the shaken baby syndrome.pptx

16
THE SHAKEN BABY SYNDROME Laksmi Pradnya Paramita 01.207.5509 FK UNISSULA Kelompok 1 Journal Reading

Upload: laksmi-ami-paramita

Post on 03-Jan-2016

57 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Journal Reading

TRANSCRIPT

THE SHAKEN BABY SYNDROME

Laksmi Pradnya Paramita01.207.5509FK UNISSULAKelompok 1

Journal Reading

PENDAHULUAN

Whiplash shaken baby

syndrome

Caffey Menggambarkan

entitas patologi klinik

yang terjadi pada bayi

yang ditandai dengan

adanya perdarahan

retina, perdarahan

subdural dan/atau

subarachnoid, dan

tanda-tanda minimal

atau ketiadaan trauma

eksternal.

Pengasuh mengakui bahwa ia telah memegang beberapa anak-anak di lengan atau tubuh, dan mengguncang mereka, mekanisme cedera diduga disebabkan oleh whiplash akibat gerakan kepala, sehingga menyebabkan robeknya jembatan pembuluh darah.

Shaken baby syndrome sama halnya cedera yang diyakini sering dikaitkan dengan kematian akibat kekerasan pada anak dan telah dianggap sebagai penyebab keterlambatan perkembangan pada korban.

Guncangan sering diasumsikan, oleh karena itu, perlu buktikan pada konstelasi temuan klinis dan pada pencitraan computerized tomography (CT) gambar subarachnoid dan hematoma subdural, khususnya di celah interhemispheric posterior.

Karena keadaan cedera yang sering ambigu, beberapa pertanyaan medikolegal yang bias menjadi masalah, dan perlunya konsultasi dengan ahli bedah saraf untuk memberikan pendapat apakah temuan ini berhubungan dengan kekerasan pada anak atau cedera.

TUJUAN

Untuk mempelajari lebih jelas mekanisme cedera melalui tinjauan hasil otopsi pada semua kasus fatal, dan biomekanika cedera pada bayi.

MATERIAL KLINIS & METODE

• CHOP (Rumah Sakit Anak Philadelphia)

Tempat Peneliti

an

• Januari 1978 – Maret 1985

Waktu Peneliti

an• Pemeriksaan fisik,

radiografi tengkorak, CT scan, dan survei tulang (kerangka)

Data Peneliti

an

• Perdarahan retina dengan perdarahan subdural dan/atau subarachnoid.

• Perdarahan subdural kronis bilateral.

• Perdarahan subdural atau perdarahan subarachnoid dengan perdarahan interhemispheric yang tampak pada CT scan.

Kriteria

Inklusi

• Riwayat sugestif dari kekerasan atau penelantaran anak; yang terdokumentasi dengan baik.

• Trauma akibat kecelakaan yang disaksikan.

Kriteria

Eksklusi

HASIL57 pasien yang dicurigai mengalami trauma akibat guncangan telah diidentifikasi. Informasi klinis tersedia dalam 48 kasus. Pasien-pasien ini berkisar dari usia 1 bulan - 2 tahun (rata-rata berusia 7,85 bulan). Tiga puluh satu pasien adalah laki-laki (65%). Terdapat 13 (27%) yang berakibat kematian. Kriteria klinis awal untuk mendiagnosis shaken baby syndrome tercantum dalam tabel 1. Tiga puluh sembilan pasien (81%) mengalami perdarahan retina ditambah dengan perdarahan subarachnoid dan/atau subdural. Sisanya memiliki perdarahan subdural kronis bilateral (6%) atau temuan CT scan tanpa perdarahan retina (13%).

DISKUSI

Trauma kepala

Focal

Difus

Berhubungan dengan dampak muatan, yang merupakan hasil dari fenomena kontak

Berhubungan dengan kondisi

muatan impulsive yang

merupakan akibat dari fenomena

akselerasi dan deselerasi

LAKSMI

Kerusakan yang terjadi pada otak merupakan hasil dari tragedy biomekanika dan merupakan efek sekunder dari iskemi yang berhubungan dengan autoregulasi atau memar otak.

LAKSMI

Shaken baby syndrome sudah diketahui sebagai efek nonimpact dari akselerasi dan deselerasi. Yang sudah di ketahui bahwa gerakan maju-mundur dari kepala cukup untuk menyebabkan kerobekan dari vena, hematom subdural, dan kematian. Pada infantil yang memiliki kepala yang berukuran besar, kelemahan pada otot leher, kelembutan dari kepala, ruang subarakhnoid yang besar, dan tingginya konsentrasi air pada otak dapat diketahui merupakan penyebab dugaan kerusakan pada anak-anak.

LAKSMI

Ketika sedang berguncang dapat di ketahui akan menyebabkan cedera fatal, dari riwayat mekanisme cedera pada kasus ini dapat menghambat korelasi patologi klinik secara akurat. Pada kebanyakan kasus fatal pada cedera kepala anak dari dugaan penganiayaan, robekan white matter juga ditemukan, sama dengan apa yang di deskripsikan oleh Lindenberg and Freytag pada bahasan trauma tumpul anak. Lesi pada distribusi tipikal atau cedera aksonal difus, seperti yang ditemukan pada cedera kepala dewasa dan primata pada kasus cedera dengan akselerasi dan deselerasi tinggi, dapat di deskripsikan.

LAKSMI

Pada pengalaman dapat di akumulasikan dengan penelitian cedera akselerasi angular menjadi jelas, bahwa disamping besarnya akselerasi, factor biomekanika termasuk tipe cedera juga merupakan interval waktu dimana akselerasi terjadi. Demikian akselerasi angular yang besar terjadi pada periode yang lebih pendek dan dapat menyebabkan hematom subdural, sementara dengan interval yang lebih lama dapat menyebabkan cedera aksonal difus.

LAKSMI

LAKSMI

Pada jumlah yang lebih besar dengan kasus trauma tumpul dapat ditemukan lebih dari satu seri dari trauma kepala non-accident pada masa kanak-kanak dengan riwayat cedera. Lebih dari separuh kasus fatal, tanpa penyebab trauma eksternal telah dicatat pada pemeriksaan fisik awal yang dapat berkontribusi dan membantu penegakan diagnosis dari shaken baby syndrome. Fraktur tengkorak dan gegar otak di temukan pada saat otopsi, walaupun paling sering di occipital atau parieto-occipital. Dengan tambahan, pada beberapa bayi yang memiliki lesi parenkim pada penyebarannya dapat disertai cedera aksonal.

LAKSMI

Beberapa melaporkan pada shaken baby syndrome terdapat memar pada otak, pada kebanyakan laporan menyatakan bahwa perdarahan subdural merupakan penyebab kematian. Pada kasus ini, semua kefatalan dapat menyebabkan memar pada otak, dan sangat jelas bahwa drainase beberapa persen merupakan tindakan yang tidak berguna termasuk mengontrol TIK. Masalah pada memar otak sangat banyak ditemukan pada populasi pediatric, dan efeknya sangat kurang dimengerti. Padahal akselerasi tinggi pada anteroposterior dapat memiliki komplikasi yang seharusnya diselidiki lebih awal.

LAKSMI

Kesimpulan, pada shaken baby syndrome, dengan bentuk akut, tidak selalu disebabkan hanya oleh guncangan saja. Faktanya, dapat menjadi bagian dari proses, namun lebih ke dampak cedera tumpul otak. Pada kebanyakan skenario dengan anak yang berguncang dan terlempar kedalam atau keluar dari boks bayi atau permukaan lain, sangat terlihat pada kepala bagian belakang dan semakin membesar pada deselerasi. Lalu anak ini memiliki beberapa tipe cidera – dampak yang menyebabkan kerusakan fokal, dan akselerasi deselerasi berhubungan dengan dampak yang menyebabkan putusnya pembuluh darah dan parenkim. Kecuali kalau pada anak dengan factor predisposisi seperti higroma subdural, atrofi orak, atau penyakit kolagen pembuluh darah, kasus fatal dari shaken baby syndrome tidak semuanya terjadi pada saat mereka bermain, menyusui, atau bermain ayunan bahkan bukan dari goyangan babysitter.