teori belajar

27
MACAM-MACAM TEORI BELAJAR DAN PANDANGANNYA TERHADAP PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU MANUSIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pembelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pembelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon. Oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pembelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.[1] Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan(reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/ dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.[2] Memasuki abad ke-19 beberapa ahli mengadakan penelitian eksperimental tentang teori belajar, walaupun pada waktu itu para ahli menggunakan binatang sebagai objek penelitiannya. Penggunaan binatang sebagai objek penelitian didasarkan pada

Upload: sean-eureka

Post on 12-Aug-2015

73 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: teori belajar

MACAM-MACAM TEORI BELAJAR DAN PANDANGANNYA TERHADAP PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU MANUSIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.

Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan

perubahan perilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah

input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa

saja yang diberikan guru kepada pembelajar, sedangkan respon berupa reaksi

atau tanggapan pembelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.

Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan

karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah

stimulus dan respon. Oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus)

dan apa yang diterima oleh pembelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.

Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal

penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.[1]

Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor

penguatan(reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement)

maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/ dihilangkan

(negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.[2]

Memasuki abad ke-19 beberapa ahli mengadakan penelitian eksperimental

tentang teori belajar, walaupun pada waktu itu para ahli menggunakan binatang

sebagai objek penelitiannya. Penggunaan binatang sebagai objek penelitian

didasarkan pada pemikiran bahwa apabila binatang yang kecerdasannya

dianggap rendah dapat melakukan eksperimen teori belajar, maka sudah dapat

dipastikan bahwa eksperimen itupun dapat berlaku bahkan dapat lebih berhasil

pada manusia, karena manusia lebih cerdas daripada binatang.[3]

Menurut Arden N. Frandsen mengatakan bahwa hal yang mendorong

seseorang itu untuk belajar antara lain sebagai berikut:

Page 2: teori belajar

1.         Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas;

2.         Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju;

3.         Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-

teman;

4.    Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang

baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetensi;

5.         Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman;

6.         Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada belajar. [4]

Berlatarbelakang masalah tersebut di atas, maka makalah ini kami beri

judul “Macam-Macam Teori Belajar Dan Pandangannya

Terhadap Perkembangan Tingkah Laku Manusia”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang kami angkat dalam  makalah ini adalah :

1.        Apa saja teori belajar berdasarkan kelompoknya itu ?

2.        Bagaimana pandangan teori belajar tersebut terhadap perkembangan tingkah

laku manusia ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui :

1.        Macam-macam teori belajar berdasarkan kelompoknya

2.        Pandangan teori belajar terhadap perkembangan tingkah laku manusia.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Macam-macam teori belajar berdasarkan kelompok

Dari berbagai tulisan yang membahas tentang perkembangan teori belajar

seperti (Atkinson, dkk. 1997; Gledler Margaret Bell, 1986) memaparkan tentang

teori belajar yang secara umum dapat dikelompokkan  dalam empat kelompok

atau aliran meliputi:

1. ALIRAN BEHAVIORISTIK (Tingkah Laku)

Pandangan tentang belajar menurut aliran tingkah laku (behavioristik), tidak

lain adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara

Page 3: teori belajar

stimulus dan respon. Atau dengan kata lain, belajar adalah perubahan yang

dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara

yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Para ahli yang

banyak berkarya dalam aliran ini antara lain; Thorndike, (1911); Wathson,

(1963); Hull, (1943); dan Skinner, (1968).[5]

a). Thorndike

Menurut Thorndike (1911), salah seorang pendiri aliran tingkah laku, belajar

adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan,

atau gerakan) dan respons ( yang juga bisa berupa pikiran, perasaan, atau

gerakan). Jelasnya, menurut Thorndike, perubahan tingkah laku boleh berwujud

sesuatu yang konkret (dapat diamati), atau yang nonkonkret (tidak bias diamati).

Teori Thorndike disebut sebagai “aliran koneksionis” (connectionism).[6]

Menurut teori trial and error (mencoba-coba dan gagal) ini, setiap

organisme jika dihadapkan dengan situasi baru akan melakukan tindakan-

tindakan yang sifatnya coba-coba secara membabi buta. Jika dalam usaha

mencoba itu kemudian secara kebetulan ada perbuatan yang dianggap

memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan yang cocok itu kemudian

“dipegangnya”. Karena latihan yang terus menerus maka waktu yang

dipergunakan untuk melakukan perbuatan yang cocok itu makin lama makin

efisien. Jadi, proses belajar menurut Thorndike melalui proses:

1). Trial and error (mencobva-coba dan mengalami kegagalan), dan

2). Law of effect, yang berarti bahwa segala tingkah laku yang berakibatkan

suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan situasi) akan diingat

dan dipelajari dengan sebaik-baknya.[7]

           

b). Watson

     Berbeda dengan Thorndike, menurut Watson pelopor yang datang sesudah

Thorndike, stimulus dan respons tersebut harus berbentuk tingkah laku yang

“bisa diamati”(observable). Dengan kata lain, Watson mengabaikan berbagai

perubahan mental yang mungkin terjadi dalam belajar dan menganggapnya

sebagai faktor yang tidak perlu diketahui. Bukan berarti semua perubahan

mental yang terjadi dalam benak siswa tidak penting. Semua itu penting, akan

Page 4: teori belajar

tetapi faktor-faktor tersebut tidak bisa menjelaskan apakah proses belajar sudah

terjadi atau belum.[8]

c). Clark Hull

Teori ini, terutama setelah Skinner memperkenalkan teorinya, ternyata tidak

banyak dipakai dalam dunia praktis, meskipun sering digunakan dalam berbagai

eksperimen dalam laboratorium.[9]

Dua hal yang sangat penting dalam proses belajar dari Hull ialah

adanyaIncentive motivation (motivasi insentif) dan Drive reduction (pengurangan

stimulus pendorong). Kecepatan berespon berubah bila besarnya hadiah

(revaro) berubah.[10]

Penggunaan praktis teori belajar dari Hull ini untuk kegiatan dalam kelas,

adalah sebagai berikut:

1).    Teori belajar didasarkan pada Drive-reduction atau drive stimulus reduction.

2).    Intruksional obyektif harus dirumuskan secara spesifik dan jelas.

3).    Ruangan kelas harus dimulai dari yang sedemikian rupa sehingga memudahkan

terjadinya proses belajar.

4).    Pelajaran harus dimulai dari yang sederhana/ mudah menuju kepada yang lebih

kompleks/ sulit.

5).    Kecemasan harus ditimbulkan untuk mendorong kemauan belajar.

6).    Latihan harus didistribusikan dengan hati-hati supaya tidak terjadi inhibisi.

Dengan perkataan lain, kelelahan tidak boleh menggangu belajar.

7).    Urutan mata pelajaran diatur sedemikian rupa sehingga mata pelajaran yang

terdahulu tidak menghambat tetapi justru harus menjadi perangsang yang

mendorong belajar pada mata pelajaran berikutnya.[11]

d). Edwin Guthrie

Guthrie juga mengemukakan bahwa “hukuman” memegang peran penting

dalam belajar. Menurutnya suatu hukuman yang diberikan pada saat yang tepat,

akan mampu mengubah kebiasaan seseorang. Sebagai contoh, seorang anak

perempuan yang setiap kali pulang sekolah, selalu mencampakkan baju dan

topinya di lantai. Kemudian ibunya menyuruh agar baju dan topi dipakai kembali

Page 5: teori belajar

oleh anaknya, lalu kembali keluar, dan masuk rumah kembali sambil

menggantungkan topi dan bajunya di tempat gantungan. Setelah beberapa kali

melakukan hal itu, respons menggantung topi dan baju menjadi terisolasi dengan

stimulus memasuki rumah. Meskipun demikian, nantinya faktor hukuman ini tidak

lagi dominan dalam teori-teori tingkah laku. Terutama Skinner makin

mempopulerkan ide tentang “penguatan” (reinforcement).

e). Skinner

      Dari semua pendukung teori tingkah laku, mungkn teori Skinner lah yang

paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar. Beberapa

program pembelajaran seperti Teaching machine, Mathetics, atau program-

program lain yang memakai konsep stimulus, respons, dan factor penguat

(reinforcement), adalah contoh-contoh program yang memanfaatkan teori

skinner.[12]

Prinsip belajar Skinner adalah :

1).    Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika salah dibetulkan, jika

benar diberi penguat.

2).    Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran

digunakan sebagai sistem modul.

3).    Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak digunakan

hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah untuk menghindari hukuman.

4).    Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah

diberikan dengan digunakannya jadwal variable ratio reinforcer.

5).    Dalam pembelajaran digunakan shapping. [13]

2.   ALIRAN KOGNITIF

     a). Piaget

Menurut Jean Piaget (1975) salah seorang penganut aliran kognitif   yang

kuat, bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan,

yakni 1). Asimilasi, 2).Akomodasi, dan 3). Equilibrasi (penyeimbangan). Proses

asimilasi adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur

kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. Akomodasi adalah penyesuaian

Page 6: teori belajar

struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Equilibrasi adalah penyesuain

berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. [14]

b). Ausubel

Ausubel percaya bahwa “advance organizer” dapat memberikan tiga

manfaat;

1).    Dapat menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi belajar yang akan

dipelajari oleh siswa.

2).   Dapat berfungsi sebagai jembatan antara apa yang sedang dipelajari siswa saat

ini dengan apa yang akan dipelajari siswa, sedemikian rupa sehingga;

3).      Mampu membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih mudah.

[15]

c). Bruner

Menurut pandangan Brunner (1964) bahwa teori belajar itu bersifat deskriptif,

sedangkan teori pembelajaran itu bersifat preskriptif. Misalnya, teori

penjumlahan, sedangkan teori pembelajaran menguraikan bagaimana cara

mengajarkan penjumlahan.[16]

3.  ALIRAN HUMANISTIK

a).  Bloon dan Krathowl

Dalam hal ini, Bloom dan Krathowl menunjukkan apa yang  mungkin dikuasai

(dipelajari) oleh siswa, yang tercakup dalam tiga kawasan berikut;

1). Kognitif

                  Kognitif terdiri dari enam tingkatan yaitu :

                                   i).            Pengetahuan (mengingat, menghafal)

                                 ii).            Pemahaman(menginterprestasikan)

                               iii).            Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah)

                               iv).            Analisis (menjabarkan suatu konsep)

                                 v).            Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh)

                               vi).            Evaluasi (membandingkan nilai, ide, metode, dan sebagainya)

Page 7: teori belajar

2). Psikomotor

Psikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu:

                            i).         Peniruan (menirukan gerak).

                           ii).        Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak).

                         iii).        Ketepatan (melakukan gerak dengan benar).

                         iv).        Perangkaian (beberapa gerakan sekaligus dengan benar).

                           v).        Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar).

3).  Afektif

      Afektif terdiri dari lima tingkatan;

                                     i).         Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)

                                   ii).         Merespons (aktif berpartisipasi)

                                 iii).         Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia pada nilai nilai tertentu)

                                 iv).         Pengorganisasisan (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercayai)

                                   v).         Pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagi bagian dari pola hidup).[17]

b). Kolb

Sementara itu, seorang ahli yang bernama Kolb membagi tahapan belajar

menjadi empat tahap, yaitu;

1).       Pengalaman konkret

2).       Pengamatan aktif dan reflektif

3).       Konseptualisasi

4).       Ekperimen aktif

Pada tahap paling dini dalam proses belajar, seorang siswa hanya mampu

sekedar ikut mengalami suatu kejadian. Dia belum mempunyai kesadaran

tentang hakikat kejadian tersebut.

Pada tahap kedua, siswa tersebut lambat laun mampu mengadakan

observasi aktif terhadap kejadian itu, serta mulai berusaha memikirkan dan

memahaminya.

Pada tahap ketiga, siswa mulai belajar untuk membuat abstraksi atau

“teori” tentang suatu hal yang diamatinya.

Page 8: teori belajar

Pada tahap akhir (eksperimentasi aktif), siswa sudah mampu

mengaplikasikan suatu aturan umum kesituasi yang baru.[18]

c). Honey dan Mumford

Berdasarkan teori Kolb ini, Honey dan Mumford membuat penggolongan

siswa. Menurut mereka ada empat macam atau tipe siswa, yaitu;

1). Aktivis

2). Reflector

3). Teoris, dan

4). Pragmatis[19]

d). Habermas

Ahli psikologi lain adalah Habermas yang dalam pandangannya bahwa

belajar sangat dipengaruhi oleh interaksi, baik dengan lingkungan maupun

dengan sesamamanusia. Dengan asumsi ini, Habermas mengelompokkan tipe

belajar menjadi tiga bagian, yaitu;

1). Belajar teknis (technical learning)

2). Belajar praktis (practical learning)

3). Belajar emansipatoris (emancipatory learning).[20]

4. ALIRAN SIBERNETIK

a). Landa

          Landa merupakan salah seorang ahli psikologi yang beraliran sibernetik.

Menurut Landa, ada dua macam proses berfikir. Pertama, disebut proses

berfikiralgoritmik, yaitu berpikir linier, konvergen, lurus menuju ke suatu target

tertentu. Jenis kedua, adalah cara berpikir heuristic, yakni cara berpikir divergen,

menuju ke beberapa target sekaligus.[21]

b). Pask dan Scott

Ahli lain adalah pemikirannya beraliran sibernetik adalah pask dan

Scott.Pendekatan serialis yang diusulkan oleh Pask dan Scott sama dengan

pendekatanalgoritmik. Namun, cara berpikir menyeluruh (wholoist) tidak sama

dengan heuristik. Cara berpikir menyeluruh adalah berpikir yang cenderung

Page 9: teori belajar

melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi.

Ibarat melihat lukisan, bukan detail-detail yang kita amati lebih dahulu, tetapi

seluruh lukisan itu sekaligus, baru sesudah itu ke bagian-bagian yang lebih kecil.

[22]

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1.        Perkembangan teori belajar secara umum dapat dikelompokkan  dalam empat

kelompok atau aliran meliputi:

a.         Aliran Behavioristik (Tingkah Laku)

b.         Aliran Kognitif

c.         Aliran Humanistik

d.        Aliran Sibernetik

2.        Pandangan teori belajar menurut  aliran Behavioristik (Tingkah

Laku) adalahperubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara

stimulus dan respon.Menurut aliran Kognitif adalah proses belajar sebenarnya

terdiri dari tiga tahapan,

yakni asimilasi, akomodasi dan equilibrasi (penyeimbangan)

menurut Piaget. Menurut aliran Humanistik adalah apa yang mungkin dikuasai

(dipelajari) oleh siswa, tercakup dalam tiga

kawasan yaitu kognitif, psikomotor, afektif menurut Bloom dan Krathowl.Menurut

aliran Sibernetik adalah  ada dua macam proses

berfikir yaitu berfikiralgoritmik, yaitu berpikir linier, konvergen, lurus menuju

ke suatu target tertentu, berpikirheuristic, yakni cara berpikir divergen, menuju

ke beberapa target sekaligus, menurut Landa.

     

B.  Saran

  Dengan mengetahui macam-macam teori belajar dan pandangan terhadap

tingkahlaku manusia diharapkan agar guru dan siswa dapat menerapkan teori

tersebut sesuai dengan kemampuan, situasi dan kondisi lingkungan belajar,

sehingga tercipta kenyamanan dan keberhasilan dalam proses pembelajaran.

Page 10: teori belajar

DAFTAR PUSTAKA

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1990.

R.E, Slavin,.. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition. Boston: Allyn and

Bacon. 2000.

Uno, B. Hamzah, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

2005.

http://alkohol7.wordpress.com/2008/11/21/makalah-psikopen-teori-belajar/

http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik.

http://www.freewebs.com/hijrahsaputra/catatan/TEORI%20BELAJAR%20DAN

%20PEMBELAJARAN.htm.

Page 11: teori belajar

Motivasi BelajarPengertian Motivasi BelajarHuitt, W. (2001) mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan. Jadi ada tiga kata kunci tentang pengertian motivasi menurut Huitt, yaitu: 1) kondisi atau status internal itu mengaktifkan dan memberi arah pada perilaku seseorang; 2) keinginan yang memberi tenaga dan mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan; 3) Tingkat kebutuhan dan keinginan akan berpengaruh terhadap intensitas perilaku seseorang.Thursan Hakim (2000 : 26) mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut.Pengertian motivasi yang lebih lengkap menurut Sudarwan Danim (2004 : 2) motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial, yakni :1.    faktor pendorong atau pembangkit motif, baik internal maupun eksternal,2.    tujuan yang ingin dicapai, 3.    strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.

Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh factor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut instrinsik sedangkan factor di luar diri disebut ekstrinsik.Faktor instrinsik berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan,

Page 12: teori belajar

atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa depan. Sedangkan factor ekstrinsik dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, bisa karena pengaruh pimpinan, kolega atau faktor-faktor lain yang kompleks.Berkaitan dengan proses belajar siswa, motivasi belajar sangatlah diperlukan. Diyakini bahwa hasil belajar akan meningkat kalau siswa mempunyai motivasi belajar yang kuat. Motivasi belajar adalah keinginan siswa untuk mengambil bagian di dalam proses pembelajaran (Linda S. Lumsden: 1994).Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas untuk dirinya sendiri karena ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya terpenuh. Ada juga Siswa yang termotivasi melaksanakan belajar dalam rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman dari luar dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau pujian guru (Marx Lepper: 1988).Menurut Hermine Marshall Istilah motivasi belajar mempunyai arti yang sedikit berbeda. Ia menggambarkan bahwa motivasi belajar adalah kebermaknaan, nilai, dan keuntungan-keuntungan kegiatan belajar belajar tersebut cukup menarik bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Pendapat lain motivasi belajar itu ditandai oleh jangka panjang, kualitas keterlibatan di dalam pelajaran dan kesanggupan untuk melakukan proses belajar ( Carole Ames: 1990).Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka mencapai tujuan.

Struktur Pembelajaran dan Motivasi BelajarKeadaan motivasi belajar terkait erat dengan struktur pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Struktur pembelajaran yang dikenal adalah struktur kompetitif, struktur individual, dan struktur kooperatif (Ames, 1984). Garu harus dapat mengambil bagian-bagian yang baik dari setiap struktur pembelajaran guna meningkatkan motivasi belajar siswa.Ketiga struktur pembelajaran di atas secara singkat dijelaskan oleh Haris Mudjiman (2005: 70-72) sebagai berikut:

Page 13: teori belajar

1.    Struktur KompetitifStruktur pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan formal-tradisional adalah struktur kompetitif. Sistem penilaian yang digunakan dalam struktur ini mendorong siswa untuk berkompetisi dengan kawan-kawannya. Kemampuan mereka diukur dengan nilai dan rank. Orientasi siswa adalah “menang atau kalah”. Belajar yang berhasil adalah kalau dapat mengalahkan kawannya sehingga terjadi persaingan dengan segala akibat baik dan buruknya.Dalam struktur pembelajaran kompetitif, motivasi belajar siswa bersifat egoistic, karena kompetisi dalam konteks system tradisional menumbuhkan sikap self defense. Namun demikian struktur pembelajaran kompetitif motivasi belajar juga bersifat social comparative. Tujuan belajar tidak semata-mata untuk menguasai sesuatu kompetensi melainkan untuk menunjukkan kepada siswa lain bahwa ia lebih baik. Ini merupakan salah satu ciri motivasi eakstrinsik.

2.    Struktur IndividualPembelajaran dengan struktur individual banyak dijalankan dalam system pendidikan nonformal atau dalam pendidikan formal-tradisional tetapi ada penugasan-penugasan individual sesuai minat masing-masing. Dalam struktur pembelajaran individual , siswa berorientasi kepada pencapaian kompetisi. Bila masih terjadi kompetensi, yang terjadi adalah kompetisi dengan diri sendiri, bukan dengan kawan-kawannya.Suasana bebas dari rasa tertekan. Umumnya siswa percaya bahwa kerasnya usahalah yang menentukan keberhasilan belajar, bukan semata-mata kemampuan. Dalam struktur pembelajaran ini motivasi belajar siswa berorientasi ke penguasaan sesuatu kompetensi. Sifat motivasinya intrinsic.

3.    Struktur KooperatifStruktur Pembelajarn ini dapat dilaksanakan di kelas-kelas tradisional dalam bentuk kerja kelompok, atau di kelas-kelas pendidikan non-formal. Sikap kompetitif masih ada pada setiap kelompok, tetapi orientasi belajar utamanya adalah ke pencapaian suatu keompetensi atau pemecahan masalah..

Page 14: teori belajar

PERAN GURU DALAM MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR SISWAPembelajaran efektif, bukan membuat Anda pusing, akan tetapi bagaimana tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah dan menyenangkan.(M. Sobry Sutikno) Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik. a.    Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. b.    Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. 

Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan

Page 15: teori belajar

kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya. Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar. Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut: 1.    Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik. Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar. 2.    Hadiah Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi. 3.    Saingan/kompetisi Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. 4.    Pujian Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. 5.    Hukuman Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. 6.    Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.7.    Membentuk kebiasaan belajar yang baik 

Page 16: teori belajar

8.    Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok9.    Menggunakan metode yang bervariasi, dan 10.    Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi BelajarDalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangat diperlukan. Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan akan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitannya dengan itu perlu diketahui ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:a.    Kematangan b.    Usaha yang bertujuanc.    Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasid.    Partisipasie.    Penghargaan dan hukuman30

Berikut ini uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar:a.    KematanganDalam pemberian motivasi, faktor kematangan fisik, sosial dan psikis haruslah diperhatikan, karena hal itu dapat mempengaruhi motivasi. Seandainya dalam pemberian motivasi itu tidak memperhatikan kematangn, maka akan mengakibatkan frustasi dan mengakibatkan hasil belajar tidak optimal.

b.    Usaha yang bertujuanSetiap usaha yang dilakukan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, akan semakin kuat dorongan untuk belajar.

c.    Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasiDengan mengetahui hasil belajar, siswa terdorong untuk lebih giat belajar. Apabila hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa akan berusaha untuk

Page 17: teori belajar

mempertahankan atau meningkat intensitas belajarnya untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik di kemudian hari. Prestasi yang rendah menjadikan siswa giat belajar guna memperbaikinya. 

d.    PartisipasiDalam kegiatan mengajar perluh diberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan belajar. Dengan demikian kebutuhan siswa akan kasih sayang dan kebersamaan dapat diketahui, karena siswa merasa dibutuhkan dalam kegiatan belajar itu.

e.    Penghargaan dengan hukumanPemberian penghargaan itu dapat membangkitkan siswa untuk mempelajari atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pemberian penghargaan berperan untuk membuat pendahuluan saja. Pengharagaan adalah alat, bukan tujuan. Hendaknya diperhatikan agar penghargaan ini menjadi tujuan. Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah seseorang menerima pengharagaan karena telah melakukan kegiatan belajar yang baik, ia akan melanjutkan kegiatan belajarnya sendiri di luar kelas. Sedangkan hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Mengenai ganjaran ini juga dijelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 124 berikut ini :

وال الجنة يدخلون فأولئك مؤمن وهو انثى او ذكر من الصالحات من يعمل ومننقيرا يظلمون

Artinya:Barang siapa yang mengerjakan amal-amal soleh baik laki-laki maupun wanita sedang ia seorang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walaupun sedikitpun. (QS. An-Nisa’ : 124)31 

Indikator – indikator motivasi belajar siswaMotivasi yang bekerja dalam diri individu mempunyai kekuatan yang berbeda – beda. Ada motif yang begitu kuat sehingga menguasai motif –

Page 18: teori belajar

motif lainnya. Motif yang paling kuat adalah motif yang menjadi sebab utama tingah laku individu pada saat tertentu. Motif yang lemah hampirtidak mempunyai pengaruh pada tingkah laku individu. Motif yang kuat pada suatu saat akan menjadi sangat lemah karena ada motif lain yang lebih kuat pada saat itu. Menurut Martin Handoko (1992: 59), untuk mengetahui kekuatan motivasi belajar siswa, dapat dilihat dari beberapa indikatorsebagai berikut :1.     Kuatnya kemauan untuk berbuat2.    Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar3.    Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain4.    Ketekunan dalam mengerjakan tugas.

Sedangkan menurut Sardiman (2001: 81) indikator motivasi belajar adalah sebagai berikut :1.    Tekun menghadapi tugas.2.     Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)3.    Menunjukkan minat terhadap bermacam – macam masalah orangdewasa.4.    Lebih senang bekerja mandiri.5.    Cepat bosan pada tugas – tugas rutin6.    Dapat mempertahankan pendapatnya.

Apabila seseorang memiliki ciri – ciri diatas berarti seseorang itu memiliki motivasi yang tinggi. Ciri – ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar akan berhasil baik kalau siswa tekun mngerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri, siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinitas. Indikator – indikator perilaku motivasi belajar yang akan diungkap adalah :1.    Kuatnya kemauan untuk berbuat2.    Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar3.    Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain4.    Ketekunan dalam mengerjakan tugas5.    Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)

Page 19: teori belajar

6.    Menunjukkan minat terhadap bermacam – macam masalah orangdewasa.7.     Lebih senang bekerja mandiri8.    Dapat mempertahankan pendapatnya. 

Sumber : http://bruderfic.or.id/h-129/peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi-belajar-siswa.html http://sunartombs.wordpress.com/2008/09/23/motivasi-belajar/ http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108909-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-motivasi/ http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2114607-indikator-indikator-motivasi-belajar-siswa/

Page 20: teori belajar

Pengertian Motivasi BelajarMenurut Mc. Donald, yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan

reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa motivasi

adalah sesuatu yang kompleks.

Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri

manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan

juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.

Dalam A.M. Sardiman (2005:75) motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai

serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang

mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk

meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.

Menurut Siti Sumarni (2005), Thomas L. Good dan Jere B. Braphy

(1986) mendefinisikan motivasi   sebagai suatu energi penggerak dan pengarah, yang

dapat memperkuat dan mendorong seseorang untuk bertingkah laku. Ini berarti

perbuatan seseorang tergantung motivasi yang mendasarinya.

Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Masih dalam

artikel Siti Sumarni (2005), motivasi secara harafiah yaitu sebagai dorongan yang timbul

pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan

dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara psikologi, berarti usaha yang dapat

menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena

ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan

perbuatannya. (KBBI, 2001:756).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan

bahwa pengertian   motivasi  adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri

maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-

kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.

Pengertian Motivasi Belajar Anak

Pengertian belajar menurut Morgan, mengatakan bahwa belajar   adalah setiap

perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari

latihan atau pengalaman (Wisnubrata, 1983:3). Sedangkan menurut Moh. Surya

(1981:32), belajar   adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam  interaksi nya dengan lingkungan. Kesimpulan

Page 21: teori belajar

yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah

perubahan dari diri seseorang.

Dari uraian yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian   motivasi

belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa

(dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu)

yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga

tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai