap air dan keringat

    - Mempunyai efek perlindungan yang tetap selama beberapa jam

    - Efektif dalam mengabsorbsi radikal pada 290-320 nm

    - Membentuk transmisi secara total pada 300-400 nm (Harrys Cosmeticology; p.232)

  • VI. Susunan Formula

    Perhitungan Bobot Sediaan

    Perkiraan lama penggunaan krim = 1 hari sekali untuk sehari pemakaian.

    Jadi, 1 x sehari= 1 x 1 gram = 1 gram

    Bobot sediaan yang dibutuhkan = 1 gram 30 hari = 30 gram untuk 1R/

    Untuk 1 batch= 3 x 30 gram = 90 gram

    No. Nama Bahan Sinonim Bahan Pengganti Konsentrasi (%) 1 Resep

    (30gram)

    1 Batch

    ( 90 gram) Awal Modifikasi

    1. Mineral Oil heavy liquid petrolatum; liquid

    petrolatum; paraffin oil

    - 10% 10% 3 9

    2. Glyceryl monostearat - 16% 16% 4,8 14,4

    3. Sesame Oil (M) - 10% 10% 3 9

    4. Cetyl alkohol - 1% 1% 0,3 0,9

    5. Glycerin Glycerine; Glycon G-100;

    trihydroxypropane glycerol.

    - 7% 7% 2,1 6,3

    6. Benzophenon-3 - 3% 3% 0,9 2,7

    7. Oktil Metoksi

    Cinamate

    - 7,5% 7,5% 2,25 6,75

    8. Titanium dioksida - 2% 2% 0,6 1,8

    9. Metylparaben Nipagin - - 0,18% 0,054 0,162

    10. Propilparaben Nipasol - - 0,02% 0,006 0,018

    11. Toccopherol acetate - 0,1% 0,03 0,09

    12. Perfume - - q.s q.s q.s q.s

    13. Aquadest - - ad 100 ml ad 100 ml

  • Perhitungan sisa air

    Untuk 1 R= (30-( 3+4,8+3+0,3+2,1+0,9+2,25+0,6+0,0054+0,006+0,03)= 12,96 ml 13 ml

    Untuk 3 R=(90-(9+14,4+9+0,9+6,3+2,7+6,75+1,8+0,162+0,018+0,09)=38,88ml 39 ml

  • VII. Rancangan Cara Pembuatan

    Fase minyak :

    Mineral Oil

    Gliceryl monostearat

    Cetyl alcohol

    Seasame oil

    Fase air :

    Nipagin

    Nipasol

    Benzophenon-3

    Titanium dioxide

    OMC larutkan dalam aquades

    Dicampur di mortar panas, tambahkan

    toccopherol acetate aduk hingga

    homogen

    Tambahkan parfum, aduk

    hingga homogen

    Masukkan dalam wadah sediaan, beri

    etiket, brosur dan masukkan ke dalam

    dus.

    Larutkan dalam

    gliserin

    Larutkan

    dalam

    etanol

    dilebur

  • VIII. Spesifikasi Sediaan Akhir

    Parameter Spesifikasi

    Organoleptis

    Bau

    Rasa

    Warna

    Perabaan

    Bau khas

    Lembut

    Mudah dioleskan

    Uji makroskopis

    Aerasi

    Tembus cahaya

    Gumpalan

    Tidak ada aerasi

    Opaque

    Tidak ada gumpalan

    Daya sebar < 20 detik; > 0,5 cm

    Konsistensi Tidak lengket

    Sifat tercucikan air < 4 menit

    SPF 20,47

    Ph 5,5 6

    Uji iritasi Tidak mengiritasi

  • IX. Rancangan Evaluasi

    No Evaluasi Cara Evaluasi

    1 Organoleptis

    o Warna

    o Bau

    o Tekstur

    2 PH Untuk melakukan pemeriksaan pH, pH meter terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar

    standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH tersebut.

    Kemudiaan elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi

    1% yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml air suling. Kemudian elektroda dicelupkan

    dalam larutan tersebut dan dibiarkan hingga alat menunjukkan harga pH yang konstan. (Rawlins, 2003).

    3 Homogenitas Pengamatan dilakukan secara visual dengan mengoleskan krim pada lempeng kaca, kemudian dilihat warnanya

    seragam atau tidak. Pengamatan dilkakukan tiap minggu selama 5 minggu.

    4 Viskositas Pengujian viskositas menggunakan brookfield viscometer yang dilakukan dengan cara, pasang spindel yang sesuai

    lalu celupkan dalam sediaan lalu catat hasil. Viskositas sediaan krim yang sesuai dengan persyaratan adalah 2.000

    50.000 cps (Remington, 1995 ; SNI, 1996)

    5 Uji daya sebar 0,5 gram sediaan diletakkan dengan hati-hati di atas kertas grafik yang dilapisi kaca transparan biarkan sesaat (15

    detik) hitung luas daerah yang diberikan oleh sediaan, kemudian ditutup lagi dengan lempengan kaca yang diberi

    beban tertentu (10 g, 20 g, -100 g) dan dibiarkan selama 60 detik. Kemudian hitung luas yang diberikan oleh

    sediaan.

    6 Tipe emulsi Larutkan 1 tetes krim ke dalam 30 ml air. Jika krim dapat larut dalam minyak, maka krim tersebut merupakan

    krim w/o. namun, jika krim dapat larut dalam air, maka krim tersebut merupakan krim

    7 Uji Tercucikan

    air 1 gram krim, dioleskan pada telapak tangan kemudian dicuci dengan sejumlah volume air sambil membilas

    tangan. Air dilewatkan dari buret dengan perlahan-lahan, amati secara visual ada atau tidaknya krim yang tersisa

    pada telapak tangan, dicatat volume air yang terpakai

  • 8 Daya Lekat Gelas obyek di tandai 4 x 2,5cm kemudian sebanyak 0,25 g krim di letakkan di tititk tengah luasan tersebut dan

    di tutp dengan gelas obyek lain. beri beban 1 kg selama 5 menit. Kedua gelas obyek yang telah saling melekat 1

    sama lain di pasang pada alat uji yang di beri beban 80 g. setelah itu dicatat waktu yang diperlukan hingga

    terpisahnya dua gelas obyek.

    9 Pengukuran Uji

    Distribusi

    Ukuran Partikel

    Dilakukan dengan memakai alat mikroskop yang dilengkapi dengan micrometer okuler. Caranya adalah sbb: di

    timbang 0,1 g krim kemudian di encerkan dengan air suling sampai 1 ml diambil sedikit hasil pengenceran

    tersebut dan diteteskan pada kaca objek, lalu dilakukan pengukuran partikel sampai dengan 500 partikel (

    Lachman dkk, 1994).

    10 Uji SPF Sampel sebanyak 1 gram dilarutkan dengan etanol hingga 100 ml lalu saring dengan kertas saring menghasilkan

    konsentrasi sebesar 10.000 ppm. Pipet 5 ml larutan yang telah disaring, lalu tambahkan etanol hingga 50 ml

    sehingga menghasilkan konsentrasi sebesar 1000 ppm. Pipet 5 ml dari larutan yang berkonsentrasi 1000 ppm lalu

    tambahkan etanol hingga 25 ml sehingga konsentrasi mejdai 200 ppm. Blanko yang digunakan adalah etanol.

    Nilai serapan diamati pada panjang gelombang 290, 295, 300, 305, 310, 315, 320 hingga 400 nm. Nilai SPF yang

    efektif sebagai tabir surya adalah lebih besar dari 2 atau 4 (SNI, 1996 ; Balakrishnan dan Narayanaswamy, 2011).

  • X. Rancangan Tabel Hasil Evaluasi

    Parameter

    Spesifikasi

    Hasil Evaluasi Keterangan

    Pembanding Sediaan MS TMS

    Organoleptis

    Bau

    Bau khas

    Rasa Lembut

    Warna

    Perabaan Mudah dioleskan

    Uji homogenitas

    -Aerasi

    Tidak ada aerasi

    - Tembus cahaya

    Opaque

    -Gumpalan

    Tidak ada

    gumpalan

    Daya sebar

    (< 20 detik; > 0,5 cm)

    Tanpa beban

    5 g

    10 g

    50 g

  • 100 g

    Konsistensi Tidak lengket

    Sifat tercucikan air < 4 menit

    pH 5,5 6

    Uji iritasi Tidak mengiritasi

    SPF 20,47 24

  • XI. Rancangan Kemasan

    Beauty Sunscreen Cream

    Kegunaan: untuk melindungi kulit terhadap pengaruh

    buruk dari sinar matahari (UV A dan UV B). Yang

    dapat menyebabkan vlek/noda hitam

    Cara Pakai: Oleskan secara tipis dan merata pada kulit

    wajah bila hendak berpergian pada pagi/ siang hari.

    Tidak dianjurkan untuk kulit berminyak/berjerawat

    Komposisi: Mineral Oil, Benzophenon-3, Titanium

    Dioxide, Octinoxate, Tocopheryl acetate, Gilceryl

    Monostearat, Glyserin, Cetyl alcohol, Nipagin,

    Nipasol, Water

    Peringatan:

    -Mengandung Benzophenon-3

    -Jangan terlalu lama berada dibawah sinar matahari

    -Gunakan produk sebelum terpapar sinar matahari dan

    ulangi pemakaian terutama setelah berkeringat dan

    menegringkan badan

    No Reg: 89981130040

    No Batch

    Exp date:

    PT.QUEEN-FARMA

    SURABAYA-INDONESIA

    PT.QUEEN-FARMA SURABAYA-INDONESIA

    Beauty Sunscreen Cream

    30 gr SPF

    20,47

    SPF 20,47