teori evolusi harun yahya vs charles darwin

30
TEORI EVOLUSI HARUN YAHYA VS CHARLES DARWIN oleh Nur Aliah Rusman Mengapa Biologi Evolusi Menimbulkan Polemik??? Ada apa dengan evolusi???kata "evolusi" menjadi perdebatan hangat hingga sekarang ini...evolusi dari sudut pandang masing-masing individu itu berbeda dan hal ini tidak perlu untuk diperdebatkan tetapi mari kita sama-sama mengkaji evolusi tersebut karena cakupannya sangat luas...tidak penting untuk memperdebatkan evolusi tersebut. evolusi merupakan proses perubahan dalam jangka waktu yang lama... kembali kita melirik TEORI EVOLUSI DARWIN DAN TEORI EVOLUSI HARUN YAHYA TEORI EVOLUSI MENURUT CHARLES DARWIN Teori evolusi yang dipelopori oleh Charles Darwin lewat bukunya Origin of the Species pada tahun 1859 telah menyulut perdebatan yang sengit dalam lingkungan ilmiah dan agama. Pemegang teori ini memang memiliki pandangan yang sedikit beragam, namun secara umum teori evolusi bisa dipahami sebagai pandangan yang menyatakan bahwa manusia berasal dari suatu proses evolusi yang panjang, dimulai dari zat yang paling sederhana sampai terbentuknya makhluk yang sangat kompleks yang disebut “manusia”. Keberadaan zat hidup pertama ini biasanya dipahami sebagai hasil dari sebuah peristiwa alam yang kebetulan dan tiba-tiba. Proses yang diperlukan untuk evolusi ini bisa memakan waktu berjuta-juta tahun. Paham evolusi sebenarnya tidak layak disebut sebagai “teori”, karena pandangan ini belum terbukti secara ilmiah. Paham ini lebih tepat disebut sebagai sebuah hipotesa (dugaan ilmiah yang masih memerlukan pembuktian). Lebih jauh daripada itu, hukum alamiah dan penemuan modern ilmu pengetahuan justru bertentangan dengan paham evolusi. Tidak heran, sebagian besar pakar ilmu pengetahuan yang ateis (tidak percaya adanya Tuhan) sekarang bahkan mencari solusi lain untuk

Upload: rifkyyusan

Post on 27-Nov-2015

711 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

123

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

TEORI EVOLUSI HARUN YAHYA VS CHARLES DARWIN

oleh Nur Aliah Rusman

Mengapa Biologi Evolusi Menimbulkan Polemik???

Ada apa dengan evolusi???kata "evolusi" menjadi perdebatan hangat hingga sekarang ini...evolusi dari sudut pandang masing-masing individu itu berbeda dan hal ini tidak perlu untuk diperdebatkan tetapi mari kita sama-sama mengkaji evolusi tersebut karena cakupannya sangat luas...tidak penting untuk memperdebatkan evolusi tersebut. evolusi merupakan proses perubahan dalam jangka waktu yang lama...

kembali kita melirik TEORI EVOLUSI DARWIN DAN TEORI EVOLUSI HARUN YAHYA

TEORI EVOLUSI MENURUT CHARLES DARWIN

Teori evolusi yang dipelopori oleh Charles Darwin lewat bukunya Origin of the Species pada tahun 1859 telah menyulut perdebatan yang sengit dalam lingkungan ilmiah dan agama. Pemegang teori ini memang memiliki pandangan yang sedikit beragam, namun secara umum teori evolusi bisa dipahami sebagai pandangan yang menyatakan bahwa manusia berasal dari suatu proses evolusi yang panjang, dimulai dari zat yang paling sederhana sampai terbentuknya makhluk yang sangat kompleks yang disebut “manusia”. Keberadaan zat hidup pertama ini biasanya dipahami sebagai hasil dari sebuah peristiwa alam yang kebetulan dan tiba-tiba. Proses yang diperlukan untuk evolusi ini bisa memakan waktu berjuta-juta tahun.

Paham evolusi sebenarnya tidak layak disebut sebagai “teori”, karena pandangan ini belum terbukti secara ilmiah. Paham ini lebih tepat disebut sebagai sebuah hipotesa (dugaan ilmiah yang masih memerlukan pembuktian). Lebih jauh daripada itu, hukum alamiah dan penemuan modern ilmu pengetahuan justru bertentangan dengan paham evolusi. Tidak heran, sebagian besar pakar ilmu pengetahuan yang ateis (tidak percaya adanya Tuhan) sekarang bahkan mencari solusi lain untuk menjelaskan misteri keberadaan manusia. Berikut adalah fosil-fosil yang diduga sebagai mata rantai yang hilang.

Manusia Piltdown: hasil rekayasa rekonstruksi yang menggabungkan sebuah rahang kera dengan tengkorak manusia, kemudian diberi warna yang sama.

Manusia Jawa: para ahli modern menolak istilah ini. Mereka meyakini bahwa yang terjadi sebenarnya hanyalah seorang manusia dan kera ditemukan di tempat yang

Page 2: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

sama. Fosil-fosil keduanya kemudian direkontruksi menjadi “manusia Jawa purba” yang dipercaya menjadi mata rantai dari binatang ke manusia.

Manusia Peking: alat-alat dan tulang-tulang manusia ditemukan di dekat kera-kera yang otaknya dimakan manusia (orang di daerah tersebut memang memiliki kebiasaan memakan otak kera).

Lucy: ia diklasifikasi ulang sebagai salah satu jenis kera yang sudah punah.

Ramapithecus: sebuah rahang dan geligi-geligi yang akhirnya dinyatakan bukan berasal dari manusia, melainkan dari orang utan.

Sanggahan Harun Yahya tentang Teori Evolusi

Mengcounter teori evolusinya Darwin, Harun Yahya yang konsern mengadakan penelitian dan menulis buku-buku keislaman jelas merasa keberatan dengan evolusi Darwin tersebut. Dengan teorinya yang secara khusus membantah teori Darwin yang fenomenal sekaligus kontrovesial itu Harun Yahya banyak menyebutkan dan mengalirkan data-data yang menggugurkan teori evolusi yang telah banyak disembah orang selama berabad-abad silam. Hal bantahan tersebut misalnya, Teori pembentuk evolusi itu, ternyata jika diamati secara mendalam banyak sekali contoh adanya rancangan yang seolah by design atau disengaja oleh Sang Maha Pengatur. Dari beragam bukti ilmiah yang di temukan para ilmuwan tak ada indikasi yang menyeret bahwa makhluk hidup terbentuk melalui proses evolusi dimana makhluk hidup yang berbeda tak muncul ke muka bumi dengan jalan berevolusi. Sebaliknya, by design dari rancangan Tuhan secara nyata dibuktikan dengan munculnya spesies makhluk hidup yang muncul secara serentak dan bersama-sama dengan sempurna. Misalnya reptile, dari awal kemunculan memiliki bentuk sebagaimana reptile yang ada saat ini, tidak merupakan evolusi dari bentuknya semula sebagai bukan reptile. Dan masih banyak dalil lain yang mengungkap dari teori evolusi menurut Harun Yahya yang ternyata jika dikaji lebih mendalam lebih masuk akal dan diakui oleh berbagai ilmuwan barat sekali pun.

Filsafat tersebut adalah "materialisme", yang mengandung sejumlah pemikiran penuh kepalsuan tentang mengapa dan bagaimana manusia muncul di muka bumi. Materialisme mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu pun selain materi dan materi adalah esensi dari segala sesuatu, baik yang hidup maupun tak hidup. Berawal dari pemikiran ini, materialisme mengingkari keberadaan Sang Maha Pencipta, yaitu Allah. Dengan mereduksi segala sesuatu ke tingkat materi, teori ini mengubah manusia menjadi makhluk yang hanya berorientasi kepada materi dan berpaling dari nilai-nilai moral. Ini adalah awal dari bencana besar yang akan menimpa hidup manusia. Jika ilmuwan yang sama melewati sebuah jalan datar, dan menemukan tiga buah batu bata bertumpuk rapi, tentunya ia tidak akan pernah menganggap bahwa ketiga batu bata tersebut terbentuk secara kebetulan dan

Page 3: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

selanjutnya menyusun diri menjadi tumpukan, juga secara kebetulan. Sudah pasti, siapa pun yang membuat pernyataan seperti itu akan dianggap tidak waras.

Mereka yang terus-menerus mengabaikan tanda-tanda dan bukti-bukti nyata keberadaan Pencipta akan kehilangan seluruh kepekaan. Mereka terperangkap dalam kepercayaan diri yang menyesatkan akibat memudarnya kepekaan, dan akhirnya menjadi pendukung kemustahilan. Contohnya Richard Dawkins, seorang evolusionis terkemuka yang menyeru umat Kristen untuk tidak meyakini mukjizat, bahkan jika mereka melihat patung Bunda Maria melambaikan tangannya. Menurut Dawkin, "Mungkin saja semua atom penyusun lengan patung itu kebetulan bergerak ke arah yang sama pada saat bersamaan - suatu kejadian dengan probabilitas teramat kecil, tetapi mungkin terjadi."

Masalah psikis orang-orang yang tidak beriman telah ada sepanjang sejarah. Dalam Al Quran dinyatakan: "Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS. Al An'aam, 6: 111)

http://ar-ridhwank.blogspot.com/2012/12/teori-evolusi-harun-yahya-vs-charles.html

Teori Evolusi Harun Yahya yang Menyanggah Teori Evolusi Darwin

Page 4: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

Charles Darwin adalah tokoh yang sangat terkenal dalam kaitannya dengan evolusi. Darwin banyak mengemukakan gagasan-gagasannya tentang teori evolusi. Karena pemikirannya tersebut, Darwin dikenal sebagai Bapak Evolusi.

Pokok-pokok pemikiran yang melandasi ajaran Darwin mengenai evolusi antara lain:

1. Tidak ada individu yang identik, selalu ada variasi meskipun dalam satu keturunan

2. Setiap populasi cenderung bertambah banyak karena setiap makhluk hidup mampu berkembang biak.

3. Untuk berkembangbiak diperlukan makanan dan ruang yang cukup.

4. Pertambahan populasi tidak berlangsung secara terus menerus, tetapi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor pembatas antara lain makanan dan predasi.

Ada juga pihak yang menentang Teori Evolusi dari sudut pandang yang berbeda. Yang menolak Teori Evolusi dari sudut pandang ajaran agama. Kelompok ini dikenal sebagai kelompok yang menganut paham kreasionisme. Paham kreasionisme adalah suatu paham yang meyakini bahwa makhluk hidup dan segala jenisnya diciptakan oleh Tuhan, secara terpisah (tidak ada kesamaan leluhur, atau bahwa satu jenis makhluk hidup tidak diturunkan dari jenis makhluk hidup lain). Salah satu tokoh yang gigihmenyampaikan teori paham kreasionisme ini adalah Harun Yahya. Beliau adalah seorang da’i dan ilmuwan terkemuka asal Turki yang memiliki nama asli Adnan Oktar. Dalam karyanya yang berjudul Keruntuhan Teori Evolusi, Harun Yahya mengungkapkan bantahan-bantahannya terhadap teori evolusi yang dicetuskan oleh Darwin diatas.

Menurut pandangan Harun Yahya, konsep kehidupan yang berasal dari benda mati bertentangan dengan hukum dasar biologi. Dalam hal ini, Harun Yahya memberikan gambaran bahwa sel hidup merupakan hasil pembelahan dari sel hidup juga dan bukan dari pembelahan sel mati. Harun Yahya membantah gagasan yang menyatakan bahwa kehidupan muncul dari kehidupan sebelumnya. Gagasan tersebut mengandung arti bahwa makhluk hidup yang pertama kali muncul di bumi berasal dari kehidupan yang ada sebelumnya.Harun Yahya mengungkapkan pendapatnya dari sudut pandang berbeda yang menyatakan bahwa di alam semesta ini ada pencipta (creator) yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu bantahan Harun Yahya tersebut merupakan bagian dari pendapatnya dalam meruntuhkanTeori Evolusi Darwin.

* Kelemahan teori evolusi Darwin menurut Harun Yahya

Page 5: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

Dalam karyanya, Harun Yahya mengungkapkan bahwa Teori Evolusi yang dikemukakan oleh Darwin merupakan gagasan yang tidak ilmiah. Ada beberapa hal yang dijadikan dasar bagi Harun Yahya untuk membantah Teori Evolusi Darwin.

* Yang pertama, masih minimnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologipada masa Darwin dan Lamarck untuk menjelaskan fenomena asal usul kehidupan. Ilmu genetika dan biokimia pada masa Darwin belum ada sehingga mempersempit penjelasan Darwin tentang evolusi dari sudut pandang genetika dan biokimia.

* Yang kedua, komposisi dan susunan unsur genetik pada makhluk hidup yang sangat rumit menunjukkan ketidakabsahan mekanisme evolusi kehidupan. Menurut Harun Yahya, kerumitan yang ada dalam setiap unsur genetik tersebut merupakan hasil rancangan Sang Pencipta alam semesta ini.

* Yang Ketiga, Harun Yahya juga mengungkapkan kelemahan-kelemahan bukti evolusi yang dikemukakan oleh Darwin, salah satunya dari catatan fosil. Dari berbagai fosil yang ditemukan, tidak ada satu pun fosil yang menunjukkan bentuk transisi yang dapat dijadikan sebagai petunjuk proses evolusi. Di samping itu, perbandingan anatomi menunjukkan bahwa spesies yang diduga telah berevolusi dari spesies lain ternyata memiliki ciri-ciri anatomi yang sangat berbeda, sehingga mereka tidak mungkin menjadi nenek moyang dan keturunannya.

* Yang keempat mengenai seleksi alam, Harun Yahya mengungkapkan bahwa tidak pernah ada satu spesies pun yang mampu menghasilkan spesies lain melalui mekanisme seleksi alam. Sebagai contoh, masih ingatkah kalian tentang evolusi kupu-kupu Biston betularia di Inggris?

Menurut Harun Yahya, terbentuknya kupu-kupu Biston betularia bersayap gelap yang terjadi pada pada awal revolusi industri di Inggris sebenarnya tidak ada. Cerita sebenarnya adalah pada awalnya warna kulit batang pohon di Inggris benar-benar terang. Oleh karena itu, kupu-kupu berwarna gelap yang hinggap pada pohon-pohon tersebut mudah terlihat oleh burung-burung pemangsa, sehingga mereka memiliki kemungkinan hidup yang rendah. Lima puluh tahun kemudian akibat polusi, warna kulit kayu menjadi lebih gelap dan saat itu kupu-kupu berwarna cerah menjadi mudah diburu. Akibatnya, jumlah kupu-kupu berwarna cerah berkurang, sementara populasi kupu-kupu berwarna gelap meningkat karena tidak mudah terlihat oleh pemangsa.

Dalam kasus ini, Harun Yahya menganggap bahwa tidak terjadi perubahan warna sayap kupu-kupu yang diturunkan. Namun, yang terjadi sebenarnya adalah jumlah kupu-kupu yang berwarna cerah telah banyak dimangsa oleh burung-burung pemangsa, sehingga jumlah kupu-kupu berwarna cerah lebih sedikit dibanding kupu-kupu yang berwarna lebih gelap.

Page 6: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

* Yang kelima, ialah satu pokok pikiran Teori Evolusi yang juga tak luput dari bantahan Harun Yahya adalah tentang mutasi. Di dalam pandangan evolusi Darwin, mutasi dikatakan sebagai proses yang memunculkan spesies baru yang berbeda dari tetuanya. Harun Yahya menentang pandangan yang menyatakan bahwa mutasi dapat bersifat menguntungkan, tetapi pada kenyataannnya setiap mutasi bersifat membahayakan. Lalu, Harun Yahya mengajukan tiga alasan utama mengapa mutasi tidak dapat dijadikan bukti pendukung evolusi:

1. Tidak pernah ditemukan mutasi yang bermanfaat, karena mutasi terjadi secara acak dan akan merusak susunan dan komposisi materi genetik.

2. Mutasi tidak menambahkan informasi genetik yang baru, tetapi hanya bersifat merubah atau merusak yang dapat mengakibatkan ketidaknormalan.

3. Agar dapat diwariskan pada generasi selanjutnya, mutasi harus terjadi pada sel-sel reproduksi organisme.

Jadi, kesimpulannya teori evolusi darwin ditentang oleh teori evolusi yang dikemukakan oleh Harun Yahya. Menurut pandangan Harun Yahya, konsep kehidupan yang berasal dari benda mati bertentangan dengan hukum dasar biologi. Gagasan tersebut mengandung arti bahwa makhluk hidup yang pertama kali muncul di bumi berasal dari kehidupan yang ada sebelumnya, dan bukan dari benda mati yang dikemukakan oleh Charles Darwin. Harun Yahya berpendapat bahwa di alam semesta ini ada pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Harun Yahya juga menemukan kelemahan teori evolusi Charles Darwin, yaitu tentang komponen dan penyusun unsur genetik, catatan fosil, seleksi alam, dan mutasi.

http://f0ry0uguys.blogspot.com/2013/05/teori-evolusi-harun-yahya-yang.html

Pendapat Ahli dan Penemuan-penemuan Ilmiah Berkaitan dengan Teori Evolusi Charles Darwin

Secara umum, tanggapan ahli lain terhadap teori Darwin adalah:

a. Mendapat tantangan terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan (Universal Creation).

b. Mendapat pembelaan dari penganut Darwin antara lain , Yoseph Hooker dan Thomas Henry Huxley (1825-1895).

c. Mendapat kritik dan pengkayaan dari banyak ahli antara lain Morgan (1915), Fisher (1930), Dobzhansky (1937), Goldschmidt (1940) dan Mayr (1942).

Page 7: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

......... Salah satu seseorang yang mengkritik sekaligus menentang secara tajam pemikiran Darwin ini adalah Harun Yahya. Harun Yahya yang mempunyai nama asli Adnan Oktar ini dilahirkan di Ankara pada tahun 1956.

.......... Didalam E-Book nya, yang di download pada tanggal 18-03-2012 melalui situs id.harunyahya.com, Yahya yang merupakan seorang penulis dan kreasionis islam asal Turki ini menuliskan bahwa, di saat gema buku Darwin tengah berkumandang, seorang ahli botani Austria bernama Gregor Mendel menemukan hukum penurunan sifat pada tahun 1865. Meskipun tidak banyak dikenal orang hingga akhir abad ke-19, penemuan Mendel mendapat perhatian besar di awal tahun 1900-an. Inilah awal kelahiran ilmu genetika. Beberapa waktu kemudian, struktur gen dan kromosom ditemukan. Pada tahun 1950-an, penemuan struktur molekul DNA yang berisi informasi genetis menghempaskan teori evolusi ke dalam krisis. Alasannya adalah kerumitan luar biasa dari kehidupan dan ketidakabsahan mekanisme evolusi yang diajukan Darwin.

.......... Perkembangan ini seharusnya membuat teori Darwin terbuang dalam keranjang sampah sejarah. Namun ini tidak terjadi, karena ada kelompok-kelompok tertentu yang bersikeras merevisi, memperbarui dan mengangkat kembali teori ini pada kedudukan ilmiah. Kita dapat memahami maksud upaya-upaya tersebut hanya jika menyadari bahwa di belakang teori ini terdapat tujuan ideologis, bukan sekadar kepentingan ilmiah.

.......... Teori Darwin jatuh terpuruk dalam krisis karena hukum-hukum genetika yang ditemukan pada perempat pertama abad ke-20. Meskipun demikian, sekelompok ilmuwan yang bertekad bulat tetap setia kepada Darwin berusaha mencari jalan keluar. Mereka berkumpul dalam sebuah pertemuan yang diadakan oleh Geological Society of America pada tahun 1941. Ahli genetika seperti G. Ledyard Stebbins dan Theodosius Dobzhansky, ahli zoologi seperti Ernst Mayr dan Julian Huxley, ahli paleontologi seperti George Gaylord Simpson dan Glenn L. Jepsen, dan ahli genetika matematis seperti Ronald Fisher dan Sewall Right, setelah pembicaraan panjang akhirnya menyetujui cara-cara untuk “menambal sulam” Darwinisme.

.......... Kader-kader ini berfokus kepada pertanyaan tentang asal usul variasi menguntungkan yang diasumsikan menjadi penyebab makhluk hidup berevolusi —sebuah masalah yang tidak mampu dijelaskan oleh Darwin sendiri dan dielakkan dengan bergantung pada teori Lamarck. Gagasan mereka kali ini adalah “mutasi acak” (random mutations). Mereka menamakan teori baru ini “Teori Evolusi Sintetis Modern” (The Modern Synthetic Evolution Theory), yang dirumuskan dengan menambahkan konsep mutasi pada teori seleksi alam Darwin. Dalam waktu singkat, teori ini dikenal sebagai “neo-Darwinisme” dan mereka yang mengemukakannya disebut “neo-Darwinis”.

Page 8: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

.......... Beberapa dekade berikutnya menjadi era perjuangan berat untuk membuktikan kebenaran neo-Darwinisme. Telah diketahui bahwa mutasi — atau “kecelakaan” — yang terjadi pada gen-gen makhluk hidup selalu membahayakan. Neo-Darwinis berupaya memberikan contoh “mutasi yang menguntungkan” dengan melakukan ribuan eksperimen mutasi. Akan tetapi semua upaya mereka berakhir dengan kegagalan total.

.......... Mereka juga berupaya membuktikan bahwa makhluk hidup pertama muncul secara kebetulan di bawah kondisi-kondisi bumi primitif, seperti yang diasumsikan teori tersebut. Akan tetapi eksperimen-eksperimen ini pun menemui kegagalan. Setiap eksperimen yang bertujuan membuktikan bahwa kehidupan dapat dimunculkan secara kebetulan telah gagal. Perhitungan probabilitas membuktikan bahwa tidak ada satu pun protein, yang merupakan molekul penyusun kehidupan, dapat muncul secara kebetulan. Begitu pula sel, yang menurut anggapan evolusionis muncul secara kebetulan pada kondisi bumi primitif dan tidak terkendali, tidak dapat disintesis oleh laboratorium-laboratorium abad ke-20 yang tercanggih sekalipun.

.......... Teori neo-Darwinis telah ditumbangkan pula oleh catatan fosil. Tidak pernah ditemukan di belahan dunia mana pun “bentuk-bentuk transisi” yang diasumsikan teori neo-Darwinis sebagai bukti evolusi bertahap pada makhluk hidup dari spesies primitif ke spesies lebih maju. Begitu pula perbandingan anatomi menunjukkan bahwa spesies yang diduga telah berevolusi dari spesies lain ternyata memiliki ciri-ciri anatomi yang sangat berbeda, sehingga mereka tidak mungkin menjadi nenek moyang dan keturunannya.

.......... Neo-Darwinisme memang tidak pernah menjadi teori ilmiah, tapi merupakan sebuah dogma ideologis kalau tidak bisa disebut sebagai semacam "agama". Oleh karena itu, pendukung teori evolusi masih saja mempertahankannya meskipun bukti-bukti berbicara lain. Tetapi ada satu hal yang mereka sendiri tidak sependapat, yaitu model evolusi mana yang “benar” dari sekian banyak model yang diajukan. Salah satu hal terpenting dari model-model tersebut adalah sebuah skenario fantastis yang disebut “punctuated equilibrium”.

.......... Sebagian besar ilmuwan yang mempercayai evolusi menerima teori neo-Darwinis bahwa evolusi terjadi secara perlahan dan bertahap. Pada beberapa dekade terakhir ini, telah dikemukakan sebuah model lain yang dinamakan “punctuated equilibrium”. Model ini menolak gagasan Darwin tentang evolusi yang terjadi secara kumulatif dan sedikit demi sedikit. Sebaliknya, model ini menyatakan evolusi terjadi dalam “loncatan” besar yang diskontinu.

.......... Pembela fanatik pendapat ini pertama kali muncul pada awal tahun 1970-an. Awalnya, dua orang ahli paleontologi Amerika, Niles Eldredge dan Stephen Jay

Page 9: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

Gould, sangat sadar bahwa pernyataan neo-Darwinis telah diruntuhkan secara absolut oleh catatan fosil. Fosil-fosil telah membuktikan bahwa makhluk hidup tidak berasal dari evolusi bertahap, tetapi muncul tiba-tiba dan sudah terbentuk sepenuhnya. Hingga sekarang neo-Darwinis senantiasa berharap bahwa bentuk peralihan yang hilang suatu hari akan ditemukan. Eldredge dan Gould menyadari bahwa harapan ini tidak berdasar, namun di sisi lain mereka tetap tidak mampu meninggalkan dogma evolusi. Karena itulah akhirnya mereka mengemukakan sebuah model baru yang disebut punctuated equilibrium tadi. Inilah model yang menyatakan bahwa evolusi tidak terjadi sebagai hasil dari variasi minor, namun dalam per-ubahan besar dan tiba-tiba.

.......... Model ini hanya sebuah khayalan. Sebagai contoh, O.H. Shindewolf, seorang ahli paleontologi dari Eropa yang merintis jalan bagi Eldredge dan Gould, menyatakan bahwa burung pertama muncul dari sebutir telur reptil, sebagai “mutasi besar-besaran” (gross mutation), yakni akibat “kecelakaan” besar yang terjadi pada struktur gen.6 Menurut teori tersebut, seekor binatang darat dapat menjadi paus raksasa setelah mengalami perubahan menyeluruh secara tiba-tiba. Pernyataan yang sama sekali bertentangan dengan hukum-hukum genetika, biofisika dan biokimia ini, sama ilmiahnya dengan dongeng katak yang menjadi pangeran! Dalam ketidakberdayaan karena pandangan neo-Darwinis terpuruk dalam krisis, sejumlah ahli paleontologi pro-evolusi mempercayai teori ini, teori baru yang bahkan lebih ganjil daripada neo-Darwinisme itu sendiri.

.......... Satu-satunya tujuan model ini adalah memberikan penjelasan untuk mengisi celah dalam catatan fosil yang tidak dapat dijelaskan model neo-Darwinis. Namun, usaha menjelaskan kekosongan fosil dalam evolusi burung dengan pernyataan bahwa “seekor burung muncul tiba-tiba dari sebutir telur reptil” sama sekali tidak rasional. Sebagaimana diakui oleh evolusionis sendiri, evolusi dari satu spesies ke spesies lain membutuhkan perubahan besar informasi genetis yang menguntungkan. Akan tetapi, tidak ada mutasi yang memperbaiki informasi genetis atau menambahkan informasi baru padanya. Mutasi hanya merusak informasi genetis. Dengan demikian, “mutasi besar-besaran” yang digambarkan oleh model punctuated equilibrium hanya akan menyebabkan pengurangan atau perusakan “besar-besaran” pada informasi genetis.

.......... Lebih jauh lagi, model punctuated equilibrium runtuh sejak pertama kali muncul karena ketidakmampuannya menjawab pertanyaan tentang asal usul kehidupan; pertanyaan serupa yang menggugurkan model neo-Darwinis sejak awal. Karena tidak satu protein pun yang muncul secara kebetulan, perdebatan mengenai apakah organisme yang terdiri dari milyaran protein mengalami proses evolusi secara “tiba-tiba” atau “bertahap” tidak masuk akal.

2.4 Teori Evolusi dari sudut pandang Agama Islam

Page 10: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

Sejak munculnya teori Evolusi pada tahun 1859 oleh Darwin, teori ini telah mendapat banyak dukungan maupun kritikan bahkan cacian dari berbagai kalangan. Pihak-pihak yang mendukung teori ini antara lain seperti, Yoseph Hooker dan Thomas Henry Huxley (1825-1895). Kemudian ihak-pihak yang mengkritik teori darwin ini sekaligus membenahinya seperti Morgan (1915), Fisher (1930) Dobzhansky (1937), Goldschmidt (1940), dan Mayr (1942). Selain mendapatkan dukungan dan pengembangan oleh beberapa orang, teori darwin ini juga mendapatkan tentangan dari golongan agama dan penganut paham teori penciptaan (Universal Creation).

........ Harun Yahya dalam e-book nya yang berjudul “keruntuhan teori evolusi” menyebutkan bahwa teori evolusi darwin ini tidak hanya sekadar konsep biologi. Akan tetapi teori evolusi ini telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Filsafat yang disebut harun yahya dalam bukunya tersebut adalah filsafat materialisme. Filsafat materialisme menurutnya mengandung sejumlah pemikiran penuh kepalsuan tentang mengapa dan bagaimana manusia muncul dimuka bumi. Materialisme mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu selain materi dan materi adalah esensi dari segala sesuatu baik yang hidup maupun tak hidup. Yahya juga mengatakan bahwa dengan mereduksi segala sesuatu ke tingkat materi, teori ini mengubah manusia menjadi makhluk yang hanya berorientasi kepada materi dan berpaling dari nilai-nilai moral. Materialisme mengingkari adanya Sang Pencipta, sehingga filsafat materialisme merupakan awal dari bencana besar yang akan menimpa hidup manusia.

Salah satu dari kritik Harun Yahya seperti yang telah dijelaskan diatas, merupakan suatu hal yang mengisyaratkan bahwa Teori Evolusi Darwin masih menimbulkan banyak tanda tanya pada banyak pihak. Dalam islam misalnya, Agama Islam dengan tegas menolak teori yang diajukan oleh Darwin tersebut dalam Al-Qur’an Surat AL-Baqarah: 30 disebutkan,

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah 30)

Pada bagian surat “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi. Ayat ini adalah penjelasan dari penciptaannya Nabi Adam. Kata khalifah pada ayat diatas mempunyai banyak arti seperti pemimpin/pengganti /penerus. Dalam Beberapa tafsir disebutkan bahwa kata khalifah pada ayat tersebut diartikan sebagai pengganti. Dengan kata lain, adam merupakan pengganti dari makhluk sebelumnya

Page 11: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

yang mempunyai sifat saling membunuh. Seperti yang dijelaskan pada bagian ayat yang selanjutnya.

Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.

Ada beberapa sumber yang menjelaskan mengenai kecocokan antara temuan-temuan ilmiah dengan apa yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an. Pada website http://f-adikusumo.staff.ugm.ac.id/artikel/manusia2.html yang diakses pada tanggal 20-03-2012, memaparkan bahwa Terwujudnya alam semesta ini berikut segala isinya diciptakan oleh Allah dalam waktu enam masa. hal ini sesuai dengan firman Allah :

.......... "Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada iantara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas Arsy (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah itu kepada Yang Maha Mengetahui." (QS. Al Furqaan (25) : 59)

.......... Keenam masa itu adalah Azoikum, Ercheozoikum, Protovozoikum, Palaeozoikum, Mesozoikum, dan Cenozoikum. Dari penelitian para ahli, setiap periode menunjukkan perubahan dan perkembangan yang bertahap menurut susunan organisme yang sesuai dengan ukuran dan kadarnya masing-masing. (tidak berevolusi).

......... "...dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya" (QS. Al Furqaan (25) : 2)

......... Dari perpaduan antara Al Qur’an dengan hasil penelitian ini maka teori evolusi Darwin tidak dapat diterima. Dari penelitian membuktikan bahwa kurun akhir (cenozoikum) adalah masa dimana mulai muncul manusia yang berbudaya dan Allah menciptakan lima kurun sebelumnya lengkap dengan segala isinya adalah untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh manusia. Hal ini dijelaskan oleh Allah di dalam salah satu firman-Nya :

.......... "Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui atas segala sesuatu" (QS Al Baqarah (2) : 29)

Kemudian di dalam surat Al Baqarah ayat 31 s/d 32 Allah berfirman :

.......... "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman : ‘Sebutlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!’. Mereka menjawab : ‘Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain

Page 12: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

daripada apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. Al Baqarah (2) : 31-32)

.......... Untuk memelihara kelebihan ilmu yang dimiliki oleh Adam a.s maka Allah berkenan menurunkan kepada semua keturunan adam agar derajat mereka lebih tinggi daripada makhluk yang lain. Apabila kita menilik kepada literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah antropologi, maka akan tampak sekali keragu-raguan dari para ahli antropologi sendiri, apakah Homo Sapiens itu benar-benar berasal dari Pithecanthropus dan Sinanthropus ? Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya para ahli mengambil kesimpulan bahwa Pithecanthropus dan Sinanthropus bukanlah asal (nenek moyang) dari Homo Sapiens (manusia), tetapi keduanya adalah makhluk yang berkembang dengan bentuk pendahuluan yang mirip dengan manusia kemudian musnah.

.......... "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata : ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’. Tuhan berfirman : ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tdak kamu ketahui’."(QS. Al Baqarah (2) : 30)

.......... Dari ayat ini banyak mengandung pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat diatas. Dalam literatur Antropologi memang ada jawabannya yaitu sebelum manusia Homo Sapiens (manusia berbudaya) memang ada makhluk yang mirip dengan manusia yang disebut Pthecanthropus, Sinanthropus, Neanderthal, dan sebagainya yang tentu saja karena mereka tidak berbudaya maka mereka selalu berbuat kerusakan seperti yang dilihat para malaikat.

.......... Nama-nama mkhluk yang diungkapkan para ahli antropologi diatas dapat pula ditemui dalam pendapat para ahli mufassirin. Salah satu diantaranya adalah Ibnu Jazir dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan :"Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam a.s diciptakan adalah Al Jan yang kerjanya suka berbuat kerusuhan"

http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-63809-Makalah-Teori%20Evolusi%20Dari%20Sudut%20Pandang%20Ilmu%20Pengetahuan%20dan%20Agama%20Islam.html

Teori Evolusi dan Bantahan John HawksWednesday, 4 April 2012

Page 13: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

Teori Evolusi dan Bantahan John Hawks - Evolusi (dalam pemahaman biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusiterjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.

Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik (Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.

Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilakan spesies-spesies yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.

Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu.

Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh CHARLES DARWIN, On The Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori Pewarisan Mendel, membentuk Sintesis Evolusi Modern yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di

Page 14: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

mana hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles. Namun demikian, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.

BANTAHAN JOHN HAWKS

Pandangan tentang salahnya teori evolusi manusia berasal dari kera, diungkap seorang peneliti antropologi kepurbakalaan. Seorang Professor dan Peneliti Paleoantropologi dari Associate Professor of Anthropology di University of Wisconsin, John Hawks, mengungkapkan bahwa manusia bukanlah keturunan monyet, kera atau keduanya.

"Saya tidak tahu mengapa begitu banyak orang yang menerima dan mengajarkan teori evolusi yang merusak

sistematika filogenetik ini," ungkapnya dalam situs pribadinya, Johanhawks.net, Ahad (18/3).Filogeni adalah hubungan antara spesies yang berbeda. sistematika filogenetik, jelas dia, berpendapat bahwa aturan pengelompokan (taksonomi) pada jenis manusia harus mencerminkan filogeninya.

Hasil dalam antropologi adalah bahwa manusia tidak masuk dalam antropologi yang dikategorikan ke dalam simpanse, gorila, dan orangutan atau diistilahkan 'pongids'. Manusia juga tidak bisa masuk dalam kelompok 'Hominidae' yang mencakup orangutan, simpanse, bonobo, dan gorila. Karena memiliki taksonomi yang berbeda. Akhirnya, semua ini sangat kontroversial.

  Sistematika filogenetik, jelas Hawks, menyatakan bahwa kelompok taksonomi harus memiliki keturunan satu nenek moyang (monofiletik). Ini berarti manusia harus memiliki satu nenek moyang yang telah sempurna menjadikan mereka seperti bentuk saat ini. Secara tidak lagsung, Hawks mengungkapkan adanya sosok Adam dan Hawa di sana.

Sedangkan, menurut dia, simpanse, Gorila, bonobo, orangutan, dan owa adalah kera. Para peneliti menyebut mereka sebagai kera besar. Hawks mengungkapkan, mereka tidak bisa masuk dalam monofiletik manusia. "Ini artinya, manusia bukanlah berasal usul dari kera atau pun perubahan dari mereka," ungkapnya.

Page 15: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

Sebenarnya apa yang disampaikan Hawks dan dari tim  penelitiannya ini sudah disebutkan dalam Alquran dan Alkitab. Alquran sendiri dalam surah Attin, mengungkapkan, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya," (QS. Attin: 4-5)“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri (Adam), dan dari padanya Allah menciptakan isterinya (Hawa); dan dari pada keduanya Allah memberi keturuanan manusia laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu”. (QS. An-Nisaa’:1). 

http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2012/04/teori-evolusi-dan-bantahan-john-hawks.html

Kontradiksi Teori Evolusi dengan Ajaran-Ajaran Agama

Sebagian pemikir Barat mengangkat pembahasan kontradiksi antara teori Evolusi dan ajaran agama ini. Mereka berasumsi bahwa lahiriah ayat-ayat Kitab Suci Perjanjian Lama, kitab Kejadian yang menegaskan independensi penciptaan manusia bertentangan dengan teori Evolusi yang mengklaim gradualisasi keterwujudan manusia. Sebagai contoh, seorang pendeta yang bernama Willber Mourie pernah menyerang teori Darwinisme di hadapan masyarakat Inggris dengan pedas seraya berkata, “Konsep pilihan natural secara mutlak bertentangan dengan firman Tuhan.”

Dalam menanggapi kontradiksi ini, para pemikir muslim dan non-muslim mengambil sikap dan menampakkan reaksi yang beraneka ragam berikut ini.

Reaksi Para Pemikir Barat tentang Penciptaan Manusia

1. Pendapat Charles Hodge

Charles Hodge adalah salah seorang pemikir konservatif berkebangsaan Amerika yang berasal dari kalangan Seminari Princeton. Karena keyakinannya yang khusus terhadap Kitab Suci, Hodge tidak menyerah di hadapan teori Evolusi. Ia membedakan antara hakikat penting yang telah diberikan kepada para rasul dan diajarkan kepada umat manusia dan antara keyakinan-keyakinan yang diyakini masyarakat lantaran sebuah hasil kesepakatan. Akhirnya, ia membela teori astrologi yang dicetuskan oleh Coppernic. Hal ini karena meskipun para penulis Kitab Suci meyakini bahwa bumi adalah pusat alam semesta, akan tetapi mereka tidak pernah memberikan pengajaran demikian. Hodge tidak menerima teori Evolusi manusia lantaran teori ini bertentangan dengan ajaran Kitab Suci dan para rasul.

2. Pendapat James Mccosh

Page 16: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

James Mccosh adalah seorang filosof berkebangsaan Skotlandia dan rektor universitas Princeton. Ia berkata, “Tuhan tidak hanya menentukan program permulaan untuk seluruh jenjang kesempurnaan. Akan tetapi, setelah itu, Dia juga meneruskan program-Nya melalui suatu realita yang dalam pandangan kita adalah suatu perkembangan yang bekerja secara otomatis. Perubahan aksidental yang tidak bisa dicerna dan dijelaskan oleh Darwin sangat mungkin merupakan sebuah akibat dari campur tangan dan pilihan bersifat supra natural yang dimiliki oleh Dzat Pengatur yang sangat berpengaruh. Dzat ini mengarahkan seluruh perubahan yang—pada lahiriahnya—bersifat aksidental sesuai dengan maksud dan kehendak diri-Nya.”

3. Pendapat Para Pemikir Fundamentalis

Berbeda dengan kaum konservatif, para pemikir fundamentalis meyakini kemaksuman Kitab Suci. Mereka juga meyakini bahwa Al-Masih telah wafat dan akan kembali lagi ke dunia ini. Para pemikir fundamentalis yang lebih ekstrim tidak hanya menyerang teori Evolusi habis-habisan. Mereka juga menolak seluruh ilmu pengetahuan modern dan menganggapnya sebagai sebuah realita materialis dan atheis.

4. Pendapat Aliran Kristen Katholik

Aliran Katholik tidak hanya meyakini bahwa hakikat wahyu tersembunyi dalam Kita Suci. Aliran ini juga meyakini bahwa interpretasi gereja yang berlandaskan pada ijtihad juga termasuk bagian dari hakikat ini. Atas dasar ini, Kristen Katholik memiliki persepsi bahwa Kitab Suci memiliki tingkatan dan sisi yang beraneka ragam. Oleh karena itu, agama ini memperkenankan kita menakwilkan ayat dan ungkapan-ungkapan Kitab Suci yang masih ambigu (mutasyabih). Meskipun penolakan yang tegas terhadap teori Evolusi adalah reaksi pertama yang diambil oleh Roma, akan tetapi lama kelamaan teori ini memperoleh tempat yang semakin luas dalam agama Katholik. Lantara adanya keyakinan asli dan resmi dalam agama Katholik tersebut, agama ini terpaksa harus memisahkan ajaran Kitab Suci dari seluruh persepsi dan keyakinan yang non-resmi dan sampingan itu, dan lantas memperkenalkan keyakinan kategori kedua sebagai sebuah keyakinan yang memuat keyakinan ilmiah para penulis Kitab Suci yang tidak benar.

5. Keyakinan Para Pemikir Modernis

Golongan ini menyatakan bahwa Kitab Suci adalah hasil tulisan tangan manusia biasa, bukan wahyu Ilahi yang secara langsung diwahyukan kepada manusia. Artinya, pengalaman suluk dan usaha manusia untuk mencari Tuhan, perjalanan kesempurnaan ide-ide (Ilahi), dan kesempurnaan kalbu agamis (dalam dirinya) memaksanya untuk menulis Kitab Suci tersebut. Menurut keyakinan para pemikir ini, Kitab Suci bukanlah sebuah kitab ilham atau kita yang ditulis berdasarkan ilham Ilahi. Meskipun demikian, Kitab Suci dapat memancarkan ilham. Bab permulaan kitab Keluaran berisi penjelasan poetikal tentang akidah agama berkenaan dengan kebutuhan manusia kepada Tuhan dan juga memuat ungkapan literar yang teratur tentang sistem alam semesta yang lebih bagus. Atas dasar ini, golongan ini tidak pernah kebingungan menyikapi isu kontradiksi antara ilmu pengetahuan modern

Page 17: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

dan ajaran Kitab Suci. Karena hal yang penting bagi mereka adalah keyakinan terhadap Tuhan dan Makrifatullah, bukan terhadap teks Kitab Suci.

6. Pandangan Sistem Ketuhanan Moderat

Founder sistem ketuhanan ini adalah Friedrich Schleiermacher, seorang filosof dan teolog berkebangsaan Jerman. Menurut keyakinannya, pondasi agama bukan ajaran wahyu seperti diyakini oleh kaum konvensionalis dan juga bukan akal yang telah berpengetahuan seperti diyakini oleh sistem ketuhanan natural. Atas dasar ini, kelompok ini memperkenalkan pengalaman beragama sebagai pondasi untuk menjustifikasi keyakinan-keyakinan agama. Kecenderungan pemikiran ini adalah hasil penelitian dan riset yang pernah dilakukan terhadap Kitab Suci. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa kitab Perjanjian Lama berisi kumpulan riwayat-riwayat yang berhubungan dengan beberapa periode yang berbeda-beda dan kitab Perjanjian Baru hanya memuat sejarah kehidupan Al-Masih dan ditulis setengah abad setelah ia disalib. Lebih mengutamakan etika dan nilai-nilai etis dalam beragama adalah satu peristiwa sosial lain yang menyebabkan kemunculan sistem ketuhanan yang beraliran moderat ini.

Dengan seluruh penjelasan ini, kita dapat memahami persepsi sistem ketuhanan moderat tentang teori Evolusi. Pemahaman yang moderat dari ajaran Kitab Suci memberikan peluang yang sangat luas baginya untuk mengutarakan kesepakatan tanpa syarat dengan bukti-bukti ilmiah teori Evolusi. Akan tetapi, kesepakatan ini tidak lantas membuahkan kritik yang fundamental terhadap seluruh keyakinan agama. Hal ini lantaran kelompok ini hanya mencari landasan ketuhanan dalam relung kalbu, bukan dalam sistem ketuhanan rasional atau tekstual.

7. Aliran-Aliran Filsafat Natural

Beberapa kelompok yang telah dipaparkan di atas meyakini theisme (khoda-shenasi) agamis dan logis. Sebagian dari kelompok tersebut sedikit banyak telah berusaha untuk menyelematkan Kitab Suci dari kehancuran yang sedang mengancam. Di kalangan masyarakat Barat, terdapat beberapa interpretasi dan persepsi yang—secara mutlak—mengingkari theisme agamis. Sebagai contoh, Darwin lantaran keyakinan yang ambigu terhadap sebuah kekuatan yang maha tinggi pada saat menulis buku Mansha’-e Anva’ tertimpa keyakinan agnostik tentang masalah-masalah agama. Hackselly lantaran tidak menerima argumentasi kekokohan ciptaan alam semesta meyakini bahwa manusia adalah hasil ciptaan kekuatan-kekuatan yang tidak bertujuan. Herbert Spencer menggunakan agnostisme transformistis dalam membentuk sebuah sistem yang komprehensif. Dan lebih penting dari semua itu adalah peluluh-lantakkan nilai-nilai etis yang pernah dilakukan oleh Friedrich Nitczhe.

Reaksi Para Pemikir Muslim tentang Penciptaan Manusia

Di era seratus tahun terakhir ini, para pemikir, penafsir, dan intelektual muslim juga menampakkan reaksi dan sikap yang berbeda-beda dalam menanggapi teori Transformisme, khususnya teori Evolusi Darwin.

Page 18: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

Berkenaan dengan hubungan teori Transformisme dengan ayat-ayat Al-Qur’an, pertanyaan yang mencuat adalah apakah kita dapat menyesuaikan teori ini dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan penciptaan manusia? Apakah manusia memiliki penciptaan yang bersifat derivatif (berasal dari yang lain)? Apakah ayat-ayat Al-Qur’an memiliki indikasi bahwa ciptaan manusia adalah derivasi dari makhluk hidup yang lain atau dari Al-Qur’an hanya dapat dipahami penciptaan manusia yang bersifat independen?

Sebagian pemikir muslim meyakini bahwa lahiriah sebagian ayat Al-Qur’an menyatakan derivasi penciptaan manusia dan mengindikasikan teori Transformisme dengan cukup tegas. Sementara itu, sekelompok pemikir muslim yang lain menentang pendapat kelompok pertama dan meyakini bahwa lahiriah, bahkan penegasan ayat Al-Qur’an menyatakan independensi penciptaan manusia. Akan tetapi, ada kelompok pemikir muslim ketiga yang mengambil langkah dengan lebih hati-hati dan meyakini bahwa ayat Al-Qur’an memiliki indikasi lahiriah pada kedua konsep itu. Paling tidak mereka tidak bisa mengambil kesimpulan yang bertentangan dengan teori Darwin dari ayat Al-Qur’an. Atau mereka memisahkan bahasa Al-Qur’an dari ruang lingkup bahasa ilmu pengetahuan dan menyelesaikan kontradiksi yang terjadi antara keduanya secara mendasar, filosofis, dan lenguistik.

Pada kesempatan ini, kami akan memaparkan beberapa pandangan dan persepsi para pemikir muslim tersebut.

Pandangan Dr. Sahabi dan Ir. Bazargan

Dr. Sahabi dan kemudian diikuti oleh Ir. Bazargan menegaskan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an tentang penciptaan manusia tidak hanya kontradiksi dengan teori Evolusi Darwin. Akan tetapi, Islam selalu sejalan dengan perkembangan-perkembangan ilmiah. Dalam prolog buku Khelqat-e Insan, Dr. Sahabi menulis, “Filsafat materialis memaparkan teori Darwin dengan tidak benar dan menyatakan bahwa teori ini mengingkari keberadaan Tuhan. Secara otomatis, pemaparan semacam ini menimbulkan reaksi keras dari kalangan kaum monotheis dan para tokoh gereja sehingga mereka memfonis teori evolusi spesies yang berlangsung secara gradual itu sebagai kafir dan menyesatkan. Penentangan semacam ini juga merambat ke dunia Islam sehingga teori Transformisme dianggap sebagai sebuah teori yang menentang keyakinan dan ajaran agama. Dalam hal ini, keyakinan agama banyak terpengaruh oleh keyakinan fiktif dan dogmatis Taurat tentang penciptaan manusia. Padahal, Al-Qur’an sendiri meyakini penciptaan makhluk hidup yang berlangsung secara gradual sebagai sebuah sunah yang telah diterima dalam sistem penciptaan alam semesta. Mengingkari konsep kebersinambungan seluruh makhluk dan membela ajaran Taurat yang telah mengalami distorsi adalah sebuah stempel kebatilan yang telah kita capkan sendiri di atas kebenaran agama kita.”

Di bagian pertama bukunya, Dr. Sahabi memaparkan bukti dan saksi tentang evolusi spesies dan mengkritisi tiga contoh analisa komparatif, embriologis, dan paleontologis. Sementara itu, di bagian kedua bukunya, ia memaparkan berbagai ayat Al-Qur’an tentang penciptaan manusia dan seluruh makhluk, dan lantas menganalisa tiga masalah fundamental berikut ini: 

Page 19: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

Apakah manusia dan Adam dalam Al-Qur’an memiliki satu arti? Menurut pandangan Al-Qur’an, apakah manusia memiliki penciptaan yang independen? Dengan mukadimah apakah penciptaan Adam terlaksana?

 Poin-poin utama pandangan Dr. Sahabi adalah berikut ini:

 1. Teori Transformisme; yaitu perubahan gradual sifat dan karakteristik makhluk hidup, pernah dipaparkan oleh sebagian ulama Islam. Konsep penciptaan manusia yang bersifat khusus dan independen adalah sebuah kisah fiktif yang berhasil menyusup di kalangan para ulama dan mufasir muslim dari riwayat palsu kitab Taurat dan dogma Israiliyyat tentang penciptaan manusia.

 2. Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab samawi yang belum mengalami distorsi dan berada di tangan umat manusia. Seluruh isi kitab ini sesuai dengan ilmu pengetahuan, hakikat, dan kemaslahatan. Atas dasar ini, kita jangan memperkenalkan Islam suci ini—yang bertujuan membina seluruh kemampuan manusia untuk mengenal hakikat alam semesta dan menggapai kesempurnaan dan kebahagiaan abadi—sebagai sebuah kumpulan agama yang berisi ajaran khurafat.

3. Pembahasan tentang transformasi dan evolusi makhluk hidup yang berlangsung secara gradual dan berkesinambungan ini adalah salah satu ajaran yang tidak mengandung kontradiksi dalam ajaran Al-Qur’an dan penemuan-penemuan ilmiah modern.

 4. Dalam Al-Qur’an, kosa kata “insan” disebutkan sebagai sebuah arti yang bersifat umum dan kosa kata “Adam” hanya disebutkan sebagai sebuah nama khusus. Seperti dalam surah An-Najm, ayat 39 disebutkan, “Manusia tidak menanggung kecuali apa yang telah ia usahakan”, dan ayat, “Dan Kami berkata kepada Adam, ‘Diamlah kamu dan istrimu di surga’”. Dalam ayat ini, kosa kata “Adam” tidak disebutkan dengan menggunakan alif dan lam.

http://quran.al-shia.org/id/lib/23.htm

Towards a new definition of the theory of evolution

There are many excellent text books for undergraduates on the subject of evolution. One of the best is by Douglas Futuyma and is titled Evolution. The book is beautifully written. It is clear, concise, well-argued and all the salient points logically explained. It is almost a latter day On the Origin of Species written for the genetic age.

How does Futuyma define the currently accepted version of the theory of evolution? Straightaway in chapter one he states that ‘mutation and natural selection together

Page 20: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

cause adaptive evolution: mutation is not an alternative to natural selection, but rather its raw material’. We could find similar definitions in other literature but it is important here to understand the exact meaning of the word ‘mutation’. When trying to explain the evolutionary route from simple organisms to human beings we clearly need more than a re-mixing of established genes and a crop of regularly re-occurring mutations. What is needed is a steady supply of novel genes which could give rise to novel features. This is where the concept of the ‘copying error’ would come in. In 2009 The Royal Society in London produced a small booklet to celebrate the 150th anniversary of the publication of On the Origin of Species and in this booklet the meaning of ‘mutation’ in this context is made very clear: ‘We know that inherited variation is caused by changes in gene sequences of organisms, called mutations. They can arise from errors introduced when DNA is copied, and from damage due to background radiation or chemical reactions.’ And then as if to re-emphasize the point they go on to say ‘Sometimes errors result in the duplication of a gene….such that new functions can arise. Many examples of this process are known.’ So, we can be in no doubt that the currently accepted theory of evolution is about natural selection acting on the variety created by copying errors. Are there in fact any examples of this process? Let us now return to Futuyma. In chapter eight he states ‘Mutations occur at random.’ He explains that they are random in the sense that they are not influenced by the environment in which they would be advantageous. This is fine. But then he goes on to say

‘ .... although we may be able to predict the probability that a certain mutation will occur, we cannot predict which of a large number of gene copies will undergo the mutation.’ Futuyma gives examples of mutations in the text but all his examples are of regularly re-occurring mutations. Surely, mutations that regularly and reliably re-occur need not be viewed as copying errors? And surely Futuyma is viewing these phenomena at the wrong level? After all, we are not sat around looking at an individual gene in order to measure evolutionary change. We must view the whole population of that gene. This is really one of the very fundamentals of why evolution is so successful. Life’s genetic algorithms are going forward in parallel in vast numbers and only one of them has to come up with a good idea for that good idea to eventually spread to all the others. This discussion concerning the exact meaning of the word ‘mutation’ may seem like just a case of semantics but this is a vitally important point. Radio-active decay may be a random process when viewed at the level of an individual atom but when a large population of atoms is viewed then radio-active decay proceeds at an incredibly reliable, predictable, non-random rate measured in half-life’s. Surely, Futuyma must have at least considered the idea that the mutations required as the raw material for natural selection are actually non-random in their nature? He could then have considered the possibility that evolution does not rely on copying errors but is in fact an evolved, automated system. He seems to accept most of the tenets of the theory of the self-developing genome. He recognizes that mutations are the raw material of evolution. He accepts that there will be ‘mutator genes’, genes that influence the rate of mutation. He

Page 21: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

accepts that natural selection can act to maintain variety. He acknowledges that ‘neither natural selection nor genetic drift accounts for the origin of variation.’ He accepts the idea of the varying or variable environment. But he rejects the idea of the universality of mutator genes because ‘the mutator allele is likely to decline in frequency because copies of the allele are permanently associated with the mutations they cause, and far more mutations reduce than increase fitness’. And here is the last hurdle for Futuyma to jump over before entering the brave new world of automated evolution. The theory of the self-developing genome pays no regard to deleterious mutations. In the main these do not affect evolution and usually would get eliminated. The self-developing genome relies on useful variation already stored in the gene pool and further occasional useful variation caused by regularly re-occurring mutations. The mutator genes are always favored whichever gene is expressed because the mutator gene is maintaining useful variation. Futuyma concedes that such mutator alleles do actually occur and he cites the example of such genes seen in E. coli.

It is the rate and degree of variation that is being selected and this variation can be maintained in every organismic feature, from protein structure and neural connections to body size. Life on earth now has all the tools and building blocks required to explore all potentially available regions of biological Design Space.

The self-developing genome would lead to a new definition of evolution something like this:

Life on earth constitutes an interrelated network linked by common descent and universal systems. Natural selection has evolved systems that endow organisms and their species with a degree of plasticity which facilitates adaptation to an ever-varying or variable environment as an alternative to extinction. These systems, which maintain a defensive degree of variation at the lowest level of inheritance, can ultimately lead to increasing complexity and evolution due to the fact that lower level heritable units combine and cooperate within genomes to create functioning organisms. In other words, the genes that code for individual characteristics, which have evolved to exist in a limited and useful variable state, combine at the level of the organism in unique combinations with the potential for the emergence of novel or more complex characteristics. These new characteristics might become established in a vacant niche or could proliferate via natural selection. Evolutionary change is facilitated by the naturally occurring phenomenon of speciation.

http://www.darwinvsdawkins.com/

Page 22: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

Menuju definisi baru dari teori evolusi

Ada banyak buku teks yang sangat baik untuk sarjana tentang masalah evolusi . Salah satu yang terbaik adalah dengan Douglas Futuyma dan berjudul Evolution . Buku ini ditulis dengan indah . Hal ini jelas, singkat , baik berpendapat dan semua poin-poin penting secara logis menjelaskan . Hal ini hampir hari terakhir On the Origin of Species ditulis untuk usia genetik . 

Bagaimana Futuyma menentukan versi yang diterima saat ini dari teori evolusi ? Langsung dalam bab satu ia menyatakan bahwa ' mutasi dan seleksi alam bersama-sama menyebabkan evolusi adaptif : mutasi bukan merupakan alternatif seleksi alam , melainkan bahan bakunya ' . Kita bisa menemukan definisi yang sama dalam literatur lain tetapi penting di sini untuk memahami makna yang tepat dari kata ' mutasi ' . Ketika mencoba untuk menjelaskan rute evolusi dari organisme sederhana untuk manusia kita jelas

Page 23: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

membutuhkan lebih dari sebuah re - pencampuran gen didirikan dan tanaman secara teratur kembali terjadi mutasi . Apa yang dibutuhkan adalah pasokan gen baru yang dapat menimbulkan fitur baru . Di sinilah konsep ' menyalin error ' akan masuk Pada tahun 2009 The Royal Society di London menghasilkan sebuah buku kecil untuk merayakan ulang tahun ke 150 publikasi On the Origin of Species dan dalam hal ini Buklet arti ' mutasi ' dalam konteks ini dibuat sangat jelas : " Kita tahu bahwa variasi diwariskan disebabkan oleh perubahan dalam urutan gen dari organisme , yang disebut mutasi . Mereka bisa timbul dari kesalahan diperkenalkan ketika DNA disalin , dan dari kerusakan akibat radiasi latar belakang atau reaksi kimia . "Dan kemudian seolah-olah untuk menekankan kembali titik mereka pergi dengan mengatakan ' Kadang-kadang kesalahan mengakibatkan duplikasi gen .... sehingga fungsi baru dapat muncul . Banyak contoh dari proses ini dikenal . "Jadi , kita bisa tidak ragu bahwa teori yang diterima saat ini dari evolusi adalah tentang seleksi alam yang bekerja pada berbagai diciptakan oleh kesalahan menyalin . Apakah ada bahkan setiap contoh dari proses ini ? Mari kita kembali ke Futuyma . Dalam bab delapan ia menyatakan ' Mutasi terjadi secara acak . "Dia menjelaskan bahwa mereka adalah acak dalam arti bahwa mereka tidak dipengaruhi oleh lingkungan di mana mereka akan menguntungkan . Ini baik-baik saja . Tapi kemudian ia melanjutkan dengan mengatakan

' .... meskipun kita mungkin dapat memprediksi probabilitas bahwa mutasi tertentu akan terjadi , kita tidak bisa memprediksi sejumlah besar salinan gen akan menjalani mutasi . ' Futuyma memberikan contoh mutasi dalam teks tetapi semua contoh nya adalah secara teratur re - terjadi mutasi . Tentunya , mutasi yang teratur dan andal kembali terjadi tidak perlu dipandang sebagai kesalahan penyalinan ? Dan tentu Futuyma adalah melihat fenomena ini pada tingkat yang salah ? Setelah semua , kita tidak duduk berkeliling melihat gen individu dalam rangka untuk mengukur perubahan evolusioner . Kita harus melihat seluruh populasi gen itu. Ini benar-benar salah satu dari sangat dasar mengapa evolusi begitu sukses . Algoritma genetika Life akan maju secara paralel dalam jumlah besar dan hanya salah satu dari mereka harus datang dengan ide yang baik untuk itu ide yang baik untuk akhirnya menyebar ke semua yang lain . Diskusi ini tentang makna yang tepat dari kata ' mutasi ' mungkin tampak seperti hanya kasus semantik tapi ini adalah titik sangat penting . Radio - aktif pembusukan mungkin proses acak bila dilihat pada tingkat atom individu tetapi ketika populasi besar atom dipandang maka hasil peluruhan radioaktif pada sangat handal , dapat diprediksi , tingkat non - acak diukur dalam setengah - hidup . Tentunya , Futuyma harus setidaknya mempertimbangkan gagasan bahwa mutasi yang dibutuhkan sebagai bahan baku untuk seleksi alam sebenarnya non - acak di alam mereka ? Dia kemudian bisa mempertimbangkan kemungkinan bahwa evolusi tidak bergantung pada kesalahan menyalin tetapi sebenarnya merupakan , sistem otomatis berkembang . Ia tampaknya menerima sebagian dari prinsip-prinsip teori genom mengembangkan diri . Dia mengakui bahwa mutasi merupakan bahan baku evolusi . Dia menerima bahwa akan ada ' gen mutator ' , gen yang mempengaruhi tingkat mutasi . Dia menerima bahwa seleksi alam dapat bertindak untuk mempertahankan variasi. Dia mengakui bahwa ' tidak seleksi alam atau pergeseran genetik account untuk asal-usul variasi . "Dia menerima ide dari lingkungan yang berbeda-beda atau variabel . Tapi dia menolak ide universalitas gen mutator karena ' alel mutator cenderung menurun dalam frekuensi karena salinan alel secara permanen terkait dengan mutasi mereka menyebabkan , dan jauh lebih mutasi mengurangi daripada meningkatkan kebugaran ' . Dan di sini adalah rintangan terakhir untuk Futuyma untuk melompati sebelum memasuki dunia baru yang berani evolusi otomatis . Teori genom mengembangkan diri membayar tanpa memperhatikan mutasi merusak . Dalam utama ini

Page 24: Teori Evolusi Harun Yahya vs Charles Darwin

tidak mempengaruhi evolusi dan biasanya akan mendapatkan dieliminasi . Genom mengembangkan diri bergantung pada variasi berguna sudah disimpan dalam kolam gen dan variasi lanjut sesekali berguna disebabkan oleh teratur kembali terjadi mutasi . Gen-gen mutator selalu disukai mana gen diekspresikan karena gen mutator adalah mempertahankan variasi berguna . Futuyma mengakui bahwa alel mutator seperti itu benar-benar terjadi dan ia mengutip contoh dari gen tersebut terlihat pada E. coli .

Ini adalah tingkat dan derajat variasi yang sedang dipilih dan variasi ini dapat dipertahankan dalam setiap fitur organismic , dari struktur protein dan koneksi saraf dengan ukuran tubuh . Kehidupan di bumi sekarang memiliki semua alat dan blok bangunan yang diperlukan untuk mengeksplorasi semua daerah berpotensi tersedia biologis Desain Space.

 Genom diri berkembang akan mengarah pada definisi baru evolusi seperti ini:

Kehidupan di bumi merupakan jaringan yang saling dihubungkan oleh keturunan umum dan sistem universal. Seleksi alam telah berkembang sistem yang memberkati organisme dan spesies mereka dengan derajat plastisitas yang memfasilitasi adaptasi terhadap lingkungan yang selalu bervariasi atau variabel sebagai alternatif untuk kepunahan . Sistem ini , yang mempertahankan tingkat defensif variasi pada tingkat terendah dari warisan , akhirnya dapat menyebabkan meningkatnya kompleksitas dan evolusi karena fakta bahwa tingkat yang lebih rendah unit diwariskan menggabungkan dan bekerja sama dalam genom untuk menciptakan organisme berfungsi . Dengan kata lain, gen yang kode untuk karakteristik individu , yang telah berevolusi untuk eksis dalam keadaan variabel terbatas dan berguna , menggabungkan pada tingkat organisme dalam kombinasi yang unik dengan potensi untuk munculnya karakteristik novel atau lebih kompleks . Karakteristik ini baru mungkin menjadi mapan di ceruk kosong atau dapat berkembang biak melalui seleksi alam . Perubahan evolusioner difasilitasi oleh fenomena alam yang terjadi spesiasi .