tuli telinga dan rentangnya

6
Tuli telinga dan rentangnya A. Definisi dan klasifikasi Definisi gangguan pendengaran adalah ketidakmampuan secara parsial atau total untuk mendengarkan suara pada salah satu atau kedua telinga. Pembagian gangguan pendengaran berdasarkan tingkatan beratnya gangguan pendengaran, yaitu mulai dari gangguan pendengaran ringan (20-39 dB), gangguan pendengaran sedang (40-69 dB) dan gangguan pendengaran berat (70-89 dB). Gangguan pendengaran dapat diklasifikasikan sebagai: 1. Tuli konduktif Disebabkan oleh kondisi patologis pada kanal telinga eksterna, membran timpani, atau telinga tengah. Gangguan pendengaran konduktif tidak melebihi 60dB karena dihantarkan menuju koklea melalui tulang (hantaran melalui tulang) bila intensitasnya tinggi. Penyebab tersering gangguan pendengaran jenis ini pada anak adalah otitis media dan disfungsi tuba eustachius yang disebabkan oleh otitis media sekretori. Kedua kelainan tersebut jarang menyebabkan kelainan gangguan pendengaran melebihi 40dB. 2. Tuli sensorineural Disebabkan oleh kerusakan atau malfungsi koklea, saraf pendengaran dan batang otak sehingga bunyi tidak dapat diproses sebagaimana mestinya. Bila kerusakan terbatas pada sel rambut di koklea, maka sel ganglion dapat bertahan atau mengalami degenerasi transneural. Bila sel ganglion rusak, maka nervus VIII akan mengalami degenerasi Wallerian. Penyebabnya antara lain adalah: kelainan bawaan, genetik, penyakit/kelainan pada saat anak dalam kandungan, proses kelahiran, infeksi virus, pemakaian obat yang merusak koklea (kina, antibiotika seperti golongan makrolid), radang selaput otak, kadar bilirubin yang tinggi. Penyebab utama gangguan pendengaran ini disebabkan genetik atau infeksi, sedangkan penyebab yang lain lebih jarang. 4 3. Tuli campuran Bila gangguan pendengaran atau tuli konduktif dan sensorineural terjadi bersamaan. Tuli campuran misalnya radang telinga tengah dengan komplikasi ke telinga dalam , dan tumor nervus VIII dengan radang telinga tengah 4. Stachler RJ, Chandrasekhar SS, Archer SM, Rosenfeld RM, Schwartz SR, Barrs DM, et al. Clinical practice guideline sudden hearing loss: Recommendations of the American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery. Otolaryngol Head Neck Surg. 2012;146:S1. 5.Bailey BJ, Johnson JT. Head and neck surgery-otolaryngology. 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006. Perbedaan tuli konduktif, sensorial,dan campuran Tuli konduktif disebabkan oleh abnormalitas telinga luar, membran timpani, rongga udara telinga tengah, atau tulang pendengaran, struktur yang menghantarkan gelombang suara ke koklea. Sementara itu, tuli sensorineural

Upload: ivo-afiani

Post on 18-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Tuli telinga dan rentangnya1. Definisi dan klasifikasiDefinisi gangguan pendengaran adalah ketidakmampuan secara parsial atau total untuk mendengarkan suara pada salah satu atau kedua telinga. Pembagian gangguan pendengaran berdasarkan tingkatan beratnya gangguan pendengaran, yaitu mulai dari gangguan pendengaran ringan (20-39 dB), gangguan pendengaran sedang (40-69 dB) dan gangguan pendengaran berat (70-89 dB). Gangguan pendengaran dapat diklasifikasikan sebagai:1. Tuli konduktifDisebabkan oleh kondisi patologis pada kanal telinga eksterna, membran timpani, atau telinga tengah. Gangguan pendengaran konduktif tidak melebihi 60dB karena dihantarkan menuju koklea melalui tulang (hantaran melalui tulang) bila intensitasnya tinggi. Penyebab tersering gangguan pendengaran jenis ini pada anak adalah otitis media dan disfungsi tuba eustachius yang disebabkan oleh otitis media sekretori. Kedua kelainan tersebut jarang menyebabkan kelainan gangguan pendengaran melebihi 40dB. 1. Tuli sensorineuralDisebabkan oleh kerusakan atau malfungsi koklea, saraf pendengaran dan batang otak sehingga bunyi tidak dapat diproses sebagaimana mestinya. Bila kerusakan terbatas pada sel rambut di koklea, maka sel ganglion dapat bertahan atau mengalami degenerasi transneural. Bila sel ganglion rusak, maka nervus VIII akan mengalami degenerasi Wallerian. Penyebabnya antara lain adalah: kelainan bawaan, genetik, penyakit/kelainan pada saat anak dalam kandungan, proses kelahiran, infeksi virus, pemakaian obat yang merusak koklea (kina, antibiotika seperti golongan makrolid), radang selaput otak, kadar bilirubin yang tinggi. Penyebab utama gangguan pendengaran ini disebabkan genetik atau infeksi, sedangkan penyebab yang lain lebih jarang. 41. Tuli campuranBila gangguan pendengaran atau tuli konduktif dan sensorineural terjadi bersamaan.Tuli campuran misalnya radang telinga tengah dengan komplikasi ke telinga dalam , dan tumor nervus VIII dengan radang telinga tengah

4. Stachler RJ, Chandrasekhar SS, Archer SM, Rosenfeld RM, Schwartz SR, Barrs DM, et al. Clinical practice guideline sudden hearing loss: Recommendations of the American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery. Otolaryngol Head Neck Surg. 2012;146:S1.5.Bailey BJ, Johnson JT. Head and neck surgery-otolaryngology. 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.

Perbedaan tuli konduktif, sensorial,dan campuranTuli konduktif disebabkan oleh abnormalitas telinga luar, membran timpani, rongga udara telinga tengah, atau tulang pendengaran, struktur yang menghantarkan gelombang suara ke koklea. Sementara itu, tuli sensorineural disebabkan oleh adanya abnormalitas koklea, saraf auditorik, dan struktur lain yang mengolah impuls neural ke korteks auditorik di otak. Ketuliandibidang konduksi atau disebut tuli konduksi dimana kelainanterletak antara meatus akustikus eksterna sampai dengana tulangpendengaran stapes. Tuli di bidang konduksi ini biasanya dapatditolong dengan memuaskan, baik dengan pengobatan ataudengan suatu tindakan misalnya pembedahan.Tuli yang lain yaitu tuli persepsi(sensori neural hearing-loss)dimana letak kelainan mulaidariorgan korti di kokleasampai dengan pusat pendengaran di otak. Tuli persepsi inibiasanya sulit dalam pengobatannya.Apabila tuli konduksi dan tuli persepsi timbul bersamaan,disebut tuli campuran.Untuk mengetahui jenis ketulian diperlukan pemeriksaanpendengaran.Tuli Sensorineural2.4.1. DefenisiKelainan telinga dapat menyebabkan tuli konduktif atau tuli sensorineural. Tuli konduktif biasanya disebabkan oleh kelainan yang terdapat di telinga luar atau telinga tengah. Tuli sensorineural dibagi atas tuli sensorineural koklea dan retrokoklea.1 Tuli sensorineural adalah berkurangnya pendengaran atau gangguan pendengaran yang terjadi akibat kerusakan pada telinga bagian dalam, saraf yang berjalan dari telinga ke otak (saraf pendengaran), atau otak.21. Soetirto I, Hendarmin H, Bashiruddin J. Gangguan Pendengaran (Tuli). Dalam: Soepardi EA, Iskandar N. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2008. h. 16;22.1. AARP. Sensorineural deafness. 2009. Accessed on: 11 august 2011. Available from: https://www.aarphealthcare.com/adamcontent/sensorineuraldeafness?hlpage=article&loc=table_of_contents_nav#definition. 2.4.2. Insidensi1Keterampilan komunikasi adalah pusat kehidupan yang sukses untuk semua orang. Gangguan komunikasi sangat mempengaruhi pendidikan, pekerjaan, dan kesejahteraan banyak orang. Jumlah orang Amerika dengan gangguan pendengaran memiliki angka kejadian dua kali lipat selama 30 tahun terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh dari survei federal, didapatkan prevalensi untuk individu yang berusia tiga tahun atau lebih yang mengalami gangguan pendengaran berkisar 13,2 juta (1971), 14,2 juta (1977), 20,3 juta (1991), dan 24,2 juta (1993). Seorang peneliti independen memperkirakan bahwa 28,6 juta orang Amerika memiliki gangguan pendengaran pada tahun 2000. Gangguan pendengaran sensorineural mendadak ditemukan hanya 10-15% dari jumlah pasien. Insidensi tahunan gangguan pendengaran sensorineural diperkirakan adalah 5 sampai 20 kasus per 100.000 orang. Paparan dengan kebisingan telah lama dikenal sebagai faktor risiko untuk gangguan pendengaran Lebih dari 30 juta orang Amerika yang terkena tingkat suara berbahaya secara teratur.1. ASHA. Hearing Loss. 2011. Accessed on: 11th august 2011. Available from: http://www.asha.org/public/hearing/Hearing-Loss/. 2.4.3. Etiologi4Tuli sensorineural koklea disebabkan oleh aplasia (congenital), labirinitis (oleh bakteri/virus), intoksikasi obat streptomisin, kanamisin, garamisin, neomisin, kina, asetosal atau alkohol. Selain itu, tuli sensorineural juga dapat disebabkan oleh tuli mendadak (sudden deafness), trauma kapitis, trauma akustik, dan pajanan bising.Tuli sensorineural retrokoklea disebabkan oleh neuroma akustik, tumor sudut pons serebelum, mieloma multipel, cedera otak, perdarahan otak, dan sebagainya.1. Soetirto I, Hendarmin H, Bashiruddin J. Gangguan Pendengaran (Tuli). Dalam: Soepardi EA, Iskandar N. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2008. h. 16;22.

2.4.4 Prognosis5Pasien dengan gangguan pendengaran sensorineural yang berat mungkin dapat mendengar suara setelah melakukan implantasi koklea. Jika tinitus disebabkan oleh tumor akustik, otosklerosis, atau kondisi tekanan telinga meningkat dalam hidrolik (sindrom Meniere), operasi untuk mengangkat lesi atau menyamakan tekanan dapat dilakukan. Tinitus berkurang atau sembuh sekitar 50% dari kasus yang berat setelah menjalani operasi.1. MD Guidelines. Hearing Loss. 2010. Accessed on: 11th august 2011. Available from: http://www.mdguidelines.com/hearing-loss.

1. DEFINISI TULI KONDUKTIFGangguan pendengaran adalah ketidakmampuan secara parsial atau total untuk mendengar suara pada salah satu atau kedua telinga.Tuli konduktif adalah hilangnya pendengaran karena tidak dapat tersampaikannya getaran suara. Pada tuli konduktif terdapat gangguan hantaran suara, disebabkan oleh kelainan atau penyakit di telinga luar atau di telinga tengah.1Tuli konduktif atau Conductive hearing loss adalah jenis ketulian yang tidak dapat mendengar suara berfrekuensi rendah. Misalnya tidak dapat mendengar huruf U dari kata susu sehingga penderita mendengarnya ss. Biasanya gangguan ini reversible karena kelainannya terdapat di telinga luar dan telinga tengah. (purnawan junadi,dkk. 1997 hal. 238)1. Soepardie EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007

1. EPIDEMIOLOGIData WHO tahun 2005 memperkirakan sejumlah 250 juta penduduk dunia mengalami gangguan pendengaran dan ketulian dan angka ini meningkat di tahun 2005 menjadi 278 juta (4,6%) dengan gradasi gangguan pendengaran sedang dan berat. Jika tidak segera ditangani maka pada tahun 2015, akan ada lebih dari 700 juta penduduk dunia yang menderita gangguan pendengaran. Menurut WHO, setengah jumlah ini berada di Asia Tenggara termasuk Indonesia.6Dari WHO Multicenter Study tahun 1998, Indonesia menduduki nomer 4 (4,6%) setelah Sri Lanka (8,8%), Myanmar (8,4%) dan India (6,3%). Data di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1994-1996, didapati bahwa : Morbiditas penyakit telinga adalah 18.5 %, dengan prevalensi gangguan pendengaran 16,8 % dan ketulian 0,4.%, paling tinggi padakelompok usia sekolah (7-18 tahun). Penyakit infeksi penyebab ketulian yaitu OMSK (congek) 3,1% (sekitar 6 juta), Tuli pada orang tua (2,6%), Tuli sejak lahir (0,1%). Bayi lahir tuli diperkirakan berkisar 0,1-0,2% dan dengan angka kelahiran di Indonesia sekitar 2,6%, maka setiap tahunnya akan ada 5.200 bayi tuli di Indonesia.6Data studi di berbagai sekolah dasar di Indonesia (Jakarta, Tanggerang, Bekasi, Krawang, Surabaya, Semarang, Medan dll), ternyata angka serumen (kotoran telinga) dan OMSK (congek) cukup tinggi, serumen didapati sekitar 50% anak SD. Umumnya congek terjadi karena tingginya infeksi saluran pernafas atas (ISPA) dan gizi buruk akibat kemiskinan.61. Antonius Haryanto. Kesehatan telinga dan pendengaran. Serial on the internet. Available at http://www.komkepbandung.com/detail-isi-artikel/175-kesehatan-pendengaran/

1. ETIOLOGITuli konduktif disebabkan kelainan di telinga luar atau telinga tengah. Kelainan telinga luar yang menyebabkan tuli konduktif adalah:1. Otalgia, rasa nyeri di dalam telinga.1. Atresia liang telinga, Malformasi lengkap dari saluran telinga eksternal disebut atresia. Ini dapat dilihat bersama dengan malformasi lengkap atau sebagian dari pinna (telinga luar) dan ditemukan pada saat lahir. Hal ini jarang terkait dengan kelainan bawaan lainnya dan yang paling sering hanya pada satu sisi (unilateral).1. Sumbatan oleh serumen, Kotoran telinga dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan medis dan biasanya dapat dihilangkan dengan cepat.5Henry Gray. American Journal of Anatomyhttp://www.bartleby.com/107/230.html1. Sumbatan benda asing, Hal ini juga mudah diidentifikasi pada pemeriksaan dan biasanya dapat dibersihkan di poli klinik. Kadang-kadang, anestesi singkat diperlukan untuk prosedur ini pada anak-anak. Umumnya benda asing termasuk manik-manik dan kacang pada anak-anak dan kapas atau ujung kapas-tipped aplikator pada orang dewasa. Jarang, Kadang binatang hidup seperti kecoa yang dapat menyebabkan gatal, nyeri dan kebisingan.1Soepardie EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 20071. Otitis eksterna sirkumskripta,infeksi pilosebaseus oleh staphylococcus aureus atau staphylococcus albus. Rasa nyeri yang hebat yang tidak sesuai dengan besar bisul.1Soepardie EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 20071. Otitis eksterna maligna, Otitis Eksterna Maligna merupakan infeksi telinga luar yang ditandai dengan adanya jaringan granulasi pada liang telinga dan nekrosis kartilago dan tulang liang telinga hingga meluas ke dasar tengkorak. Keadaan ini sering dijumpai pada pasien diabetes mellitus atau pasien dengan immunocompromised.7Abdul GS. Otitis Eksterna Maligna. Medan : Majalah Kedokteran Nusantara Volume; 2006.p.1-2.1. Osteoma liang telinga. Kelainan telinga tengah yang menyebabkan tuli konduktif ialah 1. Sumbatan tuba eustachius, dapat terjadi oleh berbagai kondisi, seperti peradangan di nasofaring, peradangan adenoid atau tumor nasofaring.11. Otitis media, 1. Otosklerosis, berupa berkurangnya getaran tulang pendengaran dikarenakan adanya pertumbuhan tulang yang abnormal yang penyebab pastinya belum diketahui. Hilangnya pendengaran terkait dengan otosklerosis kemungkinan untuk perlahan-lahan kemajuan dari waktu ke waktu. 1. Timpanosklerosia, membran timpani yang menunjukkangambaran bercak-bercak putih tebal atau menjadi putih dan tebal seluruhnya akibattimbunan kolagen terhialinisasi pada bagian tengahnya yang disebabkan proses autoimun1. Hemotimpanum, terdapatnya darah pada kavum timpani dengan membrana timpani berwarna merah atau biru. Warna tidak normal ini disebabkan oleh cairan steril bersama darah di dalam telinga tengah. Keadaan ini dapat menyebabkan tuli konduktif, biasanya ada sensasi penuh atau tekanan. Hemotimpanum bukan merupakan suatu penyakit akan tetapi lebih kepada suatu gejala dari penyakit yang sering disebabkan oleh karena trauma.1. Dislokasi tulang pendengaran yaitu pada fraktur os temporal dan trauma iatrogenik pada ekstraksi benda asing di telinga tengahSoepardie EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 20071. PROGNOSISDari semua penyebab tuli konduktif , sebagian besar memiliki prognosis yang baik. Cukup dengan pemberian medikamentosa dan tindakan pembedahan bila diperlukan, hampir semua keadaan tersebut bisa diperbaiki.