tekpon gita

Upload: loven-cool

Post on 16-Jul-2015

133 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

TUGAS TEKNIK PONDASIBAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Dunia ketekniksipilan yang semakin berkembang menuntut mahasiswa teknik sipil untuk semakin bersaing dalam menghasilkan karya yang kreatif dan inovatif. Hal ini mendorong mahasiswa harus mendalami ilmu dibidangnya, bukan hanya teori, tetapi juga praktek dan penerapan dari ilmu tersebut. Keberadaan pondasi sangat penting mengingat pondasi merupakan bagian terbawah dari sebuah bangunan. Pada suatu konstruksi bangunan, pondasi berfungsi untuk mendukung bangunan serta seluruh beban bangunan baik beban mati, beban hidup, atau beban gempa dan meneruskan beban bangunan tersebut ke tanah atau batuan yang berada dibawahnya. Keberadaan pondasi pada konstruksi bangunan perlu mendapatkan perhatian lebih, karena sama halnya dengan bagian tubuh manusia, yaitu kaki, berperan sangat penting untuk menopang bagian tubuh yang ada di atasnya. Banyak kita temui kegagalan konstruksi bangunan yang diakibatkan kurangnya perencanaan pondasi dari bangunan tersebut. Struktur bagian atas umumnya dipakai untuk menjelaskan bagian suatu bangunan yang membawa beban kepada pondasi. Struktur atas mempunyai arti khusus untuk bangunan-bangunan dan jembatan-jembatan. Akan tetapi pondosi dapat juga hanya menopang mesin-mesin, mendukung peralatan industrial (pipa, menara, tangki), bertindak sebagai alas untuk papan iklan, dan sejenisnya. Karena dari suatu bangunan komponen-komponen pendukung beban yang mempunyai bidang antara (interfacing) terhadap tanah. Banyak kita temui kegagalan konstruksi bangunan yang diakibatkan kurangnya perencanaan pondasi dari bangunan tersebut. Atas dasar definisi tentang pondasi ini maka jelaslah bahwa pondasi merupakan bagian yang

TUGAS TEKNIK PONDASIpaling penting dari suatu bangunan. Sehingga diperlukan pengetahuan serta pemahaman yang lebih baik dari segi teori maupun dalam perencanaan serta pelaksanaanya. 1.2. Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan dirumuskan dalam Tugas Teknik Pondasi ini adalah: 1. Menghitung kapasitas axial tiang pancang dengan kedalaman yang ditentukan. 2. Menghitung jumlah tiang dan menentukan susunan tiang untuk beban yang telah ditentukan.3. Merencanakan dan menghitung pembesian tiang dan pembesian poer yang

dimaksud. 4. Menggambarkan penulangan pada tiang dan poer dalam bentuk potongan memanjang dan potongan melintang.

1.3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dari Tugas Teknik Pondasi adalah:1.

Untuk dapat menghitung kapasitas axial tiang pancang dengan

kedalaman yang ditentukan. 2. Untuk dapat menghitung jumlah tiang dan menentukan susunan

tiang untuk beban yang telah ditentukan. 3. Untuk dapat merencanakan dan menghitung pembesian tiang dan

pembesian poer yang dimaksud.4.

Untuk dapat menggambarkan penulangan pada tiang dan poer dalam

bentuk potongan memanjang dan potongan melintang.

TUGAS TEKNIK PONDASI

1.4. Tujuan Intruksional Umum Dalam penulisan tugas mengenai Teknik Pondasi ini, penulis mempunyai beberapa maksud dan tujuan. Adapun maksud dan tujuan penulis yaitu agar mahasiswa mampu merencanakan pondasi untuk bangunan gedung dan bangunan teknik sipil dengan baik, aman, dan ekonomis sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam peraturan.

1.5. Ruang Lingkup Dalam penulisan Tugas Perencanaan Pondasi ini meliputi beberapa pelaksanaan antara lain : 1.Menentukan kedalaman tanah keras atau kadalaman pondasi (Df) dari data tanah yang tersedia dan memilih jenis pondasi yaitu dengan menggunakan tiang pancang dengan kedalaman yang telah ditentukan. 2.Menghitung daya dukung tanah (batas, izin, izin netto, dll). 3.Merencanakan dimensi pondasi atau dinding penahan tanah. 4.Memeriksa stabilitas pondasi atau diding penahan sesuai dengan kebutuhan atau persyaratan. 5.Menggambar hasil perencanaan.

TUGAS TEKNIK PONDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah 2.2.1. Pengertian Tanah Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan sebagai materialyang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut. Selain itu, tanah juga dapat didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat yang secara alami dan bisa dipisahkan menjadi pertikel-partikel yang lebih kecil. Dilihat dari sudut pandang ketekniksipilan, tanah adalah suatu bahan atau material yang harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan, misalkan: 1.Bahan untuk urugan/peninggian/timbunan. 2.Bahan untuk badan jalan/landasan.3.

Bahan untuk bendungan tanah (Earth Fill DamI) Suatu material tanah terdiri dari butir-butir tanah yang solid

dan di antara butir-butir tersebut terdapat pori-pori tanah yang dapat diisi oleh udara dan air. Dibandingkan dengan semua bahan konstruksi, tanah memiliki sifat teknik yang paling variabel. Sifat-sifat yang penting dalam Teknik Pondasi adalah:

TUGAS TEKNIK PONDASI1. Parameter-parameter gesekan dalam).2. Indeks

kekuatan

(modulus

tegangan-

tegangan, modulus geser, angka poisson, kohesi, dan sudut

kompresibilitas

(untuk

deformasi/penurunan/

settlement). 3. Permeabilitas (gaya rembes). 4. Data volumetrik-gravimetrik (berat satuan, berat jenis, angka pori, kadar air, dan sebagainya). Dengan sifat-sifat di atas, maka kita dapat menentukan besarnya:1. Daya dukung (bearing capacity).

2. Perurunan, termasuk besar dan lajunya. 3. Tekanan tanah. 4. Tekanan pori dan kwantitas pengeluaran air. Tanah selalu mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi pekerjaan konstruksi. Tanah berfungsi sebagai pondasi pendukung suatu bangunan atau bahan konstruksi dari bangunan itu sendiri. 2.1.2. Jenis Tanah Istilah tanah dalam bidang Mekanika Tanah mencakup semua bahan dari tanah lempung (clay) sampai dengan batuan (gravel). Beberapa jenis tanah dapat di jelaskan sebagai berikut:1. Pasir Lepas (Loose Sand)

Adalah suatu deposit pasir dengan kepadatan rendah. Apabila pondasi mesin berada di atas pasir lepas, maka getaran

TUGAS TEKNIK PONDASImesin akan memadatkannya, sehingga menyebabkan penurunan yang besar. Beban gempa akan menyebabkan pencairan pasir ini jika pasir tersebut jenuh dan akan menyebabkan penurunan yang besar.

2. Tanah Loess

Adalah suatu deposit yang relatif unifrom, tanah lanau bawaan angin. Tanah ini mempunyai permeabilitas vertikal yang tinggi tetapi permeabilitas horizontalnya rendah. Tanah loess menjadi sangat kompresibel apabila jenuh. Apabila suatu bangunan berada di atas tanah loess maka untuk mencegah agar tidak terjadi penurunan yang besar setelah bangunan selesai, sebelum pembangunan dimulai, lapisan tanah ini dibasahi dahulu agar terjadi penirunan sebelum pembangunan dimulai.

3. Lempung (Clay)

Tanah lempung dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:a. Tanah lempung yang terkonsolidasi normal adalah tanah

lempung yang tidak mengalami tekanan yang lebih besar daripada tekanan yang ada pada saat sekarang. Tanah ini umumnya sangat kompresibel, mempunyai daya dukung yang rendah dan permeabelitasnya juga rendah. Karena kompresibilitasnya tinggi, tanah ini tidak mampu mendukung bangunan dengan pondasi dangkal. Jadi diperlikan pondasi tiang untuk meneruskan beban bangunan ke lapisan tanah yang lebih dalam yang mempunyai daya dukung yang lebih tinggi,

TUGAS TEKNIK PONDASIatau menggunakan pondasi pelat, dimana berast tanah yang digali untuk basement sama dengan berat bangunan. b. Tanah lempung yang terkonsolidasi lebih adalah lempung yang pada masa lalu mengalami tekanan yang lebih besar daripada tekanan yang diderita sekarang. Jenis lempung ini mempunyai daya dukung yang agak tinggi dan tidak kompresibel.

4. Bentonit Adalah lempung yang mempunyai plastisitas tinggi yang menghasilkan dari dekomposisi abu vulkanis. Tanah ini sangat ekspansif yang mengembang cukup besar jika kondisinya jenuh. Hal ini menimbulkan masalah pada pondasi, trotoar, dan lain-lain, apabila berada di atas lapisan tanah ini jika terjadi perubahan musim maka kadar air tanah berubah. 5. Gambut Adalah bahan organis setengah lapuk berserat. Gambut mempunyai angka pori yang sangat tinggi dan sangat kompresibel. Jika bangunan berada di atas tanah gambut, maka penurunan yang terjadi sangat besar. Pada umumnya, tanah dibagi ke dalam 2 kelompok besar, yaitu: 1.2.

Tanah residu, yaitu tanah yang terbentuk akibat pelapukan. Tanah pindahan, yaitu tanah produk pelapukan yang terbawa

ke tempat lain (Glcial ,Alluvial, Marine, Calluvial,). Berdasarkan ukuran butir tanah, tanah dibedakan atas :

TUGAS TEKNIK PONDASI-

Berangkal (Boulder), yaitu tanah yang mempunyai Kerakal (Cobblestone), yaitu tanah yang mempunyai Kerikil (Gravel), yaitu bahan tak berkohesi (kerikil tidak

ukuran butir > 20 cm.-

ukuran butir 8 - 20 cm.-

mempunyai adesi partikel atau tarikan partikel). Ukuran kerikil adalah antara 2 mm - 8 cm.-

Pasir Kasar (Course Sand), yaitu tanah yang mempunyai Pasir Sedang (Medium Sand), yaitu tanah yang Pasir Halus (Fine Sand), yaitu tanah yang mempunyai

ukuran butir antara 0,6 - 2 mm.-

mempunyai ukuran butir antara 0,2 - 0,6 mm.-

ukuran butir antara 0,006 0, 2 mm. Menurut kedudukan tanahnya, butir-butir tanah dibedakan atas :-

Single gram structure (pasir) Flouculent structure (silt) Honey Comb structure (clay/lempung) Tetapi dalam kenyataan di lapangan, sering kita jumpai jenis

tanah yang merupakan campuran dari fraksi-fraksi tanah. Misalkan suatu lapisan tanah dengan bagian pasir dan ada bagian lanau, lapisan tanah dengan bagian lanau dengan bagian lempung, dll. Sehingga nama tanahnya merupakan kombinasi dari lapisanlapisan yang membentuknya. Contoh : Sandy Clay, Clayey Silt, Clayey Silt Sand, dll. Suatu klasifikasi tanah berfungsi untuk memberikan gambaran sepintas mengenai sifat-sifat tanah dalam menghadapi perencanaan dan pelaksanaan. Jadi, untuk maksud pemanfaatan contoh-contoh perencanaan dan pelaksanaan di masa yang

TUGAS TEKNIK PONDASIlampau atau ketelitian penggunaan syarat-syarat perencanaan yang digunakan dalam peraturan perencanaan (spesifikasi perencanaan) ternyata diperlukan suatu klasifikasi tanah yang dikelompokkan menurut suatu kriteria yang sama. Klasifikasi tanah diperlukan antara lain bagi hal-hal berikut: 1.Perkiraan hasil eksplorasi tanah (persiapan log bor tanah, peta tanah, dll). 2.Perkiraan standar kemiringan lereng dari penggalian tanah atau tebing. 3.Perkiraan pemilihan bahan (penentuan tanah yang harus disingkirkan, pemilihan tanah dasar, bahan tanah timbunan dll). 4.Perkiraan persentase muai dan susut. 5.Pemilihan jenis konstruksi dan peralatan untuk konstruksi (pemilihan cara penggalian dan rancangan penggalian). 6.Perkiraan kemampuan perlatan untuk konstruksi. 7.Rencana pekerjaan atau pembuatan lereng dan tembok penahan tanah, dll (pemilihan jenis konstruksi dan perhitungan tekanan tanah). Untuk menentukan dan mengklasifikasi tanah, diperlukan suatu pengamatan di lapangan dan suatu percobaan lapangan yang sederhana. Tetapi jika sangat mengandalkan pengamatan di lapangan, maka kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh perbedaan pengamatan perorangan, akan menjadi sangat besar. Untuk memperoleh hasil klasifikasi yang objektif, biasanya tanah ini secara sepintas dibagi dalam tanah berbutir kasar dan berbutir halus berdasarkan suatu analisa mekanis. Selanjutnya tahap klasifikasi tanah berbutir halus diadakan berdasarkan percobaan konsistensi. Mengingat hampir semua bangunan itu dibuat di atas

TUGAS TEKNIK PONDASIatau di bawah permukaan tanah, maka harus dibuatkan pondasi yang sifatnya memikul beban bangunan itu atau gaya yang bekerja melalui bangunan itu.

TUGAS TEKNIK PONDASI

2.1

PONDASI 2.1.1

Pengertian Pondasi Semua konstruksi yang direncanakan akan didukung oleh tanah,

terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas (superstructure) dan elemen bangunan bawah (substructure). Elemen bangunan bawah disebut pondasi, terletak antara bangunan atas dan tanah pendukung. Pondasi merupakan bagian yang meneruskan beban dari bangunan ke lapisan yang mendukungnya. Bentuk pondasi tergantung dari macam bangunan yang akan dibangun dan keadaan tanah tempat pondasi tersebut akan diletakkan. Biasanya pondasi diusahakan diletakkan pada tanah yang keras ( di bawah Lapisan Top Soil). Perencanaan pondasi mempunyai persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu : 1. Ukuran pondasi harus tepat, sehingga tanah di bawahnya masih kuat atau mampu untuk memikul gaya yang bekerja pada pondasi.2. Penurunan yang terjadi tidak boleh terlalu besar karena akan

mengakibatkan retak pada bagian atasnya, bahkan terjadi keruntuhan total. Selain itu, penurunan tidak boleh terlalu jauh satu sama lain. 3. Bangunan tidak boleh mengalami geser atau guling. 4. Konstruksinya harus dibuat sedemikian rupa sehingga pondasi tidak akan pecah atau retak oleh momen reaksi dan gaya lintang yang bekerja pada pondasi. Dalam perencanaan pondasi, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah : 1. Tersedia hasil pengujian di laboratorium untuk tanah yang akan didirikan bangunan di atasnya, sehingga daya dukung tanah dapat dihitung. Untuk bangunan-bangunan kecil seperti rumah

TUGAS TEKNIK PONDASItinggal berlantai satu, mungkin hanya cukup dengan pengamatan visual terhadap tanah tersebut. 2. Pondasi harus direncanakan seekonomis mungkin. 3. Mudah dan aman dalam pelaksanaan. Dengan kemudahan dalam pelaksanaan akan mudah tercapai mutu pondasi seperti yang direncanakan. Keadaan bangunan sekitar juga perlu diperhatikan sehingga tidak akan terganggu dengan adanya pelaksanaan pondasi tersebut. 2.1.2 Macam/Jenis Pondasi Pemilihan jenis-jenis pondasi yang sesuai dengan keadaan tanah pondasi, sebagai berikut:a.

Bila

tanah

pendukung

pondasi

terletak

pada

permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah menggunakan pondasi telapak (spread foundation).b.

Bila

tanah

pendukung

pondasi

terletak

pada

kedalaman sekitar 10 meter di bawah permukaan tanah menggunakan pondasi tiang atau pondasi tiang apung (floating pile foundation) untuk memperbaiki tanah pondasi. Jika menggunakan tiang, maka tiang baja atau tiang beton yang dicor di tempat kurang ekonomis karena tiang-tiang tersebut kurang panjang.c.

Bila

tanah

pendukung

pondasi

terletak

pada

kedalaman sekitar 20 meter di bawah permukaan tanah. Apabila penurunan yang diizinkan dapat menggunakan tiang geser (tiang beton tiang kayu). Apabila tidak boleh terjadi penurunan biasanya menggunakan tiang pancang (pile driven foundation). Tetapi bila terdapat batu besar (cobble stones) pada lapisan antara pemakaian kaison lebih menguntungkan.

TUGAS TEKNIK PONDASId.

Bila

tanah

pendukung

pondasi

terletak

pada

kedalaman sekitar 30 meter di bawah permukaan tanah dapat menggunakan kaison terbuka, tiang baja atau tiang yang dicor di tempat. Tetapi apabila tekanan atmosfir yang bekerja ternyata kurang dari 3 kg/cm2 digunakan juga kaison tekanan. e. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman lebih dari 40 meter di bawah permukaan tanah menggunakan tiang baja dan tiang beton yang dicor di tempat. Berdasarkan kemungkinan besar beban yang harus dipikul oleh pondasi, maka pondasi dibagi atas : 1. Pondasi Dangkal Pondasi ini disebut juga pondasi langsung. Pondasi dangkal digunakan apabila lapisan tanah pada dasar pondasi yang mampu mendukung beban yang dilimpahkan terletak tidak dalam. Selain itu, tanah lapisan atas harus kuat/mampu untuk memikul beban pondasi sehingga cukup memperbesar kaki bangunan saja, yaitu pondasi langsung yang diletakkan pada tanah yang kuat tersebut. Untuk menghitung tegangan izin tanah pada pondasi tunggal, digunakan rumus sebagai berikut :

RUMUS MEYERHOF

TUGAS TEKNIK PONDASIApabila data yang tersedia berupa data langsung dari nilai SPT dan nilai sondir, maka rumus yang dipakai adalah : a) Jika menggunakan data SPTD 1 ult = N .B.1 + . B 10

ijin =

N 0.3 2 .(1 + ) 0.08 B

b) Jika menggunakan data SondirD 1 ult = Qc.B.1 + . ( B 40

ijin =c)

Qc 0.3 2 .(1 + ) 50 B = Qc/40 (untuk besar B yang sembarang)

dimana : N = harga rata-rata dari N pada kedalaman 0,5 D di atas dasar pondasi. Qc = nilai konus B = lebar pondasi referensi diambil 1 meter D = kedalaman pondasi

RUMUS TERZAGHI

TUGAS TEKNIK PONDASIApabila data yang tersedia berupa data laboratorium, maka rumus yang dipakai adalah :

ult = c Nc + b Nq Df + b B N

ijin =dimana : ult c b Df B

ult SF

= tegangan ultimate = cohesi = berat volume tanah (efektif) = kedalaman dasar pondasi = lebar pondasi dianggap 1 meter = factor daya dukung tanah yang ditentukan oleh besarnya sudut geser dalam ().

Nc,Nq, N

,

= factor pengali yang tergantung dari bentuk pondasi.

SF

= Factor of Safety (2-3).

Nilai , tergantung dari bentuk pondasi, seperti pada tabel 4. Untuk bentuk pondasi persegi panjang memiliki nilai = 1 dan nilai = 0,5. Untuk bentuk pondasi bujur sangkar memiliki nilai = 1,3 dan nilai = 0,4. Dan untuk bentuk pondasi lingkaran memiliki nilai = 1,3 dan nilai = 0,3. Tabel 4. Faktor bentuk

TUGAS TEKNIK PONDASIBentuk pondasi Persegi panjang Bujur sangkar Lingkaran

1 1.3 1.3

0.5 0.4 0.3

Untuk menghitung dan mendapatkan tegangan tanah yang diijinkan, maka daya dukung batas/tegangan ultimate tersebut dibagi dengan faktor keamanan, yang besarnya tergantung dari keberanian perencana dan ahli mekanika tanah. Sebagai pedoman biasanya diambil angka keamanan (FS) = 3. Jenis pondasi dangkal adalah pondasi telapak dan pondasi rakit. 2. Pondasi Dalam Pondasi ini disebut pondasi tak langsung. Pondasi ini digunakan apabila lapisan di dasar pondasi yang mampu mendukung beban yang dilimpahkan terletak cukup dalam atau dengan pertimbangan adanya penggerusan dan galian dekat pondasi di kemudian hari. Jenis dan pondasi ini adalah pondasi tiang pancang dan pondasi kaison. a) Pondasi Tiang Pancang Perhitungan daya dukung yang diizinkan untuk pondasi adalah sebagai berikut : Daya dukung batas untuk gabungan tiang Rqu = qd.A + .Df.L Dimana :

ditentukan dengan persamaan berikut :

TUGAS TEKNIK PONDASIRqu = Daya dukung batas dari gabungan tiang qd = Satuan daya dukung batas tanah pondasi pada bagian ujung tiang

A = Luas alas dari gabungan tiang = Daya geser rata-rata dari tanah, akibat persentuhan dengan tiang Df = Jarak dari dasar tumpuan sampai ke ujung tiang

Sedangkan daya dukung yang diizinkan

untuk setiap tiang Rpa ditentukan sebagai berikut : Rpa = Dimana : N = Jumlah tiang pada suatu kelompok tiang F = Faktor keamanan W = Berat efektif tanah

1 ( R qu W ) n.F

b)

Pondasi Kaison Kaison dipakai sebagai pondasi bangunan

yang besar, bila cara pemotongan terbuka tidak dipakai, akibat adanya air yang naik, atau endapan pada dasar pondasi dan lain-lainnya. Di samping itu jika daya dukung (vertikal atau mendatar) tidak mencakupi dalam pondasi tiang, atau bila penurunan atau getaran memegang peranan dalam pemakaiannya.

TUGAS TEKNIK PONDASIPondasi kaison dapat dibedakan menjadi terbuka dan kasion tekanan. Dimana kasion terbuka dibedakan menjadi dua yaitu circular caisson dan rectangular caisson. Intensitas daya dukung vertikal yang diizinkan qa = Dimana : qa = Intensitas daya dukung yang diizinkan dari tanah pondasi di bawah dasar kaison q = Intensitas daya dukung batas dari tanah pondasi di bawah dasar kaison Intensitas daya dukung mendatar yang diizinkan Intensitas daya dukung mendatar yang diizinkan pada sisi kasion diperoleh dengan membagi kekuatan tekanan tanah pasif berdasarkan teori tekanan dengan factor keamanan tertentu. Kekuatan tekanan tanah pasif : a) Untuk tanah berpasir Pp = . Kp.x + Kp.q b) Untuk tanah kohesif Pp = . Kp.x + 2c (Kp)0,5 + Kp.q Dimana : Pp = Kekuatan tekanan tanah pasif pada suatu titik dengan kedalaman x

1 ( q. .Df ) + .Df n

TUGAS TEKNIK PONDASIq = Beban tetap pada permukaan c = Kohesi tanah = Berat isi tanah x = Kedalaman dari muka tanah Kp = Koefisien coulomb untuk tekanan tanah pasif

2.2

MACAMMACAM BEBAN 2.2.1 Beban Mati a.Berat sendiri dari bangunan dan unsur-unsur dari bangunan, misal kolam, dinding, lantai dari masing-masing tingkat, atap, dsb. b.Termasuk berat pondasi dan berat tanah yang langsung ada di atas pondasi. c.Berat jenis dari bahan yang digunakan pada umumnya:a) Pas. batu b) Pas. bata c) Beton d) Tanah

: 2 - 2,2 t/m3. : 1,7 - 1,8 t/m3. : 2,3 - 2,5 t/m3. : 1,6 - 2 t/m3.

2.2.2

Beban Hidup Gaya-gaya, muatan berupa benda, orang dsb; yang merupakan gaya yang besar dan arahnya serta tempatnya berubah-ubah. Contoh : berat kendaraan, orang, meja, kursi, dll.

2.2.3

Beban Gempa Beban akibat pengaruh gempa bumi dan dianggap sebagai beban horizontal.

TUGAS TEKNIK PONDASI2.3.4 Beban Angin Beban yang diakibatkan oleh angin Beban Khusus Beban yang berpengaruh terhadap pondasi secara khusus. Contoh : adanya helipad di sebuah gedung. Dalam kenyataannya beban-beban tersebut tidak bekerja bersamaan semuanya, sehingga beban-beban di atas bisa dikelompokkan menjadi dua bagian beban / muatan, yaitu : a. Muatan Tetap Adalah gabungan antara beban mati dan beban hidup.

t =

net ,n=3 n

b. Muatan Sementara Adalah gabungan antara muatan tetap, beban gempa, beban angin, dan beban khusus.

t =

ult ,n=2 n

Sehingga, t sementara = 1,5 t beban tetap.

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

TUGAS TEKNIK PONDASI3.1. Data Perencanaan Pembebanan pada pondasi dapat dihitung dari jenis bangunan yang dipikul diatasnya. Pada tugas ini, akan direncanakan bangunan pertokoan dua lantai diatas pondasi tiang pancang. Adapun data tanah yang di dapat dari hasil pengujian laboratorium dan hasil SPT (Standart Penetration Test): Berat Bangunan (P1) : 70 ton Berat Sementara (P2) : 20 ton Beban Gempa h d (H) : 12 ton : 3m : 0,6 m

ukuran tiang pancang : 30x30 cm2 Data tanah : kohesi (c) = 0 kg/cm2 = 38,6 soil NSPT pada kedalaman 9 m: N1 N2 N3 = 15 pukulan/feet = 20 pukulan/feet = 17 pukulan/feet = 1,642 t/m3

TUGAS TEKNIK PONDASI

3.2. Menghitung Kapasitas Aksial Tiang Tunggal (Qu)

Qu = Qp + Qs

dimana : Qp Qs

= kapasitas beban pada ujung tiang = kapasitas tahanan geser

a.

Menghitung kapasitas beban pada ujung tiang (Qp) berdasarkan

data SPT Jika nilai NSPT telah mencapai pukulan maksimum maka yang digunakan hanya nilai NSPT maksimum yaitu:

= 20 + 17 = 37 pukulan Maka:

digunakan qp yang terkecil yaitu 14.800 KN/m2

Ap = a x b = 0,30 x 0,30 = 0,09 m2

TUGAS TEKNIK PONDASIQp = Ap + qp = 0,09 x 14.800 = 1332 KN = 133,2 ton

b.

Menghitung kapasitas tahanan geser (Qs)

Qs = P x L x av Dimana : P L av = keliling = kedalaman = satuan tahanan geser

dibawah 15 D maka av konstan 15 D = 15 (0,30) = 4,5m

P = 4.D = 4 (0,30) = 1,2 m

3m

av1

K = 1 sin

= 1 sin 38,6 = 0,3769m

av2

TUGAS TEKNIK PONDASI

ton/m2

ton/m2

Qs = P x L1 x av1 + P x L2 x av2 = 1,8 x 3 x 0,67 + 1,8 x (9 3) x 2,009 =3,618 + 21,6972 = 28,3152 ton Qu = Qp + Qs = 133,2 + 28,3152 =161,5152 ton

44,4 + 14,1576 = 58,5576 ton Jadi kapasitas tiang tunggal adalah 58,5576 ton/tiang

TUGAS TEKNIK PONDASI

3.3. Menghitung Jumlah Tiang dan Konfigurasi Tiang Dalam Kelompok 3.3.1. Akibat Muatan Normal V1 = P1 + Berat poer + Berat tiang Jarak antar tiang dengan b = 30 cm 2,5b s 6b 75 s 180 Dambil jarak antar tiang (s) = 100 cm = 1m Berat poer = luas . d . beton = (2 x 2) x 0,6 x 2,4 = 5,76 ton Berat tiang = Ap . L . beton = (0,30x0,30) x 9 x 2,4 =1,944 ton Sehingga V1 = 70 + 5,76 + 1,944 = 77,704 ton

n1

=

V1 = Qall

= 1,3267

Pondasi direncanakan dalam bentuk bujur sangkar dengan jumlah tiang 4 untuk mendapatkan pondasi yang lebih stabil, sehingga menjadi:

0,5

1

0,5

0,5

1

0,5

TUGAS TEKNIK PONDASI

Kontrol akibat muatan normal

= Untuk muatan normal kapasitas aksial dapat menahan beban

3.3.2.

Akibat Muatan Sementara

V2 = P2 + berat poer + berat tiang = 20 + 5,76 + 0,864 = 26,624 ton H = 12 ton M0 = H (h + d) = 12(3 + 0,6) = 43,2 tm Cek pondasi terhadap 4 buah tiang untuk muatan sementara

TUGAS TEKNIK PONDASI

Kontrol akibat muatan sementara

Tiang pondasi kanan menerima beban terbesar dan tiang paling kiri akan menerima beban yang terkecil

=

26,624 4

= 6,725 ton/tiang< 58,5576 ton/tiang( OK )

Vmin = Vmax = 6,725 ton/tiang< 58,5576 ton/tiang.( OK ) Maka jumlah tiang tidak perlu ditambahkan dan dengan menggunakan 4 buah tiang telah dapat menerima beban-beban yang terjadi.

= 3 ton/tiang < 5,85576 ton/tiang Karena nilai , maka tidak diperlukan tiang miring

3.4. Efisiensi Tiang Pancang Kelompok

TUGAS TEKNIK PONDASI

Keterangan: n = 2 (jumlah kolom) m= 2 (jumalah baris)

=0,814 =81,4 % 3.5. Daya dukung Tiang dalam Kelompok Q = Eff x Qu =0,814 x 161,5152 = 131,4733 Kontrol jumlah tiang

jadi pemasangan 4 buah tiang sudah cukup maka daya dukung kelompok tiang adalah: Pug = Eff x Qu x n

TUGAS TEKNIK PONDASI= 0,814 x 161,5152 x 4 = 525,8932 ton 3.6. Menghitung Pembesian Tiang dan Pembesian Poer Merencanakan pembebanan masing-masing tiang Vtotal = 26,624 ton = 26.624 kg M0

= 43,2 tm

xi2 = 1 x 2(-0,5)2 + 1 x 2(0,5)2 = 1

3.6.1.

Perencanaan Penulangan Poer

Pada perencanaan sebelumnya digunakan tebal poer (d) 0,6 m dengan kedalaman (L) 9 m, pada perencanaan beton digunakan: Muatan beton (fc) = 25 Mpa Mutu baja (fy)

= 320 Mpa

Q = 0,6 x 2,4 = 1,44 t/m1 MD = (0,6)( 26,624) (1,44)(1) 2

= 15,254 tm = 1,254 x 108 Nmm

TUGAS TEKNIK PONDASIMu = MD Bila tebal penutup beton untuk poer(d) = 60 mm dengan h = 500 mm Maka tinggi efektif D = h d = 500 60 = 440 mm Digunakan = 0,8 bila fc< 30 MPa

(Rn diambil per 1 m lebar plat poer)

TUGAS TEKNIK PONDASI

Maka

0,004375