templat tugas akhir s1 · oleh laut tersebut berdampak pada pelayanan infrastruktur listrik pln ......

26
POTENSI BIOMASSA HUTAN SEBAGAI BAHAN BAKAR PEMBANGKIT LISTRIK DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA OCTAVIANI DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2018

Upload: vuthu

Post on 11-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

POTENSI BIOMASSA HUTAN SEBAGAI BAHAN BAKAR

PEMBANGKIT LISTRIK DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA

OCTAVIANI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2018

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Potensi Biomassa

Hutan sebagai Bahan Bakar Pembangkit Listrik di Kepulauan Karimunjawa

adalah benar karya saya denganarahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2018

Octaviani

NIM E44120102

ABSTRAK

OCTAVIANI. Potensi Biomassa Hutan sebagai Bahan Bakar Pembangkit Listrik

di Kepulauan Karimunjawa. Dibimbing oleh ULFAH JUNIARTI SIREGAR.

Potensi biomassa sebagai energi terbarukan yang dapat digunakan untuk

menghasilkan listrik saat ini tersedia dalam berbagai bentuk limbah, tanaman

pertanian, ternak, dan hutan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menduga potensi biomassa hutan di Kepulauan Karimunjawa sebagai bahan bakar

pembangkit listrik setempat melalui konversi menjadi wood pellet, dan

mempelajari proses pembuatan wood pellet di perusahaan PT San-Yu dan PT

Mahya Bioenergy. Pendugaan biomassa dilakukan menggunakan persamaan

alometrik yang nilainya kemudian dikonversi menjadi jumlah wood pellet. Listrik

yang dihasilkan dihitung dengan mengkonversi wood pellet menjadi nilai panas

dengan pertimbangan kadar air, diikuti oleh konversi ke dalam rumus listrik

dengan dua efisiensi mesin yaitu 20.5 % dan 14.76 %. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa jumlah biomassa dari vegetasi yang ada di Kepulauan

Karimunjawa adalah 52959.029 ton/ha yang kemudian dapat menghasilkan listrik

sebesar 20450.622 - 38924.886 MWh. Potensi listrik ini dapat digunakan selama 5

sampai 9 tahun oleh masyarakat Karimunjawa. Pembangunan hutan tanaman

sebagai sumber energi terbarukan yang berkelanjutan adalah mungkin dilakukan

di Kepulauan Karimunjawa karena cukup banyak lahan yang masih tersedia.

Kata kunci: biomassa, energi terbarukan, wood pellet, Kepulauan Karimunjawa

ABSTRACT

OCTAVIANI. Potential Forest Biomass as Fuel Power Plants in Karimunjawa.

Supervised by ULFAH JUNIARTI SIREGAR.

The biomass potential as renewable energy that can be used for generating

electricity is currently available in various shapes of wastes, agricultural crops,

livestock, and plantation forests. The purposes of this research were to estimate

the potential of forest biomass in the Karimunjawa Islands to fuel local power

plants through conversion into wood pellets, and study the process of wood pellet

manufacture in PT San-Yu and PT Mahya Bioenergy companies. Biomass was

estimated using allometric equations of which value was then converted into

amount of wood pellet. The electricity generated was calculated by converting

wood pellet into heat value with consideration of its moisture content, followed by

conversion into electricity using a formula with two machine efficiencies of

20.5% and 14.76%. Results showed that the amount of biomass fromexisting

vegetation in Karimunjawa Islands is 52959.029 ton/ha which can then produce

electricity amounting to 20450.622-38924.886 MWh. This electricity potential

can be used for 5 to 9 years by Karimunjawa community. Development of forest

plantations as a sustainable renewable energy sources is possible in Karimunjawa

Islands because considerable amount of land is still available.

Keywords: biomass, renewable energy, wood pellet, Karimunjawa Islands

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Silvikultur

POTENSI BIOMASSA HUTAN SEBAGAI BAHAN BAKAR

PEMBANGKIT LISTRIK DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA

OCTAVIANI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2018

Judul Skripsi : Potensi Biomassa Hutan sebagai Bahan Bakar Pembangkit Listrik

di Kepulauan Karimunjawa

Nama : Octaviani

NIM : E44120102

Disetujui oleh

Dr Ir Ulfah Juniarti, MAgr

Komisi Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Noor Farikhah Haneda, MSi

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

berkatdan karunia-Nya sehingga skripsi tugas akhir ini berhasil diselesaikan.

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September

2016 ini adalah biomassa, dengan judul Potensi Biomassa Hutan sebagai Bahan

Bakar Pembangkit Listrik di Kepulauan Karimunjawa.

Terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Dr Ir Ulfah

Juniarti Siregar, MAgr, selaku pembimbing yang telah memberi gagasan, ide,

saran, arahan, dan bimbingan selama penelitian hingga penyusunan skripsi, serta

kepada PT Antam (Persero) Tbk sebagai pemberi beasiswa BUD bagi penulis.

Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak (alm), mama,

kakak, adik serta keluarga besar tercinta atas segala dukungan dan doa tiada henti.

Selain itu, terima kasih kepada sahabat satu bimbingan (Yanti, April, dan Vira),

juga sahabat seperjuangan (Yesi, Sheni, Rianda, Ayu, Sheila, Resti, Akri), teman-

teman kos Wisma Novia 1C (Kak Ema, Kak Nawal, Kak Arda, Bule, Widya,

Monic) beserta teman-teman Silvikultur 49, Departemen Silvikultur Fakultas

Kehutanan IPB, dan seluruh pihak yang selalu mendukung dan telah banyak

membantu.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2018

Octaviani

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 2

Latar Belakang 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Alat dan Bahan 2

Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Kondisi Umum Lokasi 4

Potensi Biomassa dan Energi Listrik 8

Kebutuhan Listrik 9

SIMPULAN DAN SARAN 11

Simpulan 11

Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 12

LAMPIRAN 14

RIWAYAT HIDUP 16

DAFTAR TABEL

1 Konversi biomassa ke energi listrik 4

2 Luas dan status desa di Kecamatan Karimunjawa 5

3 Potensi biomassa, wood pellet, dan energi listrik di tiap desa di

Kepulauan Karimunjawa 8 4 Potensi listrik dari tiap vegetasi yang ada di Kepulauan Karimunjawa 11

DAFTAR GAMBAR

1 Peta Kepulauan Karimunjawa 5

2 Mesin pembuatan wood pellet PT San Yu 6

3 Produk wood pellet PT San Yu 7

4 Mesin pembuatan wood pellet PT Mahya Bioenergy 7

5 Produk wood pellet PT Mahya Bioenergy 8

DAFTAR LAMPIRAN

1 Rekapitulasi perhitungan konversi biomassa menjadi energi listrik cara

1 14 2 Rekapitulasi perhitungan konversi biomassa menjadi energi listrik cara

2 15

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan sumber daya energi

yang secara alamiah tidak akan habis (Abimanyu dan Hendrana 2014). Contohnya

adalah biomassa, energi surya, air, angin,dan juga arus laut. Menurut Tampubolon

(2008) penggunaan energi terbarukan dalam konteks diversifikasi energi sangat

strategis karena sejalan dengan pembangunan berkelanjutan ramah lingkungan.

Penggunaan energi baru dan terbarukan ini telah dicanangkan oleh pemerintah

melalui Program Indonesia Terang (PIT) untuk memenuhi target elektrifikasi di

desa-desa yang masih tertinggal. Pembangkit listrik yang berasal dari energi fosil

tidak cukup efisien digunakan untuk menyediakan listrik bagi desa yang

tertinggal. Hal ini mengingat umumnya desa-desa tersebut sulit dijangkau akibat

keterbatasan sarana dan prasarana transportasi. Sehingga pendistribusian bahan

bakar fosil akan terhambat. Oleh karena itu energi terbarukan dapat menjadi

alternatif untuk menggantikan energi fosil.

Karimunjawa sebagai salah satu wilayah kepulauan memiliki keterbatasan

dalam mengakses listrik. Jarak pusat pemerintahan Kabupaten Jepara dan

Karimunjawa cukup jauh yaitu 45 mil laut atau 83340 meter. Jarak yang dibatasi

oleh laut tersebut berdampak pada pelayanan infrastruktur listrik PLN yang tidak

dapat menjangkau wilayah kepulauan tersebut secara menyeluruh. Oleh karena itu

dibutuhkan alternatif sumber energi terbarukan untuk menyediakan listrik bagi

masyarakat.

Biomassa sebagai sumber energi terbarukan tersedia dalam jumlah yang

melimpah dan dapat berkelanjutan serta bersifat ramah lingkungan (Yokoyama

2008). Potensinya mencapai mencapai 48.9 GW, namun baru sekitar 3.25 % yang

sudah dimanfaatkan (Abimanyu dan Hendrana 2014). Potensi biomassa yang

dapat digunakan untuk pembangkit energi saat ini tersedia dalam berbagai bentuk

tanaman maupun limbah pertanian, perkebunan, hutan dan ternak. Biomassa yang

berasal dari hutan dapat diperoleh dari limbah penebangan pada hutan alam,

limbah industri pengolahan hasil kayu hutan, limbah cair dari industri pulp dan

paper berupa blackliquor (Abimanyu dan Hendrana 2014). Selain itu,

ketersediaan biomassa dapat dipenuhi melalui penanaman tanaman energi di

lahan-lahan marginal maupun di hutan rakyat.

Biomassa dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik

baik dalam bentuk gas, cair, maupun padat. Biomassa dalam bentuk padat

contohnya adalah wood pellet yang dikonversi dengan cara dipadatkan. Hal ini

bertujuan memudahkan penanganan, penyimpanan, dan juga transportasi.

Karakteristik wood pellet yang paling penting sebagai bahan bakar adalah nilai

kalor bakarnya (heating value). Nilai kalor bakar dari wood pellet berada pada

rentang 10-20GJ/ton. Nilai kalor bakar ini rata-rata hampir sama dengan bahan

bakar batu bara. Jadi, dapat dikatakan secara kebutuhan energi, wood pellet dapat

digunakan sebagai bahan bakar boiler seperti batu bara.

Saat ini wood pellet telah banyak dikembangkan di dunia seperti negara

Korea, Jepang, dan Italia. Wood pellet oleh negara-negara tersebut dipakai sebagai

campuran batu bara untuk bahan bakar pembangkit listrik. Mereka mendapatkan

2

wood pellet dari negara tropis termasuk Indonesia karena potensi pertumbuhan

tanaman di Indonesia yang cukup cepat, salah satunya dari PT San-Yu.

Perusahaan ini memproduksi wood pellet dan mengekspornya ke negara Korea

dan Italia. Selain itu juga ada PT Mahya Bioenergy yang memproduksi wood

pellet dan menjualnya ke industri seperti industri tekstil dan industri makanan di

Indonesia.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menduga potensi biomassa hutan di

Karimunjawa untuk dijadikan bahan bakar pembangkit listrik setempat melalui

pembentukan wood pellet dan mempelajari proses pembuatan wood pellet di

perusahaan produsen wood pellet yakni PT San-Yu dan PT Mahya Bioenergy.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan

data dan informasi dasar mengenai potensi biomassa di hutan untuk

dikembangkan sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik serta memberikan

informasi mengenai proses pembuatan wood pellet oleh perusahaan produsen

wood pellet.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2016 di perusahaan produsen

wood pellet yaitu PT San-Yu di Semarang dan PT Mahya Bioenergy di Boyolali,

Jawa Tengah. Data tentang Karimunjawa diperoleh dari hasil survei di

Karimunjawa dalam laporan penelitian unggulan nasional ITB 2016.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera, voice

recorder, alat tulis, hasil wawancara dengan produsen wood pellet, dan laporan

penelitian unggulan nasional ITB 2016 berupa data analisis vegetasi di

Karimunjawa dan luasan wilayah Karimunjawa.

3

Prosedur Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan Data dari Perusahaan

Data diperoleh dengan pengamatan langsung dan mewawancarai pihak

perusahaan mengenai bahan baku yang digunakan, ukuran dan kadar air bahan

baku dan wood pellet, jumlah produksi, harga jual dan pemasaran produk wood

pellet yang diperoleh dari wawancara terhadap pihak perusahaan.

Analisis Data

Perhitungan Kandungan Biomassa

Pendugaan kandungan biomassa tegakan menggunakan pendekatan model-

model persamaan alometrik sesuai jenis pohon dan tipe ekosistem sesuai buku

Pedoman Penggunaan Model Alometrik untuk Pendugaan Biomassa dan Stok

Karbon Hutan di Indonesia dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Kementerian Kehutanan (Krisnawati et al. 2013). Jika jenis pohon yang akan

diduga tidak memiliki persamaan alometrik biomassa, pendugaan biomassa dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus alometrik volume jenis yang

bersangkutan. Pendekatan volume menggunakan data tinggi dan diameter (DBH)

pohon dalam tegakan (Krisnawati et al. 2012).

Rumus alometrik yang digunakan adalah sebagai berikut

Sengon : BBA = -1.239 + 2.561 log10D

Mahoni : BBA = 0.903*(D2*H)

0.684

Jenis lain : BBA = Vtegakan * BCEF

Rumus volume: V = 0.25π *D2*H*F

Keterangan : BBA = Biomassa (kg); V= Volume (m3); π = 3.14; D = diameter

(cm); H = tinggi pohon (m); F = angka bentuk yaitu 0.6; BCEF =

Biomass Conversion and Expansion Factor.

Angka bentuk yang digunakan yaitu 0.6 karena tidak tersedia angka bentuk

spesifik suatu jenis pohon (Krisnawati et al. 2012).

Perhitungan Potensi Energi Listrik

Pendugaan potensi energi listrik dilakukan dengan terlebih dahulu

mengkonversi biomassa menjadi wood pellet. Wood pellet ini yang akan

digunakan untuk bahan bakar pembangkit energi listrik dalam mesin pembangkit

tenaga uap. Menurut PT Mahya Bioenergy untuk mendapatkan 1 ton wood pellet

dibutuhkan sekitar 1.5 ton biomassa. Dalam setiap kilogram wood pellet ini

terkandung energi sebesar 19.8 MJ/kg (Payne 1980). Energi dalam satuan MJ

diubah menjadi satuan kWh (1 kWh = 3.6 MJ).

Selain itu, potensi energi didapatkan melalui pendekatan nilai kalor dan

kadar air dari wood pellet. Menurut Cahyono et al. (2008) rata-rata nilai kalor

wood pellet sebesar 4000 kkal /kg dan kadar air sebesar 12 %. Mesin pembangkit

yang digunakan yaitu PLTU dengan efisiensi 20.5 % (Harris et al. 2013) dan

14.76 % (Kurniawan 2016). Potensi energi listrik yang didapatkan kemudian

dikurangi dengan besar energi yang dibutuhkan untuk memproduksi wood pellet.

Menurut PT San-Yu sebanyak 25 kWh energi listrik dipakai untuk memproduksi

satu ton wood pellet.

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi

Letak Administratif dan Geografis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi

Letak Administratif dan Geografis

Secara geografis Kepulauan Karimunjawa terletak antara 5o40’ – 5

o57’ LS

dan 110o04’ – 110

o40’ BT dengan luas wilayah daratan 7120 ha dan luas wilayah

perairan sebesar 107225 ha. Luas kawasan Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ)

sesuai SK Menteri Kehutanan nomor 74/Kpts-II/2001) adalah 111625 ha di

antaranya hutan hujan tropis dataran rendah 1285.5 ha, hutan mangrove 222.2 ha,

dan perairan sebesar 110117.3 ha (BTNK 2004a).

Kepulauan Karimunjawa secara administratif adalah salah satu kecamatan

yang berada dalam wilayah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah dan terdiri atas 4 desa

dengan 27 pulau besar dan kecil. Keempat desa tersebut adalah Desa Nyamuk,

Desa Parang, Desa Kemujan, dan Desa Karimunjawa (Gambar 1). Sebanyak 22

dari 27 pulau yang ada merupakan kawasan TNKJ. Permukiman penduduk hanya

ada di lima pulau besar yaitu Pulau Karimunjawa, Pulau Parang, Pulau Kemujan,

Pulau Nyamuk, dan Pulau Genting. Tabel 2 menyajikan luas dan status desa di

Kecamatan Karimunjawa yang dihuni secara permanen oleh penduduk. Adapun

status kepemilikan pulau sebanyak 22% adalah milik penduduk, sedangkan

perorangan dan swasta memiliki sekitar 70%.

Salah satu potensi sumber daya alam Kepulauan Karimunjawa adalah

yakni lahan kering. Penggunaan lahan kering yangterdapat di Kecamatan

Karimunjawa sangat variatif. Penggunaan lahan kering ini meliputi hutan negara

yang terdapat di Desa Kemujan dan Karimunjawa, bangunan dan halaman

sekitarnya serta tegalan yang menyebar di seluruh desa. Selain itu juga terdapat

padang rumput seluas 12 ha dan rawa yang tidak ditanami di Desa Karimunjawa,

Kemujan dan Parang. Penggunaaan lahan lainnya seluas 249 ha. Luasan padang

rumput dan penggunaan lahan lainnya inilah yang kemudian digunakan dalam

menduga potensi tanaman energi menghasilkan energi listrik jika penanaman

dilakukan di areal ini.

Tabel 1 Konversi biomassa ke energi listrik

Cara Biomassa :

WPa

Energi (GJ) Energi (MWh) Listrik (MWh)

1 1.5 : 1 1ton WP= 19.8 GJb 1GJ =1/3.6 MWH

(Energix20.5%c)

-(25kWHe x WP)

2 1.5 : 1 Kalori WP

(4000kkal/kg) 1GJ =1/3.6 MWH

(Energi x14.76%d

- (25kWHe x WP)

Sumber: a : PT Mahya Bioenergy,

b : (Payne 1980),

c : (Harris et al. 2013),

d: (Kurniawan 2016),

e : PT San-Yu

5

Keadaan Listrik Masyarakat

Sumber energi listrik di Kecamatan Karimunjawa berasal dari non PLN

yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Diesel. Hal ini disebabkan jaringan PLN yang

masih belum melayani di daerah ini. PLTD yang ada merupakan milik Pemda

Jepara dan hanya menyala pada jam-jam tertentu. Jaringan PLTD saat ini baru

menjangkau 2153 KK dari 3199 KK yang ada di Karimunjawa, sehingga masih

terdapat 1046 KK yang belum teraliri listrik. Selain mesin diesel yang disediakan,

terdapat pula tenaga matahari dan tenaga angin. Pembangkit listrik tenaga

matahari baru digunakan untuk aparat desa di Pulau Parang, sedangkan sebuah

unit pembangkit listrik tenaga angin hanya dimanfaatkan oleh puskesmas. Sebuah

Tabel 2 Luas dan status desa di Kecamatan Karimunjawa No Nama Desa Luas (ha) Status Hunian Status Hukum Status

Kepemilikan

1 Desa Nyamuk 126.0 permanen TN (R-M-B) Penduduk

2 Desa Parang 692.0 permanen TN (R-M-B) Penduduk

3 Desa Kemujan 1501.5 permanen TN (L-R-M-B) Penduduk

4 Desa Karimunjawa 4302.5 permanen TN (L-R-M-B) Penduduk

Sumber : BTNK (2004a) dalam Purwanti (2008)

Keterangan: TN : dalam kawasan Taman Nasional

I : Zona Inti

L : Zona Perlindungan

R : Zona Rehabilitasi

M : Zona Pemanfaatan - Pemukiman

W : Zona Pemanfaatan - Pariwisata

B : Zona Pemanfaatan - Budidaya Perikanan

P : Zona Penyangga (di luar kawasan taman nasional)

Gambar 1 Peta Kepulauan Karimunjawa. (a) Desa Nyamuk, (b) Desa Parang,

(c) Desa Kemujan, (d) Desa Karimun

d

c a

b

6

generator juga terdapat di Pulau Nyamuk yang merupakan milik dinas

perhubungan dan digunakan khusus untuk keperluan navigasi.

Masyarakat yang berada di beberapa pulau kecil lainnya secara swadaya

menyediakan generator sehingga mereka maupun wisatawan dapat beraktivitas

pada malam hari. Ketersediaan listrik seharusnya tidak dibatasi oleh waktu, oleh

karena itu perlu dibuat unit percontohan pengembangan kelistrikan desa

menggunakan sumber daya alam yang ada di sana.

Pembuatan Wood Pellet di PT San-Yu

PT San-Yu merupakan perusahaan pengolahan kayu yang membuat wood

pellet dari limbah hasil olahan kayunya. Biasanya bahan baku yang digunakan

berasal dari kayu durian, kayu yellow poplar dan kayu impor dengan komposisi

pebandingan yang digunakan yaitu 40% : 40% : 20%. Menurut pemilik

perusahaan, jenis bahan baku menjadi penting karena akan menentukan kualitas

wood pellet.

Pembuatan wood pellet di PT. San-Yu sebagian besar menggunakan

teknologi alat untuk memproses semua tahapan wood pellet. Gambar 2

menunjukkan mesin yang digunakan untuk membuat wood pellet. Pembuatan 1

ton wood pellet ini membutuhkan sebanyak 8m3 bahan baku yang berupa serbuk

dan juga membutuhkan listrik sebanyak 25 kWh per ton wood pellet yang disuplai

dari PLN. Penggunaan listrik sebanyak 25 kWh untuk memproduksi wood pellet

ini digunakan dalam perhitungan untuk mendapatkan potensi energi listrik dari

biomassa hutan. Wood pellet yang dihasilkan PT. San-Yu memiliki nilai kalor

mencapai 4700 kkal/kg (Gambar 3). Wood pellet ini ada yang berdiameter 6 mm

dan juga 8 mm sesuai dengan permintaan konsumen. Produk yang berukuran 6

mm biasanya digunakan untuk rumah tangga seperti penghangat ruangan dan

kompor, sedangkan yang ukuran 8 mm digunakan sebagai power plant dan

industri besar di luar negeri seperti Korea dan Italia. Proses pengemasan wood

pellet dilakukan secara manual dalam karung dengan ukuran 500 kg.

Gambar 2 Mesin pembuatan wood pellet PT San Yu

7

Pembuatan Wood Pellet di PT Mahya Bioenergy

PT Mahya Bioenergy merupakan perusahaan wood pellet yang

memperoleh bahan baku pembuatan wood pellet dari limbah pabrik kayu di

sekitar Wonosobo, Solo, Salatiga, dan Boyolali. Jenis limbah kayu tersebut berupa

limbah bare core dan limbah planer untuk bahan baku yang kering, sedangkan

bahan baku yang basah berupa serbuk sawmill atau serbuk kayu gergajian. Bare

core atau dikenal dengan kayu lapis merupakan potongan kayu yang telah

disusun dalam bentuk papan dan biasanya digunakan untuk produk furnitur

maupun dinding ramah lingkungan. Limbah planer adalah serutan-serutan kayu

yang berasal dari pabrik bare core yang bersifat kering dan tingkat kepadatan

rendah atau setengah dari serbuk kayu.

Bahan baku yang basah sebanyak 1-2 ton/jam akan dikeringkan

menggunakan dryer hingga mencapai kadar air 10-12%. Sementara bahan bakar

yang digunakan untuk mengeringan bahan baku wood pellet menggunakan kayu

keras sebanyak 3 ton untuk 4-6 hari. Setelah itu wood pellet akan dibentuk

menggunakan mesin wood pellet. Sebanyak 1 ton wood pellet dihasilkan dari 1.5

ton biomassa di PT Mahya Bioenergy. Nilai ini yang kemudian digunakan juga

dalam mengkonversi biomassa ke wood pellet. Gambar 4 menunjukkan mesin

wood pellet yang dimiliki PT Mahya Bioenergy dengan kapasitas mesin 1-1.5 ton/

jam. Nilai kandungan kalor wood pellet yang dihasilkan oleh PT Mahya berkisar

4500-4700 kkal/kg. Wood pellet PT. Mahya dibeli oleh indutri tekstil, industri

makanan, dan perkebunan teh di Bandung dan Wonosobo. Pengemasan wood

pellet dengan kapasitas 500 kg dan 10 kg (Gambar 5).

Gambar 3 Produk wood pellet PT San Yu

Gambar 4 Mesin pembuatan wood pellet PT Mahya

8

Tabel 3 Potensi biomassa, wood pellet, dan energi listrik di tiap desa di

KepulauanKarimunjawa

Lokasi

Desa

Luas

(ha)a

Biomassa

(ton/ha)b

Wood

pellet (ton)

Energi listrik (MWh)

Cara 1 Cara 2

Nyamuk 13 7192.377 4749.918 5286.397 2777.403

Parang 23 5781.065 3854.043 4249.082 2232.412

Kemujan 82 21508.356 14338.904 15808.642 8305.652

Karimun 143 18477.231 12318.154 13580.765 7135.155

Total 261 52959.029 35306.019 38924.886 20450.622 Keterangan: a: Luas padang rumput dan lahan lainnya yang dapat dimanfaatkan dalam laporan

penelitian unggulan nasional ITB 2016

b: Dugaan biomassa pada luasan yang dapat dimanfaatkan

Potensi Biomassa dan Potensi Energi

Biomassa didefinisikan sebagai total jumlah materihidup di atas

permukaan tanah pada suatu pohon dan dinyatakan dengan satuan ton berat kering

per satuan luas (ha) (Brown 1997). Pendugaan kandungan biomassa ini

menggunakan persamaan alometrik menurut buku Pedoman Penggunaan Model

Alometrik untuk Pendugaan Biomassa dan Stok Karbon Hutan di Indonesia

(Krisnawati et al. 2013).

Hasil pendugaan biomassa di keempat desa seperti yang tersaji dalam

Tabel 3 didapatkan biomassa di empat desa tersebut sebesar 52959.029 ton dalam

luasan 261 ha dengan potensi terbesar di Desa Kemujan sebesar 21508.356 ton/ha.

Potensi biomassa terbesar berikutnya diikuti oleh Desa Karimun sebesar

18477.231 ton/ha, Desa Nyamuk sebesar 7192.377 ton/ha, dan Desa Parang

sebesar 5781.065 ton/ha. Desa Kemujan memiliki potensi biomassa terbesar

karena pohon di Desa Kemujan berjumlah lebih banyak dan memiliki volume

lebih besar daripada tiga desa lainnya. Seperti dinyatakan oleh Kusmana (1993)

biomassa yang tersimpan dipengaruhi oleh umur, komposisi dan struktur tegakan.

Malaka, kudo, pongamia, garcinia, mangga, sengon, kayu ingas, jambu mete, dan

kapuk adalah 9 jenis pohon yang ditemukan di Desa Kemujan. Sedangkan di Desa

Nyamuk, Parang dan Karimun hanya terdapat 5 jenis pohon. Katesan, jambu

mete, kapuk, mangga, dan sengon di temui di Desa Nyamuk. Cemara, ketapang,

pongamia, sengon, dan mahoni ditemui di Desa Parang. Sementara di Desa

Karimun ditemukan jenis kudo, pongamia, Vitex sp, Ardisia fumilis, dan Ficus sp.

Gambar 5 Produk wood pellet PT Mahya

9

Biomassa dapat dikonversi menjadi energi seiring dengan perkembangan

teknologi. Menurut Yokoyama (2008), teknologi untuk mengkonversi biomassa

untuk dijadikan bahan bakar dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan

pembakaran langsung, konversi termokimia, dan konversi biokimia. Melalui

pembakaran langsung biomassa digunakan sebagai bahan bakar untuk

memanaskan tungku boiler. Boiler/ ketel uap kemudian akan menghasilkan uap.

Uap yang dihasilkan akibat proses pemanasan lalu diubah menjadi energi listrik

untuk keperluan rumah tangga ataupun industri. Sistem boiler biomassa dapat

menggunakan bahan bakar wood pellet. Wood pellet dibentuk dari biomassa

dalam hal ini kayu yang dicacah menjadi lebih halus atau limbah kayu dengan

cara dikempa dengan suhu dan tekanan tinggi sehingga menjadi bentuk yang lebih

padat dan menghasilkan nilai kalor yang tinggi. Karakteristik wood pellet

dianggap lebih unggul jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Hal ini karena

mudah dalam penanganan, penyalaan, dan pembakaran, bentuk dan sifat bahan

bakar yang seragam, emisi gas beracun saat pembakaran sedikit, efisiensi

transportasi tinggi, dan juga memiliki kerapatan energi yang tinggi (Yokoyama

2008).

Hasil konversi biomassa menjadi wood pellet untuk digunakan sebagai

bahan bakar energi listrik tersaji pada Tabel 3. Konversi biomassa menjadi wood

pellet menggunakan perbandingan 1.5:1 sehingga wood pellet yang dapat

dihasilkan keempat desa sebanyak 35306.019 ton dari berbagai jenis pohon yang

tersedia. Wood pellet yang ada kemudian dikonversikan menjadi energi listrik

melalui dua cara. Menurut cara pertama dalam 1 ton wood pellet dapat

menghasilkan 19,8 GJ/ton. Jika energi dari biomassa tersebut digunakan sebagai

bahan bakar pembangkit listrik yang memiliki efisiensi 20.5 % maka dapat

menghasilkan energi listrik sebesar 38924.886 MWh. Sementara itu berdasarkan

cara ke dua, dengan memasukkan rata-rata nilai kalor dan kadar air dari wood

pellet, pada efisiensi mesin pembangkit 14.76 % maka dapat menghasilkan energi

listrik sebesar 20450.622 MWh.

Kebutuhan Listrik

Kecamatan Karimunjawa memiliki 3199 KK dan di antara jumlah tersebut

masih ada sekitar 1046 KK yang belum teraliri listrik. Jika diasumsikan setiap KK

menggunakan daya listrik 450 VA, maka kebutuhan listriknya sebesar 11296.8kW

atau 4123.332 MW setiap tahun.

Energi listrik dari biomassa yang sebesar 20450.622 - 38924.886 MWh

(Tabel 3) di keempat desa jika digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik yang

sebesar 4123.332 MW setiap tahun maka dapat memenuhi kebutuhan listrik di

Kecamatan Karimunjawa selama 5 hingga 9 tahun bila tidak ada penanaman

kembali pohon-pohon tersebut untuk menghasilkan wood pellet sebagai sumber

bahan bakar pembangkit listrik di sana. Potensi energi listrik terbesar dari

biomassa adalah di Desa Kemujan yaitu sebesar 8305.652 – 15808.642 MWh.

Nilai potensi energi listrik tersebut dapat memenuhi kebutuhan listrik di

Kecamatan Karimunjawa selama 24 bulan hingga 46 bulan atau sekitar 1 hingga 2

tahun. Nilai potensi tersebut diikuti oleh potensi energi listrik di Desa Karimun

sebesar 7135.155 – 13580.765 MWh yang dapat memenuhi kebutuhan listrik

10

selama kurang lebih 2 hingga 3 tahun. Potensi energi listrik di Desa Nyamuk

sebesar 2777.403 – 5286.397 MWh dapat memenuhi kebutuhan listrik selama

kurang lebih 8 hingga 15 bulan dan potensi energi listrik di Desa Parang sebesar

2232.412 - 4249.082 MWh dapat memenuhi kebutuhan listrik selama kurang

lebih 6 hingga 12 bulan. Semua pendugaan lama pemakaian adalah bila tidak ada

penanaman kembali pohon-pohon (biomassa) untuk menghasilkan wood pellet

sebagai sumber bahan bakar pembangkit listrik di sana.

Setiap desa di Kecamatan Karimunjawa memiliki jenis pohon yang

berbeda-beda seperti pada Tabel 4. Di antara jenis-jenis pohon yang ada, jenis

yang paling besar menghasilkan listrik adalah jenis vitex (Vitex sp) yaitu 4294.402

MWh. Hal ini karena Vitex sp cukup banyak ditemukan di lokasi dibandingkan

jenis lainnya sehingga total biomassanya juga besar. Dengan potensi energi listrik

sebesar itu dan dengan kebutuhan listrik di Karimunjawa sebesar 11296.8 kW

maka bisa digunakan selama 12.50 bulan. Adapun sengon (Paraserianthes

falcataria) sebagai jenis yang cepat tumbuh bisa menghasilkan listrik sebesar

290.039 MWh untuk digunakan selama 0.84 bulan atau sekitar 25 hari.

Kayu jenis Anthocephalus cadamba dan Calliandra calothyrsus adalah

dua contoh jenis pohon yang cepat tumbuh. Pohon yang tumbuh cepat dan

memiliki banyak cabang cenderung memiliki energi yang tinggi. Ciri-ciri ini dapat

ditemukan pada kayu lunak. Kayu yang hendak dijadikan sebagai sumber energi

salah satu syaratnya adalah memiliki nilai kalor yang tinggi. Sementara itu,

menurut Prayitno (2007), salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam

penggunaan kayu sebagai bahan energi adalah kecepatan tumbuh yang besar

dengan sifat percabangan yang lebat, salah satu contohnya juga adalah Calliandra

calothyrsus. Hasil pendugaan biomassa untuk jenis A. cadamba sebesar 223.725

ton/ha (Tabel 4) dapat menghasilkan listrik sebanyak 164.438 MWh dan dapat

digunakan selama 0.48 bulan. Sedangkan jenis C. calothyrsus memiliki biomassa

805.410 ton/ha (Tabel 4) dapat menghasilkan listrik sebanyak 591.976 MWh dan

dapat digunakan selama 1.72 bulan.

Pembangunan hutan tanaman untuk mendapatkan biomassa sebagai bahan

bakar listrik secara berkelanjutan sangat dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan

listrik masyarakat di Karimunjawa. Oleh karenanya dibutuhkan jenis-jenis yang

cepat tumbuh. Menurut Krisnawati et al. (2011), Paraserianthes falcataria

memiliki pertambahan tinggi 4 m/tahun dan pertambahan diameter 4-5 cm/ tahun

sampai usia pohon 5 tahun. Jika jenis ini saja yang dikembangkan maka potensi

biomassa yang dapat diperoleh pada akhir rotasi 5 tahun dalam luasan 12 ha

adalah 1516.996 ton biomassa. Jumlah tersebut ternyata hanya mampu memenuhi

kebutuhan biomassa sebanyak 27% per tahun jika ada 5 kelas umur dan setiap

satu kelas umur adalah 2.4 ha.

Jenis pohon lain yang cepat tumbuh yaitu jabon. Menurut Krisnawati et al.

(2011), jabon (Anthocephalus cadamba) memiliki pertambahan tinggi 3 m/tahun

dan pertambahan diameter 4 cm/ tahun.Dengan jarak tanam 3 m x 4 m pada akhir

rotasi 5 tahun dan diameter 20 cm, Anthocephalus cadamba dapat memiliki

biomassa 101.810 ton/ha, dan dengan luasan 12 ha bisa mencapai 1221.72 ton

biomassa. Jumlah tersebut ternyata hanya mampu memenuhi kebutuhan biomassa

sebanyak 22% per tahun jika ada 5 kelas umur. Meski demikian dengan tetap

memungkinkan untuk dilakukan pembangunan hutan tanaman dengan jenis

11

Tabel 4 Potensi listrik dari tiap vegetasi yang ada di Kepulauan Karimunjawa

Vegetasi Biomassa

(ton/ha)

Listrik

dihasilkan

(MWh)

Lama

pemakaian

(bulan)

Katesan (nama lokal) 724.902 532.803 1.55

Jambu Mete (Annacardium occodentale) 2601.982 1912.456 5.55

Kapuk (Ceiba pentandra) 3853.245 2832.135 8.24

Mangga (Mangifera indica) 3143.325 2310.356 6.72

Sengon (Paraserianthes falcataria) 394.611 290.039 0.84

Cemara (Casuarina equisetifolia) 2322.697 1707.182 4.97

Ketapang (Terminalia catappa) 615.158 452.141 1.32

Pongamia (Pongamia pinnata) 2037.887 1497.847 4.36

Mahoni (Swietenia macrophylla) 2073.752 1524.208 4.44

Malaka (Phyllantus emblica) 802.390 589.757 1.72

Kudo (Lannea coromandelica) 1678.897 1233.990 3.59

Garcinia (Garcinia celebrica) 272.639 200.390 0.58

Kayu Ingas (Semecarpus heterophyllus) 3748.011 2754.788 8.02

Vitex (Vitex sp) 5842.723 4294.402 12.50

Ardisia fumilis 1768.334 1299.726 3.78

Ficus (Ficus sp) 4935.996 3627.957 10.56

Jabon (Anthocephalus cadamba)* 223.725 164.438 0.48

Kaliandra (Calliandra Calothyrsus)* 805.410 591.976 1.72

Keterangan : * : jenis lain cepat tumbuh

tanaman cepat tumbuh. Hal ini karena masih tersedia banyak lahan di

Karimunjawa yang bisa ditanami.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pengembangan potensi biomassa di Kecamatan Karimunjawa dari hutan

tanaman sebagai sumber energi pembangkit listrik dapat dilakukan karena lahan

cukup tersedia yakni hanya membutuhkan sekitar 60 ha luas lahan. Biomassa ini

terlebih dahulu dikonversi menjadi wood pellet. Hasil pendugaan biomassa yang

dapat dihasilkan oleh vegetasi yang ada di Karimunjawa adalah 52959.029 ton/ha

yang kemudian dapat menghasilkan listrik sebesar 20450.622 - 38924.886 MWh.

Potensi listrik sebesar itu dapat digunakan selama 5 hingga 9 tahun oleh

masyarakat Karimunjawa. Pembangunan hutan tanaman sebagai sumber bahan

bakar berkelanjutan memungkinkan untuk dilakukan di Karimunjawa karena

masih tersedia lahan.

12

Saran

Pembangunan hutan tanaman untuk memperoleh biomassa dan

mengkonversinya menjadi wood pellet guna menjadi bahan bakar pembangkit

listrik dapat dilakukan, sehingga yang dibutuhkan adalah kesediaan pemerintah

atau swasta dalam pengadaan alat pembangkit.

.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu H, Hendrana S. (Ed). 2014. Konversi Biomassa untuk Energi Alternatif

di Indonesia: Tinjauan Sumber Daya, Teknologi, Manajemen, dan Kebijakan.

Jakarta (ID): LIPI Press.

[BTNK] Balai Taman Nasional Karimunjawa. 2004a. Rencana Pengelolaan

Taman Nasional Karimunjawa Periode Tahun 2005-2024. Buku I. Rencana

Pengelolaan. Balai Taman Nasional Karimunjawa, Semarang.

Brown S. 1997. Estimating Biomass and and Biomass Change of Tropical

Forests, A Primer. Rome, Italy: FAO Forestry Paper 134.

Cahyono TD, Coto Z, Febrianto F. 2008. Analisis nilai kalor dan kelayakan

ekonomis kayu sebagai bahan bakar substitusi batu bara di pabrik semen.

Forum Pascasarjana. 31(2): 105-116.

Harris, Anam S, Mahmudsyah S. 2013. Studi pemanfaatan limbah padat

perkebunan kelapa sawit pada PLTU 6 MW di Bangka Belitung. Jurnal Teknik

POMITS2(1). ISSN : 2337-3539.

Krisnawati H, Varis E, Kallio M, Kanninen M. 2011. Paraserianthes

falcataria(L) Nielsen: Ekologi, Silvikultur dan Produktivitas. Bogor (ID):

Center for International Forestry Research (CIFOR).

Krisnawati H, Kallio M, Kanninen M. 2011. Anthocephalus cadamba Miq:

Ecology, Silviculture, and Productivity. Bogor (ID): Center for International

Forestry Research (CIFOR).

Krisnawati H, Adinugroho CW, Imanudin R. 2012. Model-Model Alometrik untuk

Pendugaan Biomassa Pohon pada Berbagai Tipe Ekosistem Hutan di

Indonesia. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan

Rehabilitasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan– Kementerian

Kehutanan.

Krisnawati H, Adinugroho CW, Imanudin R. 2013. Pedoman Penggunaan Model

Alometrik untuk Pendugaan Biomassa dan Stok Karbon di Indonesia. Bogor

(ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan

Penelitian dan Pengembangan Kehutanan – Kementerian Kehutanan.

Kurniawan IS.2016. Komunikasi pribadi. Bogor, 4 September.

Kusmana C. 1993. A Study on Mangrove Forest Management Base on Ecological

Data in East Sumatera, Indonesia [disertasi]. Japan (JP): Kyoto University,

Faculty of Agricultural.

[ITB] Institut Teknologi Bandung. 2016. Laporan penelitian unggulan nasional.

Bandung(ID): ITB.

13

Payne GA. 1980. The Energy Managers Handbook. Guildford, Surrey (UK):

Westbury House.

Prayitno, TA. 2007. Pertumbuhan Pohon dan Kualitas Kayu KTT 667.

Yogyakarta (ID): Fakultas Kehutanan UGM..

Purwanti F. 2008. Konsep Co-management Taman Nasional Karimunjawa

[disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Tampubolon AP. 2008. Kajian kebijakan energi biomassa kayu bakar study of

fuelwood biomass energy policies. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. 5

(1): 29–37. Pusat litbang Hasil Hutan, Bogor.

Yokoyama S. (Ed). 2008. Buku Panduan Biomassa. The Japan Institute of

Energy.

14

Lampiran 1 Rekapitulasi perhitungan konversi biomassa menjadi energi listrik

cara 1

Keterangan : tanda koma menandakan desimal

Lokasi Jenis Biomassa

(ton/ha)

Wood pellet

(ton)

Energi (GJ) Energi

(Mwh)

E. listrik

(MWh)

Energi

terpakai

(Mwh)

Energi bersih

(Mwh)

Pulau nyamuk Katesan 724,902 483,268 9568,709 2657,975 544,885 12,082 532,803

Jambu Mete 3738,296 2492,197 49345,502 13707,084 2809,952 62,305 2747,647

Kapuk 1422,310 948,207 18774,496 5215,138 1069,103 23,705 1045,398

Mangga 541,268 360,845 7144,734 1984,648 406,853 9,021 397,832

Sengon 765,601 510,401 10105,938 2807,205 575,477 12,760 562,717

Total 7192,377 4794,918 94939,378 26372,050 5406,270 119,873 5286,397

Pulau Parang Cemara 2322,697 1548,465 30659,600 8516,555 1745,894 38,712 1707,182

Ketapang 615,158 410,105 8120,085 2255,579 462,394 10,253 452,141

Pongamia 682,371 454,914 9007,302 2502,028 512,916 11,373 501,543

Sengon 87,086 58,058 1149,539 319,316 65,460 1,451 64,008

Mahoni 2073,752 1382,501 27373,526 7603,757 1558,770 34,563 1524,208

Total 5781,065 3854,043 76310,053 21197,237 4345,434 96,351 4249,082

Pulau Kemujan Malaka 802,390 534,927 10591,546 2942,096 603,130 13,373 589,757

Kudo 2313,919 1542,613 30543,737 8484,371 1739,296 38,565 1700,731

Pongamia 544,990 363,326 7193,862 1998,295 409,650 9,083 400,567

Garcinia 272,639 181,759 3598,837 999,677 204,934 4,544 200,390

Mangga 5745,416 3830,277 75839,485 21066,524 4318,637 95,757 4222,880

Sengon 331,144 220,763 4371,100 1214,194 248,910 5,519 243,391

Kayu Ingas 3748,011 2498,674 49473,742 13742,706 2817,255 62,467 2754,788

Jambu Mete 1465,667 977,112 19346,811 5374,114 1101,693 24,428 1077,266

Kapuk 6284,181 4189,454 82951,184 23041,995 4723,609 104,736 4618,873

Total 21508,356 14338,904 283910,303 78863,973 16167,114 358,473 15808,642

Pulau Karimun Kudo 1043,875 695,917 13779,155 3827,543 784,646 17,398 767,248

Pongamia 4886,302 3257,534 64499,181 17916,439 3672,870 81,438 3591,432

Vitex 5842,723 3895,149 77123,949 21423,319 4391,780 97,379 4294,402

Ardisia Fumilis 1768,334 1178,890 23342,014 6483,893 1329,198 29,472 1299,726

Ficus 4935,996 3290,664 65155,150 18098,653 3710,224 82,267 3627,957

Total 18477,231 12318,154 243899,448 67749,847 13888,719 307,954 13580,765

Tambahan kaliandra 805,410 536,940 10631,412 2953,170 605,400 13,424 591,976

Jabon 223,725 149,150 2953,170 820,325 168,167 3,729 164,438

15

Lampiran 2 Rekapitulasi perhitungan konversi biomassa menjadi energi listrik

cara 2

Keterangan : tanda koma menandakan desimal

Lokasi Jenis Biomassa

(ton/ha)

Wood pellet

(ton)

Energi (MJ) Energi (kwh) Energi

(Mwh)

Energi

terpakai

(Mwh)

Energi bersih

(MWh)

Pulau nyamuk Katesan 724,902 483,268 1051233,947 292009,430 292,009 12,082 279,928

Jambu Mete 3738,296 2492,197 5421177,373 1505882,604 1505,883 62,305 1443,578

Kapuk 1422,310 948,207 2062596,780 572943,550 572,944 23,705 549,238

Mangga 541,268 360,845 784932,122 218036,701 218,037 9,021 209,016

Sengon 765,601 510,401 1110254,833 308404,120 308,404 12,760 295,644

Total 7192,377 4794,918 10430195,055 2897276,404 2897,276 119,873 2777,403

Pulau Parang Cemara 2322,697 1548,465 3368313,661 935642,684 935,643 38,712 896,931

Ketapang 615,158 410,105 892085,745 247801,596 247,802 10,253 237,549

Pongamia 682,371 454,914 989556,939 274876,928 274,877 11,373 263,504

Sengon 87,086 58,058 126290,272 35080,631 35,081 1,451 33,629

Mahoni 2073,752 1382,501 3007300,291 835361,192 835,361 34,563 800,799

Total 5781,065 3854,043 8383546,908 2328763,030 2328,763 96,351 2232,412

Pulau Kemujan Malaka 802,390 534,927 1163604,519 323223,478 323,223 13,373 309,850

Kudo 2313,919 1542,613 3355584,761 932106,878 932,107 38,565 893,542

Pongamia 544,990 363,326 790329,374 219535,937 219,536 9,083 210,453

Garcinia 272,639 181,759 395374,085 109826,135 109,826 4,544 105,282

Mangga 5745,416 3830,277 8331849,573 2314402,659 2314,403 95,757 2218,646

Sengon 331,144 220,763 480216,198 133393,388 133,393 5,519 127,874

Kayu Ingas 3748,011 2498,674 5435266,064 1509796,129 1509,796 62,467 1447,329

Jambu Mete 1465,667 977,112 2125472,211 590408,948 590,409 24,428 565,981

Kapuk 6284,181 4189,454 9113152,425 2531431,229 2531,431 104,736 2426,695

Total 21508,356 14338,904 31190849,211 8664124,781 8664,125 358,473 8305,652

Pulau Karimun Kudo 1043,875 695,917 1513800,403 420500,112 420,500 17,398 403,102

Pongamia 4886,302 3257,534 7085985,269 1968329,241 1968,329 81,438 1886,891

Vitex 5842,723 3895,149 8472962,871 2353600,798 2353,601 97,379 2256,222

Ardisia Fumilis 1768,334 1178,890 2564391,730 712331,036 712,331 29,472 682,859

Ficus 4935,996 3290,664 7158051,127 1988347,535 1988,348 82,267 1906,081

Total 18477,231 12318,154 26795191,401 7443108,722 7443,109 307,954 7135,155

16

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara

pada tanggal 17 Oktober 1994 dari ayah Daud Minggu (alm) dan ibu Dina Sara.

Penulis adalah putri pertama dari tiga bersaudara.Tahun 2012 penulis lulus dari

SMA Negeri 1 Pomalaa dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk

Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah IPB (BUD

IPB) dengan PT Antam (Persero) Tbk sebagai penyandang dana dan diterima di

Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum

Dendrologi pada tahun ajaran 2015/2016, asisten praktikum Dasar-dasar Fisiologi

Pohon tahun ajaran 2015/2016, dan asisten praktikum Silvikultur tahun ajaran

2016/2017. Bulan Agustus 2014 penulis melaksanakan Praktik Pengenalan

Ekosistem Hutan(PPEH) dengan jalur Sancang Barat-Kamojang, Jawa Barat dan

bulan Agustus 2015 penulis melaksanakan Praktik Pengelolaan Hutan (PPH) di

Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat. Penulis juga melakukan

Praktik Kerja Profesi (PKP) di PT Antam (Persero) Tbk UBPN Pomalaa,

Sulawesi Tenggara dengan judul Model Pertumbuhan Tanaman Revegetasi di

Lahan Bekas Tambang PT Aneka Tambang (Persero) Tbk Pomalaa, Sulawesi

Tenggara pada tahun 2016. Selain itu, penulis pernah melakukan magang di

SEAMEO BIOTROP pada tahun 2015 dan CIFOR pada tahun 2014.

Penulis juga aktif dalam kegiatan mahasiswa sebagai anggota divisi

Bussiness Development (BD), anggota divisi Scientific Improvement (SI), anggota

grup Agroforestry dan Seedling Tree Grower Community (TGC), serta menjadi

salah satu peserta kegiatan Eksflorasi oleh TGC di Taman Nasional Lore Lindu,

Sulawesi Tengah pada tahun 2015. Selain itu, penulis juga mengikuti kepanitiaan

dalam acara The 8th

TGC in Action tahun 2015 sebagai ketua divisi acara dan

panitia Natal Sylva Fakultas Kehutanan sebagai ketua divisi PDD tahun 2014.