trauma oculus perforans
DESCRIPTION
Referat, semoga bermanfaatTRANSCRIPT
TRAUMA OKULI PERFORANS
PENDAHULUAN
Trauma okuli merupakan salah satu masalah kesehatan dunia Meskipun termasuk kasus
yang masih dapat dicegah trauma okuli tetap menjadi salah satu penyebab mortilitas
morbiditas dan keterbatasan fisik Dalam kenyataannya trauma okuli menjadi kasus
tertinggi penyebab kebutaan unilateral di seluruh dunia terutama pada anak dan dewasa
muda Dewasa muda terutama laki-laki merupakan kelompok yang kemungkinan besar
mengalami trauma okuli Kecelakaan di rumah kekerasan ledakan cedera akibat olah
raga dan kecelakaan lalulintas merupakan keadaan keadaan yang paling sering
menyebabkan trauma mata Tetapi lebih banyak usaha dan rujukan dilakukan secara
klinis atau penanganan bedah suatu trauma okuli dibandingkan dengan usaha
pencegahannya sehingga penyebab trauma okuli dianggap sebagai suatu kecelakaan
diluar kawalan pasien dan bukan suatu masalah masyarakat12
Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik seperti rongga
orbita kelopak dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya refleks memejam atau
mengedip mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar Trauma dapat
mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan kelopak saraf mata dan rongga orbita
Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberi penyulit sehingga mengganggu
fungsi penglihatan2
Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya
penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan Secara garis besar trauma
ocular dibagi dalam 3 kategori trauma tumpul trauma tajam dan trauma kimia Peralatan
1
baru penggunaan mikroskop dalam operasi tekhnik bedah minor telah mengubah secara
dramatis pendekatan kita terhadap penaganan kebanyakan trauma Pengertian kita
terhadap patofisiologi dari trauma telah bertambah dengan penggunaan hewan coba
Sebagai hasil prognosis umum terhadap kebanyakan trauma mata menjadi jauh lebih
baik23
Perforasi bola mata merupakan keaadaan yang gawat untuk bola mata karena pada
keadaan ini kuman mudah masuk ke dalam bola mata selain dapat mengakibatkan
kerusakan susunan anatomic dan fungsional jaringan intraokuler Trauma tembus dapat
berbentuk perforasi skelera prolaps badan kaca maupun prolaps badan siliar4
INSIDENS
Berdasarkan penelitian Beaver Dam sebanyak 20 usia dewasa dilaporkan
mengalami trauma okuli sebanyak lebih dari 3 kali selama hidupnya Pada penelitian
ini lebih ditemukan lebih dari setengah kasus disebabkan oleh trauma benda tajam
Sangat mengejutkan di rumah ternyata lebih beresiko untuk terjadi trauma okuli
dibandingkan di tempat kerja dan sekitar 23 kasus trauma okuli berhubungan dengan
olahraga4
Di Amerika Serikat frekuensi trauma superfisial mata dan adneksa (416)
benda asing pada mata bagian luar (254) kontusio pada mata dan adneksa (160)
luka terbuka pada mata dan adneksa (101) fraktur dasar orbita (13) dan cedera
saraf (03)4
ANATOMI BOLA MATA
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm Bola mata di
bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat
bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda1
2
Gambar 2 Potongan sagital bola mata
Dikutip dari kepustakaan no 6
Bola mata dibungkus oleh tiga lapis jaringan17
1 Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata
merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata Bagian terdepan sclera
3
Gambar 1Gambar anatomi bola mata
Dikutip dari kepustakaan no 5
disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke bola
mata Kelengkungan kornea lebih besar di banding sclera
2 Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular Jaringan uvea dan sklera dibatasi oleh
ruang yang potensial mudah dimasuki darah jika terjadi perdarahan pada ruda
paksa yang disebut perdarahan suprakoroid
Jaringan uvea ini terdiri atas iris badan siliar dan koroid Pada iris didapatkan
pupil yang oleh tiga susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam
bola mata Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik
mata (aquos humor) yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada
pangkal iris dibatas kornea dan sklera
3 Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai
susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membrane neurosesnsoris
yang akan merubah sinar menjadi rangsangan ke saraf optik dan diteruskan ke
otak Terdapat rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga retina dapat
terlepas dari koroid yang disebut ablasi retina
Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang hanya
menempel papil saraf optik makula dan pars plana Lensa terletak di belakang pupil
yang di pegang di daerah ekuatornya pada badan siliar melalui zonula zinni Lensa
mempunyai peranan pada akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat
difokuskan di daerah makula lutea1
Konjungtiva merupakan membran mukosa transparan yang menutupi sklera
dan kelopak bagian belakang Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui
konjungtiva ini Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel
goblet Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea18
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian yaitu 17
a Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari
tarsus
b Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera dibawahnya
c Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan
konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi
4
Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan jaringan
dibawahnya sehingga bola mata mudah bergerak1
Gambar 3
Gambar 4
D KLASIFIKASI
Klasifikasi trauma okular berdasarkan mekanisme trauma
Trauma Mekanik3
a Trauma palpebra
b Trauma pada sistem lakrimal
5
c Laserasi konjungtiva
d Erosi kornea
e Benda asing pada kornea dan konjungtiva
f Trauma non perforans (closed-globe injury)
g Trauma pada dasar orbitalis (outflow fracture)
h Trauma perforans (open-globe injury)
Berdasarkan Birminghamm Eye Terminology System (BETTS) trauma okuli dibagi
atas 2 yaitu2791011
Trauma bola mata tertutup (closed globe injury)
Kontusio
Laserasi lamellar
Trauma bola mata terbuka (Open-globe Injury)
Ruptur
Laserasi
o Penetrasi
o Intraocular foreign body (IOFB)
o Perforasi
PATOFISIOLOGI
Terdapat empat mekanisme yang menyebabkan terjadi trauma okuli yaitu4
coup
countercoup
equatorial dan
global reposititioning
6
Coup adalah kekuatan yang disebabkan langsung oleh trauma Countercoup
merupakan gelombang getaran yang diberikan oleh cuop dan diteruskan melalui okuler
dan struktur orbita Akibat dari trauma ini bagian equator dari bola mata cenderung
mengambang dan merubah arsitektur dari okuli normal Pada akhirnya bola mata akan
kembali ke bentuk normalnya akan tetapi hal ini tidak selalu seperti yang diharapkan4
Trauma mata yang sering adalah yang mengenai kornea dan permukaan luar bola
mata (konjungtiva) yang disebabkan oleh benda asing Meskipun demikian kebanyakan
trauma ini adalah kecil seperti penetrasi pada kornea dan pembetukan infeksi yang
berasal dari terputusnya atau perlengketan pada kornea yang mana hal ini dapat menjadi
serius Benda asing dan aberasi di kornea menyebabkan nyeri dan iritasi yang dapat
dirasakan sewaktu mata dan kelopak mata digerakkan Defek epitel kornea dapat
menimbulkan keruhan serupa Fluoresens akan mewarnai membran basal epitel yang
terpajan dan dapat memperjelas kebocoran cairan akibat luka tembus (uji Seidel
positif)279
Trauma tembus bola mata dapat dengan atau tanpa masuknya benda asing
intraokular Trauma tembus dapat berbentuk perforasi sklera dengan prolaps badan kaca
disertai dengan perdarahan badan kaca Dapat juga perforasi sklera ini disertai dengan
prolaps badan siliar7
7
GAMBARAN KLINIS
Gambar 5
Gambaran klinis trauma okuli
Pada mata dapat terjadi trauma dalam bentuk-bentuk berikut
1 Trauma tumpul
2 Trauma tembus bola mata
3 Trauma kimia
4 Trauma radiasi
Tauma tumpul yang terjadi dapat mengakibatkan beberapa hal yaitu910
1 Hematoma palpebra
Adanya hematoma pada satu mata merupakan keadaan yang ringan tetapi bila terjadi
pada kedua mata hati-hati kemungkinan adanya fraktur basis kranii
2 Ruptura kornea
Kornea pecah bila daerah yang pecah besar dapat terjadi prolapsus iris merupakan
suatu keadaan yang gawat dan memerlukan operasi segera
8
3 Ruptura membran descement
Di tandai dengan adanya garis kekeruhan yang berkelok-kelok pada kornea yang
sebenarnya adalah lipatan membran descement visus sangat menurun dan kornea sulit
menjadi jernih kembali
4 Hifema
Hifema adalah adanya darah di dalam kamera anterior Hifema atau adanya darah
dalam bilik mata depan dapat terjadi karena trauma tumpul Bila pasien duduk hifema
akan terlihat mengumpul di bagian bawah bilik mata depan dan hifema dapat
memenuhi seluruh ruang bilik mata depan Darah dalam cairan aqueus humor dapat
membentuk lapisan yang terlihat Jenis trauma ini tidak perlu menyebabkan perforasi
bola mata Perdarahan dalam kamera okuli anterior yang berasal dari pembuluh darah
iris atau korpus siliaris biasanya di sertai edema kornea dan endapan di bawah kornea
hal ini merupakan suatu keadaan yang serius
5 Iridoparese
Iridoplegia adalah adanya kelumpuhan pada otot pupil sehingga terjadi midriasis
6 Iridodialisis
Iridodialisis ialah iris yang pada suatu tempat lepas dari pangkalnya pupil menjadi
tidak bulat dan disebut dengan pseudopupil
7 Irideremia ialah keadaan di mana iris lepas secara keseluruhan
8 Subluksasio lentis- luksasio lentis
Luksasio lentis yang terjadi bisa ke depan atau ke belakang Jika ke depan akan
menimbulkan glaukoma dan jika ke belakang akan menimbulkan afakia Bila terjadi
9
gaukoma maka perlu operasi untuk ekstraksi lensa dan jika terjadi afakia pengobatan
di lakukan secara konservatif
9 Hemoragia pada korpus vitreum
Perdarahan yang terjadi berasal dari korpus siliare kare na bnayak terdapat eritrosit
pada korpus siliare visus akan sangat menurun
10 Glaukoma
Di sebabkan oleh karena robekan trabekulum pada sudut kamera okuli anterior yang
di sebut ldquotraumatic anglerdquo yang menyebabkan gangguan aliran akquos humour
11 Ruptura sklera
Menimbulkan penurunan teknan intra okuler Perlu adanya tindakan operatif segera
12 Ruptura retina
Menyebabkan timbulnya ablasio retina sehingga menyebabkan kebutaan harus di
lakukan operasi
Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola mata maka
akan terlihat tanda-tanda bola mata tembus seperti 158
Mata merah nyeri fotofobia blepharospasme dan lakrimasi
Tajam penglihatan yang menurun akibat tedapatnya kekeruhan media refrakta secara
langsung atau tidak langsung akibat ruma tembus tersebut
Tekanan bola mata rendah akibat keluarnya cairan bola mata
Bilik mata dangkal akibat perforasi kornea
Bentuk dan letak pupil berubah
Terlihatnya rupture pada kornea atau sclera
10
Adanya hifema pada bilik mata depan
Terdapat jaringan yang prolaps seperti cairan mata iris lensa badan kaca atau retina
Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang terjadi di dalam
laboratorium industry pekerjaan yang memakai bahan kimia pekerjaan pertanian dan
peperangan yang memakai bahan kimia di abad modern Sedangkan pada trauma radiasi
yang sering ditemukan adalah8
1 Sinar inframerah
2 Sinar ultraviolet
3 Sinar X dan sinar terionisasi
DIAGNOSIS 7811
A) ANAMNESIS
Anamnesis yang teliti sangat penting
a Penggunaan palu dan alat pahat dapat melepaskan serpihan-serpihan logam
yang akan menembus bola mata dan hanya meninggalkan petunjuk perdarahan
subkonjungtiva yang mengindikasikan adanya penetrasi sclera dan benda asing
yang tertinggal
b Kawat yang tegang atau paku dapat menembus kornea dengan cepat kadang
menghasilkan jalur yang hampir tidak terlihat
c Trauma tumpul pada mata juga dapat menyebabkan kerusakan orbita (blow-out
fracture)
11
d Sangat penting untuk menentukan sifat bahan kimia yang mungkin mengalami
kontak dengan mata Basa kuat menembus jaringan anterior mata dan dapat
dengan cepat menyebabkan kerusakan irreversible
Gejala pasien berhubungan dengan derajat dan jenis trauma yang dialami Nyeri
lakrimasi dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma namun
gejala ringan dapat menyamarkan benda asing intraokular yang berpotensi
membutakan
B) PEMERIKSAAN FISIK
1 Tanpa Slit Lamp
A Trauma Orbita
Kerusakan pada orbita sendiri dicurigai bila di dapat tanda-tanda berikut
a Emfisema yang berasal dari sinus yang mengalami fraktur
b Daerah paraestesia di bawah pinggir orbita menunjukkan kerusakan
saraf infraorbita
c Terbatasnya pergerakan mata terutama pandangan ke atas dan ke
bawah karena perlengketan otot rectus inferior oleh septa jaringan ikat
yang terkait pada tulang yang patah
d Mata mengalami resesi kedalam orbita
Gejala dan Tanda Trauma Tembus Mata
a Riwayat adanya objek dengan kecepatan tinggi yang mengenai mata
b Jaringan berwarna gelap pada kornea atau sklera (sumbatan iris pada
luka)
12
c Distorsi pupil
d Bilik mata anterior yang dalam dan tidak biasa
e Katarak
f Perdarahan vitreus
B Konjungtiva dan Sklera
Konjungtiva dan sklera harus diperiksa untuk mencari laserasi jika
anamnesis sesuai harus dipertimbangkan adanya perdarahan subkonjungtiva
sebagai lokasi potensial terjadinya perforasi sklera Jika terjadi trauma kimia
konjungtiva dapat terlihat putih dan iskemik
C Kornea
Kornea diperiksa untuk mencari apakah terdapat kehilangan lapisan epitel
laserasi dan benda asing Penetesan fluoresens akan mengidentifikasikan luas
aberasi dan jika pekat akan mengidentifikasi kebocoran aqueous melalui luka
tembus
D Bilik mata anterior
Trauma tumpul dapat menyebabkan perdarahan kedalam bilik mata
anterior dimana perdarahan ini berkimpul dengan batas cairan (hifema) yang
disebabkan oleh rupturnya akar pembuluh darah ris atau iris terobek dari
insersinya pada korpus siliar (dialisis iris) Pupil juga mengalami dilatasi akibat
trauma tumpul (midriasis traumatik)
2 Dengan Slit Lamp
Slit Lamp akan memungkinkan pemeriksaan yang lebih detail yang dapat
menunjukkan
13
a Bilik mata anterior yang lebih dangkal dibandingkan dengan mata kontralateral
dapat mengimplikasikan trauma tembus anterior
b Hifema mikroskopik dimana terdapat sel darah merah di dalam bilik mata
anterior namun tidak cukup untuk membentuk hifema
c Adanya sel darah putih dalam ruang anterior (uveitis traumatik)
d Resesi sudut iridokornea dilihat dengan lensa kontak gonioskopi (insersi otot
siliaris kedalam spur sklera bergerak ke posterior) Ini di dapatkan pada trauma
tumpul
e Peningkatan tekanan intraokular dengan tonometri aplanasi
3 Ophthalmoscopy
4 Tonometri
5 USG B-scan
6 CT-Scan
PENATALAKSANAAN
Keadaan trauma tembus pada mata merupakan hal yang gawat darurat dan harus
segera mendapat perawatan khusus karena dapat menimbulkan bahaya seperti
Infeksi Siderosis kalkosis dan oftalmika simpatik Pada setiap tindakan bertujuan
untuk
I Mempertahankan bola mata
II Mempertahankan penglihatan
Eksplorasi seteliti mungkin Apabila jelas tampak ruptur bola mata maka manipulasi
lebih lanjut harus dihindari sampai pasien mendapat anastesia umum Sebelum
14
pembedahan jangan diberi obat sikloplegik atau antibiotik topikal karena kemungkinan
toksisitas pada jaringan intaokular yang terpajan Berikan antibiotik parenteral
spektrum luas dan pakaikan pelindung FOX (atau sepertiga bagian bawah corong
kertas) pada mata Analgetik antiemetik dan antitoksisn tetanus diberikan sesuai
dengan kebutuhan dengan retriksi makan dan minum Induksi anastesia umum jangan
menggunakan obat-obat penghambat depolarisasi neuromuskular karena dapat
meningkatkan secara transien tekanan di dalam bola mata sehingga meningkatkan
kecendrungan herniasi intaokular2
1 Hyfema
Gambar 6 tampak gambaran hifema akibat trauma tumpul
Dengan parasintesis yang merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan
darah atau nanah dari bilik mata depan dengan teknik sebagai berikut dibuat
insisi kornea 2 mm dari limbus kearah kornea yang sejajar dengan permukaan iris
biasanya dilakukan penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata
depan akan keluar Bila darah tidak keluar maka bilik mata depan dibilas dengan
garam fisiologik
15
2 Laserasi
a Laserasi palpebra
Gambaran perbaikan laserasi kelopak mata A defek diperlihatkan B jahitan
mattress vertikal awal melalui lempeng tarsal C penutupan lempeng tarsal dengan
jahitan interrupted D penutupan kulit dengan jahitan interrupted
Gambar 7
Gambar 8
16
b Laserasi corneoscleral
`
Gambar 9Mengembalikan hubungan anatomi pada laserasi korneoskleral
Langkah-langkah pembedahan pada perbaikan laserasi korneosklera antara lain 12
1 Anastesi umum
2 Eksisi dari bagian prolaps vitreus bagian lensa transcorneal foreign bodies
3 Atur posisi anterior prolaps uvea retina
4 Menutup bagian dari kornea pada laserasi di limbus
5 Menutup kornea dengan rapat (10-0 nylon)
6 Peritomy perlu dilakukan untuk membuka bagian sclera
7 Kemudian eksisi bagian posterior prolaps vitreus
8 Reposisi proolaps posterior uvea retina
17
9 Menutup bagian sklera (9-0 nylon atau 8-0 silk)
10 Menutup konjungtiva
11 Subkonjungtiva antibiotik steroid
KOMPLIKASI
Komplikasi setelah trauma okuli perforans18
Infeksi endoftalmitis panoftalmitis
Katarak traumatic
Galukoma sekunder
Oftalmika simpatika
PROGNOSIS
Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada banyak factor seperti1
Besarnya luka tembus makin kecil makin baik
Tempat luka pada bola mata
Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing
Benda asing megnetik atau non megnetik
Dalamnya luka tembus apakah tumpul atau luka ganda
Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka
panjang karena munculnya sindrom erosi berulang Namun trauma tembus mata
seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungkin membutuhkan
pembedahan ekstensif
18
Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat di
terapi jika terjadi lubang retina pada fovea Penglihatan juga dapat terganggu jika
koroid pada makula rusak Dalam jangka panjang dapat timbul glaucoma sekunder
pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula mengalami
kerusakan Trauma orbita berat juga dapat menyebabkan masalah kossmetik dan
okulomotor
19
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
baru penggunaan mikroskop dalam operasi tekhnik bedah minor telah mengubah secara
dramatis pendekatan kita terhadap penaganan kebanyakan trauma Pengertian kita
terhadap patofisiologi dari trauma telah bertambah dengan penggunaan hewan coba
Sebagai hasil prognosis umum terhadap kebanyakan trauma mata menjadi jauh lebih
baik23
Perforasi bola mata merupakan keaadaan yang gawat untuk bola mata karena pada
keadaan ini kuman mudah masuk ke dalam bola mata selain dapat mengakibatkan
kerusakan susunan anatomic dan fungsional jaringan intraokuler Trauma tembus dapat
berbentuk perforasi skelera prolaps badan kaca maupun prolaps badan siliar4
INSIDENS
Berdasarkan penelitian Beaver Dam sebanyak 20 usia dewasa dilaporkan
mengalami trauma okuli sebanyak lebih dari 3 kali selama hidupnya Pada penelitian
ini lebih ditemukan lebih dari setengah kasus disebabkan oleh trauma benda tajam
Sangat mengejutkan di rumah ternyata lebih beresiko untuk terjadi trauma okuli
dibandingkan di tempat kerja dan sekitar 23 kasus trauma okuli berhubungan dengan
olahraga4
Di Amerika Serikat frekuensi trauma superfisial mata dan adneksa (416)
benda asing pada mata bagian luar (254) kontusio pada mata dan adneksa (160)
luka terbuka pada mata dan adneksa (101) fraktur dasar orbita (13) dan cedera
saraf (03)4
ANATOMI BOLA MATA
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm Bola mata di
bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat
bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda1
2
Gambar 2 Potongan sagital bola mata
Dikutip dari kepustakaan no 6
Bola mata dibungkus oleh tiga lapis jaringan17
1 Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata
merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata Bagian terdepan sclera
3
Gambar 1Gambar anatomi bola mata
Dikutip dari kepustakaan no 5
disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke bola
mata Kelengkungan kornea lebih besar di banding sclera
2 Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular Jaringan uvea dan sklera dibatasi oleh
ruang yang potensial mudah dimasuki darah jika terjadi perdarahan pada ruda
paksa yang disebut perdarahan suprakoroid
Jaringan uvea ini terdiri atas iris badan siliar dan koroid Pada iris didapatkan
pupil yang oleh tiga susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam
bola mata Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik
mata (aquos humor) yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada
pangkal iris dibatas kornea dan sklera
3 Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai
susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membrane neurosesnsoris
yang akan merubah sinar menjadi rangsangan ke saraf optik dan diteruskan ke
otak Terdapat rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga retina dapat
terlepas dari koroid yang disebut ablasi retina
Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang hanya
menempel papil saraf optik makula dan pars plana Lensa terletak di belakang pupil
yang di pegang di daerah ekuatornya pada badan siliar melalui zonula zinni Lensa
mempunyai peranan pada akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat
difokuskan di daerah makula lutea1
Konjungtiva merupakan membran mukosa transparan yang menutupi sklera
dan kelopak bagian belakang Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui
konjungtiva ini Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel
goblet Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea18
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian yaitu 17
a Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari
tarsus
b Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera dibawahnya
c Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan
konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi
4
Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan jaringan
dibawahnya sehingga bola mata mudah bergerak1
Gambar 3
Gambar 4
D KLASIFIKASI
Klasifikasi trauma okular berdasarkan mekanisme trauma
Trauma Mekanik3
a Trauma palpebra
b Trauma pada sistem lakrimal
5
c Laserasi konjungtiva
d Erosi kornea
e Benda asing pada kornea dan konjungtiva
f Trauma non perforans (closed-globe injury)
g Trauma pada dasar orbitalis (outflow fracture)
h Trauma perforans (open-globe injury)
Berdasarkan Birminghamm Eye Terminology System (BETTS) trauma okuli dibagi
atas 2 yaitu2791011
Trauma bola mata tertutup (closed globe injury)
Kontusio
Laserasi lamellar
Trauma bola mata terbuka (Open-globe Injury)
Ruptur
Laserasi
o Penetrasi
o Intraocular foreign body (IOFB)
o Perforasi
PATOFISIOLOGI
Terdapat empat mekanisme yang menyebabkan terjadi trauma okuli yaitu4
coup
countercoup
equatorial dan
global reposititioning
6
Coup adalah kekuatan yang disebabkan langsung oleh trauma Countercoup
merupakan gelombang getaran yang diberikan oleh cuop dan diteruskan melalui okuler
dan struktur orbita Akibat dari trauma ini bagian equator dari bola mata cenderung
mengambang dan merubah arsitektur dari okuli normal Pada akhirnya bola mata akan
kembali ke bentuk normalnya akan tetapi hal ini tidak selalu seperti yang diharapkan4
Trauma mata yang sering adalah yang mengenai kornea dan permukaan luar bola
mata (konjungtiva) yang disebabkan oleh benda asing Meskipun demikian kebanyakan
trauma ini adalah kecil seperti penetrasi pada kornea dan pembetukan infeksi yang
berasal dari terputusnya atau perlengketan pada kornea yang mana hal ini dapat menjadi
serius Benda asing dan aberasi di kornea menyebabkan nyeri dan iritasi yang dapat
dirasakan sewaktu mata dan kelopak mata digerakkan Defek epitel kornea dapat
menimbulkan keruhan serupa Fluoresens akan mewarnai membran basal epitel yang
terpajan dan dapat memperjelas kebocoran cairan akibat luka tembus (uji Seidel
positif)279
Trauma tembus bola mata dapat dengan atau tanpa masuknya benda asing
intraokular Trauma tembus dapat berbentuk perforasi sklera dengan prolaps badan kaca
disertai dengan perdarahan badan kaca Dapat juga perforasi sklera ini disertai dengan
prolaps badan siliar7
7
GAMBARAN KLINIS
Gambar 5
Gambaran klinis trauma okuli
Pada mata dapat terjadi trauma dalam bentuk-bentuk berikut
1 Trauma tumpul
2 Trauma tembus bola mata
3 Trauma kimia
4 Trauma radiasi
Tauma tumpul yang terjadi dapat mengakibatkan beberapa hal yaitu910
1 Hematoma palpebra
Adanya hematoma pada satu mata merupakan keadaan yang ringan tetapi bila terjadi
pada kedua mata hati-hati kemungkinan adanya fraktur basis kranii
2 Ruptura kornea
Kornea pecah bila daerah yang pecah besar dapat terjadi prolapsus iris merupakan
suatu keadaan yang gawat dan memerlukan operasi segera
8
3 Ruptura membran descement
Di tandai dengan adanya garis kekeruhan yang berkelok-kelok pada kornea yang
sebenarnya adalah lipatan membran descement visus sangat menurun dan kornea sulit
menjadi jernih kembali
4 Hifema
Hifema adalah adanya darah di dalam kamera anterior Hifema atau adanya darah
dalam bilik mata depan dapat terjadi karena trauma tumpul Bila pasien duduk hifema
akan terlihat mengumpul di bagian bawah bilik mata depan dan hifema dapat
memenuhi seluruh ruang bilik mata depan Darah dalam cairan aqueus humor dapat
membentuk lapisan yang terlihat Jenis trauma ini tidak perlu menyebabkan perforasi
bola mata Perdarahan dalam kamera okuli anterior yang berasal dari pembuluh darah
iris atau korpus siliaris biasanya di sertai edema kornea dan endapan di bawah kornea
hal ini merupakan suatu keadaan yang serius
5 Iridoparese
Iridoplegia adalah adanya kelumpuhan pada otot pupil sehingga terjadi midriasis
6 Iridodialisis
Iridodialisis ialah iris yang pada suatu tempat lepas dari pangkalnya pupil menjadi
tidak bulat dan disebut dengan pseudopupil
7 Irideremia ialah keadaan di mana iris lepas secara keseluruhan
8 Subluksasio lentis- luksasio lentis
Luksasio lentis yang terjadi bisa ke depan atau ke belakang Jika ke depan akan
menimbulkan glaukoma dan jika ke belakang akan menimbulkan afakia Bila terjadi
9
gaukoma maka perlu operasi untuk ekstraksi lensa dan jika terjadi afakia pengobatan
di lakukan secara konservatif
9 Hemoragia pada korpus vitreum
Perdarahan yang terjadi berasal dari korpus siliare kare na bnayak terdapat eritrosit
pada korpus siliare visus akan sangat menurun
10 Glaukoma
Di sebabkan oleh karena robekan trabekulum pada sudut kamera okuli anterior yang
di sebut ldquotraumatic anglerdquo yang menyebabkan gangguan aliran akquos humour
11 Ruptura sklera
Menimbulkan penurunan teknan intra okuler Perlu adanya tindakan operatif segera
12 Ruptura retina
Menyebabkan timbulnya ablasio retina sehingga menyebabkan kebutaan harus di
lakukan operasi
Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola mata maka
akan terlihat tanda-tanda bola mata tembus seperti 158
Mata merah nyeri fotofobia blepharospasme dan lakrimasi
Tajam penglihatan yang menurun akibat tedapatnya kekeruhan media refrakta secara
langsung atau tidak langsung akibat ruma tembus tersebut
Tekanan bola mata rendah akibat keluarnya cairan bola mata
Bilik mata dangkal akibat perforasi kornea
Bentuk dan letak pupil berubah
Terlihatnya rupture pada kornea atau sclera
10
Adanya hifema pada bilik mata depan
Terdapat jaringan yang prolaps seperti cairan mata iris lensa badan kaca atau retina
Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang terjadi di dalam
laboratorium industry pekerjaan yang memakai bahan kimia pekerjaan pertanian dan
peperangan yang memakai bahan kimia di abad modern Sedangkan pada trauma radiasi
yang sering ditemukan adalah8
1 Sinar inframerah
2 Sinar ultraviolet
3 Sinar X dan sinar terionisasi
DIAGNOSIS 7811
A) ANAMNESIS
Anamnesis yang teliti sangat penting
a Penggunaan palu dan alat pahat dapat melepaskan serpihan-serpihan logam
yang akan menembus bola mata dan hanya meninggalkan petunjuk perdarahan
subkonjungtiva yang mengindikasikan adanya penetrasi sclera dan benda asing
yang tertinggal
b Kawat yang tegang atau paku dapat menembus kornea dengan cepat kadang
menghasilkan jalur yang hampir tidak terlihat
c Trauma tumpul pada mata juga dapat menyebabkan kerusakan orbita (blow-out
fracture)
11
d Sangat penting untuk menentukan sifat bahan kimia yang mungkin mengalami
kontak dengan mata Basa kuat menembus jaringan anterior mata dan dapat
dengan cepat menyebabkan kerusakan irreversible
Gejala pasien berhubungan dengan derajat dan jenis trauma yang dialami Nyeri
lakrimasi dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma namun
gejala ringan dapat menyamarkan benda asing intraokular yang berpotensi
membutakan
B) PEMERIKSAAN FISIK
1 Tanpa Slit Lamp
A Trauma Orbita
Kerusakan pada orbita sendiri dicurigai bila di dapat tanda-tanda berikut
a Emfisema yang berasal dari sinus yang mengalami fraktur
b Daerah paraestesia di bawah pinggir orbita menunjukkan kerusakan
saraf infraorbita
c Terbatasnya pergerakan mata terutama pandangan ke atas dan ke
bawah karena perlengketan otot rectus inferior oleh septa jaringan ikat
yang terkait pada tulang yang patah
d Mata mengalami resesi kedalam orbita
Gejala dan Tanda Trauma Tembus Mata
a Riwayat adanya objek dengan kecepatan tinggi yang mengenai mata
b Jaringan berwarna gelap pada kornea atau sklera (sumbatan iris pada
luka)
12
c Distorsi pupil
d Bilik mata anterior yang dalam dan tidak biasa
e Katarak
f Perdarahan vitreus
B Konjungtiva dan Sklera
Konjungtiva dan sklera harus diperiksa untuk mencari laserasi jika
anamnesis sesuai harus dipertimbangkan adanya perdarahan subkonjungtiva
sebagai lokasi potensial terjadinya perforasi sklera Jika terjadi trauma kimia
konjungtiva dapat terlihat putih dan iskemik
C Kornea
Kornea diperiksa untuk mencari apakah terdapat kehilangan lapisan epitel
laserasi dan benda asing Penetesan fluoresens akan mengidentifikasikan luas
aberasi dan jika pekat akan mengidentifikasi kebocoran aqueous melalui luka
tembus
D Bilik mata anterior
Trauma tumpul dapat menyebabkan perdarahan kedalam bilik mata
anterior dimana perdarahan ini berkimpul dengan batas cairan (hifema) yang
disebabkan oleh rupturnya akar pembuluh darah ris atau iris terobek dari
insersinya pada korpus siliar (dialisis iris) Pupil juga mengalami dilatasi akibat
trauma tumpul (midriasis traumatik)
2 Dengan Slit Lamp
Slit Lamp akan memungkinkan pemeriksaan yang lebih detail yang dapat
menunjukkan
13
a Bilik mata anterior yang lebih dangkal dibandingkan dengan mata kontralateral
dapat mengimplikasikan trauma tembus anterior
b Hifema mikroskopik dimana terdapat sel darah merah di dalam bilik mata
anterior namun tidak cukup untuk membentuk hifema
c Adanya sel darah putih dalam ruang anterior (uveitis traumatik)
d Resesi sudut iridokornea dilihat dengan lensa kontak gonioskopi (insersi otot
siliaris kedalam spur sklera bergerak ke posterior) Ini di dapatkan pada trauma
tumpul
e Peningkatan tekanan intraokular dengan tonometri aplanasi
3 Ophthalmoscopy
4 Tonometri
5 USG B-scan
6 CT-Scan
PENATALAKSANAAN
Keadaan trauma tembus pada mata merupakan hal yang gawat darurat dan harus
segera mendapat perawatan khusus karena dapat menimbulkan bahaya seperti
Infeksi Siderosis kalkosis dan oftalmika simpatik Pada setiap tindakan bertujuan
untuk
I Mempertahankan bola mata
II Mempertahankan penglihatan
Eksplorasi seteliti mungkin Apabila jelas tampak ruptur bola mata maka manipulasi
lebih lanjut harus dihindari sampai pasien mendapat anastesia umum Sebelum
14
pembedahan jangan diberi obat sikloplegik atau antibiotik topikal karena kemungkinan
toksisitas pada jaringan intaokular yang terpajan Berikan antibiotik parenteral
spektrum luas dan pakaikan pelindung FOX (atau sepertiga bagian bawah corong
kertas) pada mata Analgetik antiemetik dan antitoksisn tetanus diberikan sesuai
dengan kebutuhan dengan retriksi makan dan minum Induksi anastesia umum jangan
menggunakan obat-obat penghambat depolarisasi neuromuskular karena dapat
meningkatkan secara transien tekanan di dalam bola mata sehingga meningkatkan
kecendrungan herniasi intaokular2
1 Hyfema
Gambar 6 tampak gambaran hifema akibat trauma tumpul
Dengan parasintesis yang merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan
darah atau nanah dari bilik mata depan dengan teknik sebagai berikut dibuat
insisi kornea 2 mm dari limbus kearah kornea yang sejajar dengan permukaan iris
biasanya dilakukan penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata
depan akan keluar Bila darah tidak keluar maka bilik mata depan dibilas dengan
garam fisiologik
15
2 Laserasi
a Laserasi palpebra
Gambaran perbaikan laserasi kelopak mata A defek diperlihatkan B jahitan
mattress vertikal awal melalui lempeng tarsal C penutupan lempeng tarsal dengan
jahitan interrupted D penutupan kulit dengan jahitan interrupted
Gambar 7
Gambar 8
16
b Laserasi corneoscleral
`
Gambar 9Mengembalikan hubungan anatomi pada laserasi korneoskleral
Langkah-langkah pembedahan pada perbaikan laserasi korneosklera antara lain 12
1 Anastesi umum
2 Eksisi dari bagian prolaps vitreus bagian lensa transcorneal foreign bodies
3 Atur posisi anterior prolaps uvea retina
4 Menutup bagian dari kornea pada laserasi di limbus
5 Menutup kornea dengan rapat (10-0 nylon)
6 Peritomy perlu dilakukan untuk membuka bagian sclera
7 Kemudian eksisi bagian posterior prolaps vitreus
8 Reposisi proolaps posterior uvea retina
17
9 Menutup bagian sklera (9-0 nylon atau 8-0 silk)
10 Menutup konjungtiva
11 Subkonjungtiva antibiotik steroid
KOMPLIKASI
Komplikasi setelah trauma okuli perforans18
Infeksi endoftalmitis panoftalmitis
Katarak traumatic
Galukoma sekunder
Oftalmika simpatika
PROGNOSIS
Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada banyak factor seperti1
Besarnya luka tembus makin kecil makin baik
Tempat luka pada bola mata
Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing
Benda asing megnetik atau non megnetik
Dalamnya luka tembus apakah tumpul atau luka ganda
Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka
panjang karena munculnya sindrom erosi berulang Namun trauma tembus mata
seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungkin membutuhkan
pembedahan ekstensif
18
Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat di
terapi jika terjadi lubang retina pada fovea Penglihatan juga dapat terganggu jika
koroid pada makula rusak Dalam jangka panjang dapat timbul glaucoma sekunder
pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula mengalami
kerusakan Trauma orbita berat juga dapat menyebabkan masalah kossmetik dan
okulomotor
19
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
Gambar 2 Potongan sagital bola mata
Dikutip dari kepustakaan no 6
Bola mata dibungkus oleh tiga lapis jaringan17
1 Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata
merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata Bagian terdepan sclera
3
Gambar 1Gambar anatomi bola mata
Dikutip dari kepustakaan no 5
disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke bola
mata Kelengkungan kornea lebih besar di banding sclera
2 Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular Jaringan uvea dan sklera dibatasi oleh
ruang yang potensial mudah dimasuki darah jika terjadi perdarahan pada ruda
paksa yang disebut perdarahan suprakoroid
Jaringan uvea ini terdiri atas iris badan siliar dan koroid Pada iris didapatkan
pupil yang oleh tiga susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam
bola mata Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik
mata (aquos humor) yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada
pangkal iris dibatas kornea dan sklera
3 Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai
susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membrane neurosesnsoris
yang akan merubah sinar menjadi rangsangan ke saraf optik dan diteruskan ke
otak Terdapat rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga retina dapat
terlepas dari koroid yang disebut ablasi retina
Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang hanya
menempel papil saraf optik makula dan pars plana Lensa terletak di belakang pupil
yang di pegang di daerah ekuatornya pada badan siliar melalui zonula zinni Lensa
mempunyai peranan pada akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat
difokuskan di daerah makula lutea1
Konjungtiva merupakan membran mukosa transparan yang menutupi sklera
dan kelopak bagian belakang Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui
konjungtiva ini Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel
goblet Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea18
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian yaitu 17
a Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari
tarsus
b Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera dibawahnya
c Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan
konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi
4
Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan jaringan
dibawahnya sehingga bola mata mudah bergerak1
Gambar 3
Gambar 4
D KLASIFIKASI
Klasifikasi trauma okular berdasarkan mekanisme trauma
Trauma Mekanik3
a Trauma palpebra
b Trauma pada sistem lakrimal
5
c Laserasi konjungtiva
d Erosi kornea
e Benda asing pada kornea dan konjungtiva
f Trauma non perforans (closed-globe injury)
g Trauma pada dasar orbitalis (outflow fracture)
h Trauma perforans (open-globe injury)
Berdasarkan Birminghamm Eye Terminology System (BETTS) trauma okuli dibagi
atas 2 yaitu2791011
Trauma bola mata tertutup (closed globe injury)
Kontusio
Laserasi lamellar
Trauma bola mata terbuka (Open-globe Injury)
Ruptur
Laserasi
o Penetrasi
o Intraocular foreign body (IOFB)
o Perforasi
PATOFISIOLOGI
Terdapat empat mekanisme yang menyebabkan terjadi trauma okuli yaitu4
coup
countercoup
equatorial dan
global reposititioning
6
Coup adalah kekuatan yang disebabkan langsung oleh trauma Countercoup
merupakan gelombang getaran yang diberikan oleh cuop dan diteruskan melalui okuler
dan struktur orbita Akibat dari trauma ini bagian equator dari bola mata cenderung
mengambang dan merubah arsitektur dari okuli normal Pada akhirnya bola mata akan
kembali ke bentuk normalnya akan tetapi hal ini tidak selalu seperti yang diharapkan4
Trauma mata yang sering adalah yang mengenai kornea dan permukaan luar bola
mata (konjungtiva) yang disebabkan oleh benda asing Meskipun demikian kebanyakan
trauma ini adalah kecil seperti penetrasi pada kornea dan pembetukan infeksi yang
berasal dari terputusnya atau perlengketan pada kornea yang mana hal ini dapat menjadi
serius Benda asing dan aberasi di kornea menyebabkan nyeri dan iritasi yang dapat
dirasakan sewaktu mata dan kelopak mata digerakkan Defek epitel kornea dapat
menimbulkan keruhan serupa Fluoresens akan mewarnai membran basal epitel yang
terpajan dan dapat memperjelas kebocoran cairan akibat luka tembus (uji Seidel
positif)279
Trauma tembus bola mata dapat dengan atau tanpa masuknya benda asing
intraokular Trauma tembus dapat berbentuk perforasi sklera dengan prolaps badan kaca
disertai dengan perdarahan badan kaca Dapat juga perforasi sklera ini disertai dengan
prolaps badan siliar7
7
GAMBARAN KLINIS
Gambar 5
Gambaran klinis trauma okuli
Pada mata dapat terjadi trauma dalam bentuk-bentuk berikut
1 Trauma tumpul
2 Trauma tembus bola mata
3 Trauma kimia
4 Trauma radiasi
Tauma tumpul yang terjadi dapat mengakibatkan beberapa hal yaitu910
1 Hematoma palpebra
Adanya hematoma pada satu mata merupakan keadaan yang ringan tetapi bila terjadi
pada kedua mata hati-hati kemungkinan adanya fraktur basis kranii
2 Ruptura kornea
Kornea pecah bila daerah yang pecah besar dapat terjadi prolapsus iris merupakan
suatu keadaan yang gawat dan memerlukan operasi segera
8
3 Ruptura membran descement
Di tandai dengan adanya garis kekeruhan yang berkelok-kelok pada kornea yang
sebenarnya adalah lipatan membran descement visus sangat menurun dan kornea sulit
menjadi jernih kembali
4 Hifema
Hifema adalah adanya darah di dalam kamera anterior Hifema atau adanya darah
dalam bilik mata depan dapat terjadi karena trauma tumpul Bila pasien duduk hifema
akan terlihat mengumpul di bagian bawah bilik mata depan dan hifema dapat
memenuhi seluruh ruang bilik mata depan Darah dalam cairan aqueus humor dapat
membentuk lapisan yang terlihat Jenis trauma ini tidak perlu menyebabkan perforasi
bola mata Perdarahan dalam kamera okuli anterior yang berasal dari pembuluh darah
iris atau korpus siliaris biasanya di sertai edema kornea dan endapan di bawah kornea
hal ini merupakan suatu keadaan yang serius
5 Iridoparese
Iridoplegia adalah adanya kelumpuhan pada otot pupil sehingga terjadi midriasis
6 Iridodialisis
Iridodialisis ialah iris yang pada suatu tempat lepas dari pangkalnya pupil menjadi
tidak bulat dan disebut dengan pseudopupil
7 Irideremia ialah keadaan di mana iris lepas secara keseluruhan
8 Subluksasio lentis- luksasio lentis
Luksasio lentis yang terjadi bisa ke depan atau ke belakang Jika ke depan akan
menimbulkan glaukoma dan jika ke belakang akan menimbulkan afakia Bila terjadi
9
gaukoma maka perlu operasi untuk ekstraksi lensa dan jika terjadi afakia pengobatan
di lakukan secara konservatif
9 Hemoragia pada korpus vitreum
Perdarahan yang terjadi berasal dari korpus siliare kare na bnayak terdapat eritrosit
pada korpus siliare visus akan sangat menurun
10 Glaukoma
Di sebabkan oleh karena robekan trabekulum pada sudut kamera okuli anterior yang
di sebut ldquotraumatic anglerdquo yang menyebabkan gangguan aliran akquos humour
11 Ruptura sklera
Menimbulkan penurunan teknan intra okuler Perlu adanya tindakan operatif segera
12 Ruptura retina
Menyebabkan timbulnya ablasio retina sehingga menyebabkan kebutaan harus di
lakukan operasi
Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola mata maka
akan terlihat tanda-tanda bola mata tembus seperti 158
Mata merah nyeri fotofobia blepharospasme dan lakrimasi
Tajam penglihatan yang menurun akibat tedapatnya kekeruhan media refrakta secara
langsung atau tidak langsung akibat ruma tembus tersebut
Tekanan bola mata rendah akibat keluarnya cairan bola mata
Bilik mata dangkal akibat perforasi kornea
Bentuk dan letak pupil berubah
Terlihatnya rupture pada kornea atau sclera
10
Adanya hifema pada bilik mata depan
Terdapat jaringan yang prolaps seperti cairan mata iris lensa badan kaca atau retina
Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang terjadi di dalam
laboratorium industry pekerjaan yang memakai bahan kimia pekerjaan pertanian dan
peperangan yang memakai bahan kimia di abad modern Sedangkan pada trauma radiasi
yang sering ditemukan adalah8
1 Sinar inframerah
2 Sinar ultraviolet
3 Sinar X dan sinar terionisasi
DIAGNOSIS 7811
A) ANAMNESIS
Anamnesis yang teliti sangat penting
a Penggunaan palu dan alat pahat dapat melepaskan serpihan-serpihan logam
yang akan menembus bola mata dan hanya meninggalkan petunjuk perdarahan
subkonjungtiva yang mengindikasikan adanya penetrasi sclera dan benda asing
yang tertinggal
b Kawat yang tegang atau paku dapat menembus kornea dengan cepat kadang
menghasilkan jalur yang hampir tidak terlihat
c Trauma tumpul pada mata juga dapat menyebabkan kerusakan orbita (blow-out
fracture)
11
d Sangat penting untuk menentukan sifat bahan kimia yang mungkin mengalami
kontak dengan mata Basa kuat menembus jaringan anterior mata dan dapat
dengan cepat menyebabkan kerusakan irreversible
Gejala pasien berhubungan dengan derajat dan jenis trauma yang dialami Nyeri
lakrimasi dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma namun
gejala ringan dapat menyamarkan benda asing intraokular yang berpotensi
membutakan
B) PEMERIKSAAN FISIK
1 Tanpa Slit Lamp
A Trauma Orbita
Kerusakan pada orbita sendiri dicurigai bila di dapat tanda-tanda berikut
a Emfisema yang berasal dari sinus yang mengalami fraktur
b Daerah paraestesia di bawah pinggir orbita menunjukkan kerusakan
saraf infraorbita
c Terbatasnya pergerakan mata terutama pandangan ke atas dan ke
bawah karena perlengketan otot rectus inferior oleh septa jaringan ikat
yang terkait pada tulang yang patah
d Mata mengalami resesi kedalam orbita
Gejala dan Tanda Trauma Tembus Mata
a Riwayat adanya objek dengan kecepatan tinggi yang mengenai mata
b Jaringan berwarna gelap pada kornea atau sklera (sumbatan iris pada
luka)
12
c Distorsi pupil
d Bilik mata anterior yang dalam dan tidak biasa
e Katarak
f Perdarahan vitreus
B Konjungtiva dan Sklera
Konjungtiva dan sklera harus diperiksa untuk mencari laserasi jika
anamnesis sesuai harus dipertimbangkan adanya perdarahan subkonjungtiva
sebagai lokasi potensial terjadinya perforasi sklera Jika terjadi trauma kimia
konjungtiva dapat terlihat putih dan iskemik
C Kornea
Kornea diperiksa untuk mencari apakah terdapat kehilangan lapisan epitel
laserasi dan benda asing Penetesan fluoresens akan mengidentifikasikan luas
aberasi dan jika pekat akan mengidentifikasi kebocoran aqueous melalui luka
tembus
D Bilik mata anterior
Trauma tumpul dapat menyebabkan perdarahan kedalam bilik mata
anterior dimana perdarahan ini berkimpul dengan batas cairan (hifema) yang
disebabkan oleh rupturnya akar pembuluh darah ris atau iris terobek dari
insersinya pada korpus siliar (dialisis iris) Pupil juga mengalami dilatasi akibat
trauma tumpul (midriasis traumatik)
2 Dengan Slit Lamp
Slit Lamp akan memungkinkan pemeriksaan yang lebih detail yang dapat
menunjukkan
13
a Bilik mata anterior yang lebih dangkal dibandingkan dengan mata kontralateral
dapat mengimplikasikan trauma tembus anterior
b Hifema mikroskopik dimana terdapat sel darah merah di dalam bilik mata
anterior namun tidak cukup untuk membentuk hifema
c Adanya sel darah putih dalam ruang anterior (uveitis traumatik)
d Resesi sudut iridokornea dilihat dengan lensa kontak gonioskopi (insersi otot
siliaris kedalam spur sklera bergerak ke posterior) Ini di dapatkan pada trauma
tumpul
e Peningkatan tekanan intraokular dengan tonometri aplanasi
3 Ophthalmoscopy
4 Tonometri
5 USG B-scan
6 CT-Scan
PENATALAKSANAAN
Keadaan trauma tembus pada mata merupakan hal yang gawat darurat dan harus
segera mendapat perawatan khusus karena dapat menimbulkan bahaya seperti
Infeksi Siderosis kalkosis dan oftalmika simpatik Pada setiap tindakan bertujuan
untuk
I Mempertahankan bola mata
II Mempertahankan penglihatan
Eksplorasi seteliti mungkin Apabila jelas tampak ruptur bola mata maka manipulasi
lebih lanjut harus dihindari sampai pasien mendapat anastesia umum Sebelum
14
pembedahan jangan diberi obat sikloplegik atau antibiotik topikal karena kemungkinan
toksisitas pada jaringan intaokular yang terpajan Berikan antibiotik parenteral
spektrum luas dan pakaikan pelindung FOX (atau sepertiga bagian bawah corong
kertas) pada mata Analgetik antiemetik dan antitoksisn tetanus diberikan sesuai
dengan kebutuhan dengan retriksi makan dan minum Induksi anastesia umum jangan
menggunakan obat-obat penghambat depolarisasi neuromuskular karena dapat
meningkatkan secara transien tekanan di dalam bola mata sehingga meningkatkan
kecendrungan herniasi intaokular2
1 Hyfema
Gambar 6 tampak gambaran hifema akibat trauma tumpul
Dengan parasintesis yang merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan
darah atau nanah dari bilik mata depan dengan teknik sebagai berikut dibuat
insisi kornea 2 mm dari limbus kearah kornea yang sejajar dengan permukaan iris
biasanya dilakukan penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata
depan akan keluar Bila darah tidak keluar maka bilik mata depan dibilas dengan
garam fisiologik
15
2 Laserasi
a Laserasi palpebra
Gambaran perbaikan laserasi kelopak mata A defek diperlihatkan B jahitan
mattress vertikal awal melalui lempeng tarsal C penutupan lempeng tarsal dengan
jahitan interrupted D penutupan kulit dengan jahitan interrupted
Gambar 7
Gambar 8
16
b Laserasi corneoscleral
`
Gambar 9Mengembalikan hubungan anatomi pada laserasi korneoskleral
Langkah-langkah pembedahan pada perbaikan laserasi korneosklera antara lain 12
1 Anastesi umum
2 Eksisi dari bagian prolaps vitreus bagian lensa transcorneal foreign bodies
3 Atur posisi anterior prolaps uvea retina
4 Menutup bagian dari kornea pada laserasi di limbus
5 Menutup kornea dengan rapat (10-0 nylon)
6 Peritomy perlu dilakukan untuk membuka bagian sclera
7 Kemudian eksisi bagian posterior prolaps vitreus
8 Reposisi proolaps posterior uvea retina
17
9 Menutup bagian sklera (9-0 nylon atau 8-0 silk)
10 Menutup konjungtiva
11 Subkonjungtiva antibiotik steroid
KOMPLIKASI
Komplikasi setelah trauma okuli perforans18
Infeksi endoftalmitis panoftalmitis
Katarak traumatic
Galukoma sekunder
Oftalmika simpatika
PROGNOSIS
Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada banyak factor seperti1
Besarnya luka tembus makin kecil makin baik
Tempat luka pada bola mata
Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing
Benda asing megnetik atau non megnetik
Dalamnya luka tembus apakah tumpul atau luka ganda
Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka
panjang karena munculnya sindrom erosi berulang Namun trauma tembus mata
seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungkin membutuhkan
pembedahan ekstensif
18
Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat di
terapi jika terjadi lubang retina pada fovea Penglihatan juga dapat terganggu jika
koroid pada makula rusak Dalam jangka panjang dapat timbul glaucoma sekunder
pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula mengalami
kerusakan Trauma orbita berat juga dapat menyebabkan masalah kossmetik dan
okulomotor
19
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke bola
mata Kelengkungan kornea lebih besar di banding sclera
2 Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular Jaringan uvea dan sklera dibatasi oleh
ruang yang potensial mudah dimasuki darah jika terjadi perdarahan pada ruda
paksa yang disebut perdarahan suprakoroid
Jaringan uvea ini terdiri atas iris badan siliar dan koroid Pada iris didapatkan
pupil yang oleh tiga susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam
bola mata Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik
mata (aquos humor) yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada
pangkal iris dibatas kornea dan sklera
3 Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai
susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membrane neurosesnsoris
yang akan merubah sinar menjadi rangsangan ke saraf optik dan diteruskan ke
otak Terdapat rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga retina dapat
terlepas dari koroid yang disebut ablasi retina
Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang hanya
menempel papil saraf optik makula dan pars plana Lensa terletak di belakang pupil
yang di pegang di daerah ekuatornya pada badan siliar melalui zonula zinni Lensa
mempunyai peranan pada akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat
difokuskan di daerah makula lutea1
Konjungtiva merupakan membran mukosa transparan yang menutupi sklera
dan kelopak bagian belakang Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui
konjungtiva ini Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel
goblet Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea18
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian yaitu 17
a Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari
tarsus
b Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera dibawahnya
c Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan
konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi
4
Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan jaringan
dibawahnya sehingga bola mata mudah bergerak1
Gambar 3
Gambar 4
D KLASIFIKASI
Klasifikasi trauma okular berdasarkan mekanisme trauma
Trauma Mekanik3
a Trauma palpebra
b Trauma pada sistem lakrimal
5
c Laserasi konjungtiva
d Erosi kornea
e Benda asing pada kornea dan konjungtiva
f Trauma non perforans (closed-globe injury)
g Trauma pada dasar orbitalis (outflow fracture)
h Trauma perforans (open-globe injury)
Berdasarkan Birminghamm Eye Terminology System (BETTS) trauma okuli dibagi
atas 2 yaitu2791011
Trauma bola mata tertutup (closed globe injury)
Kontusio
Laserasi lamellar
Trauma bola mata terbuka (Open-globe Injury)
Ruptur
Laserasi
o Penetrasi
o Intraocular foreign body (IOFB)
o Perforasi
PATOFISIOLOGI
Terdapat empat mekanisme yang menyebabkan terjadi trauma okuli yaitu4
coup
countercoup
equatorial dan
global reposititioning
6
Coup adalah kekuatan yang disebabkan langsung oleh trauma Countercoup
merupakan gelombang getaran yang diberikan oleh cuop dan diteruskan melalui okuler
dan struktur orbita Akibat dari trauma ini bagian equator dari bola mata cenderung
mengambang dan merubah arsitektur dari okuli normal Pada akhirnya bola mata akan
kembali ke bentuk normalnya akan tetapi hal ini tidak selalu seperti yang diharapkan4
Trauma mata yang sering adalah yang mengenai kornea dan permukaan luar bola
mata (konjungtiva) yang disebabkan oleh benda asing Meskipun demikian kebanyakan
trauma ini adalah kecil seperti penetrasi pada kornea dan pembetukan infeksi yang
berasal dari terputusnya atau perlengketan pada kornea yang mana hal ini dapat menjadi
serius Benda asing dan aberasi di kornea menyebabkan nyeri dan iritasi yang dapat
dirasakan sewaktu mata dan kelopak mata digerakkan Defek epitel kornea dapat
menimbulkan keruhan serupa Fluoresens akan mewarnai membran basal epitel yang
terpajan dan dapat memperjelas kebocoran cairan akibat luka tembus (uji Seidel
positif)279
Trauma tembus bola mata dapat dengan atau tanpa masuknya benda asing
intraokular Trauma tembus dapat berbentuk perforasi sklera dengan prolaps badan kaca
disertai dengan perdarahan badan kaca Dapat juga perforasi sklera ini disertai dengan
prolaps badan siliar7
7
GAMBARAN KLINIS
Gambar 5
Gambaran klinis trauma okuli
Pada mata dapat terjadi trauma dalam bentuk-bentuk berikut
1 Trauma tumpul
2 Trauma tembus bola mata
3 Trauma kimia
4 Trauma radiasi
Tauma tumpul yang terjadi dapat mengakibatkan beberapa hal yaitu910
1 Hematoma palpebra
Adanya hematoma pada satu mata merupakan keadaan yang ringan tetapi bila terjadi
pada kedua mata hati-hati kemungkinan adanya fraktur basis kranii
2 Ruptura kornea
Kornea pecah bila daerah yang pecah besar dapat terjadi prolapsus iris merupakan
suatu keadaan yang gawat dan memerlukan operasi segera
8
3 Ruptura membran descement
Di tandai dengan adanya garis kekeruhan yang berkelok-kelok pada kornea yang
sebenarnya adalah lipatan membran descement visus sangat menurun dan kornea sulit
menjadi jernih kembali
4 Hifema
Hifema adalah adanya darah di dalam kamera anterior Hifema atau adanya darah
dalam bilik mata depan dapat terjadi karena trauma tumpul Bila pasien duduk hifema
akan terlihat mengumpul di bagian bawah bilik mata depan dan hifema dapat
memenuhi seluruh ruang bilik mata depan Darah dalam cairan aqueus humor dapat
membentuk lapisan yang terlihat Jenis trauma ini tidak perlu menyebabkan perforasi
bola mata Perdarahan dalam kamera okuli anterior yang berasal dari pembuluh darah
iris atau korpus siliaris biasanya di sertai edema kornea dan endapan di bawah kornea
hal ini merupakan suatu keadaan yang serius
5 Iridoparese
Iridoplegia adalah adanya kelumpuhan pada otot pupil sehingga terjadi midriasis
6 Iridodialisis
Iridodialisis ialah iris yang pada suatu tempat lepas dari pangkalnya pupil menjadi
tidak bulat dan disebut dengan pseudopupil
7 Irideremia ialah keadaan di mana iris lepas secara keseluruhan
8 Subluksasio lentis- luksasio lentis
Luksasio lentis yang terjadi bisa ke depan atau ke belakang Jika ke depan akan
menimbulkan glaukoma dan jika ke belakang akan menimbulkan afakia Bila terjadi
9
gaukoma maka perlu operasi untuk ekstraksi lensa dan jika terjadi afakia pengobatan
di lakukan secara konservatif
9 Hemoragia pada korpus vitreum
Perdarahan yang terjadi berasal dari korpus siliare kare na bnayak terdapat eritrosit
pada korpus siliare visus akan sangat menurun
10 Glaukoma
Di sebabkan oleh karena robekan trabekulum pada sudut kamera okuli anterior yang
di sebut ldquotraumatic anglerdquo yang menyebabkan gangguan aliran akquos humour
11 Ruptura sklera
Menimbulkan penurunan teknan intra okuler Perlu adanya tindakan operatif segera
12 Ruptura retina
Menyebabkan timbulnya ablasio retina sehingga menyebabkan kebutaan harus di
lakukan operasi
Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola mata maka
akan terlihat tanda-tanda bola mata tembus seperti 158
Mata merah nyeri fotofobia blepharospasme dan lakrimasi
Tajam penglihatan yang menurun akibat tedapatnya kekeruhan media refrakta secara
langsung atau tidak langsung akibat ruma tembus tersebut
Tekanan bola mata rendah akibat keluarnya cairan bola mata
Bilik mata dangkal akibat perforasi kornea
Bentuk dan letak pupil berubah
Terlihatnya rupture pada kornea atau sclera
10
Adanya hifema pada bilik mata depan
Terdapat jaringan yang prolaps seperti cairan mata iris lensa badan kaca atau retina
Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang terjadi di dalam
laboratorium industry pekerjaan yang memakai bahan kimia pekerjaan pertanian dan
peperangan yang memakai bahan kimia di abad modern Sedangkan pada trauma radiasi
yang sering ditemukan adalah8
1 Sinar inframerah
2 Sinar ultraviolet
3 Sinar X dan sinar terionisasi
DIAGNOSIS 7811
A) ANAMNESIS
Anamnesis yang teliti sangat penting
a Penggunaan palu dan alat pahat dapat melepaskan serpihan-serpihan logam
yang akan menembus bola mata dan hanya meninggalkan petunjuk perdarahan
subkonjungtiva yang mengindikasikan adanya penetrasi sclera dan benda asing
yang tertinggal
b Kawat yang tegang atau paku dapat menembus kornea dengan cepat kadang
menghasilkan jalur yang hampir tidak terlihat
c Trauma tumpul pada mata juga dapat menyebabkan kerusakan orbita (blow-out
fracture)
11
d Sangat penting untuk menentukan sifat bahan kimia yang mungkin mengalami
kontak dengan mata Basa kuat menembus jaringan anterior mata dan dapat
dengan cepat menyebabkan kerusakan irreversible
Gejala pasien berhubungan dengan derajat dan jenis trauma yang dialami Nyeri
lakrimasi dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma namun
gejala ringan dapat menyamarkan benda asing intraokular yang berpotensi
membutakan
B) PEMERIKSAAN FISIK
1 Tanpa Slit Lamp
A Trauma Orbita
Kerusakan pada orbita sendiri dicurigai bila di dapat tanda-tanda berikut
a Emfisema yang berasal dari sinus yang mengalami fraktur
b Daerah paraestesia di bawah pinggir orbita menunjukkan kerusakan
saraf infraorbita
c Terbatasnya pergerakan mata terutama pandangan ke atas dan ke
bawah karena perlengketan otot rectus inferior oleh septa jaringan ikat
yang terkait pada tulang yang patah
d Mata mengalami resesi kedalam orbita
Gejala dan Tanda Trauma Tembus Mata
a Riwayat adanya objek dengan kecepatan tinggi yang mengenai mata
b Jaringan berwarna gelap pada kornea atau sklera (sumbatan iris pada
luka)
12
c Distorsi pupil
d Bilik mata anterior yang dalam dan tidak biasa
e Katarak
f Perdarahan vitreus
B Konjungtiva dan Sklera
Konjungtiva dan sklera harus diperiksa untuk mencari laserasi jika
anamnesis sesuai harus dipertimbangkan adanya perdarahan subkonjungtiva
sebagai lokasi potensial terjadinya perforasi sklera Jika terjadi trauma kimia
konjungtiva dapat terlihat putih dan iskemik
C Kornea
Kornea diperiksa untuk mencari apakah terdapat kehilangan lapisan epitel
laserasi dan benda asing Penetesan fluoresens akan mengidentifikasikan luas
aberasi dan jika pekat akan mengidentifikasi kebocoran aqueous melalui luka
tembus
D Bilik mata anterior
Trauma tumpul dapat menyebabkan perdarahan kedalam bilik mata
anterior dimana perdarahan ini berkimpul dengan batas cairan (hifema) yang
disebabkan oleh rupturnya akar pembuluh darah ris atau iris terobek dari
insersinya pada korpus siliar (dialisis iris) Pupil juga mengalami dilatasi akibat
trauma tumpul (midriasis traumatik)
2 Dengan Slit Lamp
Slit Lamp akan memungkinkan pemeriksaan yang lebih detail yang dapat
menunjukkan
13
a Bilik mata anterior yang lebih dangkal dibandingkan dengan mata kontralateral
dapat mengimplikasikan trauma tembus anterior
b Hifema mikroskopik dimana terdapat sel darah merah di dalam bilik mata
anterior namun tidak cukup untuk membentuk hifema
c Adanya sel darah putih dalam ruang anterior (uveitis traumatik)
d Resesi sudut iridokornea dilihat dengan lensa kontak gonioskopi (insersi otot
siliaris kedalam spur sklera bergerak ke posterior) Ini di dapatkan pada trauma
tumpul
e Peningkatan tekanan intraokular dengan tonometri aplanasi
3 Ophthalmoscopy
4 Tonometri
5 USG B-scan
6 CT-Scan
PENATALAKSANAAN
Keadaan trauma tembus pada mata merupakan hal yang gawat darurat dan harus
segera mendapat perawatan khusus karena dapat menimbulkan bahaya seperti
Infeksi Siderosis kalkosis dan oftalmika simpatik Pada setiap tindakan bertujuan
untuk
I Mempertahankan bola mata
II Mempertahankan penglihatan
Eksplorasi seteliti mungkin Apabila jelas tampak ruptur bola mata maka manipulasi
lebih lanjut harus dihindari sampai pasien mendapat anastesia umum Sebelum
14
pembedahan jangan diberi obat sikloplegik atau antibiotik topikal karena kemungkinan
toksisitas pada jaringan intaokular yang terpajan Berikan antibiotik parenteral
spektrum luas dan pakaikan pelindung FOX (atau sepertiga bagian bawah corong
kertas) pada mata Analgetik antiemetik dan antitoksisn tetanus diberikan sesuai
dengan kebutuhan dengan retriksi makan dan minum Induksi anastesia umum jangan
menggunakan obat-obat penghambat depolarisasi neuromuskular karena dapat
meningkatkan secara transien tekanan di dalam bola mata sehingga meningkatkan
kecendrungan herniasi intaokular2
1 Hyfema
Gambar 6 tampak gambaran hifema akibat trauma tumpul
Dengan parasintesis yang merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan
darah atau nanah dari bilik mata depan dengan teknik sebagai berikut dibuat
insisi kornea 2 mm dari limbus kearah kornea yang sejajar dengan permukaan iris
biasanya dilakukan penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata
depan akan keluar Bila darah tidak keluar maka bilik mata depan dibilas dengan
garam fisiologik
15
2 Laserasi
a Laserasi palpebra
Gambaran perbaikan laserasi kelopak mata A defek diperlihatkan B jahitan
mattress vertikal awal melalui lempeng tarsal C penutupan lempeng tarsal dengan
jahitan interrupted D penutupan kulit dengan jahitan interrupted
Gambar 7
Gambar 8
16
b Laserasi corneoscleral
`
Gambar 9Mengembalikan hubungan anatomi pada laserasi korneoskleral
Langkah-langkah pembedahan pada perbaikan laserasi korneosklera antara lain 12
1 Anastesi umum
2 Eksisi dari bagian prolaps vitreus bagian lensa transcorneal foreign bodies
3 Atur posisi anterior prolaps uvea retina
4 Menutup bagian dari kornea pada laserasi di limbus
5 Menutup kornea dengan rapat (10-0 nylon)
6 Peritomy perlu dilakukan untuk membuka bagian sclera
7 Kemudian eksisi bagian posterior prolaps vitreus
8 Reposisi proolaps posterior uvea retina
17
9 Menutup bagian sklera (9-0 nylon atau 8-0 silk)
10 Menutup konjungtiva
11 Subkonjungtiva antibiotik steroid
KOMPLIKASI
Komplikasi setelah trauma okuli perforans18
Infeksi endoftalmitis panoftalmitis
Katarak traumatic
Galukoma sekunder
Oftalmika simpatika
PROGNOSIS
Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada banyak factor seperti1
Besarnya luka tembus makin kecil makin baik
Tempat luka pada bola mata
Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing
Benda asing megnetik atau non megnetik
Dalamnya luka tembus apakah tumpul atau luka ganda
Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka
panjang karena munculnya sindrom erosi berulang Namun trauma tembus mata
seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungkin membutuhkan
pembedahan ekstensif
18
Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat di
terapi jika terjadi lubang retina pada fovea Penglihatan juga dapat terganggu jika
koroid pada makula rusak Dalam jangka panjang dapat timbul glaucoma sekunder
pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula mengalami
kerusakan Trauma orbita berat juga dapat menyebabkan masalah kossmetik dan
okulomotor
19
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan jaringan
dibawahnya sehingga bola mata mudah bergerak1
Gambar 3
Gambar 4
D KLASIFIKASI
Klasifikasi trauma okular berdasarkan mekanisme trauma
Trauma Mekanik3
a Trauma palpebra
b Trauma pada sistem lakrimal
5
c Laserasi konjungtiva
d Erosi kornea
e Benda asing pada kornea dan konjungtiva
f Trauma non perforans (closed-globe injury)
g Trauma pada dasar orbitalis (outflow fracture)
h Trauma perforans (open-globe injury)
Berdasarkan Birminghamm Eye Terminology System (BETTS) trauma okuli dibagi
atas 2 yaitu2791011
Trauma bola mata tertutup (closed globe injury)
Kontusio
Laserasi lamellar
Trauma bola mata terbuka (Open-globe Injury)
Ruptur
Laserasi
o Penetrasi
o Intraocular foreign body (IOFB)
o Perforasi
PATOFISIOLOGI
Terdapat empat mekanisme yang menyebabkan terjadi trauma okuli yaitu4
coup
countercoup
equatorial dan
global reposititioning
6
Coup adalah kekuatan yang disebabkan langsung oleh trauma Countercoup
merupakan gelombang getaran yang diberikan oleh cuop dan diteruskan melalui okuler
dan struktur orbita Akibat dari trauma ini bagian equator dari bola mata cenderung
mengambang dan merubah arsitektur dari okuli normal Pada akhirnya bola mata akan
kembali ke bentuk normalnya akan tetapi hal ini tidak selalu seperti yang diharapkan4
Trauma mata yang sering adalah yang mengenai kornea dan permukaan luar bola
mata (konjungtiva) yang disebabkan oleh benda asing Meskipun demikian kebanyakan
trauma ini adalah kecil seperti penetrasi pada kornea dan pembetukan infeksi yang
berasal dari terputusnya atau perlengketan pada kornea yang mana hal ini dapat menjadi
serius Benda asing dan aberasi di kornea menyebabkan nyeri dan iritasi yang dapat
dirasakan sewaktu mata dan kelopak mata digerakkan Defek epitel kornea dapat
menimbulkan keruhan serupa Fluoresens akan mewarnai membran basal epitel yang
terpajan dan dapat memperjelas kebocoran cairan akibat luka tembus (uji Seidel
positif)279
Trauma tembus bola mata dapat dengan atau tanpa masuknya benda asing
intraokular Trauma tembus dapat berbentuk perforasi sklera dengan prolaps badan kaca
disertai dengan perdarahan badan kaca Dapat juga perforasi sklera ini disertai dengan
prolaps badan siliar7
7
GAMBARAN KLINIS
Gambar 5
Gambaran klinis trauma okuli
Pada mata dapat terjadi trauma dalam bentuk-bentuk berikut
1 Trauma tumpul
2 Trauma tembus bola mata
3 Trauma kimia
4 Trauma radiasi
Tauma tumpul yang terjadi dapat mengakibatkan beberapa hal yaitu910
1 Hematoma palpebra
Adanya hematoma pada satu mata merupakan keadaan yang ringan tetapi bila terjadi
pada kedua mata hati-hati kemungkinan adanya fraktur basis kranii
2 Ruptura kornea
Kornea pecah bila daerah yang pecah besar dapat terjadi prolapsus iris merupakan
suatu keadaan yang gawat dan memerlukan operasi segera
8
3 Ruptura membran descement
Di tandai dengan adanya garis kekeruhan yang berkelok-kelok pada kornea yang
sebenarnya adalah lipatan membran descement visus sangat menurun dan kornea sulit
menjadi jernih kembali
4 Hifema
Hifema adalah adanya darah di dalam kamera anterior Hifema atau adanya darah
dalam bilik mata depan dapat terjadi karena trauma tumpul Bila pasien duduk hifema
akan terlihat mengumpul di bagian bawah bilik mata depan dan hifema dapat
memenuhi seluruh ruang bilik mata depan Darah dalam cairan aqueus humor dapat
membentuk lapisan yang terlihat Jenis trauma ini tidak perlu menyebabkan perforasi
bola mata Perdarahan dalam kamera okuli anterior yang berasal dari pembuluh darah
iris atau korpus siliaris biasanya di sertai edema kornea dan endapan di bawah kornea
hal ini merupakan suatu keadaan yang serius
5 Iridoparese
Iridoplegia adalah adanya kelumpuhan pada otot pupil sehingga terjadi midriasis
6 Iridodialisis
Iridodialisis ialah iris yang pada suatu tempat lepas dari pangkalnya pupil menjadi
tidak bulat dan disebut dengan pseudopupil
7 Irideremia ialah keadaan di mana iris lepas secara keseluruhan
8 Subluksasio lentis- luksasio lentis
Luksasio lentis yang terjadi bisa ke depan atau ke belakang Jika ke depan akan
menimbulkan glaukoma dan jika ke belakang akan menimbulkan afakia Bila terjadi
9
gaukoma maka perlu operasi untuk ekstraksi lensa dan jika terjadi afakia pengobatan
di lakukan secara konservatif
9 Hemoragia pada korpus vitreum
Perdarahan yang terjadi berasal dari korpus siliare kare na bnayak terdapat eritrosit
pada korpus siliare visus akan sangat menurun
10 Glaukoma
Di sebabkan oleh karena robekan trabekulum pada sudut kamera okuli anterior yang
di sebut ldquotraumatic anglerdquo yang menyebabkan gangguan aliran akquos humour
11 Ruptura sklera
Menimbulkan penurunan teknan intra okuler Perlu adanya tindakan operatif segera
12 Ruptura retina
Menyebabkan timbulnya ablasio retina sehingga menyebabkan kebutaan harus di
lakukan operasi
Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola mata maka
akan terlihat tanda-tanda bola mata tembus seperti 158
Mata merah nyeri fotofobia blepharospasme dan lakrimasi
Tajam penglihatan yang menurun akibat tedapatnya kekeruhan media refrakta secara
langsung atau tidak langsung akibat ruma tembus tersebut
Tekanan bola mata rendah akibat keluarnya cairan bola mata
Bilik mata dangkal akibat perforasi kornea
Bentuk dan letak pupil berubah
Terlihatnya rupture pada kornea atau sclera
10
Adanya hifema pada bilik mata depan
Terdapat jaringan yang prolaps seperti cairan mata iris lensa badan kaca atau retina
Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang terjadi di dalam
laboratorium industry pekerjaan yang memakai bahan kimia pekerjaan pertanian dan
peperangan yang memakai bahan kimia di abad modern Sedangkan pada trauma radiasi
yang sering ditemukan adalah8
1 Sinar inframerah
2 Sinar ultraviolet
3 Sinar X dan sinar terionisasi
DIAGNOSIS 7811
A) ANAMNESIS
Anamnesis yang teliti sangat penting
a Penggunaan palu dan alat pahat dapat melepaskan serpihan-serpihan logam
yang akan menembus bola mata dan hanya meninggalkan petunjuk perdarahan
subkonjungtiva yang mengindikasikan adanya penetrasi sclera dan benda asing
yang tertinggal
b Kawat yang tegang atau paku dapat menembus kornea dengan cepat kadang
menghasilkan jalur yang hampir tidak terlihat
c Trauma tumpul pada mata juga dapat menyebabkan kerusakan orbita (blow-out
fracture)
11
d Sangat penting untuk menentukan sifat bahan kimia yang mungkin mengalami
kontak dengan mata Basa kuat menembus jaringan anterior mata dan dapat
dengan cepat menyebabkan kerusakan irreversible
Gejala pasien berhubungan dengan derajat dan jenis trauma yang dialami Nyeri
lakrimasi dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma namun
gejala ringan dapat menyamarkan benda asing intraokular yang berpotensi
membutakan
B) PEMERIKSAAN FISIK
1 Tanpa Slit Lamp
A Trauma Orbita
Kerusakan pada orbita sendiri dicurigai bila di dapat tanda-tanda berikut
a Emfisema yang berasal dari sinus yang mengalami fraktur
b Daerah paraestesia di bawah pinggir orbita menunjukkan kerusakan
saraf infraorbita
c Terbatasnya pergerakan mata terutama pandangan ke atas dan ke
bawah karena perlengketan otot rectus inferior oleh septa jaringan ikat
yang terkait pada tulang yang patah
d Mata mengalami resesi kedalam orbita
Gejala dan Tanda Trauma Tembus Mata
a Riwayat adanya objek dengan kecepatan tinggi yang mengenai mata
b Jaringan berwarna gelap pada kornea atau sklera (sumbatan iris pada
luka)
12
c Distorsi pupil
d Bilik mata anterior yang dalam dan tidak biasa
e Katarak
f Perdarahan vitreus
B Konjungtiva dan Sklera
Konjungtiva dan sklera harus diperiksa untuk mencari laserasi jika
anamnesis sesuai harus dipertimbangkan adanya perdarahan subkonjungtiva
sebagai lokasi potensial terjadinya perforasi sklera Jika terjadi trauma kimia
konjungtiva dapat terlihat putih dan iskemik
C Kornea
Kornea diperiksa untuk mencari apakah terdapat kehilangan lapisan epitel
laserasi dan benda asing Penetesan fluoresens akan mengidentifikasikan luas
aberasi dan jika pekat akan mengidentifikasi kebocoran aqueous melalui luka
tembus
D Bilik mata anterior
Trauma tumpul dapat menyebabkan perdarahan kedalam bilik mata
anterior dimana perdarahan ini berkimpul dengan batas cairan (hifema) yang
disebabkan oleh rupturnya akar pembuluh darah ris atau iris terobek dari
insersinya pada korpus siliar (dialisis iris) Pupil juga mengalami dilatasi akibat
trauma tumpul (midriasis traumatik)
2 Dengan Slit Lamp
Slit Lamp akan memungkinkan pemeriksaan yang lebih detail yang dapat
menunjukkan
13
a Bilik mata anterior yang lebih dangkal dibandingkan dengan mata kontralateral
dapat mengimplikasikan trauma tembus anterior
b Hifema mikroskopik dimana terdapat sel darah merah di dalam bilik mata
anterior namun tidak cukup untuk membentuk hifema
c Adanya sel darah putih dalam ruang anterior (uveitis traumatik)
d Resesi sudut iridokornea dilihat dengan lensa kontak gonioskopi (insersi otot
siliaris kedalam spur sklera bergerak ke posterior) Ini di dapatkan pada trauma
tumpul
e Peningkatan tekanan intraokular dengan tonometri aplanasi
3 Ophthalmoscopy
4 Tonometri
5 USG B-scan
6 CT-Scan
PENATALAKSANAAN
Keadaan trauma tembus pada mata merupakan hal yang gawat darurat dan harus
segera mendapat perawatan khusus karena dapat menimbulkan bahaya seperti
Infeksi Siderosis kalkosis dan oftalmika simpatik Pada setiap tindakan bertujuan
untuk
I Mempertahankan bola mata
II Mempertahankan penglihatan
Eksplorasi seteliti mungkin Apabila jelas tampak ruptur bola mata maka manipulasi
lebih lanjut harus dihindari sampai pasien mendapat anastesia umum Sebelum
14
pembedahan jangan diberi obat sikloplegik atau antibiotik topikal karena kemungkinan
toksisitas pada jaringan intaokular yang terpajan Berikan antibiotik parenteral
spektrum luas dan pakaikan pelindung FOX (atau sepertiga bagian bawah corong
kertas) pada mata Analgetik antiemetik dan antitoksisn tetanus diberikan sesuai
dengan kebutuhan dengan retriksi makan dan minum Induksi anastesia umum jangan
menggunakan obat-obat penghambat depolarisasi neuromuskular karena dapat
meningkatkan secara transien tekanan di dalam bola mata sehingga meningkatkan
kecendrungan herniasi intaokular2
1 Hyfema
Gambar 6 tampak gambaran hifema akibat trauma tumpul
Dengan parasintesis yang merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan
darah atau nanah dari bilik mata depan dengan teknik sebagai berikut dibuat
insisi kornea 2 mm dari limbus kearah kornea yang sejajar dengan permukaan iris
biasanya dilakukan penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata
depan akan keluar Bila darah tidak keluar maka bilik mata depan dibilas dengan
garam fisiologik
15
2 Laserasi
a Laserasi palpebra
Gambaran perbaikan laserasi kelopak mata A defek diperlihatkan B jahitan
mattress vertikal awal melalui lempeng tarsal C penutupan lempeng tarsal dengan
jahitan interrupted D penutupan kulit dengan jahitan interrupted
Gambar 7
Gambar 8
16
b Laserasi corneoscleral
`
Gambar 9Mengembalikan hubungan anatomi pada laserasi korneoskleral
Langkah-langkah pembedahan pada perbaikan laserasi korneosklera antara lain 12
1 Anastesi umum
2 Eksisi dari bagian prolaps vitreus bagian lensa transcorneal foreign bodies
3 Atur posisi anterior prolaps uvea retina
4 Menutup bagian dari kornea pada laserasi di limbus
5 Menutup kornea dengan rapat (10-0 nylon)
6 Peritomy perlu dilakukan untuk membuka bagian sclera
7 Kemudian eksisi bagian posterior prolaps vitreus
8 Reposisi proolaps posterior uvea retina
17
9 Menutup bagian sklera (9-0 nylon atau 8-0 silk)
10 Menutup konjungtiva
11 Subkonjungtiva antibiotik steroid
KOMPLIKASI
Komplikasi setelah trauma okuli perforans18
Infeksi endoftalmitis panoftalmitis
Katarak traumatic
Galukoma sekunder
Oftalmika simpatika
PROGNOSIS
Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada banyak factor seperti1
Besarnya luka tembus makin kecil makin baik
Tempat luka pada bola mata
Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing
Benda asing megnetik atau non megnetik
Dalamnya luka tembus apakah tumpul atau luka ganda
Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka
panjang karena munculnya sindrom erosi berulang Namun trauma tembus mata
seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungkin membutuhkan
pembedahan ekstensif
18
Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat di
terapi jika terjadi lubang retina pada fovea Penglihatan juga dapat terganggu jika
koroid pada makula rusak Dalam jangka panjang dapat timbul glaucoma sekunder
pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula mengalami
kerusakan Trauma orbita berat juga dapat menyebabkan masalah kossmetik dan
okulomotor
19
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
c Laserasi konjungtiva
d Erosi kornea
e Benda asing pada kornea dan konjungtiva
f Trauma non perforans (closed-globe injury)
g Trauma pada dasar orbitalis (outflow fracture)
h Trauma perforans (open-globe injury)
Berdasarkan Birminghamm Eye Terminology System (BETTS) trauma okuli dibagi
atas 2 yaitu2791011
Trauma bola mata tertutup (closed globe injury)
Kontusio
Laserasi lamellar
Trauma bola mata terbuka (Open-globe Injury)
Ruptur
Laserasi
o Penetrasi
o Intraocular foreign body (IOFB)
o Perforasi
PATOFISIOLOGI
Terdapat empat mekanisme yang menyebabkan terjadi trauma okuli yaitu4
coup
countercoup
equatorial dan
global reposititioning
6
Coup adalah kekuatan yang disebabkan langsung oleh trauma Countercoup
merupakan gelombang getaran yang diberikan oleh cuop dan diteruskan melalui okuler
dan struktur orbita Akibat dari trauma ini bagian equator dari bola mata cenderung
mengambang dan merubah arsitektur dari okuli normal Pada akhirnya bola mata akan
kembali ke bentuk normalnya akan tetapi hal ini tidak selalu seperti yang diharapkan4
Trauma mata yang sering adalah yang mengenai kornea dan permukaan luar bola
mata (konjungtiva) yang disebabkan oleh benda asing Meskipun demikian kebanyakan
trauma ini adalah kecil seperti penetrasi pada kornea dan pembetukan infeksi yang
berasal dari terputusnya atau perlengketan pada kornea yang mana hal ini dapat menjadi
serius Benda asing dan aberasi di kornea menyebabkan nyeri dan iritasi yang dapat
dirasakan sewaktu mata dan kelopak mata digerakkan Defek epitel kornea dapat
menimbulkan keruhan serupa Fluoresens akan mewarnai membran basal epitel yang
terpajan dan dapat memperjelas kebocoran cairan akibat luka tembus (uji Seidel
positif)279
Trauma tembus bola mata dapat dengan atau tanpa masuknya benda asing
intraokular Trauma tembus dapat berbentuk perforasi sklera dengan prolaps badan kaca
disertai dengan perdarahan badan kaca Dapat juga perforasi sklera ini disertai dengan
prolaps badan siliar7
7
GAMBARAN KLINIS
Gambar 5
Gambaran klinis trauma okuli
Pada mata dapat terjadi trauma dalam bentuk-bentuk berikut
1 Trauma tumpul
2 Trauma tembus bola mata
3 Trauma kimia
4 Trauma radiasi
Tauma tumpul yang terjadi dapat mengakibatkan beberapa hal yaitu910
1 Hematoma palpebra
Adanya hematoma pada satu mata merupakan keadaan yang ringan tetapi bila terjadi
pada kedua mata hati-hati kemungkinan adanya fraktur basis kranii
2 Ruptura kornea
Kornea pecah bila daerah yang pecah besar dapat terjadi prolapsus iris merupakan
suatu keadaan yang gawat dan memerlukan operasi segera
8
3 Ruptura membran descement
Di tandai dengan adanya garis kekeruhan yang berkelok-kelok pada kornea yang
sebenarnya adalah lipatan membran descement visus sangat menurun dan kornea sulit
menjadi jernih kembali
4 Hifema
Hifema adalah adanya darah di dalam kamera anterior Hifema atau adanya darah
dalam bilik mata depan dapat terjadi karena trauma tumpul Bila pasien duduk hifema
akan terlihat mengumpul di bagian bawah bilik mata depan dan hifema dapat
memenuhi seluruh ruang bilik mata depan Darah dalam cairan aqueus humor dapat
membentuk lapisan yang terlihat Jenis trauma ini tidak perlu menyebabkan perforasi
bola mata Perdarahan dalam kamera okuli anterior yang berasal dari pembuluh darah
iris atau korpus siliaris biasanya di sertai edema kornea dan endapan di bawah kornea
hal ini merupakan suatu keadaan yang serius
5 Iridoparese
Iridoplegia adalah adanya kelumpuhan pada otot pupil sehingga terjadi midriasis
6 Iridodialisis
Iridodialisis ialah iris yang pada suatu tempat lepas dari pangkalnya pupil menjadi
tidak bulat dan disebut dengan pseudopupil
7 Irideremia ialah keadaan di mana iris lepas secara keseluruhan
8 Subluksasio lentis- luksasio lentis
Luksasio lentis yang terjadi bisa ke depan atau ke belakang Jika ke depan akan
menimbulkan glaukoma dan jika ke belakang akan menimbulkan afakia Bila terjadi
9
gaukoma maka perlu operasi untuk ekstraksi lensa dan jika terjadi afakia pengobatan
di lakukan secara konservatif
9 Hemoragia pada korpus vitreum
Perdarahan yang terjadi berasal dari korpus siliare kare na bnayak terdapat eritrosit
pada korpus siliare visus akan sangat menurun
10 Glaukoma
Di sebabkan oleh karena robekan trabekulum pada sudut kamera okuli anterior yang
di sebut ldquotraumatic anglerdquo yang menyebabkan gangguan aliran akquos humour
11 Ruptura sklera
Menimbulkan penurunan teknan intra okuler Perlu adanya tindakan operatif segera
12 Ruptura retina
Menyebabkan timbulnya ablasio retina sehingga menyebabkan kebutaan harus di
lakukan operasi
Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola mata maka
akan terlihat tanda-tanda bola mata tembus seperti 158
Mata merah nyeri fotofobia blepharospasme dan lakrimasi
Tajam penglihatan yang menurun akibat tedapatnya kekeruhan media refrakta secara
langsung atau tidak langsung akibat ruma tembus tersebut
Tekanan bola mata rendah akibat keluarnya cairan bola mata
Bilik mata dangkal akibat perforasi kornea
Bentuk dan letak pupil berubah
Terlihatnya rupture pada kornea atau sclera
10
Adanya hifema pada bilik mata depan
Terdapat jaringan yang prolaps seperti cairan mata iris lensa badan kaca atau retina
Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang terjadi di dalam
laboratorium industry pekerjaan yang memakai bahan kimia pekerjaan pertanian dan
peperangan yang memakai bahan kimia di abad modern Sedangkan pada trauma radiasi
yang sering ditemukan adalah8
1 Sinar inframerah
2 Sinar ultraviolet
3 Sinar X dan sinar terionisasi
DIAGNOSIS 7811
A) ANAMNESIS
Anamnesis yang teliti sangat penting
a Penggunaan palu dan alat pahat dapat melepaskan serpihan-serpihan logam
yang akan menembus bola mata dan hanya meninggalkan petunjuk perdarahan
subkonjungtiva yang mengindikasikan adanya penetrasi sclera dan benda asing
yang tertinggal
b Kawat yang tegang atau paku dapat menembus kornea dengan cepat kadang
menghasilkan jalur yang hampir tidak terlihat
c Trauma tumpul pada mata juga dapat menyebabkan kerusakan orbita (blow-out
fracture)
11
d Sangat penting untuk menentukan sifat bahan kimia yang mungkin mengalami
kontak dengan mata Basa kuat menembus jaringan anterior mata dan dapat
dengan cepat menyebabkan kerusakan irreversible
Gejala pasien berhubungan dengan derajat dan jenis trauma yang dialami Nyeri
lakrimasi dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma namun
gejala ringan dapat menyamarkan benda asing intraokular yang berpotensi
membutakan
B) PEMERIKSAAN FISIK
1 Tanpa Slit Lamp
A Trauma Orbita
Kerusakan pada orbita sendiri dicurigai bila di dapat tanda-tanda berikut
a Emfisema yang berasal dari sinus yang mengalami fraktur
b Daerah paraestesia di bawah pinggir orbita menunjukkan kerusakan
saraf infraorbita
c Terbatasnya pergerakan mata terutama pandangan ke atas dan ke
bawah karena perlengketan otot rectus inferior oleh septa jaringan ikat
yang terkait pada tulang yang patah
d Mata mengalami resesi kedalam orbita
Gejala dan Tanda Trauma Tembus Mata
a Riwayat adanya objek dengan kecepatan tinggi yang mengenai mata
b Jaringan berwarna gelap pada kornea atau sklera (sumbatan iris pada
luka)
12
c Distorsi pupil
d Bilik mata anterior yang dalam dan tidak biasa
e Katarak
f Perdarahan vitreus
B Konjungtiva dan Sklera
Konjungtiva dan sklera harus diperiksa untuk mencari laserasi jika
anamnesis sesuai harus dipertimbangkan adanya perdarahan subkonjungtiva
sebagai lokasi potensial terjadinya perforasi sklera Jika terjadi trauma kimia
konjungtiva dapat terlihat putih dan iskemik
C Kornea
Kornea diperiksa untuk mencari apakah terdapat kehilangan lapisan epitel
laserasi dan benda asing Penetesan fluoresens akan mengidentifikasikan luas
aberasi dan jika pekat akan mengidentifikasi kebocoran aqueous melalui luka
tembus
D Bilik mata anterior
Trauma tumpul dapat menyebabkan perdarahan kedalam bilik mata
anterior dimana perdarahan ini berkimpul dengan batas cairan (hifema) yang
disebabkan oleh rupturnya akar pembuluh darah ris atau iris terobek dari
insersinya pada korpus siliar (dialisis iris) Pupil juga mengalami dilatasi akibat
trauma tumpul (midriasis traumatik)
2 Dengan Slit Lamp
Slit Lamp akan memungkinkan pemeriksaan yang lebih detail yang dapat
menunjukkan
13
a Bilik mata anterior yang lebih dangkal dibandingkan dengan mata kontralateral
dapat mengimplikasikan trauma tembus anterior
b Hifema mikroskopik dimana terdapat sel darah merah di dalam bilik mata
anterior namun tidak cukup untuk membentuk hifema
c Adanya sel darah putih dalam ruang anterior (uveitis traumatik)
d Resesi sudut iridokornea dilihat dengan lensa kontak gonioskopi (insersi otot
siliaris kedalam spur sklera bergerak ke posterior) Ini di dapatkan pada trauma
tumpul
e Peningkatan tekanan intraokular dengan tonometri aplanasi
3 Ophthalmoscopy
4 Tonometri
5 USG B-scan
6 CT-Scan
PENATALAKSANAAN
Keadaan trauma tembus pada mata merupakan hal yang gawat darurat dan harus
segera mendapat perawatan khusus karena dapat menimbulkan bahaya seperti
Infeksi Siderosis kalkosis dan oftalmika simpatik Pada setiap tindakan bertujuan
untuk
I Mempertahankan bola mata
II Mempertahankan penglihatan
Eksplorasi seteliti mungkin Apabila jelas tampak ruptur bola mata maka manipulasi
lebih lanjut harus dihindari sampai pasien mendapat anastesia umum Sebelum
14
pembedahan jangan diberi obat sikloplegik atau antibiotik topikal karena kemungkinan
toksisitas pada jaringan intaokular yang terpajan Berikan antibiotik parenteral
spektrum luas dan pakaikan pelindung FOX (atau sepertiga bagian bawah corong
kertas) pada mata Analgetik antiemetik dan antitoksisn tetanus diberikan sesuai
dengan kebutuhan dengan retriksi makan dan minum Induksi anastesia umum jangan
menggunakan obat-obat penghambat depolarisasi neuromuskular karena dapat
meningkatkan secara transien tekanan di dalam bola mata sehingga meningkatkan
kecendrungan herniasi intaokular2
1 Hyfema
Gambar 6 tampak gambaran hifema akibat trauma tumpul
Dengan parasintesis yang merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan
darah atau nanah dari bilik mata depan dengan teknik sebagai berikut dibuat
insisi kornea 2 mm dari limbus kearah kornea yang sejajar dengan permukaan iris
biasanya dilakukan penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata
depan akan keluar Bila darah tidak keluar maka bilik mata depan dibilas dengan
garam fisiologik
15
2 Laserasi
a Laserasi palpebra
Gambaran perbaikan laserasi kelopak mata A defek diperlihatkan B jahitan
mattress vertikal awal melalui lempeng tarsal C penutupan lempeng tarsal dengan
jahitan interrupted D penutupan kulit dengan jahitan interrupted
Gambar 7
Gambar 8
16
b Laserasi corneoscleral
`
Gambar 9Mengembalikan hubungan anatomi pada laserasi korneoskleral
Langkah-langkah pembedahan pada perbaikan laserasi korneosklera antara lain 12
1 Anastesi umum
2 Eksisi dari bagian prolaps vitreus bagian lensa transcorneal foreign bodies
3 Atur posisi anterior prolaps uvea retina
4 Menutup bagian dari kornea pada laserasi di limbus
5 Menutup kornea dengan rapat (10-0 nylon)
6 Peritomy perlu dilakukan untuk membuka bagian sclera
7 Kemudian eksisi bagian posterior prolaps vitreus
8 Reposisi proolaps posterior uvea retina
17
9 Menutup bagian sklera (9-0 nylon atau 8-0 silk)
10 Menutup konjungtiva
11 Subkonjungtiva antibiotik steroid
KOMPLIKASI
Komplikasi setelah trauma okuli perforans18
Infeksi endoftalmitis panoftalmitis
Katarak traumatic
Galukoma sekunder
Oftalmika simpatika
PROGNOSIS
Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada banyak factor seperti1
Besarnya luka tembus makin kecil makin baik
Tempat luka pada bola mata
Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing
Benda asing megnetik atau non megnetik
Dalamnya luka tembus apakah tumpul atau luka ganda
Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka
panjang karena munculnya sindrom erosi berulang Namun trauma tembus mata
seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungkin membutuhkan
pembedahan ekstensif
18
Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat di
terapi jika terjadi lubang retina pada fovea Penglihatan juga dapat terganggu jika
koroid pada makula rusak Dalam jangka panjang dapat timbul glaucoma sekunder
pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula mengalami
kerusakan Trauma orbita berat juga dapat menyebabkan masalah kossmetik dan
okulomotor
19
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
Coup adalah kekuatan yang disebabkan langsung oleh trauma Countercoup
merupakan gelombang getaran yang diberikan oleh cuop dan diteruskan melalui okuler
dan struktur orbita Akibat dari trauma ini bagian equator dari bola mata cenderung
mengambang dan merubah arsitektur dari okuli normal Pada akhirnya bola mata akan
kembali ke bentuk normalnya akan tetapi hal ini tidak selalu seperti yang diharapkan4
Trauma mata yang sering adalah yang mengenai kornea dan permukaan luar bola
mata (konjungtiva) yang disebabkan oleh benda asing Meskipun demikian kebanyakan
trauma ini adalah kecil seperti penetrasi pada kornea dan pembetukan infeksi yang
berasal dari terputusnya atau perlengketan pada kornea yang mana hal ini dapat menjadi
serius Benda asing dan aberasi di kornea menyebabkan nyeri dan iritasi yang dapat
dirasakan sewaktu mata dan kelopak mata digerakkan Defek epitel kornea dapat
menimbulkan keruhan serupa Fluoresens akan mewarnai membran basal epitel yang
terpajan dan dapat memperjelas kebocoran cairan akibat luka tembus (uji Seidel
positif)279
Trauma tembus bola mata dapat dengan atau tanpa masuknya benda asing
intraokular Trauma tembus dapat berbentuk perforasi sklera dengan prolaps badan kaca
disertai dengan perdarahan badan kaca Dapat juga perforasi sklera ini disertai dengan
prolaps badan siliar7
7
GAMBARAN KLINIS
Gambar 5
Gambaran klinis trauma okuli
Pada mata dapat terjadi trauma dalam bentuk-bentuk berikut
1 Trauma tumpul
2 Trauma tembus bola mata
3 Trauma kimia
4 Trauma radiasi
Tauma tumpul yang terjadi dapat mengakibatkan beberapa hal yaitu910
1 Hematoma palpebra
Adanya hematoma pada satu mata merupakan keadaan yang ringan tetapi bila terjadi
pada kedua mata hati-hati kemungkinan adanya fraktur basis kranii
2 Ruptura kornea
Kornea pecah bila daerah yang pecah besar dapat terjadi prolapsus iris merupakan
suatu keadaan yang gawat dan memerlukan operasi segera
8
3 Ruptura membran descement
Di tandai dengan adanya garis kekeruhan yang berkelok-kelok pada kornea yang
sebenarnya adalah lipatan membran descement visus sangat menurun dan kornea sulit
menjadi jernih kembali
4 Hifema
Hifema adalah adanya darah di dalam kamera anterior Hifema atau adanya darah
dalam bilik mata depan dapat terjadi karena trauma tumpul Bila pasien duduk hifema
akan terlihat mengumpul di bagian bawah bilik mata depan dan hifema dapat
memenuhi seluruh ruang bilik mata depan Darah dalam cairan aqueus humor dapat
membentuk lapisan yang terlihat Jenis trauma ini tidak perlu menyebabkan perforasi
bola mata Perdarahan dalam kamera okuli anterior yang berasal dari pembuluh darah
iris atau korpus siliaris biasanya di sertai edema kornea dan endapan di bawah kornea
hal ini merupakan suatu keadaan yang serius
5 Iridoparese
Iridoplegia adalah adanya kelumpuhan pada otot pupil sehingga terjadi midriasis
6 Iridodialisis
Iridodialisis ialah iris yang pada suatu tempat lepas dari pangkalnya pupil menjadi
tidak bulat dan disebut dengan pseudopupil
7 Irideremia ialah keadaan di mana iris lepas secara keseluruhan
8 Subluksasio lentis- luksasio lentis
Luksasio lentis yang terjadi bisa ke depan atau ke belakang Jika ke depan akan
menimbulkan glaukoma dan jika ke belakang akan menimbulkan afakia Bila terjadi
9
gaukoma maka perlu operasi untuk ekstraksi lensa dan jika terjadi afakia pengobatan
di lakukan secara konservatif
9 Hemoragia pada korpus vitreum
Perdarahan yang terjadi berasal dari korpus siliare kare na bnayak terdapat eritrosit
pada korpus siliare visus akan sangat menurun
10 Glaukoma
Di sebabkan oleh karena robekan trabekulum pada sudut kamera okuli anterior yang
di sebut ldquotraumatic anglerdquo yang menyebabkan gangguan aliran akquos humour
11 Ruptura sklera
Menimbulkan penurunan teknan intra okuler Perlu adanya tindakan operatif segera
12 Ruptura retina
Menyebabkan timbulnya ablasio retina sehingga menyebabkan kebutaan harus di
lakukan operasi
Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola mata maka
akan terlihat tanda-tanda bola mata tembus seperti 158
Mata merah nyeri fotofobia blepharospasme dan lakrimasi
Tajam penglihatan yang menurun akibat tedapatnya kekeruhan media refrakta secara
langsung atau tidak langsung akibat ruma tembus tersebut
Tekanan bola mata rendah akibat keluarnya cairan bola mata
Bilik mata dangkal akibat perforasi kornea
Bentuk dan letak pupil berubah
Terlihatnya rupture pada kornea atau sclera
10
Adanya hifema pada bilik mata depan
Terdapat jaringan yang prolaps seperti cairan mata iris lensa badan kaca atau retina
Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang terjadi di dalam
laboratorium industry pekerjaan yang memakai bahan kimia pekerjaan pertanian dan
peperangan yang memakai bahan kimia di abad modern Sedangkan pada trauma radiasi
yang sering ditemukan adalah8
1 Sinar inframerah
2 Sinar ultraviolet
3 Sinar X dan sinar terionisasi
DIAGNOSIS 7811
A) ANAMNESIS
Anamnesis yang teliti sangat penting
a Penggunaan palu dan alat pahat dapat melepaskan serpihan-serpihan logam
yang akan menembus bola mata dan hanya meninggalkan petunjuk perdarahan
subkonjungtiva yang mengindikasikan adanya penetrasi sclera dan benda asing
yang tertinggal
b Kawat yang tegang atau paku dapat menembus kornea dengan cepat kadang
menghasilkan jalur yang hampir tidak terlihat
c Trauma tumpul pada mata juga dapat menyebabkan kerusakan orbita (blow-out
fracture)
11
d Sangat penting untuk menentukan sifat bahan kimia yang mungkin mengalami
kontak dengan mata Basa kuat menembus jaringan anterior mata dan dapat
dengan cepat menyebabkan kerusakan irreversible
Gejala pasien berhubungan dengan derajat dan jenis trauma yang dialami Nyeri
lakrimasi dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma namun
gejala ringan dapat menyamarkan benda asing intraokular yang berpotensi
membutakan
B) PEMERIKSAAN FISIK
1 Tanpa Slit Lamp
A Trauma Orbita
Kerusakan pada orbita sendiri dicurigai bila di dapat tanda-tanda berikut
a Emfisema yang berasal dari sinus yang mengalami fraktur
b Daerah paraestesia di bawah pinggir orbita menunjukkan kerusakan
saraf infraorbita
c Terbatasnya pergerakan mata terutama pandangan ke atas dan ke
bawah karena perlengketan otot rectus inferior oleh septa jaringan ikat
yang terkait pada tulang yang patah
d Mata mengalami resesi kedalam orbita
Gejala dan Tanda Trauma Tembus Mata
a Riwayat adanya objek dengan kecepatan tinggi yang mengenai mata
b Jaringan berwarna gelap pada kornea atau sklera (sumbatan iris pada
luka)
12
c Distorsi pupil
d Bilik mata anterior yang dalam dan tidak biasa
e Katarak
f Perdarahan vitreus
B Konjungtiva dan Sklera
Konjungtiva dan sklera harus diperiksa untuk mencari laserasi jika
anamnesis sesuai harus dipertimbangkan adanya perdarahan subkonjungtiva
sebagai lokasi potensial terjadinya perforasi sklera Jika terjadi trauma kimia
konjungtiva dapat terlihat putih dan iskemik
C Kornea
Kornea diperiksa untuk mencari apakah terdapat kehilangan lapisan epitel
laserasi dan benda asing Penetesan fluoresens akan mengidentifikasikan luas
aberasi dan jika pekat akan mengidentifikasi kebocoran aqueous melalui luka
tembus
D Bilik mata anterior
Trauma tumpul dapat menyebabkan perdarahan kedalam bilik mata
anterior dimana perdarahan ini berkimpul dengan batas cairan (hifema) yang
disebabkan oleh rupturnya akar pembuluh darah ris atau iris terobek dari
insersinya pada korpus siliar (dialisis iris) Pupil juga mengalami dilatasi akibat
trauma tumpul (midriasis traumatik)
2 Dengan Slit Lamp
Slit Lamp akan memungkinkan pemeriksaan yang lebih detail yang dapat
menunjukkan
13
a Bilik mata anterior yang lebih dangkal dibandingkan dengan mata kontralateral
dapat mengimplikasikan trauma tembus anterior
b Hifema mikroskopik dimana terdapat sel darah merah di dalam bilik mata
anterior namun tidak cukup untuk membentuk hifema
c Adanya sel darah putih dalam ruang anterior (uveitis traumatik)
d Resesi sudut iridokornea dilihat dengan lensa kontak gonioskopi (insersi otot
siliaris kedalam spur sklera bergerak ke posterior) Ini di dapatkan pada trauma
tumpul
e Peningkatan tekanan intraokular dengan tonometri aplanasi
3 Ophthalmoscopy
4 Tonometri
5 USG B-scan
6 CT-Scan
PENATALAKSANAAN
Keadaan trauma tembus pada mata merupakan hal yang gawat darurat dan harus
segera mendapat perawatan khusus karena dapat menimbulkan bahaya seperti
Infeksi Siderosis kalkosis dan oftalmika simpatik Pada setiap tindakan bertujuan
untuk
I Mempertahankan bola mata
II Mempertahankan penglihatan
Eksplorasi seteliti mungkin Apabila jelas tampak ruptur bola mata maka manipulasi
lebih lanjut harus dihindari sampai pasien mendapat anastesia umum Sebelum
14
pembedahan jangan diberi obat sikloplegik atau antibiotik topikal karena kemungkinan
toksisitas pada jaringan intaokular yang terpajan Berikan antibiotik parenteral
spektrum luas dan pakaikan pelindung FOX (atau sepertiga bagian bawah corong
kertas) pada mata Analgetik antiemetik dan antitoksisn tetanus diberikan sesuai
dengan kebutuhan dengan retriksi makan dan minum Induksi anastesia umum jangan
menggunakan obat-obat penghambat depolarisasi neuromuskular karena dapat
meningkatkan secara transien tekanan di dalam bola mata sehingga meningkatkan
kecendrungan herniasi intaokular2
1 Hyfema
Gambar 6 tampak gambaran hifema akibat trauma tumpul
Dengan parasintesis yang merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan
darah atau nanah dari bilik mata depan dengan teknik sebagai berikut dibuat
insisi kornea 2 mm dari limbus kearah kornea yang sejajar dengan permukaan iris
biasanya dilakukan penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata
depan akan keluar Bila darah tidak keluar maka bilik mata depan dibilas dengan
garam fisiologik
15
2 Laserasi
a Laserasi palpebra
Gambaran perbaikan laserasi kelopak mata A defek diperlihatkan B jahitan
mattress vertikal awal melalui lempeng tarsal C penutupan lempeng tarsal dengan
jahitan interrupted D penutupan kulit dengan jahitan interrupted
Gambar 7
Gambar 8
16
b Laserasi corneoscleral
`
Gambar 9Mengembalikan hubungan anatomi pada laserasi korneoskleral
Langkah-langkah pembedahan pada perbaikan laserasi korneosklera antara lain 12
1 Anastesi umum
2 Eksisi dari bagian prolaps vitreus bagian lensa transcorneal foreign bodies
3 Atur posisi anterior prolaps uvea retina
4 Menutup bagian dari kornea pada laserasi di limbus
5 Menutup kornea dengan rapat (10-0 nylon)
6 Peritomy perlu dilakukan untuk membuka bagian sclera
7 Kemudian eksisi bagian posterior prolaps vitreus
8 Reposisi proolaps posterior uvea retina
17
9 Menutup bagian sklera (9-0 nylon atau 8-0 silk)
10 Menutup konjungtiva
11 Subkonjungtiva antibiotik steroid
KOMPLIKASI
Komplikasi setelah trauma okuli perforans18
Infeksi endoftalmitis panoftalmitis
Katarak traumatic
Galukoma sekunder
Oftalmika simpatika
PROGNOSIS
Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada banyak factor seperti1
Besarnya luka tembus makin kecil makin baik
Tempat luka pada bola mata
Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing
Benda asing megnetik atau non megnetik
Dalamnya luka tembus apakah tumpul atau luka ganda
Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka
panjang karena munculnya sindrom erosi berulang Namun trauma tembus mata
seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungkin membutuhkan
pembedahan ekstensif
18
Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat di
terapi jika terjadi lubang retina pada fovea Penglihatan juga dapat terganggu jika
koroid pada makula rusak Dalam jangka panjang dapat timbul glaucoma sekunder
pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula mengalami
kerusakan Trauma orbita berat juga dapat menyebabkan masalah kossmetik dan
okulomotor
19
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
GAMBARAN KLINIS
Gambar 5
Gambaran klinis trauma okuli
Pada mata dapat terjadi trauma dalam bentuk-bentuk berikut
1 Trauma tumpul
2 Trauma tembus bola mata
3 Trauma kimia
4 Trauma radiasi
Tauma tumpul yang terjadi dapat mengakibatkan beberapa hal yaitu910
1 Hematoma palpebra
Adanya hematoma pada satu mata merupakan keadaan yang ringan tetapi bila terjadi
pada kedua mata hati-hati kemungkinan adanya fraktur basis kranii
2 Ruptura kornea
Kornea pecah bila daerah yang pecah besar dapat terjadi prolapsus iris merupakan
suatu keadaan yang gawat dan memerlukan operasi segera
8
3 Ruptura membran descement
Di tandai dengan adanya garis kekeruhan yang berkelok-kelok pada kornea yang
sebenarnya adalah lipatan membran descement visus sangat menurun dan kornea sulit
menjadi jernih kembali
4 Hifema
Hifema adalah adanya darah di dalam kamera anterior Hifema atau adanya darah
dalam bilik mata depan dapat terjadi karena trauma tumpul Bila pasien duduk hifema
akan terlihat mengumpul di bagian bawah bilik mata depan dan hifema dapat
memenuhi seluruh ruang bilik mata depan Darah dalam cairan aqueus humor dapat
membentuk lapisan yang terlihat Jenis trauma ini tidak perlu menyebabkan perforasi
bola mata Perdarahan dalam kamera okuli anterior yang berasal dari pembuluh darah
iris atau korpus siliaris biasanya di sertai edema kornea dan endapan di bawah kornea
hal ini merupakan suatu keadaan yang serius
5 Iridoparese
Iridoplegia adalah adanya kelumpuhan pada otot pupil sehingga terjadi midriasis
6 Iridodialisis
Iridodialisis ialah iris yang pada suatu tempat lepas dari pangkalnya pupil menjadi
tidak bulat dan disebut dengan pseudopupil
7 Irideremia ialah keadaan di mana iris lepas secara keseluruhan
8 Subluksasio lentis- luksasio lentis
Luksasio lentis yang terjadi bisa ke depan atau ke belakang Jika ke depan akan
menimbulkan glaukoma dan jika ke belakang akan menimbulkan afakia Bila terjadi
9
gaukoma maka perlu operasi untuk ekstraksi lensa dan jika terjadi afakia pengobatan
di lakukan secara konservatif
9 Hemoragia pada korpus vitreum
Perdarahan yang terjadi berasal dari korpus siliare kare na bnayak terdapat eritrosit
pada korpus siliare visus akan sangat menurun
10 Glaukoma
Di sebabkan oleh karena robekan trabekulum pada sudut kamera okuli anterior yang
di sebut ldquotraumatic anglerdquo yang menyebabkan gangguan aliran akquos humour
11 Ruptura sklera
Menimbulkan penurunan teknan intra okuler Perlu adanya tindakan operatif segera
12 Ruptura retina
Menyebabkan timbulnya ablasio retina sehingga menyebabkan kebutaan harus di
lakukan operasi
Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola mata maka
akan terlihat tanda-tanda bola mata tembus seperti 158
Mata merah nyeri fotofobia blepharospasme dan lakrimasi
Tajam penglihatan yang menurun akibat tedapatnya kekeruhan media refrakta secara
langsung atau tidak langsung akibat ruma tembus tersebut
Tekanan bola mata rendah akibat keluarnya cairan bola mata
Bilik mata dangkal akibat perforasi kornea
Bentuk dan letak pupil berubah
Terlihatnya rupture pada kornea atau sclera
10
Adanya hifema pada bilik mata depan
Terdapat jaringan yang prolaps seperti cairan mata iris lensa badan kaca atau retina
Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang terjadi di dalam
laboratorium industry pekerjaan yang memakai bahan kimia pekerjaan pertanian dan
peperangan yang memakai bahan kimia di abad modern Sedangkan pada trauma radiasi
yang sering ditemukan adalah8
1 Sinar inframerah
2 Sinar ultraviolet
3 Sinar X dan sinar terionisasi
DIAGNOSIS 7811
A) ANAMNESIS
Anamnesis yang teliti sangat penting
a Penggunaan palu dan alat pahat dapat melepaskan serpihan-serpihan logam
yang akan menembus bola mata dan hanya meninggalkan petunjuk perdarahan
subkonjungtiva yang mengindikasikan adanya penetrasi sclera dan benda asing
yang tertinggal
b Kawat yang tegang atau paku dapat menembus kornea dengan cepat kadang
menghasilkan jalur yang hampir tidak terlihat
c Trauma tumpul pada mata juga dapat menyebabkan kerusakan orbita (blow-out
fracture)
11
d Sangat penting untuk menentukan sifat bahan kimia yang mungkin mengalami
kontak dengan mata Basa kuat menembus jaringan anterior mata dan dapat
dengan cepat menyebabkan kerusakan irreversible
Gejala pasien berhubungan dengan derajat dan jenis trauma yang dialami Nyeri
lakrimasi dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma namun
gejala ringan dapat menyamarkan benda asing intraokular yang berpotensi
membutakan
B) PEMERIKSAAN FISIK
1 Tanpa Slit Lamp
A Trauma Orbita
Kerusakan pada orbita sendiri dicurigai bila di dapat tanda-tanda berikut
a Emfisema yang berasal dari sinus yang mengalami fraktur
b Daerah paraestesia di bawah pinggir orbita menunjukkan kerusakan
saraf infraorbita
c Terbatasnya pergerakan mata terutama pandangan ke atas dan ke
bawah karena perlengketan otot rectus inferior oleh septa jaringan ikat
yang terkait pada tulang yang patah
d Mata mengalami resesi kedalam orbita
Gejala dan Tanda Trauma Tembus Mata
a Riwayat adanya objek dengan kecepatan tinggi yang mengenai mata
b Jaringan berwarna gelap pada kornea atau sklera (sumbatan iris pada
luka)
12
c Distorsi pupil
d Bilik mata anterior yang dalam dan tidak biasa
e Katarak
f Perdarahan vitreus
B Konjungtiva dan Sklera
Konjungtiva dan sklera harus diperiksa untuk mencari laserasi jika
anamnesis sesuai harus dipertimbangkan adanya perdarahan subkonjungtiva
sebagai lokasi potensial terjadinya perforasi sklera Jika terjadi trauma kimia
konjungtiva dapat terlihat putih dan iskemik
C Kornea
Kornea diperiksa untuk mencari apakah terdapat kehilangan lapisan epitel
laserasi dan benda asing Penetesan fluoresens akan mengidentifikasikan luas
aberasi dan jika pekat akan mengidentifikasi kebocoran aqueous melalui luka
tembus
D Bilik mata anterior
Trauma tumpul dapat menyebabkan perdarahan kedalam bilik mata
anterior dimana perdarahan ini berkimpul dengan batas cairan (hifema) yang
disebabkan oleh rupturnya akar pembuluh darah ris atau iris terobek dari
insersinya pada korpus siliar (dialisis iris) Pupil juga mengalami dilatasi akibat
trauma tumpul (midriasis traumatik)
2 Dengan Slit Lamp
Slit Lamp akan memungkinkan pemeriksaan yang lebih detail yang dapat
menunjukkan
13
a Bilik mata anterior yang lebih dangkal dibandingkan dengan mata kontralateral
dapat mengimplikasikan trauma tembus anterior
b Hifema mikroskopik dimana terdapat sel darah merah di dalam bilik mata
anterior namun tidak cukup untuk membentuk hifema
c Adanya sel darah putih dalam ruang anterior (uveitis traumatik)
d Resesi sudut iridokornea dilihat dengan lensa kontak gonioskopi (insersi otot
siliaris kedalam spur sklera bergerak ke posterior) Ini di dapatkan pada trauma
tumpul
e Peningkatan tekanan intraokular dengan tonometri aplanasi
3 Ophthalmoscopy
4 Tonometri
5 USG B-scan
6 CT-Scan
PENATALAKSANAAN
Keadaan trauma tembus pada mata merupakan hal yang gawat darurat dan harus
segera mendapat perawatan khusus karena dapat menimbulkan bahaya seperti
Infeksi Siderosis kalkosis dan oftalmika simpatik Pada setiap tindakan bertujuan
untuk
I Mempertahankan bola mata
II Mempertahankan penglihatan
Eksplorasi seteliti mungkin Apabila jelas tampak ruptur bola mata maka manipulasi
lebih lanjut harus dihindari sampai pasien mendapat anastesia umum Sebelum
14
pembedahan jangan diberi obat sikloplegik atau antibiotik topikal karena kemungkinan
toksisitas pada jaringan intaokular yang terpajan Berikan antibiotik parenteral
spektrum luas dan pakaikan pelindung FOX (atau sepertiga bagian bawah corong
kertas) pada mata Analgetik antiemetik dan antitoksisn tetanus diberikan sesuai
dengan kebutuhan dengan retriksi makan dan minum Induksi anastesia umum jangan
menggunakan obat-obat penghambat depolarisasi neuromuskular karena dapat
meningkatkan secara transien tekanan di dalam bola mata sehingga meningkatkan
kecendrungan herniasi intaokular2
1 Hyfema
Gambar 6 tampak gambaran hifema akibat trauma tumpul
Dengan parasintesis yang merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan
darah atau nanah dari bilik mata depan dengan teknik sebagai berikut dibuat
insisi kornea 2 mm dari limbus kearah kornea yang sejajar dengan permukaan iris
biasanya dilakukan penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata
depan akan keluar Bila darah tidak keluar maka bilik mata depan dibilas dengan
garam fisiologik
15
2 Laserasi
a Laserasi palpebra
Gambaran perbaikan laserasi kelopak mata A defek diperlihatkan B jahitan
mattress vertikal awal melalui lempeng tarsal C penutupan lempeng tarsal dengan
jahitan interrupted D penutupan kulit dengan jahitan interrupted
Gambar 7
Gambar 8
16
b Laserasi corneoscleral
`
Gambar 9Mengembalikan hubungan anatomi pada laserasi korneoskleral
Langkah-langkah pembedahan pada perbaikan laserasi korneosklera antara lain 12
1 Anastesi umum
2 Eksisi dari bagian prolaps vitreus bagian lensa transcorneal foreign bodies
3 Atur posisi anterior prolaps uvea retina
4 Menutup bagian dari kornea pada laserasi di limbus
5 Menutup kornea dengan rapat (10-0 nylon)
6 Peritomy perlu dilakukan untuk membuka bagian sclera
7 Kemudian eksisi bagian posterior prolaps vitreus
8 Reposisi proolaps posterior uvea retina
17
9 Menutup bagian sklera (9-0 nylon atau 8-0 silk)
10 Menutup konjungtiva
11 Subkonjungtiva antibiotik steroid
KOMPLIKASI
Komplikasi setelah trauma okuli perforans18
Infeksi endoftalmitis panoftalmitis
Katarak traumatic
Galukoma sekunder
Oftalmika simpatika
PROGNOSIS
Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada banyak factor seperti1
Besarnya luka tembus makin kecil makin baik
Tempat luka pada bola mata
Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing
Benda asing megnetik atau non megnetik
Dalamnya luka tembus apakah tumpul atau luka ganda
Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka
panjang karena munculnya sindrom erosi berulang Namun trauma tembus mata
seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungkin membutuhkan
pembedahan ekstensif
18
Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat di
terapi jika terjadi lubang retina pada fovea Penglihatan juga dapat terganggu jika
koroid pada makula rusak Dalam jangka panjang dapat timbul glaucoma sekunder
pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula mengalami
kerusakan Trauma orbita berat juga dapat menyebabkan masalah kossmetik dan
okulomotor
19
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
3 Ruptura membran descement
Di tandai dengan adanya garis kekeruhan yang berkelok-kelok pada kornea yang
sebenarnya adalah lipatan membran descement visus sangat menurun dan kornea sulit
menjadi jernih kembali
4 Hifema
Hifema adalah adanya darah di dalam kamera anterior Hifema atau adanya darah
dalam bilik mata depan dapat terjadi karena trauma tumpul Bila pasien duduk hifema
akan terlihat mengumpul di bagian bawah bilik mata depan dan hifema dapat
memenuhi seluruh ruang bilik mata depan Darah dalam cairan aqueus humor dapat
membentuk lapisan yang terlihat Jenis trauma ini tidak perlu menyebabkan perforasi
bola mata Perdarahan dalam kamera okuli anterior yang berasal dari pembuluh darah
iris atau korpus siliaris biasanya di sertai edema kornea dan endapan di bawah kornea
hal ini merupakan suatu keadaan yang serius
5 Iridoparese
Iridoplegia adalah adanya kelumpuhan pada otot pupil sehingga terjadi midriasis
6 Iridodialisis
Iridodialisis ialah iris yang pada suatu tempat lepas dari pangkalnya pupil menjadi
tidak bulat dan disebut dengan pseudopupil
7 Irideremia ialah keadaan di mana iris lepas secara keseluruhan
8 Subluksasio lentis- luksasio lentis
Luksasio lentis yang terjadi bisa ke depan atau ke belakang Jika ke depan akan
menimbulkan glaukoma dan jika ke belakang akan menimbulkan afakia Bila terjadi
9
gaukoma maka perlu operasi untuk ekstraksi lensa dan jika terjadi afakia pengobatan
di lakukan secara konservatif
9 Hemoragia pada korpus vitreum
Perdarahan yang terjadi berasal dari korpus siliare kare na bnayak terdapat eritrosit
pada korpus siliare visus akan sangat menurun
10 Glaukoma
Di sebabkan oleh karena robekan trabekulum pada sudut kamera okuli anterior yang
di sebut ldquotraumatic anglerdquo yang menyebabkan gangguan aliran akquos humour
11 Ruptura sklera
Menimbulkan penurunan teknan intra okuler Perlu adanya tindakan operatif segera
12 Ruptura retina
Menyebabkan timbulnya ablasio retina sehingga menyebabkan kebutaan harus di
lakukan operasi
Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola mata maka
akan terlihat tanda-tanda bola mata tembus seperti 158
Mata merah nyeri fotofobia blepharospasme dan lakrimasi
Tajam penglihatan yang menurun akibat tedapatnya kekeruhan media refrakta secara
langsung atau tidak langsung akibat ruma tembus tersebut
Tekanan bola mata rendah akibat keluarnya cairan bola mata
Bilik mata dangkal akibat perforasi kornea
Bentuk dan letak pupil berubah
Terlihatnya rupture pada kornea atau sclera
10
Adanya hifema pada bilik mata depan
Terdapat jaringan yang prolaps seperti cairan mata iris lensa badan kaca atau retina
Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang terjadi di dalam
laboratorium industry pekerjaan yang memakai bahan kimia pekerjaan pertanian dan
peperangan yang memakai bahan kimia di abad modern Sedangkan pada trauma radiasi
yang sering ditemukan adalah8
1 Sinar inframerah
2 Sinar ultraviolet
3 Sinar X dan sinar terionisasi
DIAGNOSIS 7811
A) ANAMNESIS
Anamnesis yang teliti sangat penting
a Penggunaan palu dan alat pahat dapat melepaskan serpihan-serpihan logam
yang akan menembus bola mata dan hanya meninggalkan petunjuk perdarahan
subkonjungtiva yang mengindikasikan adanya penetrasi sclera dan benda asing
yang tertinggal
b Kawat yang tegang atau paku dapat menembus kornea dengan cepat kadang
menghasilkan jalur yang hampir tidak terlihat
c Trauma tumpul pada mata juga dapat menyebabkan kerusakan orbita (blow-out
fracture)
11
d Sangat penting untuk menentukan sifat bahan kimia yang mungkin mengalami
kontak dengan mata Basa kuat menembus jaringan anterior mata dan dapat
dengan cepat menyebabkan kerusakan irreversible
Gejala pasien berhubungan dengan derajat dan jenis trauma yang dialami Nyeri
lakrimasi dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma namun
gejala ringan dapat menyamarkan benda asing intraokular yang berpotensi
membutakan
B) PEMERIKSAAN FISIK
1 Tanpa Slit Lamp
A Trauma Orbita
Kerusakan pada orbita sendiri dicurigai bila di dapat tanda-tanda berikut
a Emfisema yang berasal dari sinus yang mengalami fraktur
b Daerah paraestesia di bawah pinggir orbita menunjukkan kerusakan
saraf infraorbita
c Terbatasnya pergerakan mata terutama pandangan ke atas dan ke
bawah karena perlengketan otot rectus inferior oleh septa jaringan ikat
yang terkait pada tulang yang patah
d Mata mengalami resesi kedalam orbita
Gejala dan Tanda Trauma Tembus Mata
a Riwayat adanya objek dengan kecepatan tinggi yang mengenai mata
b Jaringan berwarna gelap pada kornea atau sklera (sumbatan iris pada
luka)
12
c Distorsi pupil
d Bilik mata anterior yang dalam dan tidak biasa
e Katarak
f Perdarahan vitreus
B Konjungtiva dan Sklera
Konjungtiva dan sklera harus diperiksa untuk mencari laserasi jika
anamnesis sesuai harus dipertimbangkan adanya perdarahan subkonjungtiva
sebagai lokasi potensial terjadinya perforasi sklera Jika terjadi trauma kimia
konjungtiva dapat terlihat putih dan iskemik
C Kornea
Kornea diperiksa untuk mencari apakah terdapat kehilangan lapisan epitel
laserasi dan benda asing Penetesan fluoresens akan mengidentifikasikan luas
aberasi dan jika pekat akan mengidentifikasi kebocoran aqueous melalui luka
tembus
D Bilik mata anterior
Trauma tumpul dapat menyebabkan perdarahan kedalam bilik mata
anterior dimana perdarahan ini berkimpul dengan batas cairan (hifema) yang
disebabkan oleh rupturnya akar pembuluh darah ris atau iris terobek dari
insersinya pada korpus siliar (dialisis iris) Pupil juga mengalami dilatasi akibat
trauma tumpul (midriasis traumatik)
2 Dengan Slit Lamp
Slit Lamp akan memungkinkan pemeriksaan yang lebih detail yang dapat
menunjukkan
13
a Bilik mata anterior yang lebih dangkal dibandingkan dengan mata kontralateral
dapat mengimplikasikan trauma tembus anterior
b Hifema mikroskopik dimana terdapat sel darah merah di dalam bilik mata
anterior namun tidak cukup untuk membentuk hifema
c Adanya sel darah putih dalam ruang anterior (uveitis traumatik)
d Resesi sudut iridokornea dilihat dengan lensa kontak gonioskopi (insersi otot
siliaris kedalam spur sklera bergerak ke posterior) Ini di dapatkan pada trauma
tumpul
e Peningkatan tekanan intraokular dengan tonometri aplanasi
3 Ophthalmoscopy
4 Tonometri
5 USG B-scan
6 CT-Scan
PENATALAKSANAAN
Keadaan trauma tembus pada mata merupakan hal yang gawat darurat dan harus
segera mendapat perawatan khusus karena dapat menimbulkan bahaya seperti
Infeksi Siderosis kalkosis dan oftalmika simpatik Pada setiap tindakan bertujuan
untuk
I Mempertahankan bola mata
II Mempertahankan penglihatan
Eksplorasi seteliti mungkin Apabila jelas tampak ruptur bola mata maka manipulasi
lebih lanjut harus dihindari sampai pasien mendapat anastesia umum Sebelum
14
pembedahan jangan diberi obat sikloplegik atau antibiotik topikal karena kemungkinan
toksisitas pada jaringan intaokular yang terpajan Berikan antibiotik parenteral
spektrum luas dan pakaikan pelindung FOX (atau sepertiga bagian bawah corong
kertas) pada mata Analgetik antiemetik dan antitoksisn tetanus diberikan sesuai
dengan kebutuhan dengan retriksi makan dan minum Induksi anastesia umum jangan
menggunakan obat-obat penghambat depolarisasi neuromuskular karena dapat
meningkatkan secara transien tekanan di dalam bola mata sehingga meningkatkan
kecendrungan herniasi intaokular2
1 Hyfema
Gambar 6 tampak gambaran hifema akibat trauma tumpul
Dengan parasintesis yang merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan
darah atau nanah dari bilik mata depan dengan teknik sebagai berikut dibuat
insisi kornea 2 mm dari limbus kearah kornea yang sejajar dengan permukaan iris
biasanya dilakukan penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata
depan akan keluar Bila darah tidak keluar maka bilik mata depan dibilas dengan
garam fisiologik
15
2 Laserasi
a Laserasi palpebra
Gambaran perbaikan laserasi kelopak mata A defek diperlihatkan B jahitan
mattress vertikal awal melalui lempeng tarsal C penutupan lempeng tarsal dengan
jahitan interrupted D penutupan kulit dengan jahitan interrupted
Gambar 7
Gambar 8
16
b Laserasi corneoscleral
`
Gambar 9Mengembalikan hubungan anatomi pada laserasi korneoskleral
Langkah-langkah pembedahan pada perbaikan laserasi korneosklera antara lain 12
1 Anastesi umum
2 Eksisi dari bagian prolaps vitreus bagian lensa transcorneal foreign bodies
3 Atur posisi anterior prolaps uvea retina
4 Menutup bagian dari kornea pada laserasi di limbus
5 Menutup kornea dengan rapat (10-0 nylon)
6 Peritomy perlu dilakukan untuk membuka bagian sclera
7 Kemudian eksisi bagian posterior prolaps vitreus
8 Reposisi proolaps posterior uvea retina
17
9 Menutup bagian sklera (9-0 nylon atau 8-0 silk)
10 Menutup konjungtiva
11 Subkonjungtiva antibiotik steroid
KOMPLIKASI
Komplikasi setelah trauma okuli perforans18
Infeksi endoftalmitis panoftalmitis
Katarak traumatic
Galukoma sekunder
Oftalmika simpatika
PROGNOSIS
Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada banyak factor seperti1
Besarnya luka tembus makin kecil makin baik
Tempat luka pada bola mata
Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing
Benda asing megnetik atau non megnetik
Dalamnya luka tembus apakah tumpul atau luka ganda
Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka
panjang karena munculnya sindrom erosi berulang Namun trauma tembus mata
seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungkin membutuhkan
pembedahan ekstensif
18
Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat di
terapi jika terjadi lubang retina pada fovea Penglihatan juga dapat terganggu jika
koroid pada makula rusak Dalam jangka panjang dapat timbul glaucoma sekunder
pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula mengalami
kerusakan Trauma orbita berat juga dapat menyebabkan masalah kossmetik dan
okulomotor
19
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
gaukoma maka perlu operasi untuk ekstraksi lensa dan jika terjadi afakia pengobatan
di lakukan secara konservatif
9 Hemoragia pada korpus vitreum
Perdarahan yang terjadi berasal dari korpus siliare kare na bnayak terdapat eritrosit
pada korpus siliare visus akan sangat menurun
10 Glaukoma
Di sebabkan oleh karena robekan trabekulum pada sudut kamera okuli anterior yang
di sebut ldquotraumatic anglerdquo yang menyebabkan gangguan aliran akquos humour
11 Ruptura sklera
Menimbulkan penurunan teknan intra okuler Perlu adanya tindakan operatif segera
12 Ruptura retina
Menyebabkan timbulnya ablasio retina sehingga menyebabkan kebutaan harus di
lakukan operasi
Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola mata maka
akan terlihat tanda-tanda bola mata tembus seperti 158
Mata merah nyeri fotofobia blepharospasme dan lakrimasi
Tajam penglihatan yang menurun akibat tedapatnya kekeruhan media refrakta secara
langsung atau tidak langsung akibat ruma tembus tersebut
Tekanan bola mata rendah akibat keluarnya cairan bola mata
Bilik mata dangkal akibat perforasi kornea
Bentuk dan letak pupil berubah
Terlihatnya rupture pada kornea atau sclera
10
Adanya hifema pada bilik mata depan
Terdapat jaringan yang prolaps seperti cairan mata iris lensa badan kaca atau retina
Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang terjadi di dalam
laboratorium industry pekerjaan yang memakai bahan kimia pekerjaan pertanian dan
peperangan yang memakai bahan kimia di abad modern Sedangkan pada trauma radiasi
yang sering ditemukan adalah8
1 Sinar inframerah
2 Sinar ultraviolet
3 Sinar X dan sinar terionisasi
DIAGNOSIS 7811
A) ANAMNESIS
Anamnesis yang teliti sangat penting
a Penggunaan palu dan alat pahat dapat melepaskan serpihan-serpihan logam
yang akan menembus bola mata dan hanya meninggalkan petunjuk perdarahan
subkonjungtiva yang mengindikasikan adanya penetrasi sclera dan benda asing
yang tertinggal
b Kawat yang tegang atau paku dapat menembus kornea dengan cepat kadang
menghasilkan jalur yang hampir tidak terlihat
c Trauma tumpul pada mata juga dapat menyebabkan kerusakan orbita (blow-out
fracture)
11
d Sangat penting untuk menentukan sifat bahan kimia yang mungkin mengalami
kontak dengan mata Basa kuat menembus jaringan anterior mata dan dapat
dengan cepat menyebabkan kerusakan irreversible
Gejala pasien berhubungan dengan derajat dan jenis trauma yang dialami Nyeri
lakrimasi dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma namun
gejala ringan dapat menyamarkan benda asing intraokular yang berpotensi
membutakan
B) PEMERIKSAAN FISIK
1 Tanpa Slit Lamp
A Trauma Orbita
Kerusakan pada orbita sendiri dicurigai bila di dapat tanda-tanda berikut
a Emfisema yang berasal dari sinus yang mengalami fraktur
b Daerah paraestesia di bawah pinggir orbita menunjukkan kerusakan
saraf infraorbita
c Terbatasnya pergerakan mata terutama pandangan ke atas dan ke
bawah karena perlengketan otot rectus inferior oleh septa jaringan ikat
yang terkait pada tulang yang patah
d Mata mengalami resesi kedalam orbita
Gejala dan Tanda Trauma Tembus Mata
a Riwayat adanya objek dengan kecepatan tinggi yang mengenai mata
b Jaringan berwarna gelap pada kornea atau sklera (sumbatan iris pada
luka)
12
c Distorsi pupil
d Bilik mata anterior yang dalam dan tidak biasa
e Katarak
f Perdarahan vitreus
B Konjungtiva dan Sklera
Konjungtiva dan sklera harus diperiksa untuk mencari laserasi jika
anamnesis sesuai harus dipertimbangkan adanya perdarahan subkonjungtiva
sebagai lokasi potensial terjadinya perforasi sklera Jika terjadi trauma kimia
konjungtiva dapat terlihat putih dan iskemik
C Kornea
Kornea diperiksa untuk mencari apakah terdapat kehilangan lapisan epitel
laserasi dan benda asing Penetesan fluoresens akan mengidentifikasikan luas
aberasi dan jika pekat akan mengidentifikasi kebocoran aqueous melalui luka
tembus
D Bilik mata anterior
Trauma tumpul dapat menyebabkan perdarahan kedalam bilik mata
anterior dimana perdarahan ini berkimpul dengan batas cairan (hifema) yang
disebabkan oleh rupturnya akar pembuluh darah ris atau iris terobek dari
insersinya pada korpus siliar (dialisis iris) Pupil juga mengalami dilatasi akibat
trauma tumpul (midriasis traumatik)
2 Dengan Slit Lamp
Slit Lamp akan memungkinkan pemeriksaan yang lebih detail yang dapat
menunjukkan
13
a Bilik mata anterior yang lebih dangkal dibandingkan dengan mata kontralateral
dapat mengimplikasikan trauma tembus anterior
b Hifema mikroskopik dimana terdapat sel darah merah di dalam bilik mata
anterior namun tidak cukup untuk membentuk hifema
c Adanya sel darah putih dalam ruang anterior (uveitis traumatik)
d Resesi sudut iridokornea dilihat dengan lensa kontak gonioskopi (insersi otot
siliaris kedalam spur sklera bergerak ke posterior) Ini di dapatkan pada trauma
tumpul
e Peningkatan tekanan intraokular dengan tonometri aplanasi
3 Ophthalmoscopy
4 Tonometri
5 USG B-scan
6 CT-Scan
PENATALAKSANAAN
Keadaan trauma tembus pada mata merupakan hal yang gawat darurat dan harus
segera mendapat perawatan khusus karena dapat menimbulkan bahaya seperti
Infeksi Siderosis kalkosis dan oftalmika simpatik Pada setiap tindakan bertujuan
untuk
I Mempertahankan bola mata
II Mempertahankan penglihatan
Eksplorasi seteliti mungkin Apabila jelas tampak ruptur bola mata maka manipulasi
lebih lanjut harus dihindari sampai pasien mendapat anastesia umum Sebelum
14
pembedahan jangan diberi obat sikloplegik atau antibiotik topikal karena kemungkinan
toksisitas pada jaringan intaokular yang terpajan Berikan antibiotik parenteral
spektrum luas dan pakaikan pelindung FOX (atau sepertiga bagian bawah corong
kertas) pada mata Analgetik antiemetik dan antitoksisn tetanus diberikan sesuai
dengan kebutuhan dengan retriksi makan dan minum Induksi anastesia umum jangan
menggunakan obat-obat penghambat depolarisasi neuromuskular karena dapat
meningkatkan secara transien tekanan di dalam bola mata sehingga meningkatkan
kecendrungan herniasi intaokular2
1 Hyfema
Gambar 6 tampak gambaran hifema akibat trauma tumpul
Dengan parasintesis yang merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan
darah atau nanah dari bilik mata depan dengan teknik sebagai berikut dibuat
insisi kornea 2 mm dari limbus kearah kornea yang sejajar dengan permukaan iris
biasanya dilakukan penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata
depan akan keluar Bila darah tidak keluar maka bilik mata depan dibilas dengan
garam fisiologik
15
2 Laserasi
a Laserasi palpebra
Gambaran perbaikan laserasi kelopak mata A defek diperlihatkan B jahitan
mattress vertikal awal melalui lempeng tarsal C penutupan lempeng tarsal dengan
jahitan interrupted D penutupan kulit dengan jahitan interrupted
Gambar 7
Gambar 8
16
b Laserasi corneoscleral
`
Gambar 9Mengembalikan hubungan anatomi pada laserasi korneoskleral
Langkah-langkah pembedahan pada perbaikan laserasi korneosklera antara lain 12
1 Anastesi umum
2 Eksisi dari bagian prolaps vitreus bagian lensa transcorneal foreign bodies
3 Atur posisi anterior prolaps uvea retina
4 Menutup bagian dari kornea pada laserasi di limbus
5 Menutup kornea dengan rapat (10-0 nylon)
6 Peritomy perlu dilakukan untuk membuka bagian sclera
7 Kemudian eksisi bagian posterior prolaps vitreus
8 Reposisi proolaps posterior uvea retina
17
9 Menutup bagian sklera (9-0 nylon atau 8-0 silk)
10 Menutup konjungtiva
11 Subkonjungtiva antibiotik steroid
KOMPLIKASI
Komplikasi setelah trauma okuli perforans18
Infeksi endoftalmitis panoftalmitis
Katarak traumatic
Galukoma sekunder
Oftalmika simpatika
PROGNOSIS
Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada banyak factor seperti1
Besarnya luka tembus makin kecil makin baik
Tempat luka pada bola mata
Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing
Benda asing megnetik atau non megnetik
Dalamnya luka tembus apakah tumpul atau luka ganda
Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka
panjang karena munculnya sindrom erosi berulang Namun trauma tembus mata
seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungkin membutuhkan
pembedahan ekstensif
18
Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat di
terapi jika terjadi lubang retina pada fovea Penglihatan juga dapat terganggu jika
koroid pada makula rusak Dalam jangka panjang dapat timbul glaucoma sekunder
pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula mengalami
kerusakan Trauma orbita berat juga dapat menyebabkan masalah kossmetik dan
okulomotor
19
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
Adanya hifema pada bilik mata depan
Terdapat jaringan yang prolaps seperti cairan mata iris lensa badan kaca atau retina
Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang terjadi di dalam
laboratorium industry pekerjaan yang memakai bahan kimia pekerjaan pertanian dan
peperangan yang memakai bahan kimia di abad modern Sedangkan pada trauma radiasi
yang sering ditemukan adalah8
1 Sinar inframerah
2 Sinar ultraviolet
3 Sinar X dan sinar terionisasi
DIAGNOSIS 7811
A) ANAMNESIS
Anamnesis yang teliti sangat penting
a Penggunaan palu dan alat pahat dapat melepaskan serpihan-serpihan logam
yang akan menembus bola mata dan hanya meninggalkan petunjuk perdarahan
subkonjungtiva yang mengindikasikan adanya penetrasi sclera dan benda asing
yang tertinggal
b Kawat yang tegang atau paku dapat menembus kornea dengan cepat kadang
menghasilkan jalur yang hampir tidak terlihat
c Trauma tumpul pada mata juga dapat menyebabkan kerusakan orbita (blow-out
fracture)
11
d Sangat penting untuk menentukan sifat bahan kimia yang mungkin mengalami
kontak dengan mata Basa kuat menembus jaringan anterior mata dan dapat
dengan cepat menyebabkan kerusakan irreversible
Gejala pasien berhubungan dengan derajat dan jenis trauma yang dialami Nyeri
lakrimasi dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma namun
gejala ringan dapat menyamarkan benda asing intraokular yang berpotensi
membutakan
B) PEMERIKSAAN FISIK
1 Tanpa Slit Lamp
A Trauma Orbita
Kerusakan pada orbita sendiri dicurigai bila di dapat tanda-tanda berikut
a Emfisema yang berasal dari sinus yang mengalami fraktur
b Daerah paraestesia di bawah pinggir orbita menunjukkan kerusakan
saraf infraorbita
c Terbatasnya pergerakan mata terutama pandangan ke atas dan ke
bawah karena perlengketan otot rectus inferior oleh septa jaringan ikat
yang terkait pada tulang yang patah
d Mata mengalami resesi kedalam orbita
Gejala dan Tanda Trauma Tembus Mata
a Riwayat adanya objek dengan kecepatan tinggi yang mengenai mata
b Jaringan berwarna gelap pada kornea atau sklera (sumbatan iris pada
luka)
12
c Distorsi pupil
d Bilik mata anterior yang dalam dan tidak biasa
e Katarak
f Perdarahan vitreus
B Konjungtiva dan Sklera
Konjungtiva dan sklera harus diperiksa untuk mencari laserasi jika
anamnesis sesuai harus dipertimbangkan adanya perdarahan subkonjungtiva
sebagai lokasi potensial terjadinya perforasi sklera Jika terjadi trauma kimia
konjungtiva dapat terlihat putih dan iskemik
C Kornea
Kornea diperiksa untuk mencari apakah terdapat kehilangan lapisan epitel
laserasi dan benda asing Penetesan fluoresens akan mengidentifikasikan luas
aberasi dan jika pekat akan mengidentifikasi kebocoran aqueous melalui luka
tembus
D Bilik mata anterior
Trauma tumpul dapat menyebabkan perdarahan kedalam bilik mata
anterior dimana perdarahan ini berkimpul dengan batas cairan (hifema) yang
disebabkan oleh rupturnya akar pembuluh darah ris atau iris terobek dari
insersinya pada korpus siliar (dialisis iris) Pupil juga mengalami dilatasi akibat
trauma tumpul (midriasis traumatik)
2 Dengan Slit Lamp
Slit Lamp akan memungkinkan pemeriksaan yang lebih detail yang dapat
menunjukkan
13
a Bilik mata anterior yang lebih dangkal dibandingkan dengan mata kontralateral
dapat mengimplikasikan trauma tembus anterior
b Hifema mikroskopik dimana terdapat sel darah merah di dalam bilik mata
anterior namun tidak cukup untuk membentuk hifema
c Adanya sel darah putih dalam ruang anterior (uveitis traumatik)
d Resesi sudut iridokornea dilihat dengan lensa kontak gonioskopi (insersi otot
siliaris kedalam spur sklera bergerak ke posterior) Ini di dapatkan pada trauma
tumpul
e Peningkatan tekanan intraokular dengan tonometri aplanasi
3 Ophthalmoscopy
4 Tonometri
5 USG B-scan
6 CT-Scan
PENATALAKSANAAN
Keadaan trauma tembus pada mata merupakan hal yang gawat darurat dan harus
segera mendapat perawatan khusus karena dapat menimbulkan bahaya seperti
Infeksi Siderosis kalkosis dan oftalmika simpatik Pada setiap tindakan bertujuan
untuk
I Mempertahankan bola mata
II Mempertahankan penglihatan
Eksplorasi seteliti mungkin Apabila jelas tampak ruptur bola mata maka manipulasi
lebih lanjut harus dihindari sampai pasien mendapat anastesia umum Sebelum
14
pembedahan jangan diberi obat sikloplegik atau antibiotik topikal karena kemungkinan
toksisitas pada jaringan intaokular yang terpajan Berikan antibiotik parenteral
spektrum luas dan pakaikan pelindung FOX (atau sepertiga bagian bawah corong
kertas) pada mata Analgetik antiemetik dan antitoksisn tetanus diberikan sesuai
dengan kebutuhan dengan retriksi makan dan minum Induksi anastesia umum jangan
menggunakan obat-obat penghambat depolarisasi neuromuskular karena dapat
meningkatkan secara transien tekanan di dalam bola mata sehingga meningkatkan
kecendrungan herniasi intaokular2
1 Hyfema
Gambar 6 tampak gambaran hifema akibat trauma tumpul
Dengan parasintesis yang merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan
darah atau nanah dari bilik mata depan dengan teknik sebagai berikut dibuat
insisi kornea 2 mm dari limbus kearah kornea yang sejajar dengan permukaan iris
biasanya dilakukan penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata
depan akan keluar Bila darah tidak keluar maka bilik mata depan dibilas dengan
garam fisiologik
15
2 Laserasi
a Laserasi palpebra
Gambaran perbaikan laserasi kelopak mata A defek diperlihatkan B jahitan
mattress vertikal awal melalui lempeng tarsal C penutupan lempeng tarsal dengan
jahitan interrupted D penutupan kulit dengan jahitan interrupted
Gambar 7
Gambar 8
16
b Laserasi corneoscleral
`
Gambar 9Mengembalikan hubungan anatomi pada laserasi korneoskleral
Langkah-langkah pembedahan pada perbaikan laserasi korneosklera antara lain 12
1 Anastesi umum
2 Eksisi dari bagian prolaps vitreus bagian lensa transcorneal foreign bodies
3 Atur posisi anterior prolaps uvea retina
4 Menutup bagian dari kornea pada laserasi di limbus
5 Menutup kornea dengan rapat (10-0 nylon)
6 Peritomy perlu dilakukan untuk membuka bagian sclera
7 Kemudian eksisi bagian posterior prolaps vitreus
8 Reposisi proolaps posterior uvea retina
17
9 Menutup bagian sklera (9-0 nylon atau 8-0 silk)
10 Menutup konjungtiva
11 Subkonjungtiva antibiotik steroid
KOMPLIKASI
Komplikasi setelah trauma okuli perforans18
Infeksi endoftalmitis panoftalmitis
Katarak traumatic
Galukoma sekunder
Oftalmika simpatika
PROGNOSIS
Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada banyak factor seperti1
Besarnya luka tembus makin kecil makin baik
Tempat luka pada bola mata
Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing
Benda asing megnetik atau non megnetik
Dalamnya luka tembus apakah tumpul atau luka ganda
Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka
panjang karena munculnya sindrom erosi berulang Namun trauma tembus mata
seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungkin membutuhkan
pembedahan ekstensif
18
Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat di
terapi jika terjadi lubang retina pada fovea Penglihatan juga dapat terganggu jika
koroid pada makula rusak Dalam jangka panjang dapat timbul glaucoma sekunder
pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula mengalami
kerusakan Trauma orbita berat juga dapat menyebabkan masalah kossmetik dan
okulomotor
19
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
d Sangat penting untuk menentukan sifat bahan kimia yang mungkin mengalami
kontak dengan mata Basa kuat menembus jaringan anterior mata dan dapat
dengan cepat menyebabkan kerusakan irreversible
Gejala pasien berhubungan dengan derajat dan jenis trauma yang dialami Nyeri
lakrimasi dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma namun
gejala ringan dapat menyamarkan benda asing intraokular yang berpotensi
membutakan
B) PEMERIKSAAN FISIK
1 Tanpa Slit Lamp
A Trauma Orbita
Kerusakan pada orbita sendiri dicurigai bila di dapat tanda-tanda berikut
a Emfisema yang berasal dari sinus yang mengalami fraktur
b Daerah paraestesia di bawah pinggir orbita menunjukkan kerusakan
saraf infraorbita
c Terbatasnya pergerakan mata terutama pandangan ke atas dan ke
bawah karena perlengketan otot rectus inferior oleh septa jaringan ikat
yang terkait pada tulang yang patah
d Mata mengalami resesi kedalam orbita
Gejala dan Tanda Trauma Tembus Mata
a Riwayat adanya objek dengan kecepatan tinggi yang mengenai mata
b Jaringan berwarna gelap pada kornea atau sklera (sumbatan iris pada
luka)
12
c Distorsi pupil
d Bilik mata anterior yang dalam dan tidak biasa
e Katarak
f Perdarahan vitreus
B Konjungtiva dan Sklera
Konjungtiva dan sklera harus diperiksa untuk mencari laserasi jika
anamnesis sesuai harus dipertimbangkan adanya perdarahan subkonjungtiva
sebagai lokasi potensial terjadinya perforasi sklera Jika terjadi trauma kimia
konjungtiva dapat terlihat putih dan iskemik
C Kornea
Kornea diperiksa untuk mencari apakah terdapat kehilangan lapisan epitel
laserasi dan benda asing Penetesan fluoresens akan mengidentifikasikan luas
aberasi dan jika pekat akan mengidentifikasi kebocoran aqueous melalui luka
tembus
D Bilik mata anterior
Trauma tumpul dapat menyebabkan perdarahan kedalam bilik mata
anterior dimana perdarahan ini berkimpul dengan batas cairan (hifema) yang
disebabkan oleh rupturnya akar pembuluh darah ris atau iris terobek dari
insersinya pada korpus siliar (dialisis iris) Pupil juga mengalami dilatasi akibat
trauma tumpul (midriasis traumatik)
2 Dengan Slit Lamp
Slit Lamp akan memungkinkan pemeriksaan yang lebih detail yang dapat
menunjukkan
13
a Bilik mata anterior yang lebih dangkal dibandingkan dengan mata kontralateral
dapat mengimplikasikan trauma tembus anterior
b Hifema mikroskopik dimana terdapat sel darah merah di dalam bilik mata
anterior namun tidak cukup untuk membentuk hifema
c Adanya sel darah putih dalam ruang anterior (uveitis traumatik)
d Resesi sudut iridokornea dilihat dengan lensa kontak gonioskopi (insersi otot
siliaris kedalam spur sklera bergerak ke posterior) Ini di dapatkan pada trauma
tumpul
e Peningkatan tekanan intraokular dengan tonometri aplanasi
3 Ophthalmoscopy
4 Tonometri
5 USG B-scan
6 CT-Scan
PENATALAKSANAAN
Keadaan trauma tembus pada mata merupakan hal yang gawat darurat dan harus
segera mendapat perawatan khusus karena dapat menimbulkan bahaya seperti
Infeksi Siderosis kalkosis dan oftalmika simpatik Pada setiap tindakan bertujuan
untuk
I Mempertahankan bola mata
II Mempertahankan penglihatan
Eksplorasi seteliti mungkin Apabila jelas tampak ruptur bola mata maka manipulasi
lebih lanjut harus dihindari sampai pasien mendapat anastesia umum Sebelum
14
pembedahan jangan diberi obat sikloplegik atau antibiotik topikal karena kemungkinan
toksisitas pada jaringan intaokular yang terpajan Berikan antibiotik parenteral
spektrum luas dan pakaikan pelindung FOX (atau sepertiga bagian bawah corong
kertas) pada mata Analgetik antiemetik dan antitoksisn tetanus diberikan sesuai
dengan kebutuhan dengan retriksi makan dan minum Induksi anastesia umum jangan
menggunakan obat-obat penghambat depolarisasi neuromuskular karena dapat
meningkatkan secara transien tekanan di dalam bola mata sehingga meningkatkan
kecendrungan herniasi intaokular2
1 Hyfema
Gambar 6 tampak gambaran hifema akibat trauma tumpul
Dengan parasintesis yang merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan
darah atau nanah dari bilik mata depan dengan teknik sebagai berikut dibuat
insisi kornea 2 mm dari limbus kearah kornea yang sejajar dengan permukaan iris
biasanya dilakukan penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata
depan akan keluar Bila darah tidak keluar maka bilik mata depan dibilas dengan
garam fisiologik
15
2 Laserasi
a Laserasi palpebra
Gambaran perbaikan laserasi kelopak mata A defek diperlihatkan B jahitan
mattress vertikal awal melalui lempeng tarsal C penutupan lempeng tarsal dengan
jahitan interrupted D penutupan kulit dengan jahitan interrupted
Gambar 7
Gambar 8
16
b Laserasi corneoscleral
`
Gambar 9Mengembalikan hubungan anatomi pada laserasi korneoskleral
Langkah-langkah pembedahan pada perbaikan laserasi korneosklera antara lain 12
1 Anastesi umum
2 Eksisi dari bagian prolaps vitreus bagian lensa transcorneal foreign bodies
3 Atur posisi anterior prolaps uvea retina
4 Menutup bagian dari kornea pada laserasi di limbus
5 Menutup kornea dengan rapat (10-0 nylon)
6 Peritomy perlu dilakukan untuk membuka bagian sclera
7 Kemudian eksisi bagian posterior prolaps vitreus
8 Reposisi proolaps posterior uvea retina
17
9 Menutup bagian sklera (9-0 nylon atau 8-0 silk)
10 Menutup konjungtiva
11 Subkonjungtiva antibiotik steroid
KOMPLIKASI
Komplikasi setelah trauma okuli perforans18
Infeksi endoftalmitis panoftalmitis
Katarak traumatic
Galukoma sekunder
Oftalmika simpatika
PROGNOSIS
Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada banyak factor seperti1
Besarnya luka tembus makin kecil makin baik
Tempat luka pada bola mata
Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing
Benda asing megnetik atau non megnetik
Dalamnya luka tembus apakah tumpul atau luka ganda
Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka
panjang karena munculnya sindrom erosi berulang Namun trauma tembus mata
seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungkin membutuhkan
pembedahan ekstensif
18
Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat di
terapi jika terjadi lubang retina pada fovea Penglihatan juga dapat terganggu jika
koroid pada makula rusak Dalam jangka panjang dapat timbul glaucoma sekunder
pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula mengalami
kerusakan Trauma orbita berat juga dapat menyebabkan masalah kossmetik dan
okulomotor
19
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
c Distorsi pupil
d Bilik mata anterior yang dalam dan tidak biasa
e Katarak
f Perdarahan vitreus
B Konjungtiva dan Sklera
Konjungtiva dan sklera harus diperiksa untuk mencari laserasi jika
anamnesis sesuai harus dipertimbangkan adanya perdarahan subkonjungtiva
sebagai lokasi potensial terjadinya perforasi sklera Jika terjadi trauma kimia
konjungtiva dapat terlihat putih dan iskemik
C Kornea
Kornea diperiksa untuk mencari apakah terdapat kehilangan lapisan epitel
laserasi dan benda asing Penetesan fluoresens akan mengidentifikasikan luas
aberasi dan jika pekat akan mengidentifikasi kebocoran aqueous melalui luka
tembus
D Bilik mata anterior
Trauma tumpul dapat menyebabkan perdarahan kedalam bilik mata
anterior dimana perdarahan ini berkimpul dengan batas cairan (hifema) yang
disebabkan oleh rupturnya akar pembuluh darah ris atau iris terobek dari
insersinya pada korpus siliar (dialisis iris) Pupil juga mengalami dilatasi akibat
trauma tumpul (midriasis traumatik)
2 Dengan Slit Lamp
Slit Lamp akan memungkinkan pemeriksaan yang lebih detail yang dapat
menunjukkan
13
a Bilik mata anterior yang lebih dangkal dibandingkan dengan mata kontralateral
dapat mengimplikasikan trauma tembus anterior
b Hifema mikroskopik dimana terdapat sel darah merah di dalam bilik mata
anterior namun tidak cukup untuk membentuk hifema
c Adanya sel darah putih dalam ruang anterior (uveitis traumatik)
d Resesi sudut iridokornea dilihat dengan lensa kontak gonioskopi (insersi otot
siliaris kedalam spur sklera bergerak ke posterior) Ini di dapatkan pada trauma
tumpul
e Peningkatan tekanan intraokular dengan tonometri aplanasi
3 Ophthalmoscopy
4 Tonometri
5 USG B-scan
6 CT-Scan
PENATALAKSANAAN
Keadaan trauma tembus pada mata merupakan hal yang gawat darurat dan harus
segera mendapat perawatan khusus karena dapat menimbulkan bahaya seperti
Infeksi Siderosis kalkosis dan oftalmika simpatik Pada setiap tindakan bertujuan
untuk
I Mempertahankan bola mata
II Mempertahankan penglihatan
Eksplorasi seteliti mungkin Apabila jelas tampak ruptur bola mata maka manipulasi
lebih lanjut harus dihindari sampai pasien mendapat anastesia umum Sebelum
14
pembedahan jangan diberi obat sikloplegik atau antibiotik topikal karena kemungkinan
toksisitas pada jaringan intaokular yang terpajan Berikan antibiotik parenteral
spektrum luas dan pakaikan pelindung FOX (atau sepertiga bagian bawah corong
kertas) pada mata Analgetik antiemetik dan antitoksisn tetanus diberikan sesuai
dengan kebutuhan dengan retriksi makan dan minum Induksi anastesia umum jangan
menggunakan obat-obat penghambat depolarisasi neuromuskular karena dapat
meningkatkan secara transien tekanan di dalam bola mata sehingga meningkatkan
kecendrungan herniasi intaokular2
1 Hyfema
Gambar 6 tampak gambaran hifema akibat trauma tumpul
Dengan parasintesis yang merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan
darah atau nanah dari bilik mata depan dengan teknik sebagai berikut dibuat
insisi kornea 2 mm dari limbus kearah kornea yang sejajar dengan permukaan iris
biasanya dilakukan penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata
depan akan keluar Bila darah tidak keluar maka bilik mata depan dibilas dengan
garam fisiologik
15
2 Laserasi
a Laserasi palpebra
Gambaran perbaikan laserasi kelopak mata A defek diperlihatkan B jahitan
mattress vertikal awal melalui lempeng tarsal C penutupan lempeng tarsal dengan
jahitan interrupted D penutupan kulit dengan jahitan interrupted
Gambar 7
Gambar 8
16
b Laserasi corneoscleral
`
Gambar 9Mengembalikan hubungan anatomi pada laserasi korneoskleral
Langkah-langkah pembedahan pada perbaikan laserasi korneosklera antara lain 12
1 Anastesi umum
2 Eksisi dari bagian prolaps vitreus bagian lensa transcorneal foreign bodies
3 Atur posisi anterior prolaps uvea retina
4 Menutup bagian dari kornea pada laserasi di limbus
5 Menutup kornea dengan rapat (10-0 nylon)
6 Peritomy perlu dilakukan untuk membuka bagian sclera
7 Kemudian eksisi bagian posterior prolaps vitreus
8 Reposisi proolaps posterior uvea retina
17
9 Menutup bagian sklera (9-0 nylon atau 8-0 silk)
10 Menutup konjungtiva
11 Subkonjungtiva antibiotik steroid
KOMPLIKASI
Komplikasi setelah trauma okuli perforans18
Infeksi endoftalmitis panoftalmitis
Katarak traumatic
Galukoma sekunder
Oftalmika simpatika
PROGNOSIS
Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada banyak factor seperti1
Besarnya luka tembus makin kecil makin baik
Tempat luka pada bola mata
Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing
Benda asing megnetik atau non megnetik
Dalamnya luka tembus apakah tumpul atau luka ganda
Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka
panjang karena munculnya sindrom erosi berulang Namun trauma tembus mata
seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungkin membutuhkan
pembedahan ekstensif
18
Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat di
terapi jika terjadi lubang retina pada fovea Penglihatan juga dapat terganggu jika
koroid pada makula rusak Dalam jangka panjang dapat timbul glaucoma sekunder
pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula mengalami
kerusakan Trauma orbita berat juga dapat menyebabkan masalah kossmetik dan
okulomotor
19
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
a Bilik mata anterior yang lebih dangkal dibandingkan dengan mata kontralateral
dapat mengimplikasikan trauma tembus anterior
b Hifema mikroskopik dimana terdapat sel darah merah di dalam bilik mata
anterior namun tidak cukup untuk membentuk hifema
c Adanya sel darah putih dalam ruang anterior (uveitis traumatik)
d Resesi sudut iridokornea dilihat dengan lensa kontak gonioskopi (insersi otot
siliaris kedalam spur sklera bergerak ke posterior) Ini di dapatkan pada trauma
tumpul
e Peningkatan tekanan intraokular dengan tonometri aplanasi
3 Ophthalmoscopy
4 Tonometri
5 USG B-scan
6 CT-Scan
PENATALAKSANAAN
Keadaan trauma tembus pada mata merupakan hal yang gawat darurat dan harus
segera mendapat perawatan khusus karena dapat menimbulkan bahaya seperti
Infeksi Siderosis kalkosis dan oftalmika simpatik Pada setiap tindakan bertujuan
untuk
I Mempertahankan bola mata
II Mempertahankan penglihatan
Eksplorasi seteliti mungkin Apabila jelas tampak ruptur bola mata maka manipulasi
lebih lanjut harus dihindari sampai pasien mendapat anastesia umum Sebelum
14
pembedahan jangan diberi obat sikloplegik atau antibiotik topikal karena kemungkinan
toksisitas pada jaringan intaokular yang terpajan Berikan antibiotik parenteral
spektrum luas dan pakaikan pelindung FOX (atau sepertiga bagian bawah corong
kertas) pada mata Analgetik antiemetik dan antitoksisn tetanus diberikan sesuai
dengan kebutuhan dengan retriksi makan dan minum Induksi anastesia umum jangan
menggunakan obat-obat penghambat depolarisasi neuromuskular karena dapat
meningkatkan secara transien tekanan di dalam bola mata sehingga meningkatkan
kecendrungan herniasi intaokular2
1 Hyfema
Gambar 6 tampak gambaran hifema akibat trauma tumpul
Dengan parasintesis yang merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan
darah atau nanah dari bilik mata depan dengan teknik sebagai berikut dibuat
insisi kornea 2 mm dari limbus kearah kornea yang sejajar dengan permukaan iris
biasanya dilakukan penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata
depan akan keluar Bila darah tidak keluar maka bilik mata depan dibilas dengan
garam fisiologik
15
2 Laserasi
a Laserasi palpebra
Gambaran perbaikan laserasi kelopak mata A defek diperlihatkan B jahitan
mattress vertikal awal melalui lempeng tarsal C penutupan lempeng tarsal dengan
jahitan interrupted D penutupan kulit dengan jahitan interrupted
Gambar 7
Gambar 8
16
b Laserasi corneoscleral
`
Gambar 9Mengembalikan hubungan anatomi pada laserasi korneoskleral
Langkah-langkah pembedahan pada perbaikan laserasi korneosklera antara lain 12
1 Anastesi umum
2 Eksisi dari bagian prolaps vitreus bagian lensa transcorneal foreign bodies
3 Atur posisi anterior prolaps uvea retina
4 Menutup bagian dari kornea pada laserasi di limbus
5 Menutup kornea dengan rapat (10-0 nylon)
6 Peritomy perlu dilakukan untuk membuka bagian sclera
7 Kemudian eksisi bagian posterior prolaps vitreus
8 Reposisi proolaps posterior uvea retina
17
9 Menutup bagian sklera (9-0 nylon atau 8-0 silk)
10 Menutup konjungtiva
11 Subkonjungtiva antibiotik steroid
KOMPLIKASI
Komplikasi setelah trauma okuli perforans18
Infeksi endoftalmitis panoftalmitis
Katarak traumatic
Galukoma sekunder
Oftalmika simpatika
PROGNOSIS
Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada banyak factor seperti1
Besarnya luka tembus makin kecil makin baik
Tempat luka pada bola mata
Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing
Benda asing megnetik atau non megnetik
Dalamnya luka tembus apakah tumpul atau luka ganda
Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka
panjang karena munculnya sindrom erosi berulang Namun trauma tembus mata
seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungkin membutuhkan
pembedahan ekstensif
18
Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat di
terapi jika terjadi lubang retina pada fovea Penglihatan juga dapat terganggu jika
koroid pada makula rusak Dalam jangka panjang dapat timbul glaucoma sekunder
pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula mengalami
kerusakan Trauma orbita berat juga dapat menyebabkan masalah kossmetik dan
okulomotor
19
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
pembedahan jangan diberi obat sikloplegik atau antibiotik topikal karena kemungkinan
toksisitas pada jaringan intaokular yang terpajan Berikan antibiotik parenteral
spektrum luas dan pakaikan pelindung FOX (atau sepertiga bagian bawah corong
kertas) pada mata Analgetik antiemetik dan antitoksisn tetanus diberikan sesuai
dengan kebutuhan dengan retriksi makan dan minum Induksi anastesia umum jangan
menggunakan obat-obat penghambat depolarisasi neuromuskular karena dapat
meningkatkan secara transien tekanan di dalam bola mata sehingga meningkatkan
kecendrungan herniasi intaokular2
1 Hyfema
Gambar 6 tampak gambaran hifema akibat trauma tumpul
Dengan parasintesis yang merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan
darah atau nanah dari bilik mata depan dengan teknik sebagai berikut dibuat
insisi kornea 2 mm dari limbus kearah kornea yang sejajar dengan permukaan iris
biasanya dilakukan penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata
depan akan keluar Bila darah tidak keluar maka bilik mata depan dibilas dengan
garam fisiologik
15
2 Laserasi
a Laserasi palpebra
Gambaran perbaikan laserasi kelopak mata A defek diperlihatkan B jahitan
mattress vertikal awal melalui lempeng tarsal C penutupan lempeng tarsal dengan
jahitan interrupted D penutupan kulit dengan jahitan interrupted
Gambar 7
Gambar 8
16
b Laserasi corneoscleral
`
Gambar 9Mengembalikan hubungan anatomi pada laserasi korneoskleral
Langkah-langkah pembedahan pada perbaikan laserasi korneosklera antara lain 12
1 Anastesi umum
2 Eksisi dari bagian prolaps vitreus bagian lensa transcorneal foreign bodies
3 Atur posisi anterior prolaps uvea retina
4 Menutup bagian dari kornea pada laserasi di limbus
5 Menutup kornea dengan rapat (10-0 nylon)
6 Peritomy perlu dilakukan untuk membuka bagian sclera
7 Kemudian eksisi bagian posterior prolaps vitreus
8 Reposisi proolaps posterior uvea retina
17
9 Menutup bagian sklera (9-0 nylon atau 8-0 silk)
10 Menutup konjungtiva
11 Subkonjungtiva antibiotik steroid
KOMPLIKASI
Komplikasi setelah trauma okuli perforans18
Infeksi endoftalmitis panoftalmitis
Katarak traumatic
Galukoma sekunder
Oftalmika simpatika
PROGNOSIS
Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada banyak factor seperti1
Besarnya luka tembus makin kecil makin baik
Tempat luka pada bola mata
Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing
Benda asing megnetik atau non megnetik
Dalamnya luka tembus apakah tumpul atau luka ganda
Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka
panjang karena munculnya sindrom erosi berulang Namun trauma tembus mata
seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungkin membutuhkan
pembedahan ekstensif
18
Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat di
terapi jika terjadi lubang retina pada fovea Penglihatan juga dapat terganggu jika
koroid pada makula rusak Dalam jangka panjang dapat timbul glaucoma sekunder
pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula mengalami
kerusakan Trauma orbita berat juga dapat menyebabkan masalah kossmetik dan
okulomotor
19
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
2 Laserasi
a Laserasi palpebra
Gambaran perbaikan laserasi kelopak mata A defek diperlihatkan B jahitan
mattress vertikal awal melalui lempeng tarsal C penutupan lempeng tarsal dengan
jahitan interrupted D penutupan kulit dengan jahitan interrupted
Gambar 7
Gambar 8
16
b Laserasi corneoscleral
`
Gambar 9Mengembalikan hubungan anatomi pada laserasi korneoskleral
Langkah-langkah pembedahan pada perbaikan laserasi korneosklera antara lain 12
1 Anastesi umum
2 Eksisi dari bagian prolaps vitreus bagian lensa transcorneal foreign bodies
3 Atur posisi anterior prolaps uvea retina
4 Menutup bagian dari kornea pada laserasi di limbus
5 Menutup kornea dengan rapat (10-0 nylon)
6 Peritomy perlu dilakukan untuk membuka bagian sclera
7 Kemudian eksisi bagian posterior prolaps vitreus
8 Reposisi proolaps posterior uvea retina
17
9 Menutup bagian sklera (9-0 nylon atau 8-0 silk)
10 Menutup konjungtiva
11 Subkonjungtiva antibiotik steroid
KOMPLIKASI
Komplikasi setelah trauma okuli perforans18
Infeksi endoftalmitis panoftalmitis
Katarak traumatic
Galukoma sekunder
Oftalmika simpatika
PROGNOSIS
Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada banyak factor seperti1
Besarnya luka tembus makin kecil makin baik
Tempat luka pada bola mata
Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing
Benda asing megnetik atau non megnetik
Dalamnya luka tembus apakah tumpul atau luka ganda
Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka
panjang karena munculnya sindrom erosi berulang Namun trauma tembus mata
seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungkin membutuhkan
pembedahan ekstensif
18
Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat di
terapi jika terjadi lubang retina pada fovea Penglihatan juga dapat terganggu jika
koroid pada makula rusak Dalam jangka panjang dapat timbul glaucoma sekunder
pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula mengalami
kerusakan Trauma orbita berat juga dapat menyebabkan masalah kossmetik dan
okulomotor
19
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
b Laserasi corneoscleral
`
Gambar 9Mengembalikan hubungan anatomi pada laserasi korneoskleral
Langkah-langkah pembedahan pada perbaikan laserasi korneosklera antara lain 12
1 Anastesi umum
2 Eksisi dari bagian prolaps vitreus bagian lensa transcorneal foreign bodies
3 Atur posisi anterior prolaps uvea retina
4 Menutup bagian dari kornea pada laserasi di limbus
5 Menutup kornea dengan rapat (10-0 nylon)
6 Peritomy perlu dilakukan untuk membuka bagian sclera
7 Kemudian eksisi bagian posterior prolaps vitreus
8 Reposisi proolaps posterior uvea retina
17
9 Menutup bagian sklera (9-0 nylon atau 8-0 silk)
10 Menutup konjungtiva
11 Subkonjungtiva antibiotik steroid
KOMPLIKASI
Komplikasi setelah trauma okuli perforans18
Infeksi endoftalmitis panoftalmitis
Katarak traumatic
Galukoma sekunder
Oftalmika simpatika
PROGNOSIS
Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada banyak factor seperti1
Besarnya luka tembus makin kecil makin baik
Tempat luka pada bola mata
Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing
Benda asing megnetik atau non megnetik
Dalamnya luka tembus apakah tumpul atau luka ganda
Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka
panjang karena munculnya sindrom erosi berulang Namun trauma tembus mata
seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungkin membutuhkan
pembedahan ekstensif
18
Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat di
terapi jika terjadi lubang retina pada fovea Penglihatan juga dapat terganggu jika
koroid pada makula rusak Dalam jangka panjang dapat timbul glaucoma sekunder
pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula mengalami
kerusakan Trauma orbita berat juga dapat menyebabkan masalah kossmetik dan
okulomotor
19
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
9 Menutup bagian sklera (9-0 nylon atau 8-0 silk)
10 Menutup konjungtiva
11 Subkonjungtiva antibiotik steroid
KOMPLIKASI
Komplikasi setelah trauma okuli perforans18
Infeksi endoftalmitis panoftalmitis
Katarak traumatic
Galukoma sekunder
Oftalmika simpatika
PROGNOSIS
Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada banyak factor seperti1
Besarnya luka tembus makin kecil makin baik
Tempat luka pada bola mata
Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing
Benda asing megnetik atau non megnetik
Dalamnya luka tembus apakah tumpul atau luka ganda
Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka
panjang karena munculnya sindrom erosi berulang Namun trauma tembus mata
seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungkin membutuhkan
pembedahan ekstensif
18
Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat di
terapi jika terjadi lubang retina pada fovea Penglihatan juga dapat terganggu jika
koroid pada makula rusak Dalam jangka panjang dapat timbul glaucoma sekunder
pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula mengalami
kerusakan Trauma orbita berat juga dapat menyebabkan masalah kossmetik dan
okulomotor
19
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat di
terapi jika terjadi lubang retina pada fovea Penglihatan juga dapat terganggu jika
koroid pada makula rusak Dalam jangka panjang dapat timbul glaucoma sekunder
pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula mengalami
kerusakan Trauma orbita berat juga dapat menyebabkan masalah kossmetik dan
okulomotor
19
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
DAFTAR PUSTAKA
1 ILyas S Trauma Mata Dalam Ilyas S Ilmu Penyakit Mata edisi 3 2004 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hal 259-76
2 Asbury T Sanitato JI Trauma Dalam Vaughan D Oftalmologi Umum Edisi 14 Jakarta
Wdya Medika 1999 hal 382-83
3 Lang GK Ophtalmology a short text book Thieme Stuttgart New York 2000 P497-
513
4 Rapon JM Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider Avilable from
httpoptpacificueducccatalog10310-SDtriagehtm Accessed 14 November
2010
5 Webb A Manual of eye emergencies diagnosis and management Butterworth-
Heinemann Toronto2004 p1-2
6 Zorab R A Straus HDondrea etal Fundamental and Principles of Ophtalmology
Section 2 International ophtalmology american academy of ophtalmology The Eye
MD2008-2009 p43
7 Golden JD Globe Rupture Available from
httpemedicinemedscapecomarticle798223 Accessed 14 November 2010
8 Khaw PT Elkington AR ABC of EYES Fourth edition BMJ Publishing Group 2004
p29-32
9 Khurana KA Comprehensive Opthalmology 4th Edition New Delhi 2007 p401-10
10 Trauma Terminology System (BETTS) Available from wwwweironlineorgWEIRBETT
Accessed 14 November 2010
20
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21
11 Ocular penetrating and perforating injuries Available from
httpeyewikiaaoorgOcular_penetrating_and_perforating_injuries Accessed 14
November 2010
21