sunyoto usman membedah modal sosial · modal sosial bersifat sosial tidak kasat mata (intangible),...

1
Sunyoto Usman Membedah "Modal Sosial" Dikirim oleh prasetyafisip pada 09 Maret 2018 | Komentar : 0 | Dilihat : 2675 Bedah buku oleh Sunyoto Usman Prof. Dr. Sunyoto Usman, guru besar Sosiologi FISIPOL Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bekerja sama dengan Program Studi Sosiologi FISIP UB untuk mengadakan Bedah Buku "Modal Sosial" yang merupakan karyanya. Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Sidang Lantai 7 Gedung B FISIP UB pada hari Kamis (08/03/2018) ini, secara garis besar, ingin memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa untuk dapat melakukan perubahan sosial tidak hanya dibutuhkan infrastruktur, modal fisik, dukungan finansial dan ketangguhan sumber daya manusia saja, melainkan relasi-relasi sosial yang melembagakan trust, reciprocal relationships (hubungan yang saling menguntungkan) dan jejaring sosial juga sangat diperlukan. Modal sosial bersifat sosial tidak kasat mata ( intangible), dan baru dapat diidentifikasi atau dipahami setelah orang melakukan hubungan sosial. Berbeda dengan ciri atau karakteristik modal fisik. Sunyoto menjelaskan bahwa ada 3 macam modal, yaitu fisik, manusia dan sosial. Fisik sifatnya dapat diukur, sedangkan modal manusia berkaitan dengan SDM. Sementara itu, modal sosial sering disamakan dengan modal manusia, padahal berbeda. Modal sosial bersifat intangible dan baru ketahuan setelah seseorang berhubungan dengan orang lain pada beberapa level, yaitu level kelompok, organisasi, komunitas, masyarakat. Sunyoto menambahkan bahwa indikator sebuah wilayah memiliki modal sosial yang tinggi adalah konflik rendah, hubungan pluralisme antar etnis dan agama harmonis, serta pemberian posisi bagus, misalnya tidak memandang latar belakang kesukuan. [Charisma/HUMAS FISIP/Humas UB] Artikel terkait Assessor AUN-QA, Visitasi Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Media Harus Proporsional Dalam Pemberitaan Bencana, Tidak Dikaitkan Dengan Politik FISIP UB Gelar Pelatihan dan Simulasi Penanganan Kebakaran Bahas Radikalisme di Indonesia, FISIP UB Adakan Refleksi Akhir Tahun 2019 Fasilitas Air Minum, Kontribusi FISIP UB dalam Menjaga Lingkungan

Upload: others

Post on 15-Feb-2020

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sunyoto Usman Membedah Modal Sosial · Modal sosial bersifat sosial tidak kasat mata (intangible), dan baru dapat diidentifikasi atau dipahami setelah orang melakukan hubungan sosial

Sunyoto Usman Membedah "Modal Sosial"

Dikirim oleh prasetyafisip pada 09 Maret 2018 | Komentar : 0 | Dilihat : 2675

Bedah buku oleh Sunyoto Usman

Prof. Dr. Sunyoto Usman, guru besar Sosiologi FISIPOL Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bekerja sama dengan Program Studi Sosiologi FISIP UB untuk mengadakan Bedah Buku "Modal Sosial" yang merupakan karyanya.

Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Sidang Lantai 7 Gedung B FISIP UB pada hari Kamis (08/03/2018) ini, secara garis besar, ingin memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa untuk dapat melakukan perubahan sosial tidak hanya dibutuhkan infrastruktur, modal fisik, dukungan finansial dan ketangguhan sumber daya manusia saja, melainkan relasi-relasi sosial yang melembagakan trust, reciprocal relationships (hubungan yang saling menguntungkan) dan jejaring sosial juga sangat diperlukan. Modal sosial bersifat sosial tidak kasat mata (intangible), dan baru dapat diidentifikasi atau dipahami setelah orang melakukan hubungan sosial. Berbeda dengan ciri atau karakteristik modal fisik.

Sunyoto menjelaskan bahwa ada 3 macam modal, yaitu fisik, manusia dan sosial. Fisik sifatnya dapat diukur, sedangkan modal manusia berkaitan dengan SDM. Sementara itu, modal sosial sering disamakan dengan modal manusia, padahal berbeda. Modal sosial bersifat intangible dan baru ketahuan setelah seseorang berhubungan dengan orang lain pada beberapa level, yaitu level kelompok, organisasi, komunitas, masyarakat. Sunyoto menambahkan bahwa indikator sebuah wilayah memiliki modal sosial yang tinggi adalah konflik rendah, hubungan pluralisme antar etnis dan agama harmonis, serta pemberian posisi bagus, misalnya tidak memandang latar belakang kesukuan. [Charisma/HUMAS FISIP/Humas UB]

    Artikel terkait

Assessor AUN-QA, Visitasi Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Media Harus Proporsional Dalam Pemberitaan Bencana, Tidak Dikaitkan Dengan PolitikFISIP UB Gelar Pelatihan dan Simulasi Penanganan KebakaranBahas Radikalisme di Indonesia, FISIP UB Adakan Refleksi Akhir Tahun 2019Fasilitas Air Minum, Kontribusi FISIP UB dalam Menjaga Lingkungan