teknik fabrikasi 1

143
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Batam Institutional Development Project Paket Pembelajaran dan Penilaian Kode Unit : BSDC-0752 TEKNIK FABRIKASI-1 (Fabrication Technique-1)

Upload: adam-boyer

Post on 24-Nov-2015

124 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Indonesia Australia Partnership for Skills Development

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Batam Institutional Development Project

Paket Pembelajaran dan PenilaianKode Unit : BSDC-0752

TEKNIK FABRIKASI-1

(Fabrication Technique-1)( April 2002 )

1bab 1 PENGANTAR

1Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini !

1Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung

1Definisi

2Berapa Lama Mencapai Kompetensi ?

2Simbol

2Terminologi

5bab 2 ARAHAN BAGI pelatih

5Peran Pelatih

5Strategi Penyajian

5Alat Bantu yang Dibutuhkan untuk Menyajikan Kompetensi Ini

6Peraturan

6Sumber-sumber untuk Mendapatkan Informasi Tambahan

7bab 3 Standar Kompetensi

7Judul Unit

7Deskripsi Unit

7Kemampuan Awal

7Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

8Variabel

9Pengetahuan dan Keterampilan Pokok

10Konteks Penilaian

10Aspek Penting Penilaian

10Keterkaitan dengan Unit Lain

10Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini

10Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai Kompetensi ini

11bab 4 Strategi penyajian

11A Rencana Materi

13B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

17C Materi Pendukung untuk Pelatih

18Lembar Informasi

50Tugas

65Transparansi

81Bab 5 CARA Menilai Unit Ini

81Apa yang Dimaksud dengan Penilaian ?

81Apa yang Dimaksud dengan Kompeten?

81Pengakuan Kompetensi yang Dimiliki

81Kualifikasi Penilai

82Ujian yang Disarankan

91Checklist yang Disarankan Bagi Penilai

92Lembar Penilaian

bab 1 PENGANTAR

Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini !

Buku Paket Pembelajaran dan Penilaian ini menggunakan sistem pelatihan berdasarkan kompetensi untuk mengajarkan keterampilan ditempat kerja, yakni suatu cara yang secara nasional sudah disepakati untuk penyampaian keterampilan, sikap dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam suatu proses pembelajaran. Penekanan utamanya adalah tentang apa yang dapat dilakukan seseorang setelah mengikuti pelatihan. Salah satu karakteristik yang paling penting dari pelatihan yang berdasarkan kompetensi adalah penguasaan individu secara aktual di tempat kerja.

Pelatih harus menyusun sesi-sesi kegiatannya sesuai dengan :

kebutuhan peserta pelatihan

persyaratan-persyaratan organisasi

waktu yang tersedia untuk pelatihan

situasi pelatihan.

Strategi penyampaian dan perencanaan sudah dipersiapkan oleh pelatih untuk peserta pelatihan. Masalah yang disarankan akan memberikan suatu indikasi tentang apa yang harus dicantumkan dalam program tersebut untuk memenuhi/mencapai standar kompetensi.

Strategi pembelajaran dan penilaian yang dipersiapkan dalam unit ini tidaklah bersifat wajib namun digunakan sebagai pedoman. Peserta pelatihan didorong untuk memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman industri mereka. Contoh-contoh produk industri lokal atau hasil pengembangan sumber-sumber yang mereka miliki, dapat membantu dalam menyesuaikan materi dan memastikan relevansi pelatihan.

Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung

Untuk melaksanakan pelatihan secara efektif dan agar dapat mencapai standar kompetensi diperlukan tingkat kemampuan minimal dalam membaca, menulis dan menghitung berikut:

Kemampuan membaca dan menulisKemampuan baca, interpretasi dan membuat teks.

Kemampuan menggabungkan informasi untuk dapat menafsirkan suatu pengertian

Kemampuan menghitungKemampuan minimal untuk menggunakan matematika dan simbol teknik, diagram dan terminologi dalam konteks umum dan yang dapat diprediksi serta dimungkinkan untuk mengkomunikasikan keduanya yaitu antara matematik dan teknik.

Definisi

Seseorang yang berkeinginan untuk memperoleh kompetensi seharusnya berkenan menamakan dirinya sebagai peserta latih. Dalam situasi pelatihan, anda dapat ditempatkan sebagai peserta, pelajar atau sebagai peserta, sehingga seorang pengajar kompetensi ini adalah sebagai pelatih. Sebaliknya, dalam situasi pelatihan anda juga dapat ditempatkan sebagai guru, mentor, fasilitator atau sebagai supervisor.

Berapa Lama Mencapai Kompetensi ?

Dalam sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya harus tertuju kepada pencapaian suatu kompeterisi/keahlian, bukan pencapaian pada pemenuhan waktu tertentu; dengan demikian dimungkinkan peserta pelatihan yang berbeda memerlukan waktu yang berbeda pula untuk mencapai suatu kompetensi tertentu.

Simbol

Dalam keseluruhan paket pelatihan akan kita lihat beberapa simbol. Berikut penjelasan tentang simbol :

SimbolKeterangan

HOHandout ( Pegangan Peserta )

OHTOverhead Transparansi yang dapat digunakan dalam penyampaian materi pelatihan

Penilaian Penilaian kompetensi yang harus dikuasai

TugasTugas / kegiatan atau aktivitas yang harus diselesaikan.

Terminologi

Akses dan Keadilan

Mengacu kepada fakta bahwa pelatihan harus dapat diakses oleh setiap orang tanpa memandang umur, jenis kelamin, sosial, kultur, agama atau latar belakang pendidikan.

Penilaian

Proses formal yang memastikan pelatihan memenuhi standar-standar yang dibutuhkan oleh industri. Proses ini dilaksanakan oleh seorang penilai yang memenuhi syarat (cakap dan berkualitas) dalam kerangka kerja yang sudah disetujui secara Nasional.

Penilai

Seseorang yang telah diakui/ditunjuk oleh industri untuk menilai/menguji para tenaga kerja di suatu area tertentu.

Kompeten

Mampu melakukan pekerjaan dan memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif ditempat kerja serta sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.

Pelatihan Berdasarkan Kompetensi

Pelatihan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menguasai suatu kompetensi/ keahlian secara terukur dan mengacu pada standar yang sudah ditetapkan.

Aspek Penting Penilaian

Menerangkan fokus penilaian dan poin-poin utama yang mendasari suatu penilaian.

Konteks Penilaian

Menetapkan dimana, bagaimana dan dengan metode apa penilaian akan dilaksanakan.

Elemen Kompetensi

Elemen atau Sub-Kompetensi adalah keterampilan-keterampilan yang membangun suatu unit kompetensi.

Acuan Penilaian

Acuan penilaian adalah garis pedoman tentang bagaimana sebuah unit kompetensi harus dinilai.

Adil

Tidak merugikan para peserta tertentu.

Fleksibel

Tidak ada pendekatan tunggal terhadap penyampaian dan penilaian unjuk kerja dalam sistem pelatihan berdasarkan kompetensi.

Penilaian Formatif

Kegiatan penilaian berskala kecil yang dilakukan selama pelatihan, yaitu untuk membantu dalam memastikan bahwa pelajaran dilaksanakan secara baik dan adanya umpan balik kepada peserta tentang kemajuan yang mereka capai.

Kompetensi Kunci

Kompetensi yang menopang seluruh unjuk kerja dalam suatu pekerjaan. Ini meliputi: mengumpulkan, menganalisis, mengorganisasikan dan mengkomunikasikan ide-ide dan informasi, merencanakan dan mengorganisasikan aktifitas, bekerja dengan orang lain dalam sebuah tim, memecahkan masalah penggunaan teknologi, menggunakan ide-ide teknik-matematis .

Kompetensi-kompetensi ini digolongkan ke dalam tingkat yang berbeda sebagai berikut:

Tingkat kemampuan yang harus ditunjukkan dalam menguasai kompetensi ini

TingkatKarakteristik

1Tugas-tugas rutin dalam prosedur sudah tercapai dan secara periodik kemajuannya diperiksa oleh supervisor.

2Tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan kemampuan diri untuk menangani pekerjaan secara otonomi. Supervisor melakukan pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.

3Bertanggung jawab atas aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin yang diarahkan dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.

Strategi Penyajian

Strategi panyajian adalah dengan menyediakan informasi yang diperlukan tentang bagaimana melaksanakan pelatihan berdasarkan program yang dilaksanakan di tempat kerja dan/atau di tempat pelatihan/ organisasi yang bersangkutan.

Keterkaitan dengan Unit Lain

Menerangkan peran suatu unit dan tempatnya dalam susunan kompetensi yang ditetapkan oleh industri. Hal ini juga memberikan pedoman tentang unit lain yang dapat dinilai bersama.

Standar Kompetensi Nasional

Kompetensi-kompetensi yang sudah disepakati secara nasional dan standar-standar penampilan kerja yang dijadikan acuan oleh segala fihak dalam melakukan suatu pekerjaan.

Kriteria Unjuk kerja

Kriteria-kriteria atau patokan yang digunakan untuk menilai apakah seseorang sudah mencapai suatu kompetensi dalam suatu unit kompetensi.

Variabel

Penjelasan tentang rincian tempat pelatihan dengan perbedaan konteks yang mungkin dapat diterapkan pada suatu unit kompetensi tertentu.

Reliabel

Menggunakan metode-rnetode dan prosedur-prosedur yang menguatkan terhadap standar kompetensi dan tingkatannya diinterpretasikan serta diterapkan secara konsisten kepada seluruh konteks dan seluruh peserta pelatihan.

Valid

Penilian terhadap fakta-fakta dan kriteria unjuk kerja yang sama akan menghasilkan hasil akhir penilaian yang sama dari penilai yang berbeda.

Pengakuan Kemampuan yang Dimiliki (RCC- Recognition of Current Competence)

Pengakuan akan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan sesseorang yang telah dicapainya. (lihat RPL)

Pengakuan Terhadap Pengalaman Belajar (RPL- Recognition of Prior Learning)

Pengakuan terhadap hasil belajar sebelum mempelajari suatu unit kompetensi untuk mendukung pencapaian unit kompetensi tersebut. Hal tersebut biasanya adalah kompetensi yang berkaitan dengan standar kompetensi industi dan juga berkaitan dengan pembelajaran dan pelatihan sebelumnya. (lihat RCC)

Penilaian Sumatif

Penilaian ini dilakukan setetah pelatihan unit kompetensi selesai, yakni untuk memastikan bahwa peserta pelatihan sudah mencapai kriteria unjuk kerja.

Peserta

Orang yang menerima / mengikuti pelatihan.

Pelatih

Orang yang memberikan pelatihan.

Pengetahuan dan Keterampilan Pokok

Definisi atau uraian tentang keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu keahlian/keterampilan pada tingkat yang telah ditetapkan

Deskripsi Unit

Gambaran umum tentang program pembelajaran/ kompetensi yang hendak dicapai.bab 2 ARAHAN BAGI pelatih

Peran Pelatih

Salah satu peran anda sebagai pelatih atau guru adalah memastikan standar pelayanan yang tinggi melalui pelatihan yang efektif. Untuk memastikan bahwa anda siap bekerja pada kompetensi ini dengan peserta pelatihan, pertimbangkanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

Seberapa yakin anda tentang pengetahuan dan ketrampilah anda sendiri yang dibutuhkan untuk menyampaikan setiap elemen?

Apakah ada informasi atau peraturan baru yang mungkin anda butuhkan untuk diakses sebelum anda memulai pelatihan?

Apakah anda merasa yakin untuk mendemonstrasikan tugas-tugas praktik?

Apakah anda akan sanggup menerangkan secara jelas tentang pengetahuan pendukung yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan untuk melakukan pekerjaan mereka secara tepat?

Apakah anda menyadari ruang Iingkupan situasi industri dimana kompetensi ini mungkin diterapkan?

Apakah anda menyadari tentang bahasa, kemampuan membaca dan menulis serta keterampilan memahami dan menggunakan matematika peserta pelatihan yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi dalam standar kompetensi ini ?

Apakah anda menyadari tentang kemampuan membaca gambar peserta pelatihan yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi dalam standar kompetensi ini ?

Sudahkah anda pertimbangkan isu-isu yang wajar dan dapat diterima dalam merencanakan penyampaian program pelatihan ini?

Strategi Penyajian

Variasi kegiatan pelatihan yang disarankan untuk penyampaian kompetensi ini meliputi :

pengajaran ( tatap muka )

tugas-tugas praktik

melalui media (video, referensi, dll )

kerja kelompok

kunjungan/ kerja industri

Pelatih harus memilih strategi pelatihan yang Iayak untuk kompetensi yang sedang diberikan, baik situasi maupun kebutuhan pesertanya. Contohnya, jika praktik industri atau magang tidak memungkinkan, beragam simulasi, demonstrasi dan penggunaan multi media mungkin cukup memadai.

Alat Bantu yang Dibutuhkan untuk Menyajikan Kompetensi Ini

Ruang kelas atau ruang belajar memenuhi syarat minimum untuk penyampaian teori kepada peserta pelatihan, papan tulis, OHP dan kelengkapannya, flip chart dan kelengkapannya, dan alat-alat lain yang diperlukan.

Peraturan

Perhatikan peraturan-peraturan atau hukum yang relevan serta panduan yang dapat mempengaruhi kegiatan anda, dan yakinkan bahwa peserta pelatihan anda mengikutinya.

Sumber-sumber untuk Mendapatkan Informasi Tambahan

Sumber-sumber informasi meliputi beberapa kategori berikut ini :

Sumber bacaan yang dapat digunakan :

Judul:Sheet Metal Technologi

Pengarang:Budzik, Richard s.

Penerbit:Bobbs-Merrill Education Publishing Indianapolis

Tahun Terbit:1980

Judul:Fabrication Techniques

Pengarang:Departement of Education and Training

TAFE - NSW

Penerbit:Manufacturing and Engineering Education Services Devision

Southern Sydney Institute NSW

Tahun Terbit:1997

Judul:Kerja Pelat 1

Pengarang:Drs. Rizal Sani

Penerbit:PPPG Teknologi Bandung

Tahun Terbit:1997

bab 3 Standar Kompetensi

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau peserta untuk dapat :

mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan

mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan

memeriksa kemajuan peserta pelatihan

meyakinkan bahwa semua elemen ( Sub-Kompetensi ) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

Judul Unit

Teknik Fabrikasi-1

Deskripsi Unit

Unit ini merupakan unit dasar yang bertujuan untuk mempersiapkan seorang teknisi di bidang fabrikasi logam agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja tentang persiapan pekerjaan fabrikasi, penggunaan alat-alat potong, bahan-bahan fabrikasi dan metode-metode penyambungan serta mesin-mesin yang digunakan pada pekerjaan fabrikasi serta penerapannya di industri.

Kemampuan Awal

Menggambar Teknik Mesin

Peralatan Tangan dan Mesin-mesin Ringan

Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

Sub Kompetensi / ElemenKriteria Unjuk Kerja

1.0 Menjelaskan proses-proses persiapan perjaan fabrikasi .1.1 Urutan proses produksi dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk pekerjaan fabrikasi dijelaskan.

1.2 Proses-proses persiapan pekerjaan fabrikasi dan penggunaan alat-alatnya dijelaskan dan diterapkan.

2.0 Menjelaskan dan menggunakan alat-alat potong yang digunakan pada pekerjaan fabrikasi.2.1 Penggunaan dan pemilihan daun gergaji tangan serta keselamatan penggunaannya diuraikan.

2.2 Penggunaan macam-macam gunting serta keselamatan penggunaannya diuraikan dan diterapkan.

2.3 Penggunaan macam-macam kikir dan pahat serta keselamatan penggunaannya diuraikan.

3.0 Menjelaskan bahan-bahan yang dipakai pada pekerjaan fabrikasi.

3.1 Macam-macam bahan/ logam ferro dan non-ferro diidentifikasi

3.2 Spesifikasi dan penggunaan bahan untuk pekerjaan fabrikasi dijelaskan.

4.0 Menjelaskan dan menerapkan metode-metode penyambungan pada pekerjaan fabrikasi.4.1 Metode-metode penyambungan pada pekerjaan fabrikasi logam dijelaskan.

4.2 Teknik-teknik penyambungan yang relevan dengan pekerjaan fabrikasi logam didemonstrasikan dan diterapkan.

5.0 Menjelaskan dan menerapkan penggunaan mesin-mesin yang dipakai pada pekerjaan fabrikasi.5.1 Mesin-mesin yang digunakan pada pekerjaan fabrikasi logam diidentifikasi dan dijelaskan.

5.2 Pengoperasian mesin-mesin yang relevan dengan pekerjaan fabrikasi logam didemonstrasikan dan diterapkan.

VariabelUnit ini bermaksud memberikan pengetahuan, sikap kerja serta keterampilan untuk keahlian teknik fabrikasi .

a. Sasarannya adalah berbagai produk fabrikasi yang secara luas digunakan di bengkel pada industri-industri manufaktur di linkungan Pulau Batam dan Bintan serta Indonesia umumnya.

b. Penekanan dari unit ini adalah hal-hal yang mendasari pengetahuan dan keterampilan tentang penggunaan berbagai alat dan mesin untuk keperluan pekerjaan fabrikasi di dunia industri/ manufaktur.

c. Pelatihan dapat dilaksanakan di ruang kelas dan/ atau bengkel atau di industri / lembaga diklat yang relevan dengan persyaratan ;

Tersedia ruang kelas dan bengkel kerja pelat dan ruang guru yang sebaiknya saling berdekatan.

Tersedia alat-alat tangan dan mesin-mesin fabrikasi.

Tersedia sumber-sumber belajar dan media pembelajaran.

Lingkungan belajar yang sehat dan aman dengan ventilasi/ sirkulasi udara yang memadai.

Pencahayaan yang cukup.

Pengetahuan dan Keterampilan PokokPokok-pokok pengetahuan dan keterampilan yang harus dinilai penguasaan dan penampilannya adalah sebagai berikut :

Proses-proses persiapan pekerjaan fabrikasi :

- membaca gambar teknik

- merancang pekerjaan

- menghitung penggunaan bahan

- menerapkan teknik-teknik melukis/ menandai

- membuat pola/ mal

Penerapan/ latihan membuat pola

Alat-alat potong :

- gergaji tangan

- gunting

- kikir

- pahat

Penerapan / latihan penggunaan alat-alat potong

Bahan-bahan fabrikasi :

- ferro- non ferro Spesifikasi dan penggunaan bahan

Metode-metode penyambungan :

- sambungan keling

- sambungan sekrup

- self tapping dan self drilling

- sambungan baut-mur

- sambungan lipat

- sambungan las

Penerapan/ latihan peyambungan

Mesin-mesin fabrikasi :

- mesin potong ( guillotine )

- mesin pelubang dan potong universal

- mesin nibler

- gergaji bundar dan grinda potong- gergaji mesin

- mesin pres

- mesin bor

- mesin lipat

- mesin rol

Penerapan/ latihan pengoperasian mesin-mesin fabrikasi

Konteks Penilaian

Unit ini dapat dilakukan penilaiannya oleh lembaga pelatihan, asosiasi atau industri tempat bekerja. Penilaian seharusnya meliputi penilaian pokok-pokok pengetahuan dan keterampilan serta penilaian kemampuan unjuk kerja dengan beberapa metoda penilaian.

Aspek Penting Penilaian

Fokus penilaian unit ini akan tergantung pada kebutuhan sektor industri yang mencakup dalam program pelatihan, yaitu :

Adanya integrasi antara teori-praktik.

Penekanan pelatihan adalah pemahaman secara utuh terhadap materi serta pengaplikasiannya dalam pekerjaan pelat.

Metode-metode penilain sebaiknya terdiri dari proses dan penerapan.

Aplikasi seharusnya berhubungan dengan kegiatan penganalisaan suaru pekerjaan konstruksi las dan fabrikasi logam.

Keterkaitan dengan Unit Lain

Unit ini merupakan unit dasar yang membekali pengetahuan untuk memudahkan pemahaman pada unit-unit lain atau yang akan dipelajari pada tingkat berikutnya.

Kondisi unjuk kerja akan membantu memenuhi maksud ini. Sedangkan untuk penyelenggaraan pelatihan bagi industri yang khusus, perlu diupayakan pelatihan khusus juga agar apa yang dibutuhkan industri tersebut dapat dipenuhi.

Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini

Kompetensi Umum dalam Unit IniTingkatKompetensi Umum dalam Unit IniTingkat

Mengumpulkan, Mengelola dan Menganalisa Informasi1Menggunakan Ide-ide dan Teknik Matematika2

Mengkomunikasikan Ide-ide dan Inforrnasi1Memecahkan Masalah2

Merencanakan dan Mengorganisir Aktifitas-aktifitas2Menggunakan Teknologi1

Bekerja dengan Orang Lain dan Kelompok2

Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai Kompetensi iniTingkatKarakteristik

1Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk pada pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor.

2Melakukan tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan kemampuan untuk pekeijaan yang dilakukan secara otonom. Supervisor melakukan pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.

3Melakukan aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin, yang diatur sendiri dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.

bab 4 Strategi penyajian

A Rencana Materi

Catatan: 1.Penyajian bahan, pengajar, peserta dan penilai harus yakin dapat memenuhi seluruh rincian yang tertuang dalam standar kompetensi.

2.Isi perencanaan merupakan kaitan antara kriteria unjuk kerja dengan pokok-pokok keterampilan dan pengetahuan .

ElemenKriteria Unjuk KerjaTopik PelatihanKegiatanTampilan

1.0 Menjelaskan proses-proses persiapan perjaan fabrikasi .1.1 Urutan proses produksi dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk pekerjaan fabrikasi dijelaskan.

1.2 Proses-proses persiapan pekerjaan fabrikasi dan penggunaan alat-alatnya dijelaskan dan diterapkan.

Proses-proses persiapan pekerjaan fabrikasi :

- membaca gambar teknik

- merancang pekerjaan

- menghitung penggunaan bahan

- menerapkan teknik-teknik melukis/ menandai

- membuat pola/ mal

Penerapan/ latihan membuat pola

Penyajian

Tanya-jawab

Latihan Handout

OHT

Tugas

2.0 Menjelaskan dan menggunakan alat-alat potong yang digunakan pada pekerjaan fabrikasi.2.1 Penggunaan dan pemilihan daun gergaji tangan serta keselamatan penggunaannya diuraikan.

2.2 Penggunaan macam-macam gunting serta keselamatan penggunaannya diuraikan dan diterapkan.

2.3 Penggunaan macam-macam kikir dan pahat serta keselamatan penggunaannya diuraikan.

Penggunaan alat-alat potong :

- gergaji tangan

- gunting

- kikir

- pahat

Penerapan / latihan penggunaan alat-alat potong

Penyajian

Tanya jawab

Demonstrasi

Latihan Handout

OHT

Tugas

3.0 Menjelaskan bahan-bahan yang dipakai pada pekerjaan fabrikasi.

3.1 Macam-macam bahan/ logam ferro dan non-ferro diidentifikasi

3.2 Spesifikasi dan penggunaan bahan untuk pekerjaan fabrikasi dijelaskan.

Bahan-bahan fabrikasi :

- ferro- non ferro

Spesifikasi dan penggunaan bahan

Penyajian

Tanya jawab

Diskusi

Handout

OHT

4.0 Menjelaskan dan menerapkan metode-metode penyambungan pada pekerjaan fabrikasi.4.1 Metode-metode penyambungan pada pekerjaan fabrikasi logam dijelaskan.

4.2 Teknik-teknik penyambungan yang relevan dengan pekerjaan fabrikasi logam didemonstrasikan dan diterapkan.

Metode-metode penyambungan :

- sambungan keling

- sambungan sekrup

- self tapping dan self drilling

- sambungan baut-mur

- sambungan lipat

- sambungan las

Penerapan/ latihan peyambungan

Penyajian

Tanya jawab i

Demonstras

Latihan Handout

OHT

Tugas

5.0 Menjelaskan dan menerapkan penggunaan mesin-mesin yang dipakai pada pekerjaan fabrikasi.5.1 Mesin-mesin yang digunakan pada pekerjaan fabrikasi logam diidentifikasi dan dijelaskan.

5.2 Pengoperasian mesin-mesin yang relevan dengan pekerjaan fabrikasi logam didemonstrasikan dan diterapkan.

Mesin-mesin fabrikasi :

- mesin potong ( guillotine )

- mesin pelubang dan potong universal

- mesin nibler

- gergaji bundar dan grinda potong- gergaji mesin

- mesin pres

- mesin bor

- mesin lipat

Penerapan/ latihan pengoperasian mesin-mesin fabrikasi

Penyajian

Tanya jawab i

Demonstras

Latihan Handout

OHT

Tugas

B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Sesi ini menunjukkan hand-out, tugas / praktik dan transparansi yang cocok/sesuai dengan standar kompetensi.

Keterampilan, pengetahuan dan sikap seperti apakah yang saya inginkan untuk dimiliki peserta.?Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada peserta?

1.1 Urutan proses produksi dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk pekerjaan fabrikasi dijelaskan.

Pelatih/ instruktor menjelaskan tentang urutan proses produksi dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk pekerjaan fabrikasi, mulai dari membaca gambar teknik sampai dengan membuat pola..

HO 2 OHT 1 s.d. 6

1.2 Proses-proses persiapan pekerjaan fabrikasi dan penggunaan alat-alatnya dijelaskan dan diterapkan.

Pelatih/ instruktor menerangkan dan memberi tugas-tugas tentang proses-proses persiapan pekerjaan fabrikasi dan penggunaan alat-alatnya, a.l. : aplikasi gambar konstruksi dan membuat pola.

HO 2 s.d. 9

Tugas 1 & 2

OHT 1 s.d. 6

2.1 Penggunaan dan pemilihan daun gergaji tangan serta keselamatan penggunaannya diuraikan.

Pelatih/ instruktor menerangkan, mendemonstrasikan dan memberi tugas tentang penggunaan dan pemilihan daun gergaji tangan serta keselamatan penggunaannya.

HO 10 s.d. 11

Tugas 4 s.d. 6

OHT 7

2.2 Penggunaan macam-macam gunting serta keselamatan penggunaannya diuraikan dan diterapkan.

Pelatih/ instruktor menerangkan, mendemonstrasikan dan memberi tugas tentang penggunaan macam-macam gunting serta keselamatan penggunaannya

HO 11 s.d. 13

Tugas 4

OHT 7

2.3 Penggunaan macam-macam kikir dan pahat serta keselamatan penggunaannya diuraikan.

Pelatih/ instruktor menjelaskan tentang penggunaan macam-macam kikir dan pahat serta keselamatan penggunaannya

HO 13 s.d. 15

Tugas 3 s.d. 6

OHT 7

3.1 Macam-macam bahan/ logam ferro dan non-ferro diidentifikasi

Pelatih/ instruktor menerangkan tentang macam-macam bahan/ logam ferro dan non-ferro yang dipakai pada pekerjaan fabrikasi.

HO 16

OHT 8

3.2 Spesifikasi dan penggunaan bahan untuk pekerjaan fabrikasi dijelaskan.

Pelatih/ instruktor menerangkan tentang spesifikasi dan penggunaan bahan untuk pekerjaan fabrikasi.

HO 16 s.d 18

OHT 8 & 9

4.1 Metode-metode penyambungan pada pekerjaan fabrikasi logam dijelaskan.

Pelatih/ instruktor menerangkan tentang berbagai metode penyambungan pada pekerjaan fabrikasi logam.

HO 19 s.d. 23

OHT 10

4.2 Teknik-teknik penyambungan yang relevan dengan pekerjaan fabrikasi logam didemonstrasikan dan diterapkan.

Pelatih/ instruktor mendemonstrasikan dan memberi tugas-tugas tentang aplikasi penggunaan sambungan pada pekerjaan fabrikasi logam.

Tugas 3 s.d. 6

5.1 Mesin-mesin yang digunakan pada pekerjaan fabrikasi logam diidentifikasi dan dijelaskan.

Pelatih/ instruktor menerangkan tentang mesin-mesin yang digunakan pada pekerjaan fabrikasi logam.

HO 24 s.d. 32

OHT 11 s.d. 16

5.2 Pengoperasian mesin-mesin yang relevan dengan pekerjaan fabrikasi logam didemonstrasikan dan diterapkan.

Pelatih/ instruktor mendemonstrasikan dan memberi tugas-tugas tentang pengoperasian mesin-mesin yang relevan dengan pekerjaan fabrikasi logam

Tugas 3 s.d. 6

C Materi Pendukung untuk Pelatih

Materi pendukung bagi guru dibagi dalam tiga hal, yaitu:

1. Lembar Informasi (Handout) : Merupakan pegangan peserta pelatihan yang berisi materi/teori penunjang dan informasi yang sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang melingkupinya.

2.Tugas : Merupakan latihan keterampilan praktik yang harus dicapai berkenaan dengan kemampuan yang sesuai dengan rincian kompetensi pada deskripsi unit.

3.Transparansi (Overhead Transparancy /OHT) : Isinya melingkupi setiap kriteria unjuk kerja yang dilengkapi dengan pokok-pokok sajian dan/ atau gambar-gambar yang diperlukan untuk penyampaian materi.

Lembar InformasiHO 1

TEKNIK FABRIKASI-1

(Fabrication Technique-1)BSDC-0752Nama Peserta:

No. Identitas : ..

HO 21. PROSES-PROSES PERSIAPAN PEKERJAAN FABRIKASI

Pada industri fabrikasi logam, baik pekerjaan fabrikasi ringan ataupun pekerjaan fabrikasi berat (light and heavy fabrication) secara umum adalah sama, di mana jenis bahan, alat-alat tangan dan mesin-mesin yang digunakan relatif sama. Namun demikian, perbedaan yang spesifik dapat dilihat dari penggunaan bahan dan kapasitas/ kemampuan mesin.

Industri yang melakukan pekerjaan fabrikasi ringan menggunakan bahan dengan ketebalan sampai 3mm, sedang pada pekerjaan fabrikasi berat menggunakan tebal bahan di atas 3mm. Adapun penggunaan mesin-mesin pada keduanya sepintas adalah sama, tetapi kapasitas dan teknik-teknik pengaturannya berbeda.

Adapun proses-proses persiapan pekerjaan fabrikasi ( produksi ) dan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan di industri-industri di bidang fabrikasi secara umum meliputi :

Membaca gambar teknik

Merancang pekerjaan

Menghitung penggunaan bahan yang akan dipotong

Menerapkan teknik-teknik melukis/ menandai

Membuat pola/ mal

a. Membaca Gambar Teknik

Semua pekerjaan pada pekerjaan fabrikasi dimulai dari gambar. Gambar tersebut dapat berupa gambar kerja lengkap ataupun hanya gambar sket saja yang menginformasikan segala sesuatu tentang pekerjaan yang akan dikerjakan, antara lain :

Dimensi ukuran

Jenis dan ukuran bahan serta bagian-bagian

Spesifikasi dan toleransi

Finishing Standar gambar

Kemungkinan penggantian/ perubahan gambar

b. Merancang Pekerjaan

Untuk mengerjakan suatu pekerjaan fabrikasi, hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

Membaca gambar kerja

Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan

Mengatur penggunaan perlengkapan kerja, alat-alat tangan dan bahan

Menentukan urutan pekerjaan

Membuat gambar kerja atau model

Membuat mal atau pola

HO 3c. Menghitung Penggunaan Bahan yang akan Dipotong

Ada tiga metode yang dipakai dalam menghitung penggunaan bahan yang akan dipotong :

Ukuran keseluruhan atau ukuran luar

Ukuran dalam

Ukuran nominal

Dengan dasar, bahwa semua pekerjaan fabrikasi harus dibuat dengan mengacu pada spesifikasi dan sesuai dengan toleransi yang ditentukan, maka harus diyakinkan hal-hal berikut ini :

Kesesuaian dengan disaian/ gambar kerja

Tiap-tiap bagian yang dikerjakan cocok satu sama lainnya secara akurat.

Kemudahan dalam memasang dan merakit.

Sedangkan pada spesifikasi pekerjaan, perlu dijelaskan tentang apa yang harus dikerjakan, antara lain :

Kualitas hasil pekerjaan yang dibutuhkan.

Kualitas pengecatan ( jika perlu )

Kualitas pengelasan yang diperlukan

Pengujian yang diperlukan.

Adapun penerapan toleransi pada pekerjaan fabrikasi sangat beragam, sehingga harus mengacu pada spesifikasi yang telah ditentukan. Sebagai contoh : jika ukuran akhir sebuah komponen 1850 mm dan toleransinya adalah ( 1mm, maka ukuran yang diperbolehkan pada komponen tersebut adalah antara 1849 1851 mm.

d. Menerapkan Teknik-teknik Melukis/ Menandai

Semua alat ukur yang digunakan dalam melukis atau menandai pada bahan harus alat-alat ukur yang mempunyai akurasi tinggi dan sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran itu sendiri dan hasil benda kerja secara keseluruhan.

Pengaruh yang sama juga dapat terjadi karena penyimpangan/ ketepatan ( keakurasian ) dalam melukis garis sumbu, penggunaan siku pada sudut bahan atau dalam menentukan garis dasar pengukuran, penempatan bahan atau komponen, penyimpangan pemotongan dan lain-lain.

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam menerapkan teknik-teknik melukis/ menandai, maka dapat diterapkan metode-metode pengukuran, antara lain adalah pengukuran dengan satu patokan ( datum point ) dan penerapan teknik-teknik konstruksi geometris.

HO 4

Gambar 1 : Contoh Aplikasi Pengukuran

e. Membuat Pola/ Mal

Pembuatan pola/ mal pada pekerjaan fabrikasi sangat diperlukan untuk membuat berbagai bentuk komponen. Penerapan teknik-teknik gambar bentangan digunakan, baik pada fabrikasi ringan maupun pada fabrikasi berat. Metode-metode pembuatan gambar bentangan yang biasa digunakan pada pekerjaan fabrikasi adalah :

Metode garis paralel

Metode garis radial

Metode segi tiga.

( Lebih lanjut tentang Gambar Bentangan dapat dilihat/dipelajari pada Unit BSDC-0751)

Adapun penerapan pembuatan pola pada pekerjaan fabrikasi ( benda kerja ) adalah dengan menggunakan alat-alat lukis/ penanda yang sesuai dengan jenis bahan yang akan dibuat.

1. Penggores

a) Penggunaan penggores :

Penggores adalah salah satu alat lukis garis untuk benda kerja/ pelat yang hasil goresannya bersifat permanen.

Penggores

HO 5

Penggunaan yang salah

Penggunaan yang benar

Gambar 2 : Penggores dan Contoh Penggunaan

b) Keterbatasan penggunaan penggores :

- Sulit terlihat, bila untuk pekerjaan pemotongan dengan gas.

- Perlu pengecatan ulang pada permukaan benda kerja, bila terjadi kesalahan garis.

- Dapat menimbul karat, walaupun pada bahan berlapis stainless steel.

- Hanya disarankan untuk digunakan pada bahan ferro2. Kapur Teknik ( Engineers Chalk )

Kapur teknik adalah jenis kapur yang relatif keras dan dapat diruncing ulang serta hasil goresannya bersifat non-permanen ( dapat dihapus ). Hampir semua jenis bahan dapat dilukis dengan kapur teknik ini, termasuk untuk garis potong pada pemotongan dengan gas.

Gambar 3 : Kapur Teknik dan PenggunaannyaHO 6Keterbatasan penggunaan kapur teknik :

- Tidak permanen ( dapat terhapus sewaktu-waktu )

- Terhapus oleh air

- Sulit terlihat pada beberapa bahan non-ferro.

3. Penitik

Penitik terbuat dari bahan baja perkakas yang sebelum dilakukan perlakuan panas dibentuk/ dibuat dengan mesin-mesin perkakas ( mis. mesin bubut atau frais ) dengan ukuran berkisar antara 5 13 mm dan bentuk penampang yang beragam, spt. bulat, segi empat atau segi enam.

Pada pekerjaan fabrikasi, penitik dipakai untuk : menandai dan membuat titik pusat.

Gambar 4 : Penitik4. Garis Kapur

Garis kapur adalah salah satu cara cepat untuk membuat garis lurus yang panjang pada bahan yang tidak dicat ( berlapis ) atau pada lantai.

Caranya adalah dengan mengikat/ klem salah satu ujung benang yang telah diberi kapur kemudian diangkat benang tersebut secara vertikal sebelum dilepas secara kejut. Hasil garis akan terlihat pada bekat benturan benang.

Gambar 5 : Penggunaan Garis KapurHO 7Keterbatasan penggunaan garis kapur :

- Tidak permanen ( dapat terhapus sewaktu-waktu )

- Garis yang terbentuk bisa lebar atau ganda

- Kurang akurat, jika kurang terlatih atau terlalu panjang

- Hanya dapat diterapkan pada bahan yang rata

- Sulit terlihat pada beberapa bahan non-ferroBerikut ini adalah alat-alat yang dipergunakan untuk melukis pada benda kerja dan membuat pola/ mal :

NAMA ALATPENGGUNAAN

Mistar Baja

Mengukur dan menarik garis

Mistar Lipat

Mungukur dan memindahkan sudut

Mistar Gulung

Mengukur benda kerja yang panjang dan radius/ lingkaran

HO 8NAMA ALATPENGGUNAAN

Jangka Kaki

- Melukis garis lengkung dan lingkaran

- Memindahkan ukuran dan sudut

- Melukis konstruksi geometrik

Jangka Tongkat

- Konstruksi dan lingkaran yang besar

- Memindahkan ukuran dan sudut

- Melukis konstruksi geometrik

Siku Blok

Menyikukan benda kerja dan memeriksa kerataan benda kerja serta menarik garis siku.

Siku Pelat

Menyikukan benda kerja dan menarik garis siku.

HO 9NAMA ALATPENGGUNAAN

Siku Bevel

Memindahkan sudut

Palu Konde

- Membentuk paku keling

- Memukul ( secara umum )

Palu Pen

- Memukul ( secara umum )

- Peregangan

Siku Kombinasi

Melukis berbagai ukuran sudut dan menentukan titik pusat suatu benda kerja yang berpenampang bulat/ linkaran.

Keselamatan kerja pada penggunaan alat-alat untuk mempola :

1. Jaga agar alat-alat selalu dalam keadaan tajam

2. Buang bagian yang rusak pada kepala penitik dan pahat

3. Jangan menyimpang penggores di dalam kantong

4. Jangan meletakkan alat-alat di atas kursi/ bangku tempat duduk

5. Jaga agar tangkai paku selalu terpasang secara kuat.

HO 102. ALAT-ALAT POTONG

Secara umum alat-alat potong pada pekerjaan fabrikasi ringan dan berat adalah sama, hanya berbeda pada kapasitas atau kemampuannya saja.

a. Gengaji Tangan ( Hacksaw )

Gergaji tangan digunakan untuk memotong benda-benda konstruksi logam kecil seperti besi profil, pipa bulat atau segi empat dan besi plat.

Gambar 6 : Gergaji TanganKeselamatan kerja pada penggunaan gergaji tangan :

1. Jangan menekan dan mendorong terlalu kuat karena akan menyebabkan patahnya mata gergaji dan berbahaya.

2. Gunakan kaca mata untuk melindungi kalau mata gergaji patah

3. Ganjal bahan yang dipotong supaya mata gergaji tidak terjepit.

4. Hati-hati sisi bekas gergaji yang tajam

5. Jangan menggosokkan tangan ke mata gergaji

Pemilihan daun gergaji :

Daun gergaji dibuat dalam berbagai ukuran dan jumlah rigi/ gigi. Khusus untuk gergaji tangan, ukuran gergaji ditentukan oleh berapa banyak gigi per inchi ( 25,4 mm ). Untuk pemakaian umum digunakan daun gergaji dengan jumlah 18 gigi per inchi.

Jumlah gigi per inchi ( 25,4 mm )

Gambar 7 : Gigi GergajiHO 11Adapun penggunaan daun gergaji untuk bermacam-macam bahan adalah sbb :

BAHANBAHAN

1. Besi/ profil baja lunak :

Digunakan : 14 gigi/ inchi

2. Baja perkakas pipa baja, besi siku:

Diguinakan : 18 gigi/ inchi

3. Tembaga, kuningan, pipa medium :

Digunakan : 24 gigi/ inchi

4. Tembaga, kuningan, pipa medium :

Digunakan : 32 gigi/ inchi

b. Gunting

Gunting adalah alat potong yang digunakan untuk memotong pelat, terutama pelat baja lunak, seng, pelat lapis timah, pelat tembaga. Terbuat dari bahan baja tempa atau baja perkakas; diperlukan terutama karena bentuk, konstruksi, posisi, serta kedudukan benda kerja kadang-kadang tidak dapat dipotong menggunakan mesin potong.

Berbagai bentuk/tipe dari gunting yang kesemuanya bertujuan untuk lebih memudahkan dan tidak melelahkan dalam pengerjaan. Secara umum gunting dibedakan atas dua fungsi, yaitu : untuk menggunting lurus dan menggunting lengkung.

Untuk menggunting lurus digunakan gunting lurus, gunting kombinasi/ universal, sedangkan untuk menggunting lengkung diantaranya digunakan : gunting lingkaran dan gunting dirgantara.

1. Gunting Lurus:

Gunting lurus digunakan untuk menggunting lurus. Gunting ini mempunyai rahang lurus yang panjangnya antara 2 sampai 4", sedangkan panjang seluruhnya adalah antara 7 sampai 15 3/4".

Gunting lurus dalam penggunaannya dapat digunakan dengan tangan kanan dan tangan kiri.Gambar 8 : Gunting Lurus

HO 122. Gunting Kombinasi/ Universal

Gunting kombinasi mempunyai ukuran yang sama dengan gunting lurus. Beda antara gunting kombinasi dan gunting lurus adalah pada penampang potongnya; kalau pada gunting lurus berpenampang lurus, maka pada gunting kombinasi berpenampang sedikit lengkung (curva). Disamping itu juga bisa digunakan untuk memotong bentuk-bentuk yang tidak teratur.

Gambar 9 : Gunting Kombinasi

3. Gunting Lingkaran/ Lengkung

Gunting lingkaran/ lengkung digunakan untuk pemotong lengkung, karena sisi potongnya berbentuk lengkung. Dalam pemakaiannya dapat digunakan dengan tangan ataupun tangan kiri. Ukuran dari gunting lingkaran ini adalah sama dengan gunting lurus, yaitu panjang seluruhnya adalah 7 sampai 15" dan rahang 2 sampai 4 ".Gambar 10 : Gunting Lengkung

4. Gunting Dirgantara

Gunting dirgantara (aviation atau airplane snip) terdiri atas tiga bentuk, yaitu : digunakan dengan tangan kiri dan kanan serta lurus dengan panjangnya sekitar 10 inchi (250 mm) dengan panjang rahang 2 inchi. Sisi potong agak bergerigi dan dikeraskan, sehingga dapat memotong pelat yang relatif tebal ( ( 0,8 mm )

Membedakan antara gunting kanan dan kiri adalah dengan melihat sisi potong dan warna tangkainya. Sisi potong atas dari gunting kanan terletak sebelah kanan, demikian pula sebaliknya; sisi potong atas gunting kiri terletak sebelah kiri.

Penggunaan gunting kanan adalah untuk pemotongan arah kiri, sedang gunting kiri adalah untuk pemotongan arah kanan.

Tangan Kiri

Tangan Kanan

Lurus

Gambar 11 : Gunting DirgantaraKeselamatan kerja bila menggunakan gunting :

1. Gunakan gunting sesuai kemampuan gunting. Jangan memotong bukan pelat.

2. Jaga agar hasil potongan ( yang tajam ) jauh dari tubuh

HO 133. Jangan menggunakan mata potong gunting yang rusak, karena akan menyebabkan hasil potong juga rusak.

4. Jaga tangkai gunting ( handle ) tidak menjepit tangan.

c. Kikir

Kikir terdapat beberapa jenis yang sesuai dengan hasil kekasaran permukaan yang dihasilkan. Kikir kasar (bastard) digunakan untuk pengasaran, hasil pengikiran adalah kasar. Kikir sedang (secound cut) ini digunakan untuk pengiriman secara umum dan menghasilkan permukaan cukup bagus. Sedangkan kikir halus (smooth atau dead) untuk mendapat permukaan yang halus.

Kikir dibersihkan dengan menggunakan sikat baja (wire brush). Dengan cara pembersihan harus searah dengan alur kikir.

Gambar 12 : KikirKeselamatan kerja bila menggunakan kikir :

1. Jangan menggunakan kikir yang tidak mempunyai tangkai

2. Lakukan pengikiran dengan cara yang benar

3. Hati-hati tangan jangan sampai terjepit dan tidak menyentuh bendah kerja

4. Berdirilah dengan sempurna

5. Jangan mengikir secara terburu-buru

d. Pahat

Ada 4 jenis mata pahat adalah :

Rata /lebar (flat)

Rata pendek (crosscut)

Radius (round nose)

Berujung runcing (diamond point)

1. Pahat Rata / Lebar ( Flat )

Pahat rata/ lebar ini digunakan untuk membersihkan gerigi las, memahat alur dangkal, membersihkan sisa pengerjaan dan memotong paku keling serta baut.

HO 14

Gambar 13 : Pahat Rata2. Pahat Rata Pendek ( Crosscut )Pahat rata pendek digunakan untuk memahat alur tegak lurus atau segi empat dan membersihkan bahan pada bagian yang sempit.

Gambar 14 : Pahat Rata Pendek3. Pahat Radius.

Pahat radius digunakan untuk memahat alur radius, memperbesar lubang dan mensenterkan kembali lubang bor yang telah terlanjur tidak senter.

Gambar 15 : Pahat RadiusHO 154. Pahat Berujung Runcing/ Diamond ( Diamond Point Chisel )

Pahat ini digunakan untuk pemahatan pengerjaan akhir sudut bagian dalam, membuat alur V pada retak rigi las yang perlu perbaikan dan membuat celah pada pelat dan pipa supaya mudah dipatahkan.

Gambar 16 : Pahat DiamondKeselamatan kerja pada penggunaan pahat :

1. Jangan gunakan pahat dengan kepala yang telah kembang/ rusak

2. Pakai kaca mata bila sedang memahat.

3. Pastikan bahwa pahat diasah dengan benar.

4. Gunakan pahat yang sesuai dengan jenis pekerjaan

HO 163. BAHAN-BAHAN FABRIKASIBaik fabrikasi ringan ataupun fabrikasi berat, secara umum menggunakan bahan yang sama; hanya berbeda bentuk dan ukurannya saja. Bahan-bahan fabrikasi dibagi atas dua jenis, yaitu bahan metalik dan non-metalik. Bahan metalik terdiri dari dua kelompok, yakni : logam ferro dan non-ferro. Logam-logam ferro mengandung besi dan biasanya bersifat magnetik dan logam non-ferro tidak mengandung besi.

Sedangkan bahan non-metalik atau plastik secara umum adalah polyvinilchloride ( PVC ).

Berikut ini adalah bahan-bahan yang biasa dipakai pada pekerjaan fabrikasi dan spesifikasinya :

a. Logam Ferro dan Non-Ferro

1. Logam Ferro :

Pelat baja hitam ( hot rolled steel )

Pelat baja putih ( cold rolled steel )

Bahan galvanis

Pelat seng

Verisclad Pelat timah

Bahan tahan karat ( Stainless steel ), dll

2. Logam Non-Ferro :

Aluminium

Tembaga

Kuningan

Suasa ( bronze )

Timah hitam, dll

b. Spesifikasi dan Penggunaan BahanDalam perdagangan, bahan-bahan fabrikasi tersedia dalam beberapa spesifikasi ( ukuran dan profil/ bentuk ), yaitu :

Pelat tipis

Pelat tebal

Pelat strip atau batangan

Siku ( besi siku )

Besi beton

Pipa/ baja profil

1. Pelat Tipis ( Sheetmetal )

Pelat tipis biasanya tersedia dalam bentuk lembaran dan gulungan ( rol ) dengan ketebalan antara 0,25 3,0 mm dan lebar antara 150 1500 mm. Untuk pasar Indonesia yang umum tersedia adalah dengan lebar ( 900, 1000 dan 1220 mm.

HO 17Pelat tipis yang diperdagangkan terdiri dari beberapa pilihan, di mana tersedia pelat tipis tanpa lapis tahan karat dan berlapis tahan karat, yaitu :

Lapis organik ( PVC film ) yang biasa disebut verisclad Lapis metalik ( metallic coatings ), antara lain : galvanis ( galvabon ), zincaform dan Zinc-Hi-Ten ( ZHT).

Lapis seng/ aluminium, disebut : Zincalume Lapis seng/ besi, disebut : Zincanneal Lapis timah hitam/ putih, disebut : Terne Electro-Zinc, disebut : Zincseal Rol dingin ( cold rolled )

Rol panas (hot rolled )2. Pelat Tebal

Pelat tebal tersedia dengan ketebalan antara 3,0 180 mm dengan lebar yang bervariasi, yaitu antara 900 mm 3000 mm.

3. Pelat Strip/ Batangan

Pelat strip tidak selebar pelat tipis / tebal, tetapi tersedia dengan sudut / sisi yang siku dan ridius dengan lebar antara 10 300 mm serta tebal antara 3 12 mm.

Gambar 17 : Pelat Strip4. Besi Siku

Besi siku adalah baja profil yang dibentuk melalui proses pengerolan. Dalam perdagangan tersedia besi siku dengan lebar kedua sisi siku yang sama dan ada yang tidak sama.

HO 18

Gambar 18 : Besi Siku5. Besi Beton ( Round Bar )

Besi beton dalam perdagangan dapat berupa kawat sampai dengan batangan yang berdiameter yang besar.

6. Pipa / Baja Profil

Pipa / baja profil dibuat melalui proses rol dan tarik untuk dibentuk menjadi berpenampang segi empat, segi panjang dan pipa bulat dengan panjang yang beragam, a.l : 4 meter dan 6 meter.

HO 194. METODE-METODE PENYAMBUNGANHampir semua pekerjaan/ produk fabrikasi membutuhkan penerapan berbagai metode penyambungan atau pengikatan/ pengancingan. Pemilihan metode penyambungan tertsebut ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain :

Kualitas atau hasil akhir produk yang akan disambung

Kekuatan, fleksibelitas, kemudahan bongkar-pasang, ketahanan terhadap panas, dll

Nilai ekonomi pruduk itu sendiri, dampak lingkungan, dll

Kemungkinan penerapan penggunaan jenis-jenis sambungan, spt. las, baut-mur, dll.

Jenis-jenis sambungan dan pengikatan yang banyak diterapkan pada pekerjaan fabrikasi adalah sbb. :

a. Sambungan Keling

Menyambung pelat dengan menggunakan paku keling ( sambungan keling ) masih banyak digunakan pada konstruksi pelat tipis, karena dapat dilakukan dengan mudah dan relatif kuat, walaupun tidak begitu kedap.

Jenis paku keling cukup beragam, sehingga dilakukan dengan cara atau alat yang beragam pula, namun yang banyak dipakai pada pekerjaan fabrikasi adalah sbb :

1. Rivet setSambungan keling dengan menggunakan rivet set adalah dengan menggunakan paku keling pejal yang terbuat dari bahan aluminium, duraluminium, baja lunak, dll.

Gambar 19 : Paku Keling Pejal

Gambar 20 : Penggunaan Rivet Set2. Pengeling Pop ( Blint Riveter)

Gambar 21 : Pengeling Pop dan Paku Keling Pop

HO 20Cara kerja pengeling pop :

Tempatkan/ masukkan paku keling pop ke lubang sambungan keling dan pasangkan pengeling pop sampai rapat dengan permukaan paku kelin.

Tekan tuas pengeling pop beberapa kali sambil pengeling ditekan sampai paku penariknya putus.

Tarik tuas pengeling dan keluarkan paku penarik yang telah putus..

HO 21b. Sambungan Sekrup

Sambungan sekrup pada pengerjaan fabrikasi digunakan secara luas, karena mudah digunakan, dan dapat dibongkar-pasang serta dapat diganti jika rusak.

Sesuai dengan kebutuhan konstruksi maka sekrup telah dibuat dengan berbagai ukuran dan bentuk. Berikut ini adalah macam-macam bentuk kepala sekrup yang dapat diperoleh dipasaran/ dalam perdagangan :

Gambar 22: Bentuk-bentukKepala Sekrup

c. Self Tapping dan Self Drilling

Sekrup self tapping adalah salah satu jenis sekrup yang dapat mengulir sendiri sehingga dapat mengikat secara cepat tanpa perlu ada persiapan ulir pada benda kerja yang akan disambung, tapi cukup berupa lubang yang ukurannya maksimum sama dengan diameter dalam ulir sekrup.

Sedang sekrup self drilling mempunyai ujung yang memungkinkan untuk membuat lubang sebagai awal penguliran dan kemudian dengan cara yang sama dengan self tapping dapat mengulir sendiri.

Gambar 23 : Self Tapping dan Self Drillingd. Sambungan Baut-Mur

Sambungan baut-mur digunakan secara luas untuk menyambung/ mengikat pelat pada pekerjaan fabrikasi logam dan lebih banyak dipakai pada konstruksi pelat tebal.

Adapun bentuk-bentuk baut yang tersedia dalam perdagangan untuk pekerjaan fabrikasi adalah sbb :

HO 22 Gambar 24 : Bentuk-bentuk Baute. Sambungan Lipat

Sambungan lipat hanya diterapkan pada konstruksi pelat yang relatif tipis ; dapat dikerjakan secara manual, di mana hanya dengan menggunakan alat-alat tangan, seperti palu, perapat ( hand groover ) serta landasan atau dengan menggunakan mesin-mesin khusus untuk sambungan lipat, misalnya untuk sambungan lipat pitttsburgh.

Ada beberapa macam sambungan lipat, antara lain :

HO 23Keterangan :

1. Sambungan lipat tunggal ( grooved seam )

2. Sambungan lipat pitttsburgh3. Sambungan lipat tegak

4. Sambungan lipat tegak ganda

5. Sambungan lipat sudut tunggal

6. Sambungan lipat sudut ( ganda )

7. Sambungan lipat kotak

8. Sambungan lipat sudut-bilah

9. Sambungan lipat bilah ( slide seam )

f. Sambungan Las

Semua proses las digunakan pada pekerjaan fabrikasi, terutama untuk pengerjaan fabrikasi berat. Proses-proses las yang banyak dipakai adalah sbb :

Las busur Manual ( SMAW/MMAW )

Las Oksi-asetilin

Las MIG/MAG ( GMAW ) dan flux core Las TIG ( GTAW )

Las Busur Rendam ( SAW )

Khusus untuk materi tentang las tersebut di atas dibahas pada unit-unit lain yang relevan.

Las Tahanan

Salah satu jenis las tahanan yang sering dipakai pada pekerjaan fabrikasi, khususnya untuk fabrikasi ringan adalah : las titik ( spot welding ), di mana jenis las ini dapat bekerja secara cepat dan efisien tanpa membutuhkan bahan tambah/ pengisi.

Gambar 25 : Las TitikHO 245. MESIN-MESIN FABRIKASIa. Mesin Potong ( Guillotines )

Mesin potong digunakan untuk memotong lurus pelat yang panjang khusunya untuk pemotongan yang berulang-ulang. Ini dapat dilakukan karena pada belakang terdapat pembatasan sehingga pemotongan akan selalu sama dan tidak perlu pengukuran setiap kali pemotongan. Keuntungan penggunaan mesin potong ini adalah lebih cepat dan presisi sedangkan kerugiannya keterbatasan panjang pemotongan sangat tergantung pada ukuran mesin dan hanya dapat memotong pelat.

Gambar 26 : Mesin PotongKeselamatan Kerja Penggunaan Mesin Potong. :

1. Jangan menjalankan mesin kalau ada orang di belakang mesin.

2. Jaga tangan terhadap pisau potong dan klem bahan.

3. Hati-hati terhadap hasil potong ( yang tajam ) atau tertimpa oleh pelat hang dipotong

4. Jangan memasukkan bahan dari arah belakang

5. Jangan mengoperasikan tanpa sekat pengaman.

6. Pastikan lokasi tombol keadaan darurat.

b. Mesin Pelubang dan Potong Universal (Punch and Shear)

Mesin ini digunakan untuk pemotongan, pengguntingan, dan pelubang pelat, profil sudut, besi batangan (segi empat, bulat atau bujur sangkar). Mesin ini dapat bekerja secara cepat, presisi dan akurat tetapi kemampuannya sangat terbatas sesuai dengan ukuran dan kemampuan potong, tebal bahan dan hasilnya sedikit akan terjadi perubahan bentuk pada pinggir pemotongan.

HO 25

Gambar 27 : Mesin Pelubang dan Potong UniversalKeselamatan Kerja Penggunaan Mesin Pelubang dan Potong Universal :

1. Hati-hati jari tangan terhadap mata potong

2. Hati-hati tangan terhadap sisi tajam bekas pemotongan

3. Yakinkan seluruh pelindung/pengaman terpasang dengan benar

c. Mesin Nibler

Mesin ini digunakan untuk memotong atau melubangi benda kerja pada posisi-posisi yang sulit. Mesin ini dapat memotong lurus dan juga berliku-lliku

Gambar 28 : Mesin NiblerKeselamatan Kerja Penggunaan Mesin Nibler :1. Gunakan sarung tangan pada saat pengoperasian mesin

2. Hati-hati tangan terhadap pisau potong .

3. Jaga badan agar terhindar dari bekas pemotongan.

HO 26d. Gergaji Bundar dan Grinda Potong ( Cold Cut-Off Saw and Abrasive Cut-Off Saw )

Gergaji bundar dengan mata potong gergaji ini berputar dengan kecepatan rendah. Sedangkan dengan gerinda potong berputar dengan kecepatan tinggi. Kedua alat potong iini digunakan untuk pemotongan ringan baik padat maupun berongga. Kemampuan potong sangat terbatas tergantung pada posisi penjepitan benda kerja dan diameter mata gergaji atau diameter batu gerinda.

Gambar 29 : Gergaji Bundar dan Grinda PotongKeselamatan Kerja Penggunaan Gergaji Bundar dan Grinda Potong :

1. Jaga penutup mata gergaji atau gerinda selalu pada posisinya

2. Jangan terlalu kuat menekan pada saat penggergajian

3. Pakai pelindung telinga dan mata

4. Yakinkan bahwa benda kerja dijepit dengan kuat

5. Jaga selalu tempat pemotongan bersih dari bekas pemotongan.

e. Gergaji Mesin ( Power Hacksaws )

Gergaji ini digunakan untuk memotong bahan padat/ pejal atau pipa tebal ( bahan berongga ). Walau kecepatan potongnya lebih lambat tetapi dapat memotong lebih besar dari gergaji bundar.

Gambar 30 : Gergaji MesinHO 27Keselamatan Kerja Penggunaan Gergagi Mesin :

1. Penjepitan benda kerja harus benar-benar kuat.

2. Hati-hati tangan terhadap mata gergaji

3. Hati-hati terhadap jatuhnya benda kerja hasil gergaji

f. Gergaji Pita Vertikal (Vertical Band saw)

Pada umumnya mesin ini digunakan untuk memotong aluminium dan pelat tipis; dapat memotong lurus dan lengkung. Ini adalah mesin potong yang paling lambat dan mata gergaji harus selalu disesuaikan dengan jenis yang dipotong.

Gambar 31 : Gergaji Pita VertikalKeselamatan Kerja Penggunaan Gergaji Pita Vertikal :

1. Hati-hati tangan terhadap mata gergaji

2. Gunakan kayu untuk membantu mengarahkan benda kerja yang kecil dekat mata gergaji.

3. Periksa ketegangan dan kondisi mata gergaji sebelum digunakan

4. Gunakan kacamata pengaman.

g. Mesin Pres ( Press Brake )

Mesin pres ini digunakan untuk membengkokkan/ menekuk pelat-pelat yang relatif tebal , membentuk radius, pelengkungan awal sebelum dirol, dan pembentukan kerucut serta pengerjaan sulit lainnya. Pengerjaan pembentukan silinder dan kerucut hanya setengah bagian saja dan kemudian baru disambungkan.

Panjang langkah dapat disetel sehingga dalam pengepressan akan sama sehingga hasil bengkokan/ tekukan akan selalu sama.

HO 28Gambar 32 : Mesin PresKeselamatan Kerja Penggunaan Mesin Pres :

1. Fahami penggunaan mesin sebelum mengoperasikannya.

2. Hati-hati tangan terhadap sepatu tekuk pada saat proses penekukan.

3. Sesuaikan tekanan mesin dengan tebal bahan dan ukuran/ lebar V-blok ( bending beam ).

h. Mesin Bor

1. Bor Tangan ( Portable Drill )

Bor ini digunakan untuk membuat lubang yang relatif kecil ( maks. (13mm ), mengebor arah samping, reamer lubang untuk konstruksi baja dan pengerjaan pelat ringan.

Bor tangan ini dapat digerakkan dengan listrik atau udara bertekanan dan juga terdapat tingkatan kecepatan, kejut dan putar balik. Bor dengan penggerak listrik dapat dipasangkan dudukan magnit untuk menetapkan mesin bor pada permukaan logam yang datar. Pemakanan bor tangan ini diatur secara manual.

Gambar 33 : Bor Tangan HO 292. Mesin Bor Bangku

Mesin bor bangku digunakan untuk mengebor lubang-lubang pada benda kerja kecil misalnya pada profil sudut, pipa bulat dan segi empat serta pelat dengan ukuran yang sesuai.

Gambar 34 : Mesin Bor BangkuKelemahan mesin bor bangku :

Besar benda kerja sangat terbatas

Besar lubang yang dibor terbatas oleh ukuran cekam bor dan batasan kecepatan

Pemakanan pengeboran harus dilakukan secara manual satu arah dan putaran juga satu arah.

3. Mesin Bor Radial

Mesin bor ini digunakan untuk mengebor benda kerja yang lebih besar dari benda kerja yang tidak dapat dibor pada mesin bor bangku.

Panjang langkah dapat dilakukan antara 600 mm sampai 3600 mm. Kepala bor dapat diturunkan dan dinaikkan sepanjang tiang penyangga dan dapat diputar 360oPosisi bor dapat terkunci dengan baik disegala posisi disepanjang tiang penyangga dan bila diperlukan benda kerja dapat diikatkan dilantai. Ukuran mata bor dan batasan kecepatan tersedia lebih banyak. Mesin ini dapat dimakankan secara manual atau atomatis serta dapat bergerak mundur sehingga memungkin untuk melaksanakan mengetap ulir pada lubang yang baru selesai di bor.

HO 30

Gambar 35: Mesin Bor RadialKeselamatan Kerja Penggunaan Mesin Bor :

1. Jangan memakai pakaian yang longgar pada saat mengebor.

2. Pakailah sepatu kerja dan kaca mata pengaman selama bekerja.

3. Lindungi rambut dari putaran bor; jika berambut panjang, maka ikat rambut kebelakang dan / atau pakailah topi pengaman.

4. Pasang mata bor dengan cukup kuat

5. Sesuaikan kecepatan potong bor dengan ukuran mata bor.

6. Gunakan sikat untuk membersihkan tatal dari meja bor.

i. Mesin Lipat

Penggunaan mesin lipat / tekuk pelat adalah untuk mempercepat suatu proses penekukan dan untuk mencapai tingkat ketelitian tertentu. Sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi; mesin tekuk telah berkembang sedemikian rupa, mulai dari yang dioperasikan secara manual sampai dengan yang dioperasikan secara otomatis. Ada tiga tipe mesin lipat yang umum dipakai pada pekerjaan fabrikasi, yaitu :

1. Mesin Lipat Bangku/ Terbatas( Bench / Adjustable Folder )

Mesin lipat terbatas/ bangku digunakan untuk melipat pelat-pelat tipis secara cepat dan presisi. Mesin ini bekerja secara serentak antara menjepit benda kerja dan melipat. Cocok untuk pelipatan tunggal dan ganda, termasuk untuk membuat bentuk U .

HO 31Gambar 36 : Mesin Tekuk Terbatas2. Mesin Lipat Universal ( Cramp Folder )

Mesin lipat tipe ini mampu melipat antara 1 2,4 meter dengan ketebalan 0,4 2,0 mm serta dengan sudut tekuk mencapai 135(.

Gambar 37 : Mesin Tekuk Universal

3. Mesin Tekuk Kotak ( Box and Pan Brake )

Prinsip penggunaan mesin lipat kotak relatif sama dengan mesin lipat universal. Mesin lipat kotak mempunyai sepatu tekuk dengan berbagai ukuran dan dapat dipasang sesuai dengan kebutuhan atau ukuran kotak yang akan dibuat.

Gambar 38 : Mesin Tekuk Kotak

HO 32j. Mesin Rol

Mesin rol digunakan untuk mengerol silinder, kerucut, dan membentuk kawat. Ada beberapa tipe mesin rol yang digunakan pada pekerjaan fabrikasi, yaitu :

Mesin rol bangku, yakni untuk mengerol pelat-pelat tipis dan untuk kerajinan/ membuat perhiasan.

Mesin rol standar ( slip roller ), dipakai untuk penggunaan umum, spt. mengerol pelat dan membentuk kawat. Kemampuan mesin rol ini terbatas sampai dengan ketebalan pelat ( 3 mm, karena mesin rol ini digerakkan secara manual (diputar dengan tangan )

Mesin rol motor ( listrik / power roller ), digunakan untuk mengerol pelat diatas ketebalan 3 mm ( sesuai kemampuan mesin ).

Gambar 39 : Mesin Rol Standar dan Power Roller

Tugas

Tugas 1

Menggambar Konstruksi Geometris

Petunjuk Umum :

1. Siapkan kertas gambar ukuran A4 serta alat-alat gambar, spt. mistar segi tiga, pensil, dan jangka )

2. Buatlah gambar konstruksi geometris sesuai metode yang ditentukan dengan penyimpangan maksimaum 0,5 mm.

3. Periksakan tiap gambar yang dibuat kepada pembimbing/ instruktor sebelum melanjutkan ke gambar berikutnya.

4. Bertanyalah pada pembimbing jika ada teknik-teknik atau metode menggambar yang kurang difahami !

Lengkapi gambar sebelah kanan berdasarkan gambar sebelah kiri !

Latihan 1 : Membagi garis

Metode :

1. Buka jangka lebih dari setengah panjang AB

2. Dari titik A dan B buat garis silang X dan Y

3. Hubungkan X dan Y

Latihan 2 : Membagi sudut

Metode :

1. Dari B sebagai titik pusat, buat garis ED

2. Dari titik E dan F sebagai titik pusat, buat garis silang F

3. Hubungkan B dan F sehingga ABF = CBF

Latihan 3 : Membentuk sudut 30( dan 60(

Metode :

1. Dari A sebagai titik pusat, buat radius CD memotong AB

2. Dari titik C sebagai titik pusat dan radius AC buat garis potong pada titik E

3. Buat garis F dengan memotong titik E, maka FAB = 60(4. Untuk membuat sudut 30(, bagi dua sudut FAB seperti metode pada latihan 2, maka BAG dan GAF = 30(,

Latihan 4 : Membuat sudut 90(

Metode :

1. Dari O sebagai titik pusat, buat garis lengkung yang berpotongan pada titik A dan B pada garis XY

2. Dari titik A dan B sebagai titik pusat dan radius OA atau OB, buat garis potong C dan D

3. Dari titik C dan D, buat garis potong E.

4. Tarik garis dari O melalui titik E, maka sudut EOY dan EOX keduanya adalah 90(

Latihan 5 : Membuat sudut 90( menggunakan perbandingan segi tiga (3, 4, 5)

Metode :

1. Lukis garis AB dengan 4 bagian/ unit yang sama panjang.

2. Dari titik A sebagai titik pusat dan radius satu unit, buat garis lengkung yang berpotongan di titik X

3. Dari titik A sebagai titik pusat dan radius 3 unit, buat garis lengkung.

4. Dari titik B sebagai titik pusat dan radius 5 unit ( BX ), buat garis lengkung yang berpotongan pada titik C.

5. Hubungkan titik C dan A.

Tugas 2

Menggambar Pola

Petunjuk Umum :

1. Siapkan 2 lembar pelat baja lunak ukuran 900 x 900 mm

2. Labur pelat tersebut dengan kapur atau cat tembok secara merata.

3. Siapkan alat-alat lukis pelat, spt. mistar baja, penggores, siku, dll.

4. Letakkan pelat di atas meja kerja sehingga memudahkan dalam melukis.

5. Kerjakan gambar secara benar dengan penyimpangan maksimum 0,5 mm.

6. Bertanyalah pada pembimbing jika ada teknik-teknik atau metode menggambar pola yang kurang difahami !

Kerjakan gambar-gambar berikut pada pelat yang telah disediakan !

Latihan 1 : Membagi bidang

Latihan 2 : Membuat sudut 90( dan radius

Latihan 3 : Melukis garis dan lingkaran

( Jika pelat tidak mencukupi, maka labur ulang pelat yang telah diperiksa )

a.

b.

Tugas 3

Memotong, Menekuk dan Menyambung

Petunjuk Umum :

1. Siapkan alat-alat/ mesin kerja dan perlengkapan keselamatan kerja yang diperlukan.

2. Fahami gambar kerja sebelum memulai bekerja.

3. Pakailah alat-alat keselamatan kerja yang sesuai.

4. Bertanyalah pada pembimbing jika ada hal-hal yang kurang difahami !

Gambar Kerja :

Langkah Kerja :

1. Potong dua buah bahan sesuai dengan gambar kerja dengan menggunakan mesin potong ( guillotine )

2. Lukis dan tandai bagian-bagian yang akan dilubang dan ditekuk dengan menggunakan penggores dan penitik.

3. Bor kedua benda kerja dengan menggunakan bor tangan ( portable ).

4. Bersihkan benda kerja dengan grinda dan/ atau kikir.

5. Tekuk kedua benda kerja sesuai sudut dan arah tekukan yang ditentukan dengan menggunakan mesin tekuk.

6. Sambungkan kedua pelat dengan menggunakan paku keling pop ( blind rivet )

7. Periksakan hasil kerja pada pembimbing/ instruktor.

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK

NOASPEK YANG DINILAIKRITERIAChecklistREKOMENDASI

LTL

1.

2.

3.

4.

Ukuran benda kerja

Hasil sambungan keling

Hasil tekukan

Kerapian pekerjaan

- Sesuai dengan gambar kerja, tol. (. 0,5mm

- 5 dari 6 paku keling tidak rusak/ pecah dan terpasang lurus dan rapat.

- 90( dan 135(, ( 3(- Tidak ada sisi yang tajam

- 90% permukaan pelat tidak rusak

L = Lulus

TL = Tidak Lulus

Penilai,

------------------------------Tugas 4

Membuat Tempat Kertas

Petunjuk Umum :

1. Siapkan alat-alat/ mesin kerja dan perlengkapan keselamatan kerja yang diperlukan.

2. Fahami gambar kerja sebelum memulai bekerja.

3. Pakailah alat-alat keselamatan kerja yang sesuai.

4. Bertanyalah pada pembimbing jika ada hal-hal yang kurang difahami !

Gambar Kerja :

Bentangan :

Langkah Kerja :

1. Potong dua buah bahan sesuai dengan gambar kerja dengan menggunakan mesin potong ( guillotine )

2. Lukislah kedua pelat tersebut sesuai gambar kerja .

3. Bentuk pelat 1 dengan menggunakan mesin coak ( notcher ) atau gergaji tangan/ gunting, kemudian haluskan dengan grinda dan kikir ( R 50 ).

4. Buat lubang untuk sambungan keling pada pelat 2 dengan dengan bor ( 3,5 mm.

5. Tekuk pelat 1 dan 2 menggunakan mesin lipat kotak.

6. Tentukan posisi pemasangan pelat 2 pada pelat 1 dan tandai lubang sambungan keling dengan menggunakan penitik.

7. Bor pelat 1 dengan diameter bor yang sama dengan pelat 2.

8. Sambungkan kedua pelat dengan menggunakan paku keling pejal ( aluminium ) kepala rata.

9. Periksakan hasil kerja pada pembimbing/ instruktor.

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK

NOASPEK YANG DINILAIKRITERIAChecklistREKOMENDASI

LTL

1.

2.

3.

4.

Ukuran benda kerja

Hasil sambungan keling

Hasil tekukan

Kerapian pekerjaan

- Sesuai dengan gambar kerja, tol. (. 0,5mm

- 11 dari 12 paku keling tidak rusak/ pecah dan terpasang lurus dan rapat.

- Tol. ( 3(- Tidak ada sisi yang tajam

- 90% permukaan pelat tidak rusak

L = Lulus

TL = Tidak Lulus

Penilai,

------------------------------Tugas 5

Sambungan Baut pada Besi Siku

Petunjuk Umum :

1. Siapkan alat-alat/ mesin kerja dan perlengkapan keselamatan kerja yang diperlukan.

2. Fahami gambar kerja sebelum memulai bekerja.

3. Pakailah alat-alat keselamatan kerja yang sesuai.

4. Bertanyalah pada pembimbing jika ada hal-hal yang kurang difahami !

Gambar Kerja :

Langkah Kerja :

1. Potong dua buah besi siku ukuran 45 x 45 x 3 mm sesuai dengan gambar kerja menggunakan gergaji tangan atau mesin gergaji ( cut off saw )

2. Tandai dan lubangi / bor ke dua benda kerja menggunakan bor ( 9 mm sesuai gambar kerja.

3. Bersihkan benda kerja dengan menggunakan grinda dan kikir.

4. Rakit kedua benda kerja menggunakan baut M8 x 16 mm.

5. Rapikan benda kerja, dan serahkan kepada pembimbing/ instruktor untuk diperiksa.

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK

NOASPEK YANG DINILAIKRITERIAChecklistREKOMENDASI

LTL

1.

2.

3.

4.

Ukuran benda kerja

Lubang bor

Hasil sambungan baut

Kerapian pekerjaan

- Sesuai dengan gambar kerja, tol. (. 0,5mm

- Posisi lubang sesuai gambar kerja , tol. (. 0,5mm

- Terpasang lurus dan rapat.

- Tidak ada sisi yang tajam

L = Lulus

TL = Tidak Lulus

Penilai,

------------------------------Tugas 6

Membuat Persambungan Sudut pada Besi Siku

Petunjuk Umum :

1. Siapkan alat-alat/ mesin kerja dan perlengkapan keselamatan kerja yang diperlukan.

2. Fahami gambar kerja sebelum memulai bekerja.

3. Pakailah alat-alat keselamatan kerja yang sesuai.

4. Bertanyalah pada pembimbing jika ada hal-hal yang kurang difahami !

Gambar Kerja :

Gambar Bagian :

Bag. 1 :

Bag. 2 :

Bag. 3 :

Langkah Kerja :

1. Potong dua buah besi siku ukuran 45 x 45 x 3 mm sesuai dengan gambar kerja (panjang 150 mm)

2. Tandai sudut yang akan dipotong miring 45( ( bagian 1 dan 2 )

3. Potong kedua besi siku ( sudut 45( ) dengan menggunakan grinda potong ( cut off saw ) atau dengan mesin gergaji secara cermat.

4. Potong pelat strip tebal 3 mm sesuai gambar kerja ( ukuran 148 x 45 mm dengan kedua ujung sudut 45( ).

5. Bersihkan hasil potongan dengan menggunakan grinda dan/ atau kikir.

6. Rakit konsrtruksi persambungan sudut besi siku ( jika perlu boleh dilas catat dengan menggunakan las busur manual atau GMAW )

7. Rapikan benda kerja, dan serahkan kepada pembimbing/ instruktor untuk diperiksa.

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK

NOASPEK YANG DINILAIKRITERIAChecklistREKOMENDASI

LTL

1.

2.

3.

.

Ukuran benda kerja

Sudut potongan

Kerapian pekerjaan

- Sesuai dengan gambar kerja, tol. (. 0,5mm

- 45(, tol. ( 1(- Tidak ada sisi yang tajam

L = Lulus

TL = Tidak Lulus

Penilai,

------------------------------OHT 1

Transparansi

Persiapan Fabrikasi

Dimensi ukuran

Jenis dan ukuran bahan serta bagian-bagian

Spesifikasi dan toleransi

Finishing Standar gambar

Kemungkinan penggantian/ perubahan gambar

OHT 2

Alat-alat untuk membuat Pola :

1. Penggores :

Penggunaan yang salah

Penggunaan yang benar

2. Kapur Teknik :

OHT 3

3. Penitik :

4. Garis Kapur :

OHT 4

ALAT-ALAT LUKIS / GAMBAR POLA

NAMA ALATPENGGUNAAN

Mistar Baja

Mengukur dan menarik garis

Mistar Lipat

Mungukur dan memindahkan sudut

Mistar Gulung

Mengukur benda kerja yang panjang dan radius/ lingkaran

OHT 5

NAMA ALATPENGGUNAAN

Jangka Kaki

- Melukis garis lengkung dan lingkaran

- Memindahkan ukuran dan sudut

- Melukis konstruksi geometrik

Jangka Tongkat

- Konstruksi dan lingkaran yang besar

- Memindahkan ukuran dan sudut

- Melukis konstruksi geometrik

Siku Blok

Menyikukan benda kerja dan memeriksa kerataan benda kerja serta menarik garis siku.

Siku Pelat

Menyikukan benda kerja dan menarik garis siku.

OHT 6

NAMA ALATPENGGUNAAN

Siku Bevel

Memindahkan sudut

Palu Konde

- Membentuk paku keling

- Memukul ( secara umum )

Palu Pen

- Memukul ( secara umum )

- Peregangan

Siku Kombinasi

Melukis berbagai ukuran sudut dan menentukan titik pusat suatu benda kerja yang berpenampang bulat/ linkaran.

OHT 7

GERGAJI

1. Besi/ profil baja lunak : Digunakan : 14 gigi/ inchi

2. Baja perkakas pipa baja, besi siku: Diguinakan : 18 gigi/ inchi3. Tembaga, kuningan, pipa medium : Digunakan : 24 gigi/ inchi

4. Tembaga, kuningan, pipa medium : Digunakan : 32 gigi/ inchi

GUNTING

1. Gunting Lurus

2. Gunting Universal

3. Gunting Lengkung

4. Gunting Dirgantara

( Tangan Kiri, Tangan Kanan, Lurus )

KIKIR

PAHAT

Rata

Crosscut Radius

DiamondOHT 8

BAHAN-BAHAN FABRIKASI

Dalam perdagangan bahan-bahan fabrikasi tersedia dalam beberapa spesifikasi ( ukuran dan profil/ bentuk ), yaitu :

1. Pelat tipis yang diperdagangkan terdiri dari beberapa pilihan, di mana tersedia pelat tipis tanpa lapis tahan karat dan berlapis tahan karat, yaitu :

Lapis organik ( PVC film ) yang biasa disebut verisclad Lapis metalik ( metallic coatings ), antara lain : galvanis (galvabon), zincaform dan Zinc-Hi-Ten ( ZHT).

Lapis seng/ aluminium, disebut : Zincalume Lapis seng/ besi, disebut : Zincanneal Lapis timah hitam/ putih, disebut : Terne Electro-Zinc, disebut : Zincseal Rol dingin ( cold rolled )

Rol panas (hot rolled )2. Pelat tebal tersedia dengan ketebalan antara 3,0 180 mm dengan lebar yang bervariasi, yaitu antara 900 mm 3000 mm.

3. Pelat strip tidak selebar pelat tipis / tebal, tetapi tersedia dengan sudut / sisi yang siku dan ridius dengan lebar antara 10 300 mm serta tebal antara 3 12 mm.

4. Besi Siku, dalam perdagangan tersedia besi siku dengan lebar kedua sisi siku yang sama dan ada yang tidak sama

5. Besi beton dalam perdagangan dapat berupa kawat sampai dengan batangan yang berdiameter yang besar.

6. Pipa / baja profil dibuat melalui proses rol dan tarik untuk dibentuk menjadi berpenampang segi empat, segi panjang dan pipa bulat dengan panjang yang beragam, a.l : 4 meter dan 6 meter.

OHT 9

Pelat Strip :

Besi Siku :

OHT 10

Sambungan Keling :

- Rivet set

- Pengeling Pop ( Blint Riveter)

Sambungan Sekrup:- Dapat dibongkar-pasang- Ukuran bervariasi

Self Tapping & Drilling:- Dapat dibongkar-pasang

- Mengulir sendiri

- Ukuran bervariasi

Sambungan Mur-Baut :- Dapat dibongkar-pasang

- Ukuran bervariasi

Sambungan Lipat:

- Sambungan Lipat tunggal \

- Sambungan Tegak

- Sambungan Bilah

- Sambungan Sudut, dll

OHT 11

MESIN-MESIN FABRIKASIa. Mesin Potong ( Guillotines )

b. Mesin Pelubang dan Potong Universal (Punch and Shear)

OHT 12

c. Mesin Nibler

d. Gergaji Bundar dan Grinda Potong ( Cold Cut-Off Saw and Abrasive Cut-Off Saw )

e. Gergaji Mesin ( Power Hacksaws )

OHT 13

f. Gergaji Pita Vertikal (Vertical Band saw)

g. Mesin Pres ( Press Brake )

h. Mesin Bor

1. Bor Tangan ( Portable Drill )

OHT 14

2. Mesin Bor Bangku

3. Mesin Bor Radial

OHT 15

i. Mesin Lipat

1. Mesin Lipat Bangku/ Terbatas( Bench / Adjustable Folder )

2. Mesin Lipat Universal ( Cramp Folder )

3. Mesin Tekuk Kotak ( Box and Pan Brake )

OHT 16

j. Mesin Rol

1. Slip Roller

2. Power Roller

Bab 5 CARA Menilai Unit Ini

Apa yang Dimaksud dengan Penilaian ?

Penilaian adalah proses pengumpulan bukti-bukti hasil ujian/pekerjaan dan pemberian nilai atas kemajuan peserta pelatihan dalam mencapai kriteria unjuk kerja seperti yang dimaksud dalam Standar Kompetensi. Bila pada nilai yang ditetapkan telah tercapai, maka dinyatakan bahwa kompetensi sudah dicapai . Penilaian lebih untuk mengidentifikasi pencapaian dan penguasaan kompetensi peserta pelatihan dari pada hanya untuk membandingkan prestasi peserta terhadap peserta lain.

Apa yang Dimaksud dengan Kompeten?

Tanyakan pada diri Anda sendiri : Kemampuan kerja apa yang benar-benar dibutuhkan oleh peserta pelatihan?

Jawaban terhadap pertanyaan ini akan mengatakan kepada Anda tentang apa yang kita maksud dengan kata kompeten. Untuk menjadi kompeten dalam suatu pekerjaan yang berkaitan dengan keterampilan berarti bahwa orang tersebut harus mampu untuk :

menampilkan unjuk kerja pada level (tingkat) yang dapat diterima

mengorganisikan tugas-tugas yang dibutuhkan.

merespon dan bereaksi secara layak bila sesuatu salah

memenuhi suatu peranan dalam sesuatu rangkaian tugas-tugas pada pekerjaan

mentransfer/mengimplementasikan keterampilan dan pengetahuan pada situasi baru.

Bila Anda menilai kompetensi ini Anda harus mempertimbangkan seluruh issue-issue di atas untuk mencerminkan sifat kerja yang nyata .

Pengakuan Kompetensi yang Dimiliki

Prinsip penilaian terpadu memberikan pengakuan terhadap kompetensi yang ada tanpa memandang dari mana kompetensi tersebut diperoleh. Penilai mengakui bahwa individu-individu dapat mencapai kompetensi dalam berbagai cara:

kualifikasi terdahulu

belajar secara informal.

Pengakuan terhadap kompetensi yang ada dengan mengumpulkan bukti-bukti kemampuan untuk dinilai apakah seseorang telah memenuhi standar kompetensi, baik memenuhi standar kompetensi untuk suatu pekerjaan maupun untuk kualifikasi formal.

Kualifikasi Penilai

Dalam kondisi Iingkungan kerja, seorang peniIai industri yang diakui akan menentukan apakah seorang pekerja mampu melakukan tugas yang terdapat dalam unit kompetensi ini . Untuk menilai unit ini mungkin Anda akan memilih metode yang ditawarkan dalam pedoman ini, atau mengembangkan metode Anda sendiri untuk melakukan penilaian. Para penilai harus memperhatikan petunjuk penilaian dalam standar kompetensi sebelum memutuskan metode penilaian yang akan dipakai.

Ujian yang Disarankan

Umum

Unit Kompetensi ini, secara umum mengikuti format berikut:

(a)Menampilkan pokok pengetahuan untuk setiap sub-kompetensi/kriteria unjuk kerja.

(b)Berhubungan dengan sesi tugas untuk memperkuat teori

Hal ini penting sekali, di mana peserta dinilai (penilaian formatif) pada setiap elemen kompetensi. Mereka tidak boleh melanjutkan unit berikutnya sebelum mereka benar-benar menguasai (kompeten) pada materi yang sedang dilatihkan .

Sebagai patokan disini seharusnya paling sedikit satu penilaian tugas untuk pengetahuan pokok pada setiap elemen kompetensi. Setiap sesi tugas seharusnya dinilai secara individu untuk tiap Sub-Kompetensi.

Tes pengetahuan pokok biasanya digunakan tes obyektif. Sebagai contoh, pilihan ganda, komparasi, mengisi/melengkapi kalimat. Tes essay dapat juga digunakan dengan soal-soal atau pertanyaan yang relevan dengan unit ini.

Penilaian untuk unit ini, berdasar pada dua hal yaitu:

pengetahuan dan keterampilan pokok

hubungan dengan tugas.

Untuk penilaian unit Teknik Fabrikasi-1 disarankan hal-hal sebagai berikut ::

Penilaian Pengetahuan PokokPenilaian Teori

Elemen 1 : Proses-proses Persiapan Pekerjaan Fabrikasi

Tes berdasarkan pada soal-soal berikut :

Jawablah pertanyan-pertanyan berikut secara singkat dan tepat !

1. Tuliskan minimum 4 keterampilan yang perlu dikuasai seseoramg yang bekerja di bidang fabrikasi.

..

..

..

..

..

2. Tuliskan minimum 4 hal yang dapat diinformasikan oleh gambar fabrikasi yang dijadikan dasar untuk bekerja.

..

..

..

..

..

3. Tuliskan empat hal yang harus dijelaskan pada spesifikasi pekerjaan !

..

..

..

..

4. Pada penerapan pembuatan pola untuk pekerjaan fabrikasi digunakan metode-metode gambar bentangan. Tuliskan tiga metode gambar bentangan tersebut !

..

..

..

5. Gambarkan posisi penggunaan penggores yang salah dan yang benar !

Benar

Salah

6. Jelaskan kelemahan/ keterbatasan penggunaan kapur teknik !

..

..

..

7. Tuliskan nama dan penggunaan alat-alat berikut ini !

Nama : ..

Penggunaan :

.

..

Nama : ..

Penggunaan :

.

..

Nama : ..

Penggunaan :

.

..

Nama : ..

Penggunaan :

.

..

..

Elemen 2 : Alat-alat Potong

Tes berdasarkan pada soal-soal berikut :

Jawablah pertanyan-pertanyan berikut secara singkat dan tepat !

1. Daun gergaji dibuat dalam berbagai ukuran dan jumlah rigi/ gigi. Jelaskan penggunaan daun gergaji dengan jumlah gigi 14, 18 dan 32.

..

..

..

2. Jelaskan penggunaan : a) gunting lurus, b) gunting lengkung, c) gunting dirgantara, d).pahat rata pendek (crosscut ), e) pahat radius. .. ..

.. ..

.. ..

.. ..

.. ..

3. Uraikan minimum ( masing-masing ) 2 upaya keselamatan kerja penggunaan alat-alat berikut ini :

a. Gergaji

.. ..

.. ..

b. Gunting

.. ..

.. ..

c. Pahat

.. ..

.. ..

Elemen 3 : Bahan-bahan Fabrikasi

Tes berdasarkan pada soal-soal berikut :

Jawablah pertanyan-pertanyan berikut secara singkat dan tepat !

1. Tuliskan 5 logam ferro yang digunakan pada pekerjaan fabrikasi !

..

..

..

..

..

2. Tuliskan 3 logam non-ferro yang digunakan pada pekerjaan fabrikasi !

..

..

..

3. Pelat tipis yang diperdagangkan terdiri dari beberapa pilihan, di mana tersedia pelat tipis tanpa lapis tahan karat dan berlapis tahan karat. Tuliskan 5 macam bahan yang banyak dipakai dalam pekerjaan fabrikasi logam. ..

..

..

..

..

Elemen 4 : Metode-metode Penyambungan

Tes berdasarkan pada soal-soal berikut :

Jawablah pertanyan-pertanyan berikut secara singkat dan tepat !

1. Pemilihan metode penyambungan pada pekerjaan fabrikasi ditentukan oleh beberapa faktor. Tuliskan faktor-faktor tersebut !

..

..

..

..

2. Tuliskan dan jelaskan penggunaan alat pengikat/ penyambung berikut ini !

a. Nama :

Penggunaan :

b. Nama :

Penggunaan :

c. Nama :

Penggunaan :

d. Nama :

Penggunaan :

e. Nama :

Penggunaan :

3. Tuliskan nama-nama sambungan lipat berikut ini !

a. ..

b. .

c .

Elemen 5 : Mesin-mesin Fabrikasi

Tes berdasarkan pada soal-soal berikut :

Jawablah pertanyan-pertanyan berikut secara singkat dan tepat !

1. Tuliskan dua tipe mesin bor yang dipakai pada pekerjaan fabrikasi logam.

.. ..

.. ..

2. Tuliskan nama dan penggunaan serta ( minimum ) satu upaya keselamatan kerja penggunaan mesin-mesin berikut ini :

a.

Nama

:

Penggunaan: . . ..

Upaya keselamatan kerja : . .

b.

Nama

:

Penggunaan: . . ..

Upaya keselamatan kerja : . .

c.

Nama

:

Penggunaan: . . ..

Upaya keselamatan kerja : . .

d.

Nama

:

Penggunaan: . . ..

Upaya keselamatan kerja : . .

e.

Nama

:

Penggunaan: . . ..

Upaya keselamatan kerja : . .

3. Ada tiga tipe mesin lipat yang sering dipakai pada pekerjaan fabrikasi. Tuliskan namanya dan jelaskan penggunaannya.

1. Nama : . .

Penggunaan : .. .

2. Nama : . .

Penggunaan : .. .

3. Nama : . .

Penggunaan : .. .

4. Jelaskan penggunaan dari mesin rol standar ( slip roller ) dan mesin rol bangku !

.

..

Ringkasan Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan

Gunakan tugas-tugas ini untuk menetapkan apakah peserta pelatihan telah menguasai pokok-pokok pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.

Pokok-pokok Pengetahuan dan KeterampilanTugas-tugas PenilaianYaTidakPerlu Latihan Lanjutan

1.0 Menjelaskan proses-proses persiapan perjaan fabrikasi .1.1 Urutan proses produksi dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk pekerjaan fabrikasi dijelaskan.

1.2 Proses-proses persiapan pekerjaan fabrikasi dan penggunaan alat-alatnya dijelaskan dan diterapkan.

2.0 Menjelaskan dan menggunakan alat-alat potong yang digunakan pada pekerjaan fabrikasi.2.1 Penggunaan dan pemilihan daun gergaji tangan serta keselamatan penggunaannya diuraikan.

2.2 Penggunaan macam-macam gunting serta keselamatan penggunaannya diuraikan dan diterapkan.

2.3 Penggunaan macam-macam kikir dan pahat serta keselamatan penggunaannya diuraikan.

3.0 Menjelaskan bahan-bahan yang dipakai pada pekerjaan fabrikasi.

3.1 Macam-macam bahan/ logam ferro dan non-ferro diidentifikasi

3.2 Spesifikasi dan penggunaan bahan untuk pekerjaan fabrikasi dijelaskan.

4.0 Menjelaskan dan menerapkan metode-metode penyambungan pada pekerjaan fabrikasi.4.1 Metode-metode penyambungan pada pekerjaan fabrikasi logam dijelaskan.

4.2 Teknik-teknik penyambungan yang relevan dengan pekerjaan fabrikasi logam didemonstrasikan dan diterapkan.

5.0 Menjelaskan dan menerapkan penggunaan mesin-mesin yang dipakai pada pekerjaan fabrikasi.5.1 Mesin-mesin yang digunakan pada pekerjaan fabrikasi logam diidentifikasi dan dijelaskan.

5.2 Pengoperasian mesin-mesin yang relevan dengan pekerjaan fabrikasi logam didemonstrasikan dan diterapkan.

Checklist yang Disarankan Bagi Penilai

Modul : Teknik Fabrikasi-1

Nama Peserta : Nama Penilai :

Apakah telah memberikan bukti-bukti yang cukup yang menunjukkan bahwa peserta dapat : (Catatan

Proses-proses persiapan pekerjaan fabrikasi :

- membaca gambar teknik

- merancang pekerjaan

- menghitung penggunaan bahan

- menerapkan teknik-teknik melukis/ menandai

- membuat pola/ mal

Penerapan/ latihan membuat pola.

.

.

.

.

.

Alat-alat potong :

- gergaji tangan

- gunting

- kikir

- pahat

Penerapan / latihan penggunaan alat-alat potong.

.

.

.

.

Bahan-bahan fabrikasi :

- ferro- non ferro Spesifikasi dan penggunaan bahan.

.

.

Metode-metode penyambungan :

- sambungan keling

- sambungan sekrup

- self tapping dan self drilling

- sambungan baut-mur

- sambungan lipat

- sambungan las

Penerapan/ latihan peyambungan.

.

.

.

.

.

.

Mesin-mesin fabrikasi :

- mesin potong ( guillotine )

- mesin pelubang dan potong universal

- mesin nibler

- gergaji bundar dan grinda potong- gergaji mesin

- mesin pres

- mesin bor

- mesin lipat

- mesin rol

Penerapan/ latihan pengoperasian mesin-mesin fabrikasi.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Lembar Penilaian

Unit : BSDC 0752 / Teknik Fabrikasi-1

Nama Perserta Pelatihan:

Nama Penilai

: ....

Peserta yang Dinilai :

Kompeten

(

Kompetensi yang Dicapai (Umpan balik untuk Peserta:

Tanda tangan

Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan mengambil keputusanTanda tangan Penilai:

Tanggal:

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan mengambil keputusan tersebut.Tanda tangan Peserta Pelatihan:

Tanggal:

siku

benang

mistar baja

ukuran

bagian yang runcing

penggores

penggores

penggores

Metode garis paralel

Metode garis radial

Metode segi tiga.

Membuat Pola

datum point

penerapan teknik-teknik konstruksi geometris.

Membaca gambar kerja

Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan

Mengatur penggunaan perlengkapan kerja, alat-alat tangan dan bahan

Menentukan urutan pekerjaan

Membuat gambar kerja atau model

Membuat mal atau pola

45

148

R 50

45

Pelat 2

150

150

Pelat 1

lebar

ujung potong radius

panjang kikir

pegas

pegangan

Merancang Pekerjaan :

METODE PENYAMBUNGAN

baut pengatur

balok kayu

baut pengikat

ujung jangka yang dikeraskan dan tempere

baut pengatur

poros

lebar sisi sama

lebar sisi berbeda

panjang

lebar

baut pengatur

protractor

tangkai

ujung

benang

mistar baja

ukuran

penggores

sudut bilah lurus dan sejajar

penggores

penggores

poros

Kesesuaian dengan disaian/ gambar kerja

Tiap-tiap bagian yang dikerjakan cocok satu sama lainnya secara akurat.

Kemudahan dalam memasang dan merakit.

bagian yang runcing

Membaca Gambar

panjang

tebal bahan

ujung potong

ujung potong

sudut bilah lurus dan sejajar

Dahulukan kedua ujung

PROSES

Tebal bahan = 1 mm(

Tebal bahan = 2mm(

6 x (3,5

6 x (3,5

5 x 32

d.

c.

e.

b.

a.

kaki

pemutar

baut pengatur

tuas pelepas rol

tuas pengatur tekanan

spindle

meja

kuncimbeja

tuas penekan

rumah motor dan belt

lebar sisi sama

lebar sisi berbeda

panjang

lebar

tebal bahan

lebar

panjang

ALAT-ALAT POTONG

baut pengatur

protractor

sudut bilah lurus dan sejajar

sudut bilah lurus dan sejajar

baut pengatur

balok kayu

penggores

baut pengikat

pegangan

pegas

poros

baut pengatur

ujung jangka yang dikeraskan dan tempere

poros

gulungan benang

pengikat

tekuk arah atas 135(

tekuk arah bawah 90(

kaki

baut pengatur

pemutar

tuas pelepas rol

tuas pengatur tekanan

spindle

meja

k