tugas biotek rima

Upload: normance-bobonglangi

Post on 16-Oct-2015

45 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKALAH PEMBUATAN BIOETANOL

OLEH :

NAMA: NORMANCE BOBONGLANGINIM: N111 10 292

MAKASSAR2013BAB IPENDAHULUANI.1 Latar BelakangBioetanol adalah etanol hasil fermentasi biomassa oleh mikroorganisme. Biomassa yang biasa digunakan adalah yang berasal dari bahan yang mengandung gula atau pati seperti tebu, jagung, singkong, ubi jalar, ubi kayu, dan sagu. Bioetanol selain dapat diproduksi dari bahan baku yang mengandung gula dan pati, bioetanol juga dapat diproduksi dari bahan tanaman yang mengandung selulosa; namun adanya lignin mengakibatkan proses produksinya menjadi lebih sulit dan mahal sehingga etanol dari sumber selulosa pada saat ini belum cukup layak di Indonesia. Etanol merupakan senyawa hidrokarbon tidak berwarna yang mudah sekali terbakar sehingga berpotensi digunakan sebagai bahan bakar. Kebutuhan yang semakin meningkat dan fenomena kelangkaan bahan bakar minyak pada tahun-tahun belakangan ini telah memberikan dampak yang sangat luas di berbagai sektor kehidupan. Sektor yang paling cepat terkena dampaknya adalah sektor transportasi. Fluktuasi suplai dan harga minyak bumi menggambarkan bahwa jumlah cadangan minyak yang ada di bumi semakin menipis. Minyak bumi adalah bahan bakar yang tidak bisa diperbarui sehingga harus ada bahan bakar pengganti sebagai antisipasi menipisnya bahan bakar fosil. Indonesia harus mengimpor minyak, baik dalam bentuk minyak mentah maupun dalam bentuk produk kilang atau bahan bakar minyak (BBM) seperti minyak solar, premium, minyak bakar dan minyak tanah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri Indonesia. Jumlah import yang semakin tinggi dan semakin meningkatnya harga minyak dunia diperkirakan akan semakin berat beban dan biaya yang harus ditanggung pemerintah Indonesia dalam pengadaan minyak nasional.Indonesia sebagai negara yang mempunyai potensi sumber bahan bakar alam (biofuel) berpeluang untuk mengembangkan energi alternatif terbarukan antara lain bioetanol. Pengembangan biofuel didukung dengan dikeluarkannya Perpres No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional dan Inpres No. 1 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain. Bioetanol berpotensi untuk dikembangkan karena ramah lingkungan. Bahan baku pembuatan bioetanol dapat berasal dari bahan yang mengandung gula, pati atau selulosa. Bioetanol yang dibuat dari bahan berpati dihasilkan dengan melakukan fermentasi glukosa menjadi etanol menggunakan bantuan mikroba, dalam hal ini Saccharomyces cereviseae.Umbi ganyong (Canna edulis Ker.) merupakan salah satu tanaman umbi yang kurang dikenal oleh masyarakat saat ini karena umbi ganyong merupakan salah satu umbi inferior yang tidak banyak dipublikasikan. Ganyong merupakan salah satu pangan lokal yang bergizi tinggi, terutama kandungan karbohidratnya. Ganyong memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan menjadi sumber bahan baku pembuatan etanol. Kandungan karbohidrat di dalam pati ganyong mencapai 80 % dan kadar air 18 % (Wulansari, 2004). Satu hektar lahan bisa menghasilkan ganyong sebanyak 60 ton dengan masa tanam delapan bulan lebih (Wiguna, 2007).Etanol dapat digunakan sebagai bahan baku industri turunan alkohol, campuran untuk miras, bahan dasar industri farmasi, campuran bahan bakar untuk kendaraan. Mengingat pemanfaatan etanol/bioetanol beraneka ragam, sehingga grade etanol yang dimanfaatkan harus berbeda sesuai dengan penggunaannya. Untuk etanol/bioetanol yang mempunyai grade 90-96,5% volume dapat digunakan pada industri, sedangkan etanol/bioetanol yang mempunyai grade 96-99,5% volume dapat digunakan sebagai campuran untuk miras dan bahan dasar industri farmasi. Berlainan dengan besarnya grade etanol/bioetanol yang dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan yang harus betul-betul kering dan anhydrous supaya tidak korosif, sehingga etanol/bioetanol harus mempunyai grade sebesar 99,5-100% vol. Perbedaan besarnya grade akan berpengaruh terhadap proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air. Alkohol dengan kadar air sangat rendah (