tinpus adenoma pleomorfik lacrimal

20
Pleomorfik Adenoma Kelenjar Lakrimal BAB TINJAUAN PUSTAKA PENDAHULUAN Organ lakrimalis sangat berguna bagi mata karena menghasilkan air mata dan merupakan bagian terdekat dengan tulang orbita. Organ lakrimalis ini terdiri atas kelenjar lakrimalis, kelenjar aksesori ( Kelenjar Wolfring dan Kelenjar Krause ), pungtum lakrimalis, kanalikuli lakrimalis, kantong lakrimalis, dan ductus naso lakrimalis. Kelainan daerah ini akan menganggu fungsi sekresi dan pergerakan bola mata. 1, Pleomorfik adenoma merupakan jenis tumor tersering kelenjar lakrimal terhitung >50% dari semua tumor epitel kelenjar lakrimal. 1,2 Ini adalah bentuk tumor jinak campuran yang menurut hipotesis merupakan gabungan elemen epitel dan mesodermal meskipun kenyataannya tumor ini berasal dari epitel yang bervariasi. Komponen tumor ini terdiri dari epitel kelenjar dan bagian stroma yang berasal dari bagian stroma dan myoepitelium. 2,3 Tumor ini tumbuh meliputi lobus orbital atau lobus palpebra dari kelenjar lakrimal. 4 Tumor ini sering muncul pada usia 40-an sampai 50-an dan sangat jarang terjadi pada anak-anak. 1 Tumor ini banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan dan biasanya sudah dialami pasien lebih dari setahun sebelum terdiagnosis. Meskipun begitu, risiko tumor ini berubah menjadi ganas cukup

Upload: dina-kusumawardhani

Post on 11-Aug-2015

230 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tinpus Adenoma Pleomorfik Lacrimal

Pleomorfik Adenoma Kelenjar Lakrimal

BAB

TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN

Organ lakrimalis sangat berguna bagi mata karena menghasilkan air mata dan merupakan

bagian terdekat dengan tulang orbita. Organ lakrimalis ini terdiri atas kelenjar lakrimalis,

kelenjar aksesori ( Kelenjar Wolfring dan Kelenjar Krause ), pungtum lakrimalis, kanalikuli

lakrimalis, kantong lakrimalis, dan ductus naso lakrimalis. Kelainan daerah ini akan

menganggu fungsi sekresi dan pergerakan bola mata.1,

Pleomorfik adenoma merupakan jenis tumor tersering kelenjar lakrimal terhitung >50% dari

semua tumor epitel kelenjar lakrimal.1,2 Ini adalah bentuk tumor jinak campuran yang

menurut hipotesis merupakan gabungan elemen epitel dan mesodermal meskipun

kenyataannya tumor ini berasal dari epitel yang bervariasi. Komponen tumor ini terdiri dari

epitel kelenjar dan bagian stroma yang berasal dari bagian stroma dan myoepitelium.2,3

Tumor ini tumbuh meliputi lobus orbital atau lobus palpebra dari kelenjar lakrimal.4

Tumor ini sering muncul pada usia 40-an sampai 50-an dan sangat jarang terjadi pada anak-

anak.1 Tumor ini banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan dan biasanya sudah

dialami pasien lebih dari setahun sebelum terdiagnosis. Meskipun begitu, risiko tumor ini

berubah menjadi ganas cukup rendah apabila tidak diterapi segera; yaitu 10% dalam 20 tahun

dan 20% dalam 30 tahun.1,2

Diagnosis tumor ini secara klinis dan radiografi menjadi tantangan karena bermanifestasi

bervariasi dari beberapa kelompok pasien. Secara klinis, tumor ini banyak muncul secara

unilateral dan berkaitan dengan proptosis dan pergeseran bola mata kearah bawah. Dengan

menggunakan CT scan dapat kita lihat keterlibatan tulang orbita dengan pseudokapsul yang

meliputinya. Beberapa tumor seperti oncocytoma, primary spindle cell, myoepitheliomas,

kista dermoid, dacyops, dan hemangioma kavernosa memiliki manifestasi klinis dan

radiografis yang hampir sama sehingga banyak dokter melakukan diagnosis banding sebelum

dilakukan tatalaksana selanjutnya.2,3

Page 2: Tinpus Adenoma Pleomorfik Lacrimal

Pleomorfik Adenoma Kelenjar Lakrimal

Penegakan diagnosis melalui pemeriksaan patologi secara makroskopis maupun mikroskopis

menjadi pilihan karena dapat menggambarkan struktur khas pleomorfik adenoma. Nama

pleomorfik adenoma muncul karena secara histologi dan immunohistokimia, sel tumor ini

tumbuh dari variasi sel epitel yang cenderung jinak, tetapi memiliki pseudokapsul sehingga

pengangkatan tumor harus meliputi sedikit jaringan sehat sekitar tumor.2

Manajemen dari tumor ini adalah pengangkatan secara eksisi dengan tujuan mengangkat

masa tumor berserta penjuluran pseudokapsul dari tumor. Prognosis tumor ini sangat bagus

apabila penanganan tumor dilakukan secara benar yaitu berupa tindakan eksisi. Beberapa

penelitian mengungkapkan pemantauan lebih dari 5 tahun pasca operasi sangat dianjurkan

karena beberapa pasien mengalami rekurensi dalam jangka waktu lebih dari 10 tahun pasca

operasi. 3,4,5

ANATOMI DAN FISIOLOGI

Organ lakrimalis terdiri dari 2 bagian berupa kelenjar lakrimalis yang berhubungan dengan

pembentukan air mata (sistem sekresi lakrimal) dan saluran air mata yang diteruskan ke

dalam hidung (sistem ekskresi lakrimal).5 Secara anatomi, bagian-bagian dari aparatus

lakrimalis berupa: 5,6

1. Kelenjar lakrimalis terdapat pada fossa lakrimal, sisi medial prosesus zigomatikum os

frontal. Berbentuk oval, kurang lebih bentuk dan besarnya menyerupai almond, dan terdiri

dari dua bagian, disebut kelenjar lakrimal superior (pars orbitalis) dan inferior (pars

palpebralis). Duktus kelenjar ini, berkisar 6-12, berjalan pendek menyamping di bawah

konjungtiva.

2. Kelenjar aksesori ( kelenjar wolfring dan kelenjar Krause )

3. Pungtum lakrimalis : ukuran punctum lakrimalis dengan diameter 0.3 mm terletak di

sebelah medial bagian superior dan inferior dari kelopak mata. Punctum relatif avaskular

dari jaringan disekitarnya selain itu warna pucat dari punctum ini sangat membantu jika

ditemukan adanya sumbatan. Punctum lakrimalis biasanya tidak terlihat kecuali jika

kelopak bawah mata dibalik sedikit. Air mata dari canthus medial masuk ke punctum lalu

masuk ke kanalis lakrimalis.

Page 3: Tinpus Adenoma Pleomorfik Lacrimal

Pleomorfik Adenoma Kelenjar Lakrimal

4. Kanalikuli lakrimalis : Lacrimal ducts (lacrimal canals), berawal pada orifisium yang

sangat kecil, bernama puncta lacrimalia, pada puncak papilla lacrimales, terlihat pada tepi

ekstremitas lateral lakrimalis. Duktus superior, yang lebih kecil dan lebih pendek, awalnya

berjalan naik, dan kemudian berbelok dengan sudut yang tajam, dan berjalan ke arah medial

dan ke bawah menuju lacrimal sac. Duktus inferior awalnya berjalan turun, dan kemudian

hampir horizontal menuju lacrimal sac. Pada sudutnya, duktus mengalami dilatasi dan

disebut ampulla. Pada setiap lacrimal papilla serat otot tersusun melingkar dan membentuk

sejenis sfingter.

5. Saccus lakrimalis (kantong lakrimal) : ujung bagian atas yang dilatasi dari duktus

nasolakrimal, dan terletak dalam cekungan (groove) dalam yang dibentuk oleh tulang

lakrimal dan prosesus frontalis maksila. Bentuk lacrimal sac oval dan ukuran panjangnya

sekitar 12-15 mm; bagian ujung atasnya membulat; bagian bawahnya berlanjut menjadi

duktus nasolakrimal.

6. Duktus naso lakrimalis : kanal membranosa, panjangnya sekitar 18

mm,yangmemanjang dari bagian bawah lacrimal sac menuju meatus inferior hidung

Kelenjar lakrimalis terdiri dari struktur-struktur berikut ini: 6

1. Lobus Orbita berbentuk kenari, terletak di dalam fossa glandulae lakrimalis di segmen

temporal atas anterior orbita yang dipisahkan dari bagian palpebra oleh kornu lateralis

muskulus levator palpebra. Untuk mencapai bagian kelenjar ini dengan pembedahan,

harus diiris kulit, muskulus orbikularis okuli, dan septum orbita.

2. Lobus Palpebra yang lebih kecil terletak tepat di atas segmen temporal forniks

konjungtiva superior. Duktus sekretorius lakrimal, yang bermuara pada sekitar 10

lubang kecil, yang mengubungkan bagian orbita dan bagian palpebra kelenjar lakrimal

dengan forniks konjungtiva superior. Pengangkatan bagian palpebra kelenjar akan

memutus semua saluran penghubung dan mencegah seluruh kelenjar bersekresi.

Kelenjar Lakrimal aksesorius terletak di dalam substansia propria di konjungtiva palpebra

dan hanya dapat dilihat secara mikroskopik.6,7

Kelenjar air mata dipersarafi oleh :6,7

1. Nervus Lakrimalis (sensoris), suatu cabang dari devisi pertama Trigeminus.

Page 4: Tinpus Adenoma Pleomorfik Lacrimal

Pleomorfik Adenoma Kelenjar Lakrimal

2. Nervus Petrosus superficialis magna (sekretoris ), yang datang dari nukleus

salivarius superior.

3. Saraf simpatis yang menyertai arteria dan nervus lakrimalis.

Gambar 1. Struktur anatomi dari aparatus lakrimatis3,5,6

Page 5: Tinpus Adenoma Pleomorfik Lacrimal

Pleomorfik Adenoma Kelenjar Lakrimal

FISIOLOGI

Sistem lakrimal terdiri atas dua jaringan utama yaitu sistem sekresi lakrimal yaitu kelenjar

lakrimalis dan sistem drainase. 3,5 Kelenjar lakrimalis ini terdiri atas dua lobus, yaitu bagian

orbita terletak pada sisi temporal anterior rongga orbita dan bagian palpebra, yang terletak di

sisi temporal fornik konjungtiva superior. Kelenjar lakrimalis sebagai komponen sekresi

menghasilkan berbagai unsur pembentuk cairan air mata.5 Kelenjar lakrimal normalnya

menghasilkan sekitar 1,2 µl air mata per menit. Sebagian hilang melalui evaporasi. Sisanya

dialirkan melalui sistem nasolakrimal. Bila produksi air mata melebihi kapasitas sistem

drainase, air mata yang berlebih akan mengalir ke pipi. 6,7

Gambar 2. Struktur anatomi dan fisiologi aparatus lakrimalis (Gerhard K.,2000)

Kelenjar ekskresi terdiri dari: punktum lakrimalis, kanalis lakrimalis, sakus lakrimalis, duktus

nasolakrimalis. Sistem ekskresi lakrimalis sebagai sistem drainase lakrimal berawal melalui

punktum lakrimalis yang terletak medial bagian atas dan bawah kelopak mata, bagian bawah

punktum terletak lebih lateral dibanding punktum atas.3,5,6,7Secara normal punkta agak inversi,

setiap punktum dikelilingi oleh ampulla, dengan setiap puncta mengarah ke kanalikuli.

Kanalikuli merupakan struktur non keratinasi, epitel squamous non mucin. Berjalan 2 mm

vertikal dan berputar 90 o, dan berjalan 8-10 mm medial berhubungan dengan sakus

lakrimalis.5,6,7

Page 6: Tinpus Adenoma Pleomorfik Lacrimal

Pleomorfik Adenoma Kelenjar Lakrimal

Setiap berkedip, palpebra menutup menyebarkan air mata secara merata di atas kornea dan

menyalurkan kedalam sistem ekskresi pada aspek medial palpebra. Dalam keadaan normal,

air mata dihasilkan dengan kecepatan sesuai dengan jumlah yang diuapkan dan itulah

sebabnya hanya sedikit yang sampai ke sistem ekskresi. Bila memenuhi sakus konjungtiva,

air mata akan memasuki puncta sebagian karena sedotan kapiler  konjungtiva.5

Gambar 3.  Gerakan mengedip yang menyebarkan air mata 7

Suplai darah sakus lakrimalis antara lain berasal dari cabang palpebra superior dan inferior

dari arteri oftalmika, arteri angularis, arteri infraorbitalis cabang dari arteri sphenopalatina,

kemudian mengalir ke vena angularis, vena infraorbitalis dan vena-vena di hidung. Saluran

getah bening masuk ke dalam glandula submandibular dan glandula cervicalis. Persarafan

berasal dari cabang nervus infratrochlearis dari nervus nasociliaris dan antero-superior nervus

alveolaris.3 Air mata merupakan komposisi dari kelenjar sekresi lakrimalis mayor dan minor,

sel-sel goblet dan kelenjar meibom. Normal merupakan lapisan tipis sekitar 7-10 μm yang

melapisi permukaan kornea dan kongjungtiva.5 Air mata berfungsi sebagai pelindung mata

terhadap bakteri ataupun ancaman mekanis.

ETIOLOGI

Perubahan sel berawal dari peristiwa metaplastik yang mengubah sel skuamosa menjadi

jaringan myxoid. Meskipun etiologi pastinya belum ditemukan, tetapi insiden tumor ini

meningkat 15-20 tahun setelah paparan radiasi.10 Studi lain mengungkapkan perubahan

diferensiasi ini diakibatkan paparan makanan kimia berulang. 3

Page 7: Tinpus Adenoma Pleomorfik Lacrimal

Pleomorfik Adenoma Kelenjar Lakrimal

MANIFESTASI KLINIS

Adenoma pleomorfik biasanya bermanifestasi sebagai massa terpalpasi yang tumbuh

progresif lambat dan tidak nyeri, biasanya muncul pada fossa kelenjar lakrimal kuadran

superotemporal. Kebanyakan massa ini tumbuh di lobus orbital unilateral (10% pada lobus

kelenjar lakrimal) sehingga gejala yang timbul kebanyakan berupa proptosis unilateral aksial

dengan pergeseran ke arah bawah dan medial.1,2 Gejala proptosis ini dapat muncul lebih dari

12 bulan tanpa tanda inflamasi. Pada beberapa keadaan, tumor ini juga bisa hanya

bermanifestasi sebagai ptosis kelopak mata. Selain itu, pasien akan mengeluh diplopia dari

globe dsytopia, keterbatasan pergerakan bola mata, lakrimasi, refraktive error, dan choroidal

fold. 1,2,3

Pada tumor yang meliputi lobus kelenjar lakrimal (10% dari semua kasus), karakteristik

benjolan lebih mudah digerakkan, tidak nyeri, timbul dalam waktu singkat, dan tidak

mengakibatkan proptosis atau perubahan tulang orbita sehingga insisi sekitar kelenjar sebagai

tatalaksana bedah masih direkomendasikan.

Pemeriksaan fisis memperlihatkan massa yang padat dan mobile daerah inferior sampai

superolateral lekukan orbita. Pada kenyataannya, ada banyak variasi klinis yang tampak

seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.

A B

C

Page 8: Tinpus Adenoma Pleomorfik Lacrimal

Pleomorfik Adenoma Kelenjar Lakrimal

PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN PENEGAKAN DIAGNOSIS

Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan CT memperlihatkan massa bulat, berbatas tegas dengan permukaan luar halus,

dan pemeriksaan MRI memperlihatkan penyebaran heterogen dengan intensitas rendah pada

T1-weighted image dan intesitas tinggi pada T2-weighted image.1,2,3 Adanya destruksi tulang

dan remodelling yang mengikutinya berhubungan dengan pertumbuhan lambat dari lesi

tumor ini. Tumor biasanya mengakibatkan deformasi dan mengakibatkan pergeseran bola

mata seperti yang terlihat di Gambar 5. Destruksi tulang dan remodelingnya adalah tanda

klasik pada pemeriksaan imaging meskipun tidak selalu muncul pada beberapa kasus.1,2

Peran imaging dalam mendiagnosis tumor ini diungkapkan dalam penelitian Garrity et al

terhadap beberapa pasien dengan adenoma pleomorfik. Penelitian ini menemukan bahwa

hanya 44% pasien memiliki abnormalitas tulang dengan gejala yang tidak khas mengarah

kepada gejala orbital cellulitis, chalazion, atau dacryoadenitis.1

Gambar 4 A. Adenoma pada pasien laki-laki 33 tahun dengan proptosis progresif dan distopia inferior mata kanan selama 1 tahun (2)

B. Perempuan, 19 tahun dengan proptosis lambat progresif dan pergeseran bola mata kiri kebawah selama 3 tahun (2)

C. Perempuan 68 tahun proptosis lama dengan pergeseran bola mata ke bawah selama 30 tahun. Mengalami rekurensi setelah 15 tahun operasi incompleted removal (2)

A

B

Page 9: Tinpus Adenoma Pleomorfik Lacrimal

Pleomorfik Adenoma Kelenjar Lakrimal

Gambar 5. Axial (A) dan Coronal (B) CT dari pria 33 tahun dengan keluhan proptosis mata kanan

memperlihatkan massa oval yang berbatas tegas dengan eksavasasi ke permukaan tulang orbita yang halus 2

Gambar 6. Pleomorfik adenoma pasien wanita 19 tahun dengan proptosis dan pergeseran bola mata kiri

kebawah selama 3 tahun A. T1-Weighted coronal image memperlihatkan massa kelenjar lakrimal berbatas tegas

dengan intensitas sinyal rendah dan erosi yang menekan dinding orbital superior B T2-weighted coronal image

memperlihatkan intensitas sinyal tinggi dengan bola mata mengalami deformitas. 2

Pemeriksaan Patologi

Secara makroskopik, tumor ini berbentuk massa keabuan putih, berlobul, soliter, dan berbatas

tegas dengan pseudokapsul tipis yang dibentuk dari kompresi terhadap jaringan sekitar dan

reaksi fibrosis (Gambar 7C). Sarang tumor kecil dapat terlihat diluar pseudokapsul yang

menginfiltasi jaringan sehat sekitarnya. Ini menjelaskan rekurensi penyakit yang tinggi jika

dalam prosedur bedah tidak memotong margin jaringan normal yang sudah terinfiltrasi tumor

tersebut. Permukaan dalam potongan sagital tumor memperlihatkan area bermusin cair yang

dikelilingi area fibrosis (Gambar 7B).2

A B

Page 10: Tinpus Adenoma Pleomorfik Lacrimal

Pleomorfik Adenoma Kelenjar Lakrimal

Gambar 7. A Adenoma pleomorfik yang dikelilingi pseudokapsul yang dikeluarkan dengan

mengeksisi sedikit jaringan sehat disekitarnya. B Permukaan yang terpotong area bermusin cair yang

dikelilingi area fibrosis C tumor beserta kapsul yang intak ukuran 2x3 cm 1,2

Pemeriksaan histopatologi memperlihatkan campuran jaringan epitel dan mesenkim sehingga

timbullah istilah ”benign mixed tumor”. Akan tetapi, istilah pleomorfik adenoma lebih tepat

diberikan pada tumor ini dibandingkan “benign mixed tumor” karena studi

immunohistokimia menyatakan tumor ini tumbuh dari pleomorfisme komponen epitel bukan

dari beberapa jaringan yang berbeda. Komponen epitel bervariasi sesuai ukuran kelenjarnya

yang dilapisi permukaan dalamnya oleh epitel kuboid hingga kolumner dan sebelah luar

lapisan spindle-shaped myoepitel yang lebih skuamosa(datar). (Gambar 8). 2 Sel myoepitel

mengalami metaplasia untuk membentuk jaringan myxoid, kartilago, dan tulang. Terdapat

metaplasia squamosa fokal dan produksi keratin pada pertumbuhan tumor ini.1,2 (Gambar 9)

A

B

C

Gambar 8. Matrik jaringan mxyomatous dan epitel korda. Duktus dilapisi epitel kuboid dengan dikelilingi myoepitel serta terdapat material eosionfilik pada lumen 2

Page 11: Tinpus Adenoma Pleomorfik Lacrimal

Pleomorfik Adenoma Kelenjar Lakrimal

Manifestasi klinis dan pemeriksaan radiologi pada pasien pleomorfik adenoma kelenjar

lakrimal sangat bervariasi tergantung pada umur dan karakteristik pertumbuhannya.

Penegakan diagnosis definitif berasal dari pemeriksaan histologi yang menampakkan

campuran jaringan epitel dan mesenkim. 1,2,3

DIAGNOSIS BANDING

Tumor malignant lain pada kelenjar lakrimal bisa berupa oncocytoma dan spindle cell

myoepithelioma. Sedangkan lesi tumor nonmalignant yang hampir serupa dengan tumor

pleomorfik adenoma dari gejala klinisnya berupa kista dermoid, dacyops, dan hemangioma

kavernosa. Oncocytoma (oxyphilic adenoma) adalah tumor dari oncocytes, merupakan sel

yang banyak ditemukan pada membran mukosa dari karunkel, konjungtiva, kantung lakrimal,

dan kelenjar lakrimal. Akan tetapi, oncocytoma pada kelenjar lakrimal merupakan kasus yang

jarang ditemukan dan biasanya muncul dalam bentuk ganas atau jinak. Jenis tumor ini

memiliki kecenderungan tumbuh lambat, memiliki gejala yang variabel, dan secara klinis

sering disalahartikan sebagai hemangioma, nevi atau kista. Secara histologi, sel epitel besar

dari oncocytoma mengandung sitoplasma granular eosinofilik dan nuclei kecil atipik serta

Gambar 9. Metaplasia sel skuomosa dengan pembentukan keratin pada adenoma pleomorfik (simbol K) 2

Page 12: Tinpus Adenoma Pleomorfik Lacrimal

Pleomorfik Adenoma Kelenjar Lakrimal

bisa membentuk struktur korda dan tubular. Hal ini tentu berlainan dengan adenoma

pleomorfik yang lebih homogen.1,2

Primary spindle cell myoepitheliomas dari kelenjar lakrimal juga merupakan kasus yang

jarang sekarang. Biasanya kasus ini bermanifestasi sebagai proptosis tidak nyeri yang timbul

dalam jangka waktu lama. Tumor ini memiliki kapsul yang berbatas tegas sehingga reseksi

komplit sangat memungkinkan dan direkomendasikan.1,2

Malignansi dari pleomorfik adenima lakrimal ini juga menjadi diagnosis banding.

Perbedaannya terletak pada pemeriksaan histopatologi dimana tumor ini memiliki bagian

malignant tersering berupa adenokarsionma dengan diferensiasi buruk. Manifestasi klinis

berupa nyeri dan bengkak pada benjolan dan riwayat insisi pleomorfik adenoma berulang

bisa mengarahkan kecurigaan ke arah malignansi. 2

Hemangioma kavernosa merupakan tumor jinak orbital yang sering dijumpai pada

perempuan dekade empat ke lima yang tumbuh lebih cepat pada keadaan hamil. Tandanya

berupa proptosis aksial dan pada beberapa kasus mengalami penglihatan kabur. CT

memperlihatkan lesi oval berbatas tegas dengan kontras rendah. Pada histologi akan tampak

alur pembuluh vaskular yang dilapisi endotel dalam ukuran bervariasi dan dipisahkan oleh

septa fibrosa.3 Kista dermoid dan dacyops adalah tumor jinak berbentuk kistik yang tumbuh

jinak.4 Dacryops atau disebut kista ductal lakrimal diakibatkan oleh obstruksi duktal. Massa

kistik yang sering muncul pada daerah palpebra ini memiliki ciri khas pembengkakan kistik

transiluminating kebiruan yang terlihat dari konjungtiva. Pemeriksaan histopatologi

memperlihatkan dua lapisan: lapisan dalam kuboid atau kolumner dengan bagian luar terdiri

dari myoepitel yang datar.2

TATA LAKSANA

Manajemen dari tumor ini berupa reseksi komplit dari tumor, pseudocapsule, dan sedikit

jaringan kelenjar lakrimal yang normal/ jaringan orbital yang normal dan jika memungkinkan

dilakukan en bloc eksisi per jaringan secara langsung tanpa biopsi insisi pendahuluan.

Tatalaksana dengan mengeksisi jaringan normal sekitar pseudokapsul dianjurkan karena

adanya fenestrasi sel tumor secara mikroskopik dari bagian pseudokapsul adenoma

pleomorfik. Relasi antara gambaran klinis dan histopatologi tumor ini cukup besar beragam

Page 13: Tinpus Adenoma Pleomorfik Lacrimal

Pleomorfik Adenoma Kelenjar Lakrimal

dari 50-87%. Oleh karena itu, diagnosis dari adenoma pleomorfik harus dipastikan secara

klinis dan radiografik diperkuat penemuan histopatologi sehingga tatalaksana eksisi tumor

bisa dilakukan.1

PROGNOSIS

Prognosis adenoma pleomorfik yang dioperasi secara eksisi dan baik sangat bagus serta

memperlihatkan rekurensi yang kecil.2 Preservasi lobus palpebra setelah dilakukan operasi

sangat penting untuk menghindari kejadian mata kering setelah operasi dan mengurangi

kebutuhan lubrikan mata.1,2 Penelitian Ni et al melaporkan bahwa dari semua 15 pasien yang

melalui reseksi komplit anterolateral sampai daerah sekitar kelenjar lakrimal/jaringan orbital

yang sehat tidak mengalami rekurensi penyakit dalam jangka waktu rata-rata 9,7 tahun

setelah pembedahan.8 Hal ini sangat menguntungkan bagi pasien dan memperbaiki kualitas

hidup pasien selanjutnya.

Pemantauan atau follow up dalam jangka waktu lama sangat dianjurkan karena penyakit ini

biasanya dapat rekuren dalam waktu hitungan tahun. Hal ini diperlihatkan oleh penelitian

retrospektif Currie dan Rose yang meneliti 72 pasien yang melewati eksisi dan dilakukan

follow up selama 5 tahun. Ternyata ada satu pasien yang mengalami rekurensi 12,5 tahun

setelah eksisi.9

Page 14: Tinpus Adenoma Pleomorfik Lacrimal

Pleomorfik Adenoma Kelenjar Lakrimal

DAFTAR PUSTAKA

1. Pollock, Raphael E, Beta Esmaeli. 2011. Opthalmic Oncology: subchapter Benign

Epithelial Tumors of the Lacrimal Gland. New York: Springer. p. 89-90, 92-4

2. Karcioglu, Zeynel A. 2005. Orbital Tumors: Diagnosis and Treatment subchapter

Pleomorphic Adenoma(Benign Mixed Tumor) . USA:Springer.p.204-211

3. Kanski, Jack J. 2011. Clinical Opthalmology: A Systematic Approach 6th ed.

USA:Elsevier. p . 192-5

4. Jackson, Timothy L. 2011. Moorfields Manual of Opthalmology. USA:Elsevier. p.116-7

5. Ilyas Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, edisi ke-3. Fakultas kedokteran UniversitasIndonesia.

Jakarta.2005.EGC.

6. Eva. Roirdan Paul & Whitcher J.P. 2007. Oftalmologi Umum Vaughan & Asbury,

Ed.17.EGC:Jakarta.p-

7. Lang, Gerhard K. Ophthalmology A Pocket Textbook Atlas. Thieme. New York. 2000.

p. 134-8

8. Ni C, Cheng SC, Dryja TP et al. Lacrimal gland tumors: a clinicopathological analysis of

160 cases. Int Opthalmology Clinic 1982;22(1):99-120

9. Currie ZI, Rose GE. Long-term risk of reccurence after intact excision of pleomorphic

adenomas of the lacrimal gland. Arch Opthalmol 2007;125(12):1643-6

10. Ellis GL, Auclair PL. Pleomorphic adenoma. In: Ellis GL, Auclair PL.Atlas of Tumor

Pathology. Fasicicle 17. Washington, DC: Armed Forced Institute of Pathology;1996:39-

57